BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Doddy Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan PT. Bogasari Fluor Mills didirikan pada tanggal 7 Agustus 1970 oleh 4 orang investor yang merupakan orang-orang yang telah lolos seleksi oleh pemerintah untuk mendirikan perusahaan tepung terigu di Indonesia, mereka adalah Bapak Soedono Salim, Sudwikatmono, Dhuhar Susanto, dan Ibrahim Risjad. Selama satu tahun proses konstruksi dan pembangunan pabrik, maka dengan notarial, terbentuklah perusahaan tepung terigu pertama di Indonesia. PT. yang didirikan pada zaman presiden Soharto ini dilatar belakangi kerana rendahnya mutu tepung terigu yang impor pemerintah yang salah satunya disebabkan oleh jarak transportasi yang jauh. Karena terlalu lama didalam kapal kualitas tepung terigu menjadi berkurang dan menyebabkan kerusakan, sehingga tepung tersebut dibuang ditengah laut akibatnya pemerintah mengalami kerugian atas biaya impor tepung terigu dan biaya transportasi yang telah dikeluarkan. Tanggal 29 November 1971 merupakan proses produksi penggilingan gandum pertama kali yang dilakukan PT.ISM div. Bogasari Fluor Mills 43
2 melalui pabrik yang berlokasi di daerah Jl.Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Daerah ini mempunyai area 33 ha dengan kapasitas produksi sebesar 650 ton gandum. Untuk memenuhi tingkat permintaan pasar, pabrik kedua didirikan di daerah Jawa Timur (Surabaya) dengan luas 3,3 ha. Sejak januari 1977, Bogasari melengkapi organisasi dengan divisi tekstil yang memproduksi kantong terigu di Citeureup, Bogor. Bogasari mengoperasikan pabrik pasta sejak tahun 1991 yang menghasilkan spaghetti dan macaroni. Produk-produk pasta yang dijual dibawah merk Bogasari dan La Fonte itu menjangkau pasar domestik dan mancanegara. Pada tanggal 28 juli 1992, PT. Bogasari Flour Mills berubah menjadi PT. Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills, dengan menjadi divisi makanan dari perusahaan semen itu. Seiring dengan kebijakan yang keluarakan pemerintah yang mengakibatkan lahirnya banyak industri penggilingan tepung terigu baru, dan melihat pasar yang semakin bersaing, pada 30 Juni 1995 PT. Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills pun diakuisisi kembali. Akuisisi dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., yang kemudian berubah menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Fluor Mills. Nama inilah yang berlaku sampai dengan saat ini. Kapasitas penggilingan awal adalah 650 ton gandum per hari dengan dua fasilitas penggilingan yaitu mill A dan B. Tahun pertama, total produksi yang dihasilkan pabrik di Jakarta mencapai ton tepung terigu. Tahun 1973, Bogasari Jakarta mengoperasikan fasilitas penggilingan baru yaitu mill C,D, dan E, kemudian tahun 1978 mulai 44
3 mengoperasikan mill F dan G, kemudian pada tahun 1983 mulai mengoperasikan mill H, I, dan J, lalu mill K dan L yang beroperasi pada tahun 1992 dan yang terakhir adalah mill M, N, O yang mulai beroperasi pada tahun 1996 Bogasari memproduksi berbagai tepung terigu yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya. Tepung terigu Bogasari tersedia di berbagai pelosok Indonesia melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah. Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan pabrik Bogasari di Jakarta yang memproduksi jenis makanan asal Italia seperti spaghetti, macaroni, fettucini, dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai produk pasta tersebut juga diekspor ke mancanegara. Berbagai upaya terus dilakukan Bogasari guna menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen. Peresmian Bogasari Milling Training Center dan Lab Center di dalam kompleks pabrik Bogasari Jakarta pada tahun 1996, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kulitas 45
4 sumber daya manusia dalam menghasilkan produk berkualitas. Sejalan dengan ketentuan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). mulai tahun 1999, tepung terigu Bogasari pun diperkaya dengan vitamin dan zat gizi. Selain menghasilkan tepung terigu, PT. ISM Tbk. Bogasari Fluor Mills juga menghasilkan produk sampingan. Produk sampingan ini berupa sisa olahan penggilingan gandum. Hasil produk sampingan tersebut berupa bran, pollard, pellet, dan industrial flour. Bran dan pollard diolah menjadi pellet untuk pakan ternak sedangkan tepung industri pada umumnya dimanfaatkan untuk dibuat lem (perekat) di industri kayu lapis (Bogasari : 2004). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan baku (raw material) digunakan seluruhnya baik hasil utama maupun hasil sampingan yang dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan. Visi PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills adalah menjadi perusahaan terkemuka dari penyedia produk tepungtepungan berkualitas premium dan bernilai tinggi termasuk jasa terkait, yang terintegrasi. b. Misi Perusahaan. Misi PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills adalah: 1. Menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan 46
5 2. Mendistribusikan produk secara intensif untuk menjangkau seluruh area potensial, baik di wilayah Indonesia maupun wilayah regional 3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia. 4. Memperkuat daya saing dengan menerapkan teknologi yang tepat dan proses yang efektif 5. Berupaya secara terus menerus menambah nilai perusahaan bagi para pemangku kepentingan Lokasi Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills Jakarta terletak di wilayah Jakarta Utara, tepatnya di Jl. Raya Cilincing No. 1 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Perusahaan ini memiliki luas wilayah seluas 33 hektar dan terletak dekat pelabuhan dengan alasan mempermudah impor bahan baku (gandum) dan ekspor produk (tepung spesial dan by product). Oleh karena itu, Bogasari Jakarta pun memiliki kapal dan dermaganya sendiri untuk memperlancar proses penyediaan gandum dan penjualan produk melalui pelayaran. 47
6 Gambar 4.1 PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills Division Sumber : PT Bogasari div. Flour Mills Batas wilayah bagian luar dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta adalah sebagai berikut: a. Sebelah Timur: Jl. Raya Sindang Laut b. Sebelah Selatan: Jl. Raya Cilincing c. Sebelah Barat: Sungai Kresek d. Sebelah Utara: PT Pelita Bahari PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills membagi wilayahnya dalam 3 Lini. Lini 1 Mencakup kawasan pelabuhan untuk penerimaan dan pengiriman bahan baku maupun barang jadi. Lini 2 mencakup kawasan dibagian Produksi, baik produksi barang jadi maupun by produk industry juga pergudangan. Dan Lini 3 mencakup kawasan Office dan transportasi. 48
7 Kekuasaan tertinggi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta dipegang oleh Kepala Divisi yang membawahi empat Senior Vice President (SVP). Fungsi divisi tersebut antara lain: a. Operation Division Operation division adalah divisi yang bertanggung jawab atas operasi penyimpanan di silo, proses milling, dan packing. Bagian ini dibagi dalam 4 departemen, yaitu: 1) Milling Departement bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan menggiling tepung terigu sesuaai dengan standar mutu dan Rencana Target Produksi (RTP). Departemen ini dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh 3 deputy head miller, 9 miller, 12 foreman, dan 9 operator. Departemen Milling dibagi atas 4 wilayah yaitu Mill I (ABC), Mill II (DEFGH), Mill III (IJKL), dan Mill IV (MNO). Selain itu, departemen Milling pun dibagi atas 3 section yakni Milling section, Pelletizing section, dan Mill Support section. 2) Flour Silo and Bulk Departement bertanggung jawab atas penyimpananan tepung terigu di dalam silo khusus sebelum dikemas dalam bentuk curah dan karung 25 kg maupun consumer pack. Tugasnya adalah mengemas produk dengan kemasan yang sesuai. Bagian ini dipimpin oleh seorang manajer. 3) Flour Mixing and Packing Departement bertanggung jawab atas pencampuran tepung terigu menjadi tepung premix produksi bogasari 49
8 sendiri maupun tepung premix special yang dipesan oleh pelanggan. Selain itu, departemen ini juga bertugas untuk mengemas tepung-tepung tersebut dalam kemasan consumer pack. Departemen ini pun bertanggung jawab untuk mengemas produk tepung spesial yang dipesan oleh pelanggan. 4) Jetty and Silo Departement bertanggung jawab untuk menerima kapal pengangkut gandum, melakukan bongkar muatan gandum, kemudian memasukkan gandum ke dalam wheat silo yang sesuai dengan jenis dan spesifkasinya, dan mengatur proses pengeluaran gandum menuju mill. Tugas departemen ini antara lain adalah melaksanakan operasi penyimpanan gandum dan melakukan transfer gandum sesuai dengan komposisi grist yang dipesan oleh pihak mill. b. Technical Support Divison Technical support division merupakan divisi yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh sarana utama penunjang dari sumber energi sampai bangunan proses produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Divisi ini dibagi dalam 4 departemen, yaitu : 1) Maintenance Departement bertanggung jawab atas perbaikan mesin dan peralatan di tempat produksi. 2) Production Facility Departement bertanggung jawab atas pemeliharaan seluruh bangunan yang ada, kebersihan lingkungan pabrik dan pemeliharaan taman, serta pelaksanaan pengendalian hama pada silo dan gudang tepung. 50
9 3) Automation Departement bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan seluruh peralatan listrik serta bertugas menjalankan instalasi. 4) Materials Store Departement bertanggung jawab atas pengadaan instrumen-instrumen alat yang digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan seluruh mesin dan alat produksi. Tugasnya antara lain adalah menyediakan sarana keperluan seperti suku cadang mesin, bahan bakar, serta kemasan produk. c. Quality and Product Planning and Development Division (QPPD) bertanggung jawab pada pengendalian dan kontrol proses produksi. VP QPPD memiliki 4 departemen yakni Quality Assurance (QA), Quality Control (QC), MR, Reseach and Development (RnD) Ketenagakerjaan PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills Jakarta memiliki jumlah karyawan sebanyak kurang lebih karyawan, dan hampir 90% dari jumlah karyawan tersebut adalah laki-laki. Tenaga kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu karyawan harian dan karyawan bulanan. Karyawan harian umumnya dibutuhkan perusahaan untuk menangani perkerjaan dibagian gudang. Jika karyawan harian ini menunjukan prestasi yang baik, dapat diangkat menjadi karyawan bulanan atau tetap. Karyawan bulanan atau karyawan tetap merupakan karyawan Bogasari dimana sistim gaji yang dipakai adalah sistim bulanan. 51
10 4.1.4 Manajemen Perusahaan Manajemen ketenagakerjaan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan status pekerja dan jam kerja. a. Status Pekerja Pekerja Tetap Pekerja tetap di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta merupakan pekerja yang diangkat melalui Surat Keputusan Direksi dan memiliki usia pensiun sampai dengan 55 tahun. Pekerja Kontrak Pekerja kontrak di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta merupakan pekerja yang bekerja melalui perjanjian kerja yang diatur dalam jangka waktu tertentu, dimana pekerja kontrak tersebut dapat diperpanjang kontraknya maupun tidak oleh perusahaan. b. Jam Kerja Shift Pekerja shift mengikuti sistem 6 hari jam kerja dengan jam kerja 8 jam/hari. Perputaran shift dilakukan setiap seminggu sekali. Sistem jam kerja shift ini berlaku untuk pekerja di bagian produksi untuk hari Senin- Sabtu, dimana jam kerja dibagi menjadi tiga shift, yaitu: 52
11 Tabel. 4.1 Jadwal Kerja Karwayan Per Shift Shift Jam Kerja (WIB) A s/d B s/d C s/d Non Shift Pekerja yang masuk dalam golongan non shift merupakan pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi (misalnya bagian office, line maintenance, mechanical,dan lain-lain). Jadwal kerja dibagi menjadi 2, yaitu: Tabel 4.2 Jadwal Karyawan Non Shift Shift Jam Kerja (WIB) A s/d B 16.0 /d Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan dari departemen cusomer pack. Data yang dianalisis adalah data Packing harian shift A PT. ISM div. Flour mills Cilincing, periode bulan Mret
12 Proses Produksi Tepung Terigu Proses produksi tepung terigu dari kapal sampai menjadi tepung terigu dapat dilihat padagambar 4.2 berikut ini : Gambar 4.2 Flowchart Proses Pembuatan Tepung Terigu Sumber : PT Bogasari div. Flour mills 54
13 Semua bahan baku diimpor langsung dari negara pengekspor lalu dikirim ke Indonesia melalui jalur laut dengan menggunakan kapal dalam bentuk curah. Setelah sampai di Indonesia dilakukan proses pembongkaran. Pembongkaran dilakukan di dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills. Dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills ada dua, yaitu jetty A dan jetty B. Jetty A mampu menampung kapal dengan kapasitas ton, lebih kecil kapasitasnya jika dibandingkan dengan jetty B yang mampu menampung kapal dengan kapasitas ton. Di dalam kapal, gandum ditempatkan pada palka. Dalam satu kapal biasanya terdapat tujuh palka yang masing-masing memiliki kapasitas ton. Proses pembongkaran gandum dipilih pada saat cuaca cerah, dan tidak hujan agar tidak berpengaruh terhadap biji gandum. Gandum yang disimpan dalam palka dibongkar dengan pipa menggunakan pipa penyedot. Gandum selanjutnya ditransfer dengan menggunakan alat transportasi belt conveyor ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum proses penimbangan. Penimbangan gandum bertujuan sebagai sistem kontrol selama proses transportasi menuju tempat penyimpanan gandum, agar tidak melebihi kapasitas alat transportasi sebelum gandum disimpan ke dalam silo. Sebelum gandum mengalami penggilingan, gandum menjadi otoritas pihak Departemen Jetty and silo untuk disimpan dalam wheat silo. gandum dalam whaetsilo harus di awasi dan lulus uji kualitas oleh Quality Control, 55
14 agar terhidar dari hama. jika pada sempel terdapat kutu ataupun telur kutu maka akan dilakukan tindakan fumigasi. Fungsi dan tugas departemen jetty and silo, yaitu: Menyimpan gandum : Mendata stok gandum (inventory) didalam silo. yang meliputi jumlah, jenis gandum dan lokasi (nomer silo), mengirim gandum sesuai yang dipesan oleh departemen milling, memastikan transfer gandum berjalan dengan baik serta bertanggung jawab pembersihan gandum sampai gandum sampai ke Raw Wheat Bin Proses packing Proses packing melewati 4 tahap, diantaranya proses pengemasan di mesin packer, timbangan, metal detector, vacuum dan pengepakan. 1. Mesin packer. Pada tahap ini kemasan yang masih berbentuk lembaran dalam roll di proses menjadi kemasan jadi sekaligus proses pengisian material. Cara kerjanya yaitu, memasang kemasan roll sejajar dengan corong, gambar 4.3 berikut ini adalah proses pemasangan roll plastik ke mesin packer. 56
15 Gambar 4.3 Pemasangan kemasan roll pada mesin packer Sumber : PT Bogasari flour mills Kemudian mengatur ukuran kemasan di motor 1 sesuai dengan permintaan. Misalnya untuk kemasan ekonomi 1 kg sepanjang 28 cm dan kemasan premium 30 cm. Gambar 4.4 berikut ini adalah proses pengaturan ukuran plastik pada mesin packer. Gambar 4.4 Mesin Packer 57
16 Sumber : PT Bogasari flour mills 2. Mesin timbangan. Mesin timbangan otomatis ini di setting sesuai dengan berat yang sudah ditentukan. Tabel 4.2. berikut ini adalah setting timbangan beserta batas toleransinya. Tabel 4.2 Setting timbangan Sumber : PT Bogasari flour mills 3. Metal detector. Metal detector digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan tembaga maupun besi yang terdapat didalam kemasan berisi terigu untuk kemudian memberi perintah ke mesin cacator dan otomatis di buang. Ganbar 4.5. berikut ini adalah mesin timbangan dan Metal detector. 58
17 Gambar 4.5 mesin timbangan dan metal detector Sumber : PT Bogasari flour mills 4. Mesin vacuum. Mesin vacuum berfungsi mengankut kemasan ke konveyor dengan isi 12 kemasan dalam sekali angkutan, dan otomatis menolak kemasan yang memiliki berat tidak sama yang lolos seleksi. Gambar mesin vacuum dapat dilihat pada gambar 4.6. berikut ini : Gambar 4.6 Mesin Vacuum Sumber : PT Bogasari flour mills 59
18 5. Pengepakan. Pengepakan merupakan tahap akhir proses pengemasan dengan mengisi box secara manual dengan tenaga kerja karyawan. Adapun proses pengepakan ini dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini : Gambar 4.7 Proses pengepakan Sumber : PT Bogasari flour mills Identifikasi Proses Packing, Jenis, dan bentuk Kegagalan Produk Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di proses packing, dilakukan deskripsi bentuk kegagalan pada tiap fungsi proses yang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3 Fungsi Proses packing kemasan segitiga biru ekonomi 1 kg No Fungsi Proses Deskripsi 1 Tuas mesin Mengisi produk ke kemasan packer 2 Motor1 set up Mengatur ukuran kemasan Mesin Packer 3 Mesin press Perekat Plastik kemasan packer (temperatur) 4 End sealer mesin Mesin pemotong sekaligus pengatur banyak kemasan dalam 60
19 packer menit 5 Metal Detector Mesin pengecek kandungan metal maupun maupun bebatuan 6 Mesin timbangan Mengecek ulang apakah kemasan sesuai dengan berat yang ditentukan 7 Mesin vacum Otomatis mengangkur kemasan yang memenuhi target ke konveyor packing 8 Pengepakan Menyusun kemasan isi ke box Sumber : pengolahan data Berdasarkan pengamatan pada proses packing kemasan segitiga biru ekonomi 1 kg di PT. ISM div. Bogasari flour mills, maka diperoleh data jenis agalan yang terjadi pada proses packing, fungsi proses packing kemasan segitiga biru ekonomi 1 kg bisa dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4. Jenis kegagalan pada proses packing kemasan segitiga biru ekonomi 1 kg No Fungsi Proses 1 Tuas mesin packer 2 Motor1 set up mesin packer 3 Mesin press packer (temperatur) 4 End sealer mesin packer Klasifikasi Kemasan Baik Kemasan gagal Tuas tidak loss sehingga Tuas loss turun sehingga mesin pengisian produk ke press bekerja memotong kemasan berjalan normal kemasan tanpa isi Benar memasukkan angka Salah memasukkan angka untuk plastik kemasan 1 kg sehingga kemasan 1 kg bisa dengan 0,5 kg terpotong menjadi kemasan 0,5 kg Panas mesin stabil Panas mesin tidak stabil Jika panas mesin press Jika panas mesin press tidak stabil, end sealer akan stabil, maka end sealer macet dan memotong dengan baik merobek kemasan 61
20 5 Metal detector Kemasan bersih dari kandungan metal maupun bebatuan Terdapat kenadungan metal atapun bebatuan di dalam kemasan 6 Mesin Mesin timbangan tidak Mesin timbangan error timbangan error 7 Mesin vacum Mesin vacum mengangkat semua kemasan dengan baik Mesin vacum menolak kemasan 8 Pengepakan Kemasan di pak dengan baik tanpa terjatuh ataupun terlempar Kemasan tidak ter-pak dengan baik, terjatuh ataupun terlempar Sumber : Pengumpulan data 4.3 Pengolahan Data Untuk kemasan segitiga biru ekonomi ini terdapat 3 jenis cacat terbesar yang sangat mempengaruhi proses produksi packing pada Lini 2 consumer pack yaitu, cacat sobek, berat tidak sama dan ukuran pastik tidak sesuai. Sehingga perbaikan utama difokuskan pada ketiga jenis cacat tersebut. Tabel 4.3. berikut ini menunujukkan jumlah produk cacat kemasan segituga biru kemasan1 kg. 62
21 Tabel 4.3 Data Cacat Plastik Wraper Roll NO Tanggal Line Produksi Defect umlah Defec Sobek erat tidak samukuran tidak 1 3/1/2017 BS-202' /2/2017 BS-202' /3/2017 BS-202' /4/2017 BS-202' /5/2017 BS-202' /6/2017 BS-202' /7/2017 BS-202' /8/2017 BS-202' /9/2017 BS-202' /10/2017 BS-202' /11/2017 BS-202' /12/2017 BS-202' /13/2017 BS-202' /14/2017 BS-202' /15/2017 BS-202' /16/2017 BS-202' /17/2017 BS-202' /18/2017 BS-202' /19/2017 BS-202' /20/2017 BS-202' /21/2017 BS-202' /22/2017 BS-202' /23/2017 BS-202' /24/2017 BS-202' /25/2017 BS-202' /26/2017 BS-202' /27/2017 BS-202' /28/2017 BS-202' /29/2017 BS-202' /30/2017 BS-202' /31/2017 BS-202' TOTAL Sumber : PT Bogasari flour mills 63
22 Untuk menentukan nilai saverity,occurance serta detection dapat dilihat pada tabel 4.4 untuk saverity, tabel 4.5 untuk occurance dan tabel 4.6. untuk detection. Tabel 4.4 Severity pada kemasan robek/bocor Rating Severity (Tingkat keseriusan) Effect Kriteria 1 Hampir tidak ada terdapat goresan halus 2 Sangat rendah adanya guratan kecil 3 Rendah adanya guratan sedang 4 Sangat biasa adanya guratan lebar 5 Biasa plastik bagian atas kecil 6 Sedang plastik bodi tipis 7 Tinggi isi melebihi kapasitas 8 Sangat tinggi angin penuh 9 Berbahaya rekatan tidak sempurna 10 Sangat berbahaya kemasan robek Sumber : PT Bogasari flour mills Penentuan rank saverity selanjutnya didasarkan atas tabel 4.4 di atas. Tabel 4.5 Occurrence pada kemasan robek/bocor Rating Occurrence (tingkat keseringan terjadi) Effect Kriteria 1 Hampir tidak ada terjadi (0,03-0,06%) dari rata-rata produksi 2 Sangat rendah terjadi (0,06-0,09%) dari rata-rata produksi 3 rendah terjadi (0,09-0,12%) dari rata-rata produksi 4 terjadi (0,12-0,15%) dari rata-rata produksi 5 terjadi (0,15-0,18%) dari rata-rata produksi sedang 6 terjadi (0,18-0,21%) dari rata-rata produksi 7 terjadi (0,21-0,24%) dari rata-rata produksi 64
23 8 terjadi (0,24-0,27%) dari rata-rata produksi tinggi 9 terjadi (0,27-0,3%) dari rata-rata produksi 10 sangat tinggi terjadi 0,3% dari rata-rata produksi Sumber : PT Bogasari flour mills Tabel 4.6 Detection pada kemasan robek/bocor Rating Detection (tingkat kemudahan terdeteksi) Effect Kriteria 1 Hampir pasti sangat jelas, mudah diketahui 2 Sangat jelas jelas bagi indra manusia 3 jelas bisa pakai indra manusia 4 agak jelas inspeksi yang hati-hati dengan indra manusia 5 sedang inspeksi sangat hati-hati dengan indra manusia 6 jarang memerlukan inspeksi dan bantuan alat/metode sederhana 7 sangat jarang memerlukan inspeksi dan bantuan alat/metode kompleks 8 sulit memerlukan inspeksi dan bantuan alat/metode kompleks yang canggih 9 sangat sulit kemungkinan besar tidak dapat dideteksi 10 hampir tidak mungkin tidak dapat di deteksi Sumber : PT Bogasari flour mills 65
24 Tabel 4.7. berikut ini merupakan data total produksi dan total cacat kemasan segitiga biru ekonomi1 kg di PT. Indofood sukses makmur div. bogasari flour mills, shift A pada bulan maret 2017 : Tabel 4.7 Prosentase total produksi dan total cacat NO Tanggal Produksi Total Defect Persentase 1 3/1/ ,81% 2 3/2/ ,84% 3 3/3/ % 4 3/4/ % 5 3/5/ % 6 3/6/ % 7 3/7/ % 8 3/8/ % 9 3/9/ % 10 3/10/ % 11 3/11/ % 12 3/12/ % 13 3/13/ % 14 3/14/ % 15 3/15/ % 16 3/16/ % 17 3/17/ % 18 3/18/ % 19 3/19/ % 20 3/20/ % 21 3/21/ % 22 3/22/ % 23 3/23/ % 24 3/24/ % 25 3/25/ % 26 3/26/ % 27 3/27/ % 28 3/28/ % 29 3/29/ % 30 3/30/ % 31 3/31/ % Total % Sumber : pengolahan data 66
25 Contoh perhitungan Presentase total cacat pada tanggal 1 maret 2017 Total cacat Total produksi 100% = % = 0,45% Pareto diagram Dari data jenis cacat di kemasan segitiga biru ekonomi 1 lg, data dapat diolah dengan menggunakan persentase cacat yang telah diurutkan dari presentase yang paling besar hingga paling kecil dan di buat pareto diagram.tabel 4.8. berikut ini adalah prosentase 3 cacat terbesar. Tabel 4.8 Persentase jenis cacat kemasan segitiga biru ekonomi 1 kg No Jenis Cacat Jumlah % terhadap % terhadap % cacat produksi cacat kumulatif 1 Robek % 82% 82% 2 Berat tidak sama % 13% 94% 3 ukuran tidak sama % 6% 100% Total % 100% Sumber : pengolahan data Contoh perhitungan persentase jenis cacat pada kemasan robek : Berdasarkan Total Produksi Total cacat Robek Total produksi 100% = % = 0,37% Berdasarkan Total Cacat Total cacat Robek Total Cacat 100% = % = 82% 67
26 Diagram Pareto jenis cacat produk dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini : Pareto chart persetase cacat kemasan cacat bulan maret 2017 Robek Berat tidak sama ukuran tidak sama 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Jumlah defect % kumulatif Gambar 4.8 Diagram Pareto jenis cacat produk Sumber : Pengolahan data 68
27 Fault Tree Analysis (FTA) Langkah selanjutnya adalah membuat pohon kesalahan (Fault Tree) untuk ketiga jenis cacat yaitu kemasan Robek, berat tidak sama dan ukuran plastik tidak simetris. Bisa dilihat pada gambar dibawah ini: 1. Kemasan robek Berikut ini adalah bentuk cacat untuk kemasan robek : Gambar 4.9 cacat kemasan robek Sumber : Bogasari Flour Mills 69
28 Kemasan Robek Human Error Material tools eksternal pekerja sepele dan kurang teliti Kurangnya pemantauan kepala bagian Ukuran kemasan kurang panjang, plastik terpress sedikit Plastik pecah Panas temperatur mesin press tidak stabil Rekatan plastik tidak rapih end sealer macet Plastik tidak terpotong Gambar 4.9 : Fault Tree Analysis (FTA) Kemasaan robek Sumber : pengolahan data Potensi penyebab cacat diproses packing disebabkan karena kemasan robek yang menyebabkan kerugian di perusahaan karena 3 faktor yaitu human error, pada sumber material dan tools yang digunakan. Kegagalan yang disebabkan oleh human error disebabkan karena karyawan banyak yang kurang fokus akibat kurangnya pengarahan dan pemantauan 70
29 dari kepala bagian. Kemudian material yang menyebabkan kemasan bocor adalah plastik yang di press tidak seimbang dengan isi, berbeda dengan kemasan premium yang memiliki ukuran 2 cm lebih lebar. Faktor lain yang menyebabkan kerusakan yaitu tools seperti panas temperatur mesin press tidak stabil yang menyebabkan rekatan tidak rapih, kemudian ketika melewati end sealer menyebabkan kemacetan sehingga plastik tidak terpotong tapi malah tertarik dan menyebabkan kemasan menjadi robek Failure mode and effect analysis (FMEA) Langkah selanjutnya adalanh masuk pada proses FMEA, untuk mengidentifikasikan proses dan kegagalan prosenya dapat dilihatpada tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.9 FMEA kemasan robek Deskripsi Failure Recommended No Proses Failure (S) Mode (O) Action (D) RPN Melakukan perbaikan secara berkala,yang sebelumnya 3 Disebabkan panas bulan sekali temperatur mesin pres menjadi 1 bulan tidak stabil( tidak panas) sekali, dan bukan menyebabkan mesin end memperbaiki Proses sealer macet dan merobek kemasan hanya ketika 1 Packer kemasan 10 robek 10 kerusakan terjadi ukuran plastik Disebabkan ukuran ekonomi Proses kemasan yang kurang Kemasan disamakan dengan 2 Packer panjang, plastik terpress 7 pecah 10 premium, dari
30 3 Proses Pengepakan sedikit cm menjadi 30 cm. pekerja lebih di pantau dan Pekerja tidak fokus saat dilakukan menyusun kemasan ke box pengarahan setiap yang menyebabkan Karyawan kali akan memulai kemasan terbanting 7 kurang teliti 5 pekerjaan 2 70 Sumber : pengolahan data 1. Penyebab kemasan robek yaitu cacat yang diakibatkan oleh faktor mesin press yang memiliki temperatur tidak stabil sehingga menyebabkan mesin end sealer macet dan menyebabkan kemasan robek. Berdasarkan hal tersebut dibobot nilai: a. Severity adalah 10 karena dari tingkat keseriusan, hal ini benar benar membuat kemasan menjadi robek dan tidak bisa di pakai ulang sehingga harus di buang dan berdampak besar pada persediaan sehingga bisa menyebabkan pengaruh kerugian di perusahaan. b. Occurance adalah 10 dibuktikan dengan fakta di lapangan dengan ketentuan maksimal kerusakan sebesar 0,3 % dari total produksinya, dan dari data dapat kita ketahui kemasan robek ini mencapai persentase sebesar 0,45%. c. Detection adalah 1 karena berdasarkan fakta lapangan, metode pencegahan yang akan dilakukan jelas bisa menekan jumlah kegagalan dengan lebih memperhatikan jadwal perbaikan. 72
31 d. Berdasarkan poin 1, 2, dan 3 bahwa nilai Severity untuk cacat robek bernilai 10, nilai occurance bernilai 10, dan nilai detection bernilai 1, sehingga nilai RPN yang diperoleh adalah 729, ini merupakan hasil dari perkalian antara S, O, dan D yang dirumuskan sebagai berikut: RPN= S x O x D = 10 x 10 x 1 = Penyebab kemasan pecah yaitu cacat yang diakibatkan oleh faktor material yang disebabkan kemasan kelebihan bobot dan menyebabkan kemasan pecah di bagian plastik press nya. Berdasarkan hal tersebut dibobot nilai: a. Severity adalah 7 karena dari tingkat keseriusan, hal ini masuk pada poin tinggi karena terjadi pada level isi yang melebihi kapasitas dan membuat kemasan menjadi pecah sehingga harus di daur ulang kembali dengan memakan waktu kerja 2 kali lebih banyak dan berpengaruh pada proses selanjutnya. b. Occurance adalah 10 dibuktikan dengan fakta di lapangan dengan ketentuan maksimal kerusakan sebesar 0,3 % dari total produksinya, dan dari data dapat kita ketahui kemasan ini juga termasuk menjadi penyebab kemasan robek yang mencapai persentase sebesar 0,45%. c. Detection adalah 1 karena berdasarkan fakta lapangan, metode pencegahan yang akan dilakukan jelas bisa menekan jumlah kegagalan dengan lebih memperhatikan jadwal perbaikan. d. Berdasarkan poin 1, 2, dan 3 bahwa nilai Severity untuk cacat robek bernilai 7, nilai occurance bernilai 10, dan nilai detection bernilai 1, 73
32 sehingga nilai RPN yang diperoleh adalah 70, ini merupakan hasil dari perkalian antara S, O, dan D yang dirumuskan sebagai berikut: RPN= S x O x D = 7 x 10 x 1 = Penyebab karena kesalahan karyawan yaitu diakibatkan oleh faktor human error yang kuarng fokus saat bekerja terutama saat proses pengepakan yang masih manual, yang menyebabkan kemasan kadang terbanting dan pecah. Berdasarkan hal tersebut dibobot nilai: a. Severity adalah 7 karena dari tingkat keseriusan, hal ini masuk pada poin sedang terjadi karena fokus karyawan yang kurang dan perlu dilakukan pemantauan dan pengarahan dari kepala divisi. b. Occurance adalah 5 dibuktikan dengan fakta di lapangan dengan ketentuan maksimal kerusakan sebesar 0,3 % dari total produksinya, sekalipun hal ini masih terhitungbeberapa kali terjadi tapi dapat beresiko pada cacat besar yang terjadi. c. Detection adalah 4 karena berdasarkan fakta lapangan, metode ini harus dilakukan dengan kehati-hatian saat bekerja dan berada pada poin 4 d. Berdasarkan poin 1, 2, dan 3 bahwa nilai Severity untuk cacat robek bernilai 10, nilai occurance bernilai 5, dan nilai detection bernilai 2, sehingga nilai RPN yang diperoleh adalah 70, ini merupakan hasil dari perkalian antara S, O, dan D yang dirumuskan sebagai berikut: RPN= S x O x D = 7 x 5 x 2 = 70 74
BAB III METODE PENELITIAN. peneliti sebagai penyusunan skripsi. Untuk mendapatkan informasi dan data
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan satu permasalahan yang dijadikan topik peneliti sebagai penyusunan skripsi. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG Kerja praktek ini dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa untuk dapat terjun langsung ke lapangan sesuai dengan program study yang sudah ditempuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada dalam satu lokasi yang
Lebih terperinciMEMPELAJARI KUALITAS TEPUNG TERIGU PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS
MEMPELAJARI KUALITAS TEPUNG TERIGU PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS Nama : Herydho Octa Ardyansyah NPM : 33411368 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki Era pertumbuhan yang maju, lingkungan perusahaan beroperasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki Era pertumbuhan yang maju, lingkungan perusahaan beroperasi semakin mengikuti perubahanan dengan cepat, sehingga membuat prilaku industri selalu mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun yang merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT. X merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di Indonesia yang berdiri secara notarial pada tanggal 7 Agustus
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Bogasari Flour Mills adalah salah satu divisi dari PT Indofood Sukses
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan Bogasari Flour Mills adalah salah satu divisi dari PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. terkait, yang terintegrasi. Misi Bogasari: 1. Menghasilkan produk berkualitas
38 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Bogasari Flour Mills adalah divisi dalam PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan merupakan perusahaan penggilingan tepung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan PT. Panganmas Inti Persada didirikan oleh Siti Herdiyati Rukmana dan sah secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. Tujuan didirikan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang
BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan
Lebih terperinciTabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun
LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA
PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: RONNY KUSUMA S. (6103013037) DAVID PUTRA JAYA (6103013093)
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh : : Vitta Shela. Nim : : Teknik Industri PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR ANALISIS PENYEBAB KECACATAN KEMASAN SEGITIGA BIRU EKONOMI 1 KG MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) & FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI UNIT CUSTOMER PACK PT. INDOFOOD SUKSES
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1
Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty
Lebih terperinciPengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.
Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan sebuah perusahaan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tepung terigu dan merupakan produsen tepung terigu terbesar di dunia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGUMPULAN DATA
BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Panganjaya Intikusuma didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 228, tanggal 14 Agustus 1990, yang diubah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA
PROSES PENGOLAHAN GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: CHRISTINE S. (6103012002) CHAI LIANG
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA
PROSES PENGOLAHAN TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: AGNES AYU P. (6103013075) ZITA A.R PUTRI (6103013134) PROGRAM
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Merupakan gambaran urutan kerja yang dilakukan dalam melakukan pengamatan dan pengolahan dalam penelitian di pabrik. Urutan kerja ini membantu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT XY didirikan pada tahun 1988 berlokasi di Jakarta. PT XY didirikan untuk menghasilkan dan memasarkan berbagai produk obat-obatan bermutu.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan izin perusahaan berdasarkan akta notaris Mudafir Hadi, SH. Yang disetujui oleh
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
40 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Perkembangan tepung terigu di Indonesia sejalan dengan perkembangan di mana Indonesia sedang mengalami krisis beras pada tahun 1950-an.
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA
PROSES PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: IGNATIUS RYAN PRANATA NRP: 6103013006
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Bogasari adalah produsen produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Hal tersebut menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. ISM div. Bogasari Flour Mills PT. Bogasari Fluor Mills didirikan pada tanggal 7 Agustus 1970 oleh 4 orang investor yang merupakan orang-orang yang telah
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam segala aspek internal operasionalnya. Terutama
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality
Petunjuk Sitasi: Mudiastuti, R. D., & Hermawan, A. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus berkembang dan maju, salah satunya adalah perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur.
Lebih terperinciUSULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. SUPER. Bisnis awal yang disertai dengan slogan Certainly Better, Better Be
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Super Graha Makmur didirikan pada tahun 1979. PT. Super Graha Makmur bergerak di bidang furniture yang pada awalnya memproduksi kasur lipat,
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up
1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA
ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: CYNTHIA INNEKE CATHERINA (6103012003) AMELIA ONGKOWIDODO
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi
Lebih terperinciV-6. Struktur Organisasi PT JAYA METAL GEMILANG. Lampiran 1.
V-6 Struktur Organisasi PT JAYA METAL GEMILANG Lampiran 1. V-7 Lampiran 2. Kuesioner Penentuan Nilai Severity, Occurrence dan Detection dari Modus Potensi Kegagalan pada FMEA KUESIONER Nama Responden :
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN:
ANALISIS TINGKAT RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PASTED BAG KEMASAN SEMEN DENGAN METODE FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang) Rizki Alfi, M. Harif Sistem Produksi Industri, Akademi Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Bogasari Flour Mills dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1970, dan setelah masa konstruksi selama setahun, pada tanggal 29 November 1971
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dan pengendalian persediaan adalah unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan yang cukup maka dapat menghambat
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI PADA PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA
52 BAB III PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI PADA PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Untuk mengetahui lebih jelas gambaran tentang objek
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Simba merupakan suatu perusahaan swasta yang berdiri dengan nama lengkap PT Simba Indosnack Makmur. Keterangan-keterangan umum
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produk yang dikatakan berkualitas adalah produk yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan produk berupa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian
Lebih terperinciCindy Puspita Sari / 4ID01
Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam diberbagai aspek pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, informasi dan sebagainya
Lebih terperinciOPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk
OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk Nama : Rifqi Anggriawan NPM : 26412349 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT LATAR BELAKANG MASALAH Mesin Cartoning
Lebih terperinci40 DAFTAR PUSTAKA Bogasari. (2014). Logo dan produk Bogasari. Diambil dari website: http://www. bogasari.com/product Bogasari JA. (2014). Operating And Maintenance Manual PREMIER TECH CRONOS PTK-2700.
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Kuala Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan pangan dengan produk utama mie kering, bihun, dan bumbu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan
81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Endy Setiawanto 0600657661
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Mas Permai adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah
Lebih terperinci