VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan Aspek Pasar Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha peternakan sapi perah, peternak harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian Potensi Pasar (Market Potential) Susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipasarkan ke PT. Indolakto, perusahaan sendiri dan konsumen akhir yaitu pembeli yang membeli susu segar langsung di perusahaan. Susu murni PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos telah memiliki image produk yang baik di mata konsumen karena produknya yang tidak dicampur dengan komponen lainnya seperti air dan gula yang dapat merusak dan kandungan gizi dalam susu. Susu tersebut mempunyai masa simpan ± tiga jam dalam suhu kamar dan disimpan dalam cooling unit dengan suhu 2,4 C. Kualitas susu yang dihasilkan sangat mempengaruhi tingkat harga susu yang diberikan. Dalam menghasilkan susu dengan kualitas yang baik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos harus memperhatikan standar mutu yang berlaku di pasaran dengan melakukan uji kualitas. Berikut standar mutu atau kualitas susu yang baik dapat dilihat pada Tabel 7.

2 Tabel 7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan Keadaan 1 Bau Rasa NORMAL Warna Konsistensi 2 Uji Alkohol Negatif 3 Lemak 3,20 4 Berat Jenis (BJ) 1,026 1,028 5 Total Solid (TS) 11,28% 6 Kadar Protein 2,5% 7 PH 5-7% Sumber : Harga susu berfluktuatif berdasarkan penilaian kualitas susu yang diberikan pihak PT. Indolakto berdasarkan uji kualitas susu yaitu Total Solid 12,44 persen sebesar Rp 4.500,-. Untuk harga ke konsumen akhir yang membeli secara langsung di perusahaan yaitu sebesar Rp 6.000,- per liter. Kualitas susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011 Keterangan Persentase Total Solid 12,44% Berat Jenis (BJ) 1,0260 Kadar Lemak 3,74% Solid Non Fat (SNF) 8,70% Keasaman (PH) 6,60% Kadar Protein 3,34% Uji Alkohol Negatif Uji Warna, Rasa dan Bau Normal Sumber : PT. Indolakto, Pangsa Pasar Saat ini penjualan susu murni ke PT. Indolakto mencapai ± liter/hari. Kuota minimal susu yang diterima oleh PT. Indolakto dari perusahaan peternakan adalah liter/hari/sekali pengiriman. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki produktifitas

3 susu yang relatif tinggi dan stabil yaitu liter/ekor/hari dan brand image produk yang baik di mata pelanggan Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis aspek pasar, potensi dan pangsa pasar dinilai memadai untuk pemasaran produk. Permintaan bahan baku susu sapi pihak PT. Indolakto saat ini belum terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk masih terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos layak untuk dijalankan Aspek Teknis Aspek teknis yang dijalankan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternakan sapi perah tersebut Lokasi Proyek Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 26 0 C dengan suhu terendah 21,8 0 C dan suhu tertinggi 30,4 0 C. Kelembaban udara 70 persen dengan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar mm. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau dibawah 30 0 C. Dengan demikian iklim di Kota Bogor cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah. Alasan pemilihan lokasi proyek untuk peternakan sapi perah di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat lokasi mudah diakses karena jalan terbuat dari aspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat Sarana dan Prasarana a) Lahan Lahan yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan lahan HGU (Hak Guna Usaha). Total luas lahan peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos kurang lebih mencapai 651 Ha. Lahan ini digunakan untuk membangun kandang, gudang pakan, serta tambahan untuk tempat tinggal/mess pekerja. b) Kandang Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau saling bertolak belakang.

4 Sedangkan tipe kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Free Stall Barn. Model kandang ini dirancang untuk menciptakan kenyamanan pada ternak, dimana sapi dapat bergerak bebas mengakses tempat istirahat dan bebas untuk bergerak makan dan minum di dalam kandang serta memudahkan perkerja dalam hal pembersihan dan pemberian pakan. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan produksi susu yang dihasilkan dan meningkatkan kesehatan ternak karena ternak dapat lebih banyak bergerak yang menyebabkan sitem metabolisme akan lebih baik. Ukuran kandang Free Stall Barn mempunyai panjang 75m, lebar 21,5m dan tinggi 8,77. Sistem kandang ini setiap satu kandang memiliki kapasitas sebanyak 200 ekor sapi dewasa. Selain kandang bebas, PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki dua kandang pedet, dua kandang pejantan muda, dan juga memiliki dua kandang sapi potong. Untuk lebih jelasnya kandang Free Stall Barn dapat dilihat pada gambar 3. Tempat Makanan dan Tempat Makanan dan Minum Minum Tempat Makanan dan Bentuk Tunggal, 1 baris Gambar 3. Sketsa Tipe Kandang (Sistem Free Stall Barn) Bentuk Ganda, 2 baris saling bertolak belakang Kandang PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos umumnya terbuat dari bahan bangunan yang terbuat dari kombinasi besi dan pagar stall dengan berlantaikan semen, serta tipe atap kandang yang digunakan yaitu tipe monitor dengan arah kandang membujur ke timur dan barat (Gambar 4). Umur ekonomis kandang rata-rata 10 tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen.

5 Gambar 4. Kondisi di dalam Kandang c) Instalasi Listrik Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah, terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternakan dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran sebesar /tahun. d) Instalasi Air Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan produksi. Air yang diperoleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berasal dari mata air pegunungan yaitu Kawasan Gunung Gede yang ditampung melalui bak penampungan yang kemudian dialirkan ke kawasan peternakan dan pemukiman penduduk untuk kebutuhan sehari-hari. e) Peralatan Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Adapun mesin dan peralatan produksi yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos disajikan pada Tabel 9.

6 Tabel 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011 No Jenis Peralatan Jumlah 1. Cooler 2 unit 2. Truk+tangki 1 unit 3. Milk can 40 liter 30 unit 4. Mesin pemerahan 1 unit 5. Meja+kursi unit 6. Komputer 4 unit 7. Mesin printer 2 unit 8. Chopper 2 unit 9. Mixer 1 unit Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011 (1) Cooler Cooler berfungsi sebagai tempat penyimpanan susu sementara dan mempertahankan kualitas susu dengan suhu yang terdapat di dalam cooler yaitu 2,4 C dengan kapasitas liter. (2) Truk+tangki Truk tangki digunakan sebagai alat untuk menampung susu segar dari perusahaan yang akan didistribusikan ke PT. Indolakto. Truk tangki dilengkapi dengan mesin pendingin yang akan mampu menjaga kualitas susu sampai ke tempat tujuan selama dalam perjalanan. (3) Milk can Milk can berfungsi sebagai alat penampung susu, hasil pemerahan dari cooling yang akan dipindahkan ke dalam milk can untuk di distribusikan. (4) Mesin pemerahan Mesin pemerahan digunakan sebagai alat untuk memerah sapi dengan kapasitas 52 ekor sapi. (5) Meja dan kursi Meja dan kursi digunakan oleh karyawan pada ruangan kantor dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. (6) Komputer Komputer dipergunakan untuk menyimpan seluruh data-data dari mulai proses produksi hingga keperluan administrasi. (7) Mesin printer

7 Mesin printer digunakan sebagai salah satu alat pendukung terpenting yang digunakan dalam mencetak segala bentuk keperluan di atas kertas perusahaan sebagai suatu bentuk bukti tertulis oleh pihak perusahaan. (8) Chopper Chopper digunakan sebagai alat untuk membuat pakan hijauan hingga terbentuk bagian kecil agar semua bagian rumput dapat dimakan dan mudah dicerna oleh sapi. (9) Mixer Mixer digunakan untuk mencampur bahan baku yang sudah halus sehingga tercampur homogen. Mixer yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah mixer horizontal dengan kapasitas 2500kg dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pencampurann bahan baku (mixing) adalah 30 menit Proses Produksi a) Tata Laksana Pemeliharaan (1) Pengadaan Bakalan Perah Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mayoritas adalah Fries Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih (Gambar 5). Pertimbangan menggunakan jenis sapi Fries Holland (FH) karena diketahui dapat menghasilkan kuantitas yang lebih banyak dibanding dengan jenis sapi perah lainnya. Selain sapi Fries Holland (FH), di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga terdapat beberapa sapi jenis jersey dan Hongaria (HG). Pengadaan bibit sapi perah dipasok langsung dari Australia. Gambar 5. Jenis Fries Holland (FH)

8 (2) Pakan Pakan yang diberikan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk sapi perah terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentra. Pakan hijauan yang diberikan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berupa rumput gajah dan rumput raja. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada di sekitar area perusahaan. Luas lahan hijauan mencapai 93 ha. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Pakan konsentrat sapi perah terdiri atas campuran bahan-bahaan brupa biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian dan hasil sampingan dari produk olahan pertanian. Pakan konsentrat yang digunakan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, vitamin, mineral, kalsium dan garam. Bahan-bahan tersebut diipasok dari beberapa daerah di dalam dan di luar pulau Jawa seperti Bogor, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Surabaya dan Lampung. Pemasok bahan baku pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Nama Bahan Baku Pakan Pemasok 1. Wheat Pollard PT. Indofood Sukses Makmur tbk, Bogasari Flour Mills Jakarta Indonesia 2. Onggok PT. Aman Jaya Jakarta dan U.D Berjuang Lampung 3. Kopra PT. Giat Cilincing Jakarta 4. Molases Cirebon/Surabaya 5. Kalsium PT. Lembah Hijau Cianjur 6. Vitamin PT. Lembah Hijau Cianjur 7. Mineral PT. Lembah Hijau Cianjur 8. Garam Bogor Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011.

9 (3) Sanitasi Kebersihan kandang multak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum kegiatan pemerahan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyiramkan air dengan menggunakan selang dan menyapu dengan menggunakan sapu lidi. Kotoran sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tidak dimanfaatkan dengan baik, melainkan langsung dibuang ke dalam kolam penampungan (holding pond) sementara sebelum akhirnya dibuang ke sungai. (4) Reproduksi Sistem reproduksi sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). IB merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak. Teknik melakukan Inseminasi Buatan (IB) adalah dengan cara memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari sapi jantan ke dalam saluran alat kelamin sapi betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut inseminator gun. Proses IB dilakukan oleh 2 orang inseminator. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga medis mengatakan bahwa, Tingkat keberhasilan IB di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mencapai 80 persen. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB. (5) Penanganan Penyakit Kesehatan hewan banyak dipengaruhi oleh pakan, mikroorganisme, parasit, racun dan iklim. Apabila ternak terserang penyakit menular dikhawatirkan dapat menyerang ternak lainnya. Kesehatan sapi harus selalu ditinjau oleh karyawan bagian pemeliharaan sapi, bagian jaga malam, bagian kebersihan dan kepala bagian sapi perah sehingga ketika sapi sakit dapat langsung dilakukan penanganan secepatnya. Penanganan tersebut antara lain memberi suntikan obat sesuai dengan dosis jenis penyakitnya. Adapun penyakit yang pernah menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 11.

10 Tabel 11. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011 No Nama Penyakit Gejala Penanganan 1. Pneumonia Keluar cairan berbau dari hidung, batuk, tidak nafsu makan dan perut kembung. 2. Mastitis Keluarnya cairan kuning kental pada ambing akibat dari peradangan kelenjar susu disebabkan oleh bakteri streptococcus coccid dan staphylococcus coccid. 3. Brucllosis Merusak alat reproduksi terutama pada dinding rahim (uterus) selaput lendir dan ambing. 4. Pilek Nafsu makan berkrang, badan lemah dan keluar cairan dari lubang hidung 5. Diare Feses sedikit cair dan terkadang bercampur darah. Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011 Memberikan suntikan antibiotik dengan dosis 20cc per ekor setiap dua hari sekali. Ambing tidak diperah dan diberi suntikan antibiotik seperti penicillin melalui mulut. Diberikan vaksin strain 19. Memberikan antibiotik dengan dosis 20cc setiap kali pemberian. Memberikan antibiotik dengan dosis 20cc dan injectamin dengan dosis 10cc tiap pemberian. b) Proses Pemerahan dan Produksi Susu Proses pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos menggunakan mesin perah otomatis yang berasal dari Australia dan diproduksi oleh Daviesway-Dairy Equipment. Sistem pemerahan yang diterapkan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Double-Up Milker yaitu sistem pemerahan ganda. Untuk sistem jalur pemerahan menggunakan sistem End Exit yaitu sapi masuk dan keluar ruang pemerahan melalui jalur yang sama. Instalasi pipa susu terletak pada bagian atas (up line). Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 05:00 WIB dan sore hari pukul 17:00 WIB dengan interval pemerahan 12 jam.

11 Ruang pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terbagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaan dan status sapi. Status dari setiap sapi terdiri atas sapi impor dan sapi lokal, sedangkan kegunaan ditujukan untuk konsumsi pedet dan dijual. Kelangsungan produksi air susu dalam usaha ternak sapi perah, selain dipengaruhi oleh proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh tatalaksana pemerahan yang benar (Rukmana, 2009). Ruang pemerahan pertama yang berada di atas digunakan untuk memerah sapi lokal dan sebagian susunya untuk kebutuhan konsumsi pedet. Ruang pemerahan atas memiliki kapasitas 12 ekor yang dibagi menjadi dua sisi yang masing-masing dapat menampung 6 ekor. Sementara ruang pemerahan bawah yang memiliki kapasitas 52 ekor dan dibagi menjadi dua sisi digunakan untuk memerah sapi impor dan sapi lokal yang memiliki produksi susu tinggi. Susu yang dihasilkan di ruang bawah ditujukan untuk dijual kepada konsumen. Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp per liter. perah mulai memproduksi susu yaitu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur 3-4 tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300 hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih 2 bulan. perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai diatas tahun ke delapan (Tabel 12). Tabel 12. Perkembangan Umur Perah Umur Uraian Keterangan 0-1 Tahun Pedet Belum produksi susu 1-2 Tahun Dara 1 Tahun Belum produksi susu 2-3 Tahun Dara 2 Tahun Belum produksi susu 3-4 Tahun Laktasi Pertama Mulai memproduksi susu 4-5 Tahun Laktasi Kedua Produksi susu 5-6 Tahun Laktasi Ketiga Produksi susu 6-7 Tahun Laktasi Keempat Produksi susu 7-8 Tahun Laktasi Kelima Produksi susu >8 Tahun Afkir Sudah tidak memproduksi susu

12 Hasil Analisis Aspek Teknis Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Bogor yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini layak untuk dijalankan Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja Hasil Analisis Aspek Manajemen Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan sapi perah, karena badan usaha serta struktur organisasi sudah formal dan tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Keberadaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya. Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses transportasi peternakan.

13 Menurut hasil wawancara dengan pihak peternakan, selama keberadaan peternakan sapi perah ini tidak pernah menimbulkan masalah yang besar dalam hal pencemaran lingkungan. Salah satu upaya antisipasi adalah dengan cara menampung sementara limbah peternakan di kolam penampungan (holding pond) sebelum akhirnya dibuang ke sungai.

14 6.2. Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama umur proyek ( 10 tahun ). Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas perlu dilakukan Arus Kas (Cashflow) Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini adalah penerimaan dari hasil penjualan susu, penjualan pedet jantan dan penjualan sapi afkir dan penjualan karung bekas kosentrat. Tahap pertama yang dilakukan untuk mengetahui arus penerimaan usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah dengan membuat proyeksi fisik usaha. Pembuatan proyeksi fisik usaha terdiri dari proyeksi jumlah sapi dan proyeksi produksi susu. Setelah itu dibuat proyeksi penerimaan usaha ternak sapi perah. a) Penerimaan penjualan susu Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp per liter. Adapun rincian penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari penjualan Susu Murni dapat dilihat pada Tabel 13.

15 Tabel 13. Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari Penjualan Susu Murni. Total Pendapatan Susu Ke Pendapatan Susu Produksi Pendapatan Susu Ke PT Rejo Sari Bumi Ke Konsumen Susu PT. Indolakto (Rp) Unit Tapos Langsung (Rp) (Liter/tahun) 12,036,652 19,634,952,979 1,527,163, ,888,192 b) Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi disebabkan karena sapi sudah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban biaya pakan. Pada umumnya umur afkir sapi laktasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yaitu mencapai delapan tahun. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual dengan harga Rp per ekor. c) Penerimaan penjualan pedet jantan Penerimaan penjualan pedet jantan merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Pemeliharaan pedet jantan dianggap tidak menguntungkan, karena tidak dapat menghasilkan susu dan menambah beban biaya pakan. Pedet jantan dijual dengan harga Rp per ekor. Adapun rincian penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi dan pedet jantan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Laktasi dan Pedet Jantan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Penjualan Jumlah Harga/Satuan Penerimaan/Tahun (Rp) (ekor) (Rp) Pedet Jantan Afkir Total Penerimaan

16 Arus Pengeluaran (Outflow) Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung. a) Biaya Investasi Biaya investasi pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dikeluarkan pada tahun pertama. Selain itu juga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-5. Rincian perhitungan biaya investasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya Investasi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Jumlah (ekor) Harga/ Satuan (Rp) Jumlah Biaya Investasi (Rp) Betina Dewasa Dara Bunting Bulan Dara Bunting Bulan Impor Dara 1 tahun Pedet betina Pedet jantan Total Tabel 16. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 1 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Bangunan/Kandang Kode Kandang Total Investasi Pedet Laktasi A-B-C-D Dara E-F-G-H-I Kantor Ruang Pemerahan Total Biaya

17 Tabel 17. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 2 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Kandang Kode Kandang Total Investasi Pedet Laktasi J-K-L-M Dara N Total Biaya Tabel 18. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 3 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Kandang Kode Kandang Total Investasi Pedet Laktasi P-Q-R Dara O-S Total Biaya Tabel 19. Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. No Biaya Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan Total Biaya (Rp) (Rp) A Bangunan Umur Ekonomis (Tahun) B 1 2 Kantor m2 50 1,000,000 14,000, Ruang Pemerahan m ,000, ,000, kandang Laktasi unit ,000,000 9,350,000, Kandang Dara unit 8 850,000,000 6,800,000, Kandang Pedet m ,000 1,104,300, Reproduksi Container 2L unit 3 300, ,000 5 Container 40L unit 1 12,500,000 12,500,000 10

18 3 4 C D Gun IB unit 2 200, ,000 5 Thermos unit 3 75, ,000 3 Kesehatan Hewan Box Obat unit 1 110, ,000 5 Suntikan 20 ml unit 10 20, ,000 2 Gunting unit 3 75, ,000 3 Cater unit 3 7,500 22,500 2 Aplicator Ear Tag unit 2 600,000 1,200,000 5 Tang Kuku unit 2 150, ,000 5 Pisau Bedah unit 2 100, ,000 3 Thermometer unit 4 25, ,000 5 Fresh Milk 1 Cooliing unit 2 1,000,000,000 2,000,000, Mesin Perah unit 2 2,000,000,000 4,000,000, Ember Plastik 12 liter unit 4 10,000 40, E Milk Can 40 liter unit ,000 18,000,000 8 Gelas Literan unit 2 25,000 50,000 5 Truk Mitsubishi unit 1 90,000,000 90,000, Truk Tanki unit 1 500,000, ,000, Gelas Dipping unit ,000 1,500,000 2 Kebersihan

19 F G Sekop unit 38 40,000 1,520,000 5 Sapu Lidi unit 19 5,000 95,000 2 Garpu unit 38 60,000 2,280,000 5 Selang unit ,000 1,400,000 5 Sikat unit 5 10,000 50,000 2 Gacok unit 38 25, ,000 5 Peralatan Kantor Komputer unit 4 4,000,000 4,480,000 5 Printer unit 2 500, ,000 5 Meja+Kursi unit 5 3,280,000 4,592,000 8 Lemari unit 2 656,000 1,312,000 8 Jaga Malam Senter unit 3 50, ,000 5 Radio Panggil unit 3 450,000 1,350,000 5 Golok unit 3 200, ,000 5 b) Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan. (1) Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit

20 Tapos meliputi : gaji kordinator, bagian keuangan dan pemasaran, staff kantor, tenaga kerja karyawan, biaya transportasi, biaya telepon, listrik dan alat tulis bagian administrasi. Adapun rincian biaya tetap adalah sebagai berikut : Tabel 20. Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Biaya Tetap Satuan Jumlah Biaya per Satuan (Rp) Total Biaya Per Tahun (Rp) 1. Gaji Orang Kordinator 2. Gaji Bagian Orang Keuangan 3. Gaji Bagian Pemasaran Bulan Gaji Staff Bulan Kantor (2 orang) 5. Gaji Bagian Bulan Kesehatan (3 orang) 6. Bahan Hari Bakar Kendaraan (Solar) 7. Biaya Bulan Telepon 8. Perawatan Bulan Mesin Perah 9. Biaya Listrik Bulan Alat Tulis Bulan Administra si 11. PBB Tahun Pembayara Tahun

21 n Pajak Kendaraan Total (2) Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat dan biaya Inseminasi Buatan (IB). Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 21. Tabel 21. Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Komponen Biaya Harga/Satuan 1. Pakan Konsentrat Rp /kg 2. Pakan Hijauan Rp. 100/kg 3. Karyawan Rp /hari 4. IB Rp /dosis 5. Kesehatan Hewan Rp /ekor 1. Biaya Pakan Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan/rumput dan pakan konsentrat. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada dekat dengan perusahaan. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Sedangkan pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari dalam dan luar pulau Jawa. Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi laktasi sebanyak 40 kg/ekor/hari, pakan konsentrat sebanyak 10 kg/ekor/hari. Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi dara sebanyak 25 kg/ekor/hari, pakan konsentrat sebanyak 5 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk pedet sebanyak 7 kg/ekor/hari dan

22 pakan konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pemberian pakan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan dikalikan dengan proyeksi jumlah sapi. 2. Biaya Inseminasi Buatan (IB) Inseminasi buatan (IB) merupakan sistem reproduksi buatan yang dilakukan untuk menghasilkan turunan pada sapi perah. IB dilakukan oleh tenaga medis, biaya yang dikeluarkan untuk sekali IB dan jasa tenaga medis sebesar Rp /dosis Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi usaha. Selain itu terdapat komponen biaya diperhitungkan, biaya ini merupakan biaya tidak tunai yang terdapat selama kegiatan operasional usaha sapi perah yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan harga yang berlaku. Komponen biaya diperhitungkan meliputi penerimaan penjualan susu dan pengeluaran biaya pakan hijauan/rumput. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang secara langsung akan berpengaruh pada perhitungan cashflow. Adapun hasil análisis cashflow pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No. Kriteria Hasil Analisis 1. NPV Rp ,27,- 2. IRR 83 % 3. Net B/C 2,59 4. Payback Period (PP) 5 Tahun 8 bulan 9 Hari Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat, bahwa usaha peningkatan produksi susu murni layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kelayakan usaha yang ada, yaitu: 1. NPV suatu proyek adalah selisih dan present value penerimaan dengan present value biaya yang merupakan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan besarnya NPV sebesar Rp ,27,- yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selama 10 tahun sebesar Rp ,27,-. Nilai NPV lebih besar dari nol maka suatu usaha dikatakan layak.

23 2. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang rnanfaat dengan nilai sekarang investasi atau dengan cara membagi nilai NPV positif dengan nilai NPV negatif. Nilai perbandingan tersebut akan menggambarkan seberapa besar tambahan keuntungan yang akan diperoleh jika mengeluarkan biaya sebanyak Rp 1. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya Net B/C ratio pada dicount factor 13 persen adalah 2,59 yang mempunyai arti bahwa setiap penambahan produksi sebesar Rp 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar 2, IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat keuntungan maksimum yang dapat dicapai selama masa usaha dan dinyatakan dalam persen, yaitu tingkat suku bunga yang berlaku pada waktu penanaman modal usaha tersebut, sehingga menjadi NPV proyek waktu penanaman sama dengan nol. Hasil perhitungan cashflow menunjukan bahwa IRR unit bisnis sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah 83 persen atau lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku maka investasi menguntungkan. 4. Payback Period (PP) menunjukan jangka waktu untuk pengembalian pengeluaran atas investasi riil melalui penerimaan yang diterima setiap tahun. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya PP sebesar 5 tahun 8 bulan 9 hari Artinya investasi yang ditanamkan dalam unit bisnis sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan kembali dalam jangka waktu 5 tahun 8 bulan 9 hari. Adapun rincian perhitungan laba rugi dan cashflow dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Analisis Switching Value Analisis Switching Value dilakukan pada penurunan produksi susu murni dan kenaikan harga konsentrat. Penurunan produksi susu murni yang dilakukan dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana produksi susu murni yang diturunkan oleh perusahaan dapat mengakibatkan bisnis yang dijalankan menjadi tidak layak. Kondisi tersebut dibuat sampai nilai NPV mendekati nol, nilai Net B/C mendekati satu dan nilai IRR mendekati tingkat suku bunga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 23.

24 Tabel 23. Hasil Perhitungan Switching Value Dengan Skenario Presentase Perubahan NPV IRR NetB/C Cashflow awal Rp ,27,- 83% 2,59 Switching Value berdasarkan 0 13% 1 penurunan produksi susu sebesar 6,78 persen. Dari hasil swicthing value dapat diketahui bahwa pengembangan bisnis yang dijalankan perusahaan menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan produksi melebihi 6,78 persen (Lampiran 3). Hasil yang didapat menunjukan usaha ini masih diambang batas dengan adanya penurunan produksi sebesar 6,78 persen karena nilai NPV sama dengan nol, IRR yang dihasilkan adalah 13 persen atau sama dengan tingkat suku bunga bank sebesar 13 persen, Net B/C sama dengan satu. Penurunan produksi susu kemungkinan terjadi karena banyaknya ternak yang terkena penyakit mastitis, kurangnya protein dari pakan, keterlambatannya perkawinan atau sapi sudah menghadapi masa afkir sehingga tingkat produksi yang didapat perusahaan tidak mencapai target yang diinginkan bahkan dapat terjadi kerugian apabila perusahaan tidak mampu menangani apabila penurunan produksi terus mengalami penurunan melebihi 6,78 persen.

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Peternakan Sapi Perah Salah satu bidang usaha agribisnis peternakan yang memiliki potensi cukup besar dalam meningkatkan kesejahtraan dan kualitas sumberdaya manusia

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

i - - - ii iii iv v vi vii No. Asumsi A B C Aspek Pasar 1. Untuk prediksi ke depan, permintaan produk dianggap tidak mengalami penurunan dalam jangka waktu 10 tahun yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Dalam rangka memudahkan analisis maka peternak sapi perah (responden) di Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan satuan ternak (ST)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga 58 Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga No Asumsi Volume Satuan 1 Dara bunting 4 bulan 4 Ekor 2 Bangunan Kandang Sapi 115,4 m2 3 Gudang Pakan 72 m2 4 Lahan 210 m2 5 Lahan kebun rumput

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) berdiri pada tahun 1999 yang berlokasi di daerah Cisarua dengan populasi pertama 20 ekor sapi FH

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pola Pemanfaatan Energi pada Rumah Tangga Komersial, Industri, Transportasi, Pembangkit Tenaga Listrik

Lampiran 1. Pola Pemanfaatan Energi pada Rumah Tangga Komersial, Industri, Transportasi, Pembangkit Tenaga Listrik LAMPIRAN Lampiran 1. Pola Pemanfaatan Energi pada Rumah Tangga Komersial, Industri, Transportasi, Pembangkit Tenaga Listrik Energi Energi fosil Energi terbarukan Baru Jenis Energi Bio massa Batu bara Panas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%) TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah merupakan sapi yang dapat menghasilkan susu yang dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahaternak Sapi Perah 2.1.1 Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah Usahaternak di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan berdasarkan pola pemeliharaannya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. ANALISIS DAN SINTESIS IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kambing Kambing merupakan binatang memamahbiak yang pada dasarnya merupakan kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya. Kambing perah memang masih asing bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking 10 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usahaternak Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi prinsip sebagai penghasil susu. Susu merupakan sekresi fisiologis dari kelenjar susu yang merupakan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi perah Fries Holland (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia. Bangsa sapi ini bisa berwarna putih dan hitam ataupun merah

Lebih terperinci

Biaya Investasi No Uraian Unit

Biaya Investasi No Uraian Unit LAMPIRAN Biaya Investasi No Uraian Unit Umur Ekonomis Harga Satuan Total Harga (Tahun) (Rp) (Rp) 1 Bangunan Kantor dan Gudang 1 5 5,000,000 5,000,000 2 Kolam Terpal a. Ukuran 10 m x 5 m 7 2 1,250,000 8,750,000

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Budidaya Ayam Ras Pedaging Ayam ras pedaging atau ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan sapi perah di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya yaitu perusahaan peternakan sapi perah dan peternakan sapi perah rakyat (Sudono,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi susu sangat menentukan bagi perkembangan industri susu sapi perah nasional. Susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah di dalam negeri sampai saat ini baru memenuhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi 33 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Koperasi Sarono Makmur 1. Sejarah berdirinya Koperasi Sarono Makmur Dengan banyaknya peternak yang ingin bergabung dan membentuk kelompok, maka untuk meningkatkan sinergi

Lebih terperinci

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan cerminan performa Dinas Peternakan dalam pembangunan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstien Sapi FH telah banyak tersebar luas di seluruh dunia. Sapi FH sebagian besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian dalam sistem pangan nasional. Industri peternakan memiliki peran sebagai penyedia komoditas pangan hewani. Sapi

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kelompok Ternak Rukun Tani 1. Keadaan Umum Kelompok Ternak Rukun Tani yang diketuai oleh Bp. Sunarjo dengan pekerjaan petani, merupakan salah satu unit usaha masyarakat

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pedet Pedet merupakan ternak replacement stock. Pemberian suplemen pada pedet prasapih pada awal laktasi diharapkan akan dapat mengendalikan penyebab terjadinya penurunan kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada peningkatan produksi susu. Sapi perah bangsa Fries Holland (FH)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci