BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Perkembangan Desain Kaos Pada mulanya tidak tahu pasti bagaimana desain kaos bisa masuk ke indonesiadan bisa berkembang samapai saat ini, tapi ada salah satu vendor yogyakarta yang bernama dagadu, dagadu berdiri dari tahun Dagadu didirikan oleh sekolompok mahasiswa arsitektur universitas Gajah Mada Yogyakarta, mereka membuka modalawal hanya berkisar 4 juta rupiah yang telah mendarah daging di bumi yogyakarta.pada awalnya dagadu hanya memproduksi kaos dan T-shirt khas yogya saja. Tapi,siapa yang menyangka, setelah merintis usaha industrinya selama 17 tahun, sekarangdagadu telah berkembang pesat di indonesia dan luar negeri. Selain dagadu, ada jugavendor desain kaos indonesia yang telah berkembang di luar negeri seperti DAMN I LOVE INDONESIA, WOLES, SKATERS, BLACK IDdan masih banyak lagi. 16

2 Gambar 11: Jenis-jenis Kaos Sumber: 2. Bahan-bahan Kaos a. KATUN (combed 20s, 24s, 30s) Jenis-jenis Bahan Kain Kaos Bahankatun combed terbuat murni 100% dari serat kapas alami. Bahan combed berkarakteristik memiliki tekstur yang halus, dingin, nyaman, dan menyerap keringat, sehingga sangat nyaman dan cocok dipakai di Negara tropis seperti Indonesia. Kain Combed memiliki serat benang yang lebih halus dan rata sehingga penampilannya akan menjadi lebih halus, rata dan rapih. Ada beberapa jenis kain combed yang ada di pasaran. Hal ini dibedakan berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasinya (gr/m2). Ada 3 varian combed 20s, 24s, 30s. hal yang membedakan adalah ketebalan kain combed. Kain 20s memiliki ketebalan yang paling tebal, sedangkan combed 30s memiliki ketebalan yang paling tipis. Kain Combed 20s merupakan kain yang paling banyak dipakai dan menjadi favorit kaos distro karena selain kenyamanan ketika 17

3 digunakan, harganya juga tidak mahal. combed bahan kaos Gambar 12: Bahan Cotton combed Sumber: b. CARDED (20s, 30s). Dibandingkan dengan kain combed, kain cotton cardet memiliki serat benang yang kurang halus. Kain cardet merupakan kain KW1 nya kain combed sehingga Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang halus dan kurang rata. karena harganya relatif lebih murah dibandingkan cotton combed, bahan cotton cardet sering digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah, misalnya untuk kaos pabrik, seragam buruh, dan juga kaos oblong olahraga. Gambar 13: Bahan Carded Sumber: c. POLYESTER dan PE Jenis-jenis Bahan Kain Kaos Polyester sesuai namanya, merupakan bahan serat sintetis yang terbuat dari bahan ester (dalam hal ini hasil sampingan minyak buni dan dibuat bahan 18

4 berupa serat fiberpoly). Dibandingkan katun, kain jenis ini lebih tipis, agak kasar, dan tidak bisa menyerap keringat sehingga sangat panas ketika dipakai. Gambar 14: Bahan Polyester Sumber: d. TC (TETERON COTTON) Jenis-jenis Bahan Kain Kaos seiring dengan kemajuan teknologi, terpengaruh juga teknologi pengolahan bahan kain. Banyak bahan kain hasil dari penggabungan katun dan Polyester, salah satunya adalah TC. Jenis bahan ini merupakan campuran dari 35% cotton combed dan 65% polyester. TC ini seperti PE, terasas panas ketika memakainya karena kurang bisa menyerap keringat. Namun kelebihannya bahan ini lebih tahan kusut, dan tidak mudah melar meski sudah lama dipakai. Gambar 15: Bahan Teteron Cotton Sumber: 19

5 e. VISCOSE Jenis-jenis Bahan Kain Kaos Viscose biasa juga disebut rayon. Sebuah bahan serat sintesa celulosa organic (buatan manusia) yang biasa digunakan sebagai bahan kain. Teksturnya memiliki kesamaan dengan tekstur kapas. Viscose biasanya digunakan untuk menambahkan kenyamanan pada serat sintesis dan juga menambah kecerahan warna. Serat Viscose mempunyai tahanan kelembaban yang lebih tinggi, kecemerlangan warna yang lebih baik dan lebih lembut dibanding kapas. Namun kain ini terkesan mewah, sehingga harganya mahal dan jarang tersedia di pasaran. Gambar 16: Bahan Viscose Sumber: f. CVC ( COTTON VISCOSE) Jenis bahankaos ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat. 20

6 Gambar 17: Bahan Cotton Viscose Sumber: g. HYGET - Jenis bahan ini terbuat dari plastic dan sangat tipis, oleh karena itu harganya sangat murah. Namun bahan ini, bisa dibilang kurang layak dan nyaman untuk dijadikan kaos. Biasanya pembuatan kaos dengan bahan ini dilakukan jika ingin membuat kaos dengan jumlah massal tetapi dana yang tersedia tidak terlalu banyak. Bahan ini banyak digunakan untuk keperluan kampanye partai. Gambar 18: Bahan Hyget Sumber: 3. Model-model Kaos Terdapat berbagai macam model kaos yang selama ini dikenal, diantaranyakaos Oblong, Kaos RaglandanKaos Kerah/Wangky (Polo Shirt).Berdasarkan model lubang leher, kaos juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:crew-neck, V-Neck, U-Neck, Y-Neck dan Turtleneck. 21

7 a. Kaos Oblong (T-Shirt) T-Shirt pada awalnya hanya merupakan pakaian dalam yang digunakan oleh militer Inggris dan Amerika pada awal abad ke-19. Pada awal kaos oblong ini hanya digunakan ketika udara panas atau latihan-latihan (Training) militer. Karena digunakan untuk latihan (Training) dan bentuknya yang menyerupai huruf T maka pakaian ini lebih dikenal dengan nama T-Shirt. Gambar 19: Jenis Kaos Oblong Sumber: - T-Shirt O-Neck/ crew Neck Hampir semua orang, baik itu cowo-cewe atau tua-muda, memiliki kaos jenis ini. Kaos dengan lubang leher O-Neck memang jenis kaos yang standar. Disebut O-Neck karena bentuk lubang lehernya yang menyerupai huruf O. - T-Shirt V-Neck Kaos jenis ini disebut Kaos V-Neck karena Lubang lehernya menyerupai hiruf V.Bentuk V ini terbentuk dari dua garis ribs 22

8 yang bertemu di sekitar dada atas. Sudut pertemuan kedua ujung ribs itu bervariasi tergantung selera designer yang tentunya mengikuti permintaan pasar. - T-Shirt U-Neck Lubang leher Kaos U-Neck bisa dikatakan perpaduan antara O- Neck dan V-Neck.Lubang leher seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai O-Neck karena tidak bulat dan juga buka V-Neck karena tidak ada sudut yang membentuk huruf V. - T-Shirt Y-Neck Kaos dengan lubang leher Kaos Y-Neck mirip dengan kaos V- Neck, namun ditambah belahan kebawah sampai dada dengan dilengkapi kancing seperti pada kaos kerah/wangky (polo shirt). Jumlah kancingnya bisa disesuaikan selera yang diinginkan. - T-Shirt Turtleneck Kaos leher kura-kura. Kaos jenis ini diberi nama kura-kura karena memang lubang lehernya yang panjang menyerupai leher kura-kura. Pada dasarnya kaos turtleneck sama dengan kaos O-Neck, yang membedakan diantara keduanya adalah panjang dari ribs (bahan pinggiran lubang leher). Kaos Turtleneck mempunyai ribs yang lebih panjang. 23

9 b. Kaos Raglan Kaos Raglan memiliki pola yang berbeda dengan pola kaos konvensional (oblong) terutama pada sambungan tangan. Jika Kaos Konvensional sambungan tangannya tegak lurus/diagonal dari ketiak ke pundak luar, maka jenis kaos raglan memiliki sambungan miring dari ketiak langsung ke lubang leher sehingga memiliki pola tangan yang lebih besar dari kaos konvensional. Pada kaos raglan biasanya warna badan berbeda dengan warna lengan.pemberian nama dari model raglan tidak berbeda dengan pemberian nama pada kaos oblong konvensional, yaitu diambil dari bentuk lubang leher. - Kaos Raglan O-Neck - Kaos Raglan V-Neck Gambar 20: Jenis Kaos Raglan Sumber: c. Kaos Kerah/Wangky (Polo Shirt) Kaos Kerah / Wangky (Polo Shirt) adalah kaos yang memiliki kerah dibagian lubang lehernya. Kaos Jenis ini biasa menggunakan kain jenis lacoste namun tetap bisa menggunakan bahan kaos yang lain. 24

10 Gambar 21: Jenis Kaos Wangky Sumber: 4. Jenis-jenis Bahan Sablon a. Tinta waterbase / Basis Air - Tinta Rubber / karet / GL : digunakan untuk sablon diatas bahan textile, terutama di bahan kaos. Memiliki karakteristik seperti karet yang dapat melar bila ditarik. Tinta rubber banyak sekali tersedia dalam berbagai macam kualitas. Tinta rubber yang bagus dapat kita kenali dari daya tutupnya, hasil sablonannya apakah lembut atau kasar, dan juga tingkat elastisitasnya ( apakah bila ditarik dia akan melar dan tidak retak ). - Rubber Transparant : merupakan tinta rubber yang memiliki karakteristik transparansi, sehingga dapat digunakan dalam proses sablon separasi ( tumpuk 4 warna ) karena sifatnya yang transparan, sehingga lapisan warna atas dapat depengaruhi oleh lapisan warna yang ada dibawahnya. - Tinta Extender / Medium : digunakan untuk sablon diatas bahan textile, terutama di bahan kaos. Memiliki karakteristik transparansi / bening, sehingga tidak dapat digunakan pada bahan kain yang berwarna gelap. Jenis tinta ini memiliki 25

11 permukaan yang halus bila kita sentuh, karena dia dapat menyerap ke pori pori kain dengan baik. Tinta extender dapat juga digunakan untuk menyablon dengan teknik separasi ( tumpuk 4 warna ). - Tinta Soft White : digunakan untuk sablon diatas bahan textile, terutama di bahan kaos. Pada awalnya tinta jenis ini digunakan untuk menghasilkan efek vintage atau grunge yang samar samar, karena karakteristiknya yang halus namun dapat disablonkan ke bahan berwarna gelap. Namun akhir-akhir ini softwhite juga banyak digunakan untuk sablon kaos yang menggunakan teknik raster ( gambar gradasi ), yang biasanya cukup sulit untuk diperoleh saat menggunakan tinta jenis rubber. Tinta softwhite, memiliki karakteristik warna putih yang soft sesuai dengan namanya, jadi jangan berharap untuk mendapatkan warna putih tebal bila hendak menggunakan tinta jenis ini. - Tinta Foaming : sering juga disebut dengan tinta timbul / busa, karena karakteristik tinta ini yang dapat mengembang bila terkena press panas. Digunakan untuk menghasilkan efek timbul / foaming pada sablonan diatas bahan textile / kaos. - Tinta Metalic : umtuk menghasilkan warna emas atau silver, maka diperlukan tinta jenis metalic. Tinta metalic terdiri dari 2 komponen, yaitu : binder metalic dan serbuk metalic. Sebaiknya keduanya dicampur pada saat hendak menyablon ( dadakan ) untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih cemerlang, karena tinta jenis ini bisa mengalami proses oksidasi, yaitu proses perubahan warna kearah yang lebih gelap. 26

12 Gambar 22: Tinta Waterbase Sumber: b. Tinta Special Effect untuk textile / kain - Tinta Discharge ( cabut warna ) : tinta jenis ini memiliki efek khusus yang dapat mencabut/ menghilangkan warna pada kain katun. Sebagaimana yang kita ketahui, kain katun yang berwarna-warni sebenarnya telah melewati proses pencelupan warna. Tinta discharge dapat digunakan untuk menghilangkan kembali pewarna yang sudah menempel di benang kain, sehingga mengembalikan warna benang kain itu ke warna asalnya ( bila warna benang putih maka hasil cabut warna akan terlihat putih kembali ). Dengan teknik sablon, maka tinta discharge bisa menghasilkan sebuah efek yang menawan, karena hanya bidang yang disablon saja yang akan menghasilkan efek pencabutan warna, sehingga tekstur dan warna yang dihasilkan seperti menyatu dengan bahan kain ( karena memang demikian ). - Tinta Glitters : sebenarnya tidak tepat bila disebut tinta karena merupakan campuran dari lem glitters dan serbuk glitters itu sendiri. Tinta glitters menghasilkan efek gemerlap sesuai dengan jenis glitters yang digunakan. Beberapa jenis efek glitters yang dapat anda temui di pasaran, diantaranya adalah ; 27

13 glitters metalic, glitters rainbow, glitters hologram, glitters hexagon, dsb. Ada dua cara untuk menyablon dengan tinta glitters. Pertama, disablon dengan dicampurkan bersama lemnya ( menggunakan kain screen yang sangat kasar : T-12 SL ). Kedua, dengan menyablonkan terlebih dahulu lem glitters, kemudian glitters tersebut ditaburkan ke atas sablonan lem yang masih basah ( bisa menggunakan kain screen dengan ukuran standart untuk menyablonkan lemnya, mis : T-48 / T-54 ). - Elastic Binder: merupakan tinta / binder yang berkarakteristik sangat lentur. Dapat digunakan untuk menyablon diatas kain yang berpori pori kasar atau lentur, seperti ; kain sweater, kain spandex, kain rajut, dsb. - Tinta Plastisol: tinta plastisol sebenarnya tidak dapat digolongkan dalam kategori tinta waterbase karena merupakan tinta berbasis minyak / oilbase. Tinta jenis ini memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan tinta jenis waterbase untuk textile lainnya, diantaranya ; tidak mudah kering di screen, daya tutup yang sangat baik, bisa dibuat tebal sekali sehingga menghasilkan efek timbul yang sangat kentara, dsb. Sayangnya, tinta plastisol ini memerlukan peralatan yang cukup mahal untuk proses pengeringannya, seperti ; mesin conveyor curing dan flash curing yang berharga jutaan hingga puluhan juta untuk memilikinya. Tinta plastisol sendiri juga bisa dibagi menjadi beberapa jenis, seperti ; all purpose Ink, High Opacity, High Density Plastisol, Cork Base, Natural Suade, dsb. Salah satu kelemahan dari tinta plastisol ini adalah hasil sablonannya tidak bisa di setrika atau di dry clean karena bisa membuatnya rusak / meleleh. 28

14 - Foil Transfer: sama seperti glitters, foil transfer bukanlah tinta sablon, karena terdiri dari lem foil dan kertas foil sebagai penghasil efeknya. Teknik sablonnya sederhana, anda hanya perlu menyablonkan lem foil sesuai gambar yang ingin ada beri efek foil, lalu tempelkan potongan kertas foil ke atas lem yang sudah mengering dan lakukan heat press atau cold press untuk transfer efeknya. - Flocking : merupakan sebuah efek beludru yang dapat kita dapatkan dengan cara transfer atau dengan meniupkan serbuk beludru keatas lem flocking yang sudah mengering ( dengan bantuan mesin magnetik blower ). Sebagai pemula, bila anda ingin mencoba efek ini, maka lebih baik dengan menggunakan teknik transfer, yaitu dengan membeli flocking paper siap pakai, karena mesin magnetik blower berharga cukup mahal, sehingga investasi yang perlu anda keluarkan cukup besar. - Tinta Glow in the Dark : tinta ini punya efek bercahaya saat di tempat gelap. Sebenarnya tinta ini merupakan campuran antara serbuk fosfor yang mampu menyerap cahaya dan memendarkannya kembali saatgelap ( efeknya dalam waktu terbatas ) dengan tinta yang berkarakteristik transparant, seperti misalnya : rubber transparant atau tinta extender. Tinta jenis ini hanya dapat menghasilkan efek yang baik diatas warna terang, sehingga bila hendak disablonkan di atas kain berwarna gelap, maka perlu dilakukan underbase ( dasaran ) berwarna terang terlebih dulu. - Crack Binder : tinta jenis ini dapat menghasilkan efek retakan yang natural, sangat menawan bila anda hendak menyablon dengan tema vintage atau grunge. 29

15 Gambar 23: Tinta Special Effect Sumber: c. Tinta Basis Minyak / Solvent Base - Tinta PVC : untuk menyablon diatas bahan/media ; kertas, mika, PVC, acrilyc, kulit sintetis, kayu, dll. Menggunakan minyak pencampur M 3 sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Tinta PVC mudah untuk digunakan karena tidak mudah kering di screen. - Tinta Polymate : untuk menyablon diatas bahan/media ; plastik PP, PE, atau HDPE ( Kresek ). Menggunakan minyak pencampur M 4 sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Tinta polymate perlu diproses terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menyablon, karena tinta yang baru dibeli biasanya sangat cepat mengering di atas screen. Sebelum digunakan, tinta polymate dicampur dengan M 4 secukupnya dan dibiarkan dalam keadaan tutup kaleng terbuka untuk beberapa lama ( kurang lebih jam ), bila sempat sesekali aduk kembali dan tambahkan M 4. Setelah tinta agak mengental, maka dapat segera digunakan dengan nyaman untuk menyablon ( tidak cepat kering ). - Tinta Polytuff : mirip dengan tinta polymate, namun dengan minyak pencampur therfin sebagai pengencer ( solvent ) dan 30

16 pembersihnya. Biasanya digunakan untuk menyablon karung plastik. - Tinta Nylon : untuk menyablon diatas bahan/ media nylon atau kain polyester ( bahan tas ). Menggunakan minyak pencampur M 3 sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Tinta nylon mudah untuk digunakan, dan terkadang memerlukan campuran catalyst ( penguat ) untuk bahan nylon tertentu. - Tinta Heavy Duty / Industrial : ada banyak jenis tinta dalam kategori ini yang disesuaikan dengan kebutuhan dan media yang akan di sablon seperti misalnya ; tinta untuk metal, kaca/ gelas, keramik, hard plastik, coated metal, PS, ABS, dsb. Gambar 24: Tinta Basis Minyak Sumber: B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Ragam Budaya Betawi Dialek bahasa Betawi juga mencirikan perpaduan berbagai macam kebudayaan. Bahasa dari berbagai daerah lain di Nusantara dan budaya 31

17 asing memberi kontribusi nan cukup dominan dalam pembentukan bahasa Betawi. Bahasa Melayu contohnya. Karena banyaknya pendatang dari Sumatera dan Kalimantan Barat, bahasa Melayu sering digunakan di Betawi. Padahal, penduduk orisinil Betawi awalnya menggunakan bahasa Kawi. Mereka menduduki daerah sekitar pelabuhan Sunda Kalapa. Bahkan, bahasa Melayu pun turut digunakan oleh suku Sunda nan menempati wilayah ini. Menurut sejarah, masuknya bahasa Melayu ke Betawi seiring dengan eksvansi kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dari Sumatera menduduki Kerajaan Tarumanagara di Sundapura. Kerajaan Tarumanagara ditaklukkan sebab dinilai lalai. Saat dimintai pertolongan oleh Sriwijaya, Kerajaan Tarumanagara tak sungguh-sungguh menjaga perairan bahari nan berada di sebelah barat Sungai Cimanuk. Kesenian Barat, Tionghoa, Arab, Melayu, dan Sunda sangat memengaruhi seni musik Betawi. Akan tetapi, bagaimanapun kuatnya pengaruh tersebut, rona musik nan dihasilkan tetap khas budaya Betawi. Rumah tradisional etnik Betawi lazimnya terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama kawasan publik yaitu ruang tamu atau amben. Kedua kawasan privat yakni ruang tengah dan kamar atau pangkeng. Ketiga kawasan servis yaitu dapur atau srondoyan.dalam arsitektur Betawi dikenal adanya balaksuji. Keberadaan konstruksi tangga nan banyak ditemukan pada jenis rumah anjung ini dinilai sakral. Sebab, jika ada orang nan melewati balaksuji diartikan menuju kesucian. 32

18 Gambar 25: Budaya Betawi Sumber: 2. Teknik Dalam Gambar a. TEKNIK ARSIR Teknik mengambar arsir lebih menekankan pada kekauatan garis (stroke). Dilakukan berulang-ulang secara sejajar maupun tumpang berpotongan, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan gelap. Atau dapat dilakukan secara sejajar dengan memperhatikan kerapatannya saja, apabila dilakukan dengan rapat menyebabkan kesan gelap dan sebaliknya. Atau menggunakan tekanan yang ringan dan kuat dilakukan secara diulang-ulang. Alat yang digunakan biasanya pensil, spidol, crayon, konte, kapur, arang, dll. Gambar 26: Teknik Arsir Sumber: 33

19 b. TEKNIK DUSSEL (GOSOK) Teknik menggambar ini menggunakan bantuan kapas atau alat khusus yang berupa gulungan kertas (bentuknya mirip pensil), bahkan jari-jari kitapun dapat digunakan untuk teknik menggambar yang satu ini. Pada teknik ini stroke/garis akan dihilangkan atau dihaluskan dengan cara digosok-gosok (dusel). Yang paling cocok untuk teknik menggambar ini adalah menggunakan jenis pensil yang lunak ( 2B ke atas) atau konte dan krayon. Gambar 27: Teknik Gosok Sumber: c. TEKNIK BLOK (silhouette) Teknik menggambar ini memang jarang kita jumpai sehingga tampak seperti sesuatu yang baru. Teknik ini lebih menekankan pada perwujudan karakter objek. Dengan hanya melihat silhuetnya saja kita bisa menebak bentuk dari objek tersebut. 34

20 Gambar 28: Teknik Blok Sumber: d. TEKNIK TITIK (POINTILISME ) Teknik menggambar ini menitikberatkan pada penggunaan titik (dot) untuk membentuk gambar. barangkali ada yang bertanya berapa banyak titik harus dibuat? Ya jawabnya tergantubg dari besar kecilnya gambar serta ditailnya. Penyusunan titik-titik yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan titik. Kerapatan penyusunan titiktitik adalah untuk menentukan gelap terang dari suatu objek agar tampak pejal (kesan tiga dimensional). Gambar 29: Teknik Titik Sumber: e. TEHNIK AQUAREL (TRANSPARAN) 35

21 Teknik menggambar ini menggunakan media basah agar supaya menghasilkan warna yang transparan. Paling cocok menggunakan media cat air, cat acrylik, dsb. Kertas gambar sebelum dilakukna proses menggambar paling bagus yang harus dibasahi agar cat cepat menyebar. Atau dibuat lembab. Alat yang cocok adalah menggunakan kuas. Dilakukan secara berulang-ulang dan menumpuk agar menghasilkan warna tua atau gelap. Teknik menggambar yang satu ini memang membutuhkan kemampuan khusus dalam penguasaan alat kuas. Gambar dari teknik ini memiliki karakter khusus dan karena bahan warnanya cat air atau acrylik maka warna yang dihasilkan memeng tampak cemerlang kalau dibandingkan crayon. Gambar 30: Teknik Aquarel Sumber: f. LINIER Teknik linear merupakan cara menggambar objek gambar dengan garis sebagai unsur yang paling menentukan, baik garis lurus maupun garis lengkung. 36

22 Gambar 31: Teknik Linier Sumber: g. PLAKAT Teknik plakat merupakan cara menggambar dengan menggunakan bahan cat poster atau cat air dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dam menutup. Gambar 32: Teknik Plakat Sumber: h. Teknik Perspektif Teknik perspektif digunakan untuk menggambarkan benda sehingga tampak wajar, sesuai dengan pandangan mata.teknik ini biasanya berhubungan dengan peletakan garis horizon, letak benda, danjumlah titik hilang.jumlah titik hilang dalam 37

23 menggambar perspektif bisa satu titik hilang atau dua titik hilang.teknik satu titik hilang digunakan untuk menggambar objek yang tampak frontalatau pandangan penggambar tegak lurus pada bidang objek.adapun teknik dua titik hilang digunakan untuk menggambar objek dari salah satu sudutnya. Sementara garis horizon merupakan garis khayal yang mewakili posisi tinggi mata penggambar Gambar 33: Teknik Perspektif Sumber: i. Teknik Sketsa Sketsa adalah gambar dasar, pola, atau rencana dari pembuatan sebuah gambar.sketsa dalam menggambar bentuk lebih bersifat menangkap serta membuat garis-garis kontur atau konstruksi bentuk benda agar proporsional.teknik ini biasanya banyak menggunakan media kering seperti pensil hitam dan pensil warna. 38

24 Gambar 34: Teknik Sketsa Sumber: j. Teknik Siluet Teknik siluet (silhoue) disebut juga teknik global atau teknik bayangan, yaitu salah satu teknik pembuatan gambar dengan cara menggambarkan secara keseluruhan dari suatu benda dalam bentuk bidang dengan cara dihitamkan (teknik arsir blok hitam) seperti gambar bayangan.teknik siluet terdiri atas siluet positif dan siluet negatif. Siluet positif, yaitu menghitamkan bagian benda yang digambar.adapun siluet negatif merupakan kebalikan dari siluet positif, yaitu menghitamkan bagian latar gambar sedangkan objek gambar dibiarkan putih.alat yang cocok dipergunakan dalam teknik ini adalah tinta bak dan cat poster. 39

25 Gambar 35: Teknik Siluet Sumber: k. Teknik Komposisi Komposisi dalam menggambar bentuk sangat diperlukan untukmenyusun suatu benda denganbenda lainnya agar susunan selaras, seimbang, dan memenuhi tuntutan segi artistiknya.teknikini dipergunakan jika objek yang kamu gambar jumlahnya banyak serta bentuk dan jenisnyaberagam.pada teknik inidibutuhkan ketepatan dalam mengatur posisi benda sehingga tampakindah dan mudah dalam menggambar. Usahakan dalam menaruh objek, bagian yang tinggi dibelakang, bagian yang rendah di depan, atau sesuaikan dengan seleramu. Gambar 36: Teknik Komposisi Sumber: 40

26 l. Teknik Pencahayaan Teknik pencahayaaan berfungsi untuk mendapatkan kesan tiga dimensi dari objek yang digambar.adanya penyinaran dan pencahayaan menimbulkan gelap terang dan batas-batas antara gelap terang yang menyebabkan ilusi garis.teknik ini dapat diperoleh dengan arsir tipis tebal.jika benda mendapatkan banyak cahaya maka diarsirnya dengan arsir tipis, sedangkan jika benda kurang mendapatkan cahaya maka arsirnya sangat tebal. Dalam menggambar teknik ini aturlah posisi cahaya yang baik, usahakan cahaya datang dari sudut kemiringan tertentu sehingga bayangan akan tampak jelas. Gambar 37: Teknik Pencahayaan Sumber: 3. Kombinasi Warna Warna terbentuk dari : a. Hue (Corak) Bentuk dari bermacam-macam warna dalam corak yang berbeda. Semakin tinggi nilai suatu corak, semakin cerah dan jelas warna yang ditampilkan. 41

27 Gambar 38: Warna Hue Sumber: Hue%20Saturation%20Luminance.html b. Intensity (Intensitas) Merupakan kecerahan dari suatu warna Gambar 39: Warna Intensitas Sumber: Hue%20Saturation%20Luminance.html c. Saturation (Kejenuhan atau jumlah putih pada warna) Semakin sedikit unsur putih dari suatu warna, semakin gelap warna itu. Semakin banyak jumlah unsur putih, semakin jenuh warna itu. 42

28 Gambar 40: Warna Saturation Sumber: komputasibiomedis-hue%20saturation%20luminance.html Warna dapat dibedakan menjadi 150 hue, 7 juta kombinasi intensitas dan kejenuhan serta 11 warna.saat membuat aplikasi, para desainer harus memahami psikologi warna agar pencampuran warna tidak membuat mata merasa tidak nyaman dan cepat lelah karena mata harus melakukan penyesuaian dengan warna tampilan yang digunakan. Aspek-aspek dalam pemakaian warna : 1. Aspek Psikologis - Hindari pemakaian warna yang tajam dan simultan. Warna merah, jingga, kuning dan hijau dapat dilihat bersama-sama tetapi cyan, biru dan merah tidak dapat dilihat secara serempak dengan mudah - Hindari warna biru murni untuk teks, garis tipis, dan bentuk yang sangat kecil. Penglihatan tidak diset untuk memandang sesuatu yang terperinci, tajam serta bergelombang pendek - Hindari warna berdekatan yang hanya berbeda dalam warna biru - Perlu pengaturan pencahayaan di dalam ruangan karena warna akan berubah ketika cahaya berubah 43

29 - Hindari penempatan warna merah dan hijau secara berseberangan pada tampilan skala besar, gunakan warna biru dan kuning 2. Aspek Perseptual Tidak semua warna bisa dibaca, secara umum warna latar belakang cenderung lebih gelap. 3. Aspek Kognitif - Jangan menggunakan warna yang berlebihan - Warna yang sama membawa pesan yang berbeda - Urutan warna sesuai dengan posisi spektralnya - Kecerahan dan saturasi akan menarik perhatian - Waspadalah terhadap manipulasi warna secara tak linear pada layar tampilan dan bentuk cetakan. C. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN 1. Peralatan Sablon a. Screen Sablon, merupakan media yang dipakai untuk mengantarkan tinta sablon ke obyek sablon. Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian dipasang kain khusus. Ukurannya bermacam-macam, misalnya ada screen yang berukuran 30x40cm, cm, bahkan ada screen ukuran raksasa yang biasa dipakai membuat spanduk. Untuk ukuran lubang kain juga bervariasi tergantung kebutuhan kita akan menyablon untuk apa. Misalnya Screen yang digunkan untuk sablon kaos yaitu jenis T48, T54, T61,T77, T90 dan seterusnya. Pengenalan screen secara baik akan berpengaruh terhadap cetakan. Screen ini sudah pasti digunakan dalam proses sablon menyablon. 44

30 Gambar 41: Screen Sablon Sumber: b. Rakel, ada beberapa jenis rakel, tapi kali ini kita membahas rackel untuk kain Rakel dibedakan oleh bentuk dan kegunaan cetakan.rakel dibedakan dengan bentuk pada ujung jenis rakel. Jika lancip akan menghasilkan cetakan yang tipis, jadi keluarnya cat tidak banyak tetapi detail.biasanya dipakai untuk gambar sparasi atau raster. jika ujung tumpul keluarnya cat lebih banyak dan hasil akan lebih tebal tetapi kurang detai.rackel jenis ini biasa digunakan untuk gambar blok atau sablon dasar. Gambar 42: Rakel Sumber: 45

31 c. Obat Afdruk, berfungsi untuk membuat film atau klisenya. Obat ini dioleskan pada screen. Nah kalau beli obat ini biasanya mendapatkan juga pencampurnya yang disebut sesitizer. Sensitizer inilah yang berperan memindahkan gambar ke screen melalui bantuan cahaya untra violet atau cahaya matahari.cat / Tinta Sablon Kaos. Rubber atau extender untuk warna, Alat Semprot, Untuk alat bantu pembuatan film, Hair Dryer, Untuk proses pengeringan, Meja Sablon + Papan Kaos + Lem Kayu. Gambar 43: Obat Afdruk Sumber: 2. Teknik Sablon a. Sablon Discharge Tinta discharge dapat melepaskan warna warna sintetis dari kaos, dan meninggalkan warna alami dari serat kain (biasanya hanya berupa warna pudar saja). Warna warna tersebut kemudian akan digantikan dengan menggunakan tinta discharge tersebut untuk menghasilkan suatu warna baru.keuntungan: Tinta discharge yang digunakan pada kaos kaos berwarna gelap dapat menghasilkan suatu warna yang padat dan tekstur yang halus (misalnya rasa halus saat disentuh oleh tangan telanjang). Tinta discharge sangat berguna terutama jika kita menggunakannya pada kaos kaos berwarna gelap (misalnya hitam). Teknik alternatif lain untuk melakukan pencetakan warna pada kaos kaos berwrana gelap membutuhkan suatu lapisan dasar berwarna putih (yang 46

32 dihasilkan dari tinta berwarna putih), untuk menjamin opasitas warna, dan memastikan agar warna yang dihasilkan cukup tebal dan padat.kelemahan: Karena tidak mungkin kita dapat mengetahui bagaimana setiap baju atau bahan pakaian dapat bereaksi dengan tinta discharge, pencocokan warna semata tidak dapat sepenuhnya menjadi jaminan, karena bisa saja terjadi perpaduan, perubahan, atau pencampuran warna pada proses pencetakan ini. Gambar 44: Sablon Discharge Sumber: b. Sablon Photochromic Tinta sablon photochromic, atau tinta UV-reaktif, hampir berwarna transparan ketika dilihat dalam ruangan gelap, tetapi dapat dilihat jelas di bawah sinar matahari (di luar ruangan). Jenis sablon ini masih belum banyak ditemukan di Indonesia.Keuntungan: Efek efek mengagumkan dapat dihasilkan dengan melakukan pencetakan yang mampu memperlihatkan dua jenis desain yang berbeda satu di dalam ruangan, dan lainnya berada di luar ruangan.kerugian: Warna warna yang dapat digunakan terbatas. 47

33 Gambar 45: Sablon Photochromic Sumber: c. Sablon Glow in The Dark Tinta menyala, sesuai dengan namanya, berbeda dengan tinta lainnya karena dapat menyala dalam gelap. Dalam suasana yang terang, tinta ini akan terlihat semi transparan.keutungan: Orang orang dapat menemukan kita dalam gelapkerugian: Tinta ini bekerja secara maksimal hanya jika diberikan kepada bahan bahan kain dengan warna dasar gelap Gan=mbar 46: Sablon Glow In The Dark Sumber: d. Sablon Foil Pencetakan foil merupakan suatu pencetakan yang terdiri dari dua proses, yang meninggalkan suatu tanda metalik terang pada baju. Pertama, baju akan disablon, dengan menggunakan suatu perekat, lalu dikeringkan. Selembar foil kemudian akan dipanaskan, dan 48

34 ditempelkan kepada gambar yang dihasilkan oleh perekat tersebut. Ketika proses tersebut selesai, foil akan menempel dengan gambar tersebut, dan bagian yang berlebih akan dibuang.keuntungan: Pencetakan foil merupakan metode terbaik dalam menciptakan efek metalik (bling bling!)kerugian: Karena pencetakan ini terdiri dari dua proses, pencetakan foil tidak dapat menghasilkan suatu desain yang benar benar bagus, memiliki tingkat detail yang tinggi, dan biasanya tidak terlalu tahan dengan aktivitas pencucian daripada baju baju hasil metode pencetakan yang lainnya. Gambar 47: Sablon Foil Sumber: 3. Teknik Sablon Glow in The Dark Tahapan dalam sablon manual glow in the dark sebagai berikut: a. Proses Design, proses ini adalah mewujudkan design yang kita inginkan dalam bentuk gambar/tulisan ke media yang nantinya bisa dicetak ke kaos. Bisa berupa foto, gambar tangan, atau vector. Design dibuat dengan menggunakan software coreldraw atau adobe illustrator 49

35 b. Siapkan kaosnya. Tidak perlu membuat kaos sendiri, sekarang sudah banyak yang menjual kaos polos siap sablon dengan bahan cotton combed standar distro. Salah satunya adalahhttp://grosirkaospolos.com disini anda bisa pilih kaos polos sesuai dengan design anda. c. Proses pembuatan film sablon dari design yang telah dibuat pada tahap 1 diatas. d. Proses Stencil, memindahkan design yang tercetak di film ke screen sablon. e. Proses penyablonan, dalam proses penyablonan ini yang perlu diperhatikan adalah teknik sapuan rakel yang benar, karena ini akan mempengaruhi kualitas dari sablon yang dihasilkan. Ada dua tahapan dalam proses sablon glow in the dark: - Sablon dengan warna dasar - Sablon dengan tinta/pasta/serbuk glow in the dark f. Proses pengeringan, tipe tinta glow in the dark dari plastisol atau rubber memerlukan pengeringan yang cukup lama sehingga diperlukan proses pengeringan secara khusus menggunakan proses pemanasan. D. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Harga adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi keputusanpembelian konsumen yang membeli produk. Faktor penting kedua adalah citramerek dan desain produk sebagai faktor ketiga yang mempengaruhi keputusanpembelian. (Asshiddieqi, Fuad, dan Mudiantono, Analisis Pengaruh Harga,Desain Produk, dan Citra Merek Terhadap KeputusanN Pembelian (Studi Kasus pada Produk Crooz di Distro Ultraa Store Semarang), 2012). 50

36 Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor, antara gayahidup, harga, dan kelompok referensi. (Afrida Fatharani, Nawazirul Lubis, ReniShinta Dewi, Pengaruh Gaya Hidup (Life Style), Harga (Price), dan KelompokReferensi (Reference Group) terhadap Keputusan Pembelian Telepon SelulerBlackberry, 2013). Produk yang ditawarkan oleh produsen dengan berbagai merek, desain, sertakualitas produk yang bervariasi yang akan menjadi pertimbangan konsumensebelum melakukan pembelian. Kualitas produk adalah kemampuan produk untukmelaksanakan fungsinya. Merek adalah nama, simbol, desain atau gabungan keempatnya. Desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilanproduk tertentu menurut yang diisyaratkan pelanggan. Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternativ guna menjatuhkan pilihan untuk melakukan pembelian. (Yudhi Soewito, Kualitas Produk, Merek dan Desain Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio, 2013). Harga-harga kaos yang ada dipasar atau yang lebih umum berada di Jakarta memiliki harga yang bervariasi, seperti kaos-kaos distro yang berada di Jakarta memiliki kisaran harga mulai dari Rp hingga Rp yang membedakan adalah desain dan kulitas dari kaos tersebut, kualitas dari desain gambar dan juga sablonan dari yang ada pada kaos tersebut juga turut membedakan kualitasnya. Selain itu ukuran dari kaos tersebut juga turut membedakan harganya. Sedangkan untuk harga kaos dengan tema yang sama yaitu betawi memiliki kisaran harga Rp hingga Rp disini kualitas kaos, ukuran kaos, dan kualitas dari desain sablonan dari kaos yang di jual juga turut membedakan harga dari kaos tersebut. Jadi semakin bagus kualitas dari kaosnya semakin besar ukuran kaos tersebut, dan semakin bagus kualitas sablonannya maka semakin mahal pula harga yang akan di berikan. 51

TUGAS PRAKARYA: SABLON

TUGAS PRAKARYA: SABLON TUGAS PRAKARYA: SABLON Pengertian Sablon Kata sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon yang merupakan suatu teknik cetak-mencetak suatu desain grafis dengan menggunakan kain gasa atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB II PRODUK DAN JASA BAB II PRODUK DAN JASA 2.1 Spesifikasi Produk Dari segi bahan KetoBatik menggunakan bahan Cotton Combed 20s dan kemeja menggunakan bahan Teteron Cotton. Bahan batik yang KetoBatik gunakan adalah batik

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital

Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital Kelvin, ST Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu Abstrak Perkembangan di dunia Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Lebih terperinci

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

INFORMASI DAN SPESIFIKASI INFORMASI DAN SPESIFIKASI Sablon FLOCK Adalah sablon Digital dengan menggunakan kain sintetis yg sudah memiliki perekat. Menggunakan tinta khusus yang tahan air. Menggunakan lem khusus non-water-based

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN KAOS BERTEMA BETAWI

TUGAS AKHIR DESAIN KAOS BERTEMA BETAWI TUGAS AKHIR DESAIN KAOS BERTEMA BETAWI Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : Andrew Punta Dewa Abu Bakar Sidik NIM 41911010052 Dosen Pembimbing: Agus

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER Nama : Kiki Amalia NIM : 11.02.8003 Kelas : D3MI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Pola dan gaya hidup perkotaan merangsang kegiatan

Lebih terperinci

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual

Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual Posted in Sablon Kaos Manual / Tagged kaos polos, sablon high density, sablon kaos, sablon kaos Mulai dari teknik tradisional, manual hingga teknik digital bisa menjadi

Lebih terperinci

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd MENGGAMBAR 1 HAND OUT DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Macam Bentuk Gambar Bentuk bentuk adalah suatu proses pernyataan kembali hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data AWSE Sablon

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data AWSE Sablon BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data AWSE Sablon 1. Sejarah dan Latar Belakang Pendirian AWSE Sablon atau singkatan dari Always Exert dalam bahasa indonesia selalu mengerahkan mengandung makna semua konsumen

Lebih terperinci

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

Karya Ilmiah Peluang Bisnis Karya Ilmiah Peluang Bisnis Usaha Sablon Disusun oleh : Ilyas Safitri Dewi ( 10.11.3633) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2011 A. Judul : Usaha Sablon kaos B. Abstrak Pendahuluan Latar belakang: Sehubungan

Lebih terperinci

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar Menjadi seorang mahasiswa, tentunya tidak menutup peluang bagi Anda untuk bisa merintis sebuah usaha. Berbagai macam peluang bisnis sampingan bisa Anda

Lebih terperinci

BAB III TEORI PELAKSANAAN

BAB III TEORI PELAKSANAAN BAB III TEORI PELAKSANAAN Untuk menunjang laporan Kerja praktek ini dibutuhkan beberapa teori-teori penunjang sebagai referensi praktek untuk membuat sebuah perancangan dari proyek yang diberikan dari

Lebih terperinci

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik lastik MUDAH & Mendesain membuat Sablon Desa Sambirejo, Kec. Bringin, Kab. Semarang www.kampungbudaya.co.cc L angkah menya BLON 1. Menyiapkan bahan dan peralatan 2. Membuat Film Negatif (Gambar di kertas

Lebih terperinci

Macam-macam Teknik Cetak. Reprografika Dkv216

Macam-macam Teknik Cetak. Reprografika Dkv216 Macam-macam Teknik Cetak Reprografika Dkv216 Prinsip dasar percetakan Percetakan pada dasarnya adalah memindahkan obyek gambar dengan proses: Gambar desain (konsep) Film (media pemindah) Inking (proses

Lebih terperinci

I. Produk Sablon Kertas

I. Produk Sablon Kertas {jcomments on}sablon kertas adalah salah satu jenis ketrampilan cetak sablon, yang termasuk kedalam kelompok Cetak Sablon Basis Minyak, dengan memahami cetak sablon kertas maka akan sangat mudah untuk

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Pada bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan proses dan prosedur dalam pembuatan iklan dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN A. Kerangka Kerja Penciptaan Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk mewujudkan kreativitas, tahapan-tahapan proses penulis

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dapat memberikan identitas bagi komunitas atau untuk unit tertentu terhadap orang yang memakai kaos tersebut. Seperti, kominutas sepeda dengan nama BIKE

Lebih terperinci

BAB 2 FAKTOR MANUSIA - PENGELIHATAN - PENDENGARAN - SENTUHAN. Interaksi Manusia dan Komputer Faktor Manusia 8

BAB 2 FAKTOR MANUSIA - PENGELIHATAN - PENDENGARAN - SENTUHAN. Interaksi Manusia dan Komputer Faktor Manusia 8 BAB 2 FAKTOR MANUSIA - PENGELIHATAN - PENDENGARAN - SENTUHAN Interaksi Manusia dan Komputer Faktor Manusia 8 BAB 2 FAKTOR MANUSIA PENDAHULUAN Sistem komputer terdiri atas 3 aspek, yaitu perangkat keras

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR CETAK SABLON

TEKNIK DASAR CETAK SABLON TEKNIK DASAR CETAK SABLON Noor Fitrihana, ST & Widihastuti, M.Pd widihastuti@uny.ac.id PENDAHULUAN Sablon (Screen Printing) merupakan salah satu teknik cetak yang cukup berkembang di masyarakat. Hampir

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Perancangan pelindung sepatu Octora terhadap lingkungan sangat ramah lingkungan. Menggunakan bahan yang mudah dicari di toko bahan. Produk pelindung

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 1.1. Sejarah Kaos Polos Kaos polos sendiri mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dan James Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Gitar merupakan salah satu alat musik yang terkenal di dunia dan membawa keindahan kepada hidup manusia melalui nada-nada indah yang dihasilkannya. Dalam buku

Lebih terperinci

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 39 A. Skema proses Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN PRA - IDE EKSTERNAL MELIHAT, MENGAMATI IDE (GAGASAN) INTERNAL : MEMORI KENANGAN PENGALAMAN STUDI PUSTAKA: BUKU, KORAN, INTERNET KONTEMPLASI (PERENUNGAN)

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

Pengertian sticker dan jenisnya

Pengertian sticker dan jenisnya 1 Prakarya dan Kewirausahaan 4 Pengertian sticker dan jenisnya A. Pengertian sticker Pengertian sticker adalah sejenis label yang dicetak pada sepotong kertas, plastik atau bahan lainnya dengan perekat

Lebih terperinci

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017 PENGAPLIKASIAN PASTA PLASTISOL DAN PASTA RUBBER PADA KAIN COMBED 30S Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar e-mail : addinsuryana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PROSES PEMBUATAN LOGO

BAB IV TEKNIS PROSES PEMBUATAN LOGO BAB IV TEKNIS PROSES PEMBUATAN LOGO 4.1. Proses Pembuatan Logo Dalam perancangan desain logo memiliki proses pengerjaan yang cukup panjang, hingga menjadikan sebuah logo. Diawali oleh ide atau konsep,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

Mengenal Pensil sebagai Media Gambar

Mengenal Pensil sebagai Media Gambar Mengenal Pensil sebagai Media Gambar Pensil adalah salah satu media gambar yang murah, mudah ditemukan, mudah digunakan dan bisa dibawa kemana saja. Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membelinya,

Lebih terperinci

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur Media Workshop Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur May 22, 2013 Kain dan Serat Pembentuknya Oleh: Yuliab Koersen 1. Flow Proses Pembuatan Kain (Fabric) Kain Satu jenis serat Katun, Rayon, Polyester, Nylon,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA RINGKASAN Sablon getah pelepah pisang adalah sablon yang cat nya terbuat dari bahan dasar getah pelepah pisang yang kemudian di cetak di kaos berwarna putih polos. Keunggulan dari Sablon getah pelepah

Lebih terperinci

AMANAH GARMENT PABRIK KONVEKSI JOGJA JjJNJln. Piyungan Prambanan Km. 3,5 Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

AMANAH GARMENT PABRIK KONVEKSI JOGJA JjJNJln. Piyungan Prambanan Km. 3,5 Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta PRICE LIST T-shirt Dewasa Soft Cotton Muda 40.000 39.000 38.000 Nego Combed 40s Tua 41.000 40.000 39.000 Nego Soft Cotton Muda 39.000 38.000 37.000 Nego Combed 30s Tua 40.000 39.000 38.000 Nego Soft Cotton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 23 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Superman adalah tokoh fiksi karakter superhero yang paling terkenal dan sangat berpengaruh di dunia dari salah satu penerbit komik asal Amerika Serikat yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Penciptaan ide pada karya seni diperoleh dari hasil pengalaman dan pengamatan disekitar. Melalui proses perenungan ditemukan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/ KOMUNITAS Tingginya antuasiasme masyarakat dalam mengenakan benda atau produk (khususnya dalam bidang cetak) yang berbeda antara satu dengan lainnya. Memicu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoririk 1. Tematik Suatu ide penciptaan karya seni dapat ditemukan dimana dan kapan saja, itu semua tergantung pada seniman itu sendiri. Salah satu penemuan itu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

ABSTRAK BISNIS KAOS ETNIK

ABSTRAK BISNIS KAOS ETNIK ABSTRAK Karya ilmiah ini saya beri nama BISNIS KAOS ETNIK yang bertujuan sebagai tugas mata kuliah LIngkungan Bisnis, serta sebagai suatu ide unutk menciptakan peluang bisnis untuk saya. Koas etnik merupakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Berikut adalah hasil karya Tugas Akhir Jessy Jasmine Fitria Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB dengan judul EKSPLORASI TEKNIK

Lebih terperinci

KAOS DIGITAL PRINTING

KAOS DIGITAL PRINTING KAOS DIGITAL PRINTING UNTUK TSHIR DIGITAL PRINTING UKURAN PRINT KAOS DESIGN SENDIRI Kini, kaos dengan gambar yang keren bukan hanya milik merk terkenal, karena Anda dapat membuatnya sendiri tanpa biaya

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN GRAFIS PADA KAOS TEMA CEGAH SAKIT JANTUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN GRAFIS PADA KAOS TEMA CEGAH SAKIT JANTUNG LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN GRAFIS PADA KAOS TEMA CEGAH SAKIT JANTUNG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh : PRIHANTO MIRAWAN Nim : 41909010076 Jurusan

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan 48 BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN A. Kerangka Kerja Penciptaan Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan untuk mewujudkan kreativitas, tahapan-tahapan proses penulis dalam

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah suatu senyawa kimia dengan rumus Ca(ClO)2. Senyawa ini luas digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Corel draw Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel sendiri adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi

Lebih terperinci

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA BAB 4 ALAM BENDA Bila pada pertemuan sebelumnya, diperkenalkan bagaimana mengamati dan menggambarkan tanaman pohon yang terbentuk oleh alam, maka pada pertemuan berikutnya, akan diperkenalkan benda-benda

Lebih terperinci

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer HUMAN Manusia merasakan dunia nyata dengan menggunakan piranti yang lazim dikenal dengan panca indera -mata, telinga, hidung, lidah dan kulit- sehingga lewat komponen inilah kita dapat membuat model manusia

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana 1 Menggambar Busana Penyelesaian Pembuatan Gambar I Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana Oleh : ANIEQ BARIROH PKK-FT-UNESA NAMA SISWA :... KELAS :... SMK JAWAHIRUL ULUM BESUKI-JABON SIDOARJO 2 HAND OUT

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan

Bab 3 Metode dan Perancangan Bab 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Penelitian Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode linear strategy. Gambar 3.1 linear strategy (Sarwono, 2007). Pada Gambar

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

Berbisnis Sablon Digital Dengan Basis Transfer Paper Stabilo Digiblong Produksi RONIta

Berbisnis Sablon Digital Dengan Basis Transfer Paper Stabilo Digiblong Produksi RONIta Berbisnis Sablon Digital Dengan Basis Transfer Paper Stabilo Digiblong Produksi RONIta Sablon digital adalah proses sablon yang menggunakan sistem cetak digital tanpa perlu memakai screen atau film. Dalam

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KETAHANAN TARIK DAN KETAHANAN SOBEK KERTAS SENI Hasil penelitian tentang kertas yang terbuat dari bulu ayam dan kulit jagung diperoleh data hasil pengujian ketahanan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Rancangan produk tas ini termasuk kedalam lingkungan non fisik, karena produk tas ini berkaitan dengan industri fashion dan lingkungan sekitar.

Lebih terperinci

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 2.1. Pengenalan Produk Semen White Mortar TR30 merupakan salah satu semen mortar yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk. White Mortar TR30 diproduksi dan

Lebih terperinci