BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep fundamental dari knowledge library yang mencakup: pemetaan posisi knowledge library di dalam proses belajar, apa yang membedakannya dari digital library, dan bagaimana konteks pengetahuan yang dimaksud dalam sistem ini. 3.1 Belajar sebagai Proses Knowledge Management (KM) Belajar sesungguhnya merupakan proses natural yang dilakukan oleh setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru. Belajar telah menjadi kebutuhan yang sangat mendasar, sama seperti kebutuhan manusia untuk makan dan minum demi memenuhi kebutuhan fisiknya. Artinya, manusia akan mampu mempertahankan hidupnya hanya jika ia mampu belajar (berubah) - atau, belajar merupakan syarat untuk dapat hidup [TJA06]. Ditinjau dari berbagai definisi belajar di subbab 2.4, ada empat sudut pandang untuk memahami makna belajar, yaitu: 1. Dari sudut pelaku, belajar dilakukan oleh organisme atau individu. 2. Dari sudut pandang proses, belajar dilakukan melalui proses latihan, pembelajaran, menjelajahi, menelusuri, mengalami, modifikasi perilaku, penyesuaian kondisi, dan sebagainya. 3. Dari sudut pandang tujuan, belajar dilakukan untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan. 4. Dari sudut pandang hasil, hasil belajar dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku, kebiasaan, cara pandang, atau pribadi. Di dalam [SHA04] disebutkan beberapa komponen atau elemen belajar, di antaranya adalah pembelajar, instruktur, materi atau content, aktivitas, dan teknologi. Dalam proses belajar individual, kehadiran instruktur atau pendidik bukanlah sesuatu yang mutlak. Murid dapat belajar mandiri secara aktif menurut langkah-langkah tertentu atau menurut pemikirannya sendiri. Aktivitas ini disebut juga dengan proses belajar mandiri atau individual. III-1

2 III-2 Keseluruhan komponen atau elemen belajar dibungkus dalam sebuah lingkungan belajar. Dari sudut pandang pelakunya, lingkungan ini dapat dibedakan menjadi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal mencakup pribadi manusia yang belajar serta segala strategi yang dipikirkannya untuk belajar, misalnya tujuan, motivasi dan metode. Sedangkan, lingkungan eksternal adalah segala sesuatu di luar pribadi pembelajar yang turut memberikan kontribusi dalam proses belajar. Dilihat dari prosesnya, aktivitas belajar tak ubahnya seperti rangkaian proses knowledge management (KM) sebab dalam proses belajar terjadi aliran pengetahuan. Berikut ini adalah ilutrasi mengenai keterkaitan proses belajar terhadap tahapan aliran pengetahuan. 1. Knowledge creation (penciptaan pengetahuan) Dalam proses ini, pembelajar menyerap sejumlah informasi atau pengetahuan dan kemudian menyimpannya sementara di memori untuk kemudian diolah. Pengetahuan manusia akan terbentuk jika struktur informasi yang dimiliki dalam neuron-neuronnya cukup untuk memahami makna dari masalah yang dihadapinya [TJA06]. Oleh sebab itu, pada proses inilah pembelajar akan berusaha untuk memperoleh sumber belajar yang relevan sebagai modal untuk membentuk pengetahuan baru. 2. Knowledge retention (penyimpanan pengetahuan) Salah satu kunci untuk belajar adalah kemampuan otak untuk mengubah hasil pengalaman belajar (baik data, informasi maupun pengetahuan) yang ada menjadi sandi dan menyimpannya agar di kemudian hari dapat dipanggil kembali. Meskipun demikian, otak tak selalu menyandikan hasil pengalaman tersebut secara permanen, kecuali jika manusia memacu pikiran sadarnya untuk mengingat semua itu, misalnya dengan berusaha berulangulang menghapalkan data tertentu. Oleh sebab itu, pembelajar membutuhkan media yang dapat menjadi wadah untuk menyimpan hasil pengalaman belajarnya. Proses untuk menyimpan hasil pembentukan pengetahuan ini disebut dengan knowledge retention atau penyimpanan pengetahuan. Dalam proses belajar konvensional, media penyimpanan dapat berupa buku catatan atau tape recorder. Kini, keberadaan teknologi informasi juga dapat menjadi alternatif sistem yang mendukung kebutuhan knowledge retention. 3. Knowledge sharing (penyebaran pengetahuan) Pengetahuan hasil belajar akan lebih bermanfaat jika dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Oleh sebab itu, pengetahuan perlu dikomunikasikan kepada pembelajar lain. Dalam General Knowledge Model (lihat subbab 2.2.2), proses pemindahan pengetahuan ini disebut dengan istilah knowledge transfer. Namun, dalam konteks belajar yang dibahas dalam tugas akhir ini, akan digunakan istilah knowledge sharing karena lebih menggambarkan proses

3 III-3 pemindahan pengetahuan sekaligus pemanfaatannya secara menyeluruh - di mana pengetahuan tidak hanya dipindahkan, namun juga disebarkan. 4. Knowledge utilization (penggunaan pengetahuan) Esensi dari proses belajar baru dapat terlihat setelah manusia mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dalam konteks organisasi bisnis, knowledge utilization terjadi ketika hasil belajar diintegrasikan dalam proses bisnis organisasi. Di luar konteks organisasi bisnis, knowledge utilization tetap dapat diterapkan dengan memandang masyarakat sebagai organisasi. Pembelajar dapat mengaplikasikan pengetahuan hasil belajarnya dengan memberikan konstribusi dalam kehidupan masyarakat, misalnya dengan mengarsipkan pengetahuan hasil belajar sehingga dapat dibaca orang lain atau membantu memecahkan persoalan yang dihadapi orang lain. 3.2 Knowledge Library Sebagai Sistem Pendukung Proses Belajar Berkembangnya teknologi beberapa tahun terakhir ini telah menyediakan infrastruktur dasar yang dapat membantu proses belajar, salah satunya adalah digital library (DL). DL merupakan sumber daya yang dapat menyimpan koleksi suatu institusi. Saat ini DL juga menjadi gerbang atau portal yang menyediakan account dan password untuk masuk ke online resource prabayar, seperti IEEE Explore, ACM, dan Proquest. Di Indonesia sendiri, telah banyak institusi pendidikan yang mengimplementasikan DL sebagai sistem untuk menyediakan materi belajar, misalnya: ITB ( Universitas Brawijaya ( dan Universitas Airlangga ( Dalam proses belajar, DL berperan sebagai sistem pendukung yang menyediakan materi belajar. DL dibutuhkan khususnya pada tahap di mana pembelajar melakukan pencarian sumber belajar sebagai modal untuk membentuk pengetahuan baru. Dilihat dari aliran pengetahuannya, tahap tersebut merupakan bagian dari knowledge creation. Namun, dengan memandang aktivitas belajar sebagai suatu proses KM, kebutuhan pembelajar terhadap alat pendukung tidak lagi sebatas penyediaan materi belajar saja. Selain knowledge creation, pembelajar juga membutuhkan dukungan fasilitas yang dapat mengakomodasi knowledge retention, knowledge sharing, dan knowledge utilization. Untuk kebutuhan tersebut, peran atau fungsionalitas DL perlu diberdayakan menjadi lebih optimal - tidak lagi sekedar sistem untuk mengelola informasi seperti yang disebutkan di berbagai definisi DL (lihat subbab 2.3), melainkan sebagai sistem untuk mengelola pengetahuan. Oleh sebab itu,

4 III-4 dalam pengembangan sistem ini, DL yang telah diperluas perannya ini akan dikenalkan sebagai sebuah terminologi baru, yaitu knowledge library (KL). Gambar III-1 Pemetaan posisi antara proses belajar, aliran pengetahuan dan knowledge library (dari sudut pandang pembelajar) Melalui Gambar III-1 diperlihatkan bagaimana posisi KL dalam proses belajar. Penempatan posisi KL ini dilihat dari sudut pandang pembelajar. KL digambarkan sebagai bagian dari lingkungan eksternal bersamaan dengan komunitas. Dalam konteks pembahasan ini, yang dimaksud dengan komunitas adalah pembelajar lain yang juga ikut menggunakan KL secara aktif. KL berperan sebagai alat pendukung yang menyediakan layanan sehingga kebutuhan pembelajar untuk melakukan knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing, dan knowlegde utilization dapat terpenuhi. Sebagai contoh, ketika pembelajar membutuhkan referensi belajar, KL menjadi media yang menjembatani aliran pengetahuan dari komunitas kemudian menyediakannya kepada pembelajar untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Contoh proses ini terjadi ketika pembelajar melakukan knowledge creation. Itu sebabnya terjadi aliran pengetahuan dari komunitas ke KL dan dari KL ke pembelajar. Aliran pengetahuan ini disimbolkan dalam bentuk garis panah dengan label knowledge creation. Saat pembelajar telah memperoleh pengetahuan baru dan ingin menyimpannya untuk kebutuhan pribadi, maka akan terjadi knowledge retention. Pada proses ini terjadi aliran pengetahuan dari pembelajar ke KL. Knowledge sharing dan knowledge utilization ditandai dengan adanya aliran pengetahuan dari pembelajar ke KL dan dari KL ke komunitas.

5 III-5 Knowledge utilization juga mungkin diterapkan oleh pembelajar ke komunitas tanpa melalui KL, misalnya ketika berinteraksi langsung dengan pembelajar lain. 3.3 Perbedaan Knowledge Library dan Digital Library Sebagai hasil dari perluasan fungsionalitas DL, KL memiliki perbedaan terhadap DL. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu: 1. Tujuan perancangan Dilihat dari berbagai definisi DL pada subbab 2.3.1, DL dirancang sebagai sistem untuk mengelola koleksi informasi berbentuk digital serta menyediakan layanan untuk mengakses koleksi tersebut. Dalam hal ini, koleksi digital ini disebut sebagai sumber primer (primary resource). Sedangkan, KL dirancang sebagai sistem yang mengelola tidak hanya informasi, melainkan juga pengetahuan yang dialirkan selama proses belajar. Selain itu, konsep DL tidak eksplisit ditujukan sebagai alat pendukung proses belajar. Hal ini berbeda dengan KL yang memang digagas sebagai alat untuk mendukung proses belajar. 2. Fungsinya dalam proses belajar Dalam konteks belajar, DL menjadi sistem yang berfungsi untuk menyediakan sumber belajar, seperti: dokumen tekstual, video, audio, dan gambar. Dengan demikian, DL berperan dalam proses knowledge creation. Beberapa DL juga sudah mengakomodasi knowledge sharing di mana pengguna dapat menyumbangkan artikel sehingga bisa dijadikan sumber belajar oleh orang lain, misalnya IlmuKomputer ( Dibandingkan dengan DL, KL tidak hanya memainkan peran sebagai penyedia sumber belajar saja, melainkan juga memberikan layanan untuk kebutuhan belajar secara lebih menyeluruh, mulai dari knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing, dan knowledge utilization. 3. Layanan yang disediakan KL mengakomodasi aliran pengetahuan secara menyeluruh. Sebagai kompensasinya, KL perlu menyediakan layanan yang juga lebih kompleks dari DL. Layanan KL juga harus dapat menjadi solusi bagi masalah yang umumnya dihadapi pembelajar dalam proses belajar, misalnya: kesulitan mencari sumber belajar, kebutuhan untuk menyimpan catatan hasil belajar, dan sebagainya. Ringkasan mengenai perbedaan antara DL dan KL dapat dilihat pada Tabel III Konteks Pengetahuan dalam Knowledge Library Jika KL dirancang sebagai sistem untuk mengelola pengetahuan, maka perlu dijelaskan mengenai konteks pengetahuan yang dimaksud dalam sistem ini. Pengetahuan dapat dipahami sebagai bagian tacit dari akumulasi tradisi dan pengalaman yang dimiliki seorang manusia.

6 III-6 Ketika pengetahuan diartikulasikan menjadi sesuatu yang explicit, maka selanjutnya disebut sebagai informasi. Asumsi ini dibangun berdasarkan pendapat dari Stenmark (lihat subbab 2.1.2). Selain berdasarkan asumsi tersebut, konteks pengetahuan dalam KL akan ditinjau dari community view. Menurut sudut pandang ini, pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari pemiliknya (knower) dan oleh sebab itu tidak mungkin disimpan dalam bentuk digital. Pengetahuan hanya dapat dideskripsikan melalui proses sosial, yaitu berupa aktivitas dan interaksi antar individual. Dengan demikian, pernyataan mengenai definisi pengelolaan pengetahuan dalam sebuah KL dapat dirangkum sebagai berikut: Knowledge library (KL) merupakan sistem yang mengelola pengetahuan yang dialirkan selama proses belajar berlangsung, mulai dari knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing dan knowledge utilization. Di dalam proses belajar, objek pengetahuan itu sendiri dapat mengalir sebagai pengetahuan ketika berada di dalam pikiran pembelajar, namun dianggap sebagai informasi ketika diartikulasikan ke dalam bentuk yang explicit. Selain itu, berdasarkan ruang lingkupnya, pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi pengetahuan individual dan kolektif. Lebih jauh lagi, pengetahuan kolektif dapat didekomposisi menjadi pengetahuan kelompok (group), organisasional, dan interorganisasional [PRA06]. Dalam KL, pengetahuan yang dikelola ada di level individual dan kelompok. Pengetahuan ada di level individual ketika pembelajar mengalirkan pengetahuan tersebut dalam proses belajar yang baru melibatkan dirinya sendiri, seperti knowledge creation dan knowledge retention. Sedangkan, pengetahuan kolektif muncul saat pembelajar juga melibatkan komunitas ataupun pembelajar lain, misalnya dalam aktivitas knowledge sharing dan knowledge utilization.

7 III-7 Tabel III-1 Perbedaan Digital Library (DL) dan Knowledge Library (KL) Sudut Pandang Digital Library (DL) Knowledge Library (KL) Perbedaan Tujuan perancangan Fungsinya dalam proses belajar Layanan yang disediakan Menjadi sistem untuk mengelola koleksi informasi dalam berbagai format digital, baik teks, video, audio, gambar, dsb. Tujuannya tidak eksplisit untuk mendukung proses belajar. Sebagai sistem yang mengakomodasi knowledge creation. Beberapa DL telah mengakomodasi knowledge sharing. Pengelolaan dan pengaksesan koleksi informasi dalam format digital. Menjadi sistem untuk mengelola aliran pengetahuan yang terjadi di dalam proses belajar. Tujuannya eksplisit untuk mendukung proses belajar. Sebagai sistem yang dapat mengakomodasi kebutuhan dalam proses belajar secara menyeluruh, mulai dari knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing, dan knowledge utilization. Perluasan dari layanan yang disediakan oleh DL menjadi sistem yang dapat mengelola pengetahuan yang dialirkan selama proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knowledge management (KM) dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE Pada bab ini akan dibahas hasil dari perencanaan dan analisis pengembangan Moxie. Moxie merupakan sebuah knowledge library yang dikembangkan dengan studi kasus yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

BAB V STUDI KASUS. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus yang Dipilih

BAB V STUDI KASUS. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus yang Dipilih BAB V STUDI KASUS Pada bab ini dipaparkan mengenai studi kasus yang ditujukan untuk melakukan uji coba sebagai validasi terhadap KMS framework fokus pada manusia pada organisasi pembelajar yang telah dihasilkan.

Lebih terperinci

menyediakan layanan untuk mengakses koleksi tersebut. Dalam hal ini koleksi digital ini disebut sebagai sumber primer (primary resource).

menyediakan layanan untuk mengakses koleksi tersebut. Dalam hal ini koleksi digital ini disebut sebagai sumber primer (primary resource). 276 P E M B E L A J A R A N J A R A K J A U H B E R B A S I S T I K B A B X V P E R P U S TA K A A N D I G I TA L D A L A M P E M B E L A JARAN JARAK JAUH A. P E R L U N Y A D I G I T A L L I B R A R Y

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin IDLN: Indonesia Digital Library Network Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manär. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan dan penyebarluasan artikel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Mengetahui komponen kunci komunitas praktik Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas

Lebih terperinci

TEMU KEMBALI KOLEKSI DIGITAL (FORMAT VIDEO) SEBAGAI TRANSFORMASI DAN PENGETAUAN. Tri Sagirani Perpustakaan STMIK Surabaya tri.sagirani@gmail.

TEMU KEMBALI KOLEKSI DIGITAL (FORMAT VIDEO) SEBAGAI TRANSFORMASI DAN PENGETAUAN. Tri Sagirani Perpustakaan STMIK Surabaya tri.sagirani@gmail. TEMU KEMBALI KOLEKSI DIGITAL (FORMAT VIDEO) SEBAGAI TRANSFORMASI DAN PENGETAUAN Tri Sagirani Perpustakaan STMIK Surabaya tri.sagirani@gmail.com ABSTRAK Salah satu layanan yang dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, tekransformasi,

Lebih terperinci

BAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV.

BAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. BAB V STUDI KASUS Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus Studi kasus dipilih adalah forum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT) telah membawa perubahan dalam berbagai

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

1. Mengetahui komponen kunci komunitas praktik. 2. Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas

1. Mengetahui komponen kunci komunitas praktik. 2. Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas 1. Mengetahui komponen kunci komunitas praktik 2. Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas 3. Menjelaskan peran dan tanggung jawab di dalam komunitas praktik 4. Menganalisa alur pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Knowledge Management IPC Grup adalah pusat informasi yang mengelola pengetahuan explicit dan tacit pegawai IPC Grup serta komunitas pelabuhan, maritim, dan logistik. Pengetahuan explicit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH llmu komputer memiliki dua komponen utama; pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kzdua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN E-RESOURCES PERPUSTAKAAN NASIONAL

MEMANFAATKAN E-RESOURCES PERPUSTAKAAN NASIONAL MEMANFAATKAN E-RESOURCES PERPUSTAKAAN NASIONAL Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, Perpustakaan Nasional RI mengadakan bahan perpustakaan sumber elektronis (e-resources) dengan melanggan jurnal dan membeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seperti berputarnya bumi, manusia dalam sejarahnya pun selalu bergerak untuk mengembangkan diri dan mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam

Lebih terperinci

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Repositori Institusi Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pengetahuan di Sekretariat Negara Jakarta, 6 September 2017 Pengertian Repositori Institusi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan perancangan model komunitas belajar dengan prinsip psikologis learner-centered sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berikut penjelasannya. IV.1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga

Lebih terperinci

PANDUAN PENELUSURAN INFORMASI MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM IPB (KMS IPB)

PANDUAN PENELUSURAN INFORMASI MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM IPB (KMS IPB) PANDUAN PENELUSURAN INFORMASI MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM IPB (KMS IPB) PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 PANDUAN PENELUSURAN INFORMASI MELALUI IPB ELECTRONIC LIBRARY (IEL) PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Globalisasi perdagangan, berkembangnya ekonomi informasi, dan tumbuhnya Internet dan jaringan komunikasi global lainnya telah mengangkat peran sistem

Lebih terperinci

05/10/2010. Pertemuan 5

05/10/2010. Pertemuan 5 Pertemuan 5 Setelah pengetahuan ditangkap dan dikodifikasi, selanjutnya dibagi dan disebarluaskan ke seluruh organisasi Knowledge worker menghabiskan 15%-35% waktu kerja untuk mencari informasi Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama terlaksananya sasaran pendidikan

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. Yunus Abdul Halim

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. Yunus Abdul Halim MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Yunus Abdul Halim Interaksi Sistem Informasi - Teknologi Informasi Struktur Organisasi Strategi Pengelolaan Proses Pendidikan Sistem

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal hal dari permasalahan

Lebih terperinci

FRAMEWORK. Dengan framework seorang web programmer dapat membangun aplikasi

FRAMEWORK. Dengan framework seorang web programmer dapat membangun aplikasi FRAMEWORK Pengertian Framework Dengan framework seorang web programmer dapat membangun aplikasi website dengan lebih mudah dan cepat, karena banyak fungsi siap pakai dalam framework yang semakin mempermudah

Lebih terperinci

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 tchandrawati@gmail.com, sprabowo@ecampus.ut.ac.id Abstrak Dialog dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (SPJJ) merupakan

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Menerapkan Prinsip - Prinsip Rancangan Instruksional

JUDUL UNIT : Menerapkan Prinsip - Prinsip Rancangan Instruksional KODE UNIT : TIK.MM01.009.01 JUDUL UNIT : Menerapkan Prinsip - Prinsip Rancangan Instruksional DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan prinsip

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) PADA PERGURUAN TINGGI

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) PADA PERGURUAN TINGGI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN DISERTASI.. HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang pemilihan topik, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan metode penelitian dan pengumpulan data, dan sistematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sejarah lisan adalah salah satu kegiatan di Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB IV PENUTUP. sejarah lisan adalah salah satu kegiatan di Arsip Nasional Republik Indonesia 99 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan dan teknik wawancara sejarah lisan adalah salah satu kegiatan di Arsip Nasional Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam melakukan kegiatan berorganisasi, kebutuhan akan informasi merupakan kebutuhan yang

Lebih terperinci

MUTIA AHSANUL HUSNA NIM.97868/2009

MUTIA AHSANUL HUSNA NIM.97868/2009 E- JOURNAL KONTRIBUSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DAN MINAT BACA TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TAHUN MASUK 2012 JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (TOMP) KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM PERPUSTAKAAN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso M.Sc Oleh : RINJANI YUSNI

Lebih terperinci

COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO

COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN COMMUNITY OF PRACTICE (OFFLINE DAN ONLINE) 1 PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI COP PLN mendefinisikan CoP sebagai berikut: Sekumpulan

Lebih terperinci

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran)

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) NAMA INSTANSI PANGKAT/GOL : AYUB SIREGAR : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN : PENATA MUDA TK.I / III.B I. Konsep dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang turut memberikan sumbangan signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil dan pembahasan mengenai pelatihan pengayaan tacit knowledge

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil dan pembahasan mengenai pelatihan pengayaan tacit knowledge 156 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan mengenai pelatihan pengayaan tacit knowledge pertanyaan sekunder pada assessor maka hal yang bisa disimpulkan adalah: Terdapat peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di wilayah Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jaringan jalan yang terdapat di

I. PENDAHULUAN. di wilayah Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jaringan jalan yang terdapat di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor prasarana wilayah khususnya prasarana jalan dan jembatan merupakan hal yang sangat menentukan didalam memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Siak Propinsi

Lebih terperinci

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM Ide Yunianto 2016 Discovery Search merupakan layanan pencarian koleksi terintegrasi. Layanan ini digunakan untuk mempermudah pencarian koleksi dari sumber sumber

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Internet sebagai jaringan komputer skala global telah mendorong pertambahan jumlah informasi digital. Pada sistem yang bersifat terbuka seperti internet, pertambahan informasi

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Dasar 2.1 Pembelajaran Think Talk Write Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya

Lebih terperinci

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems Pengantar e-learning dan Pengembangannya The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems Pendahuluan Seiring dengan perkembangan Teknologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering disalahartikan atau diartikan secara pendapat

Lebih terperinci

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Ryandito Dwi Cahyo, Afif Zuhri Arfianto, Fifin Widya Prasti, Dina Pusparani

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan mendaki gunung di Indonesia sudah berkembang dengan pesat saat ini. Mendaki gunung merupakan suatu kegiatan gabungan dari olah raga dan rekreasi. Para pelakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen merupakan kekayaan penting yang dimiliki organisasi. Dokumen menarasikan apa yang terjadi dalam organisasi, sehingga mengandung pengetahuan yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

Jaringan Online Kesehatan

Jaringan Online Kesehatan Jaringan Online Kesehatan Zainul Bakri, Indra Kurniawan 1 Pendahuluan. Saat ini, tidak begitu mudah untuk segera mendapatkan informasi kesehatan yang akurat. Hasil penelitian, baik yang sudah dipublikasikan

Lebih terperinci

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System Ryandito

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014 Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Tujuan yang ingin dicapai KM: 1. Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi 2. Inovasi untuk melakukan hal-hal secara lebih efektif ESENSI PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini sangat terasa fenomenannya di seluruh bidang kegiatan, dimana pengolahan dan penyebaran informasi sudah dilakukan

Lebih terperinci

Aplikasi Pengetahuan

Aplikasi Pengetahuan Aplikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan yang ingin dicapai KM: 1. Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi 2. Inovasi untuk melakukan hal-hal secara lebih efektif 1 Esensi Pengetahuan Inti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dalam satu kesatuan, yang dimana terdiri dari beberapa daerah dan juga luas wilayah yang berbeda-beda. Dari beberapa kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan era globalisasi menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan suatu proses

Lebih terperinci

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Oleh Nana Supriatna Universitas Pendidikan Indonesia Makalah Semiloka di Musibanyuasin, Sumsel 7 September 2007 Pengertian Pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. berbeda dengan arsip tekstual atau disebut arsip bentuk khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. berbeda dengan arsip tekstual atau disebut arsip bentuk khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Disadari atau tidak bahwa arsip sebenarnya tidak hanya media tekstual, tetapi informasi yang terekam atau arsip yang dapat berupa media lain, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Knowledge management system (KM system) adalah sebuah sistem (umumnya berbasis IT) untuk mengatur knowledge (pengetahuan) dalam organisasi, mendukung penciptaan, serta

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Perbandingan UNPAS, UNLA dan UNIGA Kesenjangan Antara Lulusan Perguruan Tinggi dan Kebutuhan Industri di Indonesia...

DAFTAR TABEL Perbandingan UNPAS, UNLA dan UNIGA Kesenjangan Antara Lulusan Perguruan Tinggi dan Kebutuhan Industri di Indonesia... Nomor DAFTAR TABEL 1.1. Perbandingan UNPAS, UNLA dan UNIGA.... 18 2.1. Kesenjangan Antara Lulusan Perguruan Tinggi dan Kebutuhan Industri di Indonesia.... 2.2. Definisi-definisi Data, Informasi dan Pengetahuan...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, kebutuhan akan informasi merupakan salah satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, kebutuhan akan informasi merupakan salah satu hal yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, kebutuhan akan informasi merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap perusahaan. Terdapat berbagai macam informasi di dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

Chapter 01. UNTAD Webinar

Chapter 01. UNTAD Webinar Chapter 01 UNTAD Webinar Webinar merupakan teknologi yang dewasa ini banyak digunakan oleh berbagai organisasi, baik itu organisasi pendidikan seperti kampus dan sekolah, maupun instansi pemerintah dan

Lebih terperinci

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU A. Ridwan Siregar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Kerjasama merupakan suatu fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Model dan Pemodelan

BAB II DASAR TEORI. II.1 Model dan Pemodelan BAB II DASAR TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan seluruh dasar teori yang berkaitan dengan kegiatan tugas akhir. Seluruh dasar teori yang dijelaskan akan digunakan sebagai landasan pelaksanaan tahap

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan IV.1 Objek Perancangan

Bab IV Perancangan IV.1 Objek Perancangan 53 Bab IV Perancangan Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah perancangan kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Esensi dari penelitian ini yaitu membangun artifak yang meliputi

Lebih terperinci