BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan dalam tahapan analisis ini adalah diagram sebab akibat / cause effect diagram untuk mencari penyebab-penyebab potensial dari suatu akibat, dan diagram pareto untuk mengetahui akar penyebab masalah paling dominan / prioritas masalah Cause & Effect Diagram Penyebab cacat dapat dianalisisdengan menggunakan diagram sebab akibat / cause effect diagram atau tulang ikan, yang tujuannya tidak lain untuk mencari unsur-unsur penyebab berdasarkan faktor-faktor tertentu. Berdasarkan analisa dengan diagram sebab akibat, penyebab cacat kerja didapat terdiri atas 5 faktor yaitu manusia, metode, material, mesin dan lingkungan. Jenis cacat produk yang biasanya 66

2 disebabkan oleh volume kurang, ketidaksesuaian dimensi, sambungan kemasan dan gagal coding. 1. Volume kurang Berikut diagram sebab akibat terjadinya volume kurang pada minuman RTD 90 ml : Gambar 5.1 Diagram Sebab Akibat Volume Kurang Berdasarkan gambar diatas, terdapat 4 faktor yang menyebabkan volume kurang pada produk RTD 90 ml yaitu ; a. Material Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor material : Material digunakan kurang bagus Kualitas kemasan jelek 67

3 Dalam faktor material ini terdapat masalah yang biasanya disebabkan dari pihak pemasok yang mengirim material yang kurang bagus dan kualitsas kemasan yang jelek sehingga mengakibatkan volume kurang pada produk RTD 90 ml. b. Metode Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor metode : Metode yang digunakan untuk set volume kurang tepat Timbangan belum ditera Penyebab terjadinya masalah dalam faktor metode adalah metode yang digunakan untuk set volume produk kurang tepat sehingga mengakibatkan ketidakstabilan volume produk dalam produk RTD 90 ml. Timbangan belum ditera membuat kesalahan ketetapan penimbangan dan bisa mengubah hasil timbangan produk itu sendiri. c. Manusia Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor manusia : Kurang teliti Kelelahan Penimbangan dilakukan dengan asal Dalam faktor manusia ini biasanya terdapat masalah human error yaitu dimana kondisi seorang pekerja yang bisa mengakibatkan kesalahan dalam pekerjaannya sendiri seperti terjadinya kelelahan karena faktor pekerja yang kurang sehat ataupun bekerja terlalu berat. Ketidaktelitian pekerja juga mengakibatkan kelalaian dalam menjaga mesin. Dalam penimbangan produk pekerja sering sekali tidak memperhatikan cara 68

4 yang benar untuk menimbang, seperti pekerja tidak melakukan tera sebelum penimbangan. d. Mesin Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor mesin : Maintenance buruk Mesin sudah tua Mesin yang sudah tua dan ditambah dengan Maintenance mesin yang buruk mengakibatkan kerusakan pada mesin yang bisa menimbulkan masalah terhadap produk seperti kurangnya volume pada produk. 2. Ketidaksesuaian Dimensi Berikut diagram sebab akibat terjadinya ketidaksesuaian pada minuman RTD 90 ml : Gambar 5 2 Diagram Sebab Akibat Ketidaksesuian Dimensi 69

5 Berdasarkan gambar diatas, terdapat 3 faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian dimensi pada produk RTD 90 ml yaitu ; a. Material Kualitas bahan baku kemasan jelek sangat berpengaruh terhadap ketidaksesuian dimensi pada produk RTD 90 ml karena mengakibatkan packing yang jelek dan tidak standar. b. Mesin Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor mesin : System error Kemasan tersangkut pada mesin system error mengakibatkan pengaturan mesin yang salah sehingga dapat membuat hasil produk yang kurang baik. Kemasan tersangkut mesin bisa terjadi ketika ada suatu masalah dalam jalur mesin atau bisa saja dari kemasan yang buruk sehingga tidak bisa berjalan baik. c. Manusia Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor manusia : Kurang teliti dalam inspeksi Pekerja kurang mengerti dalam mengoperasikan mesin Pekerja yang kurang berpengalaman dan kurang berkompeten akan mengakibatkan kesalahan dalam menjalankan mesin sehingga akan terjadinya masalah pada produk tersebut. Pekerja yang kurang teliti juga akan mengakibatkan produk buruk dapat bisa berjalan terus dan membuat caca produk semakin banyak. 70

6 3. Sambungan kemasan Sambungan kemasan terjadi ketika dilakukan pergantian roll kemasan yang baru. Sehingga akan terjadinya penyesuaian ulang untuk mengatur kemasan produk RTD 90 ml. Dalam penyesuaian ulang tersebut maka akan ada produk yang terbuang ketika penyesuaian berlangsung sampai kemasan produk mencapai standar. Berikut diagram sebab akibat terjadinya sambungan kemasan yang cacat pada minuman RTD 90 ml : Gambar 5.3 Diagram Sebab Akibat Sambungan Kemasan Berdasarkan gambar diatas, terdapat 5 faktor yang menyebabkan cacat sambungan kemasan pada produk RTD 90 ml yaitu ; a. Material Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor material : Roll kemasan jelek Kualitas kemasan jelek 71

7 Kualitas kemasan jelek dan roll kemasan yang buruk akan bisa mempengaruhi sambungan kemasan yang buruk juga. Sehingga dapat mengakibatkan produktivitas produk RTD 90 ml turun. b. Metode Dalam faktor metode terdapat heating mesin yang tidak sempurna karena suhu yang kurang panas mengakibatkan sambungan kemasan tidak tersambung dengan baik dan bisa menjadi putus. c. Mesin Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor mesin : Maintenance buruk System mesin error Maintenance yang buruk akan mengakibatkan mesin tidak bekerja dengan optimal sehingga akan membuat kerusakan pada kemasan. System error sangat sering terjadi karena mesin sudah tua dan butuh pemeliharaan lebih. System error membuat mesin untuk reset kembali dan melakukan penyesuaian kembali sehingga mengakibatkan banyak produk yang terbuang. d. Manusia Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor manusia : Ceroboh Tidak teliti melakukan inspeksi Kecerobohan dalam bekerja menjadi kesalahan pekerja. Banyak masalah yangterjadi dikarenakan kecerobohan dan tidak teliti dalam melakukan pengecekan.kesalahan pekerja dapat 72

8 mengakibatkan produk cacat yang tinggi. Pada saat menyambung roll kemasan, jika seorang pekerja ceroboh dan lalai makaakan terjadi kesalahan dalam penyambungan kemasan yang mengakibatkan sambungan kemasan tidak baik dan tidak sejajar. e. Lingkungan Lingkungan yang baik, bersih dan kering membuat material menjadi baik dan tidak cepat rusak. Roll kemasan yang terkena hujan karena penyimpanan yang kurang benar mengakibatkan roll kemasan menjadi basah sehingga membuat roll kemasan menjadi mudah rusak dan berdampak pada produk. 4. Gagal coding Coding adalah sebuah kode yang tercantum dibagian sisi atas kemasan sebagai informasi kadaluarsa produk dan identitas mesin yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Gagal coding sangat jarang terjadi namun jika terjadi dapat mengakibatkan defect produk yang paling banyak diantara masalah-masalah lainnya.berikut diagram sebab akibat terjadinya gagal coding pada minuman RTD 90 ml : 73

9 Gambar 5.4 Diagram Sebab Akibat Gagal coding Berdasarkan gambar diatas, terdapat 5 faktor yang menyebabkan gagal coding pada produk RTD 90 ml yaitu ; a. Material Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor material : Button dating unit jelek Kualitas kemasan jelek Kualitas tinta jelek Dalam faktor material ini mempunyai banyak akar penyebab masalah yang banyak. Button dating unit yang jelek dapat mengakibatkan sulitnya mengatur coding untuk produk RTD 90 ml.kualitas kemasan jelek dan kualitas tinta yang jelek akan bisa mengakibatkan coding tidak terlihat jelas, sehingga akan beresiko dan menyebabkan masalah gagal coding. 74

10 b. Metode Dalam faktor metode ini kurangnya pengontrolan padabutton dating unit mengakibatkan terjadinya kesalahan ketika mesin sedang bekerja. c. Mesin Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor mesin : Maintenance buruk System mesin error Maintenance yang buruk akan mengakibatkan mesin tidak bekerja dengan optimal, sehingga akan membuat kesalahan dalam pekerjaanya. System error pada mesin juga akan mengakibatkan mesin tidak bekerja sebagaimana mestinya dan pada saat pengaturan coding akan terjadi kesalahan sehingga dapat membuat banyak produk menjadi gagal coding. d. Manusia Berikut penyebab terjadinya masalah dalam faktor manusia : Ceroboh Tidak teliti melakukan inspeksi Kesalahan pekerja dapat mengakibatkan defect produk yang bisa menurunkan produktivitas produksi. Pekerja banyak membuat kesalahan dalam perhitungan tanggal kadaluarsa karena kecerobohan dan kurangnya teliti dalam melakukan inspeksi mengakibatkan proses pada pengaturan coding menjadi salah. 75

11 e. Lingkungan Kurangnya pencahayaan dalam area produksi mengakibatkan penglihatan menjadi tidak jelas, sehingga pada saat pengaturan coding dilakukan akan mengakibatkan pekerja beresiko besar untuk salah Tahap Improve Tahap perbaikan ini memberikan solusi perbaikan atas masalah dan kegagalan yang terjadi. Pada tahap ini hal pertama yang akan dilakukan adalah mengavaluasi perbaikan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ) dan mengurutkan prioritas masalah / akar penyebab dominan yang ditindak lanjuti dengan memberikan usulan / konsep perbaikan untuk menyelesaikan akar penyebab dengan metode 5W+1H (What, Why, Where,When, Who dan How) yaitu apa masalahnya, mengapa harus dilakukan perbaikan, dimana dan kapan harus melakukan perbaikan, siapa yang melakukan perbaikan, serta bagaimana melakukan perbaikan Evaluasi perbaikan dengan metode FMEA Pada tahap ini akan memberikan evaluasi sebagai perbaikan terhadap metode yang ada sehingga kecacatan yang terjadi dapat diminimalisir, untuk itu diperlukan penggunaan Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ) sebagai pencari solusi dari penyebab timbulnya kecacatan. FMEA merupakan suatu metode yang berfungsi untuk menunjukan masalah yang timbul pada suatu sistem sehingga menyebabkan sistem tersebut tidak dapat menghasilkan 76

12 output yang diharapkan. Dalam kasus ini maka output yang diharapkan adalah produk dengan cacat minimum. FMEA merupakan suatu metode before the event dimana bertujuan untuk mencari solusi agar tidak timbul kecacatan dengan cara mencari akar permasalahan pada proses produksi yang berlangsung. Keuntungan yang yang didapat oleh penerapan FMEA adalah meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan, memberikan image rating tinggi kepada perusahaan, memberikan kepuasan kepada pelanggan karena produk yang diterima minim cacat, serta biaya yang lebih murah karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya rework. Berikut Tabel 5.1 Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ) sebagai rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan perusahaan bisa dilihat sebagai berikut : Tabel 5. 1 Tabel Rating peringkat Failure Mode and Effect Analysis RATING 1 Tidak Ada 6 Sedang 2 Sangat Minor 7 Tinggi 3 Minor 8 Sangat Tinggi 4 Sangat Rendah 9 Berbahaya dengan peringatan 5 Rendah 10 Berbahaya tanpa adanya peringatan 77

13 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ( FMEA ) Subsystem/name : Minuman RTD 90 ml O = occurences S = Severity D = Detection R = Risk Priority Number ( O x S x D) Tabel 5. 2 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ( FMEA ) No Part Name Function Failure Mode Mechanism(s) & Causes(s) of Failure Effect(s) Of Failure O S D R Recommended Corrective Action(s) 1 Minuman RTD 90 ml Kemasan Ketidaksesuaian Dimensi Sambungan Kemasan Mesin tidak bekerja dengan benar Mata pisau tidak tajam Kualitas kemasan jelek Pengaturan pembentukan kemasan keliru Proses Heating sambungan tidak rekat Operator kurang Profesional Kualitas kemasan jelek Kemasan tidak berbentuk wedge Kemasan menjadi kembung dan kontaminasi produk Melakukan pengecekan mesin dan produk Menggunakan mesin penyambung antar kemasan yang sesuai dengan standar dan melakukan pelatihan untuk operator mesin filling 78

14 No Part Name Function Failure Mode 1 Minuman RTD 90 ml Kemasan Gagal Coding Mechanism(s) & Causes(s) of Failure Mesin kurang maintenance Kemasan jelek Tinta belum kering sempurna Tinta mulai habis dan belum diganti Kualitas tinta jelek Peginputan dating unit salah Kurang merata pengkontrollan button dating unit. Effect(s) Of Failure Merusak mesin filling dan mengganggu proses penanggalan kemasan P S D R Recommended Corrective Action(s) Menggunakan tinta dengan kualitas yang baik, mengkomunikasikan kendala tinta dengan supplier dan peningkatan pengkontrollan dating unit Volume kurang Pengaturan mesin filling yang tidak tepat Operator mesin salah mengoperasikan mesin Operator yang tidak memahami Operator kelelahan Adanya kekurangan dan kelebihan volume Menggunkan mesin penyambung antar kemasan yang sesuai dengan standar dan melakukan pelatihan untuk operator mesin filling 79

15 Berdasarkan Tabel 5.1 mengenai FMEA maka diketahui bahwa prioritas kecacatan yang harus ditinjau lebih dalam adalah gagal coding karena memiliki nilai akumulatif perkalian terbesar yaitu 294. Selanjutnya diikuti oleh cacat sambungan kemasan dengan nilai 96, volume kurang dengan nilai 210 dan terakhir adalah ketidaksesuaian dimensi dengan nilai akumulatif perkaliannya yaitu 75. Tindakan yang harus diambil untuk masing-masing cacat dapat dilihat pada kolom Recommended Corrective Actions sebagai solusi awal dalam mencegah timbul kecacatan. Dengan mengikuti solusisolusi pada FMEA maka diharapkan kecacatan dapat diminimalisir dengan lebih efektif Prioritas akar penyebab masalah Seperti dijelaskan di atas, langkah selanjutnya adalah menetapkan prioritas masalah / akar penyebab. Dari 4 akar masalah yang sudah teridentifikasi, kemudian dilakukan pencarian data / pengujian untuk mengetahui akar masalah mana yang merupakan akar penyebab dominan / pritoritas masalah. Berikut data hasil pengujian akar masalah selama 15 hari : 1. WI ( Work Instruction ) penimbangan tidak dijalankan dengan baik WI penimbangan tidak dijalankan dengan baik sebagaimana mestinya. WI tidak tersedia dilapangan produksi dan sementara operator hanya memberitahu dari mulut ke mulut tanpa melihat 80

16 WI, sehingga terkadang timbul kesalahan dalam penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan cara yang berbeda-beda setiap operator yang melakukan penimbangan. 2. Operator tidak tahu menimbang dengan benar Tabel 5. 3 Data Pengamatan Penimbangan Operator No Tanggal Operator shift Timbangan ditera 1 1 januari operator shift 1 Timbangan tidak ditera 2 2 januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift januari operator shift 15 Jumlah 6 9 (Sumber : Pengolahan data) Pengamatan penimbangan ini dilakukan pada shift 1 ketika proses produksi berlangsung. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa cara penimbangan yang dilakukan oleh operator tidak sama, 81

17 ada operator yang melakukan penimbangan dengan melakukan tera pada saat penimbangan dan ada juga operator yang tidak melakukan tera pada saat penimbangan karena mereka tidak tahu cara melakukan tera tersebut. 3. Raw Material kemasan jelek Raw material yang baik akan menjadikan produk yang baik pula, begitupun sebaliknya. Pada kasus ini, banyak supplier mengirim Raw material yang kurang baik barangnya mapun dalam pengirimannya. Supplier mengirim barang sample yang akan dicek oleh tim QC sangat baik keadaannya, namun berbeda ketika semua barang sudah datang, sehingga terjadinya lolos pengecekan sangat rentan dan bisa lebih beresiko jika tim QC tidak lebih teliti dalam inspeksi barang datang. 4. Maintenance mesin kurang baik Maintenance harus dilakukan secara rutin dan berkala karena akan membuat mesin menjadi optimal untuk bekerja sehingga meminimalisir kerusakan produk dan downtime pada produksi. Maintenance yang kurang baik mengakibatkan banyak kerusakan terhadap proses produksi. Seperti mengakibatkan volume produk kurang merata karena adanya kerusakan yang terjadi. Berikut tabel data volume bersih kemasan pada Produk RTD 90 ml. 82

18 Tabel 5. 4 Data Volume bersih kemasan pada Produk RTD 90 ml No Tanggal Jumlah sampel Volume Bersih Produk Filling ( ml ) 1 1 januari 10 89,5 2 2 januari 10 90,8 3 3 januari 10 91, januari 10 90,5 5 5 januari 10 87,5 6 6 januari 10 92,5 7 7 januari 10 92,5 Volume Sesuai Standar Volume tidak Sesuai Standar 8 8 januari 10 91,5 9 9 januari 10 91, januari 10 87, januari 10 86, januari 10 92, januari 10 90, januari 10 91, januari 10 87,5 Jumlah 8 7 Standar Volume bersih produk Minuman RTD 90 m = ml (Sumber : Pengolahan data) Dalam table ini melampirkan berupa data volume kemasan minuman 90 ml perhari dan dari data ini bisa di simpulkan bahwa volume kemasan minuman 90 ml ini tidak konstan dan mempunyai efek 83

19 buruk untuk perusahaan, seperti kerugian perusahaan jika volume selalu lebih dari standar. Volume yang berubah-ubah dapat menyebabkan gangguan terhadap kualitas karena dapat berdampak pada kekuatan kemasan dan umur kemasan Metode 5W + 1H Pada tahap ini penulis memberikan usulan / konsep perbaikan untuk menyelesaikan akar penyebab dengan metode 5W+1H (What, Why, Where, When, Who dan How) yaitu apa masalahnya, mengapa harus dilakukan perbaikan, bagaimana melakukan perbaikan, siapa yang melakukan perbaikan dimana dan kapan harus melakukan perbaikan. Berikut usulan perbaikan dengan menggunakan metode 5W+1H : 84

20 Tabel 5. 5 Usulan Perbaikan dengan Metode 5W + 1H No Akar penyebab What ( usulan perbaikan ) Why How Who Where When 1 Operator tidak tahu menimbang dengan benar Training operator tentang cara penimbangan Agar semua operator mengetahui cara penimbangan yang benar 1. Mensosialisasikan dan mempratekan cara menimbang dengan benar 2. Memverifikasi cara penimbangan yang dilakukan oleh operator Tim Produksi Area produksi filling Secepatnya 2 Maintenance mesin buruk Lakukan service dan pemeliharaan secara berkala dengan baik dan benar Untuk meminimalisir kerusakan pada mesin 1. Pembuatan jadwal pengecekan dan maintenance yang teratur 2. Peralatan sparepart yang lengkap. Pelatihan karyawan tentang cara maintenance yang benar Tim Produksi Area produksi Secepatnya 85

21 Tabel 5. 6 Usulan Perbaikan dengan Metode 5W + 1H ( lanjutan ) No Akar penyebab What ( usulan perbaikan ) Why How Who Where When 3 WI ( Work Instruction ) penimbangan tidak dijalankan dengan baik Sosialisasi dan refreshment WI penimbangan Agar penimbangan dilakukan dengan benar dan dilakukan dengan cara yang sama oleh semua operator penimbangan 1. Sosialisasi dan refreshment Wi penimbangan ke seluruh operator terkait. 2. Verifikasi hasil penimbangan yang dilakukan dengan operator terkait Tim QA dan Tim Produksi Area produksi Secepatnya 4 Raw material jelek Pengecekan yang lebih teliti terhadap raw material yang datang dari supplier Agar tidak mengakibatkan kerusakan pada produk 1. Lakukan pengecekan yang lebih intensif. 2. Berikan teguran kepada supplier. Mencari supplier baru Tim QA dan Tim PPIC Area pengecekan barang datang Secepatnya 86

22 5.3. Tahap Control Setelah pembuatan usulan perbaikan pada tahap improve, langkah selanjutnya adalah tahap control. Tahap ini adalah tahap terakhir dari metode six sigma yang bertujuan untuk mengendalikan proses sehingga berjalan sesuai dengan tujuan awal dan diharapkan tidak akan terulang kembali. Konsep pengendalian yang diberikan pada dasarnya berupa petunjuk kerja atau instruksi kerja pada saat melakukan proses produksi. Beberapa tindakan pengendalian yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan perawatan mesin dan perbaikan mesin secara berkala. 2. Melakuakan pengawasan terhadap bahan baku dan karyawan bagian produksi agar mutu barang yang dihasilkan lebih baik. 3. Melakukan pencatatan dan penimbangan produk catat setiap hari dari masing-masing jenis dan mesin, yang dilakukan oleh karyawan masingmasing bagian. 4. Melaporkan hasil penimbangan produk cacat berdasarkan type produk catat kepada supervisor. 5. Menjadwalkan training praktek dalam hal penimbangan produk untuk setiap karyawan baru dan refreshment training untuk karyawan lama 6. Total produk cacat dicantumkan dalam Daily Scondary SPV yang dilakukan oleh karyawan bagian Finising. 7. Total produk cacat dalam periode satu bulan dicantumkan dalam montly manager. Scorecard atas pertanggungjawaban manajer produksi untuk dilaporkan presiden direktur. 87

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala 84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up 1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh Nama : Afriza Prihadi NPM : 30412313 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA Pada bab ini akan dibahas mengenai rencana implementasi yang telah diperoleh dari analisis solusi bisnis dan kebutuhan mengenai sumber daya manusia

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Penyebab Kegagalan Produk Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma 3 2.6771 2.5 2.2074 2.3429 2.4171 2 No. Jenis Komponen %Defect DPO DPMO Nilai Sigma 1 Plate 0.48 0.24 240000 2.2074 2 Bracket 0.40 0.2 200000 2.3429 3 Stiffener 0.24 0.12

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Kinerja Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, data tersebut akan diolah melalui 5 fase dalam Six Sigma yang disebut Six Sigma Improvement Framework atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pemborosan menjadi suatu hal yang hampir selalu terjadi di setiap perusahaan, baik perusahaan logistik, perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, ataupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Untuk menekan cacat yang mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu di PT Wahana Pancha Nugraha, kesimpulan analisis ialah sebagai berikut: 1. Terdapat cacat-cacat yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan ini awalnya didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak Chu Sok Sam dengan nama CV. Central Food Industrial Corporation di Jl. Daan Mogot

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal tertentu yang dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS TINGKAT RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PASTED BAG KEMASAN SEMEN DENGAN METODE FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang) Rizki Alfi, M. Harif Sistem Produksi Industri, Akademi Teknologi

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi

Lebih terperinci

V-6. Struktur Organisasi PT JAYA METAL GEMILANG. Lampiran 1.

V-6. Struktur Organisasi PT JAYA METAL GEMILANG. Lampiran 1. V-6 Struktur Organisasi PT JAYA METAL GEMILANG Lampiran 1. V-7 Lampiran 2. Kuesioner Penentuan Nilai Severity, Occurrence dan Detection dari Modus Potensi Kegagalan pada FMEA KUESIONER Nama Responden :

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Tirta Agung Wijaya (TAW) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Dimulai pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) Disusun Oleh: Annisa Alfani Biyanni 30411950 Pembimbing: I. Dr. Ir. Budi Hermana,

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memperkuat dan memberikan pertimbangan dalam menelaah materi skripsi yang akan di bahas, maka diperlukan teori-teori dalam menganalisa masalah-masalah yang di angkat dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA, FMEA DAN FUZZY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK BOTOL SABUN CAIR

USULAN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA, FMEA DAN FUZZY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK BOTOL SABUN CAIR USULAN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA, FMEA DAN FUZZY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK BOTOL SABUN CAIR Mario Sarisky Dwi Ellianto 1, Purnomo Budi Santoso 2, Achmad As ad Sonief 3 1,2,3 Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Tirta Ria Tekstil, Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil di kota Cimahi. Perusahaan ini memproduksi kain hasil pencelupan maupun pencapan. Latar belakang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri

Lebih terperinci