BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR MEDIS
|
|
- Verawati Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi suatu rongga malalui lubang (Oswari, 2000). Hernia adalah penonjolan isi perut dalam rongga yang normal melalui suatu defek. Pada lansia dan muskoloaponelirotik di dinding perut, baik secara ongenital atau yang di dapat memberi jalan keluar dari setiap alat tubuh yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000). Hernia femoralis sinistra adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 ). Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Hernia femoralis sinistra adalah suatu keadaan menonjolnya isi suatu rongga malalui lubang, penonjolan isi perut dalam rongga yang normal melalui suatu defek. Pada lansia dan muskoloaponelirotik di dinding perut, baik secara onenital atau yang di dapat memberi jalan keluar dari setiap alat tubuh yang biasa melalui dinding tersebut penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut. B. Anatomi 6
2 Epigastric adalah nama yang diberikan ke bagian atas tengah perut, dan terletak di antara dua wilayah yang disebut kiri dan kanan hipokondria. Bagian perut tengah meliputi lumbal kiri, pusar, dan daerah lumbal kanan. Bagian bawah terdiri ileae kiri, wilayah hipogastrikus, dan ileae yang tepat. Metode ini membagi dan mengklasifikasikan daerah berguna karena memberikan dokter dan ahli bedah dengan cara tepat merekam gejala pasien, dan menemukan struktur dalam tubuh. Umbilikal adalah titik pada perut di mana tali pusat bergabung dengan perut janin. Pada kebanyakan orang dewasa itu ditandai oleh depresi. Dalam beberapa orang hal ini ditandai dengan tonjolan kecil dari kulit. Ini mengganggu alba linea sekitar tengah jalan antara kedudukan 7
3 infrasternal dan simfisis pubis. Hal ini terletak di tingkat parak dari ketiga dan vertebra lumbalis keempat. Juga disebut pusar. Inguinal adalah berhubungan dengan, atau terletak di daerah pangkal paha atau di salah satu daerah lateral yang terendah dari perut. Femoral adalah besar arteri di paha. Ini di mulai pada ligamentum inguinalis / kepala femoral. Di segmen ini, ia juga disebut arteri femoralis dan memberikan arteri femoralis yang mendalam, yang menyediakan darah ke paha. Setelah percabangan arteri femoralis yang mendalam, hal itu disebut arteri femoralis superfisial dalam bahasa klinis, karena tentu saja superfisialnya. C. Etiologi Menurut Oswari (2000), hernia dapat terjadi karena ada sebagian rongga dinding lemah. Lemahnya dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan (congenital) atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi 8
4 karena sewaktu bayi lahir karena tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka. Hernia Femoralis dapat terjadi karena anomaly kongenital atau karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki ketimbang perempuan. Pada faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu (Sjamsuhidajat 2000). Demikian pula hernia diafragmatika, hernia dapat diawasi pada anggota keluarga, misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya. Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia unsur lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerja angkat berat yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut. D. Klasifikasi Klasifikasi dari Hernia Femoralis menurut Oswari (2000) adalah : 1. Berdasarkan proses terjadinya, hernia terbagi atas : 1) Hernia Inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha. 2) Hernia Femoralis adalah hernia isi perut yang nampak di daerah fosa femoralis. 3) Hernia Umbilicus adalah hernia isi perut yang tampak di daerah pusar. 9
5 4) Hernia Diafragma adalah hernia isi perut yang masuk melalui diafragma ke dalam rongga dada. 5) Hernia Nukleus Pulposus (HNP) dalah hernia yang terjadi pada sumsum tulang belakang. a. Hernia dapat pula dibagi berdasarkan dapat tidaknya isi hernia masuk kembali : 1) Hernia Reversible adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. 2) Hernia Irreversible adalah bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam. 3) Hernia Strangulata adalah hernia irreversible yang pembeku darah, yang menuju ke alat-alat yang keluar itu, terjepit dan tersumbat. b. Hernia dapat pula di bagi berdasarkan dapat tidaknya terlihat dari luar : 1) Hernia Interna adalah hernia terjadi didalam rongga badan, misal : hernia diafragma. 2) Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol keluar sehingga tampak dari luar. c. Pembagian menurut isi : 1) Hernia Adipose adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringan lemak. 2) Hernia Littre adalah hernia inkarsetara atau strangulata yang sebagian dinding ususnya saja terjepit didalam cincin hernia. 3) Sliding Hernia adalah hernia yang isi hernia menjadi sebagian dari dinding kantong hernia. 4) Hernia Scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap (Oswari, 2000). 10
6 E. Manifestasikan Klinik Menurut Oswari, (2000) manifestasi hernia femoralis sinistra melipurti : 1. Tampak benjolan di lipat paha. 2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual. 3. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit diatasnya menjadi merah dan panas. 4. Hernia femoralis kecil kemungkinan berisi kandung hingga menimbulkan gejala sakit kencing (dysuria) disertai hematuria (kencing darah) di samping benjolan di bawah sela paha. 5. Hernia diafragma menimbulkan perasaan sakit di daerah perut dissertai sesak nafas. 6. Bila pasien mengejan atau batuk, maka benjolan hernia akan bertambah besar. 11
7 F. Patofisiologi Menurut Oswari, (2000). Pada umumnya hernia terjadi akibat dari kekuatan integritas otot dinding abdomen dan terjadi peningkatan tekanan intra abdomen. Kerusakan atau kelemahan otot-otot dinding abdomen, karena kelemahan college atau pelebaran tempat dari lubang ligament inguinal, klemahan ini biasa terjadi karena proses penuaan. Peningkatan intra abdomen dapat menyebabkan dinding abdomen menjadi lemah. Oleh karena itu dapat mengakibatkan penurunan isi abdomen ke dalam rongga tubuh seperti halnya pada skrotum. Penurunan isi abdomen tersebut disebabkan oleh banyak hal diantaranya yaitu pekerjaan berat, batuk yang menaun. Hal tersebut akan mempermudah masuknya masa abdomen kedalam rongga tubuh, sehingga menjadi hernia atau penonjolan suatu organ tubuh sehingga tidak terjepit akan menimbulkan rasa sakit di daerah terdapatnya benjolan tersebut yang juga menimbulkan rasa mual dan apabila batuk, mengejan hernia akan bertambah besar. 12
8 G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Hernia Femoralis menurut Oswari, (2000) sebagai berikut : 1. Dilakukan tindakan operasi dengan jalan menutup lubang hernianya. 2. Pemberian antibiotic sesuai dengan dosis. Bilangan operasi disertai dengan pemotongan (sekresi usus), pasien dipuaskan selama jam. 3. Pasien diberi infus yang mengandung protein (asam amino), vitamin dan mineral yang cukup. 4. Setelah pasien sadar dan tidak muntah, ditidurkan dengan posisi setengah duduk (semi fowler). 13
9 H. Pathways Batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, mengangkat tekanan berat, kehamilan atau kegemukan asites, mengejan Peningkatan tekanan intra abdomen Usia Proses degenerasi otot muskulus Kelemahan otot Melemahnya otot transversalis Dasar kanalis iguinalis Isi abdomen yang merupakan isi hernia masuk melalui analis inguinalis ke dalam sinistra Hernia femoralis Tindakan operatif Tindakan konservatif - Reposisi - Makanan Herniorafi Herniotomi informasi Kurang Diskontinuitas jaringan Ketidak adekuatan metode koping Kurang pengetahuan Nyeri Pertahanan primer tidak adekuat Cemas Ketidaknyamanan spasme otot Intoleransi aktivitas Resiko tinggi infeksi 14 Gangguan mobilitas fisik Kurang perawatan diri
10 Sumber ( Syamsuhidayat, 2000 ) I. Pengkajian Fokus Pengkajian fokus terkait Hernia femoralis sinitra meliputi : 1. Pola Pemeliharaan Kesehatan Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan. 2. Pola Nurtisi Metabolik Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, mual / muntah. 3. Pola Eliminasi Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri, dll), penggunaan kateter, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan dll. 4. Pola Latihan-Aktivitas Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan / gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain. 5. Pola Kognitif Perseptual 15
11 Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat pasien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan nama (orang, atau benda yang lain). Tingkat pendidikan, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, adakah gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri), penciuman dan lain-lain. 6. Pola Istirahat-Tidur Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepasi tentang energi. Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, mengeluh letih. 7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manusia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistik. Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, isyarat non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup atau rileks. 8. Pola Peran dan Hubungan 16
12 Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran pasien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal pasien. 9. Pola Reproduksi/Seksual Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, riwayat penyakit hubungan seksual, pemeriksaan genital. 10. Pola mekanisme koping Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan penggunaan system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang terdekat, menangis, metode koping yang biasa digunakan, efek penyakit terhadap tingkat stress. 11. Pola Keyakinan Dan Spiritual Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan pasien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan budaya,berbagi dengan orang lain, bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit Perry & Potter, ( 2005). J. Diagnosa Keperawatan Intervensi Diagnosa keperawatan menurut Doengos, ( 2000) : 17
13 1. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleksi spasme sekunder akibat operasi. Kriteria hasil : Klien akan melaporkan penurunan progresif dari nyeri dan peningkatan dalam aktifitas. Tujuan : Nyeri dapat berkurang atau hilang. Intervensi : a. Pantau tanda-tanda vital,intensitas atau skala nyeri. : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan. b. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur. : Istirahat untuk mengurangi intensitas nyeri. c. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Rasinal : Posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri. d. Ajarkan teknik relaksasi dan nafas dalam : Relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman. e. Kolaborasi : Analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman. 2. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap luka. Tujuan : tidak terjadi infeksi Kriteria Hasil : - Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. - Luka bersih dan tidak kotor. 18
14 -Tanda-tanda vital normal Intervensi : a. Pantau tanda-tanda vital : Jika ada tanda-tanda vital, besar kemungkinan adanya infeksi karena tubuh berusaha untuk melawan mikroorganisme asing yang masuk, maka terjadi peningkatan tanda vital. b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic. : Perawatan dengan teknik aseptic mencegah resiko infeksi. c. Lakukan perawatan-perawatan dengan prosedur infasif seperti infus, kateter, dan drainase luka dan lain-lain. : Untuk mengurangi resiko infeksi nosocomial. d. Jika ditemukan infeksi, kolaborasi untuk pemeriksaan darah seperti haemoglobin dan leukosit. : Penurunan haemoglobin dan peningakatan leukosit dari normal membuktikan adanya tanda-tanda infeksi. e. Kolaborasi untuk pemeriksaan antibiotik. : Antinbiotik mencegah perkembangan mikroorganisme pathogen. 3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral,mual. Tujuan : Kebutuhan atau asupan nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat. 19
15 Kriteria Hasil : Mempertahankan BB yang tepat, mnelaporkan mual, muntah, menunjukkan tingkat energy biasa. Intervensi : a. Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau hilangnya suara yang hiperaktif. : Identifikasi pemberian obat. b. Timbang berat badan secara teratur. : identifikasi pemberian obat. c. Awasi masukan diet atau jumlah kalori, berikan makanan sedikit tapi sering dan tawarkan makan pagi paling banyak. : Meningkatkan nafsu makan. d. Obsevasi dan catat kejadian mual dan muntah. : Identifikasi haluaran. e. Berikan bantuan hygiene mulut yang baik. : Mulut bersih meningkatkan nafsu makan f. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian antiemetic. : Antiemetik mengurangi mual, antisida menetralkan dari asam lambung. 4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri Tujuan : Klien dapat melakuakan aktifitas secara mandiri. Kriterial Hasil : Klien akan meningkatkan toleransi aktifitas dibuktikan oleh ambulasi, progresif kemampuan 20
16 untuk melakukan aktifitas. Intervensi : a. Dorong kemajuan tingkat kemampuan klien. : Mengidentifikasi tingkat atau kebutuhan tingkat intervensi yang dibutuhkan. b. Rencanakan aktifitas atau kunjungan dengan priode istirahat edekuat sesuai kebutuhan. c. Lengkapi partisipasi dalam perawatan diri dan aktifitas rekreasi. : meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri mungkin meningkatkan keinginan untuk berpartisipasi. d. Catat respon emosional atau tigkah laku untuk mengubah kemampuan. : Perubahan fisik dan kehilangan kemandirian sering kali menciptakan persaan murah, frustasi, dan depresi yang dapat menimbulkan keengganan untuk berpartisipasi dalam berkreataifitas. e. Ukur tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan aktifitas. : Untuk mengetahui kondisi atau keadaan klien. 5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan pembatasan pemasukan cairan secara oral. Tujuan : Input dan output dapat seimbang 21
17 Kriteria Hasil : Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh tidak adanya perdarahan, tanda-tanda vital stabil, turgor kulit baik, membran mukosa lembut. Intervensi : a. Monitor pengeluaran dan pemasukan cairan. : Indikasi dari hidrasi organ dan pedoman untuk pergantian cairan. b. Monitor tanda-tanda vital. : Untuk menngetahui keadaan umum atau kondisi pasien. c. Kaji tanda-tanda kekurangan cairan. : Indikator keadaan sirkulasi perifer. d. Berikan cairan parenteral sesuai kondisi. : Menggantikan cairan yang keluar. e. Cek pemeriksaan Hb dan Ht : Indikator hidrasi sirkulasi. 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, diagnosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber infeksi. Tujuan : Menambah pengetahuan atau pemahaman tentang penyakit. Kriteria Hasil : Wajah pasien tampak tenang, rilek. Intervensi : a. Kaji tingkat kecemasan pasien. : Mengetahui keadaan atau kondisi umum, tingkat kecemasan pasien. 22
18 b. Berikan support atau dukungan yang dalami. : Mengetahui rasa kecemsan yamng dialami. c. Diskusikan apa yang menjadi masalah klien. : Mengetahui keadaan yang sedang pasien rasakan. d. Sediakan waktu untuk berbagi perasaan. : Meningkatkan kenyamanan tanpa menimbulkan rasa cemas. 23
BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
Lebih terperincidiafragma lembut melalui dinding abdomen yang lemah disekitar 4) Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical
II. Konsep Dasar Hernia A. Definisi Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hernia merupakan suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000). Sedangkan menurut Mutakin (2011), hernia adalah penonjolan sebuah organ,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciAPPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.
APPENDISITIS I. PENGERTIAN Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997) II. ETIOLOGI Appendisitis
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinciAHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI
AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal suatu defek pada fasia dan muskukaponeurotik dinding perut, baik secara kongenital atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). Hernia adalah sebuah tonjolan atau
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI s Disusun Oleh: LILIK RATRIANTO J 200 120 020 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Lebih terperinciA. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:
A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinci- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang
3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA KASUS
BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis
Lebih terperinci2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)
. KOMPLIKASI Ensefalopai hepaic terjadi pada kegagalan hai berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopai hepaik. Kerusakan jaringan paremkin hai
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90
1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi
Lebih terperinciMODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
TOPIK : HERNIA JUDUL: HERNIA MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH I. Kognitif: 1. Mengetahui etiologi hernia 2. Mengetahui dasar patofisiologi dan diagnosis hernia 3. Mengetahui penatalaksanaan hernia II. Psikomotorik:
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep.
LAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep. A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea
38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia femoralis adalah suatu penonjolan hernia yang melalui kanalis femoralis di sepanjang pembuluh darah femoralis ketika pembuluh darah tersebut melintas kelipatan
Lebih terperinciOLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI
OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
Lebih terperinciDEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.
CA. KOLON DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. ETIOLOGI Penyebab kanker usus besar masih
Lebih terperincihaluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :
E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperinciLAPORAN KASUS / RESUME DIARE
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 Februari 2008. dengan menggunakan
Lebih terperinciMONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI
MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode
Lebih terperinci4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh.
Oleh Ida Maryati, Sp.Mat 1 Kala I Fase laten : true labor dilatasi serviks 3 cm (20 jam pada nullipara, 14 jam pada multipara). Fase aktif : dari dilatasi serviks > 3 cm sampai 10 cm. Kala II: dari dilatasi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciThalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N
Thalassemia Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan 1 Rabu 11.00 - Mengkaji fungsi pernafasan klien 19 Mei 2015 WIB - Mengkaji suara nafas klien - Mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan
Lebih terperinciKONSEP TEORI. 1. Pengertian
KONSEP TEORI 1. Pengertian Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer Arif, 1999) Abortus
Lebih terperinciPENGKAJIAN PNC. kelami
PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kurang kalori protein merupakan salah satu masalah gizi masyarakat yang utama di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah dilaksanakan melalui
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 April 2012 jam 08.00 WIB dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas Pasien Pasien bernama Ny. S, berumur 33 tahun, berjenis kelamin
Lebih terperinciKebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.
LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Hari/ Tanggal 1. Rabu, 01 Juni Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 08.00 1. Mengkaji skala nyeri : 4 S : Pasien mengatakan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen individu mengalami berbagai tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia inguinalis merupakan permasalahan yang bisa ditemukan dalam kasus bedah. Kasus kegawatdaruratan dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat Strangulasi dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post
BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile
Lebih terperinciTujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan
Lebih terperinciVENTRIKEL SEPTAL DEFECT
VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri
Lebih terperinciBagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR
Oleh : Ni Ketut Alit A. Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR SURABAYA Frekwensi pemeriksaan post partum sesuai protap : Satu jam pertama : tiap 15 menit Dua jam selanjutnya : tiap 30 menit 24 jam
Lebih terperinciAPPENDICITIS (ICD X : K35.0)
RUMAH SAKIT RISA SENTRA MEDIKA MATARAM PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF ILMU BEDAH TAHUN 2017 APPENDICITIS (ICD X : K35.0) 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal
Lebih terperinci1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI
1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. (Mizieviez). ETIOLOGI 1. Faktor
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9
Lebih terperinciHIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS I. DEFINISI Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :
LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. DEFINISI Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yg ditemukan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR A.
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa muntah (muntah berak) (Junaedi, dkk. 1995:585). Diare adalah buang air
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang
27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan
BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pembentukan asam empedu, pengaturan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung
Lebih terperinciNursing Care Plan Sheet
1. Physiological: Basic (Classes A-F) 4. Safety (Classes U-V) Aktivitas NIC Groups 1 Physiological: Basic. A Activity & Exercise Mgt. 2 Physiological: Complex G Electrolyte & Acid-Base Mgt. B Elimination
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,
Lebih terperinciPATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.
Lebih terperinciDENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI Oleh : Septi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 mei. dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN HPP
1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama
Lebih terperinciProses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti
Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoroid adalah suatu pembengkakan yang tidak wajar di daerah rectal yang terkadang disertai pendarahan. Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis
ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Nn.A (20 th) datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 4 hari. Klien mengatakan nyeri kepala, mual, muntah, dan terdapat bintik merah di lengan kanan atas. A. Pengkajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciKECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari
KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan
Lebih terperinci