ANALISIS PENENTUAN KEBUTUHAN PELATIHAN DENGAN METODE TNA-T
|
|
- Widyawati Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VII. ANALISIS PENENTUAN KEBUTUHAN PELATIHAN DENGAN METODE TNA-T Sangat penting untuk melakukan analisis penentuan kebutuhan pelatihan sebelum melaksanakan pelatihan. Pelatihan dilakukan hanya jika pemagang memiliki keadaan dimana kemampuan kerja aktual belum mencapai tingkat kemampuan kerja jabatan dalam perusahaan. Akan sangat merugikan perusahaan apabila pelatihan diberikan pada peserta yang tidak tepat sasaran. Kerugian perusahaan yang dimaksud ialah kerugian akan biaya pelatihan serta sumberdaya lainnya yang dialokasikan dalam pelaksanaan pelatihan. Metode TNA-T (Training Needs Assesment Tools) adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam analisis kebutuhan pelatihan pemagang. Pada intinya metode ini mengkomparasikan tingkat Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) pemagang dengan Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ). Pemagang yang memiliki nilai selisih KKJ dan KKP lebih besar dari satu, KKJ-KKP>1 adalah mereka yang akan direkomendasikan untuk mengikuti pelatihan. Pada Diagram Kebutuhan Pelatihan dalam metode TNA-T terdapat empat daerah yaitu daerah A, B, C, dan D. Daerah A dan B mengambarkan kondisi bahwa nilai KKJ yang ditargetkan perusahaan terhadap pemagang lebih tinggi dari nilai KKP pemagang (KKP-KKJ > 1). Ini berarti, pemagang membutuhkan pelatihan demi peningkatan kemampuan kerja. 7.1 Bagian Produksi Shield Bagian produksi shield yang bertugas untuk memproduksi shield dengan cara pengepresan menggunakan mesin. Uraian kerja operator produksi shield adalah: (1) Melaksankan penalian dan packing produk shield sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan., (2) Melaksanakan program 5 R diarea mesin, (3) Melapor ke atasan jika terjadi masalah. Analisis kebutuhan pelatihan dengan metode TNA-T pada Bagian Produksi Shield menghasilkan pasangan nilai KKJ dan rata-rata KKP yang hampir keseluruhannya, kecuali bidang kemampuan Tingkat Kedisiplinan, berada di bawah standar yang diinginkan oleh perusahaan ataupun oleh atasannya. Hal ini dimungkinkan karena tingginya tingkat ekspektasi/harapan perusahaan atau
2 41 atasannya terhadap kemampuan kerja yang seharusnya bagi pemagang pada departemen ini. Sementara itu nilai hasil penilaian KKP dan KKJ (Tabel 3) untuk seluruh jenis kemampuan yang dianalisis menunjukkan bahwa selain bidang kemampuan Tingkat Kedisiplinan, seluruh kemampuan kerja pemagang Bagian Produksi Shield berada di daerah analisis B. Tabel 3. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagian Produksi Shield PT X Tahun Tingkat Motivasi 7,25 5,67 1,58 B Tingkat Kedisiplinan 7,50 6,78 0,72 C Team Work 8,00 6,89 1,11 B Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 8,25 6,33 1,92 B Tingkat Kualitas Kerja 8,50 7,22 1,28 B Pengetahuan Seputar Pekerjaan 8,00 6,22 1,78 B Berdasarkan besaran nilai rata-rata KKJ dan KKP, prioritas kebutuhan pelatihan diawali oleh bidang bahasan Tingkat Komunikasi Dan Koordinasi, sedangkan bidang bahasan team Work berada pada urutan terakhir. Hal ini seperti disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Prioritas Kebutuhan Pelatihan untuk Pemagang Bagian Produksi Shield PT X Tahun Tingkat Motivasi 7,25 5,67 1,58 B.3 Tingkat Kedisiplinan 7,50 6,78 0,72 - Team Work 8,00 6,89 1,11 B.5 Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 8,25 6,33 1,92 B.1 Tingkat Kualitas Kerja 8,50 7,22 1,28 B.4 Pengetahuan Seputar Pekerjaan 8,00 6,22 1,78 B.2 Tingkat Komunikasi dan Koordinasi dan Pengetahuan Seputar Pekerjaan menjadi bidang bahasan yang mendapat prioritas tinggi dengan selisih antara KKJ
3 42 dan KKP hampir mencapai angka dua koma nol. Diharapkan setelah mendapatkan pelatihan di kedua bidang bahasan ini pemagang bisa meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang menjadi kunci kelancaran bertukarnya informasi mengenai pekerjaan dalam perusahaan. Selain itu, juga meningkatkan pengetahuan seputar pekerjaan yang menjadi kunci efektifitas dan efisiensi dalam melakukan setiap pekerjaan. 7.2 Bagian Seretsuky Bagian seretsuky adalah bagian yang bertugas untuk melakukan penempelan/penggabungan antar komponen shield dan cage. Uraian kerja secara rinci adalah : (1) Melakukan proses seretsuky sesuai dengan schedule dan SOP yang sudah ditentukan, (2) Melaporkan jika terjadi masalah, (3) Membuat laporan seretsuky. Analisis kebutuhan pelatihan dengan metode TNA-T pada Bagian Seretsuky menunjukkan bahwa terdapat dua kemampuan yang sudah memenuhi, bahkan melebihi angka minimal yang diharapkan oleh perusahaan/atasan. Satu bidang kemampuan meskipun terdapat selisih positif antara KKJ dan KKP masih berada pada angka satu koma nol dan masih masuk dalam kategori tidak membutuhkan pelatihan. Berturut-turut ketiga bidang kemampuan ini ialah Tingkat Motivasi, Tingkat Komunikasi dan Koordinasi dan Team Work. Di lain pihak, pada tiga kemampuan lainnya ditemukan selisih yang relatif cukup besar sehingga dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkannya. Hal ini seperti ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagian Seretsuky PT X Tahun Tingkat Motivasi 7,00 9,00 (2,00) D Tingkat Kedisiplinan 8,00 6,00 2,00 B Team Work 7,00 6,00 1,00 C Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 7,00 8,00 (1,00) D Tingkat Kualitas Kerja 8,00 6,00 2,00 B Pengetahuan Seputar Pekerjaan 9,00 6,00 3,00 B
4 43 Untuk meningkatkan kemampuan tersebut di atas maka harus dirancang pelaksanaan pelatihan dengan prioritas seperti tertera pada Tabel 6. Prioritas pertama ialah bidang bahasan Pengetahuan Seputar Pekerjaan yang meliputi pemahaman terhadap SOP (Standard Operating Procedure (SOP),Work Instruction (WI), juga Peraturan Perusahaan (PP). bidang bahasan ini sangat penting karena menjadi kunci utama pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien. Tabel 6. Prioritas Kebutuhan Pelatihan untuk Pemagang Bagian Seretsuky PT X Tahun Tingkat Motivasi 7,00 9,00 (2,00) - Tingkat Kedisiplinan 8,00 6,00 2,00 B.2 Team Work 7,00 6,00 1,00 - Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 7,00 8,00 (1,00) - Tingkat Kualitas Kerja 8,00 6,00 2,00 B.3 Pengetahuan Seputar Pekerjaan 9,00 6,00 3,00 B Bagian Barel Uraian kerja pada bagian barel meliputi (1) Melakukan proses barel sesuai dengan schedule dan SOP yang sudah ditentukan, (2) Melaporkan jika terjadi masalah (3) Membuat laporan barel. Pada Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagian Barel (Tabel 7) menunjukkan bahwa terdapat dua kemampuan yang masih membutuhkan peningkatan, yaitu Tingkat Motivasi dan Tingkat Komunikasi dan Koordinasi. Sedangkan keempat bidang kemampuan lainnya dianggap cukup memenuhi harapan atasan. Rendahnya tingkat motivasi sangat terlihat pada hasil Responden pertama (terdapat dua pemagang di Bagian Barel). Nilai ini dimungkinkan terjadi karena jenuhnya pemagang terhadap pekerjaan yang sudah lebih dari tiga tahun bekerja pada pekerjaan yang sama (sejak 29 April 2009). Sedangkan rendahnya tingkat komunikasi dan koordinasi sangat terlihat pada responden kedua yang notabene masih belum lama bergabung dengan perusahaan dan masih membutuhkan penyesuaian (bergabung 11 Januari 2012)
5 44 Tabel 7. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagian Barel PT X Tahun Tingkat Motivasi 9,00 7,00 2,00 B Tingkat Kedisiplinan 9,00 9,00 0,00 C Team Work 9,00 9,00 0,00 C Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 9,00 6,00 3,00 B Tingkat Kualitas Kerja 9,00 9,00 0,00 C Pengetahuan Seputar Pekerjaan 9,00 1,00 0,00 C Untuk mengatasi perbedaan antara KKP dan KKJ ini bisa dilaksanakan program pelatihan dengan materi prioritas pertama ialah Tingkat Komunikasi dan Koordinasi disusul dengan Tingkat Motivasi seperti dijelaskan dalam Tabel 8. Tabel 8. Prioritas Kebutuhan Pelatihan untuk Pemagang Bagian Barel. Tingkat Motivasi 9,00 7,00 2,00 B.2 Tingkat Kedisiplinan 9,00 9,00 0,00 - Team Work 9,00 9,00 0,00 - Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 9,00 6,00 3,00 B.1 Tingkat Kualitas Kerja 9,00 9,00 0,00 - Pengetahuan Seputar Pekerjaan 9,00 1,00 0, Bagian Visual Check Bagian ini bertugas untuk pengecekan kualitas produksi dengan melakukan pengamatan dengan mata. Secara rinci uraian kerja bagian Visual Check meliputi: (1) Melakukan inspeksi sesuai dengan target yang telah ditentukan, (2) Mengidentifikasi barang yang NG secara visual dan memisahkan, (3) Melaporkan jika terjadi keadaan abnormal. Dari hasil pengambilan data di lapangan, didapatkan Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagian Visual Check seperti tertera pada Tabel 9. Kemampuan pemagang rata-rata yang masih berada di bawah harapan perusahaan adalah
6 45 Tingkat Motivasi dan Tingkat Kedisiplinan. Pada Tabel 9 terlihat bahwa dua bidang kemampuan tersebut di atas berada pada kategori B. Tabel 9. Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagian Visual Check. Tingkat Motivasi 9,00 6,00 3,00 B Tingkat Kedisiplinan 9,00 6,00 3,00 B Team Work 6,00 6,00 0,00 C Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 7,00 6,00 1,00 C Tingkat Kualitas Kerja 8,00 8,00 0,00 C Pengetahuan Seputar Pekerjaan 8,00 8,00 0,00 C Secara urutan prioritas, materi pelatihan yang harus diberikan untuk mengisi kekurangan tersebut ialah Tingkat Motivasi, Tingkat Kedisiplinan dan disusul oleh Tingkat Komunikasi dan Koordinasi seperti tertera pada Tabel 10. Tabel 10. Prioritas Kebutuhan Pelatihan untuk Pemagang Bagian Visual Check. Tingkat Motivasi 9,00 6,00 3,00 B.1 Tingkat Kedisiplinan 9,00 6,00 3,00 B.2 Team Work 6,00 6,00 0,00 - Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 7,00 6,00 1,00 - Tingkat Kualitas Kerja 8,00 8,00 0,00 - Pengetahuan Seputar Pekerjaan 8,00 8,00 0, Bagian Produksi Cage Bagian Produksi Cage bertugas untuk memproduksi cage dengan cara pengepresan. Uraian kerja bagian ini meliputi: (1) Melaksankan penalian dan packing produk cagesesuai dengan SOP yang sudah ditentukan, (2) Melaksanakan program 5 R diarea mesin, (3) Melapor ke atasan jika terjadi masalah. Untuk bagian Produksi Cage, didapatkan hasil analisis kebutuhan pelatihan seperti tertuang dalam Tabel 11. Terdapat lima bidang kemampuan yang masih di bawah harapan perusahaan. Satu di antaranya, yaitu kemampuan Team Work.
7 46 Bidang kemampuan Team Work berada pada kategori A dengan selisih angka KKJ dan KKP mencapai 4,00. Empat kemampuan lain yang masih membutuhkan pelatihan ialah Tingkat Motivasi, Tingkat Kedisiplinan, Tingkat Komunikasi dan Koordinasi dan Pengetahuan Seputar Pekerjaan. Tabel 11. Hasil analisis kebutuhan pelatihan Bagian Produksi Cage PT X Tahun Tingkat Motivasi 8,00 6,00 2,00 B Tingkat Kedisiplinan 8,00 5,00 3,00 B Team Work 9,00 5,00 4,00 A Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 9,00 7,00 2,00 B Tingkat Kualitas Kerja 9,00 9,00 0,00 C Pengetahuan Seputar Pekerjaan 9,00 6,00 3,00 B Dari hasil analisis di atas maka urutan prioritas yang harus dilaksanakan adalah yang pertama: Team Work, kedua: Tingkat Kedisiplinan, ketiga: Pengetahuan Seputar Pekerjaan, keempat: Tingkat Motivasi dan yang terakhir adalah Tingkat Komunikasi dan Koordinasi. Prioritas ini bisa dilihat dalam Tabel 12. Tabel 12. Prioritas Kebutuhan Pelatihan untuk Pemagang Bagian Produksi Cage PT X Tahun Tingkat Motivasi 8,00 6,00 2,00 B.3 Tingkat Kedisiplinan 8,00 5,00 3,00 B.1 Team Work 9,00 5,00 4,00 A.1 Tingkat Komunikasi dan Koordinasi 9,00 7,00 2,00 B.4 Tingkat Kualitas Kerja 9,00 9,00 0,00 - Pengetahuan Seputar Pekerjaan 9,00 6,00 3,00 B.2
KUISIONER PENELITIAN (diisi oleh Leader) Bagian I (Data Pribadi Responden) 1. Nama : 2. NIK : 3. Bagian : 4. Jabatan : 5.
LAMPIRAN 51 Lampiran 1. Kuesioner KKJ PT X KUISIONER PENELITIAN (diisi oleh Leader) Kuisioner ini digunakan dalam rangka penyusunan bahan penelitian yang berjudul Kajian Kebutuhan Pelatihan Peserta Magang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
23 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan di PT X. dengan lokasi di Kawasan Industri MM 2100, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Lokasi penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.1.1 Misi dan Tujuan Organisasi Misi organisasi biasanya merupakan pernyataan dari manajemen puncak perusahaan, atau gambaran dari keseluruhan maksud organisasi.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dessler (1997), MSDM adalah suatu kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut organisasi baik pemerintah maupun swasta untuk bekerja lebih efisien dan efektif, professional dan kompetitif serta menghasilkan kualitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Pengembangan Sumberdaya Manusia
19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu organisasi demi terwujudnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
25 III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemikiran Sumberdaya manusia merupakan sentral dari berjalannya organisasi, oleh karena itu perusahaan harus memiliki strategi dalam pengembangan sumberdaya manusia
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 6 1.3. Perumusan Masalah... 6 1.4. Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini sangat berkembang pesat, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini sangat berkembang pesat, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur, mulai dari skala kecil hingga skala besar. Banyak usaha
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumuan Masalah... 4 1.3. Tujuan
Lebih terperinciKAJIAN KEBUTUHAN PELATIHAN
KAJIAN KEBUTUHAN PELATIHAN (Studi Kasus Peserta Magang di Lembaga Pelatihan Kerja F, Bekasi) Oleh NIZAR BURHANNUDDIEN I34053129 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI
Lebih terperinciDAFTAR ISI Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manfaat Penilaian Kinerja Pelatihan dan Pengembangan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1.2 Identifikasi Masalah... 1.3 Perumusan Masalah.. 1.4 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ Saiful Mangngenre 1, Amrin Rapi 2, Wendy Flannery 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT PLN Persero merupakan perusahan penyedia layanan listrik bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PLN Persero merupakan perusahan penyedia layanan listrik bagi masyarakat Indonesia. Wilayah usaha PT PLN (Persero) Distribusi Jawa-Timur dibagi menjadi beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System) adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System) adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang bertugas melakukan infrastructure
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telkom MSC (Maintenance Service Center) merupakan salah satu divisi dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang bertugas melakukan infrastructure maintenance
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu
Lebih terperinciBAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan
1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas prosedur pembelian bahan baku dalam rangka mendukung efisiensi dan efektifitas
Lebih terperinciPendokumentasian Departemen Maintenance dan Departemen Warehouse & PPIC di PT Charoen Pokphand Indonesia Feed Processing Balaraja
Yuwono et al. / Departemen, Warehouse & PPIC PT CPI Balaraja / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 111-118 Pendokumentasian Departemen dan Departemen Warehouse & PPIC di PT Charoen Pokphand Indonesia
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT
Lebih terperinciPENERAPAN VISUAL CONTROL DI AREA BACK END STREAMLINE DI PT. XYZ
PENERAPAN VISUAL CONTROL DI AREA BACK END STREAMLINE DI PT. XYZ LAPORAN TUGAS AKHIR FITRIA 11 06 06519 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2016 DAFTAR
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiv xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii I. Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4. Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 REDUKSI PRODUK CACAT PADA KEGIATAN PENCETAKAN Nismah Panjaitan 1*, Dini Wahyuni 1, Mangara Tambunan 1 1 Departemen Teknik Industri; Fakultas
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
69 BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah memaparkan hasil analisa dari tools yang digunakan. Selain itu juga menganalisa implikasi
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
No. Responden : UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN DI DEPT. UTILITY
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat yang terjadi.
72 BAB V 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat ANALISA HASIL Analisa diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya masalah defect pada produk yang diamati dengan mengumpulkan dan megelompokkannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, sebuah sistem teknologi informasi dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk mencapai tujuannya. Peran sistem teknologi informasi
Lebih terperinciBab 5. Kesimpulan dan Rekomendasi. Kesimpulan untuk penulisan thesis ini adalah sebagai berikut :
Bab 5 Kesimpulan dan Rekomendasi 5.1 Kesimpulan Kesimpulan untuk penulisan thesis ini adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan masalah yang terdapat pada kuadran A dan C dengan menggunakan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang
BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Bardasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi Analisis Pelayanan Pasien Rawat Inap di Bagian Admisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Terdapat dua lingkungan di dalam setiap organisasi bisnis. Yang pertama merupakan lingkungan yang melakukan aktivitas bisnis organisasi atau biasa disebut Enterprise
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tahapan penelitian secara sistematis berdasarkan kerja praktek yang dilakukan pada unit Weaving PT Primatexco Indonesia. Prosedur penelitian dijelaskan
Lebih terperinciStandard Operating Procedure (SOP) Perencanaan Pengadaan Aset (Personal Gadget, Kendaraan) Nomor : 001/I1.B03.1/SOP/2014
Standard Operating Procedure (SOP) Perencanaan Pengadaan Aset Nomor : 001/I1.B03.1/SOP/2014 Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi InstitutTeknologi Bandung 2014 Nomor : 001/I1.B03.1/SOP/SP/2014.
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang
Lebih terperinci4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis
4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengeni metode yang digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan dalam laporan penelitian ini. Penulis melakukan serangkaian tahap penelitian
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit : KTL.IH.1.6001.1.2016 : Pekerjaan Pemeliharaan Sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu komponen modal kerja perusahaan yang cukup signifikan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Tanpa adanya persediaan
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan (Asesmen Mandiri/Self Assessment)
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Perilaku KONSUMEN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada BAB III diatas tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Perilaku KONSUMEN KOPMA UGM maka penulis dapat mengambil beberapa
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG PEDOMAN STANDARISASI PENYELENGGARAAN SIMULATOR UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPELAUTAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN BIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG BOGOR. Oleh KHORI PROBOSEMI H
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN BIDANG PELAYANAN PADA PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG BOGOR Oleh KHORI PROBOSEMI H24076066 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN
Lebih terperinciSESSION 14 STEAM TURBINE MAINTENANCE
SESSION 14 STEAM TURBINE MAINTENANCE 1. Tujuan Pemeliharaan Mempertahankan efisiensi Mempertahankan keandalan Mempertahankan umur ekonomis 2. JENIS-JENIS PEMELIHARAAN Preventive Maintenance Periodic Maintenance
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Selain teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pada bab ini akan pula dijabarkan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan. Untuk mencapai penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam menunjang efektifitas dan efisiensi produksi di perusahaan adalah manpower factor (faktor tenaga kerja). Faktor tenaga kerja meliputi
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran lainnya untuk meningkatkan daya jual edisi majalah terbaru.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Gogirl! Magazine sebagai perusahaan kreatif dibidang majalah remaja dengan tingkat persaingan usaha yang begitu ketat, kadangkala mengalami tingkat penjualan yang tidak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sertifikasi standar kualitas internasional yaitu ISO 9001 dan ISO pada divisi penjamin kualitas (quality assurance).
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. PT Hyundai Indonesia Motor sebagai perusahaan perakitan mobil berskala internasional di Indonesia sudah menerapkan konsep dan prinsip manajemen kualitas total. Hal ini didukung
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian Tinjauan pustaka Pengumpulan
Lebih terperinciDisusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinci4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis
4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Salah satu pendorong perusahaan untuk dapat menjadi yang terbaik didunia bisnis saat ini adalah dengan adanya sistem informasi yang baik. Menurut Hall (2001;7)
Lebih terperinciStandard Operating Procedure (SOP) Penghapusan Aset. Nomor : 005/I1.B03.1/SP/2014. Kantor Wakil Rektor Bidang Sumber daya dan Organisasi
Standard Operating Procedure (SOP) Penghapusan Aset Nomor : 005/I1.B03.1/SP/2014 Kantor Wakil Rektor Bidang Sumber daya dan Organisasi InstitutTeknologi Bandung 2014 Halaman : 1 dari 6 RIWAYAT REVISI SOP
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan anggaran biaya produksi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi (studi kasus pada
Lebih terperinciAnalisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.
Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan akan selalu berusaha mencapai efektivitas dan efisiensi produksi agar tercapai hasil yang optimal. Hal ini dilakukan agar perusahaan selalu
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program
Lebih terperinciS.O.P PENJAMINAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. DOKUMEN LEVEL Standar Operating Procedure
S.O.P PENJAMINAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DOKUMEN LEVEL Operating Procedure KODE S.O.P. SPMI 010 JUDUL PENJAMINAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT AREA SPMI TANGGAL
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,
BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran,
Lebih terperinciPerancangan dan Perbaikan Dokumen Mutu Departemen PPIC di PT Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik
Perancangan dan Perbaikan Mutu PPIC di PT Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik Martin Immanuel Agusta 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Quality Document for PPIC Department (business process, standard operating
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Tahap Analyze. Pada tahap ini akan ditentukan factor factor yang dapat menimbulkan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil 5.1.1 Tahap Analyze Pada tahap ini akan ditentukan factor factor yang dapat menimbulkan permasalahan dan mengklarifikasi vital factor penyebab utama terjadinya masalah,serta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data sekunder serta pengungkapan pendapat secara langsung (brainstorming) maupun melalui kuesioner dari penelitian yang berjudul: Faktor Penyebab
Lebih terperinciMATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian survei yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai berikut : Statistik Deskriptif untuk persepsi responden terhadap variabel Dependen
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN UNIT CIBINONG DAN UNIT WARUNG JAMBU PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. Oleh DWI RATNANING DIAH H
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN UNIT CIBINONG DAN UNIT WARUNG JAMBU PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Oleh DWI RATNANING DIAH H24076035 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
SEKRETARIAT DPRD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN REHAB RUANG PARIPURNA GEDUNG DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan Divisi Perbengkelan di Perusahaan Komponen Otomotif Bahan Karet
Manajemen IKM, Februari 2017 (1- Vol. 12 No. 1 ISSN 2085- http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/ Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan Divisi Perbengkelan di Perusahaan Komponen Otomotif Bahan Karet
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rumusan visi dan misi Badan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 berlandaskan pada tugas pokok dan fungsi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perencanaan strategis sangat diperlukan disuatu organisasi untuk pengembangan pembangunan yang efektif (Laluas, 2013). Sama halnya di dalam lingkup pemerintahan. BAPPEDA
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
: I / I I Pertemuan ke : 1 s/d 2 : 2 x 45 menit Kompetensi Dasar : Mempersiapkan perbaikan periferal yang bermasalah Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diklat mampu menyiapkan hal-hal yang
Lebih terperinci2. PERSYARATAN PESERTA
BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : OPERASI GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER OPERASI REAL TIME : 138 HARI KERJA (6 BULAN) 1. TUJUAN/MANFAAT:
Lebih terperinciNOTULEN RAPAT. Pelaksanaan rapat :
NOTULEN RAPAT Pelaksanaan rapat : Hari/ tanggal : Rabu, 10 Mei 2017 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Puskesmas Simpang tiga Acara : Rapat Pembentukan Tim mutu dan audit internal Pimpinan Rapat : Kepala Puskesmas
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 246-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Instrumen Pembiayaan Syariah 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban; melakukan rekonsiliasi
Lebih terperinci