V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) berdiri pada tahun 1999 yang berlokasi di daerah Cisarua dengan populasi pertama 20 ekor sapi FH (Fries Holland) yang berproduksi rata-rata per hari 10 liter per ekor sapi, sapi perah yang dipelihara sebagian didapat dari peternak di lingkungan sekitar. Kemudian pada tahun melakukan penambahan populasi sekitar 75 ekor dengan produksi susu rata-rata 13liter/ekor/hari, sapi tersebut merupakan hasil perkawinan dan juga pembelian dari peternakan di daerah Boyolali, Garut, dan Pangalengan (Bandung). Pada saat ini populasi sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming telah mencapai 141 ekor dengan produksi susu rata-rata 15 liter/ekor/hari. Pada tanggal 20 Juli 2007 didirikan unit bisnis produksi pakan konsentrat di lokasi peternakan CV. CIF. Unit bisnis pakan konsentrat CV, CIF mampu menghasilkan produk pakan konsentrat sapi perah sebesar kg per hari. Produk pakan yang dihasilkan terdiri dari dua grade yaitu grade A dan grade B. Pakan konsentrat yang dihasilkan perusahaan memiliki merek CIF Laktafeed A dengan kandungan protein persen dan CIF Laktafeed B dengan kandungan protein persen. Namun, pada saat ini CIF hanya memproduksi pakan konsentrat grade A. Agar menghasilhan keluaran pakan konsentrat yang berkualitas dengan kandungan protein yang tinggi diperlukan bahan baku yang berkualitas baik pula. Bahan baku untuk formula pakan konsentrat diperoleh dari berbagai pemasok yang berasal dari berbagai daerah. Bahan baku pakan konsentrat terdiri wheat pollard, dedak padi, bungkil kelapa, kacang hijau, molasses, garam, mineral, kapur, jagung popcorn, dan gaplek. Proses produksi pakan konsentrat ini dilakukan dari bahan baku sampai menjadi pakan konsentrat yang siap untuk dikonsumsi atau untuk dipasarkan. Produksi pakan konsentrat dalam satu hari dapat menghasilkan 3,5 ton. Kelebihan produk pakan konsentrat yang diproduksi oleh CIF dengan merek CIF Laktafeed dibandingkan produsen lain adalah kualitasnya bagus sehingga dapat meningkatkan produksi susu sapi dan menjadikan kondisi badan sapi semakin 35

2 baik. Perusahaan ini memiliki susunan organisasi dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Struktur organisasi CV. Cisarua Integrated dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Sruktur Organisasi CV. Cisarua Integrated Farming (2011) Gambar 2 menunjukkkan pembagian tanggung jawab yang jelas. Struktur organisasi yang jelas akan memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan. 5.2 Lokasi dan Keadaan Geografis Perusahaan peternakan CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) terletak dikampung Baru Siraeum RT 03/006, Desa Cibereum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat berjarak ±22km dari pusat pemerintahan kota Bogor dengan topografi m di atas permukaan laut, suhu lingkungan berkisar antara C dengan kelembapan udar 85% serta curah hujan sebesar mm per tahun. Keadaan suhu pada daerah ini sangat kondusif untuk usaha peternakan, dan tanahnya juga subur untuk mendukung penyediaan rumput. 5.3 Deskripsi Kegiatan Bisnis (Sub Sistem Agribisnis) CV. Cisarua Integrated Faming memiliki beberapa unit bisnis, namun pada saat ini unit bisnis yang masih berjalan ada 5 unit bisnis yang bertempat pada satu lokasi yang sama yaitu unit bisnis budidaya sapi perah, unit bisnis produksi pakan konsentrat, unit bisnis pupuk kompos, unit bisnis sayuran organic dan unit bisnis educational diary tour yang bertempat di Kampung Paragajen Rt 03/06 Desa 36

3 Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Unit unit bisnis tersebut memiliki kegiatan kegiatan bisnis tersendiri yang terdiri dari pengadaan bahan baku, kegiatan proses produksi, distribusi, penyimpanan dan pemasaran produk. Proses produksi yang dilakukan meliputi proses budidaya sapi perah dengan hasil keluaran berupa susu murni dan proses produksi pakan konsentrat dengan hasil keluaran berupa pakan konsentrat yang memilki kandungan protein tinggi persen dengan merek CIF LAKTAFEED Sub-sistem Input Pengadaan bahan baku dilakukan secara kontinyu atas kerjasama dengan pemasok. CV. Cisarua Integrated Farming telah memiliki pemasok untuk mendukung kelancaran kegiatan produksi perusahaan. Pemasok tersebut meliputi pemasok tetap dan pemasok tidak tetap. Pemasok input tetap antara lain salah satu perusahaan peternakan pemasok sapi perah di Boyolali untuk input sapi perah. Inseminasi buatan dipasok dari CV. Larisa yang diperoleh dari Balai Besai Inseminasi Buatan di Singasari. Obat obatan dipasok dari PT. Sanbe Farma. Bahan baku pakan konsentrat di pasok dari pedagang perseorangan yang berasal dari daerah Ciherang Bogor, Jakarta, Sukabumi, Cianjur dan Banten. Bahan penolong lainnya dipasok dari daerah Bogor. Untuk pemasok tidak tetap hanya memasok input pakan hijauan pada hari jumat dan minggu karena pada hari tesrsebut para krayawan diliburkan mengarit. Perusahaan akan membeli atau memasok pakan hijauan tersebut dari pemilik lahan hijauan yang lokasinya berada di sekitar Cisarua Bogor. Unit bisnis pakan konsentrat sudah berjalan sejak empat tahun yang lalu unit ini dibentuk untuk melakukan proses produksi pakan konsentrat. Adanya peluang usaha yang ditangkap oleh pemilik perusahaan dari bisnis produksi pakan konsentrat menjadi latar belakang unit bisnis ini berdiri dan didukung pula oleh kemampuan modal pemilik perusahaan untuk mendirikan unit bisnis ini. Tujuan pendirian unit bisnis pakan konsentrat adalah untuk efisiensi dalam memenuhi kebutuhan pakan konsentrat bagi unit bisnis budidaya sapi perah dan sebagian untuk dijual ke pasar. 37

4 Agar menghasilhan keluaran pakan konsentrat yang berkualitas dengan kandungan protein yang tinggi diperlukan bahan baku yang berkualitas baik bahan baku tersebut diperoleh dari berbagai pemasok bahan baku pakan konsentrat terdiri wheat pollard, dedak padi, bungkil kelapa, kacang hijau, molasses, garam, mineral, kapur, jagung popcorn, dan gaplek. Tabel 3. Jenis, Harga dan Sumber Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat pada CV. Cisarua Integrated Farming 2011 No Jenis Bahan Baku Perusahaan / Daerah Pemasok Harga/kg ( Rp ) 1 Dedak padi Sukabumi Bungkil kelapa Jakarta Kacang hijau Ciherang Bogor Molases Banten Garam Cianjur Mineral Lembah Hijau Multifarm Kapur Sukabumi Wheat pollard Jakarta Jagung popcorn Jakarta Gaplek Jonggol, Bogor Sub-sistem Budidaya Deskripsi Kegiatan Bisnis Budidaya Sapi Perah Kegiatan budidaya yang dilakukan meliputi proses pemeliharaan hingga penanganan susu. Adapun kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam budidaya sapi perah antara lain membersihkan kandang, memandikan sapi, pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan, penyediaan air minum, pemeriksaan kesehatan hewan dan reproduksi, pemerahan dan penanganan susu. Kegiatan pemeliharaan pada umumnya sama untuk setiap sapi, namun ada beberapa yang memerlukan perlakuan berbeda yaitu pemberian pakan dan pemerahan. Deskripsi tahapan kegiatan budidaya sapi perah yang dilakukan di perusahaan CV. Cisarua Integrated Farming adalah sebagai berikut : a. Membersihkan kandang dan lingkungannya Kebersihan kandang harus selalu dijaga demi kenyamanan dan kesehatan sapi. Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan kandang dan lingkungannya 38

5 berdasarkan standart operational procedur ( SOP ) di CV. Cisarua Integrated Farming yaitu : 1. Jam Pelaksanaan Pegawai melakukan kebersihan kandang sapi perah tiga kali dalam sehari, yaitu : 1) Pagi : pukul ) Siang : pukul ) Sore : pukul Pelaksanaan Pada saat akan memulai kebersihan kandang, pastikan semua sarana kebersihan seperti sapu lidi, sekop, gacok, ember dan karung kotoran telah tersedia. 3. Tahapan Pelaksanaan Kebersihan Kandang a. Membersihkan kandang dan mengangkut kotoran dari kandang ke bak penampungan tiga kali sehari pada jam : 04.00, dan WIB. b. Membersihkan halaman dan lingkungan kandang c. Membersihkan dinding pondasi mess karyawan dan jalan menuju kandang isolasi. d. Merawat dan menyimpan alat alat kebersihan setiap selesai digunakan e. Membetulkan saluran air, baik saluran kandang maupun ke sumber air. f. Bekerja sama dengan tenaga kerja bagian kebersihan lainnya g. Setiap kebun rumput dipanen, maka kotoran sapi langsung disebar di kebun rumput. 4. Hal-Hal yang Harus diperhatikan a. Seluruh sarana kebersihan kandang (sikat, sikop, ember, sapu lidi dan karung) tidak dibenarkan dipergunakan untuk kepentingan lain. b. Sarana kebersihan kandang dan lingkungan perusahaan disimpan di ruang/ tempat khusus. b. Memandikan sapi Sapi dimandikan sebanyak dua kali dalam sehari pada pagi dan sore hari sebelum dilakukan proses pemerahan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan 39

6 sapi. Kegiatan memandikan sapi harus dilaksanakan setiap hari sesuai dengan ketentuan supaya produksi susu tidak mengalami penurunan. c. Pemberian pakan kepada ternak Pakan yang diberikan kepada ternak sapi terdiri dari dua jenis pakan, untuk sapi dewasa diberikan pakan hijauan dan pakan konsentrat, sedangkan untuk pedet diberikan kolostrum dan susu sapi. Pemberian pakan kepada ternak harus sesuai dan tepat waktu agar kesehatan ternak terjaga dan hasil produksi tetap stabil jumlah dan kualitasnya. Deskripsi pemberian pakan pada sapi perah CV. Cisarua Integrated Farming sebagai berikut: a) Pakan Hijauan Pakan hijauan merupakan pakan utama sapi perah untuk dapat hidup, berproduksi dan berkembangbiak. Pakan hijauan (makanan kasar) ialah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan atau tanaman dalam bentuk daun-daunan, ranting, bunga dan batang. Bahan ini pada umumnya dalam keadaan tebal, besar dan kasar yang kandungan energinya relatif rendah, tetapi merupakan sumber vitamin dan mineral yang bagus karena mengandung kadar air persen. Pakan hijauan yang diberikan pada hewan biasanya berupa rumput gajah, klobot jagung, daun pisang dan rumput liar. Diantara jenis tersebut yang paling baik diberikan kepada sapi adalah rumput Kinggrass ( rumput raja ), rumput gajah dan klobot jagung. Adapun kandungan yang terdapat dalam rumput gajah adalah serat kasar yang baik bagi sapi. Klobot jagung berperan untuk meningkatkan lemak yang ada dalam susu, membuat susu akan terasa lebih enak dan kental serta baunya akan tercium wangi. Pakan hijauan tersebut diperoleh dari ladang sendiri di daerah Citeko dan ladang liar di daerah sekitar Citeko. Pakan hijauan dibrikan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari setelah pemerahan, siang hari dan malam hari. Pada pagi hari, pakan hijauan diberikan pada pukul setelah sapi dimandikan dan dilakukan pemerahan. Pada pagi hari pakan hijauan yang diberikan adalah 30 persen dari 40

7 kebutuhan per hari yang ditimbang dan diberikan sesuai kondisi sapi. Pada siang hari dilakukan pada pukul Volume pakan hijauan yang diberikan adalah 20 persen dari kebutuhan per hari. Pada sore hari dilakukan pada pukul setelah dimandikan dan pemerahan. Jumlah rumput yang diberikan adalah 40 persen dari kebutuhan per hari. Sedangkan pada malam hari dilakukan pada pukul , jumlah rumput yang diberikan adalah 10 persen dari kebutuhan per hari. Rumput yang akan diberikan kepada sapi akan di copper (dipotong potong) terlebih dahulu agar sapi mudah mencerna rumput. Adapun jumlah pakan hijauan yang diberikan kepada tiap tiap sapi perah sesuai bobot badan dapat kita lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Pakan Hijauan yang Diberikan pada Sapi Perah di Peternakan CV. CIF No. Jenis Sapi Bobot Badan ( Kg ) Jumlah Pakan ( Kg ) 1 Pejantan Laktasi Dara Pedet 4-8 bulan Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pemberian pakan hijauan di perusahaan CV. Cisarua Integrated Farming sudah memenuhi tatalaksana pemberian pakan, yaitu 10 persen dari bobot badan sapi. Dengan demikian sapi yang memiliki bobot badan paling besar akan mendapat pakan hijauan yang lebih banyak. Sebaliknya sapi yang memiliki bobot badan paling kecil akan mendapat pakan hijauan yang lebih sedikit. b) Pakan Konsentrat Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasar yang rendah. Pakan konsentrat sapi perah terdiri dari campuran bahan bahan berupa biji bijian dari tumbuh tumbuhan, umbi umbian dan hasil sampingan dari produk olahan pertanian. Bahan makanan konsentrat ini terdiri dari : wheat pollard, dedak padi, bungkil kelapa, kacang hijau, molases (kecap dari tetes tebu), garam, mineral, kapur, jagung popcorn, dan gaplek. Jenis pakan konsentrat yang kini dipakai 41

8 perusahaan adalah merek CIF Laktafeed A dengan kandungan protein persen dan CIF Laktafeed B dengan kandungan protein persen. Kedua jenis pakan konsentrat tersebut merupakan hasil produksi sendiri. Pada pedet umur 4 8 bulan, pakan konsentrat yang diberikan adalah campuran dari wheat pollard dan jagung popcorn. Pemberian pakan konsentrat dilakukan tiga kali dalam sehari. Pemberian pertama dilakukan pada pagi hari setelah sapi dimandikan dan sebelum sapi diperah, jumlah. Pemberian kedua dilakukan sore hari setelah sapi dimandikan dan sebelum sapi diperah. Menurut Sudono, pemberian pakan konsentrat untuk pejantan, pedet dan dara berdasarkan bobot badan, yaitu berkisar antara persen dari bobot badan sapi. Sedangkan untuk sapi laktasi berdasarkan jumlah produksi susu yang dihasilkan. Semakin banyak produksi susu yang dihasilkan maka semakin banyak pula pakan konsentrat yang harus diberikan. Adapun waktu, jumlah dan volume pakan konsentrat dapat di lihat pada Tabel 5. Tabel 5. Waktu dan Jumlah Pemberian Pakan Konsentrat pada Sapi Perah Waktu Jam Volume Pakan Konsentrat Pagi % dari kebutuhan/hari Siang % dari kebutuhan/hari Sore % dari kebutuhan/hari Sumber : Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dan JICA, 2002 Keterangan Ditimbang dan diberikan sesuai kondisi sapi Ditimbang dan diberikan sesuai kondisi sapi Ditimbang dan diberikan sesuai kondisi sapi c) Kolostrum dan susu sapi Kolostrum adalah susu awal yang dihasilkan dari induk sapi selama tujuh hari pertama. Kolostrum diberikan untuk anak sapi (pedet) yang baru lahir, karena banyak mengandung zat kekebalan tubuh, protein, dan mineral bagi anak sapi (Sudono, 2003). Kolostrum mempunyai sifat pencahar dan menggertak alat pencernaan anak sapi agar bekerja dengan baik. Jika pemberian kolostrum ini terlambat maka pedet akan mudah terserang penyakit. Kolostrum berwarna kuning dengan struktur yang sangat kental (Sudono dalam Meka 2006). 42

9 Kolostum diberikan dua kali dalam sehari sebanyak satu liter setiap kali pemberian selama satu minggu. Pedet perlu diberikan bantuan kolostrum untuk minum susu mengingat kondisi pedet yang masih lemah. Cara mengajari pedet untuk minum susu yaitu dengan mencelupkan jari pada kolostrum, lalu jari tersebut diberikan pada moncong pedet kemudian mengarahkan moncong pedet perlahan-lahan pada ember yang berisi kolostrum tersebut. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai pedet bisa minum sendiri. Biasanya pedet sudah bisa minum susu sendiri pada hari ke tiga pemberian kolostrum Deskripsi Kegiatan Bisnis Produksi Pakan Konsentrat Pengembangan usaha peternakan sapi perah pada perusahaan CIF dengan melakukan penambahan populasi sapi perah juga harus didukung oleh ketersediaan pakan yang cukup. Produktifitas dan kualitas susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah sangat dipengaruhi oleh pakan, baik pakan hijauan maupun pakan konsentrat. Pakan konsentrat merupakan pakan penguat bagi sapi perah karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Sebelum berdiri unit bisnis pakan konsentrat, CIF memasok pakan konsentrat dari KPS Bogor. Adanya peluang usaha yang ditangkap oleh pemilik perusahaan dari bisnis produksi pakan konsentrat dan didukung oleh kemampuan dalam pengadaan sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya modal menjadi latar belakang unit bisnis ini berdiri. Tujuan didirikannya unit bisnis pakan konsentrat di CV. Cisarua Integrated Farming ini adalah untuk efisiensi dalam memenuhi kebutuhan pakan konsentrat unit bisnis budidaya sapi perah yang dimiliki CIF dan sebagian lagi untuk dijual ke pasar. Kegiatan proses produksi dalam unit bisnis ini, menghasilkan keluaran berupa pakan konsentrat yang berkualitas dengan merek dagang CIF Laktafeed yang terdiri dari dua grade yaitu grade A dan B. Produk CIF Laktafeed A merupakan pakan konsetrat dengan kandungan protein tinggi yaitu %. Sedangkan produk CIF Laktafeed B merupakan pakan konsentrat dengan kandungan protei %. Namun, pada saat ini CIF hanya memproduksi pakan konsentrat grade A. Agar menghasilhan keluaran pakan konsentrat yang 43

10 berkualitas dengan kandungan protein yang tinggi diperlukan bahan baku yang berkualitas baik pula. Bahan baku untuk formula pakan konsentrat diperoleh dari berbagai pemasok yang berasal dari berbagai daerah. Bahan baku pakan konsentrat terdiri wheat pollard, dedak padi, bungkil kelapa, kacang hijau, molasses, garam, mineral, kapur, jagung popcorn, dan gaplek. Proses produksi pakan konsentrat ini dilakukan dari bahan baku sampai menjadi pakan konsentrat yang siap untuk dikonsumsi atau untuk dipasarkan. Produksi pakan konsentrat dalam satu hari dapat menghasilkan 3 4 ton. Kelebihan produk pakan konsentrat yang diproduksi oleh CIF dengan merek CIF Laktafeed dibandingkan produsen lain adalah kualitasnya bagus sehingga dapat meningkatkan produksi susu sapi dan menjadikan kondisi badan sapi semakin baik. Kegiatan produksi pakan konsentrat yang dilakukan berdasarkan Standart Operational Procedur (SOP). Pada divisi pakan konsentrat terdapat satu orang supervisor dan tiga orang tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi. Kegiatan proses produksi pakan konsentrat dilakukan dari pukul WIB dan pukul WIB. Secara garis besar terdiri beberapa tahapan, tahapan tersebut meliputi meliputi proses penimbangan bahan baku, proses pembuatan formula pakan konsentrat, proses pencampuran bahan baku dalam mixer, penimbangan hasil keluaran akhir dan pengemasan. Deskripsi tahapan kegiatan produksi pakan konsentrat yang dilakukan pada CV. Cisarua Integrated Farming adalah sebagai berikut : Standar Operasional Prosedur (SOP) Pakan Konsentrat : Melaksanakan kegiatan penerimaan dan pencatatan bahan baku, penimbangan, mixer, pengemasan dan penjualan pakan konsentrat berdasarkan SOP. A. Jam Masuk Semua karyawan konsentrat melakukan kegiatan pada pukul : 1. Senin Kamis dan Sabtu : dan Jumat : dan B. Pelaksanaan penimbangan baham baku, mixer, dan penjualan bahan jadi (pakan konsentrat) 44

11 Sebelum kegiatan produksi harus dilakukan penimbangan bahan baku dengan benar dan tepat sesuai dengan formula yang sudah ditetapkan oleh supervisor pakan konsentrat. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1) Penimbangan bahan baku disesuaikan dengan formula yang ditetapkan 2) Penimbangan bahan baku untuk mixer tidak boleh lebih atau kurang dari komposisi formula yang sudah ditetapkan 3) Lamanya mixer 20 menit setelah bahan baku masuk semua ke dalam mixer 4) Penimbangan pakan konsentrat harus tepat dan benar 5) Pembelian/pengambilan pakan konsentrat harus memakai bon dan diketahui oleh supervisor 6) Pembelian/pengambilan pakan konsentrat dilakukan pada jam kerja, diluar jam kerja tidak boleh dilayani, kecuali ada izin dari supervisor 7) Pencatatan kegiatan mixer harus dilaporkan pada sore hari ke supervisor 8) Bersedia lembur apabila ada order atau bahan baku masuk yang mendadak C. Pelaksanaan Persediaan Bahan Baku 1. Karyawan konsentrat harus bongkar dan pak bahan paku yang datang tanpa kecuali 2. Penerimaan bahan baku harus ditimbang kembali, dicatat dan diberi tanda tangan dengan hasil timbangan 3. Bahan baku yang terdahulu harus didahulukan pemakaiannya. 4. Bahan baku yang baru disusun rapi agar mudah dihitung kembali 5. Pada akhir bulan akan didata kembali (Stock Opname) pada semua bahan baku 6. Bon penerimaan dan hasil penimbangan harus sama dan dilaporkan ke supervisor D. Sosialisasi/kerjasama kepada karyawan E. Pemberian Sangsi Mulai dari teguran, surat pernyataan (SP) sampai dengan pemberhentian (PHK) apabila karyawan tidak mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Adapun tahapan proses produksi pakan konsentrat adalah sebagai berikut : 45

12 a. Pengadaan Bahan Baku dan Persiapan Input yang digunakan untuk proses produksi pakan konsentrat terdiri dari wheat pollard, dedak padi, bungkil kelapa, kacang hijau, molasses, garam, mineral, kapur, jagung popcorn, dan gaplek. Bahan baku tersebut dipasok dari beberapa pemasok di bergagai daerah. Jenis, harga dan pemasok bahan baku konsentrat pada CV. Cisarua Integrated Farming dapat dilihat pada Tabel 6 : Tabel 6. Jenis, Harga dan Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat pada CIF No Jenis Bahan Baku Perusahaan / Daerah Pemasok Harga/kg ( Rp ) 1 Dedak padi Sukabumi Bungkil kelapa Jakarta Kacang hijau Ciherang Bogor Molases Banten Garam Cianjur Mineral Lembah Hijau Multifarm Kapur Sukabumi Wheat pollard Jakarta Jagung popcorn Jakarta Gaplek Jonggol, Bogor Bahan bahan baku tersebut disimpan dan disusun berdasarkan jenisnya di gudang penyimpanan. Pada tahap persiapan, tenaga kerja bagian produksi pakan konsentrat akan menyiapkan peralatan dan bahan bahan. Peralatan yang harus dipersiapkan untuk proses produksi pakan konsentrat adalah timbangan, dorongan, karung, serokan, ember, mesin jahit, pisau dan peralatan pendukung lainnya. b. Penimbangan bahan baku Proses penimbangan bahan baku dilakukan pada pagi hari yaitu pukul WIB yang dilakukan oleh tiga orang pekerja di gudang penyimpanan. Bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk membuat formula pakan konsentrat ditimbang sesuai kebutuhan per satu kali proses mixer yang disesuaikan dengan kapasitas mixer yang dimiliki. Dalam satu kali proses produksi, pencampuran bahan baku dalam mixer akan menghasilkan keluaran sebanyak 350 kg pakan konsentrat. Komposisi bahan baku untuk membuat formula pakan konsentrat dalam satu kali proses mixer dapat dilihat pada Tabel 7. 46

13 Tabel 7. Jumlah Bahan Baku Pakan Konsentarat yang Dibutuhkan dalam Satu Kali Proses Mixer No Bahan Baku Rasio ( % ) Kg 1 Dedak Padi Bungkil Kelapa Kacang Hijau Molasses Garam Mineral Kapur Wheat Pollard Jagung Popcorn Gaplek Jumlah c. Pembuatan formula pakan konsentrat Bahan baku yang telah ditimbang akan diangkut oleh pegawai bagian pakan konsentrat ke ruangan depan tempat proses mixer akan dilakukan. Setelah semua bahan baku selesai diangkut, akan dilakukan proses pembuatan formula pakan konsentrat. Pembuatan formula pakan konsentrat dilakukan dua tahap, tahap pertama yaitu tahap pencampuran beberapa jenis bahan baku dengan melakukan pengadukan oleh tangan yang dilakukan pegawai di atas sebuah alas karung. Bahan baku yang dicampur dan diaduk di atas alas karung tersebut adalah wheat pollard, jagung popcorn, kapur, mineral, garam dan molasses. Tahap kedua yaitu memasukkan langsung bahan baku lainnya ke dalam mixer tanpa dilakukan pencampuran terlebih dahulu sebelum proses mixer, bahan baku tersebut adalah wheat pollard, dedak padi, kacang hijau, gaplek, dan bungkil kelapa. d. Pencampuran bahan baku dalam mixer Setelah proses pembuatan formula yang terdiri dari berbagai jenis campuran bahan baku dan bahan baku lainnya yang telah disiapkan namun belum diaduk menjadi satu, akan dimasukkan ke dalam mixer. Tahap pertama adalah mendekatkan bahan baku yang belum dicampur dan diaduk ke dekat mixer, terdiri wheat pollard, dedak padi, kacang hijau, gaplek, dan bungkil kelapa. Sebelum kegiatan mixer dilakukan, pegawai akan menyalakan mesin mixer, mesin mixer 47

14 tersebut bekerja menggunakan tenaga listrik dan bahan bakar solar. Setelah mesin mixer menyala, bahan baku yang telah didekatkan dengan mixer tersebut dimasukkan satu persatu secara bergiliran, kemudian baru dimasukkan bahan baku yang telah dicampur dan diaduk sebelumnya yang terdiri jagung popcorn, kapur, mineral, garam dan molasses. Pemberian molasses terhadap campuran bahan baku pakan konsentrat memiliki pengaruh terhadap rasa pakan konsentrat yang akan dihasilkan, karena molasses terbuat dari sari tebu yang berbentuk seperti kecap manis. Rasa yang dihasilkan adalah rasa manis yang disukai oleh hewan ternak sapi perah sehingga nafsu makannya bertambah. Proses pencampuran formula yang terdiri dari berbagai bahan baku tersebut dalam mixer dilakukan selama 20 menit. Selama proses mixer berjalan, para pegawai akan menyiapkan formula bahan baku lagi yang akan digunakan untuk tahap mixer selanjutnya. Produksi pakan konsentrat dalam satu hari kerja akan terdiri dari 9-10 kali proses mixer, sehingga unit bisnis pakan konsentrat pada CIF ini akan memproduksi pakan konsentrat sebanyak 3,5 ton per hari. Hasil produksi per hari sebagian akan digunakan untuk pemberian pakan hewan ternak sapi perah milik CV. Cisarua Integrated Farming sendiri yaitu sebanyak 1,3 ton, sedangkan selebihnya untuk dipasarkan. e. Pengemasan Pengemasan produk pakan konsentrat dilakukan dengan cara sederhana. Pakan konsentrat yang telah siap, dikemas dalam karung plastik dengan ukuran tiap kemasan sebanyak 40 kg. Setelah dikemas dalam karung plastik akan dilakukan proses penjahitan karung dengan mesin jahit. Kemasan tersebut tidak terdapat label karena biaya untuk kemasan yang memilki label cukup mahal, sehingga perusahaan memilih kemasan karung plastik polos. Label dan merek pakan konsentrat hasil produksi CIF hanya dibuat seperti brosur yang berisi tulisan mengenai merek, logo dengan gambar sapi perah, kandungan protein dan bahan baku yang digunakan. Pakan konsentrat tersebut dipasarkan dengan merek CIF Laktafeed A untuk grade A dengan kandungan protein persen dan harga jualnya adalah Rp per kg. Sedangkan CIF Laktafeed B untuk grade B dengan kandungan 48

15 protein persen dan harga jualnya sebesar Rp per kg. Namun untuk saat ini CIF hanya memproduksi pakan konsentrat grade A. Setelah dikemas, pakan konsentrat tersebut akan disimpan dengan disusun rapi di gudang konsentrat dan siap untuk dijual Deskripsi Kegiatan Bisnis Educational Diary Tour CV. Cisarua Integrated Farming juga memiliki unit bisnis di bidang agrowisata yang berbasis pendidikan mengenai tata cara beternak sapi perah. Kegiatan unit bisnis ini memiliki konsep pendidikan tentang dunia peternakan sapi perah yang diadakan oleh CV. Cisarua Integrated Farming. Dengan konsep liburan sambil menikmati suasana alam yang berudara segar dan sejuk di daerah Puncak, Bogor. Peserta Dairy Educational Tour akan mendapatkan materi ilmu seputar dunia peternakan sapi perah, materi yang dapat diperoleh tersebut antara lain : 1. Pengenalan alam 2. Mengenal jenis sapi perah 3. Tata Laksana Pemeliharaan 4. Cara Pengolahan Susu 5. Pembuatan Pakan Konsentrat 6. Analisa Usaha Budidaya Sapi Perah 7. Cara Pembuatan Kompos 8. Cara Bertanam Sayuran Organik 9. Cara Pengolahan Susu Pasteurisasi Paket materi yang disampaikan disesuaikan dengan tingkat usia dan jenjang pendidikan peserta. Dairy Educational Tour ini dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat perseorangan/keluarga, lembaga pendidikan serta kalangan praktisi. Dengan suasana yang nyaman dan aman, Dairy Educational Tour memang dirancang untuk semua lapisan masyarakat yang ingin belajar sambil menikmati liburan. Peserta selain mendapatkan materi yang disampaikan oleh staf CV. Cisarua Integrated Farming yang sudah berpengalaman, juga dapat berinteraksi langsung dengan ternak, seperti memberi pakan hijauan, memerah susu, bermain 49

16 dan memberi minum susu kepada anak sapi (pedet). Tarif yang dikenakan bagi konsumen untuk mengikuti tour ini adalah Rp per orang. 50

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Peternakan Sapi Perah Salah satu bidang usaha agribisnis peternakan yang memiliki potensi cukup besar dalam meningkatkan kesejahtraan dan kualitas sumberdaya manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Agribisnis merupakan salah satu sektor dalam kegiatan perekonomian berbasis kekayaan alam yang dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan usaha berorientasi keuntungan. Sektor

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm CV. Anugrah Farm terletak di Simpang Curug RT.02/04 Kampung Baru, Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi 22 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi Madura Jantan yang Mendapat Kuantitas Pakan Berbeda dilaksanakan pada bulan Juni September 2015. Lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI I. Pendahuluan Ternak ruminansia diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA Indonesia adalah negara TROPIS Dengan ciri khas kualitas rumput yang rendah Pemberian pakan hanya dengan rumput Pemberian pakan campuran rumput dan konsentrat hijauan hijauan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein berupa susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting bagi kesehatan masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak 24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi perah Fries Holland (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia. Bangsa sapi ini bisa berwarna putih dan hitam ataupun merah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden (Keppres)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahaternak Sapi Perah 2.1.1 Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah Usahaternak di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan berdasarkan pola pemeliharaannya,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Chairudin P Lubis (CPL) Desa Simalingkar Kelurahan Kuala Bekala, Medan. Penelitian berlangsung selama 4

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero Peternakan kambing perah Cordero merupakan peternakan kambing perah yang dimiliki oleh 3 orang yaitu Bapak Sauqi Marsyal, Bapak Akhmad Firmansyah, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan sapi perah di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya yaitu perusahaan peternakan sapi perah dan peternakan sapi perah rakyat (Sudono,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan yang dikonsumsi menjadi susu sebagai produk utamanya baik untuk diberikan kepada anaknya maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat

Lebih terperinci

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit

Lebih terperinci

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 Dari bermacam-macam limbah pertanian yang mempunyai

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak 8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kontrol lingkungan kandang sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan sapi, oleh karena itu kebersihan kandang termasuk suhu lingkungan sekitar kandang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Keuntungan usaha peternakan sapi perah adalah peternakan sapi perah merupakan usaha yang tetap, sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode laktasi 2 dengan bulan ke-2 sampai bulan ke-5 sebanyak

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. ANALISIS DAN SINTESIS IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pakan Ternak Sapi Perah Pakan adalah salah satu faktor yang penting dalam produktivitas ternak. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai ternak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak

ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak Ransum diartikan sebagai satu atau beberapa jenis pakan yang diberikan untuk seekor ternak

Lebih terperinci

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia 2 Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung 20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan 20.1.1. Menganalisis potensi ternak 20.1.2. Menganalisis kontribusi ternak

Lebih terperinci

SKRIPSI AMELIA NOVIANTI H

SKRIPSI AMELIA NOVIANTI H ANALIS KELAYAKAN USAHA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PAKAN KONSENTRAT SAPI PERAH PADA CV. CISARUA INTEGRATED FARMING DESA CIBEUREUM KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI AMELIA NOVIANTI H34096005 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH Dalam suatu kegiatan usaha ekonomi mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Dalam usahaternak sapi perah salah satu usaha untuk memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pedet Pedet merupakan ternak replacement stock. Pemberian suplemen pada pedet prasapih pada awal laktasi diharapkan akan dapat mengendalikan penyebab terjadinya penurunan kemampuan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan balai pusat pembibitan sapi perah di bawah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan balai pusat pembibitan sapi perah di bawah 24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan balai pusat pembibitan sapi perah di bawah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011) MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi pakan dengan level (kuantitas) yang berbeda dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2013 selama 3

Lebih terperinci

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh peternak tradisional adalah rendahnya mutu pekan dengan kandungan serat kasar yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan konsumsi masyarakat yang terus berkembang membuat diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan alternatif yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 hingga April 2011 di peternakan sapi rakyat Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, dan di Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Bangkinang-Salah satu kegiatan diseminasi inovasi hasil penelitian dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau adalah kegiatan temu lapang. Pada sabtu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerbau merupakan ternak yang dipelihara di pedesaan untuk pengolahan lahan pertanian dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasil daging, susu, kulit dan pupuk. Di Sumatera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%) TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi 1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi

Lebih terperinci

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SAPI PERAH DI DESA GEGER KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Ketersediaan sumber pakan hijauan masih menjadi permasalahan utama di tingkat peternak ruminansia. Pada musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual dengan harga murah untuk mengatasi terbatasnya hijauan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani, terutama daging kambing, menyebabkan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Peternakan Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil susu. Susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar ambing. di antara

Lebih terperinci

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI Tatap muka ke 7 POKOK BAHASAN : PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui program pemberian pakan pada penggemukan sapi dan cara pemberian pakan agar diperoleh tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi sapi perah yang sedikit, produktivitas dan kualitas susu sapi yang rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat Jenderal Peternakan

Lebih terperinci

RINGKASAN PENDAHULUAN

RINGKASAN PENDAHULUAN POTENSI SUSU KAMBING SEBAGAI OBAT DAN SUMBER PROTEIN HEWANI UNTUK MENINGKATKAN GIZI PETANI ATMIYATI Balai Penelitian Terak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan budidaya ternak kambing sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot

Lebih terperinci