BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Tabel 4.1 Input Data Umum INPUT DATA UMUM Depresiasi Mesin (Tahun) 5 MARR 18% N Sisa 15% Inflasi 5% PPN 10% PPh 10% Kenaikan Upah/Th 5% Kenaikan Biaya/Th 5% Jam kerja shift 1 (Menit/Hari) 440 Jam kerja shift 2 (Menit/Hari) 395 Jam kerja shift 3 (Menit/Hari) 400 Jumlah hari kerja / minggu (hari) 5 Produksi/Th (unit) 410,344 Kenaikan Penjualan / Th 5% Maintenance (per Tahun) Rp 20,000,000 Asuransi (per Tahun) Rp 10,000,000 Electrik (per kwh) Rp 796 Upah (per Bulan) Rp 1,800,000 Sumber : PT Gemala Kempa Daya Gambar 4.1 Lay Out Proses Manual Welding

2 20 # 1 # 3 # 2 Gambar 4.2 Lay Out Proses Welding Robot Tabel 4.2 Data Kapasitas Produksi Process Produksi MP Jumlah Robot Unit / Jam Manual Welding Welding Robot Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.3 Data Consumable per Unit No. Material Size/spec Usage/Unit Satuan Harga/Satuan Cost /Unit 1 Welding Wire Ø Kg Rp 20,240 Rp 7, Gas Co Kg Rp 4,167 Rp Anti Spatter Ltr Rp 2,520,000 Rp 1, Contact Tip Ø pce Rp 8,700 Rp Nozzle TGN pce Rp 29,327 Rp Total Consumable Cost / Unit Rp 9,535 Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.4 Data Jam Kerja Produksi Efektif NO Waktu Kerja Menit/Hari Jam/Hari Jam/Tahun (standard) Jam/Tahun (all day) 1 Shift Shift Shift TOTAL Sumber : PT Gemala Kempa Daya

3 21 Tabel 4.5 Data Biaya Bahan Baku / Unit Item Cost / Unit 1 Material Cost 21,548 2 Purchased Part Cost 1,780 3 Manufacturing Cost 6,641 4 Sub Total = (1)+(2)+(3) 29,969 5 Administration Charge = (4) x 7.5% 2,248 6 Profit = (3) x 7.5 % Tooling Cost 9,632 8 Sub Total = (5)+(6)+(7) 12,378 TOTAL 42,347 Sumber : PT Gemala Kempa Daya Tabel 4.6 Data Spec Welding Robot Model Name Pow er source Voltage Frekwensi Rated input YA-1RAR series 500KR2 3-Phase 200VAC ± 20V 50/60Hz 6kVA (4.8kW) Model Name Sumber : PT Gemala Kempa Daya Applicable thickness Output current Tabel 4.7 Data Spec Welding Machine Thyrister controlled CO2/MAG welding 500KR mm A Rated duty cycle 60% Rated input Sumber : PT Gemala Kempa Daya 31.9kVA (28.1kW)

4 Pengolahan Data Perhitungan Loading per Tahun Tabel 4.8 Perhitungan Loading (Total Jam Kerja per Tahun) untuk 1 Manual Welding Line + 1 Welding Robot Line Process Produksi Kapasitas Unit / Jam Manual Welding 53 Welding Robot 38 Total Unit / Jam Unit / Tahun Total Jam / Tahun ,344 4,510 Perhitungan : Kapasitas produksi manual welding: 53 Unit / Jam Kapasitas produksi robot welding : 38 Unit / Jam Total kapasitas produksi = kapasitas produksi manual welding + kapasitas produksi welding robot = 53 unit / jam + 38 unit / jam = 91 unit / jam Total loading per tahun = loading unit per tahun / total kapasitas produksi = 410,344 (unit / tahun) / 91 (unit / jam) = 4,510 jam / tahun Tabel 4.9 Perhitungan Loading (Total Jam Kerja per Tahun) untuk 2 Welding Robot Line Process Produksi Kapasitas Unit / Jam Welding Robot 1 38 Welding Robot 2 38 Total Unit / Jam Unit / Tahun ,344 Total Jam / Tahun 5,400 Perhitungan : Kapasitas produksi welding robot : 38 Unit / Jam Total kapasitas produksi = kapasitas produksi manual welding x 2 = 38 unit / jam x 2 = 76 unit / jam Total loading per tahun = loading unit per tahun / total kapasitas produksi = 410,344 (unit / tahun) / 76 (unit / jam) = 5,400 jam / tahun

5 23 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Loading per Tahun Dengan adanya grafik diatas maka dapat diketahui bahwa waktu produksi untuk kedua alternatif produksi tersebut dikerjakan dalam waktu tiga shift setiap harinya. Sedangkan untuk perbandingan loading dan kapasitas produksi per jam dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Loading Vs Capacity per Jam Melihat grafik diatas, diketahui bahwa kapasitas produksi saat ini masih jauh diatas loading per jam sehingga membuat stok barang menjadi melebihi

6 24 kapasitas. Dengan penambahan robot welding, kapasitas produksi menjadi berkurang dari 91 unit/jam menjadi 76 unit/jam, akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena masih diatas loading produksi yaitu 75.5 unit/jam. Mengingat tujuan dari perbaikan ini adalah mengurangi biaya langsung (MP) dan penerapan teknologi maka penurunan kapasitas produksi tersebut tidak menjadi masalah. Namun, apabila tahun mendatang terjadi peningkatan produksi maka akan dilakukan analisa dan perbaikan kembali untuk peningkatan kapasitas produksi Perhitungan Biaya Bahan Baku Item Tabel 4.10 Perhitungan Biaya Bahan Baku Cost / Unit Qty Biaya Bahan Baku 1 Material Cost Rp 21, ,344 Rp 8,842,165,266 2 Purchased Part Cost Rp 1, ,344 Rp 730,412,320 3 Manufacturing Cost Rp 6, ,344 Rp 2,724,995,826 4 Sub Total = (1)+(2)+(3) Rp 29,969 Rp 12,297,573,412 5 Administration Charge Rp 2, ,344 Rp 922,318,006 6 Profit = (3) x 7.5 % Rp ,344 Rp 204,374,687 7 Tooling Cost Rp 9, ,344 Rp 3,952,592,237 8 Sub Total = (5)+(6)+(7) Rp 12,378 Rp 5,079,284,930 TOTAL Contoh perhitungan : Rp 42,347 Rp 17,376,858,342 Material cost/tahun = cost per unit x quantity produksi = Rp. 21,548 x 410,344 = Rp. 8,842,165,266 Total biaya bahan baku/tahun = material cost + purchased part cost + manufacturing cost + administrator charge + profit + tooling cost = Rp. 8,842,165,266 + Rp. 730,412,320 + Rp. 2,724,995,826 + Rp. 922,318,006 + Rp. 204,374,687 + Rp. 3,952,592,237 = Rp. 17,376,858,342

7 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tabel 4.11 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk 1 Manual Welding Line + 1 Robot Welding Line Line Jabatan Jumlah Upah / Bulan Upah / Tahun Manual Welding Operator Welding #1 3 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Operator Welding #2 3 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Operator Finishing 3 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Welding Robot Operator Setting 3 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Total Rp 259,200,000 Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Kerja Langsung untuk 2 Robot Welding Line Line Jabatan Jumlah Upah / Jam Upah / Tahun Welding Robot 1 Operator Setting 3 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Welding Robot 2 Operator Setting 3 Rp 1,800,000 Rp 64,800,000 Total Contoh perhitungan : Rp 129,600,000 Biaya tenaga kerja langsung untuk operator welding #1 (manual welding) : Diketahui upah / bulan = Rp. 1,800,000 dan jumlah = 3 operator Upah per tahun = (upah / bulan) x jumlah oprator x 12 = Rp. 1,800,000 x 3 x 12 = Rp. 64,800,000 Total upah per tahun untuk 1 robot welding + manual welding = upah operator welding #1 + upah operator welding # + upah operatorwelding #3 + upah operator setting = Rp. 64,800,000 + Rp. 64,800,000 + Rp. 64,800,000 + Rp. 64,800,000 = Rp. 259,200, Perhitungan Biaya Consumable Tabel 4.13 Perhitungan Biaya Consumable No. Material Size/spec Kebutuhan/Unit Satuan Harga/Satuan Biaya/Unit Unit/Tahun Cost / Tahun 1 Welding Wire Ø Kg Rp 20,240 Rp 7, ,344 Rp 3,147,055,932 2 Gas Co Kg Rp 4,167 Rp 6 410,344 Rp 2,616,189 3 Anti Spatter Ltr Rp 2,520,000 Rp ,344 Rp 35,014,737 4 Contact Tip Ø pce Rp 8,700 Rp ,344 Rp 17,849,964 5 Nozzle TGN pce Rp 29,327 Rp ,344 Rp 24,068,089 Contoh perhitungan : Total Consumable Cost / Tahun Welding wire cost/tahun = biaya/unit x unit/tahun Rp 3,226,604,911

8 26 = Rp. 7,669 x 410,344 = Rp. 3,147,055, Perhitungan Biaya Listrik Tabel 4.14 Perhitungan Biaya Listrik Line Mesin Jumlah kw Jam / Tahun kwh Biaya / Tahun Total 1 Manual Welding + 1 Welding Machine , ,731 Rp 201,755,752 Rp 319,865,436 Welding Robot Welding Robot + Welding Machine , ,379 Rp 118,109,684 Welding Robot Welding Robot + Welding Machine , ,379 Rp 236,219,368 Rp 236,219,368 Contoh perhitungan : Diketahui biaya listrik per kwh : Rp. 796 Welding machine electricity cost : jumlah mesin x kw x jam/tahun x Rp/kWh : 2 unit x 28,1 kw/unit x 4,510 jam/tahun x Rp. 796/kWh : Rp. 201,755,752 /tahun Total cost : Welding machine electricity cost + Welding robot electricity cost : Rp. 201,755,752 /tahun + Rp. 118,109,684 /tahun : Rp. 319,865,436 /tahun Perhitungan Investasi dan Depresiasi Tabel 4.15 Perhitungan Investasi dan Depresiasi Line 1 Manual Welding Line + 1 Welding Robot Line Jenis Aktiva Jumlah (Unit) Umur (Th) Harga Total Harga N Sisa (15%) Depresiasi Welding Robot 1 5 Rp 600,000,000 Rp 600,000,000 Rp 90,000,000 Rp 102,000,000 2 Welding Robot Line Welding Robot 2 5 Rp 600,000,000 Rp 1,200,000,000 Rp 180,000,000 Rp 204,000,000 Contoh perhitungan : a. Depresiasi 2 Welding Robot Dari data diketahui jumlah = 2 unit, umur = 5 tahun dan harga Rp. 600,000,000 / unit Total harga : jumlah x harga : 2 unit x Rp. 600,000,000/unit : Rp. 1,200,000,000 Nilai sisa : 15 % x harga x jumlah

9 27 Depresiasi : : 15% x Rp. 600,000,000 x 2 : Rp. 180,000,000 : : Rp. 204,000, Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Tabel 4.16 Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk 1 Manual Welding & 1 Welding Robot NO URAIAN BIAYA/TAHUN 1 Bahan Langsung Rp 17,376,858,342 2 Tenaga Kerja Langsung Rp 259,200,000 3 Overhead Pabrik Fixed Cost Maintenance Rp 20,000,000 Depresiasi Rp 102,000,000 Asuransi Rp 10,000,000 Total Fixed Cost Rp 132,000,000 Variable Cost Consumable Rp 3,226,604,911 Listrik Rp 319,865,436 Total Variable Cost Rp 3,546,470,347 4 Total Biaya Produksi Rp 21,314,528,688 Harga Jual = Total Biaya Produksi + Profit Profit = Total Biaya Produksi * 10 % Rp 2,131,452,869 Harga Jual Rp 23,445,981,557 Harga Pokok Penjualan = Total Biaya Produksi /(Jumlah Prod/th) Jumlah Produksi per Tahun 410,344 Harga Pokok Penjualan per Unit Rp 51,943 Harga Jual per Unit = Harga Jual / (Jumlah Prod/th) Harga Jual per Unit Rp 57,137

10 28 Tabel 4.17 Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk 2 Welding Robot NO URAIAN BIAYA/TAHUN 1 Bahan Baku Rp 17,376,858,342 2 Tenaga Kerja Langsung Rp 129,600,000 3 Overhead Pabrik Fixed Cost Maintenance Rp 40,000,000 Depresiasi Rp 204,000,000 Asuransi Rp 20,000,000 Total Fixed Cost Rp 264,000,000 Variable Cost Consumable Rp 3,226,604,911 Listrik Rp 236,219,368 Total Variable Cost Rp 3,462,824,279 4 Total Biaya Produksi Rp 21,233,282,620 Harga Jual = Total Biaya Produksi + Profit Profit = Total Biaya Produksi * 10 % Rp 2,123,328,262 Harga Jual Rp 23,356,610,882 Harga Pokok Penjualan = Total Biaya Produksi /(Jumlah Prod/th) Jumlah Produksi per Tahun 410,344 Harga Pokok Penjualan per Unit Rp 51,745 Harga Jual per Unit = Harga Jual / (Jumlah Prod/th) Harga Jual per Unit Rp 56,920 Contoh perhitungan HPP untuk 1 Manual Welding & 1 Welding Robot : Diketahui : Jumlah Produksi = 410,344 unit / tahun Bahan Baku = Rp. 17,376,858,342 Tenaga Kerja Langsung = Rp. 259,200,000 Overhead Pabrik : Fixed Cost : Maintenance = Rp. 20,000,000 Depresiasi = Rp. 102,000,000 Asuransi = Rp. 10,000,000 Total Fixed Cost = Maintenance + Depresiasi + Asuransi = Rp. 20,000,000 + Rp. 102,000,000 + Rp. 10,000,000 = Rp. 132,000,000

11 29 Variable Cost : Consumable = Rp. 3,226,604,911 Listrik = Rp. 319,865,436 Total VC = Consumable + Listrik = Rp. 3,226,604, ,865,436 = Rp. 3,546,470,347 Total Biaya Produksi = Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Fixed Cost + Variable Cost = Rp. 17,376,858,342 + Rp. 259,200,000 + Rp. 132,000,000 + Rp. 3,546,470,347 = Rp. 21,339,528,688 Profit = Harga Pokok Produksi x 10% = Rp. 21,314,528,688 x 10% = Rp. 2,131,452,869 Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Profit = Rp. 2,131,452,869 + Rp. 2,131,452,869 = Rp. 23,445,981,557 Harga Jual per Unit = Harga Jual / (jumlah produksi / tahun) = Rp. 23,445,981,557 / 410,344 = Rp. 57, Perhitungan Break Even Point Tabel 4.18 Perhitungan Break Even Point Uraian Per Tahun Penjualan Rp 23,445,981,557 Fixed Cost Maintenance Rp 40,000,000 Depresiasi Rp 204,000,000 Asuransi Rp 20,000,000 Total Fixed Cost Rp 264,000,000 Variable Cost Consumable Rp 3,226,604,911 Listrik Rp 236,219,368 Total Variable Cost Rp 3,462,824,279 Break Even Point (BEP-Rp) Rp 309,747,806 Break Even Point (BEP-unit) 5,442 Contoh perhitungan break even point :

12 30 Penjualan diambil dari nilai penjualan pada tabel harga pokok penjualan. Penjualan = Rp. 23,445,981,557 Fixed Cost diambil dari tabel HPP : Maintenance = Rp. 40,000,000 Depresiasi = Rp. 204,000,000 Asuransi = Rp. 20,000,000 Total Fixed Cost = Maintenance + Depresiasi + Asuransi = Rp. 40,000,000 + Rp. 204,000,000 + Rp. 20,000,000 = Rp. 264,000,000 Variable Cost diambil dari tabel HPP Consumable = Rp. 3,226,604,911 Listrik = Rp. 236,219,368 Total Variable Cost = Consumable + Listrik = Rp. 3,226,604,911 + Rp. 236,219,368 = Rp. 3,462,824,279 BEP (Rp) Tahun ke-n = = = Rp. 309,747,806 Harga jual per unit diambil dari tabel HPP senilai Rp. 62,043, maka : BEP (unit) Tahun ke-n = = = 5, Perhitungan Payback Period

13 31 Tabel 4.19 Perhitungan Payback Period Tahun Ke- Pengeluaran Pemasukan Margin Depresiasi 0 Rp 600,000,000 Rp - Rp - 1 Rp - Rp 81,246,068 Rp 204,000,000 2 Rp - Rp 81,246,068 Rp 204,000,000 3 Rp - Rp 81,246,068 Rp 204,000,000 4 Rp - Rp 81,246,068 Rp 204,000,000 5 Rp - Rp 81,246,068 Rp 204,000,000 Tabel 4.20 Perhitungan Payback Period (Lanjutan) Net Cash Flow Kumulatif Net Cash Flow Rp (600,000,000) Rp (600,000,000) Rp 285,246,068 Rp (314,753,932) Rp 285,246,068 Rp (29,507,864) Rp 285,246,068 Rp 255,738,204 Rp 285,246,068 Rp 540,984,272 Rp 285,246,068 Rp 826,230,340 Contoh perhitungan payback period untuk tahun ke-0 : Pengeluaran Pengeluaran diambil dari nilai investasi yang dilakukan, yaitu sebesar Rp. 600,000,000 Pemasukan Margin Margin merupakan perbedaan biaya produksi saat ini dan biaya produksi setelah penambahan welding robot. Margin untuk tahun ke-0 adalah bernilai Rp. 0 Depresiasi Depresiasi untuk tahun ke-0 adalah bernilai Rp. 0 Net Cash Flow Net Cash Flow = Total Pemasukan Total Pengeluaran = Rp. 0 - Rp. 600,000,000 = Rp. (600,000,000) Kumulatif Net Cash Flow KNCF Tahun ke-0 = = Rp. (600,000,000) Contoh perhitungan payback period untuk tahun ke-2 :

14 32 Pengeluaran Pengeluaran diambil dari nilai nilai angsuran pokok, Rp. 0 (tidak ada pinjaman) Pemasukan Margin Margin merupakan perbedaan biaya produksi saat ini dan biaya produksi setelah penambahan welding robot. Margin untuk tahun ke-2 = Rp. 21,314,528,688 Rp. 21,233282,620 = Rp. 81,246,068 Depresiasi Depresiasi untuk setiap tahun sama dan diambil dari depresiasi dari tabel investasi dan depresiasi, yaitu sebesar Rp. 204,000,000 Net Cash Flow Net Cash Flow = Total Pemasukan Total Pengeluaran = Rp. 285,246,068 - Rp. 0 = Rp. 285,246,068 Kumulatif Net Cash Flow KNCF Tahun ke-2 = = Rp. (29,507,864) Pay Back Period = if ( if (, if (, if (, if (, tidak ada payback ))))) Pay Back Period = 2,1 tahun Perhitungan Internal Rate of Return Diketahui : PW R = Rp. 1,426,230,340 PW E = Rp. 600,000,000 Perhitungan IRR :

15 33 PW R - PW E = 0 Rp. 1,426,230,340 (P/F, i%, 5) - Rp. 600,000,000 = 0 (P/F, i%, 5) = Rp. 600,000,000 / Rp. 1,426,230,340 (P/F, i%, 5) = 0,421 Dari persamaan diketahui bahwa kita harus mencari nilai i (IRR) sehingga (P/F, i%, 5) = 0,421. Nilai i akan bisa kita dapatkan dengan melakukan pendekatan beberapa nilai i melalui tabel bunga. Bila dimasukkan i = 12 % akan diperoleh : (P/F, 12%, 5) = 0,5674 Bila dimasukkan i = 20 % akan diperoleh : (P/F, 20%, 5) = 0,4019 Dari data diatas kita bisa melakukan interpolasi linier sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : % 4.3 Analisis Data Analisa Investasi Perusahaan Investasi yang dilakukan perusahaan adalah penambahan mesin welding robot dengan jumlah satu set. Investasi yang harus dikeuarkan sejumlah Rp. 600,000,000. Biaya tersebut untuk pembelian weling robot, welding machine dan welding jig. Nilai depresiasi atau nilai penyusutan sebuah mesin welding robot yang telah dihitung atas investasi yang dilakukan sesuai dengan umur yang telah dipakai adalah sebesar Rp. 102,000,000 / tahun. Dengan penambahan mesin welding robot maka perusahaan akan memiliki dua set mesin welding robot dengan total depresiasi

16 34 adalah sebesar Rp. 204,000,000. Seluruh biaya investasi ditanamkan dari modal perusahaan Analisis Harga Pokok Penjualan (HPP) Tabel 4.19 menunjukkan bahwa harga pokok penjualan BCSB pada 1 manual welding line + 1 welding robot line adalah sebesar Rp. 21,314,528,688. Jika dibandingkan, 2 welding robot line memerlukan biaya yang lebih murah untuk memproduksi BCSB. Hal ini disebabkan karena total biaya manufaktur untuk 1 manual welding line + 1 welding robot line lebih besar jika dibadingkan dengan total biaya manufaktur untuk 2 welding robot line. Selain itu, biaya tenaga kerja langsung pada 1 manual welding line + 1 welding robot line, lebih besar jika dibandingkan dengan 2 welding robot line. Jika menggunakan 2 welding robot line maka harga jual per unit dari Rp. 57,137 akan berkurang menjadi Rp. 56, Analisa Break Even Point (BEP) Dengan penambahan robot welding, maka pada tahun pertama jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai break even point adalah sebesar 5,442 unit. Jumlah ini merupakan produk yang harus dijual persahaan agar dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi. Biaya-biaya tersebut berupa biaya tetap (maintenance, depresiasi dan asuransi) dan biaya tidak tetap (consumable dan listrik) Analisa Payback Period Pemasukan yang dihitung adalah jumlah dari laba bersih yang didapatkan setiap tahunnya dan nilai depresiasi yang tetap setiap tahunnya. Nilai laba bersih yang didapat adalah sedah merupakan hasil pengurangan pajak sehingga merupakan keuntungan bersih yang akan didapat oleh perusahaan. Sedangkan pengeluaran perusahaan dihitung dari investasi yang dikeluarkan pada tahun awal sebagai biaya penambahan 1 welding robot. Aliran kas yaitu selisih antara pemasukan dan pengeluaran dari tahun ke tahun bertambah besar. Hal ini disebabkan karena laba bersih yang diterima oleh persahaan dari tahun ke tahun bertambahn besar sehingga keuntungan yang diterima oleh perusahaan lebih besar.

17 35 Setelah dihitung maka hasil dari perhitungan pay back period adalah 2,1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengembalikan biaya investasi yang telah ditanam untuk pembelian 1 unit welding robot pada perusahaan dibutuhkan waktu 2,1 tahun Analisa Internal Rate of Return Setelah dihitung dengan menggunakan rumus maka nilai IRR yang didapat adalah 19,09 %. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase MARR yaitu sebesar 18 %. Maka dari itu kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa jika nilai IRR lebih besar jika dibandingkan dengan nilai MARR maka proyek investasi ini layak untuk dilaksanakan.

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ROBOT DI WELDING LINE BCSB PT. GEMALA KEMPA DAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ROBOT DI WELDING LINE BCSB PT. GEMALA KEMPA DAYA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ROBOT DI WELDING LINE BCSB PT. GEMALA KEMPA DAYA Miftakhu Za im Universitas Bina Nusantara, Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, 021 5345830, miftakhu_zaim@ymail.com,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik 126 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang 113 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 154 BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 125 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

BAB IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 148 BAB IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 163 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 144 BAB IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 134 BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI 25.000 MENJADI 30.000 PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA Asep Ihsan Dinika 1, Doddy Chandrahadinata 2, Erwin Gunadhi 3 Jurnal Kalibrasi

Lebih terperinci

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses) 115 CONTOH PERHITUNGAN PRODUKSI UNTUK TAHUN KE-1 Kapasitas Terpasang Gula Rafinasi KPT yang digunakan untuk PT. Dharmapala Usaha Sukses sebesar 500.000 ton/tahun. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang 122 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Antagonishop Apparel adalah salah satu perusahaan di kota Bandung yang menekuni usaha di bidang percetakan sablon kaos oblong digital. Perusahaan ingin melakukan ekspansi usaha dengan membeli

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 160 BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan 45 Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan Merangkai alat Pengelasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS EKONOMI

BAB VI ANALISIS EKONOMI Prarancangan Pabrik Methacrolein 82 BAB VI ANALISIS EKONOMI Pada prarancangan pabrik Methacrolein ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui kelayakan pabrik yang dirancang

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada prarancangan pabrik Etil klorida ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini menguntungkan dari segi ekonomi

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB VI ANALISA EKONOMI

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik acrylamide dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud mengetahui prarancangan pabrik menguntungkan atau tidak. Komponen terpenting dari prarancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik sikloheksana ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan atau tidak. Komponen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id I. Pentinnya Studi Kelayakan Usaha

Lebih terperinci

ABSTRAK. Penggunaan mesin Auto cutter Metoda Analisa Kelayakan Investasi Proyek 1. Proyek 2 (Jaket)

ABSTRAK. Penggunaan mesin Auto cutter Metoda Analisa Kelayakan Investasi Proyek 1. Proyek 2 (Jaket) ABSTRAK Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan laba dalam persaingan yang semakin ketat pada industri manufacturing di Indonesia maupun terhadap luar negeri, terutama dalam bidang industri garment, dapat

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang 50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI 81 BAB VI ANALISA EKONOMI Analisa ekonomi berfungsi untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat menguntungkan atau tidak dan layak atau tidak layak jika didirikan. Perhitungan evaluasi ekonomi

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 STUDI KELAYAKAN PROYEK RELAYOUT LINE 1 AREA WELDING 1A PADA PT. AHM Gerald Daniel Erianto NIM: 1000890743

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB VI ANALISIS EKONOMI

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB VI ANALISIS EKONOMI BAB VI ANALISIS EKONOMI Tujuan dari analisa ekonomi adalah untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat menguntungkan atau tidak dan layak atau tidak jika didirikan. Perhitungan evaluasi ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Pasar dan Pemasaran Gula Tahun Jawa Luar Jawa Jumlah Peningkatan (%) 1990 1,693,589 425,920 2,119,509-1991 1,804,298 448,368 2,252,666 6.28

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada prarancangan pabrik 1-heptena ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini menguntungkan dari segi ekonomi

Lebih terperinci

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat. 42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Gemala Kempa Daya berdiri pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Parts sebagai bisnis utamanya. Menjawab tantangan pasar PT. GKD melengkapi

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS LINE BALANCING UNTUK KESEIMBAGAN PROSES PRODUKSI DI LINE WRE PT. GEMALA KEMPA DAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS LINE BALANCING UNTUK KESEIMBAGAN PROSES PRODUKSI DI LINE WRE PT. GEMALA KEMPA DAYA LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS LINE BALANCING UNTUK KESEIMBAGAN PROSES PRODUKSI DI LINE WRE PT. GEMALA KEMPA DAYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Tugas Akhir Pada Program Strata Satu (S-1) Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT.Palingda Nasional adalah perusahaan yang memproduksi VELG untuk kendaraan kategory 2-3 atau biasa digunakan oleh Truk & Bus. Velg

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI digilib.uns.ac.id 155 BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik asetaldehida ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS EKONOMI

BAB VI ANALISIS EKONOMI Dari Metanol dan Asam Benzoat BAB VI ANALISIS EKONOMI Pada prarancangan pabrik metil benzoat ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR L 1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Making merupakan salah

Lebih terperinci

BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN

BIAYA BAHAN LANGSUNG YANG DIGUNAKAN LK 6.1 dari 10 L.6.1 Penentuan Pendapatan/Penjualan (Dari lembar kerja L3.8) Bulan : M-1 M-2 M-3 M-4 PENDAPATAN A. Penjualan Kotor B. Komisi (Commissions) max 10% dari penjualan C. Pengembalian (Returns

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT 41 BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada bab-bab sebelumnya, maka kami dapat melakukan pengolahan, perhitungan, dan analisa data seperti yang akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci