BAB V ANALISA. 5.1 Problem identifikasi cacat benturan atau dakon. dakonnya sama dengan permukaan yang lain.

Transkripsi

1 BAB V ANALISA Tahap analisis adalah tahap berikutnya setelah tahap mengukur (measure). Pada tahap ini dilakukan analisa dan identifikasi mengenai sebab-sebab utama timbulnya permasalahan, sehingga pada akhirya akan diketahui tindakan penanggulangan langsung kesebab yang utama. Hasil akhir yang ingin diperoleh adalah berupa informasi atau pernyataan mengenai sebab-sebab utama terjadinya cacat yang harus diperbaiki. 5.1 Problem identifikasi cacat benturan atau dakon Problem dakon atau cacat benturan ini dapat dibedakan berdasarkan beberapa klarifikasi yaitu: Berdasarkan kondisi kejadian adalah: 1. Dakon atau cacat benturan yang terjadi sebelum proses Heat treatment atau pembakaran. Secara visual dapat diketahui warna permukaan dakonnya sama dengan permukaan yang lain. 2. Dakon atau cacat benturan yang terjadi setelah proses Heat treatment atau pembakaran. Secara visual dapat diketahui warna permukaan dakonnya tidak sama dengan yang lain, seperti terkelupas. Dapat dilihat seperti gambar dibawah ini. 72

2 73 Gambar 5.1 Problem Cacat Benturan (Dakon) Berdasarkan Kejadian Cacat benturan (Dakon) berdasarkan posisi area gear adalah: 1. Cacat benturan atau dakon berada diarea chemfer. 2. Cacat benturan atau dakon berada diarea ujung gigi. 3. Cacat benturan atau dakon berada diarea topping gigi. Gambar 5.2 Problem Cacat Benturan (Dakon) Berdasarkan Area Gear 5.2 Analisa Masalah Menggunakan Metode Fisbone Diagram. Dalam tahapan ini kita akan menganalisa problem dakon atau cacat benturan Idle gear tersebut dengan menggunakan metode Fisbone Diagram atau Cause and Affect Diagram, dimana yang akan kita analisa adalah faktor Manusia, faktor Mesin, faktor Metode, faktor Material, dan faktor Lingkungan atau sering dikenal dengan 4M 1H. Hal ini dikarenakan faktor-faktor tersebut yang sangat

3 74 dominan berpengaruh terhadap terjadinya problem dakon atau cacat benturan pada Idle gear. Sehingga dari hasil analisa ini, dapat dibuatkan perbaikan-perbaikan disetiap faktor-faktor terjadinya permasalahan. Dibawah ini merupakan diagram sebab akibat yang berguna untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut. Metode Ada Proses kerja setelah pengecekan Terlalu banyak minyak diproses kerja H/K Tidak m endeteksi Manusia PIC cek orang pengganti Skill PIC cek kurang Waktu cek kurang terburu-buru pengecekan tidak teliti Sudut gear runcing (tidak ada chem fer) Cacat Benturan (Dakon) Perawatan tidak baik Jig, trolly Tidak ada penyekat Gear berm iyak (tidak bersih) Lingkungan Mesin Material Gambar 5.3 Fisb Bone Diagram Cacat Benturan (Dakon) Dari gambar diatas, dapat dilihat ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat benturan atau dakon yaitu: 1. Faktor Manusia Cara pengecekan yang terburu-buru menyebabkan pengecekan tidak teliti. Serta saat PIC pengecekan tidak masuk digantikan oleh orang yang kurang terbiasa akan menyebabkan terjadinya kelolosan produk NG.

4 75 2. Faktor Material Sudut-sudut Gear yang runcing atau tidak ada chemfer, dengan benturan sedikitpun sangat mudak terjadinya cacat benturan atau dakon. Kemudian Kondisi gear yang terlalu berminyak dan kotor saat proses pengecekan terkadang tidak dapat dideteksi, sehingga kelolosan akan terjadi. 3. Faktor Mesin Kondisi mesin pendeteksi dakon (Hando kamia) yang kotor, boshnya aus serta jarang melakukan pengecekan pemastian master gear dakon. Menyebabkan pengecekan tidak akurat. Keadaan jig dan trolly yang dipakai tanpa pengekat, mengakibatkan terjadinya cacat benturan atau dakon jika terjadi benturan sedikitpun. 4. Faktor Metode Berdasarkan pengamatan proses kerja, setelah proses pengecekan cacat benturan atau dakon dengan menggunakan mesin Hando Kamia. Masih ada proses lain yaitu penyetokan dan proses pencucian sebelum pengiriman. Dimana pada kedua proses kerja tersebut rawan terjadi cacat benturan atau dakon. 5. Faktor Lingkungan Dengan menggunakan minyak sebagai pelumas dan pendingin pada proses pembuatan idle gear. Mengakibatkan lingkungan kerja kotor, baik terhadap mesin, gear serta tangan operator. Sehingga pengecekan tidak akurat, Gear licin pegangan tidak kuat mudah berbenturan.

5 Penanggulangan Masalah Penyelesaian masalah cacat benturan atau dakon, harus dilakukan perbaikan-perbaikan dari faktor- faktor penyebab terjadinya masalah tersebut seperti yang telah dijelaskan di atas. Adapun perbaikannya adalah: 1. Perbaikan untuk Manpower yaitu PIC pengecekan harus lebih teliti. Jangan terburu-buru karena mengejar target produksi, tetapi yang diutama adalah kualitas. Saat meletakan benda kerja pada JIG harus lebih teliti sehingga tidak terjadi benturan. Menyiapkan PIC pengecekan pengganti dengan skill yang baik serta terlatih, sehingga saat saat PIC utama tidak masuk dapat dilakukan pengecekan dengan baik oleh PIC pengganti. 2. Perbaikan untuk Material yaitu Gear sebelum dilakukan pengecekan cacat benturan atau dakon harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air gun, sehingga pengecekan dapat akurat. Gear pada area yang runcing dibuatkan chemfer, sehingga walaupun terjadi benturan sedikit saja tidak terjadi dakon. 3. Perbaikan untuk mesin yaitu Mesin pendeteksi dakon (Hando Kamiai) harus sering dibersihkan, perawatan yang baik serta lakukan pengecekan master dakon secara berkala. Ujung JIG tempat penyimpanan benda kerja sementara dan ujung Trolly dibuat radius dan dilapisi dengan pipa plastik. 4. Perbaikan untuk Metode Kerja yaitu Setelah proses pengecekan cacat benturan atau dakon tidak ada proses kerja lain selain pengiriman. 5. Perbaikan untuk keadaan lingkungan kerja yaitu kebersihan lingkungan kerja tiap proses kerja, harus lebih ditingkatkan dan lakukan pengecekan kebersihan sebelum dan sesudah berkerja secara rutin dan baik.

6 Evaluasi Hasil Keberhasilan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan tidak akan dapat diketahui, jika tidak ada tahap evaluasi hasil. Maka tahapan ini sangatlah penting untuk mengetahui efek dan benefit yang didapat dari analisa permasalahan yang diperbaiki. Pada tahapan ini penulis melakukan evaluasi hasil perbaikan cacat benturan atau dakon, selama bulan November dan Desember Adapun hasilnya cacat benturan atau dakon menurun dengan kondisi dibawah 1% dari total produksi perbulan. Maka dapat disebutkan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan berhasil dan efektif, sesuai dengan tujuan awal pengamatan. Gambar 5.4 Data Cacat Benturan (Dakon) Setelah Perbaikan

7 Standarisasi Untuk menjaga kesetabilan hasil perbaikan yang telah dicapai. Sehingga tidak terjadinya permasalahan terulang, sangat perlu dilakukan standarisasi terhadap perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan. Adapaun standarisasi yang dilakukan yaitu: 1. Pengecekan kualitas akhir idle gear hanya dilakukan oleh orang yang telah lulus klarifikasi dan berlisensi. 2. Melakukan pengetesan kemampuan PIC pengecekan satu kali perbulan. 3. Pada WI proses pengecekan akhir idle gear dimasukan Step pembersihan gear dengan air gun sebelum proses pengecekan cacat benturan atau dakon dengan mesin Hando Kamiai. 4. Melakukan pembersihan peralatan Hando kamiai setiap satu kali per dua minggu. 5. Pemeriksaan kondisi penyekat pada jig dan trolly sebelum dan sesudah berkerja 6. Pemeriksaan kondisi kebersihan lingkungan kerja dan operator sebelum dan sesudah berkerja. 7. Perubahan Lay out dan proses kerja dipastikan berjalan dengan baik, dilakukan pengontrolan oleh leader selama 6 bulan.