BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai jenis pakaian jadi berdasarkan pesanan (Job Order). Maka pada bab ini penulis akan melakukan perhitungan harga pokok produksi dari beberapa produk yang telah dihasilkan oleh Tunas Den s pada periode Maret Selama periode Maret 2013 perusahaan konveksi Tunas Den s telah menghasilkan beberapa produk dengan total produksi sebanyak pieces pakaian, dalam rangka memenuhi pesanan yang telah diterima. Berikut rincian data produksi Tunas Den s pada periode Maret 2013: Tabel 4.1 Rincian Data Produksi Tunas Den s Periode Maret 2013 No Produk Kuantitas (pieces) Persentase 1 Kaos Wangki ,53 % 2 Sweater ,66 % 3 Jaket 60 1,81 % TOTAL % 40

2 Unsur-Unsur Pembentuk Harga Pokok Produksi Periode Maret 2013 pada Tunas Den s Sebelum melakukan perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan, terlebih dahulu diidentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang menentukan harga pokok produksi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan akurat. Berdasarkan teori akuntansi biaya, unsur-unsur biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berdasarkan hasil penelitian, berikut unsur-unsur pembentuk harga pokok produksi periode Maret 2013 pada Tunas Den s: Biaya Bahan Baku Langsung Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh bahan utama atau bahan langsung yang membentuk keseluruh bagian pada suatu produk dan dapat ditelusuri langsung pada barang yang dihasilkan. Bahan baku langsung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu produk. Berikut disajikan harga perolehan bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi pada periode Maret 2013:

3 42 Tabel 4.2 Harga Perolehan Bahan Baku Langsung Tunas Den s Periode Maret 2013 No Nama Bahan Baku Satuan Harga per Satuan 1 Bahan katun combed Kg Rp ,00 2 Bahan fleece Kg Rp ,00 3 Bahan taslan M Rp ,00 4 Puring M Rp 9.000,00 5 Benang polyester Gulung Rp ,00 6 Benang katun (kaos wangki) Gulung Rp ,00 7 Benang katun (jaket) Gulung Rp ,00 8 Benang bordir Gulung Rp ,00 9 Resleting badan Piece Rp 6.000,00 10 Resleting saku Piece Rp 1.500,00 11 Kerah Kg Rp ,00 12 Kancing Lusin Rp 6.500,00 13 Perepet Roll Rp ,00 14 Tali kur Pak Rp ,00 15 Cat sablon Kg Rp ,00 16 Rip Sweater Kg Rp ,00 Berikut ini penjelasan mengenai bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses produksi pada periode Maret 2013:

4 43 1. Bahan katun combed Bahan katun combed adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan disisir (combed) pada proses finishingnya. Katun combed memiliki serat kapas yang lebih panjang, lurus, rata, dan memiliki sedikit nap (sambungan kapas pada pilinan benang). 2. Bahan fleece Bahan fleece merupakan jenis kain yang sifatnya mudah menyerap tinta. Biasanya digunakan untuk produksi pakaian jenis fullprint yang disablon pada bagian badan dan bagian tangan seperti sweater. 3. Bahan taslan Bahan taslan adalah jenis kain yang digunakan untuk produksi jaket. Bahan taslan memiliki tekstur tebal dengan permukaan agak licin, memiliki kerapatan serat bahan yang tinggi dan bersifat waterproof. Bahan taslan memiliki keunggulan bahan yang nyaman saat dipakai karena mengikuti bentuk tubuh dan mudah dilipat. 4. Puring Puring adalah jenis kain tipis yang digunakan untuk lapisan bagian dalam jaket. Bahan puring memiliki tekstur kasar dan kerapatan serat yang rendah. 5. Benang polyester Benang polyester merupakan jenis benang yang digunakan pada proses obras. Benang jenis ini biasanya dibeli dalam satuan pak dimana setiap paknya berisi 12 gulung benang polyester.

5 44 6. Benang katun Benang katun biasa disebut juga sebagai benang jahit, terbuat dari serat alami (kapas). Pada perusahaan konveksi biasanya benang katun dibeli dalam satuan pak yang dalam setiap pak berisi 12 gulung benang katun. 7. Benang bordir Benang bordir adalah jenis benang dengan tekstur lebih halus, digunakan dalam proses bordir agar pakaian terlihat lebih menarik. 8. Resleting Resleting adalah bahan baku yang digunakan untuk melengkapi produksi jaket sebagai pengganti kancing. 9. Kerah Kerah adalah salah satu komponen yang melengkapi pakaian. Kerah menempel di bagian lingkar leher, sehingga menjadi hiasan untuk bagian leher pakaian. Kerah digunakan untuk produksi kaos wangki dan polo shirt. 10. Kancing Kancing adalah bahan baku yang digunakan untuk produksi kaos agar produk terlihat lebih menarik. 11. Perepet Perepet merupakan material tekstil yang digunakan pada sweater, terdiri dari dua bagian yang dapat menyatu jika dipertemukan. Dua bagian tersebut memiliki tekstur masing-masing kasar dan halus.

6 Tali kur Tali kur adalah bahan baku yang digunakan dalam produksi sweater. Biasanya terdapat bada bagian topi dan tangan sweater. 13. Cat sablon Cat sablon adalah bahan baku berupa tinta yang digunakan pada proses sablon untuk sweater. 14. Rip sweater Rip merupakan bahan baku yang digunakan pada bagian pinggiran lengan dan bagian pinggiran bawah pada sweater. Sehingga jahitan pada sweater terlihat rapi Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk upah karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi dan manfaatnya dapat ditelusuri langsung pada barang yang dihasilkan. Tunas Den s menentukan tarif atau upah yang berbeda untuk setiap jenis pengerjaan dan jenis produknya. Upah yang dibayarkan adalah upah per satuan produk. Berikut disajikan spesifikasi pekerjaan dan masing-masing upahnya untuk produksi periode Maret 2013:

7 46 Tabel 4.3 Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Upah per Piece 1 Bagian Pemotongan (kaos) Rp 3.000,00 2 Bagian Pemotongan (sweater) Rp 3.000,00 3 Bagian Pemotongan (jaket) Rp 3.500,00 4 Bagian Jahit (kaos) Rp 2.500,00 5 Bagian Jahit (sweater) Rp 7.000,00 6 Bagian Jahit (jaket) Rp ,00 7 Bagian Obras (kaos) Rp 1.500,00 8 Bagian Obras (sweater) Rp 2.500,00 9 Bagian Bordir (kaos) Rp 2.500,00 10 Bagian Bordir (jaket) Rp 6.000,00 11 Bagian Sablon (sweater) Rp 3.500,00 Penentuan upah untuk tenaga kerja langsung dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan dalam pemberian balas jasa. Penentuan upah ini ditentukan atas dasar keputusan pemilik perusahaan dan perjanjian dengan karyawan. Upah ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima setiap periodenya. Semakin banyak seorang pegawai mengerjakan suatu pesanan dan semakin tinggi tingkat kesulitan pengerjaannya, maka akan semakin tinggi pula upah yang diberikan.

8 Biaya Overhead Pabrik Biaya tidak langsung atau biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang menunjang proses produksi. Biaya overhead merupakan biaya yang manfaatnya tidak dapat ditelusuri langsung pada suatu produk. Biaya overhead pabrik yang terjadi dalam proses produksi Tunas Den s pada periode Maret 2013 adalah sebagai berikut: a. Biaya bahan tidak langsung (Bahan penolong) Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relatif kecil. Seperti jarum jahit, jarum obras, jarum overdeck, plastik, karung, dan tali rafia. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung pada Tunas Den s tidak ada. c. Biaya penyusutan mesin Biaya penyusutan pada Tunas Den s terdiri dari penyusutan 6 unit mesin jahit, 4 unit mesin obras, 2 unit mesin overdeck, dan 1 unit mesin potong. Biaya penyusutan terjadi akibat penurunan nilai manfaat dari mesin-mesin pabrik. d. Biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan merupakan biaya untuk perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi, seperti penggantian minyak pelumas mesin.

9 48 e. Biaya lain-lain Biaya lain-lain merupakan biaya yang digunakan untuk menunjang proses produk selain biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin, dan biaya pemeliharaan. Biaya lain-lain yang terjadi pada Tunas Den s antara lain yaitu biaya listrik, biaya telepon (dalam bentuk voucher), dan biaya sewa gedung. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s mengenai perhitungan harga pokok produksi. Penulis menyimpulkan bahwa unsur-unsur biaya yang sebelumnya digunakan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi belum tepat dan tidak sesuai dengan teori akuntansi biaya. Hal ini dikarenakan perusahaan hanya menggunakan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung sebagai unsur pembentuk harga pokok produksi. Menurut penulis, sesuai teori akuntansi biaya seharusnya perusahaan memasukkan biaya overhead pabrik sebagai salah satu unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, karena biaya tersebut memiliki peranan dalam menunjang proses produksi. Menurut Carter (2009:151), Biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung ke pesanan tetapi terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan administrasi). Berdasarkan uraian penulis diatas dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik yang seharusnya dialokasikan oleh perusahaan ke setiap produk terdiri dari biaya bahan penolong, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya sewa gedung.

10 Perhitungan Harga Pokok Produksi Periode Maret 2013 pada Tunas Den s Setelah diidentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi. Pada bab ini penulis akan menghitung harga pokok produksi untuk setiap produk yang dihasilkan pada periode Maret 2013 antara lain, kaos wangki, sweater, dan jaket. Metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksi adalah metode harga pokok berdasarkan pesanan (Job Order Cost Method), karena Tunas Den s melakukan proses produksi berdasarkan pada pesanan yang diterima. Menghitung harga pokok produksi berdasarkan pesanan harus mengidentifikasi pesanan secara terpisah agar dapat dibedakan biaya per unit antara satu pesanan dengan pesanan lainnya. Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan adalah metode full costing, yaitu metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Berikut perhitungan harga pokok produksi pada Tunas Den s untuk setiap produk yang dihasilkan pada periode Maret 2013, disertai dengan laporan harga pokok produksi masing-masing produk:

11 Kaos Wangki a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses memproduksi pieces kaos wangki dihitung dengan cara mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya bahan baku langsung untuk pieces kaos wangki: Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung Kaos Wangki Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Bahan katun combed 625 Kg Rp ,00 Rp ,00 2 Kerah 4,5 Kg Rp ,00 Rp ,00 3 Benang polyester 5 Gulung Rp ,00 Rp ,00 4 Benang katun 5 Gulung Rp ,00 Rp ,00 5 Benang bordir 6 Gulung Rp ,00 Rp ,00 6 Kancing 15,5 Lusin Rp 6.500,00 Rp ,00 Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp ,00 Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi pieces kaos wangki adalah sebesar Rp ,00.

12 51 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den s untuk memproduksi pieces kaos wangki dihitung dengan cara mengalikan kuantitas produksi dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi pieces kaos wangki: Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung Kaos Wangki Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya 1 Bagian Pemotongan Rp 3.000,00 Rp ,00 2 Bagian Jahit Rp 2.500,00 Rp ,00 3 Bagian Obras Rp 1.500,00 Rp ,00 4 Bagian Bordir Rp 2.500,00 Rp ,00 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi pieces kaos wangki adalah sebesar Rp ,00

13 52 c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik pada Tunas Den s terdiri dari biaya bahan penolong, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya sewa gedung. Sebelum menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan pada kaos wangki, pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 disajikan rincian biaya bahan penolong dan biaya penyusutan mesin (metode garis lurus): Tabel 4.6 Biaya Bahan Penolong Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Penolong Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Jarum jahit 2 Lusin Rp ,00 Rp ,00 2 Jarum obras 2 Lusin Rp ,00 Rp ,00 3 Jarum overdeck 1,5 Lusin Rp ,00 Rp ,00 4 Plastik pembungkus 8 Kg Rp 7.500,00 Rp ,00 5 Karung 4 Pak Rp ,00 Rp ,00 6 Tali rafia 5 Pak Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Bahan Penolong Rp ,00 Jadi, total biaya bahan penolong yang digunakan untuk produksi pada periode Maret 2013 adalah sebesar Rp ,00.

14 53 Tabel 4.7 Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Produksi Tunas Den s Periode Maret 2013 No Mesin Pabrik Unit Harga Perolehan Masa Manfaat (Tahun) Biaya Penyusutan Per Tahun 1 Mesin Jahit 1 2 Rp ,00 8 Rp ,00 2 Mesin Jahit 2 4 Rp ,00 8 Rp ,00 3 Mesin Obras 4 Rp ,00 8 Rp ,00 4 Mesin Overdeck 2 Rp ,00 8 Rp ,00 5 Mesin Potong 1 Rp ,00 8 Rp ,00 Total Biaya Penyusutan Mesin per Tahun Rp ,00 Total Biaya Penyusutan Mesin per Bulan Rp ,00 Biaya penyusutan mesin produksi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi, total biaya penyusutan per bulan untuk mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi periode Maret 2013 adalah sebesar Rp ,00. Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut:

15 54 BOP = Jumlah Produksi Total Seluruh Produksi Periode Maret 2013 Biaya Berikut rincian biaya overhead pabrik untuk produksi pieces kaos wangki: Tabel 4.8 Biaya Overhead Pabrik Kaos Wangki Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Biaya Q Total Produksi Maret 2013 Biaya Jumlah Biaya 1 Bahan penolong Rp ,00 Rp ,00 2 Penyusutan mesin Rp ,00 Rp ,00 3 Listrik Rp ,00 Rp ,00 4 Telepon Rp ,00 Rp ,00 5 Pemeliharaan Rp ,00 Rp ,00 6 Sewa gedung Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Overhead Pabrik Rp ,00 Jadi total biaya overhead pabrik untuk produksi pieces kaos wangki adalah sebesar Rp ,00

16 55 Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan kaos wangki sebanyak pieces, dengan cara mengakumulasikan seluruh unsur biaya produksi tersebut. Berikut harga pokok produksi kaos wangki yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi kaos wangki pada Tunas Den s untuk periode Maret 2013:

17 56 Tabel 4.9 Laporan Harga Pokok Kaos Wangki Tunas Den s Laporan Harga Pokok Produksi Kaos Wangki Periode Berakhir 31 Maret 2013 Bahan Baku Langsung Persediaan awal Rp 0 Pembelian Rp ,00 + Bahan baku yang tersedia Rp ,00 Persediaan akhir Rp 0 - Bahan baku langsung yang terpakai Rp ,00 Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Overhead Pabrik Biaya bahan penolong Rp ,00 Biaya penyusutan mesin Rp ,00 Biaya listrik Rp ,00 Biaya telepon Rp ,00 Biaya pemeliharaan Rp ,00 Biaya sewa gedung Rp ,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Rp ,00 + Total Biaya Produksi Rp ,00 Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 + Total Biaya Produksi Rp ,00 Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 - Harga Pokok Produksi Rp ,00

18 57 Harga Pokok Produksi per piece Kaos Wangki = Biaya Produksi Periode Maret 2013 Jumlah Produksi Periode Maret 2013 = Rp , pieces = Rp , 29 per piece Jadi, harga pokok produksi untuk pieces kaos wangki pada Tunas Den s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp ,00. Sehingga diperoleh harga pokok produksi untuk setiap piece kaos wangki pada bulan Maret 2013 adalah sebesar Rp , 29/pcs atau dibulatkan menjadi Rp ,00/pcs.

19 Sweater a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses memproduksi 750 pieces sweater dihitung dengan cara mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya bahan baku langsung untuk 750 pieces sweater: Tabel 4.10 Biaya Bahan Baku Langsung Sweater Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Bahan fleece 351,6 Kg Rp ,00 Rp ,00 2 Benang polyester 7,5 Gulung Rp ,00 Rp ,00 3 Benang katun 7,5 Gulung Rp ,00 Rp ,00 4 Rip sweater 46,9 Kg Rp ,00 Rp ,00 5 Tali kur 5 Pak Rp ,00 Rp ,00 6 Cat sablon 5 Kg Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp ,00 Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi 750 pieces sweater adalah sebesar Rp ,00

20 59 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den s untuk memproduksi 750 pieces sweater dihitung dengan cara mengalikan kuantitas produksi dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi 750 pieces sweater: Tabel 4.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sweater Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya 1 Bagian Potong 750 Rp 3.000,00 Rp ,00 2 Bagian Jahit 750 Rp 7.000,00 Rp ,00 3 Bagian Obras 750 Rp 2.500,00 Rp ,00 4 Bagian Sablon 750 Rp 3.500,00 Rp ,00 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi 750 pieces sweater adalah sebesar Rp ,00

21 60 c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap produk dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut: BOP = Jumlah Produksi Total Seluruh Produksi Periode Maret 2013 Biaya Berikut disajikan biaya overhead pabrik untuk produksi 750 pieces sweater: Tabel 4.12 Biaya Overhead Pabrik Sweater Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Biaya Q Total Produksi Maret 2013 Biaya Jumlah 1 Bahan penolong Rp ,00 Rp ,00 2 Penyusutan mesin Rp ,00 Rp ,00 3 Listrik Rp ,00 Rp ,00 4 Telepon Rp ,00 Rp ,00 5 Pemeliharaan Rp ,00 Rp ,00 6 Sewa gedung Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Overhead Pabrik Rp ,00 Jadi, total biaya overhead pabrik untuk produksi 750 pieces sweater adalah sebesar Rp ,000

22 61 Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan sweater sebanyak 750 pieces, yaitu dengan cara mengakumulasikan semua unsur biaya tersebut. Berikut harga pokok produksi sweater yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi sweater pada Tunas Den s untuk periode Maret 2013:

23 62 Tabel 4.13 Laporan Harga Pokok Produksi Sweater Tunas Den s Laporan Harga Pokok Produksi Sweater Periode Berakhir 31 Maret 2013 Bahan Baku Langsung Persediaan awal Rp 0 Pembelian Rp ,00 + Bahan baku yang tersedia Rp ,00 Persediaan akhir Rp 0 - Bahan baku langsung yang terpakai Rp ,00 Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Overhead Pabrik Biaya bahan penolong Rp ,00 Biaya penyusutan mesin Rp ,00 Biaya listrik Rp ,00 Biaya telepon Rp ,00 Biaya pemeliharaan Rp 33,988,00 Biaya sewa gedung Rp ,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Rp ,00 + Total Biaya Produksi Rp ,00 Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 + Total Biaya Produksi Rp ,00 Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 - Harga Pokok Produksi Rp ,00

24 63 Harga Pokok Produksi per piece Sweater = Biaya Produksi Periode Maret 2013 Jumlah Produksi Periode Maret 2013 = Rp , pieces = Rp ,72 per piece Jadi, harga pokok produksi untuk 750 pieces sweater pada Tunas Den s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp ,00. Sehingga diperoleh harga pokok produksi untuk setiap piece sweater sebesar Rp ,72/pcs atau dibulatkan menjadi Rp ,00/pcs.

25 Jaket a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh Tunas Den s dalam proses memproduksi 60 pieces jaket dihitung dengan cara mengalikan kuantitas (Q) tiap bahan baku yang dibutuhkan dengan harga per satuannya, kemudian hasil tersebut ditotalkan. Berikut rincian biaya bahan baku langsung untuk 60 pieces jaket: Tabel 4.14 Biaya Bahan Baku Langsung Jaket Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Bahan Baku Q Satuan Harga per Satuan Jumlah Biaya 1 Bahan taslan 120 M Rp ,00 Rp ,00 2 Puring 120 M Rp 9.000,00 Rp ,00 3 Benang katun 1 Gulung Rp ,00 Rp ,00 4 Benang bordir 0,5 Gulung Rp ,00 Rp 8.500,00 5 Resleting badan 60 Pieces Rp 6.000,00 Rp ,00 6 Resleting saku 120 Pieces Rp 1.500,00 Rp ,00 7 Perepet 1,8 Roll Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp ,00 Jadi, total biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi 60 pieces jaket adalah sebesar Rp ,00

26 65 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Tunas Den s untuk memproduksi 60 pieces jaket dihitung dengan cara mengalikan kuantitas yang dikerjakan dengan upah per piece nya, kemudian hasilnya ditotalkan. Berikut rincian biaya tenaga kerja langsung untuk produksi 60 pieces jaket: Tabel 4.15 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jaket Tunas Den s Periode Maret 2013 No Pengerjaan Q Upah per Piece Jumlah Biaya 1 Bagian Potong 60 Rp 3.500,00 Rp ,00 2 Bagian Jahit 60 Rp ,00 Rp ,00 3 Bagian Bordir 60 Rp 6.000,00 Rp ,00 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Jadi, total biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk produksi 60 pieces jaket adalah sebesar Rp ,00

27 66 c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap produk dihitung dengan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yaitu dengan menggunakan rumus berikut: BOP = Jumlah Produksi Total Seluruh Pesanan Produksi Maret 2013 Biaya Berikut rincian biaya overhead pabrik untuk produksi 60 pieces jaket: Tabel 4.16 Biaya Overhead Pabrik Jaket Tunas Den s Periode Maret 2013 No Jenis Biaya Q Total Produksi Maret 2013 Biaya Jumlah Biaya 1 Bahan penolong Rp ,00 Rp 9.784,00 2 Penyusutan mesin Rp ,00 Rp 7.893,00 3 Listrik Rp ,00 Rp 8.978,00 4 Telepon Rp ,00 Rp 3.625,00 5 Pemeliharaan Rp ,00 Rp 2.719,00 6 Sewa gedung Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Overhead Pabrik Rp ,00 Jadi, total biaya overhead pabrik untuk produksi 60 pieces jaket adalah sebesar Rp ,00

28 67 Setelah dilakukan perhitungan atas unsur-unsur biaya produksi, maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi untuk pesanan jaket sebanyak 60 pieces jaket, yaitu dengan cara mengakumulasikan unsur biaya tersebut. Berikut harga pokok produksi jaket yang disajikan dalam laporan harga pokok produksi jaket pada Tunas Den s untuk periode Maret 2013:

29 68 Tabel 4.17 Laporan Harga Pokok Produksi Jaket Tunas Den s Laporan Harga Pokok Produksi Jaket Periode Berakhir 31 Maret 2013 Bahan Baku Langsung Persediaan awal Rp 0 Pembelian Rp ,00 + Bahan baku yang tersedia Rp ,00 Persediaan akhir Rp 0 - Bahan baku langsung yang terpakai Rp ,00 Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Overhead Pabrik Biaya bahan penolong Rp 9.784,00 Biaya penyusutan mesin Rp 7.893,00 Biaya listrik Rp 8.978,00 Biaya telepon Rp 3.625,00 Biaya pemeliharaan Rp 2.719,00 Biaya sewa gedung Rp ,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Rp ,00 + Total Biaya Produksi Rp ,00 Persediaan awal barang dalam proses Rp 0 + Total Biaya Produksi Rp ,00 Persediaan akhir barang dalam proses Rp 0 - Harga Pokok Produksi Rp ,00

30 69 Harga Pokok Produksi per piece Jaket = Biaya Produksi Periode Maret 2013 Jumlah Produksi Periode Maret 2013 = Rp ,00 60 pieces = Rp ,92 per piece Jadi, harga pokok produksi untuk 60 pieces jaket pada Tunas Den s periode Maret 2013 adalah sebesar Rp ,00. Sehingga diperoleh harga pokok produksi untuk setiap piece jaket sebesar Rp ,92/pcs atau dibulatkan menjadi Rp ,00/pcs.

31 70 Menurut penulis, harga pokok produksi yang sebelumnya ditentukan oleh perusahaan untuk tiap-tiap produk tidak tepat. Hal ini dikarenakan sebelumnya perusahaan menghitung harga pokok produksi dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tanpa membebankan biaya overhead pabrik. Perusahaan seharusnya melakukan perhitungan harga pokok produksi seperti perhitungan yang penulis sajikan di atas, yaitu dengan mengakumulasikan seluruh unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Hansen dan Mowen (2009:60) menyatakan bahwa, Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING Nama : Monalisa Apriani NPM : 206209476 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Syntha Noviyana, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya Hardi Setiawan 23213911 Latar Belakang Masalah.perusahaan harus menerapkan perhitungan harga pokok produksi agar biaya produksi yang

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI ULFI SYARIFAH 29213043 DOSEN PEMBINGBING : DYAH PALUPI, SE., MMSI Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA HANY COLLECTION. : Indina Tarziah NPM :

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA HANY COLLECTION. : Indina Tarziah NPM : ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA HANY COLLECTION Nama : Indina Tarziah NPM : 23212683 Jurusan Pembimbing : Akuntansi : Diana Sari, SE., MMSI PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN KONVEKSI TIKO COLLECTION Kata Pengantar PERUSAHAAN / INDUSTRI BARANG JASA TUJUAN PERUSAHAAN LABA OPTIMAL Menetapkan

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI Nama : Evi Yanti Sidauruk NPM : 23214696 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Perhitungan harga pokok produksi pada UKM Konveksi Pak Kirwono masih

Lebih terperinci

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM.

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM. ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA PERUSAHAAN PT. MOLAX INTERNATIONAL Saraswati Diana 26212845 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah,Tujuan Masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tunas Den s adalah perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tunas Den s adalah perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Tunas Den s Tunas Den s adalah perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak Juliaster Lumbangaol sekitar tahun 90an dan saat ini berlokasi di jalan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Logo +62 Sumber : Olahan Penulis (2015)

Gambar 2.1 Logo +62 Sumber : Olahan Penulis (2015) BAB 2 PRODUK 2.1 Merek (Brand) Merek (brand) adalah suatu nama, kata, simbol, tanda, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu (Kotler,

Lebih terperinci

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA 28210590 LATAR BELAKANG Pada saat ini perekonomian Indonesia sudah mulai

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI Nama : Sandro Imanuel Panjaitan NPM : 29210170 Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1. Pada produksi sablon perusahaan CV. Yabes Printing belum menggunakan metode harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB Nama : Fina Apilita NPM : 22212955 Kelas : 3EB18 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1 / Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA LATAR BELAKANG Persaingan dalam perusahaan atau industri yang bergerak dalam bidang yang sama membuat pihak manajemen

Lebih terperinci

Quantity Warna Kain 24-55pcs pcs pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s

Quantity Warna Kain 24-55pcs pcs pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s PRICE LIST T-shirt Dewasa Quantity Warna Kain 24-55pcs 56-120pcs 121-240pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s Soft Cotton KARDET Muda 41.000 40.000 38.500 Nego Tua 43.000 42.000 40.500 Nego Muda 38.000 37.000

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA KONVEKSI TAS AFRA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA KONVEKSI TAS AFRA ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA KONVEKSI TAS AFRA Latar Belakang Perusahaan adalah suatu badan usaha atau kumpulan dari organisasi produksi yang memproduksi suatu hasil yang berupu

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTINGPADA KONVEKSI KUMALA JAYA DI SUKOHARJO

EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTINGPADA KONVEKSI KUMALA JAYA DI SUKOHARJO 1 EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTINGPADA KONVEKSI KUMALA JAYA DI SUKOHARJO TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajatahli Madya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam menekan biaya produksi dengan studi kasus pada perusahaan konveksi Yuan F Collection Yogyakarta, maka

Lebih terperinci

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai. AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Perusahaan Manufaktur : Perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memperoleh barang dan jasa untuk diolah menjadi produk selesai dan menjual produk selesai yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN BONEKA WISUDA PADA MA GIC ART COLLECTION PERIODE JANUARI 2013 SEMINAR PENULISAN ILMIAH

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN BONEKA WISUDA PADA MA GIC ART COLLECTION PERIODE JANUARI 2013 SEMINAR PENULISAN ILMIAH PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN BONEKA WISUDA PADA MA GIC ART COLLECTION PERIODE JANUARI 2013 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Syarat Syarat Untuk Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan disebut sebagai kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan disebut sebagai kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya perusahaan-perusahaan atau industri-industri di suatu negara menandakan bahwa tingkat perekonomian di negara tersebut baik, karena pada dasarnya kehidupan

Lebih terperinci

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising Sherly Vicky Handayani 26211740 Akuntansi Latar Belakang Masalah Tujuan didirikannya

Lebih terperinci

HASIL DAN ANALISIS. data yang ada pada Konveksi Denny Sport untuk pembuatan sistem baru.

HASIL DAN ANALISIS. data yang ada pada Konveksi Denny Sport untuk pembuatan sistem baru. IV. HASIL DAN ANALISIS 4.1 Investigasi Awal Tahap awal yang dilakukan adalah mencari seluruh informasi dan data yang ada pada Konveksi Denny Sport untuk pembuatan sistem baru. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 1 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Dosen : Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak. CA Hari/Tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Pendapatan diperoleh dari pengorbanan yang dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kos produksi adalah kos-kos yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Keakuratan informasi mengenai kos produksi ini sangat penting bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB II PRODUK DAN JASA BAB II PRODUK DAN JASA 2.1 Spesifikasi Produk Dari segi bahan KetoBatik menggunakan bahan Cotton Combed 20s dan kemeja menggunakan bahan Teteron Cotton. Bahan batik yang KetoBatik gunakan adalah batik

Lebih terperinci

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi METODE HARGA POKOK PROSES FULL COSTING Karakteristik Usaha Perusahaan yang Berproduksi Massa: 1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

Lebih terperinci

Quantity Warna Kain 24-55pcs pcs pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s

Quantity Warna Kain 24-55pcs pcs pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s PRICE LIST T-shirt Dewasa Quantity Warna Kain 24-55pcs 56-120pcs 121-240pcs 241-dst Soft Cotton Combed 30s Soft Cotton KARDET Muda 41.000 40.000 38.500 Nego Tua 43.000 42.000 40.500 Nego Muda 38.000 37.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap perusahaan. Harga pokok produksi dapat dijadikan sebagai pedoman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri sangatlah pesat, baik industri dibidang manufaktur, dagang ataupun jasa. Dampak dari perkembangan dunia industri tersebut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Chaniago yang beralamat di jalan Bromo ujung / jalan Sepakat no 19 Medan, merupakan suatu industri yang bergerak di bidang garmen. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB V ULASAN HASIL PERANCANGAN

BAB V ULASAN HASIL PERANCANGAN BAB V ULASAN HASIL PERANCANGAN 5.1 Proses Produksi Dalam pembuatan jas hujan, penulis membuat jas hujan di CV. PRATAMA MANDIRI. Saat proses produksi, penulis melihat secara langsung dan memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER Nama : Kiki Amalia NIM : 11.02.8003 Kelas : D3MI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Pola dan gaya hidup perkotaan merangsang kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Industri tekstil mempunyai peran yang penting dalam menunjang pembangunan di Indonesia karena produk tekstil di Indonesia sudah dapat diperhitungkan keberadaannya di pasar internasional sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Ardy Craft merupakan sebuah perusahaan keluarga yang bergerak di bidang industry kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo Program Studi Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : teguhsastro73@yahoo.com

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kata kunci: Pengumpulan Biaya Produksi Pesanan, Job Order Costing Method, Penetapan Harga Jual. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kata kunci: Pengumpulan Biaya Produksi Pesanan, Job Order Costing Method, Penetapan Harga Jual. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di tengah persaingan yang semakin ketat, suatu perusahaan harus bersaing agar mampu mempertahankan eksistensinya dan mencapai tujuan laba yang diinginkan perusahaan agar memiliki kemampuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

AMANAH GARMENT PABRIK KONVEKSI JOGJA JjJNJln. Piyungan Prambanan Km. 3,5 Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

AMANAH GARMENT PABRIK KONVEKSI JOGJA JjJNJln. Piyungan Prambanan Km. 3,5 Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta PRICE LIST T-shirt Dewasa Soft Cotton Muda 40.000 39.000 38.000 Nego Combed 40s Tua 41.000 40.000 39.000 Nego Soft Cotton Muda 39.000 38.000 37.000 Nego Combed 30s Tua 40.000 39.000 38.000 Nego Soft Cotton

Lebih terperinci

ELSYA DESINAYA NELSON EKONOMI / AKUNTANSI

ELSYA DESINAYA NELSON EKONOMI / AKUNTANSI ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL KAIN CATTON ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT MENJADI T-SHIRT PADA PT PABUARAN GEMILANG JAYA CIBINONG ELSYA DESINAYA NELSON

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Perhitungan Menurut Perusahaan PT Yeong Shin Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang sub assy electronic part dan automotive

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN Nama : Havitra Cipta Utama NPM : 25209001 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman pada

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman pada 41 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah perusahaan Konveksi Intim adalah salah satu konveksi yang yang bergerak dibidang jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Industri konveksi adalah salah satu jenis industri yang cukup populer di Indonesia. Industri konveksi menjadi sangat populer karena produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Micro Garment sebagai objek penelitian penulis merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pakaian jadi (garmen), yang memusatkan seluruh kegiatannya untuk memproduksi pakaian rajut.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. David, Fred R Manajemen Stratejik. Jakarta: Gramedia. Kuncoro, Mudrajad Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA. David, Fred R Manajemen Stratejik. Jakarta: Gramedia. Kuncoro, Mudrajad Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. DAFTAR PUSTAKA David, Fred R. 2009. Manajemen Stratejik. Jakarta: Gramedia. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE : KARLINA FARADILA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE : KARLINA FARADILA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE NAMA KELAS : KARLINA FARADILA : 3EB14 NPM : 23210842 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapatlah dikemukakan beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapatlah dikemukakan beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapatlah dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Process costing method merupakan perhitungan

Lebih terperinci

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

INFORMASI DAN SPESIFIKASI INFORMASI DAN SPESIFIKASI Sablon FLOCK Adalah sablon Digital dengan menggunakan kain sintetis yg sudah memiliki perekat. Menggunakan tinta khusus yang tahan air. Menggunakan lem khusus non-water-based

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda Suprianto (prie_style@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Anis Rachma Utary (anis_utary@ymail.com)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat ditarik: 1. PT Sukasari

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN METODE HARGA POKOK PESANAN A. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan 2. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan 3. Membuat ayat jurnal akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak pemerintah memberikan kelonggaran dalam syarat menanamkan modal bagi para investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci