PRESENTASI KASUS HERNIA SKROTALIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRESENTASI KASUS HERNIA SKROTALIS"

Transkripsi

1 PRESENTASI KASUS HERNIA SKROTALIS DISUSUN OLEH: Liana Srisawitri ( ) Adityo Budiarso ( ) MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2014

2 BAB I ILUSTRASI KASUS I. Identitas Nama : Tn.AB Tanggal lahir : 1 Agustus 1936 Usia : 78 tahun RM : Alamat : Pasar Minggu Pendidikan terakhir : Tidak sekolah Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam Status pernikahan : Duda Masuk Rumah Sakit : 5 Februari 2014 Pemeriksaan : 5 Februari 2014 II. Anamnesis (Autoanamnesis tanggal 5/2/2014) Keluhan utama Benjolan di lipat paha kanan sejak 2 minggu sebelum kunjungan. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh muncul benjolan di lipat paha kanan sejak 2 minggu sebelum kunjungan. Benjolan dirasakan dapat hilang timbul. Benjolan timbul pada saat pasien berdiri dan hilang pada saat pasien duduk atau berbaring. Benjolan dapat dimasukan ke dalam perut. Pasien tidak mengeluhkan gangguan buang air besar. Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri pada benjolan. Pasien menyangkal adanya demam. Riwayat muntah, perut begah, demam disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat benturan pada lipat paha dan kemaluan. Pasien dulu bekerja di bengkel selama 30 tahun dan sering mengangkat barangbarang berat. Pasien merokok selama kurang lebih 60 tahun dan mengaku sering batuk. Pasien memiliki riwayat operasi hernia pada tahun 1991 di RSCM. Pasien mengatakan keluhan yang dialaminya dulu sama dengan keluhan saat ini.

3 Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat hipertensi yang berobat teratur, tidak ada diabetes melitus, alergi, asma, penyakit jantung dan paru disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, dan alergi di keluarga disangkal. Riwayat terdapat penyakit jantung dan paru di keluarga disangkal. Riwayat Sosial Pasien tinggal dengan anaknya. Pasien bekerja di bengkel selama 30 tahun. Pasien memiliki riwayat merokok selama 60 tahun. III. Pemeriksaan Fisik (5/2/2014) Kesadaran : kompos mentis Keadaan umum : tampak sakit sedang Tekanan darah : 150/80 mmhg Nadi : 84x/menit Suhu : 36 C Pernapasan : 20x/menit BB : 52 kg TB : 160 cm Status Generalis Mata Konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterik Leher Tidak ada pembesaran KGB dan tiroid, JVP 5-2 cmh2o Jantung Bunyi jantung I dan II normal reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada Paru Bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, tidak ada ronkhi maupun wheezing Abdomen Datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, hati dan limpa tidak teraba, bising usus positif normal Ekstremitas

4 Akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2 detik Status Lokalis Inspeksi: Tampak benjolan pada lipat paha dan skrotum kanan berukuran 8 x 7 x 5 cm, warna sama dengan kulit sekitarnya Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan Suhu sama dengan sekitar Benjolan teraba lunak, permukaan licin, dapat digerakan dan dimasukan ke dalam perut Teraba annulus inguinalis eksterna dan pada saat tes valsava teraba tekanan di ujung jari Batas atas tidak teraba Tidak ada fluktuasi Tes transiluminasi negatif Auskultasi : Terdengar bising usus pada benjolan

5 Gambar 1. Benjolan pada lipat paha dan kantung kemaluan

6 Gambar 2. Benjolan setelah dimasukan IV. Diagnosis Kerja Hernia skrotalis dextra reponibilis residif V. Rencana pemeriksaan - Pemeriksaan darah lengkap - Foto polos thorax - Toleransi operasi anestesi, kardiologi, pulmonologi VI. Rencana Tatalaksana Pro Hernioplasti dengan mesh

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hernia Inguinalis Hernia merupakan protrusi abnormal dari jaringan atau organ melalui defek dari dinding sekelilingnya. Hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, terutama pada daerah inguinal. Diperkirakan bahwa 5% populasi akan mengalami hernia Hernia pada dinding abdomen terjadi pada lokasi dengan aponeurosis dan fasia yang tidak dilapisi otot. Lokasilokasi ini antara lain daerah inguinal, femoral, umbilikal, linea alba, bagian bawah garis semilunar, dan tempat yang pernah dilakukan insisi. Hernia terdiri atas komponen kantung, isi, dan leher. Ukuran leher atau orifisium hernia tidak berhubungan konsisten dengan ukuran kantung hernia. 1 Gambar 1. Lokasi Hernia Abdominalis 1 Suatu hernia dikatakan reponibel bila isinya dapat dikembalikan ke dalam rongga abdomen. Bila isi hernia tidak dapat kembali ke dalam rongga abdomen, hernia dikatakan ireponibel atau inkarserata. Hernia strangulata biasa terjadi pada hernia dengan orifisium yang kecil dan kantung yang besar. Pada hernia strangulata terjadi gangguan aliran darah, dapat berupa

8 gangguan aliran arteri, vena, atau keduanya, pada komponen isi hernia akibat obstruksi pada bagian orifisium. Salah satu predisposisi terjadinya obstruksi intestina dan strangulasi adalah terjadinya adhesi antara komponen isi hernia dengan lapisan peritoneum dari kantung. 1 Hernia Richter merupakan hernia yang berisi sebagian diameter sirkumferensial dari dinding usus sehingga dapat terjadi keadaan strangulasi tanpa disertai obstruksi usus. Hernia juga dibedakan menjadi hernia interna, hernia eksterna, dan hernia interparietal. Pada hernia eksterna, isi hernia melewati seluruh lapisan dinding abdomen, sementara pada hernia interna, defek terjadi pada dinding peritoneal sehingga terjadi protrusi usus. Pada hernia interparietal, isi hernia berada di dalam lapisan muskuloaponeurotik dinding abdomen. 1 Epidemiologi Hernia pada daerah groin mencakup 75% dari seluruh hernia. Hernia inguinalis dibedakan menjadi hernia inguinalis indirek dan direk. Pada hernia inguinalis indirek, kantung hernia memasuki annulus inguinalis interna dan melalui annulus inguinalis eksterna menuju skrotum. Sementara pada hernia inguinalis direk, kantung hernia terletak medial dari annulus inguinalis interna. Dua pertiga kasus hernia inguinalis adalah jenis indirek. Hernia inguinalis indirek dan direk juga dapat terjadi bersamaan. Laki-laki memiliki risiko 25 kali dibanding perempuan untuk mengalami hernia inguinalis. Hernia inguinalis indirek lebih sering terjadi di sebelah kanan karena penurunan testis sebelah kanan yang terjadi lebih lambat diikuti gangguan atrofi prosesus vaginalis. 1 Embriologi Gambar 2. Penutupan Prosesus Vaginalis

9 Prosesus vaginalis adalah suatu struktur yang terbentuk pada bulan ketiga kehamilan, berupa divertikulum peritoneal yang terdiri dari bagian transversal fasia endoabdominal. Pembentukan gonad terjadi pada minggu kelima gestasi di sebelah anteromedial nephrogenic ridges. Pada janin laki-laki, gonad dan skrotum dihubungkan oleh gubernakulum, sementara pada janin perempuan, gonad dan labia dihubungkan oleh ligamentum rotundum. Pada bulan ketiga kehamilan mulai terjadi penurunan gonad. Pada bulan ketujuh gestasi, testis mencapai annulus inguinalis eksterna. Penurunan testis pada janin dipengaruhi oleh calcitonin generelated peptide (CGRP) yang dihasilkan melalui androgen fetal oleh saraf genitofemoral. CGRP juga mempengaruhi penutupan prosesus vaginalis paten (PPV). Akan tetapi, proses penutupan ini belum dipahami sepenuhnya. Pada bulan ketujuh kehamilan, testis mulai turun dari kanal dengan dipandu oleh prosesus vaginalis. 2 Anatomi Gambar 3. Penampang Parasagital Klasik Nyhus: Regio Midinguinal Kanan

10 Lapisan terluar dari daerah groin adalah kulit dan jaringan subkutan, Di bawahnya terdapat arteri dan vena iliaka sirkumflexa superfisialis, epigastrika superfisialis, dan pudenda eksterna. M. obliquus eksternus berada di bawah lapisan subkutan. Otot ini mengarah ke inferior dan medial. Aponeurosis m. obliquus eksternus terdiri dari lapisan superfisial dan lapisan dalam. Aponeurosis m. obliquus eksternus, bersama dengan aponeurosis m. obliquus internus dan m. transversus abdominis membentuk anterior rectus sheath dan linea alba. Aponeurosis m. obliquus eksternus juga merupakan batas superfisial dari kanalis inguinalis. 1 Ligamentum inguinal (Poupart) merupakan bagian inferior dari aponeurosis m. obliquus eksternus. Ligamen ini berjalan dari spina iliaka anterior superior menuju tuberkulum pubikum. Ligamentum lakunar yang merupakan batas sebelah medial dari femoral space terbentuk dari insersi ligamen inguinal ke pubis. Annulus inguinalis eksterna, tempat keluarnya korda spermatikus dari kanalis inguinalis, merupakan pembukaan dari aponeurosis m. obliquus eksternus yang terletak superior dan sedikit lateral dari tuberkulum pubikum. 1 Gambar 4. Anatomi Struktur Preperitoneal

11 M. obliquus internus mengarah ke superior dan lateral pada abdomen bagian atas dan mengarah transversal pada bagian inguinal. Otot ini merupakan batas superior dari kanalis inguinalis. Aponeurosis m. obliquus internus sebelah medial bergabung dengan aponeurosis m. transversus abdominis membentuk conjoined tendon. M. transversus abdomis berjalan transversal pada hampir seluruh bagiannya. Kekuaran dan keutuhan otot ini dan aponeurosisnya berperan penting dalam terjadinya hernia inguinalis. Batas bawah m. transversus abdominis bergabung dengan m. obliquus internus membentuk arkus aponeurosis transversus abdominis. Fasia transversalis adalah suatu lapisan jaringan ikat yang melapisi otot dinding abdomen dan merupakan komponen dari inguinal floor. 1 Aponeurosis m. transversus abdominis dan fasia pada batas atas femoral sheath berlanjut menjadi traktus iliopubik. Krus inferior annulus inguinalis interna dibentuk oleh traktus ini, sementara krus superiornya dibentuk oleh arkus aponeurosis m. transversus abdominis. Kanalis inguinalis bermula dari annulus inguinalis interna dan berakhir pada annulus inguinalis eksterna. Struktur ini berisi funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan. Panjang kanalis inguinalis sekitar 4 cm dan terletak 2-4 cm kranial dari ligamentum inguinale. 1 Funikulus spermatikus terdiri dari otot kremaster, pembuluh darah testikularis dan kremaster, cabang genital n. genitofemoral, vas deferens, pembuluh limfe, dan prosesus vaginalis. Aponeurosis m. obliquus eksternus melapisi kanalis inguinalis secara superfisial. Dinding kanalis inguinalis sebelah kranial dibentuk oleh otot dan aponeurosis m. obliquus internus serta m. transversus abdominis. Dinding inferior kanalis inguinalis dibentuk oleh ligamentum inguinale dan ligamentum lakunare. Dinding posterior atau lantai kanalis inguinalis terdiri atas fasia transversalis dan aponeurosis m. transversus abdominis. 1 Hernia direk terbentuk melalui segitiga Hesselbach, yaitu daerah yang dibatasi oleh pembuluh darah epigastrika inferior di superolateral, rectus sheath di sebelah medial, danligamentum inguinale di inferior. Hernia femoralis terjadi melalui kanalis femoralis. Kanalis femoralis adalah daerah yang dibatasi oleh traktus iliopubik di sebelah anterior, ligamentum Cooper di sebelah posterior, dan vena femoralis di sebelah lateral. 1 Etiologi Hernia inguinalis indirek disebabkan oleh obliterasi prosesus vaginalis yang inkomplit. Pembentukan hernia inguinalis indirek juga dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intra-

12 abdomen dan pembesaran annulus inguinalis interna. Bila hernia inguinalis indirek tidak ditata laksana, akan terjadi dilatasi annulus inguinalis interna lebih lanjut dan kelemahan inguinal floor. Hernia inguinalis indirek tahap lanjut dapat mencapai skrotum. Hernia inguinalis direk disebabkan oleh kelemahan fasia transversalis di daerah Hesselbach. Beberapa bukti menunjukkan bahwa hernia inguinal direk dapat berkaitan dengan gangguan sintesis atau metabolisme kolagen, baik yang bersifat kongenital maupun didapat. 3 Keadaan peningkatan tekanan intra-abdomen yang terjadi secara kronik dapat menyebabkan progresi hernia. Kondisi-kondisi tersebut antara lain obesitas, kebiasaan mengangkat barang berat, batuk, konstipasi (mengedan pada saat buang air besar), dan gangguan prostat (mengedan saat buang air kecil). Keadaan lain yang berhubungan dengan progresi hernia antara lain sirosis dengan asites, kehamilan, penggunaan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan pembesaran atau keganasan organ pelvis. Kelemahan fasia transversalis yang disebabkan oleh bertambahnya usia dan penyakit kronik mengakibatkan penurunan turgor jaringan pada daerah Hesselbach. 3 Klasifikasi Klasifikasi hernia pada lipat paha menurut Nyhus adalah sebagai berikut. Gambar 4. Klasifikasi Hernia Lipat Paha Menurut Nyhus 1

13 Manifestasi Klinis Gejala utama dari hernia inguinalis adalah benjolan atau pembengkakan pada daerah lipat paha. Beberapa pasien mengeluhkan rasa nyeri yang muncul tiba-tiba dan penonjolan yang timbul saat mengangkat benda berat atau mengedan. Rasa nyeri dapat menjalar hingga skrotum. Hernia sering ditemukan pada pemeriksaan medis rutin. Gejala yang ditimbulkan oleh hernia inguinalis direk lebih ringan dan kemungkinan terjadinya hernia inkarseta atau strangulata lebih kecil. Gejala semakin memberat seiring membesarnya hernia. 3 Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan yang dapat direposisi atau tidak dapat direposisi. Pasien perlu diperiksa pada posisi berdiri dan berbaring. Identifikasi annulus inguinalis eksterna dapat dilakukan dengan melakukan palpasi pada skrotum dengan jari pada superolateral tuberkulum pubikum. Untuk menegakkan diagnosis hernia, pemeriksa harus merasakan adanya protrusi jaringan pada annulus inguinalis eksterna saat pasien batuk. Hernia yang turun ke skrotum hampir pasti merupakan suatu hernia inguinalis indirek. Pada pemeriksaan inspeksi saat pasien berdiri dan mengedan, hernia direk tampak sebagai benjolan sirkular yang simetris dan benjolan menghilang saat pasien berbaring. Sementara pada hernia indirek, benjolan tampak berbentuk elips dan lebih sulit mengalami reposisi. 3 Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan dinding posterior kanalis inguinalis yang keras dan tegang pada hernia indirek dan dinding yang relaks atau tidak teraba pada hernia direk. Bila jari pemeriksa diletakkan pada annulus inguinalis eksterna dan terjadi protrusi saat pasien batuk, pada hernia direk protrusi terjadi pada bagian samping jari sementara pada hernia indirek protrusi dirasakan pada ujung jari. Pemeriksaan auskultasi dilakukan untuk menentukan ada tidaknya komponen usus pada hernia. 3

14 Gambar 5. Pemeriksaan Hernia 3 Diagnosis Banding Gambar 6. Diagnosis Banding Hernia pada Daerah Lipat Paha 4 Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia menggunakan pemeriksaan transiluminasi yang hasilnya positif pada hidrokel. Cara lain untuk membedakan hidrokel dengan hernia adalah dengan mencoba meraba batas atas benjolan. Batas atas hidrokel dapat teraba, namun pada hernia batas atas tidak teraba. Pada perabaan, varikokel memberikan sensasi bag of worms. Pada kondisi inflamasi seperti epididimoorkitis, nyeri hebat yang menjalar hingga skrotum disertai tenderness dan pembesaran testis serta epididimis. Pada torsio testis, benjolan teraba

15 keras dan testis tidak teraba pada palpasi skrotum. Pada tumor testis didapatkan konsistensi yang padat pada palpasi. Pada pseudohernia terjadi denervasi otot dinding abdomen, misalnya pada pasien dengan polio sebelumnya, sehingga terjadi penonjolan otot dinding abdomen pada saat pasien mengedan. Aneurisma arteri femoralis dapat dibedakan dengan dengan adanya denyut dan bising yang kadang didapatkan. 4 Tata Laksana Tata laksana definitif hernia inguinalis adalah tindakan pembedahan. Ditegakkannya diagnosis merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan. Prinsip pembedahan pada hernia adalah herniotomi dan herniorafi. Herniotomi adalah tindakan membuka dan melepaskan kantung hernia, sedangkan herniorafi adalah tindakan memperbaiki dinding posterior kanalis inguinalis. Pendekatan yang dapat digunakan dalam herniorafi antara lain open, preperitoneal, dan laparoskopik. 5

16 BAB III PEMBAHASAN Pada anamnesis diketahui pasien mengeluhkan benjolan di lipat paha dan kantong kemaluan sejak 2 minggu sebelum kunjungan. Adanya benjolan di lipat paha dan kemaluan membuat kita berpikir pada beberapa kemungkinan penyakit. Penyakit tersebut antara lain hernia, hidrokel, varikokel, hematokel, torsio, orchitis, dan keganasan. Selanjutnya pasien mengatakan benjolan tersebut dapat hilang timbul. Benjolan akan timbul pada saat berdiri dan hilang apabila pasien duduk atau berbaring. Benjolan tersebut dapat dimasukan ke atas. Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada benjolan. Dari data anamnesis tersebut, beberapa kemungkinan penyakit dapat disingkirkan. Torsio testis dapat disingkirkan karena pasien tidak merasakan nyeri yang tiba-tiba dan hebat pada benjolan tersebut. Kemungkinan keganasan juga dapat disingkirkan karena benjolan tersebut baru muncul 2 minggu sebelum kunjungan. Pasien tidak memiliki riwayat benturan pada lipat paha dan kemaluan. Pasien tidak mengeluh adanya demam. Dari sini kita dapat menyingkirkan kembali beberapa diagnosis banding yang kita pikirkan. Varikokel dan hematokel dapat disingkirkan karena pasien tidak memiliki riwayat trauma dan benjolan tersebut dapat hilang timbul. Kemungkinan infeksi yaitu orchitis juga dapat disingkirkan karena pasien tidak ada gejala sistemik seperti demam. Pasien bekerja di bengkel dan sering angkat benda berat selama 30 tahun, pasien juga merokok selama 60 tahun dan sering batuk. Oleh karena itu dipikirkan diagnosis banding pasien adalah hernia atau hidrokel. Pasien memiliki riwayat operasi hernia pada tahun 1991 di RSCM. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, pasien memiliki hipertensi (150/80 mmhg). Pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Selanjutnya dari pemeriksaan status lokalis, harus dibedakan antara hernia dan hidrokel. dari inspeksi tampak benjolan pada skrotum kanan berukuran 8 x 7 x 5 cm, warna sama dengan kulit sekitarnya. Pada palpasi tidak terdapat nyeri tekan dan suhu sama dengan sekitar. Hal ini menunjukan tidak terjadi radang yang berarti bukan torsio testis atau orchitis. Benjolan teraba lunak, permukaan licin, dapat digerakan dan dimasukan ke dalam perut. Dari data tersebut dicurigai hernia yang reponibilis. Untuk membedakan hernia dengan hidrokel dilakukan palpasi batas atas, pemeriksaan fluktuasi, dan pemeriksaan

17 transiluminasi. Pada pasien, batas atas tidak teraba, tidak ada fluktuasi, tes transiluminasi negatif. Hal ini mengarahkan diagnosis ke arah hernia. Diagnosis ini dikuatkan dengan pemeriksaan auskultasi yang terdengar adanya bising usus pada skrotum. Hernia yang letaknmya sampai ke skrotum disebut hernia skrotalis. Hernia skrotalis pada pasien dapat dimasukan sehingga jenisnya hernia skrotalis reponibilis. Pada inguinal teraba cincin eksterna dan saat tes valsava teraba tekanan di ujung jari. Adanya tekanan di ujung jari ini menunjukan hernia yang terdapat pada pasien adalah hernia skrotalis lateral. Pasien memiliki riwayat operasi hernia pada tahun Pasien saat ini masih merokok dan sering batuk. Batuk dapat meningkatkan tekanan intraabdomen. Tekanan intraabdomen yang meningkat menyebabkan hernia menjadi residif. Diagnosis pada pasien ini adalah hernia skrotalis dextra residif reponibilis. Komplikasi yang dapat terjadi pada hernia adalah terjadinya strangulasi. Hal ini dapat disingkirkan karena pada pasien tidak ditemukan adanya nyeri yang mendadak. Selain itu tidak ditemukan adanya obstruksi intestinal karena pada pasien tidak ada gangguan buang air besar, muntah, dan perut terasa begah. Tatalaksana pada pasien ini adalah hernioplasti dengan mesh. Operasi ini bertujuan mencegah terjadinya hernia residif di kemudian hari.

18 DAFTAR PUSTAKA 1. Malangoni MA, Rosen MJ. Hernias. Dalam: Townsend. Sabiston textbook of surgery. 18 th ed. Saunders Elsevier; Snyder CL. Inguinal hernias and hydroceles. Dalam: Comb GW, Murphy JP. Aschraft s pediatric surgery. 5 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.p Doherty GM. Current surgical diagnosis and treatment. 12 th ed. McGraw-Hill; Richard AT, Quinn TH, Fitzgibbons RJ. Abdominal wall hernias. Dalam: Mulholland MW, Lillemoe KD, Doherty GM, Maier RV, Upcurch GR. Greensfield s surgery: scientific principles and practice. 4 th ed. Lippincott Williams & Wilkins; Cheek c, Kingsnorth A. Inguinal and femoral hernias. Dalam: Oxford textbook of surgery. 2 nd ed. Oxford University Press; 2002.

diafragma lembut melalui dinding abdomen yang lemah disekitar 4) Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical

diafragma lembut melalui dinding abdomen yang lemah disekitar 4) Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical II. Konsep Dasar Hernia A. Definisi Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hernia inguinalis 2.1.1. anatomi Lapisan dinding kulit abdomen terdiri dari, lemak subkutan, scarpa s fascia, peritoneum hesselbach s triangle, external oblique, internal oblique,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hernia merupakan suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000). Sedangkan menurut Mutakin (2011), hernia adalah penonjolan sebuah organ,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik

Lebih terperinci

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH TOPIK : HERNIA JUDUL: HERNIA MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH I. Kognitif: 1. Mengetahui etiologi hernia 2. Mengetahui dasar patofisiologi dan diagnosis hernia 3. Mengetahui penatalaksanaan hernia II. Psikomotorik:

Lebih terperinci

POLA HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 JULI 2014

POLA HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 JULI 2014 POLA HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 JULI 2014 1 Claudia G. Rawis 2 Hilman P. Limpeleh 2 Paul A. V. Wowiling 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

HERNIA INGUINOSKROTAL DAN HIDROKEL SKROTALIS

HERNIA INGUINOSKROTAL DAN HIDROKEL SKROTALIS HERNIA INGUINOSKROTAL DAN HIDROKEL SKROTALIS Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, topografi, serta patologi dan patogenesis

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli

Lebih terperinci

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4 Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Hernia Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat (Mansjoer, 2000). Hernia atau herniae

Lebih terperinci

APPENDICITIS (ICD X : K35.0)

APPENDICITIS (ICD X : K35.0) RUMAH SAKIT RISA SENTRA MEDIKA MATARAM PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF ILMU BEDAH TAHUN 2017 APPENDICITIS (ICD X : K35.0) 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep.

LAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep. LAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep. A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia I. Pendahuluan Manual ini merupakan panduan pelatihan keterampilan klinis pemeriksaan apendisitis

Lebih terperinci

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k

Lebih terperinci

Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia

Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia I. Pendahuluan Manual ini merupakan panduan pelatihan keterampilan klinis pemeriksaan apendisitis dan Hernia bagi Instruktur dan Mahasiswa kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Hernia adalah pembukaan

Lebih terperinci

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI Oleh : Septi

Lebih terperinci

Nova Faradilla, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

Nova Faradilla, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked Authors : Nova Faradilla, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UR (http://www.files-of-drsmed.tk 0 PENDAHULUAN Hernia merupakan salah

Lebih terperinci

H E R N I A DEFINISI EPIDEMIOLOGI

H E R N I A DEFINISI EPIDEMIOLOGI H E R N I A DEFINISI Hernia berasal dari bahasa latin yang artinya robek. Hernia diartikan sebagai protrusi abnormal organ atau jaringan melalui defek pada dinding sekitar. Meskipun hernia dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). Hernia adalah sebuah tonjolan atau

Lebih terperinci

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530) Modul 3 Bedah Anak HERNIOTOMI (No. ICOPIM: 5-530) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi daerah inguinalis dan dinding depan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI s Disusun Oleh: LILIK RATRIANTO J 200 120 020 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Modul 5. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 5. (No. ICOPIM: 5-530) Modul 5 Bedah Digestif HERNIOTOMI (No. ICOPIM: 5-530) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi topografi bedah di daerah inguinalis

Lebih terperinci

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP: 1 Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Alamat Jenis kelamin

Lebih terperinci

STATUS OBSTETRI FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat SMF OBSTETRI RS RAJAWALI - BANDUNG

STATUS OBSTETRI FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat SMF OBSTETRI RS RAJAWALI - BANDUNG STATUS OBSTETRI FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat SMF OBSTETRI RS RAJAWALI - BANDUNG Anamnesis Dilakukan autoanamnesis tanggal 16 Juni 2015 Pukul 20.15 WIB Keluhan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

Anamnesis (History Taking)

Anamnesis (History Taking) CHECK LIST Anamnesis (History Taking) No 1. 2. 3. Jenis kegiatan Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum serta mempersilahkan duduk (jabat tangan) Menanyakan ulang identitas pasien: nama, usia, tempat

Lebih terperinci

M/ WITA/ P4A0

M/ WITA/ P4A0 RESUME 1.Ny. E/35 tahun/mrs 7 Juni 2015 jam 05.15 WITA/ G 3 P 2 A 0 Aterm Inpartu Kala I Fase Aktif, PER 2.Ny. M/17 tahun/mrs 6 Juni 2015 jam 15.30 WITA/ G 1 P 0 A 0 gravid 40 minggu, janin tunggal hidup,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat.

BAB II KONSEP DASAR. dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat. BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Mansjoer (2000) menyatakan, hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat. Menurut R.Syamsuhidajat, Wim Dejong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK

BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK A. Identitas Pasien Nama : Ny. F Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 51 tahun Suku : Jawa Agama : Islam Pekerjaan : Pedagang Pakaian Alamat : Bojonegoro

Lebih terperinci

STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN Identitas a. Nama : Ny T b. Umur : 37 tahun c. Tanggal lahir : 12/09/2014 d. No. MR : 01213903 e. Alamat : Jl. A RT 01 RW 08 f. Telefon : - g. Nama suami : S h. Umur

Lebih terperinci

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB) PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB) ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI POLIKLINIK KIA PUSKESMAS KALITIDU

Lebih terperinci

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp. BED SITE TEACHING Dani Dania D - 12100113044 Siti Fatimah - 12100113045 Lisa Valentin S - 12100113001 Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, OBESITAS DAN AKTIVITAS FISIK DENGANKEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN USIA, OBESITAS DAN AKTIVITAS FISIK DENGANKEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG SKRIPSI HALAMAN JUDU L http://lib.unimus.ac.id HUBUNGAN USIA, OBESITAS DAN AKTIVITAS FISIK DENGANKEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Lebih terperinci

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP: 1 Berkas Okupasi Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Pasien Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hernia berasal dari kata latin yang berarti ruptur. Hernia merupakan penonjolan isi rongga abdomen melalui defek atau bagian lemah dinding abdomen. Hernia terdiri atas

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK

LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK SEORANG LAKI-LAKI 17 TAHUN DENGAN FRAKTUR SEGMENTAL MANDIBULA DEXTRA TERTUTUP NON KOMPLIKATA Pembimbing dr. Benny Issakh, Sp.B, SpB.Onk Disusun Oleh Hj Mutiara DPR 22010111200152

Lebih terperinci

Wanita 29 tahun G2P1A0 dengan post-term, fetal distress, dan ruptura uteri iminens

Wanita 29 tahun G2P1A0 dengan post-term, fetal distress, dan ruptura uteri iminens Wanita 29 tahun G2P1A0 dengan post-term, fetal distress, dan ruptura uteri iminens IDENTITAS PASIEN Ny. S 29 tahun Islam Jawa Kaligangsa RT.06 RW.01, Margadana, Kota Tegal Pedagang ANAMNESIS Tanggal 07-10-14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia inguinalis merupakan permasalahan yang bisa ditemukan dalam kasus bedah. Kasus kegawatdaruratan dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat Strangulasi dan

Lebih terperinci

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma Identitas Pasien Nama: An. J Usia: 5 tahun Alamat: Cikulak, Kab Cirebon Jenis Kelamin: Perempuan Nama Ayah: Tn. T Nama Ibu: Ny. F No RM: 768718 Tanggal Masuk: 12-Mei-2015 Tanggal Periksa: 15-Mei-2015 Anamnesis

Lebih terperinci

IDENTITAS PASIEN. Tanggal Lahir : 17 September 1964 Status Perkawinan : Sudah menikah

IDENTITAS PASIEN. Tanggal Lahir : 17 September 1964 Status Perkawinan : Sudah menikah ACS STEMI IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.T Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia : 46 tahun Tanggal Lahir : 17 September 1964 Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pekerjaan : Pengendara sepeda Alamat :

Lebih terperinci

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,

Lebih terperinci

Portofolio Kasus 1 SUBJEKTIF OBJEKTIF

Portofolio Kasus 1 SUBJEKTIF OBJEKTIF Portofolio Kasus 1 SUBJEKTIF Pasien Tn.D, 22 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri sejak 3 hari yang lalu, mual dan muntah sebanyak 3 kali sejak 2 malam yang lalu. Selain itu os juga mengeluhkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar

Lebih terperinci

PORTFOLIO. 2. Riwayat Pengobatan Pasien sudah sempat berobat ke dokter, kemudian diberikan obat (yang pasien tidak tahu namanya).

PORTFOLIO. 2. Riwayat Pengobatan Pasien sudah sempat berobat ke dokter, kemudian diberikan obat (yang pasien tidak tahu namanya). PORTFOLIO Nama Peserta: dr. Evan Regar Nama Wahana: Poliklinik Mandiri Puskesmas Kecamatan Cengkareng Topik: Infeksi Menular Seksual pada Remaja dengan Perilaku Risiko Tinggi Tanggal (Kasus): Senin, 10

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan

Lebih terperinci

riwayat personal-sosial

riwayat personal-sosial KASUS OSCE PEDIATRIK 1. (Gizi Buruk) Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 9 bulan ke puskesmas karena kha2atir berat badannya tidak bisa naik. Ibu pasien juga khawatir karena anaknya belum bisa

Lebih terperinci

RANGKUMAN. Varikokel adalah pelebaran abnormal vena-vena di dalam testis maupun

RANGKUMAN. Varikokel adalah pelebaran abnormal vena-vena di dalam testis maupun 1 RANGKUMAN Varikokel adalah pelebaran abnormal vena-vena di dalam testis maupun skrotum yang dapat menyebabkan rasa nyeri, atrofi testis dan menyebabkan infertilitas. 5 Anatomi dan Histologi a. b. Gambar

Lebih terperinci

Laporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE

Laporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE Laporan Kasus Besar Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE 406117055 IDENTITAS PASIEN PEMERIKSAAN SUBJEKTIF AUTOANAMNESIS Rabu, 25 April jam 09.00 1. Keluhan Utama Benjolan

Lebih terperinci

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, fisiologi, patologi dan patogenesis dari hypertrophic

Lebih terperinci

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Evan Pramudito Mulyadi 1110103000049 Audi Fikri Aulia 1111103000025 Kepanitraan Klinik SMF Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR MEDIS

BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR MEDIS BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi suatu rongga malalui lubang (Oswari, 2000). Hernia adalah penonjolan isi perut dalam rongga yang normal

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan 1301-1210-0072 Abednego Panggabean 1301-1210-0080 Pembimbing: Vitriana, dr., SpKFR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) JL. Terusan Arjuna No. 16 Kebon Jeruk - Jakarta Barat

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) JL. Terusan Arjuna No. 16 Kebon Jeruk - Jakarta Barat FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) JL. Terusan Arjuna No. 16 Kebon Jeruk - Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Hari/Tanggal

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Para peserta dan orangtua/wali yang terhormat, Medical check up merupakan salah satu tahapan dalam proses Penerimaan Santri Baru (PSB) yang harus diikuti

Lebih terperinci

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA STATUS ANESTESIOLOGI SPINAL SMF ILMU ANASTESI RS BAYUKARTA. NIM : Tanda tangan :

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA STATUS ANESTESIOLOGI SPINAL SMF ILMU ANASTESI RS BAYUKARTA. NIM : Tanda tangan : FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA STATUS ANESTESIOLOGI SPINAL SMF ILMU ANASTESI

Lebih terperinci

KASUS. Seorang laki-laki umur 65 thn dengan Hidropneumothoraks dextra ec keganasan primer di paru DD/ metastasis Ca di paru

KASUS. Seorang laki-laki umur 65 thn dengan Hidropneumothoraks dextra ec keganasan primer di paru DD/ metastasis Ca di paru KASUS Seorang laki-laki umur 65 thn dengan Hidropneumothoraks dextra ec keganasan primer di paru DD/ metastasis Ca di paru Limphadenopati et regio colli anterior Oleh: ASTRID ARSIANTI Pembimbing: dr. Jatu

Lebih terperinci

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS (JVP) dalam bahasa Inggris, adalah tekanan sistem vena yang diamai secara idak langsung (indirek). Secara langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan kateter yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll Pathway Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll Gaya predisposisi trauma > elastisitas & viskositas tubuh Ketahanan jaringan tidak mampu mengkompensasi Kurang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HERNIA INGUINALIS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU TAHUN 2012 Indri Mayasari Sesa 1, Asri Ahram Efendi 2

KARAKTERISTIK PENDERITA HERNIA INGUINALIS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU TAHUN 2012 Indri Mayasari Sesa 1, Asri Ahram Efendi 2 Karakteristik penderita Hernia Inguinalis...( Indri & Asri) KARAKTERISTIK PENDERITA HERNIA INGUINALIS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU TAHUN 2012 Indri Mayasari Sesa 1, Asri Ahram Efendi

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS ACUTE CORONARY SYNDROME. PEMBIMBING: dr. H. Syahrir Nurdin, Sp.JP. DISUSUN OLEH: Bellinda Paterasari

LAPORAN KASUS ACUTE CORONARY SYNDROME. PEMBIMBING: dr. H. Syahrir Nurdin, Sp.JP. DISUSUN OLEH: Bellinda Paterasari LAPORAN KASUS ACUTE CORONARY SYNDROME PEMBIMBING: dr. H. Syahrir Nurdin, Sp.JP DISUSUN OLEH: Bellinda Paterasari 030.09.046 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPAROSKOPI PADA NON-PALPABLE TESTIS. Irfan Wahyudi Departemen Urologi RSCM/ FKUI Jakarta

LAPAROSKOPI PADA NON-PALPABLE TESTIS. Irfan Wahyudi Departemen Urologi RSCM/ FKUI Jakarta LAPAROSKOPI PADA NON-PALPABLE TESTIS Irfan Wahyudi Departemen Urologi RSCM/ FKUI Jakarta Pendahuluan 3% bayi laki-laki aterm dan 45% preterm lahir dengan undescended testis (UDT) Non-palpable testis: 20%

Lebih terperinci

AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI

AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal suatu defek pada fasia dan muskukaponeurotik dinding perut, baik secara kongenital atau

Lebih terperinci

SAKIT PERUT PADA ANAK

SAKIT PERUT PADA ANAK SAKIT PERUT PADA ANAK Oleh dr Ruankha Bilommi Spesialis Bedah Anak Lebih dari 1/3 anak mengeluh sakit perut dan ini menyebabkan orang tua membawa ke dokter. Sakit perut pada anak bisa bersifat akut dan

Lebih terperinci

Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4

Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4 MODUL GASTROSCHISIS KODE MODUL : MBA 010 A. Definisi Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak

Lebih terperinci

Tekanan darah : / 80.mmHg. B. Anamnesis yang mengarah pada diagnosis, ditulis dengan lengkap.

Tekanan darah : / 80.mmHg. B. Anamnesis yang mengarah pada diagnosis, ditulis dengan lengkap. KASUS Page1 A. Keadaan Umum Dan Tanda-Tanda Vital Keadaan umum : Compos mentis Tekanan darah : 130.. / 80.mmHg Frekuensi nadi Frekuensi nafas Suhu Berat badan Tinggi badan : 80 x/menit : 22 x/menit : 36,7

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK ANASTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA RUMAH SAKIT BAYUKARTA KARAWANG

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK ANASTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA RUMAH SAKIT BAYUKARTA KARAWANG LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK ANASTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA RUMAH SAKIT BAYUKARTA KARAWANG Nama : Goei,Deo Putra Lukmana Tanda Tangan No NIM : 11.2012.124... Topik : Anestesi Spinal Dokter Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB III PERBUATAN MALPRAKTIK YANG DI LAKUKAN OLEH DOKTER TERHADAP PASIEN OPERASI PENYAKIT HERNIA

BAB III PERBUATAN MALPRAKTIK YANG DI LAKUKAN OLEH DOKTER TERHADAP PASIEN OPERASI PENYAKIT HERNIA BAB III PERBUATAN MALPRAKTIK YANG DI LAKUKAN OLEH DOKTER TERHADAP PASIEN OPERASI PENYAKIT HERNIA A. Pertanggung Jawaban Klinik Atas Kelalaian Dokter Dalam Operasi Penyakit Hernia Penyakit Hernia merupakan

Lebih terperinci

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 : melakukan keduanya 0

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

Hernia Inguinal Dan Hidrokel Pada Anak-Anak. Inguinal Hernia And Hydrocele In Children

Hernia Inguinal Dan Hidrokel Pada Anak-Anak. Inguinal Hernia And Hydrocele In Children Hernia Inguinal Dan Hidrokel Pada Anak-Anak Ida Ayu Wayan Mahayani, Made Darmajaya Bagian/SMF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Hernia inguial

Lebih terperinci

Fraktur Mandibula. Oleh : Uswatun Hasanah Radinal. Pembimbing : dr. Irzal. Supervisor : dr. John Pieter. Jr, Sp.B(K) Onk

Fraktur Mandibula. Oleh : Uswatun Hasanah Radinal. Pembimbing : dr. Irzal. Supervisor : dr. John Pieter. Jr, Sp.B(K) Onk Fraktur Mandibula Oleh : Uswatun Hasanah Radinal Pembimbing : dr. Irzal Supervisor : dr. John Pieter. Jr, Sp.B(K) Onk Identitas Pasien Nama Umur JK : Nn. K : 18 tahun : Perempuan Alamat : Kukku Enrekang

Lebih terperinci

Disusun oleh: FETY FATIMAH J NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh: FETY FATIMAH J NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG EDELWIS RSU PANDAN ARANG BOYOLALI Disusun oleh: FETY FATIMAH J200090072 NASKAH

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Pelakasanaan Pendampingan Keluarga 4.1.1 Kunjungan 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2016 Jenis Kegiatan : Perkenalan dengan keluarga KK dampingan.

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mochtar. 2005). Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Mochtar. 2005). Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Benign Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan penyakit tersering kedua di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran kemih (Fadlol & Mochtar. 2005). Penduduk

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIDROKEL DI RUANG BIMA RSUD SANJIWANI GIANYAR

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIDROKEL DI RUANG BIMA RSUD SANJIWANI GIANYAR LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIDROKEL DI RUANG BIMA RSUD SANJIWANI GIANYAR OLEH : LUH PUTU OCTAVIYANTI MUSILA PUTRI 14.321.2111 A8 - D PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. intra abdominal melalui suatu defek bawaan atau yang didapat. Bila organ intra

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. intra abdominal melalui suatu defek bawaan atau yang didapat. Bila organ intra BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hernia Secara umum hernia didefinisikan sebagai penonjolan abnormal organ intra abdominal melalui suatu defek bawaan atau yang didapat. Bila organ intra abdominal yang masih

Lebih terperinci

LOG BOOK APLIKASI TEORI MODEL KONSEP UNPLEASANT SYMPTOM AUDREY GIFT PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY. DS G 1 DI IGD RSUP PERSAHABATAN

LOG BOOK APLIKASI TEORI MODEL KONSEP UNPLEASANT SYMPTOM AUDREY GIFT PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY. DS G 1 DI IGD RSUP PERSAHABATAN LOG BOOK APLIKASI TEORI MODEL KONSEP UNPLEASANT SYMPTOM AUDREY GIFT PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY. DS G 1 P 0 A 0 DI IGD RSUP PERSAHABATAN APLIKASI KEPERAWATAN MATERNITAS LANJUT I Oleh : R. Nety Rustikayanti

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) ANTENATAL CARE (ANC) PADA KEHAMILAN ENERGI KRONIS

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) ANTENATAL CARE (ANC) PADA KEHAMILAN ENERGI KRONIS LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) ANTENATAL CARE (ANC) PADA KEHAMILAN ENERGI KRONIS Oleh: dr. Diana Zahrawardani DOKTER INTERNSHIP ANGKATAN IX PERIODE

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti, LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti, 0906511076 A. Pengertian tindakan Penyakit tertentu menyebabkan kondisi-kondisi yang mencegah pengeluaran feses secara normal dari rektum. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH TOPIK : PERDARAHAN SALURAN CERNA JUDUL : HEMORHOID Tujuan pembelajaran I Kognitif 1. Menjelaskan anatomi dari pleksus hemoridalis 2. Menjelaskan penyebab terjadinya hemoroid

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan ini tidak memiliki

Lebih terperinci

TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati

TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial Tutor : dr. Nia Ayu Saraswati Moderator : M. Apriliandy Sharif Sekretaris meja : Utin Karmila Sekretaris papan : Anisa Penidaria Hari, Tanggal : Senin, 07 Januari

Lebih terperinci