BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SMP Negeri 2 Klaten SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.2 dan jalan Pemuda no.4 Klaten. Lahan di jalan Pemuda Selatan m 2 dan jalan Menjangan No.2 seluas m 2. Sekolah tersebut cukup luas dan kondusif untuk dilaksanakannya proses pembelajaran. SMP N 2 Klaten memiliki visi yang mulia. Visi tersebut dijunjung tinggi oleh warga sekolah, terutama dalam pembelajaran. Visi yang dimiliki SMP Negeri 2 Klaten adalah Menciptakan manusia yang unggul dalam prestasi mampu bersaing di era global dan terpuji dalam budi pekerti. Indikator dari visi tersebut antara lain: a. Terwujudnya lulusan dengan kompetensi atau kemampuan bertaraf internasional b. Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air, beriman, dan bertaqwa c. Terwujudnya KTSP di sekolah bertaraf internasional d. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien dan bertaraf internasional e. Terwujudnya standar prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan mutakhir serta bertaraf internasional 51

2 52 f. Terwujudnya standar tenaga pendidik dan kependidikan bertaraf internasional g. Terwujudnya standar pengelolaan pendidikan bertaraf internasional h. Terwujudnya standar penilaian pendidikan bertaraf internasional i. Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai j. Terwujudnya budaya mutu sekolah k. Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri, bersih, dll SMPN 2 Klaten memiliki misi dalam meraih visinya. Misi yang dilakukan untuk meraih visi SMPN 2 Klaten tersebut adalah sebagai berikut: a. Mewujudkan Dokumen-1 atau Buku-1 KTSP bertaraf internasional b. Mewujudkan silabus semua mata pelajaran bertaraf internasional dan untuk semua jenjang/kelas/tingkatan c. Mewujudkan RPP semua mata pelajaran bertaraf internasional dan untuk semua tingkatan d. Mewujudkan perangkat kurikulum yang bertaraf internasional, lengkap, mutakhir, dan berwawasan kedepan e. Mewujudkan sekolah inovatif, kreatif, dinamis, dan berwawasan internasional f. Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar (learning organization) sesuai perkembangan global g. Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir, dan berwawasan kedepan serta bertaraf internasional

3 53 h. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar dan adil sesuai tuntutan pendidikan yang bertaraf internasional i. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu dan tangguh serta memiliki kompetensi yang bertaraf internasional j. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan manajemen bertaraf internasional k. Mewujudkan kemampuan olah raga yang tangguh dan kompetitif tingkat internasional l. Mewujudkan sekolah wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswannya dalam pencapaian prestasi tingkat internasional m. Mewujudkan sekolah sehat n. Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh dan kompetitif dan mampu bersaing di dunia internasional o. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri tauladan dan mampu berkompetisi tingkat internasional p. Mewujudkan kemampuan KIR yang cerdas dan kompetentitif serta berdaya saing internasional q. Mewujudkan nilai-nilai agama bagi kenikmatan hidup peserta didik dan mampu beradaptasi dengan perkembangan budaya global sesuai jati diri bangsa r. Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehidupan sekolah, masyarakat, berbangsa, dan dalam kancah dunia internasional

4 54 2. Kondisi Fisik SMP Negeri 2 Klaten Kondisi fisik sekolah pada umumnya sudah baik dan memenuhi syarat untuk menunjang proses pembelajaran meskipun dapat dikatakan bangunan sekolah telah berusia lama. Selain itu SMP N 2 Klaten memiliki fasilitasfasilitas yang cukup memadai guna menunjang proses pembelajaran. Sekolah ini berada di dekat jalan raya sehingga mudah dijangkau. Beberapa sarana dan prasarana yang mampu menunjang proses pembelajaran antara lain sebagai berikut. a. Ruang Kelas SMP N 2 Klaten memiliki 25 ruang kelas yang terdiri dari kelas VII sebanyak 6 kelas, kelas VIII sebanyak 6 kelas, dan 6 kelas untuk kelas I. Masing-masing kelas telah memiliki kelengkapan fasilitas yang menunjang kelengkapan proses pembelajaran meliputi meja, kursi, papan tulis, whiteboard, LCD proyektor dll. Setiap ruang kelas diberikan CCTV agar selalu terkontrol oleh server. b. Ruang Perkantoran Ruang perkantoran terdiri dari ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha (TU), ruang Guru, dan ruang Bimbingan Konseling. Ruang-ruang tersebut tertata rapi dan bersih. Bangunanya masih terlihat kokoh dan terawat dengan baik. Setiap ruang perkantoran diberikan CCTV agar selalu terkontrol oleh server.

5 55 c. Laboratorium Keberadaan laboratorium memegang peranan penting dalam proses pembelajaran sehingga kelengkapan dan pengelolaan yang baik sangat diperlukan. Laboratorium yang dimiliki SMP N 2 Klaten 1 laboratorium IPA, 1 ruang laboratorim TIK, 1 ruang laboratorium komputer, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang laboratorium multimedia dan 1 laboratorium Elektro. Laboratorium-laboratorium tersebut memiliki fasilitas yang lengkap dan menunjang pembelajaran. Peralatan yang tersedia tertata rapi dan bersih. Ruang laboratorium diberikan CCTV agar selalu terkontrol oleh server. Salah satu penunjang pembelajaran IPS melalui e-learning dengan adanya laboaratorum komputer, serta laboratorium multi media. Laboratorium komputer terdapat 26 komputer yang terkoneksi dengan internet, sehingga siswa dapat mengakses informasi atau melakukan pembelajaran melalui komputer yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Salah satu penunjang web learning di SMPN 2 Klaten dalah dengan adanya wifi. Wifi ini memungkinkan siapa saja dapat mengakses internet secara gratis dengan perangkat laptop yang dimiliki siswa dan guru, sehingga siswa dapat mengakses informasi dalam pembelajaran secara gratis di area sekolah dengan menggunakan laptop mereka masing-masing, hal ini dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran melalui e-learning.

6 56 d. Mushola Mushola sekolah berada di dekat tangga dibelakang ruang guru. Mushola ini berfungsi sebagai tempat ibadah sholat bagi seluruh warga SMPN 2 KLaten yang beragama Islam dan sebagai tempat melakukan kegiatan kerohanian Islam bagi siswa maupun guru. Peralatan ibadah telah mencukupi akan tetapi penataan peralatan di ruang mushola masih kurang rapi. e. Ruang Kegiatan Siswa Ruang kegiatan siswa yang ada adalah UKS. Ruang Penunjang Kegiatan Pembelajaran terdiri dari ruang perpustakaan, ruang keterampilan, ruang komputer, dan lapangan basket. Ruang yang perlu ditambah adalah ruang OSIS untuk menunjang kegiatan siswa. Setiap ruang kegiatan siswa diberikan CCTV agar selalu terkontrol oleh server. f. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai tujuan pembelajaran terutama untuk mencapai tujuan belajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Perpustakaan SMP Negeri 2 Klaten berusaha memberikan berbagai pelayanan secara maksimal, layanan tersebut antara lain : layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan terbitan berkala, layanan internet, layanan katalog online, fasilitas ruang baca, dan fasilitas komputer

7 57 katalog. Ruang perpustakaan diberikan CCTV agar selalu terkontrol oleh server. g. Bimbingan Konseling Ruang Bimbingan Konseling (BK) terletak di samping ruang kelas VIII. BK membantu dan memantau perkembangan peserta didik dari berbagai segi yang mempengaruhinya serta memberikan informasiinformasi penting yang dibutuhkan oleh peserta didik. Pembagian tugas BK meliputi konselor (guru pembimbingan konseling) sebagai pelaksana kegiatan bimbingan melalui proses belajar mengajar, wali kelas juga memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan peranan dan tanggung jawabnya. Ruang BK diberikan CCTV agar selalu terkontrol oleh server. h. Koperasi Sekolah Koperasi sekolah terletak disebelah ruang BK. Koperasi sekolah menyediakan peralatan lengkap yang berkaitan dengan kegiatan akademik maupun nonakademik siswa. Peralatan tulis mulai dari buku, bolpoin, pensil, dan lain-lain disediakan penuh di koperasi sekolah. peralatan ekstrakulikuler pun disediakan, seperti talil tambang pramuka, tongkat pramuka, bendera sandi morse, dan lain-lain. i. Unit Kesehatan Siswa (UKS) UKS SMPN 2 Klaten terletak si sebelah ruang TU. Ruang tersebut kondisinya cukup nyaman. Tersedia ruang rawat yang terdiri dari tempat tidur dan kursi. Peralatan kesehatan seperti timbangan berat badan dan

8 58 meteran tinggi badan juga tersedia. Perlengkapan kesehatan seperti kotak PPPK tersedia lengkap beserta isinya. 3. Kondisi Non-fisik SMP Negeri 2 Klaten a. Potensi guru Jumlah tenaga pengajar atau guru di SMP N 2 Klaten adalah 39 orang PNS dan 6 orang GTT dengan tingkat pendidikan sarjana muda dan S1. Setiap tenaga pengajar di SMP N 2 Klaten mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing. SMP N 2 Klaten merupakan sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) yang menerapkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan menerapkan muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan b. Potensi karyawan Karyawan di SMP N 2 KLATEN sudah sangat mencukupi, yaitu terdiri atas 15 orang yang masing-masing telah membawahi bidang yang sesuai dengan keahliannya. Klasifikasi pekerjaan 3 karyawan tetap yang bekerja sebagai tenaga TU (Tata Usaha) dan 8 tenaga tidak tetap yang membantu TU. 3 penjaga dan 1 penjaga malam merupakan karyawan tidak tetap.

9 59 c. Organisasi Peserta didik dan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di SMP N 2 KLATEN seluruhnya ada 13 aktifitas di antaranya yaitu Pramuka, KIR, Basket, renang, Karawitan, Tari, Drumband, Seni musik, Seni Rupa, seni lukis, BTA, dan Misa. Kegiatan Ekstrakurikuler berjalan lancar dan telah ada jadwal kegiatan secara rutin. Dalam satu minggu hampir selalu ada kegiatan setelah jam pelajaran usai. Melalui ekstrakurikuler inilah potensi peserta didik dapat disalurkan dan dikembangkan. B. Deskripsi Data Responden Deskripsi data responden berguna untu mengetahui latar belakang responden yang menjadi subjek dalam penelitian. Melalui deskripsi data responden dapat diketahui pemilihan sampel sudah sesuai dengan populasi dan teknik pengambilan sampel atau belum. Responden dalam penelitian ini dideskripsikan berdasarkan 2 karakteristik. Karakteristik tersebut yaitu berdasakan jenjang kelas dan jenis kelamin. Berikut ini adalah deskripsi data responden berdasarkan karakteristik jenjang kelas dan jenis kelamin. 1. Penyajian Data Responden Berdasarkan Jenjang Kelas Deskripsi data yang pertama adalah deskripsi data berdasarkan jenjang kelas. Penyajian data responden berdasarkan jenjang kelas dibagi menjadi kelas VIII dan I. Berikut adalah tabel deskripsi data responden berdasarkan jenjang kelas:

10 60 Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Kelas No Kelas Frekuensi Persentase 1 Siswa kelas VIII 42 50% 2 Siswa kelas I 42 50% Total % kelas. Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden berdasarkan siswa kelas I 50% siswa kelas VIII 50% Gambar 2. Pie Chart Karakteristik Responden Menurut kelas Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari dua jenjang kelas, yaitu kelas VIII dan I. Responden yang berasal dari kelas VIII berjumlah 42 siswa atau 50% dari total keseluruhan, begitu pula dengan responden yang berasal dari kelas I berjumlah 42 siswa atau 50% dari total keseluruhan. 2. Penyajian data Responden Menurut Jenis Kelamin Deskripsi responden yang kedua adalah berdasarkan jenis kelamin. Penyajian data responden berdasarkan kelas dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Berikut adalah tabel deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin:

11 61 Tabel 8. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 44 52% 2 Perempuan 40 48% Total % Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. perempuan 48% laki-laki 52% Gambar 3. Pie Chart Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data di atas dapat diketahu bahwa penggolongan responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan. Responden berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 44 siswa atau 52%, sedangkan respsonden berjenis kelamin perempuan terdiri dari 40 siswa atau 48%. C. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian bermanfaat untuk menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan. Hasil rata-rata skor dan persentase untuk indikator pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dapat dilihat pada tabel berikut ini:

12 62 Tabel 9. Persentase Pemanfaatan E-learning dalam pembelajaran IPS No Pemanfaatan Rata-rata Persentase 1 Sumber Belajar 40,16 38% 2 Penyampaian Materi 29,60 28% 3 Pemberian Tugas 36,28 34% Total 100 % Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dapat digambarkan dalam diagram batang di bawah ini: 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Sumber Belajar Penyampaian Materi Pemberian Tugas Gambar 4. Diagram Batang Persentase Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran IPS Gambar diagram batang di atas menyajikan data persentase pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS, untuk pemanfaatan e- learning sebagai sumber belajar = 37,8%, sebagai penyampaian materi = 27,9%, dan sebaagai pemberian tugas = 34,2%. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS yang mempunyai persentase tertinggi adalah pemanfaatan e- learning sebagai sumber belajar yaitu sebesar 37,8%, sedangkan persentase

13 63 terendah dimiliki oleh pemanfaatan e-learrning sebagai penyampaian materi yaitu sebesar 27,9%. Data yang sudah diolah kemudian dikategorisasi berdasarkan sub bab yang telah ditentukan. Penyajian kategorisasi untuk masing-masing sub bab indikator pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini: 1. Pemanfaatan E-learning sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPS E-Learning sebagai sumber belajar merupakan salah satu bentuk pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dijabarkan dalam 3 item indikator pernyataan yang meliputi media belajar, pengaksesan, dan pencarian informasi. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 55 dan nilai minimum 15. Rerata diperoleh sebesar 40,17 dan standar deviasi 6,15. Berdasarkan acuan yang telah dijelaskan pada teknik analisis data, maka dapat dihitung Mean ideal (Mi) sebesar 33 dan Standar Deviasi ideal sebesar 7,3. Pembuatan kategori pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah penghitungan kategorisasi pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPS di SMPN 2 Klten:

14 64 Sangat Tinggi = Mi + 1,5 SDi 33+ 1,5 (7,3) ,95 44 Tinggi = Mi + 0,5 SDi ,5(7,3) ,65 36,7 Sedang = Mi 0,5 SDi 33 0,5 (7,3) ,65 29,3 Rendah = Mi 1,5 SDi 33 1,5 (7,3) 33 10,95 22 Sangat Rendah = Mi 1,5 SDi > 33 1,5 (7,3 > 33 10,95 > 22 > < Mi + 1,5 SDi < ,5 (7,3) < 44 < Mi + 0,5 Sdi < ,5 (7,3) < 36,7 < Mi - 0,5 Sdi < 33 0,5 (7,3) < 29,3 Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi Pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar. Tabel 10. Pemanfaatan E-learning sebagai Sumber Belajar No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat tinggi 25 30% 2 Tinggi 42 50% 3 Sedang 15 18% 4 Rendah 2 2% 5 Sangat rendah 0 0% Total % Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemanfaatan e- learning sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS 25 siswa atau 30% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan sangat tinggi, 42 siswa atau 50% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan tinggi, 15 siswa atau 18% dapat memanfaatkan e-learning

15 65 sebagai sumber belajar dengan sedang, dan 2 atau 2% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan rendah, dan tidak ada siswa atau 0% yang dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan sangat rendah. Pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: 2% 18% 30% 50% sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah Gambar 5. Pie Chart Pemanfaatan E-learning sebagai Sumber Belajar 2. Pemanfaatan E-Learning dalam Penyampaian Materi pada Pembelajaran IPS E-Learning sebagai media penyamapaian materi pelajaran merupakan salah satu bentuk pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS. Pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran dijabarkan dalam 3 indikator pernyataan, yaitu media untuk berdiskusi dengan guru, media untuk berdiskusi dengan teman, dan pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 40 dan nilai minimum 12. Rerata diperoleh sebesar 29,61 dan standar deviasi 4,45.

16 66 Berdasarkan acuan yang telah dijelaskan pada teknik analisis data, maka dapat dihitung Mean ideal (Mi) sebesar 24 dan Standar Deviasi ideal sebesar 5,3. Pembuatan kategori pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah perhitungan kategorisasi pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten: Sangat Tinggi = Mi + 1,5 SDi 24+ 1,5 (5,3) ,95 32 Tinggi = Mi + 0,5 SDi ,5(5,3) ,65 26,7 Sedang = Mi 0,5 SDi 24 0,5 (5,3) 24-2,65 21,3 Rendah = Mi 1,5 SDi 24 1,5 (5,3) 24 7,95 16 Sangat Rendah = Mi 1,5 SDi > 24 1,5 (5,3) > 24 7,95 > 16 > < Mi + 1,5 SDi < ,5 (5,3) < ,95 < 32 < Mi + 0,5 Sdi < ,65 < 26,7 < Mi - 0,5 Sdi < 24 0,5 (5,3) < 24 2,65 < 21,3

17 67 Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi: Tabel 11. Pemanfaatan E-Learning dalam Penyampaian Materi No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat tinggi 28 34% 2 Tinggi 38 45% 3 Sedang 17 20% 4 Rendah 1 1% 5 Sangat rendah 0 0% Total % Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 28 siswa atau 34% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan sangat tinggi, 38 siswa atau 45% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan tinggi, 17 siswa atau 20% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan sedang, 1 siswa atau 1% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan rendah, dan tidak ada siswa atau 0% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan sangat rendah. Berikut ini adalah penyajian data pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran dalam bentuk Pie Chart:

18 68 1% 20% 34% 45% sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah Gambar 6. Pie Chart Pemanfaatan E-learning sebagai Penyampaian Materi 3. E-Learning sebagai Media Pemberian Tugas pada Pembelajaran IPS E-Learning sebagai media pemberian tugas merupakan salah satu bentuk pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS. Pemanfaatan e- learning sebagai media pemberian tugas dijabarkan dalam 3 indikator pernyataan, yaitu pemberian, pemahaman, dan pengumpulan tugas. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 50 dan nilai minimum 14. Rerata diperoleh sebesar 36,29 dan standar deviasi 5,88. Berdasarkan acuan yang telah dijelaskan pada teknik analisis data, maka dapat dihitung Mean ideal (Mi) sebesar 30 dan Standar Deviasi ideal sebesar 6,7. Pembuatan kategori pemanfaatan e-learning sebagai media pemberian tugas. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah perhitungan kategorisasi pemanfaatan e-learning dalam pemberian tugas pada pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten:

19 69 Sangat Tinggi = Mi + 1,5 SDi ,5 (6,7) ,05 40 Tinggi = Mi + 0,5 SDi ,5(6,7) ,35 33,3 Sedang = Mi 0,5 SDi 30 0,5 (6,7) 30-3,35 26,7 Rendah = Mi 1,5 SDi 30 1,5 (6,7) 30 10,05 20 Sangat Rendah = Mi 1,5 SDi > 30 1,5 (6,7) > 30 10,05 > 20 > < Mi + 1,5 SDi < ,5 (7,3) < ,5 (6,7) < 40 < Mi + 0,5 Sdi < ,5 (6,7) < ,5 < 33,3 < Mi - 0,5 Sdi < 30 0,5 (6,7) < 30 3,35 < 26,7 Berikut tabel distribusi frekuensi Pemanfaatan e-learning sebagai media pemberian tugas: Tabel 12. Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pemberian Tugas No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat tinggi 25 30% 2 Tinggi 31 37% 3 Sedang 24 28% 4 Rendah 3 4% 5 Sangat rendah 1 1% Total % Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 25 siswa atau 30% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sangat tinggi, 31 siswa atau 37% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan tinggi, 24 siswa atau 28% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sedang, 3

20 70 siswa atau 4% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan rendah, dan 1 siswa atau 1% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sangat rendah. Pemanfaatan e-learning sebagai media pemberian tugas dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: 4% 1% 28% 37% 30% sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah D. Pembahasan Gambar 7. Pie Chart Pemanfaatan E-Learning dalam Pemberian Tugas Secara keseluruhan berdasarkan hasil temuan dari penelitian pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dapat diketahui bahwa pemanfaatan e- learning sebagai sumber belajar mendapatkan presentase tertinggi, kemudian disusul dengan pemanfaatan e-learning dalam pemberian tugas, dan yang mendapatkan presentase terendah adalah pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran. Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, maka pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi masing-masing pemanfaatan e- learning dalam pembelajaran IPS, yaitu (a) Pemanfaatan e-learning sebagai

21 71 sumber belajar (b) Pemanfaatan e-learning sebagai penyampaian materi, (c) Pemanfaatan e-learning sebagai pemberian tugas. Berikut ini adalah pembahasan tentang pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. 1. Pemanfaatan E-learning sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPS Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, E-learning dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS. Internet menyediakan data, informasi, dan fenomena yang aktual kapan pun dan di mana pun terjadi, oleh sebab itu banyak siswa yang memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Melalui e-learning siswa dapat memperoleh informasi dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar secara keseluruhan diperoleh rata-rata skor sebesar 40,2 dan presentase 37,8%. Analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar memiliki presentase yang paling tinggi bagi sebagian besar responden terhadap pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS. Presentase yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan skala yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian 30% siswa dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan sangat tinggi, 50% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan tinggi, 18%

22 72 dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan sedang, dan 2% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan rendah. Pemanfaatan e-learning tidak bisa lepas dari adanya jaringan internet, karena adanya jaringan internet memungkinkan siswa dapat mengakses e- learning, siswa dapat mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan pelajaran IPS melalui internet, karena internet merupakan sumber data dan informasi. E-Learning sebagai sumber belajar dapat memperkaya materi pelajaran yang tidak tersedia di dalam buku teks, dan membuka wawasan siswa tentang dunia luar. Untuk mencari sumber informasi pada web yang tersedia maka siswa harus login dulu di geschool.net atau smpn2klt.blogspot.com, setelah itu siswa mencari informasi yang telah diupload oleh guru. Pemanfaatan e- learning sebagai sumber belajar dapat dilakukan siswa dengan cara, siswa mengkases jaringan internet melalui komputer, setelah itu mereka mencari bahan ajar yang sebelumya sudah diupload oleh guru di halaman e-learning. Salah satu bentuk sumber belajar melalui e-learning adalah buku-buku online, buku online tersebut disediakan oleh guru dengan cara mengupload, hal ini bisa dijadikan siswa sebagai sumber belajar serta mencari informasi tambahan oleh siswa, sehingga wawasan mereka tentang pelajaran IPS tidak terbatas hanya buku teks yang disediakan oleh sekolah.

23 73 2. Pemanfaatan E-Learning Sebagai Media Penyampaian Materi pada Pembelajaran IPS E-learning dapat dijadikan sebagai media dalam penyampaian materi pelajaran. Hal tersebut tentu berkaitan dengan terbatasnya alokasi waktu di ruang kelas yang disediakan oleh pihak sekolah. E-learning dapat menjadi solusi apabila guru atau siswa berhalangan hadir karena hal tertentu. Materi dapat disampaikan melalui internet, sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa perlu khawatir akan tertinggal pelajaran. Presentase pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran mendapatkan 27,9% dari total keseluruhan. Nilai tersebut merupakan presentase terndah apabila dibandingkan dengan pemanfaatan e- learnig sebagai sumber belajar dan media pemberian tugas. Hal tersebut menunjukan pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran kurang optimal. Presentase yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan sekala yang telah ditentukan. Berdasarkhan hasil penelitian 34% dapat memanfaatkan e- learning sebagai media penyampaian materi dengan sangat tinggi, 45% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan tinggi, 20% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan sedang, 1% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan rendah. Penyampaian materi yang paling utama berasal dari guru melalui cara bertatap muka langsung dengan siswa di dalam kelas. E-learning sebagai

24 74 penyampaian materi hanya bersifat sebagai media pendukung dalam penyampaian materi apabila alokasi waktu dalam penyampaian materi IPS di kelas kurang apabila dibandingkan dengan materi pelajarannya yang kompleks dan memiliki keterpaduan, oleh sebab itu guru dapat memberi materi tambahan melalui e-learning agar materi yang disampaiakan di kelas dapat selesai dengan tepat waktu dan lebih mendalam. Penyampaian materi dapat melalui forum-forum yang dapat disediakan. Forum-forum tersebut seperi smpn2klt.blogspot.com, geschool, blog, grup dalam facebook, dan lain-lain. Melalui forum-forum tersebut dapat terjadi diskusi yang menarik antara guru dengan siswa, maupun antar siswa tentang materi pelajaran. Diskusi tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat dan pemahaman materi yang lebih mendalam, serta membuka pikiran menjadi lebh luas dan kompleks. Penyampaian materi yang paling baik dan utama tentu saja pada saat adanya pembelajaran konvesional, karena guru dapat bertemu secara langsung dengan siswa, sehingga pembelajaran tentu lebih efektif. Penyampaian materi melalui e- learning atau dengan web learning hanya saja sebagai tambahan, karena materi IPS yang terlalu banyak serta alokasi jam yang sedkit tidak mampu disampaiakan secara tuntas oleh guru, penyampaian materi dapat dilakukan di smpn2klt.blogspot.com dan geschool yang merupakan wadah atau tempat e-learning SMPN 2 Klaten. Penyampaian materi tersebut dapat dilakukan dengan cara guru memasukkan materi pelajaran ke dalam e-learning SMPN 2 Klaten dengan

25 75 cara upload materi, siswa yang sudah diberitahu sebelumnya membuka materi yang disampaikan oleh guru melalui geschool.net atau smpn2klt.blogspot.com dan membaca materi yang sudah diupload oleh guru. Setelah membaca materi siswa dapat berdiskusi dengan guru atau dengan siswa yang lain tentang materi pemebelajaran yang belum dimengerti melalui chat, sehingga antara siswa dan guru dapat saling berkomunikasi dengan langsung. 3. Pemanfaatan E-Learning Sebagai Media Pemberian Tugas pada Pembelajaran IPS E-learning dapat dimanfaatkan dalam pemberian tugas. Guru dapat memberikan tugas melalui internet dan siswa dapat mengaksesnya. Tugastugas tersebut dapat langsung dikirimkan kepada guru apabila telah selesai dikerjakan tanpa harus menunggu jadwal pertemuan tatap muka dengan guru di ruang kelas. Presentase pemanfaaan e-learning dalam pemberian tugas berada di peringkat ke dua setelah pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar. Presentase pemanfaaan e-learning dalam pemberian tugas diperoleh sebesar 34,2%. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran, namun lebih rendah apabila dibandingkan dengan persentase pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar. Presentase yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan sekala yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, 30% siswa dapat

26 76 memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sangat tinggi, 37% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan tinggi, 28% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sedang, 4% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan rendah, dan 1% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sangat rendah Bentuk pemberian tugas ini dalam e-learning bisa dilakukan dengan cara guru mengupload tugas, kemudian siswa mengakses alamat web e- learning SMPN 2 Klaten, setelah login, siswa dapat langsung mengerjakan tugas yang diberikan guru. Setelah selesai mengerjakan, siswa langsung dapat mengumpulkan tugas tanpa bertatap langsung dengan guru. Pemberian tugas melalui e-learning mempunyai keuntungan untuk guru dan siswa, siswa dapat dengan mudah mengerjakan tugas tersebut karena terbantu dengan koneksi internet yang merupakan sumber informasi untuk dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Guru dapat memberikan tugas dan dapat menerima hasil tugas siswa tanpa harus bertatap muka.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI. a. Visi : Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era Global dan terpuji dalam budi pekerti.

A. ANALISIS SITUASI. a. Visi : Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era Global dan terpuji dalam budi pekerti. 1 BAB I PENDAHULUAN Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sebuah rangkaian program PPL yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

tempat mahasiswa praktikan untuk melangsungkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan.

tempat mahasiswa praktikan untuk melangsungkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. BAB I PENDAHULUAN Sebagi seorang calon guru sudah selayaknya mahasiswa belajar menjadi seorang guru yang baik yakni guru yang bisa menjadi panutan bagi peserta didik, orang lain, maupun dirinya sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 2 KLATEN RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arif Gunawan

STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 2 KLATEN RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arif Gunawan STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 2 KLATEN RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Arif Gunawan 09416241023 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Yang dimaksud dengan gambaran umum obyek penelitian adalah gambaran yang menerangkan tentang keberadaan situasi dan kondisi atau keadaan dari obyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian 4.1.1 Lokasi Sekolah SMP N 9 Salatiga Jawa Tengah merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sekolah Pada sub bab ini akan membahas mengenai sejarah sekolah, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, dan tugas-tugas wewenang. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

Format Observasi Kondisi Sekolah. Universitas Negeri Yogyakarta. Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal :

Format Observasi Kondisi Sekolah. Universitas Negeri Yogyakarta. Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal : Format Observasi Kondisi Sekolah Universitas Negeri Yogyakarta Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal : Nama Mhs. : ADE PRASETYO NIM : 13601241125 Fak/Prodi : FIK/ PJKR No Aspek yang Dinilai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 5 Sleman terletak di Karangasem, Pandowoharjo, Sleman, yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP N 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak di

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

1. Gambaran Umum Program Studi Pendidikan IPS. Menurut sejarah singkat PIPS yang dikutip dari HIMA DIPSOS di

1. Gambaran Umum Program Studi Pendidikan IPS. Menurut sejarah singkat PIPS yang dikutip dari HIMA DIPSOS di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Program Studi Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan IPS merupakan salah satu program studi kependidikan di Fakultas Imu Sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Rancah merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kabupaten Ciamis yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Turi yang beralamatkan di Desa Turi,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Program KKN PPL Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 dilaksanakan secara resmi pada tanggal 1 Juli 17 September 2014. Pada program KKN PPL tersebut, penulis mendapat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta SMP Negeri 14 Yogyakarta berlokasi di Jalan Tentara Pelajar No. 7, Jetis, Kota Yogyakarta, DIY. Secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar siswa dan pemanfaatan waktu belajar siswa di luar jam pelajaran sekolah dengan prestasi belajar PKn

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU)

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU) BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 22 Februari 2014 di SMP Negeri 1 Ngemplak yang berlokasi di Jl. Kemasan, Jangkang, Widodomartani,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Perpustakaan SMP N 2 Mertoyudan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Perpustakaan SMP N 2 Mertoyudan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Responden Penelitian 1. Deskripsi Perpustakaan SMP N 2 Mertoyudan SMP Negeri 2 Mertoyudan terletak di Danurejo, Mertoyudan, Magelang, yang merupakan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK Universitas Negeri Yogyakarta OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK NAMA MAHASISWA : DAMAR SUSILO PUKUL : 10.00-12.00 NO. MAHASISWA : 13416244003 LOKASI : SMP N 3 Kalasan TGL. OBSERVASI

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SMA N 1 KASIHAN NAMA MHS : Nurul Ratriasih ALAMAT SEKOLAH : Jalan C. Simanjuntak 60, Yogyakarta 55223 NOMOR MHS : 10314244030 FAK/JUR/PRODI : FMIPA/Pendidikan Kimia No Aspek yang diamati

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Martapura Sejak berdiri tahun 1958-1969 bernama Yayasan Pendidikan Sinar Harapan, kemudian berubah

Lebih terperinci

Oleh : PRIYANTA. PRIYANTA : Q : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan

Oleh : PRIYANTA. PRIYANTA : Q : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan Oleh : PRIYANTA NIM Program Studi Konsentrasi PRIYANTA : Q.100.060.362 : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 Lampiran

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK NPma. 1 untukmahasiswa NAMA MAHASISWA : Agus Purnomo PUKUL : 09.30-11.00 NO. MAHASISWA :11520244027 TEMPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Alamat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Alamat Sekolah BAB I PENDAHULUAN Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) termasuk mata kuliah lapangan yang menitik beratkan pada kerja di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta. berdiri pada tahun 1994, di tanah seluas 3890 m dan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta. berdiri pada tahun 1994, di tanah seluas 3890 m dan memiliki 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan sejarahnya SMP Negeri 4 Yogyakarta berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sember daya manusia. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bagian dari komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik pengalaman lapangan ( PPL ) merupakan usaha yang dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai kegiatan latihan kependidikan mahasiswa melalui mata kuliah wajib yang harus ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berbunyi Pendidikan dan Pengajaran yaitu pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Kegiatan PPL

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM SMK PEMBANGUNAN NASIONAL PURWODADI 1. Tinjauan Historis SMK Pembangunan Nasional Purwodadi SMK Pembangunan Nasional Purwodadi merupakan salah satu sekolah

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH Npma. 2 Untuk mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 4 KLATEN ALAMAT SEKOLAH : Jl. Mataram No. 5 Belangwetan Belangwetan, Klaten Utara, Klaten,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

Kemudiantujuandari PPL itusendiriadalahdiantaranyasebagaiberikut:

Kemudiantujuandari PPL itusendiriadalahdiantaranyasebagaiberikut: BAB I PENDAHULUAN Usaha peningkatanefisiensidankualitaspenyelenggaraan proses pembelajaranterusdilakukan, termasukdalamhalinimatakuliahlapangansepertimatakuliahpraktikpengalamanlapangan (PPL). Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baik tulis, dan jam dinding. Meja, kursi, almari, buku, televisi, dan etalase piala.

BAB I PENDAHULUAN. Baik tulis, dan jam dinding. Meja, kursi, almari, buku, televisi, dan etalase piala. BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. KONDISI SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN a. KONDISI FISIK 1) KONDISI FISIK SEKOLAH Sekolah Dasar Negeri Terbahsari adalah salah satu Sekolah Dasar yang termasuk sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan bagian penting dalam proses pendidikan nasional. Perannya begitu strategis dalam mengatur individu menjadi manusia yang berkualitas, yang dapat membangun diri sendiri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS. di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS. di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan kependidikan di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

a. Keadaan Gedung Kondisi gedung sekolah dalam keadaaan baik meskipun ada beberapa ruangan yang masih dalam tahap pembangunan. Bangunan gedung yang

a. Keadaan Gedung Kondisi gedung sekolah dalam keadaaan baik meskipun ada beberapa ruangan yang masih dalam tahap pembangunan. Bangunan gedung yang 1 BAB I PENDAHULUAN Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri Gorontalo SMA Negeri Gorontalo adalah Sekolah Menengah Atas yang pertama berdiri di Grorontalo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d.

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 2 Februari 2014 sampai tanggal 16 Februari 2014, SMP Negeri 2 Srandakan yang berlokasi di Godegan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Mahasiswa sebelum melaksanakan program PPL, terlebih dahulu melakukan beberapa rangkaian kegiatan observasi, baik itu melalui pengamatan terhadap situasi dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Muhammadiyah 6 SD Muhamadiyah 6 beralamat di Jl. Kelayan B Timur Gg. Baja Desa Kelayan Timur kecamatan

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

3 Dokumen KTSP MI Sarirejo Kaliwungu Kendal tahun 2011/2012

3 Dokumen KTSP MI Sarirejo Kaliwungu Kendal tahun 2011/2012 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TENTANG PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI SARIREJO KALIWUNGU KENDAL A. Gambaran Umum MI Sarirejo Kaliwungu 1. Letak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoarjo, tepatnya sekolah ini beralamat di Jalan Raya Keboharan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoarjo, tepatnya sekolah ini beralamat di Jalan Raya Keboharan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek 1. Profil Sekolah SMP Negeri 3 Krian adalah salah satu sekolah menengah pertama yang berstatus negeri dan memiliki akreditasi A di kecamatan Krian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek penelitian yang telah diperoleh peneliti tentang tingkat kematangan penerapan

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

OBSERVASI KONDISI SEKOLAH SMK N 1 PAJANGAN

OBSERVASI KONDISI SEKOLAH SMK N 1 PAJANGAN NAMA MAHASISWA : Nur Agustina NOMOR MAHASISWA : 13505241001 FAK/JUR/PRODI : Teknik / Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 PAJANGAN ALAMAT SEKOLAH : Pajangan, Triwidadi, Pajangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan sumberdaya manusia dipersiapkan untuk memiliki kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Kabupaten Sleman. SMA ini beralamat di Jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Kabupaten Sleman. SMA ini beralamat di Jalan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Data Lokasi Penelitian SMA Kolombo merupakan salah satu sekolah menengah atas swasta yang terletak di Kabupaten

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi 1. Analisis Situasi Sekolah a. Letak Geografis b. Profil Sekolah

A. Analisis Situasi 1. Analisis Situasi Sekolah a. Letak Geografis b. Profil Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan latihan kependidikan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, yang mencakup segala tugas-tugas kependidikan,

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN Pekapuran Raya 2 SDN Pekapuran Raya 2 berlokasi di Jl. Tunjung Maya AMD Gg. H. Hasan RT 30 No. 53 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Bongomeme beralamat di Desa Dungaliyo Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 1 PRAMBANAN

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 1 PRAMBANAN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 1 Prambanan terletak di jalan Prambanan-Piyungan Km 4,5 Madurejo, Prambanan, Sleman yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas

Lebih terperinci

BAB II LOKASI PENELITIAN

BAB II LOKASI PENELITIAN BAB II LOKASI PENELITIAN Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Delanggu pada awalnya adalah SMP yayasan yang didirikan oleh para lurah / kepala desa dari kecamatan Delanggu, kecamatan Juwiring

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Deskripsi Lokasi Penelitian SMPN 1 Jumo terletak di jalan Muntung-Jumo, tepatnya di desa Gunung Gempol, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suradji Tirtonegoro Klaten; Nomor Rekening: BRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suradji Tirtonegoro Klaten; Nomor Rekening: BRI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Sekolah Nama Sekolah: SMP Negeri 7 Klaten; Alamat Sekolah: Jl. Dr. RT. Suradji Tirtonegoro Klaten; Nomor Rekening: 0035-0-0770-50-

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada bulan Juli Tahun 2014. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 52 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah singkat berdirinya SMPN 1 Angkinang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Angkinang terletak di Jalan Jendral A.Yani Km

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Analisis Situasi SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Analisis Situasi SMP Negeri 14 Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian 1. Keadaan Sekolah a. Analisis Situasi SMP Negeri 14 Yogyakarta SMP Negeri 14 Yogyakarta terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 1, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi tersebut. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi tersebut. Dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi yang begitu pesat, membuat seluruh aspek kehidupan terkena imbasnya. Begitupun dalam bidang pendidikan sangat terasa perubahan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian a. Deskripsi Lokasi Penelitian SMA Kolombo merupakan lembaga pendidikan menengah umum yang

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga yang paling penting dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, handal dan memiliki moralitas yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian M², SMA Negeri 1 Suwawa adalah sekolah yang dikelilingi oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian M², SMA Negeri 1 Suwawa adalah sekolah yang dikelilingi oleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Suwawa didirikan pada tahun 1991 dengan luas 10.812 M², SMA Negeri 1 Suwawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Suruh. SMP Negeri 3 Suruh yang beralamat di jalan Suruh-gunung tumpeng

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci