BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. ISM div. Bogasari Flour Mills PT. Bogasari Fluor Mills didirikan pada tanggal 7 Agustus 1970 oleh 4 orang investor yang merupakan orang-orang yang telah lolos seleksi oleh pemerintah untuk mendirikan perusahaan tepung terigu di Indonesia, mereka adalah Bapak Soedono Salim, Sudwikatmono, Dhuhar Susanto, dan Ibrahim Risjad. Selama satu tahun proses konstruksi dan pembangunan pabrik, maka dengan notarial, terbentuklah perusahaan tepung terigu pertama di Indonesia. PT. yang didirikan pada zaman presiden Soharto ini dilatar belakangi kerana rendahnya mutu tepung terigu yang impor pemerintah yang salah satunya disebabkan oleh jarak transportasi yang jauh. Karena terlalu lama didalam kapal kualitas tepung terigu menjadi berkurang dan menyebabkan kerusakan, sehingga tepung tersebut dibuang ditengah laut akibatnya pemerintah mengalami kerugian atas biaya impor tepung terigu dan biaya transportasi yang telah dikeluarkan. Tanggal 29 November 1971 merupakan proses produksi penggilingan gandum pertama kali yang dilakukan PT.ISM div. Bogasari Fluor Mills melalui pabrik yang berlokasi di daerah Jl.Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Daerah ini mempunyai area 33 ha dengan kapasitas produksi sebesar 650 ton gandum. Untuk memenuhi tingkat permintaan pasar, pabrik kedua didirikan di daerah Jawa Timur (Surabaya) dengan luas 3,3 ha. Sejak januari 1977, Bogasari melengkapi organisasi dengan divisi tekstil yang memproduksi kantong terigu di Citeureup, Bogor. Bogasari mengoperasikan pabrik pasta sejak tahun 1991 yang menghasilkan spaghetti dan macaroni. Produk-produk pasta yang dijual dibawah merk Bogasari dan La Fonte itu menjangkau pasar domestik dan mancanegara. Pada tanggal 28 juli 1992, PT. Bogasari Flour Mills berubah menjadi PT. Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills, dengan menjadi divisi makanan dari perusahaan semen itu. Seiring dengan kebijakan yang keluarakan pemerintah yang mengakibatkan lahirnya banyak industri penggilingan tepung terigu baru, dan melihat pasar yang semakin bersaing, pada 30 Juni 1995 PT. 9

2 Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills pun diakuisisi kembali. Akuisisi dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., yang kemudian berubah menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Fluor Mills. Nama inilah yang berlaku sampai dengan saat ini. Kapasitas penggilingan awal adalah 650 ton gandum per hari dengan dua fasilitas penggilingan yaitu mill A dan B. Tahun pertama, total produksi yang dihasilkan pabrik di Jakarta mencapai ton tepung terigu. Tahun 1973, Bogasari Jakarta mengoperasikan fasilitas penggilingan baru yaitu mill C,D, dan E, kemudian tahun 1978 mulai mengoperasikan mill F dan G, kemudian pada tahun 1983 mulai mengoperasikan mill H, I, dan J, lalu mill K dan L yang beroperasi pada tahun 1992 dan yang terakhir adalah mill M, N, O yang mulai beroperasi pada tahun 1996 Bogasari memproduksi berbagai tepung terigu yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya. Tepung terigu Bogasari tersedia di berbagai pelosok Indonesia melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah. Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan pabrik Bogasari di Jakarta yang memproduksi jenis makanan asal Italia seperti spaghetti, macaroni, fettucini, dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai produk pasta tersebut juga diekspor ke mancanegara. Berbagai upaya terus dilakukan Bogasari guna menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen. Peresmian Bogasari Milling Training Center dan Lab Center di dalam kompleks pabrik Bogasari Jakarta pada tahun 1996, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kulitas sumber daya manusia dalam menghasilkan produk berkualitas. Sejalan dengan ketentuan dalam Standar 10

3 Nasional Indonesia (SNI). mulai tahun 1999, tepung terigu Bogasari pun diperkaya dengan vitamin dan zat gizi. Upaya peningkatan produk dan layanan yang dilakukan juga telah mengantar Bogasari mendapatkan sertifikasi: ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), ISO (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO (Sistem Manajemen Keamanan Pangan), OHSAS (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). GHMP (Good Halal Manufacturing Product) Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), Audit SNI setiap tahun, Selain menghasilkan tepung terigu, PT. ISM Tbk. Bogasari Fluor Mills juga menghasilkan produk sampingan. Produk sampingan ini berupa sisa olahan penggilingan gandum. Hasil produk sampingan (by product) tersebut berupa bran, pollard, pellet, dan industrial flour. Bran dan pollard diolah menjadi pellet untuk pakan ternak sedangkan tepung industri pada umumnya dimanfaatkan untuk dibuat lem (perekat) di industri kayu lapis (Bogasari : 2004). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan baku (raw material) digunakan seluruhnya baik hasil utama maupun hasil sampingan yang dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. 2.2 Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division adalah menjadi perusahaan terkemuka dari penyedia produk tepung-tepungan berkualitas premium dan bernilai tinggi termasuk jasa terkait, yang terintegrasi. b. Misi Perusahaan Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division adalah: 11

4 Menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Mendistribusikan produk secara intensif untuk menjangkau seluruh area potensial, baik di wilayah Indonesia maupun wilayah regional Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia. Memperkuat daya saing dengan menerapkan teknologi yang tepat dan proses yang efektif Berupaya secara terus menerus menambah nilai perusahaan bagi para pemangku kepentingan 2.3 Lokasi Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta terletak di wilayah Jakarta Utara, tepatnya di Jl. Raya Cilincing No. 1 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Perusahaan ini memiliki luas wilayah seluas 33 hektar dan terletak dekat pelabuhan dengan alasan mempermudah impor bahan baku (gandum) dan ekspor produk (tepung spesial dan by product). Oleh karena itu, Bogasari Jakarta pun memiliki kapal dan dermaganya sendiri untuk memperlancar proses penyediaan gandum dan penjualan produk melalui pelayaran. Gambar 2.1 PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills Division 12

5 Batas wilayah bagian luar dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta adalah sebagai berikut: a. Sebelah Timur: Jl. Raya Sindang Laut b. Sebelah Selatan: Jl. Raya Cilincing c. Sebelah Barat: Sungai Kresek d. Sebelah Utara: PT Pelita Bahari PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills membagi wilayahnya dalam 3 Lini. Lini 1 Mencakup kawasan pelabuhan untuk penerimaan dan pengiriman bahan baku maupun barang jadi. Lini 2 mencakup kawasan dibagian Produksi, baik produksi barang jadi maupun by produk industry juga pergudangan. Dan Lini 3 mencakup kawasan Office dan transportasi. Gambar 2.2 Pembagian wilayah PT Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mill 13

6 14

7 2.4 Struktur Organisasi Operational Unit Depity OPU Head Commercial Senior Vice President Manufacturing Senior Vice President Human Resourch Vice President Finance Senior Vice President Marketing Vice President Intr. Trade & Industrial Sales Vice President Customer Relations Vice President Commercial Relations Vice President Operations Vice President Technical SUpport Vice President Product Plannning Vice President HR Management & adm. Vice President People & Organization Development Vice President ComptrollerVic e President Treasurer Vice President Information Tecnology Vice President Product Group Manager SME Relation Manager Monitoring Senior Quality Manager Flour Expen By Product Ssales Manager Industrial Sales Managerr CR Region I Vice President CR Region II Vice President CR Region IIIVice President Commercial Support Manager Storage & Logistic Manager Transportation Manager Milling Manager Flour Silo & Bulk Packing Manager Flour Mixing &Pack Manager Maintenance Manager Froduct Fasility Manager Automation Manager Research& Development manager Quality Assurance & Management Representativ e Manager Personal Adm. Manager General Affairs Manager Organization Development Manager Training management manager Management Accounting &Budget Manager Financial Accounting Manager Tsury Operations Manager Purcashing Manager Taz, Contract &Licences Manager System Development Manager Infrm. Technology Operations Manager CR Region IV VicePresident Wheat Silo &Jetty manager Meterial Stores Manager Lab & Quality Control MNager Security, Safety & Fire Brigade Manager People Development Manager Bussines System Control Manager Database & Security CR Region V Vice President Producion Planning & Inventory Control manager Milling TrainingCentre Manager CR Region VI Vice President Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur Div. Bogasari Flour Mills. 15

8 Gambar 2.5 Struktur Organisasi Mill MNO 16

9 Kekuasaan tertinggi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta dipegang oleh Kepala Divisi yang membawahi empat Senior Vice President (SVP). Fungsi divisi tersebut antara lain: a. Operation Division Operation division adalah divisi yang bertanggung jawab atas operasi penyimpanan di silo, proses milling, dan packing. Bagian ini dibagi dalam 4 departemen, yaitu: 1) Milling Departement bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan menggiling tepung terigu sesuaai dengan standar mutu dan Rencana Target Produksi (RTP). Departemen ini dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh 3 deputy head miller, 9 miller, 12 foreman, dan 9 operator. Departemen Milling dibagi atas 4 wilayah yaitu Mill I (ABC), Mill II (DEFGH), Mill III (IJKL), dan Mill IV (MNO). Selain itu, departemen Milling pun dibagi atas 3 section yakni Milling section, Pelletizing section, dan Mill Support section. 2) Flour Silo and Bulk Departement bertanggung jawab atas penyimpananan tepung terigu di dalam silo khusus sebelum dikemas dalam bentuk curah dan karung 25 kg maupun consumer pack. Tugasnya adalah mengemas produk dengan kemasan yang sesuai. Bagian ini dipimpin oleh seorang manajer. 3) Flour Mixing and Packing Departement bertanggung jawab atas pencampuran tepung terigu menjadi tepung premix produksi bogasari sendiri maupun tepung premix special yang dipesan oleh pelanggan. Selain itu, departemen ini juga bertugas untuk mengemas tepung-tepung tersebut dalam kemasan consumer pack. Departemen ini pun bertanggung jawab untuk mengemas produk tepung spesial yang dipesan oleh pelanggan. 4) Jetty and Silo Departement bertanggung jawab untuk menerima kapal pengangkut gandum, melakukan bongkar muatan gandum, kemudian memasukkan gandum ke dalam wheat silo yang sesuai dengan jenis dan spesifkasinya, dan mengatur proses pengeluaran gandum menuju mill. 17

10 Tugas departemen ini antara lain adalah melaksanakan operasi penyimpanan gandum dan melakukan transfer gandum sesuai dengan komposisi grist yang dipesan oleh pihak mill. b. Technical Support Divison Technical support division merupakan divisi yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh sarana utama penunjang dari sumber energi sampai bangunan proses produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Divisi ini dibagi dalam 4 departemen, yaitu 1) Maintenance Departement bertanggung jawab atas perbaikan mesin dan peralatan di tempat produksi. 2) Production Facility Departement bertanggung jawab atas pemeliharaan seluruh bangunan yang ada, kebersihan lingkungan pabrik dan pemeliharaan taman, serta pelaksanaan pengendalian hama pada silo dan gudang tepung. 3) Automation Departement bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan seluruh peralatan listrik serta bertugas menjalankan instalasi. 4) Materials Store Departement bertanggung jawab atas pengadaan instrumen-instrumen alat yang digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan seluruh mesin dan alat produksi. Tugasnya antara lain adalah menyediakan sarana keperluan seperti suku cadang mesin, bahan bakar, serta kemasan produk. c. Quality and Product Planning and Development Division (QPPD) bertanggung jawab pada pengendalian dan kontrol proses produksi. VP QPPD memiliki 4 departemen yakni Quality Assurance (QA), Quality Control (QC), MR, Reseach and Development (RnD). 18

11 2.4.1 Ketenagakerjaan PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills Jakarta memiliki jumlah karyawan sebanyak kurang lebih karyawan, dan hampir 90% dari jumlah karyawan tersebut adalah laki-laki. Tenaga kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu karyawan harian dan karyawan bulanan. Karyawan harian umumnya dibutuhkan perusahaan untuk menangani perkerjaan dibagian gudang. Jika karyawan harian ini menunjukan prestasi yang baik, dapat diangkat menjadi karyawan bulanan atau tetap. Karyawan bulanan atau karyawan tetap merupakan karyawan Bogasari dimana sistim gaji yang dipakai adalah sistim bulanan Manajemen Perusahaan Manajemen ketenagakerjaan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan status pekerja dan jam kerja. a. Status Pekerja Pekerja Tetap Pekerja tetap di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta merupakan pekerja yang diangkat melalui Surat Keputusan Direksi dan memiliki usia pensiun sampai dengan 55 tahun. Pekerja Kontrak Pekerja kontrak di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills Division Jakarta merupakan pekerja yang bekerja melalui perjanjian kerja yang diatur dalam jangka waktu tertentu, dimana pekerja kontrak tersebut dapat diperpanjang kontraknya maupun tidak oleh perusahaan. b. Jam Kerja Shift Pekerja shift mengikuti sistem 6 hari jam kerja dengan jam kerja 8 jam/hari. Perputaran shift dilakukan setiap seminggu sekali. Sistem jam kerja shift ini berlaku untuk pekerja di bagian produksi untuk hari Senin-Sabtu, dimana jam kerja dibagi menjadi tiga shift, yaitu: Tabel. 2.1 Jadwal Kerja Karwayan Per Shift 19

12 Shift Jam Kerja (WIB) A s/d B s/d C s/d Non Shift Pekerja yang masuk dalam golongan non shift merupakan pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi (misalnya bagian office, line maintenance, mechanical,dan lain-lain). Jadwal kerja dibagi menjadi 2, yaitu: Tabel 2.2 Jadwal Karyawan Non Shift Shift Jam Kerja (WIB) A s/d B 16.0 /d Kesejahteraan Karyawan Untuk menjaga keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja, di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Fluor Mills memiliki departemen yang khusus menangani masalah kesehatan. Perlengkekapan kesehatan dan keselamatan kerja yang disediakan perusahaan dan wajib digunakan adalah pakaian kerja, sepatu kerja, masker, earplug (penutup telinga), topi, kaca mata pelindung,dan sarung tangan. Dalam lingkungan pabrik dilengkapi dengan pemadam kebakaran untuk mengntisipasi jika terjadi kebakaran. Hak dan Kewajiban Karyawan : 1. Hak Karyawan Di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills, setiap karyawan memiliki hak masing-masing. Hak-hak yang akan dipenuhi oleh perusahaan adalah: 20

13 a. Hak Cuti Setiap karyawan memiliki hak untuk cuti yakni 8 kali cuti setiap tahun. Apabila dalam 1 tahun karyawan tidak mengambil cuti maka tidak diakumulasi untuk tahun berikutnya, sehingga hak cuti hangus. Cuti hamil dan melahirkan 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan. b. Tunjangan Makan Perusahaan memberikan fasilitas makan kepada seluruh karyawan yang bekerja sesuai dengan shift yang dijalani. c. Tunjangan Kesehatan Perusahaan menyediakan obat- obatan sebagai Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada tiap- tiap bagian tempat kerja serta poliklinik yang dapat melayani karyawan setiap harinya. Perusahaan juga menyediakan dokter perusahaan dan jaminan sosial tenaga kerja. Apabila karyawan sakit, dan memerlukan pengobatan yang khusus maka akan dibantu dengan JAMSOSTEK. d. Tunjangan Hari Raya dan Akhir Tahun Perusahaan memberikan bonus kepada karyawannya pada setiap hari raya Idul Fitri dan hari besar agama lainnya serta keuntungan akhir tahun. Pemberian bonus akhir tahun ini disesuaikan dengan keuntungan pendapatan perusahaan dari hasil produksi perusahaan. e. Jaminan sosial Jaminan pengobatan dan perawatan kesehatan bagi karyawan dan keluarga karyawan diselenggarakan oleh perusahaan asuransi. Jaminan kesehatan ini diberikan bagi pekerja dan keluarganya dimana pekerja tersebut telah melewati masa percobaan. perusahaan juga menyediakan obat-obatan sebagai Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada tiap-tiap bagian tempat kerja serta memiliki poliklinik (Klinik Miracle) yang diperuntukan hanya untuk karyawan yang sakit ringan pada waktu jam kerja, yang dapat melayani karyawan setiap harinya. f. Pinjaman Pendidikan dan Beasiswa Pendidikan 21

14 Merupakan bantuan yang diberikan perusahaan dalam bentuk pinjaman uang untuk membantu meringankan beban pekerja dalam membiayai biaya pendidikan putra putri mereka dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi. Sedangkan beasiswa adalah bantuan yang diberikan kepada anak pekerja untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya. Pemberian beasiswa kepada anak sah pekerja dan pekerja yang memenuhi syarat. Untuk peraturan yang lebih lanjut tertuang dalam Surat Edaran Manajemen Kewajiban Karyawan Setiap karyawan wajib menaati peraturan yang berlaku di perusahaan, antara lain: a. Bekerja sesuai dengan aturan dan pembagian shift serta datang sesuai waktu yang telah ditentukan kecuali mendapat ijin meninggalkan kerja b. Melaksanakan prosedur absensi pada saat masuk dan pulang kerja c. Memberikan atau melaporkan hasil kerjanya pada atasan tepat pada waktu yang telah ditentukan d. Karyawan yang datang terlambat akan mendapat teguran atau peringatan dari kepala bagiannya masing- masing dan keterlambatan yang sering dilakukan oleh karyawan akan mendapatkan sanksi dari perusahaan sesuai dengan paraturan yang telah digariskan. e. Karyawan dilarang merokok di lokasi perusahaan f. Karyawan dilarang memakai aksesoris yang dapat menggangu selama proses produksi Karyawan diwajibkan memakai perlengkapan kerja seperti : seragam kerja, topi/helm, masker, ear plug, dan sepatu serta mencuci tangan saat akan memasuki area produksi Pola Pemasaran dan Distribusi PT. Indofood Sukses Makmur div. Bogasari Flour Mills telah membentuk depo-depo diberbagai lokasi strategis, serta menunjuk distributor diberbagai wilayah Indonesia untuk menunjang strategi pemasaran.sejak dulu distributor tepung terigu diatur dalam tata niaga yang berada dalam kendali bulog. Pada 22

15 tahun 1999 pola dan jaringan distribusi tersebut ditata sendiri oleh bogasari. Bogasari juga melayani langsung ke gudang pabrik yang datang dengan menggunakan truk. Pembeli dapat memilih tepung dengan kemasanper 25 kg ataupun curah (bulk packing). Sistem pemasaran yang diterapkan dibogasari adalah sebagai berikut: a. Pemasaran agresif,yakni dengan dilakukannya kegiatan promosi kemasyarakat melalui program sajian bersama bogasari yang ditayangkan melalui bogasari ekspo,promo seru serta media televisi. b. Perluasan jaringan distribusi untuk meningkatkan pasokan produk,yakni melalui pendirian depo diberbagai kota besar diindonesia,dan juga diterapkan metode distribusi sitem curah (bulk packing) Penyediaan Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi tepung terigu di pabrik Bogasari adalah gandum. Gandum yang digunakan berupa gandum dengan kadar protein rendah, menengah dan tinggi. Pemakaian gandum didasarkan pada kebutuhan tepung terigu dengan kadar protein yang ditentukan. Satu jenis gandum dapat dicampur dengan jenis gandum lainnya sebelum digiling untuk mendapatkan tepung terigu dengan kadar protein yang sesuai. Berikut macam-macam jenis gandum beserta Negara asal yang digunakan untuk produksi tepung: 23

16 Tabel 2.3 jenis-jenis gandum Negara Australia Jenis Gandum a. Australian Extra Soft (AES) b. Australian Prime Hard (APH) c. Australian Hard (AH) d. Australian Premium White (APW) e. Australian Standard White (ASW) f. Australian Soft (AS) Argentina Canada Argentina Wheat /AGW a. Canada Western Red Spring (CWRS) b. Canada Western Amber Durum (CWAD) c. Canada Praire Spring (CPS) d. Canada Western Extra Strong (CWES) e. Canada Western Soft White Spring (CWSWS) f. Canada Western red Winter (CWRW) USA a. Hard Red Winter (HRW) / Soft Red Spring (SRS) b. Hard Red Spring (HRS) / Soft White Winter (SWW) c. Hard White Winter (HWW) / Soft White Spring (SWS) d. Hard White Spring (HWS) / Soft Red Winter (SRW) e. Dark North Spring (DNS) / White Wheat (WW) f. North Spring (NS) / Club Wheat (CW) India Prancis Polandia China Ukraina Rusia Indian Wheat dan Indian Milling French Wheat Polish Wheat Chinese Wheat Ukraine Wheat Russian Wheat dan Russian Durum 24

17 2.4.7 Teori Gandum Gandum (Triticum aestivum L.) berasal dari daerah subtropik dan salah satu serealia dari family Gramineae (Poaceae). Komoditas ini merupakan bahan makanan penting di dunia sebagai sumber kalori dan protein. Gandum merupakan bahan baku tepung terigu yang banyak digunakan untuk pembuatan berbagai produk makanan seperti roti, mie, kue biskuit, dan makanan ringan lainnya (Wiyono, 1980). Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk oval dengan panjang 6 8 mm dan diameter 2 3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ) Macam-macam jenis gandum Gandum dapat digolongkan berdasarkan 3 hal, yaitu berdasarkan pada tekstur kernel, warna bran dan musim tanam (Samuel,1972). Berdasarkan tekstur kernel gandum dibedakan menjadi : Gandum Keras (Hard Wheat) Gandum keras berwarna merah kecoklatan, memiliki biji yang keras dengan tingkat kekerasan psi, kadar protein tinggi (minimal 14%), dan mempunyai daya serap air yang tinggi. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum keras adalah Australian Prime Hard, Australian Hard, Canada Western Extra Strong, Polish Wheat, Kazach 13, Kazach 14, dan Kazach 15. Gandum Lunak (Soft Wheat) Gandum lunak berwarna putih kekuningan, memiliki biji yang lunak dengan tingkat kekerasan 9-13 psi, kadar protein lebih rendah dari gandum keras yaitu antara 10% - 12%, dan mempunyai daya serap air yang rendah. Gandum lunak dapat digunakan untuk campuran grist agar didapat tepung terigu jenis medium wheat. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum lunak antara lain adalah Australian Extra Soft, Ukraine Wheat, dan Chinese Wheat. 25

18 Gandum Durum (Durum Wheat) Gandum durum berwarna merah kecoklatan dengan endosperm berwarna kuning, memiliki biji yang keras dengan tingkat kekerasan 25 psi sehingga dapat digolongkan sebagai gandum sangat keras (very hard), kadar protein tinggi (minimal 14%), dan mempunyai daya serap air yang tinggi. Gandum durum digunakan sebagai bahan baku pembuatan pasta, couscous, dan roti Mediterania. Gandum yang termasuk dalam golongan gandum durum adalah Australian Durum, dan Canada Western Amber Durum. Perbedaan tingkat kekerasan kernel gandum ditentukan oleh tekstur dari endosperm, kandungan protein dan pati di dalamnya. Semakin keras kernel gandum semakin tinggi pula kandungan proteinnya. Hal ini karena semakin banyaknya protein yang menyelimuti pati dalam kernel gandum. Berdasarkan warna bran gandum dibedakan menjadi dua macam yaitu Red dan White. Sedangkan berdasarkan musim tanam dibedakan menjadi dua yaitu winter dan spring (Samuel,1972). 1. Red Winter Wheat Red winter wheat mempunyai bran berwarna merah dan ditanam pada musim dingin. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Hard Red Winter, Soft Red Winter, dancanada Western Red Winter. 2. White Winter Wheat White winter wheat mempunyai bran berwarna putih dan ditanam pada musim dingin. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Australian Premium White, Australian Standard White, Hard White Winter, dan Soft White Winter. 3. Red Spring Wheat Red spring wheat mempunyai bran berwarna merah dan ditanampada musim semi. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Hard Red Spring, Soft Red Spring, Dark North Spring, dan Canada Western Red Spring. 4. White Spring Wheat 26

19 White spring wheat mempunyai bran berwarna putih dan ditanam pada musim semi. Gandum yang termasuk dalam golongan ini dapat berasal dari gandum keras maupun gandum lunak. Gandum tersebut antara lain adalah Hard White Spring, Soft White Spring, Dark North Spring, dan Canada Western Soft White Spring. Biji gandum terdiri dari endosperm, bran dan germ. Bagian-bagian ini adalah bagian utama biji gandum dimana besarnya komposisi tiap bagian endosperm 83%, bran 14.5% dan germ 2.5%. Endosperm merupakan bagian dalam biji gandum berupa butiran (granula) pati (starch) yang tersusun oleh butir-butir glukosa. Di sekitar pati (starch) dikelilingi protein yang sifatnya tidak larut air (insoluble). Protein tersebut adalah glutenin dan gliadin. Glutenin adalah protein yang mempengaruhi kekuatan meregang dari adonan. Sedangkan gliadin adalah protein yang mempengaruhi kemampuan meregang (elastisitas) dari adonan. Glutenin dan gliadin adalah komponen pembentuk gluten ketika didalam tepung gandum ditambahkan air dan dilakukan pengadukan (Shellen, 1971). Menurut Kent NL (1975) Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis (3,9%), epikarp (0,9%), endocarp (0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%). Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki kandungan protein dan kadar serattinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Epidermis merupakan bagian terluar biji gandum, mengandung banyak debu yang apabila terkena air akan menjadi liat dan tidak mudah pecah. Fenomena inilah yang dimanfaatkan pada penggilingan gandummenjadi tepung terigu agar lapisan epidermis yang terdapat pada biji gandum tidak hancur dan mengotori tepung terigu yang dihasilkan. Kebanyakan protein yang terkandung dalam bran adalah protein larut (albumin dan globulin). Menurut Jones (1967) Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak- banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Pada bagian ini juga terdapat zat abu yang kandungannya akan semakin kecil jika mendekati inti dan akan semakin besar jika mendekati kulit. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. 27

20 Lembaga merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak dan terdapat bagian yang selnya masih hidup bahkan setelah pemanenan. Di sekeliling bagian yang masih hidup terdapat sedikit molekul glukosa, mineral, protein, dan enzim. Pada kondisi yang baik, akan terjadi perkecambahan yaitu biji gandum akan tumbuh menjadi tanaman gandum yang baru. Perkecambahan merupakan salahsatu hal yang harus dihindari pada tahap penyimpanan biji gandum. Perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi kelembapan yang tinggi, suhu yang relatif hangat dan kandungan oksigen yang melimpah. Gambar 2.6 Karakteristik biji gandum Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu dalam Bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berartigandum. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Anonim, 2007) Hasil Gandum dan Manfaatnya Gandum Sebagai tanaman serealia penting di dunia, memiliki peran strategis dalammendukung ketahanan pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan manusia. 28

21 Menurut Wittenberg (2004) bahwa gandum sebagai sumber pangan, dikonsumsi sekitar dua milyar penduduk di dunia (sekitar 36% dari total penduduk dunia). Ditinjau dari kandungan nutrisi, gandum merupakan tanaman serealia yang memiliki komposisi nutrisi lebih tinggi dibanding tanaman serealia lain. Komposisi protein Gandum (13%), jagung dan Oats (10%), Padi (8%), Barley dan Rye (12%), sedang karbohidrat gan- dum (69%), padi (65%), Jagung (72%) Barley (63%) dan Rye (71%). Namun yang paling penting adalah gandum memiliki kandungan glutein yang tinggi yang mencapai 80%. Kandungan glutein yang tinggi merupakankarakter kandungan fitokimia yang khas untuk gandum dibanding serealia lain. Glutein adalah protein yang bersifat kohesif dan liat yang berperan sebagai zat penentu elastisitas adonan berbasis tepung (Sleper dan Poehlman 2006). Tepung terigu sebagai produk olahan dari biji gandum sebagai bahan baku makanan yang tidak asing lagi di Indonesia, konsumsi terbesar adalah untuk 40% untuk konsumsi rumah tangga baik dalam bentuk mie basah atau mie kering, 25% untuk industri roti, 20% industri mie instant, 15% untuk industri cake dan biskuit, sisanya 5% untuk gorengan. Jenis-jenis makanan tersebut sangat disukai oleh masyarakat mulai dari anakanak sampai kalangan orang dewasa/orang tua, baik dari kalangan bawah sampai tingkat atas. Beragamnya produk olahan berbasis terigu menyebabkan produksi terigu dan permintaan gandum meningkat sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terkait dengan tingkat pendapatan dan laju pertambahan penduduk yang selalu meningkat (Adnyana, 2006). Berdasarkan data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), konsumsi terigu Indonesia meningkat sangat signifikan dari 9,9 kg per kapita pada 2002, menjadi 17,11 kg per kapita pada 2007 atau sekitar 12% dari konsumsi pangan Indonesia dan pada tahun 2009 mencapai 17,7 kg per kapita. Karena itu, impor gandum juga terus mengalami peningkatan di mana pada tahun 2003 hanya sekitar 3,736 juta ton, pada tahun 2005 mencapai 4,5 juta ton, kemudian mengalami peningkatan mencapai ton (US$ ) pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 mencapai level 5 juta ton. 29

22 5,4 juta ton. Data BPS menunjukkan bahwa impor biji gandum tahun 2011 telah mencapai Gambar 2.7 Macam-macam Biji Gandum Persediaan gandum di stok untuk setiap 6 bulan kedepan. System persediaan gandum didatangkan dengan melalui transportasi laut yaitu menggunakan kapal, dan setiap kedatangan gandum kurang lebih ton. Gandum yang berasal dari Negara-negara maju sudah dilengkapi dengan certificate of analyze (CAO). Gandum yang datang didermaga bogasari akan diambil sampelnya dan di analisis terlebih dahulu sebanyak tiga kali oleh pihak QC untuk mengetahui kualitas gandum yang meliputi kadar protein, moisture, dan banyaknya kutu. Jika terdapat gandum yang tidak memenuhi standar, maka akan dilakukan pemotongan harga pada pendatangan gandum diperiode berikutnya. Hal ini dilakukan karena proses pembayaran di awal pengiriman. Berikut adalah spesifikasi bahan baku,mulai dari pengkatagorian biji gandum, kandungan-kandungan gandum, kegunaan sertajenis gandum dari masing-masing Negara asalnya: 30

23 Tabel. 2.4 Spesifikasi Bahan Baku Gandum Kategori Kandungan Kandungan Kegunaan Jenis Gandum Negara Biji Protein Gluten Asal Gandum Hard 1 14,4%-15,9% Min 36% Produk Mie -Canadian Western Spring -Australian Prime Hard -Dark/North Spring Red Canada Australia Amerika Hard 2 12,2%-14,4% Min 32% -Produk Roti -Produk Mie -Canadia Praire Spring -Canadian Western Extra Strong -Australian Hard Kanada Kanada Australia -Argentina Wheat -Hard Winter Red Argentina Amerika Soft 1 10,4%-12,2% Min 22% -Produk Mie -Australian Premium Wheat -Australia Extra Australia Australia 31

24 Strong -Soft Winter -Soft Winter Red White Amerika Amerika Soft 2 Maks 10,4% Maks 22% Produk Mie -Australian Soft -Australian Standard Wheat -French Wheat -Canadian Eastern White Winter Australia Australia Prancis Canada Un class Min 9% Maks 15% Produk Gorengan -Indian Wheat -European Wheat -Chinese Wheat India Eropa China Pasta Min9,5% maks Min 35% Spageti -Durum Australia 13% Makaroni -Produk Bakery; Canada Cake, biscuit, pasta 32

25 2.4.9 Penanganan bahan baku Semua bahan baku diimpor langsung dari negara pengekspor lalu dikirim ke Indonesia melalui jalur laut dengan menggunakan kapal dalam bentuk curah. Setelah sampai di Indonesia dilakukan proses pembongkaran. Pembongkaran dilakukan di dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills. Dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills ada dua, yaitu jetty A dan jetty B. Jetty A mampu menampung kapal dengan kapasitas ton, lebih kecil kapasitasnya jika dibandingkan dengan jetty B yang mampu menampung kapal dengan kapasitas ton. Di dalam kapal, gandum ditempatkan pada palka. Dalam satu kapal biasanya terdapat tujuh palka yang masing-masing memiliki kapasitas ton. Proses pembongkaran gandum dipilih pada saat cuaca cerah, dan tidak hujan agar tidak berpengaruh terhadap biji gandum. Gandum yang disimpan dalam palka dibongkar dengan pipa menggunakan sistem vacum (pipa penyedot). Di dermaga terdapat dua tower. Masing-masing tower memiliki dua buah pipa dengan kapasitas penyedotan masing-masing 500 ton/jam. Jadi, dari satu dermaga memiliki total kapasitas pembongkaran gandum sebesar ton/jam. Gandum selanjutnya ditransfer dengan menggunakan alat transportasi belt conveyor ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum proses penimbangan. Penimbangan gandum bertujuan sebagai sistem kontrol selama proses transportasi menuju tempat penyimpanan gandum, agar tidak melebihi kapasitas alat transportasi dan wheat silo.sebelum gandum disimpan ke dalam silo, dilakukan proses pre cleaning yang berfungsi membersihkan biji gandum dari benda-benda asing seperti sampah, ranting, batu, logam,dan bijibijian lain yang berukuran besar. Gandum yang akan digiling disimpan di dalam wheat silo, yaitu tempat penyimpanan biji gandum sebelum proses produksi. Wheat silo mempunyai bentuk tabung vertikal. Dengan bentuk yang demikian, wheat silo memiliki banyak kelebihan, antara lain mampu menampung biji gandum dalam jumlah 33

26 yang banyak tanpa memakan area yang luas, selain itu mempermudah dalam sistem transfer dan dalam proses pembersihannya. PT. ISM Bogasari Flour Mills mempunyai wheat silo di dua tempat, yaitu silo A dan silo B. Silo A letaknya di sebelah barat pabrik berjumlah 60 buah. Silo A dibangun pada tahun 1984 dengan tinggi 55 meter dan berdiameter 10 meter. Sedangkan silo B berjumlah 80 buah. Kapasitas terpasang masingmasing wheat silo A adalah ton, tetapi kapasitas yang terpakai hanya ton. Kondisi beberapa silo sudah retak pada bagian dindingnya dan pernah runtuh sehingga menjadi pertimbangan pemakaian kapasitas tidak sampai penuh ton. Silo A terbuat dari beton dan pada bagian atas terdapat ventilasi untuk pertukaran udara. Sistem pengeluaran gandum dari silo A dialirkan ke bawah masing-masing melalui satu titik. Satu titik mampu mengeluarkan gandum 42,5 ton/jam dan kecepatan pengeluaran maksimal 150 ton/jam. Silo B dibangun pada tahun 1996 terletak di sebelah selatan pabrik. Kapasitas terpasang masing-masing wheat silo B adalah ton, tetapi kapasitas terpakai hanya ton. Silo B mendapat pasokan gandum dari jetty B atau dermaga II. Silo B terbuat dari bahan steanless steel karena biaya pembangunannya yang lebih murah dibandingkan dengan bahan dari beton. Silo B memiliki kekurangan, karena terbuat dari bahan steanless steel. Penyimpanan gandum dalam wheat silo harus disesuaikan dengan jenis gandum. Setiap satu silo hanya dapat menyimpan gandum yang sama, dan tidak boleh tercampur dengan jenis gandum yang lain karena dapat berpengaruh terhadap tepung terigu yang dihasilkan. Masa penyimpanan gandum di dalam wheat silo tidak boleh terlalu lama, maksimal hanya tiga bulan karena dapat menurukan kualitas gandum dan tepung terigu yang dihasilkan. Sebelum digunakan untuk menyimpan gandum, wheat silo harus dalam keadaan kering dan bersih, jika kondisi dalam wheat silo terlalu lembab akan memicu pertumbuhan jamur dan mikroba lainnya yang dapat merugikan dan menurunkan kualitas biji gandum. Kondisi wheat silo yang lembab dapat 34

27 menyebabkan kelembaban pada gandum, dan dapat menimbulkan tekanan yang tinggi sehingga dapat memicu ledakan. Salah satu pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan fumigasi,yaitu salah satu cara untuk mengendalikan kutu dan mikroorganisme merugikan yang terdapat di wheat silo. Fumigasi dilakukan dengan menggunakan tablet phostoksin dengan aturan setiap 100 ton gandum diberi 300 tablet. Agar pemberian tablet merata maka pada setiap ketinggian 2 meter diberi tablet Bahan Pendukung Utama dan Bahan Adiktif Bahan Baku Pendukung Utama Bahan baku penunjang yang digunakan dalam produksi di pabrik Bogasari adalah air. Air digunakan dalam proses dampening. Bahan Aditif Bahan aditif yang digunakan dalam produksi tepung terigu di pabrik Bogasari adalah campuran vitamin B1,B2, Zat besi dan mineral Pengendalian Mutu Di milling, terdapat jadwal pengiriman sampel untuk uji MPA ke Lab Center. Selain itu, terdapat pula uji yang dilakukan di dalam mill seperti release test, moisture test, dan pekar test. Release Test Release test merupakan tes perbandingan hasil giling gandum lolos ayakan 1120μ per berat sampel hasil giling gandum pada roll mill B1 atau B2. Release test berfungsi untuk mengatur atau menjaga keseimbangan beban antar roll mill serta rendeman dan kesesuaian hasil gilingan tiap jenis roll mill sehingga penggilingan gandum berjalan dengan optimal. Release test dilakukan dengan menggunakan ayakan 1120μ dan waktu selama 2 3 menit. Release test dilakukan tiap awal pergantian shift dan pergantian grist. Release test hanya dilakukan pada roll mill B1 dan B2. 35

28 Moisture Test Moisture Test menentukan kelancaran proses penggilingan gandum. Moisture yang tepat akan menjadikan kulit gandum menjadi liat,sehingga pada proses milling akan mudah di ekstraksi endospermnya. Sedangkan pada tepung terigu, moisture akan akan mempengaruhi berat tepung dan daya simpan tepung. Standar Moisture tepung terigu PT. ISM Div. Bogasari Flour Mills adalah 14,1%. Moisture alami gandum tidak seragam,sehingga perlu ditambahkan air serta dilakukan perendaman. peruses pemberian air pada gandum tersebut disebut sebagai proses dampening, sedangkan proses perendamannya disebut proses tampering. Moisture Test sendiri dilakukan untuk mengetahui moisture yang telah tercapai pada gandum. Moisture test pada gandum dilakukan di mill s control panel dengan menggunakan alat Mettler Tolledo,dimana berat sample yang digunakan untuk pengukuran moisture gandum adalah 5 gram dan juga di laboratorium center, yang menggunakan NIR (Near Infra Red) Profoss. Prinsip kerja mettle Toledo menganalisa moisture tepung dengan cara dipanaskan sampai semua air didalam bahan menguap, sedangkan NIR Profess menganalisa moisture tepung dengan cara menembakkan gelombang yang memiliki panjang gelombang dekat dengan infrared. Target Moisture gandum pada 1 st Dampering adalah 15,5% dan target pada 2 nd Tampering adalah 17,2% Pekar Test Pekar and Granulation Test merupakan tes sifting tepung pada ayakan 160μ. Sampel yang digunakan untuk pekar and granulation test adalah sebanyak 200 gram. Pekar and granulation test dilakukan setiap 1 jam sekali. Sisa (tailing) produk tepung yang tidak lolos ayakan 160μ dilaporkan ke miller untuk ditindak lanjuti. Cara melakukan pekar test adalah sebanyak 100 gram tepung dirataka, dirapikan, dan dipadatkan menggunakan spatula pekar di atas glass pekar. Kemudian, tepung dicelupkan ke dalam air dan didiamkan di atas rak pekar. Sedangkan cara melakukan granulation test adalah 100 gram sampel tepung diletakkan di atas ayakan 160μ. Tepung ditekan-tekan dan diratakan di atas ayakan 36

29 tersebut sampai semuanya lolos ayakan. Jika terdapat tailing, maka tailing tersebut dipindahkan ke glass pekar untuk dilaporkan kepada miller. Lab NIR Sampel tepung dari mill diambil dan dikirim ke Lab Center untuk dilakukan pengukuran moisture (%), protein (%), dan Ash (%). Jadwal pengiriman sampel ke Lab Center ditampilkan dalam berikut: Tabel 2.5 Jadwal pengiriman sampel tepung ke Lab Center Proses Pengendalian mutu pada proses produksi tepung terigu dilakukan dengan menerapkan sistem HACCP. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen (Anonima, 2015). 37

30 Tabel 2.6 HACCP Plan Milling Produk Utama dan Produk Samping Produk yang dihasilkan pada proses produksi dibagi menjadi 2 yaitu : produk utama dan produk samping Gandum Endosperm Bran & Polar Germ 15% 5% 80% Gambar. 2.8 Diagram Komposisi Kandungan Gandum Gambar 2.9 Susunan Biji Gandum 38

31 Produk Utama Produk utama yang dihasilkan adalah tepung terigu dengan berbagai merek dagang. Merek dagang tepung terigu yang dapat ditemukan di Indonesia yaitu : Cakra Kembar, Cakra Kembar Emas, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Tajmahal, Segitiga Biru, Payung dan Kunci Emas. Sebagian Tepung diekspor dengan merek dagang lainnya. Tepung-tepung tersebut dibedakan berdasarkan kadar protein. Jenisjenis tepung berdasarkan kadar protein dibedakan menjadi tepung berprotein tinggi, berprotein medium dan berprotein rendah. Tepung berprotein tinggi mengandung protein dengan kadar 13,0-16,1%. Merek dagang tepung berprotein tinggi yaitu Cakra Kembar Emas dan Cakra Kembar. Tepung-tepung ini digunakan untuk membuat roti dan mie. Tepung berprotein medium mengandung protein sebanyak 10,0-12,5%. Tepung tersebut dijual dengan merek dagang Tajmahal da Segitiga Biru. Tepung dengan kadar protein medium merupakan tepung multiguna. Tepung ini dapat digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan. Tepung berprotein rendah mengandung protein dengan kadar maksimum 11%. Tepung berprotein rendah dijual dengan merek dagang Kunci Emas, Kunci Biru, Lencana Merah dan Payung. Tepung ini digunakan untuk membuat biskuit dan gorengan. Gambar 2.10 Produk Tepung Terigu dan Pasta 39

32 Produk Samping. Produk samping yang dihasilkan adalah pelet dan industrial flour. Pelet adalah campuran bran dan pollard yang dicampur kemudian dicetak. Pelet berbentuk tabung dengan diameter 0,5cm dan tinggi 1,5cm. Pelet dijual dengan merek dagang kepala kuda, kepala sapi dan angsa. Produk ini dijual dengan sistem curah untuk pasar domestik dan ekspor. Konsumen pelet domestik adalah peternak unggas dan sapi perah. Sebagian besar pelet diekspor ke Korea, Jepang dan Vietnam. Produk industrial flour dapat ditemukan dipasaran Indonesia dengan merek dagang anggrek dan teratai. Industrial Flour merupakan tepung yang mengandung serat paling tinggi. Produk ini digunakan oleh industri lem kayu lapis dan industri pembuatan pakan ikan. Gambar Merk-merk Produk Sampingan 40

33 2.5 Proses Produksi Tepung Terigu Pengangkutan Gandum dari Kapal. Gambar 2.12 Flowchart Proses Pembuatan Tepung Terigu 41

34 Semua bahan baku diimpor langsung dari negara pengekspor lalu dikirim ke Indonesia melalui jalur laut dengan menggunakan kapal dalam bentuk curah. Setelah sampai di Indonesia dilakukan proses pembongkaran. Pembongkaran dilakukan di dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills. Dermaga (jetty) PT. ISM Bogasari Flour Mills ada dua, yaitu jetty A dan jetty B. Jetty A mampu menampung kapal dengan kapasitas ton, lebih kecil kapasitasnya jika dibandingkan dengan jetty B yang mampu menampung kapal dengan kapasitas ton. Di dalam kapal, gandum ditempatkan pada palka. Dalam satu kapal biasanya terdapat tujuh palka yang masing-masing memiliki kapasitas ton. Proses pembongkaran gandum dipilih pada saat cuaca cerah, dan tidak hujan agar tidak berpengaruh terhadap biji gandum. Gandum yang disimpan dalam palka dibongkar dengan pipa menggunakan pipa penyedot. Gandum selanjutnya ditransfer dengan menggunakan alat transportasi belt conveyor ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum proses penimbangan. Penimbangan gandum bertujuan sebagai sistem kontrol selama proses transportasi menuju tempat penyimpanan gandum, agar tidak melebihi kapasitas alat transportasi sebelum gandum disimpan ke dalam silo. Sebelum gandum mengalami penggilingan, gandum menjadi otoritas pihak Departemen Jetty and silo untuk disimpan dalam wheat silo. gandum dalam whaetsilo harus di awasi dan lulus uji kualitas oleh Quality Control, agar terhidar dari hama. jika pada sempel terdapat kutu ataupun telur kutu maka akan dilakukan tindakan fumigasi. Fungsi dan tugas departemen jetty and silo, yaitu: Menyimpan gandum Mendata stok gandum (inventory) didalam silo. yang meliputi jumlah, jenis gandum dan lokasi (nomer silo) Mengirim gandum sesuai yang dipesan oleh departemen milling. Memastikan transfer gandum berjalan dengan baik serta bertanggung jawab pembersihan gandum sampai gandum sampai ke Raw Wheat Bin. 42

35 2.5.1 Pengangkutan Gandum dari Wheat silo Proses Produksi tepung terigu dari masing-masing mill diawali dengan pengangkutan biji gandum dari wheat silo menuju ketempat penampungan sementara melalui alat transportasi chain confevor kemudian diangkat ke atas dengan menggunakan bucket elevator Proses pre-cleaning yang dilakukan oleh departemen silo. Pre cleaning merupakan proses pembersihan gandum sebelum dimasukkan ke raw wheat bin (tempat penyimpanan gandum di mill sebelum diolah). Proses ini dilakukan untuk memisahkan offal yang berukuran besar. Tujuan dari pre cleaning adalah: 1. Mencegah kerusakan mesin-mesin pada proses berikutnya akibat terikutnya offal yang berukuran besar. 2. Membuat kenerja mesin cleaning lebih efektif dan efisien. 3. Membuat aliran gandum lebih lancar sehingga meningkatkan homogenitas pada saat blending atau mixing gandum. 4. Membuat kualitas penyimpanan gandum dalam raw wheat bin lebih baik. Proses pembersihan pada proses pre-cleaning menggunakan mesin separator dan magnet separator. Separator adalah satuan unit mesin pembersih gandum untuk memisahkan impurities yang ukurannya lebih besar dari pada gandum (saringan bagian atas) dan impurities yang ukurannya lebih kecil dari pada gandum (saringan bagian bawah). Pada mesin separator terdapat dua ayakan yaitu pada bagian atas dan bagian bawah, untuk bagian atas lubang ayakan berbentuk lonjong (elips) dan untuk bagian bawah lubang ayakan berbentuk segitiga. Prosesnya yaitu, gandum diatur arahnya oleh spliter lalu masuk ke separator. Pada ayakan pertama (atas) gandum akan dipisahkan dari impurities yang ukurannya lebih besar dari gandum seperti kedelai, biji bunga matahari, jagung, batang-batang. Pada ayakan pertama impurities yang ukurannya lebih besar dari gandum akan menuju outlet pembuangan, kemudian gandum dan impurities yang lebih kecil akan menuju ayakan kedua (bawah). Pada ayakan yang kedua gandum dipisahkan dari impurities yang ukuran lebih kecil. Impurities tersebut akan menuju 43

36 tempat pembuangan, dan gandum akan masuk ke proses pembersihan berikutnya. Setelah melalui proses pemisahan, kemudian gandum masuk ke dalam RWB (raw wheat bin). RWB merupakan tempat penyimpanan biji gandum berdasarkan jenisnya Pencampuran Gandum (Gristing) Setelah melalui proses pre cleaning, gandum dimasukkan ke dalam RWB sesuai dengan jenisnya. Setelah itu, dilakukan pencampuran (gristing) beberapa jenis gandum sesuai dengan instruksi Rencana Target Produksi yang telah dibuat oleh PPIC dan rekomendasi dari QA terkait rasio perbandingan jenis gandum. Gandum keluar dari RWB (raw wheat bin) RWB merupakan tempat penyimpana biji gandum berdasarkan jenisnya. Dan RWB memiliki kapasitas 238 ton per unit. Dalam pencampuran gandum berdasarkan jenisnya (soft wheat dan hard wheat). Pencampuaran gandum ini menggunakan alat yang dinamakan Flow Regulator (FCA). FCA secara otomatis akan mengatur serta membagi gandum sesuai dengan pengaturan yang dilakukan oleh operator First Cleaning Setelah tahap pencampuran gandum dari Flow Regulator, gandum kemudian masuk ke tahaap first cleaning. Pada proses pembersihan ini gandum dipisahkan dari impurities yang tidak lolos pada proses pre cleaning. Gandum yang telah tercampur kemudian diangkut menggunakan screw conveyor dan bucket elevator untuk selanjutnya menuju magnet separator untuk memisahkan logam. Gandum yang lolos magnet separator kemudian masuk ke dalam splitter untuk dibagi menjadi 3 jalur menuju inlet separator. Separator akan memisahkan impurities gandum yang berukuran besar dan impurities berukuran kecil. Selanjutnya, gandum akan masuk ke TRC untuk dipisahkan antara gandum berat jenis besar, gandum berat jenis ringan, dan offal. Gandum berat jenis besar akan mengalir ke dry stoner untuk pemisahan batu dan gandum. Sedangkan gandum berat jenis ringan akan mengalir ke carter day untuk dilakukan pemisahan lanjutan menjadi 5 kelas yakni batang, gandum besar, 44

37 gandum sedang, gandum kecil, offal berupa gandum pecah, biji-bijian non gandum. Gandum besar, sedang, dan kecil akan masuk ke scourer untuk dilakukan pembersihan kulit gandum dari kotoran-kotoran yang menempel. Setelah itu, gandum masuk ke tarara untuk dilakukan pemisahan berdasarkan berat jenis menggunakan aspirasi. Gandum yang telah melalui dry stoner dan tarara, telah melewati proses first cleaning. First Dampening Proses dampening merupakan proses penambahan air pada gandum. Proses dampening bertujuan untuk meningkatkan kadar air pada gandum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Proses penambahan air di mill MNO dilakukan sebanyak dua kali, penambahan yang pertama sebanyak 70%, sedangkan penambahan yang kedua sebanyak 30%. Keuntungan dilakukan penambahan air sebanyak dua kali adalah, jika pada penambahan air pertama terjadi kekurangan, maka dapat terpenuhi pada proses penambahan air yang kedua. Penambahan air disesuaikan dengan target kadar air sebelum penggilingan. Target tersebut bervarasi pada setiap jenis tepung. Target air untuk setiap jenis tepung ditampilkan dalam tabel : Tabel. 2.7 Target Moisture Tepung Terigu Jenis Target Mositure Tepung (%) Hard 15,0-17,5 % Medium 14,0-17,0 % Soft 13,5-16,0% Tempering bin merupakan tempat penyimpanan gandum sementara setelah pemberian air dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk membiarkan air terserap ke dalam gandum. Waktu pengkondisian gandum didalam tempering bin bervariasi berdasarkan jenis gandum. Waktu pengkondisian gandum didalam tempering bin ditampilkan Waktu pengkondisian gandum didalam tempering bin bervariasi berdasarkan jenis gandum. Waktu pengkondisian gandum didalam tempering bin ditampilkan dalam tabel : 45

38 Tabel. 2.8 Waktu Pengkondisian Tepung Terigu. Jenis Tepung Waktu Pengkondisian Hard jam Medium jam Soft 6-14 jam First Tempering Setelah proses dampening selesai kemudian gandum disimpan dalam silo untuk proses first tampering. Proses tempering merupakan proses pengkondisian, dapat juga disebut sebagai proses conditioning, yaitu proses penyimpanan biji gandum setelah diberi tambahan air pada proses dampening agar air yang dicampurkan dapat merata sepenuhnya selama 8-30 jam sesuai dengan jenis gandum yang disimpan. Tujuan dari proses tampering antara lain: 1. Membuat bran menjadi lebih liat dan elastis sehingga pada break process pada milling bran tidak mudah pecah menjadi kecil-kecil (powder) sehingga tidak mengotori tepun terigu yang akan dihasilkan. Bran juga meningkatkan kadar abu sehingga tepung terigu harus bersih dari bran. 2. Mempermudah proses pemisahan bran pada proses breaking sehingga didapatkan hasil ekstraksi yang tinggi. 3. Menjadikan endosperm menjadi lunak, sehingga pada proses reduction endoperm mudah pecah dan menghasilkan ekstraksi tepung yang tinggi. 4.Menghasilkan tepung dengan mosture content yang ideal. Second Dampening Second dampening merupakan proses penambahan air kedua. Proses ini dilakukan secara manual oleh miller dengan cara mengatur bukaan kran mesin damperer. Debit air keluar dari mesin damperer dapat dilihat pada flowmeter. Penambahan air kedua bertujuan untuk meningkatkan moisture gandum sesuai dengan standar sebelum proses milling. 46

39 Untuk mencapai kadar air yang maksimal yaitu 100%, maka dilakukan proses second dampening. Pada dasarnya tahap second dampening tidak jauh berbeda dengan first dampening. Yang membedakan hanya jika pada tahap first dampening jumlah air yang campurkan pada gandum sebanyak 70% dari plannning dan pengaturan oleh pihakv quality control, sedangkan pada second dampening hanya 30% dari plannning dan pengaturan oleh pihak quality control untuk memenuhi kekurangan pada proses first dampening jika pada proses first dampening belum optimal. Second Tampering Second tempering merupakan proses pengondisian kedua agar gandum dapat mencapai target moisture yang sesuai dengan standar. Waktu pengondisian second tempering adalah 1/3 dari total waktu tempering karena jumlah air yang ditambahkan pada gandum lebih sedikit. Gandum yang telah melalui second tempering akan dialirkan melalui FCA untuk memasuki proses cleaning terakhir yakni second cleaning Second Cleaning Gandum yang telah selesai melalui proses pengondisian akan masuk ke scourer untuk membersikan kulit gandum yang masih menempel pada permukaan gandum. Tujuan dari second cleaning adalah membersihkan debu dan bulu gandum yang masih menempel dengan cara digesek. Setelah melalui mesin scourer, gandum melalui masuk ke mesin tarara untuk dilakukan pemisahan debu dan offal dari gandum dengan cara diaspirasi. Gandum selanjutnya masuk ke magnetic separator untuk memisahkan material logam yang mungkin masih ada di dalam gandum. 47

40 Mesin dan Alat Pembersihan Gandum Separator Separator merupakan mesin pembersih gandum untuk memisahkan offal yang ukurannya lebih besar dari gandum dan offal yang ukurannya lebih kecil dari gandum. Prinsip kerja alat ini adalah memisahkan offal berdasarkan perbedaan ukuran, menggunakan vibrasi dan pada sudut kemiringan tertentu. Cara kerja alat ini adalah gandum diayak menggunakan dua ayakan. Ayakan pertama berukuran lebih besar dari gandum sedangkan ayakan kedua berukuran lebih kecil dari gandum. Ayakan pertama berfungsi untuk memisahkan tailing sedangkan ayakan kedua berfungsi untuk memisahkan offal dari gandum. Gandum akan melalui jalur tengah dan masuk ke screw conveyor, tailing akan ditampung di karung, dan offal akan disedot ke offal bin menggunakan pneumatic. Ukuran ayakan pertama adalah 4,5 mm x 2,5 mm, sedangkan ukuran ayakan kedua adalah 3,0 mm. Separator terdapat pada proses pre cleaning dan first cleaning. Volumetric Volumetric adalah alat yang digunakan untuk mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan volume. Volumetric diletakkan di titik keluaran hopper. Alat ini digunakan dalam pencampuran dua atau lebih jenis gandum yang sesuai dengan grist. FCA Flow Automatic Control (FCA) adalah alat pengatur debit pengeluaran gandum menggunakan load cell. Cara kerja mesin ini adalah mengeluarkan gandum sesuai dengan kecepatan dan kapasitas aliran gandum yang diinginkan. Ada pun FCA digunakan pada proses gristing, 1st tempering, dan 2nd tempering. Alat ini terletak di bawah RWB, 1st tempering bin, dan 2nd tempering bin. Magnetic separator Magnet Separator adalah alat untuk memisahkan gandum dari berbagai macam logam dengan bantuan kekuatan magnet sebesar gauss. Prinsip 48

41 kerja alat ini adalah magnet akan menarik setiap logam yang ada pada aliran gandum. Alat ini merupakan critical control point pada peroses pengolahan gandum karena logam merupakan pencemaran fisik pada produk pangan dan logam dapat menganggu proses produksi. Magnet separator merupakan salah satu alat pada proses first cleaning. Alat ini dipasang pada awal proses first cleaning. Tarara classifier (TRC) Tarara Classifier (TRC) merupakan alat untuk memisahakan gandum dengan impurities berdasarkan ukuran dan berat jenis. Impurities yang menjadi target pemisahan alat ini adalah debu, biji gandum pecah, dan biji gandum kosong. Alat ini memiliki deck yang bergetar dan ayakan dengan diameter 8 mm. Mekanisme kerja alat ini adalah getaran ayakan yang dihasilkan oleh motor akan menyebabkan gandum mengalir di atas ayakan. Kemudian aspirasi udara akan menghisap produk ringan (gandum dan offal ringan) dan dialirkan ke mesin carter day. Ada pun produk yang lebih berat (gandum dan impurities) akan passthrough untuk masuk ke dry stoner. Dry stoner Fungsi Dry Stoner Memisahkan gandum dari material yang lebih berat dari gandum, contohnya batu-batuan atau kerikil. Alat ini bekerja brdasarkan perbedaan berat jenis gandum dengan batu, dengan sistem aspirasi dan kemiringan ayakan serta gerakan sentrifugal yang cepat angin yang dihasilkan akan mampu mengangkat gandum,sedangkan batu dan benda lain yang lebih berat dari gandum akan keluar dari tempat pembuangan. Carter day Adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan biji gandum dengan non gandum berdasarkan ukuran dan bentuk. Identified Disc Cylinder yang dimiliki oleh Milling bermerek Carter Day. Carter day memisahkan gandum yang masuk ke dalam 5 jenis yakni batang, gandum besar, gandum sedang, gandum kecil, dan offal. 49

42 Scourer Scourer adalah mesin yang berfungsi untuk membersihkan biji gandum dari kotoran yang masih menempel di kulit gandum. Prinsip kerja alat ini adalah membersihkan gandum dari kotoran yang masih menempel dengan cara menggosokkan permukaan luar kulit gandum. Mekanisme kerja alat ini adalah beater akan menghempaskan gandum secara centrifugal ke saringan screen cylinder sehingga terjadi efek scouring. Dengan demikian rambut gandum dan debu akan terlepas dari biji gandum. Hammer Mill Produk offal kasar akan masuk ke dalam alat ini dan akan dihempaskan ke dinding hammer mill oleh pemukul yang berputar. Produk yang telah halus selanjutkan akan dibawa menuju bin offal halus. 50

43 2.6 Penggilingan (Milling) Peggilingan gandum merupakan karya seni, mereka yang ahli dalam penggilingan gandum disebut sebagai Miller. Mereka menjalankan proses penggilingan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang terakumulasi dari berbagai generasi. Tujuan utama dalam penggilingan gandum adalah untuk menghasilkan tepung seefisien mungkin. Baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk melakukan penggilingan, berikut proses yang dapat dilakukan: a. Breaking Process Proses breaking terjadi ditahap pertama penggilingan pada mesin roll, yaitu memecah wheat grain (bran) yang masih mengandung endosperm. Ensdosperm yang terpecah menjadi semolina, middling, dan tepung. Pada proses breaking diusahakan supaya bran tidak hancur agar menghasilkan tepung dan semolina dengan jumlah yang maksimal. Breaking Proses terdiri atas 4 atau 5 tingkat breaking, hal ini tergantung dari design miliing sendiri. Sudah tentu semakin banyak tingkat breaking maka semakin baik pula proses beaking tersebut. First break atau B1 : Pada first berak sebagai raw material adalah gandum yang bersih, kemudian melakukan proses yang kemudian di pecahkan. Hasil dari first break adalah brand yang mengandung banyak endosperm B2c dan B2f, semolina, middling dan tepung. Secara skematis dapat digambarkan Second break proses : Proses memecahkan bran yang mengandung banyak endosperm menjadi brand yang endospermnya tinggal sedikit yaitu B3c dan B3f, semolina dan tepung. Karena endosperm pada second break masih banyak dan sudah terbuka maka released B2 biasanya lebih besar dari 51

44 released B1. Semolina dn midding Hasil B1 dan B2 mempunyai karateristik yang sama (ash dan protein) makan dapt disatukan. Third Break proses : karena endosperm dari brand tinggal sedikit maka proses ini adalah memecahkan dan menyikat. Endosperm yang dihasilkan biasanya berupa middling saja dan tepung dengan kualitas ash content yang tinggi, bran mengandung endosperm yang sedikiit disebut B4c dan B4f. Released B3 biasanya lebih kecil dari B2 Tabel 2.9 Extraction dan released breaking proses dapat dibuat seperti dibawah ini : Load to break Extraction Released % % % 1 st break (gandum) nd break rd break th break th break Brandpollad finisher

45 Extraction adalah released tiap break proses dibandingkan dengan 100% gandum atau berapabanyak endosperm yang sudah direleased dari gandum. Total extraction dari break proses adalah 82%. Table ini juga menggambarkan variasi load dari tiap-tiap break proses. Apabila break proses hanya 4 saja maka variasi extraction dapat dirubah asal total extraction tetap 82%. Granulation : yaitu memisahkan endosperm menurut granulation yang ditentukan, pada break proses, granulation dibagi atas 3 macam yaitu: 3 granulation system Coarse semolina mikron Fine semolina mikron Middling mikron 4 granulation system Coarse semolina mikron Fine semolina mikron Coarse middling mikron Fine middling mikron 5 granulation system Coarse semolina mikron Medium Semolina mikron Fine semolina mikron Coarse middling mikron Fine middling mikron Break Roller : adalah alat penggiling dari break proses terdiri dari sepasang roller yaitu Fast Roller dan Slow Roller. Umumnya break roller adalah fluted roller (roller slow bergigi). Perbedaan kecepatan antara fast roller dan slow roller disebut differential speed, umumnya differential speed = 2,5 2,64 ini berarti kecepatan fast roller 2,5 kali kecepatan slow roller. Yang dimaksud dengan Break Roll Capasity adalah panjang total dalam inch atau meter dari break rolls tersebut. Ini menunjukan besar kemampuan dari 53

46 break rolls untuk menggiling produk, semakin panjang break rolls semakin besar pula kapasitas giling dari kapasitas roll. Break Roll Break % Break Load% Surface Load Surface (lbs/hr) B1 (60 inch) 19, B2 (72 inch) 23, B3 (72 inch) 23, B4 (60 19, inch) B5 (48 15, inch) Total break surface = 312 inch Total panjang Roll = 828 inch Jadi, break roll kapasitas = 312 / 828 x 100% = 37,68%, dan kapasitas = lbs/jam Maka total roll kapasitas = 21,031 / 73,152 x 100 = 28,75 mm/kg/24 jam. Ratio ini berarti bahwa untuk menggiling 100 kg/24 jam gandum dibutuhkan panjang roll 28,75 mm, jadi semakin kecil ratio ini berarti semakin efisien roll. Break Extraction Quality Factor Break Extraction Quality Factor ditentukan oleh Ash content tepung yang dihasilkan oleh break roll tersebut. Kita ketahui bahwa Ash content dari pure endosperm adalah 0,38% dan Ash content dari bran adalah 9% - 10%. Jadi apabila ash content dari tepung dari break extraction lebih besar dari 0,30% berarti ada bran powder yang ikut ke tepung. Ash content dari break extraction = 0,45% - 0,70%. 54

47 Ash content dari second break extraction biasanya < dari first break extraction karena adanya ash dari grease gandum. Releasd test Griding dari break roll ditentukan oleh released test semakin tinggi released test semakin keras grinding break roll tersebut. Bran Finisher Bran Finisher adalah alat untuk mengambil sisa endosperm yang ada pada lapisan bran layer sebab dengan break roller menyebabkan bran pecah menjadi powder bran. Alat ini terdiri dari beater dan screen yang mengakibatkan sisa endosperm terlepas dan pass through screen, sedangkan bran akan tailings dari screen. Released dari bran finisher biasanya berupa middling dan tepung yang sangat sticky sebab berasal dari endosperm dekat aleurone cell extraction berkisar antara 2% -3% dibandingkan break pertama. Vibro flour duster Vibro flour duster adalah mesin pengajak (centrifugal sifter) yang terdiri dari deater dan screen juga. Karena produk dari bran finisher sangat sticky untuk mengajak dengan plan sifter sangat sulit (efisiensinya kecil), maka biasanya dipakai Vibro flour duster. Vibro flour duster terdiri dari type horizontal dan type vertical. Produk akan dihempaskan oleh beater vibro flour duster ke screennya, dan pass trough yangberupa tepung akan di ekstraksi. Speed dari vibro berkisar antara 1000 rpm 1500 rpm. Beater dari vibro mempunyai sudut inklinasi yang berfungsi menggerakkan produk sepanjang screen hingga ekstrasi tepung sebesar mungkin. Sudut inklinasi ini dapat distel untuk mempercepat atau memperlambat produk dalam vibro. Jika diperlambat akan menghasilkan ekstrasi tepung yang besar. Ukuran dari screen adalah ukuran ayakan tepung, tetapi karena tepungnya sticky maka biasanya ukuran screen lebih besar sehingga ekstrasi tepung lebih besar. Ukuran screean antara 200 micron 300 micron. Tergantung apabila produk bersih ukuran screen bias lebih besar. 55

48 Reduction Process Produk kasar yang keluar dari sifter kemudian masuk lagi ke mesin roll. Produk inilah yang kemudian akan mengalami proses reduksi. Proses reduksi terdiri atas: a) semolina menjadi middling supaya mudah direduksi menjadi tepung. b) Mereduksi middling menjadi tepung c) Mereduksi middling yang bercampur dengan bran Pada proses sizing biasanya hanya terdiri dari 1 atau 2 tingkat saja. b. Sifter Sifter merupakan mesin pengayak yang berukuran besar yang mampu beroperasi dengan kapasitas besar. Sifter memiliki sejumlah ayakan yang masing-masing memiliki ukuran mesh berbeda-beda. Di dalam sifter, gandum yang telah melalui proses breaking kemudian dipisahkan antara produk yang masih kasar dengan bran maupun semolina. Masing masing akan masuk ke tahapan proses selanjutnya melalui pipa sesuai produk yang dihasilkan. Produk yang masih kasar kemudian masuk lagi ke proses penggilingan lanjut. Semolina yang dihasilkan akan masuk ke purifier untuk dibersihkan sedangkan bran masuk ke bran finisher untuk untuk diambil endosperm yang masih melekat pada bran kemudian masuk ke vibro finisher untuk memisahkan tepung yang lengket (sticky) hasil dari bran finisher serta memisahkan tepung dari bran maupun pollard. c. Purification Process Purification Process menggunakan alat yang disebut purifier. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan semolina dan middling, untuk membantu kinerja dari sifter sehingga proses reduksi middling dan reduksi semolina menjadi tepung lebih sempurna. Setelah keluar dari mesin roll, gandum akan dibawa oleh dengan mesin vacum masuk ke sifter untuk diayak. Sifter terdiri dari 30 ayakan yang masing-masing output mempunyai saluran pipa tersendiri. Hasil output dari sifter kemudian dibawa lagi masuk ke mesin roll 56

49 untuk kembali digiling, pada penggilingan-penggilingan berikutnya lebih ditekankan untuk mengecilkan ukuran hingga menjadi tepung. Setelah digiling, kemudian tepung yang masih kasar diayak lagi di sifter hingga benar-benar terpisah sempurna. Selesai diayak dengan sifter, lalu output akan menuju ke tahapan proses selanjutnya sesuai produk yang dihasilkan. Tepung terigu yang sudah jadi kemudian masuk ke mesin additive untuk diberi bahan tambahan yang berupa vitamin, mineral, dan lain-lain. Namun endosperm yang masih terdapat pada bran akan diekstrak melalui mesin bran finisher, dan tepung dipisahkan dari bran dengan vibro finisher, baru masuk ke mesin additive. Banyaknya food additive yang ditambahkan telah ditentukan oleh pihak QC. Setelah keluar dari proses penambahan food additive kemudian produk masuk ke infestroyer untuk memecahkan telur kutu agar perkembangbiakan kutu pada tahap selanjutnya dapat dikurangi. Setelah diberi bahan tambahan, maka tepung terigu dipisahkan dari benda asing untuk yang terakhir kalinya dengan menggunakan mesin ayakan rebolt sifter. Tepung terigu yang sudah jadi lalu disimpan di flour silo dan siap untuk dikemas dan didistribusikan ke berbagai daerah. Proses pengemasan dilakukan oleh flour packing department. Departemen ini bertugas untuk menangani dan mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan proses pengemasan tepung terigu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengemasan ini meliputi penerimaan produk dari mill, transportasi tepung terigu, penyimpanan tepung di flour silo, dan pengemasan tepung terigu. Pengemasan yang dilakukan di departemen ini adalah kemasan dengan berat 25 kg. dulu juga menyediakan kemasan dengan berat 200 kg (jumbo bag) namun sekarang untuk kemasan jumbo bag sudah tidak dipakai dan dioptimalkan pada sistem curah. d. Pengayakan. Proses penggilingan dimulai ketika gandum melalui roller mill, pada alat ini terjadi pemecahan biji gandum, pemisahan produk-produk berdasarkan ukuran granulasinya untuk kemudian melalui proses selanjutnya. Produk dari 57

50 hasil penggilingan gandum Bran kasar, semolina kasar, semolina halus, middling dan tepung. Produk yang telah tergiling akan menuju sifter dengan menggunakan alat trasportasi berupa pnemuatic dengan prinsip penghisapan menggunakan fan. Produk akan masuk ke dalam sifter melalui cyclone. Didalam cyclone terdapat filter yang berfungsi untuk menghisap debu dan impurities lain yang terbawa bersama produk. Pemisahan produk berdasarkan ukuran granulasinya menggunakan sifter, pada alat ini terdapat 24 saringan/ayakan yang ukurannya berbeda-beda. Hasil passthrough akan langsung dibawa menggunakan conveyor tepung sedangkan produk yang lain akan terus melalui proses roll. 58

51 B3 B3 SB3 B3 B3 Gambar 2.13 : Contoh ayakan sisi samping Sumber: Pengolahan data 59

52 Pass through dari sifter yang berupa tepung akan menuju rebolt sifter melalui conveyor untuk dilakukan pengayakan kembali. Setelah diayak kembali, tepung-tepung ini selanjutnya akan ditimbang. Penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui tepung yang dihasilkan setiap jamnya. Dari data jumlah gandum yang digiling dan jumlah tepung yang dihasilkan tiap jam, maka dapat diketahui jumlah ekstraksi tepung tiap jam. tepung-tepung yang sudah bersih akan di blowing menuju flour silo melalui line tertentu. Penambahan zat additive dilakukan pada conveyor tepung setelah lolos dari sifter dengan menggunakan alat additive feeder. Zat additive yang ditambahkan berupa campuran dari mineral dan vitamin yang telah ditentukan Mesin Penggilingan Gandum Roller mill merupakan alat yang digunakan untuk memecah gandum dan menggilingnya menjadi tepung. Roller mill terbagi menjadi dua yaitu break roll dan smooth roll. Break roll adalah roll dengan permukaan yang bergerigi sedangkan smooth roll adalah roll dengan permukaan yang halus. Sifter merupakan satuan unit mesin pengayakan untuk mendapatkan tepung yang sesuai dengan standar ukuran granulasi dan tidak tercemar oleh benda asing dan untuk memisahkan tepung dengan produk lain. Additive feeder merupakan alat yang digunakan untuk menambahkan zat additive pada tepung sesuai kadar yang telah ditentukan. Penambahan zat additive terjadi pada conveyor tepung terigu. Bran finishe merupakan alat yang digunakan untuk mengambil sisa endosperm yang melekat pada bran. Endosperma yang diambiil berbentuk middling dan atau tepung lengket. Alat ini dilengkapi dengan pemukul yang berfungsi untuk menghempaskan bran pada ayakan sehingga endosperma dapat terlepas dari bran. Detacher berfungsi untuk menhancurkan bongkahan endosperma agar mudah diayak. Alat ini dapat menaikkan ekstraksi tepung kareba pada alat ini sebagian endosperma halus dipecah menjadi tepung. 60

53 Alat Transportasi a. Screw conveyor merupakan alat transportasi horizontal tertutup. Prinsip kerja alat ini adalah mengalirkan produk dengan memutar poros hingga produk akan bergerak secara horizontal. Kecepatan poros dari conveyor adalah rpm. b. Chain conveyor Chain conveyor merupakan alat transportasi horizontal untuk jarak angkut yang panjang. Umumnya chain conveyor dipakai untuk kapasitas yang yang lebih besar dibandingkan screw conveyor. Kapasitas angkut chain conveyor sampai 200 ton/jam dan jarak angkut sampai 100 meter. c. Belt conveyor Merupakan alat transportasi horizontal yang mempunyai prinsip kerja sama dengan chain conveyor. Belt conveyor digunakan untuk kapasitas yang besar dan jarak jauh. Kapasitasnya mencapai 750 ton/jan dengan jarak angkut sekitar meter dengan kecepatan 3 meter/detik. Alat ini biasa untuk mengangkut gandum, karena jika digunakan untuk mengangkut tepung, akan mengeluarkan banyak debu dan produk akan banyak yang hilang karena alat ini tidak memiliki cassing dan terbuka. d. Bucket elevator Alat ini berfungsi sebagai alat transportasi produk secara vertikal. Prinsip kerja alai ini adalah gerakan memutar dari pulley penggerak akan menggerakkan belt secara vertikal. Belt pada alat ini terdapat mangkuk-mangkuk yang terpasang untuk membawa produk. e. Suction tower Merupakan alat penghisap gandum dari palka kapal dan mencurahkan pellet ke palka kapal. Berbentuk menara dengan ketinggian 43 meter dengan kapasitas 500 ton/jam. f. Pneumatic conveying g. Rotary blower/centrifugal fan. Merupakan alat yang digunakan sebagai pembangkit tenaga udara/angin untuk penghembusan dan penghisapan produk. 61

54 h. Conveyor pipe. Merupakan alat yang perbentuk pipa yang mengalirkan produk dari bawah ke atas dengan sistem vacum. i. Cyclone. ` Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan produk dari udara yang berbentuk cones dan dilengkapi dengan air lock. Produk dan udara yang masuk kedalam cyclone secara tragensial akan membentuk gerakan spiral yang mengakibatkan adanya gaya sentrifugal, sehingga terjadi pemisahan produk dengan kecepatan konstan. Udara akan keluar melalui outlet sedagkan produk akan keluar melalui air lock. c. Filter. Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan udara dari produk yang tidak berhasil dibersihkan oleh cyclone karena efisiensi cyclone hanya antara 70% hngga 90%. Prinsip dari pneumatic conveying adalah blower menghasilkan udara dengan tekanan yang cukup tinggi sehingga produk akan terbawa oleh udara dengan kecepatan yang tinggi. 2.7 Proses Pengemasan Tepung terigu dan by Product. Tepung ataupun by produk yang dihasilkan dari proses milling akan ditransfer ke baigian FAM (Feeding After Milling) untuk di distribusikan kebagian pengemasan. Tepung akan ditransfer dari bagian FAM ke bagian FSBP (Flour Silo and Bulk Packing) menggunakan chain conveyor. Terdapat empat jalur transfer yang digunakan untuk memindahkan tepung dari FAM ke bagian FSBP menggunakan chain confeyor. satu jalur hanya dapat mentransfer satu jenis produk dalam satu waktu. setelah proses transfer tepung dari FAM,tepung akan ditransfer ke silo tepung menggunakan chain conveyor. Total silo untuk menampung tepung sementara sebelum dikemas berjumlah 56 silo. tepung yang disimpan pada silo sementara akan dikeluarkan apabila terdapat konsumen yang memesan secara curah yang biasa menggunakan truk. proses pengeluaran tepung dari silo menggunakan sistem blowing ataupun menggunakan chain conveyor. Pengemasan Cunsumer Pack dan Tepung Special 62

55 Tepung special yang digiling oleh mill tidak dapat langsung dikemas karena tepung ini harus diberikan zat tambahan khusus sesuai permintaan konsumen. sedangkan tepung regular kemasan ekonomis tepung akan langsung masuk ke mesin pengemas, yang dimana mencakup material berupa plastic wrap,karton,dan lakban. terdapat tiga jalur manual dan satu jalur otomatis. mesin pengemasan memiliki kapasitas 60 pack/menit. kemasan ekonomis berisi 12pack untuk setiap kardus sedangkan kemasan premium berisi 20 pack/kardus. sedangkan untuk tepung special memiliki pack 25 kg dan 750 kg jumbo. beikut Tabel Proses pengemasan tepung regular dan special. By Product Packing. BPP (By Product Packing) terdiri dari tiga macam, yaitu: Brand, Pollard, dan Industrial Flour. By product yang akan dikemas sebelumnya telah dipisah dibagian milling, bagian BPP hanya menerima bagian pengemasan. Proses pengemasannya diawali mulai bahan datang dari milling, kemudian di atur dari pihak FAM dan masuk ke lokasi BPP melalui sistem transportasi Chain conveyor dan elevator, dan di arahkan ke slide gate baru bahan masuk ke over. setelah itu masuk ke timbangan dan terakhir di packing. setelah selesai dipacking diberi label dan dijahit. Proses selanjutnya barang masuk ke gudang. Produk by Product yang dihasilkan antara lain: cap angsa : merupakan produk olahan dari pollard yang dikemas dalam kemasan 50kg. 63

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada dalam satu lokasi yang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG Kerja praktek ini dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa untuk dapat terjun langsung ke lapangan sesuai dengan program study yang sudah ditempuh.

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KUALITAS TEPUNG TERIGU PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS

MEMPELAJARI KUALITAS TEPUNG TERIGU PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS MEMPELAJARI KUALITAS TEPUNG TERIGU PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI BOGASARI FLOUR MILLS Nama : Herydho Octa Ardyansyah NPM : 33411368 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti sebagai penyusunan skripsi. Untuk mendapatkan informasi dan data

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti sebagai penyusunan skripsi. Untuk mendapatkan informasi dan data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan satu permasalahan yang dijadikan topik peneliti sebagai penyusunan skripsi. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan PT. Bogasari Fluor Mills didirikan pada tanggal 7 Agustus 1970 oleh 4 orang investor yang merupakan orang-orang yang telah lolos seleksi oleh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT. X merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di Indonesia yang berdiri secara notarial pada tanggal 7 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills.

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan PT. Panganmas Inti Persada didirikan oleh Siti Herdiyati Rukmana dan sah secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills. Tujuan didirikan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

PROSES PENGOLAHAN GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA PROSES PENGOLAHAN GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: CHRISTINE S. (6103012002) CHAI LIANG

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bogasari Flour Mills terbentuk pada tanggal 07 Agustus 1970, dan memulai operasi sebagai pabrik tepung terigu pertama di Indonesia yang terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3.6 juta

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: RONNY KUSUMA S. (6103013037) DAVID PUTRA JAYA (6103013093)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan sebuah perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan sebuah perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tepung terigu dan merupakan produsen tepung terigu terbesar di dunia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Bogasari Flour Mills adalah salah satu divisi dari PT Indofood Sukses

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Bogasari Flour Mills adalah salah satu divisi dari PT Indofood Sukses BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan Bogasari Flour Mills adalah salah satu divisi dari PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Panganjaya Intikusuma didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 228, tanggal 14 Agustus 1990, yang diubah

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR. Tbk BOGASARI FLOUR MILLS DIVISI TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA (PROSES PRODUKSI TEPUNG TERIGU)

LAPORAN MAGANG DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR. Tbk BOGASARI FLOUR MILLS DIVISI TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA (PROSES PRODUKSI TEPUNG TERIGU) LAPORAN MAGANG DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR. Tbk BOGASARI FLOUR MILLS DIVISI TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA (PROSES PRODUKSI TEPUNG TERIGU) Disusun Oleh: Anwar Ikhsanudin (H3107092) PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Bogasari Flour Mills dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1970, dan setelah masa konstruksi selama setahun, pada tanggal 29 November 1971

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

PROSES PENGOLAHAN TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA PROSES PENGOLAHAN TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: AGNES AYU P. (6103013075) ZITA A.R PUTRI (6103013134) PROGRAM

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

PROSES PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA PROSES PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: IGNATIUS RYAN PRANATA NRP: 6103013006

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: CYNTHIA INNEKE CATHERINA (6103012003) AMELIA ONGKOWIDODO

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS SEREALIA. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1

JENIS-JENIS SEREALIA. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1 JENIS-JENIS SEREALIA Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1 SEREALIA Sumber kalori terbesar (50%) Dapat disimpan lama Dapat diolah menjadi berbagai jenis produk Mudah beradaptasi pada berbagai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gandum merupakan bahan baku dalam pembuatan tepung terigu. Indonesia belum bisa memproduksi sendiri gandum sebagai tanaman penghasil tepung terigu, karena iklim yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam diberbagai aspek pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, informasi dan sebagainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA SIDOARJO JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA SIDOARJO JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PENGOLAHAN BIJI GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA SIDOARJO JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : LAKSA ADI HANOM T. (6103010042) YOHANES HERLY H. (6103010125)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh:

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: LAPORAN MAGANG DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR BOGASARI FLOUR MILLS DIVISI TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA (PROSES PENGOLAHAN DAN KONTROL PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TERIGU SPESIAL) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Bogasari adalah produsen produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun, terbesar di dunia dalam satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tepung Terigu Standar Nasional Indonesia 01-3751-2006 mendefinisikan tepung terigu sebagai tepung yang berasal dari endosperma biji gandum Triticum aestivum L.(Club wheat) dan

Lebih terperinci

EVALUASI GOOD HALAL MANUFACTURING PRACTICE (GHMP) DI MILL MNO PT.ISM BOGASARI FLOUR MILLS

EVALUASI GOOD HALAL MANUFACTURING PRACTICE (GHMP) DI MILL MNO PT.ISM BOGASARI FLOUR MILLS Tugas Akhir EVALUASI GOOD HALAL MANUFACTURING PRACTICE (GHMP) DI MILL MNO PT.ISM BOGASARI FLOUR MILLS OLEH : INAS ZAHRAH D221 07 009 NURFAIDAH TAHIR D221 07 028 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN MESIN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kerjasama antara pihak sekolah SMK begitupun dengan para peserta didiknya dengan pihak instansi atau pihak perusahaan (pabrik) maka dari itu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman pangan yang banyak diproduksi di Indonesia. Produksi ubi kayu di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 23.436.384 ton (Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG Miftakhurrizal Kurniawan 1, Isna Arofatus Zahrok 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembuatan makanan dapat menghemat devisa negara (Herlina, 2002).

I. PENDAHULUAN. pembuatan makanan dapat menghemat devisa negara (Herlina, 2002). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie telah digunakan sebagai salah satu pangan alternatif pengganti nasi. Sifat mie yang praktis dan rasanya enak merupakan daya tarik, juga harganya yang relatif murah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Mas Permai adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. terkait, yang terintegrasi. Misi Bogasari: 1. Menghasilkan produk berkualitas

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. terkait, yang terintegrasi. Misi Bogasari: 1. Menghasilkan produk berkualitas 38 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Bogasari Flour Mills adalah divisi dalam PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan merupakan perusahaan penggilingan tepung

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Simba merupakan suatu perusahaan swasta yang berdiri dengan nama lengkap PT Simba Indosnack Makmur. Keterangan-keterangan umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

PENGAWASAN MUTU TEPUNG TERIGU SECARA KIMIAWI DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI FLOUR MILLS DIVISION JAKARTA

PENGAWASAN MUTU TEPUNG TERIGU SECARA KIMIAWI DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI FLOUR MILLS DIVISION JAKARTA PENGAWASAN MUTU TEPUNG TERIGU SECARA KIMIAWI DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI FLOUR MILLS DIVISION JAKARTA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Naan bread merupakan salah satu olahan roti tradisional dari daerah Timur Tengah yaitu India. Naan bread biasanya berbentuk bulat hingga agak lonjong, terbuat dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT REOLOGI ADONAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI FLOUR MILLS DIVISION JAKARTA

ANALISIS SIFAT REOLOGI ADONAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI FLOUR MILLS DIVISION JAKARTA ANALISIS SIFAT REOLOGI ADONAN TEPUNG TERIGU DI PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. BOGASARI FLOUR MILLS DIVISION JAKARTA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), legum (polong-polongan) dan umbi-umbian.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan proyeksi Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun lalu sebesar 5,08 juta ton karena

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil perusahaan PT.Agel Langgeng (PTAL) berdiri tahun 1991 di Bekasi Jawa Barat. Perusahaan yang mesih termasuk Kapal Api Group

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Pelet Daun Indigofera sp. Pelet daun Indigofera sp. yang dihasilkan pada penelitian tahap pertama memiliki ukuran pelet 3, 5 dan 8 mm. Berdasarkan hasil pengamatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA. 1. PT ISM Bogasari Flour Mills Division,Tbk merupakan perusahaan manufaktur

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA. 1. PT ISM Bogasari Flour Mills Division,Tbk merupakan perusahaan manufaktur L1 LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. PT ISM Bogasari Flour Mills Division,Tbk merupakan perusahaan manufaktur dalam hal apa? Perusahaan kami merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk dari hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Hijauan Pakan Dalam meningkatkan meningkatkan produksi ternak, ketersediaan hijauan makanan ternak merupakan bagian yang terpenting, karena lebih dari 70% ransum ternak terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung terigu nasional pada tahun 2011, 2012,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan latex. PT. Latexindo Toba-Perkasa didirikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II-22 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Olagafood Industri didirikan pada bulan Mei 1997 di Medan, Indonesia oleh Bapak Djoesianto Law. Awalnya, perusahaan ini bergerak dalam produksi

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian dan (7)

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Perkembangan tepung terigu di Indonesia sejalan dengan perkembangan di mana Indonesia sedang mengalami krisis beras pada tahun 1950-an.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk merupakan market leader produk mie instan pertama kali yang muncul pada tahun 1970 dengan nama PT. Sanmaru Food

Lebih terperinci

;:: :~~~~~~~- /". . /- -:;...~ "' 1: :~~~;~. --~ -._ - ;:~~\~i~ -.::--;:;;-

;:: :~~~~~~~- /. . /- -:;...~ ' 1: :~~~;~. --~ -._ - ;:~~\~i~ -.::--;:;;- ;:: :~~~~~~~- /".. /- -:;...~.. --~ -._ - "' 1: :~~~;~. ;:~~\~i~ -.::--;:;;- 'i BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah reaksi pembentukan radikal bebas,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan impor tepung terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor gandum di Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Gizi Beras Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, beras dapat digantikan/disubsitusi oleh bahan makanan lainnya, namun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pertanian mempunyai kontribusi penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan. Efek

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB. langsung. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT.

LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB. langsung. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT. LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabaatan, dapat diketahui dari struktur organisasi. Dimana dalam struktur digambarkan hubungan antara atasan dan bawahan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perseroan dalam bidang industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi pabrik dan kantor

Lebih terperinci