BAB III SOLUSI BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOLUSI BISNIS"

Transkripsi

1 BAB III SOLUSI BISNIS Merealisasikan tujuan bisnis dan mengoptimalkan keuntungan baik finansial atau non-finansial adalah tujuan dasar dari setiap organisasi. Dengan perubahan iklim bisnis, persaingan, dan tekanan pasar yang terus-menerus, organisasi yang sukses haruslah menyelaraskan secara sistematis seluruh proses dan fungsi bisnis dengan strategi perusahaan. Chevron IndoAsia Business Unit sebagai bagian Chevron Corporation, memiliki tujuan yang diselaraskan dengan strategi Chevron, sebagai berikut: Operational Excellence (OE) OE akan mencakup tentang pemberian perhatian secara terus-menerus untuk mengatur dengan baik basis bisnis Chevron dan menggunakan sistem manajemen OE untuk meningkatkan performa IBU. Cost Reduction Tujuan ini mengarahkan bagaimana IBU harus dapat mengatur secara efisien struktur biaya, terutama pada set-aset yang telah mature. Capital Stewardship Tujuan ini mengatur bagaimana IBU dapat mengelola modal (capital) sehingga menghasilkan return maksimal, menyampaikan (deliver) proyekproyek utama sesuai jadwal, kualitas dan target biaya, serta mengaplikasikan standar Chevron untuk meningkatkan kualitas keputusan dan eksekusinya. 35

2 Profitable Growth Tujuan ini adalah salah satu tujuan bisnis utama Chevron, yaitu terus bertumbuh, dengan mengakselerasikan kecepatan menghasilkan produk dari reserves. Dengan pertumbuhan yang menguntungkan, Chevron dapat menciptakan pijakan dan posisi masa depan untuk bisnis energinya. Organizational Capability Tentunya, semua tujuan di atas tidak dapat tercapai tanpa adanya kemampuan organisasi yang matang dan dapat mengeksekusi semua strategi yang dipilih. Sehingga, salah satu tujuan bisnis IBU adalah menciptakan strategic staffing jangka panjang yang dapat meningkatkan performa organisasi secara signifikan. Sehingga, fungsi operasional front-line dan pendukung back-office dari sebuah organisasi, keduanya harus dapat membuktikan dan mengoptimalkan nilai bisnisnya, tidak terkecuali dengan organisasi HR Jakarta. HR Jakarta sebagai bagian dari HR IndoAsia Business Unit harus dapat mendukung dan berkontribusi terhadap visi HR IBU yaitu Respected and admired by our customers and employees for supporting IBU achieve its business objectives by delivering high value & reliable HR products and services. HR Jakarta akan mempunyai tujuan dan strategi yang fokus terhadap visi tersebut. Saat ini, posisi organisasi HR Jakarta adalah sebagai organisasi yang baru terbentuk, dimana struktur organisasi dan anggota tim sudah ditentukan oleh manajemen Chevron IBU. Oleh karena itu pada bab ini akan dibahas bagaimana usulan tujuan dan strategi yang harus dijalankan oleh HR Jakarta, yang akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yaitu: 36

3 Akan menuju ke mana HR Jakarta? Bagaimana cara mencapainya? Apa saja alternatif solusinya dan analisa solusi yang akhirnya akan dipilih. 3.1 Alternatif Solusi Untuk proses menjalankan dan mengatur organisasi baru ini agar akhirnya dapat memiliki performa tinggi sesuai peran dan tanggung jawab yang diberikan oleh HR IBU, maka usulan solusinya akan berupa aliran (flow process), yang terdiri dari beberapa tahapan. Gambar 3.1. Konsep Alternatif Solusi Penetapan Visi & Tujuan Jangka Panjang HR Jakarta HR Jakarta merupakan bagian dari HR IBU secara keseluruhan, sehingga visi HR Jakarta akan mendukung pencapaian visi HR IBU. Hal ini sangat penting, mengingat customer dan karyawan hanya akan melihat HR 37

4 secara keseluruhan. Bila mereka mengalami kendala terhadap proses-proses di HR Jakarta, maka HR secara keseluruhan akan dinilai tidak kompeten dan capable. Perlu diingat juga bahwa saat ini organisasi HR IBU dibentuk berdasarkan konsep center of expertise with regional-based delivery. Artinya mungkin saja HR akan terkotak-kotak karena tiap departemen merasa memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Oleh karena itu, HR Jakarta sebagai departemen regional services harus dapat menjadi fasilitator dan perantara atau jembatan antara customer, karyawan dan bagian center of expertise HR IBU sebagai dapur konsep-konsep dan policy HR. Penulis mengusulkan visi internal HR Jakarta sebagai berikut: To be a Lean and Excellent HR organization within 3 years to support our customers and employees achieve its business objectives by deliver high value and reliable HR services. Sesuai dengan kriteria tujuan yang telah diungkapkan di bab II, maka dilakukan penilaian terhadap visi tersebut, yaitu: Tabel 3.1. Penilaian Visi HR Jakarta Kriteria Acceptable Flexible Measurable Motivating Suitable Understandable Penilaian Ya, dan harus dibicarakan dengan seluruh anggota tim Ya, karena akan berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada tujuan bisnis customer Ya, 3 tahun Ya, karena menuju kesempurnaan Ya, sesuai dengan tujuan HR IBU Ya, cukup jelas 38

5 Untuk dapat mencapai visi tersebut dan mendukung visi HR IBU, HR Jakarta harus dapat memberikan : Organisasi HR yang kuat dan capable dengan personil yang beragam dan kompeten Servis kepada customer dan karyawan secara tepat waktu serta akurat, menggunakan proses yang simple dan mudah dipahami, memenuhi harapan customer, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku Strategic partnership dengan customer, karyawan, dan stakeholders baik internal maupun eksternal untuk mendukung pencapaian tujuan mereka Milestones yang dapat diusulkan untuk pencapaian tujuan ini adalah sebagai berikut : 2008 Consolidation, Standardization & Communication 2009 Evaluation, Measurement & Feedback Lean & Excellent HR Organization Reevaluation & Renewal Gambar 3.2. Usulan Milestone HR Jakarta Tahun Konsolidasi organisasi HR Jakarta secara keseluruhan meliputi proses konsolidasi anggota tim dan konsolidasi proses-proses HR 39

6 - Evaluasi proses (standar kerja), meliputi identifikasi, penyederhanaan dan peningkatan proses di organisasi HR Jakarta agar lebih efektif dan efisien - Pembuatan standar, meliputi standar kerja secara umum dan yang spesifik terhadap masing-masing proses, terutama standar waktu, sehingga ekspektasi terhadap tim menjadi jelas dan tim dapat mengukur pencapaian kinerjanya Tabel 3.2. Usulan Standar Umum HR Jakarta Standar Quality Standards Timeliness Standards Cost Standards Quantity Standards Definisi Standar untuk kualitas servis yang diberikan pada customer Standar waktu mulai dari penerimaan order sampai dengan pengiriman servis Standar untuk mengukur biaya yang dihasilkan dari setiap servis Standar jumlah servis yang diberikan per periode waktu tertentu - Komunikasi kepada customer dan karyawan tentang organisasi baru HR Jakarta, servis yang diberikan, dan rencana-rencana ke depan yang akan mendukung mereka - Permintaan masukan awal dari customer dan karyawan serta harapan mereka terhadap organisasi HR Jakarta untuk menuju customer-oriented HR organization Tahun Pelaksanaan dan pengembangan (improvement) proses dan organisasi HR Jakarta 40

7 - Pengukuran performa dan kinerja organisasi HR Jakarta dengan Balanced Score Card (BSC) - Permintaan masukan (feedback) customer dan karyawan melalui survei kepuasan pelanggan untuk meningkatkan servis HR Jakarta Tahun Penerapan konsep Six Sigma di organisasi HR Jakarta agar menjadi organisasi yang zero-mistake dalam memberikan servis pada customer dan karyawan - Menjadi Lean& Excellent HR Organization Tahun Evaluasi lagi kondisi internal dan eksternal organisasi HR Jakarta - Penyegaran (renewal) terhadap organisasi, misalnya ada anggota tim yang pindah, masuknya anggota baru, penambahan tugas dan tanggung jawab HR Jakarta, dan lain-lain Penetapan Peran Organisasi HR Jakarta Seperti telah dijelaskan dalam kerangka konseptual di bab II, organisasi HR Jakarta akan mengalami transformasi di masa mendatang dari dari sekadar mengurus administrasi dan kepersonaliaan menjadi agent of change dan employee champion, dengan tujuan akhir menjadi strategic business partner bagi Chevron IBU sesuai dengan visi HR IBU. Oleh karena itu, perlu penetapan posisi organisasi HR Jakarta agar organisasi ini dapat memfokuskan diri dalam menentukan strateginya dan sesuai dengan milestone yang telah ditetapkan dalam visi HR Jakarta. Setiap tahun, HR Jakarta dapat mencanangkan target peran yang dapat berbeda, sesuai dengan tujuan jangka panjang HR Jakarta. 41

8 Tabel 3.3. Peran Organisasi HR Masa Depan (Ulrich, 1997: 125) Peran Hasil Definisi Aktivitas Manajemen Stratejik HR Mengeksekusi strategi Partner Strategis Aligning HR dan strategi bisnis Manajemen Infrastruktur Perusahaan Membangun infrastruktur yang efisien Administrative Expert Reengineering proses-proses di organisasi Manajemen Kontribusi Karyawan Meningkatkan komitmen dan kemampuan karyawan Employee Champion Mendengarkan dan berespon terhadap karyawan Manajemen Transformasi & Perubahan Menciptakan organisasi yang baru Change Agent Mengatur transisi dan perubahan Saat ini, sesuai dengan milestone yang ditetapkan sebelumnya, HR Jakarta masih dalam peran menjadi administrative expert dengan fokus pada simplifikasi proses-proses HR menjadi lebih efektif dan efisien. TRANSAKSI & ADMINISTRASI Lebihbaik& lebihcepat Penghilanganbatasan& hambatan Standarisasi Pengurangan biaya TRANSFORMASI Orientasi pada pelanggan Fleksibilitas Simplifikasi Partnership Adaptasi& perubahan Gambar 3.3. Perubahan Peran Mendatang untuk HR Jakarta 42

9 2008 Administrative Expert 2009 Employee Champion 2010 Strategic Business Partner 2011 Change Agent Gambar 3.4. Milestone Peran HR Jakarta Pilihan Strategi Menurut Michael Treacy & Fred Wiersma (Pearce & Robinson, 2005: 197), pemilihan strategi dapat dilakukan melalui pendekatan Value Discipline. Intinya bahwa strategi harus terpusat pada penyampaian superior customer value melalui salah satu atau beberapa value discipline, yaitu: operational excellence, customer intimacy, atau product atau service leadership. Best product Product Leadership Product differentiation Operational competence Customer responsive Operational Excellence Best total cost Customer Intimacy Best total solution Gambar 3.5. Value Discipline Triad Sumber : Wheelen & Hunger, 2006 (Treacy & Wiersma) 43

10 Perusahaan yang berkonsentrasi pada salah satu dari ketiga strategi tersebut, memperoleh sustainable lead di pasar dimana mereka berada. Kesuksesan ini berasal dari fokus perusahaan tersebut, dan bagaimana mereka dapat mensejajarkan seluruh aspek operasinya terhadap strategi yang telah dipilih, sehingga dapat menghasilkan dan meningkatkan nilai yang akan diberikan pada pelanggannya. Operational Excellence Operational excellence adalah pendekatan strategi yang spesifik terhadap produksi dan delivery produk dan servis. Organisasi yang menggunakan strategi ini akan mencapai tujuannya dengan cara fokus pada operasi yang lean, efektif, dan efisien. Di samping itu, mereka juga akan berusaha mengurangi biaya dan memberikan harga produk yang bersaing. Intinya adalah menyampaikan produk atau servis ke pelanggan dengan harga yang kompetitif dan inconvenience yang minimal. Contohnya adalah Dell Computer dengan sistem distribusi langsungnya. Customer Intimacy Organisasi yang menerapkan strategi ini, secara kontinu akan membuat inovasi dan customized produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan customer, diman perlu penggabungan antara pengetahuan mendalam tentang customer dan fleksibilitas operasi. Respon terhadap pelanggan akan cepat terhadap permintaan apapun dan perusahaan jenis ini lebih memandang hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Tujuan akhirnya adalah meraih kepercayaan pelanggan dan customer loyalty. Contohnya adalah Singapore Airlines. 44

11 Product Leadership Organisasi yang menggunakan strategi ini, meraih keunggulan dengan menghasilkan produk atau servis yang berkualitas dan state-of-the-art. Kuncinya adalah continual improvement dan lebih dulu dari kompetitornya dalam merilis sebuah produk atau servis dengan kreatifitas, inovasi, dan kecepatan untuk mengubah ide menjadi sebuah produk. Contohnya adalah Nokia dengan variasi produk telepon genggamnya. HR Jakarta, jika dipandang sebagai sebuah organisasi bisnis yang menghasilkan produk yaitu servis kepada customer, dapat menggunakan salah satu atau penggabungan dari ketiga strategi tersebut di atas, disesuaikan dengan karakteristik tugas, tanggung jawab, dan peran setiap tim yang ada di dalam organisasi HR Jakarta. Karakteristik dan ruang lingkup servis yang diberikan oleh masing-masing tim akan diulas pada sub-bab berikut Ruang Lingkup Servis HR Jakarta Organisasi HR Jakarta terbagi menjadi 4 tim, yaitu: HR Admin & Services, dipimpin oleh seorang Group Leader Tim HR Admin bertugas untuk melayani transaksi sehari-hari seluruh karyawan IBU yang berbasis di Jawa (Jakarta, Salak, dan Darajat). Transaksi ini sebagian besar adalah urusan administrasi, misalnya transfer gaji, tabungan, cuti, Jamsostek, pensiun, data karyawan, dan lain-lain. Eksekusi dari transaksi tersebut sesuai dengan peraturan perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dihasilkan oleh HR Industrial Relation beserta Serikat Pekerja Chevron. 45

12 HR Training Services & Admin, dipimpin oleh seorang Group Leader Tim HR TSA bertugas untuk mengeksekusi dan menjalankan training yang telah dibuat oleh Tim Training Planning (HR Learning & Development), mulai dari pengaturan jadwal, produksi material training, sampai pengawasan & feedback dari training tersebut. HR Expatriate & Formalities Services, dipimpin seorang Team Leader Tim HR E&FS mempunyai tanggung jawab mengelola perijinan expatriate Chevron yang ada di Indonesia agar tidak melanggar peraturan ketenagakerjaan asing Indonesia, mulai saat persiapan kedatangan, bekerja di Indonesia, sampai kepulangannya ke negara asal. Servis yang diberikan oleh tim ini antara lain adalah pengurusan ijin kerja (work permit), VISA biasa,visa bisnis, ijin masuk tenaga kerja asing (IMTA), dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan BP MIGAS, Depnaker, dan Imigrasi. Di samping itu, sebagai bagian dari Kontrak Kerjasama (KKS) minyak & gas dengan BP MIGAS, maka seluruh aktivitas expatriate Chevron harus dilaporkan ke BP MIGAS secara regular setiap tahun. Oleh karena itu Tim E&FS juga bertugas membuat Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk Chevron IBU. HR Counselors Tim HR Counselors terdiri dari 4 konselor yang bertugas secara mandiri. Peran konselor ini merupakan pengembangan dari HR Representative sebelumnya, yang bertugas menjawab pertanyaanpertanyaan dari karyawan seputar proses dan peraturan HR. 46

13 Saat ini konselor diberikan peran yang lebih strategis, yaitu menjadi pendamping (internal consultant) dan partner para leader di masing-masing unit bisnis IBU (IBU Line Management) untuk memberikan proactive people solutions in area HR, seperti talent management, penanganan keluhan karyawan, kasus-kasus indiscipliner, perubahan organisasi, perencanaan tenaga kerja, serta perencanaan pengembangan dan peningkatan performa serta kinerja karyawan. Di samping itu, konselor juga menjadi perantara bila customer membutuhkan servis dari grup HR lainnya seperti dari HR center of expertise. Oleh karena itu, setiap konselor memiliki klien masing-masing. Untuk konselor HR Jakarta, kliennya adalah para leader yang berbasis di Jakarta. Gambar 3.6. Peran HR Counselors dan Fungsi Administratif 47

14 Sesuai dengan struktur organisasi, servis, dan deskripsi kerjanya, maka tim HR Jakarta harus dibagi menjadi 2, yaitu: Tim administratif : HR Admin & Services HR Training & Services, HR Expatriate & Formalities Services Tim konsultatif : HR Counselors Aplikasi Pilihan Strategi Sesuai dengan karakter masing-masing tim tersebut di atas, maka pilihan strategi yang dapat diambil adalah : Tim administratif - Strategi operational excellence - Fokus pada proses HR yang simpel, ramping, efektif, dan efisien - Berusaha mengurangi biaya (reduce cost) Tim konseling - Strategi customer intimacy - Fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan - Continuous feedback ke tim administrasi untuk continuous service improvement HR Jakarta secara keseluruhan juga dapat menempuh strategi service leadership, artinya berinovasi dan atau berinisiatif memberikan servis yang memberikan nilai tambah bagi customer, dengan tetap comply pada peraturan perusahaan dan hukum yang berlaku. Misalnya, HR Jakarta dapat menjadi perantara bagi grup HR lainnya dan memberikan komunikasi aktif ke customer tentang program-program HR IBU. 48

15 3.2 Analisis Solusi Kondisi Internal dan Eksternal HR Jakarta Sebelum mengaplikasikan usulan strategi tersebut di atas, perlu dilakukan analisa terlebih dulu mengenai kondisi internal dan eksternal organisasi HR Jakarta dengan menggunakan analisa SWOT. Dalam hal ini, lingkungan internal adalah organisasi HR Jakarta dan lingkungan eksternal adalah seluruh stakeholders HR Jakarta Kondisi Internal Penyusunan dan implementasi strategi harus mengkaji aktivitas yang ada di dalam organisasi. Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda. Kekuatan dan kelemahan HR Jakarta akan diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan berikut ini. - Bagaimana resources yang ada untuk menjalankan organisasi? - Bagaimana kebijakan tentang kepegawaian, komitmen pengembangan dan karir? - Bagaimana pengetahuan anggota tim terhadap proses-proses HR? - Bagaimana dukungan leader HR Jakarta? - Bagaimana ketrampilan dan kompetensi anggota tim akan mempengaruhi kinerja organisasi? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas dapat di identifikasikan beberapa faktor internal seperti di dalam tabel

16 Tabel 3.4. Analisis Weakness dan Strength Weakness: Beberapa posisi jabatan masih kosong Latar belakang pekerjaan anggota tim sebelumnya berbeda-beda Belum ada orientasi dan tujuan yang jelas untuk masing-masing tim Strength: Leader terbuka untuk ide-ide baru Sistem dan proses HR sudah ada Sebagian besar anggota tim sudah mengerti rutinitas proses HR Kondisi Eksternal Peluang dan ancaman terhadap organisasi HR Jakarta akan diidentifikasi dengan menggunakan beberapa pertanyaan di bawah ini: - Bagaimana posisi HR Jakarta di dalam HR IBU? - Bagaimana peran HR Jakarta di mata customer dan karyawan? - Bagaimana peraturan dan policy HR yang berlaku? - Bagaimana akses karyawan terhadap servis HR Jakarta? - Bagaimana budaya perusahaan mempengaruhi kinerja? Dari pertanyaan-pertanyaan di atas maka didapatkan faktor-faktor eksternal seperti tercantum pada tabel di

17 Tabel 3.5. Analisis Threats dan Opportunity Threats: Karyawan memandang HR secara keseluruhan, bukan hanya HR Jakarta Image proses HR hanya administrasi rutin dan data karyawan Tidak ada garansi servis dari HR Opportunity: Harmonisasi policy untuk seluruh entity di bawah IBU HR didukung oleh otomasi dan sistem IT Karyawan memiliki akses ke IBU HR Website untuk semua informasi HR Budaya Chevron mendukung terobosan untuk pengembangan Matrik SWOT Matrik SWOT adalah identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mungkin berpengaruh pada sebuah organisasi atau perusahaan (Wheelen & Hunger, 2006: G-10). Matrik ini dapat digunakan untuk menganalisa bagaimana memaksimalkan kekuatan dan peluang sehingga dapat digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan kelemahan dan ancaman. Dari faktor-faktor yang telah diidentifikasi di atas maka kemudian digunakan matriks SWOT untuk menghasilkan masukan-masukan dalam pelaksanaan strategi yang telah diusulkan. Hasil dari matriks SWOT adalah dasar untuk pelaksanaan strategi HR Jakarta. 51

18 Tabel 3.6. Matriks SWOT Threats Opportunity Weakness Penambahan resources untuk mengisi posisi yang masih kosong, bila perlu dengan karyawan kontrak Melakukan analisis kompetensi & SGTNA Persamaan persepsi tentang visi dan tujuan organisasi Pengurangan hambatan / layer dalam menyampaikan servis Meningkatkan pemahaman anggota tim terhadap seluruh proses HR Transisi peran HR Representative menjadi HR Counselors secara smooth Meningkatkan kompetensi HR Counselors Strength Melakukan komunikasi rutin ke karyawan tentang program dan future role HR Jakarta Fasilitator untuk forum HR IBU di Jakarta Edukasi karyawan tentang proses HR Membuat standard servis dengan Service Level Agreement (SLA) Melakukan otomasi seluruh proses HR secara bertahap dengan dukungan sistem IT Bekerjasama dengan grup HR lainnya untuk harmonisasi entity policy di bawah HR IBU Membuat agreement dengan department terkait, misal Finance untuk masalah payment Strategi Operational Excellence Untuk melaksanakan strategi ini, tim administratif HR Jakarta, meliputi HR Admin & Services, HR Training Services & Admin, dan HR Expatriate & Formalities Services, perlu membuat beberapa pekerjaan pendahuluan (prework) agar pelaksanaan strategi ini nantinya akan lebih mudah, seperti dijelaskan dalam sub-bab di bawah ini. 52

19 Perincian Deskripsi Kerja Masing-masing tim administratif HR Jakarta perlu membuat daftar deskripsi tugas dan pekerjaannya, apa saja servis yang akan disampaikan ke customer, pembagian tugas diantara anggota, serta urutan proses sesuai standar kerja, agar tidak terjadi tumpang tindih peran antar anggota tim dan servis dapat dilakukan dengan cepat dan tepat Pembaruan (Update) SOP Proses kerja sehari-hari tim administratif HR Jakarta akan mengacu pada Standard Operating Procedures (SOP) yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, bila karyawan akan mengurus tunjangan perumahan, maka sudah ada prosedurnya tersendiri di HR, termasuk urutan persetujuannya. SOP tersebut, saat ini sudah kurang relevan dengan organisasi baru ini, karena peran HR Representative yang dulu ikut dalam proses sudah tidak ada lagi, diganti menjadi HR Counselor yang akan lebih fokus pada hal-hal stratejik. Oleh karena itu, tim administratif juga perlu untuk memperbarui SOP tersebut, terutama agar proses menjadi lebih mudah, tidak rumit, dan cepat, tetapi tetap sesuai dengan policy yang berlaku Pembuatan HR Scorecard Ada pepatah bahwa you can t manage what you can t measure. Pengukuran sangat penting karena HR Jakarta tidak akan dapat menilai hasil servis yang diberikan kepada customer. Dengan membuat spesifik pengukuran proses, menilainya, dan secara reguler mengkomunikasikan performa organisasi berdasarkan kriteria tersebut pada seluruh anggota tim, manajer 53

20 dapat memastikan bahwa seluruh organisasi berperan serta dalam implementasi strategi (Becker, Huselid, & Ulrich, 2001: 21). Pengukuran prosesnya dapat berbentuk macam-macam, tergantung keperluan. Misalnya: Jumlah karyawan yang mengajukan cuti per bulan; Jumlah karyawan yang memiliki kredit perumahan; Waktu yang diperlukan untuk mengurus transfer / pindah lokasi kerja karyawan; Biaya pengobatan yang diambil karyawan; dan lainnya. Seluruh servis yang diberikan oleh tim administratif harus dapat diukur. Nantinya dapat ditetapkan target untuk mengukur performa tim, misalnya waktu pengurusan uang cuti harus selesai di HR Jakarta dalam waktu 3 hari. Pengukuran kinerja ini dapat dilakukan dengan scorecard, sehingga hasilnya akan sesuai dengan visi dan tujuan HR Jakarta. Pembuatan scorecard harus melibatkan tim tersebut agar hasilnya disepakati dan menjadi target bersama Pembuatan Service Level Agreement (SLA) SLA adalah perjanjian / negosiasi formal antara dua pihak yang behubungan dimana dimana pihak pertama bertindak sebagai penyedia servis (service provider) dan pihak kedua sebagai penerima servis (service recipient). Dalam hal ini, HR Jakarta berperan sebagai penyedia servis dan seluruh customer adalah penerima servis. Dengan adanya SLA, maka HR Jakarta dapat mengetahui Service Levels yang diinginkan dan disetujui customer, serta bagaimana memonitor, mengevaluasi, mengukur, dan mengaturnya. Di dalam SLA tercantum klausul-klausul yang komprehensif antara lain : 54

21 Jenis servis serta promise dari penyedia servis; Bagaimana provider akan mennyampaikan servisnya; Siapa yang mengukur kualitas servisnya dan bagaimana caranya; Apa yang terjadi bila provider gagal memberikan servis karena suatu sebab atau alasan; Bagaimana dengan biaya servisnya. SLA sangat penting karena servis yang telah didefinisikan dengan jelas mengurangi kemungkinan customer yang kecewa dan membantu HR Jakarta untuk fokus pada kebutuhan customer. SLA juga akan mendorong internal proses dengan membuat standar performa yang jelas serta dapat diukur. Hal ini akan membuat hubungan dengan customer menjadi jelas, positif, dan saling menghormati Pendekatan Six Sigma pada Proses HR Jakarta Selain pada produk industri, Six Sigma dapat diterapkan juga industri jasa (service) karena orientasi dari Six Sigma bukan pada produk (barang dan/atau jasa), tetapi perbaikan sistem manajemen. Six Sigma adalah perbaikan sistem kualitas melalui menghilangkan setiap pemborosan (waste) yang ada dalam proses agar meningkatkan nilai tambah dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tidak ada organisasi yang dapat hidup tanpa customer. Baik manufaktur maupun penyedia jasa, keduanya memiliki customer. Mengerti kebutuhan customer serta dapat memenuhinya adalah kunci sukses bisnis. Bersama dengan proses, customer adalah fondasi Six Sigma. Pada akhirnya, customer yang akan berperan penting menentukan kesuksesan sebuah organisasi (Akpolat, 2004: 21). 55

22 Hal ini berlaku juga untuk organisasi HR Jakarta, dimana servis utamanya adalah melayani permintaan rutin karyawan. Bila terdapat cacat dalam penyampaian servis HR Jakarta, misalnya terlambat memberikan surat keterangan pada karyawan atau pembatalan training, dapat memberikan citra negatif pada organisasi HR IBU secara keseluruhan. Berkaitan dengan HR Scorecard dan SLA yang telah disebutkan terdahulu, sebagai ilustrasi, dapat dilihat pada contoh kasus di bawah: Misalnya, customer menginginkan pembayaran uang cuti maksimal 5 hari kerja (dalam SLA). Kinerja aktual baru mencapai tingkat 84% (dari 100 klaim, tercapai 84 permintaan yang pembayarannya tepat waktu maksimum 5 hari kerja, diukur dengan HR Scorecard). DPMO (Defects Per Million Opportunities) = Kemampuan proses baru mencapai 2,49 Sigma, masih jauh dari target Six Sigma. Beberapa dimensi atau atribut yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kualitas servis tersebut, adalah: Ketepatan waktu pelayanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas kesalahan-kesalahan. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan pelanggan. 56

23 Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani dan kelengkapan fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses data, dan lainnya. Atribut-atribut tersebut dapat diterapkan dalam proses internal tim administratif HR Jakarta. Proses ini dapat ditingkatkan terus-menerus, sesuai milestone yang telah diusulkan, dan kapabilitas proses dapat diukur menggunakan ukuran sigma, menuju target Six Sigma, yaitu maksimal 3 kesalahan per 1 milyar proses. Proses aplikasi Six Sigma ini dapat dilakukan dengan membentuk gugus tugas atau project team secara internal HR Jakarta untuk lebih memudahkan pengontrolannya. Tim ini akan bertanggungjawab secara langsung kepada HR Manager Strategi Customer Intimacy Untuk melaksanakan strategi ini, tim konseling HR Jakarta yang terdiri dari para HR Counselor, perlu membuat beberapa pekerjaan pendahuluan (pre-work) agar pelaksanaan strategi ini nantinya akan lebih mudah, yaitu: Mengoptimalkan Peran HR Counselors Peran baru konselor, menuntut mereka untuk lebih berperan aktif sebagai rekan para leader yang menjadi customer HR Jakarta. Peran ini mengalami perubahan signifikan dari sebelumnya, dimana HR Representative lebih berperan pada wakil urusan administrasi HR yang ditempatkan di customer. 57

24 Transisi peran ini harus dilakukan dengan bertahap, karena tim administratif akan timpang dengan tidak adanya HR Representative, dan para konselor juga belum dibekali dengan kemampuan konseling dan people solution, sehingga dapat menyebabkan masalah di customer. Hal ini dapat diatasi dengan membuat perencanaan transisi, yaitu: - Fokus pada tim administratif (back-office), selama periode tertentu, misal 6 bulan, dimana konselor masih membantu tugas-tugas administrasi, karena jika administrasi tidak bagus, maka konselor akan tetap diganggu dengan tugas-tugas tersebut; - Secara paralel meningkatkan kemampuan dan kompetensi para konselor, dengan training dan program lainnya; dan - Fokus pada konselor development, setelah waktu 6 bulan tersebut, agar konselor berfungsi optimal sebagai rekan leader dalam masalah people. Komunikasi ke Customer Komunikasi ini adalah ke para leader yang menjadi klien masingmasing konselor. Konselor harus mulai ikut serta (engage) dalam kegiatankegiatan customer yang berhubungan dengan masalah people, agar lebih mengetahui kondisi dan kebutuhan mereka. Nantinya, pengukuran kinerja konselor adalah meliputi seberapa efektif mereka dapat membantu klien menyelesaikan masalah people. Di samping itu, konselor juga dapat menyampaikan apa saja yang akan dilakukan oleh tim HR Jakarta untuk memberikan dukungan bagi tujuan bisnis customer, sehingga pada akhirnya customer akan mengerti peran HR Jakarta sebagai partner strategis. 58

25 3.2.4 Service Leadership untuk HR Jakarta Strategi service leadership, dapat dilakukan oleh leader HR Jakarta, yaitu HR Manager, dimana HR Jakarta dapat menjadi role model dari HR IBU untuk memberikan servis yang terbaik bagi customer. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Peran HR Jakarta Manager sebagai Single Point of Contact Peran ini berarti HR Jakarta Manager akan menjadi kontak bagi customer leaders, dimana kalau ada servis yang kurang baik atau masalah dengan konselor, maka leader dapat langsung menghubungi HR Jakarta Manager. Hal ini akan membuktikan kredibilitas dan keberadaan jajaran HR Jakarta dalam memberikan dukungan bagi customer. Manager juga berfungsi sebagai komunikator organisasi HR Jakarta. Fungsi ini terbagi empat arah, seperti dijelaskan dalam gambar berikut. Upward Across HR Jakarta Managers Outward Downward Gambar 3.7. Fungsi Komunikasi HR Jakarta Manager 59

26 - Upward, yaitu meyakinkan IBU Ledership Team tentang strategi baru HR Jakarta; - Downward, yaitu mendapat dukungan dari tim yang akan mengimplementasikan strategi ; - Outward, yaitu memperoleh kerjasaman dari stakeholders eksternal termasuk customer; - Across, yaitu mendapat dukungan dari grup HR lain; dan juga departemen lainnya. Jakarta Leader Forum HR Jakarta dapat menjadi fasilitator bagi HR IBU untuk menyelenggarakan forum dan pertemuan rutin dengan para leader yang sebagian besar berada di Jakarta. Pertemuan ini akan membahas isu-isu yang berkaitan dengan policy perusahaan, karyawan, pengembangan SDM, dan lainnya. Di samping itu, forum ini dapat juga menjadi tempat pertukaran best practice antar departemen untuk meningkatkan kinerja mereka. HR Roadshow & Customer Visit Program Jika sebelumnya HR hanya menunggu permintaan dan keluhan karyawan, maka ini saatnya untuk jemput bola dan turun langsung ke lapangan untuk lebih mengenal karyawan, dan mengetahui secara nyata masalah-masalah yang terjadi. Acara ini dapat dikemas menarik dan diselenggarakan di daerah operasi karyawan, seperti halnya job fair, dan masing-masing tim HR Jakarta akan membuat stand / booth, dimana karyawan dapat datang dan berdiskusi tentang masalah mengenai proses HR. 60

27 HR Jakarta dapat juga menjadi fasilitator bagi grup HR lainnya di bawah HR IBU, apabila mereka dapat mengikuti acara ini untuk lebih memperkenalkan produk dan servisnya pada customer. HR Roadshow dapat diselenggarakan secara reguler dan berpindah-pindah sesuai daerah operasi karyawan yang menjadi customer HR Jakarta Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Organisasi (Resistances) Organisasi HR Jakarta sebenarnya tidak benar-benar baru tetapi lebih merupakan pengembangan organisasi HR IBU untuk lebih dapat mengoptimalkan perannya menjadi strategic business partner bagi Chevron IBU. Anggota tim sebelumnya juga sebagian besar menempati pos yang sama di HR, sehingga dapat disebut perubahan fungsi dan jabatan saja, tetapi mereka mungkin saja merasa setengah hati berada di pos barunya, walaupun sudah ditentukan, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi. Selengkapnya anggota tim HR Jakarta dapat dilihat pada lampiran 6. Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (2005: 367) mengatakan ada 8 alasan untuk menolak perubahan, yaitu: Takut akan masa depan yang tidak pasti Kurangnya informasi yang baik dan bagus Takut akan kehilangan rasa aman Tidak ada alasan untuk berubah Takut kehilangan kekuatan (power) Kurangnya sumber daya untuk perubahan Pemilihan waktu (timing) yang tidak tepat Kebiasaan yang tidak berubah 61

28 Hal-hal tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu diantara internal tim HR Jakarta, karena dapat menjadi potensi masalah di masa mendatang. Yang paling penting adalah adanya komunikasi, informasi, edukasi, dan keterlibatan setiap anggota tim dalam pengambilan keputusan organisasi, sehingga mereka akan merasa memiliki organisasi ini. 62

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Strategi yang bagus akan membantu dan memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Pertanyaan kreatif yang perlu

Lebih terperinci

REKOMENDASI VISI, TUJUAN, DAN STRATEGI HR JAKARTA - CHEVRON INDOASIA BUSINESS UNIT PROYEK AKHIR

REKOMENDASI VISI, TUJUAN, DAN STRATEGI HR JAKARTA - CHEVRON INDOASIA BUSINESS UNIT PROYEK AKHIR REKOMENDASI VISI, TUJUAN, DAN STRATEGI HR JAKARTA - CHEVRON INDOASIA BUSINESS UNIT PROYEK AKHIR Oleh: SIGIT NUR HADIAWAN NIM: 29106406 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Conceptual Framework Kondisi bisnis saat ini yang memiliki tingkat persaingan sangat tinggi, memaksa perusahaan untuk melakukan terobosan-terobosan baru untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan proses dalam organisasi 1. Strategi proses dalam organisasi 2. Keputusan proses dasar 3. Strategi

Lebih terperinci

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016 Dunamis Human Capital Overview Program 11 Februari 2016 MENGENAI DUNAMIS HUMAN CAPITAL Investment $ Our Value Preposition Human Capital Solution Provider Dunamis Human Capital offers a technology based

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt 1. Apa Itu Lean? Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continuous improvement efforts) untuk: menghilangkan pemborosan

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja VARIABEL KINERJA Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja TAHAP 2: PERANCANGAN KELUARAN ORGANISASI PROSES INTERNAL VARIABEL KINERJA SISTEM MANAJEMEN KINERJA KEMAMPUAN SUMBER DAYA SEBAB AKIBAT KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tata kelola departemen TI Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai mencerminkan perubahan bisnis dan kondisi pasar serta isu-isu yang berkembang (D.Lutchen,

Lebih terperinci

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Formulasi Strategi 1. Tentukan tugas utama 2. Menilai kompetensi inti 3. Menentukan urutan pemenang & urutan kualifikasi 4. Posisi perusahaan Persaingan pada Biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KINERJA Penggunaan informasi pengukuran kinerja untuk memberikan pengaruh positif pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD Didien Suhardini dan Citra Kurniawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan PROSES MANAGEMENT New produk Bisnis Plan Regular production REALISASI PRODUK Recruitmen Perencanaan Mutu Contract

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

Katalog InHouse Training 2016

Katalog InHouse Training 2016 Katalog InHouse Training 2016 We are HR specialist 2004-2016 1 2 Basic HR Management Training HRD di level dasar ini sangat dibutuhkan oleh praktisi HR pemula dan siapapun yang ingin mempelajari HR management

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214 Becoming 1 Becoming A. Transformasi Pengembangan Organisasi B. Dimensi Pokok Pertumbuhan Sistem SDM C. Optima Integrated HR Development Program D. Knowledge Management E. Manfaat dan Kendala Implementasi

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management System)

Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management System) Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management System) Human Capital & Legal Division Organization & Performance Management Department Sistem Manajemen Kinerja Sistem yang mengelola kinerja organisasi

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Conceptual Framework Dalam Projek Akhir ini, dasar pemikiran awal yang terbentuk mengacu kepada kinerja dari PT. Trimitra Sejati Pratama. Faktor faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW WHITEPAPER JANUARY 2017 BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW Membangun Budaya Kepemimpinan yang lebih mengutamakan sudut pandang pelanggan sebagai dasar pengambilan keputusan di

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Ching Luh Group adalah usaha yang bergerak dibidang sepatu khusunya sepatu olah raga. Yang membuat sepatu-sepatu merk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan,

BAB I PENDAHULUAN. Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan, bertarung disana, dan dengan berbagai jurus berusaha keras untuk menjadi pemenang.

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

COST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A

COST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A Modul PJJ Mata Ajar COST BENEFIT INVESTASI TIK Topik Bahasan STRATEGI MENILAI MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI Versi 2013/1.0 Nama File CBIT-8A-StrategiMenilai.pdf Referensi Pembelajaran 8-A 82 15. Strategi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab 5, maka diperoleh kesimpulan : 1. Pada pengolahan data awal, diperoleh total nilai untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum Camar Resources Canada, Inc. CRC, Inc pada bulan November 2004 membeli 70% saham Indo- Pacific Resources (Java) Ltd. dan menjadi operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017 PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017 Objektif Pembelajaran (Learning Objectives) Mahasiswa bisa: Menjelaskan mengapa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Hotel X selama ini masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang berfungsi sebagai divisi riset dan pengembangan untuk membangun kapabilitas perusahaan dalam

Lebih terperinci

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1 Tugas Akhir [KS-091336] Page 1 Abstraksi Untuk meningkatkan performansi perusahaan, korporasi memilih strategi bisnis Growth agar tetap berada pada entitas bisnis. Namun demikian performansi mengeksekusi

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan dampak pada berkembangnya proses bisnis. Proses bisnis dengan dukungan TI dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi

CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi MODUL 4 CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi PELANGGAN INTERNAL DAN MENDENGARKAN PELANGGAN Tujuan instruksional: Setelah selesai pembahasan materi ini, diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelayanan jasa kebersihan PT The Service Line (SOS Indonesia) ada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelayanan jasa kebersihan PT The Service Line (SOS Indonesia) ada BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisa pembahasan yang telah di paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Harapan atau tingkat

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma dari persaingan global saat ini menjadi persaingan tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan dituntut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (http://pasca-unsoed.or.id/adm/data/256,3,pengertian

Lebih terperinci

PT POWER INNOVATION INDONESIA COMPANY PROFILE PT POWER INNOVATION INDONESIA

PT POWER INNOVATION INDONESIA COMPANY PROFILE PT POWER INNOVATION INDONESIA PT POWER INNOVATION INDONESIA COMPANY PROFILE PT POWER INNOVATION INDONESIA Jl. Barito II No. 11-15 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 - Indonesia Telp. (62-21) 7253103, 7253143 Fax. (62-21)7243779

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM Arief Purnomo¹, Wiyono.², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Untuk menghadapi

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO Penyebab Perusahaan/ Bisnis Terus Berkembang? PROFIT PENJUALAN KONSUMEN Seperti apa produk / jasa yang dapat memuaskan konsumen? Gambaran & karakteristik barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Gambar 9. Service of Logincom Sumber: Arsip Perusahaan 16 3.1.1 Penawaran Projek Penawaran Projek Pada umumnya dari pihak luar atau klien akan diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT

BAB V ANALISA DATA. Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT BAB V ANALISA DATA 5.1 Analisis SWOT 5.1.1 Kuadran Analisa SWOT Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT Kuadran 1 menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih

Lebih terperinci

Diskusi mengenai topik minggu lalu.

Diskusi mengenai topik minggu lalu. Topik hari ini Diskusi mengenai topik minggu lalu. Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan strategi produksi / operasi. Pengenalan strategi sumber daya manusia. Pengenalan strategi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Top 500 Banking Brands 2014 oleh Brand Finance yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The Banker melakukan pemeringkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. Pada saat pesawat dalam keadaan terbang, asisten juniornya menanyakan mengapa hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENGERTIAN

SEJARAH DAN PENGERTIAN SEJARAH DAN PENGERTIAN HRM mulai berkembang dan populer di tahun 1980an Konsep HRM berkembang di Amerika Serikat, sebagai reaksi terhadap : - sistem manajemen Jepang yang sangat kompetitif. - studi yang

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Manajemen SDM. 1 st Week

Manajemen SDM. 1 st Week Manajemen SDM 1 st Week DEFINISI Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan,

Lebih terperinci

Human Resources Management (HRM)

Human Resources Management (HRM) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Human Resources Management (HRM) Pertemuan 1: Pendahuluan Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Overview People Management Human Resources Management Sebuah pendekatan strategis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dari penulisan tesis ini dan juga akan dipaparkan beberapa saran yang berkaitan dengan kesuksesan penerapan field project ini di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

BAB 2. PERAN STRATEGIS MSDM 2

BAB 2. PERAN STRATEGIS MSDM 2 BAB 2. Pemahaman kaitan antara manajemen sumber daya manusia dengan proses manajemen strategi organisasi secara keseluruhan. Pemahaman peran strategis manajemen sumber daya manusia dalam organisasi Pemahaman

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Gambar 2.1 Milestone ESQ Group Sumber : Data Company Profile Perusahaan (2016) 14 15 Sesuatu yang besar tentu bermula dari satu titik saja. Begitu pula

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang terkumpul: 1. Belum tercapainya target capability

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL Ali Rokhman hhtp://arokhman.blog.unsoed.ac.d Sumber utama: Tjptono, Fandy (2008), Service Management, Penerbit ANDI, Yogyakarta Dasar Singkatan Service Quality

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

Technology Transfer Implementation Sebelum dilakukan implementasi teknologi baru ini secara nasional di seluruh divisi regional yang dimiliki, PT.

Technology Transfer Implementation Sebelum dilakukan implementasi teknologi baru ini secara nasional di seluruh divisi regional yang dimiliki, PT. bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh PT. TELKOM. Dari input balik yang dikirimkan oleh para vendor teknologi, PT. TELKOM akhirnya mengundang vendor-vendor

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan mengenai manajemen komplain yang dilakukan oleh Bagian Customer Service PT Telkom

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Kuisioner Validasi Awal

LAMPIRAN A Kuisioner Validasi Awal LAMPIRAN A Kuisioner Validasi Awal UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM REGULER DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Pendahuluan ANALISA PENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM PENJAGAAN KUALITAS

Lebih terperinci

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN Pemahaman mengenai cara merancang sistem pelatihan, orientasi dan pengembangan yang dikaitkan dengan strategi bisnis organisasi Pemahaman mengenai metode-metode dalam pelatihan Pemahaman mengenai sosialisasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Atas dasar hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Atas dasar hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Atas dasar hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penghitungan data tentang peran mitra strategis menunjukkan bahwa peran Mitra Strategis

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Ribu. Jumlah Karyawan. Pendukung Bisnis

Sumber Daya Manusia. Ribu. Jumlah Karyawan. Pendukung Bisnis Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Analisa dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Ribu Karyawan BCA fokus pada kualitas

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE

PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE OLEH SUSANTI KURNIAWATI PENGERTIAN KINERJA Hasil evaluasi proses, produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan yang telah dievaluasi dan dibandingkan dengan tujuan, standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era globalisasi memungkinkan perusahaan atau organisasi beroperasi diberbagai belahan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Siapa kami Visi & Misi Organisasi 3. Core Value 4. Unit Layanan 5. Lokasi 6. Kontak kami

DAFTAR ISI. 1. Siapa kami Visi & Misi Organisasi 3. Core Value 4. Unit Layanan 5. Lokasi 6. Kontak kami DAFTAR ISI 1. Siapa kami... 2. Visi & Misi Organisasi 3. Core Value 4. Unit Layanan 5. Lokasi 6. Kontak kami Dimulai dari kumpulan praktisi praktisi Human Resources yang berdomisili di kawasan EJIP, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to Performance Excellence dengan judul Alignment of Baldrige with Six Sigma, Lean Thinking,

Lebih terperinci