BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
|
|
- Suhendra Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 69 BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah memaparkan hasil analisa dari tools yang digunakan. Selain itu juga menganalisa implikasi teoritis atau praktis tehadap objek penelitian yang diperoleh dari output penelitian. 5.1 Analisa Waktu Standar dan Output Standar Waktu standar yang didapatkan dari hasil pengolahan data, akan diberikan kepada perusahaan sebagai salah satu rekomendasi untuk meningkatkan kinerja operator. Jika waktu atau output standar telah berhasil ditetapkan, maka manajemen akan memiliki kemudahan dalam membuat evaluasi mengenai performance kerja operator, karena kedua hal tersebut akan merupakan tolok ukur dan target yang harus dicapai oleh seorang pekerja (Wignjosoebroto, 1995). Selama ini, perusahaan tidak memiliki standar waktu kerja bagi operator. Sehingga, performance operator tidak dapat. Sebagai akibat dari tidak ada waktu standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka hasil perhitungan waktu standar tidak dapat dibandingkan. Perbandingan dapat dilakukan dari sisi output standar. Namun secara keseluruhan, waktu standar cukup mewakili keadaan yang sebenarnya karena sample yang diambil merupakan operator yang telah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut dan memiliki kecepatan pekerjaan sesuai dengan standar, sehingga dapat dijadikan standar dalam perhitungan waktu maupun output. Pemilihan operator yang dijadikan sample berdasarkan petunjuk dari perusahaan karena mereka yang lebih mengetahui keadaan operator yang sebenarnya. Berdasarkan hasil perhitungan output standar, walaupun terdapat perbedaan, namun perbedaan yang terjadi tidak terlalu signifikan terhadap output standar yang telah ditetapkan oleh
2 70 perusahaan. Beberapa stasiun yang tidak memiliki output standar dari perusahaan, telah dihitung dan mendapatkan hasil seperti yang tertera pada tabel (5.1). Perbedaan output standar antara hasil perhitungan dengan standar perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel (5.1). Tabel 5.1 Perbandingan Output Standar Hasil Perhitungan Dengan Output Standar Perusahaan Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan terbesar terdapat pada bagian inspeksi dan assembly tube+clamp. Jumlah oputput yang dihasilkan oleh operator pada bagian tersebut cukup tinggi, artinya waktu standar kerja operator kecil. Hal ini disebabkan karena operator yang dipilih sebagai sample memiliki performance rating yang cukup tinggi, karena mereka tergolong operator yang bekerja selama kurang lebih 18 tahun. Sehingga ketika mengerjakan pekerjaannya, operator tersebut dapat mengerjakan dengan cepat dan tepat. Selain itu, jenis pekerjaan yang dilakukan tidak terlalu rumit, dan dalam waktu 1 jam, operator dapat menghasilkan jumlah output lebih dari standar perusahaan. Selisih yang terjadi antara output standar hasil perhitungan dan output standar yang telah ditentukan oleh perusahaan dikarenakan standar dari perusahaan ditetapkan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Operator telah mengalami banyak kemajuan baik dalam kemampuan maupun motivasi
3 71 kerja sehingga standar tersebut harus diperbaruhi sesuai dengan kondisi operator pada saat ini. Salah satu supervisor menyebutkan bahwa saat ini operator tetap dapat memenuhi standar perusahaan dalam waktu 40 menit, bukan 1 jam lagi. Semakin lama operator mengerjakan pekerjaan yang sama, maka ia akan semakin terbiasa, dan pasti output operator akan meningkat. Seperti yang terjadi di lantai produksi Medical Equipment saat ini. Akan lebih baik jika perusahaan memperbarui standar waktu pengerjaan dan standar output beberapa tahun sekali agar dapat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 5.2 Analisa Jumlah Operator Inti dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah operator yang optimum sesuai dengan perubahan jumlah demand di PT. Otsuka Indonesia, khususnya lantai produksi Medical Equipment I. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengolahan data, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada jumlah operator yang seharusnya dibutuhkan oleh lantai produksi tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : PRA ASS ASS PACKING Tabel 5.2 Perbandingan Jumlah Operator Operasi Operator Optimum (orang) Hasil perhitungan Kenyataan Selisih IV needle + Adaptor Adaptor + Rubber Roller + Clamp Joint + tube Tube + DC Tube + Rubber Tube + Regulator Coiling Inspeksi Sterilisasi Sealing Packing Inner Packing Outer TOTAL
4 72 Keterangan : : perlu dikurangi : perlu ditambah Banyaknya orang yang harus dikurangi : 8 orang Banyaknya orang yang harus ditambah : 1 orang Dilihat dari tabel di atas, terdapat 5 stasiun yang perlu pengurangan jumlah tenaga kerja, 1 stasiun perlu penambahan tenaga kerja. Berdasarkan studi pendahuluan, jumlah operator yang tidak sesuai disebabkan karena selama ini penetapan jumlah operator hanya berdasarkan insting supervisor yang telah bekerja selama puluhan tahun perusahaan ini sehingga akibatnya, beberapa stasiun mengalami kelebihan orang dan 1 stasiun mengalami kekurangan orang dimana ketidaksesuaian tersebut akan memberi dampak negatif bagi perusahaan dan operator. Jika jumlah operator kurang, secara otomatis target produksi perusahaan tidak dapat terpenuhi. Operator yang ada mungkin dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, namun mereka akan bekerja melebihi kapasitas yang mereka miliki. Sedangkan jika jumlah operator terlalu banyak, berakibat pada menurunnya performance operator. Selain itu, kerugian finansial juga akan diderita perusahaan karena dengan jumlah orang yang lebih sedikit, dan jumlah biaya tenaga kerja yang lebih kecil telah mampu memenuhi terget produksi perusahaan (akan dijelaskan lebih lanjut pada analisa biaya tenaga kerja). Kondisi yang menguntungkan kedua belah pihak (perusahaan dan operator) adalah jika perusahaan dapat mengurangi biaya tenaga kerja, namun tetap memenuhi target produksi dan tidak membuat operator bekerja melebihi kapasitas mereka. 5.4 Analisa Hasil Simulasi Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, simulasi digunakan sebagai salah satu tool untuk membuktikan bahwa
5 73 hasil perhitungan opertor optimum akan memberikan dampak positif bagi perusahaan dilihat dari segi output yang dihasilkan. Pembuatan output ini didasarkan pada demand per hari. Hasil report simulasi pada tabel (5.3) menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyesuaian jumlah operator, output mengalami peningkatan walaupun banyak operator yang dikurangi. Dapat dilihat pada perbandingan report hasil simulasi kondisi existing dan kondisi perbaikan di bawah ini. Pengurangan jumlah operator tidak mempengaruhi output yang dihasilkan di masing masing stasiun, namun ketika operator ditambah pada bagian packing inner, output meningkat sebesar kurang lebih 2000 unit. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa pada bagian sealing, jumlah mesin hanya 2 sehingga jumlah operator yang mengendalikan 2 orang, seperti yang dibuat pada model simulasi, namun pada kenyataan di lapangan, operator yang bekerja di bagian sealing berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 orang operator mesin, dan 2 orang helper yang bertugas membantu operator mengambil material dan mengatur agar material tersebut tetap steril. Dari hasil pehitungan, operator mesin tidak perlu dikurangi, yang perlu adalah helper karena tugasnya yang tidak terlalu berat sehingga dapat ditangani oleh 1 orang saja. Tabel 5.3 Perbandingan Jumlah Output Hasil Simulasi
6 74 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa output tetap sampai dengan stasiun sealing, walapun pada bagian assembly terjadi pengurangan sebanyak 6 orang dan bagian sterilisasi sebanyak 1 orang, namun terbukti bahwa output tidak berkurang. Ini berarti bahwa selama ini yang terjadi di bagian Medical Equipment I adalah terlalu banyak jumlah operator padahal sebenarnya dengan jumlah operator yang lebih sedikit, akan tetap mampu memenuhi target produksi yang diinginkan berdasarkan jumlah demand. Tabel (5.4) menunjukkan bahwa secara keseluruhan, hasil akhir output produk mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar % dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini disebabkan karena adanya penambahan operator sebanyak 1 orang di bagian yang kritis, yaitu packing inner. Ketika jumlah operator tidak ditambahkan, 5.5 Analisa Biaya Tenaga Kerja Pada umumnya, perusahaan menerapkan prinsip ekonomi dalam mengambil segala bentuk kebijaksanaan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan tersebut. Prinsip ekonomi yang dimaksud adalah dengan mengeluarkan biaya sekecil kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya. Penyesuaian jumlah operator secara tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, akan memberikan dampak yang positif terutama dari sisi finansial perusahaan. Dapat dilihat pada tabel (5.4) yang menuliskan perbandingan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan per bulannya oleh perusahaan sebelum dilakukan penyesuaian jumlah operator dan setelah dilakukan penyesuaian. Perbedaan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp ,00. Hal ini disebabkan karena dengan pengurangan jumlah operator, secara langsung akan memberi dampak kepada pengurangan jumlah biaya tenaga kerja yang akan dikeluarkan. Walaupun terjadi penambahan tenaga kerja
7 75 sebanyak 1 orang, namun tidak sebanding dengan pengurangannya yang sebanyak 9 orang. Tabel 5.4 Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja Keterangan Jumlah Tetap Lama Rp 35,700,000 Tetap Baru Rp 12,800,000 Awal Tidak Tetap Rp 14,300,000 Hasil Perhitungan TOTAL Rp 62,800,000 Tetap Lama Rp 35,700,000 Tetap Baru Rp 12,800,000 Tidak Tetap Rp 10,450,000 TOTAL Rp 58,950,000 Pengurangan biaya tenaga kerja sebesar 6.13 % tersebut akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, dan prinsip ekonomi berhasil dicapai karena dengan berkurangnya biaya, tidak menyebabkan output menurun, namun target produksi tetap tercapai sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan pengurangan biaya tersebut bagi kesejahteraan operator. Misalnya dengan memberikan insentif (bonus) bagi mereka yang berprestasi yaitu menghasilkan output lebih dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mengenai pemberian insentif akan dibahas lebih lanjut pada analisa rekomendasi perbaikan. 5.5 Analisa Rekomendasi Perbaikan Analisa mengenai rekomendasi perbaikan yang diberikan bertujuan agar perusahaan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari rekomendasi perbaikan yang diberikan kepada perusahaan sebagai saran perbaikan Pemberian Insentif Pemberian insentif akan menguntungkan 2 belah pihak, yaitu pihak pekerja maupun pihak perusahaan. Perusahaan akan diuntungkan, karena produktivitas tenaga kerja meningkat, dan biaya yang dikeluarkan untuk upah tetap tidak
8 76 lebih dari biaya yang dikeluarkan ketika jumlah tenaga kerja belum optimal. Sedangkan bagi operator, tentu saja upah akan meningkat dan menghindari terjadinya eksploitasi dari perusahaan karena ada kompensasi yang jelas bagi pekerja untuk setiap tambahan beban pekerjaan yang diberikan. PT. Otsuka Indonesia selama ini menerapkan sistem lembur sebagai metode pemberian insentif bagi karyawannya. Sehingga, pekerja hanya diberi bonus jika ia bekerja lebih dari 8 jam kerja untuk memenuhi target produksi perusahaan. Hal ini akan merugikan jika dilihat dari sisi pekerja, karena mereka hanya akan dibayar lebih jika perusahaan membutuhkan mereka untuk bekerja ekstra. Sedangkan bagi pekerja yang berprestasi tidak ada reward yang akan diberikan. Kekurangan lain dari pemberian insentif berdasarkan jam lembur adalah kecenderungan pekerja untuk mengambil jam lembur tersebut karena mereka membutuhkan uang tambahan. Akibatnya, tidak peduli berapa output yang dihasilkan dan tingkat efisiensi serta performance dari pekerja tersebut, ia akan tetap memperoleh uang lembur karena telah bekerja selama lebih dari 8 jam kerja. Ini akan merugikan pihak perusahaan. Sedangkan jika perusahaan menerapkan metode piece work sebagai salah satu cara pemberian reward bagi pekerja yang berprestasi, maka mereka akan berlomba lomba untuk bekerja dengan sebaik mungkin agar dapat menghasilkan output lebih dari standar yang telah ditetapkan, dengan catatan bahwa hasil output tersebut memiliki prosentase defect yang kecil. Dengan demikian, perusahaan akan diuntungkan dan begitu pula pihak pekerja. Terdapat satu kekurangan dari pemberian insentif berdasarkan piece work, yaitu perusahaan harus mengalokasikan beberapa orang untuk menghitung output masing masing operator. Perhitungan tersebut dapat
9 77 dipermudah dengan penggunaan timbangan tanpa harus menghitung satu per satu. Sebaiknya, pemberian insentif ini lebih difokuskan pada karyawan tidak tetap agar mereka lebih cepat melakukan penyesuaian dan dapat memenuhi standar perusahaan dengan segera. Permasalahan yang sering terjadi di bagian Medical Equipment I PT.Otsuka Indonesia ini adalah, operator baru (tidak tetap) terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaannya dan proses belajar yang dilakukan cenderung lama karena tidak adanya pemicu bagi operator tersebut untuk belajar lebih cepat. Akibatnya, beban berlebih akan diberikan kepada operator lama. Hal seperti ini dapat diatasi dengan pemberian insentif dengan metode piece work Penggunaan Software Rekomendasi utama yang akan diberikan ke perusahaan sebagai bahan pertimbangan adalah penggunaan software sederhana yang akan membantu pihak supervisor atau top management dalam menghitung jumlah operator yang dibutuhkan untuk mengerjakan target produksi tertentu sesuai dengan jumlah demand serta estimasi biaya tenaga kerja yang perlu dikeluarkan. Secara garis besar, Software dibuat semudah dan sesederhana mungkin sehingga user dapat mengoperasikan dengan mudah dan cepat dengan harapan bahwa software ini akan berguna bagi kelangsungan operasional Medical Equipment I PT.Otsuka Indonesia, Lawang. Kelebihan yang dimiliki oleh software ini selain dapat menyederhanakan perhitungan seperti yang telah disebutkan di atas, adalah tingkat fleksibillitas yang cukup tinggi. Ketika terjadi perubahan jumlah tenaga kerja, misalnya terdapat tenaga kerja tetap baru yang direkrut oleh perusahaan, software menyediakan fasilitas perubahan tersebut. Begitu pula jika perusahaan menginginkan operator bekerja dalam 2 shift atau bahkan lebih. Jika suatu saat terjadi kenaikan gaji
10 78 tenaga kerja, yang perlu dilakukan hanya melakukan update data seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Keterbatasan yang dimiliki program ini adalah tidak memperhitungkan beban kerja masing masing operator karena tidak memiliki kemampuan untuk menghitung beban kerja masing masing operator, oleh karena itu untuk mengetahui beban kerja operator yang dipekerjakan oleh perusahaan, terutama operator tetap, perusahaan sebaiknya melakukan pengukuran atau pemeriksaan secara berkala agar operator tidak memiliki beban berlebih dan dapat bekerja secara maksimal.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
27 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang data yang dibutuhkan dan juga menjelaskan mengenai teknik atau tools yang digunakan. 4.1 Pengumpulan Data Pada poin ini akan dijabarkan
Lebih terperinciPERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG
TUGAS AKHIR PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG TIFFANY SOPHIANA NRP 2502 100 008 Dosen Pembimbing Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. work life, innovation dan profitability. Produktivitas kemudian menjadi. Lonnqvist, 2004 dalam TA Tiffany Sophiana).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar belakang teoritis Keseluruhan performansi perusahaan setidaknya terdiri dari tujuh kriteria, yaitu effectiveness, efficiency, quality, productivity,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis sekarang dituntut untuk menciptakan kinerja karyawan yang tinggi. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam organisasinya. Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan usaha semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan usaha semakin sengit dan tajam. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang berlomba-lomba berusaha agar jangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
69 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data, observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Persyaratan telah tertulis dalam kebijakan perusahaan (baik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga manusia. memberikan motivasi pada umumnya adalah dengan memberikan. prestasi kerja dan efektivitas biaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PP. Burung Mas merupakan perusahaan yang memproduksi kantong plastik, dengan mendaur ulang plastik bekas dan membuat biji plastik sendiri sebagai bahan baku pembuatan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT BANTU PADA PROSES PERAKITAN KOMPONEN ADAPTOR DENGAN RUBBER PRODUK SELANG INFUS
PERANCANGAN ALAT BANTU PADA PROSES PERAKITAN KOMPONEN ADAPTOR DENGAN RUBBER PRODUK SELANG INFUS Anak Agung Arya Virganatha., Sritomo Wignjosoebroto Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Beberapa simpulan yang dapat diambil dari pembahasan untuk menjawab
BAB V PENUTUP Pada bab penutup dijelaskan apa yang menjadi simpulan serta saran pada penelitian ini. Simpulan dan saran ini didapatkan berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya. 5.1 Simpulan Beberapa
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
27 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Otsuka Indonesia adalah sebuah perusahaan yang memproduksi produk-produk farmasi baik obat-obatan, nutrisi klinis, maupun infusion
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah Definisi Sistem - Permodelan Sistem - Pola antrian produk Tidak sesuai Pengumpulan Data - Data produk dan perusahaan - Data waktu kedatangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai kepuasan kerja operator bagian produksi PT X di Kabupaten
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.
Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan sumber daya manusia dalam melibatkan proses kegiatan untuk. organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan ataupun dalam suatu organisasi, disamping faktor lain modal. Setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan yang lebih memadai. Sedangkan sistem penggajian pegawai negeri sipil saat ini masih dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki arti penting karena manusia
Lebih terperinciOVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %
OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin kerasnya kompetisi dunia usaha dewasa ini, memaksa perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin kerasnya kompetisi dunia usaha dewasa ini, memaksa perusahaanperusahaan untuk memberdayakan dan mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan untuk mencapai suatu tujuan. Pengambilan keputusan ini sangat bergantung kepada informasi (Kadir, 2003).
Lebih terperinciPENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK
PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) (Studi Kasus Di PT. ALTIA CLASSIC AUTOMOTIVE MANUFACTURING RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lestari Nuryandini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Motivasi tumbuh berdasarkan stimulus yang diberikan terhadap faktor psikis yang ada dalam diri seseorang, seperti harapan (karier), prestasi (penghargaan),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu membuat kemajuan dalam segala hal. Salah satunya merupakan kemajuan dalam dunia usaha. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu organisasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara maju. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, sistem produksi terdiri dari elemen input, proses dan elemen output. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan ( jasa ), dan insentif
Lebih terperinciPENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA
Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Kondisi persaingan di bidang perekonomian pada saat ini cukup ketat dan komplek. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti mempengaruhi kinerja perusahaan dalam berbagai sektor yang terutama dalam sektor
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTERPRETASI
61 BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI Pada tahap ini dilakukan analisa dan evaluasi hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan apapun jenisnya, mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa diemban oleh sumber
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Time Study Time study merupakan suatu pengukuran waktu kerja yang dikembangkan oleh F.W. Taylor untuk menentukan suatu sistem kerja yang baik. Taylor sampai saat ini dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, hal ini mengakibatkan sebuah perusahaan diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-Langkah Dalam Penelitian 3.1.1 Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan adalah melakukan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mengetahui keadaan perusahan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya dalam pencapaian target pendapatan. Deskripsi pekerjaan yang. mencapai tujuan kinerja organisasi.
117 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Rancangan deskripsi pekerjaan yang telah diberikan oleh perusahaan pada karyawan tidak mendukung secara langsung pencapaian kinerja organisasi, khususnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuanyatentu membutuhkan berbagai sumber daya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang harus dicapai. Organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuanyatentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu program pembangunan yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah adalah pembangunan dalam bidang ekonomi. Pembangunan dalam bidang ekonomi
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK KULIAH 8: PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA
TATA LETAK PABRIK KULIAH 8: PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG DIBUTUHKAN Pemilihan jenis dan spesifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting, di mana maju mundurnya suatu organisasi bergantung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya manusia merupakan salah satu unsur dalam organisasi yang mempunyai peranan penting, di mana maju mundurnya suatu organisasi bergantung pada peran
Lebih terperinciMODUL II WORK MEASUREMENT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi banyak dibincangkan hal ini disadarinya sehingga berbagai cara diusahakan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan belum memenuhi tingkat kebutuhan dan kepuasan dari karyawan sesuai tingkat pendapatan yang diterima.
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan model yang menggambarkan langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Metodologi penelitian
Lebih terperinciPEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA
PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA 108 Berdasarkan analisis produk dan proses, maka pemilihan spesifikasi mesin yang sesuai bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan dokumentasi/katalog
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan wawancara terhadap para pekerja dilantai produksi solid pada PT Abbott Indonesia. Pengamatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari
Lebih terperinciManajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi DOSEN : DIANA MA RIFAH
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi DOSEN : DIANA MA RIFAH Manajemen Sumber Daya Manusia Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu program pembangunan yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah adalah pembangunan dalam bidang ekonomi. Pembangunan dalam bidang ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi massal, peranan perencanaan produksi sangat penting, terutama dalam penugasan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen Sumber Daya Manusia bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri elektronik global pada pertengahan 1990-an cepat berubah dari analog ke digital menyebabkan produk industri mengalami komoditisasi dan modularisasi. Kemajuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian yang sistematis dan terarah berdasarkan permasalahan yang ditinjau agar proses penelitian dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Merupakan gambaran urutan kerja yang dilakukan dalam melakukan pengamatan dan pengolahan dalam penelitian di pabrik. Urutan kerja ini membantu
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INSENTIF MENGGUNAKAN METODE PERENCANAAN INSENTIF KELOMPOK
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PERANCANGAN SISTEM INSENTIF MENGGUNAKAN METODE PERENCANAAN INSENTIF KELOMPOK Pendahuluan Cahyono Sigit Pramudyo 1 Abstrak: Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan merupakan sebuah organisasi yang dibentuk dan dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian keuntungan ekonomi dilakukan
Lebih terperinciBAB VII SIMULASI CONVEYOR
BAB VII SIMULASI CONVEYOR VII. Pembahasan Simulasi Conveyor Conveyor merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap. Keterangan yang menjelaskan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1
Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian finishing
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian finishing PT. KTSM untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program K3 terhadap produktivitas kerja karyawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan industri yang semakin pesat ini, setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kepuasan dan menjaga kepercayaan konsumennya. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis merupakan salah satu alat penyokong negara untuk mempertahankan perekonomian dan bahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Teknologi internet merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi tersebut. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dengan seriring
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dengan seriring perkembangan teknologi, komunikasi, dalam perekonomian yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menjalankannya dengan mengggunakan sumber daya yang tersedia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan kegiatan oprasional
Lebih terperinci2 timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para karyawan untuk lebih termotivasi dalam menjalankan kewajibannya sebagai seor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Setiap orang karyawan yang bekerja dengan serius bukan sekedar bertujuan untuk mendapatkan prestasi dan menunjukan kemampuan yang dimiliki saja tetapi, alasan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha mengalokasikan sumber daya secara penuh demi tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu hal yang harus
Lebih terperinciPENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN
PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan perusahaan dapat dipastikan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Salah satu sumber
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR DENGAN PERBAIKAN METODE DAN PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR DENGAN PERBAIKAN METODE DAN PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT (Studi Kasus Departemen Medical Equipment PT.OTSUKA INDONESIA) Agni Yudo Adiyanto, Sritomo Wignjosoebroto, Arief
Lebih terperinciAnalisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?
Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan tambang minyak negara yang perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta manfaatnya sangatlah ditentukan
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI
ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI Oki Septavian Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Rendahnya tingkat pelayanan merupakan masalah utama
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekonomi yaitu mencapai hasil sebesar-besarnya dengan pengorbanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Prinsip ekonomi yaitu mencapai hasil sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya, berlaku juga pada sebuah perusahaan. Perusahaan menerapkan prisip ekonomi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab-bab sebelumnya telah dilakukan analisa dan penelitian berdasarkan data-data dan informasi yang diolah sedemikian rupa sebagai pembuktian dari hasil temuan penulis
Lebih terperinciAnggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Tenaga Kerja Langsung Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung dan membuat anggaran biaya tenaga kerja langsung Pemahaman dalam menentukan implikasi rencana penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya suatu organisasi atau perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya-sumber daya yang ada. Perusahaan merupakan tempat untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dunia semakin menyatu. Pada masa ini kejadian di suatu negara tidak lagi tertutup bagi dunia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, serta saran untuk perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan masyarakat akan sandang terus berkembang. Bergesernya alasan kebutuhan dan perhatian masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan dalam dunia manufaktur dan bisnis, kebutuhan untuk waktu pelayanan konsumen yang semakin cepat dalam memenuhi demand menjadikan
Lebih terperinciPerbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing
Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Intan Mei Erwanto 1, Prayonne
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan profit yang maksimum dari produk yang dihasilkannya. Hal ini tentunya menuntut seluruh bagian di dalam
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. mengetahui kondisi perusahaan dari waktu ke waktu selama pengukuran
75 BAB V ANALISA HASIL Pengumpulan dan pengolahan data telah dilakukan dan disajikan pada bab 4 (empat), selanjutnya hasilnya akan dianalisa untuk mengetahui interprestasi untuk setiap kriteria yang dinilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efisien dalam dunia industri berarti memanfaatkan sumber daya sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karyawan juga sangat sensitif terhadap kesalahan yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan merupakan salah satu hal penting bagi suatu perusahaan karena merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. AR-RAHMAN PAJANG SURAKARTA
PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. AR-RAHMAN PAJANG SURAKARTA SKRIPSI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Mencapai
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada. karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak langsung. Kompensasi langsung berupa gaji/
Lebih terperinci