ABSTRACT. Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2.

Transkripsi

1 PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, HARGA JUAL, LUAS LAHAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI 4 NAGARI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat nisha.selvia@gmail.com ABSTRACT This study aims to analyze 1) the effect of climate change on the income of rubber farmers.2) the influence of the selling price on the income of rubber farmers. 3) the effect of land area on the income of rubber farmers. 4) the effect of education level on rubber farmer income. 5) the effect of climate change, selling price, land area and level of education together to rubber farmer's income. This research was conducted in February The research type is descriptive and associative. The population in this study are rubber farmers who live in less fertile areas (SP 1) and in fertile areas (SP2).Sampling technique is Stratified Random Sampling.The results showed that: (1) Climate change is very influential on the income of rubber farmers in 4 Nagari Kambang. A greater influence exists on fertile territory (SP 2) in comparison with less fertile areas (SP 1) shown by their coefficient values of and , respectively with thitung values of 3, 5265> table 2.05 and > tabel (2) The selling price is very influential on the income of rubber farmers in 4 Nagari Kambang. A bigger influence lies in fertile territory (SP 2) in comparison with infertile region (SP 1) which is indicated by the coefficient value respectively of 133,5 and 317,7.Dengan titung value respectively 4,12 > Table 2.05 and 3.80> ttabel (3) Land area is very significant to the income of rubber farmers in 4 Nagari Kambang. Larger influence is in fertile territory (SP2) compared with infertile region (SP 1) which is indicated by the value of coefficient of foreign m of and With tcount value respectively 4.92> table 2.05 and 2.81> table (4) The level of education greatly affects the income of rubber farmers in 4 Nagari Kambang. A greater influence exists on fertile territory (SP 2) in comparison with infertile region (SP 1) which is indicated by its coefficient value of and respectively. With the tcount value of 4.0> ttable 2, 05 and 2.94> table (5) Climate, price, land area and level of education simultaneously have a significant effect on rubber farmers income in 4 Nagari Kambang in Lengayang Subdistrict, Pesisir Selatan Regency. The coefficient value for each region is less fertile (SP 1) and fertile region (SP 2) Fcount 37,395> Ftable 2,80 and Fhitung 29,157> Ftable 2,80 and significant value 0,000 <α = 0,05. Keywords: Climate change, Selling Price, Land Area and Education Level

2 PENDAHULUAN Karet alam adalah salah satu komoditas utama sub-sektor perkebunan yang memiliki peranan besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia.Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi penghasil getah ini.karet tidak hanya diusahakan oleh perkebunanperkebunan besar miliknegara yang memiliki areal mencapai ratusan ribu hektar, melainkan juga diusahakan oleh swasta dan rakyat. Seperti halnya di Nagari Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, sektor pertanian sangat penting peranannya sebagai sumber pendapatan utama bagi masyarakat petani karet. Umumnya para petani karet memproduksi hasil getah karet untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.pendapatan rumah tangga Petani karet saat ini merupakan masalah yang sangat serius karena banyak penduduk yang tinggal di desa bergerak di bidang perkebunan. Pendapatan rumah tangga petani karet berasal dari hasil produksi perkebunan yang dihasilkan dari getah karet. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pendapatan petani karet adalah dengan melihat tingkat perkapita yang mampu dicapai oleh suatu negara atau daerah. PDRB Perkapita merupakan salah satu indikator untuk melihat besarnya rata-rata nilai output yang diterima oleh setiap penduduk dalam satu tahun dari hasil kegiatan perekonomian secara menyeluruh di suatu negara/daerah. PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan sejak tahun 2009 hingga tahun 2014 terus menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat terwujud akibat dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk itu sendiri, sedangkan sebagaimana diketahui, PDRB perkapita tersebut merupakan hasil penghitungan antara total PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku, nilai PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan 2

3 tahun 2014 adalah sebesar 16,54 juta rupiah per orang per tahun. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan PDRB Perkapita tahun 2009 yaitu 9,60 juta rupiah. Pada tahun 2010 tercatat sebesar 10,76 juta rupiah, selanjutnya tahun 2011 sebesar 12,07 juta rupiah, kemudian pada tahun 2012 sebesar 13,25 juta rupiah dan tahun 2013 sebesar 15,02 juta rupiah. Tabel 1.PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tahun PDRB Per Orang(Juta) , , , , , ,54 Sumber : (BPS, 2014) Menurut Sukirno (2008:56) pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan pengeluaran (TC). Sedangkan penerimaan (TR) adalah perkalian antara jumlah yang diperoleh (Q) dengan harga jual (Py). Biaya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak/ sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya di pengaruhi oleh produksi yang diperoleh, misalnya biaya untuk upah tenaga kerja. Pengeluaran (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Menurut Adji, dkk (2004:16) pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masingmasing penduduk dalam suatu negara selama periode tertentu. Perhitungan pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang tinggal di wilayah subur (SP 1) dan wilayah kurang subur (SP 2) sesuai dengan AEZ di 4 Nagari Kambang di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Dan jumlah responden penelitian ini 3

4 adalah sebanyak 56 orang petani dengan masing-masing 28 orang di wilayah subur (SP 1) dan 28 di wilayah kurang subur (SP 2). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan sebagai variabel terikat (Y), perubahan iklim (X1), harga jual(x2), luas lahan (X3), dan tingkat pendidikan (X4). Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Pendapatan (Y) Pendapatan adalah pendapan bersih usaha tani yang di peroleh dari hasil produksi karet setelah di kurangi semua biaya di 4 Nagari Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Pendapatan petani dari hasil panen karet setiap bulannya paling banyak adalah Rp ,- s/d Rp ,- yaitu 32,1% respondendan paling sedikit adalah Rp ,- s/d Rp ,- yaitu 3,7% responden dengan ratarata pendapatan Rp pendapatn tertinggi Rp dan pendapatan terendah Rp ,-. Deskripsi Perubahan iklim (X1) Iklim yaitu gambaran jumlah hari hujan, sehingga menentukan hasil getah karet, apabila jumlah hari hujan lebih banyak maka hasil getah karet akan mencair sedangkan ketika panas getah karet cendrung akan keras dan padat. Jumlah hari hujan yang paling banyak adalah sebanyak 4 hari dalam sebulan yaitu sebanyak 42,2% dan jumlah hari hujan yang paling sedikit adalah 2 hari dalam sebulan yaitu sebanyak 10,7%. DeskripsiVariabel Harga Jual (X2) Harga jual adalah harga karet mentah yang di terima oleh petani karet baik yang di jual ke induak samang (pedagang pengumpul) maupun kepada toke besar dengan ketentuan harga yaitu harga terkini.harga jual karet paling tinggi adalah sebesarrp /kgdengan jumlah 30 petani dengan 53,6% dan harga jual karet paling rendah sebesar Rp

5 9.500/kg dengan jumlah 4 petani dengan 7,1% dan rata-rata harga jual karet adalah sebesar Rp. 9464,28. Deskripsi Variabel Luas Lahan (X3) Harga jual adalah harga karet mentah yang di terima oleh petani karet baik yang di jual ke induak samang (pedagang pengumpul) maupun kepada toke besar dengan ketentuan harga yaitu harga terkini.. Luas lahan karet dengan luas lahan2 Ha dengan jumlah 32 orang petani dengan persentase 57,1% merupakan petani yang mempunyai lahan karet paling banyak dibandingkan dengan yang lain dan petani yang mempunyai lahan karet 4 Ha dengan jumlah petani dengan persentase 5,4%. Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan (X4) Pendidikan dalam hal ini adalan pendidikan non formal. Pendidikan non formal berupa penyuluhan dan pelatihan dari dinas. Tingkat pendidikan non formal petani karet paling banyak mengikuti pelatihan / penyuluhan dari dinas adalah sebanyak 1 kali/ tahun dengan jumlah 46 orang petani dengan persentase 82,1% dan tingkat pendidikan non formal paling sedikit petani yang mengikuti penyuluhan / pelatihan dari dinas 2 kali / tahun dengan jumlah 10 orang petani dengan persentase 17,9% dan ratarata tingkat pendidikan non formal berupa penyuluhan dan pelatihan adalah sebanyak 1,2 kali/tahun. Tabel Hasil Uji Regresi Linear Berganda SP 1 dan SP 2 SP 1 SP 2 Variabel B t B t Constanta Iklim Harga Luas Lahan Tingkat Pendidikan Sumber: Data Primer

6 Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa untuk SP 1 terdapat nilai konstanta sebesar berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas (iklim, harga, luas lahan dan pendidikan) maka nilai variabel terikat (pendapatan) sebesar Sedangkan pada SP 2 nilai konstanta sebesar berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas (iklim, harga, luas lahan dan pendidikan) maka nilai variabel terikat (pendapatan) mengalami kerugian sebesar Untuk SP 1 terdapat nilai koefisien regresi variabel iklim (X 1 ) sebesar yang bertanda negatif. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel 2.05.Apabila perubahan iklim meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan berkurang sebesar satuan. Hal ini berarti jika semakin tinggi jumlah hari hujan maka semakin berkurang jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan Untuk SP 2 terdapat nilai koefisien regresi variabel iklim (X 1 ) sebesar yang bertanda negatif. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel Apabila perubahan iklim meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan berkurang sebesar satuan. Hal ini berarti jika semakin tinggi jumlah hari hujan maka semakin berkurang jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Untuk SP 1 nilai koefisien regresi variabel harga (X 2 ) sebesar yang bertanda positif. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel Hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara harga karet terhadap pendapatan petani.apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan juga meningkat sebesar satuan. Hal ini berarti semakin tinggi harga maka semakin tinggi jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan Untuk SP 2 nilai koefisien regresi variabel harga (X 2 ) sebesar yang bertanda positif.hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara harga karet terhadap pendapatan petani.koefisien ini signifikan 6

7 dengan t hitung sebesar >t tabel sebesar2.05.apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan juga meningkat sebesar satuan. Hal ini berarti semakin tinggi harga maka semakin tinggi jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Untuk SP 1 nilai koefisien regresi variabel luas lahan (X 3 ) sebesar yang bertanda positif.hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara luas lahan terhadap pendapatan petani. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel sebesar2.05 Apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan meningkat pula sebesar satuan. Hal ini berarti semakin luas lahannya maka semakin tinggi pula jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan untuk SP 2 nilai koefisien regresi variabel luas lahan (X 3 ) sebesar yang bertanda positif. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel sebesar2.05 Hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara luas lahan terhadap pendapatan petani. Apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan meningkat pula sebesar 0.245satuan. Hal ini berarti semakin luas lahannya maka semakin tinggi pula jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Untuk SP 1 nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan (X 4 ) sebesar yang bertanda positif.hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara tingkat pendidikan petani karet terhadap pendapatan petani karet. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel sebesar2.05 Apabila tingkat pendidikan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan meningkat pula sebesar satuan. Hal ini berarti semakin banyak pendidikan yang diterima petani karet maka semakin banyak pula jumlah pendapatan petani karet di Nagari Kambang Timur dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan Untuk SP 2 nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan (X 4 ) 7

8 sebesar yang bertanda positif.hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara tingkat pendidikan petani karet terhadap pendapatan petani karet. Koefisien ini signifikan dengan t hitung sebesar >t tabel sebesar2.05. Apabila tingkat pendidikan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan meningkat pula sebesar satuan. Hal ini berarti semakin banyak pendidikan yang diterima petani karet maka semakin banyak pula jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang dengan asumsi ceteris paribus. Uji Hipotesis Hipotesis 1 Untuk SP 1 terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel iklim (X 1 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 Nagari Kambang.diperoleh nilai t hitung sebesar 3,676 > t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,001 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara iklim terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Sedangkan untuk SP 2 terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel iklim (X 1 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4Nagari Kambang diperoleh nilai t hitung sebesar 2,511 > t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,020 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara iklim terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Hipotesis 2 Untuk SP 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga jual (X 2 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 Nagari Kambang.nilai t hitung sebesar 4,098 > t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara harga karet terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Sedangkan untuk SP 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga (X 2 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 8

9 Nagari Kambang.harga nilai t hitung sebesar 5,303> t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara harga karet terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Hipotesis 3 Untuk SP 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara luas lahan (X 3 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 Nagari Kambang.Pada tabel dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 4,832 > t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Sedangkan untuk SP 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara luas lahan (X 3 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 Nagari Kambang.dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 5,685> t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Hipotesis 4 Untuk SP 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pendidikan (X 4 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 Nagari Kambang. Pada tabel dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 2,967 > t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,007 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara pendidikan petani karet terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Sedangkan untuk SP 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pendidikan (X 4 ) terhadap pendapatan petani karet (Y) di 4 Nagari Kambang.Pada tabel dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 2,184 > t tabel sebesar 2,05 dengan nilai signifikan 0,039 < α = 0,05, 9

10 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara pendidikan petani karet terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah yang kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisiennya masing-masing sebesar -0,059 dan -0,059. Artinya jika perubahan iklim meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan berkurang masing-masing sebesar -0,059 dan -0,059. Hal ini berarti semakin tinggi jumlah hari hujan maka akan semakin menurun pendapatan petani karet. dengan nilai t hitung masingmasing -3,676 >t tabel 2,05 dan - 2,511 >t tabel 2,05. berarti H a di terima dan H 0 di tolak. 2. Harga jual sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisiennya masingmasing sebesar 0,913 dan 1,535. Artinya jika semakin tinggi harga jual pada karet maka semakin tinggi jumlah pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Dengan nilai t hitung masing-masing 4,098 >t tabel 2,05 dan 5,303 >t tabel 2,05. berarti H a di terima dan H 0 di tolak. 3. Luas lahan sangat berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah kurang subur 10

11 (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisien masing-masing sebesar 0,128 dan 0,245. Artinya jika semakin luas lahan yang di miliki petani karet di 4 Nagari Kambang maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang di peroleh. Dengan nilai t hitung masing-masing 4,832 >t tabel 2,05 dan 5,685 >t tabel 2,05. berarti H a di terima dan H 0 di tolak. 4. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. pengaruh yang lebih besar terdapat pada wilayah yang subur (SP 2) di bandingkan dengan wilayah kurang subur (SP 1) yang di tunjukan oleh nilai koefisiennya masing-masing sebesar 0,131 dan 0,169. Artinya jika semakin sering petani karet mengikuti penyuluhan/pelatihan dari dinas maka akan semakin tinggi pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang. Dengan nilai berarti H a di terima dan H 0 di tolak. 5. Iklim, harga, luas lahan dan tingkat pendidikan secara bersamaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan petani karet di 4 Nagari Kambang di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk SP 1 dengan nilai F hitung 32,778 > F tabel 2,80 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, sedangkan untuk SP 2 dengan nilai F hitung 46,288 > F tabel 2,80 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa (Iklim, harga jual, luas lahan dan tingkat pendidikan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan artinya semakin bagus iklim, meningkat harga jual, lahannya semakin luas, dan pendidikan bertambah maka pendapatan akan juga akan meningkat. t hitung masing-masing 2,967 >t tabel 2,05 dan 2,184 >t tabel 2,05. 11

12 DAFTAR PUSTAKA Adji, Wahyu, dkk. (2004). Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Ansofino, Mahdi, Farida, Rizki, A., Lindenstruth, F., & Yolamalinda. (2017). Assessing the Climate Change Impact on Farmers Household Welfare According to West Sumatra Agro-Ecological Zone, 15(5), Sukirno, Sadono. (2008). pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syofian, Siregar Statistik Parametrik Penelitian Kuantitatif dan Aplikasi SPSS. Jakarta:PT. Bumi Aksara. Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS 20. Semarang.Universitas Semarang. Irianto, Agus Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Prenada Media Group. Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Mikro Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soekartawi Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 12