TEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 1
|
|
- Ade Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Abdul Latief Sulam TEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
3 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang TEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 1 Untuk SMK Penulis Utama Perancang Kulit : Abdul Latief Sulam : Tim Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm SLM SULAM, Abdul Latief t Teknik Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 1 untuk SMK /oleh Abdul Latief Sulam ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, xxix. 287 hlm Daftar Pustaka : B1-B2 ISBN : Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
4 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK
5 PENGANTAR PENULIS Dengan terlebih dahulu memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT bahwa penulis telah dapat menyelesaikan penulisan buku ini tanpa ada halangan yang berarti. Buku merupakan bagian integral dari suatu sistem pendidikan bahkan merupakan salah satu kunci untuk melepaskan diri dari ketinggalan pengetahuan dan teknologi yang terus tumbuh dan berkembang. Penyediaan buku ini untuk Sekolah Menengah Kejuruan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan belajar di sekolah, baik digunakan oleh siswa maupun sebagai pedoman bagi guru dalam mengajar, khususnya pada Program Keahlian Teknologi Pembuatan Benang dan Teknologi Pembuatan Kain Tenun. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan buku ini kami sampaikan banyak terima kasih dan kepada para pembaca, segala saran yang bersifat konstruktif kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih. Penulis ii
6 DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN... i PENGANTAR PENULIS... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR ISTILAH/GLOSARI... xv SINOPSIS... xvi DESKRIPSI KONSEP PENULISAN... xvii PETA KOMPETENSI... xviii JILID 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Ruang Lingkup Teknologi Tekstile Pengertian Tekstil Pengertian Berdasarkan Etimologi Pengertian Berdasarkan Substansi Bahan Pengertian Berdasarkan Modifikasi Bahan dan Fungsi Pengertian Berdasarkan Teknologi Proses Prinsip Pembuatan Benang Prinsip Pembuatan Kain Tenun... 3 BAB II BAHAN BAKU 2.1. Pengertian Serat Sejarah Perkembangan Serat Produksi Serat Jenis Kapas Penerimaan Bal Kapas Penyimpanan Bal Kapas Pengambilan Bal Kapas Persyaratan Serat untuk dipintal Panjang Serat Penentuan Panjang Serat dengan Tangan Penentuan Panjang Serat dengan Alat Kekuatan Serat Kekuatan Serat per Helai Kekuatan Serat per Bundel (Berkas) Kehalusan Serat Gesekan Permukaan Serat Kekenyalan Serat (Elastisitas) BAB III BENANG 3.1 Benang menurut Panjang Seratnya iii
7 3.2 Benang menurut Konstruksinya Benang menurut Pemakaiannya Persyaratan Benang Kekuatan Benang Mulur Benang Kerataan Benang Penomoran Benang Satuan-satuan yang dipergunakan Penomoran Benang secara tidak langsung Penomoran Cara Kapas (Ne 1 ) Penomoran Cara Worsted (Ne 3 ) Penomoran Cara Wol Ne 2 atau Nc Penomoran Cara Metrik (Nm) Penomoran Cara Perancis (Nf) Penomoran Cara Wol Garu (Ne 4 ) Penomoran Benang Secara Langsung Penomoran Cara Denier (D atau Td) Penomoran Cara Tex (Tex) Penomoran Cara Jute (Ts) BAB IV PENCAMPURAN SERAT 4.1 Pembukaan Bungkus Bal Kapas Penyimpanan Bal Kapas di Ruang Mixing Blending Mixing BAB V PROSES PEMBUATAN BENANG 5.1 Sistem Pintal dengan Flyer Sistem Pintal Mule Sistem Pintal Cap Sistem Pintal Ring Sistem Pintal Open End Pembuatan Benang Kapas Cara Memintal dengan regangan biasa (ordinary draft spinning system) Cara memintal dengan regangan tinggi (High draft spinning system) Cara memintal dengan regangan yang sangat tinggi (Super high draft spinning system) Pembuatan Benang Sisir (Combed Yarn) Pembuatan Benang Wol Sistem Pembuatan Benang Wol Garu (Woolen Spinning) Pembuatan Benang Wol Sisir Pembuatan Benang Rami iv
8 5.8.1 Bahan Baku Proses Pengolahan Bahan Baku menjadi Benang Sifat Rami dibanding dengan serat Kapas Kegunaan Serat Rami Pencampuran dengan serat-serat lain Skema Proses Pemintalan Rami Pengolahan Benang Sutera Bahan Baku Pengolahan Kokon Proses Pemilihan Kokon Pembuatan Benang dengan Mesin Reeling Limbah Sutera Pembuatan Benang Sintetik Pengolahan Serat Buatan Pembuatan Benang dari Serat Buatan Benang Pintal (Spun Yarn) Pembuatan Benang Campuran Proses di Mesin Blowing Mesin Loftex Charger Proses di mesin Loftex Charger Mesin Hopper Feeder Proses di mesin Hopper Feeder Cleaner Mesin Hopper Feeder Cleaner Proses di mesin Hopper Feeder Cleaner Gerakan antara permukaan berpaku Proses di mesin Pre Opener Pemisahan Kotoran di mesin Pre Opener Cleaner Gerakan Pemukul Mesin Condensor at Cleaner Proses di Mesin Condensor at Cleaner Pemisahan Kotoran di Mesin Condensor at Cleaner Mesin Opener Cleaner Proses di mesin opener Cleane Pemisahan kotoran di mesin opener cleaner Mesin Condensor at Picker Proses di Mesin Condensor at Picker Pemisahan kotoran di Mesin Condensor at Picker Mesin Micro Even Feeder Proses di Mesin Micro Even Feeder Mesin Scutcher Proses di Mesin Scutcher Gerakan Pengaturan Penyuapan Proses Pembukaan dan Pemukulan serat di Mesin Scutcher Pemisahan Kotoran di Mesin Scutcher Tekanan Rol Penggilas v
9 Tekanan Batang Penggulung Lap Pengujian Mutu Hasil Penimbangan Berat Lap Pengujian Nomor Lap Pengujian Kerataan Lap Pengujian persen limbah Perhitungan Regangan Susunan Roda Gigi Mesin Scutcher Sistim Hidroulik pada Mesin Blowing Perhitungan Regangan Perhitungan Produksi Produksi Teoritis Produksi Nyata Efisiensi Pemeliharaan Mesin Blowing Proses di Mesin Carding Bagian Penyuapan Pelat Penyuap Rol Penyuap (Feeder Roller) Rol Pengambil (Taker-in/Licher-in) Pisau Pembersih (mote knife) dan saringan bawah (under grid) Tekanan pada Rol Penyuap Mekanisme pemisahan kotoran dari serat pada Taker-in Bagian Penguraian Silinder Utama Pelat Depan dan Pelat Belakang Top Flat Saringan Silinder (Cylinder Screen) Gerakan Pengelupasan (Stripping Action) Gerakan Penguraian (Carding Action) Pemisahan Serat Pendek dan serat Panjang Bagian Pembentukan dan Penampungan Sliver Doffer Sisir Doffer (Doffer Comb) Rol Penggilas Coiler Pengujian Mutu Hasil Pengujian Nomor Sliver Carding Pengujian Kerataan Sliver Carding Pengujian Persentase waste Setting pada Mesin Carding Pemeliharaan Mesin Carding Perhitungan Regangan Putaran Lap Roll vi
10 Putaran Rol Penggilas pada Coiler Tetapan Regangan (TR) atau Draft Constant (DC) Regangan Mekanik (RM) Regangan Nyata (RN) Perhitungan Produksi Produksi Teoritis Produksi Nyata Efisiensi Pergantian Roda Gigi Roda gigi pengganti regangan Roda gigi pengganti produksi Proses di Mesin Drawing Bagian Penyuapan Can Penyuapan Pengantar Sliver Rol Penyuap Traverse Guide Bagian Peregangan Pasangan rol-rol penarik Rol Bawah Rol Atas Pembebanan pada Rol Atas Pembebanan Sendiri (Self Weighting) Pembebanan Mati/Bandul (Dead Weighting) Pembebanan Pelana (Saddle Weighting) Pembebanan dengan Tuas (Lever Weighting) Pembebanan dengan Per (Spring Weighting) Peralatan Pembersih Proses Peregangan Penyetelan Jarak Antar Pasangan Rol Peregang Faktor-faktor yang mempengaruhi penyetelan jarak antar Rol Peregang Bagian Penampungan Pelat Panampung Terompet Rol Penggilas Coiler Can Penampung Sliver Pemeliharaan Mesin Drawing Pengujian Mutu Hasil Pengujian Nomor Sliver Drawing Pengujian Kerataan Sliver Drawing Perhitungan Regangan Putaran Rol Penyuap Putaran Rol-rol Peregang Putaran Rol Penggilas vii
11 Tetapan Regangan Regangan Mekanik Regangan Nyata Perhitungan Produksi Produksi Teoritis Produksi Nyata Efisiensi Penggantian Roda Gigi Roda Gigi Pengganti Regangan Roda Gigi Pengganti Produksi (RPR) Persiapan Combing Proses di Mesin Pre Drawing Bagian Penyuapan Bagian Peregangan Bagian Penampungan Prinsip Benya mesin Pre Drawing Pemeliharaan Mesin Pre Drawing Proses di Mesin Lap Former Bagian Penyuap Bagian Peregangan Bagian Penggulungan Prinsip Benya Mesin Lap Former (Super Lap) Pemeliharaan Mesin Lap Former (Super Lap) Perhitungan Produksi Mesin Lap Former (Super Lap) Proses di Mesin Combing Bagian Penyuapan Bagian Penyisiran Bagian Penampungan Serat Panjang (Web) Bagian Perangkapan, Peregangan dan Penampungan Sliver Penyetelan Jarak dan Pengaturan Waktu Pemeliharaan Mesin Combing Menentukan Doffing Pengendalian Mutu Perhitungan Penyisiran Perhitungan Penyuapan Perhitungan Produksi Proses di Mesin Flyer Bagian Penyuapan Can Rol Pengantar Terompet Pengantar Sliver Penyekat Bagian Peregangan Rol Peregang viii
12 Penampung (Colektor) Pembersih Cradle Penyetelan Jarak antara titik jepit rol Pemeliharaan Mesin Flyer Pembebanan pada Rol Atas Bagian Penggulungan Flyer Bobin Penggulungan Roving pada Bobin Trick Box Kesalahan bentuk gulungan Roving Mendoffing Pengendalian Mutu Perhitungan Peregangan Perhitungan Antihan (Twist) Perhitungan Produksi Proses Mesin Ring Spinning Bagian Penyuapan Rak Penggantung Bobin Pengantar Terompet Pengantar Bagian Peregangan Rol Peregang Cradle Penghisap (Pneumafil) Penyetelan Jarak antara Rol Peregang Pembebanan pada Rol Atas Bagian penggulungan Ekor Babi (Lappet) Traveller Ring Spindel Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Penyekat (Separator) Tin Roll Proses Pengantihan (Twisting) Peroses Penggulungan Benang pada Bobin Bentuk Gulungan Benang pada Bobin Proses Doffing Pengendalian Mutu Nomor Benang Kekuatan Benang Twist Per Inch (TPI) Ketidakrataan Benang ix
13 Putus Benang Grade Benang Susunan Roda Gigi Mesin Ring Spinning Pemeliharaan Mesin Ring Spinning Perhitungan Regangan Perhitungan Antihan (Twist) Perhitungan Produksi Proses di Mesin Ring Twister Bagian Penyuapan Rak Kelos (Creel) Pengantar Benang Rol Penarik Bagian Penggulungan Ekor Babi (Lappet) Pengontrol Baloning (Antinode Ring) Penyekat (separator) Spindel Ring Traveller Tin Roll Proses Pengantihan (Twisting) Proses Penggulungan Benang pada Bobin Proses Doffing Proses Steaming Pemeliharaan Mesin Ring Twister Bentuk Gulungan Benang pada Bobin Pengendalian Mutu Perhitungan Antihan (Twist) Perhitungan Produksi JILID 2 BAB VI DESAIN ANYAMAN 6.1. Pengertian Desain Anyaman Cara Menggambar Desain Anyaman Desain dan Motif Kain Cara Pembuatan Desain Anyaman Anyaman Dasar Anyaman Polos (Plain, Platt, Taffeta) Anyaman Keper (Twill, Drill) Anyaman Satin Anyaman Turunan Turunan Anyaman Polos Langsung Turunan Anyaman Polos Tidak Langsung Turunan Anyaman Keper Turunan Anyaman Satin Anyaman Campuran Anyaman untuk tenunan rangkap x
14 6.9. Anyaman Kain Khusus Anyaman Dua Muka Anyaman Leno BAB VII PROSES PERSIAPAN PERTENUNAN 7.1. Tujuan Proses Persiapan Pertenunan Standar Konstruksi Kain Tenun Pengaruh Konstruksi Kain terhadap Proses Persiapan Pertenunan Urutan Proses Persiapan Pertenuan Macam-macam Proses Persiapan Macam-macam Proses Pertenunan Proses Pengelosan Tujuan Proses Pengelosan Bentuk Bobin Kelos Mekanisme Gerakan Mesin Kelos Pemeliharaan Mesin Winding Perhitungan Produksi Proses Pemaletan Tujuan Proses Pemaletan Bentuk Bobin Palet Mesin Palet (Print Winder) Mesin Palet Otomatis Pemeliharaan Mesin Palet Proses Penghanian Tujuan Proses Penghanian Cara Penghanian Pemilihan Gulungan Benang pada Bobin Cara Penarikan Benang Penarikan Benang Tegak Lurus dengan Poros Bobin Penarikan Benang Sejajar (segaris) dengan poros Bobbin Mesin Hani Seksi Silinder (Cylinder Sectional Warping Machine) Bagian-bagian peralatan Mesin Hani Seksi Silinder Proses Penghanian Mesin Hani Seksi Kerucut (Cone Sectional Warping 345Machine) Bagian-bagian Mesin Hani Seksi Kerucut Proses Penghanian Pemeliharaan Mesin Hani Proses Penganjian Benang lusi Faktor-faktor Teknis yang mempengaruhi Benang Lusi pada Proses Pertenunan Tujuan Proses Penganjian Benang xi
15 7.5.3 Kriteria Proses Penganjian yang Baik Bahan Kanji Resep Penganjian Benang Cara Penganjian Pencucukan (Drawing in, Reaching in) Mencucuk dengan Tangan Mencucuk dengan Mesin Bagian Peralatan Mesin Cucuk Alat Perlengkapan Proses Pencucukan Persiapan Sebelum Proses pencucukan Proses Pencucukan BAB VIII PROSES PEMBUATAN KAIN TENUN 8.1 Perkembangan Alat Tenun Alat Tenun Tangan Mesin Tenun Mesin Tenun Teropong Otomatis Mesin Tenun Tanpa Teropong Mesin Tenun Multifase Kombinasi Tenun dan Rajut Peralatan Pembentuk Corak Pemilihan Mesin Tenun Berdasarkan Jenis Barang Berdasarkan Corak Anyaman Berdasarkan Tingkat Efisiensi yang diinginkan Berdasarkan Corak Warna Pakan Pembentukan Kain Tenun Gerakan Pakan Mesin Tenun Diagram Engkol Mesin Tenun Klasifikasi Mesin Tenun Fungsi Bagian-bagian Mesin Rangka Mesin Gerakan Kopling dan Pengereman Tipe-tipe Penggerak Penggerak Langsung Penggerak dengan Kopling Kopling Rem Pengontrol Penggerakan Rancangan Penggerak Kopling Pelat Tunggal Sulzer Gerakan putaran balik Penggulungan Lusi Rem Beam Lusi Penguluran Lusi dengan Gandar Belakang xii
16 Penguluran Lusi dengan kendali Pengungkit Penguluran Dua Beam Beam Lusi Gandar Belakang Macam-macam Gandar Belakang Penyetelan Gandar Belakang Penyetekan Tegangan Benang Lusi Penggulung kain Pengontrol kain dan Benang Lusi Batang Silangan (Lease Rod) Pengontrol Lusi Putus Temple Gerakan Penggulung Kain Penggulungan Pasif Pembukaan Mulut Lusi dengan Cam Macam-macam cam Gerakan Pembalik Positif Cam SIstem Cam dan Kontra Cam Pembentukan Mulut Lusi dengan Dobby Macam-macam Dobby Mekanisme Dobby Mesin Jacquard Mekanisme Mesin Jacquard Klasifikasi Mesin Jacquard Mekanisme Pengetekan Mekanisme Mata Rantai (link) Mekanisme Cam Mekanisme Roda Gigi Mekanisme Khusus Penyisipan Pakan Penyisipan Pakan dengan Teropong Teropong (Shuttle) Mekanisme Penyisipan Pakan dengan Cam Penyisipan Pakan pada Mesin Tenun Tanpa Teropong Penyisipan Pakan Sistem Jet Penyisipan Benang Pakan dengan Rapier Pemeliharaan Mesin Tenun Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Cam/Exentrik Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Dobby Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Jacquard xiii
17 Pemeliharaan Mesin Tenun Rapier dengan Menggunakan Cam/Exentrik Pemeliharaan Mesin Tenun Projektil dengan Menggunakan Cam/Exentrik Pemeliharaan Mesin Tenun Jet dengan Menggunakan Cam/Exentrik Proses Pemeriksaan Kain Tenun PENUTUP... A1 DAFTAR PUSTAKA... B1 DAFTAR GAMBAR... C1 DAFTAR TABEL... C14 xiv
18 DAFTAR ISTILAH / GLOSARI 1. Serat : adalah benda yang perbandingan panjang dan diameternya sangat besar. 2. Stapel : adalah serat yang mempunyai panjang terbatas. 3. Filament : adalah serat yang panjangnya berlanjut. 4. Benang : Susunan serat-serat yang teratur ke arah memanjang dengan diberi antihan. 5. Peregangan : adalah penarikan / penggeseran kedudukan serat-serat dalam sliver maupun roving 6. Antihan : adalah pilinan atau twist yang diberikan pada serat atau benang dengan tujuan untuk memberikan kekuatan. 7. Cam/eksektrik/tapet : adalah peralatan yang dapat merubah gerak berputar menjadi gerak lurus. 8. Beam : adalah tempat menggulung benang lusi dengan posisi benang lusi sejajar antara satu dengan yang lainnya. 9. Shuttle/teropong : adalah alat yang bergerak bolak balik ke arah lebar kain untuk membawa benang pakan. 10. Coupling/Cluth : adalah peralatan yang bisa meneruskan atau memutus gerak putar. 11. Shedding : adalah pembukaan mulut lusi. 12. Taking up : adalah penggulungan kain. 13. Beating Up : adalah gerakan pengetekan. 14. Letting Off : adalah gerakan penguluran lusi. 15. Inserting/Tiking Up : adalah gerakan peluncuran benang pakan / teropong. xv
19 SINOPSIS Pembuatan benang menggunakan bahan baku yang berasal dari serat-serat alam atau serat-serat buatan baik yang berupa stapel atau filamen. Pembuatan benang ada bermacam-macam cara, tergantung pada bahan baku yang diolah, namun pada prinsipnya sama, yaitu membuat untaian serat-serat yang kontinyu dengan diameter dan antihan tertentu. Pembuatan benang melalui tahapan : pembukaan gumpalan serat, penarikan serat-serat, pemberian antihan dan penggulungan. Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua kelompok benang yang saling tegak lurus sehingga membentuk kain tenun dengan konstruksi tertentu. Prinsip pembentukan kain tenun melalui gerakan : pembukaan mulut lusi, penyisipan/pakan, pengetekan, penggulungan kain dan penguluran lusi. xvi
20 DESKRIPSI KONSEP PENULISAN Buku ini dikan sebagai sumber informasi untuk siswa SMK Bidang Keahlian Teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Tenun, yang diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih dalam dan lebih luas sehingga mampu menggambarkan bahan ajar yang sesuai standar kurikulum. Dengan buku ini diharapkan guru bisa atau mampu mengembangkan bahan ajar dalam bentuk modul yang siap dipakai oleh guru dan siswa di kelas dan di bengkel-bengkel. Tidak semua teknologi yang ada dituangkan dalam buku ini mengingat luasnya ruang lingkup teknologi dan teknologi yang sudah diterapkan di industri Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Tenun di Indonesia. Penyajian buku ini belum bisa mencapai tingkat kesempurnaan yang memadai mengingat keterbatasan sumber informasi dan waktu penulisan yang sangat terbatas, walaupun demikian penulis mengharapkan kesempatan untuk bisa menyempurnakan sehingga dapat mencapai kriteria standar. xvii
21 PETA KOMPETENSI Level Kualifikasi Operator Yunior Kompetensi Mengidentifikasi serat tekstil Mengidentifikasi benang tekstil Sub Kompetensi Menyiapkan identifikasi serat Identifikasi serat berdasarkan bentuk fisiknya Identifikasi serat dengan uji bakar Identifikasi jenis serat dengan uji pelarutan Membuat laporan Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan Menyiapkan identifikasi benang Identifikasi benang berdasarkan bentuk fisiknya Menguji nomor benang Menguji antihan (twist benang) Membuat laporan Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan xviii
22 Level Kualifikasi Kompetensi Membaca dan memahami gambar teknik Membuka bal serat kapas Melakukan pencampuran serat kapas Melakukan penyuapan serat secara manual di mesin feeding pada unit mesin blowing Sub Kompetensi Membaca dan memahami gambar teknik Menyiapkan pembukaan bal serat Membuka bal serat Melaksanakan aturan dan keselamatan Membuat laporan Menyiapkan pencampuran serat kapas Mengambil gumpalan serat Melaksanakan aturan dan keselamatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan bahan baku Mengoperasikan unit blowing Melakukan penyuapan Mengendalikan Melaksanakan aturan dan kesehatan Membuat laporan xix
23 Level Kualifikasi Kompetensi Melakukan penyuapan serat dengan alat otomatis di mesin feeding unit blowing Mengoperasikan mesin scutcher Mengoperasikan mesin flat card Sub Kompetensi Memeriksa kesiapan Mengoperasikan unit blowing Melakukan penyuapan Mengendalikan Melaksanakan aturan dan kesehatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan mesin scutcher Mengoperasikan unit blowing Melakukan doffing lap Mengendaliakan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan mesin flat carding Mengoperasikan unit flat carding Melakukan doffing sliver Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan xx
24 Level Kualifikasi Kompetensi Mengoperasikan mesin roller card Mengoperasikan mesin drawing Mengoperasikan mesin lap former Sub Kompetensi Memeriksa kesiapan mesin roller carding Mengoperasikan unit roller carding Melakukan doffing sliver Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan mesin drawing Mengoperasikan unit drawing Melakukan doffing sliver Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan mesin lap former Mengoperasikan unit lap former Melakukan doffing Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan xxi
25 Level Kualifikasi Kompetensi Mengoperasikan mesin ribbon lap Mengoperasikan mesin super lap Mengoperasikan mesin combing Sub Kompetensi Memeriksa kesiapan mesin ribbon lap Mengoperasikan unit ribbon lap Melakukan doffing Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan mesin super lap Mengoperasikan unit super lap Melakukan doffing Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Memeriksa kesiapan mesin combing Mengoperasikan unit combing Melakukan doffing Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan xxii
26 Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Mengoperasikan Memeriksa kesiapan mesin simplex mesin simplex Mengoperasikan unit simplex Melakukan doffing Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Mengoperasikan Memeriksa kesiapan mesin ring mesin ring spinning spinning Mengoperasikan unit ring spinning Melakukan doffing Mengendalikan Melaksanakan keselamatan dan kesehatan Membuat laporan Operator Mengelos Benang 1. Menyiapkan pengelosan (winding). 2. Mengoperasikan mesin kelos (mesin winding) 3. Mengendalikan 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Menangani gulungan benang hasil kelosan 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 7. Membuat laporan pean xxiii
27 Level Kualifikasi Kompetensi Memberi antihan pada benang ( twisting) dengan mesin throwing Menggulung benang dalam bentuk paletan Sub Kompetensi 1. Menyiapkan twisting 2. Mengoperasikan mesin twisting (mesin throwing) 3. Mengendalikan 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Menangani gulungan benang hasil twisting 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 7. Membuat laporan pean 1. Menyiapkan pemaletan 2. Mengoperasikan mesin palet 3. Mengendalikan 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Menangani gangguan benang hasil paletan 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 7. Membuat laporan pean xxiv
28 Level Kualifikasi Kompetensi Melaksankan penghaniang (Warping) Proses menganji benang lusi Sub Kompetensi 1. Menyiapkan warping 2. Mengoperasikan mesin warping 3. Mengendalikan 4. Melakukan perawatan sederhana 5. Memotong ujung benang pada beam 6. Menangani gulungan benang hasil warping 7. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 8. Membuat laporan pean 1. Menyiapkan penganjian (Sizing) 2. Mengiperasikan mesin kanji (mesin Sizing) 3. Mengendalikan 4. Melakukanperawatan sederhana 5. Menangani beam tenun 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 7. Membuat laporan pean xxv
29 Level Kualifikasi Kompetensi Mencucuk benang lusi dari beam lusi ke Dropper Gun (Heald) dan sisir Memasang beam lusi yang telah dicucuk, dropper rod, kamran dan sisir pada mesin tenun Sub Kompetensi 1. Menyiapkan peralatan pencucukan (reaching) 2. Melakukan persiapan pencucukan 3. Melakukan pencucukan benang lusi 4. Menangani hasil pencucukan 5. Melakukan perawatan sederhana 6. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 7. Membuat laporan 1. Menyiapkan beam lusi yang sudah dicucuk 2. Memasang beam lusi, kamran, sisir dan dropper 3. Melakukan perawatan sederhana 4. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatn 5. Membuat laporan xxvi
30 Level Kualifikasi Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan tappet (cam/eksentrik) Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan Dobby Sub Kompetensi 1. Merawat mesin tenun teropong dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan tapet 4. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan 5. Membuat laporan 1. Merawat mesin tenun teropong dengan Dobby 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan dobby 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan 5. Membuat laporan xxvii
31 Level Kualifikasi Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan Jacquard Merawat mekanis mesin tenun Rapler yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) Sub Kompetensi 1. Merawat mesin tenun teropong dengan Jacquard 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan Jacquard 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan Jacquard 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan 5. Membuat laporan 1. Merawat mesin tenun rapier dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun rapier dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun rapier dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan 5. Membuat laporan xxviii
32 Level Kualifikasi Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun Projectile yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) Merawat mekanis mesin tenun Jet yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) Sub Kompetensi 1. Merawat mesin tenun projectile dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun projectile dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun projectile dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan 5. Membuat laporan 1. Merawat mesin tenun Jet dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun Jet dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun Jet dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan 5. Membuat laporan xxix
33
TEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 2
Abdul Latief Sulam TEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 1
Abdul Latief Sulam TEKNIK PEMBUATAN BENANG DAN PEMBUATAN KAIN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru mapel Tekstil Indikator Esensial
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 MATA PELAJARAN JENJANG : TEKNIK TEKSTIL : SMA/MA SMK/MAK KOMPETENSI PEDAGOGI No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru mapel Tekstil Indikator
Lebih terperinciDAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. Kompetensi Umum...5 2. Kompetensi Kejuruan...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI
Lebih terperincitahapan DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve, dan Control) untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan cacat pada suatu produk.
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang baik, kondisi ini mendorong suatu industri di Indonesia mulai tumbuh. Seiring dengan ketatnya
Lebih terperinciJENJANG PENDIDIKAN : SMK
MATA PELAJARAN : TEKNOLOGI PEMBUATAN KAIN JENJANG PENDIDIKAN : SMK guru KOMPETE NSI PEDAGOGI K 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan
Lebih terperinciGambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol pada Proses Peregangan
144 5.14.2.6 Proses Peregangan Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai pelurusan dan penyejajaran serat-serat dalam sliver pada mesin drawing dengan cara peregangan, kiranya perlu dibahas terlebih dahulu
Lebih terperinciHANDOUT PENGUJIAN BENANG. Oleh: Widihastuti, M.Pd.
HANDOUT PENGUJIAN BENANG Oleh: Widihastuti, M.Pd. widihastuti@uny.ac.id Sifat-sifat yang menentukan mutu benang antara lain: A. Grade dan kenampakan benang B. Kehalusan benang C. Kekuatan benang D. Twist
Lebih terperinciKRIYA KULIT JILID 2 SMK. I Wayan Suardana, dkk.
I Wayan Suardana, dkk. KRIYA KULIT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciKRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk
Budiyono dkk KRIYA TEKSTIL SMK JILID 1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciJILID 1 SMK. Anni Faridah, dkk
Anni Faridah, dkk PATISERI JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciTEKNIK PERKAYUAN JILID 1
Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciTEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2
Hery Sunaryo TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Ruang Lingkup Tekno logi Tekstil Pengertian Berdasarkan Modifikasi Bahan dan Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Ruang Lingkup Tekno logi Tekstil 1.1.1 Pengertian Tekstil 1.1.2 Pengertian Berdasarkan Etimologi Kata tekstil berasal dari bahasa latin (bahasa Yunani Kuno), yaitu kata texere yang
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI TEKSTIL
KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI TEKSTIL Kompetensi keahlian Teknik Pemintalan serat buatan Teknik Pembuatan Benang Teknik Pembuatan Kain Teknik Penyempurnaan Tekstil Garmen Kompetensi
Lebih terperinciJILID 1 SMK. Sheddy N. Tjandra, dkk
Sheddy N. Tjandra, dkk KESEKRETARISAN JILID 1 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Lebih terperinciPengaruh Setting Front Fixed Plats xlx dengan Silinder dan Total Draft Kiswandono
PNGARUH STTING FRONT FIXD PLATS XLX DNGAN SILINDR DAN TOTAL DRAFT TRHADAP KTIDAKRATAAN Kiswandono Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Benang merupakan
Lebih terperinciDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT
Lebih terperinciTEKNIK STRUKTUR BANGUNAN JILID 2
Dian Ariestadi TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciadalah benang lusi yaitu benang-benang yang arahnya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masafah Dengan ditemukannya mesin tenun modern yang berteknologi tinggi dan dapat berproduksi dalam skala besar, seperti halnya mesin tenun Air Jet, maka hal ini
Lebih terperinciPENJUALAN JILID 2 SMK. Devi Puspitasari
Devi Puspitasari PENJUALAN JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak
Lebih terperinciTEKNIK JILID 2 SMK. Suparno
Suparno TEKNIK GAMBAR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... i ii iii v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI TEKSTIL
KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI TEKSTIL Kompetensi keahlian Teknik Pemintalan serat buatan Teknik Pembuatan Benang Teknik Pembuatan Kain Teknik Penyempurnaan Tekstil Garmen Kompetensi
Lebih terperinciTATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2
Rostamailis, dkk. TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta
Lebih terperinciSENI MUSIK SMK. I. Budi Linggono
I. Budi Linggono SENI MUSIK NON KLASIK SMK JILID 3 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciPENYAMBUNGAN BENANG LUSI
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KAIN TENUN PENYAMBUNGAN BENANG LUSI DISUSUN OLEH : Nama : Dwi Widiyanti Grup : 2B 1 Jurusan : D3 Teknologi Produk Tekstil Dosen : Irwan, S.Teks Tanggal Praktikum : 04 Oktober
Lebih terperinciKISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PEMBUATAN KAIN
KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PEMBUATAN KAIN Standar Guru (SKG) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
Lebih terperinciPENJUALAN JILID 1 SMK. Devi Puspitasari
Devi Puspitasari PENJUALAN JILID 1 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak
Lebih terperinciProses Manufaktur Benang Sistem Rotor
Asmanto Subagyo Proses Manufaktur Benang Sistem Rotor Oleh: Ir. Asmanto Subagyo, M.Sc. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2003 Hak Cipta 2003 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciAKUNTANSI INDUSTRI JILID 1 SMK. Ali Irfan
Ali Irfan AKUNTANSI INDUSTRI JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI INDUSTRI
Bambang Suhardi PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI INDUSTRI JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Lebih terperinciTEKNIK GRAFIS JILID 3 SMK. Pujiyanto
Pujiyanto TEKNIK GRAFIS KOMUNIKASI JILID 3 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciPENJUALAN JILID 3 SMK. Devi Puspitasari
Devi Puspitasari PENJUALAN JILID 3 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak
Lebih terperinciTEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA JILID 2
Antonius Bowo Wasono, dkk. TEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Lebih terperinciTEKNIK SEPEDA MOTOR JILID 2
Jalius Jama, dkk. TEKNIK SEPEDA MOTOR JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciAKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan
Ali Irfan AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak
Lebih terperinciPengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK
Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan
Lebih terperinciSetting Parameter Mesin Ring Spinning Untuk Meningkatkan Kekuatan Tarik Benang PE 30/1 Dengan Menggunaka Metode Taguchi
2015 Antoni Yohanes 28 Setting Parameter Mesin Ring Spinning Untuk Meningkatkan Kekuatan Tarik Benang PE 30/1 Dengan Menggunaka Metode Taguchi Antoni Yohanes Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktek, dan manfaat yang dapat diberikan kepada perusahaan dari kerja praktek yang
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES. berbahan baku polyester jenis Terylene dengan sistem needle punch dibagi
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Pembuatan Kain Nonwoven Geotekstil Secara umum proses pembuatan kain nonwoven geotekstil berbahan baku polyester jenis Terylene dengan sistem needle punch dibagi
Lebih terperinciSaeful Islam, Ari Febrianto, Ikbal Mahsani. Balai Besar Tekstil, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 390 Bandung
DIVERSIIKASI NOMOR BENANG PAKAN DAN TETAL PAKAN UNTUK ATM SHUTTLE SAKAMOTO COUNTS O YARN AND WET YARN DENSITY DIVERSIICATION OR SAKAMOTO S SHUTTLE LOOM Saeful Islam, Ari ebrianto, Ikbal Mahsani Balai Besar
Lebih terperinciKISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TEKNIK PEMBUATAN KAIN
KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TEKNIK PEMBUATAN KAIN Standar Kompetensi Guru Kompetensi Kompetensi Guru Mata utama Kompetensi Inti Guru Pelajaran/Kelas/Keahlian/BK b c d E Pedagogi 1. Menguasai karakteristik
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI BENANG TEKSTIL
MENGIDENTIFIKASI BENANG TEKSTIL Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemeliharaan (maintenance) merupakan salah satu faktor penting yang menunjang berjalannya suatu aktivitas. Jika suatu sistem memiliki pemeliharaan yang baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PD. Soleh Aman Sahuri berdiri sejak awal tahun 1995 dengan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) No. 00387/10-14/PK/IX/1995/B dari Departemen Perdagangan
Lebih terperinciTEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto
Budi Tri Siswanto TEKNIK ALAT BERAT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU TEKSTIL 1
PENGANTAR ILMU TEKSTIL 1 Istinharoh, ST Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X Semester 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 i ii KATA PENGANTAR
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Kurios Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang tekstil. Perusahaan berkembang dengan pesat, sehingga mampu mengembangkan usahanya dengan cara memproduksi benang untuk digunakan sebagai
Lebih terperinciDAFTARISI. Halaman Judul. Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Perancangan Pabrik. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji
DAFTARISI Halaman Judul Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Perancangan Pabrik Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji Kata Pengantar Lembar Persembahan Daftar Isi Daftar Tabel
Lebih terperinciSUATU PENELITIAN PERBANDINGAN KUALITAS BENANG Ne ı 40S (TEX 14,75) CARDED PADA MESIN RING SPINNING MERK PLATTS SEBELUM DAN SESUDAH OVERHAUL
SUATU PENELITIAN PERBANDINGAN KUALITAS BENANG Ne ı 40S (TEX 14,75) CARDED PADA MESIN RING SPINNING MERK PLATTS SEBELUM DAN SESUDAH OVERHAUL HERMANTO hers3sm@gmail.com Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciDAFTAR ISI... 1 TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN... 5 1. Kompetensi Umum... 5 2. Kompetensi Kejuruan... 6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN... 9
Lebih terperinciTEKNIK DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JILID 1
Suhadi, dkk. TEKNIK DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : TEKNOLOGI PEMBUATAN BENANG : SMK Kompetensi KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Perusahaan ataupun instansi pasti memerlukan sebuah prosedur untuk menjalankan suatu kegiatan yang ada
Lebih terperinciK 42. Mesin compact spinning K 42. Untuk benang yang sepenuhnya dikompaksi yang diproduksi secara ekonomis. Compact Spinning
Compact Spinning Mesin compact spinning K 42 K 42 Mesin compact spinning K 42 Untuk benang yang sepenuhnya dikompaksi yang diproduksi secara ekonomis Pengukuran perbandingan menunjukkan bahwa saluran hisapan
Lebih terperinciPEMODELAN DAN SIMULASI MESIN BLOWING KAPAS DENGAN KAPASITAS 1,1 TON/JAM
Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN PEMODELAN DAN SIMULASI MESIN BLOWING KAPAS DENGAN KAPASITAS
Lebih terperinciUSAHA JASA ARIWISATA JILID 2 SMK. U.E. Wardhani, dkk.
U.E. Wardhani, dkk. USAHA JASA PARIWISA ARIWISATA JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan terapannya dalam industri di setiap negara sangat diperlukan karena dapat menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Primatexco Indonesia Pada zaman pendudukan Belanda, sentra-sentra produksi Batik di Indonesia (Pekalongan, Yogyakarta,
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SENSOR-SENSOR PADA PROSES TAKE UP DI HS20-II SPUN SIZING MACHINE DI PT PRIMATEXCO INDONESIA
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SENSOR-SENSOR PADA PROSES TAKE UP DI HS20-II SPUN SIZING MACHINE DI PT PRIMATEXCO INDONESIA Oka Danil Saputra.¹ 1 Mahasiswa Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciLAMPIRAN TENTANG BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 370 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI TEKSTIL
Lebih terperinciR 35. Mesin Rotor Spinning Semi-Otomatis R 35. Solusi pintar dan hemat untuk kualitas benang yang lebih baik dan produktivitas lebih tinggi.
R 35 Mesin Rotor Spinning Semi-Otomatis R 35 Solusi pintar dan hemat untuk kualitas benang yang lebih baik dan produktivitas lebih tinggi. R 35 dapat memiliki 25 % mata pintal lebih banyak dari sebelumnya.
Lebih terperinciMOTOR LISTRIK 3 FASA PADA AUTOCORO DAN DISTRIBUSI DAYA LISTRIKNYA PADA PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG
MOTOR LISTRIK 3 FASA PADA AUTOCORO DAN DISTRIBUSI DAYA LISTRIKNYA PADA PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG Wahyu Ridhani 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus
Lebih terperinciKONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR
JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama
Lebih terperinciAKOMODASI PERHOTELAN JILID 3
Ni Wayan Suwithi Cecil Erwin Jr. Boham AKOMODASI PERHOTELAN JILID 3 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Lebih terperinciDasar-dasar Perancangan Produks Tekstil/Dalyono
Pendahuluan i ii Dasar-dasar Perancangan Produk Tekstil Pendahuluan iii Dasar-dasar Perancangan Produk Tekstil Oleh : Dalyono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2005 Hak Cipta 2005 pada penulis, Hak Cipta
Lebih terperinciTATA KECANTIKAN KULIT
Herni Kusantati Pipin Tresna Prihatin Winwin Wiana TATA KECANTIKAN KULIT SMK JILID 1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Lebih terperinciK 46. Mesin Compact Spinning K 46. Untuk benang yang sepenuhnya dikompaksi dengan konsumsi energi terendah
Compact Spinning Mesin compact spinning K 46 K 46 Mesin Compact Spinning K 46 Untuk benang yang sepenuhnya dikompaksi dengan konsumsi energi terendah Pengukuran perbandingan menunjukkan bahwa saluran hisapan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN WAKTU PROSES PENGGULUNGAN BENANG (WINDING) DENGAN MESIN EKSPERIMEN 1 SAMPAI 4 SPINDEL DAN MESIN TRADISIONAL 1 SPINDEL
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU PROSES PENGGULUNGAN BENANG (WINDING) DENGAN MESIN EKSPERIMEN 1 SAMPAI 4 SPINDEL DAN MESIN TRADISIONAL 1 SPINDEL Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciPendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional. Dilindungi Undang-undang. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VII SMP/MTs Disusun oleh: Sujarwadi Dwi Sarjiyanto Editor: Fitriani Lestari
Lebih terperinciPengantar Ilmu Tekstil 2
ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat
Lebih terperinciPersiapan pemintalan Combing E 86 E 86. Combing E 86 dengan Opsi ROBOlap. Untuk combing yang lebih baik
Persiapan pemintalan Combing E 86 E 86 Combing E 86 dengan Opsi ROBOlap Untuk combing yang lebih baik Produksi maksimum dari combing E 86 adalah sampai dengan 90 kg/jam sliver combing. Produksi sliver
Lebih terperinciTEKNIK PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SISTEM ELEKTRONIKA JILID 3
Peni Handayani, dkk. TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SISTEM ELEKTRONIKA JILID 3 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data serta analisa dan usaha penanggulangan terhadap kualitas kain,
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas III SD Penulis Editor Ilustrator & Cover Setting & Layout Ukuran Buku : Ani Istiani Suharta :
Lebih terperinciRing Spinning. Mesin Ring Spinning G 32 G 32. Mesin Ring Spinning G 32. Benang kualitas tinggi diproduksi secara ekonomis
Ring Spinning Mesin Ring Spinning G 32 G 32 Mesin Ring Spinning G 32 Benang kualitas tinggi diproduksi secara ekonomis Sistem penggerak peregangan mekanis secara signifikan mengurangi biaya investasi.
Lebih terperinciKeselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati
JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN JILID 1
Gusrina BUDIDAYA IKAN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy
TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy Npm : 11 02 13763 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciPT. Indorama Synthetics TBK
PT. Indorama Synthetics TBK Teknologi canggih untuk kualitas konsisten 2 Rieter. PT. indorama synthetics TBK Rieter. PT. indorama synthetics TBK 3 Teknologi Canggih untuk Kualitas Konsisten PT. Indorama
Lebih terperinciMedia Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur
Media Workshop Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur May 22, 2013 Kain dan Serat Pembentuknya Oleh: Yuliab Koersen 1. Flow Proses Pembuatan Kain (Fabric) Kain Satu jenis serat Katun, Rayon, Polyester, Nylon,
Lebih terperinciTEKNIK PEMBENTUKAN PLAT JILID 3
Anni Faridah, dkk TEKNIK PEMBENTUKAN PLAT JILID 3 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK. iii
KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBIOLOGI PERTANIAN JILID 2
Amelia Zuliyanti Siregar, dkk BIOLOGI PERTANIAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Hukum dan HAM. Kewarganegaraan. Bentuk Formulir. Pengurusan.
No.555, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Hukum dan HAM. Kewarganegaraan. Bentuk Formulir. Pengurusan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-120.AH.1O.01
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pemintalan), pertenunan, rajutan, dan produk akhir. intermediate dari industri tekstil dituntut untuk meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Sebab, Indonesia memiliki industri yang terintegrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1 ANALISIS 4.1.1 Kondisi Perusahaan Bagian PPC merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas pengiriman barang yang dikelolanya kepada bagian utama Bea Cukai.
Lebih terperinciG 36. Mesin Ring Spinning G 36. Teknologi canggih untuk benang kualitas superior yang diproduksi secara ekonomis
Ring Spinning Mesin ring spinning G 36 G 36 Mesin Ring Spinning G 36 Teknologi canggih untuk benang kualitas superior yang diproduksi secara ekonomis Pipa penghisap ECOrized mengurangi konsumsi energi
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kegiatan persuteraan alam di Kabupaten Polewali Mandar dilakukan secara terintegrasi oleh kelompok tani di Desa Pallis mulai dari pemeliharaan murbei sampai pertenunan.
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk
BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciKahatex. Kahatex. Produsen benang COM4 terbesar didunia
Kahatex Kahatex Produsen benang COM4 terbesar didunia 2 Rieter. Kahatex KAHATEX GAMBARAN IKHTISAR GRUP Grup Kahatex raksasa dalam menghasilkan tekstil KAHATEX LAHIR DARI SEBUAH VISI YANG KUAT Ketika Mr.
Lebih terperinciAir-jet Spinning Mesin Air-Jet Spinning J 26 J 26. Mesin Air-Jet Spinning Otomatis J 26. Produksi benang ekonomis dengan mesin yang fleksibel
Air-jet Spinning Mesin Air-Jet Spinning J 26 J 26 Mesin Air-Jet Spinning Otomatis J 26 Produksi benang ekonomis dengan mesin yang fleksibel Sampai dengan 200 mata pintal, sampai dengan 6 robot dan otomasi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ahyari, agus Manajemen Produksi (Perencanaan Sistem Produksi).Edisi 3. Yogyakarta : BPFE.
65 64 63 lampiran 62 DAFTAR PUSTAKA Ahyari, agus. 1983. Manajemen Produksi (Perencanaan Sistem Produksi).Edisi 3. Yogyakarta : BPFE. Ahyari, agus.1986. Manajemen Produksi (Perencanaan Sistem Produksi).Edisi
Lebih terperinciPersiapan Serat. Carding Performa Tinggi C 70 C 70. Carding Performa Tinggi C 70. Carding dengan area carding aktif yang maksimum
Persiapan Serat Carding Performa Tinggi C 70 C 70 Carding Performa Tinggi C 70 Carding dengan area carding aktif yang maksimum Kombinasi dari lebar kerja sebesar 1.5 m, area carding aktif terbesar dan
Lebih terperinciPENELITIAN KAIN SARING INDUSTRI MINYAK KELAPA
PENELITIAN KAIN SARING INDUSTRI MINYAK KELAPA A RESEARCH OF MAKING FILTER CLOTHFOR COCONUT OIL INDUSTRY Oleh: Moekarto Moeliono, Santoso Balai Besar Tekstil Jl. A. Yani No. 390 Bandung Telp. 022.7206214-5
Lebih terperinci