BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, yang terdiri dari SMP Negeri 1 Musuk sebanyak 8 orang, dari SMP Negeri 2 Musuk sebanyak 10 orang dan dari SMP Negeri 3 Musuk berjumlah 7 orang. Tingkat pendidikan mereka adalah SD berjumlah 5 orang, SMP sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 13 orang, D2 berjumlah 2 orang dan sarjana (S1) sebanyak 3 orang. Pekerjaan pengurus Komite Sekolah bervariasi, petani 7 orang, wiraswasta 5 orang, perangkat desa 2 orang, karyawan swasta 1 orang, pensiunan PNS/TNI 4 orang, dan guru/pns sebanyak 6 orang. Rata-rata masa kerja mereka sebagai pengurus komite sekolah sudah lebih dari 10 tahun dan tidak pernah diadakan reformasi kepengurusan. 4.2 Analisis Data Dari hasil penelitian diadakan analisis terhadap empat peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu peran sebagai badan pertimbangan (Advisory Agency), peran sebagai badan pendukung (Supporting Agency), peran 1

2 sebagai badan pengontrol (Controlling Agency) dan peran sebagai badan penghubung (Mediator Agency). Hasil penelitian peran komite sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini! Tabel 4. 1 Peran Komite Sekolah No Peran Komite Sekolah Peran Komite sebagai badan pertimbangan Peran Komite sebagai badan pendukung Peran Komite sebagai badan pengontrol Peran Komite sebagai badan penghubung Min Mak s SMP N 1 Musuk Mean SD Min Mak s SMP N 2 Musuk SMP N 3 Musuk Mean SD Min Mak Mean SD s Rata - rata 1 4 2,39 0, ,96 0, ,80 0,789 2, ,56 0, ,06 0, ,68 0,934 2, ,45 0, ,84 0, ,06 0,851 2, ,03 0, ,63 0, ,14 1,111 2, Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) 2 Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pertimbangan diharapkan mampu memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan sekolah. Sesuai dengan peranannya tersebut komite sekolah

3 diharapkan mampu memberikan pertimbangan dan masukan dalam hal merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah, memberikan pertimbangan dan masukan dalam penyusunan kurikulum sekolah(ktsp),memberikan pertimbangan dalam merumuskan dan menetapkan rencana strategis pengembangan sekolah dan rencana kerja tahunan sekolah, memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi dalam penyusunan, pembahasan dan penetapan anggaran sekolah (APBS), memberikan masukan dalam merumuskan dan menetapkan pedoman tentang struktur organisasi sekolah, memberikan masukan dalam menetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta memberikan masukan dalam dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan (Advisory Agency) baik SMP N 1 Musuk, SMP N 2 Musuk maupun SMP N 3 Musuk termasuk dalam kategori rendah(1,75 x<2,50). Ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa komite sekolah belum dengan baik menjalankan perannya sebagi badan pertimbangan. Dari 7 indikator peran komite sebagai badan pertimbangan terdapat 1 peran yang tergolong paling rendah sekali (1,00 x<1,75) yaitu dalam hal menyampaikan pertimbangan dan masukan kepada sekolah dalam merumuskan dan menetapkan pedoman tentang struktur organisasi 3

4 sekolah, hal ini dikarenakan struktur organisasi sekolah sudah diatur dari Dinas Pendidikan sekolah hanya menentukan personalnya yang akan menduduki struktur organisasi tersebut, dan ketika dimintai pertimbangan komite sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Peran yang paling menonjol sebagai badan pertimbangan adalah dalam memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi dalam penyusunan, pembahasan dan penetapan anggaran sekolah (APBS) Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency) Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pendukung diharapkan mampu memberikan dukungan baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah diharapkan mampu melakukan penggalangan dana dari orang tua/wali murid, masyarakat, dunia usaha dan industri untuk pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pemberian bantuan bagi siswa tidak mampu, ikut berperan aktif dalam mengelola kontribusi masyarakat baik yang berupa uang, tenaga, pikiran, barang dan peluang yang diberikan kepada sekolah, memberikan persetujuan dalam kegiatan sekolah di bidang non-akademik, memberikan persetujuan dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana kerja, membuat pedoman 4

5 tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah, memberikan motivasi atau penghargaan (baik berupa materi maupun non materi) kepada guru, staf dan siswa, memberikan otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan tugas -tugas kependidikannya sesuai kaidah dan kompetensi guru, memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam penyebarluasan narkoba di sekolah, serta mengidentifikasi berbagai permasalahan dan memecahkannya bersama-sama pihak sekolah. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan pendukung (Supporting Agency) di SMP N 1 Musuk termasuk dalam kategori cukup (2,50 x<3,25), di SMP N 2 Musuk termasuk dalam kategori rendah(1,75 x<2,50) dan di SMP N 3 Musuk termasuk rendah sekali (1,00 x<1,75). Ini berarti peran komite sekolah dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan di SMP N 1 Musuk sudah cukup baik, sedangkan di SMP N 2 Musuk dan di SMP N 3 Musuk dukungan komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan masih rendah. Dari 9 indikator peran komite sebagai badan pendukung terdapat 1 peran yang tergolong paling rendah sekali (1,00 x<1,75) yaitu dalam membuat pedoman tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah, hal ini dikarenakan pedoman tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah diatur oleh pemerintah kabupaten dengan 5

6 Peraturan Bupati Boyolali yang ditetapkan setiap tahun. Peran yang paling menonjol sebagai badan pendukung adalah dalam memberikan otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan tugas -tugas kependidikannya sesuai kaidah dan kompetensi guru dan dalam hal memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam penyebarluasan narkoba di sekolah Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency) Komite sekolah dalam peranannya sebagai badan pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah diharapkan mampu melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pengelolaan sekolah untuk menilai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas sekolah, kualitas proses pelayanan dan hasil pendidikan disekolah; melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran (out put) pendidikan; menerima laporan dari kepala sekolah yang beris hasil evaluasi pengelolaan sekolah setiap akhir semester; menerima pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan pendidikan dari kepala sekolah dalam rapat dengan dewan pendidik; serta mengevaluasi program sekolah secara proporsional meliputi : penggunaan perlengkapan 6

7 dan alat penunjang kegiatan sekolah serta penggunaan keuangan sekolah secara bertahap dan berkesinambungan. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan Pengontrol (Controlling Agency) baik di SMP N 1 Musuk, SMP N 2 Musuk maupun SMP N 3 Musuk semuanya termasuk dalam kategori rendah (1,75 x<2,50). Ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa komite sekolah belum dengan baik menjalankan perannya sebagi badan pengontrol.dari 5 indikator peran komite sebagai badan pengontrol terdapat 1 peran yang tergolong paling rendah yaitu dalam mengevaluasi program sekolah secara proporsional yang meliputi : penggunaan perlengkapan dan alat penunjang kegiatan sekolah serta penggunaan keuangan sekolah secara bertahap dan berkesinambungan Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Penghubung (Mediator Agency) Komite sekolah dalam peranannya sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dan dewan perwakilan rakyat daerah/dprd (legislatif) dengan masyarakat diharapkan mampu melakukan kerja sama dengan masyarakat baik perorangan maupun kelompok/organisasi/dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan pemerintah berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan bermutu; membina 7

8 hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholders pendidikan disekitar sekolah; menampung dan dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan yang diajukan oleh masyarakat,serta menyampaikan usul atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan Penghubung (Mediator Agency) di SMP N 1 Musuk dan SMP N 2 Musuk termasuk dalam kategori cukup (2,50 x<3,25) sedangkan di SMP N 3 Musuk termasuk kategori rendah (1,75 x<2,50). Ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa komite sekolah sudah berperan dengan cukup baik sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat. Dari 4 indikator peran komite sebagai badan penghubung terdapat 1 peran yang tergolong paling rendah yaitu dalam menyampaikan usul atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Peran yang paling menonjol sebagai badan penghubung adalah dalam hal menampung dan menganalisis gagasan, pandangan, ide, usulan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. 4.3 Pembahasan 8

9 Dari hasil analisis data, dari ke empat peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali hanya peran komite sekolah sebagai badan penghubung yang termasuk dalam kategori cukup, sedangkan tiga peran lainnya tergolong masih rendah. Selanjutnya dibahas setiap aspek peran komite sekolah sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di di tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) Peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan termasuk dalam kategori rendah, ini berarti komite sekolah di tiga SMP Negeri di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali belum banyak memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di sekolah. Dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah maupun dalam penyusunan kurikulum sekolah (KTSP) komite sekolah belum banyak berperan memberikan pertimbangan dan masukan. Dari hasil wawancara sebagian besar pengurus komite tidak mengetahui visi dan misi sekolahnya, demikian pula komite sekolah belum cukup berperan dalam memberikan pertimbangan dalam merumuskan dan menetapkan rencana strategis pengembangan sekolah dan rencana kerja tahunan sekolah. Dalam penetapan 9

10 anggaran sekolah (APBS) komite sekolah sudah memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi dalam penyusunan dan pembahasannya. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan komite sekolah, 1 Setiap tahun rata-rata komite diundang oleh pihak sekolah hanya 2 kali, satu kali rapat dengan dewan guru dan satu kali rapat pleno komite. Masalah yang sering dibicarakan dalam rapat dengan dewan guru adalah rencana kerja tahunan sekolah, peningkatan mutu/les untuk kelas 3, masalah pengembangan ruang/ pembangunan dan APBS/keuangan. Dalam rapat dengan dewan guru kami juga pernah menerima informasi dari sekolah tentang visi, misi dan tujuan sekolah, serta kurikulum sekolah (KTSP). Mohon maaf, saya sendiri sudah lupa apa visi maupun misi sekolah. Dalam rapat pleno komite menentukan besarnya iuran/dana orang tua/wali murid serta masalah ketertiban siswa. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa komite sekolah belum cukup terlibat dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah maupun dalam penyusunan kurikulum sekolah (KTSP) namun dalam hal merumuskan dan menetapkan rencana strategis pengembangan sekolah dan rencana kerja tahunan sekolah termasuk penyusunan APBS komite sekolah sudah cukup memberikan pertimbangan dan masukan walaupun komite sekolah selalu diundang ketika sekolah mengadakan pembahasan tentang rencana 1 Wawancara tanggal 12 Mei

11 kerja tahunan sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil FGD, salah satu peserta FGD mengatakan : 2 Setiap tahun sekali kami mengadakan pembahasan rencana kerja tahunan sekolah termasuk mengadakan revisi visi,misi dan tujuan sekolah serta kurikulum sekolah (KTSP), dan kami selalu mengundang komite sekolah dalam kegiatan tersebut.namun komite sekolah jarang memberikan masukan tentang visi, misi, tujuan dan kurikulum sekolah, komite sekolah lebih banyak memberikan masukan masalah pendanaan dan kegiatan siswa. Dalam hal memberikan masukan dalam menetapkan tata tertib sekolah yang meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, komite sekolah sudah cukup berperan. Hal ini terlihat dalam menetapkan jam masuk sekolah yaitu pukul 07.15, dalam hal penentuan seragam sekolah dan dalam menetapkan angka kredit pelanggaran siswa. Komite sekolah dalam hal memberikan masukan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sudah cukup berperan, ini terlihat dalam APBS dialokasikan dana untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah, ini berarti komite sekolah di tiga SMP Negeri di Kecamatan Musuk Kabupaten 2 FGD tanggal 17 Desember

12 Boyolali belum banyak memberikan pertimbangan dan masukan kepada sekolah dalam rangka merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah, penyusunan kurikulum sekolah (KTSP), rencana strategis pengembangan sekolah dan rencana kerja tahunan sekolah, tata tertib sekolah maupun penggunaan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini bertentangan dengan pendapat Fattah (2004) yang menyatakan bahwa MBS mempunyai tujuan agar otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat atau local stakeholders mempunyai keterlibatan yang tinggi Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency ) Peran komite sekolah sebagai badan pendukung (Supporting Agency) termasuk dalam kategori rendah, ini berarti komite sekolah di tiga SMP Negeri di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali belum banyak memberikan dukungan baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Selama ini komite sekolah belum pernah melakukan penggalangan dana dari dunia usaha dan dunia industry untuk pembiayaan penyelenggaraan pendidikan maupun pemberian bantuan bagi siswa tidak mampu, penyebabnya adalah di Kecamatan Musuk tidak terdapat perusahaan ataupun pabrik yang dapat dimintai dana untuk penyelenggaraan 12

13 pendidikan di sekolah. Penggalangan dana yang dilakukan komite sekolah masih terbatas dari orang tua/wali murid, saat ini komite tidak lagi menggalang dana dari orang tua/wali murid untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah, penyebabnya adalah semua siswa SMP di kecamatan Musuk dibebaskan dari iuran untuk biaya operasional sekolah, sekolah dilarang menarik dana dari orang tua/wali murid karena pemerintah telah memberikan dana BOS kepada semua sekolah berdasarkan jumlah murid disetiap sekolah. Kondisi ini didukung oleh hasil wawancara dengan Komite Sekolah, 3 Biasanya komite sekolah menggalang dana dari orang tua/wali murid secara rutin untuk membantu penyelenggaraan pendidikan disekolah dan untuk pengembangan sekolah yang besarnya ditentukan pada rapat pleno komite, dengan adanya dana BOS dari pemerintah, saat ini sekolah dilarang menarik iuran dari orang tua/wali murid baik untuk biaya penyelenggaraan pendidikan maupun untuk pengembangan sekolah, jadi saat ini komite sekolah tidak melakukan penggalangan dana dari orang tua/wali murid. Hal ini didukung pula oleh wawancara dengan komite sekolah, 4 Komite belum pernah melakukan pendekatan kepada dunia usaha agar memberi bantuan dana kepada sekolah maupun siswa yang tidak mampu,karena di Musuk tidak ada 3 Wawancara tanggal 14 Mei Wawancara tanggal 16 Mei

14 perusahaan atau pabrik, selama ini penggalangan dana yang kami lakukan sebatas dari orang tua/wali murid. Dana yang terkumpul kami serahkan sepenuhnya untuk dikelola sekolah, kami tidak ikut mengelola, dan kami juga tidak membuat pedoman tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah, karena menurut informasinya pedoman pengelolaan dana sudah diatur oleh pemerintah kabupaten. Dari wawancara tersebut menunjukkan bahwa komite sudah berperan dalam penggalangan dana dari orang tua/wali murid, namun belum berperan dalam pengelolaan dananya. Demikian juga komite belum berperan dalam membuat pedoman tentang pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah karena sudah ada pedoman pengelolaan dana dari pemerintah daerah. Dalam hal memberikan persetujuan dalam kegiatan sekolah dibidang non akademik maupun dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana kerja masih dikategorikan rendah, hal ini terjadi karena bila ada perubahan kegiatan dari rencana awal pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dengan pemberitahuan kepada ketua komite sekolah, tanpa harus mengundang seluruh anggota komite. Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara dengan komite sekolah, 5 Komite sekolah datang kesekolah hanya bila diundang, rata-rata 2 kali dalam satu tahun, 5 Wawancara tanggal 14 Mei

15 pada saat rapat perencanaan sudah kami sampaikan, kalau ada perubahan dari rencana awal kepala sekolah untuk berkoordinasi dengan ketua komite, tanpa harus mengundang semua pengurus. Wujud dari komite sekolah memberikan otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan tugas - tugas kependidikannya sesuai kaidah dan kompetensi guru adalah bahwa komite sekolah tidak pernah mencampuri pelaksanaan proses pembelajaran disekolah, bahkan komite sekolah tidak pernah membicarakan pelaksanaan pembelajaran didalam kelas, semua diserahkan tanggung jawab kepada kepala sekolah. Demikian juga dalam hal komite sekolah memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam penyebarluasa narkoba di sekolah komite mendukung, namun pelaksanaan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Komite sekolah sudah mengidentifikasi berbagai permasalahan dan memecahkannya bersama-sama pihak sekolah, namun masalahmasalah yang diidentifikasi masih terbatas masalah non akademik seperti masalah pendanaan, masalah ketertiban siswa dan masalah pengembang sarana prasarana sekolah, sedangkan masalah akademik baru sebatas upaya bagaimana siswa kelas 3 bisa lulus 100 %, masalah akademik yang menyangkut proses dan mutu pembelajaran di kelas tidak pernah dibicarakan. Masalah pendanaan (sebelum 15

16 pemerintah memberikan dana BOS yang mencukupi) diselesaikan dengan mencari dukungan dana dari orang tua wali murid, baik untuk les kelas 3 maupun untuk pengembangan gedung. Secara umum peran komite sekolah sebagai badan pendukung (Supporting Agency) di tiga SMP N Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali belum banyak memberikan dukungan, baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, walaupun demikian sudah ada komite sekolah yang membantu tenaga dan peralatan dengan melatih tari dan ekstrakurikuler karawitan di rumah salah satu pengurus komitenya. Hal ini sejalan dengan pendapat Fattah (2004) yang menyatakan bahwa MBS mempunyai tujuan agar otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat atau local stakeholders mempunyai keterlibatan yang tinggi Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency) Peran komite sekolah sebagai badan pengontrol (Controlling Agency) termasuk dalam kategori rendah. Komite sekolah belum melakukan pemantauan secara maksimal terhadap pelaksanaan pengelolaan sekolah untuk menilai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas sekolah, maupun kualitas proses pelayanan dan hasil pendidikan di 16

17 sekolah. Demikian pula dalam hal melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran (out put) pendidikan maupun dalam pengawassan program sekolah yang meliputi: pengawasan penggunaan sarana dan prasarana sekolah, pengawasan keuangan secara berkala dan berkesinambungan belum dilakukan secara proporsional. Hal ini terjadi karena pengurus komite sekolah yang ada lebih bersifat pasif, mereka datang ke sekolah hanya bila diundang oleh pihak sekolah dan rata-rata hanya 2 kali dalam satu tahun. Pertemuan/rapat antara pengurus komite sekolah sendiri juga belum dilakukan secara rutin. Pengawasan keuangan secara berkala telah dilakukan oleh ketua komite sekolah, dengan membubuhkan tandatangan pada laporan penggunaan keuangan. Dalam hal komite sekolah menerima laporan dari kepala sekolah yang berisi hasil evaluasi pengelolaan sekolah setiap akhir semester dilakukan secara tertulis, sedangkan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan pendidikan dari kepala sekolah yang disampaikan kepada komite dalam rapat dengan dewan guru dilaksanakan hanya satu kali bersamaan dengan perencanaan program sekolah. Hal ini menunjukkan peran komite sebagai badan pengontrol masih rendah. 17

18 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Penghubung (Mediator Agency) Peran komite sekolah sebagai badan penghubung(mediator Agency) termasuk dalam kategori cukup. Komite sekolah telah melakukan kerja sama dengan masyarakat/orangtua/walimurid dan pemerintah berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan, demikian juga komite sekolah telah membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholders pendidikan disekitar sekolah, hal ini terbukti tidak ada keluhan dari masyarakat disekitar sekolah berkaitan dengan kegiatan sekolah, masyarakat disekitar sekolah telah ikut menjaga keamanan sekolah, bahkan ada diantara warga masyarakat yang merelakan rumahnya untuk tempat penitipan sepeda anakanak. Komite sekolah belum bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industry berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, hal ini karena kurikulum di SMP tidak ada materi siswa magang, seperti kurikulum SMK. Dalam hal komite sekolah menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat dilakukan secara lisan dan disampaikan kepada sekolah oleh komite sekolah juga secara lisan di sampaikan pada saat rapat dengan pihak sekolah. Selama ini belum ada surat dari masyarakat maupun 18

19 dari komite sekolah yang diajukan ke sekolah. Dalam hal menyampaikan usul atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah dilakukan bersama-sama dengan sekolah, tidak dilakukan sediri oleh komite sekolah, hal ini terlihat dari setiap proposal yang di buat sekolah baik proposal untuk mendapatkan Beasiswa Siswa Miskin (BSM), proposal pengajuan dana pendamping BOS, proposal rehap gedung ataupun proposal tambahan ruang harus selalu mendapat persetujuan (ditandatangani) oleh ketua komite sekolah. Selama ini komite sekolah belum menyampaikan usulan langsung kepada pemerintah daerah, hal ini karena mekanisme pengajuan proposal ke Pemda harus melalui sekolah dengan persetujuan komite sekolah. Secara keseluruhan peran komite sekolah sebagai badan penghubung termasuk dalam kategori cukup. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di tiga SMP Negeri Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali rendah. Hal ini terjadi dari pihak sekolah sendiri, belum semua sekolah memberdayakan komite secara optimal, hal ini nampak adanya pendapat dari salah satu kepala sekolah yang mengatakan bahwa selama 2 tahun terakhir ini komite sekolah tidak diberdayakan karena sekolah tidak menarik uang/iuran dari orang tua/wali murid, pendapat ini menganggap bahwa 19

20 peran komite sekolah hanya sebatas dalam menggalang dana dari orang tua/wali murid. Dalam FGD pendapat ini di tolak oleh sebagian besar peserta FGD, salah satu peserta FGD yang juga kepala sekolah mengatakan : 6 Tidak benar kalau komite sekolah selama 2 tahun terakhir ini tidak diberdayakan, karena di sekolah kami komite sekolah terlibat dalam hampir semua kegiatan sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah. Sebagai contoh dalam kegiatan ekstrakurikuler karawitan komite sekolah terlibat aktif melatih dan memfasilitasi dengan peralatan yang digunakan, karena sekolah tidak mempunyai perangkat karawitan maka karawitan dilaksanakan di rumah salah seorang anggota komite. Demikian juga dalam hal bantuan tenaga, karena tidak ada guru seni tari maka salah satu anggota masyarakat yang merupakan lulusan sekolah seni tari membantu mengajar tari di sekolah. Walaupun komite tidak menggalang dana dari orang tua/wali murid tetapi peran komite sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah kami. Saat ini bersama komite kami sedang mengadakan pendekatan kepada pemerintah, dalam hal ini kepala desa untuk menambah area tanah sekolah dari kas desa, karena tanah sekolah kurang luas. Salah satu faktor penyebab komite sekolah belum melaksanakan perannya secara optimal baik sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai mediator adalah komite sekolah tidak mengetahui peran dan fungsinya, hal ini terlihat dari hasil wawancara 6 FGD tanggal 17 Desember

21 dengan pengurus komite, ketika ditanya tentang peran dan fungsi komite, rata-rata mereka tidak mengetahuinya. Berikut ini salah satu hasil wawancara dengan komite sekolah, 7 Sebagai pengurus komite sekolah kami tidak mengetahui apakah peran dan fungsi komite sekolah, kami belum pernah mengikuti sosialisasi tentang komite sekolah. Saya menjadi pengurus komite karena dulu menjadi anggota BP 3, sejak tahun 1995, pada saat itu semua anggota BP 3 menjadi pengurus komite, sampai sekarang saya masih menjadi pengurus komite. Pendapat ini sesuai dengan hasil FGD yang menyatakan bahwa rata-rata pengurus komite sekolah tidak mengetahui tugas pokok dan fungsinya sebagai komite sekolah, sehingga sekolah perlu memberikan penerangan/pembekalan kepada pengurus komite supaya komite sekolah dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal. Selama ini memang pihak sekolah belum pernah mengadakan sosialisasi kepada pengurus komite tentang tugas dan fungsi komite. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu ketua komite yang menunjukkan bahwa pernah ada sosialisasi dari Kabupaten tentang komite sekolah kepada ketua ketua komite di Kecamatan Musuk, namun dari pihak sekolah maupun komite tidak mensosialisasikan kepada 7 Wawancara tanggal 12 Mei

22 anggota komite yang lain, berikut hasil wawancaranya, 8 Pernah ada sosialisasi tentang komite sekolah (kalau tidak salah tahun 2008) dari Kabupaten, yang diundang ketua komite beserta kepala sekolah SD/SMP/SMA se Kecamatan Musuk, tetapi tidak kami tindak lanjuti dengan sosialisasi ke pengurus yang lain, karena tidak wajib. Faktor lain yang menyebabkan komite sekolah belum melaksanakan perannya adalah rendahnya tingkat pendidikan pengurus komite sekolah, dari 25 responden hanya 20% (5orang) yang tingkat pendidikannya diatas SLTA (Diploma dan Sarjana), 20% lagi lulusan sekolah dasar dan rata-rata berpendidikan SLTA (52%) sehingga mereka pasif, hanya datang kesekolah bila ada undangan saja, ada kesan bahwa keberadaan komite sekolah hanya merupakan badan pelengkap yang harus ada di sekolah, hal ini terlihat bahwa banyak pengurus komite yang menjadi pengurus sudah lebih dari 10 tahun, bahkan sejak menjadi anggota BP 3 sampai sekarang masih menjadi pengurus. Hal ini terungkap dalam FGD, salah seorang peserta FGD mengatakan: 9 Memang benar rata-rata pengurus komite tidak pernah diganti, sehingga mereka sungkan kalau mau datang kesekolah, sehingga kurang komunikasi antara komite dengan sekolah. 8 Wawancara tanggal 14 Mei FGD tanggal 17 Desember

23 Sebaiknya minimal 1 bulan sekali komite datang ke sekolah, dan 1 semester sekali mengadakan pleno komite untuk membahas kemajuan sekolah. Dalam FGD muncul suatu usulan untuk memberdayakan komite sekolah dilakukan dengan memberikan insentif/gaji kepada pengurus komite, karena menjadi pasif, tidak mendapat imbalan maka pengurus namun usulan ini ditolak oleh sebagian besar peserta FGD, berikut salah satu pendapat peserta : 10 Saya sangat tidak setuju kalau komite sekolah di gaji, karena tujuan pembentukan komite sekolah adalah untuk membantu sekolah, salah satuanya untuk menggalang dana dari masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. Memang benar selama ini komite belum berperan secara aktif, hal ini karena pengurus komite sekolah tidak memahami tugas dan fungsinya, sementara pihak sekolah tidak memberdayakan komite sekolah secara optimal. Sebenarnya peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mengingkatkan mutu sekolah sangatlah besar, oleh karena itu komite sekolah perlu di berdayakan agar dapat melaksanakan perannya secara baik dan optimal. 10 FGD tanggal 17 Desember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desentralisasi Pendidikan Sejarah pendidikan di Indonesia sampai dengan awal tahun 2000 menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia bersifat sentralisasi, segala sesuatu di atur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Di Gugus Maju terdapat 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG 54 BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Islam Al

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Peran dan fungsi komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) BAB VI PENUTUP Bagian ini merupakan bagian terakhir dari bagian isi tesis. Pada bagian ini memuat tiga sub bab, yaitu: kesimpulan, implikasi, dan saran. Ketiga sub bab tersebut akan disajikan secara rinci

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite 110 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro dapat diambil

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 106 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan, dan pembahasan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung ini dibagi menjadi lima bagian. Lima bagian tersebut antara lain gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA OLEH DIAH ANITA SUKMAWATI 802010025 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Lebih terperinci

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016 Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016 1. Kedudukan, Fungsi dan Tugas : Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan 2. Indkator Kerja Dewan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan telah

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang: Jenis Penelitian; Subjek Penelitian; Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data; serta Teknik Analisis Data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara detail latar belakang dan alasan pemilihan judul tesis, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo 179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN Oleh: Darwing Paduppai, Suradi, & Sabri I. PERMASALAHAN PENELITIAN Komite sekolah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran peran Komite Sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung sebagai

Lebih terperinci

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy and Efficiency Some Critical

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Tinjauan Tentang Kualitas Pendidikan Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial

Lebih terperinci

AD ART Komite Sekolah

AD ART Komite Sekolah AD ART Komite Sekolah Contoh ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE... (NAMA SEKOLAH)... TAHUN... MUKADIMAH Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO 1 BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO 2.1 Sejarah SMP Negeri 5 Sidoarjo Pada tahun 1955 di jantung kota Sidoarjo, berlokasi di sebelah barat pendopo Bupati Sidoarjo Jalan Sultan Agung (sekarang

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH NOMOR 044/U/2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah sangat dibutuhkan. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam pengelolaan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS ~ 1 ~ SALINAN Menimbang BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kinerja Komite Sekolah antara SD Negeri

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi 2017 June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari Sunardi Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Galuh. Jl. R.E Martadinata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu bentuk investasi sumber daya manusia ( SDM ) yang lebih penting dari investasi modal fisik. Pendidikan memberikan sumbangan yang amat

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Berbasis Sekolah Suparlan, dkk (2012) Manajemen Berbasis Sekolah sebagai terjemahan dari School Based Management, dapat diartikan sebagai pengalihan dalam pengambilan

Lebih terperinci

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Bab V Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan MBS di Gugud Ki Hajar Dewantoro, peneliti menyimpulkan dengan merujuk pada rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah adanya partisipasi masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing belum optimal,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO, BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal satu disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara hakiki pambangunan pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara formal, hampir semua sekolah telah memiliki Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebuah pranata sosial yang bersistem, terdiri atas komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi. Komponen utama sekolah adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Pelaksanaan Program Di SMP Negeri 4 Dumoga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Pelaksanaan Program Di SMP Negeri 4 Dumoga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Pelaksanaan Program Di SMP Negeri 4 Dumoga a. Dukungan Dalam Bentuk Dana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis, peneliti dapat mengambil kesimpulan penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai fungsi dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS PENDIDIKAN SLTP NEGERI 6 SRAGEN Jl. Mayor Suharto No. 1 Telp. (0271) 891913 SRAGEN 57213 KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Relationship Between Participation of School Committee with Fulfillment

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Kepala Sekolah Nama Jabatan/Fungsi : Kepala Sekolah Bertanggungjawab kepada : Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Berhubungan dengan : 1.Semua unit kerja SMP 2.Pemkab

Lebih terperinci

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga Oleh : Nur Hasanah NIM : Q100030016 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ANGGARAN DASAR KOMITE... PEMBUKAAN Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH

KUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH Lampiran 1 I. Tujuan KUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang peran Komite Sekolah sebagai mitra dalam dunia pendidikan saat ini. Penulis mengharapkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH

BAB III ANALISA MASALAH BAB III ANALISA MASALAH 3.1. Sekilas Tentang SMK PUSPITA BANGSA Pemahaman terhadap cakupan wilayah layanan SMK. Letak SMK PUSPITA BANGSA berada di kecamatan Ciputat yang merupakan daerah perbatasan dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH Di SD Muhammadiyah Condong Catur Oleh: Dr. Qurratul Aini, M. Kes PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan kualitas pendidikan merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam penentuan human development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan telah diyakini sebagai salah satu aspek pembangunan bangsa yang sangat penting untuk mewujudkan warga Negara yang handal profesional dan berdaya

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung

BAB I P E N D A H U L U A N. Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat. Tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era desentralisasi, pendidikan ini ditekankan pada kebijakan setiap sekolah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan desentralisasi pendidikan yang mengacu pada undang-undang No. 32 dan 33 tahun 2004 dimana terdapat prinsip-prinsip baru dalam pengelolaan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS 2.1 Kajian Teori dan Kerangka Teoritis 2.1.1 Pemangku Kepentingan Konsep pemangku kepentingan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pemikiran manusia dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah LAMPIRAN LAMPIRAN I. Konteks PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Sekolah 1. Apakah membutuhkan partisipasi masyarakat? seberapa pentingkah partisipasi yang diharapkan oleh SD Negeri Pilangrejo 1

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PLUS PANYABUNGAN

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PLUS PANYABUNGAN -1- SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PLUS PANYABUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANDAILING NATAL, Menimbang :

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Oleh: Ahmad Nawawi JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2010 Latar Belakang l Lahirnya pendidikan inklusif sejalan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

ADMNISTRATOR SEKOLAH

ADMNISTRATOR SEKOLAH ADMNISTRATOR SEKOLAH Nila Isti Khoeriyah (702010059) Kartikaning Endah (702010061) Diah Oktie Utami (702010062) Bayu Sedono (702012601) FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2013

Lebih terperinci

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN Mengenal Komite Sekolah dan Peranannya dalam Pendidikan {133 MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN Rahmat Saputra Tenaga pengajar STAI Teungku Dirundeng Meulaboh Abstract The school committee

Lebih terperinci

ANGKET PENELITIAN EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU HASIL PENDIDIKAN

ANGKET PENELITIAN EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU HASIL PENDIDIKAN RESPONDEN KEPALA SEKOLAH ANGKET PENELITIAN EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU HASIL PENDIDIKAN (Studi pada Sekolah Menengah

Lebih terperinci