PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM"

Transkripsi

1 PERILAKU KELOMPOK

2 PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM Kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tim adalah kelompok yang sudah matang yang terdiri dari orang-orang yang saling bergantung, memiliki motivasi dan komitmen untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Tim bisa saja berawal dari suatu kelompok, tetapi tidak semua kelompok berkembang menjadi tim. Tim dibentuk untuk tujuan yang berbeda-beda, sehingga tantangan yang dihadapi juga berbeda-beda.

3 Perbedaan Kelompok dan Tim KELOMPOK Bekerja untuk mencapai sasaran/ goal bersama Bertanggung jawab pada manajer Tingkat skill random Performance dievaluasi oleh pemimpin Budaya adalah salah satu sumber perubahan dan konflik Performance dapat positif, netral atau negatif Kesuksesan terutama akibat kerja pemimpin. TIM Terdapat komitmen total untuk mencapai sasaran/goal bersama Bertanggung jawab pada sesama anggota tim Tingkat skill sering kali melengkapi Performance dievaluasi oleh para anggota dan pemimpin Budaya didasarkan pada kerjasama/collaboration komitmen total terhadap sasaran bersama Performance dapat menjadi lebih besar Kesuksesan terutama akibat kerja keras para anggota.

4 JENIS-JENIS KELOMPOK Kelompok dibedakan menjadi kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal terdiri dari: 1. Kelompok komando 2. Kelompok tugas Kelompok informal terdiri dari: 1. Kelompok kepentingan 2. Kelompok persahabatan

5 KELOMPOK FORMAL Adalah kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan dalam struktur organisasi.

6 KELOMPOK FORMAL Kelompok komando/ command group kelompok ini ditentukan oleh bagan organisasi, yang terdiri dari individu individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer. Misalnya hubungan antara kepala sekolah dan guru-gurunya merupakan bentuk kelompok komando. Kelompok tugas/ task group. kelompok ini ditentukan secara organisasional yang terdiri dari individu-individu yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas. Kelompok ini dapat memotong hubungan-hubungan komando melintasi organisasi. Misalnya para peraway yang bertugas diinstalasi gawat darurat sebuah rumah sakit akan membentuk kelompok tugas. Mereka akan melakukan koordinasi dengan berbagai bagian dalam rumah sakit tersebut untuk melayani pasien

7 KELOMPOK INFORMAL Adalah kelompok yang tidak berstruktur secara formal maupun organisasional. Kelompok ini terbentuk karena adanya kebutuhan sosial, dan anggotanya bisa berasal dari departemen atau bagiang yang berbeda.

8 KELOMPOK INFORMAL Kelompok kepentingan/ interest group. kelompok ini terbentuk oleh individu-individu yang memiliki kepentinganbersama. Misalnya para karyawan yang bekerjasama untuk memperjuangkan kenaikan gaji mereka. Kelompok persahabatan/ friendship group. kelompok ini dibentuk oleh individu- individu yang memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik. Misalnya persamaan pandangan politik, kesamaan usia, warisan budaya yang sama dan sebagainya.

9 JENIS-JENIS KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK FORMAL KELOMPOK INFORMAL KELOMPOK KOMANDO KELOMPOK TUGAS KELOMPOK KEPENTINGA N KELOMPOK PERSAHABATAN

10 ALASAN ALASAN MEMBENTUK KELOMPOK Pemuasan Kebutuhan Rasa Aman. Salah satu kebutuhan individu yaitu kebutuhan akan rasa aman. Untuk memenuhi kebutuhan ini seseorang dapat bergabung dalam suatu kelompok. Pemuasan Kebutuhan Sosial. kebutuhan sosial ini dapat dipenuhi dengan bergabung dalam suatu kelompok, karena dalam kelompok tersebut para anggotanya dapat saling berinteraksi satu sama lain. Pemuasan Kebutuhan Harga Diri. Orang bergabung dalam suatu kelompok karena mereka menganggap bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kebutuhan akan harga diri mereka, yaitu menjadi bagian dari sebuah kelompok bergengsi yang keanggotaannya sulit diperoleh.

11 ALASAN TERBENTUKNYA KELOMPOK (LANJUTAN)... Kedekatan dan Ketertarikan. kedekatan/promixity menyangkut jarak fisik antar karyawan ketika melakukan tugasnya, sedangkan ketertarikan/attraction menunjukkan rasa tertarik antar individu karena kesamaan sikap, persepsi, motivasi maupun kinerja. Kedekatan dan ketertarikan merupakan dua alasan yang saling berkaitan mengapa seseorang bergabung dalam suatu kelompok. Sasaran Kelompok. sasaran kelompok merupakan salah satu alasan mengapa seseorang bergabung ke dalam kelompok. Misalnya seseorang bergabung ke dalam suatu kelompok yang mempelajari sistem jaringan komputer, yang nantinya dapat dijadikan bekal hidup. Orang itu percaya bahwa mempelajari sistem jaringan komputer merupakan sasaran yang penting bagi dirinya.

12 ALASAN TERBENTUKNYA KELOMPOK (LANJUTAN)... Alasan Ekonomis. individu yang bergabung dalam suatu kelompok sering kali didasari atas alasan ekonomis. Misalnya para eksekutif disuatu perusahaan membentuk kelompok untuk mengevaluasi kembali gaji eksekutif dengan harapan dapat meningkatkan gaji mereka.

13 TAHAP-TAHAP DALAM PEMBENTUKAN KELOMPOK Tahap-tahap pembentuka kelompok dapat dijelaskan dengan suatu model, yaitu model lima tahap perkembangan (five stage model), yang menggolongkan perkembangan kelompok menjadi lima tahap, yaitu forming, storming, norming dan adjaouning.

14 TAHAP-TAHAP DALAM PEMBENTUKAN KELOMPOK Tahap Forming Dalam tahap ini anggota berusaha untuk memahami satu sama lain, memahami sasaran, peranan dan tugas tugas dalam kelompok. Kelompok berusaha mencari pola interaksi yang tepat diantara anggotanya. Tahap ini akan berakhir ketika individu individu mulai merasakan dirinya sebagai bagian dari kelompok. Tahap Storming Dalam tahap ini terjadi permusuhan atau pertentangan diantara anggota kelompok. Masing-masing anggota kelompok berkompetisi untuk mendapatkan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapannya. Bagian yang sangat penting dalam tahap ini adalah berkaitan dengan proses pendefinisian kembali tugas-tugas spesifik dan sasaran kelompok. Anggota kelompok mulai menentukan sejauhmana mereka menyukai tugas-tugas kelompok dan sejauhmanan mereka komitmen terhadap tugas tugas tersebut.

15 TAHAP-TAHAP DALAM PEMBENTUKAN KELOMPOK ( LANJUTAN)... Tahap Norming Dalam tahap ini anggota kelompok berusaha untuk mengembangkan hubungan yang dekat, yang ditandai dengan adanya kerjasama dan kekompakan. Kohesivitas kelompok mulai berkembang, serta muncul adanya ketertarikan, komitmen, perasaan terhadap identitas kelompok dan persahabatan. Tahap Perfoming Dalam tahap ini persoalan tentang kepemimpinan dan hubungan kelompok telah dipecahkan, serta kelompok sudah siap untuk bekerja. Kelompok mulai memusatkan energi, usaha-usaha dan komitmennya pada pencapaian tugas. Tahap Adjourning Dalam tahap ini terjadi pembubaran kelompok karena sasaran mereka sudah tercapai dan kelompok tidak lagi dibutuhkan (misalnya kelompok proyek yang telah berhasil menyelesaikan tugasnya), meskipun bayak juga kelompok yang permanen dan tidak mengalami tahap ini.

16 KARAKTERISTIK KELOMPOK Komposisi komposisi kelompok berkaitan dengan kemiripin anggota kelompok satu dengan yang lain. Anggota- anggota kelompok yang homongen cenderung memiliki karakteristik yang hampir sama, sebaliknya anggota kelompok yang heterogen memiliki karakteristik yang berbeda. Kelompok homongen cenderung lebih kohesif daripada kelompok heterogen. Akan tetapi kelompok heterogen lebih cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dari pada kelompok homongen.

17 KARAKTERISTIK KELOMPOK (LANJUTAN)... Hierarki Status Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin dapat memiliki status tertentu karena faktorfaktor tertentu seperti usia, senioritas kerja atau karena penugasan. Hierarki status, khususnya ketaatan terhadap mereka yang berada pada bagian atas dari hierarki, kadang-kadang memiliki dampak yang tidak diperkirakan dan tidak diharapkan pada kinerja kelompok.

18 KARAKTERISTIK KELOMPOK (LANJUTAN)... Peran/ Roles Peran adalah perilaku yang diharapkan dari suatu posisi. Peran berkaitan dengan pengharapan perilaku untuk posisi-posisi tertentu. Teori peran menjelaskan bagaimana pengharapan sosial dapat mepengaruhi perilaku karyawan. Perilaku-perilaku yang diharapkan ini biasanya sudah disepakati baik oleh individu pemegang posisi atau jabatan tersebut maupun oleh para anggota organisasi.

19 KARAKTERISTIK KELOMPOK (LANJUTAN)... Norma/ Norm Norma adalah suatu sikap, opini, perasaan atau tindakan yang dimiliki bersama oleh dua individu atau lebih yang membimbing perilaku mereka. Norma umumnya tidak tertulis tetapi berpengaruh besar terhadap perilaku kelompok dan organisasional. Norma berkembang secara non formal pada saat kelompok atau organisasi menetapkan apa yang diperlukan agar menjadi efektif. Norma dapat berpengaruh terhadap kinerja baik secara positif maupun negatif.

20 KARAKTERISTIK KELOMPOK (LANJUTAN)... Kepemimpinan karakteristik kelompok yang tidak kalah penting adalah peran kepemimpinan. Peran kepemimpinan antrara lain adalah memberikan pengaruh terhadap anggota lainnya dalam kelompok.

21 KARAKTERISTIK KELOMPOK (LANJUTAN)... Kohesivitas Salah satu faktor penentu dalam suatu kelompok adalah kohesitivitas. Kohesitivitas adalah kekuatan anggotakelompok yang menginginkan untuk tetap berada atau menjadi kelompok tertentu.

22 TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK PROPINQUITY THEORY : Kedekatan ruang /geografis INTERACTION THEORY : Kebersamaan dalam aktivitas. BALANCE THEORY : Kesamaan sikap & Nilai. EXCHANGE THEORY : Adanya reward

23 PERILAKU MANUSIA DALAM KELOMPOK HELPING & COOPERATION/ membantu dan kerjasama 1. Model 2. Mood 3. Kejelasan Tanggung Jawab 4. Penilaian Masyarakat COMPETITION/ persaingan CONFLICT/ konflik

24 PERBEDAAN INDIVIDU DALAM KELOMPOK COOPERATOR/ pekerjasama COMPETITOR/ saingan INDIVIDUALIST/ individualis

25 CIRI COOPERATOR Menolak segala bentuk persaingan Menyadari adanya perbedaan individu Berhasrat untuk meningkatkan diri dan rekan kerja. Lebih memilih untuk bekerjasama

26 CIRI COMPETITOR Memandang semua orang sebagai kompetitor Memandang setiap interaksi sebagai suatu kancah untuk mengalahkan saingannya. Berhasrat hanya memaksimumkan keuntungan diri pribadi. Lebih menyukai kompetisi meskipun sebenarnya kerjasama lebih menguntungkan

27 CIRI INDIVIDUALIST Mengutamakan pencapaian hasil diri pribadi. Sedikit sekali perhatian terhadap hasil yang diperoleh orang lain. Bersifat fleksibel (bisa kooperatif /kompetitif) tergantung mana yang akan lebih menguntungkan.

28 MASALAH PERILAKU DALAM KELOMPOK FRUSTRASI STRESS KONFLIK

29 LATIHAN 1. Jelaskan perbedaan antara kelompok dan team? 2. Jelaskan perbedaan antara kelompok formal dan kelompok informal serta masing-masing berikan contohnya. 3. Kelompok terbentuk karena berbagai macam alasan. Jelaskan alasan-alasan terbentuknya kelompok? 4. Jelaskan tahap-tahap dalam pembentukan kelompok? 5. Apa yang dimaksud dengan norma? Sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan norma?

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc PENGANTAR MANAJEMEN Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc 1 Pendahuluan Banyak organisasi telah berubah untuk melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. KELOMPOK DAN TIM Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Himpunan berarti terdiri dua orang atau

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Dasar Dasar Perilaku Kelompok SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Perilaku Kelompok dan Interpersonal PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK 1. Kelompok 2. Kelompok Formal 3. Kelompok Informal 4. Kelompok

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK. Bab 9 PERILAKU ORGANISASI

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK. Bab 9 PERILAKU ORGANISASI DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK Bab 9 PERILAKU ORGANISASI THE MEANING OF GROUP Suatu interaksi antara dua orang karyawan atau lebih dimana sikap dan kinerja masing-masing saling mempengaruhi antara satu

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Dasar Dasar Perilaku Kelompok PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI T U J U A N 1. Mengetahui bahwa kelompok kerja dan komunikasi merupakan bagian penting dari fungsi pengarahan dan implementasi. 2.Mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI : RINGKAS MATERI DIBAWAH INI DI KERTAS DOBEL FOLIO DENGAN TULISAN TANGAN.

TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI : RINGKAS MATERI DIBAWAH INI DI KERTAS DOBEL FOLIO DENGAN TULISAN TANGAN. TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI DOSEN PENGAMPUH : RENI MARALIS, SE, MM UNTUK : KELAS III.B HARI/TANGGAL : MINGGU, 3 NOPEMBER 2015 INSTRUKSI : RINGKAS MATERI DIBAWAH INI DI KERTAS DOBEL FOLIO DENGAN

Lebih terperinci

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork) T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 7 Materi Minggu 2 Kelompok Kerja (Teamwork) 2.1 Pengertian dan Karakteristik Kelompok Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi pada

Lebih terperinci

12/10/2011 KELOMPOK? PERILAKU BERKELOMPOK & KOMUNIKASI TIPE KELOMPOK

12/10/2011 KELOMPOK? PERILAKU BERKELOMPOK & KOMUNIKASI TIPE KELOMPOK KELOMPOK? PERILAKU BERKELOMPOK & KOMUNIKASI M5 & M6 Kumpulan yang terdiri dari dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang saling bergabung g untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

Minggu 7: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB

Minggu 7: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB Minggu 7: TEAMWORK TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB SASARAN BELAJAR Mengetahui tentang: Team dan teamwork, serta apa persamaan/perbedaannya dengan kelompok. Peran manajer dan

Lebih terperinci

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2 KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2 MATERI 1. Pengertian dan karakteristik kelompok 2. Tahapan pembentukan kelompok 3. Kekuatan Team Work 4. Implikasi Manajerial PENGERTIAN KELOMPOK Lewin, 1948 : kumpulan

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK DAN TIM

MAKALAH KELOMPOK DAN TIM MAKALAH KELOMPOK DAN TIM Tugas Terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi Disusun Oleh : Kelompok 4 Elina Dewi R. 115030200111020 Emmelia Doloksaribu 115030200111026 Razaq Dastanta T.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik Kerja 1. Pengertian Konflik Kerja Dalam setiap organisasi, agar setiap organisasi berfungsi secara efektif, maka individu dan kelompok yang saling bergantungan harus

Lebih terperinci

TRANSAKSI JARINGAN SOSIAL

TRANSAKSI JARINGAN SOSIAL TRANSAKSI JARINGAN SOSIAL (DALAM KELOMPOK/ORGANISASI) ORANG A ORANG B Pertukaran barang atau jasa Mengekspresikan persahabatan Pertukaran informasi / ide Latihan untuk mempengaruhi berkuasa SIFAT KELOMPOK

Lebih terperinci

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

teguhfp.wordpress.com   HP : Flexi: teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas

Lebih terperinci

Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi

Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi Modul ke: Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi Fakultas 09Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Pengantar Membangun Tim Proyek Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL 3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK Pengertian Beberapa Jenis Kelompok 1. Kelompok Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK

BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK Konflik Organisasi Konflik terjadi dalam situasi dimana kepentingan antar pihak berbeda dan terdapat usaha untuk saling menghalangi kepentingan masing-masing. Konflik dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Studi kepustakaan merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti yaitu dengan

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi. Modul ke: Psikologi Sosial 2 Dinamika Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Psikologi Sosial Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok Area

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK Pengertian Kelompok Kelompok? Perilaku kelompok? Dua karakteristik pokok dari kelompok,

Lebih terperinci

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK Pengertian Beberapa Jenis Kelompok 1. Kelompok Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan pasti membutuhkan seorang pemimpin. Peranan pemimpin dalam kegiatan tersebut sangat penting dalam operasional kegiatannya. Kepemimpinan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 1. Pendahuluan (26/08/2015) 2. Dasar Perilaku Individu (02/09/2015) Penempatan Pegawai 3. Kepribadian dan Emosi dan mengumpulkan tugas ke 1 (09/09/2015) 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan KAP (Kantor Akuntan Publik) meningkat pesat. Hal ini diperkuat dari penghitungan yang dilakukan IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN 1 NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROFIL TEAMWORK SKILL SEBAGAI GAMBARAN KEMAMPUAN KOMPETITIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN TEKNIK BOGA ANGKATAN TAHUN 2009-2011 Ichda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan, banyaknya perusahaan tersebut menjadikan berbagai macam budaya kerja yang ada. Dikemukakan oleh Republika (2008,26

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di perusahaan dan juga kaitannya dengan aspek penelitian.

BAB V PENUTUP. di perusahaan dan juga kaitannya dengan aspek penelitian. BAB V PENUTUP Pada bab ini disajikan kesimpulan dari proses penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat diberikan terkait dengan topik penelitian di perusahaan dan juga kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai pendidikan di negeri ini memang tidak akan pernah ada habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran menurut Weiss (1990 ) dalam Robbins dan Judge (2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran menurut Weiss (1990 ) dalam Robbins dan Judge (2008) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembelajaran (Learning Theory) Pembelajaran menurut Weiss (1990 ) dalam Robbins dan Judge (2008) adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang terkait dengan kinerja. Kinerja merupakan fungsi hasil hasil

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang terkait dengan kinerja. Kinerja merupakan fungsi hasil hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dalam periode waktu tertentu, kinerja organisasi yang optimal, selalu dihadapkan pada permasalahan

Lebih terperinci

Definisi dan Klasifikasi Kelompok

Definisi dan Klasifikasi Kelompok Definisi dan Klasifikasi Kelompok Kelompok Dua individu atau lebih yang saling berinteraksi dan ketergantungan, yang bergabung bersama untuk mencapai tujuan-tujuan khusus. Kelompok Formal Suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETISI KERJA DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KOMPETISI KERJA DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KOMPETISI KERJA DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Dwi Rochmawati Chasanah F 100 050 129 FAKULTAS

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM Peran kepemimpinan dalam membangun Total Quality Manajemen adalah unsur terpenting, sebab setiap organisasi harus memiliki seorang pemimpin dan pemimpin harus memiliki visi

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN EFEKTIFITAS ORGANISASI Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu adanya konflik dalam keluarga yang dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga mereka yang lebih dikenal

Lebih terperinci

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007)

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007) DINAMIKA KELOMPOK Pengertian Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007) Kelompok merupakan setiap kumpulan individu yang saling terkait yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis mengangkat teori Atribusi dari Kelley dan teori motivasi berprestasi dari David McClelland sebagai grand theory. Penemuan fakta lapangan akan didukungan pula dengan data

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK BAB VIII DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 8 0 Mendefinisikan dan mengklasifikasikan kelompok Kelompok dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan. Sumber daya manusia dapat

Lebih terperinci

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA Oleh : REVELINE OCTAVIANI, SP, M.Si Widyaiswara Pertama pada Badan Diklat Provinsi Papua Abstrak Salah satu bentuk interaksi adalah dengan melakukan kerjasama. Kerjasama

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (Informed Consent) Saya adalah Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IKLIM ORGANISASI Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim berbeda dengan organisasi

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang telah ditekankan pada pola kepemimpinan, pembinaan kerja sama, serta mendasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu unsur penting dari manajemen adalah manusia. Pada setiap perusahaan yang menerapkan sistem manajemen yang baik tentunya

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi manajemen SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar terwujud suatu

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK nadiasasmita@uny.ac.id PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK PENGERTIAN KELOMPOK : KELOMPOK ADALAH KUMPULAN DARI DUA ORANG ATAU LEBIH YANG BERINTERAKSI DAN MEREKA SALING BERGANTUNG (INTERDEPENDENT) DALAM

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM

KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM Definisi Kepemimpinan dalam konsep TQM adalah Kemampuan membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu

Lebih terperinci

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian Modul ke: Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

MEMBUDAYAKAN COACHING DI TEMPAT KERJA OLEH: SEGER, Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PSDM

MEMBUDAYAKAN COACHING DI TEMPAT KERJA OLEH: SEGER, Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PSDM MEMBUDAYAKAN COACHING DI TEMPAT KERJA OLEH: SEGER, Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PSDM Coaching sebuah kata yang akhir-akhir ini telah menjadi sebuah istilah yang sering kita dengar dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri,

Lebih terperinci

Karyawan Manusia. Material Needs. Social Needs. Makhluk Sosial KELOMPOK FORMAL KELOMPOK INFORMAL. Kinerja Organisasi

Karyawan Manusia. Material Needs. Social Needs. Makhluk Sosial KELOMPOK FORMAL KELOMPOK INFORMAL. Kinerja Organisasi ORGANISASI INFORMAL Karyawan Manusia Unsur Fisik Unsur Psikis Material Needs Makhluk Sosial Social Needs KELOMPOK FORMAL Kinerja Organisasi KELOMPOK INFORMAL Organisasi Menurut Max Weber, organisasi ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang. Istilah yang mengkonotasikan citra individual yang kuat dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang. Istilah yang mengkonotasikan citra individual yang kuat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan merupakan subyek yang telah lama menarik perhatian banyak orang. Istilah yang mengkonotasikan citra individual yang kuat dan dinamis yang berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan pada bab-bab. sebelumnya, maka dapat dapat dibuat kesimpulan bahwa interaksi sosial

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan pada bab-bab. sebelumnya, maka dapat dapat dibuat kesimpulan bahwa interaksi sosial BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dapat dibuat kesimpulan bahwa interaksi sosial antara karyawan dan CEO di PT Prima Data Lab

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

PROFIL TEAMWORK SKILL SEBAGAI GAMBARAN KEMAMPUAN KOMPETITIF MAHASISWA

PROFIL TEAMWORK SKILL SEBAGAI GAMBARAN KEMAMPUAN KOMPETITIF MAHASISWA 46 PROFIL TEAMWORK SKILL SEBAGAI GAMBARAN KEMAMPUAN KOMPETITIF MAHASISWA Ichda Chayati, Sutriyati Purwanti, Mutiara Nugraheni Jurusan PTBB Fakultas Teknik UNY Email: ichdach@yahoo.co.id ABSTRACT The objectives

Lebih terperinci

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) 1 PENGERTIAN KELOMPOK SEKUMPULAN DUA ORANG ATAU LEBIH YANG SATU SAMA LAIN BERINTERAKSI DALAM MENCAPAI TUJUAN BERSAMA. KELOMPOK FORMAL ADALAH KELOMPOK YANG MEMPUNYAI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk dapat melatih tanggungjawab, belajar bekerjasama dan mengembangkan soft skill yang dimiliki. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerjasama TIM 2.1.1 Pengertian Kerjasama TIM Kerjasama dalam tim menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi linear berganda yang dilakukan mengenai pengaruh lingkungan kerja sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri rumah sakit Indonesia beberapa tahun belakangan ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Industri rumah sakit Indonesia beberapa tahun belakangan ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri rumah sakit Indonesia beberapa tahun belakangan ini telah mengalami perkembangan yang cukup berarti, khususnya pada peningkatan jumlah rumah sakit swasta.

Lebih terperinci

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK ORGANISASI ADALAH PROSES YANG TERSUSUN DALAM SUATU SISTEM DIMANA ORANG DI DALAMNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek krusial yang menentukan keberhasilan misi dan visi suatu perusahaan, oleh karena itu keberadaannya mutlak dalam

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya

BAB II URAIAN TEORITIS. Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan, diantaranya dikemukakan oleh Rizky Putra

Lebih terperinci

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) KEPEMIMPINAN Pokok-pokok bahasan: Definisi kepemimpinan Kepemimpinan dan kekuasaan (power) Pendekatan studi kepemimpinan Pendekatan Sifat (Trait Approach) Pendekatan Perilaku

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. mulai berkembang dan mulai banyak diminati oleh masyarakat. Ilmuwan

BAB I LATAR BELAKANG. mulai berkembang dan mulai banyak diminati oleh masyarakat. Ilmuwan 1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Psikologi merupakan ilmu keprofesian yang membahas mengenai ilmu kejiwaan manusia. Keberadaan ilmu Psikologi sendiri di Indonesia sudah mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Perencanaan Pengembangan Karier Mathis dan Jackson (dalam Naliebrata, 2007) mendefinisi kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis.

Lebih terperinci

Proyek PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK 22/09/2007. Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, Ditentukan oleh beberapa kriteria :

Proyek PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK 22/09/2007. Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, Ditentukan oleh beberapa kriteria : PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Proyek Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, spt pembangunan pyramid, candi dll Ditentukan oleh beberapa kriteria : Tujuan Siklus hidup Kompleksitas Keunikan

Lebih terperinci