BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain atau variabel satu dengan standar. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Toko Creative Interior yang berlokasi di jalan Pasar III Krakatau no 77 Medan, Sumatera Utara. 3.3 Definisi Konsep Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Persediaan adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw material), produk jadi (finish product), komponen rakitan (component), bahan pembantu (substance material), dan barang sedang dalam proses pengerjaan (working in process inventory) (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:4). 2. Pengendalian persediaan adalah sekumpulan kebijakan dan pengendalian, yang memonitor tingkat inventory, dan menentukan tingkat mana yang harus dijaga, bila stok harus diisi kembali dan berapa banyak yang harus dipesan (Assauri, 2016:225). 3. Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu bentuk usaha dari pihak manajemen perusahaan khususnya bagian persediaan dan produksi

2 untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang seimbang dan selalu stabil dalam berbagai kondisi (Fahmi, 2014:121). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dibagi berdasarkan jenis datanya, yaitu: 1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pemilik usaha sebagai informan kunci dan beberapa karyawan sebagai informan tambahan. 2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis Total Biaya Persediaan Analisis ini untuk mengetahui berapa total biaya persediaan yang terdiri dari biaya pembelian, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Rumus untuk mencari total biaya persediaan adalah sebagai berikut: Biaya Total Pemesanan (TIC) = biaya pemesanan + biaya penyimpanan = D Q S + Q 2 H Keterangan: Q = Jumlah unit yang dipesan D = Permintaan tahunan dalam satuan S = Biaya pemesanan per pesanan H = Biaya penyimpanan per unit Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) Analisis Economic Order Quantity (EOQ) Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian persediaan yang optimal setiap pemesanan, maka perlu perhitungan kuantitas pembelian yang

3 optimal dan ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Menghitung biaya pemesanan dan biaya penyimpanan a. Biaya pemesanan setiap kali pesan (OC) b. Biaya penyimpanan (CC) = Total Biaya Pesan Frekuensi Pemesanan = 10% harga per unit Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) 2. Menghitung EOQ EOQ = 2(D)(OC) CC Keterangan: EOQ = Economic Order Quantity D = permintaan tahunan (demand) OC = biaya pemesanan (ordering cost) CC = biaya penyimpanan (carrying cost) Sumber: Manajemen Produksi dan Operasi (2014) 3. Menghitung frekuensi pemesanan persediaan N = D Q Keterangan: N = frekuensi pemesanan D = permintaan persediaan Q* = jumlah unit yang dipesan (EOQ) Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) Analisis Safety Stock

4 Analisis ini untuk mengetahui berapa jumlah persediaan pengaman (safety stock). Metode safety stock yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode service level tipe 1 (SL-1). Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut: ssssssssssss ssssssssss = ssssssssssss ffffffffffff xx ssssssssssssssss dddddddddddddddddd kebutuhan inventori Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015 Untuk menghitung standard deviation kebutuhan inventori, digunakan rumus sebagai berikut: (kebutuhan rata rata kebutuhan)2 ssssssssssssrrrr dddddddddddddddddd = jumlah periode 1 Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi Analisis Reorder Point Analisis ini untuk mengetahui kapan titik pemesanan kembali yang ideal untuk menghindari kekosongan persediaan. Reorder Point dapat diketahui dengan penetapan lead time dan jumlah safety stock yang tersedia. Rumus untuk mencari Reorder Point adalah: ROP = (d L) + bbbbbbbbbbbb ssssssssss D d = Jumlah hari kerja per tahun Keterangan: ROP d L D buffer stock = reorder point = permintaan persediaan per hari = lead time = total kebutuhan selama 1 periode = persediaan pengaman Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)

5 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah Usaha Toko Creative Interior adalah salah satu UMKM yang bergerak di bidang penjualan produk interior dan desain ruangan. Toko Creative Interior berlokasi pada jalan Pasar III Krakatau no. 77 Medan, Sumatera Utara. Pelanggan utama toko Creative Interior biasanya berasal dari sektor perhotelan, perumahan maupun kantor arsitektur di kota Medan. Toko Creative Interior berdiri pada tahun 2010 di lokasi yang sama. Toko ini didirikan oleh bapak Ronny Chandra bersama dengan kakaknya ibu Widiana Chandra. Inspirasi pendirian toko ini adalah karena pandangan bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra mengenai tren arsitektur yang baru serta desain interior minimalis yang semakin mulai diminati masyarakat kota Medan. Tidak hanya itu, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra juga melihat adanya peluang usaha yang besar yang dikarenakan masih minimnya persaingan usaha di bidang sejenis. Produk yang dijual Toko Creative Interior adalah wallpaper, furniture, parquet dll. Khusus untuk produk jenis parquet yang merupakan produk Toko Creative Interior yang paling populer adalah potongan-potongan kayu yang digunakan untuk melapisi lantai layaknya keramik namun lebih bermotif unik, minimalis, mudah dipasang, efisien dan ekonomis. Pelanggan Toko Creative Interior pada umumnya meminta pesanan untuk pemasangan parquet dalam

6 jumlah besar pada perumahan-perumahan, kantor-kantor dan perhotelan yang baru berdiri maupun renovasi ruangan. Pada awal usahanya, Toko Creative Interior hanya memiliki 4 karyawan yang terdiri dari 1 orang admin, 1 orang sales, 1 orang supir dan 1 orang kernet. Proses pemasangan parquet dan wallpaper pada awalnya menggunakan jasa tukang secara freelance. Seiring dengan perjalanan Toko Creative Interior, jumlah karyawan yang bekerja juga bertambah menjadi 13 orang dengan penambahan pada sales menjadi 2 orang, supir menjadi 2 orang, kernet menjadi 4 orang dan juga merekrut tukang pemasangan parquet dan wallpaper sebanyak 3 orang. Sedangkan jumlah admin tetap 2 orang. Strategi pemasaran yang digunakan pada awal usaha adalah dengan cara door to door, menawarkan pada pihak kontraktor perumahan dan perhotelan, kantor-kantor arsitektur dan juga mengandalkan relasi maupun kerabat bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra. Proses pengenalan usaha dan produk ini berlangsung selama beberapa tahun hingga pada akhirnya saat ini bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendapatkan pelanggan tetap karena pelanggan sebelumnya merasa puas dengan kinerja dan produk yang dijual. Seiring dengan berjalannya usaha ini pada beberapa tahun, permintaan akan produk parquet pun semakin tinggi. Namun hal ini tidak membuat bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berpikir mengenai pengaturan manajemen persediaan yang lebih baik dan hanya melakukan pemesanan apabila stok persediaan dalam gudang mulai menipis atau habis. Selama ini bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra hanya berfokus pada pelayanan dan penjualan

7 untuk tetap mempertahankan nilai kepuasan pelanggan terhadap Toko Creative Interior. Melihat banyaknya pesanan dari pelanggan-pelanggan baru maupun pelanggan sebelumnya pada Toko Creative Interior baik produk populer seperti parquet, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berencana untuk melakukan ekspansi usaha. Ekpansi usaha yang dimaksud adalah dengan membuka toko baru yang lebih besar dan berdesain layaknya kantor arsitektur khusus untuk produk parquet. Pembangunan toko baru tersebut sudah berada pada tahap penyelesaian dan akan beroperasi pada pertengahan tahun Visi dan Misi Usaha Visi dan Misi yang dirumuskan, merupakan pedoman dalam mencapai tujuan organisasi. Visi dan misi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: a. Visi Menjadi toko yang mampu memperkenalkan kreativitas desain ruangan secara efisien, ekonomis dan tahan lama. b. Misi Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik, efisien, cepat dan ekonomis serta menjual produk yang memiliki kualitas terbaik, tahan lama dan memiliki garansi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para pelanggan baik terhadap produk maupun pelayanan yang diberikan.

8 4.1.3 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Organisasi Toko Creative Interior Sumber: Toko Creative Interior (2016) Deskripsi Tugas Berikut ini adalah deskripsi tugas masing-masing jabatan yang berada dalam struktur organisasi Toko Creative Interior, antara lain sebagai berikut: 1. Pemilik Usaha a. Memimpin di Toko Creative Interior b. Mengatur dan mengurus bagian keuangan toko c. Membayar tagihan-tagihan toko 2. Manajer a. Mengurus dan mengontrol proses operasional toko b. Mengurus pemesanan persediaan produk

9 c. Mengurus tagihan d. Mengatur dan mengoordinasi kerja sales e. Memantau dan Mengontrol pekerjaan para karyawan 3. Admin I a. Mengatur pengiriman barang melalui supir dan kernet b. Mengecek ketersediaan barang dalam gudang c. Merangkap menjadi pengawas gudang persediaan 4. Admin II a. Menginput dan membuka pemesanan barang dari sales b. Membuat tagihan pemesanan 5. Sales a. Mengunjungi toko-toko b. Mengunjungi dan memantau pekerjaan proyek pemasangan parquet atau wallpaper c. Membuka order pemesanan d. Memantau dan mengontrol pemasangan parquet atau wallpaper yang dilakukan oleh tukang 6. Tukang a. Melakukan pemasangan parquet atau wallpaper b. Melapor kepada sales atau manajer apabila proses pemasangan telah selesai 7. Supir a. Membantu muat barang di gudang b. Mengantar pesanan barang ke lokasi pemesanan atau pemasangan

10 8. Kernet a. Menemani supir mengantar barang b. Membantu muat barang dalam gudang c. Mengawasi barang selama proses pengiriman Produk Produk-produk yang ditawarkan Toko Creative Interior pada umumnya adalah furniture, aksesoris ruangan, wallpaper dan parquet. Berikut adalah detail produk-produk yang dijual pada Toko Creative Interior: a. SYNCHROWOOD FLOORING AC 3 b. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4 c. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4+ d. SYNCHROWOOD FLOORING AC 5 e. MDF SKIRTING (T:9CM) f. PVC SKIRTING (T:7,5CM) g. PVC REDUCER h. PVC END CAP i. PVC L CAP j. PVC T CAP k. PVC F CAP Segmentasi Pasar Pasar sasaran atau segmentasi pasar dari Toko CreativeInterior adalah sebagai berikut: a. Kontraktor perumahan b. Kontraktor perhotelan

11 c. Kantor arsitektur dan desain ruangan d. Toko-toko furniture e. Pemilik rumah f. Relasi 4.2 Penyajian Data Pembelian Persediaan Toko Creative Interior melakukan pembelian persediaan dari supplier produk synchrowood di Malaysia yang telah menjadi rekan bisnis Toko Creative Interior selama ini. Data yang diperoleh dari Toko Creative Interior tentang pembelian persediaan pada tahun 2016 dan telah diolah dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 4.1 Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 No Bulan Periode Jumlah (m2) 1 Januari ,25 2 Februari ,25 3 Maret 4 April 5 Mei ,64 6 Juni 7 Juli ,5 8 Agustus 9 September 10 Oktober ,1 11 November 12 Desember Jumlah 7675,49 Sumber: Data Diolah (2017)

12 Terlihat pada tabel 4.1 bahwa tidak terjadi peningkatan volume pemesanan bahan baku pada periode 1 dan 2 dikarenakan Toko Creative Interior masih memiliki stok persediaan dari tahun sebelumnya. Terjadi penurunan volume pemesanan bahan baku pada periode 3 karena masih adanya stok persediaan dalam jumlah yang besar. Permintaan akan produk synchrowood biasanya meningkat pada awal tahun sampai pertengahan tahun. Karena lamanya lead time produk sampai ke toko, maka Toko Creative Interior selalu melakukan pemesanan dan penumpukan persediaan pada akhir tahun untuk mengantisipasi waktu lead time dan kekurangan stok persediaan apabila dibutuhkan. Gambar 4.1 Grafik Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 (m2) Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 (m2) 0 Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Sumber: Data Diolah (2017) Biaya Pemesanan Biaya pemesanan yang ditampilkan pada tabel di bawah merupakan total dari seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses pemesanan persediaan.

13 Tabel 4.2 Rincian Biaya Pemesanan Toko Creative Interior No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya Ekspedisi Biaya Bongkar Muat Biaya Telepon Sumber: Data Diolah (2017) Biaya Penyimpanan Jumlah Biaya pemesanan merupakan total biaya-biaya yang dikeluarkan selama pengoperasian toko dalam sebulan. Tabel 4.3 Rincian Biaya Penyimpanan Toko Creative Interior No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya Listrik Gaji Karyawan Biaya Asuransi Persediaan Jumlah Sumber: Data Diolah (2017) Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan 1. Biaya Pemesanan setiap kali pesan (OC) Rp = 5 = Rp Biaya Penyimpanan Persediaan dalam satuan m2 (CC) = 10% Rp

14 = Rp , 4.3 Analisis Data Perhitungan Total Biaya Persediaan (TIC) Kebijakan Perusahaan Toko Creative Interior melakukan pemesanan produk synchrowood sebanyak 5 kali pada tahun Pemesanan produk synchrowood ini dilakukan tidak secara terjadwal. Toko Creative Interior hanya akan melakukan pemesanan produk apabila sisa persediaan digudang telah menipis atau habis. Khusus untuk awal tahun yang dimana permintaan akan produk synchrowood lebih tinggi dibanding waktu lainnya, maka Toko Creative Interior membuat kebijakan khusus untuk mengantisipasi kekurangan persediaan dengan melakukan pemesanan produk synchrowood dalam jumlah besar. Berikut adalah perhitungan total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative Interior: 1. Pembelian Persediaan (Q) dapat dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan yang melakukan pemesanan sebanyak 5 kali pada periode Perhitungan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: Total Kebutuhan Bahan Baku Q = Frekuensi Pemesanan 7675,49 m2 = 5 = 1535,098 m2 Jadi, besarnya jumlah pemesanan persediaan Toko Creative Interior dalam sekali pemesanan adalah 1535,098 m2.

15 2. Total Biaya Persediaan (TIC) Agar dapat melakukan perhitungan total biaya persediaan (TIC) yang diperlukan Toko Creative Interior, maka diketahui: - Total kebutuhan persediaan (D) = 7675,49 m2 - Pembelian rata-rata persediaan (Q) = 1535,098 m2 - Biaya pemesanan per order (S) = Rp Biaya simpan per m2 (H) = Rp Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut: TIC = D Q S + Q 2 H 7675,49,098 = Rp Rp ,098 2 = Rp Rp = Rp Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative Interior adalah Rp Metode EOQ (Economic Order Quantity) Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah sebagai berikut: 1. Pembelian Persediaan Optimal (Q*) Pembelian persediaan yang ekonomis ini didasarkan pada: - Permintaan Tahunan (D) = 7675,49 m2 - Biaya Pemesanan (OC) = Rp Biaya Penyimpanan (CC) = Rp Maka setelah diketahui hal-hal diatas, besarnya pembelian persediaan ekonomis menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut: Q* = 2(D)(OC ) (CC)

16 2 7675,49 Rp = Rp = ,4375 = 4970,46 m2 Jadi, jumlah pembelian persediaan yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 4970,46 m2. 2. Frekuensi Pemesanan Persediaan Dengan menggunakan metode EOQ, dapat dihitung jumlah frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau sering disebut frekuensi pembelian dapat dihitung sebagai berikut: F = D Q 7675,49 m2 = 4970,46 m2 = 1,54 = 2 kali Jadi, frekuensi pemesanan persediaan menurut metode EOQ adalah 2 kali dalam setahun. 3. Total Biaya Persediaan (TIC) Agar dapat menghitung total biaya persediaan (TIC), maka ada beberapa hal yang perlu diketahui sebagai berikut: - Total kebutuhan persediaan (D) = 7675,49 m2 - Pembelian rata-rata persediaan (Q) = 1535,098 m2 - Biaya pemesanan per order (S) = Rp Biaya simpan per m2 (H) = Rp Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut:

17 TIC = D Q S + Q 2 H = 7675, ,46 Rp ,46 Rp = Rp ,84 + Rp = Rp ,84 Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah Rp , Perhitungan safety stock dan reorder point Safety Stock Safety stock juga sering disebut sebagai persediaan pengaman. Di dalam suatu perusahaan produksi atau distribusi, persediaan pengaman ini sangat diperlukan untung mengantisipasi kekurangan persediaan saat proses produksi atau distribusi. Antisipasi dengan persediaan pengaman ini bertujuan untuk mempelancar proses operasional suatu perusahaan sehingga dapat mencegah terjadinya beberapa kendala dalam produksi seperti kekurangan bahan baku atau persediaan yang dibutuhkan selama proses produksi atau operasional suatu perusahaan. Jika hal tersebut terjadi, tentu saja proses produksi akan terhenti sementara dan para karyawan tidak dapat melanjutkan aktivitas operasional perusahaan. Hal ini sangat merugikan perusahaan terutama dalam biaya dan waktu operasional perusahaan. Dalam melakukan perhitungan akan persediaan pengaman atau safety stock dapat menggunakan metode statistik dengan membandingkan rata-rata pemakaian bahan baku atau persediaan dengan pemakaian sebenarnya dan kemudian dicari simpangannya. Perhitungan standar deviasi pemakaian bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah:

18 Tabel 4.4 Standar Deviasi Pemakaian Persediaan Pada Tahun 2016 No Bulan Kebutuhan Bahan Baku (m2) (X) Pemakaian Rata-rata (X ) XX XX (XX XX ) 22 1 Januari 535,23 571,01 35, ,20 2 Februari 413,01 571, Maret 580,98 571,01 9,97 99,40 4 April 640,3 571,01 69, ,10 5 Mei ,01 577, ,44 6 Juni 441,1 571,01 129, ,60 7 Juli 55,84 571,01 515, ,12 8 Agustus 423,62 571,01 147, ,81 9 September 755,81 571,01 184, ,04 10 Oktober 606,07 571,01 35, ,20 11 November 278,22 571,01 292, ,98 12 Desember 972,98 571,01 401, ,88 Jumlah ,77 Sumber: Data Diolah (2017) (kebutuhan rata rata kebutuhan )2 Standar Deviasi = jumlah periode 1 = , = ,77 11 = 86536,70 = 294,17 Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa Toko Creative Interior memenuhi permintaan sebanyak 95% dan persediaan pengaman sebesar

19 5%, maka safety factor berdasarkan tabel safety level dan safety factor adalah sebesar 1,65. Maka perhitungan safety stock adalah sebagai berikut: Safety stock = ssssssssssss ffffffffffff ssssssssssssssss dddddddddddddddddd kebutuhan inventori = 1,65 294,17 = 485,38 m2 Jadi, persediaan pengaman atau safety stock yang perlu diantisipasi oleh Toko Creative Interior adalah sebesar 482,38 m Reorder Point Toko Creative Interior memiliki waktu tunggu pemesanan sampai barang tiba ke lokasi selama 3 minggu atau 21 hari. Dengan demikian lead time yang dibutuhkan oleh Toko Creative Interior adalah selama 21 hari. Rata-rata jumlah hari kerja karyawan di Toko Creative Interior adalah 300 hari dalam setahun. Sebelum melakukan perhitungan untuk mencari reorder point, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan permintaan persediaan per hari dengan cara sebagai berikut: D d = Jumlah hari kerja per tahun 7675,49 m2 = 300 = 25,58 m2 Dapat diketahui bahwa jumlah permintaan persediaan per hari adalah 25,58 m2. Setelah itu maka perhitungan reorder point adalah sebagai berikut: ROP = (d L) + bbbbbbbbbbbb ssssssssss = (25,58 m2 21) + 485,38 m2 = 1022,56 m2

20 Dengan demikian, Toko Creative Interior harus melakukan pemesanan kembali pada tingkat jumlah persediaan sebesar 8159,38 m Perbandingan TIC antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka telah diketahui perbandingan total biaya persediaan (TIC) antara kebijakan Toko Creative Interior dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Rincian perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 4.5 Perbandingan Kebijakan Toko Creative Interior Dengan Metode EOQ No Keterangan Kebijakan Toko Creative Interior Metode EOQ 1 2 Pembelian rata-rata persediaan Total biaya persediaan (TIC) 1535,098 m2 4970,46 m2 Rp Rp ,84 3 Frekuensi pemesanan Persediaan pengaman (safety stock) - 482,38 m2 5 Pemesanan kembali (reorder point) Sumber: Data Diolah (2016) ,56 m2 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa total biaya persediaan (TIC) yang dikeluarkan oleh Toko Creative Interior adalah sebesar Rp , sedangkan menggunakan metode EOQ adalah Rp ,84. Penghematan biaya persediaan yang dapat dilakukan adalah sebesar Rp ,16. Kendala yang dialami oleh Toko Creative Interior sehingga tidak dapat mengaplikasikan metode EOQ adalah terbatasnya luas gudang yang dimiliki.

21 Selama ini Toko Creative Interior tidak memiliki waktu pemesanan persediaan yang terjadwal dan hanya melakukan pemesanan apabila stok persediaan di gudang telah menipis atau habis.

22 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan total biaya persediaan antara kebijakan Toko Creative Interior dengan metode EOQ, dapat disimpulkan bahwa: 1. Jumlah pembelian persediaan rata-rata apabila Toko Creative Interior menggunakan metode EOQ adalah 4970,46 m2. 2. Jumlah frekuensi pembelian persediaan Toko Creative Interior dalam 1 periode apabila menggunakan metode EOQ adalah 2 kali. 3. Total biaya persediaan apabila Toko Creative Interior menggunakan metode EOQ adalah Rp , Jumlah safety stock yang harus diantisipasi Toko Creative Interior apabila menggunakan metode EOQ adalah 482,38 m2. 5. Jumlah reorder point yang harus diperhatikan oleh Toko Creative Interior apabila menggunakan metode EOQ adalah 1022,56 m Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama pihak Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: 1. Toko Creative Interior sebaiknya menerapkan metode EOQ karena berdasarkan perhitungan total biaya persediaan yang telah dilakukan, maka penghematan yang dapat dilakukan Toko Creative Interior apabila meneraptkan metode EOQ adalah sebesar Rp ,16.

23 2. Apabila Toko Creative Interior menerapkan metode EOQ, maka Toko Creative Interior juga dapat mengatahui jumlah persediaan pengaman atau safety stock dan juga titik pemesanan kembali (reorder point) yang dimana sebelumnya tidak mendapat perhatian khusus. 3. Toko Creative Interior sebaiknya memperluas luas gudang yang dimiliki sebagaimana kendala yang dimiliki Toko Creative Interior dalam menerapkan metode EOQ karena luas gudang.

LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Total Kebutuhan Bahan Baku (D) Frekuensi Pemesanan (F) Lead Time. Biaya Pemesanan (OC) Biaya Penyimpanan (CC)

LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Total Kebutuhan Bahan Baku (D) Frekuensi Pemesanan (F) Lead Time. Biaya Pemesanan (OC) Biaya Penyimpanan (CC) LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Informan Informan Kunci: Pemilik Usaha Fokus Pertanyaan Jenis Barang Total Kebutuhan Bahan Baku (D) Frekuensi Pemesanan (F) Lead Time Biaya Pemesanan (OC) Biaya Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai hal tersebut, tentu ada banyak hal yang perlu. perusahaan mencapai kesuksesan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai hal tersebut, tentu ada banyak hal yang perlu. perusahaan mencapai kesuksesan yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha telah memasuki tahap persaingan yang semakin ketat dengan munculnya pelaku-pelaku usaha baru yang berpartisipasi dalam berbagai bidang dunia usaha. Setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah UKM yang bergerak di sektor kuliner yaitu kafe

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang memiliki model bisnis waralaba (franchise). Menurut Karamoy berpendapat lain dan menyatakan bahwa: Waralaba

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang memiliki model bisnis waralaba (franchise). Menurut Karamoy berpendapat lain dan menyatakan bahwa: Waralaba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia sangatlah pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya perusahaanperusahaan lokal yang berdiri,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan. Dengan

BAB II KERANGKA TEORI. perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan. Dengan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan. Dengan

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan atau organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan fashion dalam berbusana di kalangan masyarakat tak terelakkan lagi, salah satunya busana muslim. Busana muslim merupakan salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci

menghitung EOQ Menghitung EOQ

menghitung EOQ Menghitung EOQ menghitung EOQ Menghitung EOQ Menghitung EOQ secara Matematis TAC : Total biaya persediaan tahunan (Total Annual Inventory Cost) TOC : Total biaya pesan (Total ordering cost) TCC : Total biaya simpan (total

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Bab 8 Manajemen Persediaan

Bab 8 Manajemen Persediaan Dasar Manajemen Keuangan 110 Bab 8 Manajemen Persediaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan jenis persediaan, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, jenis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan menggunakan perhitungan angka dalam menentukan keputusan yang akan di ambil oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 151 160. ANALISIS PERSEDIAAN DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK DI PT. PEMBANGKIT LISTRIK X Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 15-27 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan PD. Harapan Baru adalah sebuah perusahaan yang dijalankan dengan proses utamanya ialah membeli dan menjual barang elektronik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Ikan Higienis Pejompongan Jakarta Pusat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 hingga Mei 2013. 3.2

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siska dan Syafitri (2014) mengemukakan bahwa pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan, di mana sejumlah barang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini bisnis di Indonesia berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

PENERAPAN REORDER POINT UNTUK PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ALAT PABRIK KELAPA SAWIT PADA PT. SWAKARYA ADHI USAHA KABUPATEN BANYUASIN

PENERAPAN REORDER POINT UNTUK PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ALAT PABRIK KELAPA SAWIT PADA PT. SWAKARYA ADHI USAHA KABUPATEN BANYUASIN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Maret 2015, h. 21-30 PENERAPAN REORDER POINT UNTUK PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ALAT PABRIK KELAPA SAWIT PADA PT. SWAKARYA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang beralamat di Dusun Gebangan RT 02 RW 02 Kelurahan Putat, Kecamatan Purwodadi, Kaubapten

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU J. Agroland 20 (2) : 131-137, Agustus 2013 ISSN : 0854-641X ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU Analysis of Soybeans Raw Material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali IDA BAGUS MANIK BRAHMANDHIKA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah

Lebih terperinci