: Prodi D III Keperawatan STIKes ICMe Jombang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": Prodi D III Keperawatan STIKes ICMe Jombang"

Transkripsi

1 KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA STUDI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA JOMBANG Ika candra fbrant,rulat,s.km.m,kes,agus Muslm.,S.Kep.Ns Korespondens : Ika candra fbrant : Prod D III Keperawatan STIKes ICMe Jombang Jl. K.H.Hasym Asyar 171 Mojosongo-Jombang Jawa Tmur Telp.(0321) E-mal : Ica_candra@yahoo.co.d ABSTRACT Impact that occurs when prolonged sleep deprvaton lowers the body s resstance to nfecton and ncrease levels of cortsol n the blood so prone rases stress. Based on the result of prelmnary studes n the UPT done n the Department of Socal Servces Elderly Jombang there s a populaton of 70 elderly people wth an age lmt of years and there were 10 respondents, who experenced nsomna at get as much as 4 respondents n because of healt status factors and 6 respondents experenced nsomna from stress factors psychologst. The am s Knowng the ncdence of nsomna n the elderly n the Departement of Socal Servce Unt Jombang elderly.ths type of research s descrptve research. The populaton s all the elderly n Elderly Socal Servces Unt number 70. The samplng technque used was purposve samplng. The varable n ths study was the ncdence of nsomna n the elderly. Questonnare measurng nstrument usng the nstrument. Data was collected usng Edtng, Scorng, Codng, Tabulatng and Percentage.Based on the results of research conducted n UPT Jombang Elderly Socal Servces on May 22, 2014 showe that most respondents get a lot of that gong on nsomna.the concluson of ths study was the ncdence of nsomna n elderly Elderly Socal Servces Unt Jombang n that most respondents get a lot of that gong on nsomna. Keywords : Insomna, elderly PENDAHULUAN Lanjut usa adalah proses alamah yang berart seorang telah melalu tga tahap Kehdupannya, yatu : masa anak,masa dewasa, dan masa tua. Tga tahap n berbeda, bak secara bologs maupun pskologs. Memasuk masatua berart mengalam kemunduran secara fsk maupun psks. Kumunduran fsk dtanda dengan kult yang mengendur, rambut memuth,pnurunan pendengaran, penglhatan menurun, gerakan menjad lambat, kelanan berbaga fungs organ vtal, senstvtas emosonal menngkat, dan kurang garah (R.St Maryam,2008) Insomna adalah ketdakmampuan untuk tdur walaupun ada kengnan untuk melakukannya. Lansa rentan terhadap nsomna karena adanya perubahan pola tdur. Basanya menyerang tahap 4(tdur dalam). Keluhan nsomna mencangkup Ketdakmampuan untuk tertdurserng terbangun, ketdakmampuan untuk kembal tdur dan terbangun pada dn har. Karena nsomna merupakan gejala, maka perhatan harus d berkan pada faktor-faktor bologs, emosonal, dan meds yang berperan, pada kebasaan tdur yang buruk ( Mckey Stanley, 2006 ). Secara umum efek dar gangguan nsomna dapat d lhat dar hal berkut n : serng bngun tdur waktu malam,perubahan suasana hat, serng bngun ketka tdur, sukar untuk tdur,kantong mata htam,mata memerah, merasa leth, badan lemas dan lelah sepanjang har dan secara terus menerus mengalam kesultan untuk

2 tdur atau selalu terbangun d tengah malam dan tdak dapat d tdur kembal Berdasarakan hasl stud pendahuluan yang d lakukan d UPT Pelayanan Dnas Sosal Lanjut Usa Jombang pada tanggal 22 Me 2014 terdapat populas 70 orang lanjut usa dengan batasan umur tahun dan terdapat 10 responden, d dapatkan yang mengalam nsomna sebanyak 4 responden d karenakan faktor status kesehatan dan 6 responden mengalam nsomna dar faktor stres pskolog. Umumnya lansa banyak yang mengalam gangguan dalam pemenuhan kebutuhan tdur bak kualtas maupun kuanttasnya. Insomna pada lansa dsebabkan dar beberapa faktor yatu dar faktor status kesehatan, penggunaan obat-obatan, konds lngkungan,stress pskolog,gaya hdup menyumbangkan nsomna pada usa lanjut. Dampak yang terjad apabla kurang tdur yang berlangsung lama akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap nfeks, menngkatkan kadar gula darah, dan menngkatkan kadar kortsol dalam darah sehngga rawan memunculkam stress. Kebasaan tdur kurang dar empat jam atau lebh dar semblan jam dalam sehar semalam dkatakan menngkatkan resko kematan (Prmana,2007). Orang yang tdur kurang dar 5 jam semalam memlk angka harapan hdup lebh sedkt dar orang yang tdur 7-8 jam semalam. Pada lansa yang terkena nsomna d berkan tdur seperlunya,tetap tdak berlebhan, agar merasa segar dan sehat d har berkutnya. pembatasan waktu tdur dapat memperkuat tdur ; berlebhannya waktu yang dhabskan d temapt tdur tampaknya berkatan harnya dapat memperdalam tdur; namun, lathan yang hanya dlakukan kadangkadang tdak dapat memperbak tdur pada malam berkutnya ( Mckey Stanley,2007). Salah satu upaya yang dlakukan untuk mengatas masalah nsomna d antaranya: mandlah dengan ar hangat 30 ment atau 1 jam sebelum tdur selan tu mnad ar hangat juga mengurang keteganggangan tubuh, makanlah makanan rngan yangv mengandung sedkt karbohdrat menjelang tdur bla terseda tambahkan dengan sgelas susu hangat, hentkan nonton TV atau membaca buku setdaknya 1 jam sebelum tdur, kurang mengkonsums mnuman yang bersfat stmulan atau yang membuat anda terjaga sepert the,kop,alkohol dan rokok.mnuman n akan menyebabkan anda terjaga yang tentu saja tdak anda perlukan bla anda ngn tdur,hndar makan dan mnum terlalu banyak menjelang tdur, gunakanlah tempat tdur anda khusus untuk tdur, lakukan aktftas relaksas secara rutn sepert melath pernafasan, mendengarkan musk,medtas dan lan lan,berolahraga secara teratur dapat membantu orang yang mengalam nsomna. Berdasarkan fenomena d atas maka penelt tertark memngambl judul peneltan dengan judul Kejadan nsomna pada lansa d UPT Pelayanan Dnas Sosal Lanjut Usa Jombang Rumusan masalah Bagamanakah kejadan nsomna pada lansa d UPT Pelayanan Dnas Sosal lanjut usa Jombang Tujuan Peneltan Mengetahu kejadan nsomna pada lansa d UPT Pelayanan Dnas Sosal lanjut usa Jombang dengan tdur yang terputus-putus dan dangkal. Jumlah lathan yang stabl setap BAHAN DAN METODE Peneltan n akan dlaksanakan pada bulan Me 2014 sampa Jul 2014 Tempat Peneltan Peneltan n akan dlakukan d UPT Pelayanan Dnas Sosal Lanjut Usa Jombang.

3 Varabel Defns Parameter Alat Skala Krtera Operasonal Ukur Kejadan nsomna pada lansa ketdakmampuan untuk tdur walaupun ada kengnan pada lansa yang berumur lebh dar 65 tahun. tpe-tpe nsomna: Sleep onset nsomna dan Sleep mantenance nsomna. K U E S I O N E R N O M I N A L Ya : 1 (Terjad nsomna) Tdak : 0 (Tdak terjad nsomna). Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka dlakukan pengolahan data melalu tahapan Edtng, Scorng, Codng Dan Tabulatng. Edtng Adalah hasl wawancara atau angket yang dperoleh atau dkumpulkan melalu kuesoner perlu dsuntng (edt) terlebh dahulu. Kalau ternyata mash ada data atau nformas yang tdak lengkap, dan tdak mungkn dlakukan wawancara ulang, maka kuesoner tersebut dkeluarkan (droup out) (Notoatmodjo,2012). Scorng Adalah penentuan jumlah skor, dalam peneltan n menggunakan skala nomnal oleh karena tu hasl kuesoner yang telah ds dber skor : Ya : 1 Tdak : 0 Penlan untuk kejadan d ber nla : Tdak terjad : 50 Terjad : 50 Codng Adalah nstrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode bers nomor responden, dan nomor pertanyaan (Notoatmodjo,2012). Tabulatng Tabulatng adalah membuat table. Jawaban-jawaban yang telah d ber kode kemudan dmasukkan kedalam table (Saryono,2011). HASIL a.karakterstk responden berdasarkan jens kelamn Tabel 5. 1 : Karakterstk Responden bedasarkan Jens kelamn d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang bulan Jul No. Jens kelamn Lak-lak Perempuan Frekuens Present ase (%) 24,3 75,7

4 Berdasarkan tabel 5.1 datas menunjukkan sebagan besar dar responden perempuan sebanyak 53 responden (75,7%) a. Karakterstk reponden berdasarkan umur Tabel 5.2 : Karakterstk Responden berdasarkan Umur d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang bulan Jul 2014 No. Umur Frekuens Presentas e(%) , > ,8 Berdasarkan tabel 5.2 hampr dar setengahnya responden berumur tahun sejumlah 33 responden ( 47,2%) b. Karakterstk responden berdasarkan pekerjaan sebelum ke pant Tabel 5.3 : Karakterstk Responden berdasarkan pekerjaan sebelum d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang bulan Jul 2014 No. Pekerjaa n Frekuens Persentas e(%) 1. Tan 10 14,3 2. Wraswa 5 7,14 sta 3. Swasta 33 47,14 4. Ibu 15 21,42 rumah tangga 5. Penson 7 10 Berdasarkan tabel 5.3 d atas menunjukkan hampr dar setengahnya responden berprofes sebaga Swasta sebanyak 33 responden (47,14%) c. Karakterstk Responden berdasarkan lama menghun pant Tabel 5.4 : Karakterstk Responden berdasarkan lama menghun d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang bulan Jul 2014 No. Lama Frekuens Presentase (%) , >10 6 8,6 jumlah Berdasarkan tabel 5.4 d atas menunjukkan sebagan besar yang lama menghun pant 0-5 tahun sebanyak 50 responden (71,4%) d. Karakterstk Responden berdasarkan alasan masuk pant Tabel 5.5 : Karakterstk Responden berdasarkan alasan masuk d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang bulan Jul 2014 No. Alasan 1. Keng nan sendr Frekuens Presentase( %) 60 85,7 2. Permn 10 14,3 taan anakny a Berdasarkan tabel 5.5 d atas menunjukkan hampr seluruhnya yang alasan masuk pant dengan kengnan sendr sebanyak 60 responden (85,7%) a.karakterstk responden berdasarkan kejadan nsomna Tabel 5.6 : Karakterstk Responden berdasarkan kejadan nsomna d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang bulan Jul 2014 No. Kejadan Frekuens Presentase( %) 1. Tdak 23 32,86 terjad 2. Terjad 47 67,14 Berdasarkan tabel 5.6 datas dapat dlhat sebagan besar dar responden terbanyak terjad sebanyak 47 responden (67,14%) sedangkan sebagan kecl dar responden tdak terjad sebanyak 23 reponden (32.86%). PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan dar 70 responden sebagan besar mengalam terjad nsomna sebanyak 47 responden (67,14%). ketdakmampuan untuk kembal tdur dan terbangun pada dn har. Karena nsomna merupakan gejala, maka perhatan harus d

5 berkan pada faktor-faktor bologs, emosonal, dan meds yang berperan, pada kebasaan tdur yang buruk (Mckey Stanley, 2006). Dalam hasl peneltan ddapatkan lansa mengeluhkan bahwa hanya dapat tdur kurang dar 8-9 jam/perhar dan serng terbangun d tengah-tengah pada malam har. Dampak yang terjad apabla kurang tdur yang berlangsung lama akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap nfeks, menngkatkan kadar gula darah, dan menngkatkan kadar kortsol dalam darah sehngga memunculkan stress. Berdasarkan tabel 5.1 d dapatkan sebagan besar pada prempuan sejumlah 53 responden (75,7%). Menurut peneltan secara umum, serangan nsomna baru menjad keluhan para wanta pada menjelang menopause (permenopause). Namun, ternyata ada pemcu nsomna lan pada wanta, kurangnya zat bes dalam tubuh. Jens kelamn adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu speses sebaga sarana atau sebaga akbat dgunakannya proses reproduks seksual untuk mempertahankan keberlangsungan speses tu. Terjadnya nsomna bedasarkan tabel 5.2 ddapatkan data hampr dar setengahnya responden berusa tahun sejumlah 33 responden (47,2%).. Menurut penelt pada orang usa lanjut kadar melatonn n serngkal berkurang sehngga menmbulkan nsomna dan kesultan tdur. Selan tu konds fsk orang lanjut usa juga membuat drnya menjad sult tdur, apalag bla dtambah adanya konds meds yang sedang sakt. Secara umum pun kebutuhan tdur lansa mula berkurang. Yang awalnya 8 jam sehar menjad hanya 3-5 jam saja sehar. Lanjut usa adalah proses alamah yang berart seorang telah melalu tga tahap Kehdupannya, yatu : masa anak,masa dewasa, dan masa tua. Tga tahap n berbeda, bak secara bologs maupun pskologs. Memasuk masatua berart mengalam kemunduran secara fsk maupun psks. Kumunduran fsk dtanda dengan kult yang mengendur, rambut memuth,pnurunan pendengaran, penglhatan menurun, gerakan menjad lambat, kelanan berbaga fungs organ vtal, senstvtas emosonal menngkat, dan kurang garah (R.St Maryam,2008) Umur atau usa adalah rentang kehdupan yang d ukur dengan tahun, dkatakan masa awal dewasa adalah usa 18 tahun sampa 40 tahun, dewasa madya adalah 41 sampa 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun, umur adalah lamanya hdup dalam tahun yang d htung sejak dlahrkan (Harlock,2004). Seorang dnyatakan sebaga orang jompo atau usa lanjut setelah yang bersangkutan mancapa usa 60 tahun, tdak mempunya atau tdak berdaya mencar nafkah sendrn untuk keperluan hdupnya sehar-har, dan menerma nafkah dar orang lan. ( Nurul chayatn,2009) Cr-cr usa tahun yatu pupl mata berkurang sepertga dar ukuran ketka berusa 20 tahun, postur tubuh lansa mula berubag bengkok (bungkuk), konds kult mula kerng dan kerput, daya ngat mula menurun,pendengaran berkurang dan perubahan fungs organ-organ reproduks bak pra mauopun wanta (J.W.Santrock,2002). Dar tabel 5.3 menunjukan lansa pekerjaan sebelum d pant hampr dar setengahnya d swasta bedasarkan peneltan yatu sebanyak 33 responden (47,14%). Menurut peneltan pekerjaan n tdak mempengaruh terjadnya nsomna tap cukup ngn sekedar mengetahu pekerjaan sebelum masuk ke pant. Pekerjaan adalah serangkaan tugas atau kegatan yang harus dlaksanakan atau d selesakan oleh bseseorang sesua dengan jabatan atau profes masng-masng. Status pekerjaan yang rendah serng d pengaruh motvas seseorang (Notoadmojo,2003). Kejadan nsomna juga d pengaruh oleh berapa lama mereka masuk kepant dar tabel 5.4 menunjukkan sebagan besar lama berada d pant responden adalah 1-5 tahun berjumlah sebanyak 50 responden (71,4%) Menurut peneltan seseorang lansa yang teralalu lama d pant UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang mebuat mereka merasa jenuh dan gelsah sehngga menyebabkan banyak yang tdak bsa tdur, dan suasannya tdak medukung karena dar seg lngkungan juga dapat mempengaruh kuanttas tdur. Waktu adalah seluruh rangkaan saat ketka proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal n, skala waktu merupakan nterval antara dua buah

6 keaadaan/kejadan, atau bsa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadan (knabpoetra,2012). Lansa yang masuk ke pant hampr seluruhnya dar kehendak dr sendr bedasarkan tabel 5.5 d pant UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa adalah berjumlah 60 responden ( 85,7%) Menurut peneltan, mereka memkrkan nasb mereka selama belum tnggal d pant. Bahwa mereka kurang beruntung d bandngkan lansa lan yang tnggal d rumah berkumpul anak keluarganya. Mereka masuk ke pant UPT Pelayan Sosal Lanjut Usa Jombang karena dr sendr. Sebagan besar tdak punya rumah dan keluarga tdak mampu merawat drnya sendr sehngga mereka memutuskan untuk tnggal d pant d tempat yang layak. Motvas adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapa tujuan tertentu yang ada dalam dr seseorang yang membangktkan kta untuk bertndak, mendorong kta mencapa tujuan tertentu, dan membuat kta tetap tertark dalam kegatan tertentu ( Wener,1990) SIMPULAN DAN SARAN Smpulan Kejadan nsomna pada lanjut usa d UPT Pelayanan Sosal Lanjut Usa Jombang sebagan besar terjad nsomna. Saran Bag Responden Responden dlakukan aktftas relaksas secara rutn sepert melath pernafasan, mendengarkan musk, medtas dan lan-lan, berolahraga secara teratur dapat membantu orang yang mengalam nsomna agar bsa mencukup kebutuhan tdur yang bak secara kualtas maupun kuanttas sehngga penggunaan obat-obatan dapat dhndar dan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar dber kesahatan. Bag Dnas Sosal dalam kasus nsomna pemenuhan kebutuhan pada lansa tu harus pentng dalam memberkam nformas memenuh kebutuhan tdurnya sehngga perlu pengawasan yang terjaga agar kebutuhan tdurnya normal dar 8-9 jam perhar dan tdak ada yang bangun serng pada tengah-tengah malam har. Bag penlt selanjutnya d harapkan dapat melanjutkan peneltan kejadan nsomna pada lansa dan factor-faktor yang mempengaruh nsomna menambah referens bak dar jurnal dan sampel sehngga hasl yang ddapatkan lebh sempurna KEPUSTAKAAN Arkunto,2010. Prosedur Peneltan. Jakarta: Rneka Cpta Carpento Lynda Juall,2009. Buku Saku Dagnosa Keperawatan Eds 8. Jakarata: EGC Choyatn nurul,2009.ilmu Komuntas Konsep dan Aplkas. Jakarta:Selemba Medka Ghozt.2012.Cara Mengatas Insomna.http// 27Jun 2014 Green Weendy, Hal Yang Bsa Anda Lakukan Har In Untuk Mengetas Insomna. Jakarta: Grameda Lumbantobng Prof. Dr. Dr S.M Gangguan Tdur. Jakarta: EGC Maryam, R St.2008.Mengenal Usa Lanjut dan Perawatannya.Jakarta:Salemba Medka Muhtaram al Cara Mengatas Insomna.http// Akses 27Jun2014 Nya Mulaya tps-cara-mengatassusahtdur.http// es 27 Jun 2014 Notoatmodjo,2010. Metode Peneltan Kesehatan. Jakarta: Rneka Cpta Notoatmodjo,2012. Metode Peneltan Kesehatan. Jakarta: Rneka Cpta Nursalam,2008. Konsep Dan Penerapan Metodelog Peneltan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medka Pena Tautan Tanda dan Gejala dan Penyebab

7 Insomna.http// 27 Jun 2014 Saryono Metodelog Peneltan Kesehatan. Yogyakarta: Mtra Cendka. Stanley,Mckey.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontk Eds 2. Jakarta: EGC Turana,Y Gangguan Tdur atau Insomna. om. Tanggal 22 november jam wb

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pan(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal akbat kerja palng serng dtemukan.nyer juga bsa menjalar kedaerah lan sepert punggung bagan atas dan pangkal

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

ILMU KOMUNITAS MUNTABER

ILMU KOMUNITAS MUNTABER ILMU KOMUNITAS MUNTABER Dosen pembmbng : M. Zul Azhr., S.KM., M.Kes. Oleh Kelompok 2 : 1. Alra Ajzah D (141.0008) 2. Beranata Ayu P (141.0026) 3. Cndy Ayu P (141.0028) 4. Dens Arnda P (141.0030) 5. Dnda

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan merupakan faktor resiko gangguan pada fetal outcome dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan merupakan faktor resiko gangguan pada fetal outcome dan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema pada bu haml merupakan masalah kesehatan Anema pada kehamlan merupakan faktor resko gangguan pada fetal outcome dan memlk komplkas yang menngkatkan maternal dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat dan peneltan dlakukan Peneltan n dlaksanakan d Pzza Hut Garden 6 - Jakarta Barat 2. Waktu Pengumpulan data Peneltan dlakukan pada bulan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI PRPSAL TERAPI AKTIVITAS KELMPK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI A. LATAR BELAKANG Klen yang drawat d rumah sakt jwa atau ruang jwa umumnya dengan keluhan tdak dapat datur drumah, msalnya amuk, dam saja, tdak

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci