Analisis Knowledge Management Solutions dan Implementasi Knowledge Management Technology pada Firma Hukum: Studi Kasus Firma Hukum XYZ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Knowledge Management Solutions dan Implementasi Knowledge Management Technology pada Firma Hukum: Studi Kasus Firma Hukum XYZ"

Transkripsi

1 Analisis Knowledge Management Solutions dan Implementasi Knowledge Management Technology pada Firma Hukum: Studi Kasus Firma Hukum XYZ Anggi Aida Budaya dan Putu Wuri Handayani Information Systems, Faculty of Computer Science, Universitas Indonesia Abstrak KM merupakan hal yang penting dan unik bagi firma hukum sebab KM memberikan competitive advantage yang tidak mudah digantikan atau ditiru. Firma hukum perlu menggunakan pendekatan KM solutions yang tepat untuk mendapatkan competitive advantage. Firma hukum juga akan mendapatkan competitive advantage apabila menggunakan teknologi informasi yang efektif mendukung KM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis KM solutions yang tepat dan mengetahui tingkat perkembangan KM technology di Firma Hukum XYZ. Penelitian ini berfokus pada advokat lokal di Firma Hukum XYZ. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi identifikasi KM solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) dan model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk (2002b). Metodologi digunakan untuk menentukan KM solutions untuk Firma Hukum XYZ. Model tingkat perkembangan digunakan untuk menentukan tingkat perkembangan KM technology saat ini dan mengembangkan strategi pengunaan teknologi informasi di masa depan. Temuan dari penelitian ini adalah KM processes yang sebaiknya menjadi prioritas utama Firma Hukum XYZ antara lain direction, socialization (knowledge discovery), combination, dan socialization (knowledge sharing). Temuan lain adalah Firma Hukum XYZ berada pada tingkatan kedua (who-knows-what systems) dimana knowledge workers dapat menggunakan teknologi informasi untuk menemukan knowledge workers lain. Analysis Knowledge Management Solutions and Implementation Knowledge Management Technology in Law Firm: Case Study XYZ Law Firm Abstract KM is important and unique for law firms because KM provides competitive advantage that is not easily replaced or duplicated. Law firms need to use the right KM solutions approach in order to get its competitive advantage. Law firms will also get the advantage if it uses information technology to support KM effectively. This study aims to analyze the appropriate KM solutions and the stages of the growth of KM technology at XYZ Law Firm. This study focuses on local advocates at XYZ Law Firm. The methodology used in this study is KM solutions methodology by Becerra-Fernandez and Sabherwal (2010) and stages of growh model for KM technology by Gottschalk (2002b). The methodology is used to determine KM solution for XYZ firm. Thus Then, the stages of growth model is applied to determine stages of growth in current situation and develop strategic use of information technology in the future. The result of this study is that the main priority of KM processes in XYZ Law Firm are direction, socialization (knowledge discovery), combination, dan socialization (knowledge sharing). The other result shows that XYZ Law Firm is in Stage Two (who-knows-what systems), i.e., knowledge workers can use information technology to find other knowledge workers. Keywords: Gottschalk; KM; KM solutions; law firm; stages of KM technology Pendahuluan

2 Pengetahuan dalam praktik hukum merupakan aset penting bagi firma hukum [14]. Nahapiet dan Ghoshal (1998) menyatakan firma hukum merupakan komunitas sosial yang berfokus pada kecepatan dan efisiensi dalam menciptakan dan berbagi pengetahuan hukum [7]. Firma yang ideal terdiri dari individu yang menciptakan dan berbagi pengetahuan dengan cepat dan efisien [11]. Lambe (2003) menyatakan firma hukum sudah mulai menyadari bahwa organisasinya berada pada knowledge business dan firma hukum harus bertahan dari challenges of connectivity, globalisasi, dan speed [11]. Akibatnya firma hukum harus berbagi pengetahuan dengan lebih efisien dan efektif [11]. Buckler (2004) menyatakan firma hukum dapat menggunakan knowledge management (KM) sebagai solusi terhadap keadaan tersebut [2]. KM merupakan hal yang penting dan unik bagi firma hukum sebab KM memberikan competitive advantage yang tidak mudah digantikan atau ditiru [11]. Dalam mengelola pengetahuan yang ada, firma hukum perlu menggunakan pendekatan KM solutions yang tepat agar mendapatkan competitive advantage [1]. Untuk mengidentifikasi pendekatan KM solutions yang paling tepat bagi firma hukum, digunakan metodologi identifikasi KM solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010). Metodologi ini memungkinkan firma hukum untuk mengetahui faktor kontingensi yang terdapat di organisasi [1]. Faktor kontingensi terkait dengan teori kontingensi yang menyatakan tidak ada pendekatan yang paling baik untuk semua keadaan organisasi sehingga setiap industri organisasi dapat memiliki pendekatan KM solutions yang berbeda [1]. Metodologi ini juga memungkinkan firma hukum mengetahui KM processes yang tepat untuk diimplementasikan [1]. Selain itu, firma hukum juga dapat mengetahui mekanisme yang mendukung setiap KM process [1]. Firma hukum juga akan memiliki competitive advantage apabila menggunakan teknologi informasi yang efektif mendukung KM [6]. Teknologi informasi berperan penting bagi kesuksesan KM sebab teknologi informasi dapat menjadi enabler dalam meningkatkan pelaksanaan KM [6]. Agar dapat mengembangkan strategi penggunaan teknologi informasi di firma hukum pada masa yang akan datang, firma hukum juga perlu mengetahui tingkat perkembangan KM technology saat ini [7]. Untuk mengetahui tingkat perkembangan KM technology pada firma hukum, digunakan model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk (2002b). Penelitian ini berusaha menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana KM solutions yang tepat untuk diimplementasikan dan bagaimana implementasi KM technology yang telah diterapkan di Firma Hukum XYZ.

3 Untuk menunjang penelitian ini, dilakukan studi kasus di sebuah firma hukum lokal yang bernama Firma Hukum XYZ. Penelitian dilakukan di Firma Hukum XYZ sebab Firma Hukum XYZ mendapat peringkat sebagai first-tier firm pada bidang proyek dan sumber daya alam di Chambers Asia Menurut Chambers and Partners, sebuah lembaga survei untuk firma hukum di seluruh dunia, penentuan peringkat firma hukum dilakukan berdasarkan practice area dan tier 1 (satu) merupakan tier yang paling baik. Oleh karena itu, Firma Hukum XYZ yang berada pada tier 1 (satu) dalam salah satu practice area dipilih dan menjadi objek penelitian ini. Tinjauan Teoritis A. Knowledge Management Knowledge management (KM) memiliki beberapa pengertian. Salah satunya yaitu Alavi dan Leidner (1999) yang menyatakan KM sebagai proses yang sistematis dan terorganisir untuk memperoleh, mengorganisir, dan menukarkan pengetahuan antar karyawan agar dapat memanfaatkan pengetahuan dengan efektif [12]. B. Faktor Kontingensi Teori kontingensi menyatakan tidak ada pendekatan yang paling baik untuk semua keadaan organisasi sehingga setiap industri organisasi dapat memiliki pendekatan KM yang berbeda [1]. Teori kontingensi membahas mengenai faktor kontingensi. Faktor kontingensi yang terdapat di organisasi memengaruhi pemilihan KM processes yang tepat bagi organisasi [1]. Beberapa faktor kontingensi yang memengaruhi pemilihan KM processes, antara lain task characteristics (tediri dari task uncertainty dan task interdependence), knowledge characteristics (terdiri dari pengetahuan tacit atau eksplisit dan pengetahuan procedural atau declarative), organizational characteristics (terdiri dari ukuran organisasi dan strategi bisnis), dan environmental characteristics (terdiri dari environmental uncertainty) [1]. Hubungan faktor kontingensi dan KM processes ditampilkan pada Gambar 1.

4 Faktor Kontingensi KM Processes Knowledge discovery memiliki subproses combination dan socialization Knowledge capture memiliki subproses externalization dan internalization Knowledge sharing memiliki subproses exchange dan socialization Knowledge application memiliki subproses direction dan routines KM Solutions KM Foundations KM Systems Knowledge discovery systems Knowledge capture systems Knowledge sharing systems Knowledge application systems KM Mechanisms KM Technologies KM Infrastructure Budaya organisasi Struktur organisasi Infrastruktur TI Common knowledge Physical environment Gambar 1. Hubungan Faktor Kontingensi dan KM Processes Sumber: Adopsi dari Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) C. Knowledge Management Solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) menyatakan KM bergantung pada 2 (dua) aspek, yaitu KM solutions dan KM foundations [1]. KM solutions merupakan cara yang dilakukan

5 agar aspek-aspek dari KM (menemukan, menangkap, berbagi, dan menerapkan pengetahuan) dapat tercapai [1]. KM solutions mencakup KM processes dan KM systems ([1]. KM foundations adalah aspek organisasi secara luas yang mendukung KM dalam jangka pendek dan panjang ([1]. KM foundations mencakup KM mechanisms, KM technologies, dan KM infrastructure [1]. Hubungan KM solutions dan KM foundations ditampilkan pada Gambar 2. KM Process KM Solutions KM Systems KM Foundations KM Mechanisms KM Technologies KM Infrastructure Gambar 2. Hubungan KM Solutions dan KM Foundations Sumber: Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010, p. 41) Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) menampilkan Gambar 2 sebagai hubungan antara KM solutions dan KM foundations. KM solutions (mencakup KM processes dan KM systems) bergantung pada KM foundations (mencakup KM mechanisms, KM technologies, dan KM infrastructure) [1]. KM infrastructure mendukung KM mechanisms dan KM technologies [1]. KM mechanisms dan KM technologies mendukung KM systems [1]. KM systems merupakan integrasi dari mekanisme dalam KM mechanisms dan teknologi dalam KM technologies [1]. KM systems memungkinkan terjadi KM processes [1] D. Tingkat Perkembangan Knowledge Management Technology Gottschalk dan Karlsen (2009) menyatakan tingkat KM technology merupakan konsep yang relatif berkaitan dengan kemampuan teknologi informasi untuk memproses informasi bagi knowledge worker [9]. Tingkat dukungan teknologi informasi terhadap KM bermanfaat untuk mengidentifikasi situasi saat ini sebagai perencanaan aplikasi masa depan di perusahaan [9]. Model tingkat KM technology terdiri dari 4 (empat) tingkat [9]. Tingkat satu dapat diberi label sebagai end-user-tools, lawyer-to-technology, atau people-to-technology merupakan

6 teknologi informasi bagi knowledge workers berupa peralatan yang dapat meningkatkan efisiensi pribadi [9]. Tingkat dua dapat diberi label who-knows-what, lawyer-to-lawyer, atau people-to-people sebagai knowledge workers yang menggunakan teknologi informasi untuk menemukan knowledge workers lain [9]. Tingkat tiga diberi label what-they-know, lawyer-toinformation, atau people-to-docs sebagai teknologi informasi yang menyediakan akses kepada knowledge workers untuk mendapatkan informasi yang disimpan di dokumen [9]. Tingkat empat dapat diberi label how-they-think, lawyer-to-application, atau people-to-systems dimana sistem bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pengetahuan [9]. E. Hubungan Faktor Kontingensi dan Knowledge Management Solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) melalui Gambar 1 menyatakan KM processes yang tepat bagi organisasi ditentukan oleh faktor kontingensi. Setelah KM processes yang tepat diidentifikasi, KM systems yang mendukung KM processes juga dapat diidentifikasi [1]. Faktor kontingensi secara tidak langsung memengaruhi KM systems serta mekanisme dan teknologi yang memungkinkan KM systems berlangsung [1]. Hal ini menunjukkan faktor kontingensi secara tidak langsung memengaruhi KM systems [1]. KM processes dan KM systems merupakan bagian dari KM solutions [1]. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor kontingensi memengaruhi KM solutions yang tepat bagi organisasi. F. Hubungan Knowledge Management Solutions dan Tingkat Perkembangan Knowledge Management Technology Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) melalui Gambar 1 menyatakan bahwa KM infrastructure mendukung KM mechanisms dan KM technologies. KM mechanisms dan KM technologies mendukung KM systems [1]. KM systems memungkinkan terjadinya KM processes [1]. Hal ini menunjukkan KM technologies secara tidak langsung mendukung KM processes. KM processes dan KM systems merupakan bagian dari KM solutions [1]. Dengan demikian dapat dikatakan KM technologies mendukung KM solutions. KM technology yang mendukung KM solutions dan telah diimplementasi oleh firma akan dibandingkan dengan model tingkat KM technology yang digunakan oleh Gottschalk (2002b). Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara terhadap Manajer Fasilitas Firma Hukum XYZ. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengetahui gambaran keadaan firma secara umum, implementasi KM terkini, dan aplikasi yang dimiliki oleh firma.

7 Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada advokat lokal Firma Hukum XYZ yang memiliki pengalaman kerja minimal 6 (enam) bulan dengan jabatan sebagai partner, senior associates, dan associates. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui KM solutions yang sebaiknya diimplementasikan oleh Firma Hukum XYZ dan tingkat perkembangan KM technology di Firma Hukum XYZ. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu melalui wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan kepada Manajer Fasilitas di Firma Hukum XYZ. Wawancara bertujuan untuk mengetahui gambaran keadaan firma secara umum, implementasi KM terkini, dan aplikasi yang dimiliki oleh firma. Bagian teknologi informasi (TI) merupakan sub dari divisi fasilitas sehingga Manajer Fasilitas dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan pertanyaan wawancara. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan melalui kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri dari 2 (dua) jenis kuesioner, yaitu kuesioner KM solutions dan kuesioner KM technology. Kuesioner KM solutions terdiri dari pernyataan yang berkaitan dengan faktor kontingensi, KM processes yang saat ini berlangsung di firma dan KM infrastructure yang terdapat di firma. Indikator yang digunakan pada kuesioner KM solutions berasal dari Gold, Malhotra, dan Segars (2001), Ju dan Lee (2006), Chin-Loy dan Mujtaba (2007), Liao (2010), Becerra- Fernandez dan Sabherwal (2010), Chen dan Chang (2012), Wood (2005), serta Razi dan Karim (2010). Kuesioner ini diberikan kepada semua advokat lokal di Firma Hukum XYZ yang berjumlah 22 orang. Kuesioner KM technology berisi pernyataan yang berkaitan dengan tingkat perkembangan KM technology. Indikator yang digunakan pada kuesioner KM technology berasal dari Gottschalk (2002b). Kuesioner ini diberikan kepada salah seorang advokat yang menjabat sebagai senior associates. Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) teknik analisis data, yaitu analisis KM solutions dengan menggunakan metodologi identifikasi KM solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) dan KM technology dengan menggunakan model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk (2002b). Analisis KM solutions dilakukan dengan menggunakan hasil wawancara dan kuesioner KM solutions. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat diketahui KM processes yang tepat digunakan oleh Firma Hukum XYZ, serta mekanisme dan teknologi yang mendukung setiap KM processes yang tepat. Analisis KM technology dilakukan dengan menggunakan hasil wawancara dan kuesioner KM technology. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat diketahui tingkat perkembangan KM technology di Firma Hukum XYZ.

8 Pembahasan A. Implementasi KM di Firma Hukum XYZ Firma Hukum XYZ belum memiliki divisi yang bertanggungjawab secara khusus untuk mengelola pengetahuan sehingga tidak ada jabatan Chief Knowledge Officer (CKO) di Firma Hukum XYZ. Selain itu, Firma Hukum XYZ juga belum pernah membahas topik terkait KM. Walaupun demikian, Firma Hukum XYZ telah memiliki mekanisme dan teknologi yang dapat mendukung KM processes. Mekanisme yang telah dimiliki oleh Firma Hukum XYZ antara lain rapat antar advokat seminggu sekali, percakapan dengan klien atau advokat lain melalui telepon, program magang bagi pegawai baru, melakukan video conference, brainstorming di ruang rapat, memiliki panduan (best practices) berupa precedent dan lessons learned yang dapat diakses melalui document management systems (DM5), training internal 2 (dua) minggu sekali, training eksternal dengan sesama expert atau mahasiswa, pembuatan presentasi sebelum training eksternal, struktur organisasi yang bersifat hirarki tradisional; serta memiliki kebijakan dan standar pengetahuan mengenai UU, peraturan Pemerintah, dan business news. Teknologi yang telah dimiliki oleh Firma Hukum XYZ antara lain repositori informasi berupa document management systems (DM5), website resmi yang berisi informasi organisasi, web portals berupa Intranet, alat komunikasi berupa komputer untuk mengakses , smartphone untuk mempermudah advokat berkomunikasi, serta videoconferencing yang memungkinkan advokat untuk berkomunikasi dengan klien atau orang lain. B. Data Demografi Kuesioner KM technology diisi oleh seorang senior associate yang telah bekerja selama 8 tahun di Firma Hukum XYZ. Kuesioner KM solutions diberikan kepada 22 advokat lokal dengan rincian 4 (empat) partner, 5 (lima) senior associates, dan 13 associates. Setiap advokat lokal di Firma Hukum XYZ telah bekerja selama minimal 6 (enam) bulan sehingga dianggap telah mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan advokat, firma serta KM processes dan KM infrastructure yang sudah ada di Firma Hukum XYZ. Dari 22 advokat lokal, hanya 13 kuesioner KM solutions yang dikembalikan dimana 3 (tiga) responden menjabat sebagai senior associates dan 10 (sepuluh) responden menjabat sebagai associates. C. Analisis KM Solutions Analisis KM solutions dilakukan dengan menggunakan metodologi identifikasi KM solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010). Terdapat 7 (tujuh) tahap dalam metodologi identifikasi KM solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal.

9 1) Mengkaji Faktor Kontingensi Berdasarkan hasil analisis setiap faktor kontingensi, didapatkan kesimpulan bahwa Firma Hukum XYZ memiliki tingkat task uncertainty dan task interdependence yang tinggi, pengetahuan yang digunakan adalah pengetahuan eksplisit dan procedural, organisasi berukuran kecil, strategi bisnis bersifat differentiation, dan tingkat environmental uncertainty termasuk tinggi. Hasil analisis faktor kontingensi yang memengaruhi Firma Hukum XYZ ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Faktor Kontingensi Variabel Kontingensi Task Uncertainty Task Interdependence Pengetahuan Tacit atau Eksplisit Pengetahuan Procedural atau Declarative Ukuran Organisasi Strategi Bisnis Environmental Uncertainty Hasil Analisis Tinggi Tinggi Eksplisit Procedural Kecil Differentiation Tinggi 2) Mengidentifikasi KM Processes Berdasarkan Faktor Kontingensi Berdasarkan hasil analisis faktor kontingensi pada <tabel>, dapat dilakukan identifikasi KM processes yang tepat bagi organisasi. Identifikasi KM processes berdasarkan variabel kontingensi ditampilkan pada Tabel 2.

10 Tabel 2. Identifikasi KM Processes Berdasarkan Variabel Kontingensi Knowledge Management Process Faktor Kontingensi Variabel Konti-ngensi Combination Socialization (Knowledge Discovery) Socialization (Knowledge Sharing) Exchange Externalization Internalization Direction Routines Task Uncertainty Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Task Inter-dependence Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi/ Rendah Tinggi/ Rendah Pengetahuan Eksplisit (E) / Tacit (T) Pengetahuan Procedural (P) atau Declarative (D) Eksplisit E T T E T E T/E T/E Procedural P/D P/D P/D P/D P/D P/D P P Ukuran Organisasi Kecil Kecil/Besar Kecil Kecil Besar Kecil/Besar Kecil/Besar Kecil Besar Strategi Bisnis Low Cost (LC)/ Differentiation (D) Environmen-tal Uncertainty Differen-tiation D D LC/D LC/D LC/D LC/D LC LC Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi

11 3) Memprioritaskan KM Processes yang Diperlukan Untuk mengidentifikasi KM processes yang diperlukan, dilakukan dengan cara memberi nilai 1 untuk KM processes yang sesuai dengan variabel kontingensi, 0 untuk KM processes yang tidak sesuai dengan variabel kontingensi, dan 0,5 untuk KM processes yang sesuai terhadap semua kemungkinan variabel kontingensi. Dengan demikian dapat ditentukan prioritas terhadap KM processes menurut variabel kontingensi. Selain itu, pada tahap ini juga ditentukan nilai maksimal untuk masing-masing KM processes dengan cara memberi nilai 1 untuk KM processes yang hanya memiliki 1 (satu) kemungkinan jawaban dan nilai 0,5 untuk KM processes yang memiliki 2 (dua) kemungkinan jawaban. Nilai maksimal untuk masing-masing KM processes antara lain 5,5 untuk externalization dan internalization, 6,0 untuk combination, socialization (knowledge sharing), exchange, direction, dan routines, serta 6,5 untuk socialization (knowledge discovery). Perbandingan antara nilai KM processes dengan nilai maksimal KM processes juga dinyatakan dalam bentuk persentase. Identifikasi KM processes yang diprioritaskan ditampilkan pada Tabel 3.

12 Tabel 3. Identifikasi KM Processes yang Diprioritaskan Faktor Kontingensi Variabel Kontingensi Combination Socialization (Knowledge Discovery) Socialization (Knowledge Sharing) Knowledge Management Process Exchange Externalization Internalization Direction Routines Task Uncertainty Tinggi Task Interdependence Pengetahuan Eksplisit (E) / Tacit (T) Pengetahuan Procedural (P) / Declarative (D) Tinggi ,5 0,5 Eksplisit ,5 0,5 Procedural 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 Ukuran Organisasi Kecil 0, ,5 0,5 1 0 Strategi Bisnis Low Cost (LC) / Differentiation (D) Differentiation 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0 0 Environmetal Uncertainty Tinggi Total 5,0 5,5 4,0 3,0 1,5 2,5 5,0 3,0 Nilai Maksimum 6,0 6,5 6,0 6,0 5,5 5,5 6,0 6,0 Persentase 83,33% 84,62% 66,67% 50,00% 27,27% 45,45% 83,33% 50,00%

13 Tabel 3. Identifikasi KM Processes yang Diprioritaskan Faktor Kontingensi Variabel Kontingensi Combination Socialization (Knowledge Discovery) Socialization (Knowledge Sharing) Knowledge Management Process Exchange Externalization Internalization Direction Routines Task Uncertainty Tinggi Task Interdependence Pengetahuan Eksplisit (E) / Tacit (T) Pengetahuan Procedural (P) / Declarative (D) Tinggi ,5 0,5 Eksplisit ,5 0,5 Procedural 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 Ukuran Organisasi Kecil 0, ,5 0,5 1 0 Strategi Bisnis Low Cost (LC) / Differentiation (D) Differentiation 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0 0 Environmetal Uncertainty Tinggi Total 5,0 5,5 4,0 3,0 1,5 2,5 5,0 3,0 Nilai Maksimum 6,0 6,5 6,0 6,0 5,5 5,5 6,0 6,0 Persentase 83,33% 84,62% 66,67% 50,00% 27,27% 45,45% 83,33% 50,00%

14 Berdasarkan Tabel 3, dibuat pembagian prioritas KM processes menjadi 3 (tiga) tingkat, yaitu prioritas dengan skala rendah berada pada rentang 0% - 50%, prioritas dengan skala sedang berada pada rentang 50,01% - 70%, dan prioritas dengan skala tinggi berada pada rentang 70,01% - 100%. Berdasarkan pembagian prioritas tersebut, proses yang berada pada prioritas rendah antara lain externalization, internalization, exchange, dan routines. Proses yang berada pada prioritas sedang antara lain socialization untuk knowledge sharing. Proses yang berada pada prioritas tinggi antara lain combination, direction, dan socialization untuk knowledge discovery. Prioritas KM processes menurut variabel kontingensi ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Prioritas KM Processes Menurut Variabel Kontingensi KM Processes Persentase Prioritas Socialization (Knowledge Discovery) 84,62% Tinggi Combination 83,33% Tinggi Direction 83,33% Tinggi Socialization (Knowledge Sharing) 66,67% Sedang Exchange 50,00% Rendah Routines 50,00% Rendah Externalization 27,27% Rendah Internalization 27,27% Rendah 4) Mengidentifikasi KM Processes yang Sudah Ada Berdasarkan hasil analisis setiap KM processes, didapatkan kesimpulan bahwa KM processes yang saat ini terdapat di Firma Hukum XYZ sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dari nilai mean semua KM processes yang berada di atas nilai 3,00 (pilihan netral). Pada tahap ini juga dilakukan prioritas untuk setiap KM processes. Prioritas dilakukan dengan menggunakan persentase perbandingan mean setiap KM processes dengan mean maksimal. Rekapitulasi variabel KM processes yang sudah ada di Firma Hukum XYZ ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi Variabel KM Processes yang Sudah Ada KM Processes Mean Mean Persentase (Mean/Mean Maksimal x Maksimal 100%) Combination 3,50 5,00 70,00% Socialization (Knowledge Discovery) 3,58 5,00 71,54% Externalization 3,64 5,00 72,82% Internalization 3,77 5,00 75,38% Exchange 3,73 5,00 74,62% Socialization (Knowledge Sharing) 3,54 5,00 70,77% Direction 4,00 5,00 80,00% Routines 3,83 5,00 76,54%

15 Berdasarkan Tabel 5, dibuat pembagian prioritas menjadi 2 (dua) tingkat, yaitu prioritas dengan skala rendah berada pada rentang 0% - 75% dan prioritas dengan skala tinggi berada pada rentang 75,01% Berdasarkan pembagian prioritas tersebut, proses yang berada pada prioritas rendah antara lain combination, socialization untuk knowledge discovery, externalization, exchange, dan socialization untuk knowledge sharing. Proses yang berada pada prioritas tinggi antara lain internalization, direction, dan routines. Prioritas KM processes yang sudah ada di Firma Hukum XYZ ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Prioritas KM Processes yang Sudah Ada KM Processes Persentase Prioritas Direction 80,00% Tinggi Routines 76,54% Tinggi Internalization 75,38% Tinggi Exchange 74,62% Rendah Externalization 72,82% Rendah Socialization (Knowledge Discovery) 71,54% Rendah Socialization (Knowledge Sharing) 70,77% Rendah Combination 70,00% Rendah 5) Mengidentifikasi KM Processes yang Menjadi Prioritas Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 6, dibuat pemeringkatan untuk menganalisis KM processes yang menjadi prioritas utama untuk diimplementasikan di Firma Hukum XYZ. Pemeringkatan dilakukan berdasarkan 3 (tiga) prioritas KM processes menurut hasil analisis faktor kontingensi dan 2 (dua) prioritas KM processes yang sudah ada di Firma Hukum XYZ. Pemeringkatan yang dilakukan lebih mempertimbangkan prioritas KM processes menurut hasil analisis faktor kontingensi. Pemeringkatan KM processes yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Pemeringkatan Prioritas KM Processes Prioritas KMP Menurut Faktor Kontigensi Prioritas KMP yang Sudah Ada Pemeringkatan Tinggi Tinggi 1 Tinggi Rendah 2 Sedang Tinggi 3 Sedang Rendah 4 Rendah Tinggi 5 Rendah Tinggi 6 Berdasarkan Tabel 7, dapat dilakukan pemeringkatan untuk KM processes yang menjadi prioritas utama di Firma Hukum XYZ. Pemeringkatan KM processes yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan di Firma Hukum XYZ ditampilkan pada Tabel 8.

16 Tabel 8. Pemeringkatan KM Processes yang Menjadi Prioritas Knowledge Management Menurut Faktor Sudah Ada di Firma Process Kontigensi Hukum XYZ Pemeringkatan Direction Tinggi Tinggi 1 Socialization (Knowledge Discovery) Tinggi Rendah 2 Combination Tinggi Rendah 2 Socialization (Knowledge Sharing) Sedang Rendah 4 Routines Rendah Tinggi 5 Internalization Rendah Tinggi 5 Exchange Rendah Rendah 6 Externalization Rendah Rendah 6 Berdasarkan Tabel 8, KM processes yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan di Firma Hukum XYZ adalah KM processes yang mendapat peringkat 1 (satu) hingga 4 (empat). Oleh karena itu, KM processes yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan di Firma Hukum XYZ adalah KM processes yang mendapat peringkat 1 (satu) hingga 4 (empat), yaitu direction, socialization (knowledge discovery), combination, dan socialization (knowledge sharing) 6) Mengkaji KM Infrastructure Berdasarkan hasil analisis setiap KM infrastructure, didapatkan kesimpulan bahwa KM infrastructure yang saat ini terdapat di Firma Hukum XYZ sudah mendukung KM. Hal ini ditunjukkan dari nilai mean semua KM infrastructure yang berada di atas nilai 3,00 (pilihan netral). Rekapitulasi KM infrastructure di Firma Hukum XYZ ditampilkan pada Tabel 9. Tabel 9. Rekapitulasi KM Infrastructure KM Infrastructure Mean Budaya Organisasi 3,60 Struktur Organisasi 3,13 Infrastruktur Teknologi Informasi 3,85 Common Knowledge 3,51 Physical Environment 3,86 Berdasarkan Tabel 9, hampir semua variabel berada jauh di atas 3,00 (pilihan netral). Hanya 1 (satu) variabel yang tidak terlalu berada jauh di atas 3,00 yaitu variabel struktur organisasi. Hal ini disebabkan oleh belum adanya sistem penghargaan bagi advokat yang melakukan kegiatan knowledge sharing dan belum ada jabatan manajer yang mengelola pengetahuan (Chief Knowledge Officer) di Firma Hukum XYZ.

17 7) Mengembangkan KM Systems Beserta Mekanisme dan Teknologi yang Diperlukan Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Fasilitas, Firma Hukum XYZ memiliki beberapa mekanisme dan teknologi yang dapat mendukung KM. Mekanisme dan teknologi tersebut diklasifikasikan berdasarkan masing-masing KM processes. Dalam mengidentifikasikan mekanisme dan teknologi yang mendukung masing-masing KM processes digunakan informasi dari Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010). Mekanisme yang diperlukan oleh Firma Hukum XYZ untuk mendukung KM ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Mekanisme yang diperlukan oleh Firma Hukum XYZ KM Processes Combination Socialization (Knowledge Discovery) Externalization Internalization Exchange Socialization (Knowledge Sharing) Direction Routines Mekanisme yang Sudah Ada Rapat, percakapan telepon Magang, conference, brainstorming Panduan (best practices) berupa precedent, lessons learned Learning by doing, training, face-to-face meetings Memo, surat, presentasi Magang, conference, brainstorming Struktur hirarki tradisional Kebijakan organisasi, standar pengetahuan Mekanisme Tambahan Penyelesaian masalah secara kolaboratif, pengambilan keputusan bersama Proyek insiasi untuk intern Proyek insiasi untuk intern, diskusi kelompok melalui chat groups - Mekanisme yang Diperlukan Rapat, percakapan telepon, penyelesaian masalah secara kolaboratif, pengambilan keputusan bersama Magang, conferencing, brainstorming proyek insiasi untuk intern Magang, conferencing, brainstorming, proyek insiasi untuk intern, diskusi kelompok melalui chat groups Struktur hirarki tradisional Teknologi yang sudah dimiliki oleh Firma Hukum XYZ untuk mendukung KM ditampilkan pada Tabel 11. Tabel 11. Teknologi yang Diperlukan Firma Hukum XYZ KM Processes Combination Socialization (Knowledge Discovery) Teknologi yang Sudah Ada Basisdata, repositori informasi, website resmi, web portals, best practices, lessons learned Videoconferencing, e- mail Teknologi Tambahan - Teknologi yang mendukung community of Teknologi yang Diperlukan Basisdata, repositori informasi, website resmi, web portals, best practices, lessons learned Videoconferencing, e- mail, teknologi yang

18 Externalization Internalization Exchange Socialization (Knowledge Sharing) Best practices databases, lessons learned databases Alat komunikasi berbasis komputer Basisdata, repositori informasi, best practices databases, lessons learned databases Videoconferencing, e- mail Direction - Routines - practice (diskusi kelompok secara online) Teknologi yang mendukung community of practice (diskusi kelompok secara online) Case-based reasoning systems, sistem yang memungkinkan advokat untuk mendapatkan pengetahuan dari expert dan berbagi pengetahuan dengan advokat lain mendukung community of practice (diskusi kelompok secara online) Videoconferencing, e- mail, teknologi yang mendukung community of practice (diskusi kelompok secara online) Case-based reasoning systems, sistem yang memungkinkan advokat untuk mendapatkan pengetahuan dari expert dan berbagi pengetahuan dengan advokat lain D. Analisis Tingkat Perkembangan KM Technology Analisis tingkat perkembangan KM technology dilakukan dengan menggunakan model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk (2002b) melalui kuesioner KM technology. Berdasarkan nilai mean penggunaan teknologi informasi oleh advokat pada Tabel 12, Firma Hukum XYZ mendapat nilai mean paling besar pada tingkat who-knowswhat yaitu sebesar 5,6. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi informasi yang paling sering digunakan adalah teknologi informasi yang berada pada tingkat dua. Tabel 12. Penggunaan Teknologi Informasi pada Firma Hukum XYZ Teknologi Informasi Mean End-User-Tool Systems 5,4 Who-Knows-What Systems 5,6 What-They-Know Systems 5,4 How-They-Think Systems 1,0 Selain itu berdasarkan 32 variabel pembanding tingkat KM technology, Firma Hukum XYZ mendapat nilai mean sebesar 2,59. Hal ini juga menunjukkan bahwa Firma Hukum XYZ berada pada tingkat dua.

19 Tabel 13. Variabel Pembanding Tingkat KM Technology Indikator Mean 32 Variabel Pembanding 2,59 Deskripsi Setiap Tingkatan 1,00 Hasil ini konsisten dengan hasil penggunaan teknologi informasi oleh advokat. Namun pada indikator deskripsi setiap tingkatan, responden merasa bahwa Firma Hukum XYZ berada pada tingkat satu. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil rekapitulasi indikator 32 variabel pembanding. Hal ini menunjukkan responden tidak menyadari bahwa teknologi informasi yang digunakan oleh Firma Hukum XYZ sudah berada pada tingkat dua. Berdasarkan hasil penggunaan teknologi informasi oleh advokat dan hasil rekapitulasi indikator 32 variabel pembanding, maka tingkat perkembangan KM technology di Firma Hukum XYZ berada pada tingkat dua, yaitu tingkat who-knows-what systems. E. Keterkaitan Data Demografi Responden dengan Hasil Analisis Data demografi yang digunakan pada penelitian ini antara lain jabatan dan lama bekerja. Keterkaitan antara jabatan dengan hasil analisis adalah bahwa hasil analisis dari penelitian ini belum mendapat pandangan dari top management (partner). Namun, keterkaitan antara lama bekerja dan hasil analisis sudah cukup merata sebab responden penelitian ini berasal dari advokat yang baru bekerja selama 6 (enam) bulan hingga advokat yang paling lama bekerja yaitu selama 8 (delapan) tahun. F. Implikasi Penelitian ini memberikan beberapa implikasi, Berdasarkan subjeknya, implikasi penelitian terbagi menjadi implikasi terhadap Firma Hukum XYZ sebagai objek penelitian dan implikasi untuk penelitian selanjutnya. 1) Implikasi Penelitian terhadap Firma Hukum XYZ Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KM processes yang sebaiknya menjadi prioritas utama di Firma Hukum XYZ adalah direction, socialization (knowledge discovery), combination, dan socialization (knowledge sharing). Selain itu, Firma Hukum XYZ juga perlu melakukan perubahan terhadap struktur organisasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat divisi baru yang bertugas untuk mengelola pengetahuan di firma atau menggabungkan divisi baru tersebut dengan divisi library. Divisi ini akan dikepalai oleh Chief Knowledge Officer (CKO) yang bertanggungjawab mengelola pengetahuan yang ada di Firma Hukum XYZ. Hal lain yang perlu dilakukan oleh Firma Hukum XYZ adalah mengatur mekanisme penghargaan untuk advokat yang melakukan knowledge sharing.

20 2) Implikasi Penelitian terhadap Penelitian Selanjutnya Gottschalk menggunakan model tingkat perkembangan KM technology untuk mengetahui tingkat perkembangan KM technology dari beberapa firma hukum di 1 (satu) negara. Namun dalam penelitian ini, model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk hanya digunakan untuk 1 (satu) firma hukum saja. Hal ini dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian selanjutnya dimana dapat membandingkan hasil yang diperoleh dari model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk pada 1 (satu) firma hukum di negara A dengan hasil yang diperoleh dari model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk terhadap beberapa firma hukum di negara A. Perbandingan ini untuk melihat apakah keadaan 1 (satu) firma hukum tersebut sudah lebih baik dari firma hukum secara keseluruhan. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain: KM solutions menjadi prioritas utama bagi Firma Hukum XYZ antara lain: o Direction Mekanisme: Struktur hirarki tradisional Teknologi: Case-based reasoning systems, sistem yang memungkinksn advokat memperoleh dan berbagi pengetahuan dengan expert dan advokat lain o Socialization (Knowledge Discovery) Mekanisme: Magang, conference, brainstorming, proyek inisiasi untuk intern Teknologi: Videoconferencing, , teknologi yang mendukung community of practice o Combination Mekanisme: Rapat, percakapan telepon, penyesuaian masalah secara kolaboratif, pengambilan keputusan bersama Teknologi: Basisdata, repositori informasi, website resmi, web portals, best practice databases, dan lessons learned databases o Socialization (Knowledge Sharing) Mekanisme: Magang, conference, brainstorming, proyek inisiasi untuk intern, diskusi kelompok melalui chat groups Teknologi: Videoconferencing, , teknologi yang mendukung community of practice

21 Tingkat perkembangan KM technology di Firma Hukum XYZ berada pada tingkat dua, yaitu tingkat who-knows-what pada model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk. Teknologi informasi pada tingkat dua membantu advokat untuk menemukan pengetahuan yang dibutuhkannya. Daftar Referensi [1] Becerra-Fernandez, I., Sabherwal, R. (2010). Knowledge Management: Systems and Processes. New York: M.E. Sharpe. Inc. [2] Buckler, G. (2004). Knowledge Management Crucial Tool for Law Firms. The Globe and Mail. [3] Chen, S., Chang, B. (2012). The Effects of Knowledge Characteristics and Absorptive Capacity on the Performance of Knowledge Transfer for SMEs: The Moderation Views of Organizational Structure. The Journal of Human Resource and Adult Learning, Vol. 8, No. 1. [4] Chin-Loy, C., & Mujtaba, B. G. (2007). The Influence of Organizational Culture on The Success of Knowledge Management Practices with North American Companies. International Business & Economics Research Journal, Vol. 6, No. 3. [5] Gold, A. H., Malhotra, A., & Segars, A. H. (2001). Knowledge Management: An Organizational Capabilities Perspective. Journal of Management Information System. 18(1), [6] Gottschalk, P. (2000). Knowledge Management in the Professions: The Case of IT Support in Law Firms. Proceedings of the 33rd Hawaii International Conference on System Sciences. IEEE. [7] Gottschalk, P. (2002a). A Stages of Growth Model for Knowledge Management Technology in Law Firms. The Journal of Information, Law, and Technology. [8] Gottschalk, P. (2002b). Empirical Validation Procedure for the Knowledge Management Technology Stage Model. Informing Science, Vol. 5, No. 4. [9] Petter Gottschalk, Jan Terje Karlsen, (2009) "Knowledge management in law firm business", Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 16 Iss: 3, pp [10] Ju, T. L., Li, C., & Lee, T. (2006). A Contingency Model for Knowledge Management Capability and Innovation. Industrial Management & Data Systems, Vol. 106, No. 6, [11] Kabene, S.M., King, P., Skaini, N. (2006). Knowledge Management in Law Firms. Journal of Information, Law and Technology. [12] Karadsheh, L., et al. (2009). A Theoretical Framework for Knowledge Management Process: Towards Improving Knowledge Performance. [13] Liao et al. (2010). How Knowledge Management Mediates the Relationship Between Environment and Organizational Structure. Journal of Business Research, 64(2011), [14] Plessis, T., Toit, A.S.A. (2006). Knowledge Management and Legal Practice. International Journal of Information Management, 26, pp [15] Razi, M.J.M., Karim, N.S.A. (2010). Assessing Knowledge Management Readiness in Organizations. IEEE. [16] Wood, C. (2005). An Empirical Examination of Factors Influencing Work-Unit Knowledge Management Effectiveness in Organizations. United States: ProQuest Information and Learning Company.

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM

Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 1, Desember 2016, 9-20 E-ISSN: 2548-3587 9 Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM Arfan Sansprayada

Lebih terperinci

Analisis Peran Knowledge Management Infrastructures dalam Mendukung Knowledge Management Processes Organisasi: Studi Kasus PT XL Axiata Tbk

Analisis Peran Knowledge Management Infrastructures dalam Mendukung Knowledge Management Processes Organisasi: Studi Kasus PT XL Axiata Tbk Analisis Peran Knowledge Management Infrastructures dalam Mendukung Knowledge Management Processes Organisasi: Studi Kasus PT XL Axiata Tbk Ida Ayu Kadek Trisnanty dan Putu Wuri Handayani Information System,

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERFORMA ORGANISASI STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

ANALISA DAMPAK KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERFORMA ORGANISASI STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 ANALISA DAMPAK KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERFORMA ORGANISASI STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Rida Indah Fariani Jurusan

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

Analisis Proses Pengelolaan Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Contingency View dengan Studi Kasus Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Analisis Proses Pengelolaan Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Contingency View dengan Studi Kasus Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Analisis Proses Pengelolaan Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Contingency View dengan Studi Kasus Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Ananda Cikal Asadera dan Putu Wuri Handayani Information System, Faculty

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya)

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) Devita Noviyanti, Bambang Syairudin Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management

Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Pengukuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Knowledge Management Tri Joko Wibowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Serang Raya, Taman, Drangong,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI 74 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI ABSTRAK Berbudi Bowo Laksono 1, Noor Akhmad Setiawan, Surjono Jurusan Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KARYA AKHIR WULAN ASRI MEIDYASARI

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KARYA AKHIR WULAN ASRI MEIDYASARI UNIVERSITAS INDONESIA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KARYA AKHIR WULAN ASRI MEIDYASARI 1106122234 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi

Lebih terperinci

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA 38 khazanah informatika Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA Agustinus Suradi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

Analisis Knowledge Sharing pada Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK GI MDP

Analisis Knowledge Sharing pada Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK GI MDP 296 ISSN: 2354-5771 Analisis Knowledge Sharing pada Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK GI MDP Triana Elizabeth Teknik Informatikan STMIK GI MDP Palembang E-mail: trianaelizabeth@mdp.ac.id

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR SUPRIANTO 1206194966 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh TEUKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Materi II Overview Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Why Study Information Systems? Teknologi Informasi dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Strategi dan Pengukuran Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami lebih jelas mengenai strategi knowledge management. Memahami lebih detail dari mulai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR JUDUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TUGAS AKHIR... iv LEMBAR PERNYATAAN... v ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Balanced Scorecard, Corporate Performance.

ABSTRACT. Keywords : Balanced Scorecard, Corporate Performance. ABSTRACT PT. Pindad as company owned by Indonesian goverment made a response on development of company performance measures paradigm. It began with company re-structure policy in 1999, management and principals

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 KOMPUTERISASI AKUNTANSI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 KOMPUTERISASI AKUNTANSI GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 KOMPUTERISASI AKUNTANSI Mata Kuliah : Konsep E-Business Kode Mata Kuliah/SKS : 410103100 / 3 SKS Mata Kuliah Prasyarat : - Diskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar)

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) TESIS FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) I PUTU AGUS MAHENDRA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Keberadaan manusia sebagai SDM dalam suatu perusahaan atau organisasi sangatlah penting. SDM merupakan salah satu asset yang terbesar untuk menunjang keberlangsungan

Lebih terperinci

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E Monica Dea Puspita BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, DKI JAKARTA, INDONESIA Devia Marina BINUS UNIVERSITY,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya

Lebih terperinci

Evaluasi Implementasi Binus Online pada Proses Pembelajaran Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi

Evaluasi Implementasi Binus Online pada Proses Pembelajaran Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi Evaluasi Implementasi Binus Online pada Proses Pembelajaran Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi G. G. Faniru Pakuning Desak 1, Nyoman Ayu Gita Gayatri 2 1 PJJ Sistem Informasi, BINUS University,

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

DIRECT & DATABASE MARKETING

DIRECT & DATABASE MARKETING NEW DIRECT & DATABASE MARKETING Menjawab Masalah Apa Pada era pemasaran yang semakin kompetitif, tidak ada yang lebih penting selain memahami pelanggan dan bagaimana pelanggan berinteraksi dengan produk

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Salman Alfarisi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Email

Lebih terperinci

SI, Organisasi, Manajemen

SI, Organisasi, Manajemen APK D3/IT/MIS/E1/0806 Manajemen Sistem Informasi SI, Organisasi, Manajemen Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Pokok Bahasan Sistem Informasi Pengertian SI, Tujuan dan Manfaat SI

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA Muhammad Ainur Rony Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth. ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN Ni Made Marlita Puji Astuti 1 Ida Bagus Dharmadiaksa 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA

KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA Suparto Darudiato; Lince Suryadi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD. KARYA AKHIR!

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD. KARYA AKHIR! !!!!! UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD.! KARYA AKHIR! ANGGAR RISKINANTO 1106144405 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pengetahuan adalah istilah manajemen yang terbaru dan ditujukan untuk melakukan pengembangan proses kerja dan penciptaan nilai bagi operasi perusahaan secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS

PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS Yeni Anistyasari 1) 1) Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata Jember e-mail: anistyasari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi pada zaman sekarang telah menjadi hal mutlak bagi siapapun. Teknologi informasi menghadirkan pilihan bagi setiap orang untuk dapat terhubung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) PADA PUSAT KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI KARYA AKHIR INTAN KARTIKASARI

UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) PADA PUSAT KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI KARYA AKHIR INTAN KARTIKASARI UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) PADA PUSAT KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI KARYA AKHIR INTAN KARTIKASARI 1106121824 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE Management Information Systems, 9 th edition, By Raymond McLeod, Jr. and George P. Schell 2004, Prentice Hall, Inc. 1 Learning Objectives: Dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM Arief Purnomo¹, Wiyono.², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Untuk menghadapi

Lebih terperinci

INDUSTRIAL ENGINEERING

INDUSTRIAL ENGINEERING INDUSTRIAL ENGINEERING ENGINEERING The application of scientific and mathematical principles to practical ends such as the design, manufacture, and operation of efficient and economical structures, machines,

Lebih terperinci

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi

Lebih terperinci

DESAIN WEBSITE E-COMMERCE PADA UMKM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BENCHMARKING (Studi Kasus: E-Commerce Fashion)

DESAIN WEBSITE E-COMMERCE PADA UMKM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BENCHMARKING (Studi Kasus: E-Commerce Fashion) DESAIN WEBSITE E-COMMERCE PADA UMKM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BENCHMARKING (Studi Kasus: E-Commerce Fashion) Skripsi SHEILA AMALIA SALMA I0312052 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MINGGU #1 SIM - MIS. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini

MINGGU #1 SIM - MIS. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini MINGGU #1 SIM - MIS Pokok Bahasan: Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa menguasai konsep SI dan mengidentifikasi penerapan SI dalam kegiatan bisnis saat

Lebih terperinci

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen Framework 1 : Linked System Sistem Informasi Manajemen 1 Framework 2 : Nested Sytem Manajemen Sistem Informasi Framework 3 : Internal System Manajemen Sistem Informasi Organisasi 2 Getting the right information

Lebih terperinci

5.2 HIPOTESA PENELITIAN

5.2 HIPOTESA PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN 5.1 PENDAHULUAN Pembahasan meliputi hipotesa penelitian berdasarkan literatur, hasil temuan berdasarkan analisa data, pembahasan, tindakan pencegahan dan koreksi hasil temuan dan kesimpulan.

Lebih terperinci

Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development

Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development Pertemuan VI - 18 Maret 2009 Kelompok 317: Asa Ramdhani [1205007023] Siti Fuaida Fithri [1205000843] Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development Penulis: Rajiv

Lebih terperinci

Perancangan Model Kapabilitas Optimasi Sumber Daya TI Berdasarkan COBIT 5 Process Capability Model

Perancangan Model Kapabilitas Optimasi Sumber Daya TI Berdasarkan COBIT 5 Process Capability Model Perancangan Model Kapabilitas Optimasi Sumber Daya TI Berdasarkan COBIT 5 Process Capability Model Heru Nugroho Abstrak Optimasi sumber daya TI merupakan salah satu bagian dari tatakelola TI suatu organisasi.

Lebih terperinci

Tips untuk Mengembangkan strategi IS / IT. Tujuan dari Pengembangan Strategi IS / IT. Masalah Perencanaan IS. Hendri Sopryadi,M.T.

Tips untuk Mengembangkan strategi IS / IT. Tujuan dari Pengembangan Strategi IS / IT. Masalah Perencanaan IS. Hendri Sopryadi,M.T. Tujuan Sesi ini Mengembangkan Strategi IS / IT Memahami proses pengembangan IS / IT Perencanaan Strategis Memahami komponen IS Perencanaan / TI Strategis Memahami cara mengevaluasi IS / IT Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) CDG3F4 TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGETAHUAN Disusun oleh: Tim Dosen Teknologi Manajemen Pengetahuan PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 20 juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 20 juli 2013 PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT CAPABILITY MATURITY MODEL DENGAN CAPABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT PERFORMANCE EVALUATION FRAMEWORK YANG SELARAS DENGAN BALANCED SCORECARD Dewi Lusiana 1, *), Bambang Syairudin

Lebih terperinci

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU LD/SEM II-04/05 1 QUALITY FRAMEWORK Sistem Evaluasi Diri Sasaran dan Visi Organisasi Analisa Pengukuran Kinerja Umpan Balik Misi Benchmarking Faktor Kritis untuk Sukses ISO

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya

Lebih terperinci

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada manajemen pelayanan teknologi informasi sehingga suatu

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Knowledge management system (KM system) adalah sebuah sistem (umumnya berbasis IT) untuk mengatur knowledge (pengetahuan) dalam organisasi, mendukung penciptaan, serta

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214 Becoming 1 Becoming A. Transformasi Pengembangan Organisasi B. Dimensi Pokok Pertumbuhan Sistem SDM C. Optima Integrated HR Development Program D. Knowledge Management E. Manfaat dan Kendala Implementasi

Lebih terperinci

Developing an Enterprise Architecture Management Plan

Developing an Enterprise Architecture Management Plan Developing an Enterprise Architecture Management Plan Learning Objectives LOGO Memahami tujuan dari rencana pengelolaan EA Melihat format contoh untuk rencana pengelolaan EA Memahami jenis konten yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS RSUD PASAR REBO JAKARTA KARYA AKHIR THERESIA PUSPA WIJAYANTI

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS RSUD PASAR REBO JAKARTA KARYA AKHIR THERESIA PUSPA WIJAYANTI UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS RSUD PASAR REBO JAKARTA KARYA AKHIR THERESIA PUSPA WIJAYANTI 1206338485 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Developing an IS/IT Strategy: Establishing Effective Process

Developing an IS/IT Strategy: Establishing Effective Process Developing an IS/IT Strategy: Establishing Effective Process Strategic Information Systems Planning John Ward, 2003 Dikompilasi: Arrianto Mukti Wibowo amwibowo@cs.ui.ac.id, amwibowo@makarauiconsulting.com

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

ABSTRACT. THE ROLE OF MANAGEMENT CONTROL IN SUPPORTING PERFORMANCE MANAGER PROFIT CENTER (case study PT. Future Investama)

ABSTRACT. THE ROLE OF MANAGEMENT CONTROL IN SUPPORTING PERFORMANCE MANAGER PROFIT CENTER (case study PT. Future Investama) ABSTRACT THE ROLE OF MANAGEMENT CONTROL IN SUPPORTING PERFORMANCE MANAGER PROFIT CENTER (case study PT. Future Investama) An organization comprises a group of people working together to achieve certain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh sebuah organisasi semakin berat. Salah satu hal yang menyebabkan beratnya tantangan tersebut adalah tingginya kompetisi global.

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK

Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK EKSPLORA INFORMATIKA 61 Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK Berbudi Bowo Laksono 1, Noor Akhmad Setiawan, Surjono Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI N. Tri Suswanto Saptadi PENGERTIAN Tata Kelola IT diartikan sebagai bagian terintegrasi dari pengelolaan perusahaan. Cakupan meliputi kepemimpinan, serta proses yang mengarahkan

Lebih terperinci

Chapter. Information Systems, Organizations, and Strategy by Prentice Hall

Chapter. Information Systems, Organizations, and Strategy by Prentice Hall Chapter 3 Information Systems, Organizations, and Strategy 3.1 2007 by Prentice Hall Management Information Systems Chapter 3 Information Systems, Organizations, and Strategy LEARNING OBJECTIVES Mengidentifikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT (KNOWLEDGE MANAGEMENT READINESS) DI DEPARTEMEN MICROSOFT OPERATION PT ASTRA GRAPHIA INFORMATION TECHNOLOGY KARYA AKHIR

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KONTRAK PERKULIAHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Pengajar : 1. Dr. Noorlaily Soewarno, SE, MBA, Ak., CMA 2. Prof. Dr. Muslich Anshori, SE., MSc., Ak. 3. Dr. Rer. Pol. Debby R. Daniel, SE, Ak., CMA 4. Alfa

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SMA Negeri 11 Palembang

Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SMA Negeri 11 Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 439 Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SMA Negeri 11 Palembang M. Rico Ratu Adil* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika

Lebih terperinci

Information Technology as a Competitive Advantage

Information Technology as a Competitive Advantage 2 hapter Information Technology as a Competitive Advantage How can a business use IT to compete? Competitive strategies and forces McGraw-Hill/Irwin Copyright 2007 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All

Lebih terperinci

Dari e-learning Menuju e-knowledge

Dari e-learning Menuju e-knowledge Dari e-learning Menuju e-knowledge Atik Dwi Utami Magister Chief Information Officer Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Ditjen. Perbendaharaan Departemen Keuangan RI atik_dwi@students.itb.ac.id,

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions. (Buku O Brien)

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions. (Buku O Brien) TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions (Buku O Brien) Oleh : Vharessa Aknesia KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD DESIGN OF PERFORMANCE MEASURMENT DIVISION OF HUMAN RESOURCE SCORECARD AT XYZ COMPANY BY USING

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi pada Jabatan Kepala Unit di Departemen Sales PT. X Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model kompetensi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi

BAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Implementasi

Lebih terperinci