BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. lebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan penelitian yang harus ditetapkan lebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga penelitian dapat dilakukan dengan terarah dan memudahkan dalam menganalisa permasalahan yang ada. Menurut kaizen, kemajuan yang diraih bukanlah hasil satu atau dua lompatan besar. kemajuan menurut kaizen dapat diraih karena perbaikan tanpa henti dalam beratus ratus bahkan beribu ribu kali perubahan dalam menghasilkan produk atau jasa, ide tentang perbaikan biasanya berasal dari para karyawan. Asumsi yang mendasari perubahan dalam kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada, artinya tidak ada kemajuan, produk, hubungan, sistem atau struktur yang sempurna kaizen selalu berusaha meningkatkan apa yang dicapainya dan pasti selalu ada orang lain yang menemukan ruang untuk mengadakan peningkatan. Sasaran utama dari kaizen adalah menghilangkan pemborosan-pemborosan yang tidak memberikan nilai tambah produk atau jasa dari perspektif konsumen. Pemborosan-pemborosan itu perlu dieliminir karena menimbulkan biaya-biaya yang menyebabkan berkurangnya profit. Disamping itu konsumen tidak mau menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.

2 76 Dalam menerapkan kaizen, para pemimpin perusahaan / organisasi di Jepang berpegang pada dua prinsip. Pertama, perlu proses atau cara kerja yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan proses atau cara kerja demikian, kita bisa bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk mendapatkan proses yang baik, para pemimpin perusahaan perlu mengetahui sumber masalah-masalah, kemudian meminta ide, gagasan atau solusi dari semua karyawannya. Bagaimanapun juga, merekalah yang menjalani pekerjaan sehari-hari atau dekat dengan pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik adalah solusi yang paling sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan. Kedua, memilih gagasan-gagasan yang bisa dilaksanakan, "mengeksekusinya", dan bersabar menunggu hasilnya. Prinsip yang dapat diambil dari kaizen : Kaizen melibatkan setiap karyawan dalam melakukan perubahan dalam banyak kasus kecil, perubahan bertahap. Berfokus pada identifikasi masalah pada sumbernya, memecahkan masalah tersebut pada sumbernya, dan mengubah standar untuk memastikan masalah tersebut tetap diselesaikan. Kaizen mengurangi sampah di area seperti persediaan, menunggu waktu, transportasi, gerakan pekerja, keterampilan karyawan, lebih dari produksi, kualitas kelebihan dan dalam proses.

3 77 Kaizen Meningkatkan pemanfaatan ruang, kualitas produk, penggunaan modal, komunikasi, kapasitas produksi dan retensi karyawan. Alih-alih berfokus pada besar, perbaikan intensif modal, kaizen berfokus pada investasi kreatif yang terus-menerus memecahkan sejumlah besar masalah kecil. Kaizen juga akan meningkatkan proses modal proyek, tetapi kekuatan sebenarnya dari kaizen adalah dalam proses yang sedang berlangsung secara terus-menerus melakukan perbaikan kecil yang memperbaiki proses dan mengurangi sampah. Dalam kaizen, masalah adalah kesempatan untuk memperbaiki Menyediakan sistem dimana perbaikan tersebut dikomunikasikan kepada karyawan lainnya. Berdasarkan jenis metodenya, penelitian ini termasuk kedalam penelitian experimen, yaitu penelitian dimana ada perlakuan terhadap variable independen untuk melihat apa yang terjadi pada variable dependen. Variable independen adalah variable perlakuan, dalam kasus ini contohnya cara kerja mesin atau jenis mesin dresser yang digunakan. Variable dependen adalah variable terikat, perubahan yang terjadi pada variable dependen adalah hasil dari variable independen (perlakuan). Dengan kata lain, output yang dihasilkan dari suatu penelitian eksperimen dilihat pada variable dependennya. Contoh variable dependen adalah kecepatan putaran

4 78 spindle mesin dresser atau cara pengoperasian mesin dresser tersebut. (Ronny K., 2009; 130) Penelitian ini dimulai dengan cara mencari permasalahan yang ada dijalur proses perakitan pintu, yaitu dengan cara mengamati secara langsung dilapangan. Setelah mendapatkan suatu masalah, maka selanjutnya melakukan studi pendahuluan dengan cara melihat data-data dan pengambilan sample secara random, pemilihan secara random menyangkut pemilihan sample yang dibuat sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi yang akan diteliti memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Setelah itu mengidentifikasi masalah, agar pokok permasalahan menjadi jelas. Untuk memulai menyelesaikan masalah tersebut, maka selanjutnya melakukan study literatur, sehingga dapat diketahui apa saja yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi mesin dan mencari solusi. Setelah itu mengumpulkan data-data yang selanjutnya dari data-data tersebut diolah, kemudian dianalisa. Sehingga dapat diambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam memecahkan masalah yang ada pada penelitian adalah : MULAI STUDI PENDAHULUAN IDENTIFIKASI MASALAH STUDI PUSTAKA

5 79 ` Pengumpulan data-data ; 1. Metode Kerja dengan sistem lama 2. Data kebutuhan elektroda cup tip 3. Data waktu siklus pengasahan dengan sistem lama 4. Jumlah siklus alat asah electroda cup tip 5. Total Biaya proses dengan menggunakan sistem lama Pengolahan data ; 1. Tahap tahap rancangan desain 2. Metode kerja setelah menggunakan sistem baru 3. Perhitungan waktu baku dengan sistem baru 4. Perhitungan jumlah siklus asah setelah menggunakan sistem baru Analisa dan evaluasi hasil : 1. Tingkat effisiensi mesin setelah modifikasi 2. Kapasitas produksi 3. Saving cost KESIMPULAN & SARAN SELESAI Gambar Bagan Langkah Pemecahan Masalah

6 80 Penjelasan langkah langkah dalam model penyelesaian Perancangan sistem alat asah elektroda cup tip ø 16 mm adalah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan kegiatan awal yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan melakukan pengamatan langsung terhadap proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm yang akan mengarahkan ke tahapan penelitian berikutnya. Hal ini dilakukan karena dibutuhkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan serta mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya. Hasil pengamatan ini diharapkan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mencari solusi dari masalah yang akan ditemui. Perbaikan proses alat asah elektroda cup tip ø 16 mm ini dilakukan dengan merubah sistem kerja dari konvensional menjadi automatic. Perubahan sistem kerja ini dapat menurunkan biaya produksi juga memungkinkan waktu standar kerja menjadi lebih kecil. Dengan semakin kecil waktu standar proses kerja maka kapasitas produksi akan meningkat. Dari hasil pengamatan langsung dilapangan, diperoleh 3 komponen alat asah yang perlu dimodifikasi agar diperoleh hasil kerja alat asah yang lebih optimal, adapun komponen alat asah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Handle alat asah masih konvensional, dimana operator melakukan proses dresser dengan menggerakkan tuas atau handle naik dan turun, dan pada saat terjadi pemakanan antara mata pisau dengan material cup tip, operator

7 81 harus melakukan check beberapa kali untuk memastikan terjadi pemakanan yang sempurna. 2. Meja kerja tempat electroda cup tip diletakkan untuk dilakukan pengasahan masih konvensional, dimana operator memutarkan meja kerja secara manual (dengan tangan). 3. Cara pelepasan electroda cup tip masih konvensional, dimana setelah electroda cup tip selesai diasah operator harus melepas electroda cup tip dari meja kerja dengan menggunakan tangan (diungkit dengan kunci electroda cup tip). Berikut ini adalah gambar cara kerja dalam pengasahan electroda cup tip ø 16 mm sebelum dilakukan modifikasi. Gambar Cara kerja Alat asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum modifikasi

8 Identifikasi Masalah Pada tahapan ini, penulis melakukan pengamatan dilapangan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul, memperjelas masalah tersebut sehingga dapat dicari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Agar kondisi penelitian ini dapat terjaga maka diperlukan suatu studi lebih lanjut mengenai faktor faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya masalah. 3.3 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan petunjuk tentang langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah yang terkait dengan perancangan sistem baru alat asah elektroda cup tip ø 16 mm, sehingga didapat suatu penyelesaian masalah yang memberikan nilai lebih terhadap proses kerja dan keuntungan secara finansial. Studi pustaka dilakukan dengan membaca literatur-literatur seperti buku, artikel / jurnal, data perusahaan, ataupun internet. 3.4 Pengumpulan Data Setelah melakukan studi pustaka, penulis mengumpulkan data data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas untuk dapat memperkuat analisis penulis, sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang akurat. Data data yang diperlukan diantaranya :

9 83 1. Layout pertukaran elektroda cup tip ø 16 mm antara cup tip yang akan di asah dan yang sudah diasah pada jalur perakitan pintu Xenia / Avanza di PT. Astra Daihatsu Motor 2. Metode kerja alat asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum modifikasi 3. Kebutuhan elektroda cup tip ø 16 mm per shift 4. Waktu siklus asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum modifikasi 5. Jumlah siklus asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum dan setelah modifikasi 6. Pengeluaran biaya dalam proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm Untuk mengumpulkan data-data tersebut maka penulis menggunakan beberapa metode teknik pengumpulan data, teknik tersebut antara lain: 1. Penelitian lapangan Penelitian lapangan dilakukan dengan melihat langsung proses produksi dan mengukur waktu kerja produksi, melihat masalah yang timbul dan mencari alternatif solusi yang digunakan. 2. Pengambilan data tertulis Pengambilan data tertulis dengan mengambil data-data yang dimiliki oleh objek yang berkaitan dengan proses produksi dan biaya produksi. 3. Studi kepustakaan Metode ini dilakukan dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan bahasan mengenai materi yang ditulis.

10 Pengolahan Data Data-data yang diperoleh diatas selanjutnya akan diolah untuk memperoleh hasil yang berguna dan akurat dalam perancangan sistem kerja alat asah elektroda cup tip ø 16 mm yang baru. Pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Membuat rancangan desain dan pabrikasi sehingga diperoleh hasil kerja alat asah yang lebih optimal 2. Hasil perancangan desain sehingga dihasilkan metode kerja pengasahan yang baru 3. Perhitungan waktu baku alat asah elektroda cup tip ø 16 mm setelah modifikasi 4. Membuat perbandingan jumlah siklus asah antara alat asah sebelum dan setelah modifikasi 3.6 Analisa Data Aspek Teknik Dengan dilakukannya pengkajian dari aspek teknis pada perancangan sistem baru alat asah elektroda cup tip ø 16 mm, maka dapat diketahui seberapa optimal hasil kerja alat asah tersebut dan berapa besar tingkat produktifitasnya. Adapun pengkajian aspek teknis tersebut meliputi : 1. Tingkat Effisiensi Mesin 2. Perbandingan kapasitas produksi mesin dresser elektroda cup tip ø 16 mm sebelum dan sesudah modifikasi

11 Aspek biaya Setelah memperoleh kajian dari aspek teknis, maka kita dapat menghitung perbandingan besarnya biaya yang dikeluarkan antara sistem lama dengan sistem baru. Biaya-biaya tersebut diasumsikan dalam kondisi normal, dimana biaya diambil dari data standard pemakaian biaya manufakturing, dan kemudian data tersebut digunakan untuk menghitung besarnya pengeluaran biaya proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm Saving Cost Saving cost adalah total biaya yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara beberapa biaya yang dikeluarkan setelah modfikasi. Dan saving cost tersebut dihitung dalam pemakaian alat asah selama kurun waktu 1 tahun. 3.7 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Setelah proses analisa data melalui aspek teknis dan aspek biaya yang kemudian dapat dihitung saving cost yang diperoleh setelah modifikasi, hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan penarikan kesimpulan sesuai dengan hasil aspek tersebut, sehingga diperoleh keuntungan yang besar dari adanya peningkatan produktivitas kerja dan pengurangan beban kerja operator.

12 Saran Perancangan ini dapat ditinjau lebih lanjut untuk memperoleh sistem kerja alat asah yang lebih optimal dengan menambahkan sistem PLC dan sensor sehingga sistem kerja menjadi full automation. Perancangan ini juga diharapkan dapat membantu dalam perubahan standard kerja sistem alat asah untuk project-project welding selanjutnya.