Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum"

Transkripsi

1 ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PADA PERKARA PERDATA NO.115/PDT.G/2013/PN. DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: FERI ARDILA Reg. No. 103/Pdt-02/III-2015 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

2 1

3 Analisis Hukum Terhadap Putusan Hakim Pada Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN. Di Pengadilan Negeri Klas IA Padang Feri Ardila 1, As Suhaiti Arief 1, Yansalzisatry. 1 1) Progam Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta feri.ardila19@gmail.com ABSTRAK This study aims to determine the process of filing and examination of civil cases No.115 / Pdt.G / 2013 / PN, the basic consideration in decisions and analyze the process of submission to the verdict, by comparing some data and regulations related to issues under meticulous Writer, as the basis acauan in answering questions that arise, as well as direct interviews with the parties involved in the case. The results obtained by the authors of this study, namely: (1) The process of filing a lawsuit represented by an attorney, the case has entered the stage of the examination of evidence and in principle claim is not accepted (Niet ontvankelijk verklaard). (2) The judges into consideration in its decision was that the lack of party and do not have a clear basis of the claim, the judge ruled that the lawsuit was not accepted. (3) Analysis of this decision is the fault of the plaintiff in formulating his complaint and also part of the negligence by the courts in implementing the mandate of Article 119 HIR / 143 Rbg., As well as the ineffectiveness of the mandate of Article 4 paragraph (2) Of the Law of Judicial Power. Keywords: Civil Case, Judgment Justice, Legal Analysis. Latar Belakang Dalam hubungan bermasyarakat, berpotensi akan terjadinya perselisihanperselisihan antara masyarakat, yang dapat menimbulkan ketidakstabilan. Perselisihan tersebut biasanya berujung sengketa karena merasa haknya telah dilanggar oleh orang lain. Bagi para pihak yang merasa hak-hak keperdataannya dirugikan dapat mengajukan perkaranya ke pengadilan untuk memperoleh penyelesaian sesuai koridor hukum yang berlaku, yaitu dengan mengajukan gugatan melalui pengadilan, terhadap pihak-pihak yang merugikannya. Inisiatif untuk mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan. Hal tersebut merupakan penegakan terhadap asas hakim bersifat menunggu dalam hukum acara perdata (yudex ne procedat ex officio). Pihak yang berkepentingan mengajukan perkaranya dalam bentuk gugatan. Pengajuan gugatan bisa secara tertulis maupun secara lisan. Gugatan secara lisan dibenarkan kepada mereka yang buta huruf. Namun dalam perkembangannya, praktek peradilan sekarang tidak lazim lagi ditemukan pengajuan gugatan secara lisan. 1

4 Formulasi gugatan yang disusun dan diajukan oleh penggugat merupakan dasar serta menjadi acuan dalam pemeriksaan perkara tersebut di pengadilan. Apabila gugatan tersebut tidak memenuhi syaratsyarat formil sebuah gugatan, maka akibat hukumnya adalah gugatan tersebut akan dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk verklaard) yang biasa disingkat NO. Dasar hukum pemberian putusan NO ini dapat dilihat dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.1149/K/Sip/1975 tanggal 17 April 1975 Jo Putusan Mahkamah Agung RI No.565/K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1973, Jo Putusan Mahkamah Agung RI No.1149/K/Sip/1979 tanggal 7 April Ada beberapa alasan atau pertimbangan hakim dalam menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima, salah satunya adalah dengan alasan obscuur libel, misalnya menyangkut batas-batas objek sengketa yang tidak jelas atau tidak dicamtumkannya nama pihak yang seharusnya masuk dalam daftar gugatan. Hakim memegang peranan penting dalam menilai dan mempertimbangkan formalitas sebuah gugatan, yakni apakah telah memenuhi syarat formil berdasarkan Pasal 8 Rv atau tidak. Setiap pihak yang ingin mengajukan gugatan haruslah mempunyai kepentingan hukum yang cukup. Untuk mengatasi adanya kekurangan-kekurangan yang dihadapi oleh para pencari keadilan dalam memperjuangkan kepentingannya, Pasal 119 HIR/Pasal 143 RBg memberi wewenang kepada Ketua Pengadilan Negeri (PN) untuk memberi nasehat dan bantuan kepada pihak penggugat dalam pengajuan gugatannya. Dengan demikian akan dapat dicegah terjadinya pengajuan gugatangugatan yang cacat formil atau gugatan yang tidak sempurna, yang akan dinyatakan tidak dapat diterima. Karena dalam prakteknya, masih ada ditemukan perkara yang diputus dengan amar putusan yang menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima. Permasalahan 1. Bagaimanakah proses pengajuan dan pemeriksaan terhadap perkara Perdata No. 115/Pdt.G/2013/PN. di Pengadilan Negeri Klas IA Padang? 2. Apakah dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap perkara perdata No. 115/Pdt.G/2013/PN. Padang? 3. Analisa hukum terhadap putusan Hakim No. 115/Pdt.G/2013/PN. Padang? Metode Penelitian Penelitian adalah suatu upaya manusia untuk mencari jawaban masalah yang dialami, sehingga kesulitan yang dihadapi manusia tersebut dapat diatasi. 2

5 Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Di dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian hukum nomatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memperoleh data dari studi kepustakaan untuk mendapat data primer, di samping itu juga melakukan wawancara untuk mendapatkan data sekunder. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum normatif adalah: a. Bahan Hukum Primer 1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer). 2) Herzien Inlandsch Reglement (HIR)/Rechtsreglement Buitengewesten (RBg). 3) Reglement op de Burgerlijke Reshtsvordering (Rv). 4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 dan diubah lagi dengan Undang- Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum. 6) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan diubah lagi dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung. 7) Peraturan Mahkamah Agung No 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder, yaitu data-data yang memberikan penjelasan mengenai data primer, seperti buku-buku, makalahmakalah, jurnal-jurnal dan data yang ada pada Pengadilan Negeri Klas IA Padang. c. Bahan Hukum Tersier Bahan Hukum Tersier, yaitu data yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap data primer dan data sekunder, seperti Kamus Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 3. Teknik dan alat pengumpulan data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Studi dokumen atau studi kepustakaan Studi dokumen atau studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan membaca dan mengambil 3

6 kesimpulan dari peraturan perundang-undangan, literaturliteratur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan putusan hakim dalam perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Padang. b. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya-jawab guna memperoleh keterangan dari narasumber, untuk memperkuat data primer kepada Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Padang. 4. Teknik pengolahan dan analisis data a. Teknik pengolahan Data yang diperoleh setelah penelitian akan mengalami proses editing. Editing merupakan suatu upaya meneliti kembali catatan atau data-data yang diperoleh apakah data tersebut sudah cukup lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan. Pada editing,terjadi pemisahan antara data yang diperlukan dengan data yang tidak diperlukan sesuai dengan permasalahannya. b. Analisis data Setelah semua data dirasa lengkap, maka data dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang diperoleh dikelompokkan sesuai permasalahan yang diteliti kemudian diambil suatu kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Pemeriksaan Gugatan Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN di Pengadilan Negeri Klas IA Padang 1. Proses Pengajuan Gugatan Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN Proses penyelesaian perkara perdata melalui jalur pengadilan diawali dengan pengajuan gugatan oleh pihak yang merasa haknya terganggu atau dirugikan oleh pihak lain. Penggugat yang hendak mengajukan gugatan harus mempunyai kepentingan hukum yang cukup dan memiliki dasar hukum yang jelas untuk menuntut haknya. Dalam perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Padang yang mengajukan gugatan adalah ahli waris sah dari Thio Tjoe Liong (Willy Syofyan Tionardi) yang merupakan kakak kandung dari Thio Tjoe Hoat (Gusman Effendi Tionardi), dengan identitas sebagai berikut: Nama : RUDY SUMITRO TIONARDI 4

7 Tempat/tanggal lahir : Padang/ 23 Februari 1958 Jenis kelamin : Laki-laki Perkerjaan : Swasta Alamat : Jln. Klenteng II no.351, RT. 003, RW. 004, Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Padang. Tergugat yang dicantumkan dalam perkara ini adalah Istri Paman Penggugat dan anak-anak dari Paman Penggugat. Identitas para Tergugat tersebut adalah sebagai berikut: a. Francien Farida Sulidar, istri dari Gusman Effendi Tionardi M., perempuan, pekerjaan swasta, beralamat di Jln. Tawakal II/A no. 7E, RT. 03, RW. 009, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Untuk saat ini menetap di Jln. Pulo Macan 6 no. 31, Tomang Raya, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat I. b. Heddy Mariawati Tionardi, anak kandung Gusman Effendi Tionardi M., perempuan, pekerjaan swasta, beralamat di Jln. Tawakal II/A no. 7E, RT. 03, RW. 009, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Untuk saat ini menetap di Jln. Pulo Macan 6 no. 31, Tomang Raya, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat II. c. Fredy Johan Tionardi, anak kandung Gusman Effendi Tionardi M., laki-laki, pekerjaan swasta, beralamat di Jln. Tawakal II/A no. 7E, RT. 03, RW. 009, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Untuk saat ini menetap di Jln. Pulo Macan 6 no. 31, Tomang Raya, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat III. d. Henry Gunawan Tionardi, anak kandung Gusman Effendi Tionardi M., laki-laki, pekerjaan swasta, beralamat di Jln. Tawakal II/A no. 7E, RT. 03, RW. 009, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Untuk saat ini menetap di Jln. Pulo Macan 6 no. 31, Tomang Raya, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat IV. e. Reny Ridwan Tionardi, anak kandung Gusman Effendi Tionardi M., perempuan, pekerjaan swasta, beralamat di Jln. Tawakal II/A no. 7E, RT. 03, RW. 009, Kelurahan 5

8 Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Untuk saat ini menetap di Jln. Pulo Macan 6 no. 31, Tomang Raya, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat V. Objek perkara yang disengketakan adalah SHM No 1451, yang terletak di Jalan Klenteng II No. 351 Padang atas nama Thio Tjoe Hoat, karena Thio Tjoe Liong (ayah Penggugat) pernah melakukan jual-beli tanah atas nama adiknya Thio Tjoe Hoat. Hal tersebut tercantum dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh ayah Penggugat dan paman Penggugat yaitu Thio Tjoe Hoat. Hal inilah yang menguatkan Penggugat bahwa objek perkara tersebut adalah milik ayah Penggugat sendiri, yang mana menurut ketentuan dalam KUHPerdata pihak Penggugat adalah ahli waris berdasarkan undang-undang yang mewarisi secara ab intestato. Menurut ketentuan tersebut yang berhak menerima warisan adalah para keluarga sedarah, baik sah maupun di luar kawin dan suami atau istri yang hidup terlama. Dalam surat gugatannya Penggugat menguraikan beberapa posita dari perkara yang digugat, diantaranya: a. Bahwa tanah beserta bangunan rumah yang tercatat dengan SHM No. 146 atas nama Gusman Effendi Tinardi (Thio Tjoe Hoat), dibeli dengan menggunakan uang kakaknya bernama Willy Syofyan Tionardi (Thio Tjoe Ling) yang merupakan ayah kandung dari Penggugat, hal itu berdasarkan surat pernyataan yang dibuat Thio Tjoe Hoat tertanggal 04 Maret 1987, sehingga pemakaian nama Gusman Effendi Tionardi (THIO TJOE HOAT) dalam akta jual beli dan SHM merupakan formalitas saja. b. Pada tanggal 01 Agustus 2004 terjadi kebakaran atas rumah No. 351 di Jalan Kelenteng II Padang, yang menyebabkan meninggalnya Willy Syofyan Tionardi (Thio Tjoe Liong) beserta istrinya Olivia Sridanti Kusuma dan barangbarang berharga juga musnah, termasuk SHM No. 146 tersebut. c. Pada tahun 2010 telah terbit sertifikat pengganti No tanggal 03 Februari 2010, Surat Ukur tanggal 28 Desember 2009, 07 Januari 2009 dengan luas tanah 131 m2 sebagai pengganti SHM No. 146 yang hilang/musnah, dan SHM tersebut diurus oleh Penggugat, berdasarkan kekuatan surat kuasa yang diberikan oleh Francien Farida Sulidar beserta 6

9 anaknya dan Saudara dari Penggugat. d. Setelah pengurusan surat yang musnah tersebut selesai, maka Penggugat ingin melakukan balik nama atas objek perkara tersebut ke atas nama Penggugat dan saudaranya, akan tetapi tidak ada ittikad baik dari pihak Tergugat untuk memberikan tanda tangan sebagai persetujuan balik nama tersebut. Dari uraian posita tersebut, maka Penggugat mengajukan petitum yang didasarkan pada posita berupa: a. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya. b. Menyatakan bahwa Penggugat adalah ahli waris yang sah dari Thio Tjoe Liong, c. Menyatakan surat pernyataan yang dibuat oleh Thio Tjoe Hoat adalah sah dan mengikat berdasarkan hukum dan harus dipatuhi para ahli waris dan kedua belah pihak, d. Menyatakan bahwa Thio Tjoe Liong sebagai pemilik sah atas objek yang menjadi sengketa dalam perkara ini, menghukum para Tergugat untuk membalik namakan SHM No atas nama Gusman Effendi Tionardi (Thio Tjoe Hoat) menjadi ke atas nama ahli waris Willy Syofyan Tionardi (Thio Tjoe Liong) yakni Rudy Sumitro Tionardi (Penggugat). e. Serta menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya perkara yang timbul akibat perkara ini. f. Jika hakim berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadiladilnya (ex aequo et bono). Setelah membuat surat gugatan, Penggugat kemudian mendaftarkannya pada tanggal 15 Juli 2013 ke Pengadilan Negeri Klas Ia Padang ke bagian Panitera Muda Perdata dengan nomor registrasi No.115/Pdt.G/2013/PN dan membayar uang panjar perkara ke bank yang ditunjuk. Setelah itu Penggugat menyerahkan bukti pembayarannya ke bagian Panitera Muda Perdata dan kemudian bagian Panitera Muda Perdata menyerahkan surat gugatan beserta bukti pembayaran yang dilampirkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Padang untuk diperiksa. Setelah gugatan diperiksa, Ketua Pengadilan Negeri Klas Klas IA Padang menunjuk 3 Hakim dan Panitera Pengganti. 2. Pemeriksaan Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN di Pengadilan Negeri Klas IA Padang 7

10 a. Sidang pertama dibuka pada tanggal 19 Agustus Pada sidang pemeriksaan pertama, para Tergugat tidak hadir dan majelis Hakim yang mengadili perkara ini berpendapat, bahwa kurangnya pihak yang harus dilibatkan sebagai Penggugat dan Tergugat. Majelis beranggapan, pihak Penggugat harus mengikutsertakan juga nama ayahnya sebagai Penggugat dan nama pamannya sebagai Tergugat dalam surat gugatannya. b. Sidang ke dua tanggal 19 september 2013, dengan agenda pemanggilan para pihak Tergugat. c. Sidang ke tiga adalah acara pemanggilan para pihak Tergugat pada tanggal 17 oktober d. Sidang ke empat, acara pemanggilan pada tanggal 18 Nopember 2013 dengan agenda pemanggilan melalui Media Nasional. e. Sidang ke lima, pada tanggal 23 Desember 2013 agendanya adalah pembacaan surat gugatan dari Penggugat tanpa dihadiri oleh pihak Tergugat. f. Sidang ke enam, pada tanggal 06 Januari 2014 agendanya adalah penyerahan surat bukti dari Penggugat, tetapi pada persidangan ini surat bukti tersebut belum siap. g. Sidang ke tujuh, pada tanggal 13 Januari 2104 agendanya adalah pembacaan surat bukti, tetapi masih belum siap. h. Sidang ke delapan, pada tanggal 20 Januari 2014 agendanya adalah pembacaan surat bukti yang sudah disiapkan oleh Penggugat. i. Sidang ke sembilan, pada tanggal 27 Januari 2014 agendanya adalah pemmeriksaan saksi dari Penggugat, dalam persidangan ini Penggugat menghadirkan 2 orang saksi. j. Sidang ke sepuluh, pada tanggal 14 Februari 2014 agendanya adalah pemeriksaan tempat objek perkara yang terletak di Jalan Klenteng II No. 351 Padang. k. Sidang ke sebelas, pada tanggal 24 Maret 2014 agendanya adalah penyerahan kesimpulan oleh Penggugat. l. Sidang ke duabelas, pada tanggal 07 April 2014 agendanya adalah putusan, akan tetapi tidak dihadiri oleh masing-masing pihak yang berperkara. m. Sidang ke tigabelas, pada tanggal 12 Mei dengan acara yang seharusnya putusan, akan tetapi diundur Tootnader, karena Penggugat materiil meninggal dunia. n. Setelah menimbang, bahwa berdasarkan surat kuasa substitusi tertanggal 20 Juni 8

11 2014 tentang menghadiri persidangan dalam perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN/PDG, surat keterangan waris No.479/07/KKP/VI/2014 dan surat kuasa yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang, maka ditetapkanlah sidang ke empat belas tanggal 07 Juli 2014, yang memerintahkan Jurusita/Jurusita Pengganti untuk memanggil pihak yang berperkara datang yang dalam hal ini diwakili kuasa berdasarkan surat kuasa untuk membacakan putusan. Di mana putusan tersebut menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima. B. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan terhadap Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN. di Pengadilan Negeri Klas IA Padang 1. Pertimbangan Tentang Duduk Perkara Pertimbangan tentang duduk perkara, dimulai dari pertimbangan terhadap surat gugatan tertanggal 12 Juli 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang pada tanggal 15 Juli 2013 di bawah No. Reg. : 115/Pdt.G/2013/PN/PDG dengan mengemukakan perihal objek gugatan yaitu berupa SHM No.1451 tanggal 03 Februari 2010, Surat Ukur tanggal 28 Desember 2009, surat tanggal 07 Januari 2009 dengan luas tanah 131 m2 atas nama Thio Tjoe Hoat (Gusman Effendi Tionardi) yang merupakan sertifikat pengganti dari SHM No.146 tanggal 04 Oktober 1966, dan Surat Ukur tanggal 26 Juli tahun 1900 No.21 yang musnah akibat kebakaran tanggal 01 Agustus Setelah mempertimbangkan objek gugatan, hakim kemudian memberikan pertimbangan terhadap dasar gugatan dari dalil-dalil dan silogisma dari peristiwa hukum yang dicantumkan Penggugat dalam surat gugatannya, selanjutnya pemeriksaan surat-surat bukti, mendengarkan keterangan saksi dari pihak Penggugat, serta meneliti formalitas dari gugatan yang diajukan Penggugat. 2. Pertimbangan Tentang Hukumnya a. Pemanggilan terhadap pihak Tergugat apakah sudah memenuhi ketentuan undang-undang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 149 RBg/125 HIR. b. Kemudian mempertimbangkan Relaas Panggilan Umum kepada Tergugat-Tergugat No.115/Pdt.G/2013/PN.PDG masing-masing pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2013, pada hari Kamis 19 September 2013, pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2013, pada hari Kamis 18 9

12 November 2013, pada hari Senin tanggal 23 Desember c. Pertimbangan pemanggilan terhadap Tergugat telah dinyatakan sah dan patut, maka Pengadilan akan melanjutkan pemeriksaan perkara, dan menjatuhkan putusan dengan tanpa hadirnya Tergugat (bij verstek). d. Mempertimbangkan tentang penguasaan SHM No.146 tanggal 04 Oktober 1966 yang terletak di Jalan Kelenteng II Padang No. 351 seluas 131 m2, di mana SHM No. 146 tersebut terdaftar atas nama Gusman Effendi Tionardi (Thio Tjoe Hoat) yang dibeli dengan menggunakan uang milik Willy Sjofyan Tionardi (Thio Tjoe Liong) orang tua Penggugat. Dan rumah tersebut telah terbakar yang mengakibatkan meninggalnya orang tua Penggugat serta musnahnya surat-surat berharga. e. Mempertimbangkan surat gugatan Penggugat yang mendalilkan bahwa, yang menjadi pokok permasalahan adalah SHM No tanggal 03 Februari 2010 dengan surat ukur tanggal 28 Desember 2009 seluas kurang lebih 131 m2 yang terletak di Jalan Kelenteng II Padang atas nama Gusman Effendi Tionardi, maka Gusman Effendi haruslah dijadikan pihak dalam perkara. Sehingga menurut majelis Hakim, gugatan Penggugat dalam perkara a quo adalah kurang pihak dan berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung no.938.k/1971 tanggal 30 September 1972 dan Yurisprudensi Mahkamah Agung no.1424.k/sip/1975 dan tanggal 01 Juni 1976 suatu Gugatan haruslah dinyatakan tidak dapat diterima apabila terdapat pihak yang seharusnya digugat tidak diikut sertakan. C. Analisis Hukum Terhadap Proses Pengajuan Gugatan, Pemeriksaan dan Putusan Hakim Pada Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Padang 1. Analisis Terhadap Pasal 119 HIR/143 RBg dalam Proses Pengajuan Gugatan Berdasarkan Pasal 119 HIR/143 RBg yang menyatakan bahwa Ketua pengadilan negeri berkuasa memberi nasehat dan pertolongan kepada penggugat atau kepada wakilnya tentang hal memasukkan surat gugatannya. Peraturan ini adalah amat berguna bagi orang-orang yang mencari keadilan, yang 10

13 biasanya tidak mempunyai pengetahuan tentang hukum umumnya dan tidak tahu akan pemeriksaan perkara perdata khususnya, lagi pula tidak mampu untuk membayar pertolongan seorang penasehat hukum. Peraturan ini sebenarnya bertentangan dengan larangan umum bagi Hakim dalam perkara yang telah diserahkan kepada pengadilannya, atau yang dapat diduganya akan diajukan kepadanya, dengan langsung atau tidak langsung, untuk memberi nasihat atau pertolongan kepada pihak-pihak yang berperkara atau pengacaranya, akan tetapi ternyata sesuai benar dengan jiwa Undang-undang Kekuasaan Kehakiman (Undang-undang Nomor 48/2009) pasal 4 ayat (2) yang mengatakan bahwa dalam perkara, Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeraskerasnya mengatasi segala hambatan dari rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Berdasarkan penelitian penulis di Pengadilan Negeri Klas IA Padang, aturan Pasal 119 HIR/143 Rbg tidak efektif diterapkan oleh pengadilan. Formalitas surat gugatan yang dirumuskan oleh penggugat tidak serta merta ditegur langsung oleh hakim. Sehingga penulis memaknai, bahwa telah terjadi kelalaian yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Padang, dan kesalahan dalam memaknai Pasal 119 HIR/143 RBg yang menjadi tidak efektifnya amanat dari pasal tersebut, hal ini terlihat dari putusan yang dijatuhkan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Klas IA pada perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Pdg yang diputuskan dengan amar gugatan tidak dapat diterima (Niet Ont van kelijk ver klaard), yang mana putusan NO itu seharusnya tidak terjadi, jika Ketua Pengadilan Negeri Klas IA menjalankan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pasal 119 HIR/143 Rbg. Namun dari wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 30 Desember 2014, dengan Bapak M.S Giri Basuki, S.H. salah satu hakim yang mengadili perkara ini, di Pengadilan Negeri Klas IA Padang, beliau berpendapat bahwa penafsiran tentang kewenangan pengadilan berdasarkan pasal tersebut hanya seputar informasi mengenai prosedur pengajuan gugatan atau tentang bentuk gugatan yang akan diajukan. Hal tersebut hanya terkait mengenai bagaimana proses atau mekanisme ketika ingin mengajukan gugatan di pengadilan, begitu pula pengajuan gugatan yang dibenarkan berdasarkan undang-undang dalam praktik hanya ada dua bentuk (lisan dan tulisan). Sehingga petunjuk yang kemungkinan diberikan tidak berperan penting dalam meminimalisir lahirnya putusan negatif. 11

14 2. Analisis Terhadap Pasal 4 ayat (2) Undang- undang Kekuasaan Kehakiman Pada Perkara Perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Pdg Ketentuan dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Kekuasaan Kehakiman memerintahkan pengadilan untuk membantu para pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Namun, dalam penyelesaian perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Pdg di Pengadilan Negeri Klas IA Padang memerlukan waktu yang relatif lama baru kemudian dijatuhi putusan dan gugatan yang sudah dari awal harusnya dinyatakan NO, tapi tetap dilanjutkan proses persidangannya. Ini terlihat dari berita acara sidang pemeriksaan perkara dari tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan 7 Juli 2014, di mana acara persidangan dilakukan sebanyak 10 (sepuluh) kali proses. Di dalam proses tersebut juga diadakan acara pemanggilan pihak Tergugat melalui Relas Panggilan Pengadilan, yang mengakibatkan Penggugat harus mengeluarkan biaya yang cukup besar selama proses persidangan, yaitu sebanyak Rp ,-. Dari hal tersebut Penulis memaknai, bahwa putusan NO pada perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Pdg sudah memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar, sehingga pihak yang berperkara rugi dari segi waktu dan uang. 3. Analisis Terhadap Teori Dalam Hukum Acara Perdata Perihal Gugatan NO (Niet Ontvankelijk verklaard) Berdasarkan teori dalam hukum acara perdata, terhadap gugatan yang diputus dengan amar gugatan tidak dapat diterima, pada prinsipnya hakim tidak diperkenankan untuk memeriksa dan mempertimbangkan pokok perkara, karena pemeriksaan pokok perkara seharusnya dilakukan apabila pada saat memeriksa surat gugatan hakim menyatakan bahwa formalitas surat gugatan telah sempurna. Namun dari uraian pertimbangan dalamputusan No.115/Pdt.G/201/PN.Padang terlihat bahwa hakim dalam menjatuhkan putusannya telah mempertimbangkan terhadap pokok perkara dari gugatan Penggugat, hal ini dapat diketahui bahwa hakim telah memeriksa dalil bukti-bukti dari Penggugat yaitu berupa bukti surat dan bukti saksi yang dihadirkan didalam persidangan. Mengenai hal tersebut tentu bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa penjatuhan putusan dengan amar yang menyatakan gugatan Niet Ontvankelijk verklaard (NO) pada prinsipnya tidak mempertimbangkan mengenai pokok perkara. 12

15 Simpulan 1. Proses Pengajuan gugatan dan pemeriksaan terhadap perkara perdata No.115/Pdt.G/2013/PN.Padang di Pengadilan Negeri Klas IA Padang dilaksanakan melalui alur perkara yang dimulai dari pengajuan gugatan, penunjukan majelis Hakim oleh ketua pengadilan, pemeriksaan di persidangan yang meliputi pembacaan gugatan oleh Penggugat, pembuktian dan kesimpulan sampai penjatuhan putusan. 2. Majelis hakim dalam putusannya telah menilai dan mempertimbangkan hal-hal yang terungkap di depan persidangan dan menjatuhkan putusan yang menyatakan gugatan tidak dapat diterima. Dasar pertimbangan yang terdapat dalam putusan telah memasuki pokok perkara dari gugatan. Majelis hakim tidak menerima gugatan Penggugat dengan alasan bahwa gugatan tersebut kabur (obscuur libel), karena kurangnya pihak yang dicantukam dalam gugatan merupakan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan negatif. 3. Putusan dengan amar gugatan tidak dapat diterima adalah kesalahan dari pihak Penggugat dalam merumuskan gugatannya juga bagian dari kelalaian oleh pihak pengadilan dalam menerapkan amanah Pasal 119 HIR/143 Rbg yang memberi wewenang kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk memberi nasehat dan bantuan kepada para pencari keadilan untuk mencegah adanya gugatan yang tidak sempurna. Terhadap putusan ini, proses tersebut tidak sejalan dengan asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan yang juga diatur dalam Pasal 2 Ayat (4) UU Kekuasaan Kehakiman. Saran 1. Sebaiknya pihak pengadilan dalam hal ini ketua pengadilan negeri lebih memperhatikan amanah dari Pasal 119 HIR/143 Rbg serta menerapkannya kepada setiap pencari keadilan untuk meminimalisir putusan dengan amar gugatan tidak dapat diterima. 2. Pihak penggugat dalam mengajukan gugatan pada pengadilan negeri setempat hendaknya lebih jeli dan teliti dalam merumuskan surat gugatan tersebut agar tidak mengandung cacat formil. 3. Sebaiknya dirumuskan sebuah aturan yang lebih jelas yang menerangkan mengenai kewenangan hakim untuk dapat menghentikan pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri apabila majelis hakim telah meyakini bahwa surat gugatan pihak penggugat mengandung cacat formil untuk lebih menjamin penegakan dari Pasal 2 Ayat (4) UU Kekuasaan Kehakiman yang merupakan 13

16 ketegasan dari asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan. 4. Setiap kuasa hukum yang diamanahkan untuk membantu para pihak dalam proses penyelesaian perkara melalui pengadilan sebaiknya tidak bertindak sebagai wakil pihak tersebut saja melainkan juga memberi pemahaman dan pengetahuan hukum kepada kliennya yang sedang berperkara. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak yang dengan sabar membimbing dan selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Pihak tersebut adalah: (1) Ibu As Suhaiti Arief, S.H., M.H, selaku Pembimbing I (2) Ibu Yansalzisatry, S.H., M.H, selaku Pembimbing II. Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum, (3) Bapak Adri, S.H., M.H, dan selaku Penguji II (4) Bapak Desmal Fajri S.Ag., M.H, selaku Penguji I, (5) Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan moril maupun materi. (6) serta teman-teman seperjuangan. Daftar Pustaka A. Buku-buku Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Acara Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. A.Wahab Daud, 2002, H.I.R. Hukum Acara Perdata, Pusbakum, Jakarta. As Suhaiti Arief, 2008, Hukum Acara Perdata, Bung Hatta University Press, Padang. Bambang Sugeng dan Sujayadi, 2009, Hukum acara perdata & Dokumen Litigasi Perkara Perdata, Kencana, Surabaya. M. Nur. Rasaid, 2008, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta. M. Yahya Harahap, 2011, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, Jakarta. Riduan Syahrani, 2004, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Rimdan, Kekuasaan Kehakiman Pasca- Amandemen Konstitusi, Kencana, Jakarta. R. Soeroso, 2010, Hukum Acara Perdata Lengkap, Sinar Grafika, Jakarta. Soepomo, 2002, Hukum Acara Perdata pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, 2006, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Peraturan Perundang-undangan Herzien Inlandsch Reglement (HIR)/Rechtsreglement Buitengewesten (RBg). Reglement op de Burgerlijke Reshtsvordering (Rv). Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 14

17 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 dan diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum. Peraturan Mahkamah Agung No 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Website : 4/10/Tiar-Ramon,S.H.prosedur-pengajuangugatan-pada-pengadilan-negeri/. 15

[DEVI SELVIYANA, SH] BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang harus dihargai dan dihormati oleh orang lain.

[DEVI SELVIYANA, SH] BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang harus dihargai dan dihormati oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup berkelompok (bermasyarakat). Kehidupan bermasyarakat menuntut manusia untuk saling berinteraksi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi atau melakukan hubungan-hubungan antara satu sama

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi atau melakukan hubungan-hubungan antara satu sama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup berkelompok (bermasyarakat). Kehidupan bermasyarakat menuntut manusia untuk saling berinteraksi

Lebih terperinci

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti TINJAUAN TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN PEMERIKSAAN SETEMPAT DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA ( SENGKETA TANAH ) DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA Febrina Indrasari,SH.,MH Politeknik Negeri Madiun Email: febrinaindrasari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF 21 BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF A. Putusan Verstek Pada sidang pertama, mungkin ada pihak yang tidak hadir dan juga tidak menyuruh wakilnya untuk hadir, padahal sudah dipanggil dengan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 511/Pdt.G/2013/PA.SUB. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup berkelompok (bermasyarakat). Kehidupan bermasyarakat menuntut manusia untuk saling berinteraksi atau

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PUTUSAN TIDAK DAPAT DITERIMA ( NIET ONT VAN KELIJK VER KLAARD

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PUTUSAN TIDAK DAPAT DITERIMA ( NIET ONT VAN KELIJK VER KLAARD TINJAUAN HUKUM TERHADAP PUTUSAN TIDAK DAPAT DITERIMA ( NIET ONT VAN KELIJK VER KLAARD ) DALAM GUGATAN SENGKETA TANAH LETTER C DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI ( Studi Putusan Nomor 57/Pdt.G/2015/PN.Byl. )

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM 57 BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan N0.251/Pdt.G/2013 PA.Sda Dalam memutuskan setiap Perkara di dalam persidangan hakim tidak serta merta memutuskan perkara

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 31/Pdt.G/2015/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG

PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Nomor : / Pdt.G/2011 /PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor : / Pdt.G/2011 /PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : / Pdt.G/2011 /PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam praktik sehari-hari, hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain maupun hubungan antara manusia dengan badan hukum atau badan hukum dengan badan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No. 105/Pdt.G/2014/PTA Mks.

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No. 105/Pdt.G/2014/PTA Mks. P U T U S A N Nomor 105/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 047/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 047/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor 047/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah unsur penting yang menunjang kehidupan manusia. Tanah berfungsi sebagai tempat tinggal dan beraktivitas manusia. Begitu pentingnya tanah, maka setiap

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N : P U T U S A N Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kewenangan Pengadilan Tinggi dalam menjatuhkan sebuah putusan akhir ternyata masih ada yang menimbulkan permasalahan. Untuk itu dalam bab tinjauan pustaka ini, penulis hendak menguraikan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0611/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN. Nomor : 0611/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN SALINAN PUTUSAN Nomor : 0611/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1 54 BAB IV KEKUATAN YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO NO. 0272/Pdt.G/2011/PA.Pwr. DENGAN PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO. 224/ Pdt.G/2011/PTA.Smg. TENTANG CERAI TALAK A. Kekuatan Yuridis

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: AFRIANTO

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: AFRIANTO Gugatan Tidak Dapat Diterima Atau Niet Ontvankelijkverklaard (N.O) Dalam Praktiknya Di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 216/PDT/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada Pengadilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Suatu perkara perdata itu diajukan oleh pihak yang bersangkutan kepada Pengadilan untuk mendapatkan pemecahan atau penyelesaian. 1 Untuk mendapatkan pemecahan atau

Lebih terperinci

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007), h Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007), h Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakim dalam mengambil keputusan, dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih daripada yang dituntut.(asas ultra petitum

Lebih terperinci

Nomor 0105/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor 0105/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SASALINAN P E N E T A P A N Nomor 0105/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di 79 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TIDAK DITERAPKANNYA KEWENANGAN EX OFFICIO HAKIM TENTANG NAFKAH SELAMA IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK (STUDI PUTUSAN NOMOR:1110/Pdt.G/2013/PA.Mlg) Putusan di atas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara Negara harus berdasarkan hukum. Peran hukum dalam. kehidupan bermasyarakat sangatlah penting, karena dalam pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara Negara harus berdasarkan hukum. Peran hukum dalam. kehidupan bermasyarakat sangatlah penting, karena dalam pergaulan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara hukum 1 oleh karena itu segala sesuatu tindakan penyelenggara Negara harus berdasarkan hukum. Peran hukum dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 155/Pdt.G/2011/PTA.Bdg

P U T U S A N Nomor : 155/Pdt.G/2011/PTA.Bdg SALINAN P U T U S A N Nomor : 155/Pdt.G/2011/PTA.Bdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

KAPAN PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD DAPAT DIAJUKAN ULANG?

KAPAN PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD DAPAT DIAJUKAN ULANG? KAPAN PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAARD DAPAT DIAJUKAN ULANG? Oleh: Ahmad Z. Anam (Hakim Pratama Muda Pengadilan Agama Mentok) Pendahuluan Ada dua hak bagi pihak berperkara yang perkaranya dinyatakan

Lebih terperinci

Nomor 103/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan:

Nomor 103/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan: SALINAN PUTUSAN Nomor 103/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

PERANAN HAKIM TERHADAP LAHIRNYA PUTUSAN PENGADILAN YANG MENYATAKAN GUGATAN TIDAK DAPAT DITERIMA (Studi Kasus Putusan No. 191/Pdt.G/2010/PN.

PERANAN HAKIM TERHADAP LAHIRNYA PUTUSAN PENGADILAN YANG MENYATAKAN GUGATAN TIDAK DAPAT DITERIMA (Studi Kasus Putusan No. 191/Pdt.G/2010/PN. PERANAN HAKIM TERHADAP LAHIRNYA PUTUSAN PENGADILAN YANG MENYATAKAN GUGATAN TIDAK DAPAT DITERIMA (Studi Kasus Putusan No. 191/Pdt.G/2010/PN.Mks) Rezki Erawati. S Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P E N E T A P A N Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Isbat Nikah dalam persidangan Majelis tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

PUTUSAN Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan dengan

Lebih terperinci

S A L I N A N P U T U S A N

S A L I N A N P U T U S A N S A L I N A N P U T U S A N Nomor : 5/Pdt.G/2017/PA.Kras. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili pada tingkat pertama dalam persidangan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 0761/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0761/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0761/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN 1. Istilah dan pengertian - Hukum perdata materiil : hukum yang mengatur hak dan kewajiban pihak-pihak dalam hubungan perdata - Hukum perdata formil : hukum acara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG.   ABSTRACT PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG Osvita Yeni, 1 As Suhaiti Arif, S.H, M.H, 1 Syafril, S.H, M.H, 1 1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang BAB IV ANALISIS YURIDIS PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KEDIRI NOMOR : 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. OLEH PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR : 375/Pdt. G/2011/PTA. Sby. TENTANG GUGATAN WARIS A. Analisis

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama suatu proses dimuka pengadilan adalah untuk memperoleh putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap, artinya suatu putusan hakim yang tidak dapat

Lebih terperinci

Hal.1 dari 9 hal. Put. No. 939/Pdt.G/2010/PAJP

Hal.1 dari 9 hal. Put. No. 939/Pdt.G/2010/PAJP P U T U S A N Nomor 939/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA, Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk mencapai suatu masyarakat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0312/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0312/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0312/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu yang mengadili perkara perdata tertentu dalam

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1378/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg) BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg) A. Analisis Terhadap Deskripsi Dissenting Opinion Dalam Putusan Perkara

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N

SALINAN P U T U S A N SALINAN P U T U S A N Nomor: 0189/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN SALINAN P U T U S A N Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0383/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0383/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0383/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas 1 A yang mengadili perkara perdata tertentu dalam

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0839/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0839/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0839/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0440/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0440/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0440/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas 1A yang mengadili perkara perdata tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 216/PDT/2017/PT.BDG.

P U T U S A N Nomor 216/PDT/2017/PT.BDG. P U T U S A N Nomor 216/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 13/Pdt.P/2012/PA Slk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 13/Pdt.P/2012/PA Slk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor : 13/Pdt.P/2012/PA Slk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Solok yang telah memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor : 03/Pdt. P/2011/PA. Pkc

PENETAPAN Nomor : 03/Pdt. P/2011/PA. Pkc PENETAPAN Nomor : 03/Pdt. P/2011/PA. Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM P U T U S A N Nomor 0780/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRROHMANIRROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN Pembuktian merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam hukum perdata formil. Hukum perdata formil bertujuan memelihara dan mempertahankan hukum perdata materiil. Jadi, secara

Lebih terperinci

FORMULASI KUMULASI GUGATAN YANG DIBENARKAN TATA TERTIB ACARA INDONESIA (STUDI PUTUSAN MA NOMOR K/PDT/2012 DAN PUTUSAN MA NOMOR.

FORMULASI KUMULASI GUGATAN YANG DIBENARKAN TATA TERTIB ACARA INDONESIA (STUDI PUTUSAN MA NOMOR K/PDT/2012 DAN PUTUSAN MA NOMOR. FORMULASI KUMULASI GUGATAN YANG DIBENARKAN TATA TERTIB ACARA INDONESIA (STUDI PUTUSAN MA NOMOR. 2157 K/PDT/2012 DAN PUTUSAN MA NOMOR. 571 PK/PDT/2008) Kidung Sadewa dan Heri Hartanto Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 245/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR 245/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR 245/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

ELIZA FITRIA

ELIZA FITRIA EKSEKUSI RIIL TERHADAP PUTUSAN HAKIM YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI BATUSANGKAR KLAS II (STUDI KASUS PERKARA PERDATA NO. 02/Pdt.G/2007/PN.BS) SKRIPSI DIAJUKAN GUNA MEMENUHI

Lebih terperinci

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017 TATA CARA PEMANGGILAN PARA PIHAK YANG BERPERKARA PENGGUGAT/TERGUGAT YANG TERLIBAT DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI (PENERAPAN PASAL 388 jo PASAL 390 HIR) 1 Oleh: Delfin Pomalingo 2 ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn.

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn. P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA PUTUSAN Nomor 0180/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA PUTUSAN Nomor : 297/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) SEKITAR EKSEKUSI (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Tinjauan Umum Eksekusi 1. Pengertian eksekusi Pengertian eksekusi menurut M. Yahya Harahap, adalah pelaksanaan secara paksa

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 7/Pdt.G/2009/PTA.Plk

P U T U S A N Nomor : 7/Pdt.G/2009/PTA.Plk SALINAN P U T U S A N Nomor : 7/Pdt.G/2009/PTA.Plk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA Pengadilan Tinggi Agama Palangkaraya yang mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA S A L I N A N P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa mengadili perkaraperkara perdata

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015 PENYELESAIAN PERKARA MELALUI CARA MEDIASI DI PENGADILAN NEGERI 1 Oleh : Elty Aurelia Warankiran 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertuan untuk mengetahui bagaimana prosedur dan pelaksanaan mediasi perkara

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 720/Pdt.G/2012/PA.TPI BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Tanjungpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN Nomor 041/Pdt.G/2014/PA.Mtk

SALINAN PUTUSAN Nomor 041/Pdt.G/2014/PA.Mtk SALINAN PUTUSAN Nomor 041/Pdt.G/2014/PA.Mtk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Mentok yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 PENETAPAN Nomor 09/Pdt. P/2012/PA. Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0109/Pdt.G/2009/PA.Bn

P U T U S A N Nomor: 0109/Pdt.G/2009/PA.Bn P U T U S A N Nomor: 0109/Pdt.G/2009/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0847/Pdt.G/2015/PA.Plg

P U T U S A N Nomor 0847/Pdt.G/2015/PA.Plg P U T U S A N Nomor 0847/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0186/Pdt.G/2009/PA.Bn

P U T U S A N Nomor: 0186/Pdt.G/2009/PA.Bn P U T U S A N Nomor: 0186/Pdt.G/2009/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 0387/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. , umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Mengurus Rumah

PUTUSAN. Nomor 0387/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. , umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Mengurus Rumah PUTUSAN Nomor 0387/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 124/PDT/2014/PT.PBR

P U T U S A N Nomor 124/PDT/2014/PT.PBR P U T U S A N Nomor 124/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 12/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 12/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 12/Pdt.G/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0081/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0081/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P E N E T A P A N Nomor 0081/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 1089/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1089/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1089/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara perkara tertentu pada tingkat banding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten telah memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan

Lebih terperinci

Salinan P U T U S A N

Salinan P U T U S A N Salinan P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2013/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ;

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ; Salinan Nomor : P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PUTUSAN TENTANG DUDUK PERKARANYA

PUTUSAN TENTANG DUDUK PERKARANYA PUTUSAN Nomor : 0020/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor: PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat pertama, dalam

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 1780/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1780/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1780/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci