UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD. KARYA AKHIR!

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD. KARYA AKHIR!"

Transkripsi

1 !!!!! UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD.! KARYA AKHIR! ANGGAR RISKINANTO FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013

2 UNIVERSITAS INDONESIA! PERANCANGAN MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA HELPDESK SUPPORT VP-ASP DI ROCKSALT PTY. LTD.! KARYA AKHIR Diajukan sebagai suatu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi! ANGGAR RISKINANTO FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Karya Akhir ini adalah hasil karya akhir saya sendiri, Dan sumber baik yang dikutip maupun dirujuk Telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Anggar Riskinanto NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 17 Juli 2013 ii

4 HALAMAN PENGESAHAN Karya Akhir ini diajukan oleh: Nama : Anggar Riskinanto NPM : Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul Karya Akhir : Perancangan Model Knowledge Management System pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,. DEWAN PENGUJI Pembimbing : Dr. Indra Budi ( ) Penguji : Dr. Achmad Nizar Hidayanto ( ) Penguji : Yova Ruldeviyani, M.Kom. ( ) Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : iii

5 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT dan berkat rahmat-nya penulis berhasil menyelesaikan Karya Akhir yang berjudul Perancangan Model Knowledge Management System pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. tepat pada waktu yang direncanakan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Akhir ini. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Indra Budi, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama mengerjakan karya akhir ini. 2. Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto, selaku dosen dan Ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi. 3. Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto dan Ibu Yova Ruldeviyani M.Kom. selaku penguji yang juga memberikan arahan untuk kesempurnaan Karya Akhir ini. 4. Rekan rekan Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. yang telah membantu di tempat studi kasus karya akhir ini. 5. Orang Tua dan adik-adik yang telah mendukung penulis di berbagai aspek agar hasil penulisan karya akhir ini baik dan berguna. 6. Teman-teman MTI UI angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian Karya Akhir ini. Akhir kata semoga Karya Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Jakarta, Juli 2013 Penulis iv

6 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademika, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Anggar Riskinanto NPM : Program Studi : Magister Teknologi Informasi Fakultas : Ilmu Komputer Jenis Karya : Karya Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Nonexclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Perancangan Model Knowledge Management System pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. 17 Juli 2013 : Jakarta Dibuat di Pada tanggal : Yang menyatakan (Anggar Riskinanto) v

7 ABSTRAK Nama Program Studi Judul Karya Akhir : Anggar Riskinanto : Magister Teknologi Informasi : Perancangan Model Knowledge Management System pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. Pengetahuan dewasa ini menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki bagi suatu perusahaan. Adanya sebuah pemerataan pengetahuan di antara pegawai akhirnya akan meningkatkan kemampuan kompetitif bagi perusahaan, dimana manfaat awal yang didapat akan dialami oleh pegawai itu sendiri. Pengelolaan pengetahuan yang buruk dalam perusahaan akan mengakibatkan terhambatnya proses pemerataan kompetensi pegawai. Hal ini terjadi antara lain, karena terbawanya pengetahuan unik oleh pegawai yang telah pensiun, terbatasnya lingkungan kerja yang ada, hingga budaya kerja yang tidak mendukung pembagian pengetahuan. Atas permasalahan ini maka diperlukan suatu solusi untuk menampung semua pengetahuan pribadi yang ada pada pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model yang sesuai untuk sebuah sistem manajemen pengetahuan. Penelitian dilakukan pada bagian Helpdesk Support di VP-ASP, dimana lokasi bekerja pegawai terpisah di beberapa negara. Penelitian menggunakan metodologi Fernandez karena sifatnya yang sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan berskala kecil. Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari observasi, survei, dan wawancara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat empat proses manajemen pengetahuan, yaitu direction, internalization, externalization, dan socialization of knowledge sharing. Berdasarkan proses-proses yang dianalisis, maka didapatkan empat teknologi, yaitu chatting, discussion forum, document management, dan online library. Semua proses dan teknologi tersebut dijadikan dasar untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan. Berdasarkan pengembangan yang dilakukan, implikasi yang paling besar ada pada organisasi. Diharapkan pegawai dapat menyimpan dan menyebarkan pengetahuan pribadi melalui sistem manajemen pengetahuan, sehingga semua pegawai bisa memanfaatkan pengetahuan ini untuk memberikan layanan dukungan yang lebih baik untuk pelanggan perusahaan. Kata Kunci: Pengetahuan, Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Pengetahuan, Helpdesk Support. xiii + 95 halaman; 28 gambar; 35 tabel; 3 lampiran vi

8 ABSTRACT Name Study Program Title : Anggar Riskinanto : Magister Teknologi Informasi : Designing Model of Knowledge Management System at Helpdesk Support VP-ASP in Rocksalt Pty. Ltd. Nowadays, knowledge has become a very important thing for company. An even knowledge sharing among employees will eventually improve the company's competitive capability, whereas the initial benefit will be gained by the employees themselves. Poor knowledge management within a company will results in the delay of employee s competence sharing. This happens, partly because of the unique knowledge that carried over by employees who have retired, the limited existing work environment, and culture that does not support the knowledge sharing. Based on these problems, there is a need for a solution to accommodate all of the existing personal knowledge that located on the employee. This research aims to design a suitable method for a knowledge management system. The study was conducted at the Helpdesk Support in VP-ASP, where the employee s working location is separated between several countries. This research uses Fernandez's methodology due to its simple approach and suitable to be applied in small-scale enterprises. Data used in this research is obtained from observations, surveys, and interviews. Based on research conducted, the result is four knowledge management processes, which are direction, internalization, externalization, and socialization of knowledge sharing. Based on analyzed processes, the research obtained four technologies, which are chatting, discussion forum, document management, and online library. All the above processes and technology are used as the basis for knowledge management systems development. Based on development that has been done, the greatest implication is located on the organization. It is expected that employees will be able to store and spread personal knowledge through knowledge management system, so that all employees can utilize this knowledge to provide better support services for enterprise customers. Keywords: Knowledge, Knowledge Management, Knowledge Management System, Helpdesk Support. xiii + 95 pages; 28 figures; 35 tables; 3 attachments vii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii! HALAMAN PENGESAHAN... iii! KATA PENGANTAR... iv! HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v! ABSTRAK... vi! ABSTRACT... vii! DAFTAR ISI... viii! DAFTAR GAMBAR... xi! DAFTAR TABEL... xii! BAB 1 PENDAHULUAN... 1! 1.1! Latar Belakang... 1! 1.2! Perumusan Masalah... 5! 1.3! Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5! 1.4! Ruang Lingkup Permasalahan... 6! 1.5! Sistematika Penulisan... 6! BAB 2 LANDASAN TEORI... 8! 2.1! Teori Pengetahuan... 8! 2.1.1! Definisi Data, Informasi, dan Pengetahuan... 8! 2.1.2! Klasifikasi Pengetahuan... 9! 2.1.3! Lokasi Penyimpanan Pengetahuan... 10! 2.2! Manajemen Pengetahuan... 11! 2.2.1! Sistem Manajemen Pengetahuan... 12! 2.3! Metodologi Pembentukan Sistem Manajemen Pengetahuan... 14! 2.3.1! Ten Steps Knowledge Management Roadmap... 14! 2.3.2! Solusi Manajemen Pengetahuan... 15! 2.3.3! Faktor Kontingensi... 15! 2.3.4! Tabel Faktor Kontingensi... 18! 2.3.5! Infrastruktur Sistem Manajemen Pengetahuan... 20! 2.3.6! Mekanise Manajemen Pengetahuan... 20! 2.3.7! Teknologi Manajemen Pengetahuan... 21! 2.4! Unified Modelling Language... 22! 2.4.1! Diagram Use Case... 23! 2.4.2! Diagram Aktivitas... 23! 2.5! Prototipe... 24! 2.6! Kajian Penelitian Sebelumnya... 25! BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 30! 3.1! Pola Pikir Penelitian... 30! 3.2! Tahapan Penelitian... 31! 3.3! Pengumpulan Data... 35! 3.3.1! Data Primer... 35! 3.3.2! Data Sekunder... 36! 3.3.3! Metode Analisis Data... 36! viii

10 BAB 4 PROFIL ORGANISASI... 39! 4.1! Sejarah Singkat... 39! 4.2! Struktur Organisasi... 39! 4.3! Helpdesk Support VP-ASP... 40! BAB 5 PERANCANGAN MODEL SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN... 42! 5.1! Identifikasi Faktor Kontingensi... 42! 5.1.1! Karakteristik Tugas... 42! 5.1.2! Karakteristik Pengetahuan... 43! 5.1.3! Karakteristik Organisasi... 44! 5.1.4! Karakteristik Lingkungan Organisasi... 45! 5.2! Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan berdasarkan Faktor Kontingensi... 45! 5.3! Penetapan Prioritas Proses Manajemen Pengetahuan yang Dibutuhkan... 48! 5.4! Identifikasi Manajemen Pengetahuan Saat Ini... 48! 5.4.1! Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini... 49! 5.4.2! Identifikasi Fasilitas Proses Management Pengetahuan Saat Ini... 50! 5.5! Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Saat Ini. 52! 5.6! Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan Tambahan yang Dibutuhkan 55! 5.6.1! Keterkaitan Antar Sub-Sub Proses... 57! 5.7! Analisis Infrastruktur Manajemen Pengetahuan... 59! 5.7.1! Budaya Organisasi... 59! 5.7.2! Struktur Organisassi... 60! 5.7.3! Infrastruktur Teknologi Informasi... 61! 5.7.4! Lingkungan Fisik... 63! 5.7.5! Pengetahuan Umum... 64! 5.8! Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan beserta Mekanisme dan Teknologi... 66! BAB 6 ANALISIS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN... 70! 6.1! Analisis Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan... 70! 6.1.1! Kebutuhan Fungsional... 70! 6.1.2! Kebutuhan Non Fungsional... 71! 6.1.3! Diagram Use Case Sistem Manajemen Pengetahuan... 72! 6.2! Model Fungsional Sistem Manajemen Pengetahuan... 73! 6.2.1! Chatting... 74! 6.2.2! Discussion Forum... 74! 6.2.3! Document Management... 76! 6.2.4! Online Library... 77! 6.3! Desain Sistem Manajemen Pengetahuan... 78! 6.3.1! Perancangan Arsitektur Sistem Manajemen Pengetahuan... 78! 6.3.2! Perancangan Infrastruktur Sistem Manajemen Pengetahuan... 80! 6.3.3! Diagram Navigasi Sistem Manajemen Pengetahuan... 81! 6.3.4! Perancangan Antarmuka Sistem Manajemen Pengetahuan... 82! 6.3.5! Pengujian... 89! 6.4! Implikasi Penelitian... 92! 6.4.1! Implikasi Bagi Organisasi... 92! 6.4.2! Implikasi Bagi Sistem... 93! ix

11 6.4.3! Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya... 93! BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 94! 7.1! Kesimpulan... 94! 7.2! Saran... 94! DAFTAR PUSTAKA... 96! LAMPIRAN A... 98! LAMPIRAN B ! LAMPIRAN C ! x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Tingkat Turn-Over di Rocksalt Pty. Ltd.... 3! Gambar 2.1 Lokasi Penyimpanan Pengetahuan... 10! Gambar 2.2 Proses Knowledge Management... 13! Gambar 2.3 Ten Steps KM Roadmap... 14! Gambar 2.4 Hubungan Faktor Kontingensi dengan Solusi Manajemen... 16! Gambar 2.5 Contoh Diagram Use Case... 23! Gambar 2.6 Contoh Diagram Aktivitas... 24! Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran... 32! Gambar 3.2 Tahapan Penelitian... 33! Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rocksalt Pty. Ltd ! Gambar 5.1 Keterkaitan Sub-Sub Proses ! Gambar 5.2 Arsitektur Jaringan TI Helpdesk Support VP-ASP... 62! Gambar 5.3 Persentase Responden Terhadap Teknologi Manajemen Pengetahuan ! Gambar 6.1 Diagram Use Case Sistem Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP...73! Gambar 6.2 Diagram Aktivitas Chatting...74! Gambar 6.3 Diagram aktivitas Discussion Forum... 75! Gambar 6.4 Diagram Aktivitas Document Management... 76! Gambar 6.5 Diagram Aktivitas Online Library... 78! Gambar 6.6 Arsitektur Sistem Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP- Gambar 6.7 ASP... 80! Diagram Navigasi Sistem Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP... 82! Gambar 6.8 Halaman Login Pengguna... 83! Gambar 6.9 Halaman Menu Muka... 84! Gambar 6.10 Halaman Chatting Box... 84! Gambar 6.11 Halaman Forum Discussion... 85! Gambar 6.12 Halaman Forum Posting... 86! Gambar 6.13 Halaman Document Management... 87! Gambar 6.14 Halaman Create Document... 87! Gambar 6.15 Halaman Online Library... 88! Gambar 6.16 Halaman Upload Literature... 89! xi

13 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tingkat Turn-Over di Rocksalt Pty. Ltd...3! Tabel 2.1 Pemetaan Faktor Kontingensi Terhadap Proses Manajemen Pengetahuan... 19! Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian-Penelitian... 27! Tabel 3.1 Perbandingan Metodologi Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan... 30! Tabel 4.1 Deskripi Pekerjaan Rocksalt Pty. Ltd ! Tabel 5.1 Task Uncertainty... 43! Tabel 5.2 Task Interdependence... 43! Tabel 5.3 Tasit/Eksplisit... 44! Tabel 5.4 Prosedural/Deklaratif... 44! Tabel 5.5 Faktor Kontingensi Helpdesk Support VP-ASP... 46! Tabel 5.6 Pemetaan Tabel Faktor Kontingensi... 47! Tabel 5.7 Hasil Prioritas Kebutuhan Proses KM... 48! Tabel 5.8 Skor Rata-rata Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Saat Ini... 49! Tabel 5.9 Tingkat Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP- ASP Saat Ini... 50! Tabel 5.10 Skor Rata-rata Fasilitas Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Saat Ini... 51! Tabel 5.11 Tingkat Fasilitas Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support Saat Ini... 52! Tabel 5.12 Pemetaan Kategori Kebutuhan Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini... 53! Tabel 5.13 Pemetaan Kategori Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP ! Tabel 5.14 Tabel Kebutuhan Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP ! Tabel 5.15 Prioritas Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Tambahan... 55! Tabel 5.16 Prioritas Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Tabel 5.17 Support VP-ASP... 56! Prioritas Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP... 56! Tabel 5.18 Kepentingan Pengetahuan... 59! Tabel 5.19 Kebutuhan Manajemen Pengetahuan... 60! Tabel 5.20 Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan... 60! Tabel 5.21 Kesiapan Infrastruktur... 63! Tabel 5.22 Pengetahuan Tasit Helpdesk Support VP-ASP... 64! Tabel 5.23 Pengetahuan Eksplisit Helpdesk Support VP-ASP... 65! Tabel 5.24 Persentase Responden Helpdesk VP-ASP Terhadap Teknologi Manajemen Pengetahuan... 66! Tabel 5.25 Teknologi Manajemen Pengetahuan yang Digunakan... 67! xii

14 Tabel 5.26 Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan... 68! Tabel 6.1 Pengujian Modul Chatting... 90! Tabel 6.2 Pengujian Modul Discussion Forum... 90! Tabel 6.3 Pengujian Modul Document Management... 91! Tabel 6.4 Pengujian Modul Online Library... 92! xiii

15 BAB 1 PENDAHULUAN! Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang perusahaan tempat dimana permasalahan ditemukan, sehingga bisa memberikan gambaran atas permasalahan yang terjadi. Kemudian juga akan dijelaskan akar-akar permasalahan yang nantinya menjadi pertanyaan penelitian. Selain itu juga dijelaskan mengenai tujuan, manfaat, hingga ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan. 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan efisien semakin lumrah. Ini dimungkinkan melalui media Internet yang membuat jarak dan waktu diminimalisasi atau bahkan dihilangkan. Hal ini juga terjadi pada pemilik usaha tradisional. Mereka menginginkan sebuah akses cepat dimana para pengunjung bisa melakukan transaksi pembelian secara langsung tanpa harus bepergian ke toko atau tempat penjual. Untuk itu perlu dibangun sebuah online store yang dapat menjangkau para pembeli di seluruh dunia dan memungkinkan mereka melakukan pembelian dari layar komputer. Perusahaan Rocksalt Pty. Ltd. dipilih sebagai tempat melakukan riset. Perusahaan ini mempunyai kantor pusat yang terletak di Melbourne, Australia dengan pekerja tersebar di Malaysia, Indonesia, dan Australia itu sendiri. Sebagian besar pegawai melakukan pekerjaaannya melalui prinsip telecommuting, dimana semua pekerjaan dilakukan dari rumah dan menggunakan akses Internet secara penuh. Rocksalt merupakan perusahaan yang membangun aplikasi shopping cart bernama VP-ASP. Pada aplikasi ini, mereka menawarkan beberapa paket yang terdiri dari Value, Plus, dan Deluxe. Perbedaan dari paket-paket ini terletak pada fitur-fitur yang ditawarkan didalamnya. 1

16 2 Selain menjual aplikasi itu sendiri, mereka juga menawarkan solusi hosting yang bertujuan untuk mempermudah para pemilik usaha membangun solusi online store yang lengkap. Solusi ini pun terbagi menjadi beberapa paket atau plan, yaitu Silver, Gold, dan Platinum, dimana fitur-fitur yang ditawarkan pun berbeda pada tiap paketnya. Agar Rocksalt dapat menawarkan solusi hosting dengan optimal, maka mereka mengalih-dayakan (outsource) hal ini kepada pihak ketiga, yaitu hosting provider. Pada saat ini terdapat 2 hosting provider yang bekerja sama dengan Rocksalt, yaitu Hostnexus dan Realware. Untuk memberikan dukungan pada pelanggan untuk solusi-solusi yang ditawarkan oleh Rocksalt, maka perusahaan membangun sistem helpdesk support. Proses pengajuan permasalahan oleh pelanggan adalah dengan membuat tiket (ticket) di antarmuka helpdesk support. Ticket ini nantinya akan ditangani oleh Rocksalt agar ditemukan pemecahaannya. Sebagian besar tujuan sistem ini adalah untuk memberikan layanan terhadap produk VP-ASP, meski tidak menutup kemungkinan memberikan dukungan terhadap layanan lainnya, yaitu solusi hosting milik mereka. Layanan yang diberikan sebagian besar adalah pemecahan masalah (troubleshooting), kustomisasi, hingga konsultasi atas fitur yang ada pada VP-ASP. Tim yang menangani sistem helpdesk support adalah pegawai internal Rocksalt yang kemudian dinamakan Helpdesk Support VP-ASP. Pemilihan ini karena sebagian besar masalah terjadi pada solusi produk VP-ASP itu sendiri. Ketika terjadi masalah pada solusi hosting, maka tim inilah yang pertama kali menanganinya. Ketika masalah tidak bisa terselesaikan, maka tim akan menghubungi tim internal dari hosting provider. Kerjasama dengan tim inilah nantinya yang diharapkan akan menyelesaikan masalah hosting yang tidak bisa ditangani oleh tim Helpdesk Support VP-ASP. Pada kurun waktu , terdapat perubahan komposisi pegawai yang sangat signifikan di Rocksalt. Perubahan ini dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 1.1:

17 3 Tabel 1.1 Tingkat Turn-Over di Rocksalt Pty. Ltd. Tahun Keterangan Jumlah Pegawai Awal Tahun Jumlah Pegawai Akhir Tahun Turn-Over Rate (%) 10,53 21,05 9,52 Berdasarkan data pada seperti pada Gambar 1.1: Tabel 1.1, maka kita bisa menggambarkan diagram 25,00! 20,00! 21,05! 15,00! 10,00! 10,53! 9,52! 5,00! 0,00! 2010! 2011! 2012! Turn-Over!Rate!(%)! Gambar 1.1 Tingkat Turn-Over di Rocksalt Pty. Ltd. Gambar 1.1 menunjukkan proses pergantian pegawai yang cukup sering di perusahaan. Hal ini yang menjadi salah satu alasan harus terjadinya proses transfer pengetahuan yang sangat baik di antara pegawai, terutama pegawai baru. Pada saat ini, proses pembelajaran pada pegawai baru dilakukan dengan proses praktek langsung yang diawasi oleh pegawai senior. Pegawai baru akan mengerjakan semua ticket yang telah ditugaskan pada mereka. Setelah ditemukan pemecahannya masalahnya, maka ticket tersebut akan diserahkan terlebih dahulu pada pegawai senior untuk diperiksa. Setelah proses ini berjalan lancar, maka ticket akan diteruskan kepada pelanggan yang berisi pemecahan masalah yang telah terjadi.

18 4 Proses pemecahan masalah yang terjadi pada pegawai baru sebagian besar dilakukan dengan meninjau langsung ke dalam aplikasi itu sendiri. Rujukan pertama dalam pemecahan masalah adalah dokumen VP-ASP. Manual ini hanya menjelaskan sebagian besar fitur-fitur yang ada pada aplikasi ini. Ketika solusi yang dicari tidak ditemukan, maka mereka harus memeriksa aplikasi secara langsung. Alternatif lainnya adalah dengan melihat riwayat pada semua ticket yang telah ada dengan harapan dapat ditemukan solusi atas masalah yang serupa. Transfer pengetahuan dari pegawai senior sangat terbatas karena kendala tempat dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena pegawai Rocksalt tersebar di beberapa negara dan bekerja pada shift yang berbeda sehingga tidak dimungkinkan suatu sharing session secara tatap muka langsung untuk pemerataan pengetahuan. Ketika pegawai senior meninggalkan perusahaan atau pensiun, pengetahuan yang ada padanya tidak bisa diteruskan pada pegawai lainnya. Hal ini sangat menghambat pembelajaran bagi pegawai baru, karena tidak adanya suatu dokumentasi yang komprehensif yang menampung semua pengetahuan, terutama yang bersifat unik dan pribadi. Selain pegawai internal perusahaan, transfer pengetahuan yang terbatas juga terjadi antara Helpdesk Support VP-ASP dengan tim dari hosting provider. Karena merupakan pegawai dari dua atau lebih perusahaan yang berbeda, maka permasalahan yang sama juga terjadi. Hal ini akan menyulitkan Helpdesk Support VP-ASP dalam menangani tiket-tiket yang berhubungan dengan permasalahan pada hosting. Proses pemecahan masalah untuk hal ini juga berakibat pada lambatnya respon yang harus diterima oleh pelanggan. Dimana proses pemecahan masalah harus melalui dua tahapan antarmuka, yaitu helpdesk support milik VP- ASP dan helpdesk support milik hosting provider. Meski dari sisi pelanggan, mereka hanya melihat satu antarmuka saja. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Helpdesk Support VP-ASP saat ini adalah bagaimana memanajemen pengetahuan tasit yang ada pada masing-masing pegawai, yang nantinya bisa disebarluaskan ke semua pegawai. Atas permasalahan ini diperlukan sebuah model manajemen pengetahuan yang sesuai

19 5 di Helpdesk Support VP-ASP untuk mengatasi permasalahan tersebut. Konsep manajemen pengetahuan diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di perusahaan. Menurut Maurer (1998), ide dasar dari manajemen pengetahuan adalah menyimpan sebanyak mungkin pengetahuan yang ada pada otak para pegawai ke dalam sebuah sistem komputer. Keuntungan dari penggunaan manajemen pengetahuan adalah apabila pengetahuan para pegawai tersedia secara elektronik, maka tidak perlu terjadi pengulangan metode (re-inventing the wheel) dalam memecahkan masalah. Keuntungan lebih jauh dari penggunaan manajemen pengetahuan adalah apabila terjadi lubang pada susunan pegawai disebabkan salah satunya sedang cuti atau meninggalkan perusahaan, maka hal ini bisa diminimalisasi. Pegawai lain dapat menggantikan peran yang ditinggalkan sementara sehingga koordinasi antar tim bisa berjalan tetap efektif dan pegawai baru bisa segera menyerap pengetahuan yang perlu dengan lebih cepat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang pada sub bab 1.1, permasalahan yang dihadapi oleh Rocksalt adalah menangani pengetahuan yang sifatnya penting bagi perusahaan, dimana sebagian besar saat ini terletak di pihak pegawai. Berdasarkan permasalahan ini, maka dapat dirumuskan pertanyaan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana model sistem manajemen pengetahuan yang sesuai bagi Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd.? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan rancangan manajemen pengetahuan beserta prototipe dari sistem manajemen pengetahuan yang dapat mendukung proses knowledge sharing di Helpdesk Support VP-ASP. Manfaat yang bisa diberikan oleh penelitian ini diharapkan bisa memudahkan proses pembelajaran dan pemerataan pengetahuan antar pegawai Rocksalt VP- ASP, terutama di bagian Helpdesk Support VP-ASP. Selain itu, manfaat lainnya

20 6 adalah dapat mengurangi ketergantungan terhadap satu sosok atau bagian dalam penanganan permasalahan, sehingga nantinya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah semakin singkat. 1.4 Ruang Lingkup Permasalahan Keterbatasan yang ada dijadikan ruang lingkup bagi penelitian yang dilakukan. Poin-poin berikut menjelaskan ruang lingkup tersebut: 1. Obyek penelitian berada pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. 2. Penelitian menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh Irma Becerra- Fernandez (2010), dimana proses analisis arsitektur sistem manajemen pengetahuan menggunakan salah satu tahapan pada metodologi yang dikembangkan oleh Tiwana (1999). 3. Hasil penelitian berupa prototipe sistem manajemen pengetahuan pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. 1.5 Sistematika Penulisan Terhadap penelitian yang akan dilakukan, maka secara umum penulisan ini disusun dalam tujuh bab dengan sistematika sebagai berikut: 1. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, permasalahan yang dijadikan fokus penelitian, batasan dari permasalahan, ruang lingkup, tujuan, dan manfaat dari penelitian itu sendiri. 2. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori dan metodologi yang digunakan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Teori-teori yang digunakan membahas mengenai konsep pengetahuan, manajemen pengetahuan, sistem manajemen pengetahuan, dan perancangan menggunakan UML. Referensi yang digunakan berupa buku, jurnal, dam artikel yang mempunyai kaitan dengan landasan teori.

21 7 3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai desain dan langkah-langkah yang yang akan digunakan dalam melakukan penelitian. 4. BAB 4 PROFIL ORGANISASI Bab ini menjelaskan mengenai struktur organisasi dan budaya pada Rocksalt Pty Ltd. Di bab ini juga dijelaskan mengenai job description tiap-tiap bagian perusahaan. 5. BAB 5 PERANCANGAN MODEL SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN Bab ini menjelaskan mengenai proses-proses yang dilakukan dalam mendapatkan sebuah model dari sistem manajemen pengetahuan di perusahaan tempat penelitian berlangsung. 6. BAB 6 ANALISIS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN Bab ini berisi mengenai penjelasan atas langkah-langkah untuk mendapatkan sebuah prototipe berdasarkan model yang telah dibuat sebelumnya. 7. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu juga disebutkan saran-saran yang sebaiknya dilakukan pada penelitian selanjutnya.

22 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tinjauan teori yang diperlukan untuk mendukung atau menjawab dari pertanyaan penelitian seperti yang dijelaskan sebelumnya. Untuk itu dijelaskan teori-teori mengenai pengetahuan, manajemen pengetahuan, dan sistem manajemen pengetahuan. Kemudian juga dijelaskan mengenai Unified Modelling Language (UML). 2.1 Teori Pengetahuan Pada tinjauan pustaka mengenai pengetahuan, maka tidak akan terlepas pembahasan mengenai definisi dari data, informasi, dan pengetahuan itu sendiri. Selain pengertian, akan dibahas juga mengenai perbedaan diantaranya ketiganya. Kemudian juga akan dibahas mengenai klasifikasi pengetahuan, dan lokasi penyimpanan pengetahuan Definisi Data, Informasi, dan Pengetahuan Definisi data menurut Awad (2004) adalah data merupakan fakta-fakta yang tidak terorganisir dan tak terproses (data are unorganized and unprocessed facts), sedangkan menurut Fernandez (2004), data adalah sesuatu yang berhubungan dengan fakta, observasi, atau persepsi (data compromises facts, observations, or perceptions). Berdasarkan dua definisi ini, dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta, hasil observasi, atau persepsi yang tidak terorganisir dan tidak terproses. Pengertian informasi menurut Awad (2004), informasi adalah sekumpulan data yang membuat pembuatan keputusan lebih mudah. Ia juga berdasar pada fakta dan gambaran dari data yang sudah diproses (information is an aggregation of data that makes decision making easier. It is also a facts and figures based on reformatted or processed data). Sedang menurut Fernandez (2004), informasi adalah bagian dari data, yang hanya berisi data yang memiliki konteks, hubungan, 8

23 9 dan tujuan (information is a subset of data, only including those data that possess context, relevance, and purpose). Bisa disimpulkan bahwa informasi merupakan bagian data yang mempunya konteks, hubungan, dan tujuan yang telah diproses sebelumnya, sehingga dapat membuat pembuatan keputusan lebih mudah. Deskripsi pengetahuan menurut Awad (2004) adalah pengertian manusia dari bidang minat khusus yang telah didapatkan melalui studi dan pengalaman (knowledge is human understandings of specialized field of interest that has been acquired through through study and experience). Sedang Fernandez (2004) mendeskripsikan pengetahuan sebagai sesuatu yang berbeda dari data dan informasi dalanm dua cara yang berbeda. Suatu pandangan yang lebih sederhana berpendapat bahwa pengetahuan berada di hirarki paling tinggi dengan informasi pada level menengah, dan data pada level paling rendah (knowledge has been distinguished from data and information in two different ways. A more simplistic view considers knowledge to be at highest level in a hierarchy with information at the middle level, and data to be at lowest level). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari data dan informasi yang didapatkan dari proses studi dan pengalaman Klasifikasi Pengetahuan Pengetahuan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara dan tiap tipe pengetahuan yang ada akan dikelola dengan cara yang berbeda pula. Fernandez (2010) menjelaskan mengenai pengklasifikasian pengetahuan yang digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu: 1. Procedural atau declarative knowledge Procedural knowledge merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Sedangkan declarative knowledge adalah pengetahuan yang lebih detail yang menggambarkan hubungan antar hal yang kompleks. Pengetahuan deklaratif dapat dengan mudah digunakan para ahli untuk berdiskusi atau melakukan kajian. 2. Tacit atau explicit knowledge

24 10 Tacit knowledge adalah pengetahuan yang pada umumnya belum terdokumentasi karena pengetahuan ini masih ada pada keahlian dan pengalaman seseorang. Sebaliknya explicit knowledge adalah pengetahuan yang formal, sistematis, dan mudah ditransfer atau dibagikan ke orang lain dalam bentuk dokumentasi karena umumnya merupakan pengetahuan yang bersifat teori. Pengetahuan ini memudahkan para ahli untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain melalui buku, artikel dan jurnal tanpa harus datang langsung untuk mengajari orang tersebut. 3. General atau specific knowledge General knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki banyak orang dan dapat dengan mudah ditransfer pada orang lain. Sedangkan tipe specific knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki hanya oleh sebagian kecil orang, sehingga bersifat unik Lokasi Penyimpanan Pengetahuan Pengetahuan itu sendiri bisa disimpan dalam lokasi yang berbeda. penyimpanan ini digambarkan pada Gambar 2.1: Lokasi Knowledge Reservoirs People Artifacts Organizational Entities Individuals Organizational Units Practices Technologies Repositories Organizations Groups Interorganizational Networks Gambar 2.1 Lokasi Penyimpanan Pengetahuan Sumber: (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010) Pada Gambar 2.1 bisa terlihat lokasi penyimpanan terdapat pada beberapa lokasi yang berbeda, yaitu manusia (people), artifak (artifacts), dan entitas organisasi

25 11 (organizations entities) (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010). Pengetahuan pada manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu individu dan kelompok. Pengetahuan individu tersimpan pada masing orang/individu. Sedangkan pengetahuan kelompok diperoleh ketika sekelompok individu bekerjasama dalam waktu yang lama, sehingga mereka saling mengetahui kelebihan dan kekurangan anggota timnya, bagaimana cara melakukan pendekatan yang baik, mengetahui pengetahuan apa yang baik dan yang tidak. Pengetahuan yang tersimpan dalam artifak dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu praktek, teknologi dan sistem, serta repositori. Pengetahuan dalam praktek ada pada peraturan, norma yang diperoleh dari pengalaman sehingga menjadi prosedur. Pengetahuan dalam teknologi dan sistem tersimpan dalam penyimpanan data. Jika berbasis komputer maka dapat disimpan dalam bentuk hubungan antar variabel, sedangkan jika tersimpan dalam repositori maka tersimpan dalam bentuk makalah, buku, dan dokumen lainnya atau yang berbasis elektronik. Pengetahuan dalam organisasi dibedakan menjadi tiga, yaitu unit organisasi, keseluruhan organisasi, dan antar organisasi. Pengetahuan unit organisasi merupakan pengetahuan yang dimiliki orang dalam suatu unit dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Pengetahuan keseluruhan organisasi merupakan kumpulan pengetahuan unit organisasi, norma, peraturan, kultur organisasi secara keseluruhan. Sedangkan pengetahuan antar organisasi terbentuk karena hubungan antar organisasi dengan supplier maupun konsumennya. 2.2 Manajemen Pengetahuan Tiwana (1999) mendefinisikan manajemen pengetahuan secara luas dalam arti mengelola pengetahuan manajemen pengetahuan memberikan kemampuan untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan yang diperlukan dan berguna bagi pencapaian semua jenis tujuan bisnis. Menurut Tiwana (1999), manajemen pengetahuan dapat menyelesaikan masalah bisnis tertentu yang mencakup penciptaan dan penyebaran barang atau jasa inovatif, mengelola dan memperbaiki hubungan dengan para pelanggan, mitra dan pemasok, juga mengadministrasi serta meningkatkan praktek dan proses kerja. Schreiber (2000)

26 12 mengartikan manajemen pengetahuan sebagai sebuah kerangka dan alat untuk memperbaiki infrastruktur pengetahuan organisasi, yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, kepada orang yang benar, di waktu yang benar pula. Secara umum manajemen pengetahuan dapat didefinisikan sebagai suatu set atau kumpulan intervensi manusia, proses dan teknologi untuk mendukung proses pembuatan, pembauran, penyerapan, dan penerapan pengetahuan. Proses penerapan manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Penghematan waktu dan biaya Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnnya, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. 2. Peningkatan aset pengetahuan Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahan kepada setiap pegawai untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap pegawai dapat meningkatkan kompetensinya. 3. Kemampuan beradaptasi Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. 4. Peningkatan produktifitas Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkam, sehingga produktifitas perusahaan akan meningkat Sistem Manajemen Pengetahuan Pengembangan manajemen pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu siklus hidup yang dimulai dengan master plan dan justifikasi dan berakhir dengan sistem terstruktur untuk memenuhi kebutuhan manajemen pengetahuan seluruh perusahaan (Awad & Ghaziri, 2004).

27 13 Sistem manajemen pengetahuan itu sendiri menurut Fernandez (2004) adalah suatu integrasi antara teknologi dan mekanisme yang dikembangkan untuk mendukung proses manajemen pengetahuan. Proses-proses ini digambarkan oleh Fernandez pada Gambar 2.2: Discovery Combination Socialization Sharing Socialization Exchange Application Direction Routines Capture Externalization Internalization Gambar 2.2 Proses Knowledge Management Sumber: (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010) Pada Gambar 2.2 bisa terlihat sistem manajemen pengetahuan yang terbagi menjadi: 1. Knowledge Discovery Merupakan pengembangan pengetahuan tasit atau eksplisit baru dari data dan informasi atau dari sintesis pengetahuan terdahulu. 2. Knowledge Capture Merupakan proses penerimaan baik pengetahuan tasit maupun eksplisit yang berada di dalam manusia, artifak, atau entitas organisasi. 3. Knowledge Sharing Merupakan proses dimana pengetahuan tasit atau eksplisit dikomunikasikan kepada individu lainnya 4. Knowledge Application Merupakan pendukung proses dimana individu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh individu lainnya tanpa sebenarnya mendapatkan atau mempelajari pengetahuan tersebut.

28 Metodologi Pembentukan Sistem Manajemen Pengetahuan Ada beberapa metodologi dalam membentuk sistem manajemen pengetahuan, dua diantaranya adalah 10 steps knowledge management roadmap oleh Tiwana dan knowledge management solution oleh Fernandez Ten Steps Knowledge Management Roadmap Metode ini dipopulerkan oleh Tiwana (1999) sebagai salah satu metode dalam perancangan sistem manajemen pengetahuan. Metode ini terbagi menjadi 4 fase utama, yaitu: 1. Infrastructure evaluation 2. Knowledge management system analysis, design, and development 3. Development 4. Analysis Keempat fase utama diatas memiliki beberapa langkah yang kesemuanya berjumlah sepuluh. Pembagian langkah-langkah ini ke dalam fase diatas digambarkan pada Gambar 2.3: Gambar 2.3 Ten Steps KM Roadmap Sumber: (Tiwana, 1999)

29 Solusi Manajemen Pengetahuan Metode lainnya dalam pengembangan sistem manajemen pengetahuan adalah menggunakan knowledge management solution yang dikembangkan oleh Fernandez (2004). Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem adalah sebagai berikut: 1. Asses the contingency factors Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor kontingensi apa saja yang terkait dengan organisasi, seperti karakteristik tugas, pengetahuan yang ada, lingkungan, dan organisasi. 2. Identify the knowledge management process based on each contingency factor Langkah ini untuk menentukan proses-proses manajemen pengetahuan yang sesuai dengan faktor kontingensi yang telah didapat. 3. Prioritize the needed knowledge management processes Langkah ini untuk mengetahui proses-proses apa saja yang paling dibutuhkan oleh organisasi tersebut. 4. Identify existing knowledge management processes Langkah ini untuk mengetahui proses-proses yang telah ada pada organisasi. 5. Identify the additional needed knowledge management processes Langkah ini untuk mengetahui proses-proses tambahan apa saja yang dibutuhkan oleh organisasi. 6. Asses the knowledge management infrastructure Langkah ini untuk mengetahui gambaran infrastruktur manajemen pengetahuan yang tersedia pada organisasi. 7. Develop additional needed knowledge management system, mechanism, and technologies Langkah ini berupa penciptaan sistem manajemen pengetahuan, mekanisme, dan teknologi yang dapat mendukung proses manajemen pengetahuan Faktor Kontingensi Menurut Fernandez (2010), terdapat dua pendekatan mengenai pengembangan manajemen pengetahuan pada suatu organisasi, yaitu pandangan secara universal

30 16 (universalistic view) dan teori kontingensi (contingency theory). Universalistic view beranggapan bahwa terdapat satu pendekatan yang terbaik untuk mengatur pengetahuan. Sebagai contoh, pendekatan penyebaran pengetahuan (knowledge sharing) direkomendasikan sebagai yang paling berguna pada semua organisasi. Meski pada kenyataannya penggunaan pengarahan (direction) mungkin sebagai solusi yang lebih efektif. Pendekatan yang berbeda terjadi pada contingency theory, dimana mempertimbangkan beberapa jalur alternatif yang diikutkan untuk mencapai kesuksesan. Sebagai contoh, sebuah desain organisasi dengan beberapa aturan atau prosedur lebih tepat untuk sebuah organisasi kecil, sementara sebuah desain dengan aturan dan prosedur yang bersifat luas (extensive) lebih direkomendasikan untuk organisasi besar. Pendekatan yang sama direkomendasikan oleh Fernandez (2010) berdasarkan contingency theory untuk mengidentifikasi proses dan solusi manajemen pengetahuan. Untuk mendapatkan solusi manajemen pengetahuan yang tepat, maka perlu dimengerti keadaan yang spesifik dalam organisasi dan yang ada di sekitarnya. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan solusi manajemen pengetahuan yang paling menguntungkan bagi perusahaan berdasarkan keadaankeadan tersebut. Hubungan antara faktor-faktor kontingensi dengan solusi manajemen pengetahuan digambarkan pada Gambar 2.4: Contingency Factors KM Infrastructure rganization Culture rganization Structure T frastructure ommon Knowledge hysical Environment KM Systems nowledge Discovery Systems KM Mechanisms nowledge Capture Systems KM Technologies 4 5 nowledge Sharing Systems 6 nowledge Application Systems KM Processes nowledge Discovery nowledge Capture nowledge Sharing nowledge Application KM Foundations 7 KM Solutions Gambar 2.4 Hubungan Faktor Kontingensi dengan Solusi Manajemen Sumber: (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010)

31 17 Berdasarkan Gambar 2.4, faktor kontingensi berpengaruh langsung terhadap proses-proses manajemen pengetahuan. Hal ini karena faktor kontingensi menentukan pilihan-pilihan yang akan diambil pada proses manajemen pengetahuan. Sedangkan sistem, mekanisme, dan teknologi manajemen pengetahuan tidak terpengaruh langsung oleh faktor kontingensi. Dalam contingency theory, terdapat beberapa kategori faktor kontingensi yang mempengaruhi proses-proses manajemen pengetahuan. Kategori-kategori tersebut dijelaskan lebih lengkap sebagai berikut: 1. Karakteristik tugas (task characteristics) Faktor yang terdapat dalam kategori ini adalah ketidakpastian tugas (task uncertainty) dan ketergantungan tugas (task interdependence). Semakin tinggi nilai task uncertainty, maka proses yang direkomendasikan adalah direction atau exchange. Sedangkan ketika nilai task interdependence tinggi, maka proses yang direkomendasikan adalah socialization dan combination. 2. Karakteristik pengetahuan (knowledge characteristics) Kategori ini terdiri dari tiga karakteristik, yaitu eksplisit/tasit (explicit/tacit), prosedural/deklaratif (procedural/declarative), dan umum/spesifik (general/specific). Namun hanya dua karakteristik pertama saja yang berpengaruh langsung terhadap proses manajemen pengetahuan. 3. Karakteristik organisasi (organizational characteristics) Kategori ini terdiri dari dua, yaitu ukuran dan strategi organisasi. Ukuran menunjukkan besarnya ukuran maupun tipe birokrasi suatu organisasi, dimana nilainya antara kecil (small) atau besar (large). Pada organisasi kecil, birokrasi yang ada biasanya lebih longgar, dimana hal yang sebaliknya terjadi pada organisasi yang lebih besar. Strategi organisasi bisa didapatkan melalui analisis strategi Porter, dimana terbagi menjadi dua yaitu low cost atau differentiation. 4. Karakteristik lingkungan (environmental characteristics) Kategori ini merupakan faktor ketidakjelasan lingkungan pada organisasi. Faktor ini merujuk pada konteks bisnis dimana organisasi tersebut beroperasi, dimana nilai faktor yang ada bisa berupa rendah (low) atau tinggi (high) terhadap ketidakjelasan atau stabilitas lingkungan.

32 Tabel Faktor Kontingensi Semua faktor kontingensi yang dijelaskan pada sub-bab dapat digunakan untuk menentukan proses manajemen pengetahuan apa saja yang bisa diterapkan pada organisasi dengan tepat. Proses penentuan tabel dengan cara memasukkan faktor-faktor yang sesuai dengan keadaan organisasi ke dalam tabel pemetaan. Setelah faktor-faktor tersebut dimasukkan ke dalam kotak yang sesuai, maka dihitung nilai akumulasinya. Faktor yang sesuai dengan semua keadaan pada satu variabel kontingensi mempunyai nilai 1. Nilai 0 diberikan pada faktor yang tidak sesuai dengan semua variabel kontingensi. Sedangkan nilai 0,5 diberikan pada faktor yang sesuai dengan salah satu variabel kontingensi yang ada. Pemetaan faktor-faktor tersebut dengan proses manajemen pengetahuan dijelaskan pada Tabel 2.1:

33 19 Contigency Factors Combination Tabel 2.1 Pemetaan Faktor Kontingensi Terhadap Proses Manajemen Pengetahuan Socialization for Knowledge Discovery Sumber: (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010) Socialization for Knowledge Sharing Knowledge Factors Exchange Externalization Internalization Direction Routines Task Uncertainty LOW HIGH HIGH LOW LOW LOW HIGH LOW Task Interdependency Tacit/Explicit Knowledge Procedural/Declar ation Knowledge Organizational Size Bussiness Strategy Environmental Uncertainty HIGH HIGH HIGH HIGH LOW LOW HIGH/LOW HIGH/LOW EXPLICIT TACIT TACIT TACIT EXPLICIT EXPLICIT TACIT/EXPLICIT TACIT/EXPLICIT PROCEDURAL/D ECLARATIVE PROCEDURAL/ DECLARATIVE PROCEDURAL/ DECLARATIVE PROCEDURAL/ DECLARATIVE PROCEDURAL/ DECLARATIVE PROCEDURAL/ DECLARATIVE PROCEDURAL PROCEDURAL SMALL/LARGE SMALL SMALL LARGE SMALL/LARGE SMALL/LARGE SMALL LARGE DIFF DIFF LOW COST/DIFFERE NTIATION LOW COST/DIFFERE NTIATION LOW COST/DIFFERE NTIATION LOW COST/DIFFERE NTIATION LOW COST LOW COST HIGH HIGH LOW LOW LOW LOW HIGH HIGH

34 Infrastruktur Sistem Manajemen Pengetahuan Sistem manajemen pengetahuan perlu didukung oleh infrastruktur yang baik dalam pelaksanaannya. Infrastruktur manajemen pengetahuan terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Kultur organisasi Bagian ini menunjukkan kebiasaan, aturan, penghargaan, dan proses interaksi antar anggota organisasi. 2. Struktur organisasi Struktur organisasi mempengaruhi sistem yang akan diterapkan dalam organisasi, karena meliputi interaksi antar individu dalam unit dan antar unit kerja dalam organisasi. Struktur lain yang juga mempengaruhi adalah struktur hirarki organisasi yang akan mempengaruhi peran dan struktur dalam sistem manajemen pengetahuan. 3. Infrastruktur teknologi informasi Infrastruktur ini meliputi penyimpanan data, teknologi informasi dan jaringan, serta sistem. Ini meliputi juga dengan akses atau koneksi, banyaknya informasi yang yang diperoleh atau kapasitas bandwith, detail informasi yang bisa diperoleh, serta data warehouse. 4. Pengalaman umum Bagian ini meliputi pengalaman organisasi, yang terdiri dari pengetahuan tiap individu, pengetahuan khusus individu, aturan yang ada, dan lain-lain. 5. Lingkungan fisik Bagian ini meliputi infrastruktur dan fasilitas fisik yang mendukung sistem manajemen pengetahuan. Fasilitas fisik ini berupa kantor, ruang meeting, ruang istirahat, atau yang lainnya Mekanise Manajemen Pengetahuan Merupakan sebuah cara secara organisasi atau struktur yang digunakan untuk mempromosikan manajemen pengetahuan (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010). Mekanisme manajemen pengetahuan memungkinkan adanya sistem

35 21 manajemen pengetahuan dan didukung oleh infrastruktur manajemen pengetahuan. Contoh dari penggunaan mekanise manajemen pengetahuan adalah pembelajaran otodidak, pelatihan kerja, observasi, dan pertemuan antarmuka. Contoh dalam jangka biasanya terdiri dari memperkerjakan CKO (Chief Knowledge Management), proyek bersama antar departemen, penentuan kebijakan organisasi, hingga perputaran pegawai antar departemen Teknologi Manajemen Pengetahuan Berbagai macam teknologi informasi dapat digunakan untuk membantu dalam implementasi manajemen pengetahuan di sebuah organisasi. Teknologi-teknologi ini bisa berupa media interaksi ataupun media literatur. Contoh dari teknologi manajemen pengetahuan adalah: 1. Bussiness intelligence Merupakan teknologi yang bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyediakan laporan kepada pengguna. Umumnya penggunaan teknologi berada pada manajemen tingkat atas (top level management). 2. Chatting Merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan dua pihak atau lebih untuk berkomunikasi secara langsung. Umumnya proses komunikasi dilakukan menggunakan teks. 3. Sistem pengambilan keputusan Teknologi ini berguna untuk membantu pengguna dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan ini didapatkan dari analisis dari berbagai data dan model. 4. Forum diskusi Merupakan media interaksi antar dua pihak atau lebih dimana komunikasi tidak berjalan secara langsung. Teknologi ini memungkinkan terjadinya diskusi antar beberapa pihak dan menawarkan fitur lebih dalam berkomunikasi. Diskusi biasanya terjadi untuk membahas suatu masalah atau isu. 5. Manajemen pengetahuan

36 22 Merupakan teknologi yang mengatur mengenai dokumen dalam suatu organisasi. Teknologi ini akan membantu dalam proses pengelompokan, penyalinan, penyimpanan, dan penyajian dokumen organisasi. 6. Survei elektronik Teknologi ini berfungsi untuk mendapatkan fakta-fakta dari pengguna. Proses pengambilan data bisa dilakukan secara langsung dengan menggunakan teknologi ini. 7. Manajemen isu Merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan adanya pengaturan terhadap isu-isu yang terjadi di organisasi. Teknologi ini juga mengatur mengenai solusi terhadap isu-isu yang dihadapi. 8. Mailing list Merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan beberapa berinteraksi melalui media . Pesan yang dikirimkan oleh satu pengguna akan diterima oleh seluruh pengguna lainnya. 9. Perpustakaan online Merupakan teknologi yang memungkinkan adanya sistem katalog terhadap literatur-literatur di organisasi. Teknologi ini memungkinkan adanya sistem bibliografis dan peletakan koleksi. Sistem katalog memungkinkan pengguna untuk menemukan sebuah literatur. 10. Halaman Wiki Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah artikel yang menyerupai ensiklopedia. Teknologi hanya bersifat satu arah dan tidak memungkinkan terjadinya interaksi antara penulis dan pembaca. 11. Workflow system Merupakan sebuah teknologi dimana proses bisnis pada organisasi berjalan secara otomatis. Teknologi ini berhubungan dengan otomasi prosedur, dokumen, informasi, atau tugas yang berjalan di antara anggota organisasi. 2.4 Unified Modelling Language Definisi UML menurut Booch (2005) adalah suatu bahasa, sedangkan Larman (2005) mendefinisikannya sebagai standar notasi diagram untuk menggambarkan

37 23 atau menyajikan gambar yang terkait dengan aplikasi, terutama yang berbasis obyek. UML juga digunakan sebagai bahasa untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi, dan dokumentasi untuk kebutuhan perancangan aplikasi. Bahasa UML menawarkan sebuah standar untuk perancangan model sebuah sistem Diagram Use Case Diagram use case adalah penggambaran secara sederhana dari fungsi sebuah sistem melalui pandangan luas (bird eye view). Diagram use case digunakan untuk menggambarkan fungsi dasar dari sistem, dimana menggambarkan apa yang bisa user lakukan dan bagaimana sistem meresponnya. Dengan kata lain, diagram ini dapat menggambarkan interaksi di antara keduanya. Penggambaran diagram use case biasanya dilakukan pada fase awal SDLC ketika proses pengumpulan dan pendefinisian requirement. Hal ini disebabkan diagram use case mampu menggambarkan secara sederhana bagaimana user berkomunikasi terhadap sistem. Diharapkan diagram use case dapat mendorong klien untuk menyediakan requirement tambahan yang mungkin tersembunyi. Penggambaran model use case bisa diperlihatkan pada Gambar 2.5: Gambar 2.5 Contoh Diagram Use Case Diagram Aktivitas Diagram aktivitas (activity diagram) digunakan untuk memodelkan perilaku dari proses bisnis yang terbebas dari obyek-obyek sekelilingnya (Dennis, Wixom, & David, 2009). Diagram aktivitas bisa kita lihat sebagai sebuah diagram data flow

38 24 yang rumit. Tetapi, tidak seperti diagram data flow, diagram aktivitas mencakup notasi yang menggambarkan pemodelan aktivitas dan proses kompleks yang bisa berjalan bersamaan dan berbarengan. Atas hal ini, diagram aktivitas bisa digunakan untuk menggambarkan berbagai macam tipe proses. Sebuah diagram aktivitas digunakan untuk menggambarkan alur dari aktivitas ke aktivitas lainnya. Ia juga hanya menggambarkan satu proses saja, sehingga penggambarannya dimulai dari satu node dan berakhir pada satu node juga. Ketika menggambarkan diagram aktivitas, hanya proses-proses terpenting yang diikutkan ke dalamnya. Sebuah aktivitas dalam diagram aktivitas dapat digambarkan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas digunakan untuk menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case digunakan untuk menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas tersebut. Contoh penggunaan diagram aktivitas diperlihatkan pada Gambar 2.6: Gambar 2.6 Contoh Diagram Aktivitas 2.5 Prototipe Metodologi ini terdiri proses yang melakukan fase analisis, desain dan implementasi secara bersama-sama (Dennis, Wixom, & David, 2009). Ketiga fase

39 25 ini juga dilakukan berulang-ulang dalam suatu siklus hingga sistem yang dikembangkan selesai. Pada metodologi ini, dasar-dasar dari analisis dan desain dilakukan sejak awal dan dilakukan pada sebuah sistem prototipe. Hasil dari prototipe kemudian diperlihatkan kepada klien, yang akan memberikan komentar. Komentar-komentar ini nantinya dijadikan dasar untuk melakukan iterasi berikutnya. Keuntungan dari prototipe adalah ia bisa memberikan sistem dengan cepat dimana klien dapat langsung berinteraksi dengannya, sehingga klien bisa diyakinkan akan kerja dari tim pengembang. Metodologi ini juga membantu untuk memperbaiki kebutuhan secara nyata (real), dibandingkan harus memahami terlebih dahulu spesifikasi sistem. Kelemahan yang dapat terjadi pada metodologi ini adalah rilisan (release) sistem yang cepat membutuhkan penanganan yang hati-hati dan analisis yang sesuai dengan metode. Kelemahan lainnya adalah seringnya terjadi perubahan pada prototipe hingga hasil akhirnya bisa sangat berbeda dari desain awal. 2.6 Kajian Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Intan Kartikasari (2012) yang berjudul Pemodelan Knowledge Management System pada Pusat Komunikasi Kementrian Luar Negeri, tahap awal yang dilakukannya adalah menentukan faktor kontingensi yang dilakukan dengan wawancara dan observasi pada organisasi yang dijadikan obyek penelitian, selain juga dilakukan studi literatur. Setelah itu, maka ia melakukan identifikasi dan prioritas pada proses manajemen pengetahuan berdasarkan faktor-faktor kontingensi yang ditemukan. Ia juga melakukan identifikasi proses manajemen pengetahuan yang ada dan yang kemudian menentukan pula proses-proses manajemen pengetahuan tambahan yang diperlukan. Setelah proses-proses ini, ia menilai infrastruktur manajemen pengetahuan di obyek penelitian. Hal ini untuk mendapatkan kondisi organisasi saat itu. Setelah semua persyaratan didapatkan, maka tahapan berikutnya adalah mengembangkan KMS dan pada akhirnya menghasilkan prototipe sistem manajemen pengetahuan.

40 26 Penelitian yang dilakukan oleh Aldi Rosi (2012) yang berjudul Perancangan Model Knowledge Management System: Studi Kasus Direktorat ABC, ia memulainya dengan melakukan studi literatur terhadap organisasi yang akan dijadikan obyek penelitian. Setelah itu dilakukan identifikasi permasalahan terlebih yang dilanjutkan dengan studi literatur yang dapat membantu mendapatkan solusi dari permasalahan yang didapatkan. Kemudian ia melalukan analisis terhadap infrastruktur, proses, pengetahuan, dan organisasi itu sendiri. Hasil analisis organisasi akan membantu dalam perancangan model manajemen pengetahuan pada tahap selanjutnya. Sedangkan hasil analisis infrastruktur akan membantu dalam implementasi manajemen pengetahuan yang berbentuk sebuah prototipe. Setelah proses ini, ia melakukan pengukuran terhadap prototipe yang telah dirancang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Moh. Bayu Teguh Santoso (2011) yang berjudul Perancangan Solusi Knowlesge Management dan Prototipe Knowledge Management System: Studi Kasus PT. KSEI, tahapan-tahapan yang dilakukan hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh Intan Kartikasari. Perbedaan yang ada adalah pada obyek penelitian, dimana penulis pertama melakukan di sektor swasta, sedangkan penulis kedua pada sektor pemerintah. Hal ini juga yang akhirnya membedakan proses pengumpulan data pada kedua penelitian, dalam hal ini pada proses mendapatkan data sekunder. Santoso tidak bertumpu pada dokumen resmi organisasi, sedangkan Kartikasari menggunakan dokumen resmi, seperti IT masterplan, SOP, dan peraturan-peraturan yang ada. Ketiga penelitian diatas bisa digambarkan pada Tabel 2.2:

41 27 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian-Penelitian Kategori Penulis Moh. Bayu Teguh Santoso Aldi Rosi Intan Kartikasari Anggar Riskinanto Judul Perancangan Solusi KMS dan prototipe KMS: Studi Kasus PT KSEI Perancangan KMS: Studi Kasus Direktorat ABC Pemodelan KMS pada Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri Metodologi Fernandez Fernandez Fernandez Fernandez Perancangan Model KMS pada Helpdesk Support VP-ASP di Rocksalt Pty. Ltd. Pemeringkatan Prioritas KM Berdasarkan Faktor Kontingensi Persentase Skor Kumulatif Skor Kumulatif Skor Kumulatif Alat Bantu Penghitungan Prioritas Skor Kumulatif, Skor Maksimal, Persentase Skor Kumulatif, Skor Rata-rata, Skala Interval Skor Kumulatif, Skor Maksimal, Persentase Skor Kumulatif, Skor Rata-Rata, Skala Interval Pemeringkatan Proses KM Saat Ini Peringkat berdasarkan persentase Sangat Sering, Sering = Tinggi Kadang-kadang = Sedang Jarang, Sangat Jarang = Rendah Peringkat berdasarkan persentase Sangat Sering, Sering = Tinggi Kadang-kadang = Sedang Jarang, Sangat Jarang = Rendah Pemeringkatan Fasilitas Proses KM Saat Ini Pemeringkatan Proses KM Harapan - Sangat Mudah, Mudah = Tinggi Cukup Mudah = Sedang Sulit, Sangat Sulit = Rendah - Sangat Mudah, Mudah = Tinggi Cukup Mudah = Sedang Sulit, Sangat Sulit = Rendah Peringkat berdasarkan persentase - Peringkat berdasarkan persentase - Penentuan Prioritas Pemetaan KM Saat Ini Top 5 = Tinggi Bottom 3 = Rendah Pemetaan Tinggi, Sedang, Rendah Skor Kumulatif >= 5 = Tinggi 3 < Skor Kumulatif < 5 = Sedang Skor Kumulatif <=3 = Rendah (Fernandez, 2010) Pemetaan Tinggi, Sedang, Rendah

42 28 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian-Penelitian (Lanjutan 1) Kategori Penulis Moh. Bayu Teguh Santoso Aldi Rosi Intan Kartikasari Anggar Riskinanto Pengembangan Proses KM 1. Externalization, Exchange 2. Combination, Socialization for Knowledge Discovery, Socialization for Knowledge Sharing 3. Internalization, Direction, Routines 1. Socialization for Knowledge Sharing 2. Externalization 3. Combination, Socialization for Knowledge Discovery, Internalization 4. Direction, Routines 1. Socialization for Knowledge Sharing 2. Combination, Socialization for Knowledge Discovery, Internalization, Externalization, Exchange 3. Direction, Routines 1. Direction 2. Externalization, Internalization, Socialization for Knowledge Sharing 3. Combination, Socialzation for Knowledge Discovery, Exchange, Routines 5. Exchange Pemeringkatan Teknologi Persentase Keseluruhan Survei Persentase Survei >= 50% Persentase Keseluruhan Survei Persentase Survei >= 50% Teknologi yang Dikembangkan Dokumen Artikel Manajemen Dokumen Chatting Expert System Document Library Knowledge Library Chatting Document Management Pencarian Artikel Forum Diskusi Document Search Online Library Pencarian Dokumen Manajemen Dokumen Discussion Forum Discussion Forum Perpustakaan Online Survei Elektronik Chatting Forum Diskusi Wiki Chatting

43 29 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian-Penelitian (Lanjutan 2) Kategori Penulis Moh. Bayu Teguh Santoso Aldi Rosi Intan Kartikasari Anggar Riskinanto Mekanisme KM - Pengidentifikasian expert Penunjukkan Knowledge Officer Penyimpanan Dokumen (Memo Rapat, Laporan-laporan, Dokumen Pekerjaan, Berita Acara) Media Komunikasi Pembuatan Artikel Penekanan Teknis KMS Komitmen dari pimpinan untuk mendukung KM Memberikan reward kepada pegawai Mengikutkan pegawai ke dalam seminar dan pelatihan Melakukan meeting rutin tiap bulan Melakukan rotasi pegawai secara rutin Membuat kebijakan bagi pegawai Komitmen dari manajemen tingkat atas (top level management) untuk mendukung KM Penyediaan infrastruktur untuk mendukung KM Kebiasaan penggunaan KMS Kebiasaan menulis artikel Sesi berbagi (sharing session) di antara pegawai Perancangan Arsitektur KMS 7 layer (Tiwama, 2000) 3 layer 7 layer (Tiwama, 2000) 7 layer (Tiwana, 2000) Hasil/Output Perancangan model KMS dan prototipe Perancangan model KMS dan prototipe Perancangan model KMS dan prototipe Sektor Swasta Pemerintah Pemerintah Swasta Perancangan model KMS dan prototipe Tempat obyek penelitan Satu wilayah/negara Satu wilayah/negeara Satu wilayah/negara Berbeda wilayah/negara

44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Semua tahapan dilakukan dari penentuan masalah hingga akhirnya mendapatkan kesimpulan. 3.1 Pola Pikir Penelitian Terdapat beberapa metodologi dalam mengembangkan sistem manajemen pengetahuan. Beberapa di antaranya dijelaskan pada Tabel 3.1: Tabel 3.1 Perbandingan Metodologi Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan Peneliti Fernandez (2010) Frid (2004) Rubenstein (2001) Tiwana (1999) Wiig (2000) Metodologi Asses the contingency factors, Identify the knowledge management process based on each contingency factor, Prioritize the needed knowledge management processes, Identify existing knowledge management processes, Identify the additional needed knowledge management processes, Asses the knowledge management infrastructure, Develop additional needed knowledge management system, mechanism, and technologies Adopt a framework: Known intellectual assets (protect and grow); Identify change agents; Define change agents; Define change agenda (infrastructure to support KM initiatives); Perform diagnostics and implement solutions (repeatable and sustainable KM initiatives); Outcomes, Perform a maturity baseline, Establish a knowledge-management office (KMO), Define a KM roadmap, Build a centralized KM toolbox, Perform diagnostics and implement solutions Perform strategic plan, Perform business need analysis, Conduct cultural assessment and establish, Performance conceptual modeling, Perform physical modeling, Capture and secure knowledge, Represent knowledge, Organize and store knowledge in the knowledge management system, Combine knowledge, Create knowledge and share knowledge Analyze the existing infrastructure, Align knowledge management and business strategy, Design the knowledge management infrastructure, Audit existing knowledge assets and systems, Design the knowledge management team, Create the knowledge management blueprint, Develop the knowledge management system, Deploy, using the results-driven incremental methodology, Manage change, culture and reward structures, Evaluate performance, measure ROI, and incrementally and refine the KMS Obtain management buy-in, Survey and map the knowledge landscape, Plan the knowledge strategy, Create and define knowledge-related alternatives and potential initiatives, Portray benefit expectations for knowledge management initiatives, Set knowledge management priorities, Determine key knowledge requirements, Acquire key knowledge, Create integrated knowledge transfer programmes, Transform, distribute and apply knowledge assets, Establish and update a KM infrastructure, Manage knowledge assets, Construct incentive programmes, Coordinate KM activities and functions enterprisewide, Facilitate knowledge-focused management and Monitor knowledge management. 30

45 31 Penulis memilih metodologi Fernandez untuk sebagian besar proses dalam membangun model sistem manajemen pengetahuan, dimana untuk proses analisis infrastruktur manajemen pengetahuan menggunakan salah satu tahapan pada metodologi Tiwana. Pemilihan metodologi Fernandez oleh peneliti berdasarkan beberapa faktor berikut: 1. Fleksibilitas Dengan tidak adanya detail penjabaran pada setiap proses pada metodologi yang diadopsi, memungkinkan penulis untuk berkreasi dalam melakukan penelitian. Contohnya, penulis memutuskan melakukan proses kuisioner untuk mendapatkan data, dimana hal ini tidak diharuskan pada metodologi yang diadopsi. 2. Kemudahan Metodologi yang diadopsi bisa dijalankan dengan mudah oleh peneliti. Hal ini disebabkan langkah-langkah yang ada bisa dijalankan dengan cepat dan mudah oleh peneliti karena sesuai dengan keadaan perusahaan dimana penelitian dilakukan. Contohnya, pada tahapan metodologi tidak disebutkan prasyarat dokumen strategi bisnis, ataupun diharuskan penunjukan CKO (Chief of Knowledge Officer). Hal ini sesuai dengan keadaan perusahaan yang tidak mempunyai dokumen tersebut dan keengganan manajemen tingkat atas untuk membentuk posisi ini. 3. Kesesuaian Literatur Faktor lainnya yang menyebabkan penulis memilih metodologi Fernandez adalah kesesuaian studi literatur yang telah dilakukan oleh peneliti. Teori-teori yang dipelajari cenderung merujuk pada metodologi yang dikembangkan oleh Fernandez. Hanya beberapa bagian kecil saja, dimana peneliti menemukan kesesuaian dengan metodologi yang dikembangkan oleh Tiwana. 3.2 Tahapan Penelitian Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan pada sub-bab 2.3, maka bisa digambarkan hubungan antar teori pada Gambar 3.1:

46 32 Faktor Kontingensi Proses KM Infrastruktur KM Model Management Solution Prototipe Knowledge Management Solution Mekanisme KM Teknologi KM Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Semua teori kontingensi pada Gambar 3.1 merupakan keluaran metode-metode dari metodologi Fernandez (2010) yang digunakan untuk membentuk sebuah solusi model manajemen pengetahuan. Pengecualian ada pada bagian Infrastruktur KM, dimana penulis menggunakan salah satu tahapan dari metodologi Tiwana (1999). Berdasarkan model yang telah dibuat, maka prototipe bisa dibangun untuk memberikan contoh awal dari aplikasi yang akan digunakan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, maka tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan pada Gambar 3.2:

47 33 Pembuat Gambar 3.2 Tahapan Penelitian

48 34 Dalam menyelesaikan penelitian, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah Langkah pertama adalah melakukan identifikasi atau perumusan masalah yang terjadi sehingga diperlukan penelitian ini. Penelitian akan dilakukan di bagian Helpdesk Support VP-ASP. 2. Studi literatur Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan, maka dilakukan studi literatur yang akan mendukung proses penelitian. Studi yang dilakukan berkenaan dengan teori-teori yang berhubungan dengan sistem manajemen pengetahuan. 3. Pengumpulan Data Tahapan ini dilakukan dengan metode survei dan wawancara terhadap pegawai dan observasi terhadap perusahaan yang menjadi obyek penelitian. 4. Identifikasi Faktor Kontingensi Proses ini dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor kontingensi berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebar sebelumnya. 5. Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Faktor Kontingensi Proses ini dilakukan untuk mendapatkan proses manajemen pengetahuan berdasarkan faktor kontingensi yang ada. 6. Penetapan Prioritas Proses Manajemen Pengetahuan yang Dibutuhkan Proses ini dilakukan untuk mendapatkan proses manajemen yang dibutuhkan berdasarkan proses prioritasi. 7. Identifikasi Manajemen Pengetahuan Saat Ini Proses ini dilakukan untuk mengetahui manajemen pengetahuan yang ada pada Helpdesk Support VP-ASP. 8. Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Saat Ini Proses ini dilakukan untuk mengetahu kebutuhan atas manajemen pengetahuan yang akan dikembangkan di Helpdesk Support VP-ASP saat ini. 9. Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan Tambahan yang Dibutuhkan

49 35 Proses ini dilakukan untuk menemukan proses manajemen pengetahuan yang bisa ditambahkan pada proses yang telah ada. 10. Analisis Infrastruktur Manajemen Pengetahuan Proses ini dilakukan untuk mengetahui infrastruktur manajemen pengetahuan yang ada pada Helpdesk Support VP-ASP. 11. Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan beserta Mekanisme dan Teknologi Proses ini dilakukan untuk mendapatkan sistem manajemen pengetahuan yang akan dikembangkan yang didasarkan oleh mekanisme dan teknologi yang dibutuhkan oleh Helpdesk Support VP-ASP. 12. Analisis Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan Proses ini dilakukan untuk mendapatkan model fungsional dan non-fungsional yang akan digunakan pada pengembangan sistem manajemen pengetahuan. 13. Model Fungsional Sistem Manajemen Pengetahuan Proses ini dilakukan untuk mendapatkan modul-modul yang akan digunakan pada sistem manajemen pengetahuan. 14. Desain Sistem Manajemen Pengetahuan Proses ini berupa perancangan prototipe sistem manajemen pengetahuan yang berisi modul-modul yang sesuai dengan model fungsional. 15. Pembuatan Laporan Tahapan akhir berupa penyusunan laporan yang juga berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan selama penelitian yang dilakukan. 3.3 Pengumpulan Data Data yang didapatkan dalam penelitian terbagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan sekunder Data Primer Merupakan data yang diambil secara langsung oleh peneliti. Data primer didapatkan dengan cara:

50 36 1. Kuisioner Merupakan salah satu metode survei dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif yang terkait dengan penggunaan dan kebutuhan dari pengetahuan dan manajemen pengetahuan pegawai Helpdesk Support VP-ASP. 2. Wawancara Metode wawancara dilakukan pada pimpinan perusahaan (CEO) Rocksalt Pty. Ltd. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam mengenai manajemen pengetahuan di dalam perusahaan serta komitmen manajemen terhadap sistem manajemen pengetahuan. 3. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati kondisi sebenarnya yang ada pada perusahaan. Metode ini digunakan untuk mengetahui proses bisnis dan kegiatankegiatan yang ada di perusahaan Data Sekunder Data sekunder pada penelitian didapatkan dengan cara melakukan studi literatur pada beberapa sumber, antara lain, dokumen perusahaan, buku, jurnal, artikel, dan karya akhir yang terkait dengan manajemen pengetahuan. Data yang didapatkan melalui metode ini kemudian dijadikan acuan dalam penelitian Metode Analisis Data Metode analisis terhadap data yang didapatkan menggunakan acuan dari metodologi Fernandez (2010). Metode analisis ini menggunakan tabel faktor kontingensi, analisis pada tingkat kebutuhan pengembangan manajemen pengetahuan saat ini, dan analisis pada penetapan peringkat prioritas pengembangan. Tabel faktor kontingensi digunakan untuk mendapatkan prosesproses manajemen pengetahuan yang dibutuhkan dan yang sesuai diterapkan pada Helpdesk Support VP-ASP. Tabel yang sama juga dapat menentukan prioritas dari masing-masing proses manajemen tersebut. Analisis pada tingkat kebutuhan manajemen pengetahuan saat ini digunakan untuk mendapatkan kebutuhan proses

51 37 manajemen pengetahuan saat ini berdasarkan proses dan fasilitas proses manajemen pengetahuan yang terdapat pada Helpdesk Support VP-ASP. Analisis pada penetapan peringkat prioritas pengembangan digunakan untuk menentukan prioritas pengembangan sistem manajemen pengetahuan yang didapatkan dari dua analisis sebelumnya, yaitu analisis tabel faktor kontingensi dan analisis tingkat kebutuhan manajemen pengetahuan saat ini. Proses lebih lanjut perlu dilakukan terhadap data mentah yang didapatkan melalui metode kuisioner. Penulis menggunakan teknik penentuan skor untuk proses analisis terhadap data yang didapatkan. Teknik penentuan skor tersebut adalah menentukan skala ordinal terhadap jawaban dari kuisioner. Penentuan skor untuk setiap pertanyaan kuisioner adalah: 1. Untuk alternatif jawaban A diberikan skor 5 2. Untuk alternatif jawaban B diberikan skor 4 3. Untuk alternatif jawaban C diberikan skor 3 4. Untuk alternatif jawaban D diberikan skor 2 5. Untuk alternatif jawaban E diberikan skor 1 Penentuan kategori jawaban yang diberikan oleh responden dari masing-masing variabel adalah dengan menentukan skala interval. Penentuan skala interval ini mengacu pada analisis rentang kriteria (Umar, 2000) dengan cara:!"#$!!"#$%&''%!"#$!!"#"$%&h!"#$"%#$"!!"#$%&$% Berdasarkan persamaan di atas, maka diperoleh! =!!! = 0,80, sehingga didapatkan kategori jawaban responden masing-masing variabel adalah: 1. Kategori skor untuk alternatif jawaban A adalah 4,24 5,00 2. Kategori skor untuk alternatif jawaban B adalah 3,43 4,23 3. Kategori skor untuk alternatif jawaban C adalah 2,62 3,42 4. Kategori skor untuk alternatif jawaban D adalah 1,81 2,61 5. Kategori skor untuk alternatif jawaban E adalah 1,00 1,80!

52 38 Kategori dari jawaban responden didapatkan dengan cara menjumlahkan skor dari tiap variabel, kemudian dihitung rata-rata skor tersebut terhadap jumlah responden yang ada. Berdasarkan hasil pembagian yang didapatkan maka akan diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori mana berdasarkan penentuan sebelumnya. (Umar, 2000)

53 BAB 4 PROFIL ORGANISASI Bab ini menjelaskan mengenai perusahaan dimana penelitian karya akhir dilakukan. Selain itu juga menggambarkan struktur organisasi yang berlaku di perusahaan. Terakhir, akan dijelaskan bagaimana peran tiap-tiap bagian dari struktur organisasi pada bagian Helpdesk Support di VP-ASP. 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Rocksalt Pty. Ltd. didirikan oleh Cam Flanigan pada tahun 2007 di Melbourne Australia. Pada awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan yang berkecimpung pada kustomisasi web. Pada tahun 2009, perusahaan mengambil alih aplikasi shopping cart Yourvirtualstore dan mengembangkannya menjadi VP- ASP. Sejak saat itu, Rocksalt memfokuskan dirinya untuk mengembangkan aplikasi ini beserta solusi-solusi pendukungnya. 4.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan Rocksalt bisa digambarkan dengan Gambar 4.1 : Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rocksalt Pty. Ltd. 39

54 40 Pada Gambar 4.1 bisa dijelaskan bagian-bagian dari organisasi perusahaan sebagai Tabel 4.1: Tabel 4.1 Deskripi Pekerjaan Rocksalt Pty. Ltd. Jabatan Chief Executive Officer Administration Marketing Development Support Deskripsi Pekerjaan Bagian ini yang dipegang oleh Cam Flanigan, merupakan pemilik dari perusahaan. Ia juga berfungsi untuk menentukan arah dari perusahaan. Bagian ini yang dipegang oleh Carryn Amor, berfungsi mengurusi berbagai kegiatan yang berkenaan dengan administrasi sehari-hari dari kantor. Contohnya adalah surat-menyurat, penanganan cuti, pemberian gaji, dan lainlain. Bagian yang dipegang Gareth Sales, berfungsi untuk melakukan kegiatan presales atas produk VP-ASP. Ia juga melakukan kerjasama dengan beberapa partner perusahaan. Bagian ini yang diketuai oleh Bobby Chua, berfungsi untuk melakukan pengembangan terhadap aplikasi VP-ASP beserta solusi-solusi pendukungnya. Selain itu bagian ini juga melakukan layanan kustomisasi terhadap produk yang terdapat pada pelanggan. Bagian ini dipegang oleh beberapa orang dan bekerja bergantian berdasarkan shift kerja. Bagian ini berfungsi untuk menangani permasalahan yang dialami oleh pelanggan produk VP-ASP. Pada Tabel 4.1 bisa terlihat bahwa tiap-tiap bagian mempunyai perannya masingmasing. Namun pada kenyataannya, disebabkan oleh kurangnya sumber daya yang ada, bagian Support dan Development saling mengerjakan tugas yang bukan bagiannya. Misalnya, bagian Development tidak jarang mengerjakan trouble ticket ketika beban kerja bagian Support sangat tinggi, disebabkan trouble ticket yang berjumlah sangat banyak pada satu waktu. Hal yang sama juga terjadi di bagian Support ketika mendapatkan beban kerja yang rendah. Mereka mendapatkan tugas untuk mengerjakan proyek kustomisasi yang seharusnya dikerjakan oleh bagian Development. 4.3 Helpdesk Support VP-ASP Sistem helpdesk support merupakan suatu layanan dari perusahaan yang tujuannya menangani permasalahan yang ada pada aplikasi VP-ASP. Selain melayani permasalahan atau trouble yang dialami pelanggan, aplikasi ini juga

55 41 berfungsi ketika terjadi permintaan kustomisasi oleh pelanggan. Aplikasi Helpdesk ditujukan untuk pengguna aplikasi VP-ASP dan support team VP-ASP. Aplikasi Helpdesk berfungsi sebagai service desk yang memanajemen insiden atau permasalahan yang terjadi pada apikasi VP-ASP di pelanggan. Meski dinamakan Helpdesk, namun fungsi bagian ini lebih menyerupai service desk, seperti yang dijelaskan oleh kerangka kerja ITIL. Menurut ITIL, service desk adalah satu titik kontak dalam perusahaan yang berfungsi untuk memanajemen insiden pelanggan dan permintaan layanan (Knapp, 2010). Hal ini mengakibatkan penanganan bisa dilakukan saat itu tanpa perlu dieskalasi ke pihak yang lebih tinggi. Aplikasi ini ditangani oleh beberapa bagian dari organisasi, yaitu: 1. Chief Executive Officer 2. Support Team 3. Development Team 4. Marketing Team Semua bagian diatas mempunyai akses yang sama terhadap ticket yang dibuat dalam helpdesk support. Helpdesk Support VP-ASP menangani sebagian besar trouble ticket yang ada pada aplikasi ini. Ketika harus dilakukan eskalasi, maka trouble ticket tersebut akan ditangani oleh tim development. Tidak tertutup kemungkinan bahwa satu trouble ticket bisa ditangani oleh dua tim (support dan development) yang berbeda. Tim yang sama juga menangani permintaan kustomisasi yang diajukan oleh pelanggan. Ada kalanya ketika pelanggan mempunyai pertanyaan yang berkenaan dengan produk-produk yang ditawarkan oleh Rocksalt. Ketika pelanggan mempunyai pertanyaan yang berkenaan dengan pre-sales, maka ticket ini akan ditangani oleh tim marketing. Terakhir, CEO juga mempunyai akses langsung terhadap ticketticket yang ada. Ia bahkan juga dapat menangani ticket tersebut bila dirasa perlu.

56 BAB 5 PERANCANGAN MODEL SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam membangun prototipe sistem manajemen pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP. Dijabarkan pula analisis proses-proses KMS, analisis fitur yang dibutuhkan, hingga perancangan prototipe itu sendiri. 5.1 Identifikasi Faktor Kontingensi Bab ini menjelaskan mengenai penilaian terhadap task characteristics, knowledge characteristics, organizational characteristics, dan environmental characteristics. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil survei, wawancara, dan observasi yang dilalukan penulis. Hasil survei dari tiap-tiap pertanyaan ditunjukkan pada Lampiran C Karakteristik Tugas Analisis karakteristik yang dilakukan penulis dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah melihat bagaimana ketidakjelasan (uncertainty) tugas terjadi pada pegawai. Kedua adalah ketergantungan (interdependence) tugas yang dialami oleh pegawai. Kedua jenis data ini didapatkan melalui kuisioner pada bagian Helpdesk Support VP-ASP Ketidakjelasan Tugas (Task Uncertainty) Pengukuran yang telah dilakukan memberikan hasil sebanyak 57% responden menjawab bahwa tingkat ketidakjelasan tinggi, sementara 43% menjawab tingkat ketidakjelasan jarang atau rendah. Bisa disimpulkan bahwa tingkat ketidakjelasan tugas adalah tinggi (high). Hasil pengukuran ini didapatkan dari jawaban atas pertanyaan kuisioner bagian II pada nomor 1. Detail dari tabulasi ini diperlihatkan pada Tabel

57 43 Tabel 5.1 Task Uncertainty Kategori Jumlah Persentase Sering/Tinggi 4 57% Jarang/Rendah 3 43% Total 7 100% Ketergantungan Tugas (Task Interdependency) Pengukuran yang telah dilakukan oleh penulis didapatkan hasil tabulasi dimana 43% menjawab tingkat ketergantungan (interdependency) tugas tinggi atau rendah. Sedangkan sebanyak 57% menjawab bahwa tingkat ketergantungan tugas adalah rendah. Bisa disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan pada pegawai adalah sedikit atau rendah (low). Hasil pengukuran didapatkan dari pertanyaan kuisioner bagian II pada nomor 2. Detail tabulasi diperlihatkan pada Tabel 5.2: Karakteristik Pengetahuan Tabel 5.2 Task Interdependence Kategori Jumlah Persentase Banyak/Tinggi 3 43% Sedikit/Rendah 4 57% Total 7 100% Menurut Fernandez (2010), karakteristik pengetahuan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tasit/eksplisit, prosedural/deklaratif, dan general/spesifik. Berdasarkan tiga bagian ini, hanya dua bagian yang berpengaruh langsung pada proses manajemen pengetahuan, yaitu tasit/eksplisit dan prosedural/deklaratif. Untuk mendapatkan data mengenai kedua bagian ini, penulis melakukan kuisioner pada pegawai Helpdesk Support VP-ASP. Pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi ini terdapat pada bagian II dari kuisioner Tasit/Eksplisit Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan, terdapat 86% responden yang mengggunakan media atau eksplisit. Sedangkan hanya 14% yang memilih

58 44 langsung atau eksplisit. Bisa disimpulkan pegawai melakukan pekerjaannya dengan menggunakan media atau eksplisit (explicit). Hasil perhitungan didapatkan dari jawaban atas pertanyaan nomor 4 pada bagian II dari kuisioner. Detail tabulasi digambarkan pada Tabel 5.3: Tabel 5.3 Tasit/Eksplisit Kategori Jumlah Persentase Langsung 1 14% Media 6 86% Total 7 100% Prosedural/Deklaratif Dari pengukuran yang telah dilakukan, terdapat sebesar 43% responden yang memilih formulasi. Sedangkan responden yang memilih prosedural adalah sebesar 57%. Bisa disimpulkan bahwa pegawai melakukan pekerjaannya secara prosedural (procedural). Hasil pengukuran didapatkan dari jawaban atas pertanyaan nomor 3 bagian II pada kuisioner. Detail dari pengukuran ini bisa dilihat pada Tabel 5.4: Karakteristik Organisasi Tabel 5.4 Prosedural/Deklaratif Kategori Jumlah Persentase Formulasi 3 43% Prosedural 4 57% Total 7 100% Proses dalam mendapatkan karakteristik suatu organisasi bisa dilihat dari ukuran, strategi bisnis, serta karakteristik lingkungan dimana organisasi itu berada Ukuran Organisasi Hingga tahun 2013, jumlah keseluruhan dari VP-ASP adalah sebesar 9 orang. Dimana kesemua pegawai tersebar diantara tiga negara, yaitu Australia, Indonesia, dan Malaysia. Menurut Fair Work Act (Office of Parliamentary

59 45 Counsel, 2013) maka ukuran organisasi VP-ASP adalah kecil (small), karena berjumlah kurang dari 15 orang Strategi Bisnis Organisasi Dari hasil obervasi pada bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi bisnis yang diambil adalah cost leadership. Karena perusahaan ini mempunyai saingan-saingan yang mempunyai produk yang sejenis Karakteristik Lingkungan Organisasi Karakteristik ini bisa didapatkan dari tingkat pengaruh pihak luar terhadap organisasi. Beberapa faktor yang bisa diukur adalah dari kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, maupun organisasi saingan. Berdasarkan beberapa faktor ini, perusahaan dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketidakjelasan (uncertainty) lingkungan yang rendah (low). Hal ini bisa dilihat dari kebijakan pemerintah dimana head office berada yang tidak banyak berubah, bahkan cenderung mendukung bisnis perusahaan. Meski pegawai tersebar di beberapa negara, kondisi kebijakan dan peraturan pemerintah tidak berpengaruh banyak, karena pegawai bekerja secara virtual atau telecommuting. Tingkat persaingan ekonomi di antara perusahaan sejenis juga masih rendah, karena jumlah saingan yang masih rendah. Selain itu perusahaan telah mempunyai basis pelanggannya sendiri sebagai sumber dana, selain beberapa layanan dan solusi yang memungkinkan pemasukan dana secara reguler. 5.2 Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan berdasarkan Faktor Kontingensi Berdasarkan hasil identifikasi yang diperlihatkan pada Tabel 5.1, Tabel 5.2, Tabel 5.3, dan Tabel 5.4, juga kesimpulan yang didapatkan pada sub bab ,

60 , dan 5.1.4, maka faktor-faktor kontingensi bisa digambarkan ke dalam Tabel 5.5: Tabel 5.5 Faktor Kontingensi Helpdesk Support VP-ASP Faktor Kontingensi Task Uncertainty Task Interdependency Tacit/Explicit Procedural/Declarative Ukuran Organisasi Strategi Bisnis Karakteristik Lingkungan Nilai High Low Explicit Procedural Small Cost Leadership Low Berdasarkan nilai-nilai yang didapat pada Tabel 5.5, maka kemudian dilakukan analisis dengan memasukkan data di atas ke dalam Tabel 5.6. Hasil dari analisis akan berupa nilai kumulatif untuk tiap-tiap proses manajemen pengetahuan. Nilai ini digunakan untuk menentukan peringkat prosesproses manajemen pengetahuan di Helpdesk Support VP-ASP.

61 Penetapan Prioritas Proses Manajemen Pengetahuan yang Dibutuhkan Berdasarkan Tabel 5.6, maka didapatkan tingkatan prioritas yang dibagi menjadi tiga bagian, berdasarkan metodologi Fernandez (2010). Tingkatan tersebut adalah Tinggi (skor => 5), Sedang (skor >3 hingga skor <5), dan Rendah (skor =<3). Tingkatan prioritas ini diperlihatkan dalam Tabel 5.7: Tabel 5.7 Hasil Prioritas Kebutuhan Proses KM Faktor Kontingensi Proses KM Skor Kumulatif Peringkat Direction 5 Tinggi Externalization 4,5 Sedang Internalization 4,5 Sedang Socialization for Knowledge Sharing 4 Sedang Routines 3 Rendah Socialization for Knowledge Discovery 2,5 Rendah Combination 2 Rendah Exchange 2 Rendah Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa proses yang paling dibutuhkan adalah direction. Sementara pada peringkat sedang adalah externalization, internalization, dan socialization for knowledge sharing. Sedangkan pada prioritas rendah adalah socialization for knowledge discovery, combination, dan exchange. 5.4 Identifikasi Manajemen Pengetahuan Saat Ini Manajemen pengetahuan yang ada di perusahaan perlu diidentifikasi untuk mengetahui proses manajemen pengetahuan dan fasilitas manajemen pengetahuan. Penulis menggunakan instrumen penelitian dari Moh. Bayu Teguh Santoso (2011) yang telah diubah untuk kepentingan penelitian ini.

62 Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini Tahapan ini merupakan identifikasi atas proses-proses manajemen pengetahuan yang terjadi di bagian Helpdesk Support VP-ASP. Hasil dari identifikasi didapatkan melalui pertanyaan-pertanyaan di bagian IV pada kuisioner. Pada bagian ini skor dari jawaban ditentukan sebagai berikut: Jawaban Sangat Sering diberi skor 5 Jawaban Sering diberi skor 4 Jawaban Kadang-Kadang diberi skor 3 Jawaban Jarang diberi skor diberi skor 2 Jawaban Sangat Jarang diberi skor 1 Berdasarkan kuisioner yang telah disebar, pertanyaan nomor 1 merupakan identifikasi terhadap proses manajemen pengetahuan combination, nomor 2 adalah socialization for knowledge discovery, nomor 3 adalah externalization, nomor 4 adalah internalization, nomor 5 adalah socialization for knowledge sharing, nomor 6 adalah exchange, nomor 7 adalah direction, dan nomor 8 adalah routines. Tabel 5.8 memperlihatkan hasil tabulasi atas kuisioner pada bagian IV. Tabel 5.8 Skor Rata-rata Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Saat Ini Proses Manajemen Pengetahuan Skor Rata-Rata Combination 4,14 Socialization for Knowledge Discovery 4,43 Externalization 3,86 Internalization 4,43 Socialization for Knowledge Sharing 3,86 Exchange 3,43 Directon 3,71 Routines 2,71 Tabel 5.8 memperlihatkan skor rata-rata dari setiap pertanyaan yang telah diajukan. Skor rata-rata ini kemudian dimasukkan ke dalam kategori untuk

63 50 dengan cara menentukan skala interval. Penentuan skala interval dijelaskan sebagai berikut: Kategori Sangat Sering = 4,25 5,00 Kategori Sering = 3,43 4,23 Kategori Kadang-Kadang = 2,62 3,42 Kategori Jarang = 1,81 2,61 Kategori Sangat Jarang = 1,00 1,80 Berdasarkan skala diatas, maka bisa ditentukan bahwa tingkat Tinggi adalah kategori yang terdiri dari Sangat Sering dan Sering. Tingkat Sedang adalah kategori Kadang-Kadang, dan tingkat Rendah adalah terdiri dari kategori Rendah dan Sangat Rendah. Penentuan tingkatan ini bisa ditunjukkan ke dalam Tabel 5.9: Tabel 5.9 Tingkat Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Saat Ini Proses Manajemen Pengetahuan Skor Rata-Rata Tingkat Combination 4.14 Tinggi Socialization for Knowledge Discovery 4.43 Tinggi Externalization 3.86 Tinggi Internalization 4.43 Tinggi Socialization for Knowledge Sharing 3.86 Tinggi Exchange 3.43 Tinggi Directon 3.71 Tinggi Routines 2.71 Sedang Tabel 5.9 memperlihatkan bahwa sebagian besar proses berada pada tingkat Tinggi, sementara hanya proses routines yang berada pada tingkat Sedang Identifikasi Fasilitas Proses Management Pengetahuan Saat Ini Fasilitas-fasilitas yang sedang digunakan pada proses manajemen pengetahuan perlu dilakukan analisis. Fasilitas-fasilitas ini terutama yang digunakan oleh Helpdesk Support VP-ASP. Identifikasi ini diperoleh dari jawaban-jawaban dari

64 bagian V pada kuisioner yang telah disebar kepada responden. Penentuan skor dari jawaban adalah sebagai berikut: Jawaban Sangat Mudah diberi skor 5 Jawaban Mudah diberi skor 4 Jawaban Cukup Mudah diberi skor 3 Jawaban Cukup Sulit diberi skor diberi skor 2 Jawaban Sangat Sulit diberi skor 1 Merujuk pada kuisioner di bagian V, pertanyaan nomor 1 terkait dengan fasilitas proses manajemen pengetahuan combination, nomor 2 terkait dengan socialization for knowledge discovery, nomor 3 adalah externalization, nomor 4 adalah internalization, nomor 5 adalah socialization for knowledge sharing, nomor 6 merupakan exchange, nomor 7 merupakan direction, dan nomor 8 merupakan routines. Tabel 5.10 menunjukkan hasil tabulasi dari kuisioner di bagian V. Tabel 5.10 Skor Rata-rata Fasilitas Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Saat Ini Proses Manajemen Pengetahuan Skor Rata-Rata Combination 3,71 Socialization for Knowledge Discovery 4,29 Externalization 4,00 Internalization 4,00 Socialization for Knowledge Sharing 4,43 Exchange 3,57 Directon 3,29 Routines 3,86 Berdasarkan Tabel 5.10, maka bisa diketahui kategori dari skor rata-rata diatas. Penentuana skala interval adalah sebagai berikut: Kategori Sangat Mudah = Kategori Mudah =

65 52 Kategori Cukup Mudah = Kategori Sulit = Kategori Sangat Sulit = Berdasarkan penentuan skala interval diatas, bisa diketahui tingkatan untuk tiaptiap kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Kategori Sangat Mudah dan Mudah termasuk pada tingkat Tinggi, kategori Cukup Mudah termasuk pada tingkat Sedang, dan kategori Sulit dan Sangat Sulit termasuk pada tingkat Rendah. Tingkatan pada semua fasilitas proses manajemen pengetahuan diperlihatkan pada Tabel 5.11: Tabel 5.11 Tingkat Fasilitas Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support Saat Ini Fasilitas Proses Manajemen Pengetahuan Skor Rata-Rata Tingkat Combination 3,71 Tinggi Socialization for Knowledge Discovery 4,29 Tinggi Externalization 4,00 Tinggi Internalization 4,00 Tinggi Socialization for Knowledge Sharing 4,43 Tinggi Exchange 3,57 Tinggi Directon 3,29 Tinggi Routines 3,86 Tinggi Tabel 5.11 memperlihatkan bahwa semua fasilitas manajemen pengetahuan yang ada pada bagian Helpdesk Support VP-ASP termasuk pada kategori Tinggi. 5.5 Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Saat Ini Tahapan identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pengembangan manajemen pengetahuan yang ada saat ini pada bagian Helpdesk Support VP- ASP. Untuk mengetahui kebutuhan ini dilakukan penentuan kategori berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu identifikasi tingkatan proses manajemen pengetahuan dan tingkatan fasilitas proses manajemen pengetahuan. Detail dari identifikasi ini diperlihatkan oleh Tabel 5.9 dan Tabel

66 5.11. Hasil akhir dapat diketahui menggunakan tabel pemetaan kategori kebutuhan pengembangan proses manajemen pengetahuan saat ini. Tabel pemetaan ini dikembangkan oleh Aldi Rosi (2012) pada karya akhirnya. Tabel pemetaan kategori pengembangan proses manajemen pengetahuan saat ini digambarkan sebagai Tabel 5.12: Tabel 5.12 Pemetaan Kategori Kebutuhan Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini 53 Tingkat Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini Tingkat Fasilitas Manajemen Pengetahuan Saat Ini Kebutuhan Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini Keterangan Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Proses manajemen pengetahuan yang lebih sering dilakukan kurang terfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan proses tersebut, sehingga kebutuhuan untuk dikembangkan menjadi tinggi. Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Proses manajemen pengetahuan yang lebih sering dilakukan sudah cukup terfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan proses tersebut, sehingga kebutuha untuk dikembangkan adalah sedang. Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Rendah Proses manajemen pengetahuan tidak sering dilakukan, sehingga kebutuhan untuk dikembangkan adalah rendah. Berdasarkan Tabel 5.12, maka kebutuhan kategori pengembangan manajemen pengetahuan di bagian Helpdesk Support VP-ASP bisa ditentukan pada Tabel 5.13:

67 Tabel 5.13 Pemetaan Kategori Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP. Proses Manajemen Pengetahuan Tingkat Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini Tingkat Fasilitas Proses Manajemen Pengetahuan Saat Ini Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Saat Ini Combination Tinggi Tinggi Sedang 54 Socialization for Knowledge Discovery Tinggi Tinggi Sedang Externalization Tinggi Tinggi Sedang Internalization Tinggi Tinggi Sedang Socialization for Knowledge Sharing Tinggi Tinggi Sedang Exchange Tinggi Tinggi Sedang Directon Tinggi Tinggi Sedang Routines Sedang Tinggi Sedang Berdasarkan Tabel 5.13 maka bisa ditentukan tingkat kebutuhan proses manajemen pengetahuan pada bagian Helpdesk Support VP-ASP sebagai Tabel 5.14: Tabel 5.14 Tabel Kebutuhan Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP. Proses Manajemen Pengetahuan Combination Socialization for Knowledge Discovery Externalization Internalization Socialization for Knowledge Sharing Exchange Directon Routines Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Saat Ini Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

68 Identifikasi Proses Manajemen Pengetahuan Tambahan yang Dibutuhkan Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui proses tambahan yang diperlukan untuk manajemen pengetahuan yang akan dikembangkan. Proses identifikasi dilakukan dengan mengacu pada keluaran dari Bab 5.3 dan 5.4 yang dijelaskan sebelumnya. Penentuan proses-proses manajemen pengetahuan tambahan yang akan dijadikan prioritas dan akan digunakan oleh sistem manajemen pengetahuan menggunakan pemetaan prioritas kebutuhan proses manajemen pengetahuan berdasarkan skor tabel analisis faktor kontingensi terhadap kebutuhan pengembangan proses pengembangan yang ada saat ini. Penetapan prioritas dilakukan dengan menggunakan teori analis tabel faktor kontingensi (Fernandez, Gonzalez, & Sabherawal, 2010) yang telah digunakan pada Bab 5.2. Detail penetapan prioritas dijelaskan pada Tabel 5.15: Tabel 5.15 Prioritas Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Tambahan Prioritas Kebutuhan Proes Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Faktor Kontingensi Tingkat Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahan Saat Ini Prioritas Pengembangan Tinggi Tinggi 1 Tinggi Sedang 2 Tinggi Rendah 3 Sedang Tinggi 4 Sedang Sedang 5 Sedang Rendah 6 Rendah Tinggi 7 Rendah Sedang 8 Rendah Rendah 9 Berdasarkan Tabel 5.15 bisa didapatkan prioritas pengembangan yang akan diimplementasi pada sistem manajemen pengetahuan. Proses yang dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan antara skor tabel analisis faktor kontingensi

69 dengan tingkat kebutuhan pengembangan manajemen pengetahuan saat ini. Detail pemetaan terdapat pada Tabel 5.16: Tabel 5.16 Prioritas Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Proses Manajemen Pengetahuan Prioritas Kebutuhan Proses Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Faktor Kontingensi Kebutuhan Pengembangan Manajemen Pengetahuan Saat Ini Prioritas Pengembangan Combination Rendah Sedang 8 Socialization Knowledge Discovery for Rendah Sedang 8 Externalization Sedang Sedang 5 Internalization Sedang Sedang 5 Socialization for Knowledge Sharing Sedang Sedang 5 Exchange Rendah Sedang 8 Directon Tinggi Sedang 2 Routines Rendah Sedang 8 Berdasarkan Tabel 5.16, maka dilakukan pemeringkatan dari nilai prioritas terendah hingga tertinggi. Berdasarkan proses pengurutan ini bisa didapat prosesproses manajemen pengetahuan tambahan yang perlu dikembangkan pada bagian Helpdesk Support VP-ASP. Detail urutan atau peringkat terlihat pada Tabel 5.17: Tabel 5.17 Prioritas Pengembangan Proses Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Proses Manajemen Pengetahuan Prioritas Pengembangan Urutan Directon 2 1 Externalization 5 Internalization 5 Socialization for Knowledge Sharing 5 Combination Socialization for Knowledge Discovery 8 Exchange 8 Routines 8 3

70 57 Pada Tabel 5.17 bisa terlihat bahwa prioritas pengembangan sistem manajemen pengetahuan yang pertama adalah proses direction. Kemudian pada urutan kedua adalah proses-proses externalization, internalization, dan socialization for knowledge sharing. Akhirnya pada urutan terakhir adalah proses-proses combination, socialization for knowledge discovery, exchange, dan routines. Berdasarkan analisis yang diperlihatkan pada Tabel 5.17, maka terlihat bahwa proses direction berada pada tingkat teratas. Hal ini diperkuat pada Tabel 5.6, dimana proses direction mempunyai nilai tinggi. Sedangkan kebutuhan akan pengembangan manajemen pengetahuan pada proses ini yang bernilai sedang. Proses justifikasi perlu dilakukan untuk mendapatkan proses manajemen pengetahuan yang benar-benar diperlukan di bagian Helpdesk Support VP-ASP. Untuk itu, penulis melakukan observasi di perusahaan dan menemukan kenyataan bahwa Helpdesk Support VP-ASP belum mempunyai sistem manajemen pengetahuan sebelumnya. Selain itu semua pegawai Helpdesk Support VP-ASP terpisah jarak yang jauh dimana pekerjaan dilakukan secara telecommuting. Hal ini mengakibatkan tidak dimungkinkannya komunikasi aktif secara langsung. Pengetahuan yang ada pada bagian ini juga sebagian besar berupa tasit, dimana perlu adanya transfer pengetahuan sehingga dibutuhkan adanya proses dokumentasi. Berdasarkan kenyataan ini, maka penulis menyimpulkan bahwa proses dengan prioritas pertama dan kedua perlu dikembangkan dalam sistem manajemen pengetahuan Keterkaitan Antar Sub-Sub Proses Hubungan antar tabel yang menggambarkan hasil dari proses-proses yang dilakukan pada sub-sub bab sebelumnya bisa divisualisasikan pada Gambar 5.1:

71 58 Faktor Kontingensi HDS VP- ASP Hasil Prioritas Kebutuhan Proses KM Pemetaan Faktor Tabel Kontingensi (Fernandez, 2010) Tingkat Proses KM HDS VP- ASP Saat Ini Tingkat Fasilitas Proses KM HDS VP-ASP Saat Ini Pemetaan Kategori Kebutuhan Pengembangan KM HDS VP-ASP Pemetaan Kategori Kebutuhan Pengembangan Proses KM Saat Ini (Aldi Rosi, 2012) Prioritas Pengembangan Proses KM HDS VP-ASP Prioritas Pengembangan Proses KM Tambahan (Fernandez, 2010) Gambar 5.1 Keterkaitan Sub-Sub Proses. Berdasarkan Gambar 5.1, maka proses pertama adalah mendapatkan faktor-faktor kontingensi. Faktor-faktor ini didapatkan dari kuisioner dan pengamatan terhadap organisasi perusahaan. Setelah didapatkan tabel faktor kontingensi, maka bisa ditentukan prioritas kebutuhan proses manajemen pengetahuan dengan bantuan pemetaan faktor tabel kontingensi yang didapatkan dari literatur karangan Fernandez. Proses kedua adalah mendapatkan pemetaan kategori kebutuhan pengembangan manajemen pengetahuan, dimana dihasilkan dari pemetaan pada tabel tingkat proses manajemen pengetahuan dan tabel tingkat fasilitas proses manajemen pengetahuan. Penentuan pemeringkatan terhadap pemetaan kategori menggunakan bantuan tabel pemetaan kategori kebutujan pengembangan proses manajemen pengetahuan saat ini yang dikembangkan oleh Aldi Rosi.

72 59 Proses terakhir adalah mendapatkan prioritas pengembangan proses manajemen pengetahuan yang didapatkan berdasarkan pemetaan antara tabel hasil prioritas kebutuhan proses manajemen pengetahuan dan tabel pemetaan kategori kebutuhan pengembangan manajemen pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP. Penentuan peringkat dari hasil pemetaan menggunakan tabel prioritas pengembangan proses manajemen pengetahuan tambahan yang berasal dari literatur karangan Fernandez. 5.7 Analisis Infrastruktur Manajemen Pengetahuan Pada tahapan ini, penulis melakukan analisi terhadap faktor-faktor budaya organisasi, struktur organisasi, infrastruktur teknologi informasi, pengetahuan umum dan lingkungan fisik. Proses ini dilakukan melalui kuisioner, wawancara, dan observasi langsung di perusahaan Budaya Organisasi Budaya atau kultur pada organisasi yang diteliti oleh penulis merupakan hasil dari pemetaan yang didapatkan dari kuisioner bagian I yang telah disebar. Pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bisa diamati tingkat kepentingan pengetahuan, kebutuhan pengetahuan dan kebutuhan akan sistem manajemen pengetahuan. Hasil tabulasi mengenai kebutuhan pengetahuan di bagian Helpdesk Support VP- ASP bisa dilihat pada Tabel 5.18: Tabel 5.18 Kepentingan Pengetahuan Kategori Jumlah Persentase Penting 6 86% Tidak Penting 1 14% Total 7 100% Tabel 5.18 memperlihatkan bahwa sebagian besar pegawai di bagian Helpdesk Support VP-ASP menganggap pengetahuan sebagai sesuatu yang penting dengan presentase sebesar 86%, sedangkan 14% menganggap tidak penting.

73 60 Detail mengenai kebutuhan manajemen pengetahuan diperlihatkan pada hasil tabulasi pada Tabel 5.19: Tabel 5.19 Kebutuhan Manajemen Pengetahuan Kategori Jumlah Persentase Perlu 7 100% Tidak Perlu 0 0% Total 7 100% Berdasarkan kuisioner di Tabel 5.19 maka bisa terlihat bahwa 100% pegawai Helpdesk Support VP-ASP membutuhkan manajemen pengetahuan. Pemetaan mengenai kebutuhan sistem manajemen pengetahuan bisa diketahui melalui hasil tabulasi di Tabel 5.20: Tabel 5.20 Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan Kategori Jumlah Persentase Perlu 7 100% Tidak Perlu 0 0% Total 7 100% Tabel 5.20 memperlihatkan bahwa 100% menjawab perlunya sistem manajemen pengetahuan. Ini berarti bahwa keseluruhan pegawai bagian Helpdesk Support VP-ASP memerlukan solusi sistem manajemen kebutuhan Struktur Organisassi Analisis terhadap struktur organisasi perusahaan dilakukan untuk mendapatkan beberapa atribut, yaitu struktur hirarki organisasi, peran tambahan dari manajemen pengetahuan, dan community of practice. Penulis melakukan observasi untuk mendapatkan informasi mengenai struktur hirarki organisasi pada Rocksalt Pty. Ltd. Struktur organisasi hasil pengamatan bisa dilihat pada Gambar 4.1 di Bab 4.2. Bisa disimpulkan bahwa struktur organisasi bersifat sentralisasi, dimana pengambilan keputusan tergantung pada CEO selaku pimpinan perusahaan. Untuk mendapatkan informasi mengenai peran

74 61 tambahan dari manajemen pengetahuan, hal ini bisa dilihat pada kuisioner yang diberikan pada CEO. Selain itu penulis melakukan wawancara langsung pada CEO. Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara yang dilakukan, ketahui bahwa pihak manajemen memberikan dukungan pada pengembangan sistem manajemen pengetahuan. Namun manajemen belum membutuhkan peran atau struktur khusus yang menangani manajemen pengetahuan, disebabkan keterbatasan sumber daya manusia. Atribut terakhir yang diamati oleh penulis adalah community of practice. Pada bagian Helpdesk Support VP-ASP atribut ini belum dipenuhi oleh perusahaan. Terlihat dari belum adanya suatu kelompok atau komunitas secara khusus dan mandiri untuk menangani manajemen pengetahuan di Helpdesk Support VP-ASP Infrastruktur Teknologi Informasi Sub bab ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut dari infrastruktur TI yang mempunyai hubungan dengan pengembangan sistem manajemen pengetahuan. Informasi didapatkan dengan melakukan observasi terhadap infrastruktur yang ada pada perusahaan. Atribut-atribut yang ingin diketahui adalah reach, depth, richness, dan aggregation. Atribut reach adalah atribut yang berkenaan dengan akses dan koneksi dan efisiensinya. Pada Helpdesk Support VP-ASP, setiap pegawai terhubung melalui jaringan Internet. Dengan adanya akses ini, maka pegawai bisa mengakses sistem informasi helpdesk dimana saja dan kapan saja. Pegawai juga tidak perlu menggunakan persyaratan tertentu untuk mengakses sistem informasi helpdesk. Atribut depth adalah atribut yang berkenaan dengan detail dan jumlah informasi yang bisa dikomunikasikan secara efektif melalui sebuah medium. Bisa disimpulkan bahwa atribut depth merujuk kepada bandwith infrastruktur. Pada Helpdesk Support VP-ASP bandwith yang disediakan oleh provider adalah sebesar 800 GB. Kapasitas sebesar ini sangat mencukupi sebagai pendukung sistem manajemen pengetahuan yang akan dikembangkan.

75 62 Atribut richness adalah atribut yang berhubungan dengan keragaman atau kekayaan data dan informasi yang ada pada Helpdesk Support VP-ASP. Data dan informasi yang ada berupa dokumen SOP, dokumen pelanggan, dokumen pegawai, dokumen laporan, , dan lain sebagainya yang berbentuk elektronik maupun non-elektronik. Atribut terakhir adalah aggregation yang merupakan atribut yang berhubungan dengan penyimpanan data dan pengolahan informasi. Atribut ini berhubungan erat denga penggunaan repositori. Pada Helpdesk Support VP-ASP terdapat dua jenis repositori, yaitu elektronik dan non-elektronik. Pada repositori elektronik, dokumen tersimpan pada server, aplikasi MS Groove, dan masing-masing komputer milik pegawai. Sedangkan repositori non-elektronik, dokumendokumen yang ada tersimpan pada lemari penyimpanan di kantor utama dan masing-masing pegawai. Topologi arsitektur jaringan TI yang digunakan Helpdesk Support VP-ASP bisa dilihat pada Gambar 5.2: Web Server Internet Firewall Database Server Mail Server Aplikasi Helpdesk Gambar 5.2 Arsitektur Jaringan TI Helpdesk Support VP-ASP

76 63 Gambar 5.2 memperlihatkan bahwa aplikasi helpdesk terletak pada server yang berbeda-beda, dimana file-file terletak pada web server, database tersimpan pada database server, dan semua dikelola melalui server terpisah. Bisa disimpulkan bahwa Helpdesk Support VP-ASP sangat bergantung pada penggunaan jaringan Internet dalam melakukan pekerjaanya. Hal ini juga yang memungkinkan akses helpdesk dari lokasi manapun di dunia Lingkungan Fisik Observasi terhadap Helpdesk Support VP-ASP dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai lingkungan fisik. Hal ini berguna untuk membantu dalam hal fasilitas untuk bertemu dan berbagi ide. Pada kenyataannya, Helpdesk Support VP-ASP tidak mempunyai suatu ruangan permanen dimana semua pegawai melakukan pekerjaannya. Sebagian besar pegawai bekerja di rumah mereka masing-masing. Mereka cukup berbekal komputer pribadi dan jaringan Internet yang memadai untuk mengakses sistem informasi helpdesk. Meski terdapat bangunan kantor permanen di Melbourne dan Kuala Lumpur, namun pegawai tidak harus bekerja di tempat tersebut. Kantor utama yang berada di Melbourne lebih berfungsi untuk tempat bekerja bagian administrasi. Proses pengambilan kuisioner juga dilakukan untuk mendapatkan opini para pegawai terhadap infrastruktur yang ada. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebar, terdapat 29% yang menganggap infrastruktur yang ada telah memadai, sedangkan 71% menganggap tidak memadai atau belum siap untuk mendukung proses manajemen pengetahuan. Detail mengenai tabulasi kuisioner diperlihatkan pada Tabel 5.21: Tabel 5.21 Kesiapan Infrastruktur Kategori Jumlah Persentase Memadai 2 29% Tidak Memadai 5 71% Total 7 100%

77 Pengetahuan Umum Menurut Fernandez (2010), pengetahuan umum merujuk pada pengalaman kumulatif dari organisasi dalan memahami suatu kategori pengetahuan dan aktivitas dan prinsip-prinsip yang mendukung komunikasi dan koordinasi. Pengetahuan ini terletak menjadi tiga bagian, yaitu people, artifact, dan entitas organisasi People Pengetahuan yang terletak pada pegawai Helpdesk Support VP-ASP merupakan pengetahuan yang mereka miliki selama bekerja di perusahaan. Pengetahuan ini bisa berupa pendidikan formal, pembelajaran mandiri, maupun pengamatan sehari-hari. Pengetahuan yang ada pada pegawai merupakan pengetahuan tasit yang diperlihatkan pada Tabel 5.22: Tabel 5.22 Pengetahuan Tasit Helpdesk Support VP-ASP CEO Sales Bagian Pengetahuan Tasit Proses bisnis perusahaan Proses bisnis shopping cart Manajemen pegawai Manajemen anggaran Negosiasi dengan provider Fitur produk Pengajuan promosi dan program sejenis Komunikasi personal terhadap pelanggan Development Kustomisasi kode secara mendalam Keahlian pemrograman Keahlian desain grafis Administrasi database Proses bisnis shopping cart Fitur produk Konfigurasi produk dan server

78 65 Support Konfigurasi produk dan server Kustomisasi kode secara sederhana Administrasi database Fitur produk Troubleshooting produk Eskalasi trouble ticket Artifact Pengetahuan yang berada di jenis artifact berupa dokumen-dokumen tertulis mengenai pekerjaan yang ada pada Helpdesk Support VP-ASP sehingga bisa dikategorikan sebagai pengetahuan eksplisit. Bentuk dari dokumen-dokumen ini bisa berupa elektronik dan non-elektronik. Detail mengenai pengetahuan eksplisit dijelaskan pada Tabel 5.23: Tabel 5.23 Pengetahuan Eksplisit Helpdesk Support VP-ASP Pengetahuan Dokumen penggajian Dokumen anggaran Dokumen pegawai Dokumen pelanggan Dokumen trouble ticket Dokumen proyek kustomisasi Elektronik Jenis Dokumen Non Elektronik Manual produk Dokumen integrasi solusi tambahan SOP admnistrasi server SOP administrasi database Dokumen snippet Source Code Desain Aplikasi Pengetahuan yang ada pada jenis ini adalah pengetahuan mengenai hubungan antara bagian atau entitas dalam organisasi Rocksalt Pty. Ltd. Pengetahuan ini

79 66 juga bisa berisi job description untuk tiap-tiap bagian di perusahaan. Selain itu juga bisa berupa standard operating procedure (SOP) organisasi bagi pegawai untuk menjalankan perannya masing-masing. 5.8 Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan beserta Mekanisme dan Teknologi Proses ini merupakan langkah terakhir untuk perancangan solusi sistem manajemen pengetahuan. Untuk mengetahui teknologi apa saja yang diperlukan oleh untuk sistem manajemen pengetahuan, penulis melakukan survei dengan memberikan daftar-daftar teknologi yang sekiranya dibutuhkan oleh pegawai Helpdesk Support VP-ASP. Berdasarkan prioritasi proses-proses KM yang didapatkan, maka diperlukan sejumlah teknologi yang dapat membantu implementasi dari proses-proses tersebut pada Helpdesk Support VP-ASP. Detail dari survei diperlihatkan dalam Tabel 5.24: Tabel 5.24 Persentase Responden Helpdesk VP-ASP Terhadap Teknologi Manajemen Pengetahuan Teknologi Persentase Chatting 100% Document Management 100% Online Library 71% Discussion Forum 57% Mailing List 29% Issue Management 43% Workflow System 29% Wiki Pages 29% Decision Support System 14% Online Survey 14% Google 29% Business Intelligence 14% Tabel 5.24 bisa digambarkan menjadi diagram pada Gambar 5.3:

80 67 Online%Survey% Decision%Support%System% Business%Intelligence% Workflow%System% Wiki%Pages% Mailing%List% Google% Issue%Management% Discussion%Forum% Online%Library% Document%Management% Cha1ng% 14,29%% 14,29%% 14,29%% 28,57%% 28,57%% 28,57%% 28,57%% 42,86%% 57,14%% 71,43%% 100,00%% 100,00%% Gambar 5.3 Persentase Responden Terhadap Teknologi Manajemen Pengetahuan Semua teknologi yang tercantum pada Tabel 5.24 tidak mungkin digunakan keseluruhannya, karena terbatasnya sumber daya yang ada. Berdasarkan survei yang dilakukan, terdapat 12 teknologi yang mempunyai keterkaitan dengan proses-proses KM yang telah diprioritaskan. Untuk memastikan bahwa teknologi dipakai oleh sebagian besar pegawai, maka penulis memprioritaskan teknologi yang dipilih oleh 50% atau lebih dari keseluruhan pegawai Helpdesk Support VP- ASP. Teknologi-teknologi ini nantinya diharapkan digunakan untuk pemenuhan tujuan dari proses-proses KM. Berdasarkan penentuan ini, maka teknologi yang digunakan menjadi Tabel 5.25: Tabel 5.25 Teknologi Manajemen Pengetahuan yang Digunakan Teknologi Persentase Chatting 100% Document Management 100% Online Library 71% Discussion Forum 57% Analisis lebih lanjut dilakukan berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab 5.6 dan teknologi yang perlu digunakan pada Tabel Detail dari

81 68 kebutuhan sistem manajemen pengetahuan dan fitur-fiturnya dijelaskan pada Tabel 5.26: Tabel 5.26 Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan Proses Manajemen Pengetahuan Direction Externalization Internalization Socialization for Knowledge Sharing Kebutuhan Modul atau fitur yang memungkinkan pengguna untuk memberikan atau meminta bantuan atas suatu permasalahan Modul atau fitur yang memungkinkan pengguna untuk menuangkan ide dan pengetahuan ke dalam pengetahuan eksplisit Modul yang memungkinkan pengguna untuk belajar dari pengetahuan-pengetahuan eksplisit Modul yang memungkinkan pengguna untuk saling berbagi atas pengetahuan yang dimilikinya Modul atau Fitur Chatting Discussion Forum Document Management Chatting Discussion Forum Document Management Online Library Discussion Forum Online Library Chatting Discussion Forum Teknologi-teknologi yang sudah ditentukan akan dikembangkan nantinya dijadikan sebagai modul-modul dalam sistem manajemen pengetahuan. Penggunaan tiap-tiap modul disesuaikan dengan kebutuhan proses-proses manajemen pengetahuan yang juga telah ditentukan sebelumnya. Contohnya, modul atau teknologi Document Management digunakan sebagai proses direction dimana modul ini digunakan oleh pengguna ntuk memberikan atau meminta bantuan atas permasalahan yang ada. Penerapan sistem manajemen pengetahuan perlu didukung oleh mekanisme manajemen pengetahuan agar berjalan dengan baik. Penentuan mekanisme pada Helpdesk Support VP-ASP berdasarkan wawancara terhadap CEO Rocksalt Pty. Ltd. dan observasi langsung pada kegiatan sehari-hari di perusahaan. Mekanisme manajemen pengetahuan yang diterapkan pada Helpdesk Support VP-ASP antara lain:

82 69 1. Komitmen dari manajemen tingkat atas (top level management) untuk mendukung manajemen pengetahuan Pihak manajemen harus selalu memberikan dorongan agar para pegawai selalu mengelola pengetahuan yang dimiliknya dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan. 2. Penyediaan infrastruktur untuk mendukung manajemen pengetahuan Infrastruktur harus tersedia agar penggunaan sistem manajemen pengetahuan dapat digunakan secara optimal oleh pegawai. 3. Kebiasaan penggunaan sistem manajemen pengetahuan Pegawai harus dibiasakan menggunakan sistem manajemen pengetahuan atas pengetahuan unik dan/atau baru yang hanya dimiliki olehnya. 4. Kebiasaan penulisan artikel Pegawai harus dibiasakan menulis artikel atas pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaannya, agar dapat terjadi penyebaran pengetahuan. 5. Sesi berbagi (sharing session) di antara pegawai Sebuah sesi berbagi harus diadakan secara rutin, meski tidak harus bertatapan langsung. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, maka dapat terjadi pemerataan pengetahuan di antara pegawai.

83 BAB 6 ANALISIS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN Bab ini membahas perancangan prototipe dari sistem manajemen pengetahuan yang diterapkan di Helpdesk Support VP-ASP. Pembahasan terdiri dari analisis kebutuan sistem, model fungsional dan non-fungsional, perancangan prototipe sistem manajemen pengetahuan, dan keluaran yang berupa prototipe itu sendiri 6.1 Analisis Kebutuhan Sistem Manajemen Pengetahuan Bab ini berisi analisis mengenai kebutuhan yang digunakan oleh sistem manajemen pengetahuan. Proses ini terdiri dari dua bagian analisis, yaitu kebutuhan fungsional dan non-fungsional Kebutuhan Fungsional Kebutuhan ini terdiri didapatkan berdasarkan keluaran pada Bab 5.8, yaitu chatting, discussion forum, document management, dan online library. Modulmodul tersebut menjadi kebutuhan fungsional yang harus terdapat pada sistem manajemen pengetahuan. Penjelasan dari masing-masing modul adalah sebagai berikut: 1. Chatting Modul ini memberikan fasilitas melakukan pembicaraan di antara para pegawai Helpdesk Support VP-ASP. Modul ini memungkinkan pegawai mendapatkan jawaban secara langsung atas permasalahan yang dihadapinya. 2. Discussion Forum Modul ini memungkinkan pengguna untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi kepada semua pegawai. Adanya modul ini diharapkan bisa terjadi suatu diskusi untuk menemukan jawaban atau solusi dari beberapa alternatif atau saran yang diajukan di forum. 3. Document Management 70

84 71 Modul ini memungkinkan adanya suatu pengaturan atau manajemen atas pengetahuan-pengetahuan eksplisit dalam bentuk dokumen yang ada di perusahaan. Dengan adanya modul ini maka pengguna bisa melakukan proses upload dan download pada dokumen-dokumen yang terkait dengan pekerjaannya. Diharapkan dengan adanya modul ini, pengetahuan ini bisa dibagi dan disebarluaskan pada sesama pegawai perusahaan. 4. Online Library Modul ini bertujuan sebagai repositori atas buku, jurnal, atau dokumen penunjang pekerjaan para pegawai. Pada modul ini, pengguna dapat membaca langsung buku atau dokumen untuk menambah pengetahuannya Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non fungsional adalah kebutuhan yang merujuk pada sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sebuah sistem (Dennis, Wixom, & David, 2009). Kebutuhan ini pada dasarnya terdiri dari empat bagian, yaitu kebutuhan operasional (operational requirement), kebutuhan kinerja (performance requirement), kebutuhan keamanan (security requirement), dan kebutuhan budaya/politik (cultural/political requirement). Detail dari kebutuhan-kebutuhan non-fungsional tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan Operasional (Operational Reqirement) Merupakan kebutuhan yang berkenaan dengan lingkungan operasional yang menjelaskan mengenai sistem operasi, aplikasi sistem, dan sistem informasi dimana terjadi interaksi. Kebutuhan ini mensyaratkan spesifikasi server minimal agar sistem manajemen pengetahuan beroperasi dengan normal. Spesifikasi ini disesuaikan dengan server yang sedang digunakan oleh Helpdesk Support VP- ASP, yaitu: Prosesor Intel Xeon 2,47 GB Memori 4 GB Harddisk 500 GB Sistem Operasi Windows Server 2008 dengan IIS 7.5

85 72 Database MySQL Bahasa pemrograman PHP 2. Kebutuhan Kinerja (Performance Requirement) Kebutuhan ini mempunyai fokus terhadap isu-isue kinerja sebuah sistem. Hal-hal yang diperhatikan antara lain, waktu respon (response time), kapasitas (capacity), dan reliabilitas (realibility). Berdasarkan isu-isu ini, maka sistem manajemen pengetahuan harus memiliki response time yang sangat rendah yaitu di bawah 5 menit, mampu menangani pengguna setidaknya sebanyak 10 orang secara simultan, dan dapat digunakan 24 jam sehari 7 hari seminggu. 3. Kebutuhan Keamanan (Security Requirement) Kebutuhan ini berkenaan dengan keamanan sistem yang mampu bertahan terhadap serangan sehingga informasi di dalamnya tetap terjaga. Untuk memenuhi hal ini maka sistem manajemen pengetahuan harus berada di balik firewall dan memiliki mekanisme login pengguna untuk keperluan autentikasi. 4. Kebutuhan Budaya/Politik (Cultural/Political Requirement) Kebutuhan ini berhubungan spesifik dengan tempat atau negara dimana sistem digunakan. Atas hal ini, maka sistem manajemen pengetahuan harus dapat digunakan oleh pengguna yang mempunyai kewarganegaraan yang berbeda-beda. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa baku pada sistem manajemen pengetahuan, karena bahasa ini yang digunakan sehari-hari dalam komunikasi antar pegawai Helpdesk Support VP-ASP Diagram Use Case Sistem Manajemen Pengetahuan Berdasarkan hasil analisis kebutuhan-kebutuhan fungsional pada Bab 6.1.1, maka bisa digambarkan ke dalam use case diagram sebagai Gambar 6.1:

86 73 Sistem Manajemen Pengetahuan Melakukan Chatting Mengikuti Discussion Forum <includes> Pengguna Melakukan Manajemen Dokumen <includes> <includes> Login Menggunakan Online Library <includes> <includes> Mengelola Pengguna <includes> Administrator Mengelola Pengetahuan Gambar 6.1 Diagram Use Case Sistem Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP. Gambar 6.1 memperlihatkan bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan dari sistem manajemen pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP. Semua kebutuhan ini digambarkan menjadi 4 use case untuk aktor Pengguna dan 2 use case untuk aktor Administrator. Pada use case tersebut terdapat persyaratan untuk melakukan proses login terlebih dahulu. Aktor Admininistrator lebih berperan sebagai pengelola administrasi pengguna dan pengetahuan yang ada pada sistem. 6.2 Model Fungsional Sistem Manajemen Pengetahuan Setelah dilakukan analisis kebutuhan pada Bab yang menghasilkan diagram use case, maka dilakukan analisis lebih lanjut terhadap tiap-tiap modul dari kebutuhan tersebut. Tiap modul tersebut akan ditranslasikan lebih lanjut menggunakan model diagram aktivitas (activity diagram).

87 Chatting Modul ini memungkinkan sesama pengguna untuk berkomunikasi secara langsung menggunakan media tulisan. Untuk menggunakan modul ini pengguna harus terlebih dahulu login ke dalam sistem. Modul ini digambarkan dalam model diagram aktivitas pada Gambar 6.2: Login Memilih Menu Chatting Mencari Kontak Chat Melakukan Chatting Discussion Forum Gambar 6.2 Diagram Aktivitas Chatting Dalam modul ini, pengguna dapat melakukan aktivitas diskusi dengan pengguna lain secara bersamaan. Pengguna harus melakukan login terlebih dahulu untuk menggunakan modul ini. Pengguna juga dapat membuat, memodifikasi, dan menghapus thread miliknya sendiri. Pengguna juga dapat menambah, mengganti, dan menghapus post pada thread miliknya. Pada modul ini, semua fungsi tadi

88 75 juga bisa dijalankan oleh administrator. Ia juga bisa melakukan administrasi terhadap pengguna dan thread yang ada pada discussion forum. Detail mengenai proses-proses pada modul ini digambarkan pada Gambar 6.3: Login Memilih Menu Discussion Forum Mencari Topik Diskusi Membuat Topik Diskusi Mengubah Diskusi Mengisi Forum Diskusi Menyimpan Topik Diskusi Melihat Forum Diskusi Menyimpan Diskusi Gambar 6.3 Diagram aktivitas Discussion Forum

89 Document Management Modul ini memungkinkan pengguna untuk meng-upload dokumen, dan menghapus dokumen miliknya. Namun pengguna yang sama tidak dapat menghapus dokumen yang bukan miliknya. Hanya administrator yang memiliki hak ini. Pengguna juga dapat mencari semua dokumen yang ada di modul ini. Sebelum menggunakan modul, semua pengguna diharuskan login terlebih dahulu. Modul ini digambarkan pada Gambar 6.4: Login Memilih Menu Document Management Mencari Dokumen Meng-upload Dokumen Men-download Dokumen Menghapus Dokumen Gambar 6.4 Diagram Aktivitas Document Management

90 Online Library Modul ini merupakan sebuah repositori berisi buku, jurnal, artikel, atau literatur sejenis yang bukan berasal dari perusahaan. Pengguna dapat melakukan upload, hapus, dan mencari literatur-literatur yang ada pada modul ini. Fitur hapus hanya terbatas pada pengguna yang merupakan pemilik literatur. Hak tertinggi berada pada administrator dimana ia bisa melakukan semua fitur tersebut. Untuk mengakses modul ini semua pengguna diharuskan login terlebih dahulu. Detail dari aktivitas yang ada dalam modul digambarkan pada Gambar 6.5: Login Memilih Menu Online Library Mencari Literatur Meng-upload Literatur Men-download Literatur Menghapus Literatur

91 78 Gambar 6.5 Diagram Aktivitas Online Library 6.3 Desain Sistem Manajemen Pengetahuan Bab ini berisi mengenai desain atau perancangan prototipe sistem manajemen pengetahuan. Perancangan ini berisi analisis arsitektur, infrastruktur, dan diagram navigasi dari sistem manajemen pengetahuan Perancangan Arsitektur Sistem Manajemen Pengetahuan Proses ini bertujuan untuk merancang arsitektur yang digunakan pada sistem manajemen pengetahuan. Pada proses ini penulis menggunakan model arsitektur yang dikembangkan oleh Tiwana (1999). Menurut Tiwana, terdapat tujuh layer yang dapat memberikan pedoman terhadap komponen teknologi untuk membantu penyebaran pengetahuan di dalam organisasi. Analisis arsitektur manajemen pengetahuan berguna untuk menemukan kesesuaian antara arsitektur yang ada pada Helpdesk VP-ASP dengan arsitektur yang telah ada pada Drupal, yang merupakan CMS yang digunakan sebagai dasar perancangan prototipe KMS Interface Layer Pada layer ini, sistem manajemen pengetahuan berupa sistem berbasis web. Tujuannya agar pengguna dapat mengakses kapan saja dan di mana saja. Pengguna juga tidak terbatas pada aplikasi web browser tertentu selama mereka berada dalam jaringan Internet Access and Authentication Layer Pada layer akses dan autentifikasi, sistem manajemen pengetahuan mempunyai mekanisme hak akses dan terlindungi di balik firewall. Pengguna diharuskan login terlebih dahulu untuk mengakses modul-modul yang ada dalam sistem ini. Hak akses terbagi menjadi dua, yaitu pengguna biasa dan administrator. Pengguna dapat membuat, mengubah, dan menghapus konten yang dimilikinya. Namun tidak dapat menghapus konten yang tidak dimilikinya. Hak paling tinggi dimiliki

92 79 oleh pengguna, dimana ia memiliki hak akses pengguna ditambah hak hapus terhadap semua konten di dalam sistem Collaborative Intelligence and Filtering Layer Pada layer ini, pengguna dapat berbagi berbagai macam tipe dokumen. Pengguna dapat meng-upload dokumen yang nantinya tersimpan dalam database. MySQL digunakan untuk menyimpan berbagai dokumen ini. Pengguna juga dapat menggunakan fitur pencarian untuk mendapatkan dokumen yang diinginkannya Application Layer Pada layer aplikasi, sistem menggunakan aplikasi web server IIS dan database MySQL. PHP digunakan sebagai bahasa pemrograman sehingga framework CMS (Content Management System) bisa diaplikasikan untuk sistem Transport Layer Pada layer transportasi, sistem menggunakan protokol TCP/IP dan FTP. Protokol TCP/IP digunakan untuk mengirimkan paket-paket data yang berasal dari dalam dan luar sistem. Protokol FTP juga digunakan agar pengguna dapat melakukan proses upload dan download file langsung ke dalam folder sistem Middleware and Legacy Layer Pada sistem yang dikembangkan, sistem manajemen pengetahuan tidak menggunakan layer ini Repositories Layer Pada layer repositori, sistem manajemen pengetahuan menyimpan semua konten, dokumen/file ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah ke dalam database yang digunakan yaitu MySQL. Sedangkan bagian kedua adalah menyimpan langsung ke dalam folder sistem yang ada di web server.

93 80 Ketujuh layer yang dijelaskan diatas kemudian disesuaikan dengan infrastruktur yang ada pada Helpdesk Support VP-ASP. Berdasarkan analisis di atas, semua layer bisa digambarkan pada Gambar 6.6: Interface Layer Web Browser Access & Authentication Layer Firewall, Login Collaborative Intelligence & Filtering Layer Search, Index, Category Application Layer IIS, MySQL, PHP, Drupal Transport Layer TCP/IP. FTP Repositories Layer Database, Web Server Solder Gambar 6.6 Arsitektur Sistem Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Perancangan Infrastruktur Sistem Manajemen Pengetahuan Proses kedua dalam perancangan sistem manajemen pengetahuan adalah analisis infrastruktur. Pada proses ini, penulis melakukan observasi terhadap infrastruktur yang digunakan oleh Helpdesk Support VP-ASP. Berdasarkan hasil observasi ini nantinya didapatkan sebuah rancangan arsitektur bagi sistem manajemen pengetahuan.

94 81 Pada saat ini, semua pegawai dapat mengakses sistem informasi helpdesk VP- ASP melalui jaringan Internet. Dimana yang dibutuhkan adalah login yang valid dan sebuah web browser untuk membuka sistem tersebut. Agar sistem manajemen pengetahuan berjalan dengan baik, maka kebutuhan minimum dari sebuah web server adalah sebagai berikut: Prosesor minimum setara Intel Xeon dengan frekuensi minimum 2.47 GHz Memori sebesar 4 GB Harddisk sebesar 500GB untuk penyimpanan data melalui FTP Sistem Operasi Windows Server 2008 dengan IIS 7.5 Database MySQL Bahasa pemrograman PHP Diagram Navigasi Sistem Manajemen Pengetahuan Proses ketiga dalam perancangan sistem manajemen pengetahuan adalah dengan menggambar diagram windows navigation. Pada diagram ini, diberikan gambaran menu-menu yang diimplementasikan dalam sistem manajemen pengetahuan. Diharapkan dengan adanya diagram ini, pengguna dapat mempunyai gambaran bentuk navigasi sistem nantinya. Detail navigasi digambarkan sebagai berikut:

95 82 <<Windows>> Login <<Windows>> Halaman Muka <<Windows>> Administrasi <<Windows>> Chatting <<Windows>> Forum Discussion <<Windows>> Document Management <<Windows>> Online Library <<Windows>> Administrasi User <<Windows>> Chatting <<Windows>> Administrasi Kategori <<Windows>> Upload Dokumen <<Windows>> Upload Literatur <<Windows>> Cari User <<Windows>> Buat Topik <<Windows>> Download Dokumen <<Windows>> Download Literatur <<Windows>> Hapus Topik <<Windows>> Hapus Dokumen <<Windows>> Hapus Literatur <<Windows>> Cari Topik <<Windows>> Cari Dokumen <<Windows>> Cari Literatur <<Windows>> Melihat Topik Gambar 6.7 Diagram Navigasi Sistem Manajemen Pengetahuan Helpdesk Support VP-ASP Pada Gambar 6.7 bisa terlihat bahwa pengguna dihadapkan pada halaman muka ketika pertama kali membuka sistem manajemen pengetahuan. Pada halaman ini hanya terlihat menu login. Untuk melihat modul-modul yang ada di dalamnya, maka pengguna diharuskan login terlebih dahulu menggunakan username dan password yang dipunyainya. Setelah login, maka ia bisa mengakses modul-modul sistem manajemen pengetahuan. Untuk modul administrasi user, maka modul ini hanya tersedia bagi administrator Perancangan Antarmuka Sistem Manajemen Pengetahuan Diagram navigasi pada Gambar 6.7 pada bab sebelumnya menjadi masukan untuk rancangan antarmuka bagi sistem manajemen pengetahuan.

96 Halaman Login Halaman muka merupakan halaman yang dilihat pertama kali oleh pengguna ketika mengunjugi sistem manajemen pengetahuan. Pada halaman ini pengguna dapat mengetahui modul-modul apa saja yang tersedia pada sistem. Namun pengguna tidak dapat mengakses semua modul ini, karena membutuhkan proses autentikasi melalui login window terlebih dahulu. Halaman login pada sistem ini terlihat pada Gambar 6.8: Gambar 6.8 Halaman Login Pengguna Halaman Menu Utama Setelah berhasil melakukan login, maka pengguna dihadapkan pada halaman muka atau utama dari sistem manajemen pengetahuan. Pada halaman ini, pengguna dapat membuka modul-modul yang tersedia pada menu navigasi yang terletak di atas halaman. Pada halaman ini, juga terdapat informasi berapa pengguna yang sedang mengakses halaman pada saat itu. Halaman muka diperlihatkan dalam Gambar 6.9 di bawah:

97 Halaman Chatting Gambar 6.9 Halaman Menu Muka Halaman ini berguna untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pengguna lainnya yang sedang mengunjungi sistem manajemen pengetahuan. Pengguna dapat memilih lawan bicara menggunakan daftar kontak yang terletak di kolom kanan. Rancangan modul diperlihatkan pada Gambar 6.10: Gambar 6.10 Halaman Chatting Box

98 Halaman Discussion Forum Halaman ini merupakan rancangan modul discussion forum pada sistem manajemen pengetahuan. Pengguna dapat membuat thread dan/atau posting baru pada modul ini. Pengguna lainnya kemudian dapat menanggapi dengan me-reply posting yang ada di dalam thread. Rancangan halaman modul ini diperlihatkan pada Gambar 6.11 Gambar 6.11 Halaman Forum Discussion Sedangkan rancangan halaman ketika pengguna membuat posting atau me-reply suatu posting diperlihatkan pada Gambar 6.12

99 86 Gambar 6.12 Halaman Forum Posting Halaman Document Management Halaman ini merupakan rancangan modul document management. Pada halaman ini, pengguna dapat membuat artikel baru atau melihat yang sudah ada. Artikel yang telah dibuat hanya bisa diubah dan dihapus oleh pemiliknya atau akun Administrator. Rancangan halaman modul diperlihatkan pada Gambar 6.13

100 87 Gambar 6.13 Halaman Document Management Sedangkan rancangan halaman ketika pengguna membuat artikel diperlihatkan pada Gambar 6.14: Gambar 6.14 Halaman Create Document

101 Halaman Online Library Halaman ini merupakan rancangan dari modul online library dari sistem manajemen pengetahuan. Pada modul ini, pengguna dapat meng-upload dan download literatur. Di setiap literatur yang telah di-upload, terdapat informasi singkat mengenai literatur tersebut. Rancangan modul diperlihatkan pada Gambar 6.15 Gambar 6.15 Halaman Online Library Sedangkan rancangan halaman ketika pengguna meng-upload dokumen serta mengisi informasi singkat diperlihatkan pada Gambar 6.16:

102 89 Gambar 6.16 Halaman Upload Literature Pengujian Proses pengujian dilakukan dengan melakukan tes pada modul-modul yang telah dirancang. Proses pengujian dilakukan oleh peneliti terhadap semua fitur yang ada pada prototipe. Setiap fitur dalam modul diuji penggunaannya dan dicocokkan dengan diagram aktivitas pada modul tersebut. Jika semua fitur sesuai dengan rancangan yang ada dalam diagram aktivitas, maka pengujian modul tersebut ditandai sebagai Sesuai. Bila salah satu fitur tidak sesuai dengan rancangan, maka hasil pengujian pada modul tersebut ditandai oleh Kurang Sesuai. Bila keseluruhan fitur tidak sesuai dengan rancangan, maka hasil pengujian modul tersebut ditandai dengan Tidak Sesuai. Detail pengujian tiap-tiap fitur pada modul chatting diperlihatkan pada Tabel 6.1:

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KARYA AKHIR

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KARYA AKHIR ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: Studi Kasus Sebuah Instansi Pemerintah Bidang Keuangan KARYA AKHIR Rein Nusa Triputra 0706194015 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR

PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO 20000 : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR MUHAMMAD KASFU HAMMI 0706308231 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KARYA AKHIR WULAN ASRI MEIDYASARI

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KARYA AKHIR WULAN ASRI MEIDYASARI UNIVERSITAS INDONESIA MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KARYA AKHIR WULAN ASRI MEIDYASARI 1106122234 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA KARYA AKHIR SUPRIANTO 1206194966 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) PADA PUSAT KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI KARYA AKHIR INTAN KARTIKASARI

UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) PADA PUSAT KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI KARYA AKHIR INTAN KARTIKASARI UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) PADA PUSAT KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI KARYA AKHIR INTAN KARTIKASARI 1106121824 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA DIVISI RESTRUKTURISASI DAN PENYELESAIAN KREDIT: STUDI KASUS PT.

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA DIVISI RESTRUKTURISASI DAN PENYELESAIAN KREDIT: STUDI KASUS PT. UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA DIVISI RESTRUKTURISASI DAN PENYELESAIAN KREDIT: STUDI KASUS PT. ABC KARYA AKHIR ARIEF ARDIAN FATONI 1106144443 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN OPERASI JAKARTA JULI 2009

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KEKHUSUSAN MANAJEMEN OPERASI JAKARTA JULI 2009 ANALISIS INDUSTRI DAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI PENGEMBANGAN RESOURCES DAN CAPABILITIES DALAM PENERAPAN ECONOMIES OF SCALE DAN EXPERIENCE CURVE DI INDUSTRI MANUFAKTUR VELG ALUMINIUM (STUDI KASUS PT.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : C#, Produksi, Desktop. vii

ABSTRAK. Kata kunci : C#, Produksi, Desktop. vii ABSTRAK PT. X merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dalam jumlah yang tidak sedikit, sehingga dalam setiap langkah poduksinya memerlukan sebuah sistem yang dapat mencatat segala proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. : strategi bisnis, penjualan online, CRM, interaksi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. : strategi bisnis, penjualan online, CRM, interaksi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Strategi-strategi bisnis yang diterapkan oleh masing-masing perusahan dilakukan untuk memanjakan pelanggan-pelanggan terutama pelanggan yang bernilai tinggi agar tetap setia kepada perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENCATATAN CASH ON HAND STUDI KASUS PADA BANK BJB CABANG BSD FATMAWATI NURFITRI

PERANCANGAN SISTEM PENCATATAN CASH ON HAND STUDI KASUS PADA BANK BJB CABANG BSD FATMAWATI NURFITRI PERANCANGAN SISTEM PENCATATAN CASH ON HAND STUDI KASUS PADA BANK BJB CABANG BSD FATMAWATI NURFITRI 41814120039 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH

PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH 0706193782 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 JUSTINA SUSILONINGSIH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS NAMA : PRIYAMBODO NUR ARDI NUGROHO NPM : 0806 422 662 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 134 JAKARTA Muhammad Ainur Rony Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI IT STRATEGIC PLAN STUDI KASUS: INSTANSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN KARYA AKHIR MUHAMMAD NASRI

ANALISIS IMPLEMENTASI IT STRATEGIC PLAN STUDI KASUS: INSTANSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN KARYA AKHIR MUHAMMAD NASRI ANALISIS IMPLEMENTASI IT STRATEGIC PLAN STUDI KASUS: INSTANSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN KARYA AKHIR MUHAMMAD NASRI 0706194330 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis, Sistem Informasi, Aktivitas Bisnis, Inventory Control. vi UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis, Sistem Informasi, Aktivitas Bisnis, Inventory Control. vi UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Dalam menjalankan bisnisnya, PT Dirgantara Indonesia sangat menyadari kebutuhan akan sistem informasi dalam proses bisnis perusahaan. Untuk memastikan bahwa sistem informasi sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: AHP, DSS, kriteria, supplier

ABSTRAK. Kata Kunci: AHP, DSS, kriteria, supplier ABSTRAK. Teknologi dewasa ini perkembangannya sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat ini tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang.

Lebih terperinci

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Salman Alfarisi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Email

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS RSUD PASAR REBO JAKARTA KARYA AKHIR THERESIA PUSPA WIJAYANTI

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS RSUD PASAR REBO JAKARTA KARYA AKHIR THERESIA PUSPA WIJAYANTI UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS RSUD PASAR REBO JAKARTA KARYA AKHIR THERESIA PUSPA WIJAYANTI 1206338485 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN HUKUM BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL T E S I S

UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN HUKUM BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL T E S I S UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN HUKUM BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL T E S I S IRA YUSTISIA SMARAYONI 0706186120 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DISASTER RECOVERY CENTER DALAM MENDUKUNG DISASTER RECOVERY PLAN BANK X TESIS GUNAWAN

PENYEMPURNAAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DISASTER RECOVERY CENTER DALAM MENDUKUNG DISASTER RECOVERY PLAN BANK X TESIS GUNAWAN HALAMAN SAMPUL PENYEMPURNAAN RANCANGAN INFRASTRUKTUR DISASTER RECOVERY CENTER DALAM MENDUKUNG DISASTER RECOVERY PLAN BANK X TESIS GUNAWAN 0706193706 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR

ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR ANALISIS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SUATU PERUSAHAAN LAYANAN BUSINESS CENTER KARYA AKHIR ANDIKA MITRA KARUNA 0706194085 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT.

PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN  DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT. PERBAIKAN KINERJA MANAJEMEN LAYANAN E-MAIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTEM MANAJEMEN MUTU, LEAN SIX SIGMA DAN BALANCED SCORECARD : STUDI KASUS PT.XYZ KARYA AKHIR Nungky Awang Chandra 0706194394 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis Knowledge Management Solutions dan Implementasi Knowledge Management Technology pada Firma Hukum: Studi Kasus Firma Hukum XYZ

Analisis Knowledge Management Solutions dan Implementasi Knowledge Management Technology pada Firma Hukum: Studi Kasus Firma Hukum XYZ Analisis Knowledge Management Solutions dan Implementasi Knowledge Management Technology pada Firma Hukum: Studi Kasus Firma Hukum XYZ Anggi Aida Budaya dan Putu Wuri Handayani Information Systems, Faculty

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS WEB PADA PT. KLARAS PUSAKA INTERNASIONAL

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS WEB PADA PT. KLARAS PUSAKA INTERNASIONAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS WEB PADA PT. KLARAS PUSAKA INTERNASIONAL TITO ANA SAFRIDA 41812120038 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENGELUARAN KAS KECIL PROYEK PADA PT. RAJAWALI MEGAH PERKASA BERBASIS WEB ASLAMIYAH

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENGELUARAN KAS KECIL PROYEK PADA PT. RAJAWALI MEGAH PERKASA BERBASIS WEB ASLAMIYAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENGELUARAN KAS KECIL PROYEK PADA PT. RAJAWALI MEGAH PERKASA BERBASIS WEB ASLAMIYAH 41812110188 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Sistem Informasi, Rekam Medis, Gunung Jati Cirebon. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata Kunci: Sistem Informasi, Rekam Medis, Gunung Jati Cirebon. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati merupakan salah satu instansi pemerintah di bidang kesehatan, khususnya untuk wilayah kotamadya Cirebon. Pada RSUD Gunung jati penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI JASA EKSPEDISI PENGIRIMAN BARANG PADA PT.GRAHAMAS MITRA SUKSES(GMS)

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI JASA EKSPEDISI PENGIRIMAN BARANG PADA PT.GRAHAMAS MITRA SUKSES(GMS) ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI JASA EKSPEDISI PENGIRIMAN BARANG PADA PT.GRAHAMAS MITRA SUKSES(GMS) Disusun oleh: DAKHLAN MARZUKI 41808010132 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas merupakan intuisi akademis yang memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pembelajaran. Dimana dalam organisasi ini banyak subsub kegiatan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sebuah perusahaan memerlukan sistem informasi yang membantu untuk mengelola dan menyimpan data. Hasil pembahasan laporan penelitian ini adalah cara merancang dan mengembangkan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BIDANG KEUANGAN PADA CV SURYA MAS INDAH LESTARI PALEMBANG Dewi 2007260011

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DATA BERBASIS WEB PADA PO.AGSA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DATA BERBASIS WEB PADA PO.AGSA LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DATA BERBASIS WEB PADA PO.AGSA FAJAR HERMAWAN NIM. 201253063 DOSEN PEMBIMBING Pratomo Setiaji, S.Kom, M.Kom Supriyono, S.Kom, M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN DI TOKO BUKU BUKUTEA.COM

SISTEM INFORMASI PENJUALAN DI TOKO BUKU BUKUTEA.COM SISTEM INFORMASI PENJUALAN DI TOKO BUKU BUKUTEA.COM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Strata I Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia Oleh A.A.G.RAKA

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMESANAN KUE BERBASIS ANDROID PADA TOKO KUE MAMA SILA HADI SULISTIANI

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMESANAN KUE BERBASIS ANDROID PADA TOKO KUE MAMA SILA HADI SULISTIANI ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMESANAN KUE BERBASIS ANDROID PADA TOKO KUE MAMA SILA HADI SULISTIANI 41812010141 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCA SARJANA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCA SARJANA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCA SARJANA TESIS ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS Oleh : RATIH AJENG WIDATI H. 07 06 17 2986 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS

PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS PENDEKATAN MODEL BASED AND INTEGRATED PROCESS IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI PROBLEM PEMASARAN PERUMAHAN DI PT. PROSPEK REALTINDO TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI TUGAS AKHIR CF 1380 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI IKA PUTRI SEPTYANA NRP 5205 100 021 Dosen Pembimbing Ir. Khakim Ghozali JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh TEUKU

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : management, material, information. vii

ABSTRACT. Keywords : management, material, information. vii ABSTRACT Lack of good materials management in civil construction project can cause delay to the project. There are some issues in the field such as : manually created documentation of purchased & used

Lebih terperinci

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten Fanny Fransisca Program Studi Teknik Informatika STMIK Buddhi Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci Ilir, Tangerang 15115 stelovfan@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI)

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI) PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI) Muhammad Al-Aziz Sofyan 1, Jasmir 2, Irawan 3 Teknik Informatika, STIKOM Dinamika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Uji Kompetensi, Decision Support System, Decision Table. vii

ABSTRAK. Kata Kunci : Uji Kompetensi, Decision Support System, Decision Table. vii ABSTRAK Bank OCBC Nisp merupakan salah satu bank yang cukup besar di Indonesia. Untuk mengukur tingkat pengetahuan karyawannya, Bank OCBC biasa mengadakan uji kompetensi untuk mengetahuinya. Pada saat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : accounting information system, sales credit, sales effectiveness. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : accounting information system, sales credit, sales effectiveness. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Nowadays, the needs of exact and accurate information for making decision is increasing highly. The company who wants to develop must have a good management and could work more efficient and effective.

Lebih terperinci

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) ABSTRAK Sumberdaya manusia mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan karena sumberdaya manusia adalah aset organisasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Ramp Handling Maskapai Penerbangan X di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT INDONESIA BERBASIS APLIKASI MOBILE ANDROID

LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT INDONESIA BERBASIS APLIKASI MOBILE ANDROID LAPORAN TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT INDONESIA BERBASIS APLIKASI MOBILE ANDROID IMPLEMENTATION OF WEB SERVICE FOR INFORMATION SYSTEM OF INDONESIAN MEDICINAL

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Aplikasi, web, permainan tradisional, Indonesia, JAVA, Play framework. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Aplikasi, web, permainan tradisional, Indonesia, JAVA, Play framework. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia memiliki berbagai macam budaya. Budaya Indonesia merupakan salah satu ciri khas dari bangsa Indonesia. Asal dari berbagai budaya tersebut salah satunya adalah beragam jenis permainan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci :

ABSTRAK Kata Kunci : ABSTRAK Perkembangan teknologi khususnya elektronika telah merambah hampir ke semua aspek kehidupan. Seperti halnya beragam peralatan listrik yang tersebar di berbagai tempat. Apabila beragam peralatan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Layanan Operasi, ITIL v3, proses bisnis, teknologi informasi.

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Layanan Operasi, ITIL v3, proses bisnis, teknologi informasi. ABSTRAKSI PT. RST (Rukun Sejahtera Teknik) adalah sebuah perusahaan distributor barang barang teknik di Jakarta. Di dalam PT. RST banyak sekali kegiatan operasional yang terjadi, mulai dari pengiriman

Lebih terperinci

PERANCANGAN E-COMMERCE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMESANAN TIKET PADA AGENT ALVINO TOUR & TRAVEL

PERANCANGAN E-COMMERCE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMESANAN TIKET PADA AGENT ALVINO TOUR & TRAVEL PERANCANGAN E-COMMERCE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMESANAN TIKET PADA AGENT ALVINO TOUR & TRAVEL Ramdhan Budi Munandar 1, Lalang Erawan, M.Kom 2 Sistem Informasi, Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEBAGAI SARANA PERTUMBUHAN ORGANISASI PADA PT INTIMAP

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEBAGAI SARANA PERTUMBUHAN ORGANISASI PADA PT INTIMAP PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEBAGAI SARANA PERTUMBUHAN ORGANISASI PADA PT INTIMAP Group Field Project Handra (0912200142) PROGRAM PASCASARJANA ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Layanan TI, Service Design, Customer, Model Sullivan, Portofolio Aplikasi, SWOT.

ABSTRAK. Kata Kunci : Layanan TI, Service Design, Customer, Model Sullivan, Portofolio Aplikasi, SWOT. ABSTRAK Untuk mencapai tujuan bisnisnya, seringkali perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi informasi sebagai bagian dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas maupun dalam optimalisasi proses bisnisnya.

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Kata kunci : Toko Nyan, pembelian, penjualan, stok barang

ABSTRAK. iii. Kata kunci : Toko Nyan, pembelian, penjualan, stok barang ABSTRAK Pembuatan laporan ini bertujuan untuk membantu Toko Nyan dalam menata data dengan sistem pembelian dan penjualan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah seperti, bagaimana

Lebih terperinci

Kata kunci : toko baju Kalimas, sistem informasi, pembelian, penjualan

Kata kunci : toko baju Kalimas, sistem informasi, pembelian, penjualan ABSTRAK Toko Baju Kalimas merupakan salah satu toko berlokasi di jalan Otista yang bergerak di bidang busana. Toko ini menjual beraneka ragam busana ber-merk yang tidak kalah jauh dari toko busana lain

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM LAYANAN HOME SERVICE BERBASIS WEB PADA LABORATORIUM KLINIK PRODIA. Oleh : TRI HARIYADI NIM :

PERANCANGAN SISTEM LAYANAN HOME SERVICE BERBASIS WEB PADA LABORATORIUM KLINIK PRODIA. Oleh : TRI HARIYADI NIM : PERANCANGAN SISTEM LAYANAN HOME SERVICE BERBASIS WEB PADA LABORATORIUM KLINIK PRODIA Oleh : TRI HARIYADI NIM : 41811120008 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Perpustakaan, Trigger, Web Service, Mobile, Basis Data Terdistribusi, Load Testing

ABSTRAK. Kata kunci: Perpustakaan, Trigger, Web Service, Mobile, Basis Data Terdistribusi, Load Testing ABSTRAK SPARTHA merupakan aplikasi desktop yang membantu para staff perpustakaan Universitas Kristen Maranatha dalam melakukan kegiatan mengolah informasi koleksi buku. Pengguna juga dipermudah dalam melakukan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING UNTUK ANALISIS ASOSIASI POLA PEMBELIAN DENGAN ALGORITMA APRIORI

APLIKASI DATA MINING UNTUK ANALISIS ASOSIASI POLA PEMBELIAN DENGAN ALGORITMA APRIORI APLIKASI DATA MINING UNTUK ANALISIS ASOSIASI POLA PEMBELIAN DENGAN ALGORITMA APRIORI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer/ Informatika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: transaksi, sistem informasi, desktop, aplikasi, penentuan supplier. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: transaksi, sistem informasi, desktop, aplikasi, penentuan supplier. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Semakin berkembangnya teknologi di abad ini menuntut perusahaan untuk memiliki sebuah program pencatatan data. Apotik Mahkota saat ini belum menggunakan sistem yang terintegrasi dalam penyimpanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mavic Lestarindo Persada adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual produk oli otomotif dan industrial. Perusahaan ini memiliki divisi marketing yang bertugas melakukan penjualan produk.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pencarian, resep masakan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pencarian, resep masakan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia merupakan negara dengan keragaman budaya, salah satunya dalam hal masakan tradisional. Setiap daerah yang tersebar di sepanjang kepulauan Indonesia memiliki ciri khas masakan tradisionalnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : HRD, Profile Matching, Sistem Informasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : HRD, Profile Matching, Sistem Informasi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada zaman sekarang ini pemanfaatan teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan bisnis perusahaan, maka dengan memanfaatkan teknologi informasi akan di buat sebuah aplikasi sistem

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunarungu usia prasekolah di SLB-B X Cimahi. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner dengan bentuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi, Simple Additive Weighting, Sistem Pendukung Keputusan. iv Maranatha Christian University

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi, Simple Additive Weighting, Sistem Pendukung Keputusan. iv Maranatha Christian University ABSTRAK BPR adalah salah satu jenis bank yang biasanya terkenal melayani pengusaha untuk golongan menengah ke bawah dalam bidang permintaan kredit pinjaman. Dengan banyaknya permohon permintaan kredit

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: pemesanan tiket, pengriman barang, ASP.NET, C#, SQL Sever 2005

ABSTRAK. Keywords: pemesanan tiket, pengriman barang, ASP.NET, C#, SQL Sever 2005 ABSTRAK Perkembangan teknologi dan informasi saat ini semakin maju dan canggih. Berbagai jenis perusahaan mulai menggunakan sistem komputerisasi untuk meningkatkan efisien dan efektivitas kerja. Penggunaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG Nia Oktaviani Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Palembang E-mail: niaoktaviani@binadarma.ac.id,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci : COBIT, Pengelolaan Teknologi Informasi, Audit Teknologi Informasi, Maturity Models, Tingkat Kecukupan Kontrol.

ABSTRAKSI. Kata Kunci : COBIT, Pengelolaan Teknologi Informasi, Audit Teknologi Informasi, Maturity Models, Tingkat Kecukupan Kontrol. ABSTRAKSI Pengelolaan teknologi informasi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan saat ini masih kurang terarah dan kurang terstruktur. Pengelolaan yang terarah dan terstruktur dapat mendukung

Lebih terperinci

ADAPTASI MODEL KEMATANGAN NHS INFRASTRUCTURE (NIMM TM ) UNTUK EVALUASI INFRASTRUKTUR TI PADA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA

ADAPTASI MODEL KEMATANGAN NHS INFRASTRUCTURE (NIMM TM ) UNTUK EVALUASI INFRASTRUKTUR TI PADA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA TESIS ADAPTASI MODEL KEMATANGAN NHS INFRASTRUCTURE (NIMM TM ) UNTUK EVALUASI INFRASTRUKTUR TI PADA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA DANNY SEBASTIAN No. Mhs.: 145302300/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAHAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN SETRADUTA ABSTRAK

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAHAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN SETRADUTA ABSTRAK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAHAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN SETRADUTA Disusun oleh : Aureline Dibimbing oleh : Ir. Maksum Tanubrata, M.T. Radiant Victor Imbar, S.Kom., M.T. ABSTRAK Manajemen bahan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen ARNOLD JAPUTRA

Lebih terperinci

DESAIN APLIKASI MAINTENANCE BTS FLEXI BERBASIS ANDROID

DESAIN APLIKASI MAINTENANCE BTS FLEXI BERBASIS ANDROID DESAIN APLIKASI MAINTENANCE BTS FLEXI BERBASIS ANDROID I Putu Agus Picastana, Joko Lianto Buliali picas.line@gmail.com, joko@cs.its.ac.id MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sekarang ini banyak dilakukan pembangunan oleh banyak pihak seperti pembangunan tempat tinggal atau kantor. Proses pembangunan pada lokasi daerah memerlukan denah lokasi daerah yang akurat dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERHITUNGAN CREDIT RISK + UNTUK KREDIT BISNIS MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA TESIS INDRA KURNIAWAN 0806432985 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PADA SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA PT. NESTLE INDOFOOD CITARASA INDONESIA) TESIS TOMY YUDHO PRATOMO

ANALISIS PADA SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA PT. NESTLE INDOFOOD CITARASA INDONESIA) TESIS TOMY YUDHO PRATOMO ANALISIS PADA SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA PT. NESTLE INDOFOOD CITARASA INDONESIA) TESIS TOMY YUDHO PRATOMO 0806435375 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA KARYA AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA KARYA AKHIR DIAN KARTIKA PUTRI 1206194386 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI UJIAN ONLINE UNTUK PERGURUAN TINGGI TUGAS AKHIR

PEMBUATAN APLIKASI UJIAN ONLINE UNTUK PERGURUAN TINGGI TUGAS AKHIR PEMBUATAN APLIKASI UJIAN ONLINE UNTUK PERGURUAN TINGGI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika Disusun oleh : MUHAMMAD AJI

Lebih terperinci

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan s UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Baihaki

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Arsitektur perusahaan, Gartner Framework, business architecture, technology architecture, information architecture.

ABSTRAK. Kata kunci: Arsitektur perusahaan, Gartner Framework, business architecture, technology architecture, information architecture. ABSTRAK Perkembangan teknologi telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Perusahaan juga ikut merasakan perkembangan teknologi serta ikut memanfaatkan perkembangan tersebut untuk mendukung seluruh proses

Lebih terperinci

PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK KARYA AKHIR

PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK KARYA AKHIR PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK KARYA AKHIR IWAN ELI SETIAWAN 0606147522 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA AGUSTUS

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PORTAL WEDDING ORGANIZER MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEBSITE DI KABUPATEN KUDUS

PORTAL WEDDING ORGANIZER MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEBSITE DI KABUPATEN KUDUS LAPORAN SKRIPSI PORTAL WEDDING ORGANIZER MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEBSITE DI KABUPATEN KUDUS YUDHA PANDU WIBISONO NIM. 201253137 DOSEN PEMBIMBING Pratomo Setiaji, S.Kom, M.Kom Muhammad

Lebih terperinci

Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM

Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 1, Desember 2016, 9-20 E-ISSN: 2548-3587 9 Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM Arfan Sansprayada

Lebih terperinci

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS AGUNG YUDIVIANTHO 0806432101 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: C#, Web Service, desktop application.

ABSTRAK. Keywords: C#, Web Service, desktop application. v ABSTRAK Sistem Pengelolaan Kerja Praktek Dan Tugas Akhir Pada Fakultas Teknologi Informasi Dengan Menggunakan Bahasa C# is a system that will be used by Faculty of Information Technology for managing

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Principal Component Analysis, Linear Discriminant Analysis, Pengenalan wajah

ABSTRAK. Kata kunci : Principal Component Analysis, Linear Discriminant Analysis, Pengenalan wajah ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika dan komputer, kemajuan dibidang pemrograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang yang sekarang ini sudah mulai dikembangkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: camera security, sms, , web server, sms gateway. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: camera security, sms,  , web server, sms gateway. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kebutuhan sistem keamanan sangat penting bagi masyarakat yang sangat membutuhkan keamanan ekstra. Penjagaan oleh pekerja keamanan tidak efektif bila, ada situasi yang normal tetapi dijaga terus

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: IBS, Service Strategy, Service Design, Service Transition, Service Operation, Continual Service Improvement.

ABSTRAK. Kata Kunci: IBS, Service Strategy, Service Design, Service Transition, Service Operation, Continual Service Improvement. ABSTRAK PT. Bank Perkreditan Rakyat XXX merupakan sebuah bank yang memberikan pelayanan jasa-jasa keuangan yang kompetitif kepada masyarakat. Kebutuhan akan informasi yang baik, cepat dan tepat merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : pemesanan tiket kereta api online, WAP, XHTML, PHP, Macromedia Dreamweaver, Visual Basic 6.0, MYSQL. vii

ABSTRAK. Kata kunci : pemesanan tiket kereta api online, WAP, XHTML, PHP, Macromedia Dreamweaver, Visual Basic 6.0, MYSQL. vii ABSTRAK Dewasa ini penggunaan internet bukan lagi merupakan sesuatu hal yang asing. Kegunaannya sudah diterapkan pada berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah dunia transportasi. PT.Kereta Api (Persero)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: sekolah, rapor,kurikulum, nilai. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: sekolah, rapor,kurikulum, nilai. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada aplikasi pengolahan nilai siswa jenjang SMP digunakan untuk menfasilitasi proses pengolahan nilai yang sebelumnya dilakukan secara manual. Aplikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENILAIAN HARGA SAHAM PERDANA MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO EQUITY DAN P/E MULTIPLE ( Studi Kasus PT BW Plantation Tbk. ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DAN PELAPORAN UANG MASUK YPPP VETERAN SUKOHARJO MENGGUNAKAN FRAMEWORK YII2 TUGAS AKHIR

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DAN PELAPORAN UANG MASUK YPPP VETERAN SUKOHARJO MENGGUNAKAN FRAMEWORK YII2 TUGAS AKHIR PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DAN PELAPORAN UANG MASUK YPPP VETERAN SUKOHARJO MENGGUNAKAN FRAMEWORK YII2 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELELANGAN HASIL LAUT PADA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KABUPATEN JEPARA ACHMAD CHAMDAN CHALIMI NIM.

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELELANGAN HASIL LAUT PADA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KABUPATEN JEPARA ACHMAD CHAMDAN CHALIMI NIM. LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELELANGAN HASIL LAUT PADA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KABUPATEN JEPARA ACHMAD CHAMDAN CHALIMI NIM. 201353037 DOSEN PEMBIMBING Fajar Nugraha, S.Kom., M.Kom Muhammad Arifin,

Lebih terperinci

SI, Organisasi, Manajemen

SI, Organisasi, Manajemen APK D3/IT/MIS/E1/0806 Manajemen Sistem Informasi SI, Organisasi, Manajemen Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Pokok Bahasan Sistem Informasi Pengertian SI, Tujuan dan Manfaat SI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM ABSTRAK Perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu proses perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan tujuan menyelaraskan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE PADA PETERNAKAN LELE SANGKURIANG BERBASIS WEB. Laporan Tugas Akhir

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE PADA PETERNAKAN LELE SANGKURIANG BERBASIS WEB. Laporan Tugas Akhir SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE PADA PETERNAKAN LELE SANGKURIANG BERBASIS WEB Laporan Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh :

Lebih terperinci