V ILUSTRASI. λσ Terbukti. t T + = 2 η + λα. λ η+ λ σ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V ILUSTRASI. λσ Terbukti. t T + = 2 η + λα. λ η+ λ σ"

Transkripsi

1 11 t x( t) = X exp T T = η + λα. λσ Terbukti. Solusi optimal waktu eksekusi saham pada persamaan () menunjukkan bahwa dengan meningkatnya risiko volatilitas dan risk aversion maka nilai T akan semakin kecil artinya semakin tinggi risiko volatilitas dan semakin tidak berani seorang penjual mengambil risiko maka waktu eksekusi saham akan semakin cepat. Untuk mengetahui expected cost dan ragam dari suatu saham maka diperoleh fungsi objektif sebagai berikut: 1 X 1 λη σ E ( λ) = η = X T η + λα 1 α 1 σ η+ λα V( λ) = X σ T 1 X + =. σ T λ η+ λα (Bukti: lihat Lampiran 8) Jika λ, maka diperoleh: α T, σ 1 η X E, T V ασ X (Bukti: lihat Lampiran 9) (3) (4) (5) Persamaan (5) menunjukkan bahwa selama dalam perdagangan terdapat risk aversion (λ) yang semakin besar yaitu semakin besar tingkat penghindaran risiko maka waktu eksekusi saham, expected cost, dan ragam dalam perdagangan mempunyai nilai terbatas. 4. Peningkatan Risiko-Perdagangan Linear Kasus ini diasumsikan bahwa α = 0dan β 0, artinya ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan bergantung pada rata-rata perdagangan. Sehingga fungsi pada persamaan (18) menjadi: 4 P( v) = ηv + 3λβ v (6) (Bukti: lihat Lampiran 10) Karena fungsi pada persamaan (6) adalah fungsi yang monoton naik maka persamaan (6) mempunyai invers sebagai berikut: 1 η + 1λβ w η P ( w) =. (7) 6λβ (Bukti: lihat Lampiran 11) Selanjutnya dengan menggunakan solusi persamaan (19) diperoleh solusi optimal untuk waktu eksekusi saham sebagai berikut : T = η, (8) λ σ Persamaan (8) menunjukkan bahwa waktu eksekusi saham berbanding lurus dengan perubahan biaya likuiditas ( η ) artinya semakin besar perubahan biaya likuiditas maka waktu eksekusi akan semakin lama dan sebaliknya semakin kecil perubahan biaya likuiditas maka waktu eksekusi akan semakin cepat. Karena ketidakpastian biaya dalam perdagangan dipengaruhi oleh rata-rata perdagangan maka banyaknya saham optimal yang diperdagangkan diberikan oleh persamaan: 1 η 1 σ T X = =. 3 λσβ 3 β (9) V ILUSTRASI Untuk lebih memahami solusi optimal yang diperoleh maka hal tersebut digambarkan pada ilustrasi sebagai berikut: 5.1 Ilustrasi Solusi Peningkatan Risiko Perdagangan Konstan Waktu eksekusi optimal pada persamaan () menunjukkan bahwa semakin besar nilai η maka semakin besar pula nilai T artinya semakin besar perubahan biaya likuiditas maka saham akan semakin lama dieksekusi, sebaliknya semakin kecil nilai η maka semakin kecil pula nilai T artinya semakin kecil perubahan biaya likuiditas maka saham akan semakin cepat dieksekusi Misalkan diambil λ = 0.001, σ = dan α = 0.03, maka waktu eksekusi optimal untuk nilai perubahan biaya likuiditas yang berbeda diilustrasikan pada grafik di bawah ini:

2 1 Gambar 1 Grafik hubungan perubahan biaya likuiditas dengan waktu eksekusi optimal untuk solusi peningkatan risiko perdagangan konstan Selain itu pada solusi waktu eksekusi optimal persamaan () menunjukkan bahwa dengan meningkatnya risiko volatilitas (σ) maka nlai T akan semakin kecil artinya semakin tak terduga pergerakan harga saham maka waktu eksekusi saham akan semakin cepat. Sebaliknya semakin kecil risiko volatilitas (σ) maka nilai T akan semakin besar artinya semakin mudah pergerakan harga saham diduga maka waktu eksekusi saham akan semakin lama. Misalkan diambil η = 0.087, λ = dan α = 0.03 maka waktu eksekusi saham yang optimal untuk risiko volatilitas yang berbeda diilustrasikan pada grafik berikut Gambar Grafik hubungan risiko volatilitas dengan waktu eksekusi optimal untuk solusi peningkatan risiko perdagangan konstan Solusi waktu eksekusi optimal pada persamaan () juga menunjukkan bahwa dengan meningkatnya risk aversion (λ) maka nilai T akan semakin kecil artinya semakin tidak berani seorang penjual mengambil risiko maka waktu eksekusi saham akan semakin cepat, sehingga nilai expected cost akan semakin besar dengan nilai standar deviasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil risk aversion (λ) maka nilai T akan semakin besar artinya semakin berani seorang penjual mengambil risiko maka waktu eksekusi saham akan semakin lama, sehingga nilai expected cost akan semakin kecil dengan nilai standar deviasi semakin besar.

3 13 Misalkan diambil η = 0.087, σ = dan α = 0.03 maka waktu eksekusi saham yang optimal untuk risk aversion yang berbeda diilustrasikan pada grafik di bawah ini : Gambar 3 Grafik hubungan risk aversion dengan waktu eksekusi optimal untuk solusi peningkatan risiko perdagangan konstan Gambar 4 Grafik hubungan waktu eksekusi dengan expected cost yang dipengaruhi oleh risk aversion pada peningkatan risiko konstan Gambar 5 Grafik hubungan waktu eksekusi dengan standar deviasi yang dipengaruhi oleh risk aversion pada peningkatan risiko konstan

4 14 5. Ilustrasi Solusi Peningkatan Risiko Perdagangan Linear Persamaan (8) menunjukkan bahwa waktu eksekusi saham berbanding lurus dengan perubahan biaya likuiditas ( η ), artinya semakin besar perubahan biaya likuiditas maka waktu eksekusi akan semakin lama dan sebaliknya semakin kecil perubahan biaya likuiditas maka waktu eksekusi akan semakin cepat. Misalkan diambil risk aversion ( λ= ) dan risiko volatilitas ( ) σ= maka waktu eksekusi untuk perubahan biaya likuiditas yang berbeda diilustrasikan pada grafik berikut: Gambar 6 Grafik hubungan antara perubahan biaya likuiditas dengan waktu eksekusi yang optimal untuk peningkatan risiko perdagangan linear Selain itu, pada persamaan (8) hubungan waktu eksekusi dengan risk aversion adalah berbanding terbalik yaitu semakin besar risk aversion maka nilai T akan semakin kecil artinya semakin tidak berani seorang penjual mengambil risiko maka waktu eksekusi saham akan semakin cepat dan sebaliknya semakin kecil risk aversion maka waktu eksekusi akan semakin besar artinya semakin berani seorang penjual mengambil risiko maka waktu eksekusi saham akan semakin lambat. Misalkan diambil ( ) η= dan risiko volatilitas ( σ = ) maka waktu eksekusi optimal untuk risk aversion yang berbeda diilustrasikan pada grafik berikut ini: Gambar 7 Grafik hubungan antara risk aversion dengan waktu eksekusi untuk peningkatan risiko perdagangan linear Pada persamaan (8), hubungan waktu eksekusi dengan risiko volatilitas adalah berbanding terbalik yaitu semakin besar risiko volatilitas maka nilai T akan semakin kecil

5 15 artinya semakin tak terduga pergerakan harga saham maka waktu eksekusi saham akan semakin cepat dan sebaliknya semakin kecil risiko volatilitas maka nilai T akan semakin besar artinya semakin mudah menduga harga saham maka waktu eksekusi saham akan semakin lambat. Misalkan diambil peningkatan biaya likuiditas ( η= 0.004) dan risk aversion ( λ = ) maka waktu eksekusi saham yang optimal untuk risiko volatilitas yang berbeda diilustrasikan seperti pada grafik di berikut ini: Gambar 8 Grafik hubungan antara risiko volatilitas dengan waktu eksekusi yang optimal untuk peningkatan risiko perdagangan linear Persamaan (9) menunjukkan bahwa semakin besar risk aversion maka banyaknya saham optimal yang diperdagangkan akan semakin kecil artinya semakin tidak berani seorang penjual mengambil risiko maka saham yang diperdagangkan akan semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil risk aversion maka banyaknya saham yang diperdagangkan akan semakin besar artinya semakin berani seorang penjual mengambil risiko maka saham yang diperdagangkan akan semakin besar. Hal tersebut dijelaskan dalam ilustrasi sebagai berikut. Misalkan η = 0.006, σ =, dan β = maka banyaknya saham yang diperdagangkan untuk risk aversion yang berbeda diilustrasikan seperti pada grafik di bawah ini: Gambar 9 Grafik hubungan antara risk aversion dengan banyaknya saham optimal untuk peningkatan risiko perdagangan linear 5.3 Contoh Penerapan Peningkatan Risiko Konstan Misalkan volume perdagangan di pasar modal sebanyak juta saham sedangkan banyaknya banyaknya saham awal

6 16 yang diperdagangkan oleh penjual adalah saham dengan asumsi harga pada saat awal adalah $50/saham dengan volatilitas tahunan $1/saham. Pada kasus ini diasumsikan α 0 dan β = 0, artinya ketidakpastian biaya dalam perdagangan tidak bergantung pada rata-rata perdagangkan. Adapun fungsi biaya likuiditas adalah h( v) = η v dengan biaya likuiditas h = $0, 50 / saham dan fungsi ref ketidakpastian biaya dalam perdagangan adalah f ( v) = α. Jika besarnya perubahan risiko ketidakpastian biaya (α) adalah 0% dan rata-rata perdagangan di pasar modal adalah 10% dari perdagangan volume perdagangan di pasar modal atau saham serta perdagangan terjadi dalam interval satu jam dengan 6,5 periode per hari atau τ = hari maka kita dapat menghitung 13 waktu eksekusi optimal ( T ), expected cost ( E( λ) ) dan standar deviasi dari biaya transaksi ( V ) serta banyaknya saham yang akan dijual pada waktu t ( x( t )) ( ( )) x t untuk kasus ini sesuai dengan parameter risk aversion yang dimiliki investor saham dengan menggunakan rumus yang telah didapat, yaitu: T = η + λα λσ t = T x ( t) X exp E ( λ) 1 X 1 = η = T λη σ η + λα X 1 α 1 σ η+ λα V( λ) = X σ T 1 X + = σ T λ η+ λα Gambar 10 Grafik hubungan antara risk aversion dengan waktu eksekusi Gambar 11 Grafik hubungan waktu eksekusi dengan expected cost

7 17 Gambar 1 Grafik hubungan waktu eksekusi dengan standar deviasi Ketiga grafik di atas, yaitu grafik pada Gambar (10), Gambar (11), dan Gambar (1) menunjukkan hasil secara numerik. Dapat dilihat bahwa untuk setiap risk aversion ( λ ) mempunyai karakteristik nilai berbeda, yaitu untuk setiap λ waktu eksekusi saham ( T ) yang semakin kecil maka akan semakin meningkat sehingga menyebabkan expected cost yang diperoleh semakin menurun dan standar deviasi semakin meningkat. Kasus ini menunjukkan bahwa ketika terjadi ketidakpastian biaya yang konstan dalam perdagangan maka seorang penjual yang menghindari risiko dengan risk aversion yang besar akan mempercepat program eksekusinya dengan tujuan untuk mengurangi risiko. Sebaliknya seorang penjual yang berani mengambil risiko dengan risk aversion yang kecil akan memperlambat waktu eksekusi dengan tujuan untuk meminimumkan expected cost. 5.4 Contoh Penerapan Peningkatan Risiko Linear Seperti kasus konstan misalkan harga saham pada saat perdagangan awal adalah $50/saham. Pada kasus ini diasumsikan α = 0 dan β 0, artinya ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan bergantung pada rata-rata perdagangan. Fungsi biaya likuiditas adalah h( v) = η v dan fungsi ketidakpastian biaya dalam perdagangan adalah f ( v) = βv, sehingga model harga saham sebenarnya pada persamaan (10) menjadi: 1 3 / s% k = sk 1 η nkτ + β nkτ % ξ. Khusus untuk pemilihan interval perdagangan τ, standar deviasi dari biaya likuiditas dihubungkan dengan perubahan ketidakpastian biaya dalam perdagangan ( β ) adalah fraksi ρ, dan selama nilai keduanya sama terhadap rata-rata perdagangan maka 3/ 1 βn τ = ρηn τ, atau k k 1/ β = ρτ η, Sehingga banyaknya saham optimal yang diperdagangkan pada persamaan (9) menjadi 1 η 1 σt X = = 3 λσβ 3 β η σ = λσ = 1/ 1/ 3 ρτ η 3ρ λστ Dalam kasus ini diasumsikan terjadi perubahan rata-rata penjualan setiap harinya. Misalkan perdagangan terjadi dalam interval satu jam dengan 6,5 periode perhari, maka τ = (/13) hari, dan ambil ρ = 1/. Maka untuk setiap risk-tolerance (1/ λ) dapat ditentukan nilai β, X,danT dan dapat dilihat pada Lampiran 13. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa waktu eksekusi saham bergantung pada ratarata perdagangan, jika rata-rata perdagangan meningkat maka perubahan biaya likuiditas dan perubahan ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan semakin kecil dan hal ini akan mengakibatkan waktu eksekusi saham semakin cepat. Sedangkan banyaknya saham optimal yang diperdagangkan bergantung pada risk aversion (λ) seorang penjual, yaitu ketika seorang penjual mempunyai risk aversion yang besar maka penjual tersebut semakin menghindari risiko sehingga banyaknya saham optimal yang

8 18 diperdagangkan akan semakin sedikit. Sebaliknya, jika penjual mempunyai risk aversion yang kecil maka penjual tersebut semakin berani mengambil risiko, sehingga banyaknya saham optimal yang diperdagangkan akan semakin banyak. Misalkan diambil parameter risktolerance 1/ λ = $ atau λ = maka ketika rata-rata perdagangan sebesar saham, diperoleh besarnya perubahan risiko ketidakpastian biaya sebesar: 6 3/ β = 10 $ hari / saham dan banyaknya saham optimal yang diperdagangkan adalah sebesar X saham. VI SIMPULAN Jika seorang penjual saham menghadapi suatu peningkatan risiko perdagangan yaitu adanya risiko ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan maka diperlukan strategi untuk menentukan berapa banyak saham pada waktu t yang akan dijual atau berapa saham yang harus diperdagangkan dan kapan waktu eksekusi yang optimal dalam perdagangan saham. Ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan mempertimbangkan dua kasus terdiri atas peningkatan risiko perdagangan konstan yaitu ketika ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan tidak bergantung pada rata-rata perdagangan dan peningkatan risiko perdagangan linear yaitu ketika ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan bergantung pada rata-rata perdagangan. Jika ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan tidak bergantung pada rata-rata perdagangan maka strategi dalam perdagangan mempertimbangkan dua solusi optimal yaitu berapa banyaknya saham pada waktu t yang akan dijual dan kapan waktu eksekusi saham yang optimal. Seorang penjual yang menghindari risiko (risk aversion besar) akan mempercepat program penjualannya dengan tujuan untuk mengurangi risiko, sedangkan penjual yang lebih berani mengambil risiko (risk aversion kecil) akan memperlambat perdagangannya dengan tujuan meminimumkan expected cost. Jika ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan bergantung pada rata-rata perdagangan maka strategi dalam perdagangan mempertimbangkan dua solusi optimal yaitu berapa banyaknya saham optimal yang diperdagangkan dan kapan waktu eksekusi saham yang optimal. Ketika rata-rata perdagangan meningkat perubahan biaya likuiditas akibat perubahan rata-rata perdagangan dan perubahan ketidakpastian biaya likuiditas dalam perdagangan semakin kecil hal ini akan mengakibatkan waktu eksekusi saham semakin cepat. Sedangkan banyaknya saham optimal yang diperdagangkan bergantung pada risk aversion (λ) seorang penjual yaitu ketika seorang penjual mempunyai risk aversion yang besar artinya penjual tersebut semakin menghindari risiko maka banyaknya saham optimal yang diperdagangkan akan semakin sedikit dan sebaliknya jika penjual mempunyai risk aversion yang kecil artinya penjual tersebut semakin berani mengambil risiko maka banyaknya saham optimal yang diperdagangkan akan semakin banyak.

V ILUSTRASI ( ) ( ), 0 (37) (Bukti : lihat Lampiran 7) Untuk strategi perdagangan tersebut diperoleh: (Bukti : lihat Lampiran 8)

V ILUSTRASI ( ) ( ), 0 (37) (Bukti : lihat Lampiran 7) Untuk strategi perdagangan tersebut diperoleh: (Bukti : lihat Lampiran 8) 4 4 4 4 4 4 X (Bukti : lihat Lampiran 7) Untuk strategi perdagangan tersebut diperoleh: 1 1 4 4 4 4 4 4 X n 1 4 4 4 4 4 4 X untuk 1,..., dengan n 0 untuk setiap sepanang X 0 (Bukti : lihat Lampiran ) Untuk

Lebih terperinci

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER 5.1 Pengertian Pendugaan Parameter. Pendugaan merupakan suatu bagian dari statistik inferensia yaitu suatu pernyataan mengenai parameter populasi yang tidak diketahui

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988) 4 untuk setiap di dan untuk setiap (Peressini et al 1988) Definisi 22 Teorema Deret Taylor Nilai hampiran f di x untuk fungsi di a (atau sekitar a atau berpusat di a) didefinisikan (Stewart 1999) 24 Kontrol

Lebih terperinci

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option BAB 4. METODE CRANK-NICOLSON UNTUK EUROPEAN BARRIER OPTION 5 BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option 4. Persamaan Diferensial Parsial European Barrier Option Seperti yang telah dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, VaR, estimasi VaR dengan

Lebih terperinci

(A.3) PENDEKATAN MULTIFAKTOR UNTUK OPTIMISASI PORTOFOLIO INVESTASI DI BAWAH VALUE-AT-RISK

(A.3) PENDEKATAN MULTIFAKTOR UNTUK OPTIMISASI PORTOFOLIO INVESTASI DI BAWAH VALUE-AT-RISK (A.3) ENDEKAAN MULIFAKOR UNUK OIMISASI OROFOLIO INVESASI DI BAWAH VALUE-A-RISK ABSRAK Betty Subartini, Lily Dwi Noviyanti, F. Sukono Jurusan Matematika FMIA Universitas adjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis keberlanjutan studi dalam wajib belajar 6 tahun (SD/MI) adalah metode Life Table, Kaplan-Meier, dan hazard proporsional Cox. 4.1 Metode

Lebih terperinci

BAB V HASIL SIMULASI

BAB V HASIL SIMULASI 46 BAB V HASIL SIMULASI Pada bab ini akan disajikan beberapa hasil pendekatan numerik harga opsi put Amerika menggunakan metode beda hingga. Algoritma yang disusun di bawah ini untuk menentukan harga opsi

Lebih terperinci

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(A) 13203 Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dijelaskan pembahasan yang berkaitan dengan Pendekatan Fuzzy

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dijelaskan pembahasan yang berkaitan dengan Pendekatan Fuzzy BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dijelaskan pembahasan yang berkaitan dengan Pendekatan Fuzzy Compromise Programming untuk Views dalam Portofolio Black Litterman. Selanjutnya, akan diterapkan pada

Lebih terperinci

RISIKO & RETURN PADA ASSET

RISIKO & RETURN PADA ASSET RISIKO & RETURN PADA ASSET Return Investasi ( Jml diterima Jml inv ) Return = Jml investasi Apabila: Investasi Rp100 juta Hasil yang diperoleh Rp110 juta Lama investasi 1 tahun Rate of Return = (110 100)

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE 3.1 Diagram Point and Figure Dalam konteks Black-Scholes (Korn 1997), terdapat dua jenis aset dalam pasar modal, yaitu aset bebas risiko {S (t): t 0} dan aset berisiko

Lebih terperinci

TEORI PENDUGAAN STATISTIK. Oleh : Riandy Syarif

TEORI PENDUGAAN STATISTIK. Oleh : Riandy Syarif TEORI PENDUGAAN STATISTIK Oleh : Riandy Syarif Pendugaan adalah proses menggunakan sampel (penduga) untuk menduga parameter (Populasi) yg tidak diketahui. Ilustrasi : konferensi perubahan iklim di Bali

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Pada bagian ini akan dirumuskan model pertumbuhan ekonomi yang mengoptimalkan utilitas dari konsumen dengan asumsi: 1. Terdapat tiga sektor dalam perekonomian:

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani LAMPIRAN I Alfabet Yunani Alha Α Nu Ν Beta Β Xi Ξ Gamma Γ Omicron Ο Delta Δ Pi Π Esilon Ε Rho Ρ Zeta Ζ Sigma Σ Eta Η Tau Τ Theta Θ Usilon Υ Iota Ι hi Φ, Kaa Κ Chi Χ Lambda Λ Psi Ψ Mu Μ Omega Ω LAMPIRAN

Lebih terperinci

USD IDR USD USD USD USD

USD IDR USD USD USD USD IV. Hasil dan Pembahasan Implementasi pendekatan Varian-Kovarian dalam penghitungan VaR Mengestimasikan varian, kovarian dan korelasi distribusi prosentase perubahan faktor-faktor pasar, dengan mengasumsikan

Lebih terperinci

Manajemen Kas dan surat surat berharga

Manajemen Kas dan surat surat berharga Modul ke: Manajemen Kas dan surat surat berharga Tujuan manajemen kas Model model manajemen kas Risiko risiko investasi pada surat berharga Fakultas Ekonomi dan bisnis Yuhasril,SE,ME. Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE R. MELIYANI 1, E. H. NUGRAHANI 2, D. C. LESMANA 3 Abstrak Opsi window reset merupakan salah satu jenis opsi yang

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN NILAI OPSI ASIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTROL VARIATE PADA KOMODITAS PERTANIAN D. P. ANGGRAINI 1, D. C. LESMANA 2, B. SETIAWATY 2 Abstrak Petani memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, investasi bukanlah hal yang baru. Investasi merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER Elis Ratna Wulan Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung e-mail: elisrwulan@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN MODEL KAPLAN

BAB IV PENGEMBANGAN MODEL KAPLAN BAB IV PENGEMBANGAN MODEL KAPLAN Pada bab ini akan dibahas model yang dikembangkan dari model Kaplan. Terdapat beberapa asumsi Kaplan yang akan dimodifikasi. Selain itu, pada bab ini juga diberikan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diuraikan maka akan dibuat kerangka pikir untuk penelitian ini. Kerangka pikir ini dibuat untuk

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ANALISIS MODEL BLACK LITTERMAN UNTUK DATA PASAR BERDISTRIBUSI SKEW NORMAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

HALAMAN JUDUL ANALISIS MODEL BLACK LITTERMAN UNTUK DATA PASAR BERDISTRIBUSI SKEW NORMAL TUGAS AKHIR SKRIPSI HALAMAN JUDUL ANALISIS MODEL BLACK LITTERMAN UNTUK DATA PASAR BERDISTRIBUSI SKEW NORMAL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 Data 1. Besaran Statistika berbicara tentang data dalam bentuk besaran (dimensi) Besaran adalah sesuatu yang dapat dipaparkan secara jelas dan pada prinsipnya dapat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA (Bekal untuk Para Sarjana dan Magister Matematika) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. December 11, 2007 Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua peubah atau lebih (Draper dan Smith, 1992).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data penelitian ini diambil dari situs Bank Indonesia (http://www.bi.go.id), referensi jurnal, buku yang menunjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Studi Literatur atas Ukuran Risiko Berdasarkan Pasar Kemajuan besar di dalam teori keuangan terjadi ketika Harry Markowitz mempublikasikan artikelnya yang terkenal mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Menurut Anoraga dan Parkanti [1], saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan terbatas ke masyarakat agar sesesorang dapat

Lebih terperinci

OPTIMALISASI EKSEKUSI SAHAM DENGAN PENINGKATAN RISIKO PERDAGANGAN

OPTIMALISASI EKSEKUSI SAHAM DENGAN PENINGKATAN RISIKO PERDAGANGAN OPIMALISASI EKSEKUSI SAHAM DENGAN PENINGKAAN RISIKO PERDAGANGAN SII MARIAM DEPAREMEN MAEMAIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM INSIU PERANIAN BOGOR BOGOR 9 ABSRAC SII MARIAM. Optimal Share Execution

Lebih terperinci

BAB IV PENDUGAAN VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM

BAB IV PENDUGAAN VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM BAB IV PENDUGAAN VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM 4.1 Indeks Harga Saham Saham merupakan salah satu investasi yang menjanjikan bagi investor pada saat ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Sumber Data

METODE PENELITIAN Sumber Data 13 METODE PENELITIAN Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil simulasi melalui pembangkitan dari komputer. Untuk membangkitkan data, digunakan desain model persamaan struktural

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memainkan peran yang strategis dan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, pasar modal yang berkembang sangat baik akan memberikan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN Purwokerto, 20 Desember2014

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN Purwokerto, 20 Desember2014 Pengaruh Risiko Sistematis dan Resiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Jakarta dengan Pendekatan Koreksi Beta Niken Wahyu C 1., Aminul Fajri 1 1 Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya setiap manusia pasti memiliki kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan cara bekerja keras. Hasil dari kerja

Lebih terperinci

Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH

Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH Dhafinta Widyasaraswati1,a), Acep Purqon1,b) 1 Laboratorium Fisika Bumi, Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 3.1. Diagram alur sistem..24 Gambar 3.2. Diagram implementasi sistem..26

DAFTAR GAMBAR. Gambar 3.1. Diagram alur sistem..24 Gambar 3.2. Diagram implementasi sistem..26 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Diagram alur sistem..24 Gambar 3.2. Diagram implementasi sistem..26 Gambar 3.3. Diagram pengujian sistem. 28 Gambar 4.1. Grafik expected return perhitungan teoritik dan data simulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Analisis Elektrohidrodinamik Analisis elektrohidrodinamik dimulai dengan mengevaluasi medan listrik dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

Materi 4 Pemilihan Portfolio. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE.,M.Si.

Materi 4 Pemilihan Portfolio. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE.,M.Si. Materi 4 Pemilihan Portfolio Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE.,M.Si. PEMILIHAN PORTOFOLIO BEBERAPA KONSEP DASAR - Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal - Fungsi utilitas dan kurva indiferens - Aset berisiko

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN Lidya Krisna Andani Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL 3.1 Capital Asset Pricing Model Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964 hingga 1966. Capital assets pricing model merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga,

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS 3.1. Pendahuluan Dalam menentukan harga opsi call dan opsi put dibutuhkan parameter harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, strike price, dan

Lebih terperinci

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output:

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: 1. Terminating simulation 2. Nonterminating simulation: a. Steady-state parameters b. Steady-state cycle parameters

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan 6, 1 (2.52) Berdasarkan persamaan (2.52), maka untuk 0 1 masing-masing memberikan persamaan berikut:, 0,0, 0, 1,1, 1. Sehingga menurut persamaan (2.51) persamaan (2.52) diperoleh bahwa fungsi, 0, 1 masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1 Sumber : output SPSS Dari tabel diatas dapat

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

HASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik

HASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik 31 IV HASIL EMPIRIS 4.1 Penilaian Numerik Untuk melihat bagaimana model bekerja, dapat disimulasikan harga saham dan membandingkan beberapa hasil numerik dari beberapa model yang dibangun sebelumnya. Di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasikan berdasarkan faktor penyebabnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Opsi Kontrak opsi merupakan suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, penjual opsi memberikan hak dan bukan kewajiban kepada pembeli opsi

Lebih terperinci

MATERI 5 PEMILIHAN PORTOFOLIO

MATERI 5 PEMILIHAN PORTOFOLIO MATERI 5 PEMILIHAN PORTOFOLIO BEBERAPA KONSEP DASAR - Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal - Fungsi utilitas dan kurva indiferens - Aset berisiko dan aset bebas risiko MODEL PORTOFOLIO MARKOWITZ -

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi oleh para investor saham adalah sulitnya mengalokasikan sejumlah modal yang dimiliki ke beberapa pilihan saham agar menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

Bab 6 Minggu ke 10 Lemma Ito & Simulasi Monte Carlo

Bab 6 Minggu ke 10 Lemma Ito & Simulasi Monte Carlo Bab 6 Minggu ke 10 Lemma Ito & Simulasi Monte Carlo Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan minggu ini, mahasiswa bisa : Menjelaskan tentang Model matematis harga Saham Membuat simulasi harga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 3: Estimasi Titik dengan Metode Bayes Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Dalam pendekatan klasik, parameter θ adalah besaran tetap yang tidak diketahui Sampel random X 1, X 2,..., X n diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI Oleh : FIKI FARKHATI NIM. 24010210120050 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa data berfluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa data tidak stasioner baik dalam rata-rata maupun variansi. Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bursa Efek Jakarta Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bidang keuangan, investasi sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam alternatif instrumen investasi yang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci

BAB VI DISTRIBUSI PROBABILITAS MENERUS

BAB VI DISTRIBUSI PROBABILITAS MENERUS BAB VI DISTRIBUSI ROBABILITAS MENERUS 6. Distribusi Uniform (seragam) Menerus Distribusi seragam menerus merupakan distribusi yang paling sederhana. Karaketristik distribusi ini adalah fungsi kepadatannya

Lebih terperinci

(ESTIMASI/ PENAKSIRAN)

(ESTIMASI/ PENAKSIRAN) ESTIMASI PENDAHULUAN Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik tenaga, waktu, maupun

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 15 dan 16 KERANGKA PIKIR UNTUK EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO Evaluasi Kinerja portofolio akan terkait dua isu utama : 1. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif untuk mencapai tujuan dari penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Mengacu pada pendapat Supranto (2009) penelitian yang dalam pengumpulan data dan pengungkapan hasilnya menggunakan angka, maka penelitian tersebut dinamakan

Lebih terperinci

Lecture 3: Graphical Sensitivity Analysis

Lecture 3: Graphical Sensitivity Analysis Lecture 3: Meskipun Program Linear dianggap sebagai model yang deterministic (koefisien-koefisiennya dianggap sudah pasti, konstan, sehingga nilainilai peubah dapat diperkirakan dengan kepastian tinggi;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah kegiatan penanaman sejumlah tertentu dana pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau keuntungan di masa yang

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu instrumen derivatif yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Manajemen Risiko Operasional.1.1 Definisi Manajemen risiko operasional merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS (1) Debrina Puspita Andriani /

PENGUJIAN HIPOTESIS (1) Debrina Puspita Andriani    / PENGUJIAN HIPOTESIS (1) 1 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pengertian Pengujian Hipotesis (1) 3 BAHASA YUNANI HUPO Lemah, kurang, di bawah THESIS Teori,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Portofolio dan Perkembangan Pasar Portofolio merupakan surat-surat berharga sebagai investasi perusahaan yang terus dikembangkan. Salah satu surat berharga tersebut dikenal dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Regresi Nonlinear (I)

Analisis Regresi Nonlinear (I) 9 Oktober 2013 Topik Inferensi dalam Regresi Nonlinear Contoh Kasus Regresi linear berganda secara umum sesuai untuk kebanyakan kasus. Namun, banyak kasus peubah respons dan bebas berhubungan melalui fungsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan bentuk penanaman modal atau suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan keuntungan kelak. Investasi pada saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Persamaan regresi linear berganda dapat dinyatakan dalam bentuk matriks. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan matematis dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

Analisa Regresi Dua Variabel: Konsep Dasar ReviewApril Statistik: 2016 Uji 1 Hipotesa / 52

Analisa Regresi Dua Variabel: Konsep Dasar ReviewApril Statistik: 2016 Uji 1 Hipotesa / 52 Analisa Regresi Dua Variabel: Konsep Dasar Review Statistik: Uji Hipotesa Satu Sampel Tjipto Juwono, Ph.D. April 15, 2016 Analisa Regresi Dua Variabel: Konsep Dasar ReviewApril Statistik: 2016 Uji 1 Hipotesa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan kerangka teoritik yang telah dijelaskan pada Bab II maka tujuan penelitian yang hendak dicapai antara lain : 1. Memberikan bukti empiris baru

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c)

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c) 5 K S. Untuk kondisi ini opsi tidak mempunyai nilai pada saat jatuh tempo. Jadi nilai opsi call pada saat jatuh tempo dapat dituliskan sebagai suatu payoff atau penerimaan bagi pemegang kontrak sebagai

Lebih terperinci

Peubah Acak, Fungsi Distribusi Bersama dan Copula

Peubah Acak, Fungsi Distribusi Bersama dan Copula Peubah Acak, Fungsi Distribusi Bersama dan Copula oleh Khreshna Syuhada Misalkan kita memiliki dua peubah acak X dan Y yang tidak saling bebas; fungsi distribusinya, berturut-turut, adalah F X dan G Y.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak

Lebih terperinci