Kelompok dan Individu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kelompok dan Individu"

Transkripsi

1 Kelompok dan Individu A. Sifat dan fungsi kelompok B. Bagaimana kelompok mempengaruhi kerja individual C. Kerjasama dalam Kelompok D. Keadilan yang dipersepsikan dalam kelompok E. Pengambilan keputusan oleh kelompok

2 A. Sifat dan fungsi kelompok Kelompok: sekumpulan orang yang dipersepsikan terikat satu sama lain dalam sebuah unit yg koheren pada derajat tertentu Entiativity: derajat suatu kelompok dipersepsi sebagai satu kesatuan yg koheren Entiativity bervariasi, berkisar dari sekumpulan orang yg kebetulan berada di tempat yg sama dlm waktu yg sama tetapi tidak ada hubungan sama sekali hingga kelompok yg sangat intim spt keluarga.

3 Entiativity mencakup beberapa dimensi: Derajat interaksi anggota kelompok Arti penting kelompok bagi anggota Sejauh mana anggota berbagi tujuan dan hasil akhir Kesamaan di antara anggota Semakin tinggi derajat kelompok dalam dimensi-dimensi ini, semakin dianggap sebagai kelompok yang koheren.

4 Berdasarkan derajat entiativity dibedakan beberapa kategori kelompok: Kelompok intim: keluarga, sepasang kekasih Kelompok berorientasi tugas: komite, kelompok kerja Kategori sosial: wanita, orang-orang Jepang Hubungan atau asosiasi sosial lemah: orang yg hidup dlm lingkungan yg sama, orang yg menikmati musik klasik

5 Entiativity dari berbagai kelompok (Lickel dkk, 2000) Kelompok Derajat entiativity Anggota tim olah raga profesional 8,27 Anggota keluarga 8,16 Anggota kelompok band 8,16 Teman yg melakukanberbagai hal bersama-sama 7,75 Anggota orkestra 7,21 Anggota Serikat pekerja 6,89 Para wanita Orang yang tinggal dalam lingkungan yg sama 4,78 Guru-guru 4,70 Orang yang menonton perlombaan atletik 3,69 Orang yang mengantre di bank 2,40

6 Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne: Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun) Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki set peran Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok

7 Fungsi kelompok: peran, status, norma, kohesi Peran: diferensiasi fungsi dlm kelompok Adl suatu set perilaku yg diharapkan dilakukan oleh individu yg memiliki posisi spesifik dalam kelompok. Peran akan memperjelas tanggung jawab dan kewajiban anggota Sisi lain: peran dapat menimbulkan konflik peran

8 Status (hirarkhi dalam kelompok) Adalah posisi atau tingkatan dalam sebuah kelompok Peran yg berbeda dlm kelompok berhubungan dg status yg berbeda Status dianggap sbg hal penting krn status tinggi menawarkan keuntungan penting bagi pemiliknya (orang dengan status tinggi memiliki lebih banyak akses daripada yg memiliki status rendah) Bgmn mendapatkan status tinggi? * Dengan ukuran tubuh: tinggi badan * perilaku tertentu: mis ekspresi marah

9 Norma (kekuatan yang mengikat) Adl peraturan dalam kelompok yg mengindikasikan bagaimana anggota seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku. Norma memiliki dampak kuat terhadap perilaku anggota konformitas Kepatuhan pada norma sering diperlukan untuk mendapatkan status dan penghargaan lain dalam kelompok

10 Kohesivitas:perekat dalam kelompok Adalah seluruh kekuatan (faktor-faktor) yg menyebabkan anggota bertahan dalam kelompok. Misal:kesukaan pada anggota lain dalam kelompok, keinginan untuk menjaga atau meningkatkan status Kohesivitas dipengaruhi oleh: * status dlm kelompok: status tinggi lebih kohesif *usaha untuk masuk kelompok * ancaman eksternal/kompetisi * ukuran kelompok : kelompok kecil lebih kohesif

11 Bagaimana kelompok mempengaruhi kinerja individual? 1. Fasilitasi sosial (social facilitation) kinerja menjadi lebih baik saat berada di hadapan orang lain daripada saat sendirian social inhibition: kinerja lebih buruk pada saat bekerja di hadapan orang lain dibandingkan saat sendirian. Teori-teori fasilitasi sosial a. Teori dorongan b. Teori konflik distraksi c. Evaluation apprehension d. Biopsikologis

12 Teori dorongan/drive theory sesuai Kehadiran arousal respon Orang lain meningkat dominan kinerja meningkat Note: tidak sesuai kinerja turun Respon dominan: respon yang paling mungkin muncul dalam situasi tersebut Kehadiran orang lain meningkatkan kinerja apabila individu memiliki ketrampilan tinggi dalam tugasnya, tetapi akan mengganggu kinerja bila individu tidak memiliki ketrampilan tinggi pada tugasnya

13 Teori konflik distraksi Fasilitasi sosial muncul dari konflik yg terjadi pd saat individu scr simultan memperhatikan orang lain dan tugas yg harus dikerjakan perhatian kinerja baik pada tugas Kehadiran 0rang lain konflik perhatian pd orang lain kinerja buruk

14 Evaluation apprehension (kecemasan akan evaluasi) Kepedulian terhadap evaluasi orang lain akan meningkatkan arousal dan dapat berkontribusi pada kinerja seseorang PENJELASAN BIOPSIKOLOGIS Kehadiran orang lain memicu respon ancaman dan tantangan. Sumber daya cukup respon tantangan kinerja baik Sumber daya tdk cukup respon ancaman kinerja turun.

15 Fenomena jago kandang? Keuntungan bermain di kandang sendiri, mengapa? Keletihan (lawan) dalam perjalanan Bias penilaian wasit: berpihak pd tuan rumah Dominasi teritori: penguasaan lapangan Pendukung lebih banyak

16 2. Social loafing: kemalasan sosial Adl berkurangnya usaha atau motivasi individu pd saat bekerja dalam kelompok dibandingkan saat bekerja sendirian. Tugas kognitif maupun fisik, laki-laki & perempuan, anak-anak/dewasa Terjadi pada tugas aditif (tipe tugas dengan hasil akhir ditentukan oleh gabungan kontribusi seluruh anggota) dipengaruhi oleh budaya (tidak terjadi pd budaya kolektivitas)

17 Ringelmann effect Banyaknya orang Actual productivity Potential Productivity Process loss

18 Kemalasan sosial vs kompensasi sosial Jika kinerja kelompok tidak penting bagi individu UPAYA BERKURANG: KEMALASAN SOSIAL Kehadiran orang lain menciptakan situasi di mana kinerja individu tdk dpt dievaluasi Kinerja klp penting, orang lain tdk kompeten/malas Upaya bertambah= KOMPENSASI SOSIAL

19 Mengapa terjadi kemalasan sosial? Teori impak sosial kemalasan sosial terjadi krn adanya kekaburan tanggung jawab (diffusion of responsibility)=> dalam kelompok besar tanggung jawab individu thd tugas kelompok berkurang. Collective effort model (CEM) Hubungan yg dipersepsikan antara usaha individu dan hasil lebih lemah ketika mereka bekerja bersama orang lain dalam kelompok. Hal ini menimbulkan kemalasan sosial

20 Dasar: expectancy-valence theory Individu akan bekerja keras dlm kondisi: 1. Percaya bhw bekerja keras akan menghasilkan kinerja lebih baik (pengharapan/expectancy) 2. Kinerja yg lebih baik akan diakui dan dihargai (instrumentality) 3. Penghargaan yg diperoleh adl sesuatu yg berharga dan diinginkan (valence) Menurut Karau & William hubungan tiga hal tersebut terlihat lebih lemah pd saat individu bekerja dalam kelompok drpd ketika bekerja sendirian

21 Menurut CEM social loafing lemah ketika: Individu bekerja dalam kelompok kecil Tugas secara intrinsik menarik/penting Bekerja dengan orang2 yg dihargai Kontribusi untuk kelompok unik/penting Memperkirakan kerja teman lebih buruk Mementingkan usaha dan hasil individual

22 Mengurangi kemalasan sosial Membuat hasil akhir/usaha masing2 individu dpt diidentifikasi Meningkatkan komitmen anggota pd kinerja yg sukses Meningkatkan arti penting/nilai suatu tugas Memandang bahwa kontribusi mereka unik

23 Kerjasama: Koordinasi dalam kelompok (kerjasama dan konflik) perilaku di mana kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mdptk tujuan yg sama. Dilema sosial: situasi di mana kerjasama dapat terjadi tetapi seringkali tidak terjadi yaitu situasi di mana setiap orang yg terlibat dapat meningkatkan hasil individualnya dengan bertindak menang sendiri ttp jika semua orang melakukan hal yg sama hasil akhir yang akan didapat semua orang akan berkurang. Terdapat motif campuran (mixed motives): alasan utk bekerja sama dan alasan utk berkompetisi

24 Dilema narapidana Napi 2 tdk mengaku mengaku 1 tahun 3 bulan Hukuman utk Napi 2 Tdk mengaku Napi 1 1 tahun 10 tahun 8 tahun Hukuman utk Napi 1 mengaku 3 bulan 10 tahun 8 tahun

25 Dilema narapidana Jika keduanya bekerja sama akan mdpt hasil besar Jk keduanya berkompetisi setiap orang akan mdpt perolehan sedikit/kehilangan signifikan Jk salah satu memilih kompetisi yg lain kerjasama maka orang pertama mendpt hasil lebih besar drpd yg kedua.

26 Faktor-faktor yg mempengaruhi kerjasama Timbal balik (reciprocity) Orientasi pribadi: orientasi kooperatif memaksimalkan hasil bersama Orientasi individualistik memaksimalkan hasil sendiri Orientasi kompetitif fokus mengalahkan orang lain Komunikasi diskusi bersama kerjasama

27 Efek diskontinuitas : kelompok lebih kompetitif daripada individu dalam situasi yang mengandung motif campuran Mengapa ini terjadi? Orang cenderung lebih tidak mempercayai kelompok lain drpd orang-orang lain Ketika kelompok bertindak dlm perilaku egois dan kompetitif, anggota dpt meyakinkan bhw hal ini perlu dilakukan (dukungan sosial utk bertindak dlm keegoisan). Individu mengetahui bhw mereka dpt diidentifikasi dg segera oleh lawannya, bagi anggota kelompok dpt menikmati derajat anonimitas tertentu.

28 Konflik Konflik adl suatu proses di mana individu atau kelompok mempersepsikan bhw orang lain telah atau akan segera melakukan tindakan yg tidak sejalan dg kepentingannya. Elemen dlm konflik: 1. kepentingan yg bertentangan antara individu atau kelompok 2. kesadaran akan adanya kepentingan yg bertentangan 3. belief dari setiap pihak bhw pihak lain akan melakukan tindakan yg akan mengintervensi kepentingan mereka 4. tindakan yg menghasilkan intervensi.

29 Faktor penyebab konflik Atribusi yang salah kesalahan yg berhubungan dg latar belakang perilaku orang lain. Komunikasi yg salah individu kadang2 berkomunikasi dg orang lain dlm cara yg membuat orang lain merasa terganggu atau marah Kecenderungan utk mempersepsikan pandangan diri sendiri objektif dan merefleksikan realitas, tetapi pandangan orang lain dipengaruhi oleh ideologi mereka. Trait atau karakteristik pribadi, misal tipe A

30 Menyelesaikan konflik 1. negosiasi: suatu proses di mana pihak yg berlawanan saling bertukar penawaran, penawaran balasan, dan konsesi, baik secara langsung maupun melalui perwakilan. Tidak semua situasi menawarkan potensi utk kesepakatan menang-menang, jika partisipan bersedia mengeksplorasi semua pilihan secara hati-hati, akan didapat kesepakatan integratif yg menawarkan keuntungan bersama lebih besar drpd sekedar berkompromi.

31 Taktik untuk mencapai kesepakatan integratif. 1. Memperbesar bagian: sumber daya yg ada ditingkatkan shg kedua pihak dpt meraih tujuan utama mereka masing-masing. 2. Kompensasi tidak spesifik: satu pihak mdpt apa yg dikehendaki, yg lain diberi kompensasi pada hal yg tidak berhubungan. 3. Logrolling : masing-masing pihak membuat konsesi pd isu yg memiliki prioritas rendah sbg ganti dari konsesi pada isu yg dinilai lebih tinggi. 4. Bridging (menjembatani): tidak ada satu pihak yg mendapatkan tuntutan awal, tetapi diciptakan sebuah pilihan baru yg memuaskan kepentingan utama kedua pihak. 5. Memotong biaya: satu pihak mendapat apa yg diinginkan, dan biaya/kerugian dari pihak lain dikurangi dengan berbagai cara.

32 Menyelesaikan konflik 2. Tujuan superordinat adl tujuan yg dicari oleh kedua pihak yg berkonflik dan tujuan ini mengikat kepentingan mereka bersama. Ketika pihak yg berlawanan dapat dibuat melihat bhw mereka mempunyai tujuan yg sama, konflik dapat dikurangi dan bahkan digantikan dg kerjasama nyata.

33 C. Keadilan yg dipersepsikan dlm kelompok a. Keadilan distributif (kesetaraan) hasil akhir yg ada dibagi secara adil di antara anggota kelompok menurut kontribusi setiap anggota kepada kelompok Kontribusi saya Besar Kontribusi orang Lain: kecil Hasil akhir saya kecil Hasil akhir orang Lain: besar Hasil: saya mengalami perasaan ketidakadilan yg kuat

34 b. Keadilan prosedural Keadilan dari prosedur yg digunakan utk mendistribusikan hasil akhir pada anggota kelompok Dipengaruhi oleh: a. konsistensi prosedur prosedur diaplikasikan dlm cara yg sama pada setiap orang b. ketepatan- didasarkan pd informasi yg akurat c. kesempatan utk dikoreksi kesalahan dpt dikoreksi d. sesuai dengan etika dan moral dari orang-orang yg terlibat.

35 c. Keadilan interpersonal (interpersonal justice) Pendistribusian hasil didasarkan pd sikap baik dan kepedulian penanggungjawab kelompok terhadap anggotanya. Ada alasan jelas dan rasional mengapa hasil dibagi dg cara demikian Reaksi thd ketidakadilan: Mengubah kontribusi atau hasil yg diperoleh Mengakhiri hubungan Mengubah persepsi=>ilusi keadilan

36 D. Pengambilan keputusan dlm kelompok Proses penggabungan & penyatuan informasi yg ada untuk memilih satu dari beberapa kemungkinan tindakan skema keputusan sosial: aturan berhubungan dg distribusi awal pandangan atau preferensi anggota thd keputusan akhir kelompok meliputi: mayoritas menang, alasan benar menang, 2/3 menang, first-shift

37 Efek pengambilan keputusan kelompok 1. Polarisasi kelompok kecenderungan anggota kelompok utk memiliki pandangan lebih ekstrim setelah terlibat dalam diskusi kelompok Terjadi karena pembandingan sosial dan argumen yg persuasif 2. Groupthink Kecenderungan kelompok yg sangat kohesif utk berasumsi bhw keputusan yg mereka ambil tidak mungkin salah

38 Contoh efek groupthink Kegagalan invasi teluk babi di kuba Meledaknya pesawat challenger 28 Januari 86 Kegagalan inteligent amerika di irak

39 Ciri-ciri groupthink Ilusi bhw kelompok solid Moralitas kelompok superior Ilusi bhw kelompok memiliki kelebihan Tekanan kuat untuk konform Mencegah groupthink: Sikap skeptis dan terbuka Tidak otoriter/tdk ada dominasi mutlak Second-chance meeting Menunda keputusan.

40 tugas 1. Carilah satu kasus yang terjadi dalam kelompok/organisasi Sdr (Tema kasus sesuai sub judul yg tercantum dalam slide 1) 2. Jelaskan dinamikan terjadinya kasus tersebut dengan menggunakan teori psikologi sosial yang Sdr. Kuasai 3. Berikan alternatif penyelesaian terhadap kasus tersebut. 4. Tugas didiskusikan dan dikumpulkan tgl 3 Desember Terima kasih,

Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang

Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang lain memenuhi permintaan kita. Kepatuhan (obedience):

Lebih terperinci

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13 Konseling Kelompok Pertemuan ke-13 Pengantar Konseling kelompok memungkinkan konselor menghadapi bbrp konseli - dg keuntungan biaya yg lebih murah dmn proses kelompok jg memiliki keuntungan dg tjdnya keunikan

Lebih terperinci

Kognisi Sosial. (Berpikir mengenai dunia sosial)

Kognisi Sosial. (Berpikir mengenai dunia sosial) Kognisi Sosial (Berpikir mengenai dunia sosial) adalah cara kita menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi ttg dunia sosial. Bahasan ttg kognisi sosial meliputi: skema Heuristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lain dari social loafing adalah kecenderungan untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lain dari social loafing adalah kecenderungan untuk mengurangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SOCIAL LOAFING 1. Pengertian Social loafing Social loafing merupakan pengurangan kinerja individu selama bekerja sama dengan kelompok dibandingkan dengan bekerja sendiri (Latane,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL. Rizqie Auliana

KOMUNIKASI INTERPERSONAL. Rizqie Auliana KOMUNIKASI INTERPERSONAL Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Meningkatkan ketrampilan interpersonal Kemampuan utk bersosialisasi dg orang lain Membina hub baik dg org lain bukan hal mudah, yg dibutuhkan:

Lebih terperinci

MATA KULIAH ETIKA BISNIS

MATA KULIAH ETIKA BISNIS MATA KULIAH ETIKA BISNIS [KODE/SKS : IT023270/ 2 SKS] BISNIS SEBUAH PROFESI ETIS BISNIS : SEBUAH PROFESI ETIS? Etika Terapan Etika Profesi Menuju Bisnis Sebagai Profesi Luhur Bisnis, bisa menjadi sebuah

Lebih terperinci

Persepsi Sosial : Memahami orang lain

Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial : Memahami orang lain Persepsi Sosial Adl proses untuk memahami orang lain. Proses utk menginterpretasi dan mengevaluasi orang lain mengenai sifat-sifat, kualitasnya dan keadaan lain yang

Lebih terperinci

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan Tanggung jawab sosial perusahaan mempunyai kaitan yg erat dg penegakan keadilan dlm masyarakat umumnya dan bisnis khususnya. Tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN I. Pendidikan Anak Berbakat A. Pengalaman Mancanegara & Indonesia Amerika Serikat - 1958 diadakan konferensi ttg pendidikan yg b tuj utk menemukan org

Lebih terperinci

AGRESI: asal-usul, sebab, & penanggulangannya.

AGRESI: asal-usul, sebab, & penanggulangannya. AGRESI: asal-usul, sebab, & penanggulangannya. AGRESI 1. Perspektif Teoritis ttg Agresi 2. Determinan Agresi manusia 3. Agresi dalam hubungan jangka panjang: agresi di tempat kerja 4. Pencegahan dan pengendalian

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AKHIR

MASA KANAK-KANAK AKHIR MASA KANAK-KANAK AKHIR Masa ini dialami pada usia : 6 tahun 11-13 tahun. Masa Usia Sekolah atau masa Sekolah Dasar anak sudah siap masuk sekolah. GAmbar by HR Tujuan Instruksional : Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

LEADERSHIP (Kepemimpinan Efektif)

LEADERSHIP (Kepemimpinan Efektif) LEADERSHIP (Kepemimpinan Efektif) Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Pengantar Setiap orang adl pemimpin, setidaknya bagi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama KOMUNIKASI Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama Komunikasi sbg proses proses primer proses sekunder Proses

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Konflik Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id Konflik Organisasi 2 Munculnya konflik dlm organisasi tidak selalui

Lebih terperinci

Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik:

Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik: Konflik Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik: 1. Pandangan tradisional, semua konflik membahayakan & harus dihindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga hoki merupakan salah satu cabang permainan bola kecil yang dapat dimainkan baik oleh pria maupun wanita. Cabang olahraga hoki mulai berkembang di sejumlah

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikologi Sosial 2. Dinamika Kelompok. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi. Modul ke: Psikologi Sosial 2 Dinamika Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Psikologi Sosial Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok Area

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Etika. Arif 2013

Tinjauan Umum Etika. Arif 2013 Tinjauan Umum Etika Arif Basofi @PENS 2013 Referensi Teguh Wahyono, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, Penerbit Andi Yogyakarta, 2006. Materi Pengertian etika

Lebih terperinci

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest)

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest) MASALAH PARTISIPASI Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest) 2. Biaya partisipasi (The cost of participation) 3.

Lebih terperinci

PERILAKU DALAM BERORGANISASI

PERILAKU DALAM BERORGANISASI PERILAKU DALAM BERORGANISASI Pertemuan 2 Pokok Bahasan: Dasar-dasar perilaku Individu Sub Pokok Bahasan: Karakteristik Biografik Kemampuan, Kepribadian, Persepsi Belajar 1 Karakteristik Biografik Yaitu

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN BISNIS & PEMASARAN PELAYANAN KESAHATAN

PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN BISNIS & PEMASARAN PELAYANAN KESAHATAN PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN BISNIS & PEMASARAN PELAYANAN KESAHATAN BANDI bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 IMPLEMENTASI STRATEGI BERSAING, PEMASARAN PELAYANAN KESEHATAN Sesi 3 bandi.staff.fe.uns.ac.id

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF

PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF Adalah jenis-jenis rancangan penelitian yang menetapkan prosedur-prosedur khusus dalam penelitian Tugas individual Carilah penelitian kualitatif (bisa

Lebih terperinci

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikologi Sosial 2 Teori-teori Psikologi Sosial Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori Psikologi Sosial Sikap Ketertarikan

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AKHIR

MASA KANAK-KANAK AKHIR MASA KANAK-KANAK AKHIR Masa ini dialami pd usia : 6 tahun 11-13 tahun. Masa Usia Sekolah atau masa SD à anak sudah siap masuk sekolah. GAmbar by FH CIRI KHAS ANAK USIA SD GAmbar by FH Konformitas pd teman

Lebih terperinci

Taquiri dalam Newtorm dan davis (1977 Ross (1993) :

Taquiri dalam Newtorm dan davis (1977 Ross (1993) : Manajemen Konflik Konflik berarti saling memukul ==dari bahasa latin configree Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi dan tingkah laku dari pelaku maupun

Lebih terperinci

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007)

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007) DINAMIKA KELOMPOK Pengertian Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007) Kelompok merupakan setiap kumpulan individu yang saling terkait yang

Lebih terperinci

Business Ethic & Good Governance

Business Ethic & Good Governance Modul ke: Business Ethic & Good Governance Ethical Decision Making: Personal and Professional Context Fakultas PASCA Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi MANAGEMENT www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,

Lebih terperinci

Pokok bahasan: 1. Merespon keadaan darurat. 2. Penolong dan mereka yg menerima pertolongan.

Pokok bahasan: 1. Merespon keadaan darurat. 2. Penolong dan mereka yg menerima pertolongan. Pokok bahasan: 1. Merespon keadaan darurat 2. Penolong dan mereka yg menerima pertolongan. 3. Menjelaskan tingkah laku prososial: mengapa orang menolong? Perilaku prososial: Adl tindakan menolong yang

Lebih terperinci

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan Aplikasi Psi Sosial Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan 1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja sikap pekerja (karyawan) terhadap pekerjaannya sikap

Lebih terperinci

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Pentingnya Filsafat Perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat memerlukan filsafat pendidikan jasmani yang kokoh bagi profesi agar tetap dapat bertahan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI

KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 3 MOHD. KURNIAWAN. DP

BAHAN AJAR 3 MOHD. KURNIAWAN. DP BAHAN AJAR 3 MOHD. KURNIAWAN. DP Adalah pernyataan evaluatif mengenai obyek, orang, atau peristiwa Adalah kecenderungam yang menetap untuk merasa dan bertindak dengan cara tertentu pada beberapa obyek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identity Achievement 1. Definisi Identity Achievement Identitas merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus memutuskan siapakah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK HUKUM ADAT

KARAKTERISTIK HUKUM ADAT Pentingnya Mempelajari HkAdatBagiAhliHukum PERKEMBANGAN SISTEM HUKUM ADAT Disusun oleh: Afifah Kusumadara, SH. LL.M. SJD. Hukum Adat adalah hukum yang hidup di Indonesia (Living Law) Merupakan bagian dari

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI, NEED ASESSMENT & PENYUSUNAN RANCANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI DISKUSI KASUS Peserta mendeskripsikan

Lebih terperinci

Penyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

Penyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Penyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami hakekat penyesuaian diri Mampu menjelaskan ciri penyesuaian diri yang efektif Mampu merefleksikan derajat penyesuaian diri sendiri

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGANTAR PSIKOLOGI. YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si PERTEMUAN I

PENGANTAR PSIKOLOGI. YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si PERTEMUAN I PENGANTAR PSIKOLOGI YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si PERTEMUAN I Psikologi Apa yang dipelajari psikologi? Ilmu jiwakah? Ilmu tingkah-lakukah? Ilmu ekspresikah? Bagian dari ilmu alam atau ilmu sosialkah? Ilmu

Lebih terperinci

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) PRINSIP DASAR TEORI PIAGET Jean Piaget (1896-1980): dikenal dgn teori perkembangan intelektual yg menyeluruh yg mencerminkan adanya kekuatan

Lebih terperinci

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan tugas kelompok semakin populer dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan tugas kelompok semakin populer dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan tugas kelompok semakin populer dalam dunia perkuliahan. Tugas kelompok telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, baik untuk dosen

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus PULAP - BKKBN 1 PULAP - BKKBN 2 TEAM LEARNING Tujuan IPembelajaran Umum Peserta dapat memahami cara mengembangkan kapasitas individu dalam tim sebagai satu kesatuan untuk meningkatkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

merasa perlu untuk menawar kembali

merasa perlu untuk menawar kembali Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator

Lebih terperinci

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) :

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) : PERSEPSI SOSIAL Baron & Byrne (2002) : Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: 1. Komunikasi Nonverbal 2. Atribusi perilaku 3. Pembentukan kesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5

Lebih terperinci

Perspektif biopsikososial

Perspektif biopsikososial PSIKOLOGI SOSIAL DAN KESEHATAN Definisi SEHAT? Perspektif biomedis: objektif: tidak ada tanda-tanda bahwa tubuh tidak berfungsi dengan baik Subjektif: tidak ada simptom subjektif dari penyakit atau luka

Lebih terperinci

TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA

TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA Aspek-aspek perkembangan PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET Perkembangan Moral Jean Piaget yang terkait perkembangan kognitif Tahap realisme moral (0-12 thn) Tahap

Lebih terperinci

THEORIES OF SYMBOLIC INTERACTION, STRUCTURATION, AND CONVERGENCE. Bagian II

THEORIES OF SYMBOLIC INTERACTION, STRUCTURATION, AND CONVERGENCE. Bagian II THEORIES OF SYMBOLIC INTERACTION, STRUCTURATION, AND CONVERGENCE Bagian II Structuration Penggagas ANTHONY GIDDENS Menjelaskan hubungan mikro-makro makro Teori tindakan sosial (social action theory) Tindakan

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Psikologi Modern Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Psikologi Modern Teori-teori kepribadian modern

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek & Penjadwalan Proyek. By Wiji Nurastuti,MT

Manajemen Waktu Proyek & Penjadwalan Proyek. By Wiji Nurastuti,MT Manajemen Waktu Proyek & Penjadwalan Proyek By Wiji Nurastuti,MT 1 PROYEK : KEGIATAN tertentu (oleh manusia ada waktunya tempat & metode/cara alat & bahan) JELAS WAKTUNYA TIDAK RUTIN ADA ALASAN YANG JELAS

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5.

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KINERJA 6. TERTAWA ITU SEHAT, MARI TERTAWA

Lebih terperinci

ETIKA LINGKUNGAN. Dosen: Dr. Tien Aminatun

ETIKA LINGKUNGAN. Dosen: Dr. Tien Aminatun ETIKA LINGKUNGAN Dosen: Dr. Tien Aminatun DEFINISI ETIKA: Sebuah refleksi kritis tentang norma dan nilai, atau prinsip moral yg dikenal umum selama ini, dalam kaitan dg lingkungan, cara pandang manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan

Lebih terperinci

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa

Lebih terperinci

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi?

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi? Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU 1 Persepsi? Proses yg digunakan indvidu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dlm rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka 2 1 Mengapa persepsi

Lebih terperinci

ETIKA PRODUKSI DAN PEMASARAN. Tanggungjawab Perusahaan Terhadap Konsumen

ETIKA PRODUKSI DAN PEMASARAN. Tanggungjawab Perusahaan Terhadap Konsumen ETIKA PRODUKSI DAN PEMASARAN Tanggungjawab Perusahaan Terhadap Konsumen Fakta ttg Produk di Pasaran Kecelakaan dan kerugian karena produk: di AS 3.000.000 orang terluka, 2.000.000 orang masuk RS, 500.000

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH PENDAHULUAN Data primer dapat berupa data yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif Kapanpun sebuah masalah ditangani, riset kuantitatif harus didahului oleh riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan pada dasarnya menyertai di setiap kehidupan manusia terutama bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik. Sebenarnya kecemasan

Lebih terperinci

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi Logika Fuzzy 1 Fitur Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan himpunan fuzzy: Core (inti) Support (pendukung) Boundary (batas) 2 (a) (b) Himp. Fuzzy

Lebih terperinci

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Hubungan Dalam Negosiasi. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Hubungan Dalam Negosiasi. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: , Negosiasi Bisnis Minggu-11: Hubungan Dalam Negosiasi By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Hubungan Dalam Negosiasi Proses negosiasi terjadi diantara dua pihak

Lebih terperinci

MIDDLE LATE CHILDHOOD (Masa Kanak-kanak Tengah Akhir) Psikologi Perkembangan 2 Unita Werdi Rahajeng

MIDDLE LATE CHILDHOOD (Masa Kanak-kanak Tengah Akhir) Psikologi Perkembangan 2 Unita Werdi Rahajeng MIDDLE LATE CHILDHOOD (Masa Kanak-kanak Tengah Akhir) Psikologi Perkembangan 2 Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id FISIK ANAK TENGAH-AKHIR PERTUMBUHAN FISIK Butuh 2400 kalori/hari untuk menunjang

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang percaya bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang percaya bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang percaya bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan secara bersama-sama akan memudahkan pekerjaan atau tugas yang sedang dikerjakan tersebut cepat

Lebih terperinci

Model-model Kebijakan Publik

Model-model Kebijakan Publik Kuliah 6 Model-model Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Model-model Kebijakan Publik Model Umum Model Perceptual-Process Model Struktural Model Elite Model Kelompok Model Rasional Model Inkremental Marlan

Lebih terperinci

Perencanaan Komunikasi. Chatia Hastasari, M.I.Kom.

Perencanaan Komunikasi. Chatia Hastasari, M.I.Kom. 1 Perencanaan Komunikasi Chatia Hastasari, M.I.Kom. 2 Pendahuluan Perencanaan Komunikasi Akan lebih banyak didekati dari aspek manajemen Proses penyebaran atau pertukaran informasi Penyebarluasan informasi

Lebih terperinci

PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL

PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL Pertemuan 11-12 PERSEPSI DIRI & PERSEPSI SOSIAL 3 Mei 2012 Persepsi : Proses perolehan, penafsiran, pemilihan & pengaturan informasi indrawi Persepsi Sosial : Proses perolehan, penafsiran, pemilihan &

Lebih terperinci

H. DISAIN RISET KUALITATIF

H. DISAIN RISET KUALITATIF 1 H. DISAIN RISET KUALITATIF 1. DIMULAI DENGAN PERTANYAAN TENTANG MANUSIA DALAM KEHIDUPAN YANG NYATA, DALAM KURUN WAKTU TERTENTU 2. TERDAPAT 3 TAHAP DALAM RISET KUALITATIF: PEMANASAN, PELAKSANAAN, DAN

Lebih terperinci

Pada dasarnya lebih sulit drpd classifier berdasar teori bayes, terutama untuk data dimensi tinggi.

Pada dasarnya lebih sulit drpd classifier berdasar teori bayes, terutama untuk data dimensi tinggi. 1 Fokus pd desain fungsi pembeda (discriminant function) atau decision surface scr langsung yang membedakan satu kelas dengan kelas yg lain berdasarkan kriteria yg telah ditentukan. Pada dasarnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 6:

UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 6: www.uny.ac.id MEDIA TRANSPARANSI / BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR / 2004 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 6: Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi

Lebih terperinci

Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management

Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management Perkembangan Sistem Anggaran Publik Anggaran Tradisional dan Anggaran New Public Management Jenis anggaran sektor publik: Anggaran tradisional; ciri utamanya bersifat line-item dan incrementalism Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami cara meningkatkan kemampuan penguasaan tertentu dalam merealisasikan keinginan sesungguhnya dlm kehidupan s

Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami cara meningkatkan kemampuan penguasaan tertentu dalam merealisasikan keinginan sesungguhnya dlm kehidupan s 1 Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami cara meningkatkan kemampuan penguasaan tertentu dalam merealisasikan keinginan sesungguhnya dlm kehidupan secara terus menerus Tujuan Instruksional Khusus Setelah

Lebih terperinci

ANALISIS & SELEKSI AITEM

ANALISIS & SELEKSI AITEM ANALISIS & SELEKSI AITEM Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas aitem-aitem di dlmnya. Hanya aitem2 yg ditulis dgn m ikuti blue-print dan bimbingan kaidah penulisan yg benar sajalah yg

Lebih terperinci

ETIKA BAGI PENGEVALUASI AMDAL HADI S. FAKULTAS KEHUTANAN IPB

ETIKA BAGI PENGEVALUASI AMDAL HADI S. FAKULTAS KEHUTANAN IPB ETIKA BAGI PENGEVALUASI AMDAL HADI S. ALIKODRA@2014 FAKULTAS KEHUTANAN IPB APA ITU AMDAL Amdal: Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup Hakekatnya: kajian ilmiah Amdal bukan studi bisnis dn politik Profesi

Lebih terperinci

OLAHRAGA DAN MEDIA MASSA

OLAHRAGA DAN MEDIA MASSA OLAHRAGA DAN MEDIA MASSA Hubungan simbolis antara media massa dengan olahraga yaitu saling menguntungkan thd kedua unsur sosial. Disela-sela waktu siaran untuk ulasan olahraga dan liputan berita olahraga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 5 Pengembangan dan Pemanfaatan LKS Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember APA YANG ANDA KETAHUI TENTANG LKS?? Pengertian LKS Lembaran yg berisi pedoman

Lebih terperinci

LEGISLASI LEGISLASI ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN 19/08/2010

LEGISLASI LEGISLASI ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN 19/08/2010 19/08/2010 ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN LESTARI PUJI ASTUTI, S.SiT Pengertian Aspek legal adalah aspek/ faktor yang membuat pelayanan kebidanan menjadi legal dimata hukum Tujuan memberikan jaminan keamanan

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Pengantar Psikologi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi

Psikologi Sosial. Pengantar Psikologi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Psikologi Sosial Modul ke: Pengantar Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Silabus Psikologi Sosial Materi Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

NEGOSIASI AKBP MUH. ARWIN,SE,MM. KASUBDIT KERMA DIT BINMAS

NEGOSIASI AKBP MUH. ARWIN,SE,MM. KASUBDIT KERMA DIT BINMAS NEGOSIASI AKBP MUH. ARWIN,SE,MM. KASUBDIT KERMA DIT BINMAS Pada dasarnya kita semua adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, selalu menang, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PUBLIC RELATION (PR)

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PUBLIC RELATION (PR) UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PUBLIC RELATION (PR) PENTINGNYA MUTU YANKES Era demokratisasi Pendidikan masy meningkat Tuntutan keterbukaan keberanian berpendapat UU Perlindungan konsumen

Lebih terperinci

Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si

Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si Pengantar Psikologi Sosial II Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si Konsep Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang dipersepsikan terikat satu sama lain dalam sebuah unit yang koheren pada derajat tertentu.

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PERILAKU SAKIT. MUJIANTO,SKM,M.Kes

PERSEPSI DAN PERILAKU SAKIT. MUJIANTO,SKM,M.Kes PERSEPSI DAN PERILAKU SAKIT MUJIANTO,SKM,M.Kes Pemahaman Yg Perlu Diketahui Oleh Setiap Orang Nikmat Agung yg dilalaikan banyak orang adl sehat Tidak ada satupun orang dimuka bumi yang belum pernah sakit

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK R. Slamet Santoso KONSEP MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Model digunakan krn adanya eksistensi masalah publik yg kompleks. Model = pengganti kenyataan. A model is an abstraction of

Lebih terperinci

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan

Lebih terperinci

Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN)

Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN) Teori Komunikasi Kelompok (GRIFFIN) Tugas Mata Kuliah Komunikasi Informasi Disusun Oleh : MUHAMMAD JEVI R. AIPASHA (A2D008040) MOH. ARIF YUDHI (A2D008038) NUR FARIDAH (A2D008041) Jurusan / Prodi (S1) Ilmu

Lebih terperinci

Bu and. Kompetensi. Abstract. Corporate. overnance. dan menganalisi. Approaches. Regulatory. a. b. Program. Tatap Muka. Kode MK.

Bu and. Kompetensi. Abstract. Corporate. overnance. dan menganalisi. Approaches. Regulatory. a. b. Program. Tatap Muka. Kode MK. MODUL PERKULIAHAN Bu sinesss Ethic and Corporate Go overnance Ethical Decision Making: a. Proses pengambilan keputusan etis b. Batu sandungan bagi perilaku etis Fakultas Pasca Program Studi Magister Management

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA REMAJA (ADOLESENCE) PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir logis

Lebih terperinci