MODEL PENGUKURAN HUMANWARE UNTUK PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PENGUKURAN HUMANWARE UNTUK PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA"

Transkripsi

1 1 MODEL PENGUKURAN HUMANWARE UNTUK PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA Windarti Listyarini, Udisubakti Ciptomulyono, dan Dewanti Anggrahini Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya ; dewanti@ie.its.ac.id PDAM Surya Sembada Kota Surabaya adalah operator air minum perpipaan terbesar di Indonesia. Peta permasalahan yang ditemukan oleh Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia) yang dilihat dari aspek kinerja manajemen mengindikasikan rendahnya kualitas sumber daya manusia, seperti kurangnya wawasan dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. Penelitian ini diawali dengan penentuan kriteria kecanggihan humanware dan kriteria SOA humanware yang diikuti dengan pembuatan kuisioner. Proses pengambilan sampel melibatkan sejumlah objek penelitian pada departemen teknis dan TSI dikarenakan kedua bagian ini dianggap memiliki gap tingkat derajat yang mewakili permasalahan sumber daya manusia pada PDAM. Pengukuran tingkat kecangihan humanware dihitung dengan menggunakan metode teknometrik yang dikembangkan oleh UNESCAP. Penilaian derajat kecanggihan disesuaikan dengan penilaian kinerja yang ada pada PDAM, yakni dengan menggunakan skala 1-5 yang tiap-tiap skala mewakili tingkat derajat kepentingan. Sedangkan untuk pembobotan tiap kriteria dan sub kriteria menggunakan metode AHP. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecanggihan departemen teknis lebih tinggi dibandingkan dengan TSI dengan tingkat kecanggihan sebesar 1,42 sementara bagian TSI memiliki skor 1,31. Usulan rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan jawaban dengan nilai bobot tertinggi dan terendah karena dianggap mewakili kondisi eksisting. Dari hasil analisa, maka usulan rekomendasi untuk bagian teknis adalah meningkatkan kemampuan menghadapi resiko dan orientasi waktu. Rekomendasi untuk bagian pemeliharaan adalah memperbaiki orientasi bekerja sama dan kreatifitas. Bagian TSI menghasilkan dua rating tertinggi dengan meningkatkan orientasi berpikir dan kemampuan menghadapi resiko. Sementara rekomendasi yang dihasilkan dari nilai bobot terendah adalah orientasi waktu. Kata kunci : assesment, AHP, humanware, PDAM, teknometrik I. PENDAHULUAN PDAM Surya Sembada Kota Surabaya saat ini adalah operator air minum perpipaan terbesar di Indonesia. Peta permasalahan yang ditemukan oleh Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia) [2] pada tahun 2010 dilihat dari aspek kinerja manajemen adalah adanya penurunkan kinerja perusahaan serta efisiensi dalam bekerja sehingga mengakibatkan dalam penananganan sistem jaringan yang ada, pegawai tidak cukup tanggap. Selain itu dari prinsip kualitas sumber daya manusia seperti kurangnya wawawan dan pengetahuan teknologi yang dimiliki dianggap sebagai ketidaksiapan sumber daya manusia dalam membuat terobosan baru. Pada tahun 2012 tingkat kebocoran air PDAM Surya Sembada Kota Surabaya mencapai 34% dari total produksi per tahun [3] ( kapasitas produksi m 3 /dtk. Dari aspek SDM, kondisi PDAM yang sering mengalami kebocoran pipa sering dikaitkan dengan ketidaksiapan dari SDM sehingga dalam menangani daerah kebocoran yang terkesan lambat. Pada tahun 2014 PDAM Surya Sembada Surabaya yakin mampu menekan kebocoran hingga 30%. Untuk dapat menurunkan tingkat kehilangan air yang disebabkan karena kebocoran pipa, diperlukan perencanaan konsep jangka pendek dan jangka panjang yang disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang ada pada PDAM. Selain itu, diperlukan pula komitmen mulai dari top manajemen (direksi) dan seluruh staf pelaksana baik di bidang teknik maupun administrasi bahwa program ini adalah program bersama, serta dukungan dari stakeholder. Terlebih PDAM harus memiliki personil yang mampu melaksanakan program yang terkait dalam bidang masing masing dan memiliki SDM yang mampu mencari terobosan baru. Selain itu perlu dicamkan oleh pihak manajemen PDAM bahwa program penurunan tingkat kehilangan air sama dengan melaksanakan manajemen di bidang lainnya, di mana perencanaan, operasional/pelaksanaan, evaluasi, monitoring/control, harus dilaksanakan secara terus menerus dengan mempergunakan SOP secara konsekuen. Kebijakan tersebut mendorong perusahaan untuk selalu meningkatkan manajemen SDM untuk perbaikan kinerja perusahaan. Lebih jauh, fokus pengetahuan dan keterampilan karyawan sebaiknya terus diperluas sesuai dengan tuntutan perubahan, sehingga tidak hanya menyangkut keterampilan kerja dibidang tugasnya, namun mampu mencakup pengetahuan tentang proses-proses kerja yang lebih kompleks, seperti kompetensi dalam hal inovasi. Dengan demikian nilai perusahaan akan meningkat secara berkelanjutan, jika setiap anggota dan organisasi tersebut mampu menumbuh kembangkan pengetahuan yang dimiliki untuk memaksimumkan manfaat dan keberadaan teknologi yang dimiliki oleh PDAM.

2 2 Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka dapat dimulai dari perbaikan SDM yang dilihat dari tingkat kecanggihan humanware yang ada pada perusahaan. Cara yang digunakan yakni dengan menentukan kriteriakriteria tingkat kecanggihan humanware yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai penilaian perusahaan terhadap sumber daya manusia. Penilaian derajat kecanggihan ini disesuaikan dengan penilaian kinerja yang ada pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, yakni dengan menggunakan skala 1-5 yang tiaptiap skala mewakili tingkat derajat kepentingan. Nilai 1 untuk tingkat derajat kecanggihan paling rendah (tidak memiliki kompetensi sesuai standar penilaian) sampai pada nilai skala 5 yang memiliki derajat kecanggihan paling tinggi (memiliki kompetensi diatas kriteria kompetensi). Serta pemberian rekomendasi saran perbaikan bagi perusahaan kedepannya. Pembatasan masalah dilakukan pada departemen teknis dan Teknologi Sistem Informasi (TSI) dikarenakan pada kedua bagian ini memiliki gap tingkat derajat yang dianggap mewakili permasalahan sumber daya manusia yang ada pada PDAM. Kemudian, untuk penilaian pembobotan kriteria-kriteria pada humanware, diusulkan dengan menggunakan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP adalah suatu metode yang dapat merumuskan masalah yang kompleks agar dapat diuraikan ke dalam beberapa kelompok sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP tidak hanya bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang terbaik tetapi juga memberikan dasar yang kuat bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan yang terbaik. Dalam penelitian ini adalah pengukuran tingkat kecanggihan difokuskan pada komponen humanware dari keempat kontribusi komponen teknologi yang meliputi technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Adapun pengukuran tingkat derajat humanware dilakukan pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya untuk departemen teknis dan TSI. II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Konsep Pengukuran Teknologi Teknologi didefinisian sebagai pengetahuan, produk, proses, cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan dalam menghasilkan nilai tambah bagi pemenuhan kebutuhan manusia. (Khalil, 2000). Selain itu, (Ramanathan, 2003) menyebutkan teknologi merupakan integrasi antara keempat komponennya yaitu: Technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Komponen technoware (T) berkaitan dengan peralatan manual, fasilitas terintegrasi. II.2 Manajemen Teknologi Manajemen teknologi merupakan bidang kajian interdisipliner yang mengintegrasikan iptek dan pengetahuan/teori manajemen dan prakteknya untuk menciptakan kesejahteraan (wealth creation). Hal ini dikarenakan manajemen teknologi menggabungkan antara penelitian, pengembangan, desain, manajemen, serta berbagai macam ilmu lainnya menjadi satu kesatuan utuh. II.3 Teknologi Dalam Sistem Industri Teknologi merupakan core business dari suatu perusahaan. Semakin berkembangnya industri di dunia, mendukung perubahan teknologi yang bersifat manual menjadi semi-otomsi atau bahkan fully-otomasi. Dalam rangka pemenuhan kebetuhan konsumen dan juga untuk meningkatkan kualitas daya saing, mengakibatkan teknologi yang dikembangkan juga semakin beragam. II.4 Audit Teknologi Audit teknologi merupakan kegiatan [4] sistematis yang memiliki tujuan untuk membandingkan aset teknologi (humanware, infoware, technoware, dan orgaware) yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan dengan kriteria/standar yang telah ditentukan. Dalam pengembangan audit teknologi, terdapat suatu metode yang dikenal dengan nama teknometrik. Teknometrik merupakan suatu alat pengukuran kualitatif pada kualitas teknologi atau kecanggihan teknologi yang digunakan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan produk [5]. Langkah penyusunan metode teknometrik adalah: 1. Memperkirakan Derajat Sophistication. Prosedur penilaian (scoring) yaitu menentukan batas atas (UTi) dan batas bawah (LTi) dari derajat sophistication suatu komponen-komponen teknologi. Dengan nilai pembatas adalah untuk semua batas atas 9 dan untuk semua batas batas bawah Menilai State Of the Art Prosedur penilaian state-of-the-art adalah menggunakan kriteria spesifik sistem rating state-of-the-art. Maka, rating state-of-the-art dari humanware, dapat diketahui. Perhitungan State-of-the-art untuk item i dari humanware adalah : hjl SH j 1/ 10 l lh dimana l = 1,2,,lh Hj l = nilai kriteria ke 1 untuk humanware kategori ke j 3. Menentukan Kontribusi Komponen Teknologi atau Normalisasi. Berdasarkan pada pengetahuan tentang batas level sophistication dan rating state of the art maka pada langkah ketiga ini data kontribusi komponen kemudian dihitung dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut. Hj = [Lhj + SHj (UHj LHj)] Dimana : LHj batas komponen humanware kategori j SHj : state of the art komponen humanware kategori j Uhj : batas bawah komponen i kategori j II.5 Manajemen Sumber Daya Manusia Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada metode yang dikembangkan oleh UNESCAP (United Nation Economics and Social Commision for Asia amd the Pasific, 1989) dengan enam kriteria yang meliputi kreativitas, orientasi berpikir, orientasi bekerja sama, orientasi efisiensi, kemampuan dalam menghadapi resiko, serta orientasi waktu. Definisi

3 3 mengenai keenam kriteria tersebut akan dijelaskan pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Definisi Tiap Kriteria Kecanggihan Humanware No Kriteria Sub Kriteria Model Kompetensi Definisi 1 Kreatifitas orientasi berpikir Orientasi bekerja sama Orientasi efisiensi Kemampuan dalam menghadapi resiko Orientasi waktu Sumber : (Wiratmadja, 2010) [6] Kemampuan berpikir analitis Kemampuan berpikir konseptual Keahlian teknis/profesional/manaje rial Tingkat inovasi Orientasi Berpikir Sifat kompetitif - Kemampuan dalam mengorganisasi serta kesadaran terhadap lingkungan Pemahaman personal Kemampuan dalam bekerja sama Nilai etika Orientasi melakukan efisiensi Disiplin - Pengelolaaan Sumber Daya Inisiatif Komitemen Fleksibel Sikap percaya diri Orientasi masa depan perencanaan serta pengorganisasian II.6 Peformance Appraisal PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Penilaian kinerja pada PDAM dilakukan oleh departemen SDM setiap satu tahun sekali dengan standar penilaian seperti pada Tabel 2 berikut Tabel 2 Standar Penilaian Kinerja Pada PDAM Surabaya INTEVAL PENILAIAN KATEGORI KETERANGAN 4,200 5,00 MT Menjadi Teladan 3,400 4,20 M Memuaskan 2,600 3,40 PMK Potensi Masih Dapat Dikembangkan 1,800 2,60 PMP Perlu Mendapat Perhatian 1,000 1,80 PMPK Perlu Mendapat Perhatian Khusus Sumber : (Departemen SDM PDAM Surabaya) II.7 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan alat pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah keputusan yang Kemampuan untuk memahami situasi dan memecahnya menjadi beberapa bagian atau menelusuri adanya suatu keterlibatan dalam membaca situasi dengan pendekatan sebab-akibat Kemampuan dalam memahami situasi atau masalah dalam waktu bersamaan, melihatnya sebagai suatu gambaran yang didalamnya terdapat identifikasi pola atau hubungan antar situasi, kemampuan dalam mengidentifikasi inti permasalahan Mempertanyakan tentang pendekatan konvensional, mengeksplorasi alternatif dan menanggapi tantangan dengan solusi inovatif, kemampuan dalam menggunakan intuisi, mampu bereksperimentasi dan berperspektif. Penguasaan tentang pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan (dapat bersifat teknis, profesional, atau manajerial), dan motivasi untuk memperluas, menggunakan, dan mendistribusikan pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan untuk orang lain. Perhatian untuk bekerja dengan baik atau untuk bersaing dengan standar keunggulan. Kemampuan dalam merumuskan strategi untuk mencapai keuntungan melalui optimalisasi dari pendapatan. Kemapuan dalam memahami struktur, tugas dan budaya organisasi serta isu-isu politik, sosial dan ekonomi, untuk mencapai hasil yang baik Kemampuan untuk mendengar secara akurat dan memahami pikiran-pikiran tak terucap atau sebagian yang tidak dapat diungkapkan, perasaan, dan keprihatinan orang lain. Sebuah niat tulus untuk bekerja sama dengan orang lain, untuk menjadi bagian dari tim, untuk bekerja sama sebagai lawan untuk bekerja secara terpisah atau kompetitif. Membina dan mendukung prinsip-prinsip dan nilai-nilai organisasi dan Pelayanan Publik secara keseluruhan Sebuah drive yang mendasari untuk mengurangi ketidakpastian di sekitarnya. Sikap hormat, patuh baik terhadap perarturan tertulis atau aturan tidak tertulis, dan mampu menerapkannnya. Kemampuan untuk memastikan penggunaan yang efektif, efisien dan sustainable sumber daya yang menggunakan Layanan Publik dan aset, sumber daya manusia dan keuangan, dan informasi bisnis. Sebuah preferensi yang digunakan untuk mengambil tindakan, melakukan sesuatu yang lebih dari yang dibutuhkan atau diharapkan dalam pekerjaan, melakukan hal-hal sebelum ada yang meminta sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan atau mampu menemukan atau menciptakan peluang baru. kemampuan inidividu dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku sendiri dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan organisasi, dalam rangka untuk mempromosikan tujuan organisasi atau memenuhi kebutuhan organisasi. Kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja secara efektif dengan berbagai situasi, individu, atau kelompok. Kemampuan untuk memahami dan menghargai perspektif yang berbeda dan berlawanan pada masalah. Keyakinan seseorang dalam menyelesaikan tugas Mengembangkan dan menginspirasi komitmen sesuai dengan visi keberhasilan, mendukung, mempromosikan dan menjamin keselarasan dengan visi dan nilai-nilai organisasi Mendefinisikan tugas dan tonggak dalam mencapai tujuan, dengan memastikan penggunaan sumber daya yang optimal untuk memenuhi tujuan tersebut kompleks. Hal ini dikarenakan AHP menggunakan struktur multi-level hirarkis tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif. III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Tahap Pengembangan Model Tahap pengembangan model diawali dengan penyusunan kriteria penilaian derajat kecanggihan humanware dan penyesuaian beserta alat ukurnya serta penyusunan kriteria state of the art humanware beserta alat ukur, dan penyesuaian persamaan keduanya. III.1.1 Pengembangan Kriteria Penilaian Derajat Kecanggihan Humanware dan Penyesuaian Dalam pengembangan kriteria penilaian derajat kecanggihan digunakan suatu alat ukur terdiri dari kriteria penilaian yang meliputi kriteria tipe pekerjaan, tipe

4 4 pengambilan keputusan, usaha mental, tingkat pelatihan, kategori pekerjaan, serta tingkat pendidikan. III.1.2 Pengembangan Kriteria Penilaian State Of The Art Humanware Pada tahapan sebelumnya, setelah tersusun model kecanggihan humanware yang dikembangkan oleh (UNESCAP, 1989) maka untuk menentukan kriteria state of the art, model dari UNESCAP akan digabungkan sebagai masukan dalam menentukan kriteria state of the art. Setelah itu, langkah selanjutnya yaitu membuat alat ukur. Penyusunan alat ukur disesuaikan dengan definisi dan kriteria dari state of the art humanware. Penilaian state of the art humanware yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan standar pengukuran kinerja yang ada pada PDAM. Tabel 3 Penilaian State Of Art Dari Aspek Humanware Nilai Definisi 1 Masing-masing kriteria humanware tidak memiliki kompetensi sesuai standar 2 Masing-masing kriteria humanware memiliki kompetensi dibawah rata-rata 3 Masing-masing kriteria humanware berada pada setara dengan standar 4 Masing-masing kriteria humanware berada sedikit diatas rata-rata Masing-masing kriteria humanware memiliki kompetensi yang tinggi 5 (memiliki derajat kecanggihan paling tinggi) III.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap pengumpulan dan pengolahan data terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama dimulai dengan penentuan objek penelitian, penyebaran kuisioner, dan yang terakhir adalah tahapan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). III.2.1 Penentuan Responden Responden untuk pengukuran batas nilai atas dan nilai bawah dari penentuan derajat kecanggihan humanware terdiri dari para Kepala dan staff dari departemen pengelolaan SDM karena dianggap memiliki kapabilitas dalam memberikan penilaian. Sementara untuk kuisioner kedua tentang penilaian state of the art, objek penelitian akan diberikan kepada bagian teknis dan sistem informasi yang ada pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. III.2.2 Penyebaran Kuisioner Sampel penelitian dilakukan pada staff departemen teknis (objek penelitia terbagi menjadi 12 orang pada bagian teknis dan yang berjumlah 8 orang pada bagian pemeliharaan) dan staff tetap pada bagian TSI yang berjumlah 7 orang pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. III.2.3 Pengolahan Data Pengolahan data penelitian ini dimulai dari pembagian kuisioner yang berisi tentang kriteria pengukuruan untuk kecanggihan humanware kepada pegawai tiap departemen. Kemudian hasil kuisioner tersebut diolah untuk mendapatkan bobot kepentingan setiap kriteria dengan menggunakan AHP. Setelah itu, dilakukan identifikasi untuk mengetahui bobot kriteria paling tinggi dan paling rendah untuk tiap-tiap bagian. Untuk pengolahan data SOA setelah didapatkan nilai bobot untuk setiap kriteria, dilanjutkan dengan perhitungan teknometrik sesuai dengan data peformance appraissal yang terdapat pada departemen SDM untuk mendapatkan nilai skor dan nilai SOA. Setelah itu, baru diketahui kriteria mana yang memiliki nilai SOA tertinggi dan terendah untuk tiap bagian. III.3 Analisis dan Intepretasi Data Setelah tahap pengambilan dan pengolahan data selesai, maka akan dilanjutkan dengan tahap analisis dan intepretasi data. Pada tahap ini akan dilakukan analisis pembobotan kriteria dan sub kriteria dan analisis hasil pengolahan data. III.4 Tahap Akhir Pada tahap akhir ini berisi tetang kesimpulan dan saran dari pengolahan data yang telah diolah pada bab sebelumnya sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian dan juga akan diberikan rekomendasi saran perbaikan dalam pengelolaan sumber daya manusia pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.. IV. HASIL DAN DISKUSI IV.1 Pembobotan Kriteria Kecanggihan Humanware Dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada penelitian ini digunakan metode AHP untuk memberikan nilai bobot dari kriteria kriteria kecanggihan humanware yang disepakati oleh objek penelitian. Hasil pembobotan kriteria tersebut ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Perbandingan Bobot Untuk Tiap Kriteria Bobot tiap bagian untuk tiap kriteria Kriteria Informasi Teknis Pemeliharaaan Tipe pekerjaan 0,226 0,134 0,134 Tipe pengambilan keputusan 0,122 0,121 0,152 Usaha mental 0,09 0,173 0,113 Tingkat Pendidikan 0,098 0,19 0,208 Pelatihan 0,219 0,251 0,205 Kategori pekerja 0,244 0,13 0,189 Berdasarkan rekapitulasi pengolahan data didapatkan bobot kriteria tertinggi untuk bagian teknis ada pada kriteria pelatihan sementara kriteria yang memiliki bobot paling rendah ada pada tipe pengambilan keputusan. Pada bagian pemeliharaan, kriteria dengan bobot tertinggi ada pada tingkat pendidikan sementara kriteria dengan nilai bobot terendah ada pada usaha mental. Kriteria pelatihan yang memiliki kepentingan paling tinggi sesuai dengan data individu yang diisi oleh objek penelitian dari departemen teknis yang terlihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Hasil Rekapitulasi Dokumen Individu Departemen Teknis Frekuensi pelatihan Durasi pelatihan Tidak 5 thn sekali 3-5 thn 1-3 thn 1 thn pernah Tidak 1 minggu bulan pernah minggu minggu

5 5 Jenis pelatihan Tidak pernah Tidak bersetifikasi Sertifikasi lokal Sertifikasi nasional Sertifikasi internasional Dilihat dari kriteria yang memiliki tingkat kepentingan paling rendah, yaitu ada pada tipe pengambilan keputusan dan usaha mental. Hal ini sesuai dengan hasil rekapitulasi individu seperti pada Tabel 6. Tingkat pendikan juga turut mempengaruhi pengambilan keputusan yang dibuat dan juga usaha mental yang dilakukan. Tabel 6 Hasil Rekapitulasi Dokumen Individu Departemen Teknis Pendidikan formal terakhir SD/SMP/SMA D3 S1 S2 S Pada departemen TSI, nilai kriteria dengan bobot tertinggi ada pada kategori pekerja dan paling rendah ada pada kriteria tipe pengambilan keputusan. Kondisi ini sesuai dengan dokumen individu yang didapatkan untuk kategori pekerja seperti yang ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Rekapitulasi Dokumen Individu Departemen TSI Kategori pekerja Tidak bekerja Tidak terampil Semi terampil Ahli terampil Sementara itu, nilai kepentingan terendah untuk bagian TSI ada pada pengambilan keputusan. Berdasarkan rekapitulasi data individu, objek penelitian melakukan pengambilan keputusan kurang dari 25% dari rentang 0-100%. IV.2 Pembobotan State Of The Art Tabel 8 berikut memperlihatkan hasil dari pembobotan state of the art untuk masing-masing bagian dengan menggunakan pendekatan AHP. Tabel 8 Pembobotan State Of The Art Bobot tiap bagian untuk tiap kriteria Kriteria Informasi Teknis Pemeliharaan kreatifitas 0,172 0,195 0,095 orientasi berpikir 0,15 0,142 0,142 orientasi bekerja sama 0,166 0,237 0,225 orientasi efisiensi 0,17 0,144 0,185 kemampuan menghadapi resiko 0,2 0,267 0,183 orientasi waktu 0,141 0,097 0,169 Pengukuran state of the art selanjutnya yakni dengan menghitung besarnya normalisasi bobot yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan: Normalisasi bobot = skor / SOA Rating = Normalisasi bobot x bobot. IV.2.1 Teknometrik Departemen Teknis Pada tahap ini, dilakukan penilaian terhadap skor dan SOA untuk masing masing bagian yang diperoleh berdasarkan data penilaian kinerja pada bagian SDM. Tabel 9 akan memperlihatkan perhitungan teknometrik pada departemen teknis yang terbagi menjadi bagian teknis dan pemeliharaan. Tabel 9 Perhitungan Teknometrik Departemen Teknis Bagian Teknis Kriteria Skor SOA Normalisasi bobot Bobot Skor Rating kreatifitas 5 3 1,67 0,195 0,33 orientasi berpikir 5 3 1,67 0,142 0,24 orientasi bekerja sama 5 4 1,25 0,237 0,30 orientasi efisiensi 5 4 1,25 0,144 0,18 kemampuan menghadapi resiko 5 4 1,25 0,267 0,33 orientasi waktu 5 4 1,25 0,097 0,12 TOTAL 1,372 Bagian Pemeliharaan Kriteria Skor SOA Normalisasi bobot Bobot Skor Rating kreatifitas 5 3 1,67 0,095 0,158 orientasi berpikir 5 3 1,67 0,142 0,237 orientasi bekerja sama 5 4 1,25 0,225 0,281 orientasi efisiensi 5 4 1,25 0,185 0,231 kemampuan menghadapi resiko 5 4 1,25 0,183 0,229 orientasi waktu 5 4 1,25 0,169 0,211 TOTAL 1,3475 Pada bagian teknis, nilai skor tertinggi ada pada kemampuan menghadapi resiko dan nilai terendah ada pada orientasi waktu. Sementara untuk bagian pemeliharaan, kriteria dengan nilai tertinggi ada pada orientasi bekerja sama dan nilai dengan bobot terendah ada pada kreativitas. IV.2.2 Teknometrik Departemen TSI Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan teknometrik pada departemen TSI yang ditampilkan pada tabel 10. Tabel 10 Perhitungan Teknometrik Departemen TSI Bagian TSI Normalisasi Kriteria Skor SOA Bobot Bobot Skor Rating kreatifitas 5 4 1,25 0,172 0,215 orientasi berpikir 5 3 1,67 0,15 0,25 orientasi bekerja sama 5 4 1,25 0,166 0,2075 orientasi efisiensi 5 4 1,25 0,17 0,2125 kemampuan menghadapi resiko 5 4 1,25 0,2 0,25 orientasi waktu 5 4 1,25 0,141 0,17625 total rating 1,31125 Pada hasil pengukuran teknometrik bagian TSI diperoleh dua kriteria dengan nilai tertinggi yaitu orientasi berpikir dan kemampuan menghadapi resiko. Sementara kriteria dengan nilai bobot terendah ada pada kriteriaorientasi waktu. IV.3 Tingkat Kecanggihan Humanware Tingkat kecanggihan humanware dihasilkan dari perkalian antara bobot yang diperoleh pada sub bab sebelumnya dan dikalikan dengan total rating tiap bagian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11 Perhitungan Tingkat Kecanggihan Humanware BAGIAN Rating Bobot Agregat Tingkat Kecanggihan TSI 1, , ,31125 Teknis 1,4929 0,5 0, Pemeliharaan 1,3475 0,5 0, , Berdasarkan hasil diperoleh hasil bahwa kondisi humanware pada kedua bagian memiliki kompetensi akan tetapi masih dibawah rata-rata.

6 6 IV.4 Rekomendasi Perbaikan Departemen Teknis Penyusunan rekomendasi perbaikan dilakukan berdasarkan kriteria dengan nilai bobot SOA tertinggi dan terendah. Bagian teknis dengan nilai bobot tertinggi, perbaikan yang dilakukan harus meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan atau mampu menetapkan skala priorias berdasarkan resiko yang akan diterima, memiliki kemampuan dalam menciptakan peluang baru, memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku dengan kebutuhan dan prioritas perusahaan, serta kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan standar. Sedangkan rekomendasi perbaikan dari kriteria terendah terkait dengan orientasi waktu dengan melakukan sharing knowledge, serta lebih mengembangkan budaya organisasi yang lebih terstruktur. Untuk bagian pemeliharaan, bobot tertinggi terkait dengan orientasi bekerja sama. Sehingga usulan perbaikan yakni dengan meningkatkan empati terhadap orang lain. Sedangkan usulan perbaikan yang didapatkan dari nilai bobot terendah adalah dengan dengan melakukan pelatihan, meningkatkan kualifikasi rekrutmen pegawai, dan meningkatkan dukungan dari top manajemen. IV.5 Rekomendasi Perbaikan Departemen TSI Rekomendasi perbaikan pada bagian TSI menghasilkan dua kriteria tertinggi. Rekomendasi pertama yang diberikan berkaitan dengan orientasi berpikir, terutama untuk kepekaan terhadap isu-isu global dan juga lebih meningkatkan orientasi pelayanan terhadap konsumen sehingga mampu mencapai optimalisasi pendapatan. Serta meningkatkan kompetensi yang berkaitan dengan komunikasi dan juga hubungan kerja yang baik antar internal perusahaan dan juga eksternal perusahaan. Usulan rekomendasi kedua yakni terkait upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi resiko. Objek penelitian harus meningkatkan kemampuan dalam memahami dan menghargai perspektif berbeda. Sementara itu, rekomendasi yang diberikan berdasarkan nilai bobot terendah yaitu dengan melakukan pelatihan, meningkatkan kualifikasi rekrutmen pegawai, dan meningkatkan dukungan dari top manajemen. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kriteria untuk mengukur tingkat kecanggihan humanware departemen teknis dan TSI adalah: tipe pekerjaan, tipe pengambilan keputusan, usaha mental, fleksibilitas, dan kategori pekerja. 2. Kriteria SOA humanware yang diukur besrerta nilai bobot setiap departemen : a. Bagian Teknis : kreativitas (0.195), orientasi berpikir (0,142), orientasi bekerja sama (0,237), orientasi efisiensi (0,144), kemampuan menghadapi resiko (0,267), orientasi waktu (0,097) b. Bagian pemeliharaan : kreativitas (0.095), orientasi berpikir (0,142), orientasi bekerja sama (0,255), orientasi efisiensi (0,185), kemampuan menghadapi resiko (0,183), orientasi waktu (0,169) c. TSI kreativitas (0.172), orientasi berpikir (0,15), orientasi bekerja sama (0,166), orientasi efisiensi (0,17), kemampuan menghadapi resiko (0,2), orientasi waktu (0,141) 3. Kondisi tingkat kecanggihan humanware bagian teknis memiliki skor tingkat kecanggihan sebesar 1,42 sementara bagian TSI memiliki skor 1, Rekomendasi yang bisa diberikan untuk masingmasing bagian yaitu : a) Bagian teknis dengan meningkatkan kemampuan menghadapi resiko dan orientasi waktu dengan melakukan sharing knowledge, serta lebih mengembangkan budaya organisasi yang lebih terstruktur. b) Bagian pemeliharaan adalah dengan memperbaiki dalam hal orientasi bekerja sama dan kreativitas dengan melakukan pelatihan, meningkatkan kualifikasi rekrutmen pegawai, dan meningkatkan dukungan dari top manajemen. c) Bagian TSI menghasilkan dua rating tertinggi dengan meningkatkan orientasi berpikir dan kemampuan menghadapi resiko. Sementara rekomendasi yang dihasilkan dari nilai bobot terendah adalah orientasi waktu dengan melakukan sharing knowledge, serta lebih mengembangkan budaya organisasi yang lebih terstruktur DAFTAR PUSTAKA [1] UNESCAP, Technology Atlas Project : An Overview Of Framework For Technology. s.l.:s.n. [2] Perpamsi, Tirta Dharma Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia). [Online] Available at: [Diakses 27 Maret 2013]. [3] Anon., Surabaya Post Online. [Online] Available at: 1 April 2013]. [4] Gracia-Arreola, Javier, Technology Effectiveness Audit Model: A framework for Technology Auditing, s.l.: University of Miami. [5] Frankel Amnon, Technometrics Evaluation and rechnology Policy: The case of Bidoagnostic Kits In Israel. Elseiver Science, pp [6] Iwan Inrawan Wiratmadja, Riszha Gandjar, Measurement of Humanware Readiness Level in the Technology Transfer Process at Motorcycle Component Manufacturing Company. Asia Pacific Industrial Engineering and Management Systems Conference, Asia Pacific Regional Meeting of International Foundation for Production Research - Malaka.

PENGUKURAN HUMANWARE UNTUK PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA

PENGUKURAN HUMANWARE UNTUK PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA PENGUKURAN HUMANWARE UNTUK PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI PADA PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc Ko-Pembimbing Dewanti Anggrahini, ST, MT.

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO

ANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO ANALISA TINGKAT KECANGGIHAN HUMANWARE DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DI PABRIK GULA CANDI BARU, SIDOARJO Hana Catur Wahyuni, Udisubakti Ciptomulyono, Hari Supriyanto Jurusan Teknik Industri ITS Email :

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI SOPHISTICATED TECHNOLOGY MELALUI PENDEKATAN TEKNOMETRIK UNTUK STRATEGI BERSAING (STUDI KASUS : PT PETROKIMIA GRESIK)

ANALISIS PERFORMANSI SOPHISTICATED TECHNOLOGY MELALUI PENDEKATAN TEKNOMETRIK UNTUK STRATEGI BERSAING (STUDI KASUS : PT PETROKIMIA GRESIK) ANALISIS PERFORMANSI SOPHISTICATED TECHNOLOGY MELALUI PENDEKATAN TEKNOMETRIK UNTUK STRATEGI BERSAING (STUDI KASUS : PT PETROKIMIA GRESIK) Rina Sandora*, Udisubakti Ciptomulyono**, Hari Supriyanto*** Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL

PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL Rangga Romi Putra 1,*), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1,2) program Studi

Lebih terperinci

PENILAIAN TEKNOLOGI UNTUK MENENTUKAN POSISI TEKNOLOGI 2 INDUSTRI PEMBUAT SKOP DENGAN METODE TEKNOMETRIK

PENILAIAN TEKNOLOGI UNTUK MENENTUKAN POSISI TEKNOLOGI 2 INDUSTRI PEMBUAT SKOP DENGAN METODE TEKNOMETRIK PENILAIAN TEKNOLOGI UNTUK MENENTUKAN POSISI TEKNOLOGI 2 INDUSTRI PEMBUAT SKOP DENGAN METODE TEKNOMETRIK Retno Indriartiningtias 1, Resta Amijaya, dan Widi Nugroho Laboratorium Manajemen Industri Program

Lebih terperinci

Keywords: Technology management, Technometric, Technologi Contribution Coefficient (TCC), Analytical Hierarchi Process (AHP).

Keywords: Technology management, Technometric, Technologi Contribution Coefficient (TCC), Analytical Hierarchi Process (AHP). ASSESMENT TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI PRESS TOOL DI PT. KENZA PRESISI PRATAMA DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK Akbar Arsyad, Udisubekti Cipto Mulyono, Haryono Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

PENILAIAN TEKNOLOGI DENGAN METODE TEKNOMETRIK DI PT. INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY SOLO. Ratna Purwaningsih, Heru Prastawa, Zainal Fanani R 1

PENILAIAN TEKNOLOGI DENGAN METODE TEKNOMETRIK DI PT. INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY SOLO. Ratna Purwaningsih, Heru Prastawa, Zainal Fanani R 1 PENILAIAN TEKNOLOGI DENGAN METODE TEKNOMETRIK DI PT. INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY SOLO Ratna Purwaningsih, Heru Prastawa, Zainal Fanani R 1 ABSTRAK Dalam dunia industri yang terus menerus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya serap tenaga kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya serap tenaga kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, terutama ditinjau dari segi jumlah unit usaha dan daya serap tenaga kerja. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wacana tentang good corporate governace atau pemerintahan yang baik merupakan isu yang paling mengemuka belakangan ini. Tuntutan masyarakat agar Negara dijalankan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa materi yang ada di kamus kompetensi saat ini tidak terdapat pada materi yang ada dalam form penilaian saat ini sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MELALUI PENILAIAN KINERJA TEKNOLOGI

PERUMUSAN STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MELALUI PENILAIAN KINERJA TEKNOLOGI PERUMUSAN STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MELALUI PENILAIAN KINERJA TEKNOLOGI Ari Basuki Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura, e-mail:

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian 12 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2011. Pengamatan dan pengumpulan data akan dilaksanakan bulan Agustus 2011 di

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub

BAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agroindustri akan berdampak pada penciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub sektor agroindustri

Lebih terperinci

Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada UKM Keripik Buah Di Kota Batu

Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada UKM Keripik Buah Di Kota Batu Analisis Kontribusi Pada Keripik Buah Di Kota Batu Analysis of Contributions Component Technology In SME Fruit Chips In Batu City Sigit Prayitno 1) *, Imam Santoso 2), Usman Effendi 2) 1) Alumni Jurusan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOMETRIK (HUMANWARE) UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI SURABAYA PLAZA HOTEL

IMPLEMENTASI TEKNOMETRIK (HUMANWARE) UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI SURABAYA PLAZA HOTEL IMPLEMENTASI TEKNOMETRIK (HUMANWARE) UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI SURABAYA PLAZA HOTEL Hardianto Chandra 1 dan Mohamad Yusak Anshori 2 alwaysbehappiness@gmail.com 1 ; gm@sby.pphotels.com

Lebih terperinci

PENILAIAN TEKNOLOGI MENGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TEKNOMETRIK DI DEPARTEMEN PRODUKSI

PENILAIAN TEKNOLOGI MENGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TEKNOMETRIK DI DEPARTEMEN PRODUKSI PENILAIAN TEKNOLOGI MENGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TEKNOMETRIK DI DEPARTEMEN PRODUKSI Didik Eko Cahyono 1, Hana Catur Wahyuni 2 Abstract: Company that will conduct business development needs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan bertambah meningkatnya perkembangan ekonomi maka semakin bertambah pula perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Dalam perusahaan yang kegiatannya

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi

Lebih terperinci

Mengukur Kapabilitas Teknologi Industri Kecil Batik (Studi Kasus Batik Komar Bandung)

Mengukur Kapabilitas Teknologi Industri Kecil Batik (Studi Kasus Batik Komar Bandung) Performa (2010) Vol. 9, No.2: 11-18 Mengukur Kapabilitas Teknologi Industri Kecil Batik (Studi Kasus Batik Komar Bandung) Retno Indriartiningtias * Bidang Minat Manajemen Industri, Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN Penetapan Kriteria Harga Biaya Angkut Transportasi Bahan Bakar Solar... (Sopiah dkk) PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KINERJA CRA (CUSTOMER RELATION ASSISTANCE) DI PT. BANK X

ANALISIS EFEKTIVITAS TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KINERJA CRA (CUSTOMER RELATION ASSISTANCE) DI PT. BANK X ANALISIS EFEKTIVITAS TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KINERJA CRA (CUSTOMER RELATION ASSISTANCE) DI PT. BANK X Eduart Wolok Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-100

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-100 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-100 Identifikasi dan Pemodelan Sistem Pengkajian Makalah Menggunakan Pendekatan Berbasis Proses (Studi Kasus: Jurnal Sisfo) Chandra

Lebih terperinci

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta) JURNAL TEKNIK POMITS 2014 1 Peningkatan Pelayanan Bus Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta) Hasrina Puspitasari 1 dan Sardjito 2 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

Penilaian Kapasitas Organisasi

Penilaian Kapasitas Organisasi Penilaian Kapasitas Organisasi Lembar Penilaian Nama Organisasi: Alamat: Visi dan Misi: Aktivitas Utama: Tanggal Penilaian: Penilai: Skala Pemeringkatan 0 Tidak dapat diterapkan atau tidak tersedia cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis moneter yang masih melanda di Indonesia ini, industri industri di Indonesia harus berdaya

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 95 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis dan deskripsi data hasil penelitian pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peta potensi Learning Organization di BPSDM Hukum dan HAM

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada bidang telkomunikasi, teknologi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan tersebut didorong

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran Total Penerimaan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran Total Penerimaan Pajak BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pungutan pajak merupakan kontribusi terbesar dalam pendapatan negara. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah melaksanakan perannya dengan baik karena berhasil meningkatkan

Lebih terperinci

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1.1 Pengadilan telah mengumumkan visi, misi (tujuan), dan detil bagaimana memenuhi nilai dasar (seperti : aksesibilitas, aktualitas, dan keadilan). 1.2 Pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya persaingan dan kemajuan teknologi, menghadapkan perusahaan pada lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. Persaingan industri yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan

Lebih terperinci

Program Studi Magister Manajemen (Penyelenggara Fakultas Ekonomi)

Program Studi Magister Manajemen (Penyelenggara Fakultas Ekonomi) Program Studi Magister Manajemen (Penyelenggara Fakultas Ekonomi) Pengelola Program Magister Manajemen Ketua Program Studi : Prof. Dr. Dwi Kartini, Spec. Lic Sekretaris Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007 Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

Pernilaian Teknologi 2 Industri Pembuat Skop Dengan Metode Teknometrik

Pernilaian Teknologi 2 Industri Pembuat Skop Dengan Metode Teknometrik Jurnal Metris, 15 (2014): 89 96 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Pernilaian Teknologi 2 Industri Pembuat Skop Dengan Metode Teknometrik Abstract. Retno Indriartiningtias, Resta Amijaya, Widi Nugroho Laboratorium

Lebih terperinci

Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP

Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) PADA MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN LUMPUR BERBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) (STUDI

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ILVIA AULIA RACHMAH NIM : 2013411039 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. International Standar Organizaton (ISO) sebagai sebuah standard

BAB I PENDAHULUAN. International Standar Organizaton (ISO) sebagai sebuah standard BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbaikan secara terus menerus atau Continuous Improvement (CI) dalam sebuah organisasi sangat penting dilakukan guna untuk menjaga tingkat keunggulan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Pelayanan Kereta Komuter Surabaya-Lamongan Berdasarkan Preferensi Masyarakat

Arahan Peningkatan Pelayanan Kereta Komuter Surabaya-Lamongan Berdasarkan Preferensi Masyarakat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-174 Arahan Peningkatan Kereta Komuter Surabaya-Lamongan Berdasarkan Preferensi Masyarakat Wiratama Adi Nugraha dan Ir. Sarjito,

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dewasa ini, persaingan global semakin ketat. Tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menduduki peringkat ke-4 oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi dalam penilaian peringkat e-government di Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

Demikian surat permohonan ini saya ajukan, atas kesediaan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Demikian surat permohonan ini saya ajukan, atas kesediaan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih. Kepada Yth.Bapak/Ibu Di tempat Dengan Hormat, Sehubungan dengan tugas akhir skripsi yang sedang saya tempuh saat ini sebagai salah satu syarat ujian sidang sarjana S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan bisnis semakin ketat dan mendorong perusahaan untuk memberikan yang lebih kepada pelanggannya daripada yang diberikan pesaing. Mutu

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Kota Surabaya yang terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 3 Surabaya.

BAB 5 PENUTUP. Kota Surabaya yang terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 3 Surabaya. BAB 5 PENUTUP 5.1 SIMPULAN Penelitihan ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya yang terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 3 Surabaya. 1. Tujuan dilakukannya penelitihan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

PERAN AUDIT TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN STUDI KASUS: SISTEM PEMELIHARAAN JALAN KERETA API

PERAN AUDIT TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN STUDI KASUS: SISTEM PEMELIHARAAN JALAN KERETA API PERAN AUDIT TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN STUDI KASUS: SISTEM PEMELIHARAAN JALAN KERETA API Y. Sugiharto PT PAL Indonesia (Persero) Email: yantosgh@yahoo.com ABSTRAK Peran Teknologi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta 4.1.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan 4.1.1.1

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA Welin Kusuma 1, Patdono Suwignjo 1, Iwan Vanany 1 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - Pengantar Kerangka Kerja KPKU Tata Nilai KPKU KPKU KPKU BUMN adalah sistem penilaian yang dibuat Kementerian BUMN sebagai panduan untuk membangun, menata dan memperdayakan kesisteman dan sumberdaya Perusahaan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Maxfield vide Nazir (2003), studi kasus merupakan penelitian tentang status subjek penelitian yang

Lebih terperinci

Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada PDP Kahyangan Kabupaten Jember

Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada PDP Kahyangan Kabupaten Jember Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 20, ISBN : 9-02-9-- Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada PDP Kahyangan Kabupaten Jember Naning Retnowati ), Financia Mayasari

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

SEKILAS PPM MANAJEMEN

SEKILAS PPM MANAJEMEN SEKILAS PPM MANAJEMEN Sejarah Pendirian PPM Manajemen Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen Didirikan tanggal 3 Juli 1967 Sang Penggagas Prof. Dr. AM Kadarman, SJ Para Pendiri (ki-ka) Latar belakang

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja 33 Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja Agung Satiya Putrajati PENDAHULUAN P erusahaan dimanapun berada pastilah membutuhkan suatu manajemen dalam menjalankan aktivitas bisnis yang dijalankan.

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS Wahyuni, S.Si, MT Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Perkembangan TI yang semakin canggih dan

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 10 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 DAN BESAR BARANG DAN JASA 1 Halaman : 2 dari 10 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi. adalah salah satu faktor yang paling menonjol yang menentukan aturan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi. adalah salah satu faktor yang paling menonjol yang menentukan aturan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Manajemen Teknologi 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi Menurut Porter (1983) seperti dikutip Sahoo et al (2011) teknologi adalah salah satu faktor yang paling

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

Strategic Management for Government Organization. Yodhia Antariksa. Pusdiklat Spimnas. Bidang Kepemimpinan.

Strategic Management for Government Organization. Yodhia Antariksa. Pusdiklat Spimnas. Bidang Kepemimpinan. Strategic Management for Government Organization Yodhia Antariksa 1 Fasilitator Anda Yodhia Antariksa Master of Science in Human Resource Development, Texas A&M University under Fubright Scholarship Program

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan sistem informasi telah melewati 3 era evolusi model yang membawa perubahan bagi keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI, untuk setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

Fokus pada Pelanggan Penerimaan Produk Global

Fokus pada Pelanggan Penerimaan Produk Global Profil Perusahaan COADE mengembangkan perangkat lunak untuk meningkatkan mutu, efisiensi, keselamatan dan efektivitas biaya bagi mereka yang bekerja dengan rancang bangun pabrik. Untuk customer yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi sekarang ini berkembang dengan begitu pesatnya, sehingga segala bentuk arus informasi dapat dengan mudah diperoleh. Komputer selalu menghadirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci