Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis"

Transkripsi

1 Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(A) Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari: β merupakan ukuran sensitivitas pengembalian saham terhadap perubahan pengembalian pasar. Perhitungan β sangat penting dilakukan untuk mengetahui berapa besar risiko saham tersebut. Saham dengan nilai β > 1 memiliki risiko lebih tinggi dari risiko pasar, sebaliknya saham dengan nilai β < 1 memiliki risiko lebih rendah dari risiko pasar dan sedangkan saham dengan nilai β = 1 menunjukkan bahwa risiko saham sama dengan risiko pasar. Risiko sistematis merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum, dimana risiko ini tercermin dari nilai β-nya. Pada Desember 2007, saham yang termasuk dalam kelompok nilai β > 1 yaitu saham AALI, ASII, BUMI, SMGR, TLKM dan TINS, sedangkan saham yang termasuk dalam kelompok β < 1 yaitu saham ADHI, PTBA, PGAS, SULI, UNTR dan UNVR. Kata kunci: β saham, risiko, sistematis yulinabila@yahoo.com Mei PENDAHULUAN I nvestasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang [1]. Masalah yang harus diperhatikan dalam investasi yaitu waktu atau lama dana tersebut diinvestasikan, expected rate of return (tingkat pengembalian yang diharapkan), dan ketidakpastian pembayaran dimasa depan. Salah satu bentuk investasi finansial yang ada di pasar modal Indonesia yaitu saham syariah, dimana indeks saham ini tercermin dalam Jakarta Islamic Index (JII). Saham-saham syariah dalam JII, jika dilihat dari return (pengembalian) portofolionya yakni kumpulan dari beberapa investasi, lebih kecil daripada pengembalian portofolio konvensional, hal ini disebabkan saham yang membangun portofolio JII masih sangat terbatas dibandingkan saham yang membangun portofolio konvensional. Akan tetapi, dari segi pengembalian masingmasing saham, saham JII lebih besar daripada saham konvensional [2], sehingga saham-saham syariah ini sangat baik untuk diteliti karena memiliki pengembalian masing-masing saham yang lebih baik bagi investor. Model Indeks Tunggal digunakan untuk melakukan penilaian saham dalam suatu investasi. Model Indeks Tunggal mengasumsikan bahwa pengembalian antara dua jenis saham akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Asumsi ini sangat cocok dengan keadaan pasar yang ada di Indonesia, yaitu pada saat pasar membaik, harga saham individual juga meningkat, demikian pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar. Risiko total dalam manajemen investasi portofolio dibagi dua yaitu, risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko tidak sistematis merupakan risiko suatu perusahaan tertentu, yang disebabkan oleh faktorfaktor internal perusahaan tanpa dipengaruhi oleh pasar, sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum, dimana risiko ini tercermin dari nilai beta sahamnya. β individual menunjukkan ukuran sensitivitas tingkat pengembalian saham terhadap perubahan tingkat pengembalian pasar. Saham dengan nilai β lebih besar dari satu umumnya lebih dibandingkan pasar, dimana pada suatu kesempatan harganya dapat naik sedemikian cepat melebihi kenaikan pasar atau IHSG, namun pada saat pasar sedang turun, harganya akan turun lebih cepat daripada pasar. Sebaliknya, jika nilai β suatu saham lebih kecil dari satu, berarti saham tersebut memiliki risiko lebih rendah dari risiko rata-rata pasar. Perhitungan nilai β saham sangat penting dilakukan karena dengan menghitung nilai β, investor dapat mengetahui risiko yang terkandung dalam portofolio yang sedang disusunnya terutama risiko sistematis c 2010 FMIPA Universitas Sriwijaya

2 dan membantu investor melakukan investasinya serta mengukur seberapa besar tingkat keberanian investor menanggung risiko. Disini betha saham yang dihitung adalah dari harga saham-saham syariah dalam kelompok JII. 2 PENDUGAAN NILAI HARAPAN DARI PENGEMBALIAN UNIK (α) DAN NILAI SENSITIVITAS SAHAM TERHADAP PASAR (β) Risiko yang layak untuk dipertimbangkan dalam penilaian sekuritas (saham) adalah risiko sistematis, oleh karena itu investor perlu menaksir besarnya beta sebagai ukuran risiko investasi sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap pasar [3]. Untuk menaksir nilai α dan β, dapat dilakukan dengan metode Kuadrat Terkecil. Metode Kuadrat Terkecil digunakan untuk mengestimasi β 0 dan β 1 sedemikian sehingga jumlah kuadrat selisih dari nilai observasi (R i ) dengan garis lurus ( ˆR) adalah minimum. Jumlah kuadrat galat adalah: ε i = n e 2 it = t=1 n (R it α i β i R mt ) 2 (1) t=1 Pers.(1) dideferensialkan terhadap serta menyamakan dengan nol diperoleh sistem persamaan n t=1 α i = R it β n i t=1 R mt (2) n n Dengan mendiferensialkan pers.(1) terhadap β i serta menyamakan dengan nol diperoleh sistem persamaan β i = n n t=1 R itr mt n t=1 R n it t=1 R mt n n t=1 R2 mt ( n t=1 R mt) 2 (3) Parameter α i dan β i dapat ditaksir dengan persamaan ˆβ i = n n t=1 R itr mt n t=1 R n it t=1 R mt n n t=1 R2 mt ( n t=1 R mt) 2 (4) Berdasarkan pers.(2) bahwa n t=1 R it/n = R it dan n t=1 R mt/n = R mt, parameter α i dapat ditaksir dengan persamaan ˆα i = R it ˆβ i Rmt. (5) 3 PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN ( R I ) DAN RISIKO SAHAM INDIVIDUAL (α 2 I ) Berdasarkan karakteristik pada Model Indeks Tunggal, pengembalian yang diharapkan dari saham individual dapat ditulis sebagai E[R i ] = E[α i + β i R m + e i ] (6) Karena ekspektasi dari jumlah peubah acak adalah sama dengan jumlah masing-masing ekspektasinya maka pers.(6) dapat ditulis menjadi E[R i ] = E[α i ] + E[β i R m ] + E[e i ] (7) dan E[α i ] = α i, E[e i ] = 0, dan E[β i R m ] = β i E[R m ] = β i Rm E[e i ] = 0, sehingga dari pers.(4) dapat diperoleh persamaan sebagai berikut R i = α i + β i Rm. (8) Pers.(8) menunjukkan bahwa pengembalian yang diharapkan dari saham individual terdiri dari nilai pengharapan dari pengembalian unik (α i ) dan risiko yang berhubungan dengan pasar (β i Rm ). Risiko saham individual dengan menggunakan Model Indeks Tunggal dapat ditulis sebagai σ 2 i = E[(R i r i ) 2 ] (9) dengan mensubstitusikan nilai R i dan R i pada pers.(8) ke pers.(9), sehingga diperoleh σ 2 i = E [ ((αi + β i R m + e i ) (α i + β i Rm ) ) 2 ]. (10) Jika pers.(10) disederhanakan, maka diperoleh: [ (βi σi 2 = E (R m R ) ] 2 m ) + e i. (11) Pers.(11) diuraikan, dan diperoleh, σ 2 i = β 2 i E [ (R m R m ) 2] + 2β i E[e i (R m R m )] + E[e 2 i ]. (12) Sesuai dengan asumsi bahwa E[e i (R m R m )] = 0, maka σ 2 i = β 2 i E [ (R m R m ) 2] + E [ e 2 i ]. (13) Sesuai dengan definisi pada karakteristik Model Indeks Tunggal bahwa variansi e i = E[e 2 i ] = σ2 ei dan variansi R m = E[(R m R m ) 2 ] = σm, 2 maka bentuk pers.(13) berubah menjadi σ 2 i = β 2 i σ 2 m + σ 2 ei. (14) Dari pers.(14) terlihat bahwa risiko saham individual terdiri dari dua bagian, yaitu risiko unik (σ 2 ei ) ialah risiko yang tidak berhubungan dengan pasar dan risiko yang berhubungan dengan pasar (β 2 i σ2 m). 4 MODEL KOVARIANSI ANTAR SAHAM Untuk menentukan besarnya kovariansi antar saham dengan menggunakan Model Indeks Tunggal adalah sebagai berikut: cov(r i, R j ) = E [ (R it R i )(R jt R j ) ] (15)

3 Substitusikan nilai R i, R i, R j, dan R j yang sudah diekspresikan sebelumnya ke pers.(15), sehingga diperoleh: cov(r i, R j ) = E [ {(α i + β i R i + e i ) (α i + β i Rm )} {(α j + β j R m + e j ) (α j + β j Rm )} ] Jika pers.(16) disederhanakan, maka diperoleh cov(r i, R j ) = (16) E [ (β i (R m R m ) + e i )(β j (R m R m ) + e j ) ] (17) Apabila suku-suku yang terdapat di dalam tanda kurung pers.(17) dikalikan, diperoleh cov(r i, R j ) = β i β j E [ (R m R m ) 2] +β i E [ (R m R m )e j ] +β j E [ (R m R m )e i ] +E [e i e j ] (18) Karakteristik pada Model Indeks Tunggal yaitu E[e i ] = 0,E[e i (R m R m )] = 0dan E[e i, e j ] = 0, i j, maka pers.(18) menjadi cov(r i, R j ) = β i β j E [ (R m R m ) 2] = β i β j σ 2 m (19) Dari pers.(18) terlihat bahwa kovariansi antar sahamsaham dipengarui oleh risiko pasar, hal ini sesuai dengan yang diasumsikan yaitu, korelasi pengembalian antar saham terjadi disebabkan adanya respon saham tersebut terhadap perubahan pada Indeks Harga Saham Gabungan. Dan disebut dengan Model Indeks Tunggal. 5 PERHITUNGAN PENGEMBALIAN SAHAM DAN PENGEMBALIAN PASAR MENGGUNAKAN DATA Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis penilaian dan pemilihan saham dalam membentuk portofolio investasi adalah menghitung pengembalian saham dan pengembalian pasar. Setelah data diperoleh pengembalian saham dan pengembalian pasar dihitung nilai α i, β i, E[R i ], σei 2 dan σ2 i. Dari data harga saham harian JII dan data IHSG JII yang ada diperoleh hasil seperti dalam Tabel 1. 6 PERHITUNGAN PENGEMBALIAN UNIK, NILAI SENSITIVITAS SAHAM, RISIKO UNIK, PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO SAHAM INDIVIDUAL Hasil perhitungan secara lengkap dari nilai harapan dari pengembalian unik (α), nilai sensitivitas saham (β), risiko unik (σei 2 ), pengembalian yang diharapkan (E[R i ]) dan risiko saham individual (σi 2 ) dari data saham periode 3 Desember Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 2. dengan R m = 0, dan σm 2 = 0, Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa untuk nilai harapan dari pengembalian unik dari masing-masing saham pada periode Desember 2007, nilainya bervariasi ada yang bernilai negatif ada juga yang bernilai positif. Nilai harapan dari pengembalian unik yang tertinggi dimiliki oleh saham UNVR yaitu sebesar 0, , yang berarti bahwa saham UNVR tersebut memberikan pengembalian tunggal dari kinerja sahamnya tanpa dipengaruhi oleh pasar sebesar 0, , sedangkan nilai harapan dari pengembalian unik, yang terendah dimiliki oleh saham SULI yaitu sebesar 0, , tanda negatif tersebut berarti bahwa perusahaan tidak memberikan keuntungan. Untuk nilai sensitivitasnya, setiap saham memiliki nilai sensitivitas yang positif yang menggambarkan bahwa pergerakan saham searah dengan pergerakan pasar. Nilai sensitivitas saham terhadap pasar yang tertinggi dimiliki oleh saham TINS yaitu sebesar 2, , yang berarti bahwa saham TINS lebih sensitif dan agresif dari pasar dimana pada suatu kesempatan harganya dapat naik sedemikian cepat melebihi kenaikan pasar atau IHSG, namun pada saat pasar sedang turun, harganya akan turun lebih cepat daripada pasar, artinya saham ini memiliki pengembalian yang sangat berfluktuatif (berubahubah) dibandingkan dengan perubahan pengembalian pasar dan saham tersebut lebih berisiko dibandingkan dengan saham yang lain. Sedangkan nilai sensitivitas saham terhadap pasar yang terendah dimiliki oleh saham UNTR yaitu sebesar 0, , dimana saham dengan nilai β < 1 disebut sebagai saham defensif karena perubahan tingkat pengembalian saham lebih kecil daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki pengembalian yang kurang berfluktuatif dengan perubahan pengembalian pasar. Risiko unik saham yang tertinggi pada periode Desember 2007 dimiliki oleh saham BUMI yaitu sebesar 0, , yang berarti bahwa risiko pada saham BUMI yang berasal dari perusahaan secara individual yang terjadi karena adanya faktor internal perusahaan tanpa dipengaruhi oleh pasar itu sebesar 0, , sedangkan risiko unik saham yang terendah dimiliki oleh saham ADHI yaitu sebesar 0, Risiko saham individual secara total yang berasal dari risiko unik dan risiko yang berhubungan dengan pasar, yang tertinggi dimiliki oleh saham TINS yaitu sebesar 0, dan hal ini sesuai dengan asumsi bahwa semakin besar nilai beta suatu saham semakin besar pula risiko yang dimiliki saham tersebut

4 Tabel 1: Pengembalian Saham Individual JII dan Pengembalian IHSG JII Periode 3 Desember Desember 2007 No Prd wkt Pengembalian Saham Individual JII (Tanggal) AALI ADHI ASII BUMI PTBA PGAS 1 03/12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ /12/ Lanjutan Tabel 1 No Pengembalian Saham Individual JII Pengembalian SMGR SULI TLKM TINS UNTR UNVR IHSG JII

5 Tabel 2: Nilai α, β, σ 2 ei, E[R i]dan σ 2 i pada periode 3 Des Des 2007 SAHAM α β σ 2 ei E[R i] σ 2 i AALI 0, , , , , ADHI -0, , , , , ASII -0, , , , , BUMI 0, , , , , PTBA -0, , , ,93889E -18 0, PGAS -0, , , , , SMGR -0, , , , , SULI -0, , , , , TLKM -0, , , , , TINS 0, , , , , UNTR -0, , , , , UNVR 0, , , , , Berdasarkan nilai pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham pada periode Desember 2007, yang tertinggi dimiliki oleh saham UNVR yaitu sebesar 0, , artinya saham UNVR memberikan keuntungan sebesar 0, sedangkan nilai pengembalian yang diharapkan yang terendah dimiliki oleh saham SULI yaitu sebesar 0, , tanda negatif tersebut menggambarkan bahwa pengembalian dari saham SULI terus mengalami penurunan sehingga tidak memberikan keuntungan atau dengan kata lain jika saham ini dijual harganya akan turun drastis bahkan berada dibawah harga wajar saham. 7 HUBUNGAN NILAI SENSITIVITAS SAHAM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN Hubungan antara nilai sensitivitas saham (β) dengan tingkat nilai pengembalian yang diharapkan E[R i ] pada periode Desember 2007 diilustrasikan pada Gambar 1. Pada Tabel 2 dan Gambar 1 terlihat bahwa antara saham BUMI, AALI dan UNVR yang memiliki nilai pengembalian yang diharapkan hampir sama tetapi dari segi nilai betanya berbeda, dimana nilai β, AALI lebih besar dari nilai β UNVR dan BUMI. Ini artinya saham UNVR dan BUMI lebih baik dan menguntungkan daripada saham AALI, karena saham AALI lebih berisiko dibandingkan dengan saham UNVR atau BUMI. Jika dilihat dari nilai pengembalian yang diharapkan antara saham SMGR dan UNTR yang sama-sama bernilai negatif serta hampir sama nilainya, maka saham UNTR lebih baik dan menguntungkan daripada saham SMGR, karena saham UNTR dari segi nilai dan risiko lebih kecil Gambar 1: Grafik hubungan antara nilai β dan pengembalian yang diharapkan pada periode Desember 2007 dari saham SMGR. Sedangkan untuk saham ADHI dengan PGAS yang memiliki nilai β yang hampir sama tetapi nilai pengembalian yang diharapkan berbeda walaupun sama-sama negatif, saham ADHI lebih baik dan menguntungkan daripada saham PGAS, karena saham ADHI memiliki nilai pengembalian yang diharapkan lebih besar daripada saham PGAS. Begitu juga antara saham PTBA dengan SULI yang memiliki nilai β yang hampir sama tetapi nilai pengembalian yang diharapkan berbeda walaupun sama-sama negatif, saham PTBA lebih baik dan menguntungkan daripada saham SULI, karena saham PTBA memiliki nilai pengembalian yang diharapkan lebih besar dengan risiko yang lebih kecil dari saham SULI. Jika dilihat dari segi nilai beta antara saham ASII dan TLKM yang hampir sama, maka saham ASII lebih baik dan menguntungkan daripada saham TLKM karena saham ASII memiliki nilai pengembalian yang diharapkan lebih besar dari saham TLKM. Jadi untuk

6 Tabel 3: Kelompok saham dengan nilai 0 < β < 1 pada periode 3 Des Des 2007 No SHM 0 < β < 1 E[R i] σi 2 1 ADHI 0, , , PTBA 0, ,93889E , PGAS 0, , , SULI 0, , , UNTR 0, , , UNVR 0, , , meminimumkan risiko portofolio yang terbentuk, lebih baik memilih saham dengan nilai β dan risiko yang kecil tetapi memberikan nilai pengembalian yang diharapkan besar seperti saham UNVR, BUMI dan AALI. 8 PENGELOMPOKKAN SAHAM BERDASARKAN NILAI BETA SAHAM Dari hasil perhitungan pada Tabel 2, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan saham berdasarkan kelompok nilai β yaitu nilai 0 < β < 1, dan nilai β > 1 dari keduabelas saham JII tersebut. Pengelompokkan saham tersebut akan tercantum pada Tabel 3. dengan R m = 0, dan σm 2 = 0, Berdasarkan hasil perhitungan dari Tabel 3 terlihat bahwa saham-saham yang berada dalam kelompok nilai 0 < β < 1 memiliki nilai pengembalian yang diharapkan (E[R i ]) negatif kecuali saham UNVR yang memiliki nilai pengembalian yang diharapkan positif, dengan rata-rata risiko yang dimiliki saham-saham tersebut sebesar 0, satuan investasi atau 0,035 %. Saham yang memiliki nilai pengembalian yang diharapkan negatif menggambarkan bahwa pergerakan harga saham tersebut terus menurun setiap harinya walaupun terkadang hanya beberapa kali mengalami kenaikan itupun dalam jumlah yang kecil, sehingga terjadi penurunan pengembalian saham setiap harinya yang mengakibatkan rata-rata pengembalian saham juga menurun dan berada dibawah nilai pengembalian pasar. Saham yang memiliki nilai pengembalian yang diharapkan positif menggambarkan bahwa pergerakan harga saham tersebut terus meningkat setiap harinya seperti yang terjadi pada saham UNVR, walaupun terkadang harganya tetap atau menurun dari hari sebelumnya tetapi itu tidak terlalu signifikan dengan kenaikan harga saham yang terjadi. Saham UNVR yang memiliki nilai E[R i ] yang positif, jika dibandingkan dengan saham-saham lain yang memiliki nilai E[R i ] yang negatif, risikonya lebih rendah dari rata-rata risiko saham yang terdapat dalam kelompok nilai 0 < β < 1, yaitu sebesar 0,029%. Ini berarti saham UNVR baik untuk dimasukkan ke dalam portofolio karena memberikan pengembalian yang besar dengan risiko yang kecil. Tabel 4: kelompok saham dengan nilai beta lebih besar dari satu pada periode 3 Des Des 2007 No SHM β > 1 E[R i] σi 2 1 AALI 1, , , ASII 1, , , BUMI 1, , , SMGR 1, , , TLKM 1, , , TINS 2, , , dengan R m = 0, dan σ 2 m = 0, Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4 terlihat bahwa saham-saham yang berada pada kelompok nilai β > 1, memiliki nilai pengembalian yang diharapkan sebagian bernilai negatif dan sebagian lagi bernilai positif. nilai pengembalian yang diharapkan negatif dimiliki oleh saham-saham yang nilai β dibawah 1,2 sedangkan untuk nilai pengembalian yang diharapkan positif lebih dimiliki oleh saham-saham yang nilai β di atas 1,5. Secara umum risiko yang dimiliki saham yang nilai pengembalian yang diharapkannya negatif lebih rendah daripada risiko yang dimiliki oleh saham yang nilai pengembalian yang diharapkannya positif. Begitu juga dengan risiko yang dimiliki saham pada kelompok nilai beta lebih besar dari 1, secara keseluruhan lebih tinggi daripada risiko yang dimiliki saham pada kelompok nilai beta antara 0 dan 1, dimana ratarata risiko yang diberikan sebesar 0,065% dan lebih tinggi 0,03% dari rata-rata risiko saham pada kelompok nilai 0 < β < 1. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa semakin besar nilai β suatu saham maka semakin tinggi tingkat risiko saham tersebut dan semakin besar pula pengembalian yang diberikan saham tersebut. 9 MENGUKUR RISIKO SISTEMATIS SAHAM Risiko total suatu aset terdiri dari dua bagian yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko total dapat diukur berdasarkan nilai variansnya yang merupakan penjumlahan dari risiko sistematis yaitu risiko yang berhubungan dengan pasar dan risiko tidak sistematis yaitu risiko yang tidak berhubungan dengan pasar. Risiko sistematis sering juga disebut dengan risiko pasar karena risiko ini berhubungan dan bergantung dengan keadaan pasar atau perekonomian yang sedang terjadi dan juga tergantung pada besar kecilnya nilai sensitivitas saham terhadap pasar, sehingga risiko sistematis setiap saham dapat diukur berdasarkan nilai sensitivitas dan variansi pasarnya seperti rumus

7 Tabel 5: Risiko Sistematis Saham pada Periode 3 Des Des 2007 Risiko No SHM β i βi 2 σm 2 Sistematis (2 3) 1 AALI 1, , , , ADHI 0, , , , ASII 1, , , , BUMI 1, , , , PTBA 0, , , , PGAS 0, , , , SMGR 1, , , , SULI 0, , , , TLKM 1, , , , TINS 2, , , , UNTR 0, , , , UNVR 0, , , , berikut [4] Risiko Total(σ 2 i ) = Risiko Sistematis(β 2 i σ 2 m) + Risiko Unik(σ 2 ei). (20) Berdasarkan pers.(20), dapat dilihat bahwa risiko sistematis dapat diukur dengan rumus β 2 i σ2 m dan hasil dari seluruh perhitungan risiko sistematis masingmasing saham pada periode Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5, dapat dikatakan bahwa saham yang nilai β lebih besar memiliki nilai risiko sistematis yang lebih besar daripada saham dengan nilai β yang lebih kecil. Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh William F Sharpe dalam buku investasi yang menyatakan bahwa risiko pasar atau risiko sistematis berhubungan dengan beta saham, dimana saham dengan nilai β yang lebih besar akan memiliki risiko sistematis yang besar dan sebaliknya saham dengan nilai β yang kecil akan memiliki risiko sistematis yang kecil pula. Pada periode Desember 2007, saham dengan nilai β yang besar memiliki risiko sistematis yang besar juga. Ini membuktikan bahwa risiko sistematis tidak hanya bergantung pada nilai sensitivitas saham tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan pasar dan ekonomi yang sedang terjadi. 10 SIMPULAN DAN SARAN 10.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan analisisnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada periode Desember 2007, saham dengan nilai β > 1 beta yang besar memiliki risiko sistematis yang besar juga. 2. Saham dengan nilai β yang besar memberikan tingkat pengembalian saham dan tingkat risiko saham yang lebih besar juga. 3. Berdasarkan keduabelas saham yang diteliti ternyata saham AALI, BUMI, TINS dan UNVR yang pada periode ini selalu memberikan pengembalian yang tinggi bagi investor. Artinya sahamsaham tersebut sangat baik untuk dijadikan pilihan alternatif investasi dalam membentuk portofolio investasi Saran Penelitian ini menggunakan 12 saham dari 30 saham Jakarta Islamic Index (JII) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, untuk penelitian selanjutnya selain Model Indeks Tunggal dapat digunakan metode lain dalam perhitungan beta saham seperti metode CAPM dan juga lebih banyak lagi jenis saham yang dibandingkan nilai β, misalnya Indeks Sektoral atau Indeks LQ45. DAFTAR PUSTAKA [1] Sunariyah, 2003, Mengenal Pasar Modal, UPP AMP YKPN, Yogyakarta [2] Huda, N. & M.E. Nasution, 2007, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta [3] Jogiyanto, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta [4] Husnan, S., 1998, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM 58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL Yuni Pristiwati Noer W Jurusan Akuntansi, STIE Swastamandiri Surakarta, Email: yuni_pristi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Anton (anton_lee90@yahoo.com) Ervita Safitri (ervitasafitri@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menunjang keberhasilan pembangunan, hal ini membutuhkan partisipasi dari semua pihak termasuk sektor swasta. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

ESTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL BLACK- LITTERMAN PADA DATA HARGA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE

ESTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL BLACK- LITTERMAN PADA DATA HARGA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE ESTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL BLACK- LITTERMAN PADA DATA HARGA SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 009-0 Alan Prahutama, Sugito, Jurusan Statistika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar di dalam perekonomian suatu negara dimana mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Peluang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip prinsip syariah, yaitu larangan terhadap setiap transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi. Investasi sendiri sebenarnya terdiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO RETURN Definisi : merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Komponen Return : Yield dan Capital Gain ( Loss). Yield

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjadi fasilitas bagi emiten yang ingin memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskripsif adalah kegiatan pengumpulan data sekunder dan analisis data dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H Pasar Modal di Indonesia Pendekatan. Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H Pasar Modal di Indonesia Pendekatan. Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. 87 DAFTAR PUSTAKA Abdilah, Sulton Bani, & Rahayu, Sri. 2013. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham Index

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pada sub bab ini, penulis akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam skripsi. Sehingga tinjauan teori yang dikemukakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan suatu investasi sering kali kita menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL

PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL PENGGUNAAN SINGLE INDEX MODEL DALAM ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MEMINIMUMKAN RISIKO BAGI INVESTOR DI PASAR MODAL (STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL. M.Andryzal Fajar

MODEL INDEKS TUNGGAL. M.Andryzal Fajar MODEL INDEKS TUNGGAL M.Andryzal Fajar andryzal_fajar@uny.ac.id William Sharpe mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal. Dimana model ini digunakan untuk menyederhanakan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL (Studi Pada Saham-Saham LQ 45 yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012) Windy Martya Wibowo Sri Mangesti Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian yang berkembang pesat diikuti oleh persaingan bisnis yang ketat dapat terlihat dari semakin banyaknya bisnis yang bermunculan dengan menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan wahana alternatif yang dimanfaatkan untuk mengalokasikan dana. Keberadaannya bukan hanya sebagai sumber pembiayaan saja tetapi juga sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak selalu stabil, membuat para pengusaha untuk mengantisipasi dalam mengolah dana perusahaannya. Tidak jarang para pengusaha memilih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian

Lebih terperinci

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM EFISIEN (Studi Pada Saham Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Periode 2012 2015) Arinda Sasmita Rahma Raden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor agar dapat membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen investasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Retno Anggraini rhetnow_anggrainiii@yahoo.co.id Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ45 MENGGUNAKAN HARGA TERTINGGI, HARGA TERENDAH, DAN CLOSE PRICE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) Amelinda Islamey Suhadak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM BERDASARKAN METODE MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016) Retno Dwi Sulistiani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memainkan peran yang strategis dan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, pasar modal yang berkembang sangat baik akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan investasi dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Ervita Safitri dan Fitantina Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Zunita Efi Ratnasari zunitaefi@gmail.com Khuzaini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yaitu investor yang membeli efek di Pasar Modal dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dana yaitu investor yang membeli efek di Pasar Modal dengan pihak yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena Pasar Modal berperan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL Penggunaan Metode Capital (Herarum Sekarwati) 425 PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN BERINVESTASI SAHAM ( Studi Pada Saham Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Wildan Deny Saputra Suhadak Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wildan Deny Saputra Suhadak Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN SAHAM EFISIEN (Studi pada Saham-Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Kompas100 Periode 2010-2013) Wildan Deny Saputra Suhadak Devi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN Arlinda Yuliarti arlinda.yulia@gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah

Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah ABSTRAK Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur dengan jalan investasi. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan Asia pada tahun 1997 berdampak pada stabilitas keuangan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba-lomba membeli Dolar. Situasi tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk,

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, SAHAM PT HM SAMPOERNA Tbk DAN SAHAM PT TIMAH Tbk) Elvida Julianti

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM Linda Ratna Sari ratnaslinda@gmail.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Some

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data yang berada diperusahaan yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 1, Januari 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI Satriya Bayu Laksana satriyabayulaksana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE (Studi Pada Perusahaan yang Listing Pada Indeks Lq 45 di BEI Periode 2012)

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE (Studi Pada Perusahaan yang Listing Pada Indeks Lq 45 di BEI Periode 2012) EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE (Studi Pada Perusahaan yang Listing Pada Indeks Lq 4 di BEI Periode 2012) Sulistya Rini Siti Ragil Handayani Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN 2011 2013 Sofyarosa Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Moch. Erric Valdino erric_valdino@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

Dua model keseimbangan:

Dua model keseimbangan: Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) CAPM adalah model hubungan antara tingkat return harapan dari suatu aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari nilai investasi yang diserahkan

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 2012

Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 2012 FINESTA Vol., No. 1, (014) 14-19 14 Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 01 Endraw Putra Tjendana Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 12, Desember 2016 ISSN : 2461-0593 1 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN Yonni Hudha Pratama Yonnihudhapratama@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang atau long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal seperti

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM LQ-45

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM LQ-45 AALISIS ORTOFOLIO OTIMAL ERDASARKA MODEL IDEKS TUGGAL ADA SAHAM LQ-45 Septyarini Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok ASTRAK Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang, dengan memanfaatkan harga-harga saham JII

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan bentuk penanaman modal atau suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan keuntungan kelak. Investasi pada saham

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keakuratan antara metode CAPM dan APT. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis penilaian kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Sharpe dan rasio Treynor untuk mengukur tingkat return-nya

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar Garis pasar modal Garis pasar sekuritas Estimasi Beta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK MENENTUKAN KELOMPOK SAHAM EFISIEN (Studi pada Saham Perusahaan Sektor Industri Pengolahan yang Terdaftar di BEI Tahun

Lebih terperinci

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model 1 Siti Jubaedah, 2 Eti Kurniati, 3 Onoy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal menjadi alternatif tempat para investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan atau yang dikenal dengan istilah investasi. Menurut (Halim, 2005:4)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir 66 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir yang tidak stabil disebabkan oleh beberapa hal yaitu krisis ekonomi, naik turunnya harga

Lebih terperinci

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN Rachmat Devit paksoewarno5322 @gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci