JURNAL. Oleh : YULISA NPM

Transkripsi

1 PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh : YULISA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Nama : Yulisa NPM : Program Studi : Pendidikan Ekonomi Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, Agustus 2016 Disetujui Oleh: Pembimbing I Pembimbing II (Jolianis, S. Pd, ME ) (Lovelly Dwinda Dahen, S. Pd, ME) 2

3 PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASARAYA Oleh,,, Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) Fax (0751) Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3 Dosen STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh upah tenaga kerja secara parsial terhadap pendapatan petani sawit, 2) pengaruh harga jual secara parsial terhadap pendapatan petani sawit, 3) pengaruh luas kebun secara parsial terhadap pendapatan petani sawit, 4) pengaruh tingkat pendidikan secara parsial terhadap pendapatan petani sawit 5) pengaruh perubahan iklim secara parsial terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama upah tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar - 0,052 dengan nilai t hitung 2,941 > t tabel 1,994. Kedua harga jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,946 dengan nilai t hitung 9,894 > t tabel 1,994. Ketiga luas kebun berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1,080 dengan nilai t hitung 14,168 > t tabel 1,994. Keempat tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,042 dengan nilai t hitung 2,808 > t tabel 1,994. Kelima perubahan iklim berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,380 dengan nilai t hitung 3,966 > t tabel 1,994. Keenam upah tenaga kerja, harga jual, luas kebun, tingkat pendidikan dan perubahan iklim secara bersama-sama berpengaruh positif-negatif dan signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang ditunjukkan oleh nilai F hitung 181,174 > 2,35 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < α 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Kata Kunci: Upah Tenaga Kerja, Harga Jual, Luas Kebun, Tingkat Pendidikan, dan Perubahan Iklim ABSTRACT This study aims to analyze 1) the impact of labor costs partially on the income of smallholders, 2) the impact of selling prices partially on the income of smallholders, 3) the impact of extensive gardens partially on the income of smallholders, 4) the effect of educational level partially to the income of smallholders 5) the effect of climate change partially to oil palm farmers' income in the District of New Koto Dharmasraya. The results showed that: First of wage labor and significant negative effect on revenues of oil palm farmers indicated by coefficient value of with tcount 2,941> 1,994 ttabel. Both selling prices and a significant positive effect on revenues of oil palm farmers indicated by coefficient value of with tcount> ttabel 1,994. Third spacious gardens positive and significant impact on revenues of oil palm farmers indicated by coefficient value of to tcount> ttabel 1,994. The fourth level of education and a significant positive effect on revenues of oil palm farmers indicated by coefficient value of 0,042 to 2,808 tcount> ttabel 1,994. Fifth climate change and significant positive effect on revenues of oil palm farmers indicated by coefficient value of with tcount> ttabel 1,994. Sixth labor costs, selling prices, extensive gardens, education and climate change jointly positive-negative effect on revenues and significant oil palm growers indicated by the value of F > 2.35 with a significant level of <α 0, 05. This means Ha accepted and H0 is rejected. Keywords: labor costs, selling prices, extensive gardens, education and climate change. 3

4 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berlatar belakang agraris atau merupakan negara pertanian, artinya masih memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal tersebut tergambar dari mayoritas penduduk Indonesia yang bekerja pada sektor pertanian. Sampai saat ini sektor pertanian menjadi bidang yang dikembangkan oleh pemerintah karena mengingat latar belakang agraris tersebut. bidang pertanian ini menjadi bidang yang sangat menunjang bagi perekonomian Indonesia dan menyumbang devisa bagi Negara. Provinsi Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Dharmasraya Kecamatan Koto Baru pertaniannya yang paling dominan salah satu mayoritasnya adalah bertani kelapa sawit. Pertanian yang menghubungkan segala faktor kehidupan, baik itu faktor sosial, ekonomi, teknologi, informasi dan bisnis. Namun, secara umum saat ini pertanian telah menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan. Kabupaten Dharmasraya merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten. Dharmasraya diresmikan pada tanggal 7 Januari Letak geografis Dharmasraya di ujung tenggara Provinsi Sumatera Barat yang berbatasan dengan Provinsi Jambi. Sebagian besar sumber pendapatan masyarakatnya yaitu berkebun. Tabel 1. Data Pendapatan Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Koto Baru Tahun 2016 No Petani (orang) Luas (Ha) Batang Pendapatan Rp Rp Rp Rp Sumber: Wawancara petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Berdasarkan tabel 1 di atas dari wawancara yang saya lakukan dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan petani kelapa sawit setiap bulan jauh lebih kecil dari idealnya. Idealnya pendapatan petani denag luas kebun 3 Ha memiliki rata-rata pendapatan satu bulan Rp ,-. Namun kenyataannya yang penulis dapatkan rata-rata pendapatan petani dengan luas kebun 3 Ha hanya sebesar Rp ,-. Hal ini tentunya menjadi fenomena bagi masyarakat di Kecamatan Koto Baru dalam mengembangkan perekonomiannya. (wawancara masyarakat petani kelapa sawit, 2016). Menurut Sukirno (2008:56) pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan pengeluaran (TC). Sedangkan penerimaan (TR) adalah perkalian antara jumlah yang diperoleh (Q) dengan harga jual (Py). Biaya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak/ sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang 2

5 besar kecilnya di pengaruhi oleh produksi yang diperoleh, misalnya biaya untuk upah tenaga kerja. Pengeluaran (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Menurut Adji, dkk (2004:16) pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masingmasing penduduk dalam suatu negara selama periode tertentu. Perhitungan pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya yang terdidri dari 360 Kepala Keluarga (KK). Dan jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 70 orang petani kelapa sawit. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan sebagai variabel terikat (Y), upah tenaga kerja (X1), harga jual (X2), luas kebun (X3), tingkat pendidikan (X4) dan perubahan iklim (X5) sebagai variabel bebas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. HASIL PENELITIAN Deskripsi Variabel Pendapatan (Y) Pendapatan adalah hasil dari rata-rata penerimaan dikurangi dengan rata-rata pengeluaran dalam satu bulan yang responden bisa dapatkan setiap bulannya pada petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Pendapatan petani dari hasil panen kelapa sawit setiap bulannya paling banyak adalah Rp ,- s/d Rp ,- yaitu 35,71% respondendan paling sedikit adalah Rp ,- s/d Rp ,- yaitu 1,43% responden dengan rata-rata pendapatan Rp ,86 pendapatn tertinggi Rp ,- dan pendapatan terendah Rp ,-. Deskripsi Variabel Upah Tenaga Kerja (X1) Upah tenaga kerja dalam penelitian ini adalah upah yang diberikan petani kepada pekerja untuk mengambil buah kelapa sawit. Upah tenaga kerja yang dikeluarkan petani kepada para pekerja paling banyak adalah sebesar Rp ,- dengan jumlah 17 orang pekerja dengan jumlah persentase 24,29% dan upah yang diberikan petani kepada para pekerja paling sedikit Rp ,- dengan jumlah 2 orang pekerja dengan jumlah persentase 2,86%. Upah yang diberikan petani kepada pekerja tergantung dengan luas kebun kelapa sawit yang dimiliki oleh petani. Deskripsi Variabel Harga Jual (X2) Harga jual dalam penelitian ini adalah harga sawit yang dijual oleh petani ke pabrik. Harga jual sawit paling tinggi adalah sebesar Rp / kg dengan jumlah 34 petani dengan 48,57% dan harga jual kelapa sawit paling rendah sebesar Rp / kg dengan jumlah 36 petani dengan 51,43% dan rata-rata 3

6 harga jual kelapa sawit adalah sebesar Rp ,29. Deskripsi Variabel Luas Kebun (X3) Luas kebun dalam penelitian ini adalah luas tanaman kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Luas kebun kelapa sawit dengan luas kebun 5 Ha dengan jumlah 17 oran petani dengan persentase 24.29% merupakan petani yang mempunyai kebun kelapa sawit paling banyak dibandingkan dengan yang lain dan petani yang mempunyai kebun kelapa sawit 8 Ha dengan jumlah petani dengan persentase 2.86%. Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan (X4) Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan terakhir petani tamatkan. Tingkat pendidikan formal petani paling banyak adalah selama 6 tahun (tamat SD) dengan jumlah 30 orang petani dengan persentase 42,86% dan tingkat pendidikan paling sedikit petani tamatkan adalah 15 tahun (tamat DIII) dengan jumlah 2 orang petani dengan persentase 2,86% dan rata-rata tingkat pendidikan adalah 9 tahun (tamat SMP). Deskripsi Variabel Perubahan Iklim (X5) Perubahan iklim terhadap pendapatan petani kelapa sawit dalam penelitian ini adalah lama hari hujan. Perubahan iklim dengan jumlah hari hujan sebanyak 5 hari dalam satu bulan dengan petani paling banyak 58 orang dengan persentase 82,86% dan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari dengan jumlah petani paling sedikit 3 orang dengan jumlah persentase 4,29%. Tabel. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients B t sig Constant Upah Tenaga Kerja (X1) Harga Jual (X2) Luas Kebun (X3) Tingkat Pendidikan (X4) Perubahan Iklim (X5) Sumber: Olahan data primer 2016 Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 3,185 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh variabel upah tenaga kerja, harga jual, luas kebun, tingkat pendidikan dan perubahan iklim maka pendapatan petani kelapa sawit telah mencapai Koefisien regresi upah tenaga kerja (X1) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi upah tenaga kerja sebesar -0,052. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif upah tenaga kerja terhadap pendapatan, apabila upah tenaga kerja meningkat sebesar satu persen maka pendapatan akan menurun sebesar -0,052 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Koefisien regresi harga jual (X2) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi harga jual sebesar 0,946. Hal ini berarti adanya pengaruh positif harga jual terhadap pendapatan, apabila harga jual meningkat sebesar satu persen maka pendapatan akan meningkat 4

7 sebesar 0,946 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Koefisien regresi luas kebun (X3) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi luas kebun sebesar 1,080. Hal ini berarti adanya pengaruh positif luas kebun terhadap pendapatan, apabila luas kebun meningkat satu persen maka pendapatan akan meningkat sebesar 1,080 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Koefisien regresi tingkat pendidikan (X4) terhadap koefisien regresi tingkat pendidikan sebesar 0,042. Hal ini berarti adanya pengaruh positif tingkat pendidikan terhadap pendapatan, apabila tingkat pendidikan meningkat sebesar satu persen maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,042 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Koefisien regresi perubahan iklim (X5) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 0,380. Hal ini berarti adanya pengaruh positif perubahan iklim terhadap pendapatan, apabila perubahan iklim meningkat sebesar satu persen maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,380 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Berdasarkan nilai R square sebesar 0,934 yang artinya 93,4% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (upah tenaga kerja, harga jual, luas kebun, tingkat pendidikan dan perubahan iklim). Sedangkan sisanya sebesar 6,6% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Uji Hipotesis Hipotesis 1 nilai t hitung sebesar - 2,941> t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,035 <0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara upah tenaga kerja terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hipotesis 2 nilai t hitung sebesar 9,894 > t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara harga jual terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hipotesis 3 nilai t hitung sebesar 14,168 > t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas kebun terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hipotesis 4 nilai t hitung sebesar 2.808> t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,022 <0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hipotesis 5, nilai t hitung sebesar 3,966> t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,000< 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan 5

8 demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh negatif antara upah tenaga kerja (X 1 ) terhadap koefisien regresi upah tenaga kerja sebesar -0,052 dan nilai t hitung sebesar -2,941 > t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,035 <0, Terdapat pengaruh positif antara harga jual (X 2 ) terhadap koefisien regresi harga jual sebesar 0,946 dan nilai t hitung sebesar 9,894>t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0, Terdapat pengaruh positif antara luas kebun (X 3 ) terhadap koefisien regresi luas kebun sebesar 1,080 dan nilai t hitung sebesar 14,168> t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0, Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendidikan (X 4 ) terhadap koefisien regresi luas kebun sebesar 0,042 dan nilai t hitung sebesar 2,808> t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,022 <0, Terdapat pengaruh positif antara perubahan iklim, (X 5 ) terhadap koefisien regresi perubahan iklim sebesar 0,380 dan nilai t hitung sebesar 3,966>t tabel sebesar 1,994 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0, Terdapat pengaruh perubahan upah tenaga kerja, harga jual, luas kebun, tingkat pendidikan dan perubahan iklim secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya F hitung 181,174> F tabel 2,35 dan nilai signifikan 0,000< 0,05. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan yang ditunjukan kepada petani kelapa sawit. 1. Variabel upah tenaga kerja diharapkan kepada petani kelapa sawit agar bisa memanfaatkan upah tenaga kerja yang diterima sebaik mungkin sehingga upah upah tenaga yang diterima cukup untuk membiayai keperluan rumah tangga dan biaya lainnya. 2. Variabel harga jual diharapkan kepada petani kelapa sawit untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian sehingga bisa meningkatkan harga jual, karena kualitas juga sangat berpengaruh terhadap harga jual. 3. Variabel luas kebun diharapkan kepada petani agar memanfaatkan luas kebun yang tersedia untuk penanaman sawit, agar luas kebun yang tersedia 6

9 mampu memberikan hasil panen yang banyak yang dapat meningkatkan hasil pertanian sawit. 4. Variabel tingkat pendidikan diharapkan kepada para petani kelapa sawit untuk menjadikan tingkat pendidikan yang dimiliki sebagai cambuk dalam keberhasil dalam pengelolaan hasil pertanian. Tingkat pendidikan formal juga mampu mempengaruhi tingkat pendidikan petani dalam menggarap ladang kelapa sawit, untuk itu disarankan kepada petani untuk menambah wawasan dengan mengikuti berbagai pelatihan yang tersedia untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pengelolaan kelapa sawit yang baik dan benar. 5. Variabel perubahan iklim disarankan kepada petani agar mengetahui musim yang ada di daerah sekitar dan mampu mengetahui musim hujan dan musim panas akan melanda ladang mereka, sehingga mampu memprediksi panen sawit akan dilaksanakan dan tidak merugikan hasil dari panen sawit petani. Universitas Semarang. Irianto, Agus Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Prenada Media Group. Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Mikro Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soekartawi Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono. (2008). pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syofian, Siregar Statistik Parametrik Penelitian Kuantitatif dan Aplikasi SPSS. Jakarta:PT. Bumi Aksara. DAFTAR PUSTAKA Adji, Wahyu, dkk. (2004). Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS 20. Semarang. 7