PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA"

Transkripsi

1 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA Fla Pusptasar dan Endang Ernawat Unverstas Surabaya, emal: Abstract Nowdays, most researches n corporate governance feld are conducted by researchers based on rsng of many frms to become publc corporaton. Accordng to ths stuaton, they have to separate ther functons on ownershp and control of the frm. As result, t wll arse agency conflct between owners and managers. The corporaton enable solve the problem by apply the corporate governance mechansm optmally. Ths research s a replcaton research s conducted by Sanda et al (2005). It s explaned the specfc study about the mpact of corporate governance mechansm nclude manageral ownershp, board sze, outsde drectors, ownershp concentraton, and debt toward fnancal performance that measured by ROA, ROE, PER, and TOBINS Q. The samples of ths research are all corporatons whch lsted at Bursa Efek Indonesa (BEI) by all sectors that delvered fnancal statement on tme by regulaton. The perod of tme n ths research determned on The model s extended by quadratc of manageral ownershp, quadratc of board sze, quadratc of ownershp concentraton, CEO foregn and frm sze as control varables, and sectoral dummy. The result of ths research explaned that corporate governance mechansm smultaneously nfluence to ROA and ROE sgnfcantly. On partally, ROA s nfluenced by CEO foregn, debt, and frm sze sgnfcantly. And ROE s nluenced by CEO foregn, frm sze, and sector of basc ndustry sgnfcantly. Keywords: corporate governance, fnancal performance. PENDAHULUAN Sejak 1999 (pasca krss 1998), jumlah badan usaha yang mendaftarkan dr ke Bursa Efek Indonesa (BEI) menunjukkan penngkatan yang cukup sgnfkan. Hal n berart bahwa semakn banyak badan usaha yang harus melakukan pemsahan fungs antara fungs kepemlkan dan pengelolaan. Fungs kepemlkan berada d tangan pemegang saham atau pemlk, sedangkan fungs pengelolaan dlaksanakan oleh para manajer badan usaha. 189

2 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Teor keagenan (agency theory) mengemukakan, jka antara phak prncpal (pemlk) dan agent (manajer) memlk kepentngan yang berbeda, maka akan muncul konflk yang dnamakan agency conflct (Jensen dan Mecklng, 1976). Pemsahan kepemlkan akan menmbulkan konflk dalam pengendalan dan pelaksanaan pengelolaan badan usaha, dsebabkan para manajer tdak bertndak sesua kengnan pemlk (pemegang saham). Benhart dan Rosensten (1998) menyatakan suatu mekansme yang dapat mengatas masalah keagenan tersebut, yatu mekansme corporate governance. Dalam mekansme corporate governance, terdapat mekansme nternal, sepert struktur dan kepemlkan dewan komsars, serta mekansme eksternal, sepert pasar modal. Corporate governance berkatan erat dengan mekansme dalam suatu badan usaha d mana berbaga phak yang berkepentngan terhadap badan usaha tersebut dapat memastkan bahwa phak manajer dan phak nternal badan usaha lannya dapat memenuh kepentngan stakeholder. Pemerntah Indonesa dan IMF (Internatonal Monetary Fund) memperkenalkan konsep Good Corporate Governance (GCG) sebaga tata kelola badan usaha yang sehat (Sulstyanto dan Warastut, 2003). Dengan adanya Good Corporate Governance dharapkan profesonalsme phak manajer dapat dtngkatkan, sehngga kesejahteraan pemegang saham menngkat dan kepentngan stakeholder lan tdak dabakan. Lma (5) komponen utama yang dgunakan untuk menla penerapan GCG (Swa no.26/xxii/11, 20 Desember 2006, halaman 62) adalah transparans, pengungkapan (dsclosure), kemandran, akuntabltas, dan keadlan. Corporate Governance Percepton Index (CGPI) adalah rset dan pemerngkatan penerapan GCG d badan usaha publk yang tercatat d BEI. CGPI dlakukan oleh IICG (The Indonesan Insttute for Corporate Governance). Pelaksanaan CGPI dlandas oleh pemkran tentang pentngnya mengetahu sejauh mana badan usaha publk telah menerapkan GCG. CGPI dmula pada Hasl rset dalam pemerngkatan yang telah dlakukan menunjukkan adanya proses pendekatan, penjabaran, dan penyempurnaan penerapan prnsp-prnsp GCG secara berkelanjutan, sehngga dapat dungkap permasalahan yang serng muncul dan konsstens kepatuhan terhadap regulas yang ada. Dalam pelaksanaan CGPI, IICG menjaln kerja sama dengan SWA, yang dkenal sebaga salah satu majalah bsns unggul d Indonesa. Tabel 1 berkut n menunjukkan jumlah peserta CGPI perode Tabel 1 Jumlah Badan Usaha Peserta CGPI Badan Usaha Peserta CGPI

3 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat (11,1%) (10,2%) (7,1%) (7,0%) (6,9%) (6,3%) Nonpeserta CGPI Sumber: Dar Tabel 1, dapat dlhat bahwa CGPI hanya dkut oleh sebagan kecl badan usaha, dbandngkan dengan jumlah badan usaha yang terdaftar d BEI. Oleh karena tu, dalam peneltan n, tdak dgunakan obyek badan usaha-badan usaha berdasarkan data CGPI. Hal n dkarenakan badan usaha yang tdak mengkut CGPI belum tentu tdak menerapkan corporate governance. Dengan menerapkan GCG, maka konflk keagenan menjad berkurang, sehngga phak manajer dapat menngkatkan kemakmuran pemlk (pemegang saham). Dengan kata lan, corporate governance merupakan suatu sstem yang mengatur dan mengendalkan badan usaha yang dharapkan dapat menngkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan stakeholders lannya. Sallagan dan Machfoedz (2006) mengemukakan bahwa corporate governance yang efektf dalam jangka panjang dapat menngkatkan knerja badan usaha dan menguntungkan pemegang saham. Corporate governance merupakan topk yang menark untuk dbahas. Oleh karena tu, hngga saat n semakn banyak peneltan mengena corporate governance, terutama berhubungan dengan knerja keuangan badan usaha khususnya knerja jangka panjang. Beberapa peneltan tentang corporate governance yang telah dlakukan sebelumnya. Sanda et al. (2005) menelt pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja keuangan badan usaha d Ngera, Lefort dan Walker (2005) menelt pengaruh corporate governance dalam penlaan pasar badan usaha serta kebjakan dvden d Chl, Javed dan Iqbal (2007) menelt hubungan ndkator-ndkator corporate governance terhadap nla badan usaha, yang dtunjukkan dengan Tobn s Q, dan Nur (2007) menelt pengaruh praktk corporate governance terhadap kesultan keuangan badan usaha. Peneltan n merupakan replkas dar peneltan yang dlakukan oleh Sanda et al. (2005) berjudul Corporate Governance Mechansms and Frm Fnancal Performance n Ngera. Sanda et al. (2005) menelt pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja keuangan badan usaha. Mekansme corporate governance terdr dar dmens-dmens corporate governance, yatu kepemlkan manajeral, jumlah dewan komsars, propors komsars ndependen, konsentras kepemlkan, dan propors utang (leverage). Dalam peneltan dtambahkan varabel dummy status CEO (untuk menguj efek nonlnear board ndependence) dan varabel dummy CEO ekspatrat atau lokal, yang merujuk pada peneltan Lang dan Wer (1999) serta Estrn et al. (2001). Sampel yang dtelt melput badan 191

4 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat usaha yang terdaftar d Ngeran Stock Exchange perode 1996 sampa dengan 1999 dan memlk data mengena komsars, lembar saham yang dmlk oleh phak manajer dan jumlah lembar saham yang beredar, nla aset total, nla modal saham dan keuntungan pertahun (proft after tax). Varabel dependen yang dgunakan adalah PER, ROA, ROE, Modfed Tobn s Q. Varabel ndependen yang dgunakan adalah kepemlkan manajeral (INDSHARE), ukuran dewan komsars (BOARDSIZE), komsars ndependen (OUTSIDE), konsentras kepemlkan (CONCENT), debt, frm sze (FIRMSIZE), CEO status, CEO foregn, dan sectoral dummmes (SD j). Peneltan n menggunakan obyek semua badan usaha yang terdaftar d BEI perode 2005 sampa dengan 2007, tdak terbatas pada sektor tertentu. Ruang lngkup obyek peneltan n dbatas hanya pada badan usaha yang secara konssten tepat waktu menyerahkan laporan keuangan pada BEI, sesua dengan salah satu unsur corporate governance, yatu akuntabltas. Peneltan n bertujuan mengetahu pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja keuangan badan usaha yang terdaftar d BEI perode Prortas peneltan adalah mekansme nternal corporate governance. Oleh karena tu, model peneltan dkembangkan berdasarkan mekansme nternal corporate governance. Selan tu, peneltan n juga bertujuan mengetahu besarnya pengaruh serta arah (postf/ negatf) pengaruh tersebut terhadap knerja keuangan badan usaha. Dengan demkan, dapat dketahu dmens corporate governance yang palng berpengaruh dalam rangka menngkatkan knerja badan usaha. Berdasarkan latar belakang yang telah dkemukakan, rumusan masalah dalam peneltan n, yatu: apakah mekansme corporate governance bak nternal maupun eksternal berpengaruh terhadap knerja keuangan badan usaha-badan usaha yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa selama perode ? LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Governance Istlah corporate governance secara luas telah dkenal dalam duna usaha. OECD dalam Sswanto dan Aldrdge (2005:2) mendefnskan corporate governance sebaga suatu sstem pengendalan dan pengawasan pada suatu badan usaha yang memlk tujuan untuk mencapa knerja badan usaha semaksmal mungkn tanpa merugkan stakeholdernya. Setap badan usaha memlk phak-phak yang berkepentngan terhadap badan usaha tersebut, antara lan phak manajer, pemegang saham (yang dwakl oleh dewan komsars), 192

5 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat karyawan, serta stakeholder lannya, sepert masyarakat, konsumen, pemerntah, pers, dan lan-lan. Corporate governance sebaga varabel ndependen dukur dengan menggunakan mekansme corporate governance. Mekansme corporate governance adalah syarat-syarat pelaksanaan sstem dalam suatu badan usaha d mana berbaga phak yang berkepentngan terhadap badan usaha tersebut dapat memastkan bahwa phak manajer dan phak nternal badan usaha lannya dapat memenuh kepentngan stakeholder (Sanda et al., 2005). Mekansme corporate governance yang bak akan menghaslkan knerja badan usaha yang lebh bak. Mekansme corporate governance terdr dar dmens-dmens corporate governance. Mekansme tersebut terbag menjad mekansme nternal dan mekansme eksternal (Sanda et al., 2005). Yang termasuk dalam mekansme nternal adalah kepemlkan manajeral, ukuran dewan komsars, komsars ndependen, dan konsentras kepemlkan. Utang (leverage) merupakan mekansme eksternal corporate governance. Selan menggunakan mekansme corporate governance, Sanda et al. juga memasukkan varabel kontrol dalam peneltannya, yatu CEO ekspatrat, ukuran badan usaha, dan sektor. Kay (1992) mengatakan bahwa kepemlkan manajeral merupakan kepemlkan sejumlah saham badan usaha oleh phak eksekutf sehngga membuat eksekutf yang melakukan akuss saham badan usaha memlk knerja lebh bak dbandngkan eksekutf yang tdak memlk saham badan usaha. Daves et al. (2002) menyatakan bahwa: Manageral ownershp s equty ownershp by nsde company managers n provdng ncentves to maxmze the value of ther company. Kepemlkan manajeral dukur dengan perbandngan jumlah saham yang dmlk oleh phak manajer terhadap jumlah saham beredar (Sanda et al. 2005). Ukuran dewan komsars merupakan jumlah yang tepat agar dewan komsars dapat bekerja secara efektf dan menjalankan corporate governance dengan bertanggung jawab kepada pemegang saham (Ruvsky, 2005). Jumlah yang tepat berart jumlah yang danggap proporsonal untuk mewakl pemegang saham. Jad, ukuran dewan komsars merupakan jumlah yang danggap proporsonal untuk mewakl pemegang saham badan usaha agar dewan komsars dapat bekerja secara efektf dan menjalankan corporate governance dengan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Dewan komsars ndependen menunjukkan keberadaan wakl dar pemegang saham secara ndependen dan juga mewakl kepentngan nvestor. Peraturan Bank Indonesa no.8/ 4/ PBI/ 2006 pasal 4 mengena komsars ndependen: Komsars Independen adalah 193

6 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat anggota dewan komsars yang tdak memlk hubungan keuangan, kepengurusan, kepemlkan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komsars lannya, dreks dan/ atau pemegang saham pengendal atau hubungan lan yang dapat mempengaruh kemampuannya untuk bertndak ndependen. Komsars ndependen dukur dengan menggunakan propors komsars ndependen yang duduk pada jajaran dewan komsars (Sanda et al., 2005). Sanda et al. (2005) menyatakan bahwa konsentras kepemlkan merupakan propors lembar saham badan usaha yang dmlk oleh pemegang saham terbesar. Menurut Mtton (2002): Ownershp concentraton s cumulatve stock ownershp of shareholder who owns at least 5 percent n the frm. Jad, konsentras kepemlkan merupakan propors lembar saham badan usaha yang dmlk oleh pemegang saham terbesar dengan syarat kepemlkan palng sedkt 5% dar jumlah lembar saham yang beredar. Untuk mengukur konsentras kepemlkan, dgunakan formula jumlah lembar saham badan usaha yang dmlk oleh pemegang saham terbesar dbandngkan dengan jumlah lembar saham yang beredar (Sanda et al., 2005). Utang merupakan sarana pembayaan yang mempunya klam kontraktual atas arus kas dan aset badan usaha, mencptakan penghematan pajak, mempunya umur tertentu, dan memlk klam pertama atas arus kas selama perode operas maupun kebangkrutan (Damodaran, 2001:483). Menurut Jensen dan Mecklng (1976), kebjakan utang dapat berperan sebaga mekansme penjamn bag phak manajer untuk menunjukkan nat baknya kepada pemegang saham. Hal n dkarenakan penggunaan utang menunjukkan bahwa phak manajer berseda untuk menerma rsko kehlangan kendal atas badan usahanya jka gagal bekerja secara efektf (Smart, Meggnson, dan Gtman, 2004:455). Alat ukur utang yang dgunakan dalam peneltan n merujuk pada Sanda et al. (2005), yatu propors utang terhadap ekutas (share captal). Peran phak manajer dalam keberhaslan badan usaha sangat pentng. Pengalaman bekerja dan jwa kewrausahaan mempengaruh knerja suatu badan usaha. Sanda et al. (2005) membandngkan knerja antara CEO asng (ekspatrat) dengan CEO lokal (berasal dar Ngera). Perbedaan negara asal tersebut menyebabkan perbedaan pengetahuan dan keahlan yang dmlk. Ukuran badan usaha dapat dlhat dar aset total badan usaha pada akhr perode fskal. Badan usaha yang memlk aset besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal. Dengan adanya kemudahan untuk mengakses pasar modal, berart badan usaha tersebut memlk fleksbltas dan kemampuan mendapatkan dana. Meggnson (1997:375) menyatakan ukuran badan usaha yang besar cenderung membagkan dvden untuk 194

7 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat menghndar konflk keagenan antara phak manajer dengan pemlk. Dalam peneltannya, Sanda et al. (2005) menggunakan natural log aset total sebaga varabel kontrol. Hal n dmaksudkan menghndar bas karena perbedaan ukuran badan usaha. Sanda et al. (2005) menyatakan bahwa setap sektor memlk rsko bsns yang berbeda. Pengaruh masng-masng sektor terhadap efektvtas corporate governance berbeda. Oleh karena tu, dalam peneltan dlakukan pengukuran terhadap masng-masng sektor terhadap efektvtas corporate governance. Knerja Keuangan Knerja keuangan sebaga varabel dependen dukur dengan menggunakan raso proftabltas dan raso pasar. Raso proftabltas yang dgunakan adalah ROA dan ROE, sedangkan PER dan Tobn Q mewakl raso pasar. ROA (Return on Asset) merupakan sebuah pengukuran mengena efektvtas aset badan usaha yang dgunakan untuk menghaslkan laba (Gtman, 2003:65). Efektvtas terkat dengan kemampuan phak manajer dalam mengelola sumber daya badan usaha. Jad, ROA (Return on Asset) merupakan pengukuran mengena kemampuan phak manajer badan usaha dalam mengelola aset yang dgunakan untuk menghaslkan laba. ROA dapat dperoleh dengan cara membandngkan net proft terhadap total assets. Sedangkan ROE (Return on Equty) adalah raso laba bersh sesudah pajak terhadap modal sendr untuk mengukur tngkat hasl nvestas pemegang saham (Weston dan Copeland, 1987:233). Nla ROE yang semakn tngg mengndkaskan tngkat hasl yang lebh bak kepada pemegang saham atas nvestasnya. Selan tu, nla ROE yang tngg menunjukkan penermaan badan usaha atas nvestas yang sangat bak dan manajemen baya yang efektf (Sabard, 1995:116). ROE dapat dhtung dengan membandngkan net proft terhadap equty value. PER (Prce per Earnng Rato) merupakan sebuah raso antara share prce dbandngkan earnng per share (Mon, Abdul, 2003:175). Sementara laba perlembar saham adalah net ncome dbag number shares outstandng. Sedangkan Tobn's Q s defned as the rato of market value of debt and equty of the frm to the replacement cost of the frm (Nor et al., 1999). Dar pernyataan tersebut, dapat djelaskan bahwa Tobns Q merupakan raso nla pasar utang dan ekutas badan usaha terhadap baya penggantan badan usaha tersebut. Menurut Sanda et al. (2005) merujuk pada peneltan Demrguc-Kunt (1992), dalam perhtungan Tobn s Q, dgunakan book value of total assets sebaga proks replacement cost karena nformas replacement cost sult dakses. Selan tu, pendekatan kaptalsas pasar pada akhr tahun dgunakan untuk modfkas Tobns Q. Tobns Q dapat dperoleh dar year 195

8 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat end market captalzaton dbag book value of total assets. Sedangkan year end market captalzaton dperoleh dengan mengalkan number shares outstandng dengan share prce. Pengaruh Kepemlkan Manajeral terhadap Knerja Keuangan Gudono (2000) menelt mengena dampak kepemlkan saham oleh phak manajer terhadap prestas badan usaha dbandngkan dengan kontrak kompensas. Hasl peneltan menunjukkan kepemlkan saham oleh phak manajer memlk pengaruh sgnfkan postf terhadap knerja keuangan (kombnas dar ROA, ROE, PER). Phak manajer yang memlk saham badan usaha cenderung melakukan strateg untuk menngkatkan knerja badan usaha dalam jangka panjang. Contoh strateg yang dambl adalah ntegras terhadap badan usaha lan dengan mempertmbangkan penngkatan penjualan jangka panjang. Mehran (1994) mengungkapkan hasl peneltan senada dengan menyatakan bahwa terdapat pengaruh sgnfkan postf antara persentase saham yang dmlk phak manajer dengan knerja keuangan badan usaha. Insentf berupa saham yang dberkan kepada phak manajer memacu mereka untuk bekerja lebh keras dan cerdas dalam menngkatkan nla badan usaha, yang juga merupakan mlk phak manajer. Sanda et al. (2005) menelt adanya efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap knerja keuangan badan usaha. Pada ttk tertentu, hubungan tersebut menjad berlawanan dengan konds awal. Oleh karena tu, dgunakan persamaan kuadrat kepemlkan manajemen untuk menelt efek nonlnearnya. Short dan Keasey (1999) dalam Nur (2007) menyatakan hal senada dengan Sanda et al. (2005), yatu terdapat hubungan nonlnear antara kepemlkan manajeral dengan nla badan usaha d Inggrs. Hubungan lnear tersebut juga dtunjukkan terhadap knerja badan usaha. Pengaruh Ukuran Dewan Komsars terhadap Knerja Keuangan Yang et al. (2006) menelt pengaruh jumlah dewan komsars terhadap knerja keuangan badan usaha. Hasl peneltan tersebut adalah ukuran dewan komsars berpengaruh negatf terhadap knerja badan usaha. Hal n mendukung hasl peneltan Sanda et al. (2005). Jumlah dewan komsars yang terlalu besar menyebabkan lambatnya proses pengamblan keputusan. Hal n dsebabkan keputusan yang dambl harus ddskuskan terlebh dahulu dan dambl kesepakatan dar semua dewan komsars. Selan tu, keputusan tdak bersfat dnams, karena untuk mengubah suatu keputusan yang telah dambl, membutuhkan waktu lebh lama untuk berundng dan memperoleh kesepakatan bersama. Dengan demkan, 196

9 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat efektvtas pengamblan keputusan menjad berkurang dan mengakbatkan penurunan knerja badan usaha. Keputusan yang dmaksud adalah keputusan non-manageral. Keputusan yang menjad wewenang dewan komsars adalah keputusan mengena hal-hal yang dtetapkan dalam anggaran dasar atau peraturan perundangan. Pengamblan keputusan tersebut dlakukan dalam fungs dewan komsars sebaga pengawas, sehngga keputusan yang menyangkut kegatan operasonal tetap menjad tanggung jawab phak manajer. Kewenangan yang ada pada dewan komsars tetap dlakukan dalam fungsnya sebaga pengawas dan penasehat. Contoh keputusan yang dambl oleh dewan komsars adalah mengenakan sanks kepada anggota manajemen, membentuk komte guna kelancaran knerja badan usaha. Sanda et al. (2005) menelt adanya efek nonlnear jumlah dewan komsars terhadap knerja keuangan badan usaha. Pada ttk tertentu, hubungan tersebut menjad berlawanan dengan konds awal. Oleh karena tu, dgunakan persamaan kuadrat jumlah dewan komsars untuk menelt efek nonlnearnya. Pengaruh Komsars Independen terhadap Knerja Keuangan Mehran (1994) mengemukakan bahwa propors komsars ndependen berpengaruh postf terhadap knerja badan usaha (terutama terhadap ROA dan Tobns Q). There s a growng body of evdence that outsde drectors are more ndependent of top management and thus better represent the nterest of shareholders than do nsde drectors. Dengan adanya komsars ndependen, maka kepentngan pemegang saham, bak mayortas dan mnortas tdak dabakan, karena komsars ndependen lebh berskap netral terhadap keputusan yang dbuat oleh phak manajer. Rosensten dan Wyatt (1990) dalam Mehran (1994) menyatakan bahwa penunjukkan komsars ndependen berpengaruh postf terhadap harga saham secara rata-rata. Dengan kata lan akan menngkatkan nla PER (Prce per Earnng Rato). Kenakan harga saham tersebut mengndkaskan kepercayaan nvestor terhadap komsars ndependen, yang danggap lebh tdak memhak dalam menjalankan fungsnya sebaga wakl pemegang saham. Fama dan Jensen (1983) dalam Nur (2007) menyatakan bahwa komsars ndependen akan lebh efektf dalam memontor phak manajer. Pemontoran oleh komsars ndependen atau eksternal dnla mampu memecahkan masalah keagenan. Selan tu, komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha. Komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha melalu aktvtas evaluas dan keputusan stratejk. Informas yang dberkan tersebut dharapkan mampu menjad panduan bag phak 197

10 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat manajer dalam menjalankan badan usaha. Dengan demkan, potens msmanagement yang berakbat pada kesultan keuangan dapat dmnmumkan. Berkurangnya msmanagement menyebabkan penngkatan knerja badan usaha, karena efektvtas dan efsens pengelolaan akan tercapa. Pengaruh Konsentras Kepemlkan terhadap Knerja Keuangan Chantrataragul (2007) menelt mengena konsentras kepemlkan dalam hubungannya dengan knerja keuangan badan usaha d Thaland. Hasl peneltan adalah semakn tngg konsentras kepemlkan, maka akan menghaslkan knerja keuangan yang lebh bak (terutama dalam hal Tobn s Q). Jka pemontoran phak manajer dlakukan oleh pemegang saham yang memlk kepemlkan saham tersebar (persentase kepemlkan kecl), maka tekanan untuk mengawas phak manajer rendah. Sebaga akbatnya, phak manajer dapat bertndak sesua dengan kepentngannya sendr. Jka kepemlkan saham terkonsentras, maka pengawasan terhadap phak manajer akan lebh ketat. Selan tu, dengan adanya konsentras kepemlkan pada tngkat tngg, maka keragaman kepentngan pemegang saham berkurang, sehngga kemungknan terbentuknya kerja sama antara phak manajer dan pemegang saham untuk menngkatkan nla badan usaha semakn tngg. Dengan demkan, konsentras kepemlkan berpengaruh postf terhadap knerja keuangan badan usaha. Sanda et al. (2005) melakukan peneltan terhadap adanya efek nonlnear konsentras kepemlkan terhadap knerja keuangan badan usaha. Pada ttk tertentu, hubungan tersebut menjad berlawanan dengan konds awal. Oleh karena tu, dgunakan persamaan kuadrat konsentras kepemlkan untuk menelt efek nonlnearnya. Pengaruh Utang terhadap Knerja Keuangan Tandelln dan Wlberforce (2000) menelt mengena kepemlkan manajeral, kebjakan dvden dan kebjakan utang dalam hubungannya dengan knerja keuangan badan usaha. Hasl peneltan menunjukkan bahwa utang berpengaruh negatf terhadap knerja keuangan badan usaha, terutama dalam hal proftabltas. Sanda et al. (2005) menyatakan bahwa pengaruh negatf utang terhadap knerja keuangan badan usaha dsebabkan oleh kemungknan konflk kepentngan antara phak debtholder (yang basanya memlk perwaklan dalam dewan komsars) dengan pemegang saham. Debtholder mengngnkan badan usaha memlk stabltas agar dapat membayar utang, sehngga debtholder tdak menghendak adanya strateg badan usaha yang mengancam kemampuan badan usaha 198

11 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat untuk membayar utang. Dengan kata lan, debtholder mengngnkan badan usaha tdak menngkatkan rsko gagal bayar. D phak lan, pemegang saham bertujuan memaksmumkan kemakmurannya, sehngga pemegang saham mengngnkan badan usaha melakukan strateg yang dapat menakkan harga saham. Perbedaan kepentngan antara debtholder dan pemegang saham n merupakan bentuk lan dar konflk keagenan, selan konflk kepentngan antara pemegang saham dengan phak manajer badan usaha. Secara teorts, konflk keagenan antara pemegang saham dan phak manajer dapat dkurang dengan menghadrkan phak ketga, yatu debtholder (Jensen dan Mecklng, 1976). Namun, karena kehadran phak ketga tersebut, muncul konflk keagenan dalam bentuk lan. Artnya, keputusan terhadap pendanaan dengan utang memlk rsko tersendr. Utang merupakan mekansme eksternal corporate governance. Mekansme eksternal corporate governance n memlk pengaruh negatf terhadap knerja keuangan badan usaha karena memunculkan konflk keagenan yang lan. Jad, utang berpengaruh negatf terhadap knerja keuangan badan usaha. Pengaruh CEO Ekspatrat terhadap Knerja Keuangan Hasl peneltan Sanda et al. (2005) mengena pengaruh CEO ekpatrat dan lokal terhadap knerja badan usaha adalah badan usaha yang dkelola oleh CEO ekspatrat cenderung menghaslkan knerja keuangan yang lebh bak darpada badan usaha yang memlk CEO lokal saja. CEO ekspatrat berpengaruh sgnfkan postf terhadap ROA dan ROE. CEO ekspatrat, terutama yang berasal dar negara yang lebh maju dar Ngera, cenderung membawa teknk manajemen yang lebh modern dan memlk pengetahuan dan keahlan nternasonal yang lebh bak. Jka CEO ekspatrat yang berasal dar negara yang memlk pengetahuan dan teknolog lebh bak, maka badan usaha akan mengharapkan terjadnya technology spllover atau knowledge spllover. Dengan adanya transfer pengetahuan dan teknolog dar negara yang lebh maju melalu CEO ekspatrat, maka efektvtas dan efsens pengelolaan badan usaha dapat dtngkatkan. Hal n secara langsung berdampak pada knerja keuangan badan usaha. Hpotess Berdasarkan fakta, permasalahan, dan telaah teorts yang telah drumuskan sebelumya, maka dapat dbuat dugaan sementara (hpotess) yang harus duj kebenarannya. Hpotess yang telah drumuskan adalah sebaga berkut: Dduga mekansme corporate governance 199

12 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat bak nternal maupun eksternal berpengaruh terhadap knerja keuangan badan usahabadan usaha yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa selama perode METODE PENELITIAN Populas peneltan n adalah semua badan usaha yang terdaftar d BEI badan usaha yang konssten mempublkaskan laporan keuangan yang telah daudt atau menyerahkan laporan keuangan yang telah daudt kepada BEI dengan tepat waktu perode Dar screenng yang telah dlakukan dperoleh 112 badan usaha yang secara konssten tepat waktu menyampakan laporan keuangan perode Penarkan sampel dlakukan dengan teknk smple random samplng menggunakan pendekatan Yamane (1973) dalam Ferdnand (2006) dengan rumus n = N/(1+Nd 2 ), dmana n adalah jumlah sampel, N adalah ukuran populas, dan d adalah press yang dtetapkan atau persentase kelonggaran ketdakteltan karena kesalahan pengamblan sampel yang mash dapat dtolerans atau dngnkan. Dengan menggunakan d = 10%, maka dperoleh sampel sebanyak 53 badan usaha. Data laporan keuangan yang telah daudt dperoleh dar stus BEI ( Indonesan Captal Market Drectory (ICMD), dan stus resm masng-masng badan usaha. Data harga saham dperoleh melalu stus Sedangkan data status kewarganegaraan CEO ddapatkan melalu annual report masng-masng badan usaha dan stus-stus meda massa. Varabel dan Defns Operasonal Varabel sepert terlhat pada Tabel 2 berkut: Tabel 2 Varabel, Defns, dan Pengukurannya Varabel Defns Pengukuran MANAGERSHARE Kepemlkan manajeral propors kepemlkan saham oleh phak manajer terhadap jumlah lembar saham yang beredar BOARDSIZE Ukuran dewan komsars jumlah orang yang duduk sebaga dewan komsars OUTSIDE CONCENT Komsars ndependen Komsars ndependen propors anggota dewan komsars yang dplh karena keahlan atau pengetahuan yang dmlk terhadap jumlah dewan komsars propors anggota dewan komsars yang dplh karena keahlan atau pengetahuan yang dmlk terhadap jumlah dewan komsars DEBT Utang perbandngan utang total terhadap ekutas total CEOFOREIGN CEO ekspatrat atau lokal dgunakan varabel dummy, yatu 1 untuk CEO ekspatrat dan 0 untuk CEO lokal FIRMSIZE Ukuran badan Ukuran badan usaha dalam peneltan n 200

13 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat usaha menggunakan natural log (Ln) aset total SD j Sectoral Dummes Semblan (9) varabel dummy yang mewakl taptap sektor MANAGERSHAREQ Bentuk kuadrat Kuadrat dar kepemlkan manajeral BOARDSIZEQ Bentuk kuadrat Kuadrat dar ukuran dewan komsars CONCENTQ Bentuk kuadrat Komsars ndependen ROA Return on Asset perbandngan net proft dengan total assets ROE Return on Equty raso laba bersh sesudah pajak terhadap modal sendr PER Prce Earnng Rato raso antara harga saham perlembar dengan laba perlembar saham Tobns Q Modfed Tobns Q nla kaptalsas saham pada akhr tahun (year end market captalzaton) terhadap nla buku aset total (book value of total assets) Model yang dgunakan dalam peneltan adalah regres berganda. Levne et al. (2006:577) merumuskan model regres berganda dengan k varabel ndependen: Y = β + β X + β X + β X β X + µ k k Peneltan n merupakan replkas dar peneltan Sanda et al. (2005). Ada tujuh model yang dkembangkan oleh Sanda et al. dan masng-masng terbag atas 4 persamaan, karena ada 4 varabel dependen, yatu ROA, ROE, PER, dan TOBINS Q. Model 1 merupakan model nduk yang menggunakan varabel ndependen kepemlkan manajeral (MANAGERSHARE), ukuran dewan komsars (BOARDSIZE), komsars ndependen (OUTSIDE), dan konsentras kepemlkan (CONCENT). ROA = β + β 4 ROE = β + β 4 PER = β + β β 1 CONCENT 0 β 1 CONCENT β 1 CONCENT MANAGERSHARE + β 2 BOARDSIZE + β 3 OUTSIDE + µ...(1.1) MANAGERSHARE + β 2 BOARDSIZE β 3 OUTSIDE + µ...(1.2) MANAGERSHARE + β 2 BOARDSIZE + β 3 OUTSIDE + µ...(1.3) + TOBINS' Q = β + β 4 CONCENT β 1 2 µ...(1.4) MANAGERSHARE + β BOARDSIZE + β 3 OUTSIDE Model regres 1 merupakan model regres yang akan dkena uj normaltas dan uj asums klask. Uj normaltas menggunakan One Sample Kolmogorov Smrnov. Uj autokorelas, multkolneartas, dan heteroskedaststas menggunakan uj Glejser. Jka data tdak lolos uj normaltas dan asums klask, maka dlakukan transformas data. Transformas data dapat 201

14 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat dlakukan antara lan dengan menggunakan logartma, logartma natural, atau bentuk turunan pertama. Model 2 hngga 7 dalam peneltan Sanda et al. merupakan pengembangan dar model 1 dengan menambahkan secara bertahap varabel ndependen kuadratk kepemlkan manajeral (MANAGERSHAREQ), kuadratk ukuran dewan komsars (BOARDSIZEQ), kuadratk konsentras kepemlkan (CONCENTQ), CEO ekspatrat (CEOFOERIGN) sebaga varabel kontrol, utang (DEBT), ukuran badan usaha (FIRMSIZE) sebaga varabel kontrol, dan sectoral dummy (D j) terdr dar 9 sektor juga sebaga varabel kontrol. Peneltan n hanya berfokus pada model 7 yang merupakan model terakhr dalam peneltan Sanda et al. dengan perluasan varabel ndependen yang palng lengkap melput varabel kuadratk untuk mendeteks pengaruh nonlnear dan varabel kontrol. ROA = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 2 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.1) ROE = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 2 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.2) PER = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 2 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.3) TOBINS' Q = ω 0 1 MANAGERSHARE MANAGERSHARESQ BOARDSIZE 4 BOARDSIZESQ 5OUTSIDE 6CONCENT 7CONCENTSQ 8CEOFOREIGN 9 FIRMSIZE 10 DEBT + θ j D j + µ...(7.4) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl pengolahan statstk deskrptf berupa nla rata-rata (mean), standar devas, varans, nla maksmum dan nla mnmum dtamplkan pada tabel 3. Tabel 3 Data Deskrptf Varabel Peneltan pada Badan Usaha-Badan Usaha Yang Terdaftar D BEI Perode N Mnmum Maxmum Mean Std. Devaton ROA 159-3,3908 0,6927 0,0313 0,2941 ROE 159-3,6593 4,4231 0,1098 0,4898 PER , , , ,

15 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Tobns Q 159 0,0079 3,5585 1,1302 2,9691 MANAGERSHARE 159 0,0000 0,5100 0,0107 0,0687 BOARDSIZE ,82 1,964 OUTSIDE 159 0,0000 0,7143 0,3484 0,1542 CONCENT 159 0,1081 0,9795 0,5497 0,2128 CEOFOREIGN ,33 0,473 DEBT 159-2, ,2542 2,4249 3,6926 Vald N (lstwse) 159 Sumber: Stus resm badan usaha yang bersangkutan, stus BEI, dan (data dolah) Hasl uj normaltas menunjukkan bahwa hampr seluruh varabel memlk tngkat sgnfkans kurang dar 5%, yang berart data tdak berdstrbus normal. Namun, karena jumlah observas cukup besar, yatu 159, maka data danggap berdstrbus normal. Hal n sesua dengan pernyataan Gujarat (1995: 103) bahwa apabla ada sejumlah besar varabel ndependen dan secara dentk berdstrbus acak, maka dengan sedkt pengecualan data tersebut cenderung berdstrbus normal. Pengolahan data dmula dar varabel-varabel yang menyangkut mekansme nternal badan usaha. Varabel(sekalgus menjad dmens corporate governance) tersebut adalah kepemlkan manajeral, ukuran dewan komsars, komsars ndepeden dan konsentras kepemlkan. Varabel dependen adalah ROA, ROE, PER dan Tobns Q. Model 1 merupakan model regres nduk. Kemudan, model 1 n dperluas menjad model 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Tabel 4 Hasl Regres Model 7 Varabel dependen ROA ROE PER TOBINS Q MANAGERSHARE 1,371 (0,848) -3,961 (0,750) -140,771 (0,927) -68,821 (0,376) MANAGERSHAREQ -2,013 (0,887) 8,953 (0,716) 185,971 (0,951) 134,723 (0,380) BOARDSIZE 0,039 (0,489) 0,103 (0,300) -17,210 (0,161) 0,610 (0,323) BOARDSIZEQ -0,004 (0,441) -0,009 (0,300) 0,797 (0,447) -0,033 (0,533) OUTSIDE -0,189 (0,247) -0,280 (0,324) 52,371 (0,137) 0,293 (0,868) CONCENT 0,138 (0,795) -0,744 (0,418) 10,062 (0,929) 2,305 (0,687) CONCENTQ -0,028 (0,954) 0,760 (0,358) -22,460 (0,826) -2,241 (0,664) CEOFOREIGN -0,113 (0,047) ** -0,210 (0,033) ** 14,642 (0,229) 1,015 (0,099) * DEBT -0,018 (0,028) ** -0,021 (0,138) -0,883 (0,612) 0,005 (0,954) FIRMSIZE 0,072 0,093 5,154-0,

16 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat (0,000) *** (0,001) *** (0,115) (0,010) *** Agrculture 0,028 (0,820) -0,068 (0,751) 3,348 (0,900) -0,040 (0,976) BascInd 0,052 (0,569) 0,281 (0,077) * 41,854 (0,034) ** -0,144 (0,884) Consumer 0,166 (0,137) 0,246 (0,202) 0,875 (0,971) 1,118 (0,353) Infrastructure -0,131 (0,187) -0,138 (0,424) 38,171 (0,075) 1,344 (0,212) Mnng 0,000 (0,998) 0,008 (0,964) -4,788 (0,823) 1,852 (0,087) * MscInd 0,028 (0,834) 0,095 (0,681) -9,131 (0,749) -0,448 (0,756) Property 0,002 (0,979) -0,013 (0,935) 11,964 (0,538) -0,159 (0,871) Trade -0,052 (0,477) -0,026 (0,836) 2,040 (0,896) 0,977 (0,215) R 2 0,258 0,193 0,121 0,145 F 0,001 *** 0,023 ** 0,390 0,183 (*) sgnfkan 10%, (**) sgnfkan 5%, (***) sgnfkan 1% Model 7 merupakan perluasan dar model 1 hngga 6, dengan penambahan utang sebaga leverage badan usaha. Dalam peneltan n, utang tdak dmasukkan ke dalam mekansme nternal badan usaha melankan sebaga mekansme eksternal, karena terkat dengan phak d luar badan usaha. Hasl yang dperoleh, model regres dengan varabel dependen ROA dan ROE yang sgnfkan. Pembahasan hasl peneltan dlakukan pada model 7, karena model 7 terdr dar varabel ndependen palng lengkap, yatu 5 dmens corporate governance yang terdr dar mekansme nternal dan mekansme eksternal beserta varabel kuadratk (kepemlkan manajeral, kepemlkan manajeral kuadrat, ukuran dewan komsars, ukuran dewan komsars kuadrat, komsars ndependen, konsentras kepemlkan, konsentras kepemlkan kuadrat dan utang), dummy varable CEO ekspatrat, control varable aset total, dan sectoral dummes. Kepemlkan manajeral berpengaruh negatf terhadap semua varabel dependen, kecual terhadap ROA yang berpengaruh postf. Hasl uj secara parsal (uj t) tdak menunjukkan pengaruh sgnfkan kepemlkan manajeral. Hal n tdak mendukung hasl peneltan Gudono (2000) dan Mehran (1994), yatu kepemlkan saham oleh phak manajer memlk pengaruh sgnfkan postf terhadap knerja keuangan. Dalam hubungannya dengan efek nonlnear, kepemlkan manajeral kuadrat memlk pengaruh sebalknya, yatu postf tdak sgnfkan terhadap ROE, PER dan Tobns Q. Jka dgambarkan dengan kurva nonlnear, kepemlkan manajeral tersebut berbentuk U. Pada awalnya, penngkatan kepemlkan manajeral akan 204

17 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat berpengaruh negatf pada knerja keuangan badan usaha karena phak manajer yang hanya memlk persentase saham dalam jumlah kecl (mnortas) akan membuat pemegang saham lan akan berusaha mengawas dan mempengaruh pengamblan keputusan oleh manajer. Dengan demkan, proses keputusan yang dambl tdak fleksbel dan lebh lambat. Hal n mungkn terjad mengngat terdapat sfat paternalstk d Indonesa, d mana pemegang saham mayortas mash ngn kut serta dalam pengamblan keputusan manajeral. Trend n berubah pada ttk tertentu, yatu menjad postf. Persentase saham yang dmlk phak manajer menngkat, sehngga phak manajer tdak menjad pemegang saham mnortas. Phak manajer lebh memlk kekuasaan mengambl keputusan darpada sebelumnya sehngga proses pengamblan keputusan lebh cepat dan fleksbel. Hal n berdampak postf terhadap knerja keuangan badan usaha. Hasl peneltan bahwa kepemlkan manajeral kuadrat berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap ROE, PER dan Tobns Q kurang mendukung Gudono (2000) dan Mehran (1994). Kedua penelt tersebut menyatakan bahwa kepemlkan manajeral berpengaruh sgnfkan postf terhadap knerja keuangan badan usaha. Insentf berupa saham yang dberkan kepada phak manajer memacu phak manajer untuk bekerja lebh keras dan cerdas dalam menngkatkan nla badan usaha, yang juga merupakan mlk phak manajer. Efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap ROA adalah kepemlkan manajeral berpengaruh postf pada konds awal, kemudan pada ttk tertentu pengaruh tersebut berubah menjad negatf. Penjelasan untuk hal tersebut berkatan dengan manageral entrenchment theory. Jong dan Veld (2000) mengemukakan bahwa pada umumnya, besarnya kompensas yang dberkan kepada phak manajer tergantung oleh besarnya aset badan usaha yang dkelola serta efektvtas phak manajer dalam mengelola aset tersebut. Ketka phak manajer memlk sedkt saham, maka phak manajer gat dalam mengelola aset badan usaha, dem mendapatkan kompensas. Kompensas yang dperoleh dapat berupa kepemlkan (saham) atau ops. Hal n memacu phak manajer untuk menngkatkan nla ROA. Namun, ketka kepemlkan oleh phak manajer semakn tngg, maka phak manajer ngn mempertahankan kekayaan badan usaha (yang juga merupakan mlk phak manajer). Phak manajer tdak beran mengambl proyek-proyek yang memlk rsko tngg, karena phak manajer mengganggap hal tersebut dapat menngkatkan rsko kehlangan kekayaan yang dmlknya. Proyek yang memlk rsko rendah menjad plhan phak manajer sehngga tngkat hasl atas proyek yang dambl juga rendah. Hal n dapat membawa pengaruh negatf terhadap nla ROA. 205

18 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap ROE, PER dan Tobns Q mendukung hasl peneltan Sanda et al. (2005), yatu kepemlkan manajeral berpengaruh negatf terhadap knerja keuangan pada awalnya, kemudan setelah melewat ttk tertentu akan berpengaruh postf. Adanya efek nonlnear kepemlkan manajeral terhadap knerja keuangan n mendukung hasl peneltan Short dan Keasey (1999) dalam Nur (2007) dan Sanda et al. (2005), yatu terdapat hubungan nonlnear antara kepemlkan manajeral dengan nla badan usaha. Efek nonlnear ukuran dewan komsars dmlk oleh model regres dengan semua varabel dependen. Ukuran dewan komsars berpengaruh postf terhadap ROA, ROE, dan Tobns Q pada mulanya, kemudan memlk pengaruh berlawanan setelah melewat ttk tertentu. Dalam konteks nonlnear, ukuran dewan komsars (ukuran dewan komsars kuadrat) memlk pengaruh berlawanan dengan konds semula, yatu negatf tdak sgnfkan terhadap ROA, ROE, dan Tobns Q. Ukuran komsars optmal merupakan ttk maksmal jumlah komsars agar knerja keuangan menngkat. Dalam peneltan Sanda et al. (2005), jumlah optmal adalah 10. Melewat ttk tersebut, berart badan usaha telah mempekerjakan terlalu banyak komsars sehngga knerja keuangan menurun. Ketka ukuran dewan komsars d bawah ttk optmal, penngkatan jumlah dewan komsars hngga ttk tersebut akan menngkatkan knerja keuangan badan usaha. Komsars dtunjuk untuk mewakl pemegang saham mengawas operasonal badan usaha. Penngkatan jumlah komsars (hngga d bawah ttk optmal) menyebabkan adanya pengawasan lebh ketat terhadap phak manajer, sehngga phak manajer lebh gat dalam menngkatkan performa badan usaha dan kemungknan tmbul penyelewengan terhadap sumber daya badan usaha rendah. Namun, setelah melewat ttk optmal, jumlah komsars terlalu banyak. Akbatnya, proses pengamblan keputusan berjalan lebh lamban karena harus memnta pendapat semua komsars. Keputusan menjad tdak fleksbel. Karena ketdakefektfan pengamblan keputusan, maka peluang-peluang bsns yang ada tdak dmanfaatkan dengan maksmal. Secara langsung, hal n berdampak pada penurunan knerja badan usaha. Ukuran dewan komsars berpengaruh negatf (setelah melewat ttk tertentu) terhadap knerja keuangan badan usaha (ROA, ROE, dan Tobns Q) mendukung hasl peneltan Yang et al. (2006). Ukuran dewan komsars berpengaruh negatf terhadap PER, kemudan pada ttk tertentu berpengaruh postf. Hal n mengndkaskan tngkat kepercayaan nvestor yang rendah jka jumlah komsars bertambah hngga mencapa ttk tertentu. Harga saham dapat mencermnkan tngkat kepercayaan nvestor terhadap ukuran dewan komsars. Ketka jumlah anggota dewan komsars dtambah, dan komsars baru tersebut danggap kurang kompeten atau semakn mengabakan kepentngan pemegang saham mnortas, maka 206

19 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat nvestor dan pemegang saham mnortas akan memandang ss buruk dar penambahan komsars tersebut. Efek nonlnear berupa pengaruh postf terhadap PER mengndkaskan bahwa jka terlalu banyak anggota dewan komsars non ndependen, maka pengangkatan komsars berkutnya adalah komsars ndependen. Sesua dengan pedoman GCG (2006) bahwa komsars ndependen dperlukan untuk menjamn mekansme pengawasan berjalan secara efektf sesua peraturan perundang-undangan. Investor memandang bak terhadap komsars ndependen. Dengan demkan harga pasar saham menngkat, dkut penngkatan nla PER. Komsars ndependen berpengaruh negatf tdak sgnfkan terhadap ROA dan ROE serta berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap PER dan Tobns Q. Dalam hal ROA dan ROE, hasl peneltan n mendukung Sanda et al. (2005) yang menyatakan bahwa komsars ndependen tdak memberkan kontrbus yang postf bag knerja keuangan badan usaha. Sebalknya, komsars ndependen berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap PER dan Tobns Q. Investor menganggap komsars ndependen lebh berskap netral terhadap kebjakan phak manajer dan lebh memperjuangkan kepentngan pemegang saham mnortas. Oleh karena tu, tngkat kepercayaan nvestor menngkat dengan adanya komsars ndependen, sehngga harga saham menngkat dan secara langsung menngkatkan nla PER dan Tobns Q. Rosensten dan Wyatt (1990) dalam Mehran (1994) menyatakan bahwa penunjukkan komsars ndependen berpengaruh postf terhadap harga saham secara rata-rata. Dengan kata lan akan menngkatkan nla PER (Prce per Earnng Rato). Kenakan harga saham tersebut mengndkaskan kepercayaan nvestor terhadap komsars ndependen, yang danggap lebh tdak memhak dalam menjalankan fungsnya sebaga wakl pemegang saham. Fama dan Jensen (1983) dalam Nur (2007) menyatakan bahwa komsars ndependen akan lebh efektf dalam memontor phak manajer. Pemontoran oleh komsars ndependen atau eksternal dnla mampu memecahkan masalah keagenan. Selan tu, komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha. Komsars ndependen dapat memberkan kontrbus terhadap nla badan usaha melalu aktvtas evaluas dan keputusan stratejk. Informas yang dberkan tersebut dharapkan mampu menjad panduan bag phak manajer dalam menjalankan badan usaha. Dengan demkan, potens msmanagement yang berakbat pada kesultan keuangan dapat dmnmumkan. Berkurangnya msmanagement menyebabkan penngkatan knerja badan usaha, karena efektvtas dan efsens pengelolaan akan tercapa. Dengan demkan, penambahan komsars ndependen danggap sebaga hal postf oleh nvestor, sehngga dapat menngkatkan harga saham. 207

20 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat Konsentras kepemlkan memlk efek nonlnear terhadap knerja keuangan badan usaha. Hasl model regres 7 menunjukkan bahwa konsentras kepemlkan memlk efek nonlnear terhadap ROA, ROE, PER dan Tobns Q. Terkat dengan raso proftabltas, yatu ROE, konsentras kepemlkan berpengaruh negatf pada ttk awal, namun pengaruh tersebut berubah menjad postf setelah melewat ttk tertentu. Ketka konsentras kepemlkan mash relatf kecl, maka masng-masng pemegang saham merasa memlk tngkat kekuasaan yang sama kuat dalam mempengaruh pengamblan keputusan melalu dewan komsars. Karena setap pemegang saham memlk pendapat yang berbeda, maka kesatuan pendapat akan sult dcapa. Masng-masng pemegang saham menghendak phak manajer bertndak sesua dengan kengnan masng-masng pemegang saham. Dengan demkan, ketdakefsenan pengamblan keputusan (terutama yang dapat mempengaruh knerja phak manajer) akan terjad. Namun, pada ttk tertentu, yatu ketka konsentras kepemlkan semakn tngg, pemegang saham yang dapat dkatakan sebaga pemegang saham mayortas tersebut telah memlk kekuasaan yang lebh mutlak dalam mempengaruh pengamblan keputusan melalu dewan komsars. Kerja sama dengan phak manajer akan lebh mudah tercapa karena tujuan yang ngn dcapa tdak beragam, sepert ketka konsentras kepemlkan rendah. Pengamblan keputusan oleh phak manajer akan lebh terarah dan dapat lebh efsen dalam menngkatan ROE. Dengan konsentras kepemlkan yang tngg, Drobetz et al. (2004) menyatakan bahwa terjad penngkatan hak atas alran kas dar pemegang saham terbesar, maka akan menmbulkan dampak postf pada nla saham yang dmlk (pemegang saham terbesar). Dengan demkan, para pemegang saham tersebut akan memlk nsentf dalam menngkatkan kualtas corporate governance badan usaha yang bersangkutan. Konsentras kepemlkan berpengaruh postf terhadap market rato, yatu PER dan Tobns Q, namun setelah melewat ttk tertentu, pengaruh tersebut berubah menjad negatf. Analss untuk hal n adalah nvestor (calon nvestor) yang akan menanamkan modalnya dalam suatu badan usaha akan melhat struktur kepemlkan dalam badan usaha tersebut. Sebuah badan usaha yang memlk konsentras kepemlkan rendah menjad lebh menark bag nvestor, karena pengaruh pemegang saham mayortas tdak mutlak. Dalam dr nvestor, terdapat kengnan untuk kut serta dalam pengamblan keputusan badan usaha. Semakn menyebarnya konsentras kepemlkan, maka hak penyampaan pendapat pemegang saham (nvestor) hampr sama. Dengan demkan, bak nvestor yang ngn memlk sebagan kecl saham atau pemegang saham mnortas tetap memlk kesempatan mempengaruh pengamblan keputusan dalam badan usaha melalu dewan komsars. Karena alasan 208

21 Jurnal Manajemen Teor dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010 Fla Pusptasar dan Endang Ermawat tersebut, harga saham semakn tngg, yang berdampak pada kenakan nla PER dan Tobns Q. Semakn tngg konsentras kepemlkan akan menmbulkan adanya kekuasaan pemegang saham mayortas. Investor memandang hal n sebaga sesuatu yang buruk. Dengan adanya pemegang saham mayortas (dengan persentase kepemlkan saham tngg), maka pemegang saham mnortas tdak memlk andl yang juga mnortas dalam badan usaha. Segala keputusan melalu dewan komsars dtentukan oleh pemegang saham mayortas. Pandangan nvestor mengena hal tersebut tercermn dar rendahnya harga saham badan usaha, yang berdampak terhadap menurunnya nla PER dan Tobns Q. Hasl peneltan tersebut tdak mendukung Chantrataragul (2007) menelt mengena konsentras kepemlkan dalam hubungannya dengan knerja keuangan badan usaha d Thaland dan menemukan hasl peneltan semakn tngg konsentras kepemlkan, maka akan menghaslkan knerja keuangan yang lebh bak (terutama dalam hal Tobn s Q). Hasl peneltan pengaruh non lnear konsentras kepemlkan terhadap market rato (PER dan Tobns Q) mendukung hasl peneltan Sanda et al. (2005), yatu konsentras kepemlkan berpengaruh postf terhadap PER dan Tobns Q pada awalnya, namun setelah melewat ttk tertentu, konsentras kepemlkan berpengaruh negatf terhadap PER dan Tobns Q. Utang sebaga mekansme eksternal corporate governance dmasukkan ke dalam model regres untuk melengkap pengaruh mekansme corporate governance terhadap knerja badan usaha. Hasl model regres 7 menunjukkan bahwa utang berpengaruh negatf terhadap semua varabel dependen, kecual terhadap Tobns Q. Namun nla koefsen utang terhadap Tobns Q dan nla uj t sangat kecl, sehngga danggap tdak berpengaruh. Utang berpengaruh sgnfkan negatf terhadap ROA. Pengaruh negatf utang terhadap ROA, ROE dan PER mendukung hasl peneltan Tandelln dan Wlberforce (2000) bahwa utang berpengaruh negatf tdak sgnfkan terhadap knerja keuangan badan usaha, terutama dalam hal proftabltas. Sanda et al. (2005) menyatakan pengaruh negatf dsebabkan adanya kemungknan konflk kepentngan antara phak debtholder (yang basanya memlk perwaklan dalam dewan komsars) dengan pemegang saham. Debtholder mengngnkan badan usaha memlk stabltas agar dapat membayar utang, sehngga debtholder tdak menghendak adanya strateg badan usaha yang mengancam kemampuan badan usaha untuk membayar utang. Sedangkan pemegang saham bertujuan memaksmumkan kemakmurannya, sehngga pemegang saham mengngnkan badan usaha melakukan strateg yang dapat menakkan harga saham. Dar hasl model 7, dapat dketahu bahwa CEO ekspatrat berpengaruh postf tdak sgnfkan terhadap PER dan sgnfkan pada 10% terhadap Tobns Q, serta berpengaruh 209

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah jens peneltan assosatf kausal, yatu peneltan yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh antara dua varabel

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON ASSET

PENGARUH RETURN ON ASSET PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013 Oleh : I Wayan Wardita

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian 58 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan merupakan varabel-varabel yang menjad perhatan penelt. Peneltan n terdr dar dua varabel yatu ndependent varable/varabel bebas (X)

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci