p,tl Padang, Sepfember 2016 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "p,tl Padang, Sepfember 2016 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL"

Transkripsi

1 PENGARUH HARGA SAWIT, JUMLAH PRODUKSI, KONSUMSI RT, TABUNGAN RT, DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT JURNAL HAMDANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMBAR 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL PENGARUH HARGA SAWIT, JUMLAH PRODUKSI, KONSUMSI RT, TABUNGAN RT, DAN PERUBATIAN II(LIM TERIIADAP PENDAPATAN RT PETANI SAWIT DI KEC. KAMANG BARU KAB. SIJUNJUNG PADA PERKEBUNAN KELAPA SAIYIT Oleh: Narna NPM Program Studi Institusi Hamdani ]209al04 Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIF) PGRI Sumatera Bmat Padang, Sepfember 2016 Disetujui Oleh, Pembimbing Pembimbing II p,tl (Pufri Meliza Sari, ME)

3 PENGARUH HARGA SAWIT, JUMLAH PRODUKSI, KONSUMSI RT, TABUNGAN RT, DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN RT PETANI SAWIT DI KEC. KAMANG BARU KAB. SIJUNJUNG PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Oleh : Hamdani 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat hamdaniii494@gmail.com. Ansofino2001@yahoo.com. aiputri_melizasari@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: Pengaruh tingkat harga sawit, jumlah produksi, konsumsi rumah tangga, tabungan rumah tangga dan perubahan iklim terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. 1) tingkat harga sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana nilai koefisien sebesar 1,642. 2) Jumlah produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana nilai koefisien sebesar 0,253. 3) Konsumsi rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana nilai koefisien sebesar 0,257. 4) Tabungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana nilai koefisien sebesar 0,292. 5) Perubahan iklim berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana nilai koefisien sebesar 0,246. 6) Tingkat harga sawit, jumlah produksi, konsumsi rumah tangga, tabungan rumah tangga dan iklim secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana diperoleh nilai F hitung 303,665 > F tabel 2,32 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Kata Kunci: Tingkat Harga, Jumlah Produksi, Konsumsi RT, Tabungan RT, Perubahan Iklim, terhadap Pendapatan RT Petani Sawit. ABSTRACT This study aimed to analyze: Influence of level of oil prices, the amount of production, household consumption, household savings and climate change on household income of smallholders. 1) level of oil prices and a significant positive effect on household income. Where the coefficient value of ) Total production of positive and significant effect on household income. Where the coefficient value of 0,253. 3) Household consumption and a significant positive effect on household income. Where the coefficient value of ) Household savings are positive and significant impact on household income. Where the value of the coefficient of ) Climate change is positive and significant effect on household income. Where the coefficient value of ) The level of oil prices, the amount of production, household consumption, household savings and climate together positive and significant impact on household income. Where the obtained value of F > Ftable 2.32 with a significant level of <α = This means Ha accepted and H0 is rejected. Keywords: the Price Level, Total Production, Consumption RT, RT Savings, Climate Change, the RT Income Smallholders.

4 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pertanian masa kini adalah pertanian modern yang menghubungkan segala faktor kehidupan dalam pengusahaannya, baik itu faktor sosial, ekonomi, teknologi, informasi, dan bisnis. Namun, secara umum saat ini pertanian telah menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan. Sumatera Barat merupakan salah satu Provisinsi di Indonesia yang sumber pendapatannya didominasi oleh sektor pertanian, ini dapat dilihat dari PDRB Sumatera Barat, dimana sektor pertanian memberikan kontribusi yang paling besar. Hal ini tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Sijunjung, dimana sumber pendapatan yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB adalah sektor pertanian, karena laba merupakan hal yang menjadi tujuan utama dalam kegiatan pertanian. Penjualan yang dilakukan tidak menjamin petani memperoleh laba, hal ini disebabkan hasil penjualan masih harus dikurangkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam menghasilkan produksinya seperti biaya pupuk, upah tenaga kerja dan transportasi. Bila hasil penjualan lebih kecil dari pada biaya-biaya yang dikeluarkan maka petani akan mengalami kerugian. Oleh karena hasil dari penjualan yang biasa disebut dengan omset penjualan harus dapat memadai atau lebih besar dari biayabiaya yang dikeluarkan oleh petani sehingga petani akan memperoleh pendapatan yang diinginkan. Biaya produksi merupakan semua pengeluran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut ( Sukirno, 2010:208). Pengeluaran yang tidak bisa dikontrol akan mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan petani meminimalkan biaya dari produksi tanpa mengurangi mutu, dan kualitas produk. Salah satu pengaruhnya yaitu tingkat pendapatan para petani. Seorang petani berkepentingan untuk meningkatkan penghasilan taninya, petani harus memaksimalkan produksinya dan mereka juga berkepentingan agar biaya produksi dapat ditekan, sehingga petani tidak mengalami pembengkakan dalam mendanai operasional usaha taninya. Kelapa sawit adalah salah satu alternatif yang sangat menjanjikan. Kelapa sawit merupakan tanaman serbaguna, dengan nilai yang paling tinggi dan perawatan yang tidak terlalu sulit. Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidaklah sama, tergatung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun turut sebagai penentu pencapaian produksi. Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas yang memiliki peranan penting sebagai penghasil devisa negara terbesar perlu diberikan perhatian untuk menunjang keberlangsungan produksinya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian apakah faktor produksi ini salah satu penentu yang mempengaruhi pendapatan petani kelapa sawit

5 tersebut.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kelapa sawit di Kenagarian Kamang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung sehingga diharapkan dapat dibentuk sebuah sistem perkebunan yang bermutu dengan pendapatan yang maksimal. Konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan dengan jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini sangat erat kaitannya dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan berpasangan. Sehubungan dengan hal diatas, pengertian pendapatan dapat berbeda-beda tergantung dari sudut mana pendapatan ini dipandang. Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi yaitu : Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk aktiva yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan dan pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa. Berdasarkan dari data BPS yang merupakan data PDRB kabupaten Sijunjung yang termuat pada table 1, yang mana akan dibandingkan dengan table 2 yang merupakan data PDRB kabupaten Sawahlunto, yang mana pertumbuhan PDRB perkapita kabupaten Sijunjung adalah tahun 2010 (-), 2011 (4.07), 2012 (4.09), 2013 (4.22), 2014 (4.07) s etiap tahunnya PDRB perkapita tidak stabil, yaitu naik turun, dan pertumbuhan PDRB perkapita kabupaten Sawahlunto adalah tahun 2010 ( -), 2011 (4.36), 2012 (4.19), 2013 (5.12), 2014 (4.91) s etiap tahunnya PDRB perkapita tidak stabil, yang mana terdapat pada table 1 dan table 2 dibawah ini: Tabel 1:Produk Domestik Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten Sijunjung Uraian Nilai PDRB (Miliar Rp) - ADHB - ADHK PDRB Per Kapita (Ribu Rp) - ADHB - ADHK Pertum buhan PDRB Per Kapita ADHK 2010/ Jumlah Pendud uk (000 orang Pertum buhan 4, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS kabupaten Sijunjung Tabel 2:Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB perkapita Sawahlunto Uraian Nilai PDRB (Miliar Rp) - ADHB - ADHK PDRB Perkapit a (Ribu Rp) -ADHB - ADHK Pertum buhan PDRB perkapit a ADHK 2010/ Jumlah Pendud uk 1 695, , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber: BPS kabupaten Sijunjung

6 Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa pertanyaan, yaitu: adakah pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan sawit kabupaten Sijunjung?,adakah pengaruh tingkat harga sawit terhadap pendapatan kabupaten Sijunjung?, adakah pengaruh iklim terhadap pendapatan sawit kabupaten Sijunjung?, adakah pengaruh konsumsi rumah tangga terhadap pendapatan sawit kabupaten Sijunjung?,adakah pengaruh tabungan rumah tangga terhadap pendapatan kabupaten Sijunjung?, adakah pengaruh jumlah produksi sawit terhadap pendapatan kabupaten Sijunjung?, adakah pengaruh jumlah penduduk terhadap pendapatan kabupaten Sijunjung? Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka perlu dilakukan penelitian. Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat sebuah karya ilmiah yang akan diteliti dalam bentuk skripsi dengan judul, Pengaruh Tingkat Harga Sawit, Jumlah Produksi, Konsumsi Rumah Tangga, Tabungan Rumah Tangga, dan Perubahan Iklim terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat di Kenagarian Kamang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung pada Perkebunan Kelapa Sawit, namun dalam penelitian ini akan dilakukan metode Stratified Random Sampling (Acak berstrata), yang mana aka ada 3 x regresi yaitu kelompok sampel berlahan luas, kelompok sampel berlahan sempit dan kelompok total. Menurut (Sukirno, 2002:21) pendapatan bersih adalah selisih penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan dalam proses produksi, dimana semua input memiliki keluarga diperhitungkan sebagai biaya produksi. Total Revenue (TR) adalah jumlah produksi yang dihasilkan, dikalikan dengan harga produksi dan pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya. Secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut. Menurut (Soekartawi, 2012:17) pendapatan petani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Untuk menghitung pendapatan bersih diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ` ᴫ = TR TC Dimana: ᴫ TR TC = Pendapatan Bersih = Pendapatan Total = Biaya Total Untuk menghitung pendapatan bersih terlebih dahulu harus diketahui tingkat pendapatan total dan pengeluaran pada periode tertentu. Pendapatan total didekati dengan persamaan sebagai berikut: TR = P x Q Dimana: TR P Q = Pendapatan Total = Harga Sawit (Rp/kg) = Jumlah Produksi Sawit (kg) Biaya petani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya total tetap (TFC) adalah biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya total variabel (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Tota biaya

7 (TC) adalah jumlah dari biaya total tetap (TF C) dan biaya total variabel (TVC), maka secara matematika dapat ditulis sebagai berikut: TC = TFC + TVC Dimana: TC TFC TVC = Total Biaya = Biaya tota tetap = Biaya total variabel Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia pasti mempunyai dan mengharapkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, sewa dan termasuk juga beragam tunjangan seperti: kesehatan dan pensiun. Pendapatan merupakan tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemiskinan yakni dengan melihat pendapatan perkapita pertahun dari suatu negara. Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa (Saladin, 2003:95). Keberhasilan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat dapat dilihat dari keberhasilan perusahaan tersebut. Menurut Buchari (2002:169), harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Menurut Dharmesta dan Irawan (2005:241), harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut (Joesron dan Fathorrozi: 2003), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum. Menurut (Dumairy : 2004), barang konsumsi adalah barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposable) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan : C = a + By dimana, (a) adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, (b) adalah kecondongan konsumsi marginal, (c) adalah tingakat konsumsi, dan (Y) adalah tingkat pendapatan nasional. Tabungan nasional ( national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan konsumsi. Dalam suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman dari luar negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama dengan tabung an nasional (S+(T -G)) ditambah dengan pinjaman dari luar negeri (X-M).

8 Iklim adalah gambaran cuaca yang terjadi disuatu daerah baik akan terjadi hujan maupun panas. Perubahan iklim adalah akibat perbuatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga mengubah komposisi atmosfer global dan iklim alami yang dapat diamati selama periode waktu tertentu. Menurut (Dedi Hermon, 2010:1). Dengan adanya fakta di lapangan dan teori yang terdapat pada latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang Pengaruh Harga Sawit, Jumlah Produksi, Konsumsi RT, Tabungan RT, dan Perubahan Iklim terhadap Pendapatan RT Petani Sawit di kec. Kamang Baru kab. Sijunjung pada Perkebunan Kelapa Sawit.. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kec. Kamang Baru Kab. Sijunjung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016.Adapun yang menjadi populasi yang akan diteliti adalah rumah tangga petani yang memiliki lahan sawit yang berjumlah 120 orang. Mengingat jumlah populasi yang cukup besar, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 91 orang RT petani, yang mana pada penelitian ini akan dilakukan 3x regresi, yaitu : petani berlahan luas, petani berlahan sempit, dan total. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif banyak menggunakan angka yang dimulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data hingga hasil yang diperolehnya. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme yang memandang realitas atau fenomena yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala sebab akibat. 1. Uji Persyaratan Analisis Sebelum model diestimasi maka dilakukan uji persyaratan analisis sebagai berikut: 1) Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas b) Uji Heteroskedastisitas c) Uji Multikolonieritas d) Uji Autokorelasi 2) Uji Kelayakan Model a) Uji Likelihood Ratio b) Uji Ramsey Uji Analisis 1) Uji F 2) Uji Regresi Linear Berganda HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data mengenai PDRB per kapita diperoleh dari data BPS kab. Sijunjung pada tahun Setelah melakukan penelitian terhadap 120 rumah tangga petani sawit mengenai pendapatan RT petani dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS Eviews, maka dapat dideskripsikan variabel pendapatan (Y) untuk kelompok sampel

9 berlahan luas nilai koefisiennya adalah sebesar dan t hitung 0.286< t table 1.99, sedangkan untuk kelompok sampel berlahan sempit dengan nilai koefisien sebesar dan t hitung < t table Dari Tabel diatas kita dapat melihat perbandingan pendapatan petani sawit berlahan luas dan sempit : Koefisien harga sawit pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 0,690 nilai koefisien ini tidak signifikan karena t hitung sebesar 0,911 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 1,401, nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 3,008 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi perubahan harga maka pendapatan petani berlahan sempitlah akan lebih terpengaruhi berlahan luas. Koefisien harga pada data total adalah sebesar 1,642 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 2,868 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat harga sawit terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. Koefisien jumlah produksi sawit pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 0,593 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 5,904 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar - 0,007, nilai koefisien ini tidak - 0,151 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan jumlah produksi maka pendapatan petani berlahan luaslah akan lebih terpengaruhi berlahan sempit. Koefisien jumlah produksi pada data total adalah sebesar 0,253 nilai koefisien ini 5,135 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat jumlah produksi terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. Koefisien konsumsi pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar -0,015 nilai koefisien ini tidak signifikan karena t hitung sebesar --0,190 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 0,474, nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 8,650 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan konsumsi maka pendapatan petani berlahan sempitlah akan lebih terpengaruhi berlahan luas. Koefisien konsumsi pada data total adalah sebesar 0,257 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 4,016 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara konsumsi terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. Koefisien tabungan pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 0,391 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 1,993 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan

10 kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 0,277, nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 10,144 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan tabungan maka pendapatan petani berlahan sempitlah akan lebih terpengaruhi dibandingkan dengan petani berlahan luas. Koefisien tabungan pada data total adalah sebesar 0,292 nilai koefisien ini 7,794 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tabungan terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. Koefisien iklim pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 1,150 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 4,955 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 0,239, nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 2,874 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi maka pendapatan petani berlahan luaslah akan lebih terpengaruhi dibandingkan dengan petani berlahan sempit. Koefisien iklim pada data total adalah sebesar 0,246 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 2,050 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. Dari semua variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kelompok sampel berlahan luas adalah variabel iklim, karena dari kesemua variabel nilai koefisien iklim yang paling besar yaitu sebesar 1,150, yang akan sangat berpengaruh apabila terjadi perubahan iklim maka kelompok sampel barlahan luas yang sangat terpengaruhi. Dan dari semua variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kelompok sampel berlahan sempit adalah harga, karena dari keseluruhan variabel nilai koefisien harga yang paling besar yaitu sebesar 1,401, yang mana akan sangat berpengaruh apabila terjadi perubahan harga maka kelompok berlahan sempitlah yang sangat terpengaruhi. Dari hasil pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel model summary diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,954 yang artinya 95,40% perubahan pada variabel dependen ( pendapatan rumah tangga) dapat dijelaskan oleh variabel independen ( tingkat harga sawit, jumlah produksi, konsumsi rumah tangga, tabungan rumah tangga dan iklim) sedangkan sisanya sebesar 4,60% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Tingkat harga sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Koefisien harga sawit pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 0,690 nilai

11 koefisien ini tidak signifikan karena t hitung sebesar 0,911 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 1,401, nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 3,008 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi perubahan harga maka pendapatan petani berlahan sempitlah akan lebih terpengaruhi berlahan luas. Koefisien harga pada data total adalah sebesar 1,642 nilai koefisien ini 2,868 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat harga sawit terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. b. Jumlah produksi sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Koefisien jumlah produksi sawit pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 0,593 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 5,904 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar -0,007, nilai koefisien ini tidak signifikan karena t hitung sebesar -0,151 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan jumlah produksi maka pendapatan petani berlahan luaslah akan lebih terpengaruhi berlahan sempit. Koefisien jumlah produksi pada data total adalah sebesar 0,253 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 5,135 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat jumlah produksi terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. c. Konsumsi rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Koefisien konsumsi pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar -0,015 nilai koefisien ini tidak signifikan karena t hitung sebesar -0,190 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 0,474, nilai koefisien ini 8,650 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan konsumsi maka pendapatan petani berlahan sempitlah akan lebih terpengaruhi berlahan luas. Koefisien konsumsi pada data total adalah sebesar 0,257 nilai koefisien ini 4,016 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara konsumsi terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. d. Tabungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Koefisien tabungan pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah

12 sebesar 0,391 nilai koefisien ini 1,993 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 0,277, nilai koefisien ini 10,144 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan tabungan maka pendapatan petani berlahan sempitlah akan lebih terpengaruhi berlahan luas. Koefisien tabungan pada data total adalah sebesar 0,292 nilai koefisien ini 7,794 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara tabungan terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. e. Iklim berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Koefisien perubahan iklim pada kelompok sampel petani berlahan luas adalah sebesar 1,150 nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 4,955 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99 nilai koefisien ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kelompok sampel berlahan sempit dengan koefisien sebesar 0,239, nilai koefisien ini signifikan karena t hitung sebesar 2,874 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya apabila terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi maka pendapatan petani berlahan luaslah akan lebih terpengaruhi berlahan sempit. Koefisien iklim pada data total adalah sebesar 0,246 nilai koefisien ini 2,050 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim terhadap pendapatan rumah tangga petani sawit. f. Secara keseluruhan variabel untuk kelompok sampel berlahan luas yang lebih berpengaruhi adalah variabel iklim, yang mana nilai koefisiennya lebih besar dari variabel lainnya yaitu sebesar 1,150, jadi apabila terjadi perubahan iklim maka yang lebih berpengaruh adalah kelompok sampel berlahan luas. Sedangkan untuk sacara keseluruhan variabel untuk kelompok sampel berlahan sempit yang lebih berpengaruh adalah variabel harga, yang mana nilai koefisien harga yang lebih besar dari variabel yang lain yaitu sebesar 1,401, jadi apabila terjadi perubahan harga maka kelompok sampel belahan sempit yang sangat dipengaruhi. g. Tingkat harga sawit, jumlah produksi, konsumsi rumah tangga, tabungan rumah tangga dan perubahan iklim secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Dimana diperoleh nilai F hitung 303,665 > F tabel 1,99 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk pendapata rumah tangga untuk

13 masa yang akan datang penulis menyarankan: a. Untuk harga sawit harus meningkatkan harga pembelian sawit agar para petani sawit mendapatkan peningkatan pendapatan rumah tangganya. b. Untuk jumlah produksi petani sawit harus meingkatkan jumlah produksinya dengan cara menambah lahan produksi sehingga pendapatan sawit semakin meningkat. c. Untuk konsumsi rumah tangga, sebaiknya petani sawit harus mempertimbangkan pengeluaran untuk sawit sehingga pengeluaran untuk harga sawit lebih kecil dari pendapatan sawit. d. Untuk tabungan rumah tangga, sebaiknya petani sawit harus mempertimbangkan pengeluaran untuk sawit sehingga pengeluaran untuk harga sawit lebih kecil dari pendapatan sawit dan dapat ditabung. e. Untuk iklim, sebaiknya petani sawit harus memperhatikan curah hujan untuk perebunan sawit dan juga memperhatikan sumber air selain curah hujan untuk perkebunan sawit. f. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang. Multivariate Dengan Program IBM SPSS. Semarang: UNDIP. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sukirno, S. (2002). pengantar teori mikro.pdf (3rd ed.). Bandung: Rajawali Perss. Daftar Pustaka Dumairy. (2004). Matematika Terapan Bisnis dan Ekonomi (7th ed.). Yogjakarta: BPFE. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

JURNAL. Oleh : YULISA NPM PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh : YULISA NPM.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : YULIA

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL

PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Oleh : SISKA JULISA NPM. 11090056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2.

ABSTRACT. Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, HARGA JUAL, LUAS LAHAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI 4 NAGARI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA 12090014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT

PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT. BANK PERKREDITAN RAKYAR (BPR) PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA E-JURNAL Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya, dengan cara mengembangkan seluruh sektor

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI 10090147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG E-JURNAL YENI AZIKA 11090064 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Noflisa Setia Karnela 11090264 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : RITNA GUSLIAH

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : RITNA GUSLIAH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGARUH METODE MENGAJAR GURU,PENGELOLAAN KELAS, FASILITAS DI SEKOLAH DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 RAO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, JAM KERJA DAN JUMLAH PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN DI UD. WARGA TEKNIK NAGARI AIR BANGIS, KECAMATAN SUNGAI BEREMAS JURNAL

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, JAM KERJA DAN JUMLAH PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN DI UD. WARGA TEKNIK NAGARI AIR BANGIS, KECAMATAN SUNGAI BEREMAS JURNAL PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, JAM KERJA DAN JUMLAH PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN DI UD. WARGA TEKNIK NAGARI AIR BANGIS, KECAMATAN SUNGAI BEREMAS JURNAL NAIRONY BUSYRO NPM : 11090066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PBAB II URAIAN TEORITIS

PBAB II URAIAN TEORITIS PBAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Endang Puspasari (1999) skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas Ekonomi. Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Income Of Rice Farmers, Climate Change, Production, Price, Education Level.

ABSTRACT. Keywords: Income Of Rice Farmers, Climate Change, Production, Price, Education Level. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, PRODUKSI, HARGA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAPPENDAPATAN PETANI PADIDI NAGARI TIGO JANGKO KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR Arif Rahmansyah 1,Ansofino 2, Wati 2 Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MAN 2 BATUSANGKAR E-JURNAL

PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MAN 2 BATUSANGKAR E-JURNAL PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MAN 2 BATUSANGKAR E-JURNAL Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL.

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL. PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh : BEBI MARTIKA NPM.11090318 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL Oleh: TUTI SEPTIANA NPM.11090062 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) Noor Afsani Rambe

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) Noor Afsani Rambe PENGARUH PARTISIPASI SISWA, PERHATIAN ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMAN 1 TANJUNG MUTIARA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani

Lebih terperinci

GUSMA YELVI NIM

GUSMA YELVI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI KARET DI KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pedidikan (Strata 1) GUSMA YELVI NIM. 12090053

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Adapun metode dalam penelitian ini mencakup tentang pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: GUSNITA NPM. 12090025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL Oleh: DEDI DIANTO NPM: 10090074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT Oza Gesti Wahyuni 1, Nilmadesri Rosya 2, Rika Verawati 2 1 MahasiswaProgram

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: Yunita Mairani

JURNAL. Oleh: Yunita Mairani PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, KESIAPAN BELAJAR, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII DI SMPN 33 PADANG JURNAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode survei untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan peternak

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani I. Pendahuluan Setiap kegiatan pada proses produksi dalam usahatani menimbulkan pengorbanan hasil yg diperoleh Korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. 46. Tempat penelitian ini dilakukan di BMT Nurul Jannah yang berada di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. 46. Tempat penelitian ini dilakukan di BMT Nurul Jannah yang berada di Jl. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk pada penelitian terapan (applied research) yakni, penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. 71 Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. 71 Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang dituntut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif karena dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis. Dalam pembahasannyan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan Petani Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun, penentuan Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berada di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur Karakteristik pembudidaya ikan KJA di Jatiluhur dilihat dari umur, pengalaman dan pendidikan.

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI Syaifuddin, Adi Bhakti, Rahma Nurjanah Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan petani penggarap, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan yang terdaftar di BEI dan perusahaan yang terdaftar ke dalam kelompok perusahaan foods and baverages tahun

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, dengan waktu pelaksanaan pengumpulan data pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH LUAS LAHAN, PERUBAHAN IKLIM, TENAGA KERJA DAN MODAL KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh : Muharani 1, Yolamalinda 2, Yosi Eka Putri 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

Lebih terperinci

PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA (KELURAHAN TALANG PUTRI KOTA PALEMBANG)

PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA (KELURAHAN TALANG PUTRI KOTA PALEMBANG) 1 PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA (KELURAHAN TALANG PUTRI KOTA PALEMBANG) Hafsah Nur 1, Syafitri Lili 2, Juwita Ratna 3 Jurusan Manajemen STIE Multi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

Pengaruh Total Bagi Hasil, Tingkat Inflasi, dan Pendapatan Terhadap Jumlah Simpanan Mudharabah Pada PT. BTN SYARIAH CABANG TUANKU TAMBUSAI

Pengaruh Total Bagi Hasil, Tingkat Inflasi, dan Pendapatan Terhadap Jumlah Simpanan Mudharabah Pada PT. BTN SYARIAH CABANG TUANKU TAMBUSAI Pengaruh Total Bagi Hasil, Tingkat Inflasi, dan Pendapatan Terhadap Jumlah Simpanan Mudharabah Pada PT. BTN SYARIAH CABANG TUANKU TAMBUSAI Influence of Total Profit Sharing, Inflation rate, and Income

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA 2010-2015 Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Septi Eka Wulandari : 2A214142

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK

PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK Kiki Karmila 1, Rizky Natassia 2, Sri Wahyuni 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM. 1 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Oleh AMINAH NPM. 09090201 Disetujui: Pembimbing 1 Pembimbing II Dra. Yenni Del Rosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekenomian dari suatu daerah. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur Propinsi Bangka Belitung yang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Gantung, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. 24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO Kiki Diantoro 1, M. Sunarsih 2, Djoko Soejono 3 1) Alumni Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1 Dan data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 1995-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( ) ECONOMICA ISSN : 2302-1590 E-ISSN: 2460 190X Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (134-142) PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN 2003-2012 Ni Kadek Murniasih1, Ketut Dunia1, Made Ary Meitriana2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 1, Februari 2015:

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 1, Februari 2015: Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 1, Februari 2015: 39-44 www.jab.fe.uns.ac.id Universitas Islam Batik Surakarta Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh resiko keuangan, dan nilai saham

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010-

BAB 3 METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010- 34 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010-2012 melalui

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI TERMINAL KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI TERMINAL KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG JURNAL 1 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI TERMINAL KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG JURNAL AYU PUSPITA NPM: 10090046 Konsentrasi: Akuntansi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (3): 600-611 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat

Lebih terperinci

PENGARUH PEKERJAAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI PT. BPR-LPN PANAMPUNG KABUPATEN AGAM JURNAL.

PENGARUH PEKERJAAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI PT. BPR-LPN PANAMPUNG KABUPATEN AGAM JURNAL. PENGARUH PEKERJAAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI PT. BPR-LPN PANAMPUNG KABUPATEN AGAM JURNAL Oleh : RAHMAT BUDIMAN 11090266 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan indeks pembangunan manusia juga telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang tidak hanya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Riza Okvi Yenni 1, Sri Maryati 2, Yolamalinda 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara agraris, yaitu negara yang penghasilan penduduknya sebagian besar berasal dari hasil bercocok tanam padi sawah dan kebanyakan penduduknya

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) DESI RATNA SARI

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) DESI RATNA SARI PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA N 2SAWAHLUNTO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

E-JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) WINDA AGUSTIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

E-JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) WINDA AGUSTIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA, PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1. III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan perkapita diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci