BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir pemerintah menerapkan kebijakan zero growth dalam alokasi penerimaan pegawai negeri sipil [1]. Zero Growth merupakan kebijakan pengembangan personel dengan jumlah tetap, penambahan personel setiap tahun dilakukan untuk menggantikan personel yang susut alamiah/non alamiah dan pindah golongan. Akibat penerapan kebijakan ini banyak instansi yang tidak dapat merekrut pegawai baru sebelum ada pegawai yang pensiun. BATAN pun terkena imbas dari kebijakan ini. Dalam Renstra BATAN ditulis rekruitmen SDM yang terjadi pada 10 tahun terakhir ini kurang optimal karena adanya kebijakan zero growth, yang kemudian diindikasikan dapat mengakibatkan jurang kemampuan antar generasi [2]. Penerapan kebijakan ini menyebabkan beberapa satuan kerja di BATAN memiliki sumber daya manusia dengan rentang usia yang cukup jauh. Tabel 1.1 memperlihatkan rekapitulasi sebaran pegawai BATAN berdasarkan kelompok usia dan unit kerja. Dari data tersebut dapat terlihat akumulasi pegawai BATAN paling banyak berada pada rentang usia tahun. Sementara itu tidak sedikit pula pagawai BATAN yang mendekati masa pensiun yaitu 361 pegawai yang berada pada rentang usia tahun. Banyak pengetahuan dari pakar nuklir senior yang akhirnya hilang dan terbawa pergi ketika mereka pensiun ataupun keluar dari BATAN tanpa sempat di wariskan terlebih dahulu. Pengetahuan yang tersimpan di dalam setiap individu akan ikut berpindah bersama dengan pemiliknya apabila tidak terdokumentasikan dengan baik [3]. 1

2 Tabel 1.1 Rekapitulasi sebaran pegawai BATAN berdasarkan kelompok usia dan unit kerja. Keadaan 16 Oktober 2014 Kelompok Umur (Tahun) No. Unit Kerja Sekretariat Utama Deputi SATN (Sains dan Teknologi Bahan Maju) Deputi TEN (Teknologi Energi Nuklir) Deputi PTN (Pendayagunaan Teknologi Nuklir) Unit Kerja Khusus Sumber : SIK (Sistem Informasi Kepegawaian) BATAN Jumlah : Guna melaksanakan program dan kegiatannya, BATAN memiliki 2835 orang pegawai dan memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia dengan tingkat pendidikan yang ditampilkan pada Tabel 1.2. Dari data tingkat pendidikan terlihat pegawai terakumulasi pada jenjang pendidikan S1. Sementara jenjang pendidikan S3 dan S2 hanya 14,25% dari total pegawai BATAN. Guna meningkatkan sumber daya manuasia, BATAN melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan, menyediakan beasiswa bagi karyasiswa baru sebanyak 14 orang program S2/S3. Angka ini relatif sedikit dengan melihat pegawai BATAN yang memiliki jenjang pendidikan S1 sebanyak 842 orang. Perlu dipikirkan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui jenjang non-formal. Tabel 1.2 Rekapitulasi sebaran pegawai BATAN berdasarkan pendidikan dan kedeputian. Keadaan 16 Oktober 2014 No. Kedeputian Tingkat Pendidikan S3 S2 S1 DIV DIII < DIII 1 SEKUT Dep. SATN Dep. TEN Dep. PTN Unit Kerja Khusus Jumlah : Sumber : SIK (Sistem Informasi Kepegawaian) BATAN Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, 1105 orang pegawai meniti karir di 31 jabatan fungsional. Gambar 1.1 memperlihatkan profil pejabat fungsional BATAN. Pada gambar tersebut dapat terlihat sebagian besar 2

3 pejabat fungsional terakumulasi pada rentang usia tahun, dan tidak sedikit pejabat fungsional yang berada pada rentang usia mendekati pensiun yaitu rentang usia tahun sebanyak 263 orang. Hal ini seharusnya mendapat perhatian khusus, pengetahuan dari para fungsional senior harus dapat diwariskan kepada generasi penerusnya sebelum mereka pensiun. Usia Juml ah Pendidikan Jumlah S3 112 S2 141 Gambar 1.1 Profil Pejabat Fungsional BATAN Berdasarkan data pada Gambar 1.1 juga dapat terlihat pejabat fungsional didominasi oleh jenjang pendidikan S1. Pejabat fungsional dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus mampu berbagi pengetahuannya. Gambar 1.2 memperlihatkan grafik pejabat fungsional di BATAN. Jabatan fungsional di BATAN di dominasi oleh peneliti (31%), kemudian diikuti oleh pranata nuklir terampil (25%) dan pranata nuklir ahli (17%). Karir pada jabatan fungsional ini membutuhkan kerjasama yang baik antar jenjang jabatannya. Sebagai contoh seorang pranata nuklir terampil membutuhkan bimbingan dari pranata nuklir ahli. Keadaan ini membutuhkan suatu budaya untuk berbagi pengetahuan. Perlu dipikirkan cara berbagi dan mengembangkan pengetahuan. 3

4 Gambar 1.2 Grafik Pejabat Fungsional BATAN Saat ini BATAN mengandalkan pelatihan dan coaching untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan SDM. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan penyesuaian sikap seseorang terhadap tugas-tugas yang ditangani. Sedangkan coaching adalah proses pengarahan yang dilakukan atasan/senior untuk melatih dan memberikan orientasi kepada bawahannya tentang realitas di tempat kerja dan membantu mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal [4]. Kegiatan coaching dapat membantu diseminasi pengetahuan tacit [3] [5] [6]. Berbagi pengetahuan dengan menggunakan dua cara tersebut memiliki beberapa kelemahan, diantaranya peserta yang terbatas dan ada dana tambahan yang harus dikeluarkan. Pewarisan pengetahuan melalui dua cara ini juga tidak terdokumentasi dengan baik. Sebagai contoh banyak hasil diskusi yang tidak dituliskan dalam bentuk dokumen, sehingga tidak terjadi perubahan dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit. Hal ini menyebabkan pemanfaatan menjadi tidak maksimal, hanya berimbas pada peserta pelatihan dan coaching saja. 4

5 Penyebaran pengetahuan eksplisit di BATAN dilakukan dengan cara publikasi hasil penelitian ke jurnal ilmiah. Namun sayangnya hasil penelitian para pakar nuklir yang sudah dalam bentuk dokumen ini belum disimpan dalam satu lokasi penyimpanan, sehingga seringkali para peneliti junior mengalami kesulitan untuk mengakses pengetahuan eksplisit tersebut. Artinya belum adanya sistem preservasi pengetahuan. Setiap pegawai belum mempunyai hak yang sama dalam memperoleh data yang sama akan suatu subjek. BATAN sebagai suatu lembaga penelitian dan pengembangan harus sepenuhnya sadar bahwa aset utama dari BATAN agar mampu bersaing adalah aset intelektual atau pengetahuan dan bukan aset kapital. Oleh kerena itu, preservasi pengetahuan merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna mempertahankan eksistensinya dalam menciptakan keunggulan kompetitif diantara lembaga litbang lainnya. Hanya organisasi yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan bertahan, mampu memenangkan persaingan serta meraih peluang untuk berkembang. Kegagalan dalam menciptakan keunggulan kompetitif dapat menyebabkan kemuduran organisasi. Banyak organisasi yang telah menyadari akan pentingnya pewarisan pengetahuan. Mereka menganggap pengetahuan sebagai aset dari organisasi. Salah satu cara untuk mengelola pengetahuan adalah dengan membangun Knowledge Management System, selanjutnya disebut KMS. KMS merupakan suatu sistem informasi yang diterapkan untuk mengelola pengetahuan di dalam organisasi [7]. KMS melibatkan proses memperoleh, mengumpulkan, mengatur, menyebarluaskan dan berbagi pengetahuan diantara orang-orang di dalam sebuah organisasi [8]. KMS membuat aktivitas berbagi pengetahuan menjadi lebih terpercaya, efektif dan efisien sehingga dapat memberi nilai tambah bagi organisasi [9]. Seseorang yg mempunyai pengetahuan yang luas atau senior dapat melakukan transfer pengetahuan kepada orang lain atau juniornya. Hal ini dalam rangka menjaga kesinambungan ketersediaan tenaga yang kompeten. Hal ini juga untuk mencegah adanya kesenjangan pengetahuan antargenerasi. Selain itu, berbagi pengetahuan atau pengalaman akan memberikan pembelajaran baru 5

6 terhadap suatu pemecahan masalah. Salah satu komponen dalam manajemen pengetahuan adalah berbagi pengetahuan. Maka, dengan adanya manajemen pengetahuan, kualitas sumber daya manusia akan tetap terjaga dan selalu terbaharui dengan pegetahuan dan cara pemecahan masalah yang baru [10]. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, pengetahuan yang dimiliki oleh BATAN belum terdokumentasi dengan baik. Dan bila ada yang sudah terdokumentasi, misalnya saja dalam bentuk publikasi hasil penelitian, publikasi tersebut masih tersebar dalam berbagai media penyimpanan, sehingga sulit diakses dan disingkronisasi. Hal ini membuat pengelolaan pengetahuan menjadi kurang efektif. Oleh karena itu BATAN harus mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam satu media penyimpanan sehingga mudah diakses dan disinkronisasi kapan saja dan dimana saja [3]. Konteks kapan saja dan dimana saja dapat dicapai dengan membangun KMS berbasis web [7]. KMS perlu dibangun di BATAN guna meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan aset intelektual. Implementasi KMS dapat saja dilakukan dengan memanfaatkan produk-produk yang sudah ada di pasar. Beberapa produk yang dapat dimanfaatkan dalam implementasi KMS misalnya saja Microsoft SharePoint dan Content Management System (CMS) seperti Drupal Wiki ataupun Wiki Engine. Adapun kekurangan dari KMS yang memanfaatkan produk ini, KMS tersebut hanya menekankan pada proses penciptaan, penyimpanan, serta penyajian pengetahuan dan kurang mempertimbangkan faktor interaksi dan kolaborasi antara kontributor dan pencari pengetahuan. Penelitian ini akan merancang sebuah KMS iptek nuklir yang juga mempertimbangkan faktor tersebut. KMS dirancang dengan mempertimbangkan fungsi-fungsi pengelolaan pengetahuan pada arsitektur KMS terpusat. Dimana arsitektur KMS terpusat memperhatikan tujuh permasalahan yaitu: pencarian pengetahuan; presentasi pengetahuan; publikasi dan penyusunan pengetahuan; perolehan pengetahuan, komunikasi dan kerjasama pengetahuan; pelatihan berbasis pengetahuan; dan administrasi dari KMS. 6

7 1.2 Perumusan Masalah BATAN saat ini belum memiliki sarana berbagi pengetahuan, khususnya dalam hal pewarisan pengetahuan dari pakar nuklir senior kepada penerusnya. Hal ini dapat menyebabkan gagalnya preservasi pengetahuan iptek nuklir yang pada akhirnya dapat berimbas pada kemunduran BATAN. Di samping itu pengetahuan yang dimiliki juga belum terdokumentasi dengan baik dan masih tersebar dalam berbagai media penyimpanan sehingga sulit diakses dan disinkronisasi. KMS yang tersedia di pasar umumnya hanya menekankan pada proses penciptaan, penyimpanan, dan penyajian pengetahuan serta kurang mempertimbangkan proses interaksi dan kolaborasi antara kontributor dan pencari pengetahuan. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merancang Knowledge Management System yang dapat digunakan untuk mengelola pengetahuan yang ada di BATAN, khususnya dalam hal preservasi iptek nuklir guna mengatasi kesenjangan pengetahuan antargenerasi. KMS yang dirancang memiliki spesifikasi yang mendukung fungsi integratif, interaktif dan penjembatan. Ketiga fungsi tersebut selain memfasilitasi proses penciptaan, penyimpanan, dan penyajian pengetahuan juga mempertimbangkan proses interaksi dan kolaborasi. 1.4 Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan dengan KMS telah banyak dilakukan. Matayong dan Mahmod [11] melakukan kajian pustaka tentang KMS di organisasi dalam kurun waktu Sebagian besar penelitian tentang KMS didasari teori tradisional dan model konvensional dari adopsi, penerimaan, dan difusi untuk mengetahui dampak dari KMS di organisasi. Penelitian ini mengungkapkan sebagian besar penelitian tentang KMS berfokus pada isu tentang tingkat penerimaan dari sistem, kemudian diikuti oleh difusi dan adopsi, sementara penelitian tentang implementasi masih minim. Namun ada beberapa penelitian tentang implementasi KMS yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan rujukan. 7

8 Pramudhiarta [12] melakukan penelitian tentang penerapan KMS berbasis web di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan sebuah KMS yang mampu mengelola, mengolah, dan menganalisis data sejarah kejadian bencana yang ada di Indonesia. Pengembangan KMS ini menggunakan data sejarah bencana di Indonesia yang telah terjadi selama 15 tahun ( ) serta dokumen yang berkaitan dengan penanggulangan bencana yang pernah dilakukan oleh BNPB melalui kegiatan tanggap darurat bencana. Hasil penelitian berupa desain fungsional sistem yang digambarkan dalam use case diagram, data flow diagram (DFD), class diagram, entity relationship diagram (ERD). Desain system tersebut kemudian diterapkan dalam KMS berbasis web yang meliputi dua hal, yaitu menu wiki dan menu data. Menu wiki memanfaatkan content management system (CMS) dari drupal yang disebut drupal wiki. Sedangkan pengembangan menu data dilakukan dengan memodifikasi system DesInventar yang sudah ada, yaitu perangkat lunak open source berupa konsep dan metodologi dalam membangun basis data kerugian, kerusakan, dan dampak lainnya yang disebabkan oleh bencana. Sementara itu Laksono [13] melakukan penelitian tentang perancangan KMS di BPK yang bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi pemeriksa dalam pemeriksaan laporan keuangan. Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap pertama berupa analisis strategi yang bertujuan untuk mengetahui apakah strategi Knowledge Management selaras dengan strategi bisnis secara keseluruhan. Tahap kedua adalah analisis terhadap pengetahuan yang sudah ada di BPK, setelah itu dilakukan identifikasi terhadap pengetahuan yang menjadi prioritas dan kebutuhan utama untuk dikelola. Dan tahap terakhir adalah perancangan sistem berdasarkan atas prioritas dan alur pengetahuan yang terjadi di organisasi. Hasil penelitian berupa rancangan sistem yang digambarkan dalam bentuk alur sistem dan fungsionalitas sistem yang dituangkan dalam diagram UML yang terdiri dari diagram use case, diagram activity, dan diagram sequence. Sedangkan untuk perancangan basis data tergambar dalam entity relationship diagram. 8

9 Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati [10] menjelaskan tentang implementasi knowledge management pada badan pemerintah sektor minyak dan gas bumi dengan studi kasus di BPMIGAS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan kualitas pengetahuan yang diperlukan, mengetahui kualitas pembelajaran, mengetahui kualitas proses pengetahuan, serta mengetahui cara membagi pengetahuan. Penelitian dilakukan melalui studi literatur dan survei. Hasil dari penelitian berupa rekomendasi terhadap isi dan arah serta implementasi manajemen pengetahuan di BPMIGAS. Rekomedasi tersebut meliputi struktur organisasi, leadership, bagaimana mengakuisisi pengetahuan, storing, serta leveraging. Mulyono, dkk [3] membangun sebuah pemodelan KMS di perusahaan manufaktur. Metode yang digunakan berupa penilaian kuantitatif dalam mengukur kesuksesan KMS yang telah ada kemudian diikuti oleh survei kualitatif untuk mendapatkan informasi tambahan guna menyusun analisis kesenjangan pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan dengan strategi yang diterapkan. Berdasarkan KMS yang telah ada, hasil survei, observasi lapangan serta diskusi sebuah model KMS kemudian dikembangkan. Mulyono menggunakan arsitektur yang dikemukakan oleh Maier [14] sebagai acuan dari pemodelan KMS di perusahaan manufaktur tersebut. Model KMS yang diusulkan kemudian di evaluasi dengan menggunakan kuisioner untuk memastikan kualitas dan kegunaannya. Abdullah, dkk [8] mengusulkan sebuah portal KMS terdistribusi di lingkungan organisasi pembelajaran. Model dan komponen dari portal KMS yang diusulkan diharapkan dapat membantu organisasi meningkatkan produktivitas dan kualitas guna memperoleh pengembalian investasi. Metodologi penelitian berupa studi literatur yang diikuti oleh penyebaran kuisioner dan wawancara terhadap community of practice (CoP) di lingkungan organisasi pembelajaran. Pertanyaan dalam kuisioner menekankan pada element apa yang paling relevan untuk diterapkan dalam sebuah portal KMS. Elemen utama yang menjadi pertimbangan dalam perancangan portal KMS ini berupa strategi KMS, arsitektur KMS, 9

10 fungsionalitas KMS yang dapat mendukung kerjasama diantara para CoP, serta pengukuran unjuk kerja KMS. Hasil dari penelitian ini berupa model KMS yang diusulkan, fungsionalitas KMS serta arsitekturnya, infrastruktur serta teknologi KMS, persoalan KMS, Audit KMS. Li [15] dalam penelitiannya mengusulkan sebuah model KM yang berguna dalam mengatasi permasalahan seputar knowledge sharing dan knowledge creation dalam sebuah organisasi. Metode penelitian berupa studi pustaka dan diskusi dengan para ahli. Langkah pertama yang dilakukan adalah identifikasi kelemahan dari model KM yang berorientasi pada teknologi. Dimana model ini memiliki kelemahan dalam hal knowledge sharing dan knowledge creation. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan teori tentang KM berbasis weblog dan mengusulkan model KM berbasis weblog yang lebih sistematis dan praktis dalam implementasinya. Model KM berbasis weblog ini kemudian didiskusikan dan ditemukan kelemahan berupa ketidaklengkapan dalam knowledge capturing serta pengelolaan yang tidak terkontrol. Hasil akhir dari penelitian ini berupa model KM berbasis weblog dua arah yang mengkombinasikan model KM berorientasi teknologi dengan model KM berbasis weblog. Salah satu inisiasi penerapan knowledge management adalah dengan membangun knowledge base seperti yang dilakukan oleh Kusumasari [16] pada PT Pupuk Kaltim, Tbk. Kusumasari membangun sebuah human readable knowledge base untuk operasional pabrik. Metodologi untuk membangun knowlwdge base tersebut dilakukan dengan cara knowledge capture, knowledge codification, dan kemudian dibangun knowledge base dengan menggunakan wiki engine. Wiki engine yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan industry kimia, yaitu Twiki engine. Adapun manfaat wiki dalam penelitian ini yang berhubungan dengan operasional pabrik adalah meningkatkan efisiensi pabrik sehingga target produksi tercapai. Tabel 1.3 merupakan ringkasan keaslian penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya. 10

11 Tabel 1.3 Ringkasan Keaslian Penelitian Peneliti, Judul, Tahun Tujuan, Metode, Hasil Penelitian Perbedaan Narwawi Pramudhiarta; Penerapan Knowledge Management System Berbasis Web Sebagai Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Dalam Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia : Studi Kasus di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Berbudi Bowo Laksono; Perancangan Knowledge Management System Untuk Peningkatan Kompetensi Pemeriksa Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan (Studi Kasus BPK RI Perwakilan Provinsi Banten); Tujuan : menerapkan sebuah KMS yang mampu mengelola, mengolah, dan menganalisis data sejarah kejadian bencana yang ada di Indonesia; Metode : analisis data sejarah bencana dan dokumen penanggulangan bencana; Hasil : desain fungsional sistem dan implementasi KMS berbasis web. Tujuan : meningkatkan kompetensi pemeriksa dalam pemeriksaan laporan keuangan; Metode : analisis strategi, analisis dan identifikasi pengetahuan, perancangan sistem; Hasil : rancangan sistem yang digambarkan dalam bentuk alur sistem dan fungsionalitas sistem Tujuan, metode, hasil penelitian. Tujuan, metode, hasil penelitian. Hendratmi Susilowati; Knowledge Management Pada Badan Pemerintah Sektor Minyak dan Gas; Mulyono, Jonathan Aditya Harisno, Harisno Kristianto, Cornelius Nugroho; The development of Knowledge Management system model in XYZ corporation; Tujuan : identifikasi pengetahuan, mengetahui kualitas pembelajaran dan proses pengetahuan, serta mengetahui cara membagi pengetahuan; Metode : studi literatur dan survei; Hasil : rekomendasi terhadap isi dan arah serta implementasi manajemen pengetahuan di BPMIGAS. Tujuan : membangun sebuah pemodelan KMS; Metode : penilaian kuantitatif dan survei kualitatif; Hasil : Model KMS di perusahaan manufaktur. Tujuan, metode, hasil penelitian. Tujuan, metode, hasil penelitian. 11

12 Tabel 1.3 Ringkasan Keaslian Penelitian (Lanjutan) Peneliti, Judul, Tahun Tujuan, Metode, Hasil Penelitian Perbedaan Abdullah, Rusli Sahibudin, Shamsul Alias, Rose Alinda Selamat, Mohd Hasan; Distributed knowledge management portal for Learning Organizations with collaborative environment; Jingjing Li; Sharing Knowledge and Creating Knowledge in Organizations: the Modeling, Implementation, Discussion and Recommendations of Weblogbased Knowledge Management; Tien Fabrianti Kusumasari; Pembangunan Knowledge Base Menuju Knowledge Management Dengan Menggunakan Wiki Pada PT. Pupuk Kaltim; Tujuan : membantu organisasi meningkatkan produktivitas dan kualitas guna memperoleh pengembalian investasi; Metode : studi literatur, penyebaran kuisioner dan wawancara; Hasil : Model KMS, fungsionalitas dan arsitektur KMS, infrastruktur serta teknologi KMS, persoalan KMS, Audit KMS. Tujuan : mengatasi permasalahan knowledge sharing dan knowledge creation dalam organisasi; Metode : studi pustaka dan diskusi dengan para ahli ; Hasil : model KM berbasis weblog dua arah. Tujuan : meningkatkan efisiensi pabrik sehingga target produksi tercapai; Metode : melakukan knowledge capture, knowledge codification, dan kemudian dibangun knowledge base; Hasil : human readable knowledge base untuk operasional pabrik. Tujuan, metode, hasil penelitian. Tujuan, metode, hasil penelitian. Tujuan, metode, hasil penelitian. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Laksono [13], dimana pendekatan perancangan menggunakan model analisis, penelitian ini menggunakan pendekatan model perancangan. Model analisis berkaitan dengan spesifikasi kebutuhan pengguna dan menggambarkan perangkat lunak dalam ranah fungsionalitas dan ranah perilaku [17]. Sementara model perancangan berkaitan dengan perancangan yang mengarah ke implementasi selanjutnya. Hasil akhir dari penelitian Laksono berupa rancangan yang memuat fungsionalitas sistem, alur sistem dan perancangan basis data tanpa adanya rancangan antar muka pengguna dan arsitektur perangkat lunak. Penelitian ini akan menghasilkan sebuah rancangan yang lebih lengkap yang dituangkan dalam bentuk rancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, dan rancangan antar muka. 12

13 Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya membahas konsep knowledge management sehingga rancangan yang dihasilkan tidak rinci dan baru merekomendasikan isi dan arah implementasi knowledge management [8] [10]. Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan yang lebih lengkap berupa dokumen SRS, model perancangan dan prototipe antarmuka pengguna yang akan digunakan sebagai panduan dalam implementasi KMS Iptek Nuklir. Penelitian ini dilakukan guna mendukung implementasi KMS Iptek Nuklir di BATAN, maka perancangan yang dibuat diarahkan pada perancangan KMS berbasis web. Berbeda dengan Mulyono [3] yang merancang model KMS dengan memanfaatkan Microsoft SharePoint (MSP) Pramudhiarta [12] dan Kusumasari [16] juga merancang KMS berbasis web, namun mereka memanfaatkan content management system berupa Drupal Wiki dan Wiki Engine. Sedangkan KMS yang akan diimplementasikan di BATAN rencananya akan dikembangkan sendiri oleh tim internal BATAN dengan menggunakan php dan mysql. Pemilihan pengembangan internal ini dengan pertimbangan pemangkasan biaya implementasi. Selain itu karena dibuat sendiri kustomisasinya akan lebih mudah. Berbeda dengan Pramudhiarta [12] yang tidak memasukkan tahapan pengujian atau validitas rancangan, penelitian ini memasukkan pengujian terhadap rancangan yang diusulkan. Metode pengujian yang dilakukan berbeda dengan yang dilakukan oleh Laksono [13] yang memvalidasi rancangan dengan mempertimbangkan lima komponen proses sirkulasi pengetahuan atau yang disebut knowledge circulation process (KCP) yang merupakan komponen pengukuran knowledge management performance yang dikembangkan oleh Lee, dkk [18]. Penelitian ini memvalidasi rancangan dengan cara penyebaran kuisioner kepada Tim NKM dengan mempertimbangkan fungsionalitas dari knowledge management yang dikembangkan oleh Maier [14]. Lima komponen KCP yang dijadikan dasar validasi rancangan oleh Laksono meliputi knowledge creation, knowledge accumulation, knowledge sharing, knowledge utilization, serta 13

14 knowledge internalization. Sedangkan yang menjadi dasar validasi pada penelitian ini adalah 3 fungsi knowledge management yang meliputi fungsi integratif (terpadu), fungsi interaktif, dan fungsi penjembatan. Li [15] dalam merancang model KMS berbasis weblog dua arah hanya fokus mengatasi permasalahan knowledge sharing dan knowledge creation dalam organisasi. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Mulyono [3], Pramudhiarta [12] dan Kusumasari [16] yang hanya menekankan pada proses penciptaan, penyimpanan, dan penyajian pengetahuan. Penelitian ini berusaha merancang model KMS dengan memperhatikan tujuh permasalahan yaitu: pencarian pengetahuan; presentasi pengetahuan; publikasi dan penyusunan pengetahuan; perolehan pengetahuan, komunikasi dan kerjasama pengetahuan; pelatihan berbasis pengetahuan; dan administrasi dari KMS. Komunikasi dan kerjasama pengetahuan serta pelatihan berbasis pengetahuan terutama mendukung proses interaksi dan kolaborasi antara kontributor dan pencari pengetahuan. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah usulan perancangan KMS yang dapat digunakan untuk mendukung preservasi iptek nuklir, sehingga dapat memberikan manfaat bagi : 1. BATAN, kontribusi yang bisa diberikan adalah sebuah perancangan KMS yang dapat digunakan untuk preservasi iptek nuklir. Dengan adanya sistem pengelolaan pengetahuan, diharapkan BATAN dapat menciptakan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan lembaga litbang lainnya. 2. Kontributor pengetahuan, mereka dapat berbagi pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah sistem yang terstruktur dan dapat menerima penghargaan dari organisasi sehubungan dengan kontribusi yang mereka berikan. 3. Pencari pengetahuan, dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, akan memberikan kemudahan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya sehingga setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya. Proses pemanfaatan pengetahuan dapat mendorong kreativitas 14

15 dan inovasi dari karyawan serta dapat digunakan ulang untuk penelitian ataupun pengembangan produk unggulan. Imbas dari peningkatan produktifitas karyawan membuat produktifitas dari organisasi akan meningkat. Selain itu penelitian baru dapat memanfaatkan sumber pengetahuan dari penelitian yang lama, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. 4. Pihak manajerial, dengan adanya laporan terkait elemen pengetahuan dapat memberikan gambaran tentang pengetahuan yang populer dan tidak populer. Hal ini dapat membantu pihak manajerial untuk menentukan prioritas pengetahuan yang paling urgent untuk dikelola. Sedangkan laporan mengenai pola penggunaan KMS oleh peserta dapat digunakan sebagai instrumen pemotivasi dan perancangan sistem pemberian insentif. 5. Tim Nuclear Knowledge Management (NKM) BATAN, dapat dijadikan panduan dalam implementasi KMS Iptek Nuklir. 15

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI 74 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI ABSTRAK Berbudi Bowo Laksono 1, Noor Akhmad Setiawan, Surjono Jurusan Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan

Lebih terperinci

Class Diagram Activity Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) MySQL CodeIgniter

Class Diagram Activity Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) MySQL CodeIgniter DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT United Tractors,Tbk perwakilan Bandung merupakan distributor peralatan berat terbesar dan terkemuka di Indonesia, menyediakan produk-produk dari merek ternama

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I Pendahuluan Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Pusat Survei Geologi merupakan salah satu unit teknis di bawah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusat Survei Geologi memiliki tugas yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventaris adalah daftar yang memuat semua barang milik kantor yang dipakai untuk melaksanakan tugas. Salah satu atau beberapa perlengkapan mengalami gangguan pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini dunia sedang meninggalkan era mesin industri menuju era pengetahuan. Pada era pengetahuan saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk menunjukkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas merupakan intuisi akademis yang memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pembelajaran. Dimana dalam organisasi ini banyak subsub kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi

Lebih terperinci

Sistem Pelatihan Proses Pelatihan Kerja Persiapan Pelatihan Kerja Pelaksanaan Pelatihan Kerja...

Sistem Pelatihan Proses Pelatihan Kerja Persiapan Pelatihan Kerja Pelaksanaan Pelatihan Kerja... DAFTAR ISI PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv ARTI SINGKATAN... vi ABSTRACT... vii INTISARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir yang dibuat. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam Tugas Akhir ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menerangkan langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga tahap presentasi Tugas Akhir. Berikut adalah alur

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. Kesenjangan generasi (generation gap) di sebuah perusahaan dapat

BAB 1 LATAR BELAKANG. Kesenjangan generasi (generation gap) di sebuah perusahaan dapat BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenjangan generasi (generation gap) di sebuah perusahaan dapat menimbulkan permasalahan apabila terlalu lebar dan tidak terkelola dengan baik. Perbedaan

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi INTI merupakan koperasi yang berawal dari Ikatan Kesejahteraan Karyawan (IKK) oleh karyawan PT INTI. Koperasi yang ada di PT INTI diawali dengan adanya kegiatan

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Jogja Science Training merupakan lembaga pendidikan yang bergerak dalam pembinaan olimpiade sains dan berpusat di Yogyakarta. Pembinaan meliputi 9 bidang olimpiade

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN HONOR MENGAJAR DOSEN TIDAK TETAP YANG BERBASIS PRESENSI DENGAN MENGGUNAKAN BARCODE Oleh: Wiwik Sulistiyorini (A

APLIKASI PERHITUNGAN HONOR MENGAJAR DOSEN TIDAK TETAP YANG BERBASIS PRESENSI DENGAN MENGGUNAKAN BARCODE Oleh: Wiwik Sulistiyorini (A 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan di semua bidang dan bagian, jumlah mahasiswa baru juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dosen tidak tetappun mencapai jumlah yang cukup banyak guna menunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia atau Human Resource Development (HRD) adalah salah satu bagian di bawah Bidang Sumber Daya pada jajaran Wakil Rektor II Bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SMA Hutama Bekasi adalah sebuah SMA yang menggunakan sistem operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. SMA Hutama Bekasi adalah sebuah SMA yang menggunakan sistem operasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG SMA Hutama Bekasi adalah sebuah SMA yang menggunakan sistem operasional sekolah yang belum terkomputerisasi, Misalnya, jika orang tua ingin mengetahui kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) adalah badan yang berwenang untuk melaksanakan sebagian penyelenggaraan jalan tol meliputi pengaturan, pengusahaan dan pengawasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. PROLOG... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. PROLOG... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii PROLOG... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK

Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK EKSPLORA INFORMATIKA 61 Knowledge Management System Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan di BPK Berbudi Bowo Laksono 1, Noor Akhmad Setiawan, Surjono Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) merupakan suatu lembaga penelitian yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian Republik

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi ini, semua Negara saling berkompetisi untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, karena semakin bagus kualitas pendidikan pada suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Cilegon sebagai daerah tujuan investasi memiliki daya tarik bagi investor dalam maupun luar negeri, hal ini dapat dilihat dari tingginya minat investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini menuntut kita untuk aktif dan inovatif dalam menemukan hal-hal baru dalam bidang teknologi dan informasi. Salah satu perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, dan pertimbangan praktis maka penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Alur Penelitian Penelitian ini membangun sebuah aplikasi berbasis Android untuk memudahkan masyarakat mengetahui informasi transportasi di kota Pekanbaru. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi pemerintah yang terkenal lamban, berbelit-belit dalam pelayanan dituntut bergerak lebih cepat dan tepat dalam pemberian layanan sehingga dapat Operatorikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilakukannya penelitian adalah di PT. Perkebunan Nusantara/Pabrik Karung Rosella Baru, Jalan Ngagel Timur 37, Surabaya. Sedangkan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengelolaan sumber daya manusia yang disalurkan kepada perusahaan pengguna jasa atau yang dikenal dengan sebutan outsourcing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Knowledge Management (KM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, dalam konferensi manajemen Eropa yaitu APQC (American Productivity and Quality Center).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BTN ( Bank Tabungan Negara ) Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank BTN ( Bank Tabunga Negara ) yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini terus mendorong terciptanya kebutuhan terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak menyebabkan munculnya kemajuan pada perangkat lunak dan

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak menyebabkan munculnya kemajuan pada perangkat lunak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang telah berkembang saat ini, telah mendorong percepatan di berbagai bidang khususnya pada bidang teknologi informasi. Hal ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern saat ini, dimana perkembangan teknologi informasi semakin cepat dalam berbagai bidang, pada kenyataannya banyak perusahaan/instansi baik negeri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan teknologi tepat guna, namun dalam mengembangkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan teknologi tepat guna, namun dalam mengembangkan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan global dan kompetisi yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu melakukan inovasi untuk bertahan. Salah satunya dengan menerapkan teknologi

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA PT. SATRIA MEDIKANTARA PALEMBANG Andreas Rinaldo 2004240067 Yufri

Lebih terperinci

COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO

COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN COMMUNITY OF PRACTICE (OFFLINE DAN ONLINE) 1 PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI COP PLN mendefinisikan CoP sebagai berikut: Sekumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang menjalankan proses bisnisnya masing-masing. Tiap departemen atau

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang menjalankan proses bisnisnya masing-masing. Tiap departemen atau BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan pasti akan memiliki beberapa departemen atau domain fungsi yang menjalankan proses bisnisnya masing-masing. Tiap departemen atau domain fungsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pendahuluan dalam penyusunan laporan tugas akhir, yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan masuknya era globalisasi dan perdagangan bebas membuat perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sekarang ini telah membuat manusia bekerja dengan tepat dan akurat sehingga pemanfaatan waktu harus dilakukan secara efisien. Banyaknya data maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada untuk dapat berkompetisi dan bertahan.(yuliazmi ; 2005 : 1)

BAB I PENDAHULUAN. ada untuk dapat berkompetisi dan bertahan.(yuliazmi ; 2005 : 1) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan sebuah perusahaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

TNA & RPI. Bogor, 08 Oktober 2016

TNA & RPI. Bogor, 08 Oktober 2016 TNA & RPI Bogor, 08 Oktober 2016 Program Pengembangan Karyawan BPJS Ketenagakerjaan Sejarah Pengelola Pengembangan Karyawan PT. ASTEK Biro Kepegawaian Biro SDM Divisi Pengelolaan Pengembangan Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG CV. Bayan Mandiri Sejahtera (disingkat: BMS) merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang jasa kontraktor, yang menangani proyek pembangunan rumah, turap, gorong-gorong,

Lebih terperinci

3.5.2 Model Basis Data Entity Relationship Diagram Aplikasi Android Arsitektur Android

3.5.2 Model Basis Data Entity Relationship Diagram Aplikasi Android Arsitektur Android DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan Tinggi di Indonesia terdiri atas 81 perguruan tinggi negeri (PTN) dan tercatat lebih kurang 2.236 perguruan tinggi swasta (PTS) (HELTS, 2004: 24). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek 2.1.1 Sejarah Instansi Dalam perjalanan sejarahnya, Pusat Survei geologi (Puslitbang Geologi) yang dikenal sekarang ini, berevolusi melewati tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan desain daster dan tracing yang menggunakan komputer sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan desain daster dan tracing yang menggunakan komputer sebagai alat BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Nuansa Studio Lima adalah sebuah rumah industri yang bergerak dibidang pembuatan desain daster dan tracing yang menggunakan komputer sebagai alat proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bidang memanfaatkan teknologi untuk membantu operasional

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bidang memanfaatkan teknologi untuk membantu operasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi di masa sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai bidang memanfaatkan teknologi untuk membantu operasional pekerjaannya, sehingga dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat membawa dampak yang sangat signfikan terhadap gaya hidup masyarakat. Teknologi informasi sangat berperan bagi masyarakat

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru - Paru dengan Metode Rule Based Knowledge

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru - Paru dengan Metode Rule Based Knowledge LAPORAN SKRIPSI Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru - Paru dengan Metode Rule Based Knowledge Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bagian yang terintregasikan melalui sistem yang dipakai untuk. pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. atau bagian yang terintregasikan melalui sistem yang dipakai untuk. pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah sistem, perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintregasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Bacaan JAGO merupakan sebuah perusahaan dibidang rental buku yang berada pada kota Yogyakarta. Didalam taman bacaan ini terdapat berbagai macam buku yang hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihindari lagi, contohnya: , world wide web, chat rooms, e-forums dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dihindari lagi, contohnya:  , world wide web, chat rooms, e-forums dan lain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis mengalami perkembangan yang semakin kompleks, peningkatan dunia bisnis bergerak sebanding dengan dunia teknologi informasi yang terus berkembang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan rumah, minimarket, hingga gedung yang cepat dari tahun ke tahun membuat lahan semakin sempit. Masyarakat yang berminat dengan tanaman khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak akhir abad 20 dan awal abad 21, teknologi web telah mengalami kemajuan yang sangat cepat. Menurut Xiaohua Li (2014) konsep Web 2.0 telah menguasai dunia online.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa usahanya kearah yang lebih baik, karena pada era sekarang ini persaingan dalam dunia kerja sangat

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Irwinda Putri W.

Kata Pengantar. Irwinda Putri W. Kata Pengantar Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta ala, yang berkat rahmat serta karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul Implementasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah meningkatkan persaingan dalam dunia bisnis. Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat akan memperlancar

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS WEB (Studi Kasus : Balai Penelitian Ternak)

APLIKASI SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS WEB (Studi Kasus : Balai Penelitian Ternak) APLIKASI SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS WEB (Studi Kasus : Balai Penelitian Ternak) Dadang Sudarman, Prihastuti Harsani dan Arie Qur ania Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik diperlukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik diperlukan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin banyak perusahaan maupun institusi yang berupaya untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi proses bisnis. Dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan kendaraan dalam sebuah perusahaan tentu sangat penting dalam mendukung aktifitas bisnis perusahaan. Berbagai kegiatan perusahaan yang melibatkan petinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah berkeinginan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, salah satunya adalah dengan penataan birokrasi pegawai negeri sipil (PNS). Komposisi PNS yang ada

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau dengan kata lain karyawan dalam suatu perusahaan merupakan aset yang terpenting bagi perusahaan. Dikatakan aset terpenting karena karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada dalam meningkatkan taraf hidupnya. yang merupakan sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada dalam meningkatkan taraf hidupnya. yang merupakan sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini telah menjangkau hampir seluruh elemen dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN KEGIATAN PEJABAT FUNGSIONAL PEREKAYASA ABSTRAK

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN KEGIATAN PEJABAT FUNGSIONAL PEREKAYASA ABSTRAK PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN KEGIATAN PEJABAT FUNGSIONAL PEREKAYASA Ivransa Zuhdi Pane Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika Badan Pengkajian

Lebih terperinci

II Diagram Konteks II DFD (Data Flow Diagram) II Kamus Data II.2.8 Perangkat Lunak yang Digunakan II.2.8.

II Diagram Konteks II DFD (Data Flow Diagram) II Kamus Data II.2.8 Perangkat Lunak yang Digunakan II.2.8. DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR......... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL......... vii DAFTAR LAMPIRAN........... viii BAB I PENDAHULUAN........ 1 I.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (DISBUDPAR) merupakan salah satu unsur pelaksana pemerintah daerah khusus Kota Bandung yang memiliki tugas pokok

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 08/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dalam memilih topik pembahasan, ruang lingkup dalam pembahasan, manfaat dan tujuan yang didapatkan metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan

Lebih terperinci