BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN A. Analisis Data Kompetensi Kepribadian Guru PAI SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Setelah data dikumpulkan, maka selanjutnya adalah menganalisis data mengenai hasil angket tentang kompetensi kepribadian guru PAI di SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Data diperoleh dari angket dengan jumlah 0 item pertanyaan yang disebarkan kepada 86 responden yaitu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Adapun data skor angket kompetensi kepribadian guru PAI di SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan adalah sebagai berikut:

2 96 PAI) Mencari rata-rata dari variabel x (Kompetensi Kepribadian Guru x = 56 N = 86 = = 60,77 dibulatkan menjadi 61 Dalam penelitian ini digunakan 4 kategori jenjang yaituss (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun cara penghitungannya adalah sebagai berikut: Variabel X (kompetensi kepribadian Guru PAI) Skor Max = 4 x Jumlah Soal = 4 x 18 = 7 Skor Min = 1 x Jumlah Soal = 1 x 18 = 18 Rentang = = = 13,5 = 13 Dengan hasil tersebut, maka kategori kepribadian guru PAI dapat dibuat menjadi 4 kategori. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut: Variabel X (Kompetensi kepribadian Guru PAI) 59 7 : Sangat Tinggi : Tinggi

3 : Sedang 16 9 : Rendah Maka data diperoleh dari hasil angket siswa dengan rentengan skor antara 0 sampai 69, dari populasi 86 orang didapatkan skor tertinggi 69 dan skor terendah 49. Dengan kategori di atas, skor nilai rata-rata hasil angket sebesar 61 dikategorikan sangat tinggi. B. Analisis Data Motivasi Belajar PAI Siswa SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Kemudian untuk mengetahui data tentang motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 4 pada bab 3. Adapun data skor angket kompetensi kepribadian guru PAI di SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan adalah sebagai berikut: Mencari rata-rata dari variabel y (Motivasi Belajar PAI siswa) x = 4986 N = 86

4 98 = = 57,98 dibulatkan menjadi 58 Dalam penelitian ini digunakan 4 kategori jenjang yaituss (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun cara penghitungannya adalah sebagai berikut: Variabel Y (motivasi belajar PAI siswa) Skor Max = 4 x Jumlah Soal = 4 x 19 = 76 Skor Min = 1 x Jumlah Soal = 1 x 19 = 19 Rentang = = = 14,5 = 14 Dengan hasil tersebut, maka kategori kepribadian guru PAI dapat dibuat menjadi 4 kategori. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut: Variabel Y (Motivasi Belajar PAI siswa) 6 76 : Sangat Tinggi : Tinggi 3 46 : Sedang : Rendah

5 99 Maka data diperoleh dari hasil angket siswa dengan rentengan skor antara 0 sampai 76, dari populasi 86 orang didapatkan skor tertinggi 76 dan skor terendah 41. Dengan kategori di atas, skor nilai rata-rata hasil angket sebesar 58 dikategorikan tinggi. C. Analisis Korelasi Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Motivasi Belajar PAI siswa SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Dalam bab ini diuraikan tentang analisis data yang mengarah penyelesaian permasalahan yang telah peneliti ajukan pada bab I, yakni apakah ada korelasi kompetensi kepribadian guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Pada bab ini peneliti melakukan analisis data dengan perhitungan manual dan bantuan SPSS 0 for windows. Adapun cara penrhitungan manualnya menggunakan rumus Product Moment, yang sebagaimana diketahui: N = 86 x = 56 y = 4986 xy = x² = y² = 9384

6 100 Setelah itu maka akan dihitung besarnya nilai korelasi antara variabel x (Kompetensi Kepribadian Guru PAI) dan variabel y (Motivasi Belajar PAI Siswa) dengan menggunakan rumus Product Moment. 1 r xy N xy N ) ( N ) ( x x y y x y Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara variabel x (kompetensi kepribadian guru PAI) dan variabel y (motivasi belajar PAI siswa) di SMP Muhammadiyah Pekajangan. X :Jumlah seluruh skor x Y :Jumlah seluruh skor y xy :Jumlah seluruh skor x dan skor y N : Banyaknya sampel atau kasus r xy r xy N xy N ) ( N ) ( x x y y x y 86(30396) (56)(4986) (86)(318994) 56 (86)( 9384) Sugiyono, Statistika untuk Penelitian cet. Kesebelas (Bandung: Alfabeta, 007) hlm.

7 101 r xy = ( )( ) = = 0,433 Hasil di atas sama dengan hasil yang diperoleh dari penghitungan SPSS 0 for windows, dengan dengan hasil 0,433. Adapun output penghitungan SPSS adalah sebagai berikut: Correlations kompetensi kepribadian motivasi belajar kompetensi kepribadian motivasi belajar Pearson Correlation 1,433(**) Sig. (-tailed),000 N Pearson Correlation,433(**) 1 Sig. (-tailed),000 N ** Correlation is significant at the 0.01 level (-tailed). Dari hasil perhitungan manual maupun SPSS 0 for windows, menunjukkan hasil yang sama. Output SPSS 0 for windows dapat dilihat pada tabel correlations yang menunjukkan bahwa hubungan (korelasi) antara kompetensi kepribadian guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa yaitu 0,433. Dari hasil penghitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif sebesar 0,433 yang artinya ada korelasi antara Kompetensi

8 10 Kepribadian Guru PAI (X) dengan Motivasi Belajar PAI Siswa(Y). Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Arikunto dalam bukunya Adji Djojo, nilai r = 0,433 ini termasuk dalam kriteria cukup positif. Berikut ini tabel kriteria korelasi menurut Arikunto: No Nilai Interval Kriteria 1 <0,0 Sangat rendah 0,0 0,399 Rendah 3 0,40 0,599 Cukup 4 0,60 0,799 Tinggi 5 0,80 1,00 Sangat tinggi Korelasi bersifat positif artinya terjadi hubungan searah antara variabel x dan y. Searah di sini adalah semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI, maka semakin meningkat motivasi belajar PAI siswa. Begitu juga sebaliknya semakin buruk kompetensi kepribadian guru PAI, maka semakin menurun pula motivasi belajar PAI siswa. 1. Merumuskan Hipotesis Hipotesis untuk kasus ini adalah: Ho : Tidak terdapat signifikan korelasi antara kompetensi kepribadian guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa. Ha : Ada korelasi yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa. Adji Djojo, Aplikasi SPSS dalam Penelitian (Yogyakarta: Gava Media, 01) hlm. 111

9 103 Kemudian kesimpulan hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima dengann kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitasnya adalah jika probabilitas (sig) > α, maka hipotesis yang penulis ajukan diterima. Oleh karena itu ada korelasi yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa. Artinya semakin baik kompetensi kepribadian Guru PAI maka semakin tinggi pula motivasi belajar PAI siswa, sebaliknya jika kepribadian guru PAI tidak baik maka semakin menurun pula motivasi belajar PAI siswa.. Menentukkan nilai r tabel Nilai r tabel ditentukan dengan derajat kebebasan dan tingkat signifikansi tertentu. Derajat keabsahan ditentukan dengan rumus: = 86 = 84 Dengan daerah keabsahan sebesar 84 sehingga dapat diketahui nilai r tabel sebesar 0,13 dengan taraf signifikansi sebesar 5%. 3. Menghitung Koefisien Determinasi Adapun sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap variabel Y adalah: KP = r²x100% = (0,433)²x100% = 18,75%

10 104 Artinya, korelasi variabel X (Kompetensi Kepribadian Guru PAI) terhadap variabel Y (Motivasi Belajar PAI Siswa) sebesar 18,75% dan 81,5% ditentukan oleh variabel lain. 4. Membandingkan nilai r hitung dengan t tabel Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung sebesar 0,433 dan r tabel sebesar 0,13. Oleh karena itu korelasi yang diperoleh sebesar 0,433 > 0,13 maka dapat disimpulkan ada korelasi yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru PAI dengan motivasi belajar PAI siswa SMP Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Dengan hasil hipotesa Ho ditolak dan Ha diterima.