BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Dalam penilaian peluang ekspansi usaha industri batako press mesin ini di Perigi Lama digunakkan asumsi banyaknya permintaaan dan penawaran batako yang cukup tinggi yang menimbulkan prospek usaha yang begitu menjanjikan dimasa yang akan datang. Yang hal ini ditunjukkan dengan adanya penjualan bagi perusahaan sehingga menghasilkan laba yang cukup signifikan bagi kegiatan operasional perusahaan selanjutnya. Dan dalam penilaian kelayakan rencana usaha produksi batako ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan yang dikaji untuk menentukan suatu rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian biaya yang lebih besar karena menjalankan usaha yang belum tentu layak untuk dijalankan. Dalam penilaian ini aspek-aspek yang cukup relevan untuk dikaji dalam rencana usaha produksi batako adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis Aspek Pasar Sebelum membahas lebih dalam dari berbagai aspek dalam kelayakan suatu usaha, terlebih dahulu akan dilakukan analisis terhadap aspek pasar. Analisis ini ditujukan untuk melihat besarnya potensi permintaan dan menentukan target penjualan perusahaan. Oleh karena itu, dibuat proyeksi penjualan secara kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode perkiraan kualitatif, berdasarkan observasi dilapangan terhadap permintaan batako dari tahun sebelumnya. 50

2 51 Tabel 4.1 Proyeksi permintaan batako tahun 2007 (dalam buah) Bulan Permintaan penjualan Permintaan ratarata Rata-rata permintaan Rata-rata indeks Bulanan musiman January February Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Data dari perusahaan Bulan Permintaan Bulan Permintaan Januari Juli X = X = Februari Agustus X = X = Maret September X = X = April Oktober X = X = Mei November X = X = Juni Desember X = X = Sehingga didapat perincian total perkiraan penjualan batako ditahun 2007 adalah sebesar buah batako dengan asumsi penjualan sebagai berikut:

3 52 1. Januari 2007 Perkiraan penjualan pada awal usaha dibulan Januari ini diasumsikan sebanyak buah. Pada awal bulan ini direncanakan penjualan akan dilakukan langsung oleh perusahaan dengan terjun ke pasar-pasar atau toko-toko material untuk memperkenalkan produk. Asumsi penjualannya ke pasar-pasar: a. Batako ukuran 38 cm terjual sebanyak buah b. Batako ukuran 36 cm terjual sebanyak buah 2. Februari 2007 Perkiraan penjualan bulan Februari adalah sebanyak buah. Pada bulan ini diperkirakan perusahan akan mendapatkan 1 toko material. Perkiraan penjualan untuk 1 toko material mampu menjual sebesar buah dalam waktu 1 bulan. Perusahaan memperkirakan toko material dapat menjual produk sebanyak 50% nya dari total penjualan toko material dalam 1 bulan. Pada bulan ini juga diasumsikan perusahan masih menjual ke pasar-pasar sebanyak buah. Asumsi penjualan: a. Toko material terjual batako ukuran 38 cm = buah b. Pasar terjual batako ukuran 36 cm = buah 3. Maret 2007 Perkiraan penjualan bulan Maret diasumsikan sebanyak buah. Dengan memperkirakan perusahaan masih mempunyai 1 toko material, tetapi penjualan toko material tersebut meningkat. Diperkirakan perusahaan juga masih menjual produknya kepasar-pasar sebanyak buah untuk lebih cepat merangsang pasar dan dapat melirik toko material-material lain. Asumsi penjualan: a. Toko material terjual batako ukuran 36 cm = buah b. Toko material terjual batako ukuran 38 cm = buah c. Pasar terjual batako ukuran 36 cm = buah

4 53 d. Pasar terjual batako ukuran 38 cm = buah 4. April 2007 Diperkirakan penjualan bulan ini adalah sebanyak buah. Dengan perkiraan perusahaan mendapatkan penambahan 1 toko material sehingga bulan ini menjadi 2 toko material. Diperkirakan penjualan toko material A dapat menjual sebanyak buah untuk batako ukuran 38 cm dan toko material B mampu menjual sebanyak buah untuk batako ukuran 36 cm. Dan perusahaan tetap menjual ke pasar-pasar sebanyak buah. Asumsi penjualan: a. Toko material A terjual batako ukuran 38 cm dan batako ukuran 36 cm = buah ( buah dan buah) b. Toko material B menjual batako ukuran 36 cm = buah c. Pasar buah ukuran 38 cm dan buah ukuran 36 cm = buah 5. Mei 2007 Diperkirakan penjualan bulan Mei sebanyak buah. Pada bulan ini diasumsikan perusahaan tetap masih mempunyai 2 toko material. Toko material A diperkirakan dapat menjual sebanyak buah dan toko material B sebanyak buah. Sedangkan penjualan pasar diasumsikan sebanyak buah. Asumsi Penjualan: a. Toko material A batako ukuran 38 cm = buah b. Toko material A dapat menjual ukuran 36 cm sebanyak buah c. Toko Material B ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm = buah ( dan ) d. Pasar terjual ukuran 38 cm = buah 6. Juni 2007 Perkiraan penjualan pada bulan Juni adalah buah. Pada bulan ini diperkirakan perusahan dapat menambah 1 toko material lagi. Tetapi di bulan ini perusahaan tidak

5 54 menjual produk kepasar-pasar. Para toko material diperkirakan mampu menjual sebanyak ketersediaan barang ditoko. Asumsi penjualan: a. Toko material A terjual sebanyak buah. (Untuk ukuran 36 cm dan buah untuk ukuran 38 cm) b. Toko material B terjual = buah (ukuran 38 cm buah dan ukuran 36 cm buah) c. Toko material C terjual ukuran 36 cm buah 7. Juli 2007 Perkiraan penjualan pada bulan Juli 2006 sebesar buah. Pada bulan ini diperkirakan perusahaan masih tetap mempunyai 3 toko material. Tetapi, diantara ke tiga toko material tersebut diantaranya ada yang mengalami peningkatan penjualan. Asumsi penjualan: a. Toko material A terjual batako ukuran 36 cm = buah b. Toko material B terjual sebanyak buah ( ukuran 38 cm dan untuk ukuran 36 cm) c. Toko material C terjual ukuran 36 cm = buah d. Toko material C terjual ukuran 38 cm = buah 8. Agustus 2007 Diperkirakan pada bulan Agustus ini penjualan mengalami peningkatan menjadi sebesar buah. Pada bulan ini di asumsikan perusahaan masih memiliki 3 toko material. Asumsi penjualan: a. Toko material A ukuran 38 cm = buah b. Toko material B terjual = buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) c. Toko material C terjual = buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm)

6 55 9. September 2007 Di asumsikan pada bulan ini penjualan tetap sebesar buah. Di asumsikan perusahaan masih tetap memiliki 3 toko material. Pada bulan ini penjualan meningkat dikarenakan penggunaan akan batako semakin diperlukan, dan juga dikarenakan bahan baku batako semakin mudah untuk diperoleh. Asumsi Penjualan: a. Toko material A terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) b. Toko material B terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) c. Toko material C terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) 10. Oktober 2007 Di perkirakan penjualan pada bulan ini turun sebanyak buah, karena menyambut hari raya Idul Fitri. Namun diasumsikan pada bulan oktober perusahaan tetap menambah 1 toko material sehingga memiliki 4 toko material. Asumsi Penjualan: a. Toko material A terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) b. Toko material B terjual buah( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) c. Toko material C terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) d. Toko material D terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm)

7 November 2007 Perkiraan penjualan bulan ini naik lagi sebanyak buah. Penjualan pada bulan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dikarenakan, kebutuhan akan batako meningkat seiring dengan lewatnya hari raya Idul Fitri. Dan juga di perkirakan perusahaan akan menambah 1 toko material lagi sehingga menjadi 5 toko material. Asumsi Penjualan: a. Toko material A terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) b. Toko material B terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) c. Toko material C terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) d. Toko material D terjual ukuran 38 cm sebanyak buah e. Toko material E terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) 12. Desember 2007 Perkiraan penjualan pada bulan ini tetap sebanyak buah. Dikarenakan kebutuhan akan batako pada bulan ini mengalami stagnan. Dan juga di asumsikan pada bulan ini perusahaan mengalami penambahan toko material baru, sehingga menjadi 6 toko material langganan. Asumsi Penjualan: a. Toko material A terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) b. Toko material B terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) c. Toko material C terjual buah ( ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm)

8 57 d. Toko material D terjual buah (9.000 ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) e. Toko material E terjual buah (5.000 ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) f. Toko material F terjual buah (5.000 ukuran 38 cm dan ukuran 36 cm) Tabel 4.2 Perkiraan Penjualan Tahun Pertama (2007) Bulan Penjualan/buah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : Data diolah bulanan Tabel 4.3 Perkiraan Penjualan (Dalam buah) Asumsi Moderat No Tahun Sumber : Data diolah tahunan Persentase kenaikan Total Penjualan % % % %

9 58 Tabel 4.4 Perkiraan Penjualan (Dalam buah) Asumsi Optimis No Tahun Sumber : Data diolah tahunan Persentase kenaikan Total Penjualan % % % % Tabel 4.5 Perkiraan Penjualan (Dalam buah) Asumsi Pesimis No Tahun Sumber : Data diolah tahunan Persentase kenaikan Total Penjualan % % % % A. Asumsi Moderat 1. Tahun 2007 Berdasarkan keterangan perkiraan penjualan yang terdapat dalam table 4.1 perkiraaan penjualan tahun Tahun 2008 Diasumsikan pada tahun ini kenaikan penjualan 10% dari penjualan tahun pertama. Perhitungannya a. Kenaikan penjualan pertahun = (10% X ) = b. Kenaikan rata-rata perbulannya

10 59 = per 12 bulan = per bulan = = Tahun 2009 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan sebesar 15% dari total penjualan tahun ke 2. a. Kenaikan Penjualan tahun ke 3 = (15% X ) = b. Total penjualan tahun ke 3 = = Tahun 2010 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan sebesar 20% dari total penjualan tahun ke 3. a. Kenaikan Penjualan tahun ke 4 = (20% X ) = b. Total penjualan tahun ke4 = = Tahun 2011 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan 15% dari total penjualan tahun ke 4. Karena perusahaan menggunakan 2 mesin dengan kapasitas produksi maksimum 1 mesin 4000 batako sehingga batako pertahun/1 mesin. Di asumsikan:

11 60 - Hari kerja dalam 1 bulan 25 hari - Kapasitas maksimum 1 mesin 4000 batako per hari - Produksi maksimum perbulan: = 4000 X 25 hari kerja = per bulan - Produksi maksimum per tahun: = X 12 bulan = Sehingga kapasitas maksimal produksi tidak boleh lebih dari buah batako. Perinciannya sebagai berikut: = 1 mesin/tahun *2(pabrik ada 2 mesin) = = buah B. Asumsi Optimis 1. Tahun 2007 Berdasarkan keterangan perkiraan penjualan yang terdapat dalam table 4.1 perkiraaan penjualan tahun Tahun 2008 Diasumsikan pada tahun ini kenaikan penjualan 15% dari penjualan tahun pertama. Perhitungannya a. Kenaikan penjualan pertahun = (15% X ) = b. Kenaikan rata-rata perbulannya = per 12 bulan = per bulan =

12 61 = Tahun 2009 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan sebesar 20% dari total penjualan tahun ke 2. a. Kenaikan Penjualan tahun ke 3 = (20% X ) = b. Total penjualan tahun ke 3 = = Tahun 2010 Diperkirakan pada tahun ini penjualan naik sebesar 20% dari total penjualan tahun ke 3. a. Kenaikan Penjualan tahun ke 4 = (20% X ) = b. Total penjualan tahun ke4 = = Tahun 2011 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan 15% dari total penjualan tahun ke 4. Karena perusahaan menggunakan 2 mesin dengan kapasitas produksi maksimum 1 mesin 4000 batako sehingga batako pertahun/1 mesin. Di asumsikan: - Hari kerja dalam 1 bulan 25 hari - Kapasitas maksimum 1 mesin 4000 batako per hari - Produksi maksimum perbulan: = 4000 X 25 hari kerja

13 62 = per bulan - Produksi maksimum per tahun: = X 12 bulan = Sehingga kapasitas maksimal produksi tidak boleh lebih dari buah batako. Perinciannya sebagai berikut: = 1 mesin/tahun *2(pabrik ada 2 mesin) = = buah C. Asumsi Pesimis 1. Tahun 2007 Berdasarkan keterangan perkiraan penjualan yang terdapat dalam table 4.1 perkiraaan penjualan tahun Tahun 2008 Diasumsikan pada tahun ini kenaikan penjualan 10% dari penjualan tahun pertama. Perhitungannya a. Kenaikan penjualan pertahun = (10% X ) = b. Kenaikan rata-rata perbulannya = per 12 bulan = per bulan = = Tahun 2009 Diperkirakan pada tahun ini penjualan naik sebesar 10% dari total penjualan tahun ke 2. a. Kenaikan Penjualan tahun ke 3

14 63 = (10% X ) = b. Total penjualan tahun ke 3 = = Tahun 2010 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan sebesar 5% dari total penjualan tahun ke 3. a. Kenaikan Penjualan tahun ke 4 = (5% X ) = b. Total penjualan tahun ke4 = = Tahun 2011 Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan 0% dari total penjualan tahun ke 4. Karena perusahaan menggunakan 2 mesin dengan kapasitas produksi maksimum 1 mesin 4000 batako sehingga batako pertahun/1 mesin. Di asumsikan: - Hari kerja dalam 1 bulan 25 hari - Kapasitas maksimum 1 mesin 4000 batako per hari - Produksi maksimum perbulan: = 4000 X 25 hari kerja = per bulan - Produksi maksimum per tahun: = X 12 bulan =

15 64 - Sehingga kapasitas maksimal produksi tidak boleh lebih dari buah batako. Perinciannya sebagai berikut: = 1 mesin/tahun *2(pabrik ada 2 mesin) = = buah Analisis Aspek Pemasaran Dalam rencana usaha produksi batako, aspek pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikaji lebih mendalam. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bagaimana perusahaan menentukan Segmen, Target, dan Position yang tepat bagi calon pelanggannya, serta salah satu cara cepat untuk mempercepat penetrasi pasar. 1. Segmentasi pasar a. Aspek Geografis Dalam rencana usaha perluasan industri batako press ini, perusahaan secara cermat dan teliti memilih daerah lokasi sehingga didapat didaerah Tangerang- Banten tepatnya di desa Perigi Lama. Pertimbangan memilih lokasi tersebut karena pertumbuhan pembangunan perumahan diderah ini cukup tinggi yang rata-rata dalam 1(satu) bulan terjadi pembangunan 5-6 rumah. Untuk itu perusahaan melihat prospek usaha batako ini sangat menjanjikan dimasa mendatang dan juga karena jarak pengambilan bahan baku yang tidak terlalu jauh yang hal ini berdampak pada biaya produksi yang akan dibebankan kepada calon konsumen. b. Aspek Demografis Dalam usaha ini tidak memandang istilah gender serta usia tetapi pada umumnya adalah seseorang yang sudah mapan untuk membangun rumah, karena setiap orang pasti membutuhkan batako untuk pembangunan rumahnya disamping bata merah. Ditambah dengan perekonomian Indonesia yang semakin membaik perusahaan optimis bahwa pendapatan penduduk disetiap daerah otomatis meningkat yang hal ini berdampak pada tingginya permintaan akan batako.

16 65 c. Aspek Psikografis Di Perigi Lama perusahaan melihat karakter(kepribadian) dan sikap penduduk sekitar cukup mendukung usaha batako secara kondusif. Gaya hidup masyarakat sekitar masih standar dengan yang ada didaerah lainnya yaitu pekerja/karyawan, usahawan serta petani. d. Aspek Perilaku Secara perilaku bakal calon pelanggan dari produk usaha batako ini cukup tinggi hal itu dapat dilihat dari jumlah kepala keluarga yang berjumlah 15 orang dalam jarak meter. Sikap orang disekitar lokasi cenderung konsumtif terhadap apa yang terjadi dipasar. 2. Target pasar Perusahaan mencanangkan dalam 5 tahun kedepan usaha ini terus dapat berkembang sebesar 6-7% pertahun. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi termasuk didalamnya tingkat pendapatan penduduk, dan laju pertambahan penduduk yang berdampak pada kenaikkan akan permintaan batako. 3. Posisi pasar Perusahaan berkesinambungan secara rutin selalu memperbaiki kualitas produk batakonya dalam menghadapi kerasnya persaingan dalam industri ini. Perusahaan menempatkan produknya pada kualitas bahan serta kecepatan pengiriman. Dan perusahaan berusaha membangun citra/image yang baik bagi konsumennya. Dalam suatu rencana pemasaran pastinya ada hal-hal lain yang penting untuk dibahas salah satunya adalah bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan nama marketting mix. Adapun kombinasi dari keempat bauran pemasaran tersebut antara lain: 1. Produk Produk yang di perdagangkan perusahaan ini adalah merupakan produk batako lubang 2(dua). Produk batako digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan pembangunan rumah kontrakkan dan rumah sederhana disamping penggunaan bata merah. Produk yang di produksi terdiri dari 2 jenis antara lain:

17 66 a. Batako ukuran 38 cm Perinciannya sebagai berikut: - Panjang Lebar tinggi = 38cm, 8cm, 18cm. - Berat 1 buah batako = 1.2 kg - Kedalaman lubang - Panjang = 16cm - Lebar = 4 cm b. Batako ukuran 36 cm Perinciannya sebagai berikut: - Panjang Lebar Tinggi = 36cm, 8cm, 17cm - Berat 1 buah batako = 1 kg - Kedalaman lubang - Panjang = 13cm - Lebar = 3.5cm Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, maka dalam rencana usaha ini juga mengalami perkembangan produk di masa yang akan datang, misalnya dengan melakukan terobosan inovatif produk, yaitu dengan perubahan bentuk ukuran dan bahan yang digunakan agar mutu lebih baik. Perkembangan produk tersebut juga dilihat dari kondisi eksternal dan internal perusahan itu sendiri. 2. Harga Dalam penentuan harga, merupakan salah satu keputusan yang cukup penting bagi perusahaan. Dimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi semua biaya-biaya yang dikeluarkan, atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Perusahaan dalam hal ini menggunakan sistem pengawasan mutu dan standar perusahaan dimana keseluruhan harga yang ditetapkan disesuaikan dengan tingkat pasar yang dituju. Pada rencana usaha produksi batako harga ditetapkan sebesar untuk ukuran 38cm Rp dan untuk ukuran 36cm Rp Tetapi, seiring dengan

18 67 perkembangan perekonomian indonesia di masa yang akan datang, harga pun diasumsikan dapat meningkat. 3. Distribusi Rantai distribusi yang digunakan dalam rencana perusahaan ini hanya terdapat 1 jenis saluran distribusi yaitu saluran distribusi langsung dimana perusahan secara langsung menawarkan produknya ke toko-toko material atau langsung ke tangan konsumen rumah tangga (saluran I tingkat). Berikut ini gambar saluran distribusi yang digunakan dalam rencana usaha ini: Perusahaan/ pabrik Sumber: Gambar diolah Toko bahan bangunan/ Material Gambar 4.1 Rantai Distribusi Langsung Konsumen 4. Promosi Kegiatan promosi yang dilakukan dalam rencana usaha batako ini umumnya menggunakan jasa perorangan dalam pelaksanaannya. Individu-individu yang melaksanakan kegiatan personal selling disebut dengan tenaga penjual (Salesman). Tenaga penjual (Salesman) tersebut dibekali dengan ilmu pendidikan tentang pengertian mengenai produk yang akan dijual, pasar yang dituju sesuai target perusahaan, dan teknik-teknik penjualan yang akan digunakan. Selain dari itu, kegiatan promosi yang akan dilakukan dalam rencana usaha batako ini adalah dengan memberikan bonus atau hadiah kepada para pelanggan (material) atau konsumen langsung yang dapat berupa potongan harga, apabila mereka dapat menjual dan membeli produk melebihi target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan.

19 68 Kesimpulan: Berdasarkan analisis aspek pasar dan pemasaran bahwa rencana usaha ini dinyatakan layak. Aspek pasar dalam usaha ini adalah bahwa kebutuhan akan batako diperkirakan akan terus meningkat sehingga terjadi over demand sedangkan aspek pemasaran hanya ditekankan pada kemampuan perusahaan untuk menjalin kerja sama yang baik dengan toko materialmaterial maupun konsumen langsung. Karena pemasaran dalam usaha ini terfokus pada kerja sama dengan para pelanggannya. 4.2 Analisis Aspek Teknis Setelah dilakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, selanjutnya analisis terhadap aspek teknis segera dilakukan. Analisis terhadap aspek teknis ini meliputi penilaian alternatif lokasi bisnis, proses produksi, kapasitas produksi, dan lay out / tata letak pabrik Penilaian Alternatif Lokasi Usaha Penentuan lokasi proyek merupakan hal yang cukup penting untuk dipertimbangkan, karena penentuan lokasi yang tidak tepat akan menimbulkan kendala yang menyebabkan gagalnya suatu proyek bisnis maupun perkembangan penjualan perusahaan. Pada rencana usaha produksi batako ini sudah terdapat lokasi yang akan dipilih yaitu di Perigi Lama. Untuk pemilihan lokasi menggunakan metode kualitatif subyektif. Dalam penilaian alternatif lokasi metode kualitatif subyektif ini tidak dapat tentukan secara pasti maka menggunakan faktor faktor yang akan dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik. Faktorfaktor tersebut diantaranya adalah: 1. Sarana Transportasi, yaitu memperhitungkan bagaimana akses dari/ke material maupun konsumen langsung. Dan untuk kemudahan akses bahan baku produksi. 2. Kondisi Geografis, yaitu memperhitungkan kondisi iklim dan kelembaban masing-masing daerah yang dalam produksi batako sangat berpengaruh misal hujan.

20 69 3. Ketersediaan Tenaga kerja, yaitu memperhitungkan tersedianya tenaga kerja terlatih dan terdidik. 4. Ketersediaan bahan bakar minyak(solar), yaitu Menjamin dan memperhitungkan ketersediaan bahan bakar untuk kelancaran proses produksi selama proses operasonal perusahaan berlangsung. 5. Air dan listrik, yaitu memperhitungkan ketersediaan air dan listrik untuk keperluan dan kebutuhan dalam kelancaran proses produksi perusahaan Produksi Proses Produksi Dalam rencana usaha batako ini, perusahaan memproduksi 2 jenis produk batako yaitu batako dengan ukuran 38cm dan batako dengan ukuran 36cm. Perusahaan memilih memproduksi batako dengan dua ukuran tersebut karena permintaan batako dengan ukuran 38cm dan ukuran 36cm relatif tinggi. Berikut ini proses produksi ke-2(dua) batako tersebut. Berhubung proses kedua batako tersebut sama, maka dibuat 1(satu) diagram proses produksi batako tersebut. 1. Tahapan proses produksi untuk batako baik untuk ukuran 38cm maupun 36cm adalah tahap pertama bahan baku berupa teras diproses kedalam mesin molen bersama semen dan hancuran batako, kemudian tahap kedua, proses pemberian zat kimia oker yaitu penghitam batako dengan cara menuangkan sebanyak 3 centong. Tahap ketiga, bahan tersebut didorong dan dicetak didalam mesin press batako. Tahap keempat batako jadi tersebut dibawa ketempatnya diatas besi siku. Kemudian tahap terakhir proses pengeringan, yaitu memindahakan batako ketanah untuk terkena sinar matahari untuk mempercepat proses pengeringan yang biasanya memakan waktu + 4 hari. Proses produksi batako tersaji dalam gambar 4.6.

21 70 Bahan baku Proses Pengadukan Proses Pemberian Zat Kimia/oker Produk Batako Proses Pengeringan Proses Penempatan Proses Pencetakan Sumber: Gambar diolah Gambar 4.2 Proses Produksi Batako Bahan baku Bahan baku dalam produksi batako ini adalah berupa Teras gunung. Teras ini diperoleh didaerah pegunungan dibogor. Atau dari teras-teras yang ada dipinggir jalan disepanjang jalan kelokasi pengambilan bahan(gunung). tetapi tidak semua daerah yang dekat dengan gunung terdapat teras, tapi ada juga gunung yang menghasilkan pasir hitam. Dan setiap daerah yang dekat dengan gunung terasnya berbeda-beda satu dengan daerah yang lainnya. Teras yang memiliki kualitas yang baik adalah teras yang jarang ada batunya serta tidak terlalu basah. Teras yang baik terdapat didaerah jawa yaitu Bogor dan Tangerang. Dalam pembuatan batako, teras yang baik didapat pada musim kemarau. Musim kemarau bagi para pengusaha bahan maupun pengusaha batako terjadi antara bulan Juli (Ke 7) sampai bulan Oktober (ke 10), sehingga musim panen untuk mencetak batako berlangsung selama 3 bulan dalam setahun. Selama musim panen berlangsung, umumnya harga batako mengalami penurunan, dikarenakan batako yang dihasilkan oleh para pengusaha batako meningkat, oleh karena itu harga persaingan antar perusahaan batako menjadi naik tinggi dan umumnya berkisar antara Rp 950,-/buah sampai Rp 1000,-/buah. Tetapi, selama tidak musim panen harga batako mengalami peningkatan sampai Rp 1.200,-/buah.

22 71 Permintaan akan teras gunung sebagai bahan baku produksi batako tidak akan kekurangan pada saat musim tidak panen serta bahan baku yang sekarang diambil masih cukup untuk 20 tahun kedepan untuk satu lokasi. Jadi stok bahan baku batako mencukupi untuk bulanbulan pada saat tidak musim panen Peralatan Produksi Jenis-jenis peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah: 1. Mesin Penggilingan batako Mesin penggiling terbuat dari bahan besi plat, yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dengan harga Rp ,-. Untuk menunjang mesin itu dipakai mesin genset yang berkekuatan 30KVA. 2. Mesin Diesel(genset) Mesin diesel yang dipakai dipabrik adalah mesin truck fuso dengan tenaga 140 daya kuda dengan harga Rp ,-. Jangka waktu pemakaian mesin ini 10 tahun. Mesin ini memegang peranan penting dalam operasional perusahaan, karena tanpa mesin ini proses produksi tidak bisa berjalan dengan lancar. 3. Mesin Molen Mesin molen ini digunakan untuk proses pengadukan batako antara semen, bahan baku dan zat kimia yang disebut dengan oker. Berbentuk bulat dan terbuat dari besi plat, mesin ini di gerakan dengan mesin genset berkekuatan 30KVA. Diperkirakan harga mesin molen ini adalah Rp ,-. 4. Alat cetak Alat pencetak batako terbuat dari besi baja dan plat. Dalam pembuatan cetakan harus dipesan 3 bulan sebelumnya, dengan jumlah minimal , jadi Rp

23 72 5. Mesin Pres Mesin pres digunakan untuk mencetak batako secara presisi. Dan memastikan bahwa hasil batako dalam kondisi baik. Untuk mencetak batako digunakan 1 unit mesin, masing-masing berharga Rp , jadi Rp Papan kayu Papan yang digunakan terbuat dari bahan triplek dengan lapisan sebanyak 7 lapis untuk menahan getaran mesin press batako selama proses pencetakan. Untuk pemesanan diharapkan 3 bulan sebelum operasional pabrik, dengan jumlah pemesanan minimal sebanyak 6000 buah dengan 2.000, jadi Rp Besi Siku Besi siku terdiri dari sebuah besi panjang dengan panjang + 5 meter. Berdiameter 15cm. Besi ini digunakan untuk menunjang hasil cetakan batako yang sudah jadi, untuk hasil batako sebanyak 1000 buah dibutuhkan besi siku sebanyak 10 buah dengan , pemesanan dilakukan sebanyak 60 buah jadi Rp Peralatan lainnya (Handdle, Contacteur, MCB) Peralatan ini digunakan untuk memperlancar proses produksi dan sebagai penahan arus listrik yang dihasilkan oleh mesin diesel. Rata-rata peralatan yang digunakan berdaya 30-60A yang didalamnya terbuat dari kawat timah penahan arus listrik dengan harga: = 3 buah 30A Rp = 3 buah 60A Rp MCB (Mini Circuit = 3 buah 30A Rp Kapasitas Produksi Dikarenakan permintaan akan produk batako terus meningkat, sampai over demand maka kapasitas produksi ditentukan oleh kemampuan mesin berproduksi (dalam satuan tahun). Pada rencana usaha produksi batako ini kemampuan 1 mesin press batako secara normal = 2000

24 73 batako per hari dan per tahunnya sebanyak /1mesin kalau 2(dua) mesin sebanyak batako. Tetapi masih dapat di maksimalkan sebanyak 100% dari produksi per tahunnya. Sehingga menjadi: 1 mesin secara maksimal 4000 batako sehingga perbulan dan pertahun adalah sebanyak buah batako. Kapasitas maksimum produksi sebesar = /tahun Layout Pabrik Karena tempat yang terbatas maka perusahaan harus memikirkan bagaimana seharusnya penentuan tata letak pabrik yang akan didirikan secara efektif dan efisien untuk digunakan dalam kegiatan operasioanal pruduksi batako ini. dalam rencana usaha batako ini harus dilakukan secara cermat dan tepat, sehingga lahan pabrik dapat menjadi efisien. Dengan memperhatikan bagian-bagian mulai dari proses pengolahan bahan baku, proses pengadukan, proses pemberian zat kimia atau Oker, proses pencetakan, proses penempatan, proses pengeringan, hingga pada proses barang jadi. Mesin yang digunakan dalam kegiatan pencetakan batako ini tidak terlalu banyak, tetapi mengunakan tenaga kerja yang cukup banyak yaitu untuk satu mesin menggunkan 4 orang dan 1 orang yang memindahkannya ketanah lapang untuk terkena sinar matahari langsung. Dengan pengawasan membuat proses produksi akan berjalan lancar dan efisien. Pada proses ini semua bagian mempunyai peran penting untuk terbentuknya suatu produk.

25 b a 2 1 Sumber: Gambar diolah Gambar 4.3 Rencana Layout Pabrik Keterangan: 1. Pintu depan utama 2. Kantor perusahaan dan ruang tunggu tamu/calon konsumen 3. Gedung atau bangunan tempat proses pengolahan dan pencetakan bahan baku hingga menjadi barang jadi. 4. Rumah tempat tinggal para karyawan yang umumnya dibuat tinggi sekitar 5 meter dari bawah tanah. 5. Gedung tempat penyimpanan mesin diesel atau genset untuk keperluan operasional perusahaan. 6. Gedung tempat penyimpanan batako untuk proses pengeringan jikalau hujan atau ditaruh ditanah agar terkena sinar matahari. 7. Mesin penggilingan batako untuk menggiling hancuran batako dan dicampur kembali pada proses pencetakan batako baru. 8. Toilet

26 Analisis Aspek Manajemen Selanjutnya aspek yang dianalisis adalah aspek manajemen. Rencana manajemen yang dibahas disini adalah manajemen dalam kegiatan operasional perusahaan yang meliputi: Jenis pekerjaan dan persyaratan jabatan a. Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan. Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok manajerial dan kelompok operasional. Kelompok manajerial terdiri dari pemilik, direktur dan keuangan, sedangkan kelompok operasional terdiri dari pemasaran, kepala produksi, dan staff pekerja. b. Persyaratan kemampuan untuk menduduki bagian kunci. Untuk mengisi jabatan kunci, dalam hal ini yang dimaksud adalah Direktur diperlukan persyaratan sebagai berikut: Pendidikan minimal : S1 atau D3 Pengalaman : minimal 3 tahun dibidang yang bersangkutan Mampu memberi motivasi, tegas dan disiplin Menguasai daerah Tangerang dan sekitarnya Untuk Keuangan persyaratan sebagai berikut: Pendidikan minimal : S1 atau D3 accounting Pengalaman : minimal 2 tahun dibidang yang bersangkutan Mampu mengoperasikan komputer ( MS Office) Tinggal di daerah Tangerang c. Struktur organisasi dan uraian pekerjaan Uraian pekerjaan atau deskripsi pekerjaan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab ke penyelia suatu jabatan.

27 76 Pemilik Direktur Pemasaran Keuangan Produksi Distribusi Salesman Administrasi & Umum Akuntansi Kepala Produksi Staff Pekerja Sumber: Gambar diolah Gambar 4.4 Rencana Struktur Organisasi Tugas dan tanggung awab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Sebagai Pemilik Tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan produksi dan non produksi yang terjadi di pabrik. 2. Memeriksa laporan keuangan dan membuat keputusan taktis dan strategis untuk pengembangan usaha dimasa yang akan datang. 3. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya operasional dan memperhatikan kondisi baik material maupun tenaga kerja. b. Sebagai Direktur Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan rencana tujuan, sasaran, dan kebijakan umum perusahaan secara keseluruhan. 2. Mengawasi, mengkoordinasi dan memimpin jalannya aktifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

28 77 3. Bertanggung jawab dan membeli laporan kepada pemilik c. Bagian Pemasaran Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan kebijaksanaan dibidang pemasaran dan mengawasi pelaksanaannya. 2. Melakukan promosi untuk meningkatkan volume penjualan. 3. Menyampaikan laporan bulanan atau tahunan tentang hasil penjualan. 4. Melaksanakan kebijaksanaan harga yang ditetapkan perusahaan. d. Bagian Keuangan Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pencatatan atas seluruh kegiatan keluar masuknya arus keuangan. 2. Mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati. 3. Mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan oleh pimpinan dan menyampaikan laporan secara periodik kepada pimpinan. e. Bagian produksi Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. 2. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaannya. 3. Melaksanakan tugas dari pimpinan untuk menyelesaikan produksi yang ditargetkan. 4. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan. f. Bagian Distribusi Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun, mengatur dan mengawasi pengiriman barang hingga tujuan. 2. Bertanggung jawab atas ketepatan waktu dan kondisi barang agar tetap terjaga. 3. Memperluas pemasaran dengan mencari koneksi distributor baru. g. Bagian Salesman Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Memasarkan produk kepada pelanggan dan berusaha mencari pelanggan baru.

29 78 2. Bertanggung jawab atas target penjualan yang telah diberikan oleh perusahaan. 3. Memberikan laporan kepada bagian pemasaran mengenai tingkat penjualan yang telah dicapai. h. Bagian Administrasi dan umum Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Memantau perkembangan organisasi dan keamanan perusahaan. 2. Memperhatikan peningkatan kesejahteraan dan pembinaan karyawan. 3. Melakukan perekrutan dan seleksi karyawan baru. i. Bagian Akuntansi Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Membuat laporan laba rugi bulanan maupun tahunan. 2. Membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang telah dibuat. j. Kepala Produksi Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pencatatan atas pekerjaan yang telah diproduksi oleh karyawan. 2. Mengawasi jalannya proses produksi dari input menjadi output. 3. Memotivasi karyawan untuk meningkatkan produksi dan kebersihan produk. k. Staff Pekerja Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab dan bertugas untuk melaksanakan tugas sehari-hari. 2. Memberikan laporan kepada bagian produksi atas kondisi barang yang dihasilkan Jumlah dan biaya Gaji yang direncanakan Jumlah tenaga kerja dan biaya yang direncanakan:

30 79 Keterangan: Tabel 4.6 Proyeksi Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja Perusahaan No Jabatan Jumlah Gaji per bulan Gaji pertahun 1 Direktur 1 orang Rp * Rp Kepala produksi 1 orang Rp Rp Keuangan 1 orang Rp Rp Pemasaran 2 orang Rp Rp Total Rp Sumber : Data diolah Khusus Untuk Gaji Direktur tidak mengikuti kenaikan biaya-biaya pertahunnya pada setiap skenario. Berikut ini tabel gaji direktur dalam rencana usaha ini: Table 4.7 Proyeksi Gaji Direktur Tahun Gaji Bulan Gaji Per Tahun 2007 Rp ,- Rp , Rp ,- Rp , Rp ,- Rp , Rp ,- Rp , Rp ,- Rp ,- Total Rp Sumber : Data diolah Pada rencana usaha produksi batako ini menggunakan 2 jenis tenaga kerja, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja borongan. Untuk tenaga kerja tetap terdapat 4 orang, dan tenaga kerja borongan 12 orang, untuk biaya tenaga kerja borongan sudah termasuk pada biaya produksi. 4.4 Analisis Aspek Lingkungan, Sosial dan Ekonomi Dalam menjalankan usaha tentunya perusahaan tidak hanya menggunakan tenaga mesin saja, melainkan juga menggunakan sumber daya manusia. Hal ini membuat perusahaan secara tidak langsung telah menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat di sekitarnya. Selain itu pula perusahaan juga membantu terciptanya sarana-sarana umum seperti, sarana jalan, tenaga listrik, dan sarana pelatihan dalam pembinaan usaha kecil menengah.

31 80 Sedangkan ditinjau dari aspek lingkungan, Limbah dari sisa produksi batako dalam rencana proyek ini tidak berdampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, misalnya tidak menimbulkan pencemaran air dan tanah, tetapi untuk udara perusahaan sudah semaksimal mungkin untuk mengurangi asap mesin diesel dengan membuat sekat pada knalpot dan membuat tabung pada asap atau membuat ruang khusus untuk asap knalpot. Dari aspek ekonomi, proyek ini memberikan pendapatan domestik termasuk pajak bagi pemerintah setempat dan kebutuhan akan batako dalam pembangunan perumahan sederhana dengan menambah produksi batako dalam negeri dan menyerap tenaga kerja didaerah sekitar proyek ini. 4.5 Analisis Aspek Keuangan Sumber Dana dan Biaya Modal 1. Kebutuhan dana untuk aktiva tetap Aktiva Tetap Berwujud dianggarkan sebesar Rp ,-. Aktiva tetap berwujud Meliputi: a. Bangunan dan perlengkapannya Rp ,- - Bangunan dan Pabrik Rp ,- Perlengkapan - Listrik dan Instalasi Rp ,- - Air dan Instalasi Rp ,- b. Pembelian tanah seluas 1000 M (20M *500M) Rp c. Aktiva Tetap lainnya dianggarkan sebesar Rp ,- Meliputi: 1. Mesin Gilingan batako Rp ,- 2. Mesin Diesel (Genset) Rp ,- 3. Mesin Molen Rp ,-

32 81 4. Biaya peralatan produksi dianggarkan sebesar Rp ,-. Dimana biaya-biaya tersebut meliputi: a. Alat press batako 2 Rp = Rp ,- b. Cetakan batako 4 Rp = Rp ,- c. Papan kayu = Rp ,- d. Besi siku 60 Rp = Rp ,- e. Biaya peralatan lainnya sebesar Rp Handdle 30A = Rp ,- - Contacteur 60A = Rp ,- - MCB (Mini Circuit Breaker) 30A = Rp Inventaris Kantor, biaya inventaris kantor yang dianggarkan sebesar Rp ,- Dimana biaya tersebut meliputi: a. Perlengkapan kantor (bulpein, buku bon,map, dsb) Rp ,- b. Meja dan kursi Rp ,- c. Telepon dan instalasi Rp ,- 6. Pembelian kendaraaan dianggarkan sebesar Rp ,- Meliputi: 2. Kebutuhan dana Modal Kerja a. Mobil truck = Rp ,- b. Mobil engkel = Rp ,- Kebutuhan dana modal kerja terdiri dari: Tabel 4.8 Modal Kerja Keterangan Modal Kerja Biaya Produksi Rp ,- Biaya gaji karyawan tetap Rp ,- Biaya umum dan administrasi Rp ,- Cadangan kas minimum Rp ,- Sumber : Data diolah Total Rp ,-

33 82 3. Jumlah dana investasi Dengan demikian jumlah keseluruhan dana investasi untuk rencana usaha produksi batako ini adalah: Jumlah dana investasi = dana modal aktiva tetap + dana modal kerja Jumlah dana investasi = Rp ,- + Rp ,- = Rp , Sumber dana Untuk merealisasikan suatu proyek bisnis dibutuhkan dana untuk investasi, yang diklasifikasikan atas dasar aktiva berwujud, aktiva tidak berwujud. Dan juga dana dibutuhkan untuk modal kerja yang diartikan sebagai modal kerja bruto (investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar). Menghitung modal kerja dapat menggunakkan metode yang didasarkan pada waktu yang diperlukan dana sejak keluar dari kas sampai kembali menjadi kas. Dalam proyek ini untuk mengetahui biaya modal atas dana yang digunakan yaitu dana yang berasal dari modal sendiri, maka perhitungan biaya modal atas modal sendiri berdasarkan penilaian internal perusahaan. Menurut pihak internal perusahaan, biaya modal yang dibebankan atas pemanfaatan modal sendiri berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Dimana perusahaan dalam menentukan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian resiko, dalam hal ini adalah suku bunga deposito sebesar 9.5% di tambah resiko atas jenis proyek batako ini yaitu sebesar 9% (data diperoleh secara rata-rata dari 3 perusahaan sejenis), sehingga biaya modal atas modal sendiri yang diperhitungkan dalam rencana usaha ini adalah sebesar 18.5% Skenario Moderat Analisis Penjualan

34 83 Tabel 4.9 Proyeksi Penjualan Tahun Pertama (2007) Unit Penjualan Penjualan Ukuran Ukuran Rp 1.100,- Rp 1.050,- Bulan (38cm) (36cm) Total (Rp) January February Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total ,- Sumber : Data diolah bulanan Tabel 4.10 Proyeksi Penjualan (dalam buah) No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan (Unit Penjualan) (Rp) Rp , % Rp , % Rp , % Rp , % Rp ,- Sumber : Data diolah tahunan Keterangan: Kenaikan penjualan per tahun di asumsikan berdasarkan kapasitas normal produksi yaitu sebesar ,-. - Hari kerja dalam 1 bulan 25 hari - Kapasitas normal 1 mesin 2000 batako per hari - Produksi normal perbulan: = 2000 X 25 hari kerja = per bulan - Produksi normal per tahun:

35 84 = X 12 bulan = /1mesin = 2 mesin = buah batako Tabel 4.11 Proyeksi Penjualan Setelah Terjadi Kenaikan Harga Jual Keterangan: No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan Harga (10%) (Rp) Rp , Rp , Rp ,- Rp , Rp , Rp ,- Sumber : Data diolah tahunan Kenaikan harga direncanakan terjadi pada tahun 2009, dikarenakan pada tahun sebelumnya terjadi kenaikan biaya-biaya sebesar 7%, oleh karena itu untuk menutupi kenaikan biaya operasional tersebut maka pada tahun 2009 perusahaan menaikan harga yang di asumsikan sebesar 10% dari penjualan sebelumnya Analisis Biaya Operasional Biaya yang termasuk biaya operasional disini adalah biaya produksi, biaya gaji untuk karyawan tetap, biaya perawatan mesin serta biaya umum dan administrasi. Sedangkan biayabiaya tersebut di asumsikan mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan rata-rata inflasi, yaitu sebesar 7%. Adapun proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut: 1. Proyeksi Biaya Produksi Biaya produksi untuk tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp ,-. Berikut ini akan diuraikan proyeksi biaya produksi setiap tahunnya sebagai berikut:

36 85 Tabel 4.12 Biaya Produksi batako ukuran 38 cm Bahan Baku 480 Tenaga kerja 80 B. Bahan Bakar minyak (solar) 60 B. Transport 70 Total 690 B. Overhead 10 % 69 Total Biaya Produksi 759 Sumber : Data dari perusahaan sejenis Keterangan : - Bahan Baku = 1 batako berat 1,2 kg 1 kg bahan baku = Rp 400,- Jadi 1 buah batako = 1,2 X Rp 400 = Rp.480,- Tabel 4.13 Biaya Produksi batako ukuran 36 cm Bahan Baku 400 Tenaga kerja 80 B. Bahan Bakar Minyak (solar) 60 B. Transport 70 Total 610 B. Overhead 10 % 61 Total Biaya Produksi 671 Sumber : Data dari perusahaan sejenis Keterangan: - Bahan Baku = 1 batako berat 1 kg 1 kg bahan baku = Rp 400,- Jadi 1 buah batako = 1 X Rp 400 = Rp 400,-

37 86 Tabel 4.14 Proyeksi Biaya Produksi tahun 2007 (dalam bulanan) Unit Produksi Biaya Produksi Ukuran Ukuran Bulan (38cm) (36cm) Rp. 759 Rp. 671 Total (Rp) January February Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rp Sumber : Data diolah bulanan Tabel 4.15 Proyeksi Biaya Produksi per tahun No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Produksi Rp % Rp % Rp % Rp % Rp Sumber : Data diolah tahunan Keterangan: Kenaikan biaya produksi per tahun berdasarkan kenaikan rata-rata inflasi sebesar 7%. Diperkirakan kenaikan inflasi dari tahun 2007 sampai 2011 adalah 5% sampai 9% jadi rataratanya sebesar 7%.

38 87 2. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Tetap Biaya gaji karyawan tetap untuk tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp ,-. Berikut ini akan diuraikan proyeksi biaya gaji karyawan tetap sebagai berikut: Tabel 4.16 Proyeksi Biaya Gaji karyawan No. Tahun Persentase Kenaikan Biaya Gaji Direktur Total Biaya Gaji Gaji Karyawan Gaji Karyawan Rp ,- Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp ,- Rp ,- Sumber : Data diolah tahunan Keterangan: Tenaga Kerja Tetap (tahun 2007) 1. Kepala Produksi 1 orang Gaji = Rp ,- per bulan Gaji per tahun = X 12 = Rp ,- 2. Bagian Keuangan 1 orang Gaji = Rp ,- per bulan Gaji per tahun = X 12 = Rp ,- 3. Bagian Pemasaran 2 orang Gaji per orang = Rp ,- per bulan Gaji 2 orang = Rp * 2 = Rp Gaji per tahun = X 12 = Rp ,- Total biaya gaji karyawan adalah sebesar Rp ,- Keterangan:

39 88 Untuk Gaji Direktur pada rencana usaha produksi batako ini, diperkirakan tidak mengikuti kenaikan persentasi karyawan lainnya. Perincian mengenai gaji direktur sebagai berikut: Tahun 2007 Gaji Per bulan Gaji Per tahun X 12 bulan = Rp ,- Tahun 2008 Gaji Per bulan diperkirakan mengalami kenaikan sebesar Rp sehingga menjadi Rp ,- Gaji Per tahun ,- X 12 bulan = Rp ,- Tahun 2009 Diasumsikan gaji per bulan mengalami kenaikan sebesar Rp sehingga menjadi Rp ,- Gaji per tahun x 12 bulan = Rp ,- Tahun 2010 Pada tahun ini diperkirakan gaji direktur mengalami kenaikan sebesar sehingga menjadi Rp ,- per bulan. Gaji per tahun ,- X 12 bulan = Rp ,- Tahun 2011 Tahun ini gaji direktur per bulannya tetap, tidak mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp ,- Gaji per tahun x 12 bulan = Rp ,- 3. Proyeksi Biaya Perawatan Mesin Biaya perawatan mesin untuk tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp ,-. Berikut ini akan diuraikan proyeksi biaya perawatan mesin sebagai berikut:

40 89 Tabel 4.17 Proyeksi Biaya Perawatan Mesin No Tahun Persentase kenaikan Total biaya perawatan mesin Rp , % Rp , % Rp , % Rp , % Rp ,- Sumber : Data diolah tahunan Keterangan: Diasumsikan pada tahun 2007 biaya perawatan mesin sebesar Rp ,-. Berikut ini uraian biaya perawatan mesin adalah: Biaya perawatan mesin per bulan = Rp ,- Per tahun = X 12 bln = Rp ,- 4. Proyeksi Biaya Administrasi dan Umum Biaya administrasi dan umum untuk tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp ,-. Berikut ini akan diuraikan proyeksi biaya administrasi dan umum sebagai berikut: Tabel 4.18 Proyeksi Biaya Administrasi dan Umum Keterangan: No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Adm & umum Rp , % Rp , % Rp , % Rp , % Rp ,- Sumber : Data diolah tahunan Diasumsikan pada tahun 2007 biaya administrasi dan umum sebesar Rp ,-. Berikut ini uraian biaya adm dan umum adalah: Biaya adm & umum per bulan = Rp ,- Per tahun = X 12 bln = Rp ,-

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV HAN MAJU JAYA BLOCK merupakan salah satu usaha produksi batako dan memperdagangkannya untuk keperluan pembangunan rumah sederhana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri bahan bangunan belakangan ini berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri bahan bangunan belakangan ini berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia industri bahan bangunan belakangan ini berkembang sedemikan pesatnya, didukung dengan peralatan dan kemampuan sumber daya yang memadai dalam menciptakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK DI PERIGI LAMA

ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK DI PERIGI LAMA Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006 ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Sigma Block didirikan pada tahun 2008 oleh Petrus Barus, dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2008 yang berlokasi di Jl. Ngumban Surbakti

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Bintaro Fish Center merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam produksi lobster air tawar (jenis red claw) dan memperdagangkannya

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 36 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Toysindo Kreasi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi boneka, serta memperdagangkannya untuk keperluan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Penentuan harga pokok produksi metode job order cost pada perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo Upik Yuli Asri F 3300041 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan

Lebih terperinci

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

1. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB XIV Menyusun Proposal Bisnis Dalam Menyusun Proposal bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni 1. Menggambar keseluruhan (overview) rencana strategi perusahaan yang akan dijalankan. 2.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER. Jurusan : Teknik Mesin PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS SERVICE AC, KULKAS, DAN DISPENSER Jurusan : Teknik Mesin Disusun Oleh : SANDY SURYADY 22409817 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan perekonomian dunia yang mengalami perkembangan yang sangat baik. Kemunduran ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak pada bidang produksi dan jasa. Dalam melakukan kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA Penyajian data merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat kerangka penelitian dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Lampiran 1 Hasil Wawancara 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Toko Elektronik Cahaya Banten didirikan di Serang, Banten sejak 1996. Dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya serta

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari rencana pembukaan usaha jasa service komputer adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari rencana pembukaan usaha jasa service komputer adalah: A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Contoh proosal usaha. Teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut semua pihak yang aktivitas hidupnya terikat dengan perangkat tersebut untuk segera menyesuaikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang telah di bahas dalam bab empat mengenai akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam menilai efektivitas biaya produksi pada

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Muniya Alteza Pada bagian ini akan dibicarakan biaya-biaya sbb: 1. Biaya-biaya pabrik (disebut pula biaya overhead pabrik) 2. Biaya-biaya distribusi (disebut pula biaya penjualan)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Sinar Sanata Electronic Industry secara garis besar dapat dilihat

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan JOB DESCRIPTION 1. Direktur Orang yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin kompetitif dalam era globalisasi sekarang ini menuntut industri atau perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015 Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI RUMAH TIPE 45 PADA PURI KENCANA BATU CERMIN SAMARINDA Emi Apriyani 1 1 Fakultas Ekonomo Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. emi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBUATAN MASTER BUDGET

PEMBUATAN MASTER BUDGET TUGAS PROJEK PEMBUATAN MASTER BUDGET MK. MANAJEMEN FINANSIAL ANGKATAN Catatan: Formulir budget yang tersedia boleh dimodifikasi sesuai dengan ide anda, Pengisian kolom budget harus ditulis dengan tangan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual, 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita semakin ketat. Rata-rata pertumbuhan perekonomian di beberapa negara industri

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang Indawati Jauhar Nino, Janri Delastriani Manafe, dan Tuti Setyorini Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang industri batako.

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang industri batako. BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Tegel PT Malang Indah Genteng Rajawali merypakan perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan

Lebih terperinci

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG 1. Latar Belakang Perguruan Tinggi Raharja memiliki 2 gedung yaitu Gedung Modern dan Gedung Lake View dimana mobilitas sivitas pribadi Raharja pada dua bangunan ini

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERUSAHAAN TAHU TEMPE VIRA. Sudarto Usuli *)

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERUSAHAAN TAHU TEMPE VIRA. Sudarto Usuli *) ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERUSAHAAN TAHU TEMPE VIRA Sudarto Usuli *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pengadaan bahan baku yang paling ekonomis pada perusahaan

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktorfaktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko material:

Lebih terperinci

ASPEK TEKNIS/PRODUKSI

ASPEK TEKNIS/PRODUKSI ASPEK TEKNIS/PRODUKSI PENENTUAN LOKASI USAHA KENAPA LOKASI HARUS DIPERTIMBANGKAN???? Tempat proses produksi diletakkan dan dibangun didaerah yang relatif baik bagi kepentingan perusahaan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang usaha di sektor ini semakin berkembang. Investor banyak

BAB I PENDAHULUAN. peluang usaha di sektor ini semakin berkembang. Investor banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap properti menjadikan peluang usaha di sektor ini semakin berkembang. Investor banyak membangun hotel, sekolah, mall,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara agraris, dimana penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan sangat besar dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan BAB V RENCANA AKSI 5.1. Waktu dan Kegiatan Rencana aksi bisnis perlu dilakukan dan menjadi perhatian penting secara komprehensif mengenai waktu dan dimana kegiatan-kegiatan dalam rencana bisnis akan dilakukan.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Toko Besi dan Bahan Bangunan (TB) Colomadu, Karanganyar merupakan salah satu usaha dagang yang terus berkembang. Keuntungan yang didapatkan di toko ini oleh

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Bengkel Naga Mas, sesuai dengan nama perusahaan tersebut pada awalnya berdiri pada tahun 1989 yang hanya berupa bisnis perantara bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BUKU I PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA INFORMASI UMUM PERUSAHAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KODE AKUN PENJELASAN AKUN INSTRUKSI UNTUK KALANGAN SENDIRI & TIDAK DIPERJUALBELIKAN

Lebih terperinci