BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus
|
|
- Yohanes Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Kreativitas menjadi topik yang hangat dan agenda penting dalam dua dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus terhadap kreativitas menjadi meningkat karena perubahan lingkungan bisnis yang terjadi begitu cepat. Memang, di pasar yang dinamis saat ini, satu-satunya yang konstan adalah perubahan, yang mana perubahan tersebut terjadi terus menerus dan berlangsung dengan cepat (Jaramillo, Mulki, Onyemah, & Pesquera, 2012). Disadari atau tidak, perubahan terjadi dan mempengaruhi hampir di seluruh aspek kehidupan. Organisasi beroperasi dalam lingkungan kompetitif yang ditandai dengan meningkatnya pergolakan dan ketidakpastian akibat perubahan ekonomi (seperti, globalisasi pasar), perubahan teknologi (misalnya, kemajuan teknologi informasi), perubahan pasar (yaitu, tingkat perubahan dalam komposisi dari pelanggan dan preferensi), perubahan politik (seperti, privatisasi), perubahan sosial (seperti, keprihatinan yang meningkat bagi lingkungan), dan intensitas persaingan (misalnya, pengenalan berbagai produk baru dan siklus hidup produk yang lebih pendek) (Weeks, Robert, Chonko, & Jones, 2004). Laju perubahan mengharuskan organisasi untuk lebih terbuka dan responsif terhadap usulan perbaikan yang berasal dari karyawan lini manapun, aktif menemukan peluang dan dapat 1
2 menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar agar tidak kalah dalam persaingan. Dalam kondisi dunia bisnis yang tidak statis dan laju perubahan yang cepat, tidak ada organisasi (perusahaan) yang bertahan lama dengan hanya memberikan produk dan jasa yang sama dengan cara yang sama. Sebaliknya, organisasi yang menyiapkan masa depannya dengan menerapkan ide yang berorientasi pada perubahan cenderung lebih berkembang dan bertahan lama (Amabile, 1997). Kreativitas tidak datang secara tiba-tiba tetapi berasal dari individu (Joo et al., 2013). Kehadiran dan kinerja individu yang kreatif menjadi kebutuhan organisasi saat ini (Egan, 2005; Shalley & Gilson, 2004). Kreativitas karyawan menjadi penting karena merupakan starting point atau permulaan inovasi (Amabile, Conti, Coon, Lazenby, & Herron 1996; Amabile, 1997). Ketika karyawan menampilkan kinerja kreatif, karyawan menyarankan ide baru dan berguna bagi organisasi yang menjadi prasyarat untuk pengembangan dan pengimplementasian selanjutnya (Amabile et al., 1996). Kreativitas karyawan menjadi kunci dalam meningkatkan keunggulan bersaing dengan memberikan kontribusi fundamental terhadap keefektifan dan kelangsungan hidup organisasi (Shalley, Zhou, & Oldham, 2004). Kreativitas karyawan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri karyawan seperti kepribadian dan gaya kognitif (Oldham & Cummings, 1996; Shalley et al., 2004). Sementara faktor eksternal berasal dari pengaruh luar berupa karakteristik kontekstual seperti 2
3 dukungan pemimpin, dukungan rekan kerja dan karakteristik pekerjaan (Oldham & Cummings, 1996; Tierney, Farmer, & Graen, 1999; Shin & Zhou, 2003). Dua orang dalam peran yang sama mungkin berperilaku dengan cara yang berbeda (Bateman & Crant, 1993). Begitu juga jika dikaitkan dengan kecenderungan individu untuk menghasilkan kinerja kreatif. Kepribadian merupakan salah satu faktor internal yang dapat mendorong atau menghambat kreativitas (Shalley et al., 2004). Meneliti tentang pengaruh kepribadian pada kreativitas penting dilakukan karena setiap individu memiliki potensi yang berbeda untuk menghasilkan kreativitas (Baron & Harrington, 1981; Martindale, 1989 dalam Zhou & Shalley, 2003). Oleh karena itu, agar dapat mengembangkan kreativitas di tempat kerja, perlu diteliti karakteristik individu yang menghasilkan kreativitas kerja. Hubungan antara kepribadian dan kreativitas telah dibahas dalam beberapa literatur (seperti George & Zhou, 2001; Oldham & Cummings, 1996). Kebanyakan penelitian kreativitas menggunakan variabel kepribadian seperti Creative Personality Scale (CPS) atau menggunakan salah satu dari Big Five Factor yaitu openness to experience (Shalley et al., 2004). Namun masih sedikit penelitian yang menyelidiki bagaimana kepribadian proaktif mempengaruhi kreativitas karyawan (Kim, Hon, & Lee, 2010). Padahal, kepribadian proaktif menjadi faktor perbedaan individu yang penting dalam memprediksi tingkat kreativitas seseorang. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan dilakukan oleh Kim, Hon, & Crant (2009) dan 3
4 Kim et al., (2010). Penelitian tersebut mendukung gagasan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh positif terhadap kreativitas karyawan. Karena penelitian mengenai peran kepribadian proaktif masih jarang, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh sebuah dukungan yang kokoh (Kim et al., 2010). Dari sisi praktis, karyawan dengan kepribadian proaktif sangat dibutuhkan sebagai penentu kesuksesan organisasi saat ini (Crant, 2000). Pada waktu dulu, tugas manajer adalah memikirkan, merencanakan, dan mengorganisasikan sedangkan tugas karyawan adalah melaksanakan instruksi manajer. Namun dalam situasi yang penuh ketidakpastian dan lingkungan yang berubah dengan cepat, manajer tidak dapat mengantisipasi kondisi dimasa datang. Selain itu, manajer juga tidak dapat menentukan perilaku yang diharapkan dari anggota organisasi (Van Dyne et al., 2000 dalam Kim et al., 2009). Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan dengan karakteristik aktif terlibat dan mencoba menghasilkan hal-hal baru dalam pekerjaannya (Shalley & Gilson, 2004). Karyawan dengan kepribadian proaktif akan aktif mencari peluang, memperlihatkan inisiatif, dan gigih sampai membawa perubahan yang bermakna (Bateman & Crant, 1993). Karyawan proaktif cenderung menyarankan cara baru mencapai tujuan dan mengusulkan ide baru untuk meningkatkan kinerja. Dengan demikian, karyawan dengan kepribadian proaktif cenderung untuk menjadi kreatif (Kim et al., 2009). Walaupun Kim et al. (2009) menetapkan secara umum pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan, terdapat isu penting yang belum banyak dibahas. Literatur kreativitas memberikan sedikit perhatian untuk menguji 4
5 bagaimana faktor situasional mempengaruhi hubungan kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan (Kim et al., 2010). Penting bagi penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan faktor situasional untuk kepribadian proaktif karena manfaat merekrut individu dengan kepribadian proaktif tergantung pada konteks organisasi dan karakteristik pekerjaan (Campbell, 2000; Crant, 2000). Menurut teori trait activation yang dikemukakan oleh Tett dan Burnett (2003), aktivasi sifat adalah proses dimana individu mengekspresikan sifat yang dimiliki ketika dipadukan dengan isyarat situasional yang relevan dengan sifat tersebut. Tett dan Burnet (2003) menyebutkan sumber dari isyarat atau situasi yang relevan berasal dari karakteristik tugas (seperti prosedural, autonomi kerja), sosial (seperti kebutuhan dan harapan supervisor), dan organisasi (seperti iklim dan budaya organisasional). Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel kontekstual yang diduga dapat mengaktifkan kepribadian proaktif berkaitan dengan kreativitas (Kim et al., 2010). Penting untuk menyelidiki peran pemoderasian gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas. Kreativitas selalu dibayangi oleh risiko kegagalan dan ketidakpastian karena kreativitas tidak terjadi begitu saja melainkan melalui proses trial and error dalam hal usulan terhadap ide baru yang bermanfaat (Shalley & Gilson, 2004). Perilaku kreatif juga mensyaratkan penyimpangan dari jalan standar pekerjaan (Ford, 1996). 5
6 Karyawan proaktif akan efektif dalam mencari jalan terbaik untuk melakukan sesuatu di tempat kerja ketika diberikan peluang untuk melakukan hal tersebut (Kim et al., 2009). Jika karyawan meyakini bahwa pimpinan menghargai ide yang diusulkan (apapun hasilnya nanti, baik ataupun buruk), maka kreativitas karyawan akan meningkat. Namun, jika pimpinan cenderung bersikap skeptis dan menghukum karyawan atas dampak dari ide tersebut, maka kreativitas karyawan akan menurun. Padahal, ketika kreativitas dimatikan, organisasi akan kehilangan senjata kompetitif berupa ide baru (Amabile, 1998). Organisasi saat ini membutuhkan pemimpin yang lebih adaptif dan fleksibel karena dihadapkan pada perubahan lingkungan yang sangat cepat (Bass, Avolio, Jung, & Berson, 2003). Oleh karena itu, gaya kepemimpinan transformasional dipilih menjadi variabel pemoderasi karena lebih efektif dalam menanggapi perubahan (Bass, 1999). Selain itu, kepemimpinan transformasional juga terbukti lebih efektif (dibandingkan kepemimpinan transaksional) dalam mempengaruhi dan mendorong karyawan untuk menghasilkan kreativitas (Herrmann & Felfe, 2013). Kepemimpinan transformasional mempengaruhi karyawan melalui rangsangan intelektual, pertimbangan individu, motivasi inspirasional, dan pengaruh ideal (Herrmann & Felfe, 2013; Shin & Zhou, 2003). Perilaku ini mengubah serta membantu karyawan untuk mencapai potensi yang maksimal dan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih baik (Bass & Avolio,1990 dalam Dvir, Eden, Avolio, & Shamir, 2002). 6
7 Kepribadian proaktif diprediksi akan kuat mempengaruhi kreativitas karyawan ketika pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan transformasional. Ketika dipimpin oleh pemimpin yang transformasional, karyawan yang proaktif akan lebih responsif dan termotivasi untuk aktif mencari dan mengambil peluang dalam bekerja bahkan melebihi harapan pekerjaannya. Selain itu, karyawan proaktif juga lebih termotivasi untuk mencari cara baru dalam menyelesaikan tugas sehingga berpotensi menghasilkan kreativitas. Hal ini dimungkinkan karena kepemimpinan transformasional memberikan pengaruh positif dengan memperluas dan mendukung tujuan karyawan sehingga membuat karyawan lebih percaya diri untuk tampil melebihi harapan yang ditentukan (Dvir et al., 2002). Karyawan dengan kepribadian proaktif memiliki potensi untuk menghasilkan kreativitas yang mana kreativitas seringkali menghasilkan ide yang menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Ketika dipimpin oleh pemimpin yang menampilkan gaya transformasional, karyawan dengan kepribadian proaktif (aktif mengusulkan cara baru menyelesaikan pekerjaan) menjadi lebih yakin untuk berfikir dan bertindak diluar kotak (out of the box) karena pemimpin menantang karyawan untuk melawan status quo. Hal ini memberikan isyarat jika tindakan itu diinginkan di dalam organisasi. Selain kepemimpinan, Tett dan Burnett (2003) mengatakan bahwa karakteristik tugas seperti autonomi kerja merupakan salah satu sumber isyarat yang relevan bagi kepribadian. Dibandingkan karakteristik pekerjaan lainnya, autonomi kerja mendapat banyak perhatian dalam literatur desain pekerjaan (Joo, 7
8 Jeung, & Yoon, 2010). Autonomi kerja dibutuhkan organisasi saat ini untuk menghadapi perubahan lingkungan yang cepat seperti kemajuan teknologi dan ekonomi berbasis pengetahuan. Lingkungan yang dinamis mengharuskan organisasi bergerak cepat agar tidak kalah dalam persaingan. Agar dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki secara maksimal, knowledgeable workers harus difasilitasi dengan karakteristik pekerjaan yang lebih fleksibel. Autonomi kerja memungkinkan karyawan lebih fleksibel dalam membuat keputusan tanpa menunggu perintah rinci dari atasan atau mengikuti prosedur kerja (Hackman & Oldham, 1976). Dengan demikian, karyawan dapat lebih efektif menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sehingga dapat menampilkan aktivitas produksi dan layanan yang maksimal (Park & Searcy, 2012). Pada literatur kreativitas, autonomi kerja cukup banyak mendapat perhatian (Ford & Kleiner, 1987 dalam Shalley & Gilson, 2004). Autonomi kerja memiliki peran penting dalam mendorong kreativitas karena memberikan kebebasan pada karyawan tentang bagaimana merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sehingga meningkatkan motivasi intrinsik dan perasaan memiliki pekerjaan tersebut (Amabile, 1998; Shalley & Gilson, 2004). Desain autonomi kerja mengizinkan karyawan untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan dengan cara kreatif (Wang & Cheng, 2009). Kreativitas mengandung unsur ketidakpastian hasil dan risiko kegagalan. Dengan diberikannya izin untuk menyelesaikan tugas dengan cara kreatif, karyawan lebih cenderung untuk terlibat dalam pengambilan risiko dan mengusulkan berbagai solusi alternatif. 8
9 Dalam kondisi kerja yang memberikan ruang gerak dan keleluasaan untuk mengambil keputusan mengenai cara kerja terbaik, karyawan proaktif akan lebih efektif mencari dan memanfaatkan peluang yang ada serta membawa perubahan yang bermakna. Sebaliknya dalam posisi pekerjaan yang dikontrol, karyawan proaktif akan merasa tertekan. Akibatnya, karyawan tampil tidak maksimal atau rendah kreativitasnya. Autonomi kerja sebagai variabel pemoderasi telah diteliti oleh Fuller, Hester, & Cox (2010). Penelitian tersebut meneliti peran autonomi kerja dalam memoderasi pengaruh kepribadian proaktif pada kinerja pekerjaan. Berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian kali ini menggunakan kreativitas karyawan sebagai hasil. Hal ini senada dengan usulan penelitian terdahulu yang mengharapkan agar penelitian selanjutnya melihat peran pemoderasian autonomi kerja pada hasil yang lain (Fuller et al., 2010), seperti kreativitas karyawan. 2.1 Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, masih sedikitnya penelitian yang berfokus mengukur pengaruh variabel kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan (Kim et al., 2010). Kepribadian proaktif menjadi penting karena keberhasilan untuk merespon perubahan sangat bergantung pada sikap proaktif dan kegigihan karyawan dalam mencari peluang untuk mengusulkan cara baru menyelesaikan pekerjaan. Kedua, literatur kreativitas memberikan sedikit perhatian untuk menguji bagaimana faktor situasional mempengaruhi hubungan kepribadian proaktif dan kreativitas 9
10 karyawan (Kim et al., 2010). Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor situasional yang mempengaruhi manifestasi kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan (Kim et al., 2010). Variabel kontekstual atau isyarat situasional seperti gaya kepemimpinan mungkin akan memberikan penemuan bermakna untuk penelitian selanjutnya (Kim et al., 2010). Selain kepemimpinan, autonomi pekerjaan juga memberikan isyarat penting bagi karyawan proaktif untuk mengekspresikan kepribadiannya (Fuller et al., 2010). Oleh karena itu, penelitian kali ini akan menguji peran kepemimpinan transformasional (salah satu bentuk gaya kepemimpinan) dan autonomi kerja (salah satu bentuk karakteristik pekerjaan) dalam memoderasi pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan. 3.1 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan yang diajukan yaitu 1. Apakah kepribadian proaktif berpengaruh positif pada kreativitas karyawan? 2. Apakah pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan dimoderasi oleh kepemimpinan transformasional? 3. Apakah pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan dimoderasi oleh autonomi kerja? 4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu 10
11 1. Menguji pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan. 2. Menguji peran pemoderasian kepemimpinan transformasional terhadap pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan. 3. Menguji peran pemoderasian autonomi kerja terhadap pengaruh kepribadian proaktif pada kreativitas karyawan. 5.1 Kontribusi Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori mengenai kreativitas karyawan. Pertama, mengenai pengaruh langsung kepribadian proaktif karyawan. Kedua, mengenai peran kepemimpinan transformasional dan autonomi kerja dalam mengaktifkan karyawan dengan kepribadian proaktif sehingga kreativitas karyawan dapat tumbuh di dalam organisasi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan bahan pertimbangan bagi praktisi dalam proses perekrutan (recruitment), pemilihan (selection), dan penempatan (placement) karyawan. 11
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan dan bahkan bisa mendapatkan keunggulan kompetitif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karir menjadi salah satu penghubung utama bagi individu dengan organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. Di masa lalu tidak terpikirkan
Lebih terperinciPENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF PADA KREATIVITAS KARYAWAN DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN AUTONOMI KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF PADA KREATIVITAS KARYAWAN DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN AUTONOMI KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Mona Satria Mustika Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya, serta implikasi penelitian (teori dan manajerial/praktikal) 5.1 Simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika yang terjadi pada lingkungan eksternal menuntut organisasi untuk terus bertahan di tengah iklim yang kompetitif. Organisasi harus mampu bergerak maju menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak perhatian di bidang ilmu perilaku organisasional. Pada tataran praktis, kreativitas dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua organisasi menyadari bahwa dalam iklim kompetitif saat ini, inovasi menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, organisasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas akademika yang juga tak bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan perubahan agar organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan efektif
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas individual dan organisasional diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan agar organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan efektif (Woodman, Sawyer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan selalu berupaya untuk menjadi pemenang dalam persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan inovasi di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan merupakan suatu proses seseorang pemimpin mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan merupakan fondasi penting organsasi yang sering mendapatkan perhatian khusus dari organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat dan proses yang berada pada level individual; sedangkan, inovasi dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan-perusahaan yang berada pada ranah lingkungan dinamis dan kompetitif membutuhkan inovasi dan kreativitas agar dapat terus hidup, bersaing dan menciptakan keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi non profit seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kognitif Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun 1896-1980. Piaget berpendapat bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN REKANKERJA PADA KREATIVITAS KARYAWAN DENGAN AUTONOMI KERJA DAN EFIKASI-DIRI KREATIF SEBAGAI PEMODERASI 1
Vol 18 No 1, Januari 2014 Hal: 32-44 PENGARUH DUKUNGAN REKANKERJA PADA KREATIVITAS KARYAWAN DENGAN AUTONOMI KERJA DAN EFIKASI-DIRI KREATIF SEBAGAI PEMODERASI 1 Zainal Abidin Marasabessy Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam. berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang nyaris luput dari perhatian para peneliti saat ini yaitu mengenai kreativitas dalam organisasi, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap instansi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan teori-teori yang ada, hasil-hasil penelitian sebelumnya, dan hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset yang dimiliki oleh organisasi. Aset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan kompetitif. Teknologi baru dan perubahan model organisasi yang cepat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian
Lebih terperinciBUDAYA ORGANISASI. oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi
BUDAYA ORGANISASI oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi Setiap orang memiliki kepribadian yang unik, yang akan menjadi dasar dalam perilaku seseorang Kepribadian yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Siklus aktifitas organisasi pada dasarnya bergantung pada asset terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya manusianya. Manusialah yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah perusahaan. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki peran vital
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. fase diyakini sebagai titik di mana ide ini pertama kali diadopsi, yaitu titik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. 1. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. 1 Perilaku Kerja Inovatif Teori inovasi sering menggambarkan proses inovasi yang terdiri dari dua fase utama: inisiasi dan implementasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut perubahan lingkungan yang cepat dan persaingan bisnis
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1
Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang teori dan tipe kepemimpinan SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan salah satu sumber daya penggerak, pengguna dan pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam keberhasilan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil, menengah, maupun besar, menjadi semakin ketat dan telah memberikan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan perusahaan-perusahaan sejenis baik kecil, menengah, maupun besar, menjadi semakin ketat dan telah memberikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat sekarang, apapun bentuk usaha atau organisasi akan mengalami persaingan. Untuk bersaing di lingkungan perusahaan yang ketat, perusahaan harus memiliki sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinci1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.
mansur@uny.ac.id 1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. 3. Membahas sejumlah topik yang terkait dengan individu yang bekerja dalam manajemen olahraga.
Lebih terperinciMANAGEMENT. (Chapter 2)
MANAGEMENT (Chapter 2) SUMMARY MID TERM EXAM 2013/2014 Chapter 2 Pandangan Omnipotent (Mumpuni) dan Simbolis terhadap Manajemen Omnipotent View of Management Pandangan bahwa para manajer bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang berorientasi kepada pelayanan bagi masyarakat Indonesia. BUMN merupakan pelaku bisnis yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses untuk mendukung terlaksananya strategi perusahaan. Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas-tugas dan prioritas Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena diperlukannya penyesuaian kondisi yang ada dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ditandai oleh perubahan teknologi yang cepat, siklus produk yang lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi saat ini hampir semua menghadapi lingkungan yang dinamis dengan ditandai oleh perubahan teknologi yang cepat, siklus produk yang lebih pendek,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan pada organisasi seperti perusahaan bisnis semakin ketat dalam era globalisasi pada saat ini. Hal tersebut memicu organisasi untuk dapat merespon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Detert & Burris (2007) menjelaskan bahwa supervisor merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Responsif Supervisor Detert & Burris (2007) menjelaskan bahwa supervisor merupakan pemegang kekuasaan status quo dan memiliki wewenang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan pemimpin
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan pemimpin yang mampu berkomunikasi dan menggerakkan organisasinya agar dapat menyelesaikan tugas dan mencapai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Kepemimpinan Pembahasan tentang kepemimpinan secara umum dapat dijelaskan bahwa Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh orang untuk mempengaruhi orang
Lebih terperinciPendetakan tradisional
teori dasar KEPEMIMPINAN BISNIS TEORI CIRI Pendetakan tradisional fisik: tinggi, besar, daya tarik, ketahanan tubuh, dll. sosiologis: ketegasan, kebijaksanaan, status, kepercayaan pada orang, dll. kepribadian:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, kegunaan penelitian, model penelitian, waktu penelitian, serta sistematika penulisan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tua peserta didik dan antara sekolah dengan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan lembaga pendidikan dapat diraih bila terdapat kerja sama yang baik, antara orang orang yang bekerja dalam lembaga pendidikan tersebut. Kerja sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar manajemen menyatakan bahwa kinerja sumber daya insani merupakan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian bagi praktisi dan akademisi, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, terutama dalam interaksi sosial. Dalam organisasi, peran dan konsekuensi emosi serta afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan investasi esensial bangsa yang secara signifikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi esensial bangsa yang secara signifikan mempengaruhi kemajuan suatu negeri. Agenda pembangunan di bidang kesehatan menekankan pada pembenahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan tentu saja memiliki tujuan mencapai keuntungan semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada beberapa faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan potret dari kinerja organisasi secara keseluruhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja karyawan merupakan potret dari kinerja organisasi secara keseluruhan (Ambarwati, 2003). Pentingnya peran kinerja karyawan dapat dilihat dari intensitas perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling mengetahui kekayaan dan kebudayaan bangsa lain, teknologi. mengelola input menjadi output yang berguna bagi khalayak umum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan dan hilangnya batasan-batasan dalam berbagai sector kehidupan. Masyarakat akan lebih mengenal satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor penting yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor penting yang memengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Peran sumber daya manusia menjadi penting
Lebih terperinciSUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1
SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hipotesis penelitian yang disusun serta dalam rangka menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa kesimpulan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, seperti perguruan tinggi setara S-2 dan S-1, SLTA, sekolah kejuruan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pencari kerja dan mulai memasuki dunia kerja bertambah setiap tahun. Pada tahun 2016, tidak kurang dari 125 juta alumni dari berbagai tingkat pendidikan,
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (studi kasus pada PT INDATEX PALUR di KARANGANYAR ) SKRIPSI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (studi kasus pada PT INDATEX PALUR di KARANGANYAR ) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan perusahaan terus bertambah, sehingga persaingan antar perusahaan tidak dapat dihindari. Melihat iklim persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi empat badan peradilan memiliki peranan yang penting di masyarakat. Dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena untuk kelangsungan kemajuan perusahaan, oleh karena
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan mempertahankan operasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitik beratkan pada sumber daya manusia (SDM) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi dinamika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,
Lebih terperincipemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai sistem tertutup (closed system) sudah waktunya. menuntut para pekerja harus terampil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis saat ini tumbuh dan berkembang begitu pesat akibat perkembangan globalisasi, industri, teknologi sehingga membuatnya dinamis,sangat memerlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang ketat antar Negara. Dalam persaingan global yang semakin terbuka saat ini memiliki banyak tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan aset masa depan bangsa, yang senantiasa harus dijadikan prioritas utama dalam menuju citacitanya. Sebab tanpa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan yang kompetitif saat ini, organisasi berkembang secara global dan menghadapi banyak tantangan untuk memenuhi mereka mengejar tujuan dan menjadi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Responden yang menjadi sampel dari penelitian ini di kelompokkan dalam dua kategori yaitu responden dari SD Negeri Poncoruso sebagai SD Inti dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi
BAB V PENUTUP A. Simpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik atas hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: 1. Identifikasi organisasional berpengaruh positif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balanced scorecard (BSC) merupakan sebuah alat manajemen yang menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam menerjemahkan visi dan strategi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya Manajemen (edisi ketujuh, 2004, p6), manajemen adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar belakang. Pada masa-masa penuh ketidak pastian seperti saat ini, adanya suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada masa-masa penuh ketidak pastian seperti saat ini, adanya suatu pemahaman akan pentingnya membangun dan menjaga suatu perusahaan yang kokoh dari dalam, yang dapat
Lebih terperinci