BAB II KERANGKA TEORI
|
|
- Yuliana Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Komunikasi Komunikasi mengacu kepada tindakan oleh satu orang atau lebih, mengirim serta menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan atau noise, terjadi dalam suatu konteks tertentu serta tedapat kesempatan umpan balik. Menurut DeVito (1996) komunikasi memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut : 1. Menemukan, Salah satu tujuan komunikasi yang utama adalah penemuan diri atau personal discover. Apabila kita berkomunikasi dengan orang lain, kita akan belajar untuk mengenali diri sendiri, persepsi atas diri kita pada kenyataannya diperoleh dari apa yang telah kita pelajari selama berkomunikasi dengan orang lain. 2. Berhubungan, Salah satu motivasi yang paling kuat dalam berkomunikasi adalah berhubungan dengan orang lain dan memeliharanya, kita ingin merasa nyaman, merasa disayangi dan dicintai serta disukai oleh orang lain. 3. Meyakinkan, dengan berkomunikasi, kita dapat merubah sikap lawan komunikasi kita dengan bahasa-bahasa yang bersifat mengajak, mempengaruhi dan menekan orang lain untuk berpikir maupun melakukan suatu hal tertentu. 4. Bermain, kita menggunakan perilaku komunikasi kita juga untuk bermain, menghibur diri maupun orang lain, membuat orang lain merasa senang dan dekat dengan kita, mengajak orang lain untuk merasakan kesenangan adalah salah satu tujuan utama komunikasi. (masi ada tambahan) Komunikasi dalam komunitas Komunikasi dalam komunitas adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam komunitas tersebut baik formal maupun informal (De Vito,1997 : 340), apabila komunitas semakin besar, maka demikian pula dengan pola komunikasinya juga akan lebih kompleks, sebagai gambaran pada sebuah komunitas yang beranggotakan hanya 4 1
2 (empat) orang akan lebih sederhana komunikasinya dibandingkan dengan komunitas yang beranggotakan seribu orang. Dalam Komunikasi pada sebuah komunitas terdapat arah arus informasi ke atas dan ke bawah (De Vito, 1997). Arus komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah (anggota komunitas) ke tingkat atas (pemimpin komunitas). Arus komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Selain kedua arah komunikasi tersebut, terdapat juga arah komunikasi yang lateral, artinya arah komunikasi yang sejajar, antar teman, antar pemimpin perusahaan dan sebagainya, komunikasi komunitas pada arah ini memperlancar pertukaran informasi karena komunikator dan komunikan berada pada derajat tingkatan hierarki yang sama Pengertian Komunitas Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya Pengambilan Keputusan Kelompok Keyakinan bahwa dua kepala lebihbaik daripada satu yang diperlihatkan sistem juri telah lama diterima sebagai komponen dasar sistem hukum amerika Utara dan banyak negara lain. Keyakinan ini telah berkembang hingga satu titik sehingga, pada hari ini, 2
3 banyak keputusan dalam organisasi yang dibuat oleh kelompok, tim, atau komite. Dalam bagian ini, kita mendiskusikan pengambilan keputusan kelompok. Pengambilan keputusan kelompok dapat secara luas digunakan dalam organisasi, tetapi apakah hal tersebut mengimplikasikan bahwa keputusan-keputusan kelompok lebih disukai dibandingkan yang dibuat oleh seorang individu sendirian? Jawaban untuk pertanyaan ini bergantung pada sejumlah faktor. Marilah kita mulai dengan melihat pada keunggulan dan kelemahan pengambilan keputusan kelompok. Keunggulan pengambilan keputusan kelompok. Kelompok dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan menjumlahkan sumber-sumber daya dari beberapa individu, kelompok membawa lebih banyak masukan ke dalam proses pengambilan keputusan. Selain masukan yang lebih banyak, kelompok dapat membawa heterogenitas kedalam proses pengambilan keputusan. Mereka menawarkan semakin meningkatkanya keragaman pandangan. Hal ini membuka kesempatan terhadap lebih banyak pendekatan alternatif untuk dipertimbangkan. Akhirnya, Kelompok dapat meningkatkan penerimaan atas sebuah solusi. Banyak keputusan gagal setelah pilihan terahkir dibuat karena orang-orang tidak menerima solusi tersebut. Anggota kelompok yang berpartisipasi dalam pengambilan sebuah keputusan kemungkinan akan mendukung keputusan tersebut dengan antusias dan mendorong orang lain untuk menerimanya. Kelemahan pengambilan keputusan kelompok. Selain dari kelebihan-kelebihan yang telah diketahui, keputusan kelompok memiliki kekurangan-kekurangan. Keputusan kelompok lebih memakan waktu karena kelompok-kelompok biasanya membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencapai sebuah solusi dibandingkan dengan bila seorang individu yang mengambil keputusa tersebut. Keinginan para anggota kelompok untuk diterima dan dianggap sebagai aset di dalam kelompok tersebut dapat berakibat menghentikan perbedaan pendapat yang ada. Akhirnya keputusan kelompok menderita dengan adanya tanggung jawab ambigu. Dalam keputusan individual, sudah jelas siapa yang bertanggung jawab untuk hasil akhirnya. Dalam sebuah keputusan kelompok, tanggung jawab dari anggota tunggal tidak jelas Pemikiran Kelompok Group think merupakan proses berpikir dan mengambil keputusan ketika kelompok menghadapi keputusan yang penuh stres, mereka lebih memperhatikan adanya 3
4 kesepakatan daripada mengevaluasi fakta-fakta yang muncul dalam situasi yang dipikirkan. Hal ini bisa saja terjadi karena kelompok melakukan devensive avoidance, yaitu mencoba menghindari informasi yang mungkin menyebabkan kecemasan. Konsep groupthink merupakan hasil kohesivitas dalam kelompok yang pertama kali dibahas secara mendalan oleh Kurt Lewin di tahun 1930 sejak itu groupthink dilihat sebagai variable penting untuk efektivitas kelompok. Kemudian groupthink dirumuskan menjadi teori groupthink dari penelitian panjang oleh Irvin L Janis. Melalui karya victims of groupthink : A Psychological Study of Foreign Decisions and Fiascoes (1972), Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukan suatu mode berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu), kerika usaha-usaha yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat (kebulatan suara) telah mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatifalternatif tindakan secara realistis. Dari sinilah groupthink dapat didefinisikan sebagai satu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukan tumbuhnya kemerosotan efisiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok (mulyana, 1999). Sementara groupthink menurut Rakhmat (2005) adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi. Dalam devinisi tersebut, groupthink meninggalkan cara berpikir individual dan menekankan pada proses kelompok. Sehingga pengkajian atas fenomena kelompok lebih spesifikasi terletak pada proses pembuatan keputusan yang kurang baik, serta besar kemungkinannya akan menghasilkan keputusan yang buruk dengan akibat yang sangat merugikan kelompok (Sarwoni, 1999). Selanjutnya diperjelas oleh Janis, bahwa kelompok yang sangat kompak (cohesiveness) dimungkinkan terlalu banyak menyimpan atau mengivfestasikan energi untuk memelihara niat baik dalam kelompok ini, sehingga mengorbankan proses keputusan yang baik dari proses tersebut. Kelompok dapat menghindari groupthink dengan dua tahap: discouranging leader bias, dan menghindari isolasi kelompok. Kelompok jangan sampai dominan, dan memberikan kepada anggota untuk mengkritik. Untuk menhindari isolasi kelompok, 4
5 rencana kebijakan kelompok dapat dibagi kedalam sub group yang berbeda dengan pemimpin semula. Lahirnya groupthink didorong oleh kajian secara mendalam mengenai komunikasi kelompok yang telah dikembangkan oleh Raimond Cttel, yaitu melalui penelitian yang di fokuskan pada kepribadia kelompok sebagai tahap awal. Teori yang dibangun menunjukan bahwa terdapat pola-pola tetap dari perilaku keompok yang dapat diprediksi, yaitu: 1. Sifat-sifat dari kepribadian kelompok 2. Struktur internal antara anggota 3. Sifat keanggotaan kelompok Temuan teoritis tersebut masih belum mampu memberikan jawaban atas suatu pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh hubungan anatara pribadi dengan kelompok. Hal ini lah yang memunculkan satu hipotesis dari jenis untuk menguji dari beberapa kasus terperinci yang ikut memfasilitasi keputusan-kepotusan yang dibuat kelompok. Hasil pengujian ilmiah yang dilakukan Janis. Menunjukan bahwa terdapat suatu kondisi yang mengarah pada munculnya keputusan kelompok yang tinggi, tetapi tidak dibarengi dengan hasil keputusan keompok yang baik (ineffective output.) Asumsi penting dari groupthink. Sebagaimana dikemukakan West Turner (2007) adalah : 1. Terdapat kondisi-kondisi didalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi. 2. Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang menyatu. 3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali bersifat kompleks. Hasil akhir analisa Janis, menunjukan beberapa dampak negatif dari pikiran kelompok dalam membuat keputusan, yaitu: 1. Diskusi amat terbatas pada beberapa alternatif keputusan saja. 5
6 2. Pemecahan masalah yang sejak semula sudah cenderung dipilih, tidak lagi dievaluasi atau dikaji ulang. 3. Alternatif pemecahan masalah yang sejak semula ditolak, tidak pernah dipertimbangkan kembali. 4. Tidak pernah mencari atau meminta pendapat para ahli dalam bidangnya. 5. Kalau ada nasehat atau pertimbangan lain, penerimaannya diseleksi karena ada bias pada pihak anggota. 6. Cenderung tidak melihat adanya kemungkinan-kemungkinan dari kelompok lain akan melakukan aksi penentangan, sehingga tidak siap melakukan antissipasinya. 7. Saran kebijakn tidak disurvei dengan lengkap dan sempurna. Ilustrasi analisa Janis selanjutnya mengungkapkan kondisi nyata suatu kelompok yang dihinggapi oleh pikiran kelompok, yaitu dengan menunjukan delapan gejala perilaku kelompok sebagai berikut: 1. Persepsi yang keliru (illusions),bahwa ada keyakinan kalau kelompok tidak akan terkalahkan. 2. Rasionalitas kolektif,dengan cara membenarkan hal-hal yang salah sebagai masuk akal. 3. Percaya pada moralitas terpendam yang ada dalam diri kelompok. 4. Stereotip terhadap kelompok lain (menganggap buruk kelompok lain). 5. Tekanan langsung pada anggota yang pendapatnya berbeda dari pendapat kelompok. 6. Sensor diri sendiri terhadap penyimpangan dari konsensus kelompok. 7. Ilusi bahwa semua anggota kelompok sepakat dan bersuara bulat. 8. Otomatis menjaga mental untuk mencegah atau menyaring informasi-informasi yang tidak mendukung, hal ini dilakukan oleh para penjaga pikiran kelompok (mindguards). 6
7 Sejalan dengan itu, teori mengenai keputusan kelompok yang dikembangkan oleh Hirokawa, memberikan beberapa kontribusi pemikiran mengenai kesalahan keputusan yang menganggap sepele penyimpulan dari suatu proses pengambilan keputusan, yaitu: 1. Penafsiran yang tidak akurat terhadap suatu permasalahan yang dihadapi oleh kelompok. 2. Sumber gangguan dalam proses pengambilan keputusan, terletak pada ketidak tepatan menentukan sasaran dan objek yang dikaji. 3. Ketidak tepatan menentukan taraf kualitas penafsiran mengenai baik-buruk dan benar-salah. 4. Kelompok sengaja dibiarkan membangun ketidakakurasian dalam mengambil informasi dan sumbernya, kadang kala terjadi penampilan terhadap informasi yang bernilai valid dan sebaliknya. Sedangkan banyak informasi bahkan tidak tertata atau terseleksi dengan baik dan semakin membingungkan, namun informasi yang kurang berarti justru dengan mudah terungkap. 5. Kelompok boleh jadi melakukan kesalahan dengan alasan keliru dalam menyerap informasi dari sumbernya, namun hal ini dapat teratasi dengan pendekatan komunikatif dari para anggotanya. Berdasarkan penelitian yang berkembang pada periode selanjutnya, diperoleh hipotesis mengenai faktor-faktor determinan yang terdapat pada pikiran kelompok, yaitu (Sarwono, 1999): 1. Faktor Anteseden Kalau hal yang mendahului ditujukan untuk meningkatkan pikiran kelompok, maka keputusan yang dibuat oleh kelompok akan bernilai buruk. Akan tetapi, kalau hal-hal yang mendahului ditujukan untuk mencegah pikiran kelompok, maka keputusan yang akan dibuat oleh kelompok akan bernilai baik. 2. Faktor Kebulatan Suara Kelompok yang mengharuskan suara bulat justru lebih sering terjebak dalam pikiran kelompok, daripada yang menggunakan sistem suara terbanyak. 3. Faktor Ikatan Sosial-Emosional 7
8 Kelompok yang ikatan sosial-emosionalnya tinggi cenderung mengembangkan pikiran kelompok, sedangkan kelompok yang diikatnya lugas dan berdasarkan tugas belaka cenderung lebih rendah ikiran kelompoknya. 4. Toleransi Terhadap Kesalahan Pikiran kelompok lebih besar kalau kesalahan-kesalahan dibiarkan dari pada tidak ada toleransi atas kesalahan kesalahan yang ada. Setelah dilakukan pengujian atas berbagai hipotesis tersebut, serta didukung oleh data-data historis dari peristiwasukses di Amerika khususnya disebabkan oleh proses yang baik dalam pembuatan keputusan kelompok, maka ada beberapa saran untuk pemimpin kwlompok pwrlu melaksanakan aktifitas dengan mengkondisikan kelompok seperti berikut ini. 1. Menyampaikan secara terbuka mengenai kemungkinan tumbuhnya pikiran kelompok dengan sengja konsekuensinya. 2. Ditekankan adanya keberpihakan atas posisi yang lain. 3. Meminta evaluasi secara kritis dari setiap anggota, dengan memberikan dorongan dan menguraikan keraguan. 4. Tunjuk satu atau dua orang untuk menjadi kritikus kelompok. 5. Saat tertentu kelompok perlu dipecah menjadi lebih kecil dan efektif, dan saat kemudian dikembalikan seperti semula untuk memperoleh peran yang maksimal dari setiap anggota. 6. Menyediakan cukup waktu untuk mempelajari keberadaan kelompok lain (saingan), dengan mengidentifikasi tanda-tanda atau pernyataan-pernyataan ataupun kemungkinan lain yang dinilai membahayakan. 7. Setelah keputusan sementara dicapai, dimintakan kepada anggota untuk mengevaluasi kembali dalam kesempatan yang berbeda. 8. Menyediakana waktu untuk mengundang pakar-pakar dalam menghindari pertemuan kelompok, guna mengkritisi atau menokal pandangan kelompok. 8
9 9. Membuka kemungkinan adanya anggota kelompok untuk selalu mendiskusikan secara terbuka diforum lain, dengan catatan semata-mata hasilnya untuk kelompok. 10. Membuat beberapa kelompok yang bebas tidak saling bergantung (independent), untuk bekerja secara bersama-sama dalam memecahkan suatu persoalan. Proses pembuatan keputusan yang menggunakan kiat-kiat tersebut, dapat memakan waktu yang panjang. Namun manfaat yang dapat diperoleh sangat luar biasa, yaitu kepastian mengurangi kesalahan sampai tingkat terendah dari proses pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran lebih nyata, bahwa untuk mencapai keputusan kelompok yang baik, maka pikiran kelompok harus diubah menjadi pikiran tim. Sedangkan untuk memperoleh pelaksanaan prosedur yang baik dan akurat, sedapat mungkin dikurangi desakan yang disarkan pada alasan keterbatasan waktu (Sarwono, 1999) Penelitian sebelumnya NO PENELITIAN HASIL PENELITIAN 1 Indah Ratnasari, 2014, DinamikaKomunikasi Dengan menggunakan metode studi kasus pada Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK),penelitian KelompokdalamProses ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika Pengambilan keputusan (Studi Kasus di Himpunan Pedagang Pasar Klewer Surakarta Pasca Kebakaran 27 Desember 2014 berdasarkan Groupthink Theory) komunikasi kelompok dalam prosespengambilan keputusan pada kasus Himpunan Pedagang Pasar Klewer Surakarta pascakebakaran 27 Desember 2014 berdasarkan groupthink theory. Selain itu, penelitian inibertujuan untuk mengidentifikasi aspek dinamika komunikasi kelompok Himpunan Pedagang Pasar Klewer Surakarta. 2 Rebekka Rismayanti, 2013, Analisa dinamika komunikasi tim kerja public relation berdasarkan groupthink theory (studi deskriptif terhadap kerja tim public relations dalam Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya keterlibatan suatu tim kerjauntuk membantu public relations dalam membuat suatu event atau acara. Tim kerja merupakan kelompok pekerja yang berasal dari berbagai divisi yang berbeda yang berkumpul lalu mengatur dan menyelesaikan sejumlah tugas secara 9
10 perencanaan event malam pergantian tahun baru 2013 di Hotel Jayakarta Lombok) bersama-sama dalam menangani suatu proses dalam organisasi. Salah satu faktor penting yang dapat menjadi penentu kualitas dari sebuah tim adalah dinamika komunikasi yang terjadi di dalamnya. Dinamika komunikasi pada sebuah tim atau kelompok kecil merujuk pada interaksi tatap muka dan pertukaran informasi yang terjadi antar anggota, dalam melakukan tugas pribadi, melengkapi kebutuhan personal dan mencapai tujuan bersama. Groupthink merupakan teori yang dipakai sebagai acuan dasar untuk meneliti dinamika komunikasi tim kerja public relations Hotel Jayakarta Lombok dalam rangka perencanaan event malam pergantian tahun baru Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam agar peneliti dapat menemukan fakta-fakta yang tidak terlihat, namun dirasakan oleh anggota tim, seperti groupthink theory yang memang berfokus pada hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan oleh anggota tim pada saat bekerja dan berdiskusi dengan timnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika komunikasi tim kerja public relations Hotel Jayakarta Lombok dalam rangka perencanaan event malam pergantian tahun baru 2013 mengalami adanya beberapa kondisi groupthink yang menyebabkan beberapa anggota tim lebih memilih untuk diam dibandingkan mengemukakan pendapatnya saat rapat berlangsung. Meskipun begitu, tidak semua kondisi dan gejala yang dipaparkan dalam teori terjadi saat rapat. Pada dasarnya, semua anggota tim tetap saling menjaga keutuhan tim dengan saling mengisi dan tidak ada yang mendominasi. Segala tugas yang diberikan oleh ketua tim, didiskusikan bersama, dicari jalan keluar yang terbaik dan dilaksanakan sesuai 10
11 3 Widyanti Nur Shabrina Kusmaryo, 2014, Groupthink dan Komunikasi Kelompok Out-Group (Studi Kasus Fenomena Groupthink dalam Berkomunikasi dengan Kelompok Out-Group di Kalangan Komunitas Jali-Jali Universitas Sebelas Maret Surakarta). dengan tugas departemen masing-masing. Dari hasil analisis yang dilakukan, ternyata kohesivitasdalamkomunitasjali-jaliyang menyebabkanterbentuknya groupthink di dalamkomunitasjali-jali. Kemudian groupthink tersebutterbentuksikapstereotypekomunitasjali- Jaliterhadapmahasiswalokal (out-group) yang ratarata beretnisjawa 2.7. Kerangka Berpikir Komunitas RAC Salatiga Permasalahan Komunitas Groupthink 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Definisi dan pengertian komunikasi juga banyak dijelaskan oleh beberapa ahli komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama sama (common). Istilah komunikasi berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Dalam pelaksanaannya,
Lebih terperinciANALISIS DINAMIKA KOMUNIKASI TIM KERJA PUBLIC RELATIONS BERDASARKAN GROUPTHINK THEORY
ANALISIS DINAMIKA KOMUNIKASI TIM KERJA PUBLIC RELATIONS BERDASARKAN GROUPTHINK THEORY (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Kerja Tim Public Relations dalam Perencanaan Event Malam Pergantian Tahun Baru
Lebih terperinciTeori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN)
Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN) Tugas Mata Kuliah Komunikasi Informasi Disusun Oleh : MUHAMMAD JEVI R. AIPASHA (A2D008040) MOH. ARIF YUDHI (A2D008038) NUR FARIDAH (A2D008041) Jurusan / Prodi (S1) Ilmu
Lebih terperinciCOHESIVENESS without GROUPTHINK
COHESIVENESS without GROUPTHINK Presented by : M. Anang Firmansyah Studi ini berusaha menguji peran kepaduan (Kohesi) yang berorientasi pada tugas dan hubungannya dengan kohesi emosional sosial dalam kerangka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. dengan pengurus yayasan dalam menyampaikan aspirasi dan. mendapatkan sinkronansi kedua belah pihak.
95 BAB IV ANALISIS A. Analisis Data 1. Temuan Penelitian Pada bab ini peneliti akan menganalisis tentang hasil-hasil temuan yang ada dilapangan dengan teori yang relevan, sehingga menimbulkan teori baru
Lebih terperinciModul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Psikologi Sosial 2 Dinamika Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Psikologi Sosial Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok Area
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari hari, komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila
Lebih terperinciGroupthink Dalam Komunikasi Kelompok
Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Tentang Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok Club Motor Brotherhood Medan Dalam Rangka Pengambilan Keputusan) M. Iqbal Lisdi P.S 080904116
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah organisasi, komunikasi memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Organisasi tidak mungkin berada tanpa adanya komunikasi.
Lebih terperinciA. Proses Pengambilan Keputusan
A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Sebagai mahluk sosial manusia memiliki dorongan keinginan untuk saling berhubungan dengan individu lainnya. Dorongan sosial tersebut mengharuskan setiap individu untuk
Lebih terperinciDINAMIKA KELOMPOK DINAMIKA : DINAMIKA KELOMPOK : Ciri utama kelompok (Duncan, 1981)
DINAMIKA KELOMPOK Tujuan Mata Ajar 1.Mengidentifikasi jenis kelompok 2.Mengidentifikasi & mendiskusikan alasan pembentukan kelompok karakteristik kelompok 3.Mengidentifikasikan kualitas kelompok 4.Mengidentifikasikan
Lebih terperinciDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
BAB VIII DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 8 0 Mendefinisikan dan mengklasifikasikan kelompok Kelompok dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciMANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS
MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONFLIK? BEBERAPA PENGERTIAN : *Konflik adalah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan langsung antara individu dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,
Lebih terperinciKONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT
KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu iklim persaingan dan memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu
Lebih terperinciMYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR
MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI PESAN. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation
PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 12 PSIKOLOGI PESAN Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pesan merupakan salah satu unsur
Lebih terperinciPENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK
PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tercapai atau tidaknya
Lebih terperinciKomunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki
Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara anxiety dalam menghadapi respon dari orang terdekat dengan masing-masing dimensi pada psychological
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan yang merupakan hasil aktivitas belajar
Lebih terperinciPROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN Proses pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola tugas organisasi. Proses pengambilan keputusan melibatkan pemilihan dari berbagai alternatif
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN. Materi ke -6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Materi ke -6 Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan/ Decision Making merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan organisasi. Pengambilan keputusan dapat didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidupnya, tetapi perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidupnya, tetapi perlu berkomunikasi dengan orang lain. Disisi lain, manusia membutuhkan komunikasi untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat
Lebih terperinciStudi Deskriptif Mengenai Group Think Pada Anggota Partai Mahasiswa (Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas X)
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Group Think Pada Anggota Partai Mahasiswa (Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas X) 1 Syhefira Chandra Rahayu, 2 Dewi
Lebih terperinciKONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU
BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara
Lebih terperinciHarap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini
Modul Versi Pengembang : Komunikasi Organisasi : 0314a : Dr. Nur Kholisoh, M.Si Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Paket Modul Standar ini hanya digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan 1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang pemimpin yang dipersepsikan oleh karyawan dalam memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,
Lebih terperinciPenyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI
Penyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami hakekat penyesuaian diri Mampu menjelaskan ciri penyesuaian diri yang efektif Mampu merefleksikan derajat penyesuaian diri sendiri
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan inisiasi pelembagaan partisipasi perempuan dalam perencanaan dan penganggaran daerah adalah pertama munculnya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan informasi dalam suatu organisasi merupakan salah satu unsur penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar kegiatan di dalamnya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi
Lebih terperinciManusia sebagai Makhluk Sosial
persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK MODUL 5 Bagian ini membahas tentang beberapa teknik pengambilan keputusan secara berkelompok yang dilakukan dalam organisasi. Teknik yang disajikan merupakan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tim yang komposisinya heterogen saat ini menjadi satu keadaan yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang justru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bersosial manusia tidak terlepas dari komunikasi. Sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa asing mengatakan, Manusia adalah zoon politicon yang artinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh komunikasi. Apa yang kita ketahui, maknai, pahami, bahkan yang kita
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasar deskripsi, pembahasan, dan model konseptual yang telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan berikut ini. Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Pendidikan tidak boleh dianggap sepele, karena pendidikan akan meningkatkan harkat dan martabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia semakin meningkat. Menurut Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.selain itu, juga
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.selain itu, juga bermanfaat untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan
Lebih terperinciABSTRAK Universitas paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013
ABSTRAK Universitas paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 Nama : Dimas Radityo Sudarsono NIM : 205000064 Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Apple Melalui Komunitas Id-mac (Studi Deskriptif Tentang
Lebih terperinciPengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kini semakin pesat, sehingga semakin banyak perusahaan yang selalu berusaha keras untuk bersaing untuk memperoleh pelanggan atau client guna mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Sabrina Anggreini (1999), tentang analisis pendelegasian wewenang terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Hasil penelitian
Lebih terperinciCapaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com
Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti
Lebih terperinci1. Merencanakan hasil pencapaian tim. 2. Mengembangkan tim yang kompak. 3. Berpartisipasi dalam fasilitasi kerja tim
KODE UNIT : O.842340.016.01 JUDUL UNIT : MempromosikanEfektivitas Tim DESKRIPSIUNIT : Unit ini menjelaskan hasil kinerja, keterampilan, pengetahuan,dan sikap yang diperlukan untuk mempromosikan kerja tim.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen pariwisata berusaha mengembangkan sumber daya manusianya, dalam memenuhi apa yang menjadi kebutuhan atau
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Mahasiswa erat hubungannya dengan tugas perkuliahan. Menurut pandangan Kusuma
1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Mahasiswa erat hubungannya dengan tugas perkuliahan. Menurut pandangan Kusuma (2015), mengerjakan tugas merupakan sebuah bentuk tanggung jawab yang harus dipikul oleh
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kelompok 2.1.1. Pengertian Kelompok De Vito (1997) menjelaskan bahwa kelompok adalah sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.
Kepuasan Relasi Antara Atasan dan Bawahan dengan Pendekatan Teori Pertukaran Sosial di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deskriptif Kualitatif dengan Teori Pertukaran Sosial Tentang Kepuasan Relasi ) Ratih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk
I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual
Lebih terperinciGAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.
51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi
i KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: RONA MARISCA TANJUNG F 100 060 062 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bila ditarik garis besarnya maka di dalam skripsi ini saya telah mencoba memaparkan sebuah teori tentang kemungkinan baru di dalam memunculkan sebuah ranah publik melalui hubungan
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan komunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: organizationalcommunication is the process of creating and exchanging messages
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni
91 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni pengorganisasian data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada
Lebih terperinciBAB II. Kajian Teori
BAB II Kajian Teori 2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia, tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinci