Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT"

Transkripsi

1 193 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN KACANG METE DI KABUPATEN BUTON Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT The study aimed to find out and to analyze factors affecting the amount of profit earned by the processors from cashew processing. The study was conducted in June There were 61 respondents of cashew nuts processors that selected using simple random sampling method. Data were collected through direct interview and were analyzed using multiple linear regression. Based on the study, cost of sacks and labors were statistically affected and negatively correlated with profit, but marketing cost and cashew nuts production were statistically affected and positively correlated with the profit. This study also showed that the selling price of cashew nuts were not statistically affected to the profit. Keywords: cashew nuts, factors affecting, processors, profit PENDAHULUAN Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya pertanian dan agroklimat yang sesuai untuk pengembangan tanaman jambu mete. Potensi jambu mete di Sulawesi Tenggara tersebar di 12 daerah kabupaten/kota yang diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat. Areal tanaman jambu mete yang menghasilkan di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 seluas ,6 ha dengan produksi ,9 ton biji mete gelondongan kering (Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara, 2011). Berdasarkan data luas lahan dan produksi, diketahui bahwa secara ekonomi tanaman jambu mete merupakan salah satu potensi sumber pendapatan utama bagi petani di Sulawesi Tenggara. Produksi mete gelondongan kering yang dihasilkan dapat dijadikan sumber bahan baku bagi usaha pengolahan kacang mete. Melalui kegiatan pengolahan tersebut diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang signifikan bagi petani pengolah, sehingga petani mampu meningkatkan pendapatan keluarga. Hasil penelitian Indrawanto et al. (2003) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani jambu mete di Sulawesi Tenggara, menyimpulkan bahwa prioritas pembangunan usahatani jambu mete yang tangguh di Sulawesi Tenggara adalah peningkatan kekuatan modal petani melalui pola pendanaan eksternal dari perbankan dengan persyaratan mudah dan bunga yang lunak, serta peningkatan teknologi budidaya jambu mete melalui penerapan teknik budidaya yang spesifik lokasi. Selain itu, diperlukan pengembangan industri pengacipan di lokasi sentra produksi mete untuk memperluas pasar mete bagi petani. Kabupaten Buton merupakan salah satu daerah sentra produksi jambu mete di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tanaman jambu mete diusahakan di 19 kecamatan dari 21 kecamatan yang berada di Kabupaten Buton. Produksi jambu mete di Kabupaten Buton pada tahun 2009 sebesar ton dimana 2.456,73 ton atau 34,08% dari jumlah produksi tersebut dihasilkan petani jambu mete di Kecamatan Gu dan Lakudo (Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton, 2011). Selain itu, kedua kecamatan tersebut merupakan daerah sentra pengolahan kacang mete di Kabupaten Buton. Usaha pengolahan kacang mete tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan kacip untuk membelah biji mete. Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa penggunaan alat tersebut mengakibatkan pecah/hancurnya sebagian kacang mete yang dihasilkan, sehingga 1 )Staf Pengajar Jurusan AGRIPLUS, Agribisnis Volume Fakultas Pertanian 23 Nomor Universitas : 03 September Halu Oleo, Kendari 2013, ISSN

2 194 kacang mete tersebut tidak dapat dijual atau harga jualnya menjadi rendah. Rendahnya jumlah kacang mete yang dapat dijual tersebut akhirnya berdampak pada rendahnya keuntungan yang diperoleh pengolah kacang mete. Menurut Mulyono dan Djayeng (2001) penggunaan alat kacip yang sederhana masih menimbulkan pecahnya kacang mete yang tinggi yakni sekitar 40%. Hasil penelitian Sujarnih (2008) di Desa Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton menunjukkan bahwa 1 kg biji mete gelondongan menghasilkan 0,219 kg kacang mete atau 1 kg kacang mete dihasilkan oleh 4,57 kg biji mete gelondongan. Menurut Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara (2000) 1 kg biji mete gelondongan jika dibelah dapat menghasilkan kacang mete sebanyak 0,25 kg atau 1 kg kacang mete dapat dihasilkan dari 4 kg biji mete gelondongan. Data ini menunjukkan bahwa konversi fisik dari mete gelondongan menjadi kacang mete masih rendah. Hal tersebut dapat mengakibatkan rendahnya keuntungan yang diperoleh pengolah kacang mete. Keberhasilan dari suatu usaha di bidang produksi pada akhirnya akan dinilai dari besarnya keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Keuntungan adalah selisih dari penerimaan (return) yang merupakan jumlah produksi dikali harga produksi dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi (Soekartawi, 2002). Krisnamurthi (2001) mengemukakan bahwa keuntungan merupakan pengurangan dari hasil penjualan, yaitu harga jual dikalikan dengan jumlah yang dijual, dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Dalam hal ini keuntungan merupakan imbalan terhadap modal setelah pembayaran untuk seluruh sumberdaya lain yang dipergunakan perusahaan selesai dilakukan. Menurut Soekartawi (2002) besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu jumlah produksi, biaya produksi dan harga jual produk. Dalam kegiatan pengolahan kacang mete, pengolah harus mampu mengelola dan mengorganisir berbagai faktor tersebut secara efektif dan efisien agar mampu meningkatkan keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Meskipun demikian, sejauh ini analisis mengenai pengaruh berbagai faktor tersebut masih sangat minim, sehingga penting untuk dilakukan analisis secara dini agar diperoleh data dan informasi mengenai pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete yang dilakukan pengolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha pengolahan kacang mete. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Gu dan Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton. Rancangan Percobaan Populasi dalam penelitian ini adalah pengolah kacang mete yaitu sebanyak 155 orang. Penentuan responden pengolah kacang mete dilakukan dengan teknik simple random sampling (Rianse dan Abdi, 2008) yaitu sebanyak 61 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dan lembar pencatatan. Variabel penelitian meliputi jumlah dan harga bahan baku (mete gelondongan), jumlah dan upah tenaga kerja, biaya pengolahan kacang, jumlah dan harga kacang mete yang dihasilkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usaha pengolah kacang mete adalah analisis regresi linear berganda menurut Sumodiningrat (2009) yaitu:

3 195 Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + u Keterangan: Y : keuntungan (Rp/tahun) α : konstanta X 1 : harga kacang mete (Rp/kg) X 2 : biaya karung (Rp/tahun) X 3 : biaya tenaga kerja (Rp/tahun) X 4 : biaya pemasaran (Rp/tahun) X 5 : jumlah kacang mete (kg/tahun) u : kesalahan (error term) β 1 β 5 : koefisien regresi masing-masing variabel bebas X Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X i ) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y), maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut: - Jika nilai signifikansi F-hitung < taraf kesalahan sebesar 10% (α= 0,1), maka secara bersama-sama variabel bebas (X i ) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). - Jika nilai signifikansi F-hitung > taraf kesalahan sebesar 10% (α= 0,1), maka secara bersama-sama variabel bebas (X i ) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara sendiri-sendiri, maka digunakan uji t dengan kriteria sebagai berikut: - Jika nilai signifikansi t-hitung < taraf kesalahan 10% (α= 0,1), maka secara sendiri-sendiri variabel bebas (X) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). - Jika nilai signifikansi t-hitung > taraf kesalahan 10% (α= 0,1), maka secara sendiri-sendiri variabel bebas (X) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). HASIL DAN PEMBAHASAN Keuntungan Usaha Pengolahan Kacang Mete Analisis keuntungan bertujuan untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan usaha serta mengukur keberhasilan usaha yang telah dicapai. Keuntungan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan dan pemasaran kacang mete. Keuntungan yang diperoleh dapat memberikan gambaran tentang keadaan usaha pengolahan kacang mete. Gambaran mengenai keuntungan usaha pengolahan kacang mete ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Keuntungan rata-rata usaha pengolahan kacang mete di Kabupaten Buton tahun Uraian Keuntungan pengolah No Rp/kg Rp/tahun 1 Penerimaan , ,46 2 Biaya total , ,30 3 Keuntungan (1 2) 2.600, ,16 Keuntungan rata-rata usaha pengolahan kacang mete sebesar Rp 2.600,13/kg bahan baku. Hal tersebut berarti bahwa dengan melakukan pengolahan mete gelondongan menjadi kacang mete, maka keuntungan pengolah mengalami peningkatan sebesar Rp 2.600,13 jika dibandingkan dengan jika menjual 1 kg dalam bentuk mete gelondongan. Besarnya keuntungan usaha pengolahan kacang mete rata-rata Rp ,16/tahun atau Rp ,60/ bulan. Berdasarkan hasil analisis keuntungan ini dapat dikemukakan bahwa gambaran mengenai keadaan sekarang dari kegiatan usaha pengolahan kacang mete

4 196 cukup menguntungkan, walaupun nilainya masih sangat rendah. Jika dihubungkan dengan jumlah tanggungan rata-rata per keluarga sebanyak 4,5 orang, maka pendapatan rata-rata per kapita per bulan sebesar Rp ,19. Jumlah tersebut lebih rendah dari standar garis kemiskinan penduduk Kabupaten Buton sebesar Rp 151,038/kapita/bulan (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara, 2009). Dengan demikian, berdasarkan keuntungan yang diperoleh dari usaha pengolahan kacang mete, maka pengolah kacang mete tergolong penduduk miskin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keuntungan, maka upaya yang dilakukan adalah dengan cara mengelola usahatani jambu mete secara efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi mete gelondongan, yang menjadi bahan baku usaha pengolahan kacang mete. Upaya lainnya adalah dalam usaha pengolahan kacang mete, pengolah membeli mete gelondongan dari petani atau tempat lain untuk meningkatkan jumlah bahan baku yang diolah, sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar karena setiap 1 kg bahan baku yang diolah mampu memberikan keuntungan sebesar Rp 2.600,13. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keuntungan Usaha Pengolahan Kacang Mete Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan perangkat lunak (software) komputer. Faktor-faktor tersebut terdiri atas harga kacang mete, biaya karung, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan produksi kacang mete. Biaya karung merupakan penjumlahan dari biaya karung nilon dan karung plastik, sedangkan biaya pemasaran merupakan total dari biaya transportasi dan biaya buruh yang dikeluarkan pada saat penjualan kacang mete. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = ,293-7,015X 1-52,836X 2-1,876X 3 + 3,673X ,22X 5 + e Keterangan: Y : keuntungan (Rp/tahun) X 1 : harga kacang mete (Rp/kg) X 2 : biaya karung (Rp/tahun) X 3 : biaya tenaga kerja (Rp/tahun) X 4 : biaya pemasaran (Rp/tahun) X 5 : jumlah kacang mete (kg/tahun) Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dilakukan pengujian terhadap model yang digunakan dan pengujian terhadap variabel bebas. 1. Pengujian Model Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar dengan tingkat signifikansi 0,000 pada taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Oleh karena tingkat signifikansi F-hitung= 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 10%, berarti seluruh variabel bebas (X i ) yakni harga kacang mete (X 1 ), biaya karung (X 2 ), biaya tenaga kerja (X 3 ), biaya pemasaran (X 4 ), dan jumlah kacang mete (X 5 ) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap keuntungan (Y). Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,994, artinya 99,4% keragaman variabel keuntungan (Y) dapat diterangkan oleh keragaman variabel bebas (X i ) dan sisanya 0,6% dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Hal ini membuktikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan untuk

5 197 menjelaskan pengaruh variabel bebas (X i ) terhadap variabel keuntungan (Y) sehingga model tersebut layak atau tepat digunakan. Nilai konstanta (α) sebesar ,293 dengan tingkat signifikansi 0,633 lebih besar dari taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Hal tersebut menunjukkan bahwa konstanta (α) tidak berpengaruh nyata sehingga nilai konstanta dianggap sama dengan nol (0). Dengan demikian, jika nilai seluruh variabel bebas (X i ) bernilai nol (0), maka keuntungan yang diperoleh usaha pengolahan kacang mete sebesar nol (0) rupiah atau tidak memperoleh keuntungan. Hal tersebut sangat logis karena tidak mungkin usaha memperoleh keuntungan jika faktor-faktor yang menentukan keuntungan tersebut bernilai nol (0). 2. Pengujian Variabel Bebas Secara bersama-sama, semua variabel bebas (X i ) berpengaruh nyata terhadap variabel keuntungan (Y). Selanjutnya dilakukan uji-t untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X i ) terhadap variabel keuntungan (Y). Jika variabel bebas (X i ) mempunyai hubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap variabel keuntungan (Y), berarti bahwa semakin tinggi variabel bebas (X i ), maka keuntungan yang dihasilkan akan semakin tinggi pula. Sebaliknya, jika variabel bebas (X i ) mempunyai hubungan negatif dan berpengaruh nyata, maka peningkatan variabel bebas (X i ) akan menyebabkan penurunan keuntungan. Apabila variabel bebas (X i ) mempunyai hubungan yang positif atau negatif tetapi tidak berpengaruh nyata, maka peningkatan atau penurunan variabel bebas (X i ) tidak akan mengakibatkan peningkatan atau penurunan keuntungan yang dihasilkan (koefisien regresi dianggap sama dengan nol). Ringkasan mengenai hasil analisis regresi linear berganda faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai parameter analisis regresi linear berganda faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete di Kabupaten Buton tahun 2010 No. Variabel bebas (X i ) Koefisien regresi (β i ) t-hitung Signifikansi 1 Harga kacang mete (X 1 ) -7,015-0,593 0,556 ns 2 Biaya karung (X 2 ) -52,836-2,790 0,007* 3 Biaya tenaga kerja (X 3 ) -1,876-4,344 0,000* 4 Biaya pemasaram (X 4 ) 3,673 10,440 0,000* 5 Jumlah kacang mete (X 5 ) ,220 7,184 0,000* Keterangan : *: berpengaruh nyata pada =0,10; ns: tidak berpengaruh nyata pada = 0,10 Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan terhadap keuntungan usaha pengolahan pengaruh masing-masing variabel bebas kacang mete. Hal ini disebabkan oleh (X i ) terhadap variabel keuntungan (Y) kurang bervariasinya harga jual kacang sebagai berikut: mete oleh pengolah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hanya terdapat a. Harga Kacang Mete (X 1 ) tiga besaran harga jual kacang mete, yaitu Variabel harga kacang mete (X 1 ) masing-masing Rp /kg untuk mempunyai koefisien regresi (b 1 )= -7,015 pengolah yang menjual kacang mete ke dan t-hitung (t 1 )= -0,593 dengan tingkat pedagang pengumpul lokal di Kecamatan signifikansi sebesar 0,556 lebih besar dari Lakudo, Rp /kg untuk pengolah yang taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Nilai menjual kacang mete ke pedagang tersebut menunjukkan bahwa variabel harga pengumpul lokal di Kecamatan Gu, dan Rp kacang mete (X 1 ) tidak berpengaruh nyata /kg untuk pengolah yang menjual

6 198 kacang mete ke pedagang kabupaten di Kota Baubau. Kurang bervariasinya harga tersebut disebabkan oleh kualitas kacang mete yang dihasilkan para pengolah relatif sama. b. Biaya Karung (X 2 ) Variabel biaya karung (X 2 ) mempunyai koefisien regresi (b 2 )= -52,836 dan t-hitung (t 1 )= -2,790, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007 lebih kecil dari taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel biaya karung (X 2 ) memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh nyata terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Nilai koefisien regresi sebesar -52,836 berarti setiap penambahan biaya karung sebesar Rp 1 akan menyebabkan penurunan keuntungan sebesar Rp 52,836 dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Variabel biaya karung berpengaruh nyata negatif terhadap keuntungan, disebabkan biaya karung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pengolah kacang mete untuk membeli karung sebagai tempat menyimpan kacang mete yang akan dijual. Biaya karung tersebut terdiri atas biaya karung nilon dan karung plastik. Kapasitas karung dapat memuat kg kacang mete, namun jika terdapat kelebihan misalnya 15 kg atau 20 kg dari kapasitas muat, maka pengolah tetap menggunakan satu buah karung. Hal ini mengakibatkan penggunaan karung menjadi tidak efisien, sehingga biaya karung semakin tinggi. Semakin tinggi penggunaan biaya karung, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin berkurang. Dengan demikian, penggunaan biaya karung oleh pengolah rata-rata sebesar Rp 7.852,46 (4 buah karung) tidak boleh ditambah lagi, karena jika terus ditambah maka keuntungan yang diperoleh akan semakin berkurang. c. Biaya Tenaga Kerja (X 3 ) Variabel biaya tenaga kerja (X 3 ) memiliki koefisien regresi (b 3 )= -1,876 dan t-hitung (t 3 )= -4,344, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel biaya tenaga kerja (X 3 ) mempunyai hubungan yang negatif dan berpengaruh nyata terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Nilai koefisien regresi sebesar -1,876 menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.000, maka akan menyebabkan penurunan keuntungan sebesar Rp dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Variabel biaya tenaga kerja berpengaruh nyata negatif terhadap keuntungan, karena biaya tenaga kerja dalam usaha pengolahan kacang mete yang terdiri atas biaya tenaga kerja sewa dan tenaga kerja keluarga jumlahnya cukup banyak. Semakin tinggi biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dapat menyebabkan keuntungan yang diterima semakin rendah, karena biaya tenaga kerja merupakan salah satu komponen pengurang dari penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan kacang mete. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan biaya tenaga kerja oleh pengolah dengan rata-rata sebesar Rp ,20 (34,57 HK/tahun) tidak boleh ditambah lagi, karena jika terus ditambah maka keuntungan yang diperoleh akan semakin berkurang. d. Biaya Pemasaran (X 4 ) Variabel biaya pemasaran (X 4 ) memiliki koefisien regresi (b 4 )= 3,673 dan t-hitung (t 4 )= 10,440, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Artinya bahwa variabel biaya pemasaran (X 4 ) mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh nyata terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Nilai koefisien regresi sebesar 3,673 menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya pemasaran sebesar Rp 1.000, maka akan menyebabkan peningkatan keuntungan sebesar Rp dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Variabel biaya pemasaran berpengaruh nyata positif terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Artinya semakin tinggi biaya pemasaran yang dikeluarkan, maka keuntungan yang

7 199 diperoleh pengolah dari usaha pengolahan kacang mete akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan dalam pemasaran kacang mete pengolah mengeluarkan biaya pemasaran yang terdiri atas biaya transportasi/angkutan dan upah buruh, dimana tinggi rendahnya biaya tersebut ditentukan oleh jumlah kacang mete yang dipasarkan dan lokasi pemasaran kacang mete. Semakin tinggi biaya pemasaran menunjukkan bahwa jumlah kacang mete yang dipasarkan semakin banyak dan lokasi pemasaran semakin jauh, yaitu pedagang kabupaten di Kota Baubau. Dengan semakin banyaknya jumlah kacang mete yang dijual, maka keuntungan yang diterima akan semakin tinggi, karena setiap kilogram kacang mete yang dijual akan memberikan keuntungan dengan jumlah tertentu. Demikian pula halnya jika memasarkan kacang mete ke pedagang kabupaten, meskipun harus mengeluarkan biaya pemasaran yang tinggi, namun harga jual kacang mete yang diterima pengolah semakin tinggi. Harga jual yang tinggi akan memberikan penerimaan yang besar, sehingga mampu menutupi semua biaya pemasaran yang dikeluarkan dan memberikan keuntungan yang semakin besar bagi pengolah. e. Jumlah Kacang Mete (X 5 ) Variabel jumlah kacang mete (X 5 ) memiliki koefisien regresi (b 5 ) = ,220 dan t-hitung (t 5 )= 7,184 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 10% ( = 0,10). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah kacang mete (X 3 ) mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh nyata terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Nilai koefisien regresi sebesar ,220 menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah kacang mete sebanyak 1 kg, maka akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp ,220 dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Variabel jumlah kacang mete berpengaruh nyata positif terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete, karena kacang mete merupakan produk utama yang dihasilkan dalam proses pengolahan kacang mete. Hal ini berarti bahwa setiap 1 kg kacang mete yang dihasilkan akan memberikan sejumlah keuntungan tertentu. Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya jumlah kacang mete yang dihasilkan dan yang dijual, maka keuntungan yang diterima pengolah akan semakin tinggi sebagai akumulasi dari keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan 1 kg kacang mete yang jumlahnya semakin meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah produksi kacang mete yang dijual responden pengolah rata-rata 111,14 kg/tahun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah keuntungan yang diterima pengolah dari usaha pengolahan kacang mete rata-rata sebesar Rp ,16/tahun atau Rp ,60/bulan. Biaya karung dan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata dan berhubungan negatif terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete, sedangkan biaya pemasaran dan jumlah kacang mete berpengaruh nyata dan berhubungan positif terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Sementara itu, harga kacang mete tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan usaha pengolahan kacang mete. Saran Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keuntungan usaha pengolahan kacang mete adalah dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan biaya karung dan tenaga kerja, serta meningkatkan jumlah kacang mete yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Garis Kemiskinan Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari Sulawesi Tenggara Dalam Angka. Kendari.

8 Kabupaten Buton Dalam Angka. Pasarwajo. Indrawanto, C., S. Wulandari, dan A. Wahyudi, Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usahatani Jambu Mete di Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol. 9 No. 4. Krisnamurthi, B Agribisnis. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta. Mulyono, E. dan S. Djayeng, Pengolahan Gelondong Jambu Mente, Cairan Kulit Biji Mente (CNSL) dan Pemanfaatannya. Balitbang Pertanian. Puslitbang Tanaman Pangan. Jakarta. Rianse, U. dan Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). CV. Alvabeta. Bandung. Soekartawi, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sujarnih, Analisis Nilai Tambah Pengolahan Produk Jambu Mete di Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari. Sumodiningrat, G Pengantar Ekonometrika. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN 60 ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA PEMASARAN KACANG METE DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: Wa Ode Farida S. Djarudju 1 ABSTRACT The research aims to identify and analyze the volume and price of

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati* ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING POTATO FARMING INCOME IN BENER MERIAH DISTRICT PROVINCE OF ACEH

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang... FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia

Lebih terperinci

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI 117 Buana Sains Vol 8 No 2: 117-122, 2008 USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI Eri Yusnita Arvianti 1,2) dan Pandoyo 2,3) 1) PS Agribisnis, Fak. Pertanian,

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK NILAM DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK NILAM DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK NILAM DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT (PROFITS ANALYSIS OF PATCHOULI OIL PROCESSING IN NAGARI RABI JONGGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 1 (2) : 198-203, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA Profit Maximization Of Seaweed

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsiccum Annum L.) DENGAN CABAI RAWIT (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun) Agri Mandasari

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG Financial analysis from participants cattle ranchers of credit security food and energy

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TEH HITAM PTPN IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TEH HITAM PTPN IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TEH HITAM PTPN IV (Analysis of Factors Affecting Price Black Tea PTPN IV) ( Studi Kasus : Kantor Pusat PTPN IV Medan, Sumatera Utara) 1) Wiji Setiawan, 2)

Lebih terperinci

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Marketing Margin Of Skipjack (Katsuwonus pelamis) In The Fish Landing Station

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis (3) : 95-30, Juni 04 ISSN : 338-30 TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU Break Even Point of Processed Chocolate Product At Industry Sa'adah

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN Oleh : ALMIRA YUMNA DESTINANDA NIM : 23040113190056 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Studi Kasus: Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deli Serdang) Amanda Rizka Nabilla *), Rahmanta Ginting **) dan Sinar

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan cakupan makna yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Merode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Rudi Hartono Purba, HM Mozart B Darus dan Tavi Supriana Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

dan Agustin, 2005). Dalam rangka

dan Agustin, 2005). Dalam rangka ANALISIS TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATAI\TI KAKAO (STT]DI KASUS PADA MASYARAKAT TAI\U EKSODUS DI KECAIVTATAIY LASALIMU KABTJPATEN BUTON) Oteh : Munirwan Zani t) ABSTRACT The research entitled

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Oleh : Mawardati *) ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Oleh : Mawardati *) ABSTRAK Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 7 (1) Desember 2015 ISSN : 0216-7530 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH Oleh : Mawardati *) ABSTRAK

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 DAMPAK PROGRAM MINAPOLITAN TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI RUMPUT LAUT (STUDI KASUS DI KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Tanrigiling Rasyid 1, Sofyan Nurdin Kasim 1, Muh. Erik Kurniawan 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu) Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

Lebih terperinci

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Siti Aisah Azhar Bafadal Yusna Indarsyih Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALYSIS EFFECT OF INPUT PRODUCTION FOR CASSAVA FARMING IN SUKASARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, yang terdiri atas dua desa yaitu Desa Tuladenggi dan Desa Dumati. Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 214-221 ISSN 1411-0172 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN ANALYSIS OF LIVESTOCK REVENUE AND FEASIBILITY BROILER CHICKENS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Selama sepuluh tahun terakhir, peranan sektor ini terhadap PDB menujukkan pertumbuhan

Lebih terperinci

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI JURNAL ELSA FITRIDIA JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG (Analysis of Coffee Marketing in Bermani Ulu Raya Subdistrict, District Rejang Lebong) Sri Sugiarti Jurusan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode dasar penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang tertuju pada pemecahan masalah

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Oleh: Fanky Soehyono 1), Dini Rochdiani 2), Muhamad Nurdin Yusuf 3) 1) Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Henny Rosmawati Abstract This research is aimed to: 1) know the banana s marketing eficiency

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN (Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk mengggambarkan sifat sesuatu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM SISTEM PENJUALAN SAYURAN

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM SISTEM PENJUALAN SAYURAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM SISTEM PENJUALAN SAYURAN RATNA KOMALA DEWI dan SUDIARTINI Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM TRIONO HERMANSYAH NPM. 0710 4830 0671 ABSTRAK Berbedanya kemampuan petani

Lebih terperinci

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR Putu Yunita Febri Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

PERILAKU EKONOMI PETANI JAMBU METE DI KABUPATEN BUTON DAN MUNA CASHEW FARMERS ECONOMIC BEHAVIOR IN THE BUTON AND MUNA REGENCY

PERILAKU EKONOMI PETANI JAMBU METE DI KABUPATEN BUTON DAN MUNA CASHEW FARMERS ECONOMIC BEHAVIOR IN THE BUTON AND MUNA REGENCY PERILAKU EKONOMI PETANI JAMBU METE DI KABUPATEN BUTON DAN MUNA CASHEW FARMERS ECONOMIC BEHAVIOR IN THE BUTON AND MUNA REGENCY Oleh: Taane La Ola, 1) Farida Nurland 2), Darmawan Salman 2) dan Didi Rukmana

Lebih terperinci

PERBEDAAN POLA TANAM TERHADAP BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO

PERBEDAAN POLA TANAM TERHADAP BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO 1 PERBEDAAN POLA TANAM TERHADAP BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO Oleh : Abdul Gafaruddin ABSTRAK The objectives of this research were to know the differences between the cost production and revenue

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang 64 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN Nenny Wahyuni, SP. 1 (nennywahyuni@ymail.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA e-j. Agrotekbis 5 (1) : 72-76, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA Break Even Point Analysis of Kacang Goyang Business at Prima Jaya

Lebih terperinci

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT STUDI MENGENAI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) HORTIKULTURA KABUPATEN KARO (Studi Kasus : Desa Serdang dan Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo) Syafrizal Barus*), Meneth

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) 159 ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Analysis of Sugarcane and Sugar Production in PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Derry Candia Apriawan 1, Irham 1, Jangkung

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Mukhlis 1) ABSTRACTS

ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Mukhlis 1) ABSTRACTS ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Mukhlis 1) ABSTRACTS This research is based on fluctuative production and planting area of corn in Lima Puluh Kota Regency. Corn

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BADUNG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BADUNG IDA BAGUS NYOMAN WIRATMAJA NENGAH JAGO Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRACT This study aims to determine the factors that affect

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu J. Agroland 22 (2) : 169-174, April 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN 1907 4298, Volume 12 Nomor 3A, November 2016 : 159-164 ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI Meidianta Ginting*), Thomson Sebayang**), Iskandarini**) *)Alumni Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [2] : 102-107 ISSN: 2303-0178 PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN Ni Wayan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [6] : 277-283 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN Wuri Ajeng Chintya Ida Bagus Darsana Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 282-287, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis of watermelon farming

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang

Lebih terperinci

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA 25 Buana Sains Vol 9 No 1: 25-30, 2009 PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan Virgilius Natal 2) 1) PS Agribisnis Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Kasus : Desa Bajaronggi, Kec. Dolok Masihul dan Kec. Sei Rampah) Henni Febri

Lebih terperinci

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA EPP. Vol.5.No.2.2008:28-33 28 PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA (Soybean Demand at Samarinda City) Elvina Rohana dan Nella Naomi Duakaju Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk mengurai perumusan masalah pendapatan petani jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana E-Jurnal EP Unud, 3 [1] : 42-47 ISSN: 2303-0178 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Sepanjang Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana Ida Ayu Sukma Dewi Surya Dewi Rustariyuni

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN OUTSOURCING PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN SAWIT SEBERANG JURNAL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN OUTSOURCING PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN SAWIT SEBERANG JURNAL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN OUTSOURCING PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN SAWIT SEBERANG JURNAL ILMIAH OLEH : DITA ANTANIA HANJANI 070309018 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen menggunakan metode

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 23 (1) : 64 69, April 2016 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI The Analysis of Income

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci