Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi."

Transkripsi

1 Modul ke: Psikologi Sosial 2 Dinamika Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi

2 Psikologi Sosial Dinamika Kelompok

3 Dinamika Kelompok Area yang diperuntukkan untuk mengkaji pengetahuan tentang sifat alami kelompok. (Cartwright & Zander, 1968)

4 DINAMIKA KELOMPOK Dinamika kelompok adalah adanya interaksi dan interdependensi di antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. Dinamika kelompok adalah proses interpersonal yang saling mempengaruhi yang berlangsung dalam kelompok (Forsyth, 2006). Kurt Lewin (1951) menggambarkan dinamika kelompok sebagai cara kelompok dan individu bertindak dan bereaksi terhadap perubahan keadaan.

5 Performing Norming Task Storming Forming Adjourning

6 KOHESIVITAS KELOMPOK (GROUP COHESIVITY) Kohesivitas (keutuhan / kepaduan) adalah kekuatan, baik positif maupun negatif yang menyebabkan anggota tetap berada dalam kelompok. Dalam beberapa kelompok, ikatan diantara anggota cukup kuat dan awet, semangatnya tinggi dan ada rasa kebersamaan. Dalam kelompok lain, anggotanya tidak terlalu erat hubungannya, kurang memiliki rasa kebersamaan, dan cenderung terpecah dari waktu ke waktu. Kohesivitas (keutuhan, kepaduan, kelekatan) merupakan karakteristik kelompok secara keseluruhan berdasarkan komitmen individu kepada kelompok.

7 Cohesivitas Kohesi kelompok: kekuatan yang mengikat jejaring individu-individu terhadap kelompok. Group Cohesion: the strength of the bonds linking individuals to the group Tertarik terhadap anggota dan upaya untuk menggapai gol atau tujuan Entitativitas adalah derajat persepsi sebagai bagian dari kelompok dibanding sebuah agregat atau individu yang tidak berhubungan satu sama lain.

8 Kohesivitas Teori Entitavitas Campbell (1958) Pengalaman bersama (Common Fate) Apakah individu-individu dalam kelompok mengalami hasil atau capaian yang sama? Kesamaan - Apakah individu-individu dalam kelompok melakukan perilaku yang sama atau mirip satu sama lain. Kedekatan - seberapa dekat individu bersamasama dalam kelompok

9 Kohesivitas Kelompok

10 Kohesivitas kelompok dan Produktivitas

11 Kohesivitas dan Komitmen Tugas

12 Brown (2000), Paxton dan Moody (2003), Vugt dan Hart (2004) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok: Apabila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain. Terikat oleh hubungan pertemanan Efektivitas interaksi anggota dan kerukunan serta sedikitnya konflik. Kita lebih suka pada tim kerja yg yng bekerja secara efisien drpd tim boros waktu. Tujuan kelompok, ketertarikan seseorang pada kelompok akan bergantung pada kesesuaian antara tujuan personal atau individu dengan tujuan kelompok, dan pada seberapa sukses kelompok mencapai tujuannya. Berbagai tujuan tersebut antara lain uang, kesenangan, hiburan, pekerjaan, status.

13 Groupthink ( pemikiran kelompok) Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) muncul dari penelitian yang dilakukan oleh Irvin L Janis. Groupthink atau pemikiran kelompok adalah pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan pertimbangan alternatif yang tidak memadai. Groupthink merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya tidak efektif lagi.

14 Groupthink muncul dari kelompok yang merasa sangat optimis dan tidak terkalahkan. Anggota-anggotanya melindungi diri mereka dari informasi luar yang mungkin melemahkan keputusan mereka. Kelompok percaya bahwa keputusannya adalah bulat meski ada pendapat yang sangat bertentangan. Karena ketidaksepakatan didalam dan diluar kelompok dicegah, maka keputusannya terkadang keliru dan tidak masuk akal.

15 Group Polarization Polarisasi kelompok adalah kecenderungan pada anggota kelompok, sebagai hasil dari diskusi kelompok untuk bergerak menuju posisi yang lebih ekstrim dari keputusan yang mereka pegang pada awalnya. Ketika anggota individu dari suatu kelompok ditempatkan kearah resiko, proses diskusi kelompok akan memperkuat kecenderungan ke arah kutub akstrim yang sangat beresiko. Sebagai hasilnya, keputusan kelompok menjadi lebih penuh resiko dibanding rata-rata kecenderungan anggota sebelum mengikuti diskusi (1989). Dinamika ini disebut sebagai pergeseran yang penuh resiko (Risky Shift).

16 Apakah kelompok cenderung mengambil keputusan yang lebih konservatif ataukah lebih beresiko. Pada tahun 1968, James Stoner melaporkan bahwa keputusan kelompok sering lebih beresiko dibanding keputusan individu sebelum dia ikut diskusi kelompok. Temuan ini dinamakan sebagai Risky Shift (pergeseran resiko) menimbulkan minat besar, sebab ia tampaknya bertentangan dengan keyakinan umum bahwa kelompok cenderung relatif konservatif dan mencari posisi aman dalam mengambil keputusan. Risky Shift adalah diskusi kelompok dapat menyebabkan individu mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada jika mereka mengambil keputusan sendiri.

17 Polarisasi Kelompok Gambar Diadaptasi dari

18 Social Fasilitation (Fasilitasi Sosial) Fasilitasi sosial adalah berkinerja dengan lebih baik manakala individu berada ditengah-tengah orang lain dibanding dengan saat sendirian. Terkadang orang tampil lebih baik saat ditengahtengah orang lain daripada saat seseorang sendirian. Sebuah studi yang dilakukan Norman Triplet (1898). Triplet mengamati bahwa pengendara sepeda tampak mengayuh lebih cepat saat mereka berlomba daripada saat mereka sendirian. Untuk menguji observasi ini, dia menyusun eksperimen untuk melihat apakah anak akan bekerja lebih keras saat memancing bersama-sama dibandingkan ketika memancing sendirian. Seperti diprediksikan, anak-anak itu bekerja lebih keras saat ada orang lain.

19 I Can Do Better When You Are Watching Me" - Social Facilitation

20 Social inhibition (Inhibisi Sosial) Social inhibition dapat diartikan sebagai mengerjakan atau melakukan sesuatu dengan lebih buruk saat ada orang lain yang hadir dibandingkan dengan saat sendirian. Kehadiran orang lain akan mengganggu perhatian Menurut pandangan Baron (1986) pada teori distractionconflict model (Model Gangguan Konflik), menyatakan bahwa kehadiran orang lain menciptakan konflik antara dua tendensi dasar: 1. Memberi perhatian pada audiens 2. Memberi perhatian pada tugas

21

22 Fasilitasi Sosial dan Inhibisi Sosial

23

Psikologi Sosial 2. PsikoDinamika Kelompok Norma Kelompok Bagaimana Terjadinya norma; Psikodinamika norma, perubahan sosial

Psikologi Sosial 2. PsikoDinamika Kelompok Norma Kelompok Bagaimana Terjadinya norma; Psikodinamika norma, perubahan sosial Psikologi Sosial 2 Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI PsikoDinamika Kelompok Norma Kelompok Bagaimana Terjadinya norma; Psikodinamika norma, perubahan sosial Setiawati Intan Savitri, S.P, M.Si Program Studi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KELOMPOK KODE MATAKULIAH /SKS = MKK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KELOMPOK KODE MATAKULIAH /SKS = MKK / 2 SKS TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai teori dan konsep-konsep mengenai dan kaitannya dengan perilaku manusia serta menjelaskan permasalahan yang berhubungan dengan melalui teori

Lebih terperinci

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM PERILAKU KELOMPOK PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM Kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tim adalah kelompok yang sudah matang yang terdiri

Lebih terperinci

COHESIVENESS without GROUPTHINK

COHESIVENESS without GROUPTHINK COHESIVENESS without GROUPTHINK Presented by : M. Anang Firmansyah Studi ini berusaha menguji peran kepaduan (Kohesi) yang berorientasi pada tugas dan hubungannya dengan kohesi emosional sosial dalam kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang percaya bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang percaya bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang percaya bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan secara bersama-sama akan memudahkan pekerjaan atau tugas yang sedang dikerjakan tersebut cepat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh :

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh : BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK Oleh : BADAN PENGEMBANGAN SDMD PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 A. DESKRIPSI SINGKAT Mata diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan

Lebih terperinci

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork) T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 7 Materi Minggu 2 Kelompok Kerja (Teamwork) 2.1 Pengertian dan Karakteristik Kelompok Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi pada

Lebih terperinci

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI Diskripsi Singkat membekali peserta dengan kemampuan untuk menjelaskan pengertian, membekali peserta dengan kemampuan menerapkan koordinasi dan kolaborasi melalui

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK. Eva Imania Eliasa,M.Pd

DINAMIKA KELOMPOK. Eva Imania Eliasa,M.Pd DINAMIKA KELOMPOK Eva Imania Eliasa,M.Pd SEJARAH Gerakan dinamika kelompok mulai pada akhir tahun 1800 di Eropa Bantuan dari para ahli sosiologi, psikologi, filsafat dan pendidikan Ahlinya : Kurt Lewin

Lebih terperinci

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh konflik pekerjaan..., Sekar Adelina Rara, FPsi UI, 2009

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh konflik pekerjaan..., Sekar Adelina Rara, FPsi UI, 2009 1 1. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manajer merupakan seseorang yang berusaha menggapai tujuan organisasi atau perusahaan dengan mengatur orang lain agar bersedia melakukan tugas yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

Definisi dan Klasifikasi Kelompok

Definisi dan Klasifikasi Kelompok Definisi dan Klasifikasi Kelompok Kelompok Dua individu atau lebih yang saling berinteraksi dan ketergantungan, yang bergabung bersama untuk mencapai tujuan-tujuan khusus. Kelompok Formal Suatu kelompok

Lebih terperinci

Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi

Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi Modul ke: Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi Fakultas 09Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Pengantar Membangun Tim Proyek Karakteristik

Lebih terperinci

BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI T U J U A N 1. Mengetahui bahwa kelompok kerja dan komunikasi merupakan bagian penting dari fungsi pengarahan dan implementasi. 2.Mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan adalah kohesivitas kelompok yang dikemukakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan adalah kohesivitas kelompok yang dikemukakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan adalah kohesivitas kelompok yang dikemukakan oleh Carron, Brawley, dan Widmeyer (2009). Kinerja karyawan menurut Stewart dan Brown

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METPEN. Peran Ilmu Pengetahuan, Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

DASAR-DASAR METPEN. Peran Ilmu Pengetahuan, Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI DASAR-DASAR METPEN Modul ke: Peran Ilmu Pengetahuan, Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK. M. Syahidul Haq,M.Pd

DINAMIKA KELOMPOK. M. Syahidul Haq,M.Pd DINAMIKA KELOMPOK M. Syahidul Haq,M.Pd KONSEP DINAMIKA KELOMPOK Cartwright & Zander (1968) : Pertama, DK digunakan untuk menyebut suatu ideologi atau pandangan yang berkaitan dengan cara-cara bagaimana

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 73 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis utama dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression), maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Komunikasi Komunikasi mengacu kepada tindakan oleh satu orang atau lebih, mengirim serta menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan atau noise, terjadi dalam suatu konteks

Lebih terperinci

Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan

Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan Undangan Menulis Buku Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan Editor: Idhamsyah Eka Putra Universitas Persada Indonesia YAI Hanrezi Dhania Universitas Tama Jagakarsa Ardiningtiyas Pitaloka Universitas Yarsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan. Sumber daya manusia dapat

Lebih terperinci

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2 KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2 MATERI 1. Pengertian dan karakteristik kelompok 2. Tahapan pembentukan kelompok 3. Kekuatan Team Work 4. Implikasi Manajerial PENGERTIAN KELOMPOK Lewin, 1948 : kumpulan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Perilaku Kelompok dan Interpersonal PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK 1. Kelompok 2. Kelompok Formal 3. Kelompok Informal 4. Kelompok

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK. Bab 9 PERILAKU ORGANISASI

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK. Bab 9 PERILAKU ORGANISASI DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK Bab 9 PERILAKU ORGANISASI THE MEANING OF GROUP Suatu interaksi antara dua orang karyawan atau lebih dimana sikap dan kinerja masing-masing saling mempengaruhi antara satu

Lebih terperinci

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C

Lebih terperinci

Kelompok dan Individu

Kelompok dan Individu Kelompok dan Individu A. Sifat dan fungsi kelompok B. Bagaimana kelompok mempengaruhi kerja individual C. Kerjasama dalam Kelompok D. Keadilan yang dipersepsikan dalam kelompok E. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA Oleh : REVELINE OCTAVIANI, SP, M.Si Widyaiswara Pertama pada Badan Diklat Provinsi Papua Abstrak Salah satu bentuk interaksi adalah dengan melakukan kerjasama. Kerjasama

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Dasar Dasar Perilaku Kelompok SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK BAB VIII DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 8 0 Mendefinisikan dan mengklasifikasikan kelompok Kelompok dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lain dari social loafing adalah kecenderungan untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lain dari social loafing adalah kecenderungan untuk mengurangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SOCIAL LOAFING 1. Pengertian Social loafing Social loafing merupakan pengurangan kinerja individu selama bekerja sama dengan kelompok dibandingkan dengan bekerja sendiri (Latane,

Lebih terperinci

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikologi Sosial 2 Teori-teori Psikologi Sosial Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori Psikologi Sosial Sikap Ketertarikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berada dalam sebuah kelompok dan membangun interaksi didalamnya sering dilakukan setiap individu. Melalui kelompok, individu bisa membangun interaksi, hubungan

Lebih terperinci

Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN)

Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN) Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN) Tugas Mata Kuliah Komunikasi Informasi Disusun Oleh : MUHAMMAD JEVI R. AIPASHA (A2D008040) MOH. ARIF YUDHI (A2D008038) NUR FARIDAH (A2D008041) Jurusan / Prodi (S1) Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan memiliki 2 variabel yang di ungkap yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan memiliki 2 variabel yang di ungkap yaitu variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian yang dilaksanakan memiliki variabel yang di ungkap yaitu variabel kohesivitas dan variabel tanggung jawab. Kedua variabel ini memiliki

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Dasar Dasar Perilaku Kelompok PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 01 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Perkenalan Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Mengajar di UMB dua matakuliah: Sosiologi dan

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Psikologi Modern Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Psikologi Modern Teori-teori kepribadian modern

Lebih terperinci

Hubungan Kohesivitas Kelompok Dengan Kinerja Karyawan pada Bagian Pemasaran Ekspor PT. Biofarma (Persero)

Hubungan Kohesivitas Kelompok Dengan Kinerja Karyawan pada Bagian Pemasaran Ekspor PT. Biofarma (Persero) Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Kohesivitas Kelompok Dengan Kinerja Karyawan pada Bagian Pemasaran Ekspor PT. Biofarma (Persero) 1 Dicky Zulkifli, 2 Umar Yusuf 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga hoki merupakan salah satu cabang permainan bola kecil yang dapat dimainkan baik oleh pria maupun wanita. Cabang olahraga hoki mulai berkembang di sejumlah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa erat hubungannya dengan tugas perkuliahan. Menurut pandangan Kusuma

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa erat hubungannya dengan tugas perkuliahan. Menurut pandangan Kusuma 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Mahasiswa erat hubungannya dengan tugas perkuliahan. Menurut pandangan Kusuma (2015), mengerjakan tugas merupakan sebuah bentuk tanggung jawab yang harus dipikul oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 6-7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 6-7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan ke 6-7 Sistem Komunikasi Kelompok Dikaji Dalam Beberapa Bagian: Kelompok dan Pengaruhnya

Lebih terperinci

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer Modul ke: Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer Cognitive Social Learning Psychology Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teoretikus dari pembelajaran

Lebih terperinci

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI Psikologi Industri Program Studi Teknik Industri - Universitas Brawijaya 2012 Widha K Ningdyah, ST., MT WHAT s Group/ Team? HOW s Group/ Team Operate? CONFLICT in Group/Team

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IKLIM ORGANISASI Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim berbeda dengan organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istijanto, 2005). Seseorang yang berkeinginan keras dikatakan memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istijanto, 2005). Seseorang yang berkeinginan keras dikatakan memiliki BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterlibatan Kerja 1. Definisi Keterlibatan Kerja Keterlibatan (involvement) karyawan dalam pekerjaan adalah tingkat saat karyawan di perusahaan bersedia bekerja (Robinson dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai bidang dalam kehidupan kita penuh dengan resiko. Pengertian resiko menurut Hillson dan Murray-Webster (2008) adalah uncertain situation that matter. Dimana

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Pertemuan ke 7. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan ke 7 Sistem Komunikasi Kelompok Dikaji Dalam Beberapa Bagian: Kelompok dan Pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. statistik rata-rata skor setiap item pernyataan mean sebesar Hal ini

BAB V PENUTUP. statistik rata-rata skor setiap item pernyataan mean sebesar Hal ini BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis tentang persepsi responden terhadap variabel penelitian

Lebih terperinci

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009 Small Groups in Counseling and Therapy Sigit Sanyata 07 Juni 2009 Konseling kelompok? Konseling kelompok? Kita perlu belajar Perubahan dalam konseling Perasaan Pikiran Perilaku Bahagia Konsep konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP MODEL MATEMATIKA EKSTRIM FUNGSI MELALUI PROBLEM SOLVING KELAS XI (PTK SMA Islam Sudirman Ambarawa)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP MODEL MATEMATIKA EKSTRIM FUNGSI MELALUI PROBLEM SOLVING KELAS XI (PTK SMA Islam Sudirman Ambarawa) UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP MODEL MATEMATIKA EKSTRIM FUNGSI MELALUI PROBLEM SOLVING KELAS XI (PTK SMA Islam Sudirman Ambarawa) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Konflik dan Human Relations Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat

Konflik dan Human Relations Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Konflik dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan

Lebih terperinci

Organisasi pada masa kini dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku,

Organisasi pada masa kini dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku, PEMBELAJARAN Siapapun yang berhenti belajar berarti sudah tua, entah pada usia dua puluh atau delapan puluh tahun. Siapapun yang tetap belajar akan senantiasa muda. Hal terbesar dalam hidup adalah membuat

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: 02 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Pemahaman Diri Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising The Self Dimension IN ORDER TO HAVE CONVERSATION WITH SOMEONE

Lebih terperinci

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. KELOMPOK DAN TIM Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Himpunan berarti terdiri dua orang atau

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perilaku individu dan kelompok dalam berbagai setting merupakan area dimana Psikologi Sosial bekerja, dan perbandingan performa dan reaksi antara individu

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METPEN POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

DASAR-DASAR METPEN POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi DASAR-DASAR METPEN Modul ke: POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id POPULASI ADALAH Populasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 2. Pengantar Perkuliahan. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 2. Pengantar Perkuliahan. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi Modul ke: 01 Fakultas PSIKOLOGI PSIKOLOGI SOSIAL 2 Pengantar Perkuliahan Filino Firmansyah M. Psi Program Studi Psikologi Tujuan Pembelajaran Mengerti tentang konsep dasar dan prinsip umum dari perilaku

Lebih terperinci

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING Modul ke: TEORI KOMUNIKASI KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id KOMUNIKASI ANTARPRIBADI Memahami Hubungan Antarpribadi Kelompok

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Pengantar Psikologi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi

Psikologi Sosial. Pengantar Psikologi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Psikologi Sosial Modul ke: Pengantar Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Silabus Psikologi Sosial Materi Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 07 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I ATRIBUSI SOSIAL Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan beberapa teori tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis mengangkat teori Atribusi dari Kelley dan teori motivasi berprestasi dari David McClelland sebagai grand theory. Penemuan fakta lapangan akan didukungan pula dengan data

Lebih terperinci

PENGANTAR KELOMPOK DAN DINAMIKA KELOMPOK Ade Heryana. Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta

PENGANTAR KELOMPOK DAN DINAMIKA KELOMPOK Ade Heryana. Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta PENGANTAR KELOMPOK DAN DINAMIKA KELOMPOK Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id DEFINISI KELOMPOK Dinamika Kelompok adalah seluruh aktifitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konvergensi teknologi komunikasi dan komputasi telah menciptakan sebuah perangkat yang memiliki kemampuan interoperabilitas 1 dalam pemanfaatan layanan serta fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, kita hidup di dunia dimana suatu organisasi terdiri dari berbagai komponen yang ada didalamnya, seperti sifat mereka, interaksi antara mereka,

Lebih terperinci

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL 3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK Pengertian Beberapa Jenis Kelompok 1. Kelompok Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

BAB V DINAMIKA KELOMPOK

BAB V DINAMIKA KELOMPOK BAB V DINAMIKA KELOMPOK Pendahuluan Kata dinamika menunjuk pada keadaan yang berubah-ubah yang menggambarkan fluktuasi atau pasang surut, sekaligus melukiskan aktivitas dan system sosial yang tidak statis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tim yang komposisinya heterogen saat ini menjadi satu keadaan yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang justru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode dalam melaksanakan penelitian adalah hal yang sangat penting.metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia

BAB II KAJIAN TEORETIS. paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian. Sejak lahir sudah mulai bergabung dengan kelompok primer

Lebih terperinci

Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si

Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si Pengantar Psikologi Sosial II Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si Konsep Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang dipersepsikan terikat satu sama lain dalam sebuah unit yang koheren pada derajat tertentu.

Lebih terperinci

A. Sejarah Dinamika Kelompok

A. Sejarah Dinamika Kelompok A. Sejarah Dinamika Kelompok Sejarah dinamika kelompok tidak terpisahkan dari perkembangan psikologi pada umumnya dan psikologi sosial pada khususnya. Oleh karena itu, berikut ini akan di uraiakan sejarah

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Konflik Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id Konflik Organisasi 2 Munculnya konflik dlm organisasi tidak selalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia hiburan di tanah air banyak memiliki ragam bintang. Salah satunya melalui industri musik yang menjadi salah satu mata pencaharian yang cukup berkembang di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunitas mainan pun banyak macamnya mulai dari diecast (mobil-mobilan), lego, gundam, dan lain-lain. Sebenarnya, komunitas diecast sangat banyak jumlahnya

Lebih terperinci

Penelitian Permodelan

Penelitian Permodelan Penelitian Permodelan 1 1 Program Studi Teknik Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Mata Kuliah Metodologi dan Komunikasi Ilmiah Outline Model 1 Model 2 3 4 Capaian Pembelajaran Khusus Capaian Pembelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Model Synectik Dalam Proses Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa KelasVII SMPN 7 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014

Penerapan Model Synectik Dalam Proses Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa KelasVII SMPN 7 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014 Penerapan Model Synectik Dalam Proses Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa KelasVII SMPN 7 Kota Bima Tahun Olahairullah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penerimaan teknologi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penerimaan teknologi BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penerimaan teknologi mobile phone, kohesi bertetangga, serta kerangka berpikir. 2.1 Kohesi Bertetangga Kohesivitas merupakan sebuah

Lebih terperinci

ASSALAMUALAIKUM WR. WB DAN SELAMAT PAGI

ASSALAMUALAIKUM WR. WB DAN SELAMAT PAGI ASSALAMUALAIKUM WR. WB DAN SELAMAT PAGI MANAJER PEMBUAT KEPUTUSAN DEFINISI PROSES PEMBUATAN KEPUTUSANSlide 5 MANAJER PEMBUAT KEPUTUSAN KEPUTUSKWANSlide 7 JENIS KEPUTUSAN & KONDISI PEMBUATAN KEPUTUSAN By

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI. Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI. Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI Definisi Psikologi Industri & Organisasi Keilmuan yg mempelajari mengenai hubungan antara manusia dengan dunia kerja (Guion, 1983). Aplikasi dari fakta dan prinsip psikologi

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memiliki peran vital guna mencapai tujuan kesuksesan organisasi. Dalam organisasi,

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memiliki peran vital guna mencapai tujuan kesuksesan organisasi. Dalam organisasi, BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah organisasi. Di samping itu, sumber daya alam, sumber daya modal, dan sumber daya manusia memiliki peran

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Peran Kepemimpinan Peran Pemimpin yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Servant

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Aktivitas Komunikasi Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI. Program Studi PUBLIC RELATION

Sosiologi Komunikasi. Aktivitas Komunikasi Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI. Program Studi PUBLIC RELATION Modul ke: Sosiologi Komunikasi Aktivitas Komunikasi Massa Fakultas KOMUNIKASI Frenia T.A.D.S.Nababan Program Studi PUBLIC RELATION www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Komunikasi Massa Sebagai Aktivitas Sosial

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : Komunikasi Dialogis dan Konflik Kepentingan Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan secara garis besar terdiri dari tiga bagian penting, yaitu: administrasi dan kepemimpinan (manajemen pendidikan), intruksional dan kurikuler (berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, karyawan menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan tidak akan bisa sukses tanpa ada campur tangan usaha karyawannya. Perusahaan akan tumbuh

Lebih terperinci

Interpersonal Skills Communications

Interpersonal Skills Communications Modul ke: Interpersonal Skills Communications Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN www.mercubuana.ac.id Manajemen Diri Pengertian Manajemen Menurut James A.F.

Lebih terperinci