PERCOBAAN I ANALISIS BUTANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERCOBAAN I ANALISIS BUTANA"

Transkripsi

1 PERCOBAAN I ANALISIS BUTANA Tujuan : Minimisasi energi konformasi butana dengan menggunakan medan gaya (Force Field) MM+. Latar Belakang : Minimisasi energi mengubah geometri dari molekul ke energi yang lebih rendah dari suatu sistem dan untuk menghasilkan konformasi yang lebih stabil. Selama berlangsungnya minimisasi, akan dicari suatu struktur molekul yang tidak mengalami perubahan energi jika geometri molekul diubah dengan besaran tertentu. Hal ini berarti bahwa turunan dari energi sebagai fungsi koordinat kartesian yang sering disebut gradient- berharga nol. Keadaan ini disebut sebagai titik stasioner pada permukaan energi potensial. Jika perubahan kecil pada parameter geometri akan menaikkan energi molekul, konformasi relatif stabil dan posisi ini dinamakan dengan minimum. Jika energi lebih rendah dengan perubahan kecil pada satu atau lebih dimensi tertentu, tetapi tidak pada semua dimensi, dinamakan saddle point. Sistem molekul dapat mempunyai beberap keadaan minimum. Satu dari keadaan minimum yan gpaling rendah energinya disebut minimum global dan keadaan yang lain dinamakan dengan minimum lokal. Dengan perhitungan energi untuk 6 titik stasioner dari butana, dapat dibandingkan harga energi untuk menentukan konformasi energi pada minimum global. Prosedur a. Pemilihan medan gaya Sebelum menggambarkan dan menjalankan optimisasi dengan mekanika molekular, kita harus memilih medan gaya mekanika molekular yagn tersedia pada program HyperChem. Medan gaya berisi jenis atom dan parameter yang harus ditandakan pada molekul sebelum kita menjalankan perhitungan mekanika molekular. Sebagai contoh, kita memilih medan gaya MM+. Untuk memilih medan gaya (1) pilih Molekular Mechanics pada menu Setup, (2) jika kotak dialog muncul, pilih MM+. b. Menggambar butana Bentuk butana pertama yang harus dibuat adalah bentuk eklips yaitu sudut dihedral CCCC sebesar 0 o. Untuk membuat bentuk eklips dilakukan langkah sebagai berikut : 1. Atur Default Element pada karbon dan dapatkan dalam mode Draw. 2. Atur level pilihan pada atoms. 3. Pilih Labels pad amenu Display dan beri label atom dengan nomor. 4. Yakinkan bahwa Explicit Hydrogens pad akeadaan tidak aktif (pada menu Build. 5. Gambarkan struktur 2D dengan mengklik dan menggeser sedemikian hingga keempat karbon terhubungkan. 6. Pilih Add H & Model Build pada menu Build. Model Builder akan membentuk konformasi anti dari butana sebagai struktur default dengan sudut dihedral CCCC sebesar 180 o. Kita ingin mengubahnya menjadi sudut 0 o dengan cara berikut : 7. Kembali ke dalam mode Selection 8. Yakinkan bahwa Multiple Selection dalam keadaan aktif. 9. Pilih sudut torsi 4-atom dengan memilih ikatan dengan urutan 1-2, 2-3 dan 3-4.

2 10. Pilih pengaturan Bond Torsion pada menu Build, dan atur Bond Torsion pada 0 o dan tekan OK. 11. R-klik pada area yang kosong pada bidang kerja. 12. Klik ganda pada Selection sebagai ganti dari Model Builder. HyperChem akan menentukan struktur baru dengan bond torsion sesuai yang telah ditentukan. c. Optimasi struktur Langkah berikutnya adalah meminimisasi struktur dengan menjalankan optimasi mekanika molekul dengan melakukan langkah berikut : 13. Pilih Compute. 14. Pilih Single Point 15. L-klik pada OK untuk menutup kotal dialog dan memulai perhitungan. Perhitungan dimulai dan informasi tentang akan muncul di baris status. Setelah beberapa menit, program akan selesai. Catat energi dengan melakukan perhitungan single point pada struktur yang telah tergambar. Perhitungan ini akan memberikan energi tanpa optimasi dengan sudut ikatan dihedral eksak. Ukur sudut dihedral CCCC dan catat hasilnya. 16. Optimasi struktur dengan memilih Compute dan kemudian Geometry Optimizisation. 17. L-klik pada OK unutk memulai perhitungan. Catat energi teroptimasi dan sudut ikat dihedral CCCC. Cetak strutkur dan lampirkan pada lembar laporan. 18. Kembali ke langkah 9 dan ulangi proses untuk sudut ikat dihedral 60, 120, 180, 240 dan 300 o. Lengkapi lembar jawaban yang tersedia.

3 PERCOBAAN II ANALISIS SIKLOHEKSANA Tujuan : Menentukan konformasi yang paling stabil dari sikloheksana dengan menggunakan perhitungan medan gaya AMBER. Latar Belakang : Pada temperatur ruang sikloheksana secara cepat mengalami perubahan konformasi dengan rotasi sepanjang ikatan C-C. Ketika konformasi sikloalkana berubah, hidrogen yang terikat pada setiap atom karbon juga berganti posisi, dan molekul diasumsikan berada pada ruang tiga dimensi. Perubahan dari konformasi kursi ke bentuk yang lain (perubahan hidrogen aksial menjadi ekuatorial sebaliknya) dinamakan interkonversi kursi-kursi. Dengan menentukan panas pembentukan dari konformasi kursi dan bentuk antara dari interkonversi kursi, kita dapat menentukan stabilitas relatif dari setiap konformasi. Prosedur : a. Pemilihan medan gaya 1. Pilihlah Molecular Mechanics pada menu Setup 2. Jika kotak dialog muncul, pilihlah AMBER. b. Menggambar sikloheksana bentuk kursi. 1. Atur Default Element pada karbon dan masuk pada mode Draw. 2. Atur level pemilihan pada tingkat Atoms. 3. Pilih Labels pada menu Display dan label atom dengan nomor. 4. Yakinkan bahwa Explicit Hydrogen dalam keadaan tidak aktif pada menu Build. 5. Gambarkan dengan strutkur 2D dengan mengklik dan menggeser. 6. Pilih Add H & Model Build pada menu Build. 7. Matikan. c. Menghitung sifat struktural sikloheksana bentuk kursi 1. Pilih mode Selection 2. Atur level seleksi pada tingkat Atoms dan matikan mode Multiple selection. 3. Pilih beberapa ikatan, sudut dan sudut torsi untuk mempelajari geometri dari struktur. Catat nilainya pada lembar laporan. 4. R-klik pada daerah kosong pada ruang kerja untuk menyakinkan tidak ada atom yang dipilih. d. Menghitung energi sikloheksana bentuk kursi 1. Pilih Single Point pada menu Compute untuk menghitung energi struktur yang aktif pada kertas kerja. 2. Baca energi single point pada baris status e. Optimasi struktur Langkah selanjutnya adalah meminimisasi struktur kursi dengan melakukan perhitungan optimisasi mekanika molekul dengan melakukan langkah berikut : 1. Pilih Compute

4 2. Pilih Geometry Optimization 3. L-klik pada OK untuk menutup kotak dialog dan memulai perhitungan. 4. Perhitungan dimulai dan informasi tentang jalannya program akan muncul di baris status. Setelah beberapa menit, program akan selesai. Catat energi dari struktur teroptimasi pada lembar laporan. f. Mengukur sifat pada sistem teroptimasi. 1. Pilih beberapa variasi ikatan, sudut dan sudut torsi. Catatlah harga yang muncul di baris status jika Anda membuat pilihan. 2. Bandingkan harga ini dengan harga sebelumnya yang diperoleh dari struktur tak teroptimasi. 3. Cetak struktur dan lampirkan pada lembar lampiran. g. Mengubah dari bentuk kursi ke bentuk perahu. Pada langkah ini kita akan mencerminkan separuh bagian molekul untuk menghasilkan bentuk perahu dari sikolheksana. Untuk melakukan refleksi pada bidang, lakukan langkah berikut : 1. Hidupkan fungsi Multiple Selections 2. Jika kamu tidak berada pada mode pilihan, L-klik pada menu Selection. 3. Klik ganda pada menu Selection untuk kembali pada struktur Model Build. 4. L-klik pada ikatan 1-2 dan 4-5 untuk memilih bidang refleksi. 5. Pilih Name Selection pad amenu Select. 6. Pilih PLANE, dan kemudian pilih OK. Untuk mencerminkan separuh dari molekul lakukan langkah berikut : 1. Jika perlu, pilih ShowHydrogen dan gunakan menu Zoom untuk mendapatkan skala molekul yang jelas. 2. LR-drag pada satu sisi yang memungkinkan untuk melakukan pemilihan semua atom termasuk hidrogen. 3. Pilih Reflect pada menu Edit Atom yang dipilih dicerminkan pada PLANE, menghasilkan transformasi perahu dari sikloheksana. Struktur akan terlihat sebagai berikut : 4. R-klik pada daerah kosong pada ruang kerja untuk menghilangkan fungsi pilihan atom.

5 h. Mengukur hidrogen aksial Dua hidrogen aksial berada pada jarak relatif dekat pada bentuk perahu sikloheksana. Posisi ini sering dikenal dengan hidrogen flagpole. Untuk mengukur jarak antar dua hidrogen: 1. L-klik pada dua atom hidrogen tersebut. 2. Catat jarak antar dua atom tersebut dan masukkan dalam lembar laporan. Harga ini sangat berdekatan dengan harga atom yang tidak berikatan. Optimasi akan mengubah jarak antar dua atom hidrogen tersebut menjadi sedikit berjauhan sampai didapatkan energi yang lebih rendah. i. Mengoptimasi sikloheksana bentuk perahu Untuk mengoptimasi struktur perahu lakukan langkah sebagai berikut : 1. R-klik pada bagian kosong pada daerah kerja untuk menghilangkan fungsi pilihan atom. 2. Pilih Geometry Optimazation ada menu Compute. Setelah minimisasi selesai, catat energi dan ukur kembali panjang ikatan, sudut dan sudut torsinya. j. Mengukur ulang hidrogen aksial 1. L-klik pada dua hidrogen aksial. Catat jarak H-H yang baru. Bentuk teroptimasi dari struktur perahu adalah saddle point. Bidang simetri pada struktur awal seimbang pada semua gaya yang tegak lurus pada bidang tersebut. Arah pencarian keadaan optimum berdasar atas gaya ini sehingga semua arah pencarian mempunyai bidang simetri yang sama,. HyperChem mencari saddle point yang merupakan minimum yang sesuai untuk dimensi, kecuali bidang simetri. 2. Cetak struktur dan lampirkan pada lembar laporan. k. Membuat sikloheksana bentuk perahu Twist (terpilin) Bentuk ketiga dari sikloheksana adalah bentuk perahu terpilin merupakan bentuk lokal minimum. Cara termudah untuk mendapatkannya adalah memodifikasi bentuk perahu dengan mengubah ikatan torsi, menggambarkan ulang dan mengoptimasi strukturnya. Untuk mengatur batasan ikatan torsi dilakukan langkah berikut: 1. R-klik pada daerah kosong dari bidang kerja untuk menghilangkan fungsi pilihan. 2. Matikan fungsi Show Hydrogens. 3. Pilih sudut torsi 4-atom karbon dengan memilih ikatan 6-1, 1-2, dan 2-3. kita harus memilih atom karbon dengan urutan tersebut sehingga akan didapatkan batasan ikatan torsi yang benar. Model Builder akan menghitung geometri sesuai dengan urutan pilihan, batasan yang telah ditentukan akan hanya mengubah posisi atom karbon Pilih batasan Bond Torsion pada menu Build, dan atur batasan pada 30 derajat, dan kemudian pilih OK. 5. R-klik pada daerah kosong pada bidang kerja. 6. Untuk menggambarkan ulang molekul dengan batasan torsi ikatan lakukan klik ganda pad amenu Selection untuk mengaktifkan Model Builder. HyperChem menggambarkan ulang struktur dengan batas torsi untuk bentuk perahu terpilin dari sikloheksana.

6 Untuk melakukan optimasi sikloheksana perahu terpilin dapat dilakukan langkah berikut : 1. Pilih Geometry Optimization pada menu Compute. 2. Pilih OK untuk memulai proses optimisasi menggunakan pilihan seperti yang telah dilakukan pada konformasi sebelumnya. Setelah optimisasi selesai, lakukan pencatatan energi dan ukur panjang ikatan, sudut dan sudut torsi. 3. Cetak struktur dan lampirkan pada lembar laporan.

7 PERCOBAAN III SPEKTRA INFRA MERAH MOLEKUL ORGANIK Tujuan : Menghitung dan menandai speltra vibrasi dari beberapa molekul organik menggunakan perhitungan semi empiris PM3. Latar Belakang : Serapan cahaya dalam daerah inframerah dari spektrum elektromagnetik akan mengeksitasikan gerakan vibrasi. Frekuensi serapan dan intesitasnya sangat sensitif terhadap detail dari geometri molekular. Karena itu spetroskopi vibrasi (spektroskopi inframerah dan Raman) dapat digunakan untuk menentukan apakah dalam suatu senyawa terdapat untuk menentukan apakah dalam suatu senyawa terdapat gugus fungsional tertentu. Daerah spektra finger print (di bawah 1400 cm -1 ) dapat digunakan untuk membandingkan suatu sampel tidak diketahui dengan sampel standar. Jika spektra inframerah dalam daerah ini identik, dapat dikatakan bahwa dua senyawa hanpir dapat dipastikan sama. Spektra vibrasi juga bermanfaat sebagai petunjuk yang sensitif tentang perubahan baik pada geometri maupun struktur eketronik akibat adanya asosiasi molekul seperti terjadinya ikatan hidrogen atau solvasi. Dalam percobaan ini, kita akan menerapkan metoda semiempiris PM3 dalam menghitung dan menandai spektra inframerah dari beberapa jenis senyawa organik. Hal ini akan menggambarkan pendekatan umum pada spektra terhitung dan sekaligus dapat mengukur kehandalan metode PM3 dalam kajian spektra vibrasi. Prosedur: 1. Gambarkan molekul dengan menu Draw, klik dan geser untuk membuat struktur tanpa hidrogen. Untuk meletakkan atom O dan N ke dalam struktur, L-klik ganda pada mode Draw. Anda akan mendapatkan Table Periodik. Klik ganda pada atom yang dipilih dan tambahkan atom tersebut ke posisi yang diinginkan. Untuk membuat ikatan rangkap dua L-klik pada ikatan tunggal (pada mode Draw), maka akan dihasilkan ikatan rangkap dua. L-klik lagi untuk mendapatkan ikatan rangkap tiga. Jika anda R-klik, anda akan mengurangi ikatan rangkap menjadi rangkap dua. Jika sudah didapatkan posisi yang benar untuk karbon, oksigen dan nitrogen dalam strktur molekul, pilih Add H & Build pada menu Model Build. 2. Pilih Setup, Semi Empirical dan PM3. Klik OK. 3. Pilih Compute dan kemudian Geometrycal Optimization. 4. Jika perhitungan selesai, pilih Compute dan kemudian Vibrations. 5. Setelah dari frekuensi selesai, pilih Vibrational Spectrum. Spektrum dari frekuensi yang berkait dengan setiap mode normal akan ditampilkan. Garis vertikal pada bagian atas menunjukkan semua frekuensi dasar vibrasi. Perlu dicatat bahwa semua ini adalah IR-aktif. Spektrum di bagian bawah berhubungan dengan vibrasi IR-aktif. Ketinggian baris dari spektrum pada bagian bawah berhubungan dengan intensitas IR. 6. Klik pada Animate Vibrations dan atur Frames 10 dan Amplitude L-klik pada vibrasi IR-aktif. Garis yang dipilih akan ditandai dengan warna ungu. Informasi pada garis ini akan ditunjukkan tentang sifat spektra dan akan muncul pada bagian bawah dari kotak dialog. 8. Untuk visualisasi gerakan vibrasi dari garis yang dipilih, pilih OK. Kotak dialog akan hilang dan gerakan vibrasi akan digambarkan. Untuk

8 menghentikan vibrasi, pilih Cancel. Kemudian pilih Compute dan Vibrational Spectrum untuk kembali pada kotak dialog. 9. Untuk setiap molekul, coba untuk mencari mode vibrasi yang berhubungan dengan ikatan yang ditandai pada Tabel. Setelah mendapatkan vibrasi, gambarkan gerakan vibrasinya, kemudian catat frekuensi dan bandingkan dengan harga dari literatur untuk vibrasi ini. Menggambarkan cis-2-butena Jika Anda memodelkan 2-butena, Anda akan mendapatkan isomer trans. Anda harus mengubahnya menjadi bentuk cis. Klik pada Selection Tool pada sisi kiri dan geser dari C-1 ke C-4. keempat karbon akan ditandai dengan warna hijau. Pilih menu Build dan pilih cis kemudian OK. Matikan fungsi pilihan pada atom karbon dengan R-klik pada bidang yang kosong. Akhirnya klik ganda Selection Tool, bentuk trans akan diubah menjadi cis.

9 LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN IV SPEKTRA INFRA MERAH MOLEKUL ORGANIK Molekul Ikatan Bil.Gel. Experimental (cm -1 ) Butana C-H dari CH C-H dari CH C-H dari CH Cis-2-butena C=C 1640 C sp3 H C sp2 H butena C C 2200 C sp H 3300 Benzena C=C 1600,1500 C sp2 H Metanol O-H 3300 C-O 1050 Asetaldehida C=O 1710 O=C-H 1700,2800 Asetonitril C N 2200 Asam Asetat C=O 1710 O-H 3000 C-O 1100 Bil.Gel. terhitung (cm -1 ) Gerakan vibrasi (strech bend) atau

10 PERCOBAAN IV STABILITAS KARBOKATION DAN HIPERKONJUGASI Tujuan : Menyelidiki stabilitas beberapa karbokation dan pengaruh hiperkonjugasi terhadap panjang ikatan dan kerapatan muatan menggunakan perhitungan semiempiris AM1. Latar Belakang : Karbokation menunjukkan satu dari sangat penting dan sering dijumpai dari jenis zat antara yan gterlibat dalam reaksi senyawa organik. Stabilitas relatif karbikation dapat dijadikan indikasi untuk keberadaannya dalam reaksi yang sedang berlangsung. Banyak cara untuk menjelaskan kestabilan karbokation, salah satunya adalah hiperkonjugasi. Hiperkonjugasi melibatkan tumpang tindih antara suatu ikatan (orbital ikatan) dengan orbital p yang kosong yang terdapat pada atom karbon bermuatan positif (lihat gambar di bawah). Walaupun gugus alkil yang terikat pada atom karbon positif tersebut dapat berputar, satu dari ikatan sigma selalu sebidang dengan orbital p kosong pada karbokation. Pasangan elektron pada ikatan sigma ini disebarkan ke orbital p kosong sehingga menstabilkan atom karbon yang kekurangan elektron. Kita dapat memikirkan fenomena hiperkonjugasi seperti yang kita jumpai dalam bentuk klasik. Sebagai contoh bahwa isopropil kation distabilkan oleh hiperkonjugasi menghasilkan beberapa bentuk resonansi seperti dinyatakan dalam bentuk berikut : Hiperkonjugasi akan meningkatkan order ikatan dari ikatan CC (lebih bersifat ikatan rangkap) dan akan berakibat memendekkan ikatan CC. Perlu ditekankan juga bahwa akan terjadi fenomena melemahnya dan memanjangnya ikatan CH yang dinyatakan dengan kerapatan elektron pada orbital p kosong. Akhirnya muatan positif yang signifikan akan dipindahkan kepada atom H yang terlibat dalam hiperkonjugasi. Prosedur

11 Langkah awal adalah menggambarkan dan mengoptimasi bebrapa karbokation yaitu t- butil, sek-butil dan n-butil. Anda dapat memulai mengambarkan hidrokarbon dan menghilangkan 1 atom H yang terikat pada atom karbon untuk menghasilkan karbokation. 1. Gunakan menu Draw untuk menggambarkan isobutana 2. Klik pada Build dan kemudian Add H & Model Build. 3. Gunakan menu Selection dan hapus atom H sesuai dengan karbokation yang akan digambar. 4. Klik Setup dan kemudian semi empiris. 5. Klik AM1 dan kemudian Options. 6. Atur Total Charge pada 1 dan Spin Multiplicity pada 1 (semua spin terpasangkan). 7. Lakukan optimisasi dengan memilih Compute dan kemudian Geometry Optimization. 8. Setelah perhitungan selesai, catat panas pembentukkannya. Pencatatan data 1. Catat panjang ikatan CC, semua panjang ikatan C sp3 -H (karbon C sp3 terikat pada karbon C sp2 ) dan semua sudut antara pusat karbon C sp2. 2. Klik pada Display dilanjutkan dengan Labels. 3. Klik pada Charge dilanjutkan dengan OK. Muatan atom akan dimunculkan. catat muatan pada atom H yang ikut terlibat dalam hiperkonjugasi (pada C sp3 yang terikat pada C sp2 ). Catat jika terjadi perbedaan. Atom H dengan muatan terbesar akan lebih banyak terlibat dalam hiperkonjugasi. Cetak struktur dengan muatan atomnya dan lampirkan pada lembar laporan.

12 PERCOBAAN V SUBSTITUSI AROMATIK ELEKTROFILIK Tujuan : Untuk membandingkan kestabilan kompleks sigma hasil dari nitrasi pada benzena tersubstitusi, dan membandingkan arah dan pengarah pengaktifan gugus menggunakan perhitungan semi empiris AM1. Latar Belakang : Sustitusi aromatik elektrofilik merupakan reaksi kimia penting dari senyawa aromatis. Rekasi terjadi pada dua tahap: adisi elektrofilik menghasilkan kompleks sigma, dilanjutkan dengan deprotonasi dan pembentukan benzena tersubstitusi. Langkah pertama pada umumnya merupakan tahap penentu laju reaksi. Substituen dapat berpengaruh baik pada orientasi reaksi (orto, para dan meta) maupun laju reaksi. Pada percobaan ini, perhitungan semi empiriis AM1 digunakan untuk menentukan sisi yang dipilih dari reaksi nitrasi pada anilin dan nitrobenzena dan membandingkan laju relatif dari reaksinya. Prosedur : 1. Gambarkan benzena dan lakukan optimasi struktur dengan menggunakan metode semiempiris AM1. Yakinkan untuk membuat cincin aromatis dengan melakukan klik ganda pada cincin ketika Anda berada pada mode Drawing. 2. Gambarkan kompleks sigma sebagai hasil dari nitrasi benzena. Untuk melakukan ini, modifikasi cincin benzena dengan mengganti satu atom hidrogen dengan gugus NO 2 pada salah satu atom karbon. Yakinkan untuk L- klik pada ikatan N=o untuk mengubahnya menjadi ikatan rangkap. Ubah karbon tersubstitusi mejadi hibridasi sp 3 dengan R-klik pada dua ikatan CC yang terikat pada karbon tersubstitusi. Akhirnya, pilih Add H & Model Build untuk menghasilkan kompleks sigma. Akan terlihat seperti gambar berikut:

13 3. Lakukan optimasi dan catat panas pembentukkannya. Untuk melakukan hal ini, masuk ke menu Setup, pilih Semiempiris dan selanjutnya AM1 dan kemudian Options. Masukkan harga 1 untuk Charge dan Spin Multiplicity. Pilih OK dan OK. Masuk ke menu Compute dan selanjutnya pilih Geometry Optimization. Catat panas pembentukan jika perhitungan telah selesai. 4. Ulangi hal yang sama untuk anilin. Lakukan optimasi dan catat panas pembentukkannya. 5. Gambarkan kompleks sigma hasil nitrasi anilin pada posisi meta dan posisi para. Optimasi dan catat panas pembentukan dari setiap spesies tersebut. 6. Gambarkan kompleks sigma hasil nitrasi nitrobenzena pada posisi meta dan posisi para. Optimasi dan catat panas pembentukkan dari setiap spesies tersebut. 7. Gambarkan NO 2 + dan hitung panas pembentukkannya, hal ini diperlukan untuk semua reaksi pada langkah awal nitrasi dari beberapa spesies di atas. Lakukan optimasi dan catat panas pembentukan dari spesies ini. Yakinkan untuk membuat ikatan rangkap dua pada kedua atom oksigen.

BAB IX PRAKTEK KIMIA KOMPUTASI

BAB IX PRAKTEK KIMIA KOMPUTASI 171 BAB IX PRAKTEK KIMIA KOMPUTASI Bab IX memberikan contoh beberapa praktikum kimia komputasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di laboratorium komputasi. al ini sangat diperlukan agar mahasiswa dapat

Lebih terperinci

PERCOBAAN III KONFORMASI 1,3-BUTADIENA

PERCOBAAN III KONFORMASI 1,3-BUTADIENA PERCOBAAN III KONFORMASI 1,3-BUTADIENA Tujuan : Untuk mendapatkan geometri yang stabil untuk setiap energi minimum dari konformer 1,3-butadiena menggu-nakan perhitungan semi empiris AM1. Latar belakang

Lebih terperinci

TEKNIK MENGGAMBAR DAN MENYUNTING

TEKNIK MENGGAMBAR DAN MENYUNTING TEKNIK MENGGAMBAR DAN MENYUNTING Menggambar Atom dan Ikatan Dalam HyperChem, penggambaran suatu molekul secara dwimatra diawali dengan menggambar salah satu atom penyusunnya sebagai berikut: 1. Klik-kiri

Lebih terperinci

TUTORIAL KE-I KIMIA KOMPUTASI. Oleh: Dra. M. Setyorini, M.Si Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc

TUTORIAL KE-I KIMIA KOMPUTASI. Oleh: Dra. M. Setyorini, M.Si Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc TUTORIAL KE-I KIMIA KOMPUTASI Oleh: Dra. M. Setyorini, M.Si Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc I. Pendahuluan NWChem (Northwest Computational Chemistry Package) merupakan salah satu perangkat lunak (software)

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI. Analisis Butana. Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/ Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami

LAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI. Analisis Butana. Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/ Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami LAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI Analisis Butana Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/15202 Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami Laboratorium Kimia Komputasi Departemen Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

MEMINIMUMKAN ENERGI SUATU SISTEM

MEMINIMUMKAN ENERGI SUATU SISTEM MEMINIMUMKAN ENERGI SUATU SISTEM Proses peminimuman energi dilakukan dengan mengubah geometri molekular sistem menuju konformasi yang lebih stabil, yakni struktur molekular yang energinya relatif tidak

Lebih terperinci

Konformasi dan Keisomeran

Konformasi dan Keisomeran Konformasi dan Keisomeran Tujuan Umum: memahami fakta bahwa adanya berbagai struktur yang BERBEDA, walaupun rumus molekulnya SAMA Tujuan khusus: memahami adanya berbagai jenis keisomeran mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Falerin (4,5-dihidroksi-5 -metoksibenzofenon-3-o-glukosida) adalah isolat dari buah mahkota dewa berkerangka benzofenon yang mempunyai aktivitas antiinflamasi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA

BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA Hidrokarbon Kelompok senyawa organik yang berisi atom C dan atom H Ikatan yang dimiliki bisa ikatan atau Universitas Gadjah Mada 1 Tabel nama Alkana Jumlah Nama Alkana Nama

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : VI (ENAM)

Lebih terperinci

SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya)

SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya) SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya) Senyawa Aromatik Alkana C n H 2n+2 C 6 H 14 (Hidrokarbon Jenuh) Alkena C n H 2n C 6 H 12 (Hidrokarbon Tak Jenuh) Alkuna C n H 2n-2 C 6 H 10 Benzena - C 6 H 6 Hidrokarbon

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

Dr. Sci. Muhammad Zakir Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, FMIPA, Unhas Makassar

Dr. Sci. Muhammad Zakir Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, FMIPA, Unhas Makassar Perhitungan Orbital Molekul Dr. Sci. Muhammad Zakir Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, FMIPA, Unhas Makassar Maksud percobaan 1. Mempelajari aplikasi software Hyperchem. Mempelajari cara menghitung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iv v vi ix xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..

Lebih terperinci

BAB IX AROMATISITAS, BENZENA, DAN BENZENA TERSUBSTITUSI

BAB IX AROMATISITAS, BENZENA, DAN BENZENA TERSUBSTITUSI BAB IX AROMATISITAS, BENZENA, DAN BENZENA TERSUBSTITUSI Benzena diisolasi tahun 1825 oleh Michael Faraday dan residu berminyak yang terimbun dalam pipa induk gas di London. Sampai 1940 ter batubara sebagai

Lebih terperinci

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK Objektif: Pada Bab ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami, Teori dasar orbital atom dan ikatan kimia organik, Orbital molekul orbital atom dan Hibridisasi orbital

Lebih terperinci

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Sikloalkana Ikhtisar Sumber: hang Bab 11 Alkuna idrokarbon Aromatik Gugus Fungsi Departemen Kimia FMIPA IPB Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Beberapa karakteristik

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs : Nama : Kelas/No.Abs : LKS HIDROKARBON 1. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon 1. Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. 2. Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon

Lebih terperinci

BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003

BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003 BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003 1. Terangkan dengan jelas bagaimana terjadinya ikatan sigma dan pi antara atom-atom pada periode II yaitu atom boron, karbon, dan nitrogen.

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12 A. BENZENA 1. Rumus a. Rumus molekul : C 6H 6 b. Rumus bangun : 2. Hibridisasi Struktur Kekule, setiap atom C dalam benzena membentuk 3 ikatan sigma = ( sp 2 ) 3 dan 1 ikatan phi = ( p-p ) 1. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai

Lebih terperinci

ALKANA DAN SIKLOALKANA

ALKANA DAN SIKLOALKANA ALKANA DAN SIKLOALKANA (merupakan senyawa hidrokarbon) 1 Pengelompokan Hidrokarbon Hidrokarbon Jenuh Tak jenuh Aromatik Ikatan tunggal Ik. Rangkap dua Ik. Rangkap tiga Benzena dan turunannya Alkana alkena

Lebih terperinci

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik 08.30 Posted by ferry Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan

Lebih terperinci

1.3 Pemodelan Molekul dalam Kurikulum A. Mengapa pemodelan molekul penting untuk pembelajaran kimia?

1.3 Pemodelan Molekul dalam Kurikulum A. Mengapa pemodelan molekul penting untuk pembelajaran kimia? 11 1.3 Pemodelan Molekul dalam Kurikulum Berikut disampaikan pentingnya pemodelan molekul dalam pembelajaran pada jenjang strata 1 bagi mahasiswa kimia. Beberapa contoh diberikan untuk dapat lebih memahami

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami definisi dan jenis-jenis isomer beserta contohnya

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan

1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan 1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Orbital,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals 1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Reaktivitas dan Mekanisme, mahasiswa

Lebih terperinci

SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK

SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK PENDAHULUAN Ujung-ujung rantai suatu hidrokarbon rantai lurus dapat tergabungkan membentuk suatu rantai karbon yang tertutup atau cincin. alisiklik : atom-atom pembentuk cincin

Lebih terperinci

MENGENAL HYPERCHEM. BAB 1. Mengenal HyperChem

MENGENAL HYPERCHEM. BAB 1. Mengenal HyperChem MENGENAL HYPERCHEM Apa itu HyperChem? HyperChem ialah suatu program simulasi dan pemodelan molekular yang memungkinkan perhitungan kimiawi yang kompleks. HyperChem mencakup fungsi-fungsi berikut: 1. Membuat

Lebih terperinci

Tutorial Aplikasi Kimia Hyperchem

Tutorial Aplikasi Kimia Hyperchem Video Praktikum Berikut merupakan Video praktikum untuk menentukan suatu larutan polar atau non polar. Jika suatu larutan polar maka akan berpengaruh terhadap magnet dan jika larutan itu non polar maka

Lebih terperinci

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon 4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan

Lebih terperinci

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1)

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1) SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1) Agung Tri Prasetya, M. Alauhdin, Nuni Widiarti Kimia FMIPA

Lebih terperinci

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian)

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian) Suatu atom/gugus di dalam suatu senyawa diganti oleh suatu atom/gugus lain dari senyawa yang lain. Konsep dasarnya adalah

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 18 Sesi NGAN Benzena Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 dengan struktur berbentuk cincin (siklik) segienam beraturan. Struktur kimia

Lebih terperinci

KO I Pertemuan 2. Indah Solihah

KO I Pertemuan 2. Indah Solihah KO I Pertemuan 2 Indah Solihah Representations of Structural Formulas Menggambar struktur molekul menggunakan Dot formula (struktur lewis) lebih tidak praktis daripada dash formula (struktur garis) maupun

Lebih terperinci

SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK

SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK Aromatisitas Seperti yang dibicarakan pada kimia organik I., senyawa hidrokarbon adalah kelompok zat organik yang hanya terdiri dari unsur karbon

Lebih terperinci

REAKTIVITAS SENYAWA AROMATIK. DR. Bambang Cahyono

REAKTIVITAS SENYAWA AROMATIK. DR. Bambang Cahyono REAKTIVITAS SENYAWA AROMATIK DR. Bambang Cahyono PERBEDAAN IKATAN RANGKAP BENZENA DAN ALKENA AKIBAT LAIN AKIBAT ADANYA STABILITAS PADA AROMATIK Senyawa aromatik distabilkan oleh stabilitas aromatik Mengingat

Lebih terperinci

BENZEN DAN AROMATISITAS. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS

BENZEN DAN AROMATISITAS. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS BENZEN DAN AROMATISITAS Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS BENZEN DAN AROMATISITAS BENZENA DAN AROMATISITAS C6H6 Hidrokarbon tidak jenuh ikatan rangkap beresonisasi Senyawa aromatis benzena & senyawa-senyawa

Lebih terperinci

Alkena. KO 1 pertemuan III. Indah Solihah

Alkena. KO 1 pertemuan III. Indah Solihah Alkena KO 1 pertemuan III Indah Solihah Pengertian Alkena Merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon. Terdapat dalam jumlah berlebih di alam Etena (etilena) merupakan ssalah

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLOALKANA DAN STEREOKIMIANYA

BAB 4 SIKLOALKANA DAN STEREOKIMIANYA Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3 BAB 4 SIKLOALKANA DAN STEREOKIMIANYA Budi Arifin Luthfan Irfana Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA-IPB TIU TIK 1 Daftar Pustaka: McMurry

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI Ikatan Kimia STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI Disusun oleh : Kelompok 11 Penty Cahyani 4301411038 Diyah Ayu Lestari 4301411040 Ifan Shovi 4301411041 Rombel 2 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 A.

Lebih terperinci

RUMUS GARIS DAN KONFORMASI

RUMUS GARIS DAN KONFORMASI Reaksi DielsAlder Satutipereaksi adisi1,4 yang sangatpentingdiwakiliolehreaksi DielsAlder, yang merupakansuatujalankesenyawasikloheksena. reaksiinidiberinamaahlikimiajermanotto Diels dan Kurt Alder, yang

Lebih terperinci

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon; Reaksi Subsitusi Nukleofilik Alifatik Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu senyawa oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi

Lebih terperinci

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00)

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00) Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00) Nama : Archemi Puspita Wijaya NIM : L2C007010 Alamat blog : archemipuspita.wordpress.com 1. Jari-jari ion

Lebih terperinci

TUTORIAL APLIKASI CHEMDRAW

TUTORIAL APLIKASI CHEMDRAW TUTORIAL APLIKASI CHEMDRAW Chemdraw merupakan software kimia dari produk Cabridgesoft.inc. ChemDraw memiliki banyak fungsi, diantaranya membuat nama dan struktur senyawa,. membuat struktur streokimia dengan

Lebih terperinci

SENYAWA AROMATIK. Tim dosen kimia dasar FTP

SENYAWA AROMATIK. Tim dosen kimia dasar FTP SENYAWA AROMATIK Tim dosen kimia dasar FTP SENYAWA AROMATIK SIFAT-SIFAT Senyawa dengan aroma tertentu Senyawa siklik yang mengandung ikatan rangkap berselang seling (konjugasi) Bersifat non polar Banyak

Lebih terperinci

Video Tutorial Chemsketch

Video Tutorial Chemsketch Video Tutorial Chemsketch Untuk mempermudah menggunakan Aplikasi Software Chemsketch berikut ini video tutorial menggunakan Chemsketch dapat didownload disini Tutorial Chemsketch Tutorial Menggunakan Chemsketch

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Tri Retno, MM Disusun oleh : Kelompok 1 1. Angga Oktyashari

Lebih terperinci

KIMIA ORGANIK KIMIA KARBON

KIMIA ORGANIK KIMIA KARBON KIMIA ORGANIK KIMIA ORGANIK 1850 Kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup muncul istilah organik 1900 ahli kimia mensintesa senyawa kimia baru di lab yang tidak ada hubunganya dengan makhluk hidu

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT BENTUK MOLEKUL DENGAN HYPERCHEM

CARA MEMBUAT BENTUK MOLEKUL DENGAN HYPERCHEM TUTORIAL HYPERCHEM CARA MEMBUAT BENTUK MOLEKUL DENGAN HYPERCHEM Hyperchem adalah salah satu aplikasi kimia komputasi yang relatif mudah untuk digunakan karena sifatnya yang langsung bisa menunjukkan tampilan

Lebih terperinci

BAB 3 GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL

BAB 3 GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL 3.1 PENGANTAR MENGENAI BENTUK MOLEKUL Bentuk molekul mengontrol sifat-sifat fisik maupun kimia molekul. Geometri elektron dan bentuk molekul ditentukan oleh orientasi semua

Lebih terperinci

Senyawa Koordinasi. Kompleks ion dengan pusat d B memiliki empat ligan dengan dengan bentuk persegi planar (B)

Senyawa Koordinasi. Kompleks ion dengan pusat d B memiliki empat ligan dengan dengan bentuk persegi planar (B) Senyawa Koordinasi Aspek umum dari logam transisi adalah pembentukan dari senyawa koordinasi (kompleks). Senyawa koordinasi ini setidaknya memiliki satu ion kompleks yang terdiri dari logam kation yang

Lebih terperinci

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk

PAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Poliaromatik hidrokarbon (PAH) adalah golongan senyawa organik yang terdiri atas dua atau lebih molekul cincin aromatik yang disusun dari atom karbon dan hidrogen.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyulingan atau destilasi dari tanaman Cinnamomum

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III

RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III Nama / Kode Matakuliah : Kimia Fisika III / 301 H310 3 / 3 sks Komptensi Sasaran : 1. Kompetensi Utama : Memiliki kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar Kimia.

Lebih terperinci

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Kimia Fisik III, Struktur Molekul:, Dr. Parsaoran Siahaan, November/Desember 2014, 1 Pokok Bahasan 3 Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Oleh: Dr. Parsaoran Siahaan Pendahuluan: motivasi/review pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Apakah konformasi itu? 2. Konformasi apa saja yang di jelaskan di dalam konformasi senyawa rantai terbuka?

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Apakah konformasi itu? 2. Konformasi apa saja yang di jelaskan di dalam konformasi senyawa rantai terbuka? BAB I PENDAULUAN A. Latar Belakang Stereokimia adalah studi mengenai molekul molekul dalam ruang tiga dimensi yakni bagaimana atom atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang

Lebih terperinci

Pengenalan Kimia Organik

Pengenalan Kimia Organik Pengenalan Kimia Organik Unsur-unsur umum dalam senyawa organik 11.1 1 Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Apa yang telah diingat mengenai ikatan karbon dari pelajaran sebelumnya? Karbon adalah unsur

Lebih terperinci

Cara Install Chemdraw

Cara Install Chemdraw Cara Install Chemdraw Berikut ini adalah langkah-langkah install ChemDraw pada sistem operasi Windows 1. Unduh ChemDraw dari tautan dibawah ini Unduh ChemDraw (versi Windows) 2. Buka installer ChemDraw

Lebih terperinci

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL PETUNJUK PENGERJAAN SOAL 1. Periksalah terlebih dahulu soal yang Anda terima, apakah dalam keadaan baik, terbaca, lengkap, dan jelas, sebelum Anda mengerjakan. 2. Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban

Lebih terperinci

ALKENA & ALKUNA. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

ALKENA & ALKUNA. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. ALKENA & ALKUNA Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. Alkena, C n H 2n ; n = 3 C 3 H 6 CH 3 -CH=CH 2 } Hidrokarbon Alkuna, C n H 2n-2 ; n = 3 C 3 H 4 CH 3 -C=CH Tak Jenuh Ikatan rangkap Lebih

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN MEKANIKA MOLEKUL

PERHITUNGAN MEKANIKA MOLEKUL Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Anatomi Perhitungan Mekanika Molekul l Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL BAB 1 KIMIAWI SENYAWA KARBONIL Senyawa karbonil adalah kelompok senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil, C=O, gugus fungsional yang paling penting dalam kimia organik. Senyawa karbonil ada di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin

Lebih terperinci

Alur/flowchart perhitungan kimia komputasi

Alur/flowchart perhitungan kimia komputasi Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Proses Optimisasi i i Geometri Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian

Lebih terperinci

Studi Hidrogenasi Senyawa Hidrokarbon Golongan Alkena Dan Alkuna Secara Komputasi

Studi Hidrogenasi Senyawa Hidrokarbon Golongan Alkena Dan Alkuna Secara Komputasi Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Studi idrogenasi Senyawa idrokarbon Golongan Alkena Dan Alkuna Secara Komputasi Nyoman andra Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNIB Telah dilakukan

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MOLEKUL

BENTUK-BENTUK MOLEKUL BENTUK-BENTUK MOLEKUL 10. 1. Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Berikut adalah langkah-langkah dalam menggambarkan molekul dengan ikatan tunggal menggunakan struktur Lewis: 1) Letakkan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) I. Nama matakuliah Kimia Organik Dasar I II. Kode / SKS MKS 2401 /2 SKS III. Prasyarat Matakuliah prasyarat adalah Kimia Dasar II IV. Status matakuliah

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

TUTORIAL APLIKASI HYPERCHEM

TUTORIAL APLIKASI HYPERCHEM TUTORIAL APLIKASI HYPERCHEM TUTORIAL APLIKASI HYPERCHEM Bagi kita anak kimia, sudah tak asing lagi dengan yang namanya molekul kan? Apalagi kalau disuruh buat bentuk molekul yang bentuk nya ribet. Nah,

Lebih terperinci

AROMATISITAS, BENZENA DAN BENZENA TERSUBSTITUSI ACHMAD SYAHRANI ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN FESSENDEN, THIRD EDITION

AROMATISITAS, BENZENA DAN BENZENA TERSUBSTITUSI ACHMAD SYAHRANI ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN FESSENDEN, THIRD EDITION AROMATISITAS, BENZENA DAN BENZENA TERSUBSTITUSI ACHMAD SYAHRANI ORGANIC CHEMISTRY, FESSENDEN DAN FESSENDEN, THIRD EDITION 1 BENZENA PERTAMA KALI DIISOLASI OLEH MICHAEL FARADAY, 1825 DARI RESIDU BERMINYAK

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : Ikatan Kimia Ikatan Kimia : Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : 1. Ikatan ion

Lebih terperinci

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi. TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis. II TINJUN PUSTK 2.1 Rancangan nalisis Dalam sintesis suatu senyawa kimia atau senyawa obat yang baik, diperlukan beberapa persiapan. Persiapan tersebut antara lain berupa bahan dasar sintesis, pereaksi,

Lebih terperinci

Serangan elektrofil pada posisi orto

Serangan elektrofil pada posisi orto Serangan elektrofil pada posisi orto O Y + O Y O Y O Y I II III O O Y Y Serangan elektrofil pada posisi meta Serangan elektrofil pada posisi para Pada reaksi substitusi elektrofilik fenol ini terlihat

Lebih terperinci

! " "! # $ % & ' % &

!  ! # $ % & ' % & Valensi ! " "! # $ % & ' %& # % ( ) # *+## )$,) & -#.. Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl juga memiliki bilangan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 17 Sesi NGAN Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa hidrokarbon secara umum adalah reaksi adisi,

Lebih terperinci

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2 Spektrum 1 H NMR senyawa C7H8O2 Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Jawaban : Harga DBE = ½ (2C + 2 - H - X + N) = ½ (2.7 + 2-8 - 0 + 0) = ½ (16-8) = 4 Data spektrum

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA MERAH (IR)

SPEKTROSKOPI INFRA MERAH (IR) SPEKTROSKOPI INFRA MERAH (IR) Spektrum Elektromagnetik tinggi tinggi Frekuensi (ν) Energi rendah rendah X-RAY ULTRAVIOLET INFRARED MICRO- WAVE RADIO FREQUENCY Ultraviolet Visible Vibrasi Infrared Resonansi

Lebih terperinci

ARTIKEL TERBARU. Halo semua.

ARTIKEL TERBARU. Halo semua. Halo semua. Saya ingin memperkenalkan diri saya. Nama saya Yuni Atika Ningrum. Saya berasal dari Jepara. Saya seorang mahasiswa fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang. Saya lahir di Jepara, pada tanggal

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan

Lebih terperinci

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS)

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kimia Dasar II / Kimia Organik Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kontrak perkuliahan : 1. Ujian : 50% 2. Tugas : 10% 3. Kuis

Lebih terperinci

I. Pendahuluan II. Agen Penitrasi

I. Pendahuluan II. Agen Penitrasi I. Pendahuluan Nitrasi merupakan reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro (-NO2) dalam suatu senyawa. Pada reaksi nitrasi, gugus nitro dapat berikatan dengan atom yang berbeda dan bisa

Lebih terperinci

ESTIMASI pk a dan pk b BERDASARKAN PENDEKATAN KIMIA KOMPUTASI DENGAN METODA SEMIEMPIRIK PM3

ESTIMASI pk a dan pk b BERDASARKAN PENDEKATAN KIMIA KOMPUTASI DENGAN METODA SEMIEMPIRIK PM3 ESTIMASI pk a dan pk b BERDASARKAN PENDEKATAN KIMIA KOMPUTASI DENGAN METODA SEMIEMPIRIK PM3 Suwardi Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA UNY Yogyakarta e-mail : sainswar@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan pemodelan

Lebih terperinci

STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA

STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, kegunaan, dan identifikasi senyawa karbon. (halo alkan, alkanol,

Lebih terperinci

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON Kelompok VII: 1. Anggi Cahaya Nirwana (F1C116012) 2. Eko Prastyo (F1C116022) 3. Mardiana (F1C116023) 4. Mutiara Sarah H. (F1C116029)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penataan ulang Claisen merupakan penataan ulang sigmatropik, yaitu reaksi perubahan suatu atom atau gugus yang terpisah dari satu atom ke atom lain disepanjang sistem

Lebih terperinci

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4 Alkena dan Alkuna Pertemuan 4 Alkena/Olefin hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C) Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap: alkadiena tiga ikatan rangkap: alkatriena,

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT BENTUK MOLEKUL DENGAN HYPERCHEM

CARA MEMBUAT BENTUK MOLEKUL DENGAN HYPERCHEM TUTORIAL HYPERCHEM CARA MEMBUAT BENTUK MOLEKUL DENGAN HYPERCHEM Hyperchem adalah salah satu aplikasi kimia komputasi yang relatif mudah untuk digunakan karena sifatnya yang langsung bisa menunjukkan tampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Komponen Materi Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Pengamatan ke Arah Pandangan Atomik Materi Konservasi Massa Komposisi Tetap Perbandingan Berganda Teori Atom Dalton Bagaimana Teori Dalton Menjelaskan Hukum

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. Mata Kuliah : KIMIA KOMPUTASI Semester: VI (ENAM) sks: 3 Kode: D

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. Mata Kuliah : KIMIA KOMPUTASI Semester: VI (ENAM) sks: 3 Kode: D FM-0-AKD-05 Rektor: (024)850808 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 850800 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER dari 2 29 Februari 206 Mata Kuliah : KIMIA KOMPUTASI Semester: VI (ENAM) sks: 3 Kode: D34047 Program

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 DISUSUN OLEH Amaldo Firjarahadi Tane 1 31. 32. MATERI: SISTEM PERIODIK UNSUR Energi pengionan disebut juga energi ionisasi. Setiap unsur bisa mengalami energi ionisasi berkali-kali,

Lebih terperinci

TEORI ORBITAL MOLEKUL

TEORI ORBITAL MOLEKUL Tugas Kelompok Mata Kuliah Kimia Anorganik TEORI ORBITAL MOLEKUL KELOMPOK V B EZZAR FITRIYANI ANWAR SAID ST. HUMAERAH SYARIF 12B160 12B160 12B16037 PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis

Lebih terperinci