BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan analisis dari tugas akhir dengan mengacu pada metode balanced scorecard yang meliputi kerangka kerja, identifikasi lingkungan industri, pemahaman komprehensif visi dan misi, penentuan tujuan strategis, identifikasi faktorfaktor kunci keberhasilan, identifikasi hubungan kausal, penentuan ukuran strategis, pembobotan dan pengukuran. 3.1 Kerangka Kerja Kerangka kerja penyusunan BSC [OLV99] yang diidentifikasi dan dianalisis pada bab III adalah sebagai berikut: Tahap 1 : Mendefinisikan lingkungan industri dan perkembangannya Tahap 2 : Menampilkan visi dan misi Tahap 3 : Menentukan perspektif Tahap 4 : Memformulasikan tujuan strategis. Tahap 5 : Mengidentifikasi Key Success Factors (KSF) Tahap 6 : Mengidentifikasi hubungan sebab-akibat Tahap 7 : Menentukan ukuran-ukuran strategis dan dapat terlihat pada Gambar III.1 berikut ini: Mendefinisikan lingkungan industri Memahami visi dan misi Menentukan perspektif Mengidentifikasikan hubungan sebabakibat Mengidentifikasi KSF Menentukan tujuan strategis Menentukan ukuran-ukuran strategis Gambar III.1 Kerangka Kerja Penyusunan BSC Tahap Analisis III-1

2 III-2 Ukuran-ukuran strategis yang telah dihasilkan dalam kerangka kerja BSC, dilanjutkan dengan beberapa langkah terkait dengan penggunaan metode pembobotan Borda dan model OMAX seperti terlihat pada Gambar III.2 untuk selanjutnya dilakukan proses pengukuran kinerja dan analisis kinerja yang akan dibahas pada BAB IV. 1: Kerangka Kerja BSC Mendefinisikan lingkungan industri... Ukuran-ukuran strategis/ parameter pengukuran 2: B-O Kinerja tiap parameter 3: B-O Kinerja tiap perspektif 4: B-O Kinerja global perusahaan 6: Penyusunan basis pengetahuan 5: Penyusunan basis pengetahuan Basis pengetahuan 7: Forward chaining Keterangan: B-O: Pengukuran dengan Borda dan OMAX Analisis kinerja perusahaan Gambar III.2 Kerangka Kerja Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada terlihat ada beberapa tahapan dalam pengukuran kinerja perusahaan, yaitu: Tahap 1 : Kerangka kerja BSC dan menghasilkan ukuran-ukuran strategis Tahap 2 : Melakukan pengukuran kinerja tiap parameter Tahap 3 : Melakukan pengukuran kinerja tiap perspektif Tahap 4 : Melakukan pengukuran kinerja global perusahaan Tahap 5 : Penyusunan basis pengetahuan dengan menurunkan perspektif yang mempengaruhi kinerja global perusahaan Tahap 6 : Penyusunan basis pengetahuan dengan menurunkan parameter yang mempengaruhi kinerja tiap perspektif Tahap 7 : Melakukan analisis kinerja perusahaan dengan penelusuran basis pengetahuan secara forward chaining 3.2 Identifikasi Lingkungan Industri Industri makanan merupakan salah satu industri yang berkembang sangat pesat dewasa ini dan menjadi lahan bisnis yang sangat menggiurkan bagi para pelakunya. Salah satu

3 III-3 industri makanan yang berkembang dengan pesat adalah industri mie instan yang dapat ditemui di setiap toko baik itu yang berskala kecil (misalnya toko kelontong) maupun besar (minimarket, supermarket, dan sejenisnya). Perkembangan industri mie instan ini berkembang seiring dengan bertambah banyaknya variasi rasa seperti rasa kaldu ayam, rasa soto, dan sebagainya, atau jenis/ varian produk baru dengan rasa yang baru dari produk-produk sejenisnya di pasaran. Jika ditilik lebih dalam, rasa-rasa yang ada di dalam bumbu mie instan disuplai oleh sebuah industri lainnya, yaitu industri bahan perasa makanan (essence). Industri ini merupakan industri bahan baku bagi industri makanan khususnya mie instan dan selalu berinovasi terusmenerus untuk menciptakan rasa yang pas dan cocok dengan selera konsumen (target pasar) yang dituju. Seiring maraknya industri bahan perasa makanan ini, persaingan yang terjadi di pasar antar pelaku bisnisnya menjadi sangat ketat. Dibutuhkan sebuah keunikan dan keunggulan kompetitif untuk menguasai pasar dengan produk (rasa) yang dikeluarkan. Selain itu, segi pelayanan juga menjadi daya tarik dan pemuas bagi para konsumen khususnya industri mie instan. pembeli dan pelanggan. Selain itu, perlu ditopang dengan keinginan dan kemampuan untuk belajar dan bertumbuh untuk menciptakan produkproduk baru yang inovatif yang dapat menjawab kebutuhan dan selera konsumen. Dengan beberapa fakta sebelumnya, maka penulis merasakan pengukuran kinerja perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri ini dengan tujuan untuk meningkatkan performansi usahanya sehingga pada akhirnya akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih maksimal. Seperti dijelaskan pada bab II, kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan metode balanced scorecard dengan empat perspektif utama. Keempat perspektif tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan lingkungan industri dan visi dan misi perusahaan. Berdasarkan lingkungan industri di atas, keempat perspektif balanced scorecard secara global dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Perspektif keuangan: kondisi keuangan yang sehat sehingga dapat digunakan untuk perluasan usaha 2. Perspektif pelanggan: tingkat pelayanan yang bagus

4 III-4 3. Perspektif proses bisnis internal: proses kerja (operasional) yang efisien 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: keinginan untuk belajar dan bertumbuh dalam meningkatkan kemampuan 3.3 Pemahaman Komprehensif Visi dan Misi Visi dan misi merupakan dasar utama dalam pengukuran kinerja di mana visi dan misi akan menjadi tolak ukur dan berikutnya akan diturunkan ke dalam indikator-indikator kinerja yang menjadi target dan harus dicapai untuk dapat mencapai keberhasilan. Visi dan misi secara komprehensif yang dimilki oleh perusahaan yang bergerak di industri bahan perasa makanan adalah sebagai berikut: Visi Perusahaan Perusahaan yang menyediakan produk yang unggul, kompetitif, dan memuaskan Misi Perusahaan a. Menjadikan setiap produk yang dihasilkan sebagai citra (brand image) yang kuat di mata konsumen b. Bekerja secara profesional dengan penuh komitmen, disiplin, dan tanggung jawab untuk melayani pembeli dan pelanggan c. Menjawab keinginan dan kebutuhan konsumen Visi dan misi yang telah dirumuskan di atas dapat dijelaskan dengan detil sebagai berikut: 1. Produk yang Unggul Produk yang unggul ditandai dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Keunggulan dalam bidang makanan dapat dikenali dari citarasa dan kualitas (ketahanan), serta bentuk dan kemasan yang sesuai. Dalam menciptakan produk yang unggul tentunya dibutuhkan inovasi di mana terkandung kreativitas di dalamnya untuk menciptakan dan membuatnya menjadi sebuah produk yang riil dan dapat dipasarkan. Inovasi yang berkesinambungan sangatlah perlu untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan unggul di mata para konsumen.

5 III-5 2. Produk yang Kompetitif Kompetitif berarti dapat bersaing di pasar dan menjadi produk yang sukses dan dikenal secara luas. Tingkat persaingan dapat ditunjukkan dengan penguasaan pasar (market share) di mana kondisi pasar dapat dipetakan atas pelaku-pelakunya dengan faktor utama penilaian adalah tingkat penjualan dari masing-masing perusahaan. Sementara itu pengenalan akan produk juga merupakan bagian dalam artian kompetitif dan dikenal juga sebagai brand image, di mana calon konsumen dan konsumen akan memilki citra khusus tentang sebuah produk dan menjadi daya tarik utama untuk proses transaksi pembelian. Sebagai contohnya adalah kue molen yang diproduksi oleh Kartika Sari Bandung sebagai pemimpin pasar sehingga setiap kali orang berbicara tentang kue molen pasti akan merujuk kepada perusahaan tersebut. 3. Produk yang Memuaskan Pembeli dan pelanggan adalah raja dan menjadi sasaran dan faktor utama dalam perkembangan sebuah industri termasuk industri makanan. Jika kebutuhan konsumen tidak dapat dipenuhi maka cepat atau lambat sebuah perusahaan akan tutup. Setelah kebuthan konsumen dapat terpenuhi maka muncul pertanyaan selanjutnya, apakah konsumen puas? Kepuasan konsumen merupakan modal bagi perusahaan untuk menjamin bahwa konsumen akan loyal dan menjadi aset yang sangat berharga bagi keberlangsungan usaha. Jadi sangat jelas bahwa perusahaan harus menciptakan produk yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas. 3.4 Penentuan Tujuan Strategis Perspektif Keuangan Perspektif keuangan atau disebut juga finansial merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan baik perusahaan yang berorientasi profit maupun nonprofit. Seringkali pengukuran tradisional mengutamakan pengukuran dalam bidang keuangan ini sebagai tolak ukur utama kesehatan perusahaan. Jadi jelaslah bahwa keuangan merupakan faktor yang layak dan penting untuk dikaji dan dianalis lebih lanjut. Dalam perspektif keuangan, terdapat tiga tujuan utama strategis keuangan, yaitu:

6 III-6 a. Bauran produk/ jasa dan pertumbuhan pendapatan b. Penghematan biaya/ peningkatan produktifitas c. Pemanfaatan aktiva/ strategi investasi Mengacu pada visi dan misi yang telah dirumuskan dapat dihasilkan tujuan strategis perusahaan yang bergerak di industri bahan perasa makanan dalam perspektif keuangan, yaitu sebagai berikut: a. Bauran produk/ jasa dan pertumbuhan pendapatan Bauran produk/ jasa dan pertumbuhan pendapatan adalah berbagai usaha dalam pengembangan produk dengan perluasan pasar, teknologi, pelanggan, dan segala penciptaan nilai tambah yang tinggi. Berdasarkan visi dan misi yang telah dirumuskan, perusahaan makanan pada intinya ingin meningkatkan pendapatan dengan cara menjawab kebutuhan konsumen dengan produk-produk yang dikeluarkan. Dengan demikian, profitabilitas konsumen akan meningkat dengan tingkat kepuasan yang tinggi sehingga dapat dirumuskan tujuan strategis sebagai berikut: Peningkatan pertumbuhan laba melalui peningkatan profitabilitas konsumen b. Penghematan biaya/ peningkatan produktifitas Penghematan biaya dapat dilakukan dengan cara menurunkan biaya operasional dan juga menjaga keseimbangan antara kas masuk dan kas keluar. Selain itu penghematan biaya juga dapat dilakukan dengan usaha peningkatan produktivitas terutama peningkatan produktivitas pegawai. Dengan demikian, tujuan strategis dapat dirumuskan sebagai berikut: Penurunan dan optimalisasi biaya operasional c. Pemanfaatan aktiva/ strategi investasi Strategi investasi dapat dilakukan dengan cara pengelolaan investasi yang tepat yaitu dengan cara peningkatan produktivitas aset yang dimiliki yaitu optimalisasi pemanfaatan harta tak bergerak. Namun, pertumbuhan investasi harus lebih rendah daripada pertumbuhan laba sehingga terjadi peningkatan return of investment (ROI). Tujuan strategis yang dapat disusun adalah Pengelolaan strategi investasi dengan peningkatan produktivitas aset

7 III Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan, perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar yang dimasuki di mana segmen pasar merupakan komponen penghasil tujuan finansial perusahaan. Persepektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan utama, yaitu kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, dan profitabilitas dengan pelanggan dan segmen pasar sasaran. Adapun tujuan strategis yang dapat dihasilkan berdasarkan visi dan misi yang telah dirumuskan, yaitu: a. Atribut produk/ jasa Atribut ini mencakup fungsionalitas produk, harga, dan mutu. Atribut-atribut tersebut disesuaikan dengan keinginan konsumen. Atribut produk yang dikeluarkan oleh perusahaan makanan adalah sisi harga, kualitas, dan ketersediaan varian produk. Konsumen akan dapat tertarik dengan tawaran produk yang berkualitas dan harga yang cocok sesuai dengan segmen pasar yang ditargetkan. Selain itu, perusahaan juga harus mengeluarkan produk yang bervariasi sehingga dapat menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan demikian, dapat dirumuskan tujuan strategis sebagai berikut: Pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan produk dan variannya yang berkualitas dengan harga yang sesuai b. Hubungan pelanggan Hubungan dengan pelanggan mencakup komitmen jangka panjang untuk melayani konsumennya. Fokus dari hubungan dengan pelanggan ini adalah meningkatkan retensi konsumen yaitu mempertahankan konsumen pada segmen pasar yang dimasuki. Selain itu, akuisisi konsumen juga menjadi fokus. Bagaimana cara untuk menarik dan mendapatkan konsumen baru atau pengguna baru produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Kedua fokus tersebut sangat dipengaruhi kepuasaan pelanggan. Apabila produk yang ditawarkan dapat menjawab kebutuhan bahkan memuaskannya, konsumen akan loyal dan terus menggunakan peroduk tersebut dan pada akhirnya akan menarik juga konsumen-konsumen baru dengan adanya citra produk yang berkualitas dan memuaskan. Tujuan strategis yang dapat dirumuskan dari hubungan pelanggan adalah sebagai berikut: Peningkatan retensi dan akuisisi pelanggan melalui peningkatan kepuasan.

8 III-8 c. Citra Dimensi citra menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang mempengaruhi dan membuat pelanggan tertarik pada suatu perusahaan. Preferensi pelanggan akan suatu merek tertentu mengungkapkan citra perusahaan bagi segmen pelanggan sasaran. Perusahaan makanan tentunya sangat peduli akan citra karena dalam hal makanan, apabila konsumen merasa cocok dengan citarasa dari suatu produk maka konsumen tersebut akan menjadi pelanggan tetap dan setia. Dapat disimpulkan tujuan strategis yang dirancang adalah Pembangunan citra penyedia bahan makanan yang unggul dan berkualitas Perspektif Proses Bisnis Internal Proses bisnis internal dalam balanced scorecard memperlihatkan proses penciptaan nilai (bersifat internal) untuk memuaskan pelanggan dan pemilik perusahaan. Beberapa tujuan strategis perusahaan yang bergerak di industri bahan perasa makanan sebagai berikut: a. Inovasi Inovasi merupakan hal utama bagi perusahaan bahan perasa makanan untuk dapat menjalankan usahanya. Inovasi menjadi tuntutan mutlak yang harus dipenuhi oleh perusahaan makanan untuk dapat terus menjawab kebutuhan konsumen dengan cara menciptakan variasi dari produk-produk yang telah ada. Pada akhirnya, kepuasan pelanggan yang hendak dicapai oleh perusahaan dengan cara terus berinovasi dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan juga dapat berkompetisi di pasar dengan perusahaan lainnya. Inovasi harus dilakukan terus-menerus dan tentunya harus didukung oleh proses internal. Dapat disimpulkan tujuan strategis yang dirumuskan adalah Peningkatan kepuasan pelanggan dengan inovasi yang berkelanjutan. b. Operasi Manajemen operasional perusahaan menjadi faktor penting untuk dapat menjalankan perusahaan. Operasional mencakup bagaimana proses bisnis yang terjadi yang dilakukan oleh pegawai di dalamnya untuk dapat menciptakan dan mendistribusikan produk dari perusahaan kepada pihak pelanggan dan tentunya dengan waktu yang tidak lama. Dengan demikian, dapat dirumuskan tujuan strategis

9 III-9 sebagai berikut: Efisiensi kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. c. Layanan Purnajual Layanan purnajual mencakup pelayanan yang diberikan setelah produk di tangan pelanggan. Untuk perusahaan makanan, layanan purnajual ini berbeda dengan perusahaan lain dengan produk-produk fisik yang dapat diperbaiki, ditukar, dan sebagainya. Perusahaan makanan memberikan layanan purnajual dengan cara menerima setiap masukan dari pelanggan yang kemudian akan diakomodasi. Perusahaan juga dapat melakukan riset pasar untuk dapat mengetahui keinginan konsumen pada segmen tertentu mencakup keinginan tambahan atau lebih lanjut akan produk yang telah dibuat oleh perusahaan. Tujuan strategis yang dapat dirumuskan dari layanan purnajual adalah sebagai berikut: Peningkatan kepuasan pelanggan dengan layanan purnajual Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif keempat dari balanced scorecard ini menggambarkan intangible assets yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan peranannya dalam strategi intangible assets dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu human capital, information capital, dan organizational capital. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan juga merupakan faktor yang menyediakan infrastuktur bagi tercapainya tujuan dari tiga perspektif lainnya. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, terdapat tiga tujuan utama strategis, yaitu: a. Kepuasan pekerja b. Retensi pekerja c. Produktivitas pekerja Mengacu pada visi dan misi yang telah dirumuskan dapat dihasilkan tujuan strategis perusahaan yang bergerak di industri bahan perasa makanan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu sebagai berikut: a. Kepuasan pekerja Tujuan kepuasan pekerja menyatakan bahwa moral pekerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh perusahaan. Pekerja yang

10 III-10 puas merupakan prakondisi bagi meningkatnya produktivitas, daya tanggap, mutu, dan layanan pelanggan. Perusahaan biasanya dapat mengukur kepuasan pekerja dengan survei tahunan atau survei rutin (bulanan, triwulanan, dan sebagainya) dengan beberapa unsur di dalamnya, antara lain: Keterlibatan dalam pengambilan keputusan Penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik Akses yang memadai kepada informasi untuk melaksanakan pekerjaaan dengan baik Dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif Tingkat dukungan dari fungsi staf Kepuasan keseluruhan dengan perusahaan Kepuasan pekerja dibutuhkan agar proses proses yang terjadi pada perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan secara bersamaan pekerja akan memiliki retensi yang tinggi terhadap perusahaan. Adapun tujuan strategis yang dapat dirumuskan adalah Peningkatan kepuasan kerja untuk meningkatkan produktivitas b. Retensi pekerja Tujuan retensi kerja adalah untuk mempertahankan selama mungkin para pekerja yang diminati perusahaan. Teori yang menjelaskan ukuran ini adalah bahwa peusahaan membuat investasi jangka panjang dalam diri pekerja sehingga setiap kali ada pekerja yang berhenti bukan atas keinginan perusahaan merupakan sebuah kerugian modal intelektual bagi perusahaan. Para pekerja yang bekerja dalam jangka waktu yang lama dan loyal membawa nilai perusahaan, pengetahuan tentang berbagai proses organisasional dan diharapkan sensitivitasnya (peka dan mengerti) terhadap kebutuhan para pelanggan. Retensi pekerja pada umunnya diukur dengan persentase keluarnya pekerja yang memegang jabatan kunci. Dengan demikian, dapat dirumuskan tujuan strategis sebagai berikut: Peningkatan retensi kerja. c. Produktivitas pekerja Produktivitas pekerja adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Dengan semakin produktifnya pekerja perusahaan dalam menjual lebih

11 III-11 banyak produk dan jasa dengan nilai tambah yang meningkat, pendapatan perusahaan juga tentu akan meningkat. Karena itu, dapat dirumuskan tujuan strategis Produktivitas kerja yang tinggi. 3.5 Identifikasi Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan Faktor kunci keberhasilan atau sering disebut juga key success factors (KSF) merupakan faktor yang sangat penting bagi kesuksesan pencapaian tujuan strategis dalam mendukung visi, misi dan strategis perusahaan. Ukuran-ukuran yang akan digunakan pada model BSC tergantung pada faktor-faktor kunci keberhasilan tersebut. KSF diturunkan dari setiap tujuan strategis yang telah didefinisikan untuk masing-masing perspektif. Mengacu kepada visi, misi, dan tujuan strategis untuk setiap perspektif di atas, dapat dirumuskan faktor kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak di bidang bahan perasa makanan sebagai berikut: a. Perspektif Keuangan Faktor-faktor kunci keberhasilan pada perspektif keuangan adalah: Kemampuan menghasilkan laba Profitabilitas pelanggan Penurunan total biaya Produktivitas pekerja Produktivitas aset b. Perspektif Pelanggan KSF yang berhasil didefiniskan pada perspektif pelanggan adalah: Kepuasan pelanggan Retensi pelanggan Akuisisi pelanggan Citra yang kuat (brand image) c. Perspektif Proses Bisnis Internal Faktor-faktor kunci keberhasilan pada perspektif proses bisnis internal adalah: Inovasi berkelanjutan Efisiensi operasional Layanan purnajual

12 III-12 d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan KSF yang berhasil didefinisikan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah: Kepuasan pekerja Retensi pekerja Produktivitas pekerja 3.6 Identifikasi Hubungan Kausal Hubungan sederhana sebab dan akibat (kausal) di antara setiap tujuan strategis dari perusahaan makanan yang telah dirumuskan sebelumnya adalah sebagai berikut : Gambar III.3 Hubungan Kausal Tujuan Strategis Tiap Perspektif 1. Jika kompetensi (keahlian dan ketrampilan) pekerja ditingkatkan, informasi yang menyangkut seluruh kemajuan maupun masalah perusahaan diberikan serta sasaran individu diselaraskan dengan sasaran perusahaan, sehingga kepuasan kerja pekerja meningkat. 2. Apabila pekerja telah merasa puas dengan pekerjaannya sehingga loyal terhadap perusahaan, maka produktivitas pekerja juga akan meningkat. 3. Bila produktivitas meningkat maka pekerja akan mampu mempersembahkan usaha dan kinerjanya yang terbaik dalam proses bisnis internal.

13 III Peningkatan mutu produk serta pelayanan pada pelanggan akan terkendali, seiring meningkatnya waktu dan kualitas proses yang semakin baik disertai dengan proses pengembangan produk. 5. Jika keandalan produk dan pelayanan ke pelanggan meningkat, maka pelanggan akan merasa lebih percaya dan terpuaskan. 3.7 Penentuan Ukuran Strategis Tujuan strategis dari keempat perspektif BSC di atas merupakan kriteria yang masih belum dapat terukur secara kuantitatif. Dalam penyusunan BSC, kelebihan yang dapat diperoleh para eksekutif perusahaan maupun pihak lain yang ingin mengetahui performansi perusahaan yang sebenarnya adalah bahwa ukuran-ukuran strategis yang dimuat berupa ukuran kuantitatif yang dapat terukur. Ukuran ini tidak akan menimbulkan kerancuan penafsiran informasi bagi yang membutuhkannya. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka langkah selanjutnya adalah menentukan ukuran strategis yang sesuai dengan tujuan strategis perusahaan makanan yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Proses penentuan ukuran strategis (strategic measure) dilakukan dengan mengidentifikasi ukuran kuantitatif [TRA04] yang dapat mencerminkan keberhasilan tujuan strategis yang telah ditentukan sebelumnya Ukuran Strategis Perspektif Keuangan Ukuran strategis perspektif keuangan yang telah ditentukan diperlihatkan pada Tabel III.1 di bawah ini: Tabel III.1 Ukuran Strategis Perspektif Keuangan No Tujuan Strategis No Ukuran Strategis Satuan F-1 Pendapatan penjualan (sales revenue) F-1 Kemampuan peningkatan laba F-2 F-3 Gross Margin Net Income After Tax (NIAT) F-4 Kas

14 III-14 No Tujuan Strategis No Ukuran Strategis Satuan F-5 Penjualan F-2 Efisiensi biaya F-6 Biaya produksi F-7 Aset F-3 Pertumbuhan aset F-8 Inventori F-9 Hutang Ukuran Strategis Perspektif Pelanggan Ukuran strategis perspektif pelanggan yang telah ditentukan diperlihatkan pada Tabel III.2 di bawah ini: Tabel III.2 Ukuran Strategis Perspektif Pelanggan No Tujuan Strategis No Ukuran Strategis Satuan C-1 Retensi pelanggan lama C-1 Jumlah pelanggan lama jumlah/ tahun C-2 Akuisisi pelanggan baru C-2 Jumlah pelanggan baru % C-3 Peningkatan kepuasan pelanggan C-3 Jumlah komplain komplain/ bulan C-4 Pembangunan citra perusahaan makanan C-4 Pangsa pasar % Ukuran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal Ukuran strategis perspektif proses bisnis internal yang telah ditentukan diperlihatkan pada Tabel III.3 di bawah ini: Tabel III.3 Ukuran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal No Tujuan Strategis No Ukuran Strategis Satuan I-1 Inovasi produk I-1 Jumlah produk baru produk/ tahun

15 III-15 No Tujuan Strategis No Ukuran Strategis Satuan I-2 Biaya riset I-2 Efektivitas operasional I-3 Biaya pekerja I-3 Riset pasar I-4 Jumlah riset pasar riset/ tahun I-4 Penanganan komplain I-5 Penanganan komplain % Ukuran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Ukuran strategis perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang telah ditentukan diperlihatkan pada Tabel III.4 di bawah ini: Tabel III.4 Ukuran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan No Tujuan Strategis No Ukuran Strategis Satuan L-1 Kepuasan dan retensi pekerja L-1 L-2 Jumlah pekerja yang keluar Rata-rata masa kerja pekerja/ tahun tahun L-2 Produktivitas pekerja L-3 Produktivitas pekerja ton L-3 Pelaksanaan training/ pelatihan sesuai kebutuhan L-4 Biaya pelatihan pekerja 3.8 Pembobotan dan Pengukuran Pembobotan Pembobotan tujuan strategis yang telah disusun perlu dilakukan untuk dapat menentukan prioritas aspek-aspek kinerja yang dianggap penting untuk dicapai targetnya. Dari semua tujuan strategis yang telah ditentukan, tiap-tiap tujuan tersebut mempunyai prioritas yang berbeda-beda. Perbedaan prioritas mengandung artian tujuan strategis mana yang harus diberikan perhatian, waktu, dan energi yang lebih banyak dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat memberi nilai (dampak) terbesar bagi

16 III-16 perusahaan. Untuk membedakan prioritas antar tujuan strategis tersebut, dilakukan pembobotan tujuan strategis pada setiap perspektif BSC yang telah ditentukan. Pembobotan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Borda [WIK07] dengan mengacu kepada setiap perspektif BSC perusahaan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya seperti terlihat pada subbab 3.7. Metode Borda dipilih dengan pertimbangan bahwa metode ini merepresentasikan perbandingan antar alternatif, tetapi dengan mekanisme yang relatif mudah dipahami dengan cepat oleh para responden karena Borda menggunakan sistem rangking untuk menghasilkan bobot dengan menggunakan rumus 2.4 pada subbab 2.4. Mekanisme pembobotan Borda yang tidak rumit bagi responden juga menjadi keunggulan tambahan mengingat responden adalah pihak manajemen perusahaan yang notabene sangat sibuk dan tidak memiliki banyak waktu. Pembobotan yang dihasilkan dengan dengan metode BORDA akan menjadi salah satu masukan dalam pengukuran dengan model objective matrix (OMAX) pada bagian bobot untuk kemudian dikalkulasikan untuk setiap item ukuran strategis sehingga menghasilkan hasil penilaian kinerja Pengukuran Pengukuran setiap ukuran strategis yang telah didefinisikan sebelumnya dilakukan dengan pendekatan model Objective Matrix (OMAX) untuk masing-masing perspektif BSC. Langkah yang dilakukan untuk melakukan pengukuran kinerja dengan OMAX adalah sebagai berikut: a. Menentukan nilai parameter dari skala 0, 3, dan 10 untuk masing-masing ukuran strategis b. Mentukan nilai dari setiap skala (0-10) untuk masing-masing ukuran strategis dengan interpolasi c. Menentukan bobot untuk masing-masing ukuran strategis yang diperoleh dengan cara pembobotan seperti dijelaskan pada subbab d. Memasukkan kinerja perusahaan untuk masing-masing ukuran strategis e. Menentukan nilai OMAX untuk masing-masing ukuran strategis dengan cara menentukan posisi data kinerja yang dimasukkan berdasarkan kisaran (range) OMAX

17 III-17 f. Menentukan skor/ nilai dengan cara mengalikan nilai OMAX dengan bobot untuk masing-masing ukuran strategis Langkah-langkah di atas dilakukan untuk setiap perspektif dan nantinya akan diukur indeks kinerja setiap perspektif. Hasil dari indeks setiap perspektif akan diformulasikan untuk dapat menghasilkan hasil pengukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan. Mengacu pada skala nilai OMAX, nilai indeks kinerja dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 0 < indeks < 3, artinya secara keseluruhan perusahaan mengalami penurunan kinerja. indeks = 3, artinya secara keseluruhan kinerja perusahaan sama dengan periode sebelumnya atau tidak mengalami peningkatan. 3 < indeks < 10, artinya secara keseluruhan perusahaan mengalami peningkatan kinerja, tetapi belum semua komponen penilaian dapat mencapai target yang ditetapkan. indeks = 10, artinya secara keseluruhan perusahaan mengalami peningkatan kinerja dimana semua komponen pengukuran mengalami peningkatan atau sesuai dengan target yang ditetapkan Rancangan Pengukuran Kinerja Rancangan pengukuran kinerja untuk setiap ukuran strategis dengan menggunakan pembobotan Borda dan OMAX dapat dilihat pada Tabel III.5 dan pengisiannya mengacu pada langkah-langkah pengukuran kinerja seperti diuraikan pada subbab Tabel III.5 Rancangan Pengukuran Kinerja Skala OMAX No Ukuran Strategis Kinerja Nilai OMAX Bobot Skor/ Nilai 1 Pendapatan penjualan Perspektif Keuangan 2 Gross Margin 3 Net Income After Tax (NIAT) 4 Kas 5 Penjualan

18 III-18 No Ukuran Strategis Skala OMAX Kinerja Nilai OMAX Bobot Skor/ Nilai 6 Biaya produksi 7 Aset 8 Inventori 9 Hutang Total 1 Jumlah pelanggan lama Perspektif Pelanggan 2 Jumlah pelanggan baru 3 Jumlah komplain 4 Pangsa pasar Total 1 Jumlah produk baru Perspektif Proses Bisnis Internal 2 Biaya riset 3 Biaya pekerja 4 Jumlah riset pasar 5 Penanganan komplain Total Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 1 Jumlah pekerja yang keluar 2 Rata-rata masa kerja 3 Produktivitas pekerja 4 Biaya pelatihan pekerja Total

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan pelaksanaan tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA UKURAN KINERJA Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA Definisi Sistem Ukuran Kinerja Sistem ukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan organisasi mengimplementasikan strategi dengan berhasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI DISUSUN OLEH : NAMA : Metta Mustika Septiani NPM : 10208799 JURUSAN : Manajemen (S-1) PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan agar tetap bertahan di tengah-tengah persaingan yang sedang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Wibowo,

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Wibowo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dijabarkan tahap perancangan dan implementasi dari tugas akhir ini dengan mengacu pada metode balanced scorecard. 4.1 Perancangan Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang akan melakukan penelitian harus mengetahui serta menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena metode penelitian

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% BAB V ANALISA DATA 5.1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% yang diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan BAB 4 PEMBAHASAN Penilaian kinerja ialah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukkan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dan sebagai sarana

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif 108 BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif yang menjadi tolak ukur dalam sistem pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan otomotif PT Smart Mulia Abadi Sidoarjo dalam melakukan pengukuran kinerja yang didasarkan pada metode

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah membahas secara menyeluruh, maka penulis mengambil dan menarik kesimpulan atas evaluasi yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Pengukuran kinerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun

Lebih terperinci

Persaingan bisnis yang ketat di era pasar bebas sekarang ini memaksa. perusabaan-perusabaan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi pesaingpesaing

Persaingan bisnis yang ketat di era pasar bebas sekarang ini memaksa. perusabaan-perusabaan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi pesaingpesaing BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat di era pasar bebas sekarang ini memaksa perusabaan-perusabaan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi pesaingpesaing yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha khususnya di bidang industri minuman yang semakin ketat, sehingga menuntut berbagai macam bentuk usaha untuk lebih kreatif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan 43 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan menuju era informasi yang serba cepat sehingga tercipta kondisi

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu lembaga pelayanan publik pada sektor kesehatan, rumah sakit dituntut harus selalu meningkatkan kinerjanya. Beralihnya orientasi rumah sakit dari

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang biasa di singkat PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 berikut adalah kerangka pemikiran penelitian pada PT. XYZ: Analisa Bisnis Pada PT. XYZ Perumusan Masalah Pengumpulan data dengan: - Kuesioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN...xii

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi

Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Rahmadi Wijaya, S.Si., MT. Dosen Luar Biasa STMIK CIC Jl.Kesambi 58A, Cirebon Email : rakit2272@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard Petunjuk Sitasi: Melliana, & Fitra. (2017). Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F275-281). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balanced scorecard memberikan informasi yang lebih komprehensif, akurat dan tepat bagi pelaksanaan visi dan misi badan usaha melalui strategi yang dipilihnya berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

KUESIONER. No Pernyataan Tolok ukur yang terdapat dalam database terhubung dengan key

KUESIONER. No Pernyataan Tolok ukur yang terdapat dalam database terhubung dengan key L1 KUESIONER Pengujian Sistem Pengukuran yang Ada Bagian I : Pendekatan terhadap Keseluruhan Pengukuran Keterangan : 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = cukup setuju 4 = setuju 5 = sangat setuju

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur. 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR 66153 Jawa Timur. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Penelitian studi kasus adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Unit Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Unit Jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi merupakan

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa perkembangan dunia bisnis yang tumbuh semakin pesat, sehingga menimbulkan persaingan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi setiap organisasi harus siap mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dan dapat bersaing, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sistem agar mengetahui sejauh mana sistem itu bekerja, dalam sistem itu sendiri banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat pada saat ini sering terjadi perubahan-perubahan yang berdampak besar bagi lingkungan bisnis perusahaan.

Lebih terperinci