BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI Model Transportasi Menurut Mulyono (4, p4) persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau prouk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand) dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi Ciri-ciri khusus persoalan transportasi ini adalah: Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu 3 Barang yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan kapasitas sumber 4 Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suau tujuan, besarnya tertentu Secara diagramatik, model transportasi dapat digambarkan sebagai berikut: Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan

2 Sumber a Tujuan b i j n j i n j 3 i 3 3 j n 3 3n Gambar Model Transportasi Dimana, Masing-masing sumber mempunyai kapasitas a i, i,, 3,, m Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas sebanyak b j, j,, 3,, n 6

3 C, Jumlah satuan (unit) yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan j adalah sebanyak Ongkos pengiriman per unit dari sumber i ke tujuan j adalah C Dengan demikian perumusan matematisnya adalah sebagai berikut: Meminimumkan: z C m n i j Berdasarkan pembatas: n j ai, i,,3,, m m i bi, j,,3,, n untuk seluruh i dan j Sebagai ilustrasi, jika ada buah sumber dan 3 tujuan (m, n3) b C, a C, C 3, 3 b C, a C 3, 3 b 3 Gambar Ilustrasi Model Transportasi Sumber 3 Tujuan 7

4 Perumusan matematis: Meminimumkan: z C + + C + C3 3 + C + C C3 3 Berdasarkan pembatas: b b b a a pembatas sumber pembatas tujuan Sedangkan matriks berupa tabel dari persamaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: tujuan sumber (i) Model Transshipment 3 Supply C C C 3 C C 3 3 C 3 demand b b 3 b 3 Gambar 3 Matriks Transportasi dalam Tabel Suatu perluasan dari rumusan transportasi adalah masalah transshipment (pemindahan), dimana setiap sumber dan tujuan dapat juga menjadi titik perantara pengiriman dari sumber-sumber atau tujuan-tujuan lain Berikut adalah diagram contoh model transshipment a a 8

5 Sumber ( i ) Biaya Supply (bal) Demand (bal) (7) (7) Pulo Gadung Tanggerang (4) (4) (7) (4) (7) (8) Kebayoran (6) (8) Bekasi () (36) () () () () Pasar Boplo (3) Ciputat (6) Gambar 4 Contoh Persoalan Transshipment Dalam model ini setiap sumber maupun tujuan dipandang sebagai titik-titik potensial bagi demand maupun supply Oleh karena itu, untuk menjamin bahwa tiap titik potensial tersebut mampu manampung total barang di samping jumlah barang yang telah ada pada titik-titik itu kuantitas supply dan demand-nya masingmasing sebesar B B m i m a i b j j dari pemodelan transportasi Dengan demikian, bila ada persoalan transportasi sebagai berikut: Tabel Contoh Persoalan Transportasi T T T 3 Supply S 3 4 Demand 9

6 Maka pemodelan transshipment-nya adalah: Tabel Contoh Persoalan Transshipment S T T T 3 Supply S 3 + B 4 + B T B T B T 3 B Demand B B + B + B + B Model diatas baru lengkap apabila ongkos per unit pengangkut untuk barisbaris-baris dan kolom-kolom yang lainnya telah ditetapkan Dalam hal ini perlu diingat bahwa ongkos per unit pada elemen-elemen diagonal adalah nol 3 Metode Northwest-Corner Metode Northwest-Corner digunakan untuk menentukan solusi awal Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Mulai dari pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mungkin pada tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara nilai supply dan demand) min( a, b ), jika b < a maka b ; jika b > a maka a Kalau b, maka yang mendapat giliran untuk dialokasikan adalah sebesar min( a b, b ) ; kalau a (atau b > a ), maka selanjutnya yang mendapat

7 giliran untuk dialokasikan adalah sebesar min( b a, a ) Demikian seterusnya Contoh: Tabel 3 Tabel Hasil Perhitungan Metode Northwest-Corner T T T 3 T 4 Supply S Demand a a ; b min(,) b ; b min(,) Langkah selanjutnya adalah mengisi b sampai penuh dengan mengalokasikan sebesar pada, yaitu jumlah kekurangan yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan pada b Dengan melanjutkan prosedur di atas, maka akan diperoleh berturut-turut: 3, 4 dan 34, yang bersama-sama dengan,, dan membentuk solusi layak basis awal Z 4 4 Metode Least Cost Metode Least Cost atau ongkos terkecil berusaha mencapai tujuan minimisasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transpor per unit

8 Prosedur metode ini adalah: Plih variabel (kotak) dengan biaya transpor ( C ) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin Untuk C terkecil, minumum ( Supply, Demand ) i j Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak terhilangkan), pilih nilai C terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin 3 Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi Contoh: Tabel 4 Tabel Hasil Perhitungan Metode Least Cost T T T 3 T 4 Supply S Demand Dengan mengambil contoh diatas, C C adalah ongkos terkecil dari 3 keseluruhan tabel Maka dan 3 mendapat prioritas pengalokasikan pertama kali Jumlah unit yang dialokasikan masing-masing adalah min Supply ) dan 3 min ( Supply 3, Demand ) Selanjutnya (, Demand lihat ongkos terkecil berikutnya, yaitu C 7 Tetapi, karena tujuan kedua ( Demand ) telah terisi penuh, maka lihat ongkos terkecil berikutnya, diperoleh C 3 9 Alokasikan 3 min ( Supply, Demand3 ) min (,) Dengan

9 menjalankan prosedur di atas, diperolah 4 Maka, 3, 3 dan 4 bersama-sama membentuk solusi layak basis awal Z 33 Metode Pendekatan Vogel Metode Pendekatan Vogel atau Vogel s Approximation Method (VAM) melakukan alokasi dalam suatu cara yang akan meminimumkan penalty (opportunity cost) dalam memilih kotak yang salah untuk suatu alokasi Proses Metode Pendekatan Vogel dapat diringkas sebagai berikut: Hitung penalty untuk tiap kolom dan baris dengan jalan mengurangkan elemen ongkos terkecil dari yang kedua terkecil Selidiki kolom atau baris dengan penalty terbesar Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel dengan ongkos terkecil, sesuaikan supply dan demand, kemudian tandai kolom atau baris yang sudah terpenuhi Kalau ada buah kolom atau baris yang sudah terpenuhi secara simultan, pilih salah satu untuk ditandai, sehingga supply atau demand sama dengan nol, tidak akan terbawa lagi dalam perhitungan penalty pada iterasi berikutnya 3 Bila tinggal kolom atau baris yang belum ditandai, stop iterasi Bila tinggal kolom atau baris dengan supply atau demand positif yang belum ditandai, tentukan variabel basis pada kolom atau baris dengan cara ongkos terkecil (least cost) Bila semua baris dan kolom yang belum ditandai mempunyai supply dan demand sama dengan nol, tentukan variabel-variabel basis yang berharga nol dengan cara ongkos terkecil, kemudian stop 3

10 Jika syarat-syarat diatas tidak terjadi, hitung kembali penalty untuk baris atau kolom yang belum ditandai Kembali ke nomor Contoh: S Tabel Tabel Perhitungan Iterasi Pertama Vogel T T T 3 T 4 Supply Penalty Baris Demand Penalty Kolom Kerena baris ketiga memiliki penalty terbesar (4) dan karena C 3 merupakan ongkos terkecil di dalam barisnya, maka dialokasikan 3 Dengan demikian, baris 3 dan kolom sudah terpenuhi secara simultan Dalam hal ini bisa dipilih baris 3 atau kolom yang akan ditandai Misalkan dipilih kolom untuk ditandai, maka sisa supply untuk baris 3 menjadi Tabel baru menjadi: 4

11 S Tabel 6 Tabel Perhitungan Iterasi Kedua Vogel Sisa Penalty T T T 3 T 4 Supply Baris Sisa Demand Penalty Kolom Selanjutnya ulangi kembali perhitungan penalty Dapat dilihat bahwa baris dan kolom 3 mempunyai penalty yang sama () sehingga kembali dapat dipilih salah satu untuk ditandai Misalkan dipilih kolom 3 untuk ditandai, maka alokasikan 3 Sisa supply untuk baris sekarang menjadi S Tabel 7 Tabel Perhitungan Iterasi Ketiga Vogel T T T 3 T 4 Sisa Supply Penalty Baris Sisa Demand Penalty Kolom Dengan menghitung penalty yang baru diperoleh penalty terbesar untuk baris (3) sehingga alokasikan Kemudian tandai baris

12 Tabel 8 Tabel Perhitungan Iterasi Keempat Vogel Sisa T T T 3 T 4 Supply S 7 9 Sisa Demand Supply yang masih tersedia adalah (baris ), sedangkan demand yang belum terpenuhi adalah kolom sebanyak dan kolom 4 sebanyak Karena tidak ada pilihan lain, maka alokasikan dan 4 dengan metode least cost Pengisian tabel selesai dengan solusi layak basis awal Z 3:, 4,, 3, dan 3 Tabel 9 Hasil Akhir Alokasi dengan Metode Pendekatan Vogel T T T 3 T 4 Supply S Demand 6 Metode Pendekatan Russell Berikut adalah prosedur Metode Pendekatan Russell: 6

13 Untuk setiap baris Supply i yang masih menjadi pertimbangan atau belum terisi, tentukanlah u i yang merupakan biaya per unit ( C ) terbesar yang masih ada dalam baris tersebut Untuk setiap kolom Demandj yang masih menjadi pertimbangan atau belum terisi, tentukanlah v j yang merupakan biaya per unit ( C ) terbesar yang masih ada dalam kolom tersebut 3 Untuk setiap variabel yang sebelumnya belum dipilih dalam baris-baris dan kolom-kolom ini, hitunglah Δ C u v i j 4 Pilih variabel yang mempunyai nilai negatif (mutlak) terbesar dari Δ (kalau ada yang sama pilih secara arbitrer) Lanjutkan proses ini mulai dari nomor lagi sampai tidak ditemukan nilai negatif (mutlak) terbesar dari Contoh: Δ Tabel Contoh Soal untuk Metode Pendekatan Russell T T T 3 T 4 Supply S Demand Hasil perhitungan iterasi pertama contoh soal dihitung secara berurutan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini 7

14 Tabel Hasil Iterasi Pertama Russell u u u 3 v v v 3 v 4 Δ Alokasi 8 4 Δ - Δ -34 * Δ 3 - Δ 4-9 Δ - Δ -7 Δ 3-3 Δ 4 - Δ 3-3 Δ 3-8 Δ 33 - Δ 34 - Dari tabel dapat dilihat nilai Δ negatif terbesar ada pada Δ sehingga alokasi sebanyak mungkin pada min( Supply, Demand ) sebagai variabel dasar (alokasi) pertama Karena telah memenuhi Supplydan Demand maka baris dan kolom tidak menjadi pertimbangan lebih lanjut Hasil-hasil perhitungan iterasi berikutnya termasuk urutan variabel-variabel dasar (alokasi-alokasi), diperlihatkan dalam Tabel 8

15 Tabel Hasil Perhitungan Semua Iterasi Russell Iterasi u u u 3 v v v 3 v 4 Δ terkecil Alokasi 8 4 Δ Δ Δ Δ 4-4 Alokasi secara penuh hasil perhitungan metode pendekatan Russell dengan solusi basis awal Z 33 :, 3, 3, dan 4 disajikan dalam Tabel 3 Tabel 3 Hasil Akhir Alokasi Metode Pendekatan Russell T T T 3 T 4 Supply S Demand 7 Metode Multiplier Setelah solusi layak dasar awal diperoleh dari masalah transportasi, langkah berikutnya adalah menekan kebawah biaya transpor dengan memasukkan variable nonbasi (yaitu alokasi barang ke kotak kosong ke dalam solusi) Proses evaluasi variable nonbasis yang memungkinkan terjadinya perbaikan solusi dan kemudian mengalokasikan kembali dinamakan Metode multiplier Cara ini dikembangkan berdasarkan teori dualitas Untuk tiap basis i dari tabel transformasi dikenal suatu 9

16 multiplier u i, dan untuk kolom j disebut multiplier V j sehingga untuk tiap variabel basis didapat persamaan: u + v + C i j Dari persamaan di atas dapat dihitung beberapa penurunan ongkos transportasi per unit untuk tiap variabel nonbasis sebagai berikut: C u v i j Sebagai contoh ada solusi awal yang telah didapat dari Metode Nortwest- Corner Tabel 4 Solusi Awal Hasil Perhitungan Metode Nortwest-Corner T T T 3 T 4 Supply S Demand Basis awal: : u + v C : u + v C : u + v C 7 : u + v C : u + v C : u + v C

17 Dengan menentukan u, maka harga-harga multiplier yang lain dapat dicari sebagai berikut: u + v v u + v v u + v 7 u 7 u + v 9 v 3 3 u + v v u + v 8 u i Tabel Perhitungan Iterasi Pertama Multiplier v v v 3 v 4 3 u i u 7 u Untuk menentukan entering variable, alokasi yang sudah terpenuhi (disimbolkan dengan ) tidak diperhitungkan : C C C C C C v u 3 C 3 v3 u 3 C3 v u3 8 4 C4 v u4 3 C 3 v3 u 9

18 C 33 C 33 v3 u3 9 Entering variable adalah 3 karena memberikan penurunan ongkos per unit yang terbesar, yaitu sebanyak satuan ongkos per unit Dengan demikian, dapat dibuat sebuah loop yang berawal dan berakhir pada variabel 3 Tabel 6 Tabel Closed-Loop Iterasi Pertama T T T 3 T 4 Supply S Demand Tanda - dan + menyatakan bahwa variabel yang bersangkutan (pada masing-masing kotak) akan bertambah atau berkurang besarnya sebagai akibat perpindahan kolom dan perpindahan baris Leaving variable dipilih dari variabel-varibel sudut loop yang bertanda - Pada contoh di atas, di mana 3 telah terpilih sebagai entering variable, caloncalon leaving variable-nya adalah,, dan 34 pilihlah salah satu yang nilainya paling kecil Dari calon-calon ini, Pada contoh diatas kebetulan ketiganya bernilai sama () sehingga bisa dipilih salah satu untuk dadikan leaving variable Misalkan 34 dipilih sebagai leaving variable, maka nilai 3 naik dan nilai-nilai variabel basis yang di sudut loop juga berubah (bertambah atau berkurang sesuai dengan tanda + atau - )

19 Solusi baru ini adalah seperti pada tabel berikut dengan ongkos transportasi sebesar: ( x ) + ( x ) + ( x 7) + ( x 9) + ( x ) + ( x ) 33 Tabel 7 Hasil Iterasi Pertama Setelah Perputaran Nilai Pada Closed-Loop T T T 3 T 4 Supply S Demand Bandingkan dengan solusi awal pada Tabel 4 yang ongkos transportasinya adalah 4 Selisih ongkos transportasi (4 33 7) sama dengan hasil perkalian antara: jumlah unit yang ditambahkan pada 3 x penurunan ongkos per unit () x () Perhatikan, angka pada dan adalah variabel basis yang berharga Jadi, tidak boleh dihilangkan karena ia tidak sama dengan kotak-kotak lain yang tidak ada angkanya (variabel nonbasis) Sampai tahap ini masih harus memeriksa, barangkali nilai fungsi tujuan masih bisa diperbaiki Untuk itu lakukanlah kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan sebelumnya, dengan mengunakan Tabel 7 sebagai solusi awal (pengganti Tabel 4) Sehingga didapat: Variabel nonbasis Perubahan ongkos per unit C C 4 4 3

20 C C C C Dengan demikian dipilih sebagai entering variable Tabel 8 Tabel Perhitungan Iterasi Kedua Multiplier T T T 3 Toko 4 Supply S Demand + - Tabel 9 Tabel Perhitungan Iterasi Ketiga Multiplier T T T 3 T 4 Supply S Demand Pada loop yang berasal dan berakhir pada ini, leaving variable-nya ada dua, yaitu dan Karena keduanya berharga, bisa dipilih salah satu untuk dadikan leaving variable Misalkan adalah leaving variable, maka 4

21 dengan ongkos transportasi tetap 33 Karena itu, dicoba membuat loop dari variabel nonbasis yang lain, yang juga dapat menurunkan ongkos transportasi per unit (yaitu 4 ) Maka didapat: C + ; C + 9; C + 8; C 9; ; 34 4 C + ; C Dari Tabel terlihat bahwa leaving variable adalah 4 sehingga 4 ; ; dan Solusi optimal adalah : Tabel Tabel Hasil Akhir Perhitungan dengan Metode Multiplier T T T 3 T 4 Supply S Demand Dengan ongkos transportasi Z 3 8 Pengetahuan Dasar Algoritma Dalam konteks matematika dan ilmu komputer, algoritma adalah sebuah prosedur (Suatu himpunan instruksi yang terdeskripsi dengan jelas beserta dengan urutan pengerjaannya) untuk menyelesaikan suatu tugas, dengan diberikan suatu kondisi awal, dan akan berhenti pada kondisi akhir yang telah diketahui Secara informal, konsep dari algoritma diilustrasikan dengan contoh sebuah resep Konsep algoritma berawal pada penggabungan urutan-urutan prosedur menjadi satu untuk menyelesaikan permasalahan matematik, seperti mencari faktor

22 persekutuan terbesar dari dua bilangan Konsep tersebut diresmikan pada tahun 936 melalui Mesin Turing Alan Turing, dan kalkulus lambda Alonzo Church, yang pada akhirnya membentuk fondasi ilmu komputer Kebanyakan algoritma dapat diimplementasikan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman, algoritma lainnya setidaknya dapat disimulasikan secara teoritis oleh program komputer 8 Sejarah Singkat Algoritma Kata algoritma berasal dari nama seorang matematikawan Persia abad ke-9 Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-khwarizmi Kata algoritma pada awalnya hanya merupakan istilah yang diperuntukkan aturan-aturan dalam melakukan operasi aritmatik menggunakan bilangan Hindu-Arab, namun pada evolusinya melalui terjemahan eropa latin nama al-khwarizmi diterjemahkan menjadi algorithm pada abad 8 Definisnya pun mengalami pengembangan sehingga dapat berarti semua prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah atau untuk melakukan suatu tugas Pertama kali suatu algoritma ditulis untuk komputer berjudul Ada Byron s notes on the analitycal engine pada tahun 84, di mana nama Ada Byron diterima secara luas sebagai programmer pertama di dunia Namun, karena Charles Babbage tidak pernah menyelesaikan analytical engine-nya, algoritma tersebut pun tidak pernah diimplementasikan 8 Pseudocode Algoritma adalah kumpulan langkah-langkah untuk melakukan perhitungan Kebanyakan algoritma akan diimplementasikan sebagai program komputer Algoritma dapat ditulis dalam notasi apapun termasuk dalam Bahasa Inggris untuk 6

23 tujuan dokumentasi dan penelitian Namun suatu cara yang lebih disukai untuk menulis algoritma adalah dengan menulisnya dalam bentuk pseudocode Notasi pseudocode dapat menghindari ambiguitas dalam bahasa, dan juga dapat diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman secara langsung Salah satu contoh dari algoritma yang paling sederhana adalah untuk menemukan bilangan yang paling besar dari suatu daftar bilangan tidak terurut, yang apabila ditulis dalam Bahasa Inggris adalah sebagai berikut: Let us assume the first item is largest Look at each of the remaining items in the list and make the following adjustment If it is larger than the largest item we gathered so far, make a note of it 3 The latest noted item is the largest in the list when the process is complete Algoritma di atas apabila ditulis menjadi pseudocode menjadi seperti berikut di bawah ini: Algorithm LargestNumber Input: A non-empty list of numbers L Output: The largest number in the list L largest L for each item in the list L, do if the item > largest, then largest the item return largest Gambar Gambar Pseudocode Mencari Nilai Terbesar 83 Analisis Algoritma Pada prakteknya, kebanyakan orang yang mengimplementasikan algoritma ingin mengetahui seberapa banyak sumber daya tertentu yang diperlukan untuk algoritma tersebut Sumber daya yang dimaksud di sini adalah storage (besar memori komputer) dan waktu Beberapa metode telah dikembangkan untuk 7

24 memberikan jawaban yang bersifat kuantitatif untuk pertanyaan di atas; misalnya, algoritma pencarian bilangan terbesar seperti yang pernah disebut sebelumnya memerlukan waktu O(n), menggunakan notasi big O, dengan n sebagai jumlah bilangan yang terdapat pada daftar Pada setiap satuan waktu, algoritma di atas hanya perlu menyimpan nilai: bilangan terbesar yang telah ditemukan sampai saat tersebut, dan posisi sekarang pada daftar Oleh karena itu, algoritma tersebut dikatakan memerlukan storage O() Algoritma yang berbeda mungkin dapat menyelesaikan tugas yang sama dengan kumpulan instruksi yang berbeda, yang dapat berakibat pada perbedaan waktu dan/atau storage yang diperlukan Waktu proses (computing time) suatu algoritma, dapat dibedakan mejadi dua hal, yaitu: Apriori analysis, yaitu analisis untuk mendapatkan waktu proses dalam bentuk fungsi matematik, yang disebut sebagai fungsi batas waktu proses Analisis ini dilakukan sebelum algoritma tersebut diproses dengan suatu komputer Fungsi waktu ini sering disimbolkan dengan notasi Big O Aposteriortesting, yaitu analisis untuk mendapatkan waktu proses aktual suatu algoritma Hasil perhitungan waktu didapat pada saat algoritma diproses pada suatu komputer 84 Notasi Big O Dalam membandingkan kecepatan proses algoritma selanjutnya, penulis menggunakan notasi Big O karena notasi ini paling luas digunakan di dunia komputer dibanding notasi-notasi lainnya 8

25 Notasi Big O merupakan suatu notasi matematika untuk menjelaskan batas atas dari magnitude suatu fungsi dalam fungsi yang lebih sederhana Dalam dunia ilmu komputer, notasi ini sering digunakan dalam analisis kompleksitas algoritma Notasi Big O pertama kali diperkenalkan pakar teori bilangan Jerman, Paul Bachman tahun 894, pada bukunya yang berjudul Analytische Zahlentheorie edisi kedua Notasi tersebut kemudian dipopulerkan oleh pakar teori bilangan Jerman lainnya, Edmund Landau, dan oleh karena itu, terkadang disebut sebagai symbol Landau Notasi Big O sangat berguna saat menganalisis efisiensi suatu algoritma Sebagai contoh, waktu (atau jumlah langkah) yang diperlukan oleh suatu algoritma untuk menyelesaikan tugas dengan ukuran n adalah T(n) 4n -n+ Untuk n yang besar, hasil perhitungan n menjadi dominan, sehingga perhitungan yang lain dapat diabaikan (misalnya saat n, 4n kali lebih besar dari n, sehingga mengabaikan n+ tidak akan membawa efek yang besar pada tujuan utama pada umumnya) Kemudian koefisien pada polinomial pun dapat dihilangkan dengan alasan yang sama, sehingga dengan notasi big O, dapat disimpulkan: T ( n) O( n ) bahwa algoritma di atas memiliki kompleksitas waktu dengan orde O ( n ) Untuk membandingkan kompleksitas algoritma yang satu dengan yang lain, dapat digunakan tabel jenis kompleksitas di bawah, yang diurutkan berdasarkan kompleksitas yang paling baik ke yang paling buruk 9

26 Notasi O() O(log * n) O(log n) O([log n] c ) O(n) O(n log n) O(n ) O(n c ), c > O(c n ) O(n!) Tabel Tabel Jenis Kompleksitas Nama Konstan Logaritma iterative Logaritmik Polilogaritmik Linier Linierithmik, loglinier, quasilinier or supralinier Kuadratik Polinomial (kadang disebut algebraic) Eksponensial (kadang disebut geometric) Faktorial, kombinatorial O(n n ) - 3

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Teori dan Konsep 2.. Pengertian Manajemen Produksi/Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai metode transportasi, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI

BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI Model transportasi berkaitan dengan penentuan rencana berbiaya rendah untuk mengirimkan satu barang dari seumlah sumber (misalnya, pabrik) ke seumlah tuuan (misalnya,

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu sistem saluran-saluran yang menghubungkan titiktitik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai

Lebih terperinci

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 0 PENELITIAN OPERASIONAL Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA http://wwwmercubuanaacid JAKARTA 007 PENDAHULUAN Suatu

Lebih terperinci

BAB VII METODE TRANSPORTASI

BAB VII METODE TRANSPORTASI BAB VII METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut: METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Server Program aplikasi yang telah dirancang diimplementasikan pada suatu perusahaan web hosting yang bernama Indosite. Berikut adalah spesifikasi dari server

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 METODE PENDEKATAN VOGEL / VOGEL S APPROXIMATION METHOD (VAM)

PERTEMUAN 10 METODE PENDEKATAN VOGEL / VOGEL S APPROXIMATION METHOD (VAM) PERTEMUAN 10 METODE PENDEKATAN VOGEL / VOGEL S APPROXIMATION METHOD (VAM) Metode Pendekatan Vogel diperkenalkan oleh WR. Vogel tahun 1948. Prinsip dari metode ini adalah memilih harga-harga ongkos terkecil

Lebih terperinci

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354). BAB III MODEL TRANSPORTASI. Pendahuluan Permasalahan transportasi berkaitan dengan pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa pusat penyediaan, yang disebut dengan sumber menuju ke beberapa pusat

Lebih terperinci

Model Transportasi /ZA 1

Model Transportasi /ZA 1 Model Transportasi 1 Model Transportasi: Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources)

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM PERSOALAN TRANSPORTASI Metode transportasi adalah suatu metode dalam Riset Operasi yang digunakan utk mengatur distribusi dari sumber-sumber yg menyediakan produk

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teka-Teki Silang Teka-teki silang merupakan permainan sederhana yang banyak dimainkan dari berbagai kalangan. Cara bermain permaian ini memang sederhana, hanya merangkaikan jawaban

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Tahap selanjutnya dari teknik pemecahan persoalan transportasi adalah menentukan entering dan leaving variable.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA

PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA PENGGUNAAN BIG O NOTATION UNTUK MENGANALISA EFISIENSI ALGORITMA Ikhsan Fanani NIM : 13505123 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : ikhsan_fanani@yahoo.com

Lebih terperinci

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL 6 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi Vogel Approximation Methods (VAM) 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode

Lebih terperinci

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan Masalah transportasi, pada umumnya, berkaitan dengan mendistribusikan sembarang komoditi dari sembarang kelompok pusat pemasok (yang disebut SUMBER) ke sembarang pusat penerima (yang disebut TUJUAN) dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 299 311. APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN Lolyta Damora

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana transportasi sebuah

Lebih terperinci

Model Transportasi 1

Model Transportasi 1 Model Transportasi 1 Model ini berawal dari tahun 1941 ketika F.L. Hitchkok mengetengahkan studi yang berjudul The Distribution of a Product from Several Sources to Numerous Localities Tahun 1947, T.C.Koopmans

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI MASALAH TRANSPORTASI Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model

Lebih terperinci

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada Permasalahan dalam linear programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Terdapat dua atau lebih produk yang dibentuk dari campuran dua atau lebih bahan. Terdapat mesin atau fasilitas lain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Masalah Transportasi Salah satu permasalahan khusus dalam program linier adalah masalah transportasi Untuk menyelesaikan permasalahan ini digunakan metode transportasi Dikatakan

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi Ferry Mulia Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha no.10, Bandung

Lebih terperinci

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC) TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC) 4 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi North West Coner (NWC) 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model 2.1.1 Pengertian sistem Pengertian sistem dapat diketahui dari definisi yang diambil dari beberapa pendapat pengarang antara lain : Menurut Romney (2003, p2) sistem

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Metode

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM

TRANSPORTATION PROBLEM Media Informatika Vol. No. (27) TRANSPORTATION PROBLEM Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 9 Bandung 2 E-mail : Carlo27@telkom.net Abstrak Di sini akan

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XI : MODEL TRANSPORTASI e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Transportasi Merupakan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70 METODE TRANSPORTASI Metode Kuantitatif. 70 POKOK BAHASAN VI METODE TRANSPORTASI Sub Pokok Bahasan : 1. Metode North West Corner Rule 2. Metode Stepping Stone. 3. Metode Modi 4. Metode VAM Instruksional

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV TRANSPORTATION PROBLEM D4 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV Pendahuluan Transportation Problem merupakan aplikasi dari programa linier untuk menentukan bagaimana mendistribusikan bahan, produk dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk analisis kuantitatif (LO2). 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi

Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi Abstrak Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi Komang Gita A 1, Heryanto 2, Stefanus A N 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI LMSYH, M.Sc. Program Magister gribisnis Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI OPTIMAL MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT

BAB III SOLUSI OPTIMAL MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT BAB III SOLUSI OPTIAL ASALAH FUZZY TRANSSHIPENT. ETODE EHAR Pada tahun 0, Kumar, et al. dalam jurnalnya yang berjudul Fuzzy Linear Programming Approach for Solving Fuzzy Transportation Problems with Transshipment

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Menentukan Entering Variable & Leaving Variable Tahap selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permasalahan Transportasi 2.1.1 Sejarah Permasalahan Transportasi Masalah transportasi ini sebenarnya telah lama dipelajari dan dikembangkan sebelum lahir model program linear.

Lebih terperinci

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 3(216), hal 249 256. PERBANDINGAN METODE STEPPING STONE DAN MODIFIED DISTRIBUTION DENGAN SOLUSI AWAL METODE LEAST COST UNTUK MEMINIMUMKAN

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 407 418. OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ Diah Purnama Sari, Faigiziduhu Bu ulolo, Suwarno Ariswoyo

Lebih terperinci

TRANSPORTASI & PENUGASAN

TRANSPORTASI & PENUGASAN TRANSPORTASI & PENUGASAN 66 - Taufiqurrahman Metode Transportasi Suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumbersumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan

Lebih terperinci

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Pendistribusian barang atau jasa merupakan salah satu bagian penting dari kegiatan sebuah instansi pemerintah ataupun perusahaan tertentu Masalah transportasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Istilah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasi adalah

Lebih terperinci

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

Metode Transportasi. Muhlis Tahir Metode Transportasi Muhlis Tahir Pendahuluan Metode Transportasi digunakan untuk mengoptimalkan biaya pengangkutan (transportasi) komoditas tunggal dari berbagai daerah sumber menuju berbagai daerah tujuan.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA 130803024 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i KATA PENGANTAR Kebutuhan akan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENDEKATAN VOGEL, METODE PENDEKATAN RUSSELL

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA 3.1 Kompleksitas Algoritma Suatu masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Algoritma yang digunakan tidak saja harus benar, namun juga harus efisien.

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN UDINUS 1.1. PENGANTAR RISET OPERASI Sejak revolusi industri, dunia usaha mengalami perubahan dalam hal ukuran (besarnya) dan kompleksitas organisasi-organisasi perusahaan. Bagian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL 1). Metode Pojok Kiri Atas / Pojok Barat Laut (North West Corner) Metode ini mula-mula diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper kemudian diperluas oleh Danziq.

Lebih terperinci

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 MODEL TRANSPORTASI METODE TRANSPORTASI Transportasi Lokasi sumber Lokasi tujuan Transportasi distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran

Lebih terperinci

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering OPERATIONS RESEARCH Industrial Engineering TRANSPORTASI METODE ANALISA TRANSPORTASI PROGRAMA LINEAR Metode transportasi programa linear merupakan metode yang cukup sederhana dalam memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Algoritma. Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016

Analisa dan Perancangan Algoritma. Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016 Analisa dan Perancangan Algoritma Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016 Apakah algoritma itu? Asal istilah: Al Khwarizmi (± 800 M), matematikawan dan astronomer Persia. Pengertian umum: "suatu urutan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa perkembangan transportasi terwujud dalam bentuk kemajuan alat angkut yang selalu mengikuti dan mendorong kemajuan teknologi transportasi. Pada umumnya masalah

Lebih terperinci

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST Deasy Permata Sari A12.2010.04110 Program Studi Sistem Informasi S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin MODEL TRANSPORTASI MODEL TRANSPORTASI Metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi

Lebih terperinci

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI TUGAS PROGRAM LNEAR MODEL TRANSPORTAS 1. Untuk permasalahan model tansportasi ini diperoleh informasi bahwa mempunyai: 3 daerah penambangan minyak (sumber), yaitu: a. (S 1 ) dengan kapasitas produksi 600.000

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan model umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang

Lebih terperinci

TRANSPORTASI LEAST COST

TRANSPORTASI LEAST COST TRANSPORTASI LEAST COST 5 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi Least Cost 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode transportasi Least Cost

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi Modul 5 MODEL TRANSPORTASI 5.1 Pengertian Model Transportasi Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman komoditas dari sumber (misalnya pabrik) ke tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Transportasi merupakan komponen penting dalam operasional perusahaan karena sangat berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN J. K. Sari, A. Karma, M. D. H. Gamal junikartika.sari@ymail.com Mahasiswa Program Studi S Matematika Laboratorium Matematika Terapan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum arti transportasi adalah adanya perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain dan dari beberapa tempat ke beberapa tempat lain. Tempat atau tempat-tempat

Lebih terperinci

Logika dan Algoritma Yuni Dwi Astuti, ST 2

Logika dan Algoritma Yuni Dwi Astuti, ST 2 ALGORITMA Istilah algoritma pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika yaitu Abu Ja far Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Yang dimaksud dengan algoritma adalah : Urutan dari barisan instruksi

Lebih terperinci

EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI

EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI Hendi Nirwansah dan Widowati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Abstrak Aplikasi matematika

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM Bahan kuliah Riset Operasional ASSIGNMENT MODELING Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 2005 1 Background Assignment Modeling Metode ini dikembangkan oleh seorang berkebangsaan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA Trisnani Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma JL. Sisingamangaraja NO. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Manajemen Sains Model Transportasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pengertian Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 95-100 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI (Optimum Product Distribution Using Transportation Method) Jevi Rosta*, Hendy Tannady** Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 KEMEROSOTAN (DEGENERACY)

PERTEMUAN 12 KEMEROSOTAN (DEGENERACY) PERTEMUAN 2 KEMEROSOTAN (DEGENERACY) Ciri-ciri terjadinya kemerosotan adalah banyaknya variabel basis yang lebih kecil dari n+m- (dimana m = jumlah sumber dan n = jumlah tujuan), hal ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik

Pendahuluan Metode Numerik Pendahuluan Metode Numerik Obyektif : 1. Mengerti Penggunaan metode numerik dalam penyelesaian masalah. 2. Mengerti dan memahami penyelesaian masalah menggunakan grafik maupun metode numeric. Pendahuluan

Lebih terperinci

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah. PENJELASAN METODE STEPPING STONE Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial and error atau coba coba. Walaupun mengubah alokasi dengan

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy Objektif: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode North West Corner (NWC) dengan Dummy. 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode Vogel

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL V TRANSPORTATION AND TRANSHIPMENT

LAPORAN RESMI MODUL V TRANSPORTATION AND TRANSHIPMENT LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL V TRANSPORTATION AND TRANSHIPMENT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Transportasi Masalah transportasi merupakan pemrograman linear jenis khusus yang berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke tujuan (misalnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Menurut Gunawan (2002, p57), optimasi adalah usaha menggunakan sumber daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel vi DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel i ii iii iv vi viii ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 4

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy Objektif: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode North West Corner (NWC). 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode Vogel Approximation

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE Yulia 1, Andreas Handojo 2, Mira Karina Soesetio 3 1,2 Dosen tetap Fakultas

Lebih terperinci

Metode Transportasi. Rudi Susanto

Metode Transportasi. Rudi Susanto Metode Transportasi Rudi Susanto Pendahuluan METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Transshipment Menggunakan Vogels s Approximation Method (VAM)

Penyelesaian Masalah Transshipment Menggunakan Vogels s Approximation Method (VAM) Jurnal EKSPONENSIAL Volume 3, Nomor, ei ISSN 85-789 Penyelesaian asalah Transshipment enggunakan Vogels s Approimation ethod (VA) Transshipment Problem Solving Using Vogels s Approimation ethod (VA) Syaripuddin

Lebih terperinci

CHAPTER 3 ALGORITHMS 3.1 ALGORITHMS

CHAPTER 3 ALGORITHMS 3.1 ALGORITHMS CHAPTER 3 ALGORITHMS 3.1 ALGORITHMS Algoritma Definisi 1. Algoritma adalah himpunan hingga perintah yang terinci dalam melakukan perhitungan atau pemecahan masalah. Contoh 1. Program komputer adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya suatu perusahaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu alat pemuas yang berupa barang dan jasa untuk memenuhi

Lebih terperinci