BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penerimaan teknologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penerimaan teknologi"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penerimaan teknologi mobile phone, kohesi bertetangga, serta kerangka berpikir. 2.1 Kohesi Bertetangga Kohesivitas merupakan sebuah kelekatan antar anggota kelompok atau komunitas. Beberapa teori mempertimbangkan kohesivitas sebagai sebuah ketertarikan personal (Lott & Lott, 1965). Kohesivitas adalah sebuah kesatuan kelompok. Banyak teori-teori yang menjelaskan hal tersebut sebagai belongingness atau we-ness, yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. Anggota-anggota dalam kelompok yang kohesif memberikan rasa kebersamaan yang tinggi kepada kelompoknya, dan mereka sadar bahwa terdapat persamaan antar anggota dalam kelompok. Individu dalam kelompok yang kohesif dimana kohesivitas diartikan sebagai perasaan Kuat dari sebuah keberadaan komunitas yang terintregasi akan lebih efektif dalam kelompok, lebih bersemangat, dalam menghadapi masalah-masalah sosial maupun interpersonal. Kohesivitas merupakan sebuah ketertarikan. Beberapa teori mempertimbangkan kohesivitas sebagai sebuah ketertarikan personal (Lott & Lott, 1965). Menurut Mitchell (1994, dalam Maharani 2009) ada 3 karakteristik kohesi sosial, yaitu: (1) komitmen individu untuk norma dan nilai umum, (2) saling

2 ketergantungan yang muncul karena adanya niat untuk berbagi (shared interest), dan (3) individu yang mengidentifikasi dirinya dengan grup tertentu. Istilah kohesi sosial digunakan untuk menggambarkan proses yang lebih dari kondisi atau keadaan akhir, itu dipandang sebagai rasa yang melibatkan komitmen, dan keinginan atau kemampuan untuk hidup bersama dalam harmoni (Jenson, 1998). Komitmen yang ada di dalam sense of community membuat individu dari komunitas memiliki identitas sosial sebagai anggota dari kehidupan bertetangganya menurut Herek & Glunt (1995, dalam Buckner, 1988). Kohesi bertetangga adalah individu merasa masuk dalam komunitas di dalam lingkungannya; individu merasa menjadi bagian komunitas di dalam lingkungannya; individu mempunyai daya tarik untuk hidup tetap di dalam lingkungan tersebut, dan tingkat individu dalam berinteraksi pada lingkungannya (Buckner, 1988). Masyarakat harus berusaha untuk dapat meningkatkan rasa psikologis dengan tetangga, ini berguna untuk meningkatkan kekompakan rasa psikologis antar tetangga. Tetangga yang kohesif adalah kelompok tetangga yang mempunyai sense of belongingness, individu mempunyai rasa identifikasi saat berasa di kelompok tersebut, dan adanya situasi psikologis yang memungkinkan mereka mempunyai perasaan yang bersatu dan tujuan untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut (Buckner, 1988). Perry (2001) menyatakan bahwa social bonding merupakan hubungan antara seseorang dengan orang yang lain dan melalui social bonding terbentuklah attachment (ikatan kasih sayang). Berkenaan dengan attachment, menyatakan attachment refers to a special bond characterized by the unique qualities of the special bond that forms in maternal-infant or primary caregiverinfant relationships. Menurut Perry, attachment merupakan suatu hubungan

3 antar manusia (bond) yang ditandai oleh sifat-sifat yang spesifik dalam hubungan individu dan tetangga tetangganya. Selanjutnya Perry (2001) menegaskan bahwa attachment terbentuk melalui bonding dalam dalam attachment bond terdapat elemen-element sebagai berikut: (1) An attachment bond is an enduring emotional relationships with specific person, (2) The relationship brings safety, comfort, soothing and pleasure, (3) Loss or threat of loss of person evokes intense distress, dalam Buckner (1988). Sense Community Sebagai Komponen Kohesi Bertetangga Muniz & O Guinn (2001) menyatakan ada tiga konsep komunitas, yang pertama adalah kesadaran untuk merefleksikan hubungan sesama anggota dan perasaan berbeda dari mereka yang tidak termasuk di dalam kehidupan bertetangga. Kedua, terdapat sebuah ritual dan tradisi yang merefleksikan norma dan nilai dari perilaku kehidupan bertetangga. Yang ketiga adalah tanggung jawab moral yang merefleksikan rasa kewajiban pada komunitas dan kewajiban pada sesama anggota di dalam kehidupan bertetangga. Peneliti secara konsisten mencatat bahwa komunitas kecil yaitu komunitas bertetangga sangat kohesif dalam hal sense of belongingness, weness, rasa identifikasi, dan keadaan psikologis yang memungkinkan orang untuk merasakan kesatuan perasaan dan tujuan menuju tujuan bersama (Buckner, 1988). Dalam tataran geografis dan hubungan, sebuah sense of community yang kuat berkaitan dengan keluaran positif dari individu maupun dari kehidupan bertetangganya. Dalam level kehidupan bertetangga, orang-orang yang memiliki sense of community yang kuat cenderung memiliki perasaan aman yang lebih

4 mendalam, dan lebih banyak berpartisipasi di dalam acara-acara yang diadakan di kehidupan bertetangga (Schweitzer, 1996). Seymour Sarason (1974) Yaitu adanya rasa kesamaan antar anggota, kebergantungan satu dengan lainnya dan keinginan untuk mempertahankan kebergantungan ini, lebih jauh lagi sense of community didefinisikan dengan seorang anggota merupakan bagian dari sebuah kehidupan bertetangga yang stabil (157). Mc Millan & Chavis (1986) menjelaskan sense of community sebagai a feeling that members have of belonging, a feeling that members matter to one another and to the group, and a shared faith that members needs will be met through their commitment to be together. Yaitu perasaan yang dimiliki anggota dalam sebuah komunitas bertetangga yang meliputi rasa saling memiliki, rasa pentingnya keberadaan anggota di dalam komunitas bertetangga dan terhadap anggota lainnya, dan kepercayaan bahwa kebutuhan anggota akan terpenuhi di dalam kehidupan bertetangga melalui adanya komitmen untuk terus bersama. 2.2 Dimensi Penerimaan Teknologi Mobile Phone Penerimaan teknologi mobile phone didefinisikan sebagai kesediaan pengguna untuk menggunakan mobile phone secara sukarela dalam menjalankan dan mendukung aktivitasnya (Teo, 2011). Ada banyak model yang dikembangkan oleh para peneliti untuk mengukur penerimaan sistem informasi oleh pengguna, salah satunya adalah model Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM dikembangkan oleh Davis & Venkatesh,(2004). Berikut ini adalah dimensi dimensi penerimaan teknologi:

5 Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness / Performance Expectancy). Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai tingkat dimana pemakai percaya bahwa menggunakan mobile phone tertentu akan meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Definisi ini menunjukkan bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu kepercayaan tentang penggunaan mobile phone dalam hal ini menerima dan menggunakannya. Mobile phone akan digunakan apabila pemakai percaya bahwa mobile phone akan memberi manfaat. Ini menunjukkan sejauh mana kepercayaan seseorang dalam menggunakan mobile phone akan meningkatkan kinerjanya, produktivitasnya, dan keefektivannya dalam bekerja. Persepsi Menyenangkan (Perceived Playfulness / Hedonic Motivation), Persepsi menyenangkan adalah motivasi intrinsik seseorang untuk menerima dan menggunakan mobile phone atau dengan kata lain pribadi orang tersebut senang dengan aktivitas menggunakan mobile phone. Dalam studi ini, persepsi kesenangan adalah sejauh mana seseorang memandang aktivitas menggunakan mobile phone menyenangkan secara pribadi dalam dirinya. Orang yang secara intrinsik merasa senang dengan mobile phone tidak melihat penggunaan mobile phone sebagai usaha yang serius dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan lebih cepat, serta berniat untuk menggunakan mobile phone secara berkesinambungan. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use / Effort Expectancy). Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat dimana pemakai percaya bahwa menggunakan mobile phone akan bebas dari usaha. Kemudahan penggunaan mobile phone merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Mobile phone akan digunakan apabila pemakai percaya bahwa sistem tersebut mudah digunakan. Ini juga

6 menunjukkan sejauh mana kepercayaan seseorang dalam menggunakan mobile phone akan bebas dari usaha. Kondisi Sumber Daya (Facilitating Conditions), persepsi pengguna mobile phone terhadap sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk melakukan suatu perilaku. Sejauh mana seorang individu percaya bahwa mobile phone dapat mendukung penggunaan pengguna mobile phone (Brown & Venkatesh, 2005). Pengaruh Sosial (Social Influence), pengaruh sosial adalah sejauh mana pengguna mobile phone merasa bahwa orang lain penting (misalnya, keluarga dan teman) percaya bahwa mereka harus menggunakan mobile phone; kondisi mengacu pada persepsi pengguna mobile phone terhadap sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk melakukan suatu perilaku (Brown & Venkatesh, 2005). Kebiasaan (Habit) dianggap sebagai perilaku yang secara otomatis (Aarts et al. 2000). kebiasaan dibentuk oleh dua kondisi yang menguntungkan, kelengkapan penggunaan yang tinggi (yaitu, sejauh mana seorang individu memanfaatkan fungsi yang berbeda / aplikasi yang terdapat di mobile phone) serta frekuensi yang tinggi dari perilaku penggunaan mobile phone (Limayem et al. 2007). Nilai Harga (Price Value), Persepsi individu atau pengguna mobile phone terhadap tingkat harga yang ditawarkan (Kim, Gupta & dkk, 2007). Harga yang positif dari manfaat mobile phone maka memiliki dampak yang positif dari perilaku penggunaan mobile phone. Persepsi Kualitas Isi (Perceived Content Quality), Persepsi kualitas konten/isi mengacu pada karakteristik yang diinginkan, seperti akurasi,

7 kebermaknaan, dan ketepatan waktu, informasi yang disampaikan melalui mobile phone (Lederer dkk, 2000). Sikap (Attitude), Sikap pengguna untuk teknologi mobile, Melone (1990) menyatakan sikap pengguna mobile phone dalam konteks sebagai predisposisi untuk merespon baik atau tidak baik. Hal ini tergantung pada pandangan kognitif dari pengguna mobile phone itu sendiri. Kepuasan (Satisfaction), Menurut Doll & Torkzadeh. (1988) kepuasan mobile phone dapat dilihat dari pendapat pengguna tentang aplikasi mobile phone tertentu, yang mereka gunakan. Diskonfirmasi (Disconfirmation), Diskonfirmasi menurut Oliver (1980) bahwa tanggapan kepuasan atau ketidakpuasan muncul dari proses evaluasi kognitif di mana harapan atau keyakinan sebelumnya tentang mobile phone yang terkait dengan pengalaman. Proses kognitif yang terjadi adalah proses sebelum dan sesudah menggunakan mobile phone. Niat (Behavioral Intention). Behavioral intention menurut Davis (1989) adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu mobile phone. Tingkat penggunaan mobile phone pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap mobile phone tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. 2.3 Kerangka Berpikir Perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya perkembangan teknologi mobile yang semakin diminatin oleh dewasa ini.

8 Menurut riset dari The Nielsen Company menyatakan kepemilikan mobile phone di Indonesia terus melonjak dan pengguna ponsel tertinggi adalah kelompok usia tahun. Dari tahun ke tahun penggunaan ponsel terus berkembang pesat ( Indotelko, 2011). Telepon seluler memang membuat kita terhubung dengan teman dan komunitas yang lebih luas. Tetapi, keasyikan kita terhadap ponsel ternyata mengurangi rasa keingintahuan sosial. Bahkan, para pengguna ponsel diketahui lebih egois. Sikap mementingkan diri sendiri yang dimiliki para pengguna ponsel itu, antara lain, disebabkan karena berkurangnya rasa keterhubungan dengan sekitarnya (Kompas, 2012). Dari pemberitaan yang dituliskan oleh kompas, dewasa kini menggunakan ponsel mereka secara terus menerus dalam melakukan aktivitasnya, sehingga dewasa ini tidak memperhatikan kehidupan sosialnya, dalam hal ini adalah kehidupan bertetangganya. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, dan penggunaan teknologi mobile phone yang semakin meningkat dikhawatirkan masyarakat semakin rendah dalam bertatap langsung atau berinteraksi secara face to face dengan tetangganya. Budyatna (2005) menyatakan bahwa dengan munculnya penggunaan ponsel dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka. Secara tidak langsung perkembangan teknologi mobile ini telah menggeser komunikasi dan intensitas tatap muka (face to face). masyarakat lebih menggunakan mobile phone dan tidak lagi peduli dengan tetangganya. Berdasarkan alur piker di atas, peneliti berminat untuk mengetahui bagaimana penerimaan seseorang terhadap teknologi mobile phone berhubungan secara prediktif dengan kohesi bertetangga.

9 Dari bagan di bawah ini di gambarkan bahwa seseorang yang menggunakan mobile phone akan rendah kohesi bertetangganya, ini dikarenakan penggunaan mobile phone yang mengakibatkan rendahnya kelekatan bertetangga. Dimensi penerimaan Tehc. Mobile Kohesi Bertetangga Sumber: Diolah oleh Penulis Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

Bab 1 PENDAHULUAN. Bertetangga merupakan bagian kehidupan manusia yang hampir tidak

Bab 1 PENDAHULUAN. Bertetangga merupakan bagian kehidupan manusia yang hampir tidak Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertetangga merupakan bagian kehidupan manusia yang hampir tidak bisa ditolak. Sebab manusia memang tidak semata-mata makhluk individu, tapi juga merupakan makhluk

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (definisi operasional dan

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (definisi operasional dan Bab 3 METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (definisi operasional dan hipotesis), subjek penelitian (populasi, karakteristik, dan teknik pengambilan sampel), desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Kesehatan Jiwa mahasiswa menjadi fenomena yang menarik untuk

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Kesehatan Jiwa mahasiswa menjadi fenomena yang menarik untuk 9 BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Kesehatan Jiwa Kesehatan Jiwa mahasiswa menjadi fenomena yang menarik untuk peneliti, karena telah menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat (public health) yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. kualitatif, dan studi kuantitatif. Studi literatur yang merupakan studi-studi tentang

BAB III METODOLOGI. kualitatif, dan studi kuantitatif. Studi literatur yang merupakan studi-studi tentang BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini menggunakaan studi literatur, studi kualitatif, dan studi kuantitatif. Studi literatur yang merupakan studi-studi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini melaju dengan sangat pesat. Salah satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan dan kerugian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

Budyatna. (2005) Komunikasi dalam pembangunan, Warta Ilmiah populer komunikasi dalam pembangunan, 8(1). Cigupit. (2012). Konflik Hak Milik.

Budyatna. (2005) Komunikasi dalam pembangunan, Warta Ilmiah populer komunikasi dalam pembangunan, 8(1). Cigupit. (2012). Konflik Hak Milik. DAFTAR PUSTAKA Aarts, H., & Dijksterhuis, A. (2000). Habits as knowledge structures: Automaticity in goal-directed behavior, Journal of Personality and Social Psychology, 78(1), pp. 53-63. Ade Saptomo.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI PENERIMAAN TEKNOLOGI MOBILE PHONE DENGAN KOHESI BERTETANGGA PADA MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI PENERIMAAN TEKNOLOGI MOBILE PHONE DENGAN KOHESI BERTETANGGA PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA DIMENSI PENERIMAAN TEKNOLOGI MOBILE PHONE DENGAN KOHESI BERTETANGGA PADA MAHASISWA Melisa Jurusan Psikologi Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara Jl. Kemanggisan Ilir III No.45

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM 5.1. Simpulan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji model niat perilaku penggunaan M- library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

Lebih terperinci

Masih Rekatkah Kita Dalam Bertetangga? Pengaruh Dimensi Penerimaan Teknologi Mobile Phone Terhadap Kohesi Bertetangga

Masih Rekatkah Kita Dalam Bertetangga? Pengaruh Dimensi Penerimaan Teknologi Mobile Phone Terhadap Kohesi Bertetangga Proceedings of International Conference: Sustainable built environment in the tropics: New technology, new behaviour? School of Architecture, Tarumanagara University, Jakarta, Indonesia, 12-13 November

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan konseptual 2.1.1. Komunitas Merek (Brand Community) Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan komunitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, internet sudah menjadi salah satu bagian penting dari hidup kita. Hampir semua kegiatan yang kita lakukan berhubungan dengan internet karena

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Technology Acceptance Model (TAM) Technology acceptance model (TAM) adalah salah satu jenis teori yang menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi sistem informasi kesehatan memiliki potensi untuk meningkatkan performa sarana pelayanan kesehatan, menghemat biaya operasional, dan meningkatkan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi. Perubahan lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberterimaan aplikasi mobile banking oleh nasabah. Penelitian ini menggunakan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Indonesia WiFi @wifi.id Indonesia WiFi atau @wifi.id adalah salah satu layanan milik PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. (Telkom) berupa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

Sub Tema: KELUARGA HARAPAN JUDUL ESAI: SOCIAL COMMUNITY BASED SOCIETY EDUCATION DALAM MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

Sub Tema: KELUARGA HARAPAN JUDUL ESAI: SOCIAL COMMUNITY BASED SOCIETY EDUCATION DALAM MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Sub Tema: KELUARGA HARAPAN JUDUL ESAI: SOCIAL COMMUNITY BASED SOCIETY EDUCATION DALAM MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi LOMBA ESAI NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI OLEH: HANANI KRISTANTI 3203009037 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012) : Marketing is about identifying and meeting

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012) : Marketing is about identifying and meeting BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Electronic Banking (E-Banking) Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Smartphone atau ponsel cerdas telah menjadi fenomena yang sangat dasyat pada beberapa tahun belakangan ini. Jika dulu seseorang sudah cukup dengan menelepon atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin kuatnya kedudukan dan fungsi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagai lembaga tinggi negara diikuti dengan semakin meningkatnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer dan lebih manjanjikan dalam dunia bisnis adalah internet. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. populer dan lebih manjanjikan dalam dunia bisnis adalah internet. Dalam 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan teknologi informasi (TI) terasa semakin dibutuhkan. Teknologi informasi memberikan kontribusi penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Sun et al. (2012) melakukan penelitian dengan judul pengaruh agama

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Sun et al. (2012) melakukan penelitian dengan judul pengaruh agama BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Sun et al. (2012) melakukan penelitian dengan judul pengaruh agama terhadap Islam ponsel adopsi layanan perbankan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun sampai saat ini, terutama dalam perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan pada bisnis ritel terus berkembang dan semakin ketat, dimana pada kondisi seperti ini mengharuskan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia pada saat sekarang ini sangat berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan teknologi yang terus berevolusi, aktivitas transaksi melalui media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan sudah banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet sebagai sebuah media informasi telah berkembang dengan sangat pesat. Dahulu internet hanya bisa digunakan untuk mencari informasi, sekarang internet

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1.Teori Model Penerimaan Teknologi (Technology Accpetance Model atau TAM) Teori ini pada mulanya dikembangkan oleh Davis et al.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior)

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dapat mengoptimasi proses pengelolaan informasi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegagalan penerapan teknologi informasi saat ini lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Generalized Audit Software (GAS) dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) sudah banyak digunakan di negara berkembang dan merupakan tren yang sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persaingan bisnis dewasa ini menuntut perusahaan untuk mengadopsi perkembangan teknologi dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat. Perusahaan yang mempu memanfaatkan

Lebih terperinci

Adi Tio Christiono 1, Johan J.C. Tambotoh 2

Adi Tio Christiono 1, Johan J.C. Tambotoh 2 Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (Studi Kasus : Flexible Learning (F-Learn) UKSW) Adi Tio Christiono 1, Johan J.C. Tambotoh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam era globalisasi ini telah membuat perusahaan untuk fokus mengubah cara

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam era globalisasi ini telah membuat perusahaan untuk fokus mengubah cara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi sekarang ini mengalami pertumbuhan yang begitu cepat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan yang terjadi dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Dampak pertumbuhan internet mendorong setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih menuntut manusia untuk terus belajar, berkarya, dan berinovasi. Salah satunya adalah internet, hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk Visi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk Visi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan suatu komunitas. Begitu pula dengan sebuah universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Jerry Fith gerald dalam Jogiyanto (2006) juga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET Ali Sadiyoko 1, Ceicalia Tesavrita 2, Irfan Suhandi 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam Sutarman (2009:13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model penelitian telah dilakukan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.E-learning E-Learning didefinisikan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan. Beberapa hal yang dibahas adalah latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan)

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan) PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan

Lebih terperinci

Kata Kunci: ponsel cerdas, tam, sistem operasi

Kata Kunci: ponsel cerdas, tam, sistem operasi ANALISA PERBANDINGAN PENERIMAAN SISTEM OPERASI BLACKBERRY DAN SISTEM OPERASI ANDROID OLEH PENGGUNA, MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Adhitya Rizky Pratama Sistem Informasi S1, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu sarana produksi, komputer dewasa ini sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi. Pekerja di kantor menggunakan komputer untuk berbagai keperluan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Penerimaan Perpajakan 2012-2013 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, realisasi sementara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang sudah berkembang pesat saat ini. Bukan hanya di negara-negara maju, namun di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada minat penggunaan e-money. Berbagai penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Lembaga Pemerintahan Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use a Technology (UTAUT) (Studi Kasus : DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu setiap manusia pasti senang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu setiap manusia pasti senang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu setiap manusia pasti senang berbincang-bincang dengan orang lain, melakukan hal bersama, dan lain sebagainya. Biasanya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Banyak 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Banyak institusi menggunakan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, penggunaan internet menjadi salah satu aktivitas penting dalam mendukung kehidupan manusia di seluruh dunia. Berdasarkan data dari internetworldstats.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Menurut Schiffman dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Menurut Schiffman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

Kewirausahaan II. Teori Kepuasan Konsumen ( Customer Satisfaction ) Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

Kewirausahaan II. Teori Kepuasan Konsumen ( Customer Satisfaction ) Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI Kewirausahaan II Modul ke: 13 Teori Kepuasan Konsumen ( Customer Satisfaction ) Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen Rizal, S.ST., MM. Day, (dalam Tse & Wilton, 1988) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN Studi komparatif metode Utaut & Tam terhadap penerapan SIA 1 Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi di dunia dalam bidang ekonomi, bisnis dan perdagangan telah memberikan pengaruh pada perkembangan model transaksi bisnis yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi pengaruh pada perkembangan dibidang pendidikan. Teknologi informasi telah menawarkan paradigma baru di Perguruan Tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa ini perguruan tinggi berperan penting dalam persiapan individu untuk masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penerimaan teknologi merupakan suatu model yang disusun oleh Davis et al,.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penerimaan teknologi merupakan suatu model yang disusun oleh Davis et al,. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Model Penerimaan Teknologi Technology Acception Model (TAM) atau yang dikenal dengan model penerimaan teknologi merupakan suatu model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat telah menjadikan informasi menjadi sumber daya organisasi yang paling dibutuhkan saat ini. Hal ini mendorong perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan. Pengembangan teknologi informasi (TI) telah memimpin dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana pendukung berbagai aktivitas, baik aktivitas para pebisnis, akademisi, birokrat, maupun profesional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya terutama dalam bidang bisnis. Sebagai alat bantu manusia, Dalam dunia pendidikan di masa kini, teknologi informasi (TI)

BAB I PENDAHULUAN. usahanya terutama dalam bidang bisnis. Sebagai alat bantu manusia, Dalam dunia pendidikan di masa kini, teknologi informasi (TI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak perusahaan yang berusaha meningkatkan usahanya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling terintegrasi guna mendukung tercapainya suatu strategi bisnis, yakni

BAB I PENDAHULUAN. saling terintegrasi guna mendukung tercapainya suatu strategi bisnis, yakni BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan teknologi yang mendukung sistem informasi dan komunikasi memberikan pengaruh besar terhadap dinamika organisasi saat ini. Salah satu bentuk peranan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi internet, semakin banyak pula bermunculan situs-situs yang memberikan layanan kesehatan. Layanan yang diberikan juga semakin beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama

Lebih terperinci