HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang terletak di Utara Pantai Jawa dengan luas wilayah Km 2. Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Indramayu terletak pada Bujur Timur dan Lintang Selatan. Sementara itu, topografi Kabupaten Indramayu sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata persen. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan cukup tinggi, maka daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air. Luas wilayah Indramayu yang tercatat seluas Ha terdiri atas Ha tanah sawah (54.35%) dan luas tanah kering Ha (45.65%) (Anonim 2008). Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu (Desember 2007) sebesar jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0.51 persen dan kepadatan penduduk 838 jiwa/km 2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Karangampel yaitu sebesar jiwa/km 2, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Cantigi (240 jiwa/km 2 ) (Anonim 2007). Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu Tahun 2007, jumlah sekolah dasar tercatat sebanyak 882, dengan siswa dan guru. Di tingkat SMP jumlah sekolah tercatat sebanyak 148, dengan siswa dan guru. Sementara itu, pada tingkat SMA, gedung sekolah yang tercatat sebanyak 52, dengan siswa dan guru. Sekolah menengah kejuruan tercatat memiliki 45 sekolah, siawa dan guru (Anonim 2007). Kabupaten Indramayu memiliki 31 kecamatan. Kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Kecamatan Indramayu, Kecamatan Sindang, Kecamatan Karangampel dan Kecamatan Kandanghaur. Kecamatan Indramayu merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Indramayu, yaitu lokasi Kantor Bupati. Faktor kemudahan akses menjadi salah satu penyebab Kecamatan Indramayu memiliki jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu sebesar jiwa. Sebagai pusat pemerintahan, Kecamatan Indramayu memiliki fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dalam bidang pendidikan, Indramayu merupakan kecamatan

2 40 yang memiliki jumlah sekolah dasar (50) dan menengah pertama (9) terbanyak se-kabupaten. Kecamatan Sindang adalah kecamatan yang memiliki jarak terdekat (2 Km) dengan Kecamatan Indramayu, sehingga dapat disebut sebagai pusat pemerintahan kedua setelah Kecamatan Indramayu. Selain itu, di Kecamatan Sindang juga terdapat beberapa kantor pemerintahan, seperti Kantor Dinas Pendidikan, Kantor Koperasi Perindustrian dan Perdagangan serta Kantor Dinas Kesehatan. Jumlah siswa terbanyak berada pada tingkat sekolah dasar, yaitu sebanyak siswa. Namun, jumlah guru terbanyak dimiliki oleh sekolah menengah pertama, yaitu sebanyak 264 guru (Tabel 4). Tabel 4 Indentifikasi karakteristik sekolah berdasarkan kecamatan Kecamatan Indramayu Kecamatan Sindang Kecamatan Karangampel Kecamatan Kandanghaur MI Jumlah sekolah Jumlah siswa Jumlah guru SD Jumlah sekolah Jumlah siswa Jumlah guru MTS Jumlah sekolah Jumlah siswa Jumlah guru SMP Jumlah sekolah Jumlah siswa Jumlah guru Sumber: Indramayu dalam Angka Tahun 2007 Kecamatan Kandanghaur dan Karangampel merupakan wilayah yang berjauhan dengan pusat pemerintah. Jumlah penduduk Kecamatan Kandanghaur ( jiwa) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Karangampel ( jiwa). Jumlah sekolah dasar di Kandanghaur (38) sedikit lebih banyak dibandingkan dengan di Karangampel (32). Namun untuk tingkat pendidikan SMP, Kecamatan Karangampel memiliki gedung

3 41 sekolah (8), jumlah siswa (3 151) dan guru (182) lebih besar dibandingkan Kecamatan Kandanghaur (Tabel 4). Karakteristik Contoh Contoh adalah siswa kelas 6 sekolah dasar dan kelas 3 sekolah menengah pertama. Tingkat pendidikan contoh di kota lebih banyak SMP (75.4%), sedangkan contoh diluar kota mayoritas berasal dari SD (66.2%). Baik di kota (59.0%) maupun di luar kota (63.1%), contoh lebih banyak berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, proporsi terbesar berada pada kelompok umur 12 tahun (42.9%) untuk luar kota dan 15 tahun (50.8%) untuk kota. Separuh contoh di kota (55.7%) dan luar kota (55.4%) merupakan anak urutan ke satu dan dua (Tabel 5). Contoh di kota yang pernah meraih prestasi akademik sebanyak 54.1 persen. Sementara itu, contoh di luar kota yang meraih prestasi akademik adalah sebanyak 49.2 persen. Prestasi akademik yang dimaksud adalah rangking sepuluh besar, juaran cepat tepat tingkat kabupaten, juara lomba karya tulis tingkat kabupaten, mendapatkan beasiswa dan rata-rata nilai rapor lebih dari delapan. Selain prestasi akademik, prestasi non-akademik yang pernah diraih contoh adalah lomba olahraga (lari, volly, basket, hyking rally, bulu tangkis dan renang) tingkat kecamatan dan kabupaten, lomba puisi tingkat kecamatan dan kabupaten, lomba kaligrafi tingkat kecamatan, paduan suara tingkat kabupaten dan provinsi, lomba pramuka tingkat provinsi, lomba membaca Al-Quran dan lomba berpidato. Sebanyak 39.3 persen contoh di kota pernah meraih prestasi non-akademik, sedangkan untuk di luar sekolah contoh yang pernah mendapatkan prestasi non-akademik adalah sebesar 29.2 persen. Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh Karakteristik Contoh Kota Luar kota Total n % n % n % SD Tingkat SMP pendidikan Total Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Total Umur Total

4 42 Lanjutan Tabel 5 Karakteristik Contoh Kota Luar Kota Total n % n % n % Urutan anak Total Karakteristik Keluarga Contoh Lokasi Tempat Tinggal Berdasarkan lokasi tempat tinggal (Tabel 6), responden terbanyak berada di luar kota (51.6%). Responden luar kota terletak di Kecamatan Karangampel dan Kandanghaur. Sementara itu, di kota terdapat 48.4 persen. Responden di kota terletak di daerah Kecamatan Indramayu dan Kecamatan Sindang. Lokasi tempat tinggal mempengaruhi kemudahan responden dalam mengakses informasi dan fasilitas publik, termasuk pelayanan pendidikan. Reponden yang tinggal di kota lebih mudah mendapatkan barang dan jasa yang mereka butuhkan dibandingkan dengan responden yang tinggal di luar kota (Sumarwan 2003). Lokasi juga menjadi faktor penentuan segmentasi pasar para produsen. Pada umumnya, responden di kota memiliki ekspetasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden di luar kota, begitu pula dalam segi pendidikan. Responden di kota mengaharpkan pelayanan yang lebih baik, hal ini tercermin dengan adanya sekolah-sekolah swasta yang fasilitas fisiknya cenderung lebih baik yaitu, SD dan SMP BPK Penabur dan SMP Al Irsyadi di lokasi kota. Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan lokasi tempat tinggal Lokasi n % Kota Luar kota Total Umur Hurlock (1980) membagi umur menjadi tiga kelompok,yaitu dewasa muda (18-40 tahun), dewasa madya (40-60 tahun) dan dewasa lanjut (>60 tahun). Responden ayah di kota (70.5%) dan di luar kota (66.2%) termasuk ke dalam kelompok dewasa madya (Tabel 7). Pada masa ini merupakan masa dimana individu telah berada pada posisi puncak karir dan ekonomi sehingga mereka mempunyai pengaruh dalam kehidupan sosial.

5 43 Sementara itu, 53.7 persen responden ibu di luar kota dan 47.5 persen responden ibu di kota merupakan kelompok umur dewasa awal (Tabel 7). Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu diharapkan memainkan peran baru, seperti suami/ istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas yang baru. Periode ini merupakan periode yang khusus dan sulit. Individu diharapkan mengadakan penyesuaian diri secara mandiri (Hurlock 1980). Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan umur Umur Kota Luar Kota Total n % n % n % Ayah > Total Ibu > Total Tingkat Pendidikan Secara umum, tingkat pendidikan responden ayah adalah tidak tamat SD (27.0%). Tingkat pendidikan responden ayah di kota proporsi terbesar berada pada tidak tamat SD (29.5%), sedangkan pada ayah di luar kota tingkat pendidikannya adalah tamat SMA (27.7%) (Tabel 8). Namun, bila ditinjau kembali, responden ayah di kota (14.8%) yang tingkat pendidikannya perguruan tinggi lebih banyak dibandingkan responden ayah di luar kota (4.6%). Sebagai kepala keluarga, ayah berperan dalam pencari nafkah utama. Tingkat pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan ayah. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pekerjaan yang dimiliki cenderung akan semakin baik. Sementara itu, sebanyak 21.3 persen responden ibu di kota dan 24.6 persen di luar kota tingkat pendidikannya adalah tidak tamat SD. Tingkat pendidikan juga akan mempengaruhi cara berpikir seseorang, nilai yang yang dianutnya dan persepsinya (Sumarwan 2003). Responden yang memiliki pendidikan tinggi baik cenderung akan lebih sensitif terhadap pendidikan anaknya. Mereka akan memilih sekolah yang memberikan fasilitas yang lebih baik.

6 44 Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat pendidikan Kota Luar Kota Total n % n % n % Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SMP Ayah Tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA Perguruan Tinggi Total Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SMP Ibu Tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA Perguruan Tinggi Total Pekerjaan Kabupaten Indramayu merupakan wilayah pantai di Jawa Barat. Sebagian masyarakat sangat tergantung pada laut. Meskipun mayoritas nelayannya tidak memiliki perahu sendiri. Selain itu, wilayah selatan Kabupaten Indramayu merupakan kawasan persawahan, sehingga petani pun banyak terdapat di Indramayu. Mayoritas responden ayah di kota (24.6%) dan di luar kota (35.4%) bekerja sebagai buruh, baik buruh nelayan maupun buruh petani. Sementara itu, hanya 3.2 persen petani yang memiliki lahan sendiri dan 2.4 persen nelayan yang memiliki perahu pribadi. Proporsi terbesar responden ibu adalah tidak memiliki pekerjaan atau berstatus sebagai ibu rumahtangga (Tabel 9). Pekerjaan yang dimiliki ibu di kota (18.0%) dan di luar kota (23.1%) persentase terbanyaknya adalah sebagai pedagang. Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan Jenis pekerjaan Kota Luar Kota Total n % n % Tidak bekerja Petani Nelayan Ayah Wiraswasta Pedagang PNS Buruh Karyawan

7 45 Lanjutan Tabel 9 Jenis pekerjaan Kota Luar Kota Total n % n % Jasa angkutan Lainnya Total Tidak bekerja Petani Nelayan Ibu Wiraswasta Pedagang PNS Buruh Karyawan Jasa angkutan Lainnya Total Jumlah Anggota Keluarga NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) yang digalakkan oleh BKKBN sejak masa orde baru mencanangkan program dua anak cukup atau disebut sebagai keluarga kecil. Keluarga kecil idealnya terdapat empat orang dalam satu keluarga, yaitu ayah, ibu dan dua orang anak. Secara umum, responden di kota (44.3%) dan di luar kota (43.1%) termasuk ke dalam kelompok keluarga sedang, yaitu terdapat lima sampai tujuh orang dalam satu keluarga. Proporsi untuk besar keluarga kecil antara responden kota dan di desa juga seimbang (Tabel 10). Besarnya keluarga ini akan mempengaruhi pengeluaran dalam keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka beban pengeluaran keluarga tersebut akan semakin besar. Banyaknya jumlah anggota keluarga bagi masyarakat tradisional juga akan mempengaruhi besarnya pendapatan. Keluarga tradisional berpendapat bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka pemasukan bagi keluarga juga akan semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah sumberdaya manusia (pekerja) yang akan memberi pemasukan bagi keluarga. Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga Jumlah Anggota Kota Luar kota Total Keluarga n % n % n % > Total

8 46 Pendapatan Besarnya pendapatan menentukan kemampuan suatu keluarga untuk bertahan hidup. Responden di kota dan di luar kota termasuk ke dalam kategori di bawah garis kemiskinan, walaupun persentase di kota (63.9%) lebih kecil dibandingkan di luar kota (78.5%) (Tabel 11). Berdasarkan Tabel 11, responden di kota cenderung lebih sejahtera dari segi pendapatan dibandingkan dengan responden di luar kota. Jumlah respoden yang berada pada kategori menegah ke atas ( 2GK) lebih banyak berada di luar kota. Pendapatan merupakan salah satu identitas kelas sosial di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, kelas sosial individu tersebut akan semakin tinggi pula. Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan garis kemiskinan Kategori Kota Luar Kota Total N % n % n % GK GK < x < 2GK GK Total Rata-rata±SD ± ± ± Keterangan: Garis kemiskinan Indramayu adalah sebesar Rp / kapita/ bulan (BPS 2008) Persepsi Orangtua Terhadap Pendidikan Dasar Persepsi merupakan suatu proses dimana pelanggan memilih, mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterimanya. Persepsi ini akan mempengaruhi kepuasan pelanggan dan penilaian pelanggan terhadap tingkat kepentingan produk (Rangkuti 2006). Persepsi orangtua terhadap pentingnya pendidikan dapat menjadi salah satu indikator kepedulian orangtua terhadap pendidikan anaknya. Orangtua yang menilai bahwa pendidikan itu penting akan memprioritaskan alokasi dana untuk pendidikan cenderung lebih besar dibandingkan dengan orangtua yang memiliki menilai kurang pentingnya pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden (100.0%) setuju bahwa pendidikan dasar merupakan hak setiap warga negara Indonesia. Hal ini berdampak pada persepsi orangtua bahwa mereka memiliki kewajiban untuk menyekolahkan anaknya minimal hingga tingkat pendidikan dasar (94.4%). Dua pertiga responden tidak setuju bahwa tujuan pendidikan dasar adalah untuk mencari uang (63.5%). Orangtua menyadari bahwa jika anaknya hanya menempuh pendidikan dasar, maka pekerjaan yang diperoleh terbatas, seperti

9 47 buruh. Walaupun demikian, terdapat 26.2 persen responden menilai bahwa setelah anak menempuh pendidikan dasar maka tugas anak adalah mencari uang. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan anak menjadi faktor bagi tiga perempat orangtua berpendapat bahwa biaya pendidikan dasar seharusnya ditanggung pemerintah sepenuhnya (75.4%). Selain itu, lebih dari separuh (71.4%) repsonden berada pada kategori di bawah garis kemiskinan, jadi wajar jika mereka sangat mengharapkan bantuan pemerintah dalam meringankan biaya pendidikan (Tabel 12). Hanya seperlima responden (20.6%) menyadari bahwa biaya pendidikan adalah tanggung jawab orangtua, karena memberikan pendidikan merupakan kewajiban orangtua, oleh karena itu orangtua harus berkontribusi lebih banyak terhadap biaya pendidikan. Pendidikan dasar penting baik bagi laki-laki dan perempuan. Hal ini didukung oleh pernyataan responden yang tidak setuju (64.3%) bahwa pendidikan dasar untuk laki-laki lebih diprioritaskan dibandingkan untuk anak perempuan. Hampir seluruh responden setuju (97.6%) bahwa pendidikan dasar merupakan kunci kemandirian sebagai manusia, oleh karena itu mejadi prioritas dalam hidup (Tabel 12). Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap pendidikan dasar Tidak Total Netral Setuju No Pernyataan setuju n % n % n % n % 1 Pendidikan dasar merupakan hak setiap warga Negara Indonesia Setiap orangtua wajib menyekolahkan anaknya, minimal pendidikan dasar Tujuan pendidikan dasar adalah untuk mencari uang Pendidikan dasar membutuhkan biaya besar, oleh karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya Pendidikan dasar untuk anak laki-laki lebih diprioritaskan dibandingkan untuk anak perempuan

10 48 Lanjutan Tabel 12. No Pernyataan 6 Pendidikan dasar merupakan kunci kemandirian sebagai manusia, oleh karena itu harus menjadi prioritas dalam hidup Tidak Total Netral Setuju setuju n % n % n % n % Bila dikategorikan, secara umum orangtua di kota dan di luar kota memiliki persepsi yang sama terhadap pendidikan dasar, yaitu pada kategori sedang (50.8%) dan baik (49.2%). Hal ini menunjukkan bahwa orangtua memilki kesadaran yang cukup baik terhadap kebutuhan pendidikan anaknya. Persepsi orangtua ini dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan terhadap pendidikan yang sifatnya sangat individual (Sumarwan 2003). Orangtua menyadari bahwa pendidikan sangat berkaitan erat dengan jenis pekerjaan (Sumarwan 2003), sehingga orangtua berharap dengan menyekolahkan anaknya, anaknya tersebut akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan kategori persepsi terhadap pendidikan dasar Kategori Skor Kota Luar Kota Total n % n % n % Rendah (6-13) Sedang (14-21) Tinggi (22-30) Total Kondisi Fasilitas Sekolah Fasilitas Fisik Fasilitas fisik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sarana prasarana pendidikan. Penilaian kondisi fasilitas ini dilakukan melalui pengamatan sekolah. Penilaian fasilitas fisik dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rendah artinya sekolah tidak memiliki sarana tersebut atau sarana tersebut ada namun kondisinya tidak layak pakai. Kategori ke dua adalah sedang, mengindikasikan kondisi sarana tersebut cukup baik atau jumlah sarana tersebut belum sesuai dengan kebutuhan. Kategori tinggi menunjukkan bahwa sarana tersebut dalam kondisi sangat baik dan jumlahnya sudah mencukupi kebutuhan. Lingkungan sekolah terlihat bersih dan terpelihara termasuk kategori baik (47.4%). Namun, persentase kategori buruk lebih banyak berada di sekolah kota

11 49 (17.6%) dibandingkan dengan sekolah di luar kota (9.5%). Sekolah di kota kurang dapat menjaga kebersihan lingkungannya dibandingkan dengan sekolah di luar kota. Fasilitas toilet dan air untuk cuci tangan berada pada kategori sedang (42.1%). Kondisi fasilitas ini di kota (35.3%) cenderung lebih baik dibandingkan dengan di luar kota (28.6%). Sementara itu, berkaitan dengan fasilitas toilet dan air cuci tangan yang terpisah antara laki-laki dan perempuan masih termasuk ke dalam kategori buruk (55.3%). Fasilitas ini kurang diperhatikan di tingkat sekolah dasar, karena bagi sekolah yang terpenting adalah keberadaannya. Gedung sekolah di kota mayoritas berada pada kategori baik (47.1%), sedangkan untuk di luar kota berada pada kategori sedang (61.9%). Tabel 14 Sebaran kondisi fasilitas fisik sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kota (n=17) Luar Kota (n=21) Total (n=38) Fasilitas Fisik % % % % % % % % % Lingkungan sekolah terlihat bersih dan terpelihara Fasilitas toilet dan air untuk cuci tangan Fasilitas toilet dan tempat cuci tangan untuk anak laki-laki dan perempuan secara terpisah Fasilitas gedung sekolah Jumlah meja dan kursi yang memadai sesuai jumlah siswa Perpustakaan sekolah Komputer Kamar ganti siswa laki-laki dan perempuan terpisah Ruang UKS Ruang bimbingan dan konseling siswa Keterangan: 1= Buruk, 2=Sedang, 3=Baik Sebanyak separuh sekolah (50.0%) berada pada kategori baik berkaitan dengan rasio meja dan kursi dengan jumlah siswa. Mayoritas sekolah di kota (52.9%) dan di luar kota (47.6%) juga memiliki kategori sama, yaitu baik dalam aspek ini. Keberadaan perpustakaan di kota (52.9%) lebih baik dibandingkan

12 50 dengan di luar kota, bahkan masih ada 23.8 persen sekolah di luar kota yang tidak memiliki perpustakaan. Perbedaan terlihat pada fasilitas komputer, yaitu di kota berada pada kategori baik (52.9%) dan di luar kota berada pada kategori buruk (33.3%), walaupun secara umum fasilitas ini termasuk baik (39.5%). Kamar ganti siswa terpisah antara laki-laki dan perempuan hampir seluruh sekolah berada pada kategori buruk (92.1%). Sekolah baik di kota maupun di luar kota mungkin menganggap fasilitas ini dinilai kurang penting dan fungsinya dapat diakomodir oleh toilet siswa. Sebanyak 39.5 persen sekolah berkategori sedang dalam hal tersedianya ruang UKS. Ruang UKS di sekolah kota lebih baik (47.1%) dibandingkan dengan di luar kota (19.0%). Fasilitas ini keberadaannya dinilai kurang penting karena tidak digunakan setiap hari. Ruang bimbingan konseling secara umum berada pada kategori buruk (52.6%). Kategori buruk lebih banyak dimiliki oleh sekolah di luar kota (71.4%) dibandingkan dengan di sekolah kota (29.4%). Hal ini diduga karena dalam bimbingan konseling dapat dilakukan di ruang guru, sehingga keberadaan ruang ini tidak diutamakan oleh sekolah, terutama sekolah di luar kota. Secara umum, kondisi fasilitas fisik termasuk kategori sedang (52.6%) (Tabel 15). Kondisi fasilitas yang buruk lebih banyak terdapat pada sekolah di luar kota (28.6%) dan di tingkat SMP (26.1%), sedangkan kondisi yang baik lebih banyak di sekolah kota (35.3%) pada tingkat SMP pula (34.8%) (Lampiran 5). Kondisi fasilitas fisik pada tingkat SMP cenderung berbeda antara kota dan luar kota. Hal ini disebabkan SMP di kota merupakan SMP swasta unggulan dan SMP negeri favorit. Sekolah swasta cenderung lebih baik dalam hal fasilitas, karena sekolah tersebut memiliki dana tambahan baik dari yayasan dan orangtua. Orangtua mau memberikan dana karena pelayanan yang ditawarkan oleh SMP swasta cenderung lebih baik. SMP negeri di kota yang termasuk ke dalam SMP favorit cenderung lebih diperhatikan oleh pemerintah, karena pada umumnya generasi unggul berasal dari sekolah favorit. Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu mencetak sumberdaya berkualitas, maka pemerintah memberikan fasilitas yang lebih baik pada sekolah favorit. Tabel 15 Sebaran kategori fasilitas fisik sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kategori Kota (n=17) Luar kota (n=21) Total (n=38) % % % Buruk Sedang Baik

13 51 Pembelajaran dan Pengajaran Proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa, adanya komunikasi timbal balik sehingga tujuan belajar tercapai. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Penanganan siswa bermasalah dilakukan dengan menjalin komunikasi yang intensif selain kepada siswa bersangkutan, juga kepada orangtua siswa. Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan home visit/ kunjungan ke rumah. Home visit atau kunjungan ke rumah siswa bermasalah yang dilakukan BP sebagai wakil sekolah termasuk ke dalam kategori sedang (31.6%) (Tabel 16). Persentase kategori buruk lebih banyak berada pada sekolah di kota (11.8%) dibandingkan di luar kota (4.8%). Ketidakpedulian sekolah terhadap siswa bermasalah dapat memicu bertambahnya siswa DO (drop out), karena alasan siswa DO bukan hanya karena ekonomi, tetapi juga non ekonomi seperti malas datang ke sekolah dan takut kepada guru (Puspitawati 2009).. Tabel 16 Sebaran pembelajaran dan pengajaran sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kota (n=17) Luar Kota (n=21) Total (n=38) Pembelajaran dan pengajaran % % % % % % % % % Home Visit/ kunjungan oleh BP ke pihak keluarga siswa yang bermasalah Hasil kerja/karya siswa dipajang di sekolah Pengaturan ruangan tidak bersifat tradisional, dapat berubahaubah sesuai dengan keperluan Keterangan: 1= Buruk, 2=Sedang, 3=Baik Penghargaan terhadap karya siswa termasuk ke dalam kategori rendah, yaitu 47.4 persen (Tabel 16). Kebiasan ini lebih baik dilakukan oleh sekolah di kota (29.4%) dibandingkan sekolah di luar kota (23.8%). Bentuk penghargaan yang dimaksud adalah dengan memajang hasil kerja/ karya siswa di sekolah. Siswa akan merasa bangga dan lebih percaya diri karena apa yang dilakukannya dihargai dan diakui oleh orang lain. Pengaturan ruangan sekolah di lokasi

14 52 penelitian yang dapat berubah sesuai kebutuhan berada pada kategori sedang (63.2%) (Tabel 16). Sekolah di kota (52.9%) dan pada tingkat SD (53.3%) kondisi pengaturan ruang kelas lebih rendah dibandingkan dengan sekolah di kota (42.9%) dan tingkat SMP (43.5%) (Lampiran 6). Pada tingkat sekolah dasar, hal ini dirasakan sekolah kurang perlu dilakukan, karena proses pembelajaran dan pengajarannya lebih sederhana dibandingkan di tingkat SMP. Rotasi pengaturan ruangan sebenarnya diperlukan karena dapat meningkatkan semangat siswa dan mengurangi rasa bosan ketika belajar yang pada akhirnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Institusi pendidikan harus memberi pelajar kesempatan untuk mencontoh pembelajaran dalam variasi model berbeda (Sallis 2008). Selain itu, siswa juga dapat diikut sertakan dalam pengaturan ruangan sehingga merangsang daya kreatif siswa. Proses pembelajaran dan pengajaran sekolah termasuk pada kategori sedang (60.5%) (Tabel 17). Sekolah di kota lebih banyak berada pada kondisi buruk (23.5%) dibandingkan sekolah di luar kota (14.3%). Kondisi buruk tersebut lebih banyak dimiliki pada tingkat SD dibandingkan SMP (Lampiran 7). Semakin tinggi tingkatan sekolah, maka pembelajaran dan pengajaran yang dilakukan akan semakin rumit pula, oleh karena itu, wajar bila pembelajaran dan pengajaran di SMP lebih baik dibandingkan di SD. Tabel 17 Sebaran kategori pembelajaran dan pengajaran di sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kategori Kota (n=17) Luar kota (n=21) Total (n=38) % % % Buruk Sedang Baik Manajemen sekolah Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pendidikan dengan memberikan kewenangan pengambilan keputusan kepada sekolah. Sekolah berhak menyelenggakan pendidikan secara mandiri. MBS memberikan kesempatan pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah, guru, orangtua dan murid atas proses pendidikan di sekolah mereka. Melalui keterlibatan guru, orangtua, dan anggota masyarakat MBS dipandang dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi para murid. Perencanaan sekolah tahunan berada pada kategori baik (71.1%) (Tabel 18). Baik sekolah di kota maupun di luar kota memiliki perencanaan yang baik

15 53 ketika sekolah menghadapi akhir tahun maupun awal tahun belajar. Transparansi berkaitan dengan keuangan sekolah berada pada kategori buruk (92.1%). Bila dibandingkan, sekolah di luar kota lebih buruk (95.2%) daripada sekolah di kota (88.2%). Manajemen keuangan dinilai merupakan masalah interen sekolah, jadi orangtua dinilai tidak perlu mengetahuinya. Dengan adanya subsidi dari pemerintah (BOS dan BOS buku), pemajangan manajemen keuangan diperlukan karena orangtua perlu mengetahui arus penggunaan dana tersebut. Hal ini juga memberikan kemudahan kepada sekolah ketika sekolah mengalami kekurangan dana dan membutuhkan bantuan dari orangtua. Pemajangan profil sekolah berada pada kategori buruk (36.8%) dan sedang (36.8%). Kondisi baik lebih banyak berada pada sekolah di luar kota (28.6%) dibadingkan di kota (35.1%). Profil sekolah lebih banyak dipanjang pada ruang guru dan staf, bukan di halaman depan. Sementara itu, separuh (50.0%) sekolah termasuk kategori baik dalam pemajangan visi dan misi sekolah. Namun, sekolah di kota lebih baik (70.6%) dibandingkan dengan sekolah di luar kota (33.%). Ada beberapa sekolah di kota yang termasuk ke dalam sekolah unggulan. Persaingan dalam menarik minat siswa dan orangtua dilakukan dengan cara menunjukkan keunggulan sekolahnya dibandingkan sekolah lain. Salah satu caranya yaitu melalui pemajangan visi dan misi di bagian depan sekolah. Pemajangan daftar penerimaan beasiswa berada pada kategori buruk (81.6%). Kondisi sekolah di kota (19.0%) lebih baik dibandingkan dengan sekolah di luar kota (5.9%). Beasiswa berkaitan dengan masalah ekonomi. Di daerah luar kota, keluarga yang pendapatan per kapitanya di bawah garis kemiskinan sangat dominan (Tabel 11). Oleh karena itu, apabila penerima beasiswa dipajang dikhawatirkan adanya kecemburuan sosial, karena beasiswa hanya diberikan kepada siswa-siswa tertentu. Manajemen data siswa termasuk baik (73.7%). Bahkan sekolah di kota tidak ada yang termasuk ke dalam kondisi buruk. Manajemen data siswa yang terpilah berdasarkan jenis kelamin juga berkategori baik (63.2%).

16 54 Tabel 18 Sebaran kondisi manajemen sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kota (n=17) Luar Kota (n=21) Total (n=38) Manajemen sekolah % % % % % % % % % Perencanaan sekolah tahunan Keuangan sekolah dipajang di tempat strategis Profil sekolah dipajang di tempat strategis Visi dan misi sekolah dipajang di tempat strategis Daftar penerima beasiswa anak miskin dipajang Data siswa Data siswa terpilah jenis kelamin Data guru dan tenaga kerja administrasi Data guru dan tenaga kerja administrasi terpilah jenis kelamin Data komite sekolah Data komite sekolah terpilah jenis kelamin Anggota komite sekolah 40 persen perempuan Data pelatihan guru Data pelatihan guru terpilah jenis kelamin Struktur organisasi sekolah dipajang di sekolah Ada wakil kepala sekolah Keterangan: 1= Buruk, 2=Sedang, 3=Baik Kategori manajemen data guru dan tenaga kerja administrasi adalah baik (60.5%) (Tabel 18). Kondisi yang lebih baik berada pada sekolah di luar kota (61.9%) dibandingkan sekolah di kota (58.8%). Keadaan serupa juga terlihat pada aspek manajemen data guru dan tenaga kerja administrasi yang terpilah jenis kelamin, yaitu sekolah di luar kota (38.1%) lebih baik daripada sekolah di kota (35.3%). Walaupun secara umum, aspek ini separuhnya berada pada

17 55 kategori buruk (50.0%). Data komite sekolah berada pada kategori baik (52.6%), namun jika data tersebut terpilah jenis kelamin termasuk kategori buruk (76.3%). Buruknya pemilahan data komite sekolah berdasarkan jenis kelamin karena jumlah anggota komite sekolah masih didominasi laki-laki, hal ini tercermin pada pernyataan jumlah anggota komite sekolah 40.0 persen adalah wanita secara umum pada kategori buruk (73.7%). Namun, partisipasi perempuan menjadi anggota komite sekolah di luar kota (9.5%) lebih baik daripada di kota (5.9%). Hal ini diduga karena ibu di sekolah luar kota lebih banyak tidak bekerja dibandingkan ibu di sekolah kota (Tabel 9), sehingga waktu ibu di sekolah luar kota lebih fleksibel untuk melakukan pertemuan rutin anggota komite. Proporsi terbanyak berkaitan dengan manajemen data pelatihan guru adalah pada kategori baik (39.5%). Namun bila dilihat berdasarkan lokasi, kondisi di sekolah luar kota lebih baik (47.6%) dibandingkan di sekolah kota (29.4%). Manajemen data pelatihan guru yang terpilah jenis kelamin sebanyak 73.7 persen termasuk kategori buruk dan kondisi di kota (17.6%) lebih baik daripada di luar kota (9.5%). Sementara itu, berkaitan dengan pemajangan struktur oarganisasi, hampir separuhnya (44.7%) berada pada kategori baik, dan kondisi lebih baik berada di sekolah kota (52.9%). Kepala sekolah idealnya dibantu oleh wakil kepala dalam mejalankan tugas. Pada aspek ini, sebanyak 44.7 persen sekolah termasuk ke dalam kategori baik. Keradaan wakil kepala sekolah di luar kota (47.6%) lebih baik dibandingkan di kota (41.2%) dan sekolah dasar lah yang lebih banyak tidak memiliki wakil sekolah (80.0%). Dalam menjalankan tugasnya, kepala sekolah berdiri sendiri, bahkan ada di beberapa sekolah, terutama sekolah SD kepala sekolah merangkap sebagai petugas administrasi dan kebersihan (Lampiran 8). Kondisi manajemen sekolah secara umum termasuk kategori sedang (84.2%) (Tabel 19). Sekolah di kota (11.8%) persentase kategori buruk lebih besar dibandingkan dengan sekolah di luar kota (9.5%). Hal ini disebabkan oleh manajemen data sekolah di kota yang kurang baik. Sementara itu, untuk kategori baik, persentase sekolah di kota (5.9%) juga lebih besar dibandingkan dengan di luar kota (4.8%). Kondisi ini disebabkan sekolah di kota lebih transparan dalam memberikan informasi kepada siswa, orangtua dan masyarakat. Hal yang menarik adalah tidak ada sekolah SD yang termasuk ke dalam kategori baik (Lampiran 9). Mayoritas SD contoh termasuk pada kategori sedang (93.3%). Sementara itu, untuk tingkat SMP, walaupun persentase kategori buruk (13.0%)

18 56 lebih besar dibandingkan SD (6.7%), masih ada sekolah yang termasuk ke dalam kategori baik (8.7%) (Lampiran 9). Tabel 19 Sebaran kategori manajemen sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kategori Kota (n=17) Luar kota (n=21) Total (n=38) % % % Buruk Sedang Baik Tata tertib Tata tertib berkaitan dengan peraturan yang berlaku di setiap sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan, pemajangan tata tertib di tempat yang strategis 39.5 persen termasuk kategori baik (Tabel 20). Persentase kategori baik untuk di kota (47.1%) lebih banyak dibandingkan di luar kota (33.3%). Pemajangan tata tertib bisa menjadi salah satu cara efektif dalam mensosialisasikan peraturan kepada siswa, guru, dan tenaga kerja sekolah. Tata tertib yang dipajang tidak bernuansakan hukuman fisik berada pada kategori baik. Namun, masih ada sekolah di kota, yaitu 5.9 persen yang memberlakukan hukuman fisik, yaitu sekolah di SMP (Lampiran 10). Ketika pengamatan berlangsung, tidak satupun sekolah contoh (0.0%) yang memperlihatkan nuansa kekerasan. Tabel 20 Sebaran kondisi tata tertib sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kota (n=17) Luar Kota (n=21) Total (n=38) Tata tertib % % % % % % % % % Tata tertib di pajang di tempat stategis Tata tertib tidak berupa berupa hukuman fisik Tidak ada nuansa kekerasan Keterangan: 1= Buruk, 2=Sedang, 3=Baik Berdasarkan Tabel 21, sekolah contoh berada pada kategori baik dalam hal tata tertib dan tidak ada satupun yang termasuk kategori buruk. Kategori baik persentase untuk sekolah di kota (70.6%) lebih kecil dibandingkan sekolah di luar kota (71.4%), karena masih ada sekolah di kota yang menerapkan hukuman fisik sebagai sangsi kesalahan yang dilakukan siswa.

19 57 Tabel 21 Sebaran kategori tata tertib sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kategori Kota (n=17) Luar kota (n=21) Total (n=38) % % % Buruk Sedang Baik Secara umum, hasil pengamatan kepada kondisi sekolah, yaitu fasilitas fisik, pembelajaran dan pengajaran, manajemen sekolah dan tata tertib menunjukkan sekolah penelitian termasuk pada kategori sedang (62.7%) (Tabel 22). Fasilitas sekolah di kota (29.5%) lebih baik dibandingkan sekolah di luar kota (12.3%). Sementara itu fasilitas di SMP (33.8%) persentase kategori baik lebih besar dibandingkan di SD (5.2%) (Lampiran 12). Sekolah SMP di kota memiliki fasiltas yang lebih baik dibandingkan sekolah lainnya. Hal ini disebabkan karena sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan tidak hanya di kecamatan, tetapi juga di kabupaten. Sekolah unggulan pada umumnya mendapatkan perhatian dan fasilitas lebih dari pemerintah dan lebih diutamakan dibandingkan sekolah lainnya dalam hal penyediaan sarana prasarana. Tabel 22 Sebaran kondisi fasilitas sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kategori Kota (n=17) Luar kota (n=21) Total (n=38) % % % Buruk Sedang Baik Kepuasan Orangtua Kepuasan yang Dilaporkan Langsung (Direct Reported Satisfaction) Direct reported satisfaction yaitu kepuasan yang diukur dengan menanyakan secara langsung tingkat kepuasan kepada orangtua berkaitan dengan sembilan atribut pelayanan pendidikan dasar. Berdasarkan Tabel 23, orangtua di SD merasa puas terhadap pelayanan pendidikan di sekolah berkaitan dengan proses pembelajaran (60.3%), kualitas pengajaran (55.2%) dan hasil dari proses pembelajaran (53.4%). Atribut pelayanan yang dirasakan cukup puas oleh orangtua adalah atribut kondisi sekolah yang nyaman (48.3%), sekolah dapat menjaga disiplin dan keamanan lingkungannya (48.3%), sekolah dapat mendorong keterlibatan orangtua (43.1%), kualitas fisik sekolah (43.1%), kesiapan alih tahun pelajaran (56.9%) dan ketersediaan biaya pendidikan

20 58 (51.7%) yaitu orangtua, harus menyiapkan dana pendidikan, seragam, sepatu, alat tulis, dan sebagainya yang berkaitan dengan keperluan pribadi. Sementara itu, di tingkat SMP terdapat enam atribut yang dinilai puas oleh orangtua, yaitu atribut proses pembelajaran (55.9%), kualitas pengajaran (58.8%), hasil dari proses pembelajaran (51.5%), sekolah dapat menjaga disiplin dan keamanan lingkungannya (55.9%), sekolah dapat mendorong keterlibatan orangtua (60.3%) dan kualitas fisik sekolah (42.6%). Sementara itu, atribut pelayanan yang dinilai cukup puas oleh orangtua adalah kondisi sekolah yang nyaman (48.5%), kesiapan alih tahun pelajaran (51.5%) dan ketersediaan biaya pendidikan (45.6%). Bila dilihat secara umum, persentase tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan di SMP lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kepuasan orangtua di SD. Lokasi SMP yang lebih banyak di kota menyebabkan sekolah SMP cenderung mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Tabel 23 Sebaran tingkat kepuasan orangtua terhadap atribut pelayanan sekolah berdasarkan tingkat pendidikan contoh SD (n=58) SMP (n=68) Atribut Tidak Cukup Tidak Cukup Puas Puas Puas Puas Puas Puas % % % % % % Proses pembelajaran Kualitas pengajaran Hasil dari proses pembelajaran Kondisi sekolah yang nyaman Sekolah dapat menjaga disiplin dan keamanan di lingkungannya Sekolah dapat mendorong keterlibatan orangtua Kualitas fasilitas fisik Kesiapan alih tahun pelajaran Ketersediaan biaya sekolah Tabel 24 menunjukkan bahwa orangtua di kota cenderung lebih puas dibandingkan dengan orangtua di luar kota. Hal ini sejalan dengan hasil pada Tabel 19. Atribut proses pembelajaran dinilai puas oleh orangtua di kota (47.5%) dan luar kota (67.7%), Kualitas pengajaran juga dinilai puas oleh orangtua di kota (57.4%) dan luar kota (56.9%). Orangtua merasa puas terhadap cara pengajaran yang dipakai oleh sekolah. Dalam memberikan pengajaran yang berkualitas

21 59 perlu didukung oleh pengajar yang berkompeten, sehingga hasil dari proses pembelajaran tersebut berdampak positif terhadap perkembangan anak. Kepuasan terhadap kualitas pengajaran berdampak kepada kepuasan terhadap hasil dari proses pembelajaran, 47.5 persen untuk orangtua di kota dan 56.9 persen untuk orangtua di luar kota. Tabel 24 Sebaran tingkat kepuasan orangtua terhadap atribut pelayanan sekolah berdasarkan lokasi sekolah Kota (n=61) Luar Kota (n=65) Atribut Tidak Cukup Tidak Cukup Puas Puas Puas Puas Puas Puas % % % % % % Proses pembelajaran Kualitas pengajaran Hasil proses pembelajaran Kondisi sekolah yang nyaman Sekolah dapat menjaga disiplin dan keamanan lingkungannya Sekolah dapat mendorong keterlibatan orangtua Kualitas fasilitas fisik Kesiapan alih tahun pelajaran Ketersediaan biaya sekolah Atribut kondisi sekolah yang nyaman dirasakan cukup puas oleh orangtua, baik di kota (50.8%) maupun di luar kota (46.2%). Keamanan sekolah bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah, tetapi juga masyarakat, oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan masyarakat serta menjadikan sekolah adalah milik bersama. Kemampuan sekolah dalam menjaga disiplin dan keamanan sekolah dinilai puas dengan persentase 52.5 persen untuk kota dan 50.8 persen untuk luar kota. Selain itu, orangtua sebagai pengguna pelayanan pendidikan setelah anak perlu diberikan informasi berkaitan dengan perkembangan anaknya. Pemberian informasi ini tidak hanya dilakukan melalui RAPORT, tetapi juga pertemuan rutin antara pihak sekolah dan orangtua murid. Dalam hal ini orangtua di kota (52.5%) dan luar kota (50.8%) sudah merasa puas. Kualitas fisik sekolah dinilai puas oleh orangtua di kota (49.2%) dan cukup puas oleh orangtua di luar kota (43.1%). Kesiapan alih tahun dan ketersediaan biaya sekolah dinilai cukup puas oleh orangtua di kota (50.8%) dan di luar kota (46.2%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 24.

22 60 Bila dibandingkan antara responden ayah dan ibu, tingkat kepuasan keduanya berada pada kategori puas, dengan 88.1 persen untuk ayah dan 91.3 persen untuk ibu (Tabel 25). Ibu cenderung lebih merasa puas dibandingkan ayah. Hal ini diduga karena metode pengukuran kepuasan bersifat subjektif sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Ibu dalam menilai kepuasan subjektif, dirasakan lebih dipengaruhi oleh perasaannya dibandingkan (Troelstrup 1957). Tabel 25 Sebaran responden ayah dan ibu berdasarkan tingkat kepuasan Tingkat kepuasan Ayah Ibu n % n % Tidak Puas Puas Tingkat kepuasan orangtua berdasarkan tingkat pendidikan contoh menunjukkan bahwa ayah (84.5%) dan ibu (86.2%) di SD termasuk kategori puas. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh responden ayah (91.2%) dan ibu (95.6%) ditingkat SMP. Secara umum, responden ayah dan ibu di SMP lebih merasa puas dibandingkan dengan responden ayah dan ibu di SD (Tabel 26). Hal ini diduga karena pelayanan yang diberikan oleh SMP lebih baik dibandingkan dengan di SD. Bahkan ada sekolah SMP yang memberikan seragam olahraga gratis kepada siswanya. Tabel 26 Sebaran tingkat kepuasan responden ayah dan ibu berdasarkan tingkat pendidikan contoh SD SMP Tingkat Kepuasan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % Tidak Puas Puas Berdasarkan lokasi sekolah, tingkat kepuasan responden ayah (93.4%) dan ibu (91.8%) di kota berada pada kategori puas (Tabel 27). Sementara itu, sekolah di luar kota baik responden ayah (83.1%) dan ibu (90.8%) juga berada pada kategori puas mayoritas berada pada kategori puas. Responden ayah dan ibu yang merasa tidak puas lebih banyak berada pada responden di luar kota. Hal ini sangat wajar karena harapan orangtua terhadap pendidikan anaknya tidak dapat dipenuhi oleh sekolah yang berada diluar kota. Selain itu, secara umum pelayanan di kota juga lebih baik dibandingkan di luar kota.

23 61 Tabel 27 Sebaran tingkat kepuasan responden berdasarkan lokasi sekolah Kota Luar Kota Tingkat Kepuasan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % Tidak Puas Puas Hasil crosstab terhadap kepuasan ayah dan ibu menunjukkan bahwa terdapat 82.5 persen responden ayah dan ibu yang tingkat kepuasaannya samasama termasuk ke dalam kategori puas dan 3.2 persen yang sama-sama termasuk kategori tidak puas (Tabel 28). Sementara itu terdapat 8.7 persen responden ibu yang kepuasannya lebih tinggi dibandingkan ayah dan 5.6 persen ayah yang kepuasannya lebih tinggi dibandingkan ibu. Tabel 28 Crosstab tingkat kepuasan ibu dengan kepuasan ayah Ibu Tingkat kepuasan Tidak Puas Puas n % n % Ayah Tidak Puas Puas Derived Satisfaction Metode kedua yang digunakan dalam mengukur tingkat kepuasan orangtua terhadap pelayanan pendidikan dasar adalah derived satisfaction. Derived satisfaction mengukur melalui besar harapan orangtua terhadap atribut pelayanan pendidikan dasar dan besarnya kinerya yang mereka rasakan. Penghitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus CSI (Costumer Satisfaction Index). Skor hasil penghitungan diklasifikasikan menjadi tidak puas ( ), kurang puas ( ), cukup puas ( ), puas ( ) dan sangat puas ( ). Penilaian yang telah dilakukan terhadap 40 atribut pelayanan pendidikan dasar oleh orangtua menghasilkan skor Hal ini berarti orangtua merasa puas terhadap pelayanan pendidikan dasar yang disediakan sekolah (Lampiran 13). Bila dilihat per individu, hampir tiga perempat responden ayah (71.4%) dan ibu (73.0%) merasa puas (Tabel 29). Tabel 29 Sebaran responden berdasarkan indeks kepuasan (CSI) Tingkat Kepuasan Ayah Ibu n % n % Tidak Puas Cukup Puas Puas

24 62 Secara umum, responden ayah dan ibu baik di SD dan SMP termasuk ke dalam kategori puas (Tabel 30). Hasil penghitungan tingkat kepuasan ayah dan ibu di SD menunjukkan nilai yang sama, yaitu ibu dan ayah yang merasa cukup puas sebanyak 25.9 persen dan puas 74.1 persen. Sementara itu, di SMP ibu lebih banyak berada pada kategori puas (72.1%) dibandingkan ayah (69.1%). Tabel 30 Sebaran kepuasan responden (CSI) berdasarkan tingkat pendidikan contoh SD SMP Tingkat Kepuasan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % Tidak Puas Cukup Puas Puas Berdasarkan lokasi sekolah, responden ayah dan ibu di kota maupun di luar kota berada pada kategori puas (Tabel 31). Tingkat kepuasan ayah (73.8%) dan ibu (75.4%) di kota lebih banyak dibandingkan dengan tingkat kepuasan ayah (69.2%) dan ibu (70.8%) di luar kota. Hal ini diduga karena kinerja pelayanan sekolah di kota lebih baik dibandingkan dengan fasilitas yang ada di sekolah luar kota. Tabel 31 Sebaran kepuasan respoden (CSI) berdasarkan lokasi sekolah Kota Luar Kota Tingkat Kepuasan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % Tidak Puas Cukup Puas Puas Sementara itu, bila crosstab antara indeks kepuasan ayah dan ibu secara umum menunjukkan kekonsistenan diantara keduanya. Ayah dan ibu yang sama-sama puas terhadap pelayanan pendiidkan dasar adalah sebesar (61.1%). Sementara itu, ayah dan ibu yang sama-sama termasuk ke dalam kategori cukup puas adalah sebanyak 15.1 persen (Tabel 32). Persentase ini lebih baik jika dibandingkan dengan hasil crosstab pada kepuasan yang dilaporkan langsung (Tabel 28).

25 63 Tabel 32 Crosstab indeks kepuasan ibu dengan indeks kepuasan ayah Ibu Tingkat Kepuasan Tidak Puas Cukup Puas Puas n % n % n % Ayah Tidak Puas Cukup Puas Puas Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance and Performance Analysis) IPA (Importance Performance Analysis) atau analisis kepentingan dan kinerja adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa baik kinerja atribut dan seberapa penting atribut tersebut bagi responden. Kuadran A merupakan atribut yang diprioritaskan oleh orangtua, namun pada kenyataannya kinerjanya masih dibawah standar, sehingga perlu segera untuk diperbaiki. Kuadran B adalah atribut yang diprioritaskan oleh orangtua dan kinerjanya sudah baik, dalam hal ini sekolah perlu mempertahankannya untuk menjaga kualitas pelayanan. Atribut pada Kuadran C merupakan atribut yang dinilai kurang penting keberadaannya, namun pada kenyataannya kinerja atribut tersebut baik. Oleh karena itu, atribut pada Kuadran C sebaiknya dikurangi atau bahkan dihilangkan untuk efesiensi dan efektifitas kinerja. Sementara itu, Kuadran D menunjukkan atribut yang kinerjanya rendah, namun tidak menjadi prioritas untuk ditingkatkan atau diperbaiki karena orangtua menganggap atribut yang ada di Kuadran D tidak terlalu penting. Analisis kepentingan dan kinerja atribut sekolah dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan tingkat pendidikan (SD dan SMP) dan berdasarkan lokasi sekolah (kota dan luar kota). Tujuannya adalah untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat kepentingan dan kinerja bila antara SD dan SMP serta kota dan luar kota, sehingga berdampak pada kebijakan berdasarkan tiga pilar pendidikan. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Garis batas kepentingan yang digunakan adalah (SD) dan (SMP). Garis batas kepentingan diketahui dengan cara mencari rata-rata dari seluruh atribut kepentingan yang diukur. Sementara itu, untuk kinerja garis batas yang digunakan adalah (SD) dan (SMP). Garis batas kinerja juga diketahui berdasarkan rata-rata seluruh atribut kinerja yang diukur.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 75 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan karakteristik keluarga, lokasi tempat tinggal responden menyebar hampir seimbang antara kota dan luar kota. Umur responden ayah di kota dan luar kota berada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi

Lebih terperinci

HASIL. Karakteristik Remaja

HASIL. Karakteristik Remaja HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR Jur. Ilm. Kel. & Kons., Agustus 2010, p : 164-172 Vol. 3, No. 2 ISSN : 1907-6037 PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR The Effect of Parents and

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 231 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kualitas remaja mencakup kecerdasan intelektual (IQ), status gizi (IMT/U), dan kecerdasan emosi. a) Analisis deskriptif terhadap kecerdasan intelektual menunjukkan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR ATIKA RAHMA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani Keluarga petani ialah keluarga yang kepala keluarga atau anggota keluarganya bermatapencaharian sebagai petani. Keluarga petani mendapatkan penghasilan utama dari kegiatan

Lebih terperinci

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program 22 KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan sejak tahun 2007 telah mengubah pola perilaku keluarga dari menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan LPG. Sebagai suatu kebijakan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai PEMBAHASAN Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dengan baik, dalam tumbuh kembangnya menjadi manusia dewasa, anak juga memiliki harkat

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE 5.1 Sejarah Kota Depok Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA

PERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA PERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA Penny Rahmawaty, M.Si Staf Pengajar Prodi Manajemen,FISE Universitas Negeri Yogyakarta penny_rahmawaty@yahoo.com Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO A. Keadaan Geografis 1. Letak dan keadaan fisik Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di Propinsi D.I. Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 52 BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 4.1 Profil Tayangan Jika Aku Menjadi Jika Aku Menjadi adalah salah satu program Trans TV yang menayangkan informasi tentang lika-liku kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Tengah mempunyai dua puluh sembilan kabupaten dan enam kotamadya, salah satu kabupaten tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan RSUP Dr. Sardjito dalam menjalankan peranannya sebagai Rumah Sakit Tipe A Pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah 7.449.85 km² yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa lalu terdapat pandangan masyarakat tentang jumlah anak yang tidak sepenuhnya benar, pendapat bahwa Banyak Anak Banyak Rejeki dan keluarga besar adalah

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi KETERANGAN HAL BAB I PENDAHULUAN... 1-1 A. Latar Belakang... 1-1 B. Tujuan Dan Sasaran... 1-3 C. Lingkup Kajian/Studi... 1-4 D. Lokasi Studi/Kajian... 1-5 E. Keluaran Yang Dihasilkan... 1-5 F. Metodelogi...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu alat mengubah pola pikir seseorang untuk lebih maju lagi, berfungsi mengembangkan potensi manusia dan mengembangkan peradaban suatu bangsa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna 1. Geografis Desa Balam Sempurna Desa Balam Sempurna merupakan salah satu Desa dari sekian banyak desa yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Bank OCBC NISP PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan di Bandung pada tanggal 4 April

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN 69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Palembang Kota Palembang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kota Palembang terletak antara 2 52' - 3 5' Lintang Selatan dan 104 37'

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari tahun 2006/2007 sampai dengan 2008/2009 yang diperoleh dari berbagai sumber

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Desa Curug Desa Curug merupakan sebuah desa dengan luas 1.265 Ha yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan merupakan tujuan hidup yang didambakan oleh setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan merupakan tujuan hidup yang didambakan oleh setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan merupakan tujuan hidup yang didambakan oleh setiap manusia dan dapat diraih dengan usaha yang keras. Bahkan anak-anak sekalipun berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2 Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Rancah merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kabupaten Ciamis yang beralamat di

Lebih terperinci

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja 2.000.000 sampai Rp 3.000.000, yaitu sebesar 11,11 persen, sementara pada tingkat pendapatan antara Rp 3.000.000 sampai Rp 4.000.000 memiliki persentase sebesar 15 persen. Kemudian responden yang memilki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh beberapa orang yang berfungsi secara relatif untuk mencapai tujuan bersama secara terus-menerus.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci