BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IKLIM ORGANISASI Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim berbeda dengan organisasi lainnya. Iklim dapat bersifat menekan, netral atau dapat pula bersifat mendukung, tergantung pengaturannya, karena itu setiap organisasi selalu mempunyai iklim kerja yang unik. Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang- orang sesuai dengan iklimnya, sehingga dalam tingkatan tertentu polanya dapat bertahan dan serasi. Menurut Davis dan Newstrom (2000 : 80) menyatakan bahwa Organizational climate is the human enviroment within an organization s employees do their work. (Iklim organisasi adalah yang menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suati organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya). Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi sehingga iklim dikatakan sebagai suatu konsep yang dinamis. Menurut defenisi diatas kita dapat melihat bahwa iklim adalah suatu konsep dinamis yang

2 mempengaruhi keseluruhan organisasi itu beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan. Robert Stringer (2002: 101) menyatakan bahwa iklim organisasi berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, terutama yang memunculkan motivasi, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi. Gibson, Ivancevich dan Donelly (2000: 702) menyatakan bahwa Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan. Defenisi ini menggambarkan iklim organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar memengaruhi karyawan. Simamora (2001: 31) menyatakan bahwa iklim organisasi terdiri dari hubungan antar karyawan dan kombinasi antara nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari defenisi ini, Simamora melihat iklim organisasi sebagai sinergisitas antara hubungan antara karyawan dengan nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM. Iklim

3 organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Wirawan (2007: 122), mendefenisikan iklim organisasi sebagai persepsi anggota organisasi baik secara individual maupun kelompok dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi misalnya pemasok, konsumen, konsultan dan kontraktor, mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi. Jadi iklim organisasi merupakan harapan-harapan serta cara pandang individu terhadap organisasi. Walaupun pada dasarnya sama, namun masing-masing peneliti mempunyai cara pandang yang berbeda dalam mendefenisikannya Sifat Iklim Organisasi antara lain: Gibson (2003: 127) menyatakan bahwa, ada 4 sifat iklim organisasi, 1. Iklim baik secara organisasi Individu maupun kelompok, secara keseluruhan bersifat psikologis dan persepsi. Individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari satuan unit sosial.

4 2. Semua iklim adalah abstrak. Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut. 3. Iklim bersifat abstrak dan perseptual. Maka orang-orang memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat multidimensi akan dihasilkan. 4. Iklim itu sendiri. Didasari lebih dekriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja mereka pada seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu baik atau buruk Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi Iklim organisasi dapat berada di salah satu tempat pada kontinum yang bergerak dari yang menyenangkan ke yang netral sampai dengan tidak

5 menyenangkan. Pimpinan dan karyawan menginginkan iklim yang lebih menyenangkan karena dapat menciptakan kinerja yang lebih baik dan kepuasan kerja serta keterlibatan kerja. Unsur-unsur yang mengkontribusi terciptanya iklim organisasi yang menyenangkan adalah kualitas kepemimpinan, kadar kepercayaan, komunikasi ke atas dan ke bawah, perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, tanggung jawab, imbalan yang adil, tekanan pekerjaan yang nalar, kesempatan, pengendalian, keterlibatan karyawan (Handoko, 2003). Gibson (2003: 129), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi antara lain, esprit (semangat), consideration (pertimbangan), production (produksi), dan aloofness (menjauhkan diri) KELOMPOK KERJA Pengertian Kelompok Kerja Sebuah kelompok kerja (A Work Group) menurut David (dalam Winardi, 2007 : 267) adalah kelompok yang diciptakan oleh otoritas formal sebuah organisasi, guna mentransformasi input- input tertentu, seperti misalnya ide-ide, bahan- bahan, objek- objek, menjadi output produk seperti misalnya sebuah laporan, sebuah keputusan, sebuah jasa atau barang tertentu. Kelompok kerja menurut Riyanto & Martinus (2008 : 106) adalah unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi dan

6 bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Semua kelompok kerja adalah kelompok orang yang saling berinteraksi, tetapi tidak semua orang yang berinteraksi adalah kelompok kerja. adalah : Sedangkan pengertian kelompok kerja menurut Robbins (2008 : 356) two or more individuals, interacting and interdependent, who come together to achieve particular objectives. Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Kelompok kerja bukan merupakan sekumpulan orang yang tidak terorganisasi. Kelompok kerja membentuk perilaku anggota serta membuatnya mungkin untuk menjelaskan dan meramalkan sebagian besar perilaku individu dalam kelompok dan kinerja kelompok itu sendiri. Kelompok kerja menurut Kondalkar (2006 : 145) ialah : A work group is collection of two or more individuals, working for a common goal and are interdependent. They interact significantly to achieve a group objective. Kelompok Kerja adalah suatu kelompok yang berinteraksi untuk membagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang tanggung jawabnya. Kelompok kerja biasanya sengaja dibentuk dan biasanya juga memiliki struktur organisasi yang jelas. Sebaliknya, kelompok yang bukan kelompok kerja pada umumnya hanya kebetulan terbentuk dan kurang terorganisasi. Sebab, didalam kelompok kerja terdapat interaksi antara

7 anggotanya untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing- masing Bentuk- bentuk Kelompok Klasifikasi bentuk- bentuk kelompok ini didasarkan pada suatu sudut pandang masing- masing ahli, seperti berikut ini : 1. Kelompok primer ( primary group) Charles H. Cooley (dalam Huraerah, 2006 : 9), mengatakan kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. 2. Kelompok Sekunder ( secondary group) Menurut Soekanto (dalam Huraerah, 2006 : 11), kelompok sekunder adalah kelompok besar yang terdiri banyak orang antara siapa hubungannya tak perlu berdasarkan kenal- mengenal secara pribadi, dan sifatnya tidak langgeng. Hubungan sekunder adalah kontrak atau jual beli.

8 3. Kelompok formal Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan manajer melalui suatu bagan organisasi untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. a. Kelompok komando, yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi. Kelompok ini terdiri dari bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan tertentu. b. Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. 4. Kelompok Informal adalah suatu kelompok yang tidak dibentuk secara formal melalui struktur organisasi, akan tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial. Kelompok informal dibedakan menjadi: a. Kelompok persahabatan, yang dibentuk karena adanya persamaan-persamaan tentang sesuatu hal seperti hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, politik, dan lainlain.

9 b. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri. 5. Membership Group dan Reference Group Membership group menurut Soekanto (dalam Huraerah, 2006) adalah kelompok tempat seseorang menjadi anggota. Batas- batas apakah yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik, tidak dilakukan secara mutlak. Reference group menurut Soekanto (dalam Huraerah, 2006) adalah kelompok tempat seseorang mengidentifikasikan diri, menyetujui norma- normanya, tujuan, dan sikap individu didalamnya. Reference group adalah kelompok sosial yang menajdi ukuran bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya. 6. In-Group dan Out-Group In-group adalah kelompok sosial dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya. Sedangkan, out-group adalah individu sebagai kelompok yang menjadi lawan in-groupnya, yang sering dihubungkan dengan istilah kami atau kita dan mereka (Soekanto dalam Huraerah, 2006).

10 Fase Pembentukan Kelompok Kerja 359) yaitu : Beberapa fase pembentukan kelompok kerja menurut Robbins (2008 : 1. Forming Stage (Tahap pembentukan) Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain. Proses perkembangan kelompok dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian. 2. Storming Stage (Tahap timbulnya konflik/ pancaroba) Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Akan tetapi masih sering muncul konflik dan saling curiga sesama anggota. Terdapat penolakan- penolakan terhadap batasan- batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa kelompok yang mandek pada tahap ini. Namun, ketika tahap ini selesai, terdapat

11 sebuah hierarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut. 3. Norming Stage (Tahap pembentukan/pengaturan norma) Pada fase ini terjadi pembentukan nilai-nilai dan aturan untuk kebersamaan ditandai dengan mulai mau menerima perbedaan. Perkembangan hubungan kelompok menunjukan kepaduan (kekohesifan) dan terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi umum defenisi yang benar atas perilaku anggota. 4. Performing Stage (Tahap berkinerja/ berprestasi/ melaksanakan) Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu, anggota kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.

12 5. Adjourning Stage (Tahap pembubaran/ pengakhiran) Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas- aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam tahap ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenangsenang dalam pencapaian kelompok tersebut. Lainnya mungkin merasa tertekan atas kehilangan persahabatan dan pertemanan yang didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut DINAMIKA KELOMPOK KERJA Pengertian Dinamika Kelompok Kerja Kata dinamika menunjuk pada keadaan yang berubah-ubah yang menggambarkan fluktuasi atau pasang surut, sekaligus melukiskan aktivitas dan system sosial yang tidak statis yang bergerak menuju perubahan (Hollander, 1978 :151). Sedangkan kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama

13 dan juga merupakan suatu konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok berarti hubungan yang selalu berubah dan menyesuaikan diri antara para angota suatu kelompok dan antar kelompok dengan kelompok (Kast&Rozenzweig, 1995). Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. Likert (dalam Kast&Rosenzweig,1995 :484) menyimpulkan mengenai pengaruh dinamika kelompok kerja terhadap prestasi kerja karyawan sebagai berikut : Dengan disadarinya pentingnya pengaruh kelompok dan diperolehnya pengukuran yang lebih persis, maka semakin banyak bukti yang menunjukkan kepada kekuatan pengaruh kelompok terhadap fungsi organisasi. Dalam situasi demikian, dimana manajemen telah menyadari kekuatan motivasi kelompok dan telah memakai jenis kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan

14 memusatkan kekuatan motivasi bagi tercapainya tujuan organisasi, maka prestasi organisasi itu cenderung meningkat jauh diatas ratarata prestasi yang dicapai dengan metode- metode kepemimpinan dan manajemen yang lain. Keanggotaan kelompok yang mempunyai sasaran bersama yang mengikat mereka dengan kuat, loyalitas anggota- kelompok yang tinggi, sikap yang baik antara atasan dengan bawahan, dan tingkat keterampilan yang tinggi dalam pergaulan, jelas dapat mencapai prestasi yang jauh lebih besar daripada jika orang yang sama hanya bertindak sebagai assemblage (orang yang berkumpul) saja. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai dampak yang positif terhadap terciptanya iklim kelompok kerja yang kondusif antara lain: a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok

15 Aspek- aspek Dinamika Kelompok Kerja 1. Kepemimpinan dalam Kelompok Kepemimpinan (Huraerah, 2006:67) adalah hubungan antar dua orang atau lebih, dimana salah seorangnya mempengaruhi yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan dapat dipandang sebagai kelompok status (posisi elite), tokoh, fungsi, dan proses. Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Masalah kepemimpinan sangat strategis sifatnya, karena dapat menentukkan efektif tidaknya proses kelompok. Dalam praktek, masalah kepemimpinan sangat pelik. Mulai mencari orang yang cocok, dapat diterima, dan mampu adalah isu yang penting. Tidak jarang, suatu kelompok porak- poranda dikarenakan kesalahan memilih pemimpin. 2. Komunikasi Kelompok Faktor komunikasi di dalam kelompok sangatlah berperan pada dinamika yang terjadi dalam kelompok. Hal ini karena di dalam komunikasi, akan terjadi perpindahan ide atau gagasan yang diubah menjadi simbol oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui media. Untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan, tampaknya sederhana, karena tiap hari dilakukan oleh kita di dalam

16 berkomunikasi. Namun demikian, pada suatu organisasi sering terjadi hambatan, seperti cara penyampaian simbol- simbol dan cara pengolahan simbol serta penggunaan media yang kurang tepat. Melalui komunikasi, saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat kohesi dan tercapainya tujuan- tujuan kelompok. 3. Konflik di dalam Kelompok Konflik adalah suatu proses sosial dimana individu- individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan (Huraerah, 2006:39) Konflik dalam kelompok, bisa terjadi akibat ketentuan norma yang berlaku tidak sesuai dengan norma pribadi individu selaku anggota kelompok, bisa pula terjadi penempatan posisi yang tidak diinginkan dalam suatu kelompok, karena kemampuan yang kurang dibanding dengan anggota kelompok lain (dalam hal ini kemampuan dasar seseorang), dan bisa pula karena kohesi suatu kelompok sangat rendah, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menarik individu anggota kelompok dan melakukan konformitas sikap dan persepsi dalam kelompok tersebut.

17 4. Kekuatan di dalam Kelompok Di dalam interaksi ada kekuatan dan pengaruh. Anggota kelompok menyesuaikan satu dengan yang lainnya dengan berbagai cara. Mereka mempercepat dan memperlambat aktivitasnya untuk dapat berkoordinasi di antara mereka. Anggota kelompok yang berinteraksi secara tetap mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan dan memelihara kelompok. Keputusan tidak mungkin ditetapkan tanpa kekuatan anggota-anggota kelompok. Minat- minat yang bertentangan dan konflik tidak mungkin dapat diatur tanpa menggunakan kekuatan. Tidak ada komunikasi tanpa pengaruh, yang berarti tidak ada komunikasi tanpa kekuatan. Dengan demikian, kekuatan merupakan hal yang esensi bagi semua aspek keberfungsian kelompok. 5. Kohesi Kelompok Aspek penting dari kelompok yang efektif adalah kohesi yang merupakan faktor utama dari keberadaan kelompok. Ketertarikan pada keanggotaan kelompok dari setiap anggota kelompok menggambarkan kohesi kelompok. Jadi, kohesi dapat didefenisikan sebagai sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut. Ketertarikan pada

18 kelompok ditentukan oleh kejelasan tujuan kelompok, kejelasan keberhasilan pencapaian tujuan, karakteristik kelompok yang mempunyai hubungan dengan kebutuhan dan nilai- nilai pribadi, kerja sama antar anggota kelompok dan memandang kelompok tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan kelompok- kelompok lain. Kohesi kelompok tidak konstan karena setiap anggota mempunyai ketertarikan yang berbeda pada kelompok dan ketertarikan yang sama akan berubah setiap waktu (Nitimihardjo dalam Huraerah, 2006:44). 6. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah Kelompok yang efektif dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas baik. Keputusan yang dihasilkan merupakan produk kesepakatan anggota- anggota kelompok untuk melakukan sesuatu dan biasanya merupakan sesuatu hasil pemilihan dari beberapa kemungkinan yang berbeda. Tidak semua keputusan berasal dari masalah yang berat, beberapa masalah kecil pun menuntut penentuan keputusan. Kadang kala kelompok tidak mengetahui keputusan apa yang harus diambil dan kadang kala proses pengambilan keputusan memerlukan waktu yang cukup lama. Apabila masalahnya cukup kompleks, keputusan yang diambil melalui kelompok cenderung lebih

19 efektif dibandingkan melalui keputusan perorangan (Nitimihardjo dalam Huraerah, 2006:47-48) Unsur- Unsur Dinamika Kelompok 1. Tujuan Kelompok Setiap kelompok, apapun bentuknya tetap memiliki tujuan yang hendak dicapai dari aktivitas kelompok tersebut. Tujuan kelompok biasanya dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan- tujuan individual dan tujuan- tujuan semua anggota kelompok. 2. Kekompakan Kelompok Menurut Cartwright dan Zander (dalam Huraerah, 2006:58) pengertian kekompakan kelompok sebagai hasil dari semua tindakan yang memperkuat anggota kelompok untuk tetap tinggal (berada) dalam kelompok. Sedangkan, menurut Golembiewski (dalam Huraerah, 2006:58) kekompakan kelompok addalah tongkat kebersamaan yang menggambarkan ketertarikan anggota kelompok pada kelompoknya dan hal ini meliputi tiga klasifikasi pengertian, yaitu : a. Sebagai daya tarik kelompok terhadap anggota- anggotanya, b. Sebagai koordinasi dari usaha- usaha anggota kelompok,

20 c. Sebagai tindakan motivasi kelompok untuk mengerjakan berbagai tugas kelompok dengan penuh semangat dan efisien. 3. Struktur Kelompok Menurut Shaw (dalam Huraerah, 2006:59) struktur kelompok adalah pola- pola hubungan di antara berbagai posisi dalam suatu susunan kelompok. Dalam menganalisis struktur kelompok maka tiga unsur penting yang terkait dalam struktur kelompok, yaitu posisi, status, dan peranan perlu ditelaah. Jika suatu struktur kelompok telah menjadi kuat, biasanya sulit untuk mengadakan perubahan terhadap struktur kelompok tersebut. 4. Fungsi Tugas Kelompok Shaw (dalam Huraerah, 2006:60) telah mengelompokkan tugas-tugas kelompok ke dalam tiga jenis, yaitu : tugas-tugas produksi, tugas-tugas diskusi, tugas-tugas pemecahan masalah. Karena fungsi tugas kelompok berkaitan dengan hal-hal yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan kelompok dalam usaha mencapai tujuan kelompok, maka perlu dijelaskan hal- hal yang perlu dilakukan oleh kelompok.

21 5. Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok Pengembangan dan pemeliharaan kelompok adalah berkaitan dengan apa yang harus ada dalam kelompok. Segala apa yang harus ada dalam kelompok, antara lain pembagian tugas yang jelas, kegiatan yang terus- menerus dan teratur, ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai, peningkatan partisipasi kelompok, adanya jalinan komunikasi antar kelompok, adanya pengawasan dan pengendalian kegiatan kelompok, timbulnya norma- norma kelompok, adanya proses sosialisasi kelompok, kegiatan untuk menambah anggota baru dan mempertahankan anggota yang lama. 6. Suasana Kelompok Suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam suatu kelompok, sebagai hasil dari berlangsungnya hubungan-hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok. Dengan demikian, suasana atau iklim kelompok mengacu kepada ciri- ciri khas interaksi anggota dalam kelompok. Iklim kelompok tersebut bisa resmi/formal atau tidak resmi/kolegial, ketat atau longgar/permisif,, santai atau tegang, akrab atau renggang,, kesetiakawanan atau bermusuhan, gembira atau sedih, dan sebagainya.

22 7. Efektivitas Kelompok Kelompok yang efektif mempunyai tiga aktivitas dasar, yaitu : 1. Aktivitas pencapaian tujuan, 2. Aktivitas memelihara kelompok secara internal, 3. Aktivitas mengubah dan mengembangkan cara meningkatkan keefektifan kelompok (Huraerah, 2006:62). 8. Tekanan Kelompok Tekanan kelompok (group pressure) yaitu tekanan/ desakan yang berasal dari kelompok itu sendiri. 9. Maksud Terselubung Maksud- maksud terselubung (hidden agendas) adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan kepada anggota- anggota kelompok lainnya, dalam melakukan suatu aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota kelompok tersebut berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah disepakati bersama.

23 Proses Dinamika Kelompok Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbedabeda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lamakelamaan mulai mencair, proses ini disebut ice breaking. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut storming. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami forming. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut performing Tingkat Penjualan / Volume Penjualan Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.

24 Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Tingkat penjualan memiliki arti penting yaitu besarnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian. Dan tujuan dari tingkat penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan. Menurut Ismaya (2007 : 253), sales volume adalah penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sales volume adalah jumlah produk atau merk suatu perusahaan yang terjual dalam suatu periode. Dapat disimpulkan bahwa volume penjualan adalah penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan melalui jumlah produk atau merk suatu perusahaan yang terjual dalam suatu jangka waktu tertentu. Ada defenisi lain tentang penjualan yang dikemukakan oleh William G. Nickels dalam Swastha (2000 :10), yang menyebutkan dalam istilah penjualan tatap muka (personal selling). Penjualan tatap muka adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

25 Penjualan tatap muka merupakan komunikasi orang secara individu yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya, yaitu meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang memuaskan kepada pasar dalam jangka panjang. Dalam hal ini, perusahaan memerlukan tenaga- tenaga penjualan atau wiraniaga untuk melakukannya. Tugas- tugas yang mereka lakukan cukup luwes karena secara langsung dapat mengetahui keinginan, motivasi dan perilaku konsumen, dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen sehingga mereka langsung dapat mengadakan penyesuain seperlunya Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan antara lain: 1. Kualitas barang. Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik. 2. Selera konsumen.

26 Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang kita perjualbelikan berubah maka volume penjualan akan menurun. 3. Servis terhadap Konsumen Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. 4. Persaingan menurunkan harga jual. Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perasahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Menurut Nitisemito (2000 : 116) turunnya volume penjualan dapat dibedakan menjadi sebab- sebab utama sebagai berikut : a. Sebab internal, yaitu sebab yang terjadi karena perusahaan itu sendiri, diantaranya : 1. Kualitas produk turun 2. Service yang diberikan bertambah jelek 3. Sering kosongnya persediaan produk di pasar

27 4. Penurunan komisi penjualan yang diberikan 5. Pengetatan terhadap piutang yang diberikan 6. Turunnya kegiatan salesman 7. Penurunan kegiatan sales promotion 8. Penetapan harga terlalu tinggi b. Sebab eksternal, yaitu sebab yang terjadi karena diluar kekuasaan perusahaan itu sendiri, diantaranya : 1. Perubahan selera konsumen 2. Munculnya saingan baru 3. Munculnya barang pengganti 4. Pengaruh faktor psikologis 5. Perubahan / tindakan baru dalam kebijaksanaan pemerintah 6. Kemungkinan adanya tindakan dari pesaing Semakin besar jumlah atau tingkat penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, volume penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk kemungkinan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.

28 2.5. Penelitian terdahulu Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas tentang variabel- variabel dalam penelitian ini. Eko Yuliana (2007) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan antara Iklim Organisasi dan Kualitas Pelayanan pada Karyawan McDonald s Java Semarang. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan besar hubungan antara iklim organisasi dengan kualitas pelayanan pada karyawan McDonald s Java Semarang serta sumbangan efektif iklim organisasi pada kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan McDonald s Java Semarang. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil dari analisis penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi dan kualitas pelayanan pada karyawan McDonald s Java Semarang. Hasil penelitian tersebut adalah koefisien korelasi r xy =0,789 dengan p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa semakin positif iklim organisasi, maka semakin tinggi kualitas pelayanan, dan sebaliknya makin negatif iklim organisasi maka semakin rendah kualitas pelayanan. Iklim organisasi memberikan sumbangan sebesar 62,3 % pada kualitas pelayanan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Sry Meida R.BR.Sebayang (2011) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Kebijakan Produk dan Promosi terhadap Volume Penjualan pada PT. FADIRA PRIMA SEMESTA, MEDAN. Tujuan dari penelitian tersebut adalah

29 untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kebijakan produk dan promosi terhadap volume penjualan. Metode analisis peneltian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil dari analisis penelitian menyatakan bahwa kebijakan produk dan promosi berpengaruh signifikan secara positif terhadap volume penjualan. Hasil penelitian tersebut adalah nilai koefisien b = yang menunjukkan bahwa apabila volume penjualan meningkat sebesar 1 satuan dengan mengganggap kebijakan produk dan kebijakan promosi tetap / konstan, maka akan dapat meningkatkan volume penjualan sebesar Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel (2,495 > 1,664) berarti Ho ditolak, artinya variabel kebijakan produk dan promosi berpengaruh secara positif da signifikan terhadap volume penjualan Kerangka Konseptual Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian. Kerangka penelitian ini menjelaskan variabel yang akan diteliti yaitu Iklim Kelompok Kerja sebagai variabel bebas dan Tingkat Penjualan sebagai variabel terikat. Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba atau penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya

30 tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan (Simamora, 2001:8). Tingkat penjualan dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan dalam lingkup kegiatan, sering disalah artikan dengan pengertian pemasaran. Penjualan dalam lingkup ini lebih berarti tindakan menjual barang atau jasa. Kegiatan pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba (Kotler dan Amstrong, 2003:5). Iklim kelompok kerja adalah hubungan psikologis antar anggota kelompok yang menciptakan interkasi yang saling terkait dan bekerja bersama- sama untuk mencapai tujuan bersama. Ketertarikan dan keterkaitan ini mengandung arti solidaritas, kekompakan, dan keakraban yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kelompok tersebut. Untuk mampu menghasilkan laba dari proses penjualan, maka perusahaan harus mampu mnenciptakan iklim kelompok yang kondusif, termotivasi dan kohesif sehingga karyawan sebagai anggota kelompok kerja pada divisi pemasaran mempunyai motivasi tinggi, daya kreativitas dan inovasi serta kinerja yang optimal dalam usaha pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebab kenyamanan dan kedekatan hubungan antar karyawan menjadi kunci utama segala tugas dan beban kerja mampu diselesaikan secara maksimal dengan gagasangagasan baru dan terobosan baru sebagai kekuatan dalam proses peningkatan penjualan perusahaan.

31 Iklim Kelompok Kerja (X) Tingkat Penjualan (Y) Sumber : Huraerah dan Purwanto (2006), data diolah 2.6. Hipotesis Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis penelitian ini adalah Iklim kelompok kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan pada Divisi Pemasaran PT X. Semakin positif iklim kelompok kerja maka semakin tinggi tingkat penjualan yang dicapai karyawan pada Divisi Pemasaran. Semakin negatif iklim kelompok kerja maka semakin rendah tingkat penjualan yang dicapai karyawan pada Divisi Pemasaran.

A. Penelitian Terdahulu Mulya Maesa (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim

A. Penelitian Terdahulu Mulya Maesa (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim A. Penelitian Terdahulu Mulya Maesa (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Gairah Kerja Karyawan PT. BCA Tbk Kantor Wilayah Sumatera, hasil penelitian tersebut menyimpulkan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rangkuti ( 2009 ) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN ( Persero ) wilayah Sumatera cabang Medan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu bentuk dari organisasi yang merupakan wadah kerja sama dari sekumpulan orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Perilaku Kelompok dan Interpersonal PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK 1. Kelompok 2. Kelompok Formal 3. Kelompok Informal 4. Kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Iklim organisasi (Organizational climate) Menurut Davis dan Newstrom (1985) iklim organisasi adalah lingkungan didalam mana para pegawai

Lebih terperinci

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berada di tempat yang dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berada di tempat yang dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan suasana kerja yang berada di tempat yang dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan pekerjaan tanpa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM PERILAKU KELOMPOK PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM Kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tim adalah kelompok yang sudah matang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya organisasi. Sumber

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi x xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 7 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 IKLIM ORGANISASI Sebuah mesin memiliki batas kapasitas yang tidak dapat dilampaui berapapun besaran jumlah energi yang diberikan pada alat itu. Mesin hanya dapat menghasilkan produk dalam batas yang telah

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Dasar Dasar Perilaku Kelompok PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

teguhfp.wordpress.com   HP : Flexi: teguhfp.wordpress.com email: kismantoroadji@gmail.com HP : 081-328089202 Flexi: 0274-7801029 A. PENDAHULUAN Dalam setiap membicarakan ORGANISASI, perlu pemahaman adanya TEORI ORGANISASI yang selalu membahas

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS) Dasar Dasar Perilaku Kelompok SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan adanya suatu aktivitas kerja anggota-anggotanya sesuai dengan fungsi dan tugas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi memiliki multi peran diantaranya sebagai pembimbing yang mendorong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja Masalah lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran operasi perusahaan. Salah satu cara

Lebih terperinci

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh :

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh : BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK Oleh : BADAN PENGEMBANGAN SDMD PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 A. DESKRIPSI SINGKAT Mata diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA 0 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat sehingga persaingan diantara para pengusaha juga semakin ketat. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi ditambah dengan kompleksitas aktivitas manusia yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Mengingat kondisi persaingan yang dihadapi sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olah raga saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Mengingat terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness center yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja BAB II LANDASAN TEORI A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) stres merupakan suatu keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

Hubungan antara Kohesivitas Kelompok dengan Kepuasan Anggota Kelompok The Relation Between Group Cohesiveness and The Member Satisfactions

Hubungan antara Kohesivitas Kelompok dengan Kepuasan Anggota Kelompok The Relation Between Group Cohesiveness and The Member Satisfactions Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan antara Kohesivitas Kelompok dengan Kepuasan Anggota Kelompok The Relation Between Group Cohesiveness and The Member Satisfactions 1 Kamilia Ainiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan-kebutuhan yang tadinya merupakan kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal ini terjadi dengan adanya

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN

DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika Kelompok merupakan seperangkat konsep yang dapat dipergunakan untuk melukiskan proses-proses kelompok. Konsep dinamika kelompok dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Oganisasi Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Setiap orang tentunya pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi. Secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dunia persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. dalam merespons perubahan yang terjadi agar tetap eksis dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. dalam merespons perubahan yang terjadi agar tetap eksis dalam kancah BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Memasuki milenium ketiga, tantangan dan persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Perubahan tersebut ditandai dengan perubahan lingkungan yang cepat dengan kemajuan

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Pokok Bahasan PROSES KOMUNIKASI KELOMPOK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Advertising and Kode MK Marketing Communication 06

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam sebuah organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah organisasi. Disamping

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era industrialisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat sehingga menuntut perusahaan di berbagai kalangan industri terutama dari dalam negeri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penelitian dari Purwaningtyas (2008) judul Pengaruh Iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penelitian dari Purwaningtyas (2008) judul Pengaruh Iklim BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu I yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah penelitian dari Purwaningtyas (2008) judul Pengaruh Iklim Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Prestasi kerja sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia prestasi kerja seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sales promotion girl atau SPG merupakan sumber daya manusia dengan peran penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual, 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Penempatan kerja. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat. Sebelum proses penempatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik Kerja 1. Pengertian Konflik Kerja Dalam setiap organisasi, agar setiap organisasi berfungsi secara efektif, maka individu dan kelompok yang saling bergantungan harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan peranan manusia sangatlah dominan karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling bekerjasama atau dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu

Lebih terperinci

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL 3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK Pengertian Beberapa Jenis Kelompok 1. Kelompok Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasi 1) Definisi Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh karyawan yang

Lebih terperinci

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O

ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O ORIENTASI KONSEP PO YUDHA PRAKASA, S.AB, M.AB L/O/G/O KONSEP PERILAKU semua yang dilakukan seseorang Perilaku sebagai akibat, dapat diarahkan oleh tujuan, diamati & diukur, dimotivasi & didorong reaksi/respon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil ataas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan tidak berdiri sendiri dalam melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat penting, karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, dorongan

Lebih terperinci

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA

BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA BELAJAR MEMBANGUN KOMITMEN KERJASAMA Oleh : REVELINE OCTAVIANI, SP, M.Si Widyaiswara Pertama pada Badan Diklat Provinsi Papua Abstrak Salah satu bentuk interaksi adalah dengan melakukan kerjasama. Kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan, banyaknya perusahaan tersebut menjadikan berbagai macam budaya kerja yang ada. Dikemukakan oleh Republika (2008,26

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut harus mampu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan dalam mendapatkan konsumen potensial antar perusahaan semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut harus mampu menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada tanggal 18 Desember 2013 yang telah masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Suatu organisasi didirikan dengan alasan bahwa organisasi dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat secara individu atau perorangan. Di dalam organisasi terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia atau tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat berharga dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Segala macam aktivitas tidak akan berjalan tanpa adanya

Lebih terperinci