Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL MULTIKRITERIA-ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) UNTUK PENGUKURAN KINERJA PADA STRATEGI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) (STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI) Yuni Krida S 1,Udisubakti Ciptomulyono 2, Sri Gunani Partiwi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kambus ITS Sukolilo, Surabaya krida_rida@yahoo.com; ABSTRAK Metode Analitic Network Process (ANP) digunakan untuk mendukung proses pembobotan pada sistem pengukuran kinerja berbasis CRM-Scorecard. Selama ini, pembobotan yang digunakan dalam pengukuran CRM-Scorecard menggunakan metode yang mengabaikan adanya kemungkinan hubungan keterkaitan antar faktor-faktor CRM (Kim et al, 2009). Penelitian ini diusulkan menggunakan metode MCDM (Multicriteria Decision Making)-ANP yang mengakomodasikan persepsi hubungan keterkaitan antar faktor-faktor CRM dalam proses pembobotan untuk pengukuran kinerja. Kajian tersebut diterapkan pada PT.Z,yang merupakan salah satu perusahaan jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia.Terdapat adanya hubungan Feedback antara keempat perspektif CRM Scorecard yang terdiri dari; Organizational Performance(0.324), Customer(0.358), Process(0.134) dan Infrastructure (0.264). Perspektif Customer (0.358) merupakan kulminasi dari strategy-map PT.Z. Kinerja faktor-faktor CRM yang telah mencapai target memuaskan pada PT.Z mencapai 29,4%, kategori sedang sebesar 64,7% dan faktor CRM yang termasuk kategori buruk hanya mencapai 5,9%. Kata kunci: Analitic Network Process (ANP), CRM-Scorecard, Sistem pengukuran Kinerja, MCDM. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini telah mengubah perilaku konsumen dan lingkungan bisnis dalam segala bidang usaha. Kondisi tersebut menyebabkan semakin ketatnya persaingan bisnis di dunia industri. Para pelaku bisnis berlomba-lomba menemukan cara baru untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya dalam memenangkan persaingan global, sehingga terjadilah pergeseran paradigma baru dari transactional marketing ke relationship marketing, yaitu adanya transisi perkembangan strategi bisnis perusahaan dari yang semula berorientasi pada produk menjadi berorientasi atau berfokus pada pelanggan (customer-centric) (Barnes,2003). Strategi yang mampu mengembangkan kultur usaha dalam penciptaan nilai hubungan antara pelanggan dengan perusahaan, dikenal dengan istilah Customer Relationship Management (CRM). Konsep CRM sudah berkembang sejak beberapa tahun terakhir sebagai akibat meningkatnya kompetisi dan tuntutan pelanggan akan pelayanan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap kebutuhan individual pelanggan.

2 Gagasan utama CRM adalah membantu perusahaan dengan menggunakan teknologi, proses bisnis dan sumber daya manusia untuk memperoleh pengetahuan mengenai perilaku dan nilai dari pelanggan (Barnes, 2003). Program CRM itu sendiri merupakan bagian dari operasional bisnis, yang menuntut pelaku bisnis peka terhadap kebutuhan dan tuntutan pelanggan, juga merupakan refleksi dari tanggung jawab perusahaan yang berhubungan erat dengan pembentukan citra perusahaan ( brand equity) di mata publik (Barnes, 2003). Perusahaan terdorong untuk mengadopsi CRM karena motif-motif defensif dan ofensif. Motivasi-motivasi ofensif mereka terkait dengan hasrat untuk meningkatkan profitabilitas dengan cara menekan biaya ( cost) serta meningkatkan pendapatan (revenue) melalui peningkatan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Motivasi defensif akan timbul ketika para kompetitor terkemuka juga berhasil mengadopsi CRM yang membuat pihak perusahaan khawatir kehilangan konsumen dan pendapatan mereka (Buttle,2004). Menurut Stringfellow et al, (2004), terdapat ba nyak kendala yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam mengadopsi strategi CRM, perusahaan tersebut akan dihadapkan pada sebuah problem yang signifikan jika gagal mengimplementasikan CRM, mengingat biaya investasi dan beberapa biaya pengeluaran implementasi CRM jumlahnya cukup besar ( capital cost). Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu; biaya Teknologi Informasi (TI), Sumber Daya Manusia (SDM), dan Proses. Berangkat dari kasus tersebut, mengindikasikan bahwa dibutuhkannya sebuah pengukuran kinerja Customer Relationship Management ( CRM) sebagai sebuah sistem pengukuran yang sengaja menghubungkan tujuan jangka panjang strategi CRM, dengan langkah-langkah tertentu, strategi jangka pendek serta ukuran dan tindakan-tindakan yang mengarah pada kinerja CRM (Kim et al,2003). Perusahaan mengetahui bahwa biaya dan keuntungan yang diperoleh dari inisiatif CRM berdampak signifikan pada pencapaian profit dalam jangka panjang, sehingga mereka berusaha untuk menggapai pengaruh keuangan dan faktorfaktor ekonomi yang berkontribusi terhadap keuntungan nyata ( tangible benefits) bagi perusahaan, demikian juga dengan keuntungan tidak nyata (in tangible benefits). Pengukuran kinerja CRM sangatlah penting untuk mengetahui apakah strategi yang dijalankan telah mencapai sasaran yang dituju dan sekaligus memberikan umpan-balik bagi perusahaan untuk menyusun sasaran strategis dimasa mendatang (Kim,et al.2003). Oleh karena itu Kim,et al (2003) mengembangkan kerangka atau tool untuk m engukur kinerja CRM dengan menggunakan kerangka pengukuran Balanced Scorecard (BSC) yang diusulkan oleh Kaplan Dan Norton (1997). Kim et al,(2003) melakukan penelitian untuk mengukur kinerja CRM, dengan mengembangkan model pengukuran Customer-Centric BSC. Pada penelitian ini hanya melakukan pengukuran yang fokus pada perspektif pelanggan atau Customer-Centric, dengan menggunakan kerangka pengukuran Balanced Scorecard (BSC), pada penelitian tersebut mengintegrasikan keempat perspektif BSC kedalam perspektif Customer- Centric, yang terdiri dari; Customer Value (Enhancing Customer, Loyalty And Profit ),Customer Satisfaction (Business Value ), Customer Interaction (Promoting effective, channels and pursuing operational excellence), Customer Knowledge (Understandin g customer and analyzing customer information). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja CRM dalam mencapai kepuasan pelanggan sampai diperolehnya pelanggan yang potensial bagi perusahaan. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan, dari aspek pengukuran yang dilakukan hanya melakukan proses pengukuran pada perspektif pelanggan saja ( Customer-Centric), A-58-2

3 sedangkan faktor utama proses CRM terdiri dari; teknologi, proses bisnis dan sumber daya manusia, struktur organisasi dan faktor pelanggan (Buttle,2004). Sehingga pengukuran yang dilakukan Kim et al (2003), belum mencakup pengukuran elemen CRM secara keseluruhan, dan dalam penelitian tersebut masih bersifat konseptual, belum menggunakan metode tertentu dalam proses pengambilan keputusannya. Selanjutnya Kim et al, mencoba untuk menyempurnakan penelitiannya pada tahun 2009, dengan mengembangkan model kerangka penelitiannya yang dikenal dengan model CRM-Scorecard, penelitian ini merancang model pengukuran Balanced Scorecard (BSC) berbasis Customer Relationship Management (CRM) pada keempat perspektifnya, yang terdiri dari; Performa Organisasi (Shareholder value, Profitabilitas, Ekuitas pelanggan), Pelanggan (nilai pelanggan, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan), Proses ( Akuisisi pelanggan, R etensi pelanggan, Ekspansi pelanggan) dan Infrastruktur (Teknologi Infomasi, Sikap Manajemen, Struktur Organisasi, Kerjasama, Orientasi Pasar, Kepuasan Pegawai dan Perilaku Pegawai). Dan pada penelitian tersebut menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk proses pengambilan keputusannya. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode pembobotan yang sering digunakan didalam merancang sistem pengukuran kinerja, metode ini menggunakan asumsi bahwa strategi objektif dan KPI-KPI-nya disetiap perspektif saling independen satu sama lain yang direpresentasikan dengan struktur hierarki pada sistem pengukuran kinerjanya (Saaty, 1986). Maka kelemahan pada penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2009) yaitu adanya asumsi yang mengabaikan hub ungan saling keterkaitan (interdependence) pada Strategy Map yang telah dirancang. Berangkat dari kelemahan penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2009) inilah yang akan dijadikan research gap dalam penelitian ini. Kim et al (2009) mengasumsikan bahwa tidak adanya hubungan feedback antara faktor-faktor pendukung CRM success, akan tetapi pada beberapa peneliti menyatakan bahwa adanya hubungan feedback antara faktor-faktor pendukung CRM success. Berdasarkan hasil penelitian Roh et al (2005), terdapat hubu ngan feedback antara perspektif proses (interaksi pelanggan, sales channel dan proses personalisasi pelanggan) dengan Infrastruktur ( teknologi informasi dan kerjasama yang terjadi dalam organisasi). Dan berdasarkan hasil penelitian dari mendoza et al (200 7), menyatakan bahwa adanya hubungan feedback antara faktor kepuasan pelanggan dengan Sumber Daya Manusia (perilaku pegawai dan kepuasan pegawai). Indikasi adanya hubungan feedback diantara faktor-faktor pendukung keberhasilan CRM, semakin diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Keramati et al,(2010), yang menyatakan bahwa adanya hubungan feedback antara Faktor Teknologi (Kolaborasi Teknologi CRM, Operasional Teknologi CRM dan Analitis Teknologi CRM) dengan Faktor Infrastruktur CRM (SDM, Struktur Organisasi Dan Budaya Organisasi). Penelitian yang akan dilakukan ini mempertimbangkan adanya hubungan keterkaitan ( feedback) antar faktor-faktor pendukung keberhasilan CRM (CRM Success), dimana masing-masing perpektif mengalami interaksi secara dinamis untuk mencapai kinerja, maka dibutuhkan sebuah metode yang mampu merepresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria dan sub kriteria yang ada. Metode yang cocok digunakan adalah metode Analytic Network Process (ANP). Metode ANP merupakan pengembangan dari Analytic Hierarchy Process (AHP), sedangkan pada metode AHP tidak membahas mengenai ketergantungan-inner antar kriterianya, karena metode AHP bersifat hirarki A-58-3

4 (Saaty, 2001). ANP merupakan metode yang menghasilkan kerangka kerja untuk mengatasi permasalahan pengambil keputusan tanpa membuat asumsi yang berkaitan dengan indepedensi antara level elemen yang lebih tinggi dengan lemah dan independensi dari elemen-elemen dalam satu level (Saaty, 2001). Aktivitas saling mempengaruhi merupakan konsep inti dari ANP. Hubungan saling mempengaruhi antara satu set elemen dalam suatu komponen pada elemen lain dalam suatu sistem dapat direpresentasikan melalui prioritas skala rasio yang diambil. Gambar 1 menggambarkan jaringan yang saling mempengaruhi antara elemen-elemen. Gambar 1. Feedback Network (Hiernet) (Sumber : Saaty, 2001) Bila dilihat dari jenis jaringan sistem Strategy Map pada CRM-Scorecard menunjukkan berjenis hiernet atau Feedback Nerwork. Jaringan ini memiliki kompleksitas yang tinggi dibanding dengan jenis lain, karena adanya fenomena feedback dari cluster satu ke cluster lain atau dengan cluster-nya sendiri. Perspektif pada BSC dinyatakan sebagai cluster sedangkan elemen dan sub elemennya merupakan strategi objektif dengan KPI-KPI-nya. Pada Gambar 1, memperlihatkan salah satu contoh jaringan hiernet dengan sistem Stategy Map dengan BSC. Setelah diketahui model hubungan Feedback Network (Hiernet), maka dilakukan pentabelan dari hasil data pairwaise comparison dengan menggunakan tabel supermatrik seperti pada Gambar 2.. Hubungan jaringan dari metode ANP tidak hanya memperlihatkan hubungan antar aturan, tetapi juga memperhitungkan berat relatif (eigenvectors) dari tiap aturan. Hasil dari perhitungan tersebut menghasilkan supermatriks. Gambar 2. Tabel supermatrik ANP (Sumber : Saaty, 2001) Dimana blok i, j dari matriks tersebut dapat dihasilkan sesuai gambar 3. A-58-4

5 Gambar 3. supermatrik ANP (Sumber : Saaty, 2001) Dimana W21 merupakan suatu vektor yang merepresentasikan pengaruh tujuan pada kriteria (Saaty, 2001) dan W32 merupakan matrik yang merepresentasikan pengaruh kriteria pada setiap elemen alternatif. W22 menunjukkan saling ketergantungan dan supermatriks dari elemen pada komponen atau antara dua komponen. Dengan selalu adanya saling ketergantungan antara cluster dalam suatu jaringan, kolom dari supermatriks akan juga selalu lebih dari satu. Pada tahap awal supermatriks harus diubah agar menjadi stokastik, dengan cara tiap kolom dari matriks dijumlahkan menjadi satu. Pendekatan yang direkomendasikan oleh Saaty (2001) yaitu menentukan tingkat kepentingan relatif dari cluster pada supermatriks dengan kolom pada cluster (block) sebagai komponen pengontrol, dan hasilnya dikenal dengan supermatriks terbobotkan. Untuk mendapatkan titik temu dari bobot tingkat kepentingan, supermatriks terbobotkan dinaikkan pada kekuatan 2k + 1; dimana k merupakan nilai yang sangat besar dan berubah-ubah, dan matrik baru ini dinamakan limit supermatriks. Dengan menormalkan tiap blok dari supermatriks, maka akan didapatkan prioritas akhir dari semua elemen yang ada di matriks (Saaty,2008). Pada penelitian ini, akan digunakan metode Decision Making Trial And Evaluation Laboratory (DEMATEL) terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui model hubungan feedback yang terjadi pada faktor-faktor penting CRM, selanjutnya digunakan ANP untuk proses pembobotan dalam pengambilan keputusannya. ANP merupakan metode yang menghasilkan kerangka kerja untuk mengatasi permasalahan pengambil keputusan tanpa membuat asumsi yang berkaitan dengan indepedensi antara level elemen yang lebih tinggi dengan lemah dan independensi dari elemen-elemen dalam satu level (Saaty, 2001). Aktivitas saling mempenga ruhi merupakan konsep inti dari ANP. METODOLOGI PENELITIAN Tahap awal penelitian ini adalah melakukan diskusi dan brainstorming dengan pimpinan dan manajemen, mempelajari dokumen internal perusahaan dan mengacu pada perumusan visi misi dan strategi, maka dapat dirumuskan objectives dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor CRM seperti yang ditampilkan dalam tabel 1. Langkah penting dalam merancang sistem pengukuran kinerja adalah menetapkan strategy-map dengan menggunakan metode DEMATEL ( Decision Making Trial And Evaluation Laboratory), berdasarkan model keterkaitan dari strategy-map, maka digunakan dasar dalam pengisian kuesioner sesuai dengan konsep ANP, proses pembobotan pada kuesioner tersebut didasarkan perbandingan pencapaian KPI ( key performance indikators) pada kondisi nyata dan kondisi target. Tahap terakhir dalam prose pengukuran kinerja ini adalah menetapkan Traffic light System sebagai scoring system A-58-5

6 yang digunakan untuk mengetahui nilai pencapaian atau achievement terhadap target KPI yang telah ditetapkan pada perusahaan tersebut. Dimana pada Traffic light System tersebut, terdapat 3 (tiga) tanda warna yang masing-masing warna tersebut memiliki arti penting pada hasil pengukuran ; 1. Warna Hijau Menandakan bahwa kinerja faktor penting CRM tersebut telah memenuhi target (baik). Kinerja Faktor penting CRM dikatakan telah memenuhi target, apabila bobot yang dimilikinya lebih dari nilai rata-rata dari seluruh nilai bobot faktor penting CRM. 2. Warna Merah Warna ini mengindikasikan bahwa pencapaian kinerja pada faktor CRM buruk. Pencapaian kinerja suatu faktor CRM dianggap buruk, jika nilai bobot yang dimilikinya kurang dari nilai hasil selisih antara nilai rata-rata dengan nilai standart deviasi dari total keseluruhan nilai bobot faktor CRM. 3. Warna Kuning Warna kuning ini mengindikasikan bahwa kinerja faktor penting CRM bertaraf sedang. Pencapaian kinerja suatu faktor CRM dianggap buruk, jika nilai bobot yang dimilikinya lebih dari nilai hasil selisih antara nilai rata-rata dengan standart deviasi dari total nilai bobot keseluruhan faktor CRM dan kurang dari nilai rata-rata total nilai bobot faktor-faktorpentingcrm. Perspektif Pengukuran D1=Performa Organisasi D2=Customer D3= Proses D4=Infrastruktur Tabel 1. Daftar Faktor-faktor CRM Faktor faktor Penting CRM (Objektif) O1=Meningkatkan Profit Key Performance Indikator (KPI) Profit marjin, ROE,ROA,ROI O2= Meningkatkan Ekuitas Pelanggan Net Profit Per Pelanggan. O3= Shareholder value Nilai laba per saham (harga saham) C1= Meningkatkan kesetiaan pelanggan. Peningkatan Pelanggan Tetap per thn C2= Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Indeks Kepuasan pelanggan per tahun C3= Meningkatkan Nilai Hub. Pelanggan Persentase peningkatan media interatif. P1= Retensi pelanggan Prosentase peningkatan pelanggan lama per tahun. P2 = Meningkatkan rekrutmen pelanggan Persentase jumlah pelanggan baru per tahun P3 = Perluasan pelanggan Prosentase pelanggan baru I1= Meningkatkan Peranan Top Frekuensi meeting yang diselenggarakan untuk Manajemen memfollow-up keberhasilan program CRM. I2= Meningkatkan Kapabilitas Pegawai Jumlah Program pelatihan (training) I3= Meningkatkan kerjasama Frekuensi meeting yang diadakan untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. I4= Meningkatkan Kepuasan Karyawan Indeks Labour Turn Over (LTO) I5= Meningkatkan Kedisiplinan Index pelanggan pegawai per tahun Karyawan I6= Support Service Jumlah program penghargaan dalam bidang pelayanan, misalnya Call center Award dan Service Quality Award. I7= Teknologi Informasi (TI) Jumlah ketersediaan database, persentase customer info. Accuracy (%), persentase sistem stability I8= Peningkatan Orientasi Pasar Persentase penambahan kantor operasional dan pelayanan diberbagai wilayah di Indonesia. A-58-6

7 PEMBAHASAN PT.Z. adalah tampil sebagai perusahaan seluler yang fokus pada Full Network Service Provider (FNSP) dan memiliki jenis-jenis bidang usaha yang terbagi dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu; Celluler Business, Fixed Telecom dan MIDI. Adapun perumusan Visi PT.Z. untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat ini, yaitu; Menjadi pemimpin seluler/wireless yang fokus pada jaringan telekomunikasi dan layanan penyedia di Indonesia yang terintegrasi penuh. Model Strategy-map PT.Z yang diolah dengan menggunakan metode DEMATEL ( Decision Trial And Evaluation Laboratory), dapat digunakan untuk mengetahui jenis hubungan berdasarkan metode ANP. Strategy-map PT.Z dapat dilihat pada gambar1. Evaluasi dengan metode ANP menggunakan 3 (tiga) jenis hubungan yaitu; hubungan sebab-akibat, faktor pendorong kinerja, dan keterkaitan dengan finansialnya. Berdasarkan Strategy-map PT.Z terlihat hubungan keterkaitan outerdependency dan inner-dependency pada keempat perspektif CRM-Scorecard sesuai gambar 4. Proses pembobotan dengan konsep ANP dilakukan berdasarkan hubungan korelasi antara faktor-faktor CRM sesuai pada hasil strategy-map PT.Z, setelah dihitung dengan metode ANP terhadap masing-masing perspektif tersebut, didapatkan pencapaian nilai bobot terbesar dimiliki oleh perspektif Customer dengan pencapaian nilai bobot terbesar yaitu terhadap perpektif lainnya, hal ini mengindikasikan bahwa perpektif Customer memiliki peranan paling penting dalam kesuksesan strategi CRM. Pada perspektif Customer meraih peringkat kedua dalam keberhasilan implementasi CRM pada perusahaan PT.Z, yang selanjutnya didukung oleh peranan dari perspektif Process dan Infrastructure. Selanjutnya didapatkan perbandingan nilai bobot prioritas seluruh faktor-faktor penting CRM dari keempat perspektif utama CRM tersebut sesuai pada gambar 5. Grafik Pencapaian Kinerja Faktor CRM Skor Bobot Profitabilitas Ek. Pelanggan SHV Kesetiaan Pelanggan Kepuasan Pelanggan Nilai Hub.Pelanggan Retensi Pelanggan Rekrutmen Pelanggan Perluasan pelanggan Top Manajemen Faktor-faktor CRM Kompetensi Karywn Kerjasama Kepuasan Karyawan Kedisiplinan Karywn Support Service Teknologi Orientasi Pasar Gambar 4. Grafik Bobot Hubungan Inner Dan Outer Faktor-faktor CRM Hubungan feedback antar faktor dalam keempat perspektif tersebut, salah satu contohnya adalah adanya Indikasi hubungan feedback yang terjadi pada faktor teknologi dengan faktor kapabilitas karyawan. Teknologi memiliki peranan penting terhadap kelancaran kinerja para karyawannya, karena dengan menggunakan teknologi karyawan lebih mudah dan lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan fungsinya. Sebaliknya peranan karyawan atau sumber daya manusia sangat menentukan dalam pemilihan sebuah teknologi yang tepat untuk digunakan di perusahaan PT.Z, dan dengan kapabilitas karyawan yang baguslah sebuah teknologi dapat dioperasikan sesuai dengan fungsinya. Ser i es1 A-58-7

8 Terdapat juga hubungan yang terjadi hanya searah saja, misalnya pada faktor top manajemen dengan kepuasan karyawan, pada PT.Z. sebuah kebijakan dari top manajemen sangat menentukan terhadap kepuasan karyawan, terutama kebijakan terkait dengan gaji karyawan serta sistem reward, jika kebijakan tersebut dapat diterima oleh karyawan pasti karyawan akan merasa puas dan hal ini berpengaruh pada tingkat kedisiplinan karyawan serta meningkatkan kapabilitas karyawan. Dari kajian diatas top manajemen memiliki peranan besar terhadap keberhasilan kinerja perspektif infrastructure, dan juga perspektif yang lainnya. fenomena ini sesuai pada gambar arah panah dari top managemen yang mengarah pada faktor kepuasan karyawan, kedisiplinan karyawan dan kapabilitas karyawan. Setelah semua nilai bobot dari seluruh faktor-faktor penting CRM didapatkan, maka dapat ditetapkan scoring system untuk mengetahui nilai pencapaian kinerja pada kondisi aktual terhadap target pada masing-masing KPI. Pada penelitian ini scoring system menggunakan Traffic light System. Dimana pada Traffic light System tersebut, terdapat 3 (tiga) tanda warna yang masing-masing warna tersebut memiliki arti penting pada hasil pengukuran ; warna Warna hijau menandakan bahwa kinerja faktor penting CRM tersebut telah memenuhi target (baik), dengan range untuk indikator kinerja yang memiliki kategori baik didapatkan dari hasil rata-rata nilai skor terhadap semua nilai bobot faktor-faktor CRM, yang didapatkan sebesar , dan indikator kinerja dengan kategori buruk didapatkan dengan nilai bobot kurang dari selisih dari nilai rata-rata dari semua skor bobot faktor CRM dengan nilai standart deviasi dari total skor bobot yang telah didapatkan sebesar 0.015,dimana nilai standart deviasi yang telah didapatkan sebesar , untuk kategori kinerja yang dianggap sedang jika nilai bobot faktor tersebut diantara nilai rata-rata dan nilai dari selisih antara nilai rata-rata dengan standard deviasi, yaitu kurang dari dan lebih dari Berdasarkan range nilai yang telah didapatkan tersebut, maka dapat ditentukan kinerja faktor faktor CRM mana saja yang pencapaiannya termasuk dalam kategori pada level baik, sedang dan buruk, yang dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2. Level Pengukuran Faktor-faktor CRM No Perspektif Bobot Faktor-faktor CRM Bobot Level Pengukuran Profitabilitas Baik Organizational Performance Ek. Pelanggan Sedang SHV Baik 2 Customer Process Infrastructure Kesetiaan Pelanggan Baik Kepuasan Pelanggan Baik Nilai Hub.Pelanggan Baik Retensi Pelanggan Sedang Rekrutmen Pelanggan Sedang Perluasan pelanggan Sedang Top Manajemen Sedang Kompetensi Karywn Sedang Kerjasama Sedang Kepuasan Karyawan Sedang Kedisiplinan Karywn Sedang Support Service Buruk Teknologi Sedang Orientasi Pasar Sedang A-58-8

9 Perspektif Organizational Performance Profitabilitas Shareholder Value (SHV) Ekuitas Pelanggan Perspektif Customer Kesetiaan pelanggan Nilai Hub.Pelanggan Kepuasan Pelanggan Perspektif Process Retensi pelanggan Rekrutmen Pelanggan Perluasan Pelanggan Perspektif Infrastructure Top Manajemen Kapabilitas karyawan Kerjasama Kepuasan karyawan Kedisiplinan Karyawan Support Service Teknologi Orientasi pasar Gambar 5. Strategy-Map PT.Z A-58-9

10 KESIMPULAN Pengukuran kinerja dengan mengembangkan hubungan keterkaitan dan feedback antar faktor-faktor CRM dalam keempat perspektif CRM-Scorecard yang diterapkan pada PT.Z, menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu; Perspektif Customer merupakan kulminasi dari strategy-map PT.Z, Perspektif Customer merupakan perspektif yang paling memuaskan dalam pencapaian target perusahaan dengan perolehan nilai bobot tertinggi (0.358), selanjutnya diikuti oleh Organizational Performance (0.324),kemudian peringkat ketiga perspektif infrastructure (0.264), dan yang terakhir perspektif Process dengan pencapaian nilai bobot hanya sebesar Terdapat juga hubungan feedback antara perspektif organizational performance dengan customer, organizational performance dengan process, organizational performance dengan infrastructure. Kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi CRM yang telah dijalankan oleh PT.Z. berfokus pada upaya keras untuk selalu menciptakan nilai hubungan pelanggan dengan perusahaan dan tetap memperhatikan kepentingan para pemegang saham, agar dapat membawa pengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Faktor CRM yang memiliki nilai bobot tertinggi dimiliki oleh faktor nilai hubungan pelanggan dengan pencapaian nilai bobot , dan faktor shareholder value (SHV) meraih peringkat kedua dengan nilai bobot , untuk faktor profitabilitas meraih peringkat ketiga dengan perolehan nilai bobot Kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi CRM yang telah dijalankan oleh PT.Z. berfokus pada upaya keras untuk selalu menciptakan nilai hubungan pelanggan dengan perusahaan dan tetap memperhatikan kepentingan para pemegang saham, agar dapat membawa pengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Pencapaian target memuaskan dari faktor keseluruhan faktor CRM pada PT.Z berhasil meraih 29,4%, faktor CRM dengan pencapaian target dalam level sedang mencapai 64,7%, sedangkan faktor CRM belum memenuhi target mencapai 5,9 % dari seluruh faktor-faktor penting CRM. DAFTAR PUSTAKA Buttle, F. (2004), Customer Relationship Management: Concept And Science Publishers. Tools Elsevier Barnes. (2003), Secrets Of Customer Relationship Management (Rahasia Manajemen Hubungan Pelanggan), Penerbit ANDI, Yogyakarta. Kaplan,R.S.,&Norton,D.P.(1992), The Balanced Scorecard Measurement That Drive Performance, Harvard Business Review, 70(1), Kaplan,R.S.,&Norton,D.P.(1996a), Using The Balanced Scorecard A Strategic Management Systems, Harvard Business Review 74, Kim, H.S., Kim, Y.G. (2009), A CRM performance measurement framework: its development process and application, Industrial Marketing Management 38, Kim, J.,Suh,E.,& Hwang,H. (2003), A Model For Evaluating The Effectiveness Of CRM Using The Balanced Scorecard, Journal Of Interactive Marketing 17,5-19. Kim, S.Y., Jung, T.S., Suh. E.H.,& Hwang, H.S. (2006), Customer Segmentation And Strategy Development Based On Customer Lifetime Value: Acase Study, Expert Systems With Applications 31, A-58-10

Dibimbing oleh: Prof.Dr.Ir.Udisubakti Ciptomulyono,M.Eng.Sc Dr.Ir.Sri Gunani Partiwi,MT

Dibimbing oleh: Prof.Dr.Ir.Udisubakti Ciptomulyono,M.Eng.Sc Dr.Ir.Sri Gunani Partiwi,MT SEMINAR NASIONAL Pengembangan Model Multikriteria -ANP (Analytic Network Process) ) Untuk Pengukuran Kinerja Pada Strategi Customer Relationship management (CRM): Studi Kasus Perusahaan Jasa Telekomunikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA HUBUNGAN PELANGGAN DENGAN METODE CRM-SCORECARD (Studi Kasus Di PT. Bank Syariah ABC)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA HUBUNGAN PELANGGAN DENGAN METODE CRM-SCORECARD (Studi Kasus Di PT. Bank Syariah ABC) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA HUBUNGAN PELANGGAN DENGAN METODE CRM-SCORECARD (Studi Kasus Di PT. Bank Syariah ABC) Octrio Joky Saputro 1 dan Udisubakti Ciptomulyono Bidang Keahlian Managemen Industri

Lebih terperinci

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD ELLY IRAWATY*, HARRY PRIHANTO**, DIDIEN SUHARDINI*** *) hui_san2002@yahoo.com (PT Intech Pumps Indonesia) **) harry@webmail.bppt.go.id

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

MODEL CRM-SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) STUDI KASUS : IKM TAS DAN KOPER INTAKO TANGGULANGIN

MODEL CRM-SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) STUDI KASUS : IKM TAS DAN KOPER INTAKO TANGGULANGIN MODEL CRM-SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) STUDI KASUS : IKM TAS DAN KOPER INTAKO TANGGULANGIN Siti Fatimah 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT dengan PERFORMANCE PRISM di PT. XYZ Waskito Budi Susanto, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

APLIKASI ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA (Studi Kasus pada PT. X)

APLIKASI ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA (Studi Kasus pada PT. X) APLIKASI ANALYTIC NETORK PROCESS (ANP PADA PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA (Studi Kasus pada PT. X Iwan Vanany Center Business Excellence Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Lestari Retnawati 1) dan Erma Suryani 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan perubahan iklim bisnis yang sangat cepat, mengharuskan perusahaan untuk mampu menyesuaikan segala perubahan yang terjadi. Kondisi pasar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM : PENGUKURAN KINERJA SUPPY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA Integrasi Metode Balance Scorecard dan Analytical Hierarchy Process... (Fithriyah dkk) INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA Welin Kusuma 1, Patdono Suwignjo 1, Iwan Vanany 1 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Bayu Sukmono R. dan Patdono Soewignjo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RESTORAN OEN SEMARANG MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RESTORAN OEN SEMARANG MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RESTORAN OEN SEMARANG MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD Aries Susanty, Rani Rumita, dan Afrizal Putranto Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu komunikasi merupakan salah satu dari bentuk kegiatan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu komunikasi merupakan salah satu dari bentuk kegiatan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi merupakan salah satu dari bentuk kegiatan sehari-hari yang terhubung dengan segala macam kehidupan kemanusiaaan. Setiap aspek kehidupan kita

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PABRIK GULA GENDING PROBOLINGGO Oleh Munifah Teknik Industri UNS ABSTRAKSI Pabrik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM E-COMMERCE Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM 2 Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu alat managemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP)

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP) PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP) Arif Rahman 1 dan Moses L. Singgih 2 Bidang Keahlian Managemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT Ibu Mudah2nTe tap Semangat.. Assalamu alaykum PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR Peneliti: 2507100089 Refi Efendi Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT. 132311408 :: PRESENTASI PROPOSAL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORE CARD BERBASIS ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT. MULIAOFFSET PACKINDO

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORE CARD BERBASIS ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT. MULIAOFFSET PACKINDO PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORE CARD BERBASIS ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT. MULIAOFFSET PACKINDO Catur yuliantono 1, Rindra Yusianto 2, Tita Talitha 3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BABVI KESIMPULAN DAN SARAN

BABVI KESIMPULAN DAN SARAN BABVI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan dari ragkaian pelaksanaan penelitian ini, serta saran-saran untuk perbaikan sistem yang diamati

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja

BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja BAB III ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan analisis dari tugas akhir dengan mengacu pada metode balanced scorecard yang meliputi kerangka kerja, identifikasi lingkungan industri, pemahaman komprehensif

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di Kota Bandung, dari hotel non-bintang sampai hotel berbintang.

Lebih terperinci

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD TESIS ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD Prof. Ir.Gamantyo Hendrantoro,M.Eng.,Ph.D Naning Wessiani, ST.,MM IKE HARUM DIANTI [2210 206 717] Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan) Performa (2012) Vol. 11, No.2: 153-158 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan) Murman Budijanto 1), Yusuf Priyandari, Santi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System.

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System. 1 PENGUKURAN KINERJA PADA KARYAWAN CV.ASTA MANDIRI KARTONINDO SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD Nico Aditya Putra, Dwi Nurul Izzhati, dan Rudi Tjahyono Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan metodologi dalam melakukan penelitian mengenai penentuan kriteria yang paling mempengaruhi dan pembentukan strateginya sebagai tahap pengembangan usaha bisnis pada UKM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN -33- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah. Pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan atau langkah studi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Performa (2014) Vol. 13, No.1: 1-6 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Febrinata *1), Murman Budijanto 2), dan Irwan Iftadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan A)

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan A) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-335 Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus: Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 IT-Business Strategic Allignment Luftman berpendapat bahwa penyelarasan strategi TI dan bisnis adalah sebuah hal yang harus dilakukan agar peranan TI dalam bisnis optimal.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% BAB V ANALISA DATA 5.1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% yang diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan dalam dunia bisnis menjadi sangat ketat dimana setiap pelaku bisnis diberi

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa perkembangan dunia bisnis yang tumbuh semakin pesat, sehingga menimbulkan persaingan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang besar dalam hal pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi antara bank

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (Studi Kasus PG. Krebet Baru, Bululawang)

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (Studi Kasus PG. Krebet Baru, Bululawang) PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (Studi Kasus PG. Krebet Baru, Bululawang) DESIGN AND PERFORMANCE MEASUREMENT WITH HUMAN RESOURCES SCORECARD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci