BAB 3 ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah singkat SMA Hang Tuah 1 Jakarta SMA Hang Tuah 1 yang berlokasi di Komplek Seskoal Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan di bawah naungan Yayasan Hang Tuah yang merupakan lembaga pendidikan formal yang berpusat di Surabaya. Selain SMA, yayasan Hang Tuah yang berlokasi di Komplek Seskoal Cipulir juga ada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Dalam perjalanan sejarahnya SMA Hang Tuah 1 Jakarta sendiri berdiri pada tahun 1989 berdasarkan Skep Mendikbud No 484/I01.A/I/8. Pada tahun 1997, manajemen pengelolahan SMA Hang Tuah 1 Jakarta mengalami perubahan besar, mulai dari sarana dan prasarana, fasilitas sampai ke tenaga gurunya. Tepatnya pada tanggal 28 Agustus 1997, SMA Hang Tuah 1 diresmikan oleh Kepala Staf TNI AL ketika itu Laksamana Arif Kusharyadi. Dan pada tahun 1999, SMA Hang Tuah 1 Jakarta berhasil meraih akreditasi dari Depdiknas dengan status Disamakan. Pada tahun 2002, Yayasan Hang Tuah memutuskan untuk menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), agar mutu sekolah tidak lagi ditentukan oleh sekolah dan yayasan saja melainkan juga oleh masyarakat. Dan pada tahun 2003, SMA Hang Tuah 1 Jakarta mulai mencoba menerapkan Kurikulum Berbasis 59

2 60 Kompetensi meskipun pelaksanaan kurikulum tersebut baru dilaksanakan secara nasional pada tahun Sejak bulan Juli 2004, SMA Hang Tuah 1 dilengkapi Program PLUS! English Conversation setiap hari dan praktikum komputer yang dapat mengakses ke internet. Pada tahun 2005, SMA Hang Tuah 1 Jakarta berhasil meraih akreditasi dengan predikat : Terakreditasi A dengan nilai 90,70 (Peringkat 11 dari 174 sekolah yang diakreditasi di DKI Jakarta tahun 2005). Pada tahun 2006, SMA Hang Tuah 1 Jakarta mendapatkan blockgrant Pembangunan Laboratorium Multimedia dari Depdiknas, dan langsung pada tahun pelajaran 2007/2008 mencanangkan program sekolah Menuju Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer (TIK). Pada tahun 2009, tepatnya bulan April, SMA Hang Tuah 1 Jakarta terpilih sebagai sekolah yang mendapatkan blockgrant RSKM/SSN, dan hasil supervisi di akhir tahun menyimpulkan bahwa sekolah ini tergolong pada Sekolah Standar Nasional Kategori III. Pada tahun 2009, di bulan Juli, SMA Hang Tuah 1 Jakarta berhasil meraih hasil supervisi/akreditasi kegiatan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri dengan predikat Sekolah Standar Nasional Kategori III. 3.2 Tujuan,Visi dan Misi SMA Hang Tuah 1 Jakarta Tujuan SMA Hang Tuah 1 Jakarta Membentuk siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berpengetahuan dan berketerampilan, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta berwawasan kebangsaan,

3 kejuangan, kebudayaan, berjiwa bahari dan meningkatkan potensi siswa agar siap untuk mengikuti pendidikan yang lebih lanjut Visi SMA Hang Tuah 1 Jakarta Menghasilkan generasi yang kompeten dalam kesamaptaan, kepribadian, dan kecerdasan dalam menyongsong peradaban dunia dengan semangat jiwa bahari Misi SMA Hang Tuah 1 Jakarta 1. Membentuk siswa berakhlaq mulia berlandaskan agama. 2. Mendidik siswa menguasai ilmu pengetahuan. 3. Membentuk Siswa berdisiplin. 4. Membentuk siswa memiliki jiwa bahari. 5. Membentuk siswa mandiri, inovatif, dan kreatif. 6. Mendidik siswa berpola hidup sehat, bersih, dan rapi. 3.3 Struktur Organisasi SMA Hang Tuah 1 Jakarta Berikut adalah struktur organisasi dari SMA Hang Tuah 1 Jakarta.

4 62 Yayasan Hang Tuah Institusi Pasangan Kepala Sekolah DIKNAS Komite Sekolah p i m p i n a n Wakasek Kurikulum Wakasek SarPras Wakasek Humas Wakasek Kesiswaan Pembantu Pimpinan Kaur. Tata Usaha Kaur. Keuangan/Bendahara Pelayanan Pustaka Lab. Multimedia Lab. Komputer Kajur IPA Lab. Kimia Lab. Fisika Lab. Biologi Kajur IPS Lab Jurusan IPS Kajur Bahasa Lab Jurusan Bahasa Wali Kelas Guru Siswa Pembina OSIS Pembina Ekskul Bimbingan Konseling p e l a k s a n a Gambar 3.1 Struktur Organinasi SMA Hang Tuah 1 Jakarta Sumber : Buku Pedoman Pengelolaan SMA Hang Tuah 1 Jakarta

5 Tugas dan Wewenang Berdasarkan struktur organisasi tersebut,maka terdapat tugas pokok,tanggung jawab serta wewenang yang harus dijalankan oleh seluruh pihak yang terlibat. Tugas dan wewenang tiap tiap unsur dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Yayasan Yayasan merupakan lembaga yang berbadan hukum dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di Satuan Pendidikan Hang Tuah, dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab di bidang : a. Kelembagaan : 1. Menetapkan struktur organisasi Yayasan dan Satuan Pendidikan sesuai kebutuhan. 2. Menetapkan kebijakan di bidang pendidikan dalam penyelenggaraan Satuan Pendidikan. 3. Mengembangkan Satuan Pendidikan agar berkualitas dan mandiri. 4. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan di Satuan Pendidikan Hang Tuah. 5. Menetapkan pembukaan, penutupan dan penggabungan Satuan Pendidikan. b. Ketenagaan Ketenagaan di lingkungan Satuan Pendidikan terdiri atas tenaga kependidikan dan tenaga non kependidikan. Fungsi, tugas dan tanggung jawab Yayasan di bidang ketenagaan meliputi :

6 64 1. Pengadaan personil : a. Menetapkan persyaratan minimal penerimaan tenaga kependidikan dan non kependidikan dengan prosedur yang bersangkutan membuat lamaran kerja ditulis tangan di atas kertas bermaterai secukupnya dan dialamatkan kepada Ketua Pengurus Cabang / Perwakilan / Pembina Perwakilan. b. Menetapkan jumlah kebutuhan tenaga kependidikan dan non kependidikan di setiap satuan pendidikan. 2. Pembinaan personil Mengembangkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan tenaga kependidikan dan non kependidikan antara lain dengan program kependidikan lanjut, penyeteraan, pemilihan guru berprestasi dan penataran. 3. Pemberian gaji, honorarium dan kesejahteraan. 4. Pemberhentian / pemutusan hubungan kerja. c. Pembinaan Kesiswaan 1. Memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi. 2. Menyediakan tenaga pembimbiing, pengajar atau pelatih. d. Kurikulum 1. Menyetujui pengembagan kurikulum yang diperluas (muatan lokal) sesuai kebutuhan yang diajukan Kepala Satuan Pendidikan. 2. Menyediakan buku kurikulum pendidikan yang ditetapkan oleh Depdiknas sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan.

7 65 3. Menerbitkan kurikulum Mata Pelajaran Kebaharian sebagai mata pelajaran ciri khas Yayasan. e. Sarana prasarana 1. Mengusahakan dan menyediakan sarana dan prasarana serta sumber belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum. 2. Mengembangkan sarana prasarana pendidikan dengan meningkatkan mutu penampilan sekolah. f. Pendanaan 1. Menetapkan kebijakan dan pengawasan, pemasukan, penggunaan dan pertanggung jawaban dana. 2. Mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) setiap tahunnya untuk dapat dilaksanakan oleh Satdik. g. Administrasi 1. Memimpin dan mengawasi seluruh tata laksana dan tata usaha Satuan Pendidikan berdasarkan ketentuan Yayasan. 2. Menatalaksanakan dan mengamankan inventaris sarana dan prasarana yang dimiliki Satuan Pendidikan. h. Pengawasan Pengawasan berfungsi menilai hubungan antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan serta mengambil langkah yang diperlukan bila terjadi penyimpangan. Fungsi pengawasan mencakup pula semua tindakan yang ditujukan untuk

8 66 menghilangkan segala hambatan yang mengganggu pelaksanaan rencana dan merupakan suatu proses yang berlanjut, meliputi : 1. Pengawasan terhadap administrasi umum dan keuangan. 2. Pengawasan operasional pendidikan mencakup pengawasan kegiatan pembelajaran, ketenagaan, sarana prasarana, dan lainlain. 2. Kepala Sekolah Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manager, adiministrator dan inspirator. Kepala Sekolah selaku manager mempunyai tugas : a. Menyusun perencanaan. b. Mengorganisasikan kegiatan. c. Mengarahkan kegiatan. d. Mengkoordinasikan kegiatan. e. Melaksanakan pengawasan. f. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan. g. Menentukan kebijakan. h. Mengadakan rapat. i. Mengambil keputusan. j. Mengatur proses belajar mengajar. k. Mengatur administrasi : Ketatausahaan, Siswa, Ketenagaan, Sarana Prasarana, Keuangan. l. Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

9 67 3. Wakil Kepala Sekolah Wakil kepala sekolah meliputi Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Humas. Wakil kepala sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : a. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan, dan jadwal kegiatan. b. Pengorganisasian. c. Pengarahan. d. Ketenagaan. e. Pengkoordinasian. f. Penilaian. g. Identifikasi dan pengumpulan data. h. Penyusunan laporan. 4. Wali Kelas 1. Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan pengelolaan kelas antara lain : a. Menyusun administrasi kelas meliputi denah tempat duduk, papan absen, daftar pelajaran, daftar piket kelas, buku absen siswa, buku kegiatan pembelajaran / jurnal, tata tertib. b. Menyusun pembuatan statistik bulanan (absen), mengisi leger, rapor dan membagikannya, dan membuat catatan khusus. 2. Wali kelas mengetahui, memahami dan mengambil tindakantindakan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul di kelasnya.

10 68 3. Wali kelas bekerja sama dengan guru BK dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa apabila dipandang perlu mengadakan hubungan dengan orang tua / wali murid dalam rangka pembinaan siswa di kelasnya. 4. Wali kelas melaksanakan tugas penilaian, terutama terhadap budi pekerti, kelakuan dan kerajinan siswa di kelasnya. 5. Wali kelas mengawasi, memonitor serta menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah secara berkala melalui Wakil Bidang Kesiswaan mengenai pembinaan kelasnya. 6. Wali kelas berkoordinasi dengan Wakil bidang Kesiswaan, BK, untuk siswa pindahan / mutasi karena sesuatu dan lain hal (ketidak hadiran) prestasi rendah dan lain-lain. 5. Ketua Jurusan 1. Ketua jurusan meliputi Kajur IPA, Kajur IPS, Kajur Bahasa uang bertanggung jawab atas : a. Terlaksananya pertemuan MGMP intern sekolah minimal sebulan sekali. b. Penyusunan program dan pengembangan MGMP mata pelajaran sejenis. c. Penyusunan program pengajaran. 2. Mengkoordinasikan penyusunan naskah soal Ulangan Harian. 3. Mengadakan monitoring Ulangan Harian pelaksanaan program pebaikan dan remidial mata pelajaran sejenis. 4. Mengadakan evaluasi Ulangan Tengah dan Akhir Semester.

11 69 5. Guru Mata Pelajaran 1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. 2. Guru mata pelajaran terdiri dari guru tetap dan guru tidak tetap. Guru tetap berada di sekolah selama proses belajar mengajar berlangsung di sekolah dan wajib mengikuti apel pagi. 3. Guru tidak tetap berada di sekolah pada saat mengajar dan mengikuti rapat sesuai tanggung jawab mata pelajaran yang dia punya 4. Setiap guru perlu selalu menjadi contoh dan teladan bagi anak didiknya baik dalam hal ketepatan waktu, etika dan budi pekerti luhur, ketaatan pada ketentuan dan peraturan, kebersihan dengan menjaga kesehatan, kecermatan dan kerapihan, kepribadian maupun dalam penampilan sehari-hari di sekolah dan di luar sekolah. 5. Guru tetap berkewajiban mengajar sesuai alokasi yang ditentukan dan mengasuh serta melatih siswa selama berada di sekolah. Alokasi mengajar di kelas maksimum guru tetap adalah 18 jam pelajaran/minggu. 6. Guru tidak tetap berkewajiban hadir dan mengajar sesuai jadwal waktu yang sudah disepakati bersama. 7. Guru wajib membuat Rancangan Paket Pembelajaran yang meliputi : a. Analisis indikator untuk penetapan SKBM.

12 70 b. Rencana Paket Pembelajaran. c. Kartu Soal. d. Silabus Layanan Kelas. e. Menentukan target daya serap kurikulum. f. Membuat Analisis Evaluasi (misal : analisis ulangan harian, analisis ulangan blok, dsb). g. Membuat tindak lanjut hasil evaluasi (remedial dan pengayaan). h. Membuat daftar nilai siswa. 6. Pembina OSIS 1. Bertanggung jawab pada Wakasek Kesiswaan. 2. Melaksanakan bimbingan, arahan, dan pengendalian kegiatan kesiswaan dalam kegiatan OSIS. 3. Mengkoordinasikan dan menyusun jadwal kegiatan kesiswaan dalam kelompok. 4. Mengusulkan calon-calon pengurus OSIS kepada Wakasek Kesiswaan untuk menjadi pengurus OSIS dan disahkan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah. 7. Pembina Ekstra Kurikuler 1. Bertanggung jawab kepada Wakasek Kesiswaan. 2. Menyusun jadwal kegiatan ekstrakurikuler setiap semester untuk seluruh cabang ekstra kurikuler. 3. Mengusulkan cabang-cabang ekstrakurikuler yang layak dibuka dan ditutup setiap semester kepada Wakasek Kesiswaan.

13 71 4. Mengkoordinir dan menjadwalkan kegiatan evaluasi untuk setiap cabang ekstrakurikuler setiap semester dan diketahui oleh Wakasek Kesiswaan. 5. Kaur. Tata Usaha Kaur Tata Usaha bertugas membantu Kepala Sekolah dalam hal sebagai berikut : 1. Menyusun program tata usaha. 2. Mengelola keuangan sekolah. 3. Mengurus administrasi kepegawaian. 4. Meyusun administrasi perlengkapan sekolah. 5. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah. 6. Analisis kebutuhan guru dan pegawai. 7. Penyusunan tugas tambahan guru. 8. Pengajuan usul kenaikan gaji berkala. 9. Pengajuan usul kenaikan pangkat. 10. Pengelolaan administrasi gaji. 11. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan ketata usahaan secara berkala. 6. Komite sekolah Komite sekolah bertugas membantu proses belajar mengajar, membantu dalam mengadakan kegiatan-kegiatan atau acara yang diadakan oleh pihak sekolah. 7. Kaur Keuangan / Bendahara 1. Membuat neraca keuangan tiap akhir tahun.

14 72 2. Membuat perencanaan kenaikan uang sekolah dan membuat laporan penerimaan uang PSB (Penerimaan Siswa Baru). 3. Membukukan seluruh keuangan sekolah dan menghitung serta membayar gaji serta transport guru dan pegawai. 4. Bertanggung jawab atau pemasukan dan pengeluaran uang. 5. Mengusulkan draft-draft kenaikan gaji guru dan pegawai sesuai keuangan yang disetujui oleh Yayasan. 6. Memeriksa setiap bulan laporan kegiatan keuangan koperasi dan keuangan lainnya. 8. Bimbingan Konseling 1. Membuat rencana kerja BP. 2. Membuat penilaian prestasi siswa. 3. Mengadakan pertemuan dengan siswa dalam membantu memecahkan masalahnya. 4. Mencatat setiap kasus dan cara penyelesaiannya dalam kartu identitas siswa. 5. Bekerjasama dengan orang tua siswa untuk membantu menyelesaikan masalah pada siswa. 9. Pustaka Pustaka membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan dalam tugas sebagai berikut : 1. Menyusun program perpustakaan setiap semester.

15 73 2. Pengurusan pelayanan perpustakaan, mengisi buku induk, membuat katalog, mendata siswa pengunjung, mendata siswa peminjam buku. 3. Perencanaan pengembangan perpustakaan setiap semester. 4. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala, meliputi : persentase siswa pengunjung dan persentase peminjam buku perkelas, total kelas horisontal-vertikal dan persentase kutu buku. 10. Siswa Siswa memiliki tugas untuk belajar dan menimba ilmu. Siswa diharuskan dapat mempelajari semua pelajaran akademis dan non akademis. Pelajaran akademis akan dinilai dan diujikan, pada akhir tingkatan sekolah siswa akan mengikuti ujian akhir nasional yang akan menentukan kelulusan siswa. 3.5 Sistem yang berjalan Sistem pembelajaran yang berjalan SMA Hang Tuah 1 Jakarta menggunakan kurikulum mandiri khas SMA Hang Tuah 1 yang tidak terlepas dari Kurikulum Pendidikan Nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sistem pembelajaran yang berjalan di SMA Hang Tuah 1 Jakarta sama seperti sekolah lain dimana guru datang ke kelas dan menjelaskan materi yang akan dipelajari hari itu serta memberikan tugas kepada murid.

16 74 Kegiatan pembelajaran dimulai pada hari senin sampai jumat dimana guru dan murid harus sudah ada di sekolah pada pukul dan mengikuti apel pagi yang dilakukan tiap hari pada pukul Kegiatan belajar mengajar dikelas berlangsung selama 45 menit, selama memberikan materi pelajaran guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya dan memberikan tugas kepada murid untuk dikerjakan dan dikumpulkan. Setiap guru mata pelajaran sebelum masuknya pembelajaran membuat masing-masing menyiapkan program semester yang dijabarkan menjadi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dimana RPP ini memuat apa yang ada di silabus yang berisi standar kompetensi. Standar nilai ketuntasan dari suatu mata pelajaran yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) KKM ini selanjutnya akan di serahkan kepada Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum untuk dicek apakah sudah baik untuk suatu nilai standar yaitu 75 yang nantinya akan ditetapkan patokan standar penilaian suatu mata pelajaran., dan kemudian akan diserahkan, diperiksa kembali dan kemudian di tanda tangani oleh Kepala Sekolah. Selanjutnya guru melakukan kegiatan pembelajaran secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, setiap jam mengajarnya guru melakukan pengecekan terhadap kehadiran siswa, memberikan tugas, dan kuis sesuai dengan materi dan kurikulum yang ada saat itu. Pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru masing-masing mata pelajaran dapat dikumpulkan berupa kertas atau mengirimkan melalui kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan sesuai kemauan guru mata pelajaran tersebut. Tugas yang diberikan selain di dalam kelas, juga dapat diberikan melalui group yang telah dibentuk oleh masing-masing ketua kelas.

17 75 Seperti pada umumnya sekolah untuk mengetahui seberapa paham dan mengerti tentang pelajaran yang telah diajarkan oleh guru, siswa akan menjalani ujian. Dimana ujian tersebut terbagi dua, yaitu ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Soal ujian dibuat oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dan selanjutnya diperiksa oleh Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum. Setelah siswa melakukan ujian, guru mata pelajaran yang bersangkutan akan memeriksan dan memberikan penilaian dari hasil ujian. Setelah mendapatkan hasil ujian tersebut, guru mata pelajaran yang bersangkutan akan menginput nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir semester, keaktifan serta kehadiran dari masing-masing siswa dimasukkan datanya ke SAS (Sistem Administrasi Sekolah) online. SAS (Sistem Administrasi Sekolah) online merupakan sistem aplikasi pengolahan nilai yang disediakan oleh pemerintah, setelah semua data diinput ke SAS online maka nilai-nilai tersebut akan diproses dan nilai akhir dari setiap siswa akan dicetak oleh pihak sekolah yang nantinya akan diberikan pada orang tua masing-masing siswa di tengah dan akhir semester. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

18 76 Gambar 3.2 Activity Diagram proses pembelajaran Sumber : Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan SMA Hang Tuah 1 Jakarta

19 Sistem penilaian yang berjalan Sistem penilaian yang sedang berjalan pada SMA Hang Tuah 1 Jakarta yaitu : 1. SAS (Sistem Administrasi Sekolah) online Merupakan sebuah sistem aplikasi pengolahan nilai yang disediakan oleh pemerintah. Dimana pihak sekolah hanya menginput nilai seperti nilai kehadiran, nilai tugas, kuis, ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang semua datanya ini disimpan dalam satu pusat database pemerintahan. Pihak sekolah hanya menerima nilai akhirnya saja tanpa melakukan proses penghitungan nilai. Namun, nilai yang telah dimasukkan ini tidak dapat dilihat oleh murid maupun orangtua. 2. Penilaian sekolah a. Kenaikan kelas Kenaikan kelas diatur oleh sekolah dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Dimana murid yang dinyatakan naik ke : 1. Kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki mata pelajaran yang tidak memiliki ketuntasan belajar minimal dengan nilai 75, maksimum 3 (tiga) mata pelajaran dan memiliki kehadiran minimal 90%. 2. Kelas XII, apabila yang bersangkutan memiliki mata pelajaran yang tidak memiliki ketuntasan belajar minimal dengan nilai 75, maksimum 3 (tiga) mata pelajaran, semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas penjurusan, baik IPA maupun IPS, harus

20 78 mencapai kategori tuntas (dengan nilai minimal 75) dan memiliki kehadiran minimal 90%. b. Penjurusan 4. Murid dinyatakan masuk ke jurusan IPA apabila yang bersangkutan berminat dan nilai mata pelajaran yang menjadi ciri khas jurusan IPA yaitu matematika, fisika, kimia dan biologi mencapai kategori tuntas. Dan khusus untuk nilai mata pelajaran matematika minimal Murid dinyatakan masuk ke jurusan IPS apabila yang bersangkutan beminat dan nilai mata pelajaran yang menjadi ciri khas jurusan IPS yaitu ekonomi, sejarah, geografi dan sosiologi mencapai kategori tuntas (dengan nilai minimal 75). c. Kelulusan Murid dinyatakan lulus sekolah apabila memenuhi ketentuan : 4. Memiliki rapor kelas X, XI, dan XII 5. Mengikuti ujian praktik dan teori 6. Memiliki nilai minimal 75 untuk setiap mata pelajaran 7. Nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 4,5

21 Hasil Kuesioner dan Wawancara Kuesioner Kuesioner untuk siswa Untuk mengetahui kesiapan dari siswa SMA Hang Tuah 1 Jakarta dalam menggunakan sistem e-learning maka penyebaran kuesioner ini dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 4-5 mei 2013 dan disebarkan secara acak kepada siswa SMA Hang Tuah 1 Jakarta sebanyak 30 siswa. Berikut pertanyaan dan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan kepada siswa SMA Hang Tuah 1 Jakarta : Bagian I 1. Apakah Anda memiliki komputer, laptop atau smartphone? Gambar 3.3 Persentase kepemilikan komputer, laptop atau smartphone Kesimpulan : Dari kuesioner yang telah diberikan kepada 30 siswa mengenai kepemilikan komputer, laptop atau smartphone maka dapat disimpulkan

22 ada 2 siswa atau 7% yang belum memiliki komputer, laptop atau smartphone Apakah ada jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone Anda? Gambar 3.4 Persentase kepemilikan jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone Kesimpulan : Dari kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa mengenai adanya jaringan pada komputer, laptop atau smartphone di terdapat 3 siswa yang tidak memiliki jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone atau sebesar 7%. 3. Dimana Anda biasa mengakses internet? (berikan urutan dengan memberi nomor 1-5 dimana tertinggi adalah 1 diikuti dengan urutannya 2, 3, 4, 5)

23 81 Tabel 3.1 Hasil kuesioner siswa untuk nomor 3 bagian I N Peringkat Nx % Ran o Bobot B k 1 Handphone/Smartphon e 4 3 % 2 Rumah % 3 Warnet % 3 4 Sekolah % 4 5 Dan lain-lain % 5 Gambar 3.5 Persentase tempat biasa untuk mengakses internet Kesimpulan :

24 82 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 31% atau urutan pertama tempat biasa untuk mengkases internet yaitu di handphone/smartphone. Kemudian pada urutan kedua sebesar 28% tempat biasa mengakses internet di rumah, dan pada urutan ketiga siswa mengakses internet di sekolah sebesar 20% dan warnet 11%. Untuk pilihan lain-lain sebanyak 10% itu didapat apabila siswa berada pada suatu tempat restoran atau rumah makan yang menyediakan akses wifi gratis. 4. Apakah Anda menggunakan internet untuk belajar dan mengerjakan tugas? Gambar 3.6 Persentase penggunaan internet untuk belajar dan mengerjakan tugas Kesimpulan : Dari kueisoner yang telah di sebar kepada 30 siswa, penggunaan internet untuk membantu mereka menambah referesi belajar dan mengerjakan tugas yaitu sebanyak 87% atau 26 siswa menjawab Ya. Maka kebanyakan siswa menggunakan internet untuk menunjang pendidikan mereka.

25 83 5. Terkait dengan sekolah, berapa jam penggunaan internet Anda untuk mengerjakan tugas sekolah selama seminggu? Gambar 3.7 Persentase berapa jam penggunaan internet untuk belajar dan mengerjakan tugas selama seminggu Kesimpulan : Terkait dengan lanjutan pertanyaan dari nomor 4, pada hasil kuesioner jawaban nomor 5 yang menggunakan internet untuk belajar dan mengerjakan tugas yaitu sebanyak 26 siswa. Dari hasil 26 siswa tersebut diberikan pertanyaan tentang berapa jam penggunaan intenet untuk belajar dan mengerjakan tugas selama seminggu dan jawaban yang terbanyak yaitu mereka menggunakan internet untuk belajar dan mengerjakan tugas selama 6-8 jam seminggu sebanyak 16 siswa atau 61%. 6. Apakah Anda tahu tentang aplikasi pembelajaran berbasis web yang disebut e-learning?

26 84 Gambar 3.8 Persentase mengetahui aplikasi pembelajaran berbasis web yaitu e- learning Kesimpulan : Dari data di atas, siswa yang mengetahui tentang aplikasi pembelajaran berbasis web yaitu e-learning sebanyak 28 siswa atau 93% dan 2 orang atau 7% yang tidak mengetahui tentang e-learning. Bagian II A. Perilaku Dalam Mengakses Internet 1. Saya biasa mengakses internet untuk browsing Gambar 3.9 Persentase mengakses internet untuk browsing

27 85 Kesimpulan : Dari hasil kuesioner di atas dapat diketahui bahwa 67% atau 20 siswa setuju mengakses internet untuk browsing dan 3% atau 1 siswa tidak setuju mengakses internet untuk browsing. 2. Saya biasa mengakses internet untuk belajar Gambar 3.10 Persentase mengakses internet untuk belajar Kesimpulan : Dari hasil kuesioner di atas dapat diketahui bahwa siswa setuju biasa mengakses internet untuk belajar sebanyak 18 siswa atau 60%. Ini menunjukkan lebih dari 50% siswa yang di survey mengakses internet untuk keperluan belajar dan menambah materi pelajaran yang tidak di dapat pada saat di kelas. 3. Saya biasa mengakses internet untuk media sosial

28 86 Gambar 3.11 Persentase mengakses internet untuk media sosial Kesimpulan : Dari data kuesioner di atas, siswa sangat setuju mereka mengakses internet untuk media sosial dengan jumlah sebanyak 20 siswa atau sebesar 67%. 4. Saya biasa mengakses internet untuk chatting Gambar 3.12 Persentase mengakses internet untuk chatting

29 87 Kesimpulan : Berdasarkan hasil kuesioner di atas, siswa yang menjawab setuju mengakses internet untuk chatting sebanyak 21 orang atau sebesar 70%. 1. Saya biasa mengakses internet untuk main games Gambar 3.13 Persentase mengakses internet untuk main games Kesimpulan : Dari data kuesioner di atas, menunjukkan pilihan terbanyak mengakses internet untuk main games yaitu setuju sebanyak 13 siswa atau 43%. B. Cara Pemahaman Dalam Pembelajaran 6. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara guru menjelaskan di kelas

30 88 Gambar 3.14 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan cara guru menjelaskan di kelas Kesimpulan : Berdasarkan hasil kuesioner di atas terhadap 30 siswa, terdapat 63% atau sebanyak 19 siswa yang tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara guru menjelaskan di kelas. Kemudian jawaban tidak setuju sebanyak 20% atau 6 siswa dan sangat setuju sebanyak 17% atau 5 siswa. 7. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara belajar sendiri Gambar 3.15 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan cara belajar sendiri

31 89 Kesimpulan : Dari kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa di dapatkan hasil siswa memilih jawaban terbanyak yaitu setuju sebanyak 50% atau 15 siswa dengan pertanyaan tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara belajar sendiri. 8. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara membaca buku Gambar 3.16 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan cara membaca buku Kesimpulan : Dari kuesioner yang di berikan kepada 30 siswa tentang pertanyaan tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara membaca buku pilihan terbanyak yaitu siswa setuju dengan hasil 43% atau sebanyak 13 siswa.

32 9. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan adanya soal dan berikut penjelasannya 90 Gambar 3.17 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan adanya soal dan berikut penjelasannya Kesimpulan : Dari kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa terdapat 75% atau sekitar 15 siswa menjawab setuju dalam hal tertarik dan memahami pembelajaran dengan adanya soal dan berikut penjelasannya. 10. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan tampilan materi berupa video

33 91 Gambar 3.18 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan tampilan materi berupa video Kesimpulan : Dari kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa terdapat 60% atau sekitar 18 siswa menjawab setuju dalam hal tertarik dan memahami pembelajaran dengan tampilan materi berupa video. 11. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan tampilan materi berupa power point

34 92 Gambar 3.19 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan tampilan materi berupa power point Kesimpulan : Dari kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa terdapat 59% atau sekitar 19 siswa menjawab setuju dalam hal tertarik dan memahami pembelajaran dengan tampilan materi berupa power point. 12. Saya lebih tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara akses pembelajaran online (e-learning) Gambar 3.20 Persentase ketertarikan dan pemahaman pembelajaran dengan cara akses pembelajaran online (e-learning)

35 93 Kesimpulan : Dari kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa terdapat 80% atau sekitar 24 siswa menjawab setuju dalam hal tertarik dan memahami pembelajaran dengan cara akses pembelajaran online (e-learning) dan sebanyak 6 siswa atau 20% menjawab sangat setuju. Tingkat urutan prioritas untuk fitur-fitur e-learning berdasarkan tingkatan dimana 1 adalah nilai tertinggi diikuti sampai 7 yang paling rendah. Tabel 3.2 Tingkat prioritas fitur-fitur e-learning untuk siswa No Peringkat NxB % Rank Bobot Forum diskusi % 1 2 Nilai % 2 3 Download materi % 3 pembelajaran dan tugas 4 Upload tugas % 4 5 Berita % 5 6 Jadwal mata % 6 pelajaran dan ujian 7 Biodata % 7

36 94 Gambar 3.21 Persentase tingkat prioritas fitur-fitur e-learning untuk siswa Kesimpulan : Dari 30 siswa mereka mengurutkan prioritas mana yang mereka inginkan untuk fitur-fitur e-learning nantinya. Data yang di dapat di kalikan sesuai dengan hasil tabel di atas. Hasil prioritas yang berada di urutan pertama yaitu fitur tentang forum diskusi dengan total 173 atau 21%, prioritas urutan kedua yaitu fitur melihat nilai dengan total 164 atau 19%, prioritas urutan ketiga yaitu fitur download materi pembelajaran dan tugas dengan total 157 atau 19%, prioritas urutan keempat yaitu fitur upload tugas dengan total 137 atau 16%, prioritas urutan kelima yaitu fitur melihat berita dengan total 94 atau 11%, priotitas urutan keenam yaitu fitur melihat jadwal mata pelajaran dan ujian dengan total 61 atau 7%, dan prioritas urutan terakhir ketujuh yaitu fitur melihat biodata siswa dengan total 56 atau 7%.

37 Kuesioner untuk guru Penyebaran kuesioner untuk guru disebarkan sebanyak 30 guru yang terdiri dari guru tetap dan tidak tetap yang jumlah dari semuanya itu adalah 39 orang, penyebaran kuesioner ini tidak diberikan untuk guru yang mengajar outdoor (olahraga).untuk mengetahui kesiapan dari guru SMA Hang Tuah 1 Jakarta dalam menggunakan sistem e-learning maka penyebaran kuesioner ini dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 4-5 mei 2013 Berikut pertanyaan dan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan kepada guru SMA Hang Tuah 1 Jakarta : Bagian I 1. Apakah Anda memiliki komputer, laptop atau smartphone? Gambar 3.22 Persentase kepemilikan komputer, laptop atau smartphone Kesimpulan : Dari kuesioner yang telah disebar kepada 30 guru di dapatkan jawaban tentang kepemilikan komputer, laptop atau smartphone yaitu 100% atau 30 guru memilikinya.

38 2. Apakah ada jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone Anda? 96 Gambar 3.23 Persentase kepemilikan jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone Kesimpulan : Dari kuesioner yang telah disebar kepada 30 guru di dapatkan jawaban tentang kepemilikan jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone yaitu 100% atau 30 guru memiliki jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphonenya. 3. Dimana Anda biasa mengakses internet? (berikan urutan dengan memberi nomor 1-5 dimana tertinggi adalah 1 diikuti dengan urutannya 2, 3, 4, 5) Tabel 3.3 Hasil kuesioner guru untuk nomor 3 bagian I N Peringkat NxB % Rank o Bobot Handphone/Smartp % 1 hone

39 97 2 Rumah % 2 3 Sekolah % 3 4 Warnet % 4 5 Dan lain-lain % 5 Gambar 3.24 Persentase tempat biasa untuk mengakses internet Kesimpulan : Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 34% atau urutan pertama tempat biasa untuk mengkases internet yaitu di handphone/smartphone. Kemudian pada urutan kedua sebesar 31% tempat biasa mengakses internet di rumah, dan pada urutan ketiga guru mengakses internet di sekolah sebesar 22% dan warnet 13%. Untuk pilihan lain-lain sebanyak 10% itu didapat apabila guru berada pada suatu tempat restoran atau rumah makan dan rest area yang menyediakan akses wifi gratis.

40 4. Apakah Anda menggunakan internet untuk menambah materi tambahan dalam mengajar? 98 Gambar 3.25 Persentase penggunaan internet untuk menambah materi tambahan dalam mengajar Kesimpulan : Dari kuesioner kepada 30 guru, terdapat 28 guru atau 93% guru menggunakan internet untuk menambah materi tambahan dalam mengajarnya. 5. Berapa sering penggunaan internet Anda dalam sehari untuk menambah referensi mengajar? Gambar 3.26 Persentase penggunaan internet dalam sehari untuk menambah referensi mengajar

41 99 Kesimpulan : Dari kuesioner kepada 28 guru yang menggunakan internet untuk menambah materi tambahan dalam belajar didapatkan hasil 66% atau 19 guru menggunakan internet dalam sehari untuk menambah referensi mengajar >1-3 jam dan 17% atau 4 guru menggunakan internet dalam sehari untuk menambah referensi mengajar >3 jam. 6. Apakah Anda tahu tentang sistem pembelajaran berbasis web yang disebut e-learning? Gambar 3.27 Persentase seberapa tahu tentang sistem pembelajaran e-learning Kesimpulan : Dari kuesioner yang dibagikan kepada 30 guru perihal seberapa tahu tentang sistem pembelajaran e-learning maka di dapatkan hasil 67% atau 20 guru sangat tahu mengenai sistem pembelajaran e-learning. 7. Apakah anda tertarik untuk pembelajaran di luar jam sekolah dengan e- learning?

42 100 Gambar 3.28 Persentase ketertarikan pembelajaran di luar jam sekolah dengan e- learning Kesimpulan : Berdasarkan kuesioner yang di sebar kepada 30 guru tentang ketertarikan pembelajaran di luar jam sekolah dengan e-learning, menunjukkan bahwa jawaban yang terbanyak yaitu Setuju sebanyak 21 guru dengan persentase 70%. Bagian II 8. Apakah waktu pembelajaran di kelas sudah cukup? Gambar 3.29 Persentase waktu pembelajaran di kelas sudah cukup

43 101 Kesimpulan : Dari kuesioner yang di bagikan kepada 30 guru perihal apakah wajtu pembelajaran di kelas sudah cukup maka di dapatkan hasil 60% atau 18 guru menilai waktu pembelajaran di kelas tidak cukup dan 40% atau 12 guru menilai waktu pembelajaran di kelas sudah cukup. 9. Apakah Anda sering melakukan tanya jawab dengan siswa di kelas? Gambar 3.30 Persentase tanya jawab guru dengan siswa di kelas Kesimpulan : Dari kuesioner yang di bagikan kepada 30 guru perihal apakah melakukan tanya jawab dengan siswa di kelas, maka di dapatkan hasil 100% guru melakukan tanya jawab dengan siswa di kelas. Bagian III Tingkat urutan prioritas untuk fitur-fitur e-learning berdasarkan tingkatan dimana 1 adalah nilai tertinggi diikuti sampai 7 yang paling rendah.

44 102 Tabel 3.4 Tingkat prioritas fitur-fitur e-learning untuk guru No Peringkat NxB % Rank Bobot Forum diskusi % 1 2 Upload materi % 2 pembelajaran dan tugas 3 Download jawaban % 3 siswa 4 Berita % 4 5 Input nilai siswa % 5 6 Jadwal mengajar % 6 dan ujian 7 Biodata % 7 Gambar 3.31 Persentase tingkat prioritas fitur-fitur e-learning untuk guru

45 103 Kesimpulan : Dari kuesioner yang di bagikan kepada 30 guru perihal mengurutkan tingkat prioritas fitur-fitur e-learning maka di dapatkan hasil yang di dapat di kalikan sesuai dengan hasil tabel di atas. Hasil prioritas yang berada di urutan pertama yaitu fitur tentang forum diskusi dengan total 180 atau 21%, prioritas urutan kedua yaitu fitur upload materi pembelajaran dan tugas dengan total 176 atau 21%, prioritas urutan ketiga yaitu fitur download jawaban siswa dengan total 170 atau 20%, prioritas urutan keempat yaitu fitur melihat berita dengan total 108 atau 13%, prioritas urutan kelima yaitu fitur input nilai siswa dengan total 96 atau 11%, priotitas urutan keenam yaitu fitur melihat jadwal mengajar dan ujian dengan total 80 atau 9%, dan prioritas urutan terakhir ketujuh yaitu fitur melihat biodata guru dengan total 41 atau 5%. menjadi : Menurut hasil dari kuesioner siswa dan guru di atas, maka dapat di rangkum Tabel 3.5 Tabel rangkuman hasil kuesioner siswa dan guru No. Faktor Siswa Guru (%) (%) 1. Jumlah kepemilikan komputer, laptop atau 93% 100% smartphone 2. Jumlah kepemilikan jaringan internet pada komputer, 93% 100% laptop atau smartphone

46 Tingkat keseringan penggunaan internet untuk 69% 83% pembelajaran 4. Tingkat ketertarikan pembelajaran di luar jam 80% 70% sekolah dengan e-learning 5. Tingkat prioritas fitur mengunduh materi 19% 20% pembelajaran, soal latihan dan tugas 6. Tingkat prioritas fitur memasukkan materi 16% 21% pembelajaran dan tugas 7. Tingkat prioritas fitur forum diskusi 21% 21% 8. Tingkat prioritas fitur nilai 19% 11% 9. Tingkat prioritas fitur informasi siswa dan guru 7% 5% 10. Tingkat prioritas fitur jadwal mata pelajaran dan 7% 9% ujian 11. Tingkat prioritas fitur berita 11% 13% Sumber : Hasil kuesioner siswa dan guru Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat kepemilikan komputer, laptop atau smartphone pada siswa dan guru sangat tinggi, dilihat dari persentase siswa 93% dan guru 100%. 2. Tingkat kepemilikan jaringan internet pada komputer, laptop atau smartphone pada siswa dan guru juga sangat tinggi yaitu pada siswa 93% dan guru 100%. 3. Tingkat penggunaan internet dalam pembelajaran cukup tinggi, dimana persentase pada siswa 69% dan guru 83%.

47 Tingkat ketertarikan pembelajaran di luar jam sekolah dengan e- learning lumayan tinggi, dimana persentase siswa yaitu 59% dan guru 70%. 5. Tingkat prioritas fitur untuk mengunduh materi pembelajaran dan soal latihan tinggi, masing-masing pada siswa dan guru berada di urutan 3 dimana persentasenya yaitu pada siswa 19% dan guru 20%. 6. Tingkat prioritas fitur untuk memasukkan materi pembelajaran dan tugas pada siswa dan guru berbeda, dimana pada siswa berada di urutan 4 atau dengan persentase 16% sedangkan pada guru berada di urutan 2 atau dengan persentase 21%. 7. Tingkat prioritas fitur untuk forum diskusi berada pada urutan 1 untuk siswa dan guru, dimana persentase pada siswa dan guru sebesar 21%. 8. Tingkat prioritas fitur untuk fitur nilai pada siswa dan guru sangat jauh berbeda, dimana pada siswa berada di urutan 2 atau sebesar 19% sedangkan pada guru berada pada urutan 5 atau sebesar 11%. 9. Tingkat prioritas fitur informasi biodata pada siswa dan guru sama yaitu pada urutan 7 dengan nilai persentase pada siswa 7% dan pada guru 5%. 10. Tingkat prioritas fitur mata pelajaran dan mengajar pada siswa dan guru sama yaitu berada di urutan 6 dengan nilai persentase pada siswa 7% dan pada guru 9%. 11. Tingkat prioritas fitur berita terjadi perbedaan urutan antara siswa dan guru, dimana pada siswa berada pada urutan 5 dengan persentase 11% sedangkan pada guru berada pada urutan 4 dengan persentase 13%.

48 Wawancara Berikut simpulan analisis tentang tanggapan usulan implementasi e-learning dengan Kepala Sekolah, Ahli IT, Guru dan Orang Tua. Kepala Sekolah 1. Waktu pembelajaran selama jam sekolah dirasa kurang, maka dari pihak sekolah memberikan alternatif bagi siswa yang ingin belajar di luar jam sekolah dengan bimbingan belajar yang ada di sekolah. 2. Sekolah perlu menggunakan sistem pembelajaran e-learning karena perkembangan teknologi sekarang yang sudah maju. Tetapi sekolah mengalami kesulitan dalam hal biaya untuk implementasi e-learning dalam waktu dekat ini. 3. Sistem e-learning yang diusulkan nanti diharapkan bisa membuat siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa menunggu jam sekolah serta hubungan antara siswa dan guru lebih baik lagi dengan adanya forum diskusi. 4. Bila implementasi e-learning nantinya akan di terapkan kepada murid kelas 1 terlebih dahulu sehingga orang tua siswa tidak akan keberatan apabila terjadi kenaikan SPP dari tahun sebelumnya. Ahli IT 1. Pemberlajaran dengan sistm e-learning bagus karena siswa dapat belajar di luar jam sekolah, karena era saat ini perlu dengan

49 107 seiringnya perkembangan teknologi agar mutu dari pembelajaran di sekolah lebih bagus lagi. 2. Bayangan tentang usulan implementasi e-learning yang diinginkan yaitu membuat siswa dapat menyerap pembelajaran di luar jam sekolah dan dapat bertanya kepada guru tanpa harus pada jam sekolah. 3. Pencapaian dengan adanya e-learning ini dapat menghilangkan hambatan waktu dan tempat, mempercepat daya serap untuk berbagai materi dalam waktu cepat, serta dapat mempersingkat tugas-tugas guru dalam mengoreksi tugas siswa. Guru 1. Sistem pembelajaran e-learning di sekolah perlu untuk siswa dan guru, karena dengan menggunakan sistem pembelajaran tersebut antara siswa dan guru dapat berdiskusi tentang pembelajaran tidak hanya pada saat jam sekolah. 2. Pencapaian dengan adanya e-learning pada sekolah ini yaitu agar dapat memotivasi siswa belajar lebih giat lagi dengan menggunakan teknologi internet dan dapat memotivasi siswa dalam belajar sendiri. Orang Tua 1. Pembelajaran dengan e-learning bagus dan setuju jika disekolah diterapkan sistem pembelajaran e-learning karna anak bisa belajar dimana saja dan kapan saja apabila ada keadaan yang tidak memungkinkan anak untuk sekolah.

50 Analisis Lima Kekuatan Porter Analisis lima kekuatan Porter disini, merupakan faktor-faktor yang muncul pada ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok, ancaman pendatang baru, persaingan antar perusahaan sejenis, dan kekuatan tawarmenawar pembeli atau konsumen. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut : Ancaman Produk Pengganti SMK Kekuatan tawarmenawar penjual/pemasok Tenaga pengajar dan karyawan Penerbit buku cetak pelajaran Nilai Pemasok peralatan dan perlengkapan Persaingan antar perusahaan sejenis SMA Muhammadiyah 18 SMA Kartika X Kekuatan tawarmenawar pembeli/konsumen Siswa lulusan SMP Hang Tuah Siswa lulusan SMP lain Siswa pindahan dari SMA lain Ancaman pendatang baru Tidak ada Gambar 3.32 Lima Kekuatan Porter SMA Hang Tuah 1 Jakarta Sumber gambar : Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan SMA Hang Tuah 1 Jakarta Keterangan analisis Lima Kekuatan Porter SMA Hang Tuah 1 Jakarta :

51 Ancaman pendatang baru Ancaman pendatang baru disini yaitu SMA negeri maupun swasta yang baru berdiri atau yang akan muncul disekitar Kebayoran Lama. Hingga saat ini belum terdapat pendatang baru di bidang dan jenis yang sama dengan SMA Hang Tuah 1 Jakarta. 2. Persaingan antar perusahaan sejenis SMA Hang Tuah 1 Jakarta memiliki pesaing 2 pesaing yaitu, SMA Muhammadiyah 18, SMA Kartika X. Dimana sekolah tersebut merupakan sekolah swasta yang berada dalam target dan segmen pasar yang sama. Persaingan antar industri pendidikan ini cukup sehat dan tidak ada indikasi untuk menjatuhkan antar sesama SMA. 3. Ancaman produk pengganti Ancaman terhadap produk pengganti yang berupa sekolah-sekolah lain di sekitar Kebayoran Lama atau sekitarnya, tetapi masih setingkat SMA merupakan sebuah ancaman bagi SMA Hang Tuah 1 Jakarta. Ancaman produk pengganti yang dimaksud adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Dalam hal tersebut menjadi ancaman karena dirasa dapat memberikan pelayanan pendidikan yang tidak dapat diberikan oleh SMA pada umumnya. Tetapi masih kebanyakan orang tua mempercayakan anaknya untuk bersekolah di SMA dibandingkan dengan SMK. 4. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok Pemasok dalam hal ini adalah pihak atau orang ketiga yang melakukan kerjasama dengan pihak SMA Hang Tuah 1 Jakarta untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, yaitu tenaga kerja pengajar dan karyawan, penerbit buku cetak pelajaran dan pemasok ATK. Untuk tenaga pengajar honorer perekrutan karyawan

52 110 sepenuhnya dilakukan oleh pihak sekolah, sedangkan untuk guru tetap tahap penyeleksian akan dilakukan oleh pihak yayasan dan sekolah. Pihak sekolah membuka lowongan pekerjaan dan memilih sendiri calon pengajar atau karyawan yang memenuhi persyaratan yang diinginkan. Sehingga tidak ada daya tawar menawar pemasok dalam hal tenaga kerja pengajar dan karyawan. Sedangkan untuk penerbit buku cetak pelajaran pihak sekolah memberikan kebebasan kepada siswanya untuk membeli buku melalui sekolah atau membeli sendiri di toko buku. Jika siswa ingin membeli sendiri di toko buku, pihak sekolah memberikan informasi mengenai judul, penerbit, tahun terbit, pengarang, serta edisi buku. Tetapi dalam hal ini, semua siswa wajib memiliki buku cetak pelajaran tersebut, maka dalam hal ini daya tawar menawar sekolah dengan pemasok penerbit buku cetak pelajaran tidak terlalu kuat. Selanjutnya untuk pemasok peralatan dan perlengkapan sekolah memiliki daya tawar yang rendah, dikarenakan banyak pemasok yang menawarkan harga dan kualitas yang bervariasi membuat pihak sekolah dapat menentukan sendiri pemasok yang akan di pilihnya. 5. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen Pembeli/konsumen disini adalah siswa lulusan SMP Hang Tuah, siswa lulusan dari SMP lain, serta siswa pindahan dari SMA lain. Kekuatan daya tawar-menawar pembeli/konsumen sangat tinggi dalam dunia pendidikan, karena konsumen dapat memilih sekolah mana yang diinginkan dengan mempertimbangkan jarak yang dekat dengan rumah, prestasi dan brand image sekolah serta harga pendidikannya.

53 Analisis Strategi Tahap Input Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi Faktor Internal (IFE) digunakan untuk menganalisis kekuatan serta kelemahan yang ada pada perusahaan. Berikut ini merupakan kekuatan dan kelemahan yang ada pada SMA Hang Tuah 1 Jakarta : Tabel 3.6 Faktor Kekuatan SMA Hang Tuah 1 Jakarta Strengths S1 S2 S3 S4 S5 Akreditasi SMA Hang Tuah 1 Jakarta A Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif Memiliki tingkat kedisiplinan murid, guru dan karyawan yang tinggi Menjadi referensi utama sekolah swasta di sekitar Kebayoran Lama Fasilitas sekolah yang memadai Sumber : hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Hang Tuah 1 Jakarta Kekuatan SMA Hang Tuah 1 Jakarta adalah : 1. Akreditasi SMA Hang Tuah 1 Jakarta A. Berdasarkan sertifikasi akreditasi, SMA Hang Tuah mendapatkan akreditasi A pada tahun Ini menunjukkan bahwa SMA Hang Tuah 1 Jakarta memiliki tingkat pendidikan dengan kualitas pendidikan terbaik. Aspek yang dinilai dari akreditasi adalah keseluruhan dari SMA Hang Tuah 1 Jakarta dari sistem administrasi, manajemen sekolah, manajemen guru, fasilitas dan aspek kesiswaan.

54 Suasana dan lingkungan belajar yang aman karena terletak di komplek Angkatan Laut (AL) sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan membuat siswa nyaman dalam belajar dan orang tua merasa aman. 3. Sekolah SMA Hang Tuah 1 Jakarta memiliki tingkat kedisiplinan murid, guru dan karyawan yang tinggi. Karena di sekolah ini ada apel tiap hari yang dilaksanakan pada pukul Bagi siswa yang terlambat maka siswa mengikuti apel di luar gerbang sekolah dan selanjutnya akan mendapat hukuman. 4. Menjadi refensi utama sekolah swasta yang diminati untuk orang tua ataupun calon siswa sekitar Kebayoran Lama. Karena SMA Hang Tuah memberikan fasilitas dan pelayanan pendidikan yang terbaik untuk siswa-siswanya yang tidak disediakan oleh SMA lain disekitar Kebayoran Lama. 5. Fasilitas yang ada di sekolah ini dilengkapi dengan fasilitas jaringan wifi di area sekolah, ruang kelas yang dilengkapi dengan focus dan AC, ruang laboratorium (komputer, fisika, biologi, kimia) dan ruang kelas multimedia. Dengan tersedianya berbagai macam fasilitas tersebut akan mendukung proses belajar mengajar di sekolah ini untuk dapat berjalan secara maksimal. Selain kekuatan di atas, SMA Hang Tuah 1 Jakarta juga memiliki kelemahan, yaitu : Weaknesses Tabel 3.7 Faktor Kelemahan SMA Hang Tuah 1 Jakarta W1 Kurangnya kemampuan guru untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang yang ditangani W2 Belum semua guru paham IT

55 113 W3 Sebagian guru menggunakan bahan ajar terbatas pada buku pelajaran dan kurang mengembangkan dengan bahan ajar dan sumber lain (non buku) W4 W5 Kurangnya anggaran untuk pengembangan IT Jaringan internet belum dioptimalkan sebagai penunjang sistem infomasi di sekolah Sumber : Hasil wawancara Kepala Sekolah SMA Hang Tuah 1 Jakarta Kelemahan SMA Hang Tuah 1 Jakarta adalah : 1. Guru yang memang ahli dalam mata pelajaran yang di ajarkan kepada siswa, namun jika guru tidak berusaha untuk mengembangkan pengetahuan mengenai mata pelajaran yang di ajarkannya maka pengetahuan guru hanya sebatas di situ saja. 2. Berdasarkan kuesioner yang di sebar kepada guru, kebanyakan dari mereka sudah terbiasa dengan penggunaan internet tetapi hanya untuk kebutuhan pendidikan seperti membuat soal, membuat rangkuman dan tidak menggunakan internet atau komputer, laptop atau smartphone untuk membuat power point/video untuk materi sebagai media pembelajaran yang menarik. 3. Sebagian guru menggunakan bahan pelajaran yang terbatas pada buku pelajaran sekolah saja membuat materi pelajaran yang disampaikan terbatas hanya dari buku, sehingga guru tidak memiliki referensi dari sumber lain dalam mengajarkan mata pelajaran kepada siswa. 4. Sekolah mempunyai keterbatasan dalam pengembangan IT karena beban biaya untuk pengembangan tersebut seluruhnya di bebankan kepada pihak sekolah.

56 5. Jaringan internet yang tersedia belum dioptimalkan dengan baik sehingga pengiriman laporan masih bersifat manual. 114 Tabel 3.8 Matriks IFE SMA Hang Tuah 1 Jakarta No. Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Strengths 1 Akreditasi SMA Hang Tuah 1 Jakarta A 0, ,59 2 Suasana dan lingkungan belajar yang 0, ,3916 kondusif 3 Memiliki tingkat kedisiplinan murid, 0, ,2598 guru dan karyawan yang tinggi 4 Menjadi referensi utama sekolah swasta 0, ,2925 di sekitar Kebayoran Lama 5 Fasilitas sekolah yang memadai 0, ,3716 Sub Total 1,9055 Weaknesses 1 Kurangnya kemampuan guru untuk 0, ,1136 meningkatkan kompetensi dalam bidang yang ditangani 2 Belum semua guru paham IT 0, ,154 3 Sebagian guru menggunakan bahan ajar 0, ,2 terbatas pada buku pelajaran dan kurang mengembangkan dengan bahan ajar dan sumber lain (non buku)

57 115 4 Kurangnya anggaran untuk 0, ,1087 pengembangan IT 5 Jaringan internet belum dioptimalkan 0, ,1566 sebagai penunjang sistem infomasi di sekolah Sub Total 0,7329 TOTAL 1 2,6384 Sumber : Hasil olah data 123ahp.com Keterangan : Peringkat 4 = kekuatan utama Peringkat 3 = kekuatan minor Peringkat 2 = kelemahan minor Peringkat 1 = kelemahan utama Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal sekolah di atas, diperoleh total nilai 2,6384 yang berada di atas skor 2,50. Nilai ini menunjukkan bahwa SMA Hang Tuah 1 Jakarta memiliki posisi internal yang kuat Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Di samping faktor-faktor internal, perusahaan juga perlu mengetahui faktorfaktor eksternal perusahaan. Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ini digunakan untuk menganalisis tentang keadaan eksternal peruasahaan, mulai dari lingkungan,

58 116 pemerintahan, supplier, konsumen maupun para kompetitornya. Pada EFE terdapat faktor peluang dan ancaman dari luar sekolah, berikut ini adalah faktor peluang SMA Hang Tuah 1 Jakarta : Tabel 3.9 Faktor Peluang SMA Hang Tuah 1 Jakarta Opportunity O1 O2 Loyalitas konsumen yang tinggi Tidak ada SMA baru yang muncul di sekitar SMA Hang Tuah 1 Jakarta O3 Jumlah lulusan siswa SMP 99,55% O4 O5 Kemajuan IPTEK Keputusan pemerintah akan program wajib belajar 12 tahun Sumber : Hasil wawancara Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan SMA Hang Tuah 1 Jakarta Peluang dari SMA Hang Tuah 1 Jakarta adalah : 1. Loyalitas konsumen yang tinggi pada SMA Hang Tuah 1 Jakarta dikarenakan terdapat beberapa siswa maupun siswi sekolah yang merupakan lulusan dari SMP Hang Tuah 2 Jakarta maupun dari anak atau kerabat yang pernah ataupun sedang bersekolah di sekolah ini. Hal ini sangat menguntungkan karena kepercayaan konsumen sekolah akan kualitas bagi para siswa sangat tinggi. 2. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan SMA Hang Tuah 1 Jakarta, di sekitar Kebayoran Lama tidak ada sekolah yang akan dibangun sehingga calon siswa yang akan masuk ke SMA Hang Tuah 1 Jakarta akan meningkat.

59 Berdasarkan pengumuman Mendikbud, tingkat kelulusan SMP tahun ajaran mengalami penurunan yang amat sedikit yaitu 0,02% dari 99,57% menjadi 99,55%. Walaupun adanya penurunan tingkat kelulusan SMP saat ini, tidak membuat calon siswa yang akan masuk ke SMA Hang Tuah 1 Jakarta menurun. 4. Kemajuan IPTEK saat ini yang telah berkembang dengan sangat cepat, membuat minat calon siswa atau orang tua akan memasukkan anaknya ke sekolah yang memiliki kemajuan IPTEK yang berkembang dengan cepat pula. SMA Hang Tuah 1 Jakarta memberikan fasilitas serta kemajuan akan IPTEK seperti adanya akses internet di sekolah untuk mendukung pertukaran informasi dari guru ke guru maupun guru ke siswa. 5. Keputusan pemerintah akan program wajib belajar 12 tahun yang telah dilaksanakan ini akan membawa dampak positif bagi SMA Hang Tuah 1 Jakarta, dikarenakan dapat membuat masyarakat mengerti akan pentingnya dunia pendidikan di SMA. Dengan begitu dapat memungkinkan sekolah untuk mendapatkan siswa baru yang lebih banyak. Selain SMA Hang Tuah 1 Jakarta memiliki peluang, terdapat ancaman yang dihadapi. Berikut ancaman yang dihadapi oleh SMA Hang Tuah 1 Jakarta : Tabel 3.10 Faktor Ancaman SMA Hang Tuah 1 Jakarta Threats T1 T2 Sekolah yang sudah memiliki pembelajaran e-learning Banyaknya sekolah pesaing di kawasan sekitar sekolah

60 118 T3 Tingginya minat orang tua siswa untuk memasukkan anaknya ke sekolah negeri/internasional T4 T5 Peningkatan minat siswa untuk bersekolah di SMK Perkembangan TIK Sumber : Hasil wawancara Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan SMA Hang Tuah 1 Jakarta Ancaman dari SMA Hang Tuah 1 Jakarta yaitu : 1. Sekolah yang sudah memiliki pembelajaran online e-learning akan menjadi sebuah ancaman bagi SMA Hang Tuah 1 Jakarta karena dapat membuat calon siswa akan berpaling dari SMA Hang Tuah 1 Jakarta. 2. Terdapat sekolah swasta pesaing di sekitar SMA Hang Tuah 1 Jakarta, seperti SMA Muhammadiyah 18 dan SMA Kartika X. Dengan banyaknya sekolah swasta di sekitar SMA Hang Tuah 1 Jakarta, akan mengurangi calon siswa untuk bersekolah di SMA Hang Tuah 1 Jakarta ini. 3. Minat orang tua untuk mensekolahkan anaknya pada sekolah negeri/internasional dikarenakan bila bersekolah di sekolah negeri/internasional akan memudahkan anaknya untuk bisa melanjutkan kuliah di universitas negeri/luar negeri. 4. Akhir-akhir ini sedang gencarnya SMK karena dengan bersekolah di SMK akan mendapatkan pembelajaran yang tertuju pada keahlian serta dapat memberikan lapangan pekerjaan apabila sudah lulus sekolah. Dan

61 119 pembelajaran dari SMK tidak diajarkan pada SMA, ini keadaan seperti ini akan menjadi sebuah ancaman bagi SMA Hang Tuah 1 Jakarta. 5. Perkembangan TIK yang semakin baik akan menguntungkan bagi orang banyak. Sebagian orang merasa tidak siap dengan perkembangan TIK yang kemudian disertai dengan tindakan yang tidak ingin belajar, tidak berani untuk mencoba dan memanfaatkan teknologi yang pada akhirnya berdampak pada ketinggalan pengetahuan. Tabel 3.11 Matriks EFE SMA Hang Tuah 1 Jakarta No. Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Opportunity 1 Loyalitas konsumen yang tinggi 0, ,366 2 Tidak ada SMA baru yang muncul di 0, ,2991 sekitar SMA Hang Tuah 1 Jakarta 3 Jumlah lulusan siswa SMP 99,55% 0, , Kemajuan IPTEK 0, , Keputusan pemerintah akan program 0, ,3398 wajib belajar 12 tahun Sub Total 1,4754 Threats 1 Sekolah yang sudah memiliki 0, ,2583 pembelajaran e-learning 2 Banyaknya sekolah pesaing di kawasan 0, ,2244 sekitar sekolah

62 120 3 Tingginya minat orang tua siswa untuk 0, ,444 memasukkan anaknya ke sekolah negeri/internasional 4 Peningkatan minat siswa untuk 0, ,2883 bersekolah di SMK 5 Perkembangan TIK 0, ,2991 Sub Total 1,5141 TOTAL 1 2,9895 Sumber : Hasil olah data 123ahp.com Keterangan : Peringkat 4 = respon superior Peringkat 3 = respon di atas rata-rata Peringkat 2 = respon rata-rata Peringkat 1 = respon minimal Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.11 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal sekolah di atas, diperoleh total nilai 2,9895 yang berarti di atas nilai ratarata. Sehingga dapat dikatakan bahwa SMA Hang Tuah 1 Jakarta mampu menarik keuntungan dari peluang dan menghindari ancaman yang menghadang sekolah.

63 Matriks Profil Kompetitif (CPM) Tabel 3.12 Matriks CPM SMA Muhammadiyah 18 SMA Kartika X SMA Hang Tuah 1 Jakarta Faktor sukses Bobot Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Akreditasi 0, , , ,3192 Fasilitas 0, , , ,3237 Promosi 0, , , ,2326 Persaingan harga Loyalitas konsumen 0, , , ,3054 0, , , ,4176 Prestasi 0, , , ,2836 Lokasi 0, , , ,3891 Tenaga pengajar 0, , , ,3138 Total 1 2,3669 2,4185 2,585 Faktor Kunci Kesuksesan peringkatnya : 4 = kekuatan utama 3 = kekuatan minor 2 = kelemahan minor 1 = kelemahan utama Pada tabel diatas menunjukkan bahwa SMA Hang Tuah berada pada posisi pertama dari pesaingnya yaitu SMA Muhammadiyah 18 dan SMA Kartika X. Dimana total nilai untuk SMA Hang Tuah 1 Jakarta yaitu 2,585, SMA Kartika X dengan total nilai 2, dan 4185SMA Muhammadiyah 18 dengan total nilai 2,3669.

64 Tahap Pencocokan Matriks SWOT Matriks SWOT pada tabel 3.12 di bawah ini menunjukkan alternatifalternatif strategi yang dapat dilakukan sekolah dengan mencocokkan faktor-faktor internal dan eksternal sekolah. Memanfaatkan kekuatan internal peruahaan dan peluang eksternal menghasilkan alternatif strategi pada kotak strategi SO, memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi ancaman eksternal menghasilkan alternatif strategi pada kotak strategi ST. Sedangkan memanfaatkan peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan internal sekolah menghasilkan alternatif strategi pada kotak strategi WO, usaha sekolah untuk meminimalkan ancaman dari luar dan mengatasi kelemahan internal menghasilkan alternatif strategi pada kotak strategi WT. Tabel 3.12 Matriks SWOT SMA Hang Tuah 1 Jakarta Strenghs S Weaknesses W Internal 1. Akreditasi SMA Hang Tuah 1 Jakarta A 2. Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif 3. Memiliki tingkat kedisiplinan murid, 1. Kurangnya kemampuan guru untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang yang ditangani 2. Belum semua guru paham IT

65 123 guru dan karyawan yang tinggi 4. Menjadi referensi utama sekolah swasta di sekitar Kebayoran Lama 5. Fasilitas sekolah yang memadai 3. Sebagian guru menggunakan bahan ajar terbatas pada buku pelajaran dan kurang mengembangkan dengan bahan ajar dan sumber lain (non buku) 4. Kurangnya anggaran pengembangan IT 5. Jaringan internet belum dioptimalkan sebagai Eksternal penunjang sistem Opportunities O 1. Loyalitas konsumen yang tinggi 2. Tidak ada SMA baru yang muncul di sekitar SMA Hang Tuah 1 Jakarta 3. Jumlah lulusan siswa SMP 99,55% 4. Kemajuan IPTEK SO Strategies 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. (S3, S5, O4) 2. Penetrasi pasar dengan melakukan promosi tentang keunggulan informasi di sekolah WO Strategies 1. Mengoptimalkan jaringan internat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menunjang pembelajaran. (W1, W3, W5, O4) 2. Meningkatkan kualitas tenaga pengajar agar

66 5. Keputusan pemerintah akan program wajib belajar 12 tahun Threats T 1. Sekolah yang sudah memiliki pembelajaran e-learning 2. Banyaknya sekolah pesaing di kawasan sekitar sekolah 3. Tingginya minat orang tua siswa untuk memasukkan anaknya ke sekolah negeri/internasional 4. Peningkatan minat siswa untuk bersekolah di SMK 5. Perkembangan TIK SMA Hang Tuah 1 Jakarta yang memiliki citra baik dan fasilitas yang memadai (S1, S2, S5, O1, O3) ST Strategies 1. Memanfaatkan website sekolah sebagai media promosi (S1,T2,T5) 2. Memanfaatkan internet untuk memberikan pembelajaran di luar jam sekolah dengan e-learning (S1, S4, S5, T1, T2, T5) 124 kualitas pembelajaran bagus (W1, W3, O3, 05) WT Strategies 1. Membina guru, siswa serta karyawan agar dpat menggunakan fasilitas internet untuk menunjang informasi di sekolah. (W5, T5)

67 125 Dari evaluasi matriks IFE dan EFE di atas, untuk nilai sub total strenght adalah 1,9055 dan nilai sub total weakness adalah 0,7329. Sedangkan untuk sub total opportunity adalah 1,4754 dan sub total threat adalah 1,5141. Strategi yang harus dilakukan oleh SMA Hang Tuah 1 Jakarta adalah strategi ST (karena sub total nilai strenght lebih besar dari weakness dan sub total threat lebih besar dari sub total opportunity), yaitu dengan Memanfaatkan internet untuk memberikan pembelajaran di luar jam sekolah dengan e-learning serta Memanfaatkan website sekolah dsebagai media promosi dengan memanfaatkan kekuatan pada SMA Hang Tuah 1 Jakarta untuk menghadapi ancaman eksternal yang ada. Hal ini dilakukan agar SMA Hang Tuah 1 Jakarta bisa bersaing, menjaga dan mempertahankan yang sudah ada Matriks Internal Eksternal (IE) Setelah mengetahui masing-masing total dari IFE dan EFE yaitu 2,6384 dan 2,9895, maka dapat ditentukan bahwa pada matriks IE SMA Hang Tuah 1 Jakarta berada pada kuadran V dengan strategi Jaga dan Pertahankan yaitu dengan strategi penetrasi pasar dengan dan strategi pengembangan produk.

68 126 Gambar 3.34 Matriks IE Matriks Grand Strategi Matriks Grand Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi persaingan dan pertumbuhan industri atau pasar. Dalam hal ini pertumbuhan sekolah dapat dikatakan cepat. Pada tahun 2007 perkembangan jumlah sekolah menengah atas (SMA) swasta yang berada di DKI Jakarta telah bediri 378, dan pada tahun 2013 mencapai 426 SMA swasta di DKI Jakarta. Maka grand strategi untuk SMA Hang Tuah 1 Jakarta jatuh pada kuadran I dimana terdapat strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi kedepan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal dan diversifikasi terkait.

69 127 Gambar 3.35 Matriks Grand Strategi Tahap Keputusan Matriks QSPM Pada Matriks QSPM, akan dibandingkan dua strategi terbaik yang diambil dari Matriks SWOT dan IE, dimana dalam Matriks IE strategi penetrasi pasar dengan meningkatkan mutu sekolah dengan perkembangan TIK sedangkan pengembangan produk dengan memanfaatkan internet untuk memberikan pembelajaran di luar jam sekolah dengan e-learning. Tabel 3.13 Matriks QSPM Strategi 1 Strategi 2

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sekolah Pada sub bab ini akan membahas mengenai sejarah sekolah, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, dan tugas-tugas wewenang. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Visi dan Misi Sekolah SD Hati Kudus

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Visi dan Misi Sekolah SD Hati Kudus BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Sekolah Sekolah hati kudus beralamat di Alamat: Jl Jelambar Kav Polri Bl D-15/1, Jelambar, Grogol Petamburan. Sekolah ini memiliki 2 kelas di setiap tingkatan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

3. Staf Kurikulum Menyusun program pengajaran. Menyusun pembagian dan uraian tugas guru. Menyusun jadwal pelajaran.

3. Staf Kurikulum Menyusun program pengajaran. Menyusun pembagian dan uraian tugas guru. Menyusun jadwal pelajaran. LAMPIRAN Tugas dan Wewenang Pengurus MA Al-Khairiyah 1. Wakil Kepala Sekolah Membantu Kepala Madrasah dalam menentukan kebijakan sesuai dengan tugas masing-masing. Mengikuti secara aktif rapat evaluasi.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada bulan Juli Tahun 2014. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Organisasi 3.1.1 Sejarah Singkat Organisasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darma Satria Persada berdiri pada tahun 1981 oleh ketua yayasan bernama

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 1 NGRAYUN T.P. 2013/2014 Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Lider, Inovator, Motivator (EMASLIM). 1. Kepala

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini. BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMK Prapanca 2 Surabaya oleh Drs. H.Suwandi di bawah kepengurusan Yayasan Pendidikan

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMK Prapanca 2 Surabaya oleh Drs. H.Suwandi di bawah kepengurusan Yayasan Pendidikan 7 BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMK Prapanca 2 Surabaya Sekolah Menengah Kejuruan Prapanca 2 Surabaya adalah salah satu lembaga satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Kerangka Berpikir Gambar 3.1 Kerangka Berpikir 48 49 3.2 Gambaran Perusahaan 3.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan SMP Negri 5 sebelumnya adalah sebuah Asrama Belanda, kemudian

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS KEPALA SEKOLAH DAN STAF PIMPINAN SMP NEGERI 5 AMLAPURA :

RINCIAN TUGAS KEPALA SEKOLAH DAN STAF PIMPINAN SMP NEGERI 5 AMLAPURA : RINCIAN TUGAS KEPALA SEKOLAH DAN STAF PIMPINAN SMP NEGERI 5 AMLAPURA : Untuk menoptimalkan tenaga yang ada pada SMP Negeri 5 Amlapura dalam melasanakan tugas dibawah ini maka kami menguraikan rincian tugas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA. Pos No.2, sebuah sekolah yang didirkan oleh para biarawati Ursulin pada tahun 1960.

BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA. Pos No.2, sebuah sekolah yang didirkan oleh para biarawati Ursulin pada tahun 1960. BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA III.1 Latar Belakang SMA Santa Theresia III.1.1 Sejarah SMA Santa Theresia Asal sekolah Santa Theresia adalah sekolah Santa Ursula yang berlokasi di Jalan Pos No.2,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah SMA Mahanaim Bekasi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah SMA Mahanaim Bekasi BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Sekolah 3.1.1. Sejarah SMA Mahanaim Bekasi Ketika negeri ini terpuruk dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan, pengaruhnya sangat dirasakan oleh sebagian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM Latar Belakang SMA DIPONEGORO

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM Latar Belakang SMA DIPONEGORO BAB 3 ANALIS IS S IS TEM 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang SMA DIPONEGORO SMA diponegoro yang berlokasi di jalan Diponegoro No.125 Kisaran ini, pertama kali dibentuk pada tanggal 3 januari

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI SMA NEGERI 1 BOGOR

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI SMA NEGERI 1 BOGOR URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN DI SMA NEGERI 1 BOGOR 1) Kepala Sekolah Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, dan Supervisor (EMAS) a. Kepala Sekolah selaku

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 85 Jakarta didirikan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta pada tahun 1986 dengan SK Mendikbud No. 0887/0/1986 dan No. Statistik Sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011 Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA Jl. Palabuhanratu Km.29 Desa/Kec.Warungkiara Telp/Fax (0266)320248 Website:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kemudian di tahun 2008 dialih fungsikan menjadi Sekolah. Pada tahun 2008

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kemudian di tahun 2008 dialih fungsikan menjadi Sekolah. Pada tahun 2008 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3. 1 Sejarah Perusahaan Sebelumnya SMKN 7 Tangerang adalah sebuah tanah kosong, kemudian di tahun 2008 dialih fungsikan menjadi Sekolah. Pada tahun 2008 resmi dijadikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA - DATA. Sumber: (Diakses pada tanggal 26 oktober 2013)

LAMPIRAN 1 DATA - DATA. Sumber:  (Diakses pada tanggal 26 oktober 2013) LAMPIRAN 1 DATA - DATA Sumber: http://www.apjii.or.id/v2/read/page/halaman-data/9/statistik.html (Diakses pada tanggal 26 oktober 2013) L1 L2 Sumber: http://www.akamai.com/html/about/press/releases/2014/press_012814.html

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo. SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo. SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah 1. BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah Jalasenastri Cabang Surabaya pada tanggal 18 Juli 1988, yang berlokasi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang berdiri sejak tahun 1978. Selama 35 tahun

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Disamping transfer ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya Pada Tahun 1996, tokoh pendidikan di surabaya Prof. DR. H. Iskandar Wiryokusumo, M.Scmendirikan SMA InensifTaruna Pembangunan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN TUGAS SEKOLAH DAN PENGELOLA SEKOLAH

FUNGSI DAN TUGAS SEKOLAH DAN PENGELOLA SEKOLAH FUNGSI DAN TUGAS SEKOLAH DAN PENGELOLA SEKOLAH A. FUNGSI DAN TUGAS SEKOLAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan jalur sekolah, secara garis

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Berikut ini merupakan tabel hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Lelono Broto selaku Kepala Sekolah SMP Providentia, Bapak Halus selaku Pegawai Administrasi, dan Bapak Eko

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Tentang Sekolah Al-Chasanah 3.1.1. Sejarah Sekolah Al-Chasanah Mulai tahun 1961, keluarga besar Chasanah yang ada di ibukota Republik Indonesia, Jakarta, telah

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman 39 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah Sekolah Menengah Pertama Negri 22 Bandung pada awalnya bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman No.24

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010 PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Jalan Kemakmuran 51 Telp. (0287) 551094 Karanganyar KEBUMEN 54364 Nomor : 800/ 303 /2010 Tentang PERATURAN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Sekolah SMA Martia Bhakti adalah salah satu lembaga swasta yang bergerak di bidang pendidikan, khususnya sekolah. Sekolah ini berlokasi di Jalan Jenderal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 56 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah SMA Negeri 78 Jakarta Ketika Bapak Mashuri. SH menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1975, didirikan beberapa Sekolah Lanjutan

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. 1511/II-008/JB-21/1978 yang disahkan pada 19 april Terdaftar di

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. 1511/II-008/JB-21/1978 yang disahkan pada 19 april Terdaftar di BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Tentang SMK Muhammadiyah 1 Majalaya SMK Muhammadiyah 1 Majalaya yang beralamatkan di Kompleks Mesjid Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN

BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN BAB II SMA NEGERI 2 MEDAN A. Sejarah Ringkas SMA Negeri 2 Medan SMA Negeri 2 Medan telah melalui banyak hal hingga menjadi salah satu sekolah yang membanggakan saat ini. Awalnya pada tahun 1950 berdirilah

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama manusia menggunakan bahasa. Seiring dengan perkembangan dan perubahan jaman, bahasa menjadi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data tabulasi hasil survey

Lampiran 1 Data tabulasi hasil survey LAMPIRAN Lampiran 1 Data tabulasi hasil survey Hasil Survey Kode Formulir : F-01 (nomor 6, 9, 10, 12, 13, 14) No Nama Jawaban Pertanyaan berdasarkan nomor pertanyaan Jabatan Responden 6 9 10 12 13 14

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH FUNGSI DAN TUGAS PENGELOLA SEKOLAH. I. KEPALA SEKOLAH. Kepala sekolah berfungsi sebagai edukator, manager, administrator dan supervisor Pemimpin

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Studi Kasus 3.1.1 Sejarah Sekolah Berdiri SMA PGRI Cikampek ini pada tahun 11 juni 1978 yang di dirikan oleh guru-guru senior SMA 1 cikampek dan kepala sekolah yang

Lebih terperinci

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian No.

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian No. BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Tentang SMK Muhammadiyah 1 Majalaya SMK Muhammadiyah I Majalaya yang beralamatkan di Kompleks Mesjid Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah YUPPENTEK adalah kepanjangan dari Yayasan Usaha Peningkatan Pendidikan Teknologi berdiri tangal 16 Januari 1968. Pada awalnya berdiri adalah untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. perkumpulanstradamerupakanlembagapendidikankatolik. memulaikaryanyasejaktanggal 24 Mei 1924.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. perkumpulanstradamerupakanlembagapendidikankatolik. memulaikaryanyasejaktanggal 24 Mei 1924. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Sekolah SMP Strada Santo FransiskusXaverius2beradadibawahnaunganYayasanPerkumpulanStrada.Dimana perkumpulanstradamerupakanlembagapendidikankatolik yang memulaikaryanyasejaktanggal

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) / BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) sgifis48@gmail.com 08128533491/0817804183 Tujuan Umum : Mewujudkan Visi dan Misi SMAN 48 Tujuan Khusus : Meningkatkan Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS TENTANG BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS TENTANG BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH UMUM KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2. BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Sejarah SMA 17 Agustus 1945 SMA 17 Agustus 1945 didirikan pada tahun 1984 oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 dengan Ketua Yayasan I.B. Alit, S.H. yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah menghimbau beberapa sekolah (melalui asesor akreditasi, monitoring dan evaluasi serta kunjungan pengawas) termasuk sekolah di tempat peneliti bekerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut: Pendidikan

Lebih terperinci

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi BAB I PENDAHULUAN Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa direncanakan sebaik

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA Departemen Pendidikan Nasional LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) Setiap akhir semester, guru menelaah hasil pencapaian belajar setiap peserta didik (semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 422 / 042 / SMPN 19 Tentang PERATURAN AKADEMIK A. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran. 2. Satu Tahun Pelajaran dibagi

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Alamat : Jln K.H.Agussalim Polewali Telp. 0428-22031, email:sman3polewali@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 3 POLEWALI NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II HASIL SUREY. sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM).

BAB II HASIL SUREY. sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM). BAB II HASIL SUREY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEM Surabaya SMA IPIEMS Surabaya merupakan satu sekolah unggulan di kota surabaya merupakan sekolah yang terakreditasi A sejak tahun ajaran 2005/2009 dan tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Sekolah Saint John Sekolah Kristen Saint John adalah sekolah yang beralamat di Jalan Bungur Besar No. 84 Jak-Pus. Sekolah ini memiliki empat jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :32 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 27 Januari :11

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :32 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 27 Januari :11 PROGRAM KURIKULUM SMP NEGERI 5 AMLAPURA PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG sebagaimana tertuang dalam {ln:rincian Tugas} Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Instansi Yayasan Pendidikan Bonavita Tangerang merupakan salah satu instansi yang bergerak di bidang pendidikan. Gambar 3.1 Logo Yayasan Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Peraturan akademik merupakan peraturan yang mengatur persyaratan kehadiran, ketentuan ulangan, remidial, kenaikkan kelas, kelulusan, dan

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERSIAPAN AKREDITASI. 2. Berita Acara Penyelenggaraan Rapat Penyusunan dan tanda tangan Komite, KS, Wakasek, Kaur, Guru dan guru BK

PERSIAPAN AKREDITASI. 2. Berita Acara Penyelenggaraan Rapat Penyusunan dan tanda tangan Komite, KS, Wakasek, Kaur, Guru dan guru BK PERSIAPAN AKREDITASI I. STOPMAP I berisi : 1. Kurikulum ( KTSP) 2. Berita Acara Penyelenggaraan Rapat Penyusunan dan tanda tangan Komite, KS, Wakasek, Kaur, Guru dan guru BK 3. Referensi yang tertulis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo SMAK Untung Suropati Sidoarjo beralamat di Jln Untung Suropati No 33. terhitung tanggal 1 September 2012 SMAK Untung Suropati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SMP Negeri 2 Klaten SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.2 dan jalan Pemuda no.4 Klaten. Lahan di jalan Pemuda

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,

Lebih terperinci

Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet

Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet L1 Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet Kelas : Jenis Kelamin : Pria Wanita 1. Usia Anda sekarang : a. < 15 tahun b. 15 20 tahun c. 20 25 tahun d. 25 30 tahun e. > 30 tahun 2. Seberapa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan ; setiap

Lebih terperinci