PENENTUAN PERIODE OPTIMAL SPREADING GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG YOYOK HARIYANTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN PERIODE OPTIMAL SPREADING GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG YOYOK HARIYANTO"

Transkripsi

1 PENENTUAN PERIODE OPTIMAL SPREADING GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG YOYOK HARIYANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Periode Optimal Spreading Gains and Losses dengan Meminimumkan Ragam Kontribusi Jangka Panjang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Yoyok Hariyanto NIM G

4 ABSTRAK YOYOK HARIYANTO. Penentuan Periode Optimal Spreading Gains and Losses dengan Meminimumkan Ragam Kontribusi Jangka Panjang. Dibimbing oleh I GUSTI PUTU PURNABA dan RETNO BUDIARTI. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menentukan periode optimal spreading gains and losses pada rencana pendanaan pensiun manfaat-pasti. Prinsip metode spreading gains and losses adalah dengan menyebarkan keuntungan dan kerugian ke beberapa periode. Periode optimal ditentukan dengan meminimumkan ragam kontribusi dalam jangka panjang. Pada karya ilmiah ini diasumsikan bahwa kerugian disebabkan oleh perbedaan tingkat bunga investasi aktuaria dengan tingkat bunga investasi aktual. Ilustrasi pada karya ilmiah ini menggunakan tiga kasus dengan nilai standar deviasi dari tingkat bunga investasi aktual sebesar , 0.1, dan Nilai periode optimal yang diperoleh dari ketiga kasus berturut-turut sebesar 12 tahun, 11 tahun, dan 8 tahun, serta besarnya standar deviasi dari kontribusi jangka panjang yang diperoleh berturut-turut sebesar 0.011, 0.469, dan Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ragam dari tingkat bunga investasi aktual berbanding lurus dengan ragam dari kontribusi dalam jangka panjang namun ragam dari tingkat bunga investasi aktual berbanding terbalik dengan periode optimal penyebaran kerugian. Kata kunci: metode spreading gains and losses, minimum ragam kontribusi, pensiun manfaat-pasti, periode optimal ABSTRACT YOYOK HARIYANTO. Determining Optimal Periods of Spreading Gains and Losses by Minimizing the Variance of Long-Term Contribution. Supervised by I GUSTI PUTU PURNABA and RETNO BUDIARTI. The purpose of this paper is to determine optimal periods of spreading gains and losses on defined benefit pension funding plan. The principle of spreading gains and losses method is by spreading gains and losses to some periods. The optimal period is determined by minimizing the variance of long-term contribution. This paper assumes that losses are caused by the difference of actuarial rate and actual rate of investment return. The illustration of this paper uses three cases which standard deviations of actual rate of investment return are , 0.1, and The optimal period for three cases are acquired 12 years, 11 years, and 8 years, and standard deviation of long-term contribution for three cases are acquired 0.011, 0.469, and It is concluded that the variance of actual rate of investment return and the variance of long-term contribution are comparable but the variance of actual rate of investment return and the optimal period of spreading losses are inversely proportional. Keywords: defined benefit pension, minimum variance of contribution, optimal period, spreading gains and losses method

5 PENENTUAN PERIODE OPTIMAL SPREADING GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG YOYOK HARIYANTO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Penentuan Periode Optimal Spreading Gains and Losses dengan Meminimumkan Ragam Kontribusi Jangka Panjang Nama : Yoyok Hariyanto NIM : G Disetujui oleh Dr Ir I Gusti Putu Purnaba, DEA Pembimbing I Ir Retno Budiarti, MS Pembimbing II Diketahui oleh Dr Berlian Setiawaty, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1 orangtua tercinta (Yatimi dan Alm Supangat), kakak (Tina Wati, Zeni Sunyoto, dan Rika Umami) serta seluruh keluarga atas segala doa, kasih sayang, dan motivasinya, 2 Bapak Dr Ir I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir Retno Budiarti, MS selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam penulisan karya ilmiah ini, serta Dr Ir I Wayan Mangku, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan koreksi dan saran dalam penulisan karya ilmiah ini, 3 Ibu Dr Berlian Setiawaty, MS selaku ketua Departemen Matematika IPB dan Bapak Dr Ir Amril Aman, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan semangatnya kepada penulis, 4 seluruh jajaran yang berwenang dan donatur Yayasan Karya Salemba Empat yang telah memberikan beasiswa selama tiga tahun kepada penulis, 5 teman organisasi daerah Ponorogo Manggolo Putro dan teman Pondok Anak Sholeh (Aziz, Danang, Doni, Febri, Iddea, dan Irfan) yang senantiasa menjadi tempat berbagi, 6 teman matematika angkatan 46 (Syaepul, Fenny, Aldi, Nurul, Lestari, Mirna, Hendra, Irma, Desyi, Evy, Fitri, Danty, Windi, dan lainnya) yang telah membantu penulis dalam kegiatan belajar, 7 seluruh staf tata usaha dan mahasiswa angkatan 44, 45, 47, dan 48 Departemen Matematika IPB yang telah menemani perjalanan penulis selama perkuliahan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2013 Yoyok Hariyanto

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Asuransi Pensiun Manfaat-Pasti 2 Nilai Sekarang Aktuaria 3 Turunan dan Minimum Fungsi Kontinu 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Konsep Dasar Pendanaan Pensiun Manfaat-Pasti 4 Metode Spreading Gains and Losses 7 Periode Optimal pada Metode Spreading Gains and Losses 7 Ilustrasi Penentuan Periode Optimal 11 Ilustrasi Pendanaan Pensiun Manfaat Pasti dengan Metode Spreading Gains and Losses 13 Hubungan Periode dan Standar Deviasi dari Tingkat Bunga Pengembalian Investasi Aktual terhadap Kontribusi 18 SIMPULAN DAN SARAN 21 Simpulan 21 Saran 21 DAFTAR PUSTAKA 22 LAMPIRAN 23 RIWAYAT HIDUP 45 vi vi vi

10 DAFTAR TABEL 1 Ilustrasi hasil perhitungan pendanaan pesiun manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses saat E i = i A = 6%, σ = dan m s * = Ilustrasi hasil perhitungan pendanaan pesiun manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses saat E i = i A = 6%, σ = 0.1 dan m s * = Ilustrasi hasil perhitungan pendanaan pesiun manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses saat E(i )= i A = 6%, σ = 0.25 dan m s * = Standar deviasi kontribusi jangka panjang dengan berbagai periode (m s ) dan standar deviasi tingkat bunga investasi aktual ( σ) yang berbeda 20 DAFTAR GAMBAR 1 Grafik kontribusi dengan E(i ) = i A = 6% saat dipilih periode optimal (m s ) dengan nilai σ yang berbeda 18 2 Grafik perbandingan laju kontribusi saat σ = dan m s = 1 dengan nilai m s yang berbeda 19 3 Grafik laju kontribusi saat σ = dengan variasi nilai m s = 8, m s = 12, dan m s = DAFTAR LAMPIRAN 1 English Life Table No Males Perhitungan 31p25, x=25 l x, x=56 l x, a 25:31, dan a Perhitungan periode optimal (m s ) saat E i = i A = 6% dan σ = dengan Wolfram Mathematica 27 4 Perhitungan periode optimal (m s ) saat E(i ) = i A = 6% dan σ = 0.1 dengan Wolfram Mathematica 28 5 Perhitungan periode optimal (m s ) saat E(i ) = i A = 6% dan σ = 0.25 dengan Wolfram Mathematica 29 6 Proses perhitungan pendanaan asuransi manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses pada kasus 1 ( E(i ) = i A = 6% dan σ = ) dengan m s = Proses perhitungan pendanaan asuransi manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses pada kasus 1 ( E(i ) = i A = 6% dan σ = ) dengan m s = Proses perhitungan pendanaan asuransi manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses pada kasus 1 ( E(i ) = i A = 6% dan σ = ) dengan m s = 12 34

11 9 Proses perhitungan pendanaan asuransi manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses pada kasus 1 ( E(i ) = i A = 6% dan σ = ) dengan m s = Proses perhitungan pendanaan asuransi manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses pada kasus 2 ( E(i )= i A = 6% dan σ = 0.1) dengan m s = Proses perhitungan pendanaan asuransi manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses pada kasus 3 ( E(i )= i A = 6% dan σ = 0.25) dengan m s = Perhitungan standar deviasi kontribusi jangka panjang saat E(i ) = i A = 6% dan σ = dengan berbagai nilai periode (m s ) yang berbeda (dengan Wolfram Mathematica) Perhitungan standar deviasi kontribusi jangka panjang saat E(i ) = i A = 6% dan σ = 0.1 dengan berbagai nilai periode (m s ) yang berbeda (dengan Wolfram Mathematica) Perhitungan standar deviasi kontribusi jangka panjang saat E(i ) = i A = 6% dan σ = 0.25 dengan berbagai nilai periode (m s ) yang berbeda (dengan Wolfram Mathematica) 44

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan tidak pernah lepas dari kehidupan seseorang. Saat usia produktif orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi segala kebutuhan. Namun di saat usia tidak produktif (masa tua) orang sudah tidak mampu lagi bekerja, namun tuntutan kebutuhan hidup tetap harus dipenuhi. Oleh karena itu seseorang harus selalu dapat menjaga kesinambungan penghasilan sampai pada saat orang tersebut tidak mampu lagi bekerja pada usia tertentu. Salah satu sistem yang dapat menjamin kesinambungan penghasilan adalah program dana pensiun. Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun, program dana pensiun merupakan badan hukum yang didirikan dalam upaya untuk memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua untuk karyawan. Sehingga jika dilihat dari tujuannya, program pensiun merupakan salah satu solusi agar tuntutan akan kebutuhan tetap dapat terpenuhi dan taraf hidup tetap terjaga. Salah satu jenis program pensiun adalah program pensiun manfaat-pasti. Program pensiun manfaat-pasti adalah program pensiun yang penentuan besarnya benefit (manfaat) yang diperoleh peserta pensiun sudah ditetapkan di awal namun besarnya iuran yang dibayarkan peserta dari waktu ke waktu tidak pasti jumlahnya, bergantung pada kesediaan dana yang terkumpul untuk memenuhi kewajiban manfaat pensiun tersebut. Seorang aktuaris melakukan perhitungan secara cermat dan berkesinambungan untuk menentukan besarnya contribution (kontribusi) yang harus dibayarkan peserta setiap periodenya agar dana yang terkumpul dapat menjamin seluruh kewajiban manfaat pensiun. Pada proses perhitungan, seorang aktuaris menggunakan asumsi-asumsi aktuaria untuk memprediksikan segala kemungkinan yang terjadi. Menurut Winklevoss (1977) asumsi tersebut berkaitan dengan tingkat kematian (mortalitas), tingkat gaji (termasuk inflasinya), dan tingkat bunga. Asumsi tingkat bunga terbagi menjadi tingkat bunga yang dikenakan atas kewajiban pensiun dan tingkat bunga yang dikenakan atas aset pensiun (pengembalian investasi). Dalam rencana pendanaan, tingkat bunga pengembalian investasi ditetapkan oleh aktuaris namun faktanya penetapan ini mungkin berbeda dengan tingkat bunga pengembalian investasi aktual yang sebenarnya. Perbedaan ini akan menimbulkan laba atau rugi. Agar dana yang terkumpul tetap mampu mencukupi kewajiban program pensiun, maka laba atau rugi ini harus ditutupi dengan supplementary contribution. Supplementary contribution merupakan kontribusi tambahan yang timbul akibat terjadinya laba atau rugi. Ada beberapa metode untuk menentukan besarnya nilai kontribusi tambahan, salah satunya metode spreading gains and losses. Prinsip dasar metode ini adalah penyebaran loss (kerugian) yang terjadi pada waktu t yang didistribusikan pada waktu t, t+1, t+2, dan seterusnya. Penentuan kontribusi tambahan ini sebanding dengan suatu proporsi dari besarnya kerugian yang terjadi. Pemilihan proporsi ini dipengaruhi oleh periode m (tahun) untuk menyebarkan kerugian. Pemilihan nilai periode m adalah bebas. Namun Owadally dan Haberman (2004) menyatakan bahwa pada kondisi ekonomi modern, pemilihan periode m yang cocok antara

14 2 skala 1 sampai 10 tahun. Karya ilmiah ini menjelaskan tentang penentuan periode (m) yang optimal. Penentuan periode optimal ini didasarkan pada prinsip ragam minimum dari kontribusi dalam jangka panjang agar stabilitas kontribusi maksimal. Rujukan utama dari karya ilmiah ini adalah jurnal karangan Owadally dan Haberman (1999) yang berjudul Pension Fund Dynamics and Gains/Losses Due to Random Rates of Investment Return. Tujuan Penelitian Tujuan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1 menjelaskan dan memberikan ilustrasi mengenai metode spreading gains and losses pada pendanaan pensiun manfaat-pasti dengan asumsi terjadinya kerugian disebabkan oleh perbedaan antara tingkat bunga pengembalian investasi aktuaria dan tingkat bunga pengembalian investasi aktual, 2 menentukan periode optimal penyebaran kerugian pada metode spreading gains and losses dengan meminimumkan ragam kontribusi dalam jangka panjang, 3 menganalisis dampak pemilihan periode optimal penyebaran kerugian terhadap laju kontribusi, 4 menjelaskan pengaruh ragam tingkat bunga pengembalian investasi aktual terhadap besarnya periode optimal penyebaran kerugian dan besarnya ragam kontribusi dalam jangka panjang. TINJAUAN PUSTAKA Asuransi Pensiun Manfaat-Pasti Asuransi pensiun manfaat-pasti adalah asuransi pensiun yang penentuan besarnya manfaat pensiun yang akan diperoleh setelah memasuki usia pensiun normal sudah ditentukan di awal. Penetapan besarnya manfaat pensiun ini akan digunakan sebagai patokan untuk perhitungan besarnya penetapan kontribusi yang harus dibayarkan peserta setiap periodenya. Menurut Dufresne (1988) terdapat beberapa asumsi tingkat bunga yang digunakan pada pendanaan pensiun manfaatpasti, yaitu tingkat bunga pengembalian investasi aktuaria (i A ), tingkat bunga yang dikenakan atas kewajiban pensiun (i L ), dan tingkat bunga pengembalian investasi aktual (i ). Asumsi tingkat bunga pengembalian investasi (i A ) merupakan asumsi yang digunakan untuk menentukan besarnya imbalan pengembalian atas dana (aset) program pensiun. Besar kecilnya perkiraan tingkat pengembalian investasi ini berbanding lurus dengan besar kecilnya hasil investasi dari dana yang akan diperoleh. Asumsi tingkat bunga atas kewajiban pensiun (i L ) merupakan tingkat bunga yang diberikan atas dasar penentuan nilai sekarang dari manfaat pensiun yang akan diterima di masa saat manfaat-pensiun diterima. Besarnya i L biasanya ditentukan dari perkiraan awal oleh aktuaris yang didasarkan pada faktor tingkat bunga yang dikenakan atas aset bebas resiko, obligasi yang dikeluarkan

15 pemerintah atau sesuai peraturan pemerintah pada suatu negara tertentu. Asumsi tingkat bunga ketiga yang digunakan adalah i, yaitu tingkat bunga yang diperoleh dari investasi dana secara aktual yang diketahui di akhir suatu periode tertentu (Dufresne 1988). Program pensiun manfaat-pasti menerapkan metode entry age normal, yaitu metode yang menerapkan pendanaan dengan memandang manfaat pensiun pada usia pensiun normal. Metode ini menentukan normal contribution (kontribusi normal) yang akan dibayarkan setiap peserta berpedoman awal dari besarnya manfaat pensiun. Pandangan ini didasarkan pada beberapa faktor antara lain: gaji peserta di masa depan, gaji terakhir peserta sebelum masa pensiun, gaji rata-rata dari peserta selama masa kerja, dan masa pembayaran pembayaran kontribusi (Haberman 1995). Ketentuan lain pada metode entry age normal pada pensiun manfaat-pasti yaitu kontribusi normal dibayarkan dari peserta dimulai saat umur peserta mulai bekerja, bukan saat umur peserta mulai mengikuti program pensiun serta besarnya kontribusi normal ini tetap setiap periodenya dan ditentukan dari proses perhitungan (Owadally dan Haberman 1999). Nilai Sekarang Aktuaria Nilai Sekarang Aktuaria atas Manfaat Pensiun Masa Depan Nilai sekarang atas pembayaran manfaat pensiun masa depan disebut juga actuarial present value of future benefit (APVFB). Besaran APVFB merupakan sekumpulan pembayaran manfaat pensiun di masa yang akan datang yang ditafsirkan di masa sekarang. Menurut Winklevoss (1977) secara matematis nilai APVFB bagi seseorang yang berumur y adalah z y APVFB y = B z v L z ypy a z dengan: B z = manfaat pensiun pada usia pensiun normal z, a z = anuitas diskret di awal periode seumur hidup yang dibayarkan dimulai usia pensiun z, z ypy = peluang bahwa seseorang berusia y tetap bertahan hidup sampai usia pensiun z, v L = 1 + i 1 L (tingkat diskonto), i L merupakan tingkat bunga yang dikenakan atas kewajiban pensiun. Nilai Sekarang Aktuaria atas Pembayaran Kontribusi Normal Nilai sekarang atas pembayaran kontribusi normal disebut juga dengan actuarial present value of future normal contribution (APVFNC). Besaran APVFNC merupakan sekumpulan pembayaran kontribusi peserta yang ditafsirkan di masa sekarang. Menurut Winklevoss (1977) secara matematis nilai APVFNC bagi seseorang yang berumur y adalah (APVFNC) y = z 1 t=y (NC) t v L t y dengan (NC) t = kontribusi normal pada waktu t. p y t y 3

16 4 Turunan dan Minimum Fungsi Kontinu Turunan Turunan digunakan untuk mengukur tingkat perubahan sesaat variabel takbebas jika terjadi perubahan unit yang sangat kecil dalam variabel bebas. Menurut Stewart (1998) turunan fungsi f pada bilangan a dinyatakan dengan f (a) adalah f f a + h f (a) a = lim, h 0 h jika limit ini ada. Jika x = a + h, maka h = x a dan h mendekati 0 jika dan hanya jika x mendekati a. Jika limit ini ada, maka dapat ditulis f f x f(a) a = lim. x a x a Prinsip Minimum Fungsi Penerapan dari turunan kedua salah satunya adalah menguji nilai minimum (terkait kecekungan). Dalam kalkulus dikenal dengan sebutan Uji Turunan Kedua. Menurut Stewart (1998) andaikan f kontinu di sekitar c, jika f c = 0 dan f c > 0, maka f mempunyai nilai minimum lokal pada c. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Dasar Pendanaan Pensiun Manfaat-Pasti Beberapa konsep dasar pada pendanaan pensiun manfaat-pasti antara lain: Manfaat Pensiun (B) Manfaat pensiun adalah jumlah total manfaat yang wajib dibayarkan oleh perusahaan asuransi atau pihak penanggung untuk setiap periodenya. Besar nilainya merupakan penjumlahan atas manfaat pensiun bagi semua peserta yang mengikuti asuransi pensiun pada periode tertentu. Besarnya manfaat pensiun ditentukan di awal secara pasti dan diketahui nilainya karena akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan berbagai perhitungan aktuaria. Kontribusi Normal (NC) Kontribusi normal adalah iuran yang dibayarkan oleh setiap peserta asuransi pensiun selama peserta mengikuti program ini dimulai dari usia awal y sampai usia pensiun z. Nilai kontribusi normal yang dibayarkan oleh peserta pada waktu t dilambangkan dengan (NC) t. Pada pensiun program manfaat-pasti nilai kontribusi normal konstan setiap tahunnya. Rumus untuk menentukan kontribusi normal sebagai berikut: NC = B z v z y L z ypy a z, (1) a y:z y

17 dengan a y:z y merupakan anuitas hidup diskret di awal periode berjangka waktu (z-y) tahun yang dibayarkan mulai dari usia masuk kerja y. Bukti : Berdasarkan ketentuan bahwa nilai sekarang seseorang berusia y dari pembayaran berkala kontribusi normal besarnya harus sama dengan nilai sekarang dari pembayaran berkala manfaat pensiun seseorang berusia y yaitu APVFNC y = APVFB y z 1 t y z y t=y NC t v L t y p y = B z v L z ypy a z z 1 t y z y t=y NC v L t y p y. = B z v L z ypy a z z 1 t y z y NC t=y v L t y p y. = B z v L z ypy a z NC = B z v z y L z ypy a z z 1 v t y t=y L t y p y NC = B z v z y L z ypy a z. a y:z y Actuarial Liability (AL) Actuarial liability merupakan kewajiban aktuaria untuk menjamin suatu kewajiban manfaat pensiun. Actuarial liability sering disebut juga dengan cadangan manfaat untuk menjamin pembayaran benefit. Actuarial liability dihitung dengan menggunakan actuarial present value of future benefit (APVFB) saat usia x dikurangi dengan actuarial present value of future normal contribution (APVFNC) pada saat usia x. Rumus actuarial liability saat orang berumur x adalah sebagai berikut: z x AL x = B z v L z xpx a z NC a x:z x. Bukti : Untuk usia pensiun z (y x < z) AL x = (APVFB) x (APVFNC) x z x z 1 t x = B z v L z xpx a z t=x(nc) t v L t x p x z x z 1 t x = B z v L z xpx a z (NC) t=x v L t x p x z x = B z v L z xpx a z NC a x:z x. Jika secara agregrat (keseluruhan) besarnya NC, B dan i L sudah diketahui dan konstan sepanjang waktu, maka besarnya actuarial liability juga dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: AL = (B NC). (2) (1 v L ) Bukti: Misalkan kontribusi normal diterima di awal tahun t dan manfaat pensiun juga dibayarkan, maka setiap tahunnya akan mendapatkan bunga atas kewajiban pensiun. Kondisi ini menyebabkan perubahan actuarial liability dalam setahun karena penerimaan kontribusi normal dan pembayaran manfaat pensiun. Jika dilihat pada waktu t berlaku v L AL t = NC t + d L AL t+1 B t. Karena AL t = AL t+1 = AL konstan, maka AL t = 0, B dan NC juga konstan, sehingga berlaku juga NC + d L AL B = 0 d L AL = B NC 5

18 6 (1 v L ) AL = B NC AL = (B NC). (1 v L ) Kontribusi (C) Kontribusi merupakan iuran rutin yang dibayarkan dari peserta program pensiun. Nilai kontribusi ini tidak konstan setiap periodenya. Hal ini dikarenakan nilai kontribusi pada waktu ke-t ( C t ) dipengaruhi oleh kontribusi tambahan (S t ) yang nilainya bisa berubah setiap waktu ke-t bergantung pada keadaan laba atau rugi. Kontribusi dirumuskan C t = NC + S t. (3) Di dalam karya ilmiah ini perhitungan nilai kontribusi tambahan menggunakan metode spreading gains and losses. Dana (F) Dana (fund) pada saat waktu t (F t ) merupakan nilai total dana yang dimiliki suatu program pensiun pada waktu t. Dana ini terdiri dari total pembayaran kontribusi seluruh peserta, pengurangan atas pembayaran manfaat pensiun, dan termasuk hasil pengembangan investasi dari dana pensiun tersebut. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: Rumus untuk nilai dana atas asumsi aktuaria F t A = 1 + i A (F t 1 + C t 1 B) (4) dan rumus untuk nilai dana aktual F t = 1 + i F t 1 + C t 1 B. (5) Unfunded Liability (UL) Unfunded liability pada waktu ke-t adalah selisih nilai actuarial liability pada waktu ke-t dengan aset program pensiun secara aktual pada periode tersebut. Unfunded liability dirumuskan UL t = AL t F t. (6) Nilai unfunded liability juga dapat digunakan untuk menentukan kecukupan dana pensiun yang tersedia untuk pembayaran manfaat pensiun kedepannya. Jika nilai unfunded liability bernilai positif maka terjadi kekurangan pada pendanaan pensiun tersebut dan sebaliknya. Kerugian (L) Kerugian merupakan indikasi terjadi situasi laba atau rugi pada pendanaan pensiun yang telah direncanakan. Kerugian bernilai positif artinya telah terjadi kerugian dan sebaliknya. Nilai kerugian diperoleh dari selisih unfunded liability yang dihitung dari asumsi aktuaria dan dari perhitungan yang sebenarnya yaitu L t = UL t UL t A, (7) dengan UL t A = AL t F t A dihitung dengan asumsi aktuaria.

19 7 Metode Spreading Gains and Losses Metode spreading gains and losses adalah metode penentuan kontribusi tambahan (supplementary contribution) pada asuransi pensiun manfaat-pasti yang mengikuti prinsip aggregate actuarial cost menthod. Aggregate actuarial cost menthod adalah metode perhitungan aktuaria yang menggunakan total nilai keseluruhan. Metode ini diterapkan di negara-negara Benua Eropa Utara terutama di Inggris (United Kingdom) (Owadally 2003). Prinsip yang mendasari metode ini adalah perumusan kontribusi tambahan pada tahun ke-t sebanding dengan unfunded liability yang diboboti oleh suatu proporsi k tertentu. Proporsi sebesar k ini dipengaruhi oleh periode selama m tahun untuk mencicil unfunded liability seperti yang dikemukakan Dufresne (1988) yaitu S t = k UL t, k = 1, (8) a m dengan penentuan a m didasarkan pada tingkat bunga investasi aktuaria ( i A ). Selanjutnya periode (m) pada metode spreading gains and losses dilambangkan dengan m s. Penentuan kontribusi tambahan digunakan untuk menutupi loss atau kerugian yang terjadi karena adanya perbedaan tingkat bunga investasi. Dufresne (1988) menyatakan bahwa tujuan dari metode ini agar nilai harapan dari kontribusi tambahan konvergen menuju 0 (nol) untuk waktu t dalam jangka panjang. Hal ini karena kestabilan kontribusi tambahan akan menentukan kestabilan kontribusi. Menurut Dufresne (1988) terdapat dua tujuan utama dalam jangka panjang pada pendanaan pensiun. Pertama, untuk memaksimumkan jaminan manfaat pensiun dapat dilakukan dengan cara meminimumkan ragam dana. Kedua, untuk memaksimumkan stabilitas kontribusi dengan cara meminimumkan ragam dari kontribusi. Periode Optimal pada Metode Spreading Gains and Losses Periode (m s ) pada metode spreading gains and losses adalah besaran tahun untuk menentukan berapa periode kerugian akan didistribusikan. Penentuan kontribusi tambahan dipengaruhi oleh pemilihan periode (m s ) ini. Pemilihan periode (m s ) umumnya bebas, namun Owadally dan Haberman (2004) menyatakan bahwa pada kondisi ekonomi modern di Eropa umumnya pemilihan m s yang sesuai yaitu m s [1,10] tahun. Ada tiga temuan penting menurut Dufresne (1988) mengenai karakteristik dana (fund) dan kontribusi (contribution) pada metode spreading gains and losses. Temuan ini akan digunakan sebagai dasar menentukan periode optimal (m s ). Tiga temuan itu antara lain: 1 ragam dana akan meningkat berbanding lurus dengan besarnya periode, 2 ragam kontribusi akan menurun jika besarnya periode meningkat, namun ragam kontribusi akan meningkat setelah mencapai titik periode m s = m s. Titik m s ini disebut periode optimal dengan ragam kontribusi yang minimum, 3 berdasarkan kriteria minimum ragam dana dan kontribusi, maka lebih efisien memilih periode m s [1, m s ] tahun.

20 8 Nilai Harapan Dana dan Kontribusi dalam Jangka Panjang Nilai harapan kontribusi jangka panjang diharapkan stabil mendekati besarnya kontribusi normal dan nilai harapan dana diharapkan stabil mendekati besarnya actuarial liability. Nilai harapan dana dirumuskan sebagai berikut: EF t = q t F 0 + r 1 qt 1 q, t 0 (9) dengan q = 1 + i A 1 k. Bukti : Pertama, dari persamaan (3) dan (6) diperoleh C t = NC t + k(al t + F t ). Dari persamaan (5) diperoleh F t+1 = 1 + i t+1 F t + C t B t. Dari dua persamaan C t dan F t+1 di atas diperoleh F t+1 = 1 + i t+1 1 k F t + NC t B t + k AL t = w t+1 (q F t + r t ), (10) dengan w t+1 = 1+i t+1, q = 1 + i (1+i A ) A 1 k, dan r t = 1 + i A ( NC t B t + k AL t ). Kedua, untuk nilai harapan dana, dari persamaan (10) yang merupakan bentuk rekursif dari dana (F) dan bergantung pada i s, s t, akibatnya w t+1 dan q F t + r t adalah peubah acak yang independen. Untuk n = 1,2,3, berlaku EF(t + 1) n = Ew(t + 1) n E (q F t + r t ) n. (11) Untuk n = 1 berlaku Ew t + 1 = 1. Kemudian diperoleh EF t + 1 = q EF t + r t. Karena AL, B, dan NC konstan, maka r t = 1 + i A ( NC t B t + k AL t ) = 1 + i A ( NC B + k AL ), sehingga akan diperoleh EF t = q t F 0 + r 1 qt 1 q, t 0. dan Nilai harapan dana dan kontribusi untuk waktu jangka panjang adalah EF = r = AL (12) 1 q EC = NC. Bukti: EF t akan konvergen ke EF = r 1 q, karena q = 1 + i A 1 k < 1 dan k > i A, dari bentuk lain persamaan (2) didapatkan 1+i A AL = 1 + i L AL NC B atau d L AL = B NC, sehingga akan diperoleh r = 1 + i A ( k d L ) AL. Akibatnya r 1 q = 1 + i A ( k d L ) AL i A 1 k = AL,

21 9 maka untuk t dalam jangka panjang diperoleh EF = r = AL. 1 q Dari persamaan (3), (6), dan (8) diperoleh C t = NC + S t = NC + k UL t = NC + k (AL t F t ) = NC + k (AL F t ) EC t = E[NC + k AL F t ] = ENC + [k AL EF t ] EC = NC + k AL EF. Karena dari persamaan (12) EF = AL, maka EC = NC. Ragam Dana dan Kontribusi dalam Jangka Panjang Rumus ragam jangka panjang dari dana oleh Dufresne (1988) diberikan sebagai berikut: Jika tidak ada penundaan waktu, d k 1, d = 1 1 k 1 u (u 2 +σ 2 ), k k min, dan k min = 1 1 (u 2 + σ 2 ), maka 1+i A, lim t Var F(t) = b AL2 (1 a) (13) dengan a = 1 k i 2 A + σ 2 dan b = σ i 2 A. Bukti: Dari persamaan (11) dapat ditentukan momen kedua dari dana yaitu EF t = Ew t E q F t EF t + q EF t r 2 = Ew(t + 1) 2 q 2 Var F t + q EF t r 2. Ragam dari dana diberikan oleh Var F t + 1 = EF t (EF(t + 1)) 2 = Ew t q 2 Var F t +( Ew(t + 1) 2 1) (EF(t + 1)) 2 (14) dengan Ew t = 1 + i 2 A E 1 + i 2 t+1 = 1 + i 2 A ( 1 + i 2 A + σ 2 ). Dari persamaan (14) diperoleh Var F t + 1 = 1 k i 2 A + σ 2 Var F t +σ i 2 A (EF(t + 1)) 2 = a Var F t + b(ef(t + 1)) 2. Diketahui Var F 0 = 0 (karena F 0 diketahui nilainya) sehingga Var F t = b t j =1 a t j EF j 2, t 1. Karena a < 1 ekuivalen dengan 1 k > 1 > 1 1 = d, maka EF t AL, sehingga 1+i 2 A +σ 2 1+i A atau lim sup Var F(t) a lim sup Var F(t) + b AL2 t t b AL2 lim sup Var F(t) t (1 a).

22 10 Hal yang sama diperoleh atau sehingga lim t Var F(t) = lim inf Var F(t) a lim inf Var F(t) + b AL2 t t b AL2. (1 a) b AL2 lim inf Var F(t) t (1 a), Persamaan ragam kontribusi jangka panjang diberikan sebagai berikut: lim t Var C(t) = k 2 b AL 2 (1 a). (15) Bukti: Dari persamaan (3), (6), dan (8) diperoleh C t = NC + S t = NC + k UL t = NC + k (AL t F t ) = NC + k (AL F t ) Var C t = Var[NC + k AL F t ] = VarNC + Var[k AL F t ] = VarNC + k 2 Var AL + k 2 VarF t. Karena NC dan AL konstan, maka untuk t berlaku Var C t = k 2 VarF t, sehingga lim t Var C(t) = k 2 lim t Varf(t) = k 2 b AL 2 (1 a). Fungsi Ragam Kontribusi Jangka Panjang terhadap Periode Dengan asumsi penggunaan tingkat bunga i A dan i L yang sama sebesar i, maka kerugian hanya terjadi karena adanya perbedaan asumsi tingkat bunga pengembalian investasi aktuaria(i A ) dan tingkat bunga pengembalian investasi aktual (i ). Sehingga fungsi ragam jangka panjang dari kontribusi dapat dinyatakan sebagai fungsi yang kontinu dari periode (m s ) sebagai berikut: lim t Var C(t) = dengan: i σ 2 AL 2 v 2 i 2 1 v m s 2 u 2 (u 2 +σ 2 ) 1 v m s u i 2 (16) = tingkat bunga pengembalian investasi aktuaria atau tingkat bunga atas kewajiban pensiun (i A = i L ), σ 2 = ragam tingkat bunga pengembalian investasi aktual, u = (1 + i), dan v = 1 + i 1. Bukti : Dari persamaan (15) diperoleh lim Var C(t) = k2 b AL 2 t (1 a) = k 2 σ 2 AL 2 v 2 1 (u 2 + σ 2 ) 1 k 2

23 = = = ( 1 ) 2 σ 2 AL 2 v 2 a m s 1 (u 2 + σ 2 ) 1 ( 1 ) a m s i 2 σ 2 AL 2 v 2 1 v m s 2 u 2 1 (u 2 + σ v m s u i 1 v m s u i 2 1 v m s 2 u 2 σ 2 AL 2 v 2 1 v m s 2 u 2 (u 2 +σ 2 ) 1 v m s u i 2 1 v m s 2 u 2 lim Var C t = σ 2 AL 2 v 2 i 2 t 1 v m s 2 u 2 (u 2 + σ 2 ) 1 v m s u i 2. Persamaan (16) di atas akan digunakan untuk menentukan periode optimal (m s ) dengan meminimumkan nilai limit takhingga ragam kontribusi yaitu 2 ) 11 m s = min ms σ 2 AL 2 v 2 i 2 1 v m s 2 u 2 (u 2 +σ 2 ) 1 v m s u i 2. (17) Ilustrasi Penentuan Periode Optimal Asumsi Ilustrasi akan diberikan untuk menentukan periode optimal (m s ) dengan cara meminimumkan ragam kontribusi jangka panjang pada kondisi yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: 1 tingkat mortalitas diasumsikan seperti pada English Life Table No.16.1 Males (di Lampiran 1), 2 populasi peserta pensiun diasumsikan stasioner (besarnya populasi dan distribusi usia dalam populasi tetap konstan dari tahun ke tahun) dan semua peserta program pensiun mulai bekerja pada usia y yaitu 25 tahun dan usia pensiun normal z yaitu 56 tahun, 3 gaji peserta sebesar 1 satuan dan mengalami kenaikan yang sama setiap tahun sebesar 2%, 4 manfaat pensiun diberikan dengan proporsi 2/3 dari gaji terakhir, 5 tidak terjadi inflasi dan tingkat bunga investasi aktual menyebar normal dengan nilai harapan E i = i A sebesar 6% dan standar deviasi tertentu (dijelaskan pada ilustrasi perhitungan di tiga kasus dengan nilai standar deviasi yang berbeda pada pembahasan berikutnya), 6 tingkat pengembalian investasi asumsi aktuaria (i A ) dan tingkat bunga atas kewajiban pensiun (i L ) besarnya sama yaitu sebesar 6%, 7 perhitungan seluruh besaran dinyatakan ke dalam proporsi dari total manfaat pensiun. Perhitungan Gaji diasumsikan sebesar 1 satuan yang mengalami kenaikan 2% setiap tahun, maka besarnya gaji terakhir di usia 55 tahun yaitu

24 12 Gaji 55 = = Asumsi penentuan manfaat pensiun ditentukan dengan proporsi 2/3 dari gaji terakhir, sehingga diperoleh total manfaat pensiun yang dibayarkan setiap tahun adalah 109 B = B z l x = , 109 x=56 = 2 3 perhitungan x=56 l x dijelaskan di Lampiran 2. Selanjutnya dilakuan perhitungan kontribusi normal berdasarkan persamaan (1), NC = B z v z y L z ypy a z a y:z y z 1 x=y l x = v L p a 56 a 25: x=25 l x = ( ) v L 31 31p25 a 56 ( ) a 25:31 = ( ) ( )( ) ( ) = , 55 perhitungan 31p25, l x x=25, a 25:31, dan a 56 dijelaskan di Lampiran 2, sehingga proporsi NC terhadap B setiap tahunnya adalah = Dari persamaaan (2) actuarial liability setiap tahunnya dihitung dengan persamaan AL = (B NC) ( ) = 1 v L ( ) = = , sehingga proporsi AL terhadap B setiap tahunnya sebesar = Perhitungan periode optimal (m s ) dipengaruhi oleh standar deviasi dari tingkat bunga investasi aktual (σ). Agar hasil periode optimal (m s ) yang diperoleh dapat dibandingkan dan dapat dijelaskan hubungannya dengan standar deviasi dari tingkat bunga investasi aktual, maka perhitungannya akan dibagi ke dalam tiga kasus dengan nilai σ yang berbeda. Tiga kasus tersebut dan perhitungan periode optimalnya (m s ) adalah sebagai berikut: Kasus 1 Nilai σ = Penentuan periode optimal (m s ) menggunakan persamaan (17) dengan meminimumkan nilai ragam kontribusi saat t dalam jangka panjang dengan σ = sehingga m s = min ms ( = min ms ( σ 2 AL 2 v 2 i 2 1 v m s 2 u 2 (u 2 +σ 2 ) 1 v m s u i 2 ) m s ( ) m s ). Dengan prinsip fungsi minimum lokal dan uji turunan kedua diperoleh m s = atau dibulatkan m s = 12. Uji turunan kedua diperoleh nilai turunan kedua fungsi untuk m s bernilai positif sebesar , sehingga terbukti bahwa m s adalah minimum lokal (perhitungan di Lampiran 3).

25 Kasus 2 Nilai σ = 0. 1 Penentuan periode optimal (m s ) menggunakan persamaan (17) dengan meminimumkan nilai ragam kontribusi saat t dalam jangka panjang dengan σ = 0.1 sehingga m s = min ms ( = min ms σ 2 AL 2 v 2 i 2 1 v m s 2 u 2 (u 2 +σ 2 ) 1 v m s u i 2 ) m s ( ) m s Dengan prinsip fungsi minimum lokal dan uji turunan kedua diperoleh m s = atau dibulatkan m s = 11. Uji turunan kedua diperoleh nilai turunan kedua fungsi untuk m s bernilai positif sebesar 0.002, sehingga terbukti bahwa m s adalah minimum lokal (perhitungan di Lampiran 4). Kasus 3 Nilai σ = Penentuan periode optimal (m s ) menggunakan persamaan (17) dengan meminimumkan nilai ragam kontribusi saat t dalam jangka panjang dengan σ = 0.25 sehingga m s = min ms ( = min ms σ 2 AL 2 v 2 i 2 1 v m s 2 u 2 (u 2 +σ 2 ) 1 v m s u i 2 ) m s ( ) m s Dengan prinsip fungsi minimum lokal dan uji turunan kedua diperoleh m s = atau dibulatkan m s = 8. Uji turunan kedua diperoleh nilai turunan kedua fungsi untuk m s bernilai positif sebesar 0.046, sehingga terbukti bahwa m s adalah minimum lokal (perhitungan di Lampiran 5). 13 Ilustrasi Pendanaan Pensiun Manfaat-Pasti dengan Metode Spreading Gains and Losses Dalam ilustrasi pendanaan pensiun manfaat-pasti di dalam karya ilmiah ini digunakan asumsi yang sama dengan asumsi sebelumnya. Karena asumsi tingkat bunga investasi aktual menyebar normal dengan E i = i A sebesar 6% dan nilai σ yang berbeda menjadi tiga kasus, maka tingkat bunga investasi aktual besarnya tidak konstan setiap waktu. Selanjutnya dibangkitkan data yang menyebar normal sebanyak 50 untuk tingkat bunga investasi aktual dengan nilai harapan 6% dan standar deviasi yang sesuai pada masing-masing kasus. Ilustrasi pendanaan ini dimulai dari tahun ke-0 sampai tahun ke-50. Kasus 1 Nilai σ = Tahap-tahap perhitungan pendanaan pensiun manfaat-pasti 1. Untuk tahun ke-0 Dana pensiun dihitung menggunakan persamaan (6) dengan asumsi UL t = 0 dan L t = 0 untuk t 0, yaitu UL 0 = 0 AL F 0 = 0 F 0 = AL. =

26 14 Kontribusi tambahan dihitung dari persamaan (8), karena UL 0 = 0, maka S 0 = k UL 0 = 0. Kontribusi dihitung menggunakan persamaan (3), yaitu C 0 = NC + S 0 = Untuk tahun ke-1 Dana pensiun dihitung menggunakan persamaan (5), yaitu F 1 = 1 + i 1 F 0 + C 0 B = ( ) = Unfunded liability dihitung dari persamaan (6), yaitu UL 1 = AL F 1 = = Kerugian dihitung menggunakan persamaan (7), yaitu L 1 = UL 1 UL A A 1. Nilai UL 1 ditentukan terlebih dahulu, yaitu UL A A 1 = AL F 1 = AL 1 + i A (F 0 + C 0 B) = ( ) = , sehingga L 1 = = Kontribusi tambahan dihitung dari persamaan (8) dengan m s 12 atau k = , maka S 1 = k UL 1 = = Kontribusi dihitung menggunakan persamaan (3), yaitu C 1 = NC + S 1 = = Untuk tahun ke-2 Dana pensiun dihitung menggunakan persamaan (5), yaitu F 2 = 1 + i 2 F 1 + C 1 B = ( ) = Unfunded liability dihitung dari persamaan (6), yaitu UL 2 = AL F 2 = = Kerugian dihitung dengan menggunakan persamaan (7), yaitu L 2 = UL 2 UL A A 2. Nilai UL 2 ditentukan terlebih dahulu, yaitu UL A A 2 = AL F 2 = AL 1 + i A (F 1 + C 1 B) = ( ) = , sehingga L 2 = ( ) = Kontribusi tambahan dihitung dari persamaan (8) dengan m s = 11 atau k = , maka S 2 = k UL 2 = = Kontribusi dihitung menggunakan persamaan (3), yaitu C 2 = NC + S 2 = = Untuk t 3 Untuk t 3 berlaku langkah-langkah yang serupa dengan t sebelumnya. Dengan lembar kerja Microsoft Excel secara rekursif (perhitungan lengkap di Lampiran 8) diperoleh hasil perhitungan pada Tabel 1 berikut:

27 15 Tabel 1 Ilustrasi hasil perhitungan pendanaan pesiun manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses saat E i = i A = 6%, σ = dan m s * = 12 t NC AL i t F t UL t L t C t S t Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa pada kondisi σ = , nilai dana bergerak naik dan turun secara fluktuatif yang sangat halus, nilai dana tidak berselisih jauh dengan besarnya actuarial liability. Unfunded liability bernilai negatif dan terkadang bernilai positif, artinya tidak terjadi loss yang cukup berarti. Tanda negatif dari unfunded liability ini mengartikan bahwa pendanaan sesuai dengan rencana awal dan sebaliknya. Berkurang atau bertambahnya nilai unfunded liability akan mengakibatkan perubahan kontribusi tambahan. Besarnya kontribusi dari waktu ke waktu bergerak naik turun namun besarnya tidak jauh signifikan dari besarnya kontribusi normal. Semua keadaan ini dikarenakan standar deviasi dari tingkat bunga pengembalian investasi aktual (σ) yang kecil sehingga perbedaan antara i A dan i tidak terlalu signifikan. Bahkan tingkat bunga investasi aktual yang menyebar acak normal sering menunjukkan bahwa nilai i > i A, artinya sering terjadi surplus atau tidak timbul kerugian yang cukup berarti. Keadaan inilah yang diharapkan dalam suatu pendanaan program pensiun.

28 16 Kasus 2 Nilai σ = 0. 1 Perhitungan untuk kasus 2 dengan cara yang serupa dengan kasus 1 sebelumnya, namun dengan asumsi E(i ) = i A = 6%, σ = 0.1 dan m s * = 11. Diperoleh hasil perhitungan pada Tabel 2 berikut: (perhitungan lengkap di Lampiran 10) Tabel 2 Ilustrasi hasil perhitungan pendanaan pesiun manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses saat E(i ) = i A = 6%, σ = 0.1 dan m s * = 11 t NC AL i t F t UL t L t C t S t Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pada kondisi σ = 0.1, nilai dana kadang bertambah dan kadang berkurang, begitu pula dengan kerugian dan unfunded liability. Besarnya dana sering menunjukkan nilai yang lebih besar dari actuarial liability. Tanda negatif dari unfunded liability ini mengartikan bahwa dana sesuai dengan rencana awal pendanaan dan sebaliknya. Berkurangnya dan bertambahnya nilai unfunded liability akan mengakibatkan kontribusi tambahan setiap tahunnya juga bertambah dan berkurang yang berbanding lurus. Besarnya kontribusi juga bergerak fluktuatif setiap tahunnya. Semua keadaan ini dikarenakan standar deviasi tingkat bunga investasi aktual (σ) yang besarnya relatif sedang sehingga terkadang terjadi perbedaan antara i A dan i yang cukup signifikan. Hal ini berarti terkadang terjadi surplus dan terjadi defisit.

29 Kasus 3 Nilai σ = Perhitungan untuk kasus 3 dengan cara yang serupa dengan kasus 1 sebelumnya, namun dengan asumsi E(i ) = i A = 6%, σ = 0.25 dan m s * = 8. Diperoleh hasil perhitungan pada Tabel 3 berikut: (perhitungan lengkap di Lampiran 11) Tabel 3 Ilustrasi hasil perhitungan pendanaan pesiun manfaat-pasti dengan metode spreading gains and losses saat E(i )= i A = 6%, σ = 0.25 dan m s * = 8 17 t NC AL i t F t UL t L t C t S t Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pada kondisi σ = 0.25 yang relatif tinggi, nilai dana kadang bertambah dan kadang berkurang, begitu pula dengan kerugian dan unfunded liability. Unfunded liability kadang bernilai positif dan negatif. Hal ini mengartikan bahwa kadang terjadi kerugian dan tidak terjadi kerugian, pergerakannya juga sangat fluktuatif. Nilai unfunded liability yang bergerak secara fluktuatif akan mengakibatkan kontribusi tambahan dan kontribusi juga bergerak secara fluktuatif. Pada pendanaan tahun ke-11 dan ke-12 terlihat bahwa nilai dana besarnya terlalu kecil jika dibandingkan dengan besarnya actuarial liability. Pergerakan kontribusi tambahan sering memperlihatkan bahwa besarnya melebihi besar kontribusi normal. Hal ini jelas keadaan yang tidak diharapkan dalam rencana pendanaan pensiun. Semua keadaan ini dikarenakan standar deviasi tingkat bunga investasi aktual (σ) yang relatif tinggi sehingga terkadang terjadi perbedaan antara i A dan i yang signifikan.

30 18 Hubungan Periode dan Standar Deviasi dari Tingkat Bunga Pengembalian Investasi Aktual terhadap Kontribusi Laju Kontribusi terhadap Standar Deviasi dari Tingkat Bunga Pengembalian Investasi Aktual Standar deviasi dari tingkat bunga pengembalian investasi aktual (σ ) akan mempengaruhi periode optimal (m s ) untuk menyebarkan kerugian, sehingga akan mempengaruhi laju kontribusi dalam sistem pendanaannya. Laju kontribusi dari setiap kasus dengan nilai σ yang berbeda dan bersesuaian dengan periode optimalnya dijelaskan pada Gambar 1 berikut: Gambar 1 Grafik kontribusi saat E(i ) = i A = 6% saat dipilih periode optimal (m s ) dengan nilai σ yang berbeda Dari Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa saat nilai σ yang kecil yaitu sebesar maka laju kontribusi akan bergerak seiring waktu t secara mulus. Artinya perbedaan besarnya kontribusi dari waktu ke waktu tidak berbeda secara signifikan. Untuk σ = 0.1 yang relatif sedang maka laju kontribusi akan bergerak secara fluktuatif dan tidak semulus pada kasus nilai σ sebelumnya yang kecil. Laju kontribusi bergerak secara fluktuatif yang relatif ekstrim terjadi saat nilai σ yang besar yaitu saat σ = 0.25, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai standar deviasi dari tingkat bunga pengembalian investasi aktual (σ) maka laju kontribusi akan bergerak semakin tidak mulus. Hal ini serupa dengan menyatakan bahwa jika laju kontribusi bergerak semakin fluktuatif yang tidak mulus maka akan mengakibatkan ragam kontribusi yang semakin besar. Laju Kontribusi terhadap Periode Perbandingan besarnya kontribusi untuk setiap waktu t menggunakan periode (m s ) yang berbeda-beda ditunjukkan dengan ilustrasi kasus 1 yaitu pada saat E(i ) = i A = 6%, σ = dan m s = 12. Kasus 1 dipilih karena memiliki ragam tingkat bunga pengembalian investasi aktual yang kecil. Akibatnya kontribusi akan memiliki laju yang lebih mulus, sehingga akan lebih mudah dibandingkan lajunya. Perbandingan laju kontribusi saat dipilih periode

31 optimal m s = 12 dengan periode (m s ) yang tidak optimal yang berbeda-beda yaitu sebesar 1, 8, dan 20 dijelaskan pada Gambar 2 berikut: 19 Gambar 2 Grafik perbandingan laju kontribusi saat σ = dan m s = 1 dengan nilai m s yang berbeda Dari Gambar 2 terlihat bahwa besarnya kontribusi yang dibayarkan setiap tahun dimulai dari tahun ke-1 sampai tahun ke-50 untuk periode terkecil m s = 1 lajunya bergerak secara fluktuatif yang tidak mulus. Hal ini karena terjadinya kerugian langsung dibayarkan penuh di tahun setelahnya selama 1 periode, sedangkan laju untuk periode selain m s = 1 dijelaskan di Gambar 3 berikut: Gambar 3 Grafik laju kontribusi saat σ = dengan variasi nilai m s = 8, m s = 12, dan m s = 20 Dari Gambar 3 untuk periode (m s ) semakin besar maka laju kontribusi semakin halus pergerakannya. Hal ini mencerminkan bahwa semakin besar periode (m s ) yang dipilih maka semakin lambat besarnya laju kontribusi yang dibayarkan, artinya semakin lambat pula kerugian yang terjadi ditutupi

32 20 (didistribusikan) setiap tahunnnya. Untuk periode optimal m s = 12, walaupun kerugian ditutupi secara lambat namun semakin lama dalam jangka panjang nilai kontribusi ini akan memiliki ragam yang minimum. Standar Deviasi Kontribusi Jangka Panjang Periode optimal (m s * ) akan memberikan nilai ragam yang minimum dari kontribusi yang dibayarkan dalam jangka panjang. Hal ini serupa dengan menyatakan bahwa periode optimal (m s * ) juga akan memberikan nilai standar deviasi yang minimum. Nilai standar deviasi kontribusi jangka panjang saat dipilih periode optimal (m s * ) dari hasil perhitungan sebelumnya akan dibandingkan dengan nilai standar deviasi kontribusi jangka panjang saat dipilih periode yang lebih kecil dan yang lebih besar dari periode optimal (m s * ) (perhitungan di Lampiran 12, 13, dan 14). Perbandingan nilai standar deviasi kontribusi dalam jangka panjang tersebut diberikan pada Tabel 4 berikut: Tabel 4 Standar deviasi kontribusi jangka panjang dengan berbagai periode (m s ) dan standar deviasi tingkat bunga investasi aktual (σ) yang berbeda m s Standar Deviasi C( ) σ = σ = 0.1 σ = m s = m s = m s = Dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa saat periode penyebaran kerugian m s semakin besar, maka nilai standar deviasi kontribusi jangka panjang akan semakin kecil. Namun saat mencapai periode m s *, maka untuk periode yang lebih besar selanjutnya, nilai standar deviasi kontribusi jangka panjang akan semakin besar. Nilai standar deviasi kontribusi jangka panjang yang minimum terletak pada saat periode dipilih m s *. Semakin besar standar deviasi tingkat bunga investasi aktual (σ), maka nilai standar deviasi kontribusi jangka panjang juga akan semakin besar, namun sebaliknya periode optimalnya (m s * ) akan semakin kecil.

PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI

PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI PENENTUAN PERIODE OPTIMAL AMORTIZATION GAINS AND LOSSES DENGAN MEMINIMUMKAN RAGAM KONTRIBUSI JANGKA PANJANG FENNY SILVIASTUTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ASET AKTUARIA PADA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL DAN ARITMATIKA DESYI CHRISTIA

PENENTUAN NILAI ASET AKTUARIA PADA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL DAN ARITMATIKA DESYI CHRISTIA PENENTUAN NILAI ASET AKTUARIA PADA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL DAN ARITMATIKA DESYI CHRISTIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDANAAN PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DENGAN METODE SPREADING GAINS AND LOSSES DAN MODIFIED SPREADING GAINS AND LOSSES NURUL TIKAWATI

PENDANAAN PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DENGAN METODE SPREADING GAINS AND LOSSES DAN MODIFIED SPREADING GAINS AND LOSSES NURUL TIKAWATI PENDNN PROGRM PENSIUN MNFT PSTI DENGN METODE SPREDING GINS ND LOSSES DN MODIFIED SPREDING GINS ND LOSSES NURUL TIKWTI DEPRTEMEN MTEMTIK FKULTS MTEMTIK DN ILMU PENGETHUN LM INSTITUT PERTNIN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Perhitungan Penyesuaian Biaya Normal Dana Pensiun Dinamis Menggunakan Metode Penyebaran (Spread Method) Pada Dana Pensiun Muhammadiyah

Perhitungan Penyesuaian Biaya Normal Dana Pensiun Dinamis Menggunakan Metode Penyebaran (Spread Method) Pada Dana Pensiun Muhammadiyah Perhitungan Penyesuaian Biaya Normal Dana Pensiun Dinamis Menggunakan Metode Penyebaran (Spread Method) Pada Dana Pensiun Muhammadiyah Joko Purwadi Universitas Ahmad Dahlan Jl Prof. Dr.Soepomo Warungboto

Lebih terperinci

PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI

PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI PERHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN-NORMAL MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL IRMA OKTIANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH

PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH PENENTUAN PREMI DAN CADANGAN MANFAAT PADA BEBERAPA JENIS ASURANSI JIWA DENGAN MEMPERHITUNGKAN BIAYA SITI RAHMATUL THAIBAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN Chrisna Sandy 1, Sudarwanto 2, Ibnu Hadi 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau) Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau) Application of Projected Unit Credit Method And The Entry Age

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA

PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA PENENTUAN PREMI TAHUNAN KONSTAN DAN CADANGAN BENEFIT PADA ASURANSI JOINT LIFE BELLA YOSIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 206 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA

PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA PENGHITUNGAN AKTUARIA UNTUK MANFAAT PENSIUN NORMAL MENGGUNAKAN METODE FROZEN INITIAL LIABILITY PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL RAHMADDANI MULIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabungan dan Asuransi Pensiun Tabungan dan asuransi pensiun merupakan tabungan jangka panjang yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Dana Pensiun Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Di sisi lain,

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penghitungan Manfaat dan Iuran Peserta Program Dana Pensiun dengan Metode Projected Unit Credit dan Individual Level Premium pada PT Taspen

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 24 30 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2014), hal 77-82 PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT (STUDI KASUS : PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA SEMARANG) SKRIPSI Disusun Oleh : MUSSANDINGMI ELOK

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross

BAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross BAB III PEMBAHASAN A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross Dalam perkembangan ekonomi, suku bunga konstan dianggap kurang efektif, maka diperlukannya model yang bisa memprediksi

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Matematika Aktuaria yang dibimbing oleh Dr. Isnani Darti,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh :

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh : PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : ADITYAWAN WIDI NUGROHO NIM : J2E 008 001 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang akan membantu pembaca dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang akan dibahas pada bab ini adalah probabilitas,

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan serta menjaga kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus dapat menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE ACCRUED BENEFIT COST PADA PENDANAAN PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH 24010211130052 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA JURUSAN MATEMATIKA

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA JURUSAN MATEMATIKA PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA 1108405009 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 14-21 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN Lia Jenita 1, I Nyoman Widana 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pensiun Pensiun sejauh ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih. Para pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara mereka sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Setiap pegawai memiliki batasan waktu usia untuk bekerja sesuai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 47-54 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian BAB II KAJIAN TEORI A. Probabilitas Teorema 2.1 (Walpole, 1992) Probabilitas menunjukan suatu percobaan mempunyai hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi,

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS

PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS PENERAPAN METODE COST PRORATE CONSTANT PERCENT DALAM PERHITUNGAN IURAN DANA PENSIUN DENGAN SUKU BUNGA STOKASTIK MODEL COX INGERSOLL ROSS TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki pendapatan karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan) adalah suatu upaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah peubah acak waktu meninggal. Fungsi distribusi dinyatakan

Lebih terperinci

METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI

METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pada era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembang sedemikian rupa. Sejalan dengan meningkatnya masyarakat yang memiliki pekerjaan

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01, No. 1 (2012), hal 41 46. PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT) Nurmailis, Neva

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 505-514 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id 0. Konsep Dasar Kematian merupakan kejadian random yang mengandung dampak finansial. Prinsip fundamental yang mendasari dapat diilustrasikan dengan contoh berikut. Misalkan seorang laki laki ingin mengambil

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun disetujui dalam Rapat Komite

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Joint Life Joint life adalah suatu keadaan yang aturan hidup dan matinya merupakan gabungan dari dua faktor atau lebih, misalnya suami-istri, orang tua-anak dan lain

Lebih terperinci

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER Pada bab ini akan ditentukan harga premi pada polis partisipasi yang terdapat opsi surrender pada kontraknya.

Lebih terperinci

MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN

MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN MODEL FUNGSI SALARY DALAM VALUASI PROGRAM PENSIUN TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : Alwin Rianto Kurniawan NIM : 20804001

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan Dalam bab ini akan diulas bagaimana strategi imunisasi multiperiode dapat diterapkan pada salah satu institusi Lembaga Keuangan yang dalam studi kasus ini adalah Dana

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana 5 BAB 2 LANDASAN TEOR 2.1 Dana Pensiun Pemberi Kerja Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang Abstrak Program dana pensiun merupakan salah satu faktor pendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini asuransi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh pemerintah,

Lebih terperinci

PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA

PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA Komisi Penguji PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA UJIAN PROFESI AKTUARIS MATA UJIAN : A60 Matematika Aktuaria TANGGAL : 25 Juni 204 JAM : 09.00-2.00 WIB LAMA UJIAN : 80 Menit SIFAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M.

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M. Judul : Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link dengan Garansi Minimum dan Nilai Cap Menggunakan Metode Point To Point Nama : Ni Luh Juliantari Pembimbing : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan di masa tua. Semua orang selalu berusaha untuk meningkatkan penghasilan pribadi. Penghasilan

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN Agustina Siregar 1, Johannes Kho 2, Aziskhan 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA Farah Kristiani (farah@home.unpar.ac.id) Jurusan Matematika FTIS Universitas Katolik Parahyangan ABSTRACT There

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN Pertemuan ke-: 10, 11, dan 12 Penyusun : Kosim Rukmana Materi: Barisan Bilangan Real 7. Barisan dan Limit Barisan 6. Teorema Limit Barisan 7. Barisan Monoton URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN 7. Barisan dan

Lebih terperinci

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Ruhiyat

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Ruhiyat Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Ruhiyat 5+ Soal & Matematika Aktuaria DRAF JAWABAN UJIAN PAI A6 - MATEMATIKA AKTUARIA 26 NOVEMBER 24 Ruhiyat Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 25 . Sebuah variable

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan tinjauan pustaka, teori penunjang dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka terdiri dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mendasari skripsi ini, teori

Lebih terperinci

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana

Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana Seri Pendidikan Aktuaris Indonesia Donny C Lesmana Matematika Keuangan Elementer Matematika Keuangan Donny Citra Lesmana Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pembebanan aktuaria merupakan kewajiban bagi aktuaris untuk menghitung dana pensiun bagi peserta program pensiun. Aktuaris perlu menghitung iuran pensiun, kewajiban aktuaria,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian

BAB I PENDAHULUAN. kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian didalamnya, antara lain

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT Puteri Ressiana Dewi Achmad, Rini Marwati, Fitriani Agustina Departemen Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam maupun di luar hubungan kerja (KBBI,2000). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam maupun di luar hubungan kerja (KBBI,2000). Sedangkan menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu pekerjaan, pegawai dan sebagainya atau orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting dalam pembangunan nasional. Dalam pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja memiliki peranan yang penting. Tenaga kerja

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA, SE, Ak, MM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Ruang Lingkup - 1 PSAK 24 diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja Kecuali hal-hal yang telah

Lebih terperinci

Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang

Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 2(A) 12202 Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang Yuli Andriani, Des Alwine Z., dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, perlu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: YULI ANITA NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh: YULI ANITA NIM PENGHITUNGAN MANFAAT DAN IURAN PESERTA PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI

PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI PENGGUNAAN VALUE-AT-RISK UNTUK MENGUKUR RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YUNDA FITARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang di dunia ini siapapun dia ingin mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera. Banyak orang kemudian berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang

Lebih terperinci

Judul : Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Endowment Suku Bunga Vasicek dengan Simulasi Monte Carlo ABSTRAK

Judul : Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Endowment Suku Bunga Vasicek dengan Simulasi Monte Carlo ABSTRAK Judul : Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Endowment Suku Bunga Vasicek dengan Simulasi Monte Carlo Nama : Desi Kurnia Sari (NIM: 1208405054) Pembimbing : 1. Drs. I Nyoman Widana, M.Si. 2. Kartika Sari, S.Si,

Lebih terperinci

Perhitungan Iuran Normal Program Pensiun dengan Asumsi Suku Bunga Mengikuti Model Vasicek

Perhitungan Iuran Normal Program Pensiun dengan Asumsi Suku Bunga Mengikuti Model Vasicek Jurnal Matematika Vol. 7, No. 2, Desember 2017, pp. 85-91 ISSN: 1693-1394 Perhitungan Iuran Normal Program Pensiun dengan Asumsi Suku Bunga Mengikuti Model Vasicek I Nyoman Widana Program Study Matematika,

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci