BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana usaha yang dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal ini untuk menghindari keterlanjuran kerugian yang lebih besar karena menjalankan usaha yang belum tentu layak untuk dijalankan. Dalam penilaian ini aspek-aspek yang relevan untuk dikaji dalam rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan. 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis Pasar Perkiraan penjualan: a. Rata-rata harga per paket Rp8500,- Dengan harga produk terendah Rp6000,- dan harga produk tertinggi Rp11.000,- b. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola Mega Mall Pluit, bahwa: Rata-rata pengunjung pada hari Senin-Jumat sebanyak 2000 orang. Rata- rata pengunjung pada hari Sabtu,minggu dan hari libur sebanyak 5000 orang. c. Proyek ini mentargetkan bisa membidik 0,5% dari pengunjung yang ada setiap harinya, yaitu: 10 orang per hari untuk hari Senin-Jumat. 25 orang per hari untuk Sabtu,Minggu dan hari libur. c. Rata-rata 1 orang membeli 2 paket. d. Perkiraan penjualan pada hari normal: = 22 hari X 10 orang X 2 paket X Rp8500,- = Rp ,- Perkiraan penjualan pada sabtu, Minggu dan hari libur: = 8 hari X 25 orang X 2 paket X Rp8500,- = Rp ,-

2 45 e. Sehingga didapat perkiraan penjualan per bulan sebanyak Rp ,- Maka perkiraan penjualan pada tahun pertama akan sebesar Rp ,- Selanjutnya perkiraan penjualan akan disusun dengan menggunakan 3 macam skenario (moderat, optimis dan pesimis), yaitu: 1. Perkiraan penjualan dengan menggunakan skenario moderat Tabel 4.1 Perkiraan penjualan dengan skenario moderat Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Penjualan (Rp) 1 -- Rp , % Rp , % Rp , % Rp , % Rp ,- 2. Perkiraan penjualan dengan menggunakan skenario optimis Tabel 4.2 Perkiraan penjualan dengan skenario optimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Penjualan (Rp) 1 -- Rp , % Rp , % Rp , % Rp , % Rp ,- 3. Perkiraan penjualan dengan menggunakan skenario pesimis Tabel 4.3 Perkiraan penjualan dengan skenario pesimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Penjualan (Rp) 1 -- Rp ,- 2 5 % Rp ,- 3 5 % Rp , % Rp , % Rp ,-

3 Analisis Aspek Pemasaran Dalam rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian, aspek pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikaji lebih dalam. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix. Adapun kombinasi dari ke empat bauran pemasaran tersebut antara lain: 1. Produk Produk yang akan dijual di outlet ini adalah produk makanan vegetarian yang sehat, bergizi, lezat, berserat tinggi dan tanpa bahan pengawet yang disajikan dalam menu-menu sebagai berikut: a. Nasi Nusantara (terdiri dari: nasi, ayam crispy 2 potong, ayam asin 1 potong, daging kambing 1 potong dan salad) b. Nasi Pantai Utara (terdiri dari: nasi, perut ikan 1 potong, udang 1 potong, cumi 2 buah, baso ikan 2 buah dan salad) c. Nasi Peking Delicious (terdiri dari: nasi, bebek peking 2 potong, bebek 1 potong, sate ayam 1 tusuk, dan salad) d. Nasi Apolo (terdiri dari: nasi, daging jamur 1 potong, steak sapi 1 potong, steak ayam 1 potong, sosis 1 batang, dan salad) e. Nasi Vegeball (terdiri dari: nasi, ikan salmon 1 potong, perut ikan 1 potong, ikan tuna 2 potong, baso ikan 2 buah dan salad) f. King Burger (terdiri dari: ham king 1 lembar, selada, dan tomat) g. Familia Burger (terdiri dari: ham asap 1 lembar, selada, dan tomat) h. Hot Burger (terdiri dari: sosis 1 batang, selada, dan tomat) i. Soup Bihun Instant (terdiri dari: bihun dan baso 3 biji)

4 47 j. Soup Baso Campur (terdiri dari: baso jamur 1 biji, baso ikan 1 biji, baso sapi 1 biji, baso samsi 1 biji dan baso sayur 1 biji) Pada awal pembukaan outlet ini ditawarkan 10 menu, dan jika outlet makanan vegetarian ini mendapatkan respon yang bagus dari pasar maka akan dilakukan pengembangan menu di kemudian harinya. 2. Harga Penentuan harga, merupakan salah satu keputusan yang cukup penting bagi perusahaan. Dimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi semua biaya-biaya yang dikeluarkan, juga karena yang dijual adalah makanan vegetarian, maka harganya haruslah terjangkau untuk kalangan vegetarian, juga tidak lebih mahal dari makanan vegetarian sehingga dapat menarik kalangan non-vegetarian untuk membeli, disamping itu juga perusahaan dapat memperoleh laba semaksimal mungkin. Pada rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini ditetapkan hargaharga sebagai berikut: a. Nasi Nusantara (Rp11.000,-/paket) b. Nasi Pantai Utara (Rp11.000,-/paket) c. Nasi Peking Delicious (Rp11.000,-/paket) d. Nasi Apolo (Rp11.000,-/paket) e. Nasi Vegeball (Rp11.000,-/paket) f. King Burger (Rp8.000,-/buah) g. Familia Burger (Rp8.000,-/buah) h. Hot Burger (Rp8.000,-/buah) i. Soup Bihun Instant (Rp6.000,-/mangkok) j. Soup Baso Campur(Rp6.000,-/mangkok)

5 48 3. Distribusi Rantai distribusi yang digunakan dalam pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah saluran distribusi langsung dimana perusahaan menjual secara langsung kepada konsumen melalui outlet makanannya. 4. Promosi Kegiatan promosi yang akan dilakukan dalam rencana ekspansi ini adalah dengan mempromosikan outlet makanan ini dengan menggunakan alat promosi advertising (periklanan) melalui media cetak yaitu berupa selebaran yang dibagikan kepada konsumen khususnya kalangan vegetarian. Selain menggunakan alat promosi periklanan, juga digunakan alat promosi publicity, yaitu dengan mempromosikan kepada umat di tempat ibadah. Juga untuk mempromosikan outlet makanan vegetarian ini digunakan alat promosi penjualan yaitu dengan memberikan kupon seharga Rp 5000,- setiap pembelian Rp , Analisis aspek Teknis Setelah dilakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, selanjutnya analisis terhadap aspek teknis segera dilakukan. Analisis terhadap aspek teknis ini meliputi penilaian terhadap lokasi bisnis, proses produksi, kapasitas produksi, dan lay out/tata letak outlet Penilaian Lokasi Proyek Penentuan lokasi proyek merupakan hal yang cukup penting untuk dipertimbangkan, karena penentuan lokasi yang tidak tepat akan menimbulkan kendala yang menyebabkan gagalnya suatu proyek bisnis. Rencananya, outlet ini akan dibuka di Mega Mall Pluit lantai 3 (Food Court). Lokasi Mega Mall Pluit dipilih karena lokasinya sangat dekat dengan konsumen daerah perumahan, dimana kebanyakan orang vegetarian itu adalah para laki-laki ataupun perempuan yang sudah dewasa. Bukan kalangan mahasiswa atau anak muda yang masih menikmati hidupnya. Oleh karena itu pilihan jatuh ke Mega Mall Pluit, bukan Mall Ciputra atau

6 49 Taman Anggrek yang daerah sekitarnya kebanyakan dikunjungi oleh kalangan anak muda terutama mahasiswa Produksi Proses Operasional Dalam rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini, proses penyajian menu makanan dengan proses sebagai berikut: paket setengah matang dikirim dari pabrik ke outlet, dan kemudian diolah lebih lanjut di outlet tersebut sesuai dengan pesanan dari konsumen. Pengolahan secara sederhana misalnya mengolah secara merebus/kukus untuk menu misalkan seperti baso atau ikan, menggoreng untuk menu seperti daging ayam, daging ikan, memanggang dengan teflon listrik untuk menu seperti hamburger, hot dog dan steak Bahan Baku Bahan baku untuk outlet makanan vegetarian telah diolah di pabrik sehingga menjadi paket setengah matang yang selanjutnya akan diolah secara sederhana di outlet Peralatan Operasional Jenis-jenis peralatan yang digunakan dalam proses operasional adalah: 1. Gerobak Gerobak terbuat dari bahan kayu, yang dapat digunakan dalam jangka waktu cukup lama dengan harga Rp ,-. Gerobak ini dapat digunakan sebagai tempat penggorengan dan di bagian bawah dari gerobak ini terdapat laci juga lemari yang dapat digunakan untuk menyimpan barang. Ukuran gerobak 1,23 M x 0,71 M x 2 M. 2. Freezer Freezer yang digunakan untuk menyimpan paket mentah makanan vegetarian ini diperkirakan berharga Rp ,-. 3. Rice Cooker

7 50 Rice Cooker ini digunakan untuk memasak nasi yang diperlukan untuk pesanan nasi paket. Rice Cooker ini diperkirakan berharga Rp ,-. 4. Penggorengan Listrik Penggorengan listrik ini digunakan untuk menggoreng paket setengah matang untuk pesanan nasi paket. Pengorengan listrik ini diperkirakan seharga Rp ,-. 5. Panci Teflon Listrik Panci teflon listrik ini digunakan untuk menggoreng roti untuk burger ataupun hotdog. Diperkirakan panci teflon ini seharga Rp ,-. 6. Termos Listrik Termos listrik yang digunakan untuk mempersiapkan air panas untuk menyeduh soup bihun. Diperkirakan harga termos listrik ini adalah Rp ,-. 7. Meja Meja yang digunakan untuk mempersiapkan bahan atau paket setengah matang, mempersiapkan penyajian makanan, juga untuk menaruh rice cooker dan termos listrik. Meja ini diperkirakan berharga Rp , Layout Karena tempat yang terbatas maka penentuan tata letak outlet yang akan didirikan harus dilakukan secara tepat sehingga penggunaan tempat outlet dapat digunakan secara efisien. Direncanakan rencana layout outlet adalah sebagai berikut: 2 M 1 2 M 2 3 Sumber: Gambar diolah Gambar 4.1 Rencana Layout Outlet

8 51 Keterangan: 1. Gerobak, merupakan tempat penggorengan, sebagai tempat panci teflon listrik sekaligus sebagai laci dan lemari. 2. Meja, sebagai tempat untuk menyiapkan makanan, juga sebagai tempat untuk menaruh rice cooker dan termos listrik. 3. Freezer, sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku atau paket mentah. 4.3 Aspek Manajemen Selanjutnya aspek yang dianalisis adalah aspek manajemen. Tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dari rencana struktur organisasi outlet makanan vegetarian ini adalah sebagai berikut: 1. Direktur/pemilik a. Bertanggung jawab untuk memimpin perusahaan agar dapat terus dan berkembang. b. Mengawasi secara umum seluruh kegiatan perusahaan. c. Mengambil keputusan manajerial 2. Manajer Umum a. Bertanggung mengawasi, melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. b. Mewakili direktur jika tidak ada ditempat. 3. Manajer Pemasaran a. Bertanggung jawab atas pemasaran produk dan target pasar. b. Melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan. 4. Manajer Administrasi a. Bertanggung jawab atas pengendalian dan pengeluaran yang berhubungan dengan uang dan administrasi perusahaan. b. Bertanggung jawab langsung kepada manajer dalam membuat laporan secara periodik.

9 52 c. Bertanggung jawab dalam mengawasi bidang yang berhubungan dengan pembukuan dan akuntansi. 5. Manajer Produksi a. Melakukan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. b. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaaanya. c. Melaksanakan tugas dari pimpinan untuk menyelesaikan produksi yang ditargetkan. d. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan. 6. Store Manajer a. Mengawasi kegiatan outlet serta memantau pekerjaan karyawan. b. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan. Direktur Manajer Umum Manajer Pemasaran Manajer Administrasi Manajer Produksi Store Manager Sumber : PT Ruhuey Indonabati Gambar 4.2 Rencana Struktur Organisasi Jumlah dan biaya gaji yang direncanakan Manajemen untuk outlet makanan vegetarian ini masih menggunakan manajemen perusahaan, karena outlet makanan vegetarian ini masih tergolong baru dan belum membutuhkan manajemen baru. Tetapi untuk keperluan mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas outlet makanan ini, maka diatur tugas tambahan kepada manajer perusahaan untuk menjadi store manager, untuk itu maka diberikan tambahan/kompensasi gaji kepada manajer perusahaan. Tambahan/kompensasi gaji tersebut dihitung sebagai gaji untuk store manager

10 53 dalam perhitungan perkiraan jumalah dan biaya yang direncanakan. Jumlah tenaga kerja dan biaya yang direncanakan: Tabel 4.4 Perkiraan Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja Outlet Makanan No Jabatan Jumlah Gaji per bulan Gaji per tahun 1 Store Manager 1 orang Rp ,- Rp ,- 2 Karyawan 1 orang Rp ,- Rp ,- Sumber: Data Diolah Karyawan yang digunakan untuk menjaga outlet makanan vegetarian ini hanya digunakan 1 orang untuk efisiensi biaya dengan jam kerja sesuai dengan jam operasional dari Mall. 4.4 Aspek Keuangan Sumber Dana dan Biaya Modal Kebutuhan dana untuk aktiva tetap Aktiva Tetap Berwujud dianggarkan sebesar Rp ,-. Aktiva tetap berwujud meliputi : Total Aktiva tetap a. Gerobak Rp ,- b. Freezer Rp ,- c. Rice Cooker Rp ,- d. Penggorengan listrik Rp ,- e. Panci teflon listrik Rp ,- f. Termos listrik Rp ,- g. Meja Rp ,- Total dana investasi Rp , Sumber Dana Untuk mengetahui biaya modal atas modal yang digunakan yaitu dana yang berasal dari modal sendiri, maka perhitungan biaya modal atas modal sendiri berdasarkan penilaian pemilik perusahaan. Menurut pemilik perusahaan, biaya modal yang dibebankan atas pemanfaatan

11 54 modal sendiri berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Dimana pemilik menentukan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian resiko, dalam hal ini adalah suku bunga deposito sebesar 10% ditambah resiko atas jenis proyek ini sebesar 10%. Sehingga biaya modal atas modal sendiri yang diperhitungkan dalam rencana usaha ini adalah sebesar 20% Analisis Biaya Operasional Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya biaya bahan, baku biaya sewa, dan biaya gaji untuk karyawan. Perkiraan biaya bahan baku: a. Rata-rata per biaya bahan baku paket Rp4500,- Dengan harga biaya bahan baku terendah Rp3500,- dan harga biaya bahan baku tertinggi Rp5500,- b. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola Mega Mall Pluit, bahwa: Rata-rata pengunjung pada hari Senin-Jumat sebanyak 2000 orang. Rata- rata pengunjung pada hari Sabtu,minggu dan hari libur sebanyak 5000 orang. c. Proyek ini mentargetkan bisa membidik 0,5% dari pengunjung yang ada setiap harinya, yaitu: 10 orang per hari untuk hari Senin-Jumat. 25 orang per hari untuk Sabtu, Minggu dan hari libur. d. Rata-rata 1 orang membeli 2 paket. e. Perkiraan biaya bahan baku pada hari normal: = 22 hari X 10 orang X 2 paket X Rp4500,- = Rp ,- Perkiraan penjualan pada sabtu, Minggu dan hari libur: = 8 hari X 25 orang X 2 paket X Rp4500,- = Rp ,- f. Sehingga didapat perkiraan biaya bahan baku per bulan sebanyak Rp ,- Maka perkiraan biaya bahan baku pada tahun pertama akan sebesar Rp ,-

12 55 Biaya operasional: Biaya bahan baku Rp ,- x 12 bulan Rp ,- Biaya sewa Rp ,- x 12 bulan Rp ,- Biaya listrik Rp ,- x 12 bulan Rp ,- Biaya promosi Rp x 4 bulan Rp ,- (Biaya promosi Rp untuk 3 bulan) Gaji Store Manager Rp ,- x 12 bulan Rp ,- Gaji karyawan Rp ,- x 12 bulan Rp ,- Total biaya operasional Rp ,- Selanjutnya Perkiraan biaya operasional penjualan akan disusun dengan menggunakan 3 macam skenario (moderat, optimis dan pesimis), yaitu: 1. Perkiraan biaya operasional dengan menggunakan skenario moderat Tabel 4.5 Perkiraan biaya operasional dengan skenario moderat Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Biaya Operasonal (Rp) 1 -- Rp ,- 2 8 % Rp ,- 3 8 % Rp ,- 4 8 % Rp ,- 5 8 % Rp ,- 2. Perkiraan biaya operasional dengan menggunakan skenario optimis Tabel 4.6 Perkiraan biaya operasional penjualan dengan skenario optimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Biaya Operasonal (Rp) 1 -- Rp ,- 2 8% Rp ,- 3 8 % Rp ,- 4 5 % Rp ,- 5 5 % Rp ,-

13 56 3. Perkiraan biaya operasional dengan menggunakan skenario pesimis Tabel 4.7 Perkiraan biaya operasional dengan skenario pesimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Biaya Operasonal (Rp) 1 -- Rp ,- 2 8 % Rp , % Rp , % Rp , % Rp , Analisis Biaya Penyusutan Biaya-biaya yang termasuk biaya penyusutan adalah penyusutan peralatan operasional untuk outlet makanan. Perincian mengenai biaya penyusutan sebagai berikut: Tabel 4.8 Perkiraan Biaya Penyusutan Jenis Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Peralatan Gerobak Freezer Rice Cooker Penggorengan listrik Panci teflon listrik Termos listrik Total Penyusutan Meja Keterangan: 1. Gerobak a. Nilai sisa : Rp 0 b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai mesin Rp ,-

14 57 Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = = per tahun 2. Freezer a. Nilai sisa : Rp0 b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Freezer Rp ,- 3. Rice Cooker Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis a. Nilai sisa : Rp 0 = = per tahun b. Umur ekonomis 2 tahun c. Nilai Rice Cooker Rp ,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = = per tahun d. Karena umur ekonomis hanya 2 tahun, maka pada tahun ke 3, perusahaan harus membeli kembali. e. Nilai sisa : Rp 0 f. Umur ekonomis 2 tahun g. Nilai Rice Cooker pada tahun ke 3 Rp ,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis

15 58 = = per tahun h. Karena umur ekonomis hanya 2 tahun, maka pada tahun ke 5, perusahaan harus membeli kembali. i. Nilai sisa : Rp 0 j. Umur ekonomis 2 tahun k. Nilai Rice Cooker pada tahun ke 5 Rp ,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis 4. Penggorengan listrik a. Nilai sisa : Rp 0 = = per tahun b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Penggorengan listrik Rp ,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis 5. Panci teflon listrik a. Nilai sisa : Rp 0 = = per tahun b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Panci teflon listrik Rp ,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis =

16 59 = per tahun 6. Termos listrik a. Nilai sisa : Rp 0 b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Termos listrik Rp ,- 7. Meja Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis a. Nilai sisa : Rp 0 = = per tahun b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Meja Rp ,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = = per tahun Biaya Pajak Biaya pajak merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah. Adapun besarnya tarif pajak yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU No.17 tahun 2000 sebagai berikut: Tabel 4.9 Biaya Pajak Pendapatan per tahun Tarif Rp 0,- -- Rp ,- 10% Rp ,- -- Rp ,- 15% Rp ,- ke atas 30% Sumber: Data dari perusahaan sejenis

17 Penyusunan Proyeksi rugi atau laba Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana usaha ini merupakan selisih antara jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biya yang harus dikeluarkan karena kegiatan operasional. Hasil yang diperoleh akan dipergunakan untuk menentukan penilaian atas kelayakan proyek yang akan dijalankan. Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam perencanaan usaha ini akan terlampir pada lampiran Proyeksi Cash Flow Cash Flow merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu Initial Cash Flow yang merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow merupakan aliran kas masuk. 1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan modal aktiva perusahaan. Jumlah investasi awal dalam pembiayaan ini adalah sebesar Rp ,-. 2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) Aliran kas ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional diperoleh dengan rumus: OCF = EAT + Penyusutan EAT = Laba bersih setelah pajak Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Proyeksi Operational Cash Flow (Moderat) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 2 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 3 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 4 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 5 Rp ,- Rp ,- Rp ,-

18 61 Tabel 4.11 Proyeksi Operational Cash Flow (Optimis) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 2 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 3 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 4 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 5 Rp ,- Rp ,- Rp ,- Tabel 4.12 Proyeksi Operational Cash Flow (Pesimis) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 2 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 3 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 4 (Rp ,-) Rp ,- Rp ,- 5 (Rp ,-) Rp ,- (Rp ,-) 3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya. Jumlah Terminal Cash Flow dapat dihitung berdasarkan rumus: TCF = Modal kerja + Nilai sisa Dalam rencana bisnis ini, TCF tidak ada karena semua aktiva tetap usianya tidak lebih dari lima tahun dan tidak ada nilai sisa. Serta modal kerja juga dianggap tidak kembali karena memang rencana bisnis ini adalah bisnis jasa retail, yang modal kerjanya lebih banyak berasal dari supplier dan jumlahnya cenderung sedikit. Dengan demikian aliran kas akhir dianggap tidak ada. Dengan demikian maka taksiran aliran kas rencana usaha ini adalah:

19 62 Tabel 4.13 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan (Moderat) Tahun ICF OCF 1 (Rp ,-) Rp ,- 2 - Rp ,- 3 - Rp ,- 4 - Rp ,- 5 - Rp ,- Tabel 4.14 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan (Optimis) Tahun ICF OCF 1 (Rp ,-) Rp ,- 2 - Rp ,- 3 - Rp ,- 4 - Rp ,- 5 - Rp ,- Tabel 4.15 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan (Pesimis) Tahun ICF OCF 1 (Rp ,-) Rp ,- 2 - Rp ,- 3 - Rp ,- 4 - Rp ,- 5 - (Rp ,-) Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Payback Period( PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), serta Profitability Indeks (PI). Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut: 1. Payback Period Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha pembukaan outlet makanan vegetarian bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan Payback Period dalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut:

20 63 Investasi (Rp ,-) Cash Flow tahun ke I Rp 8,122,700 (Rp ,-) Cash Flow tahun ke II Rp 10,297,676 Rp ,- Cash Flow tahun ke III Rp 12,622,375 Rp ,- Cash Flow tahun ke IV Rp 15,675,475 Rp ,- Cash Flow tahun ke V Rp 18,785,027 Rp ,- Payback Period = 1 tahun + Rp ,- X 12 bulan = 1 tahun 3 bulan. Rp ,- Kesimpulan dari penghitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian akan kembali pada tahun ke 1 bulan ke Net Present Value(NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian adalah: Tabel 4.16 Proyeksi Net Present Value (Moderat) Tahun OCF 20% NPV 0 -Rp ,- 1 (Rp ,-) 1 Rp , Rp ,- 2 Rp , Rp ,- 3 Rp , Rp ,- 4 Rp , Rp ,- 5 Rp , Rp ,- NPV Rp ,-

21 64 Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp ,- yang menunjukkan hasil positif, berarti investasi usaha ini dinyatakan layak. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft excel ditemukan tingkat suku bunga sebesar 94%. Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 20%. Maka rencana usaha ini diterima. 4. Profitability Index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, jika kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah: PI = = 3,49 Karena PI hasilnya lebih dari 1 yaitu 3,49 maka usulan proyek diterima. Pada tabel 4.17 menunjukkan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian investasi yang telah dilakukan.

22 65 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi (Moderat) No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 1 tahun 3 bulan Diterima 2 Net Present Value positif Rp ,- Diterima 3 Internal Rate Of Return 20% 94% Diterima 4 Profitability Index 1 3,49 Diterima Metode Penilaian Investasi Skenario Optimis Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut: 1. Payback Period Investasi (Rp ,-) Cash Flow tahun ke I Rp 8,122,700 (Rp ,-) Cash Flow tahun ke II Rp 10,297,676 Rp ,- Cash Flow tahun ke III Rp ,- Rp ,- Cash Flow tahun ke IV Rp 37,606,356 Rp ,- Cash Flow tahun ke V Rp 51,268,217 Rp ,- Payback Period = 1 tahun + Rp ,- X 12 bulan Rp ,- = 1 tahun 3 bulan. Kesimpulan dari penghitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian akan kembali pada tahun ke 1 bulan ke Net Present Value(NPV)

23 66 Pada proyek optimis ini tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga menjadi 18%. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian adalah: Tabel 4.18 Proyeksi Net Present Value (Optimis) Tahun OCF 18% NPV Rp Rp6,883, Rp7,395, Rp12,844, Rp19,396, Rp22,409,810 NPV Rp ,- Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp ,- yang menunjukkan hasil positif, berarti investasi usaha ini dinyatakan layak. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft excel ditemukan tingkat suku bunga sebesar 120%. Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 18%. Maka rencana usaha ini diterima. 4. Profitability Index (PI) Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah: PI= = 6,62 Karena PI hasilnya lebih dari 1 yaitu 6,62 maka usulan proyek diterima.

24 67 Pada tabel 4.19 menunjukkan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian investasi yang telah dilakukan. Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi (Optimis) No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 1 tahun 3 bulan Diterima 2 Net Present Value positif Rp ,- Diterima 3 Internal Rate Of Return 18% 120% Diterima 4 Profitability Index 1 6,62 Diterima Metode Penilaian Investasi Skenario Pesimis Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut: 1. Payback Period Investasi (Rp ,-) Cash Flow tahun ke I Rp 8,122,700 (Rp ,-) Cash Flow tahun ke II Rp ,- Rp ,- Cash Flow tahun ke III Rp ,- Rp ,- Cash Flow tahun ke IV Rp ,- Rp ,- Cash Flow tahun ke V (Rp ,-) Rp ,- Payback Period = 1 tahun + Rp ,- X 12 bulan = 1 tahun 5 bulan. Rp ,-

25 68 Kesimpulan dari penghitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian akan kembali pada tahun ke 1 bulan ke Net Present Value (NPV) Pada proyek optimis ini tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga menjadi 22%. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian adalah: Tabel 4.20 Proyeksi Net Present Value (Pesimis) Tahun OCF 22% NPV Rp6,657, Rp4,328, Rp1,562, Rp746, Rp180,296 NPV Rp ,- Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp ,- yang menunjukkan hasil positif, berarti investasi usaha ini dinyatakan layak. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft excel ditemukan tingkat suku bunga sebesar 40%. Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 22%. Maka rencana usaha ini diterima. 4. Profitability Index (PI) Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:

26 69 PI= = 1,26 Karena PI hasilnya lebih dari 1 yaitu 1,26 maka usulan proyek diterima. Pada tabel 4.21 menunjukkan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian investasi yang telah dilakukan. Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi (Moderat) No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 1 tahun 5 bulan Diterima 2 Net Present Value positif Rp ,- Diterima 3 Internal Rate Of Return 22% 40% Diterima 4 Profitability Index 1 1,26 Diterima Sumber: Data diolah 4.5 Hasil Penelitian Berikut ini hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis sensitifitas, yaitu menggunakan tiga skenario yaitu skenario moderat, skenario optimis, dan skenario pesimis sebagai berikut: Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Keseluruhan No. Metode Skenario Moderat Optimis Pesimis 1 Payback Period 1 tahun 3 bulan 1 tahun 3 bulan 1 tahun 5 bulan 2 NPV Rp ,- Rp ,- Rp ,- 3 IRR 94% 120% 40% 4 PI 3,49 6,62 1,26 Sumber: Data diolah Untuk rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini, berdasarkan tabel diatas jika rencana ekspansi menggunakan skenario moderat maka rencana ekspansi ini dinyatakan layak untuk dijalankan. Jika menggunakan skenario optimis dinyatakan lebih layak lagi untuk dijalankan. Jika menggunakan skenario pesimis maka rencana ekspansi ini dinyatakan

27 70 masih layak untuk dijalankan. Walaupun skenario pesimis menunjukkan proyek ini layak, tetapi dengan tingginya biaya, skenario pesimis ini menghasilkan profit yang rendah bagi perusahaan serta ditambah dengan semakin banyaknya orang bervegetarian atau beralih ke pola hidup sehat, maka secara otomatis proyeksi penjualan akan meningkat dari tingginya permintaan makanan vegetarian. Sehingga skenario optimis paling mungkin terjadi.

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN OUTLET BARU MAKANAN VEGETARIAN DI MEGA MALL PLUIT (STUDI KASUS EKSPANSI PADA PT RUHUEY INDONABATI)

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN OUTLET BARU MAKANAN VEGETARIAN DI MEGA MALL PLUIT (STUDI KASUS EKSPANSI PADA PT RUHUEY INDONABATI) Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2005 / 2006 ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN OUTLET BARU MAKANAN VEGETARIAN DI MEGA MALL PLUIT (STUDI KASUS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK DI PERIGI LAMA

ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK DI PERIGI LAMA Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006 ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Pandan

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Pandan BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Pandan Bistro ini, digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN VI.1 Kebutuhan Dana 1. Aktiva tetap : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana No Komponen Investasi Aktifa tetap 1. Piring 50 buah @3000 Rp150.000 2. Mangkok ayam 50 buah @4000 Rp200.000 3. Sendok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, penilaian kelayakan investasi. Proyeksi 3 tahun. 6.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Investasi Usaha Produksi Garam

Analisis Kelayakan Investasi Usaha Produksi Garam Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakutas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2004 / 2005 Analisis Kelayakan Investasi Usaha Produksi Garam Erwan. C 0500550115 Rio 0500553483 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS Gideon Hansen - 0600659515 ABSTRAK Penulisan skripsi ini membahas mengenai rencana pengadaan mesin cetak

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : NIMAS SHYNTIA NPM : 15209386 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA. SE.MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE Nama : Adi Putro Nugroho NPM : 10210156 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing:Ir. Titiek Irewati,MM BAB I

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI Nama NPM : 12210810 Jurusan Pembimbing : Firman Rengga Adi Nugroho : Manajemen : Dessy Hutajulu, SE., MM

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA ANALISIS KELAYAKAN KELANGSUNGAN Nama NPM : 23209891 Jurusan USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA Pembimbing : Chrisilla Yunisia de Fretes : Akuntansi : Istichanah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam era globalisasi ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat. Sebuah perusahaan harus jeli dalam melihat peluang-peluang yang ada. Peluang tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel VI.1 Kebutuhan Dana Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap Peralatan: Komputer + Printer (2 set X Rp. 5.000.000) Rp. 10.000.000 Meja

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE. STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA DISTRO F&D COUNTER CULTURE Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : 19210393 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN VI.1. Kebutuhan Dana 1. Aktiva tetap: Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana No. Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap : 1. Matras, 40 buah @300,000 Rp.12,000,000 2. Pelindung kepala, 20

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan Cold Storage pada PT. Anugrah Mina Nusantara adalah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM Nama : Tri Purwanto NPM : 11208244 Jurusan : S1 Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih SE., MM Latar Belakang Masalah : Sedikitnya

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan laba. Cara yang dilakukan oleh pihak manajemen didalam mengantisipasi perubahan dan

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang akan melakukan ekspansi di antara dua tempat yaitu Cimahi atau Soreang, maka penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA LINA AULINA 14210027 MANAJEMEN EKONOMI 2013 ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA FOTOCOPY MENTARI PAGI Latar Belakang Masalah Kemajuan dl dalam bidang tk teknologi juga sudah dh berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE. ANALISIS INVESTASI USAHA PADA CV.CD LAS KONSTRUKSI Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : 15210722 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA EKONOMI / AKUNTANSI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA EKONOMI / AKUNTANSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA 28210644 EKONOMI / AKUNTANSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci